Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR- B

PUSKESMAS JETIS

Disusun oleh :

1. Damasus Ditya Pranata P07133115006


2. Dita Ari Ramadhanti P07133115009
3. Mutia Suryandari P07133115026
4. Rosita Nurul Fitroh P07133115034

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PENGELOLAAN LIMBAH CAIR- B

Laporan Praktik mata kuliah promosi kesehatan ini telah dikoreksi dan disetujui
oleh pembimbing paktik pada :

Hari :

Tanggal :

Yogyakarta, Desember 2017

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Puskesmas

DR.H.Lucky Herawati,SKM,M.Sc Purwaningsih,ST


NIP 19620205 19870 1 2002 NIP 196203021983012003
Dosen Mata Kuliah

Bambang Suwerda, SST,M.SI


NIP 196907091994031002
Mengetahui,

Ketua Jurusan Kesehatan Kepala Puskesmas Jetis


Lingkungan

Yamtana,SKM,M.Kes dr.Salfida Mariani,MKM


NIP 19620205 198703 1 002 NIP 196503292005042001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Belajar Lapangan di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan Semester V.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan dan


dukungan dari berbagai pihak yang tidak disebutkan satu persatu, untuk itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Yamtana, SKM,M Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan


2. dr.Salfida Mariani,MKM selaku kepala puskesmas
3. Dr.Hj.Lucky Herawati, SKM, MSC selaku dosen pembimbing
4. Purwaningsih,ST, selaku pembimbing PBL Puskesmas Jetis
5. Bambang Suwerda, SST,M.SI dan DRS Adib Suyanto, M.SI selaku dosen
mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair-B
6. Seluruh staff dan karyawan Puskesmas Jetis
7. Serta teman-teman yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan laporan praktikum ini.

Kami menyadari bahwa di dalam laporan ini masih banyak kekurangan


dan ketidaksempurnaan, sehingga kritik dan saran yang masih membangun
senantiasa kami harapkan.

Yogyakarta, 2 Desember 2017

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG..................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................6
C. TUJUAN.......................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
A. PENGERTIAN..............................................................................................7
B. SUMBER PENCEMAR DALAM LIMBAH CAIR....................................9
C. KLASIFIKASI DAN KARAKTER LIMBAH CAIR................................10
BAB III..................................................................................................................15
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................15
A. HASIL.........................................................................................................15
B. PEMBAHASAN.........................................................................................16
BAB IV..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. KESIMPULAN...........................................................................................19
B. SARAN.......................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................20

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
prefentif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak dari dalam kandungan sampai tutup usia.

Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan


mengahasilkan limbah, sekitar 80% air yang digunakan manusia akan
dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah tercemar. Limbah ini dalam
skala kecil tidak akan menimbulkan masalah karena alam
memiliki kemampuan limbah untuk menguraikan kembali
komponen-komponen yang terkandung dalam limbah. Namun
bila terakumulasi dalam skala besar, akan timbul permasalahan
yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan hidup.

Limbah di Puskesmas terdiri dari 2 macam limbah yaitu limbah


medis dan domestik. Limbah medis merupakan berbagai jenis buangan
yang dihasilkan oleh unit-unit kesehatan yang dapat membahayakan dan
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung, masyarakat, terutama
petugas yang menanganinya. Berdasarkan jenisnya limbah medis
dibedakan menjadi tiga yaitu limbah medis padat, cair dan gas. Limbah
domestik dapat diartikan sebagai suatu limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga. Limbah domestik sendiri menjadi masalah yang
paling serius karena umumnya tidak dikelola dengan tepat. Terlebih di

5
daerah perkotaan, limbah domestik menjadi limbah dengan persentase
terbesar dalam menyumbang kerusakan lingkungan hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi limbah cair yang ada di Puskesmas Jetis ?
2. Bagaimana kondisi limbah cair yang ada di RW 09 Jigoyudan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kondisi limbah cair di Puskesmas Jetis.
2. Untuk mengetahui kondisi limbah cair di RW 09 Jogoyudan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Limbah adalah masalah serius yang harus dihadapi setiap negara.
Keberadaan limbah dapat menjadi suatu gangguan bagi kehidupan
manusia. Adanya limbah sendiri memang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia.

Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas medis


Limbah medis harus sesegera mungkin diolah setelah dihasilkan dan
penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika limbah tidak dapat langsung
diolah. Faktor penting dalam penyimpanan limbah medis adalah
melengkapi tempat penyimpanan dengan penutup, menjaga areal
penyimpanan limbah medis tidak tercampur dengan limbah non-medis,
membatasi akses lokasi, dan pemilihan tempat yang tepat.

Limbah domestik sering disebut dengan limbah rumah tangga


karena limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari rumah
tangga. Pada limbah domestik, dibedakan menjadi dua berdasarkan
bentuknya,yaitu limbah domestik air dan limbah domestiik padat. Limbah
domestik air biasanya berupa air bekas cucian yang mengandung
detergen, air bekas mandi yang mengandung sabun, minyak
goreng bekas,dll. Sedangkan limbah domestik padat bisa berupa sisa
sayur, sisa makanan, dll.

Limbah domestik dapat diartikan sebagai suatu limbah yang


dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Seperti diketahui bahwa
berdasarkan asalnya, limbah memang dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
limbah pertanian, limbah industri, dan limbah domestik. Limbah domestik

7
sendiri menjadi masalah yang paling serius karena umumnya tidak
dikelola dengan tepat. Terlebih di daerah perkotaan, limbah domestik
menjadi limbah dengan persentase terbesar dalam menyumbang kerusakan
lingkungan hidup. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang di
hasilkan oleh kegiatan rumah tangga atau industri yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat mencemari lingkungan. Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 mengatur tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik, dan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah.

Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Domestik Tersendiri.


Parameter Satuan Kadar maksimum
pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak & lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total coliform Jumlah/100 ml 3000
Debit L/orang/hari 100

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani


pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air
limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Adapun
tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain :

1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup di dalam air.

3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

8
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor
penyakit.

Sementara itu,sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus


memenuhi persyaratkan berikut :

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air


minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang


hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan


penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

B. SUMBER PENCEMAR DALAM LIMBAH CAIR


1. Sumber Pencemar Fisik
Pencemar fisik misal suhu, nilai pH, warna, bau, dan total padatan
tersuspensi. Senyawa padatan dalam limbah cair dibedakan menurut :
 Padatan tersuspensi terdiri atas padatan mengendap dan
padatan tak mengendap dan selanjutnya padatan ini terdiri atas
senyawa organik dan senyawa anorganik. Padatan tersuspensi
dengan ukuran partikel padatan lebih besar 10 -2 mm.
 Padatan berupa senyawa koloid dalam limbah cair terdiri atas
senyawa organic dan senyawa anorganik. Senyawa koloid
dengan ukuran partikel padatan antara 10-6 sampai 10-3 mm.
 Padatan terlarut dalam limbah cair yang terdiri atas senyawa
organik dan anorganik. Padatan terlarut dengan ukuran partikel
padatan antara 10-6 sampai 10-8 mm.

9
2. Sumber pencemar senyawa kimia organik dan anorganik
Pencemar senyawa kimia organic missal karbohidrat, protein,
lemak, minyak, pelumas, Biochemical Oxigen Demand (BOD),
Chemical Oxygen Demand (COD), Total Organic Carbon (TOC),
TOD, Alkalinitas. Pencemar seyawa kimia organic missal logam berat
M, P, Klorida, Sulfur, Hidrogen Sulfit, dan gas terlarut dalam limbah
cair. Jika nilai BOD tinggi terdapat kelebihan senyawa organic.
Konsentrasi oksigen (Dissolved Oxygen) larut dalam air bebas
pencemar atau kontaminan sebesar 7,59 mg/L.

3. Pencemar Mikrobiologi
Sumber pencemar mikrobiologi missal mikroba pathogen yaitu
thyposa cholera disentry, poliovirus, virus hepatitis B, salmonella
typhi, cacing parasite, bakteri, algae, protozoa, virus, dan coliform.

C. KLASIFIKASI DAN KARAKTER LIMBAH CAIR


Limbah cair dibedakan menurut asal limbah cair :
 Limbah cair dari rumah tangga yang terdiri atas senyawa organic
seperti sayur mayor, buah-buahan dan senyawa anorganik seperti
gelas, kaleng.
 Limbah cair dari rumah tangga dengan nilai BOD tinggi, rendah,
padatan terlarut, konsentrasi logam berat sangat tinggi atau
senyawa organic sangat tinggi dalam limbah cair.
 Limbah cair dari rumah tangga dengan nilai COD sangat tinggi
namun nilai BOD rendah.

Dalam menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang
harus diketahui yaitu :

1) Sifat Fisik

10
Sifat fisik suatu limbah ditentukan berdasarkan jumlah padatan
terlarut, tersuspensi dan total padatan, alkalinitas, kekeruhan, warna,
salinitas, daya hantar listrik, bau dan temperature. Sifat fisik ini beberapa
diantaranya dapat dikenali secara visual tapi untuk mengetahui secara pasti
maka digunakan analis laboratorium.

a. Padatan

Dalam limbah ditemukan zat padat yang secara umum


diklasifikasikan kedalam dua golongan besar yaitu padatan terlarut dan
padatan tersuspensi. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel koloid dan
partikel biasa. Jenis partikel dapat dibedakan berdasarkan diameternya.
Jenis padatan terlarut maupun tersuspensi dapat bersifat organis maupun
sifat inorganic tergantung dari mana sumber limbah. Disamping kedua
jenis padatan ini ada lagi padatan yang dapat terendap karena mempunyai
diameter yang lebih besar dan dalam keadaan tenang dalam beberapa
waktu akan mengendap sendiri karena beratnya.

b. Kekeruhan

Sifat keruh air dapat dilihat dengan mata secara langsung karena
ada partikel koloidal yang terdiri dari kwartz, tanah liat, sisa bahan-bahan,
protein dan ganggang yang terdapat dalam limbah.kekeruhan merupakan
sifat optis larutan. Sifat keruh membuat hilang nilai estetikanya.

c. Bau

Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah


terurai dalam limbah mengeluarkan gas-gas seperti sulfide atau amoniak
yang menimbulkan penciuman tidak enak bagi penciuman disebabkan
adanya campuran nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Timbulnya bau yang
diakibatkan limbah merupakan suatu indicator bahwa terjadi proses
alamiah. Dengan adanya bau ini akan lebih mudah menghindarkan tingkat

11
bahaya yang ditimbulkannya dibandingkan dengan limbah yang tidak
menghasilkan bau.

d. Temperatur

Limbah yang mempunyai temperatur panas yang akan


mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Temperatur yang dikeluarkan
suatu limbah cair harus merupakan temperature alami. Suhu berfungsi
memperlihatkan aktifitas kimiawi dan biologis. Pada suhu tinggi
pengentalan cairan berkurang dan mengurangi sedimentasi. Tingkat zat
oksidasi lebih besar pada suhu tinggi dan pembusukanjarang terjadi pada
suhu rendah.

e. Warna

Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan


mangan (secara alami), humus, plankton, tanaman, air dan buangan
industri. Warna berkaitan dengan kekeruhan, dan dengan menghilangkan
kekeruhan kelihatan warna nyata. Demikian juga warna dapat disebabkan
zat-zat terlarut dan zat tersuspensi. Warna menimbulkan pemandangan
yang jelek dalam air limbah meskipun warna tidak menimbulkan sifat
racun.

2) Sifat Kimia

Karakteristik kimia air limbah ditentukan oleh BOD, COD, dan


logam-logam berat yang terkandung dalam air limbah.

a. BOD

Pemeriksaan BOD dalam limbah didasarkan atas reaksi oksidasi


zat-zat organis denga oksigen dalam air dimana proses tersebut dapat
berlangsung karena ada sejumlah bakteri. Diperhitungkan selama dua hari
reaksi lebih dari sebagian reaksi telah tercapai. BOD adalah kebutuhan
oksigen bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan ( mengoksidasikan )
semua zat-zat organic yang terlarut maupun sebagai tersuspensi dalam air

12
menjadi bahan organic yang lebih sederhana. Nilai ini hanya merupakan
jumlah bahan organik yang dikonsumsi bakteri. Penguraian zat-zat organis
ini terjadi secara alami. Aktifnya bakteri-bakteri menguraikan bahan-
bahan organik bersamaan dengannya habis pula terkonsumsi oksigen.

b. COD

Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain


pengukuran kebutuhan oksigen dalam limbah. Metode ini lebih singkat
waktunya dibandingkan dengan analisa BOD. Pengukuran ini menekankan
kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyawa-senyawa yang diukur
adalah bahan-bahan yang tidak dipecah secra biokimia. Adanya racun atau
logam tertentu dalam limbah pertumbuhan bakteri akan terhalang dan
pengukuran BOD menjadi tidak realistis. Untuk mengatasinya lebih tepat
menggunakan analisa COD. COD adalah sejumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat anorganis dan organis sebagaiman
pada BOD. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
anorganik.

c. Methan

Gas methan terbentuk akibat penguraian zat-zat organik dalam


kondisi anaerob pada air limbah. Gas ini dihasilkan lumpur yang
membusuk pada dasar kolam, tidak berdebu, tidak berwarna dan mudah
terbakar. Methan juga ditemukan pada rawa-rawa dan sawah.

d. Keasaman air

Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan


berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air
buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan
sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan untuk
keperluan biota teetentu. Limbah air dengan keasaman tinggi bersumber
dari buangan yang mengandung asam seperti air pembilas pada pabrik
pembuatan kawat atau seng.

13
e. Alkalinitas

Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan air senyawa


karbonat,garam-garam hidrokisda, magnesium dan natrium dalam air.
Tingginya kandungan zat tersebut mengakibatkan kesadahan dalam air.
Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air berbuih.

f. Lemak dan minyak

kandungan lemak dan minyak yang terdapat dalam limbah


bersumber dari industri yang mengolah bahan baku mengandung minyak
bersumber dari proses klasifikasi dan proses perebusan. Limbah ini
membuat lapisan pada permukaan air sehingga membentuk selaput.

g. Oksigen terlarut

Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD.


Semakin tinggi BOD semakin rendah oksigenterlarut. Keadaan oksigen
terlarut dalam air dapat menunjukkan tanda-tanda kehidupan ikan dan
biota dalam perairan. Semakin banyak ganggang dalam air semakin tinggi
kandungan oksigennya.

h. Logam-logam berat dan beracun

Logam berat pada umumnya adalah metal-metal seperti copper,


selter pada cadmium, air raksa, lead, chromium, iron dan nikel. Metal lain
yang juga termasuk metal berat adalah arsen, selenium, cobalt, mangan,
dan aluminium. Logam-logam ini dalam konsentrasi tertentu
membahayakan bagi manusia.

3) Sifat Biologis

Bahan-bahan organik dalam air terdiri dari berbagai macam


senyawaan. Protein adalah salah satu senyawa kimia organik yang
membentuk rantai kompleks, mudah terurai menjadi senyawa-senyawa

14
lain seperti asam amino. Bahan yang mudah larut dalam air akan terurai
menjadi enzim dan bakteri tertentu. Bahan ragi akan terfermentasi
menghasilkan alkohol. Pati sukar larut dalam air, akan tetapi dapat diubah
menjadi gula oleh aktifitas mikrobiologi. Bahan-bahan ini dalam limbah
akan diubah oleh mikroorganisme menjadi senyawa kimia yang sedrehana
seperti karbon dioksida dan air serta amoniak.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Limbah Puskesmas
Sumber limbah di Puskesmas berasal dari limbah rumah tangga
dan limbah medis. Limbah rumah tangga yang dihasilkan setiap
harinya berkisar 300 liter dan biasanya di buang disaluran limbah kota.
Sedangkan untuk limbah medis Puskesmas di ambil oleh Dinkes Kota
Yogyakarta paling lama 3 bulan sekali dengan kisaran 5000 liter per
sekali ambil.

2. Limbah Warga RW 09
Hasil pemeriksaan sampel air limbah di aliran Kali Code :
a. Sampel segera BOD

Sampel DO BOD
AP S 9,5 9,5
AC S1 8,8 8,8
AC S2 8,5 8,5

AP S : Air Pengencer Segera


AC S : Air Campuran Segera Sungai 1

15
AC S2 : Air Campuran Segera Sungai 2

b. Sampel Eram BOD

Sampel DO BOD
AP E 7,8 7,8
AC E1 7,8 7,8
AC E2 7,3 7,3

AP E : Air Pengencer Eram

AC E1 : Air Campuran Eram Sungai 1

AC E2 : Air Campuran Eram Sungai 2

c. COD

Sampel COD
S1 1900
S2 1400
BL 0

S1 : Sungai 1
S2 : Sungai 2
BL : Blangko (Kontrol)

B. PEMBAHASAN

1. Profil Puskesmas
Puskesmas Jetis terletak di Jl. P. Diponegoro No.91 Kota
Yogyakarta. Wilayah kerja Puskesmas Jetis seluas 156,00 Ha dan jumlah
penduduk 27.326 jiwa yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan yaitu :

16
NO KELURAHAN KK JUMLAH JUMLAH JUMLAH RT
JIWA RW
1 Bumijo 3.360 10.291 13 55
2 Cokrodiningratan 2.858 8.935 11 60
3 Gowongan 2.619 8.100 13 52
Jumlah 8.836 27.326 37 167

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Jetis adalah :


1. Sebelah Utara : Kecamatan Tegalrejo.
2. Sebelah Timur : Kecamatan Gondokusuman.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Gedongtengan.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Tegalrejo.

2. Limbah Puskesmas

Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tidak memiliki IPAL sendiri,


jadi untuk mengolah limbah cair khususnya limbah medis meminta
bantuan dari Dinkes Kota, pengambilan limbah medis maksimal 3
bulan sekali menggunakan tangki yang berukuran ± 3000 liter.
Sedangkan untuk limbah domestiknya langsung dibuang ke saluran
limbah kota yang bermuara ke sungai.

3. Limbah Warga

Warga RW 09 Jogoyudan rata-rata membuang limbahnya ke


Sungai Code melalui saluran air limbah atau got. Air limbah yang
dibuang meliputi air bekas cucian, air bekas kegiatan mandi dan kakus
serta kegiatan sehari-hari lainnya. Hal tersebut berdampak pada
menurunnya kualitas air sungai.

Pengambilan sampel dilakukan pada hari Senin, 13 November


2017 dan diambil dari 2 titik yaitu di RW 10 dan RW 7. Ini bertujuan

17
agar dapat mengetahui seberapa besar cemaran air sungai setelah
melewati RW 09. Pengambilan sampel air sungai di Titik 1 (S1)
dilakukan pada pukul 09.00 WIB sedangkan di Titik 2 (S2) dilakukan
pada pukul 09.10 WIB.

Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Poltekkes


Kemenkes Yogyakarta pada hari Senin – Jumat dengan indikator yang
diperiksa yaitu BOD dan COD. Hasil BOD pada sampel segera
maupun eram masih dibawah baku mutu, artinya masih bisa dikatakan
aman. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan COD melebihi baku mutu
yang di anjurkan yaitu melebihi 100 mg/L.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tidak memiliki IPAL sendiri, jadi untuk
mengolah limbah cair khususnya limbah medis meminta bantuan dari
Dinkes Kota
2. Limbah domestik Puskesmas Jetis langsung dibuang ke saluran limbah
kota yang bermuara ke sungai.
3. Sampel air limbah domestik warga yang diambil yaitu dari Sungai Code.
4. Hasil pemeriksaan BOD pada sampel segera maupun eram masih dibawah
baku mutu, artinya masih bisa dikatakan aman.
5. hasil pemeriksaan COD melebihi baku mutu yang di anjurkan yaitu
melebihi 100 mg/L.

B. SARAN
1. Bagi Puskesmas :
Melakukan pemantauan sungai baik secara fisik, kimia, maupun biologi
untuk melihat seberapa besar dampak dari limbah cair domestik yang
dihasilkan warga

2. Bagi Masyarakat :
Mengurangi jumlah limbah cair yang dibuang di aliran sungai untuk
meminimalisir dampak pencemaran sungai.

19
Daftar Pustaka

Siregar, Sakti A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbsh. Yogyakarta: Penerbit


PT Kanisius
Suharto, Ign. 2011. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Udara Dan Air.
Yogyakarta: Penerbit Andi
http://www.ebiologi.com/2017/01/jenis-jenis-limbah-dan-contohnya.html
http://www.ebiologi.com/2017/01/pengertian-limbah-domestik.html

20

Anda mungkin juga menyukai