TENTANG
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN CORO'VA Y'RUS D'SEASE (COVID - 19)
DI RSUD NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN
Menimbang a. bahwa penyebaran penyakit Corona Virus Disease 2019 atau COVIDI9 sudah
meniadi Penyakit Pandemi Global yang cenderung meningkat dari waktu ke
waktu, berisiko menimbulkan korban jiwa serta perlu penangaan khusus dan
cepal;
b. bahwa dalam penanganan penyakit tersebut perlu ada kebijakan
penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di RSUD Ngimbang
Kabupaten Lamongan dengan mengeluarkan Perafuran Direktur;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a dan huruf
b, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur RSUD RSUD Ngimbang
Kabupaten Lamongan tentang Kebiiakan Penanggulangan Corona Virus Disease
2019 (COVID-I9) di RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
(Lembaran negara republik lndonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran negara republik lndonesia Nomor 3237);
2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 4431);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (kmbaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5038);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaral Negara
Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 5063);
5. Undang-undang Nomor44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik lndonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
5972):
6. Kepres. Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepalan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07iMENKES/104/2020 tentang
Penelapan lnfeksi Novel Corona Virus (lnfeksi 2019 nCov) sebagai penyakit yang
dapat menimbulkan wabah dan Upaya penanggulangannya;
8. Surat Edaran Bupati Lamongan nomor 42011071413.01112020 tentang Tindak
Laniut Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)'
MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR RSUD NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN TENTANG
KEBTJAKAN PENANGGULANGAN COROT/A y'RUS DTSEASE (CoV|D - 19) Dt
RSUD NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN
BAB,I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Corona virus Disease 2019 (COVID-l9) adalah penyakit yang disebabkan oleh SARS CoV-2 (severe
Acute Respiratory Syndrcm+Corona Mrus 2)
2. PDP adalah Pasien Dalam Pengawasan sesuai dengan kriteria delinisi dari Kementrian Kesehatan
Republik lndonesia
3. Pasien Confirmed adalah pasien Covid- 19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksan
Polgmerase Chain Reaction
4. Ruang perawatan adalah Ruang perawatan pasien CovidJ9 sesuai kategori Pasien.
5. DPJP adalah Dokter Penanggung Jawab Pelayanan pasien Covid-l9
6. Tenaga Keperawatan dalah perawat untuk pelayanan pasien Covid-|9.
7. Tenaga Kesehatan Lain adalah tenaga kesehatan selain dokter dan perawat
8. lnfuction prevention and Contol Nurse (IPCN) adalah tenaga perawat yang bekeria pumawaktu dan
khusus di bidang infeksi atau berhubungan dengan infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
9. APD adalah Alat Pelindung Diri yakni kelengkapan yang wajib digunakan saal bekeria sesuai tingkat
bahaya dan risiko kerja unfuk menlaga keselamatan pekeria itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN
Pasal 2
1. Ruang lingkup pelayanan pasien CovidJ9 di RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan yang diatur dalam
kebijakan ini adalah pasien Covid- 19 mulai dari kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
2. Kebilakan pelayanan pasien unfuk kategori definisi sebelum masuk kriteria Pasien Dalam Pengawasan
mengacu kepada kebijakan pelayanan pasien yang ada dan masih berlaku di rumah sakit sesuai dengan
jenis kebutuhan pelayanan medisnya.
3. Kategori definisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mengacu kepada Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Corona Vitus Disease (Covid-l9) terbaru dari Kemenlrian Kesehatan Republik
lndonesia.
4. Penentuan kategori definisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2) merupakan kewenangan dokter
jaga sebagai Dokter Penanggung Jawab Triase dan Pelayanan Gawat Darurat dengan berkonsultasi ke
dokter Spesialis paru maupun Spesialis Anak sebagai Dokter Penanggung Jawab Pelayanan utama
pasien Covid-19.
BAB III
SARANA DAN PRASARANA PEI.AYANAN
Pasal 3
Ruang Perawatan
1. Perawatan bagi pasien Covid-19 dengan kondisi klinis ringan dan sedang ditempatkan di ruang rawat
lnap RIK Flamboyan 2 B, C, D
2. Perawatan bagi pasien Covid-l9 dengan kondisi klinis berat ditempatkan di ruang isolasi bertekanan
negatif yang berada di lnstalasi Gawat Darurat, lCU, NICU dan RIK Flamboyan.
3. Kapasitas ruang perawatan bagi pasien Covid-l9 dengan kondisi klinis ringan dan sedang di ruang rawat
inap RIK Flamboyan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
4. Kapasitas ruang perawatan bagi pasien Covid-19 dengan kondisi klinis berat di ruang rawat inap
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di RIK Flamboyan 3 D, E.
Pasal 4
Alat Pelindung Diri
'1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Profesional Pemberi Asuhan maupun perugas pelayanan
dan karyawan rumah sakit lainnya dibagi berdasarftan zona risiko yang terdiri dari :
a. zona Hijau yang merupakan zona dengan risiko rendah;
b. zona Kuning yang merupakan zona dengan risiko sedang;
c. zona Orange yang merupakan zona dengan risiko tinggi;
d. zona Merah yang merupakan zona dengan risiko sangat tinggi.
2. ZonaHiiau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. area perkantoran dan promosi kesehatan rumah sakit ruang manajemen lantai ll;
b. instalasi farmasi di luar pelayanan langsung ke pasien;
c. bagian informasi;
d. tempat pendaftaran pasien rawat lalan dan rawat inap;
e. instalasi gil;
f. bagian rekam medis;
g. kasir;
h. gudang obat
i. instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
j. kantin dan koperasi
k. pos-ps satuan pengamanan
l. area parkir
3. Zona Kuning sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf b meliputi :
a. klinik rawat lalan kecuali poli gigi, poli lelinga hidung dan tenggorokan dan poli paru
b. ruang rawat inap yang tidak memiliki ruang isolasi untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-l9
c. instalasi rehabilitasi medik;
d. instalasi famasi di area pelayanan langsung ke pasien;
e. instalasi radiologi;
f. instalasi penyehatan lingkungan;
g. ruang ICU-HCU;
h. unit-unit lain saat pefugas unit tersebut melaksanakan tugas yang berhubungan langsung dengan
pasien meliputi petugas gizi bagian distribusi dan pengemudi ambulance.
4. Zona Orange sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
a. ruang lnstalasi Gawat Darurat di luar ruang isolasi pasien Covid-19
b. ruang intensive care unit di luar ruang isolasi pasien Covid-19
c. ruang rawat inap flamboyan di luar ruang isolasi pasien Covid-l9
d. ruang rawat inap flamboyan di area petugas (lantai satu)
e. instalasi pemulasaran jenazah;
f. central sterile supply deparfnent (CSSD) dan laundry rumah sakit;
g. instalasi laboratorium;
h. instalasi bedah sentral;
i. poli gigi, telinga hidung dan tenggorokan, dan paru
5. Zona Merah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi :
a. ruang isolasi pasien Covid-19 di lnstalasi Gawat Darurat;
b. ruang isolasi pasien Covitl- 19 di ruang rawat inap Flamboyan;
c. ruang isolasi pasien Covid- 19 di ICU-HCU
d. ruang isolasi pasien Covid- 19 di ruang rawat inap graha medika
e. unit pelayanan pada saat petugasnya menangani pasien Covid-|9 kategori PDP dan confirmed. Terdiri
dari tim lnstalasi Bedah Sentral, petugas sampling laboratorium, petugas radiologi, petugas penolong
percalinan, petugas pemulasaran jenazah, pengemudi ambulane dan petugas lnstalasi Penyehatan
Lingkungan saat melakukan desinfeksi kamar pasien.
digunakan oleh profesional pr
ya sesuai dengan Asuhan maupun petugas
,on..,rr. pelayanan
JT,Tnn
|Jau tevel l;
PD level ll;
NgS, goggle face shield,
handscoon
BAB IV
SUMBERPDAYAsMANUSh
_ pasal
6
iawau pearffi3flF,i'Hlffi:*X*31ffi,
I i:ff'Penanssuns
2. Dokter penanggung pelayanan
dewasa adarah doher
spesiaris
Jawab I
Anak. (DpJp) utama pasien
covid-'lg anak adarah
dokter spesiaris
pasal 7
eperawatan
ift yaitu :
Ya).
alam ayat (3) hunf a, b, dan c
dibagi menjadi 2 (dua)
pasal g
1' penserahan
renasa keseharan,.,r r.of:ff:#toTLl:,lot:,luaidengan sK Direktur.
pasal g
uplemen Unfuk petugas
Petugas yang terlibat pada pelayanan pasien Covid_
Conlirmed.
Pa:
a. Makan minumdan/atau;
b. Pelengkap nutrisi berupa susu dan/alau;
c. Vitamin penguat imunitas tubuh,
3. Pengaturan pemberian nutrisi tambahan dan suplemen dikoordinasikan oleh pefugas lnfection
Preuenton and Control Nurse (IPCN) bekerja sama dengan instalasi gizi rumah sakit.
BAB V
PROSEDUR PEI.AYANAN
Pasal 10
Triase
1.7 riase pasien Covid-19 dilakukan oleh petugas di lnstalasi Gawat Darurat.
2.7riase pasien Covid-l9 dilakukan oleh petugas di ruang rawat inap RIK Flamboyan
Pasal I 1
Pelayanan Gawat Darurat
1 . Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh dokter dibantu oleh perawat di lnstalasi Gawat Darurat.
2. Protokol pelayanan gawat darurat unluk pasien Covid-19 diatur lebih lanjut dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang ditetapkan oleh Direktur.
3. Penghitungan biaya pelayanan gawat darurat untuk pasien Covid-l9 mengacu pada tarif pelayanan
gawat darurat RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Pasal 12
Pelayanan Rawat lnap
1. Pelayanan rawat lnap bagi pasien Covid- 19 ditempatkan di ruang rawat inap flamboyan maupun ruang
isolasi bertekanan negatif yang ada di lnstalasi Gawat Damrat, ruang lCU, dan ruang NICU.
2. Pengaturan penempatan pasien rawat inap Covid- 19 berdasarkan kondisi klinisnya.
3. Penentuan kondisi klinis pasien sebagai dasar penempatan ruang perawatan adalah kewenangan Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) utama pasien Covid-19.
4. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) utama pasien Covid-19 dapat menggunakan
pertimbangan-pertimbangan lain menyangkut kebutuhan pelayanan dan perawatan selain kondisi klinis
pasien untuk menentukan penempatan ruang bagi pasien Covid-19.
5. Penghitungan biaya perawatan pasien Covitl-'lg intensive maupun nonintensive menggunakan tarif
pelayanan ruang isolasi RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Pasal 13
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
1. Pemeriksaan Penunlang Diagnostik wajib unluk pasien Covid- 19 meliputi:
a. Pemeriksaan radiologi;
b. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan kimia darah;
c. Pemeriksaan spesimen saluran nafas untuk pemeriksaan RT-pCR virus;
d. Pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi medis.
2. Seluruh petugas yang melakukan tindakan pemeriksaan penunjang diagnostik untuk pasien Covid- 19
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
3. Pemeriksaan spesimen saluran nafas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan oleh tim
yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Pasal 14
Transportasi Pasien
1. Transportasi pasien Covid-l9 antar unit pelayanan di rumah sakit maupun ruiukan ke fasilitas kesehalan
lain menggunakan ambulance khusus dengan didampingi oleh tenaga kesehatan sesuai kriteria
pendampingan dan pengemudi ambulance dengan Alat Pelindung Diri lengkap.
2. Transprtasi pasien Covid-19 antar unit pelayanan di rumah sakit yang berdekatan dapat menggunakan
brankar yang diikuti petugas desinfeksi dengan didampingi oleh tenaga kesehatan sesuai kriteria
pendampingan menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap.
Pasal 15
Desinfeksi Permukaan dan Udara Ruangan Perawatan
pada
1. Jenis desinfektan dan frekuensi desinfeksi permukaan maupun udara ruang perawatan mengacu
sistem zonasi risiko sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 (empat) kebijakan ini. _.
2. Desinfeksi pada zona hijiu dilakukan pada permukaan menggunakan klorin 0,050/o dengan frekuensi
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali sehari.
frekuensi
g. Desinteisi pada-zona iuning dilakukan pada permukaan menggunakan klorin 0,050/o dengan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari.
4. Desinfeksi pada zona orange dilakukan dengan ketentuan :
a. Desinfeksi permukaan menggunakan klorin 0,05% kurangnya 2 (dua) kali sehari;
b. Desinfeksi udara dengan drymist Hz0z sesuai indikasi.
5. Desinfeksi pada zona merah dilakukan dengan ketentuan :
a. Desinfeksi permukaan menggunakan klorin 0,05% sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sehari;
b. Desinfeksi udara dengan drymist Hz0z setelah selesai digunakan.
Pasal '16
Pembatasan Petugas dan Penunggu Pasien
1. Pengaturan pembatasan petugas dan penunggu pasien mengacu pada sistem zonasi sebagaimana
disebutkan dalam pasal 4 (empat) kebijakan ini.
2. pefugas
3.
adwal bertugas;
ua) orang
4. Pada zona orange diatur pembatasan :
a. Petugas hanya yang pada wahu tersebut terjadwal bertugas;
b. Penunggu pasien diiiinkan hanya 1 (satu) orang
5. Pada zona merah diatur Pembatasan :
a. Petugas yang boleh masuk hanya petugas yang berkepentingan langsung pada Pengelolaan Pasien;
b. Diminimalkan teriadinya kontak berulang dengan pasien;
c. Penunggu pasien tidak diperkenankan untuk menunggui pasien
Pasal 17
Pemulasaraan Jenazah
1 . Pemulasaran lenazah pasien Covid-l9 menggunakan prosedur penanganan jenazah infeksius.
2. Pemulasaran jenazah pasien Covid-19 selanjutnya diatur dalam Standar Prosedur Operasional (SPO)
yang ditetapkan oleh Direktur
BAB V
PENUTUP
Pasal 18
Kebij*an mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada tambahan atau perubahan akan
disesuaikan lebih lanjut.
Ditetapkan di : Lamongan
Pada tanggal
DIREKIUR D NGIMBANG
KABUP LAMONGAN
.MRS
Pemb TK
,I
NIP. 2002 2 006
SPO KOORDINASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
covlD-19
No. Dokumen No. Revisi Halaman
sPotpl.t 00 1t5
RSUD NGIilBANG PEI.AYANAN / 2O2O
KABUPATEN LAiIONGAN
Ditetapkan,
irektur
Tanggal Terbit RSUD Lamongan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASTONAL
( Maret 2020 )
M.MRS
NlP. 1 9730223 200212 2 006
1 . Koordinasi lnternal adalah koordinasi dan komunikasi yang
terjadi dari berbagai unit kerja didalam suatu organisasi
PENGERTIAN
2. Koordinasi Eksternal adalah koordinasi dan komunikasi yang
terjadi antara unit kerja dan lingkungan sekitar organisasi
3. Covid (Corona Virus Disease) adalah kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan virus corona.
1. Meningkatkan kualitas hidup pasien covid
2. Mengurangi angka kematian pasien covid
3. Pencegahan penularan di masyarakat
TUJUAN 4. Mengurangi jumlah kasus covid
5. Mengakhiri wabah covid di komunitas
6. Menciptakan masyarakat yang tenang, dan paham apa yang
mereka harus lakukan bagi lingkungan terdekatnya
1. lnstruksi Presiden No. 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespon
Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir,
Biologi, dan Kimia.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 150'l/Menkes/PerlXl2Ol0
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita Negara
Republik lndonesia Tahun 2010 No. 503)
KEBIJAKAN
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.O7/Menkes/104/2020
tentang Penetapan lnfeksi Novel Corona Virus (lnfeksi 201 19-
ncov) Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya
4. Surat Edaran Menkes
5. SK. Direktur RSUD Ngimbang Nomor 188.4/3401413.21612020
Tentang Pembentukan Tim Gugus Tugas covid-l9
6. SK. Direktur RSUD Ngimbang Nomor 188.4/1971413.21612021
Tentang Penunjukkan Tim Penanganan covid-19
> SASARAN
o Tim Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit Ngimbang
PROSEDUR 1 . Koordinasi lnternal
a. Pasien datang sendiri
/ Pasien datang menuju IGD untuk dilakukan
SPO KOORDINAS] INTERNAL DAN EKSTERNAL
covlD-19
No. Dokumcn No. Revisi Halaman
sPot?)+t 00 2t5
RSUD NGITBANG PELAYANAN / 2O2O
KABUPATEN LATONGAN
pemeriksaan dengan melakukan tes darah oleh
pihak laborat dan thorax oleh pihak radiologi
r' Setelah dilakukan pemeriksaan dan hasil
menunjukkan tanda-tanda covid-19 setelah konsul
ke DPJP maka pihak IGD akan menghubungi
kepala ruang isolasi untuk berkoordinasi melalui
telepon ruangan
/ Setelah terjadi serah terima pasien antara IGD dan
ruang isolasi, selanjutnya bisa dilakukan
pengobatan oleh DPJP (Dokter Penanggung
Jawab Pasien)
b. Pasien datang dengan rujukan
r' Pasien datang menuju IGD dengan surat rujukan
puskesmas atau rumah sakit dengan membawa
hasil pemeriksaan.
/ Pihak IGD setelah konsul DPJP menghubungi
kepala ruang isolasi untuk berkoordinasi melalui
telepon ruangan
b.3. Setelah terjadi serah terima pasien antara IGD
dan ruang isolasi, selanjutnya bisa dilakukan
pengobatan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab
Pasien)
2. Koordinasi Ekstemal Dalam Kabupaten Lamongan
a. Pasien KRS (Sembuh)
/ Kepala ruang isolasi menginformasikan adanya
pasien KRS kepada Tim Gugus Tugas Covid-'|9
Rumah Sakit melalui grup WhatsApp Pelaporan
Gugus Tugas RSUD Ngimbang
/ Tim Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit
sPotre,l 00 315
RSUO NGIIIBANG PELAYANANI/ 2O2O
KABUPATEN LAiiONGAN
{ Tim Gugus Covid Rumah Sakit Ngimbang
berkoordinasi dengan penanggung jawab
Rusunawa untuk menyiapkan tempat dan obat -
obatan yang akan dibawa serta mengantar pasien
ke tempat tujuan dengan ambulan dengan protokol
kesehatan
b. Pasien Pulang Paksa
/ Kepala ruang isolasi menginformasikan adanya
pasien Pulang Paksa kepada Tim Gugus Tugas
Covid-19 Rumah Sakit melalui grup WhatsApp
Pelaporan Gugus Tugas RSUD Ngimbang
/ Tim Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit
menghubungi Satgas covid-19 Kecamatan yaitu
Puskesmas dan petugas surveilans melalui
WhatsApp
/ Satgas covid-19 Kecamatan akan menghubungi
Satgas covid-19 Desa untuk pengawasan lsolasi
Mandiri Pasien di rumah melalui WhatsApp
c. Pasien Meninggal
/ Kepala ruang isolasi menginformasikan adanya
pasien meninggal kepada Tim Gugus Tugas
Covid-19 Rumah Sakit melalui grup WhatsApp
Pelaporan Gugus Tugas RSUD Ngimbang
/ Tim Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit
menghubungi Satgas covid-19 Kabupaten yaitu
Dinas Kesehatan dan Korlap pemulasaraan
jenazah terkait proses pemakaman melalui
WhatsApp
/ Tim Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit
menghubungi Satgas covid-19 Kecamatan yaitu
Puskesmas dan petugas surveilans melalui
WhatsApp
/ Satgas covid-19 Kecamatan akan menghubungi
Satgas covid-1g Desa untuk menyiapkan liang
lahat melalui WhatsApp
/ Setelah liang lahat selesai di gali, Satgas covid-19
Kabupaten akan menghubungi Tim Gugus Tugas
Rumah Sakit untuk memberangkatkan jenazah
pasien melalui WhatsApp
d. Pasien Rujuk
r' Petugas jaga I dokter jaga Rumah Sakit
menghubungi Rumah Sakit Rujukan melalui
Telepon Ruangan
SPO KOORDINASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
covlD-i9
No. Dokumen No. Revisi Halaman
sPotlll1 00 5t5
RSUD NGITIBANG PELAYANAN / 2O2O
KABUPATEN LATONGAN
pemberangkatan jenazah
d. Pasien Rujuk
/ Kepala ruang isolasi menginformasikan adanya
pasien rujuk kepada Tim Gugus Tugas Covid-19
Rumah Sakit melalui grup WhatsApp Pelaporan
Gugus Tugas RSUD Ngimbang
/ Tim Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit
menghubungi Satgas covid-19 Kabupaten yaitu
Dinas Kesehatan Lamongan
/ Satgas covid-19 Kabupaten yaitu Dinas Kesehatan
Lamongan koordinasi dengan Satgas covid 19
Kabupaten sesuai alamat pasien
sPotl4t 00 1t2
PELAYANAN / 2021
RSUD NGIUBANG
KABUPATEN LATONGAN
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit RSU im Lamongan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( MEr 2021 )
dr. AlNl M.MRS
NtP. 19730223 122006
Operasi cito adalah operasi yang harus dilakukan segera, yang bersifat
emergensi, mengancam nyawa atau mengancrm fungsi tubuh atau
PENGERTIAN
anggota tubuh manusia.
sPotlW 00 ?t2
PEI.AYANAN / 2021
RSUD NG!iIBANG
KABUPATEN LAIf,ONGAN
6. Dokter jaga yang telah tiba di ruangan menghubungi:
a. Doker spesialis anestesi, untuk mengkonsul riawayat
alergi obat, penyakit dahulu, kondisi pasien dan kesiapan
operasi.
b. Dokter spesialis anak, dihubungi bila akan dilakukan Sectio
cesarea cito.
Dokter pelaksana tindakan atau operator untuk
mengkonfirmasi kesiapan tim doKer operasi cito.
sPot409t 00 1t1
RSUD ilGITIBANG PELAYANAN / 2021
KABUPATEN LATIONGAN
Ditetapkan,
rektur
Tanggal Terbit RSUD ongan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( MEr 2021 )
. AINI S
NrP. 19730223 122
Tindakan dalam menangani pasien pre operasi
PENGERTIAN
'1. Pasien yang akan menjalani operasi elektif berasal dari poli, IGD dan
rawat inap
2. Pasien dari poli, IGD yang akan menjalani operasi elektif terlebih
dahulu dirawat diruang rawat inap kecuali pasien mata.
3. Penjadwalan pasien operasi eleKif dilakukan oleh petugas ruang
rawat inap ke IBS maksimal pada jam 14.00 untuk hari dilakukan
operasi
4. Penjadwalan dilakukan secara online bila tidak ada didafiar tunggu
operasi dianggap tidak ada penjadwalan operasi
5. Petugas ruang rawat inap melakukan persiapan operasi antara lain :
) Puasakan pasien
> pengisian informed concent tindakan operasi dan anestesi
D Pemasangan infus
) Pemasangan DC (sesuai kebutuhan)
) Pemberian profilaksis antibiotik (sesuai kebutuhan )
PROSEDUR F Pencukuran area yang akan dilakukan tindakan operasi
> Penandaan area operasi
> Cek laboratorium
> Rontgen
> EKG (ika diperlukan)
) Pemasangan NGT (jika diperlukan)
) Lavement (iika diperlukan)
> Menyiapkan BHP tertentu
6. Petugas ruang raurat inap mengantar pasien ke IBS
7. Petugas ruang rawat inap melakukan serah terima pasien dengan
membacakan kondisi pasien, hasil pemeriksaan, terapi pre op dll,
dilembar transfer intemal
8. Petugas RR mengecek kelengkapan dokumen, rekam medik, hasil
pemeriksaan penunjang,informed concent dll
9. Petugas RR Membantu pasien mengganti baju operasi dan memakai
topi
10. Perawat penata memindahkan p?sien ke kamar operasi.
- lnstalasi Rawat lnap
UN]T TERKAIT - IBS
- lnstalasi Rawat Jalan
PENATALAKSANAAN PASIEN LUKA AKIBAT GIGITAN ULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
sPongt 00 1t2
PELAYANAN / 2021
RSUD NGITTIBANG
KABUPATEN LATONGAN
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit RS D gimba Lamongan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(April 2021 )
dr. Al MAS'I M.MRS
NtP. 197 23 't22006
Gigitan Ular (Snake bite) adalah cedera yang disebabkan oleh gigitan ular
PENGERTIAN baik yang berbisa maupun tidak berbisa.
Memberikan pedoman dalam penanganan pada luka akibat gigitan ular
untuk :
TUJUAN 1. Menghalangi/ memperiambat absorlcsi bisa ular.
2. Menetralkan bisa ular yang sudah masuk ke dalam sirkulasi darah.
3. Mengatasi efek lokal dan sistemik.
Surat Keputusan Direktur RSUD Ngimbang Lamongan Nomor. 188 / 308 /
KEBIJAKAN
KEP I 413.2'16 / 2017 tentang Kebijakan Peningkatan Mutu & Keselamatan
Pasien
.
'l Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik (bekas gigitan ular)
a. Pemeriksaan ABC
b. lmmobilisasi (pasang spalk diekstremitas)
c identifikasi kemu kinan enis ular
Tidak berbisa Berbisa
Bekas Vulnus Apertum (luka Vulnus Punctum (luka
gigitan (Vulnus terbuka) tusukan)
Morsum) Vulnus Abrasio (luka
lecet)
sPoAS)t 00 2t2
PELAYANAN / 2021
NGIMBANG
KABUPATET.I LAMONGAN
Ditetapkan
Direktur
PANDUAN PRAKTIK Tanggalterbit Lamongan
KLINIS
(KSr NON BEOAH)
( 03 JUNr 20201 v,
NIP. 1 122
PENGERTIAN lnfeksi COVID 19 yang didapatkan pada g sebelumnya
terdiagnosa penyakit paru obstruktif kroni
L ANAi,INESIS
Ditemukan gejala dan tanda seperti pada yang menyokong ke
diagnosa COVID 19 (gangguan @ma, penurunan kesadaran dan
sebagainya) dan riwayat diagnosa dan terapi PPOK
PEMERIKSAAN FISIK Didapatkan tanda tanda ISPA sampai dengan penumonia bahkan
ARDS dan juga tanda-tanda disfungsi organorgan lain yarq
mengarah ke infeksiCOVID 19 serta tanda gejala PPOK
PENUNJANG
o Pemeriksaan foto thorax
o Pemeriksaan rapid diagnostik tes (rapid tes antibodi)
\-. o Pemeriksaan PCR (koordinasidinaskesehatan)
Prinsip Pengelolaan PPOK :
RSUO NGITBANG
PPKJ /KSMNON 00 2t2
KABUPATEN LATONGAN BEDAH / 2O2O
TINGKAT
il
A
l
REKOTENDASl
KEPUSTAKAAN
( 03 JUN| 2020 ) \1 A MR
NtP 197 32 12 2 006
1. Pasien dalam pengawasan (PDP)
. Orang d€ngan lnfeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA) yaitu
demam (>38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu
gejala/tanda penyakit pemapasan s€perti: batuk / s83ak
nafas / sakit tenggorokan / pilek / pneumonia ringan hirEga
b€rat DAN tidak ada penyebab lain b€rdasarkan gambaran
klini8 yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir Bebelum
timbul geiala memiliki riwayat porjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaportan transmisi lokal'
. Orang dengan demam (>38oC) atau riwayat demam atau
ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
. /
OrarE dengan ISPA berat pfleumonia berat- yang
membutuhkan perewatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinie yang
meyakinkan-
2. Orarg dalam pemantauan (ODP)
. Orang yang mengalami demam (>38"C) atau riwayat
demam; atau geiala gangguan sistem pemapasan sepsrti
pileldsakit tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab lain
berdasarlan gambaran klinis yang meyakinkan DAN peda
PENGERTIAN 14 heri terakhir sebelum timbul gejela memiliki riwayat
perialanan atau tinggal di negara^rilayah yang melaporkan
transmisi lokal'.
. Orang yang mengalami geiela gangguan sistem pemapasan
seperti dl€Usakit lenggorokan/batuk DAN gada 14 hari
terakhir sebelum timbul g€iala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi COVIGl9.
3. Orang tanpa g€jala (OTG)
. Seseorat€ yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari oraqg konlimasi COVIO- 19. Orang tanpa geiala (OTG)
merupakan kontak erat dengen kasus konfirmasi COVI[>'19.
4. Kasus konfirmasi
. Pasien yang terinf€ksi COVID-1g dengan hasil pem€riksaan
tes positif melalui pemeriksaan PCR.
E, zink
Klorokuin foGfal 50o mgl12 iam oral (utrtuk 5 hari) ATAU
Hidroksiklorokuin sedraan ada 2OO 400
L
L coRoNA vrRUS DTSEASE 19 (COVTD 19)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
c. Farmakologis
o Klord<uin fctat, 50O mgl12 iamloral (heri ke 1-3)
dilanjutkan 25O rngl12 jam/oral (hari ke 4-10) ATAU
Hidroksiklorokuin dosis 400 mg 121 iamlo'al (untuk 5 hari),
sotiap 3 hari kontrol EKG
. Azitromisin 500 mg/24 ,am (untuk 5 hari) atau bvofoxacin
75O mgn4 iamf|r,lltravena (5 hari)
o Bila tedapet kondisi sopsis yang diduga kuat oleh karBna
koinfeksi baKeri, pemilihan antitriotik dise3ueken dengan
kondisi klinis, fokus infeksi dan faktor risiko yang ade peda
pesien. Pem6riksean kultur darah harus dikerjekan den
p€medkssen kultur sputum (clerEan kehati-hatian khusu6)
pahrt dipertimbengkan.
. AntiviruB : Oseltamivir 75 mgll2 iam oral ATAU Faviflravir
(Avigan sediaan 2@ mg) loading dose 1600 mg/12 jam/orat
hari k+1 dan s€lanjutnya 2 x 600 mg (hed ke 2-5),
p€mb€rian obat ini koordinasi dengan dinas kesehatan
. -
Vitamin C 200 400 mg/E iam dalam 100 cc NaCl 0,9%
habis dalam 1 jam diberikan sacara drip6 lntravena (lV)
selama peBwatan
. Vrtamin 81 1 amo/uv24 iar/intravena
. Hydroxyco,tison 100 mg/24 jam/ intravena (3 hari pertama)
o Pengobatan kqnorbid dan komplikasi yang ada
o Obat suportif lainnya
o Lakukan proses rujukan ke RS ru,ukan nasional COVID 19
TINGKAT A
t-
REKOiIENDASI
I
1. dr Rachmad Su@yo, Sp.P
2. dr Dyah Maya Sari, Sp.PD
3. dr Eky Riyadi Perwiran€gara, Sp.PD
PENELAAH KRITIS 4. dr Diar Meitha Wardhana, Sp PD
5. dr Nurul lsnaeni, Sp,An
6. dr Christian Lumingkewas, SP.A
7. dr Khoirul Anam, Sp.B
8. dr Ratna OG
1 Pedom an pencegahan dan pengendalian coronavlrus disease
KEPUSTAKAAN (covl o 1s) Rev-O4 Kementenan kesehatan Republik
27 Maret 2020
LI, \ v RUS D SEASE 19 (COV D 19)
No. No. Revisi Halaman
l-
PPK/ I 00 6/6
BEDAH /
RSUD NGIMBANG
sPolE22l 00 1t2
PEI.AYANAN / 2O2O
RSUD NGIUBANG
KABUPATEN LATONGAN
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit RS ng
STANOAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( JUN| 2020 ) \
l!
NIP. 1 122
Nebulisasi adalah tindakan pemberian obat tn:ite pr-
inhalasi menggunakan mesin /et nebulizer elau nebulizer.
PENGERTIAN Nebulisasi merupakan salah satu contoh tindakan yang dapat m+
nimbulkan eerosol (aaloso, generating prm€duresl, s€hingga perEguna-
annya pada masa pandemi ini perlu memperhatikan aspek kelvaspadaan
tambahan.
1 . Memberikan pedoman bagaimana melakukan prosedur nebuli-sasi
yang aman pada masa pandemi COVlD'lg
TUJUAN 2. Menekankan kewaspadaan etandar yang diperlukan dalam melakukan
prosedur nebulisasi pada masa pandemi COVID-19
3. Mencegah dan mengurangi kemungkinan transmisi virus terhadap
petugas kesehatan dan/atau pasien lainnya.
KEBIJAKAN
Surat Koputusan DircKur RSUD Ngimbang Lamongan Nomor
:188.41UO1413.216/2020 Tentang Pembentukan Tim Gugus Tugas
COVlDlg RSUD Ngimbang Lamongan
A. Pada perlen Sucpol I Tcrtonfirmrgl COVlD.l9:
1. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa penggunaan nebulisasi dapat maningkat*an
risiko transmisi virus, karena aerosol yang timhrl dari penggunaan
nebulisasi berasal dari cairan obat-obatan yang digunakan di dalam
chamber nebulizar, bukan dan tubuh pasien.
2. Meski demikian, risiko penularan melalui aerosol dalam jarak d6kat
(close proximvl telap masih memungkinkan.
3. Pada pasbn-pasien dengan kecurigaan atau terkonfirmasi COVID
19, metode p€mberian obat-obatan perinhalasi yang dianiurkan
adalah monggunakan inhaler dosis terukur (flrelerod dose
inhaleduDl\ personal yang diberikan kepada masing-masir€ pasbn.
4. Jika nebulisasi terpaksa dilakukan pada pasiengasien ini, miselnya
akibat adanya suatu kegawatan seperti pada serangan asma, maka:
PROSEDUR a. Tindaken nebulisasi dilakukan di ruang khusus bortokanan
negatif
b. Petugas mengenakan APO slandat aitbome pecaution:
r' Masker N-95
r' Googles I kaemata pelindung
r' Gaun bedah / apron / scoret
r' Potndung kepala / surgicat cap
/ Sarung tangan biesa / non-stenl.
c. Petugas menerapkan physicat distancing (tk ak mendekati
pasien selama prosedur berlangsung dan menjaga jarak
setidaknya 1-2 meter dengan pasien)
5. Pertimbangkan untuk memberikan obal-obatan dalam sediaan lain,
seperti mslalui peroral atau injeksi.
u
No. Dokumon
PADA MASA PANDEMI COVID-I9
No. Revisi Halaman
I
sPo/ t 00 2t2
PEI.AYANAN / 2O2O
RS UD NGIHBANG
KABUI IATEN LAMONGAN
B. Pada pa3ion tanp. ftecudgaan COVID-lg , Nagatif COVIO-i9:
1. Pada pasien-pasien tanpa kecurigaan kearah COVID-19 atau telah
diperiksa dan negatif, tindakan nebulisasi tetap dapat dilakukan
seperti biasa dengan memperhatikan kewaspadaan standar
termasuk APD standar (Masker bedah, sarung tangan)
1. IGD
UNIT TI ERKAIT 2. lnstansi Rawal lnap
3. lnstansi Rawat Jalan
a L coRoNA vrRUS DTSEASE 19 (COVTD 19)
DENGAN TUBERKULOSIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TINGKAT EVIDENS il
TINGKAT A
.l
REKOUENDASI
Gcial. Scd.no
1. Pertahankan regimen awal iika kondisi mental pasien, nafsu
makan, dan kadar glukosa dalam batas normal.
2. Ganti obat andiabetes oral dengan insulin untuk pasien dengan
gejala CovirJ-19 yang nyata yang tidak bisa makan secara
teratur.
3- Disarankan untuk mengganti regim€n insulin premix menjadi
insulin basaFbolus atau pompa insulin agar lebih fleksibel
dalam mengatur kadar glukosa.
GeJsla Ber.t dan Kra63
1. lnsulin intravena harus menjadi pengobatan lini pertama.
2. Pasien yang sedang dalam pengobatan continuous renal
roplacement therapy (CRRT), proporsi glukosa dan insulin
dalam larutan penggantian harus ditingkatan atau dikurangi
sesuai dengan hasil pemantauan kadar glukosa untuk
menghindari hipoglikemia dan fluktuasi glukosa yang berat.
3. fertimbangkan melakukan proses ru.lukan
EDUKASI Edukasi tentang penyakit, tatalaksana dan prognosisnya
PROGNOSIS
TINGKAT EVIDENS lt
TINGKAT A
REKOMENDASI
SpOtt+tol 00 1t3
PELAYANAN / 2O2O
RSUD NGIMBANG
KABUPATEN LATUIONGAN
Ditetapkan
Direktur
STANDAR Tanggal terbit RSUD imbang Lamongan
PROSEDUR
OPERASTONAL
( 06 APRIL 2020 )
u NrP.
dr. Al
1973
M.MRS
00212 2
3
Suatu upaya untuk menilai pasien yang beEbat di unitlawI jalan
PENGERTIAN RSUD Ngimbang berkaitan dengan keadaan kegawatdaruratan,
keterbatasan fisik, kemungkinan penularan penyakit melalui
demam , batuk, sesak nafas , nyeri telan dan resiko jatuh.
Agar pasien yang datang ke unit rawat jalan dapat segera
diketahui:
TUJUAN a. Ada kegeEtdaruratan atau tidak
b. Ada keterbataasan fisik atau tidak
c. Ada dugaan covid 19 atau tidak
d. Ada resiko jatuh atau tidak
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Ngimbang Lamongan Nomor
:188.413401413.21612020 Tentang Pembentukan Tim Gugus
Tugas COVID-19 RSUD Ngimbang Lamongan
I. SATPAM
1. Lakukan skrining di depan pintu masuk atau.
a. Pada saat pasien tiba di depan pintu masuk ruang IGD
lakukan penilaian apakah ada tanda-tanda kegawatdaruratan
atau tidak. Jika ada, pasien langsung hubungi petugas
lnstalasi Gawat Darurat.
b. Pasien dan atau pengantar, keluarga wajib memakai masker
c. Pasien dan atau pengantar, keluarga dipersilahkan masuk
zona desinfeksi dan lakukan pengukuran suhu badan
d. Bila suhu badan >38oC atau lebih dipersilahkan masuk
lnstalasi Gawat Darurat
e. Jika pasien tidak gawat darurat, maka lakukan penilaian
PROSEDUR apakah pasien mempunyai keterbatasan fisik atau tidak. Jika
pasien mempunyai keterbatasan fisik, berikan alat bantu
kepada pasien (brankard atau kursi roda) dan keluarga
pasien diarahkan untuk mendaftar di ruang pendaftaran.
f. Jika pasien tampak batuk-batuk berkepanjangan (batuk
ngeke[) atau batuk berdarah maka pasien dan/atau keluarga
diarahkan untuk mendaftar di ruang pendaftaran dengan
memperhatikan etika batuk.
g. Tanyakan pada pasien apakah merasa pusing, atau
memerlukan bantuan saat berdiri/berjalan, atau pernah jatuh
dalam 6 bulan terakhir. Jika salah satu dijawab ya maka
berikan alat bantu berupa brankard atau kursi roda sesuai
kondisi pasien.
SKRINING PELAYANAN COVID 19
No. Dokumen No. Revisi Halaman
sPo/ri(o/ 00 213
PELAYANAN /2020
RSUD NGI]SBANG
KABUPATEN LAMONGAN
II.PETUGAS INFORMASI / PETUGAS PENDAFTARAN
1. Lakukan skrining pada pasien di dalam ruang pendaftaran
Lakukan pemantauan pada seluruh pasien dan/atau keluarga
pasien. Jika ada pasien dan/atau keluarga yang mengalami
kegawatdaruratan berikan pertolongan sesuai panduan
resusitasi.
a. Persilahkan pasien dan atau keluarga , pengantar
mengambil nomor pendaftaran
b. Petugas pendaftaran menanyakan apakah sudah daftar
lewat SMS, WA, telepon atau online ( Pandawa Nembang )
c. Petugas pendaftaran mendaflar sesuai poli rawat jalan yang
dituju
SPO/Vlo / 00 3/3
PELAYANAN / 2O2O
RSUO NGIi'BANG
KABUPATEN LAIIONGAN
b. Simpulkan OTG , ODP atau PDP
c. Berikantindaklanjut
d. Berikan edukasi
RS.NGtMBANGI/Z / 00 1t3
PELAYANAN / 2021
RSUD Ngimbang
LAMONGAN
Ditetapkan,
( \lt ur
Tanggal Terbit RS ongan
sPo L,/
U
A. Sasaran
Semua pasien yang membutuhkan tindakan operasi
serta berstatus suspect atau terkonfirmasi covid dengan
kriteria sebagai berikut:
. Suspect : Disimpulkan berdasarkan gejala klinis,
hasil thorax foto, dan scan thorax
. Confirm :Apabila hasil PCR tes adalah positif
Prosedur 1. Petugas lsolasi
a. Pasien dari ruang isolasi disiapkan oleh petugas
isolasi yang bersangkutan
b. Petugas lsolasi melakukan koordinasi dengan tim
OK covid, tentang kesiapan kamar operasi,
kesiapan petugas, dan kesiapan pasien
c. Sesuai hasil koordinasi (kesiapan tim anestesi,
tim operator, dan tim pendukung) maka tim
\ isolasi ruangan membawa pasien ke ruang OK
SPO TINDAKAN OPERASI DI RUANG OK COVID
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS.NGIMBANG/ZZl 00 213
PEI-AYANAN / 2021
RSUD Ngimbang
LAMONGAN
covid sampai dengan ruang transfer
d. Pasien dimasukkan ke ruang premedikasi oleh
Tim OK
e. Pasien diterima di ruang premedikasi oleh tim
anastesi
f. Terjadi timbang terima, tim anastesi memastikan
memastikan kolom sign in pada ceklist
keselamatan pasien sudah terisi dengan benar
g. Pasien dibawa ke kamar bedah dan dilakukan
tindakan operasi oleh tim operator
h. Pasca operasi, pasien diserahkan ke petugas
ruang isolasi khusus lanjutan
2. Petugas OK
a. Setiap instrumen, alat dan bahan yang akan
digunakan harus sudah disiapkan di OK sebelum
pasien datang
b. Daftar instrumen, alat dan bahan di ruang
operasi harus sudah terpasang dan siap
digunakan sebelum pasien datang
c. Rekomendasi APD untuk operasi:
-Gejala klinis pneumonia yang jelas dan rapid
test (+), pasien diperlukan PDP dengan
penggunaan APD level 3
-Gejala klinis pneumonia yang jelas dan rapid
test (-), pasien diperlukan PDP dengan
penggunaan APD level 2 dan anestesi
regional jika memungkinkan APD level 2 terdiri
atas APD level 1 (baju khusus kerja, masker
bedah 3 ply, gloves, head cap ditambah
dengan masker N95, pelindung mata, surgical
cap, dan gown coverall, double/triple gloves,
dan boots.
d. Selama operasi, semua cairan tubuh pasien,
termasuk darah dan secret harus dianggap
berpotensi terkontaminasi
e. Tim Ok melakukan pembersihan dan sterilisasi
ruang OK
f. lnstrumen, alat dan bahan yang telah digunakan
dimasukkan ke kotak dan diletakkan didepan
pintu OK untuk diambil oleh tim CSSD untuk di
sterilkan
3. Petugas NICU
a. Setelah berkoordinasi dengan Tim Ok dan VK,
petugas NICU datang dan menunggu bayi
b. Petugas NICU masuk ruang Ok dengan
\
sPO TI N DAKAN OP E RAS
D R U AN G o K cov I D
L No. en No . Revisi
Halaman
RS.NGIMBANG/77l
PELAYANAN /20'i 00 3t3
RSUD
l3
+U
OK
C) R" PRE
rq[umrr nrE
E' IGDG^sI ,Bm$
&E
It arara
I l!,^tatrlr
P.ittrl. r- o^r{n
PEII.IOAS
IGD
RS.NGIMBANG/7// 00 1t3
PELAYANAN / 2021
RSUD Ngimbang
LAMONGAN
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit RS s imban g Lamongan
SPO
A. Sasaran
Semua pasien yang membutuhkan tindakan operasi
serta berstatus suspect atau terkonfirmasi covid dengan
kriteria sebagai berikut:
o Suspect : Disimpulkan berdasarkan gejala klinis,
hasil thorax foto, dan scan thorax
o Confirm :Apabila hasil PCR tes adalah positif
Prosedur 1. Petugas lsolasi
a. Pasien dari ruang isolasi disiapkan oleh petugas
isolasi yang bersangkutan
b. Petugas lsolasi melakukan koordinasi dengan tim
OK covid, tentang kesiapan kamar operasi,
kesiapan petugas, dan kesiapan pasien
c. Sesuai hasil koordinasi (kesiapan tim anestesi,
tim operator, dan tim pendukung) maka tim
isolasi ruangan membawa pasien ke ruang OK
SPO TINDAKAN OPERASI DI RUANG OK COVID
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS.NGIMBANG/77l 00 2t3
PELAYANAN / 2021
RSUD Ngimbang
LAMONGAN
covid sampai dengan ruang transfe
d. Pasien dimasukkan ke ruang pre edikasi oleh
Tim OK
e. Pasien diterima di ruang premedikasi oleh tim
anaste i
f. Terjadi timbang terima, tim anaste ;i memastikan
memas ikan kolom sign in pada ceklist
keselamatan pasien sudah terisi dengan benar
g. Pasien dibawa ke k mar bedah Jan dilakukan
tindakan operasi oleh tim operator
h. Pasca operasi, pasien diserahkan ke petugas
ruang isolasi khusus lanjutan
2. Petugas OK
a. Setiap instrumen, alat dan bahan yang akan
diguna an harus sudah disiapkan li OK sebelum
pasien datang
b. Daftar instrumen, lat dan bahan di ruang
operasi harus sudah terpasang dan siap
digunakan sebelum pasien datang
c. Rekomendasi APD untuk operasi:
- Gejala klinis pneumonia yang jelas dan rapid
test (+), pasien diperlukan PDP dengan
penggunaan APD level 3
- Gejala klinis pneumonia yang jelas dan rapid
test (-), pasien diperlukan PDP dengan
penggunaan APD level 2 dan anestesi
regional jika memungkinkan APD level 2 terdiri
atas APD level 1 (baju khusus kerja, masker
3
bedah ply, gloves, head cap ditambah
dengan masker N95, pelindung mata, surgical
cap, dan gown coverall, doubleftriple gloves,
dan boots.
d. Selama operasi, s,mua cairan tubuh pasien,
termasuk darah d n secret harus dianggap
berpott nsi terkontaminasi
e. Tim Ok melakukan pembersihan dan sterilisasi
ruang OK
f. lnstrumen, alat dan bahan yang telah digunakan
dimasukkan ke kota k dan diletakkan didepan
pintu OK untuk diambil oleh tim CSSD untuk di
sterilkan
3. Petugas NIGU
a. Setetah berkoordinasi dengan Ti n Ok dan VK'
petugas NICU datang dan menunggu baYi
b. Petugas NICU masuk ruang Ok dengan
SPO TINDAKAN OPERASI DI RUANG OK covtD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS.NGIMBANG/77 / 00 3t3
PEI.AYANAN / 2021
RSUD Ngimbang
LAMONGAN
menggunakan hazmat menerima bayi resusitasi
dengan infanwarmer di dalam OK
c. Bayi ditunggu oleh perawat RR atau Nifas di
ruang OK selagi Petugas NICU melakukan
dekontaminasi diri
d. Petugas NICU keluar ruang OK mengambil bayi
dengan incubator transport di ruang premedikasi
yang diserahkan oleh perawat RR atau nifas
e. Bayi dibawa ke ruang lsolasi NICU
B. Alur Pelayanan OK Covid
l3
-fr^
*u"
U
OK
lfltlI
q) T- ?RE ]OIIIAITX
r= MEDlr.AAl rmEr,
BIIA}IO X- OANTI
?L^rattla
,AIIE' PETTX}AA H.tt'tlDI
IGD
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSUD RS.NGIMBANG/
0 112
NGIMBANG 239
LAMONGAN ./UMUM/2019
Tanggal terbit Ditetapkan :
DIREKTUR
D NGIMBANG
SPO 14 Januari 2019 N LAMONGAN
l-r
INSTALASI \
LABORATORIUM :-
uJ
o- N
r R
3 200 122006
Pengertian Pelayanan Tilip Pengambi Laboratorium (TIPHA)
adalah pelayanan pengambilan hasil laboratorium tanpa harus
menunggu antrian di tempat dengan komunikasi melalui
aplikasi telepon, whatsapp atau SMS
Tujuan Menciptakan pelayanan yang efeKif dan efisien dengan
mengurangi jumlah antrian dan mempersingkat waktu tunggu
pengambilan hasil laboratorium.
Kebijakan SK Direktur nomot 3571413.21612017 tentang Pedoman
Pelayanan Laboratorium
Prosedur 1 . Menerima blangko pemeriksaan pasien
2. Teliti identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir dan
nomor rekam medis
3. Catat identitas pasien, identitas pengambil hasil
laboratorium dalam buku register
4. Minta pengambil hasil laboratorium untuk mencatat nomor
telepon yang bisa dihubungi dan tanda tangan dalam buku
register
5. Serahkan blangko registrasi TIPHA sebagai bukti saat
pengambilan hasil laboratorium
6. Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan pada blangko
pemeriksaan pasien
Prosodur Pelayanan Titip Pengambilan Hasil
Laboratorlum (TlPHAl
No. Dokumen
RS.NGIMBANG/ No. Revisi Halaman
RSUD 239/UMUM/2019 0 212
NGIMBANG
LAMONGAN
7. Hubungi nomor telepon pengambil hasil laboratorium
untuk konfirmasi bahwa hasil laboratorium sudah tersedia
8. Teliti kembali hasil sebelum diserahkan
No. Dokumen
RSUD RS.NGIMBANGi No. Revisi Halaman
NGIMBANG 241tUMUMt2019 01 112
LAMONGAN
Tanggal terbit Ditetapkan :
EKTUR
14 Januari 20'19 IMBANG
B UPA MONGAN
SPO (( \
PENDAFTARAN G
N
*
DHA R
200212 2 06
Pengertian Tata cara yang harus ditempuh oleh pettrgas penOataEn rnetatul
telepon dari dokter, rumah sakit lain, pasien / keluarganya untuk
mendaftarkan diri guna memperoleh pelayanan khususnya di
lnstalasi Rawat Jalan RSUD Ngimbang Lamongan
Tujuan Menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien dengan
mengurangi jumlah antrian pasien yang mendaftar di lnstalasi
Rawat Jalan.
Kebijakan SK Direktur Rumah Sakil Umum Daerah Ngimbang Kabupaten
Lamongan No.188/ /KEP/41 3.216120'18 tentang Panduan lnovasi
Layanan Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang
Kabupaten Lamongan.
Prosedur 1 . Petugas pendaftaran menerima telepon dari rumah sakit lain,
pasien / keluarga pasien.
2. Petugas menanyakan nama pasien, umur, diagnosa sakitnya,
menggunakan fasilitas BPJS / bayar sendiri (umum) atau
Asuransi lain kepada keluarga / pasien.
3. Jika melalui WA / SMS lengkapi format isian data pasien
sesuai dengan identitas pasien (KTP dan kartu BPJS)
4. Kirim ke WA pendaffaran rawat jalan RSUD Ngimbang
Kabupaten Lamongan
5. Tunggu balasan konfirmasi dari petugas pendaflaran
Sistem Pendaftaran Per Telepon (SiPEP)
No. Dokumen
RSUD No. Revisi Halaman
RS.NGIMBANG/
NGIMBANG 238/UMUM/2019
0 1t2
LAMONGAN
Tanggal terbit Ditetapkan
:
DIREKTUR
14 Januari 2019 NGIMBANG
SPO LAMONGAN
INSTALASI
FARMASI UJ
2
ul
o.
HA
200212 2 006
Pengertian Pelayanan Titip Pengambilan a lah pelayanan
pengambilan obat tanpa harus menunggu antrian di tempat
dengan komunikasi melalui aplikasi telepon, whatsapp atau SMS
Tujuar Menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien dengan
mengurangi jumlah antrian dan waktu tunggu pengambilan obat
Kebijakan Lembaran resep dila yani apabila sudah memenuhi persyaratan
adminislrasi sesuai SK Direktur RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan No. 188/350/KEp1413.216t2O17 tentang Kebijakan
Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakrl Umum Daerah Ngimbang
Kabupaten Lamongan.
Prosedur 1 Menerima resep pasien
2 Kaji resep meliputi identitas pasien dan nama dokter
3 Catat identitas pasien, identilas pengambil obat
(pasien/keluarga) dalam buku register
4 Minta pasien / keluarga untuk mencatat nomor telepon yang
bisa dihubungi dan tanda tangan dalam buku register
5 Serahkan blangko registrasi TlpO sebagai persyaralan saat
pengambilan obat
6. Siapkan obat dan alat kesehatan sesuai resep
7. Cek kesesuaian obat dengan resep
8. Buat etiket sesuai resep dan obat
Prosedur Pelayanan Titip Pengambilan Obat (TIPO)
No. Dokumen
RS.NGIMBANGi23S No. Revisi Halaman
RSUD
0 212
NGIMBANG /UMUM/2019
LAMONGAN
9. Hubungi nomor telepon pasien/keluarga untuk
mengkonfirmasi bahwa obat sudah tersedia
10. Serahkan obat kepada pasien/keluarga teliti kembali resep
sebelum diserahkan
SPo/e6e / Vl 01 113
PELAYANAN / 2O2O
RSUD NGIMBANG
KABUPATEN LATONGAN 3
spesialis jika:
a) Terdapat jenis obat PRB dalam resep yang tidak sesuai
dengan restriksi dan peresepan maksimal fomas
b) Terdapat jenis obat dalam resep yang tidak termasuk dalam
daftar obat fornas untuk obat PRB
6 PIC PRB menyimpulkan hasil konfirmasi kepada dokter dengan
kriteria:
a) Peserta dalam kondisi stabil layak PRB, yaitu jika hasil
konfirmasi meyatakan dokter spesialis/ sub spesialis
menyetujui adanya penyesuaian jumlah obat atau menyetujui
penggantian jenis obat dengan subsitusi yang tercantum
dalam obat fornas untuk obat PRB;
b) Peserta dalam kondisi stabil tidak layak PRB, yaitu jika hasil
konfirmasi menyatakan dokter spesialis/ sub spesialis tidak
menyetujui adanya penyesuaian jumlah obat atau tidak
menyetujui adanya penggantian jenis obat dengan obat
subsitusi
7 PIC PRB melakukan pendaftaran peserta PRB pada aplikasi vclaim
apabila BPJS dengan melakukan penginputan data informasi
dengan sebagai berikut:
a) Nomor SEP atau nomor kartu peserta
b) Jenis dan jumlah obat PRB (sesuai dengan hasil konfirmasi
kepada dokter spesialis / sub spesialis jika ada)
c) Nama petugas PIC PRB
I PIC PRB menyerahkan kembali SRB dan resep obat
9 Peserta me ambil obat di lnstalasi Farmasi
1. Unit Rekam Medis
UNIT TERKAIT
2. lnstalasi Rawat Jalan
3- lnstalasi Farmasi
4. KSM terkait
PELAYANAN PROGRAM RUJUK BALIK (PRB)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
sPo/1r6 / l/ 00 1t2
PELAYANAN / 2019
RSUD NGITTBANG
KABUPATEN LAiIONGAN
.\\ K
{.t
Tanggal Terbit ng Lamongan
STANDAR E
ru
PROSEDUR Dl (L -*3,i*$
OPERAS]ONAL \*
( Februari 2019 )
N M
NlP. 19730 1 2 006
Pelayanan Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan
masih memedukan pelayanan lanjutan jangka panjang yang dilaksanakan
PENGERTIAN di FKTP berdasarkan surat keterangan rujuk balik dari doKer spesialis /
subspesaalis yang merawat. Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit -
penyakit kronis (drabetes militus, hipertensi, jantung, asma, PPOK,
epilepsi, skizofren, stroke dan syndrome lupus Eritematosus).
1. Sebagai acuan tenaga medis untuk menentukan apakah seorang
pasien dapat dijadikan peserta rujuk balik.
TUJUAN 2. Sebagai acuan dalam penerapan langkah langkah tindak lanjut
-
terhadap pasien rujuk balik dalam rangka peningkatan mutu dan
kinerja di RSUD Ngimbang Lamongan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor 71 Tahun
2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional.
KEBIJAKAN 'l
2. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Ngimbang Lamongan Nomor:
188/365/KEP/4'1 3.2'1612017 tentang Panduan Pendaftaran Pasien
1. Pasien datang ke rumah sakit dan melakukan pendaftaran dengan
membawa berkas-berkas dari FKTP
2. Pasien masuk keruang pemeriksaan dokter untuk dilakukan
pemeriksaan medis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
3. Setelah pasien dinyatakan stabil oleh Dokter Penanggung Jawab
PROSEDUR Pasien (DPJP), pasien akan di PRB kan ke FKTP
4. Pihak farmasi akan menginput data obat dalam aplikasi v-claim dan
memberikan Surat Rujuk Balik (SRB) ke pasien
5. Pasien kembali ke FKTP untuk menyerahkan Surat Rujuk Balik (SRB)
dari rumah sakit untuk proses pengambilan obat di Apotik Jejaring
BPJS Kesehatan.
Unit Rekam Medis
lnstalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
lnstalasi Farmasi
Kasubag Keuangan
SOPIR AMBULANGE
No Dokumen : No Revisi : Halaman
RS.NGIMBANG/,ZO 001 01
/UMUMi2Ol9
RSUD NGIMBANG
LAMONGAN
STANDAR Tanggal Terbit
Ditetapkan
PROSEDUR 16 Januari 2019 Direktur RSUD Ngimbang
OPERASIONAL
$
I I
I
Dokumen Terkait
SOPIR AMBULANCE
No Dokumen : No Revisi : Halaman
RS.NGIMBANG/ 001 01
TOtuuuut2o'ts
RSUD NGIMBANG
LAMONGAN
STANDAR Tanggal Terbit
Ditetapkan
PROSEDUR [6 Januari 20 19
Direhur RSUD N gimbang
OPERASIONAL
fl ,IDH
M.MRS
NtP. 19730223 2 122006
Pengertian Adalah Prosedur Operasional yang mengatur kerja sopir ambulance
Dokumen Terkait
Prosedur Pelayanan lnstalasi Radiologi
RSUD
NGIMBANG No. Dokumen No. Revisi Halaman
LAMONGAN RS-NGIMBANG/
0 1t1
243tUMUMl20't9
INSTALASI
RADIOLOGI RS
ilM
d RS
P. 20021220c6
Pengertian Pelayanan alur Radiologi / FottrthoEl_r5wat ja,lan Radiologi
untuk penyembuhan dikatakan sebagai radiologi intervensi.
Prosedur ini bisa menyembuhkan beragam penyakit. Satu
diantara contoh prosedurnya yaitu angioplasti.
Tujuan Menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien
RSUD
NGIMBANG No. Revisi Halaman
No. Dokumen
LAMONGAN RS.NGIMBANG/ 0 1t1
244tUMUMl2019
BAGIAN s
,IJ R
UMUM NGI
I
RS
H.d 0 200 't22006
Pengertian tujuannya adalah menangani semuE ke\uharl dan pasien agar
bisa diselesaikan sec.lra professional dan kekeluargaan. Agar
pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan
informasi sebaik baiknya dari pihak rumah sakit.
Tujuan Sebagai peluang untuk memperbaiki pelayanan , menjaga image
Rumah Sakit serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kebijakan Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan
administrasi sesuai SK Direktur RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan No.'188/350/KEP1413.21612O17 tentang Kebijakan
Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakil Umum Daerah Ngimbang
Kabupaten Lamongan.
Prosedur 1. Pelapor menyampaikan koplain secara tertulis di kotak saran
atau secara lisan.
2. Humas menerima dan mecatat ulang complain tersebut.
3. Menindaklanjuti dan koordinosasi ke uniulnstalasi terkait
mengenai komplain.
4. Dan jika belum terselesaikan maka di lanjutkan ke bidang dan
komite terkait untuk di sampaikan ke Direktur.
5. Direktur menerima dan melakukan tindakan langsung untuk
menyelesaikan komplain.
6. Jika belum terselesaikan Direktur mengkonsultasikan komplain
tersebut ke rana hokum.
7. Penyampaian tanggapan kepada pelapor mengenai komplain
tersebut dan Terselesaikan.