Anda di halaman 1dari 7

1

MUTU SDM DAN KEBIJAKAN GURU


Oleh Jejen Musfah, Dosen UIN Jakarta
Kuliah Tamu, S1 MPI IAIN Palangka Raya, Senin, 20 Juni 2022

Pendahuluan
Pada 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Bonus
demografi ini akan positif jika usia produktif berkualitas. Dan kualitas
guru merupakan faktor krusial dalam melahirkan kualitas SDM
tersebut. Maka pemerintah harus memuliakan profesi guru sesuai
amanah UU.
Menurut S. D. Darmono (2020: 20), dunia pendidikan
merupakan salah satu elemen yang membedakan tingkat peradaban
suatu bangsa. Kemajuan dalam dunia pendidikan pada umumnya
berkorelasi positif dengan peradaban yang maju.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Tidak bisa sembarang orang bisa menjadi guru, melainkan harus
memiliki sertifikat pendidik.
Menurut Daoed Joesoef (2017: 201), kerja pendidikan dapat
diibaratkan berperang melawan kebodohan, ketidaktahuan, dan
kerendahan budi pekerti.

Kualifikasi dan Kompetensi


UU GD, Pasal 8, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Guru yang belum berpendidikan S-1 di Kabupaten Simalungun,
Sumatra Utara, adalah 1.695 orang; di Kota Bandung sebanyak 3.600
guru (Musfah, 2021: 50-510).
2

Berdasarkan hasil UKG 2018, pencapaian rata-rata nasional


baru 53,02 atau di bawah standar kompetensi minimal yang
ditetapkan, yaitu 55,0. Hanya tujuh provinsi yang mencapai di atas
standar nilai UKG yaitu Bali, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta.
Pada tahun 2018, standar kelulusan PPG 8.0, banyak guru di
Bengkulu tak lulus. Provinsi Bengkulu ada 139 guru tak lulus, dan
khusus Kota Bengkulu ada sekitar 84 orang—sekadar menyebut
contoh. Pada Februari 2019, pemerintah membuka lowongan PPPK
tahap I seba- nyak 75 ribu orang. Sayangnya, 25 ribuan guru tidak
lulus.
Skor Programme for International Student Assessment (PISA)
yang menunjukkan kemampuan siswa Indonesia usia 15 tahun dalam
membaca, matematika, dan sains pada tahun 2018, menempatkan
Indonesia di peringkat 71 dari 78 negara atau turun dari posisi
sebelumnya. Secara akumulatif, skor kemampuan siswa Indonesia
hanya 1.146 poin. Angka ini turun 3,4 persen dibandingkan dengan
hasil PISA 2015 yang sebesar 1.186 poin. Indonesia juga menjadi
negara dengan skor kedua terendah di Asia setelah Filipina.
Sementara Malaysia dan Thailand berada jauh di atas Indonesia,
masing-masing di peringkat 48 dan 60.

Fakultas Keguruan
UU Guru dan Dosen Pasal 7 ayat (1) a disebutkan, profesi guru
dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. memiliki bakat,
minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
Rekrutmen mahasiswa keguruan, mahasiswa PPG, dan
rekrutmen calon guru tidak mempertimbangkan prinsip tersebut.
Menurut hasil riset Murdadi dan Sulistari (2015), guru
bersertifikat tidak menunjukkan kompetensi profesional yang bagus.
Meskipun demikian, banyak juga riset menunjukkan korelasi positif
antara sertifikasi dan peningkatan kompetensi guru.
3

Hingga saat ini belum ada pendidikan guru ikatan dinas


sebagaimana amanah UU Guru dan Dosen Pasal 23 ayat (1),
pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas
berasrama di lembaga pendidikan tenaga kependidikan untuk
menjamin efisiensi dan mutu pendidikan.
Banyak fakultas keguruan yang diragukan mutunya, mulai dari
kualitas dosen, proses belajar, dan fasilitas, sehingga berdampak pada
kualitas lulusannya.

Sertifikasi Guru
Pusat Data dan Analisa Tempo (2019: 12) dalam buku Program
Sertifikasi Guru dan Kebutuhan Peningkatan Mutu Pendidik menulis,
dengan sertifikasi guru, diharapkan kualitas pendidikan dan
kesejahteraan guru bisa terdongkrak. Belum 10 persen guru yang
menikmatinya.
Parlagutan Silitonga dalam buku Demokrasi Alternatif; Meraih
Keadilan dan Kesejahteraan melalui Perdamaian dan Tax Amnesty
(2016: 87) menulis, setelah guru menerima sertifikat, mereka
langsung sejahtera karena sudah biasa hidup sederhana.
Terdapat 1,2 juta guru yang belum bersertifikat. Guru agama
yang belum berstifikat berjumlah sekitar 25.000, sedangkan
kemampuan pemerintah mensertifikasi hanya 1000 guru pertahun.
Artinya dibutuhkan 25 tahun untuk penyelesaian sertifikasi guru
agama.

Rekrutmen dan Penempatan


Jim Collins (2021: 81) menulis, tujuan kompensasi bukan
memotivasi perilaku yang tepat dari orang yang salah, melainkan
mendapatkan orang tepat sejak awal.
Saat ini jumlah guru sekolah negeri di Indonesia sebanyak
2.063.230 orang. Dari jumlah tersebut, 60% berstatus PNS, 40%
berstatus Non-PNS, 3% merupakan CPNS, serta 1% merupakan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) (Kemendikbud,
4

2020). Sementara itu, kebutuhan guru di Indonesia sebanyak


2.268.716 orang. Oleh karena pertimbangan penjaminan kualitas,
guru bersatus non-PNS tidak dapat dihitung untuk menutupi angka
kebutuhan guru tersebut, maka masih diperlukan sekitar 947.945 guru
untuk direkrut guna memenuhi kebutuhan guru di sekolah negeri.
Disharmoni kebijakan tentang sumber gaji guru PPPK. Surat
Kemenkeu Nomor: S-46/PK/2021 tertanggal 31 Maret 2021 tentang
perhitungan anggaran PPPK dalam alokasi DAU 2021, bahwa gaji
dan tunjangan guru PPPK ditanggung APBN. Sedangkan Perpres
Nomor 98 Tahun 2020, Pasal 5, yaitu (1) Gaji dan tunjangan bagi
PPPK yang bekerja di Instansi Pusat dibebankan pada APBN; dan (2)
Gaji dan tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Daerah
dibebankan pada APBD.
PP Nomor 48 Tahun 2005 menyebutkan bahwa gubernur,
bupati, dan walikota tidak boleh mengangkat guru honorer.
Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), syarat penerimaan CPNS adalah maksimal 35 tahun, padahal
banyak guru honorer usianya di atas 35 tahun sehingga mereka hanya
bisa menjadi PPPK . Keputusan Presiden 17 Tahun 2019 memberi
pengecualian batasan umur pelamar CPNS adalah 40 tahun khusus
untuk enam jabatan yaitu dokter, dokter gigi, dokter pendidik klinis,
dosen, peneliti, dan perekayasa.
Tidak adanya guru dalam Kepres ini menunjukkan pemerintah
memangdang rendah profesi guru.

Kesejahteraan
Dalam UU Nomor 15 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pasal 15, disebutkan bahwa guru mendapatkan gaji pokok, tunjangan
profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat
tambahan.
Michael Olugbenga (2021: 11-15) dalam buku The Heart of A
Great Teacher bahwa salah satu ciri-ciri guru hebat dari adalah sabar,
tak masalah gaji kecil, suka berteman, berteman dengan kolega,
5

pakar dalam bidangnya, senang mengajar, menguasai materi, dekat


dengan siswa, tahu nama siswanya, melibatkan semua siswa, dan
menulis rencana pembelajaran yang bagus.
Gaji guru honorer masih jauh dari UMR. Banyak guru honorer
dibayar di bawah 1 juta perbulan. Jumlah itu bahkan jauh lebih rendah
dari UMR Kalimantan Utara yaitu Rp 3.000.804. Berikut 10 provinsi
dengan UMR tertinggi di Indonesia tahun 2021. DKI Jakarta: Rp
4.416.186, Papua: Rp 3.516.700, Sulawesi Utara: Rp 3.310.723,
Bangka Belitung: Rp 3.230.023, Sulawesi Selatan: Rp 3.165.870,
Aceh: Rp 3.165.031, Papua Barat: Rp 3.134.600, Sumatera Selatan:
Rp 3.043.111, Kepulauan Riau: Rp 3.005.460, dan Kalimantan Utara:
Rp 3.000.804 (Warta Ekonomi, 2021).

Perlindungan
Perlindungan guru terdapat dalam UU Sisdiknas dan UU Guru
dan Dosen, Pasal 39, (1)  Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,
organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan
perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
(2)  Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja.
(3)  Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari
pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi,
atau pihak lain.
(4)  Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian
imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan
pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan
lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
(5)  Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
6

dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap risiko


gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu
kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.
Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan
UU GD, Pasal 32
(1)  Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan
pengembangan profesi dan karier.
(2)  Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
(3)  Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional.
(4)  Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan
promosi.
Pasal 33
Kebijakan strategis pembinaan dan pengembangan profesi dan karier
guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.

Kesimpulan
Problem utama keguruan adalah pemerintah kurang berpihak
kepada guru. Disamping lemahnya komitmen pelaksanaan UU, juga
disharmoni kebijakan dan kebijakan yang keliru. Maka, adanya UU
atau regulasi tidak menjamin perbaikan pendidikan jika tidak ada
komitmen untuk melaksanakannya; cara pandang yang salah dalam
melihat persoalan guru mengakibatkan kebijakan yang salah atau
solusi yang tidak tepat. DPR tidak efektif dalam fungsi pengawasan
dan evaluasi kebijakan pendidikan sehingga diragukan komitmennya
terhadap pendidikan berkualitas. Anggota DPR kritis di depan
7

Mendikbudristek dan masyarakat, tetapi tidak mampu menyelesaikan


masalah pendidikan sampai tuntas.

Daftar Pustaka
Daoed Joesoef. 2017. Rekam Jejak Anak Tiga Zaman. Jakarta:
Kompas.
Jim Collins. 2021. Good To Great. Jakarta: Gramedia.
Michael Olugbenga. 2021. The Heart of A Great Teacher. India:
Exceller Books.
Murdadi dan Sulistari. 2015. “Dampak Sertifikasi Guru dalam
Peningkatan Kompetensi Profesional di Kalangan Guru SMK
Pelita Salatiga.” Prosiding Seminar Nasional 9 Mei.
Jejen Musfah. 2021. Analisis Kebijakan Pendidikan: Pendidikan di
Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta: Kencana.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2019. Program Sertifikasi Guru dan
Kebutuhan Peningkatan Mutu Pendidik.
Parlagutan Silitonga. 2016. Demokrasi Alternatif; Meraih Keadilan
dan Kesejahteraan melalui Perdamaian dan Tax Amnesty.
Yogyakarta: Andi Offset.
S. D. Darmono. 2020. Bringing Civilizations Together; Nusantara di
Simpang Jalan. Jakarta: KPG.

Anda mungkin juga menyukai