Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA


KARYA CIPTA MUSIK DALAM BENTUK VCD/DVD DI KABUPATEN
BULELENG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014
TERKAIT PELANGGARAN HAK EKONOMI

Dewa Agung Budi Rama Laksana, Ni Ketut Sari Adnyani, Ketut Sudiatmaka

Program Studi Ilmu Hukum


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email : ( gungrama2408@gmail.com, niktsariadnyani@gmail.com,


sudiatmaka@undiksha.ac.id )

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana Upaya Penanggulangan
Pelanggaran Hak Cipta atas musik dalam bentuk VCD/DVD bajakan di Kabupaten Buleleng dan bentuk
perlindungan Hukum yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng terhadap beredarnya
VCD/DVD bajakan di Kabupaten Buleleng berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian hukum empiris dengan
menggunakan jenis pendekatan deskriptif, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan data primer,
sekunder, dan tersier untuk mendapatkan kesimpulan yang relevan dari permasalahan yang dihadapi
pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa, 1) Penanggulangan pelanggaran Hak Cipta atas
musik dalam bentuk VCD/DVD bajakan di Kabupaten Buleleng belum adanya upaya penanggulangan
yang dapat dilakukan, hal ini diakarenakan belum adanya kasus yang masuk mengenai pelanggaran hak
cipta atas musik dalam bentuk VCD/DVD bajakan dari masyarakat, Upaya penanggulangan pembajakan
VCD/DVD di Kabupaten Buleleng dapat dilakukan melaui dua upaya penanggulangan yakni dengan
upaya penanggulangan secara Preventif dan Upaya penanggulangan secara Represif. 2) Bentuk
perlindungan hukum yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng terhadap berdarnya
VCD/DVD bajakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta belum
terimplementasikan dengan baik, belum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang
Hak Cipta. pelanggaran karya-karya cipta di Indonesia khususnya di Kabupaten Buleleng.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Pencipta, dan Karya Cipta Musik

Abstract

This study aims to determine and understand how Efforts to Prevent Copyright Infringement of music in
the form of pirated VCDs / DVDs in Buleleng Regency and forms of legal protection that have been
carried out by the Government of the Regency of Buleleng against the circulation of pirated VCDs / DVDs
in Buleleng Regency based on Law No. 28 of 2014 concerning Copyright. This research is a research
that uses empirical legal research methods using a descriptive approach, which is then analyzed using
primary, secondary, and tertiary data to obtain relevant conclusions from the problems faced in this study.
The results showed that, 1) Management of copyright infringement on pirated music in the form of pirated
VCD / DVD in Buleleng Regency has not been any mitigation efforts that can be done, this is due to the
absence of cases that have been entered into regarding copyright infringement of music in the form of
pirated VCD / DVD from the community, VCD / DVD piracy prevention efforts in Buleleng Regency can be
done through two countermeasures, namely Preventive Countermeasures and Repressive
Countermeasures. 2) The form of legal protection that has been carried out by the Government of the
Regency of Buleleng against the piracy of pirated VCDs / DVDs based on Law Number 28 of 2014
concerning Copyright has not been implemented properly, not in accordance with Law Number 28 of
2014 concerning Copyright. violations of copyrighted works in Indonesia especially in the Regency of
Buleleng.

124
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

Keywords : Legal Protection, the Creaor and music copyright works

Pendahuluan undang hak cipta. Sebagai salah satu


Sarana hiburan merupakan salah satu bentuk karya intelektual maka hukum
pemenuhan kebutuhan rohani dalam menganggap karya cipta merupakan suatu
masyarakat yang modern sekarang ini, kekayaan, sehingga harus mendapat
termasuk di dalamnya musik dan lagu. perlindungan, dan keberadaan perlindungan
Pada tingkat kehidupan masyarakat seperti tersebut dilindungi oleh Undang-undang
sekarang ini musik dan lagu bukan lagi Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
sekedar sarana hiburan yang hanya habis Undang-undang Hak Cipta mengatur
setelah dinikmati tanpa memberikan mengenai ciptaan yang dilindungi ialah
dampak apapun bagi pencipta maupun ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
penikmatnya. Lebih dari itu musik dan lagu seni dan sastra, salah satunya merupakan
sekarang ini telah mampu menampakkan lagu atau musik dengan atau tanpa teks
diri sebagai potensi ekonomi yang memiliki dalam bentuk VCD (Nurrachmad, 2016:16-
dampak sosial dan ekonomis (Kesowo, 17). Lemahnya perlindungan hak cipta di
1989: 76). Indonesia, sebagai akibat lemahnya
Dalam perkembangannya, bidang penegakan hukum (Law Enforcement) oleh
musik,video dan lagu telah menjadi lahan peraturan penegakan hukum itu sendiri,
yang kian subur dan juga menarik minat padahal pelangaran terhadap hak cipta
untuk industri perekaman ataupun untuk menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun
industri “show business” dalam mencari 2014 bukan lagi merupakan delik biasa
keuntungan (Prasetyo, 2017:3). Dari dunia akan tetapi merupakan delik aduan.
bisnis musik,video dan lagu inilah yang Dari sekian banyak hak kekayaan intlektual
sering sekali menimbulkan berbagai yang dilindungi oleh undang-undang, hak
sengketa antara pelaku industri musik baik cipta merupakan hak yang lebih sensitif
antara pencipta lagu dengan penyanyi, dalam artian sangat rentan terjadinya
antara penyanyi dengan perusahaan pelangaran. Dapat dikatakan bahwa
rekaman, antara perusahaan rekaman pelanggaran hak cipta masih sangat marak
dengan publisher, maupun antara pencipta terjadi di Indonesia. Maraknya pelanggaran
lagu dengan perusahaan rekaman maupun hak cipta di Indonesia, dikarenakan semata-
dengan publisher. Sengketa ini pada mata karena kurang pemahaman terhadap
akhirnya disebut sengketa antara pencipta peraturan yang mengatur dalam bidang hak
lagu dengan bussiness user (pemakai lagu cipta, namun faktor-faktor tersebut terjadi
untuk bidang bisnis musik/pelaku industri karena adanya faktor non hukum yang ikut
musik) dan dapat berujung pada mempengaruhi atas maraknya pelanggaran
pelanggaran hak cipta. hak cipta (Putra, 2014: 4).
Pengertian hak cipta itu sendiri telah Sejalan dengan itu penegakan hukum
dijelaskan di dalam Undang-undang Nomor terkait dengan hak cipta yang diterapkan
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang pun terkesan tidak menyentuh pada akar
telah dijelaskan bahwa hak cipta itu sendiri permasalahannya. Akibatnya masih banyak
sebenarnya adalah untuk melindungi wujud orang yang kurang menghargai ciptaan
hasil karya manusia yang lahir karena orang lain, salah satunya dalam bidang
kemampuan intelektualnya. Perlindungan ini musik atau lagu yang berupa VCD terutama
sendiri berlaku untuk bentuk karya cipta dalam hal pemperbanyak tanpa ijin dari
yang telah berwujud secara khas sehingga pencipta (Putra, 2014:5). Untuk
dapat dilihat, didengar, atau dibaca. Terkait perlindungan hukum hak cipta tertutama jika
dengan pelanggaran hak cipta yang sangat dikaitkan dengan hak ekonomi yang
marak terjadi maka pengaturan tentang hak terdapat di dalam hak cipta, maka untuk
eksklusif telah diatur didalam undang- perlindungan hak cipta terhadap

125
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

pengumuman karya cipta yang berbentuk tidak didapatkannya royalti dari penjualan
musik atau lagu di dalam VCD dapat tersebut dan dibajaknya karya ciptanya.
dilakukan dengan skema pembayaran Berdasarkan hal tersebut, penjual yang
royalti berdasarkan penjualan . Mereka menjual VCD/DVD bajakan yang tanpa
hanya perlu membayar flat royalti per CD membayar royalti dengan tanpa seijin
yang terjual (Putra, 2014:6). pencipta tersebut telah melanggar
Dengan meningkatnya teknologi didalam ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Nomor
masyarakat, maka semakin mudah pula 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang
masyarakat mengakses lagu dan kemudian mana dalam Pasal 8 tersebut dinyatakan
di buat dalam bentuk VCD sehingga bahwa pencipta memiliki hak ekonomi,
menyebabkan hak cipta tersebut harus yakni Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
dilindungi. Prakteknya ada upaya dari pihak berhak untuk mendapatkan manfaat
yang tidak bertanggung jawab dalam ekonomi atas ciptaannya. Selain itu juga,
menjalankan keinginannya,salah satunya pihak yang melakukan penggandaan
pelanggaran yang di lakukan oleh penjual- terhadap ciptaan seseorang tanpa
penjual VCD di pasaran yang mengcopy memperoleh izin terlebih dahulu dari
dan memperbanyak VCD tanpa membayar penciptanya telah melanggar ketentuan
royalti dan tanpa seijin pencipta yang Pasal 9 ayat 4 Undang-Undang Nomor 28
dimana ini akan merugikan pencipta itu Tahun 2014 tentang Hak Cipta, bahwa
sendiri. Mengambil keuntungan dari hasil setiap orang yang tanpa izin Pencipta atau
jerih payah orang lain secara ilegal dengan Pemegang Hak Cipta dilarang melakukan
mengopi, memperbanyak atau perbuatan Penggandaan dan/atau penggunaan secara
lainya, lalu dikormersilkan oleh pelaku komersial.
bukan hanya merugikan secara materil, Sebagai suatu hak eksklusif bagi seorang
tetapi juga akan berefek pada semakin pencipta , demikian halnya terhadap hak
mundurnya perkembangan baik itu cipta lagu atau musik dalam sebauh VCD,
teknologi maupun seni, dan budaya yang maka setiap orang/badan usaha yang
diciptakan oleh para pencipta karena tidak menggunakan ciptaan musik untuk suatu
mengembangkan lagi penemuannya. kegiatan komersil dan atau kepentingan
Fenomena maraknya beredar VCD dan yang berkaitan dengan kegiatan komersil
DVD bajakan yang menyebabkan ruginya harus meminta izin terlebih dahulu kepada
pencipta lagu ini banyak terjadi khususnya penciptanya dan atau kepada pemegang
di Kabupaten Buleleng dalam hal ini hak ciptanya yang sah, karena memang hak
beredarnya VCD dan DVD bajakan di Pasar cipta sebagai suatu hak yang eksklusif
Tingkat Buleleng dijual secara bebas hanya diperuntukkan bagi penciptanya dan
kepada masyarakat tanpa membayar royalti tiada pihak lain yang dapat mengambil
dan ijin kepada pencipta lagu. Berdasarkan manfaat dari padanya tanpa izin pencipta
fakta observasi awal yang terjadi di atau pemegang hak ciptanya yang sah.
lapangan yakni di Pasar Tingkat Kabupaten Begitupun dalam Undang-Undang No.28
Buleleng, VCD/DVD bajakan yang dijual tahun 2014 tentang hak cipta menyatakan
oleh para penjual hanya dijual saja tidak bahwa lagu dan musik dengan atau tanpa
melakukan pembajakan sekaligus, dalam teks merupakan salah satu ciptaan yang
artian hanya berperan sebagai penjual. dilindungi Undang-Undang Hak Cipta.
Seda ngkan yang melakukan pembajakan Penegakan hukum serta regulasi produksi
adalah pihak lain. Selain itu juga, realitanya VCD/DVD dalam jumlah banyak yang ada
masyarakat Buleleng lebih tertarik membeli saat ini belum atau bahkan tidak maksimal
VCD/DVD bajakan dikarenakan harganya sama sekali sehingga tindakan pembajakan
relatif lebih murah daripada membeli yang seolah tidak tersentuh oleh peraturan dan
orisinil, sehingga secara otomatis sanksi hukum, dalam artian perlindungan
merugikan pemilik hak cipta, dalam hal ini hukum yang diberikan masih kurang .

126
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

Kerugian material akibat pembajakan ini Jenis penelitian yang digunakan


besaran nilainya tidak main-main hingga penulis dalam penelitian ini adalah jenis
mencapai trilyunan rupiah. Pembajakan penelitian hukum empiris. Menurut Soerjono
karya cipta telah menghambat penerimaan Soekanto dan Sri Mamudji mendefinisikan
negara melalui pajak dan investasi industri penelitian hukum normatif adalah penelitian
(Sanjaya, 2018:2). Selain itu, pembajakan hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
mendorong pengebirian kreativitas karena dengan menggabungan bahan-bahan
royalti yang seharusnya diterima para hukum (data skunder) dengan data primer
pencipta ataupun pemegang hak cipta, yang didapatkan di lapangan (Ishaq,
hilang entah ke mana. Walaupun sudah 2017:66). Jenis penelitian yang digunakan
diberlakukan Undang-Undang Nomor 28 adalah jenis penelitian hukum yuridis
Tahun 2014 tentang Hak Cipta. empiris, maka pendekatan dalam penelitian
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 ini adalah pendekatan perundang-undangan
tentang Hak Cipta memang telah menjamin (statue approach), dan pendekatan kasus
hak cipta bagi pemilik atau pemegang hak (case approach), sumber bahan hukum
cipta, tetapi bunyi undang-undang tersebut yang digunakan adalah yaitu bahan hukum
masih umum, tidak mendetail sehingga primer, sekunder, dan tersier. Teknik
terjadi kerancuan tentang perlindungan hak pengumpulan bahan hukum yang
cipta dan pembayaran royalti kepada digunakan dengan teknik observasi, teknik
pemegang hak cipta lagu. Sehingga belum wawancara, dan teknik studi dokumen.
didapatkan gambaran yang jelas mengenai
perlindungan hukum hak cipta dan Hasil Penelitian dan Pembahasan
pembayaran royalti kepada pemegang hak Penanggulangan Pelanggaran Hak Cipta
cipta. Apakah mengacu standar Dalam Bentuk VCD/DVD Bajakan di
internasional seperti halnya standar lainnya. Kabupaten Buleleng
Oleh karena itulah, dengan berlandaskan
pada pembahasan di atas, maka penulis Pelanggaran Hak Cipta di Indonesia pada
mengambil rumusan masalah sebagai saat ini sangat mengkhawatirkan dan luar
berikut: biasa. Contohnya, banyak barang bajakan
1. Bagaimana Upaya Penanggulangan yang dijual dalam bentuk VCD/DVD dengan
Pelanggaran Hak Cipta atas musik harga yang murah yang diperjual-belikan
dalam bentuk VCD/DVD bajakan di secara terang-terangan di beberapa sudut
Kabupaten Buleleng? Kota di Indonesia. Salah satunya
2. Bagaimana bentuk perlindungan diantaranya di Kabupaten Buleleng.
Hukum yang telah dilakukan oleh Dengan adanya pembajakan ini kaset-kaset
Pemerintah Kabupaten Buleleng pita, CD, dan VCD bajakan yang membanjiri
terhadap beredarnya VCD/DVD pasaran dengan harga yang jauh lebih
bajakan di Kabupaten Buleleng murah daripada harga kaset VCD/DVD
berdasarkan Undang-undang No. 28 aslinya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
Tahun 2014 tentang Hak Cipta? VCD/DVD bajakan itu hanya diproduksi
Sehingga penulis tertarik untuk membuat tanpa membayar pajak, dan hanya cukup
penulisan hukum dengan judul bermodalkan kecil tinggal menggandakkan
“Implementasi Perlindungan Hukum dari barang aslinya. Disamping itu,
Terhadap Pencipta Karya Cipta Musik masyarakat atau konsumen tentu saja lebih
Dalam Bentuk VCD/DVD di Kabupaten menyukai membeli VCD/DVD bajakan
Buleleng Menurut Undang-Undang Nomor dibandingkan dengan yang asli karena
28 Tahun 2014 Terkait pelanggaran hak kualitasnya hampir sama dengan yang asli
ekonomi”. sedangkan harganya jauh lebih murah bila
Metode Penelitian dibandingkan dengan harga aslinya. Jadi,
mengapa VCD/DVD yang asli lebih murah

127
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

dibandingkan dengan barang yang asli CD / VCD adalah dengan cara


dikarenakan para pembajak tidak melakukan sosialisasi terhadap
membayarkan royalti ke pencipta lagu atau Undang – Undang Hak Cipta kepada
produser musik, juga tidak membutuhkan seluruh kalangan masyarakat.
promosi dan pembayaran pajak. Undang – Undang No. 28 Tahun
Pedagang atau pengedar yang menjual 2014 mengenai Hak Cipta yang
barang-barang bajakan tersebut sedang banyak dibicarakan
dikarenakan adanya berbagai alasan, salah sebenarnya memiliki kesempatan
satunya karena faktor ekonomi yang untuk disosialisasikan oleh
semakin sulit dan susahnya mencari pemerintah kepada mayrakat
pekerjaan. Faktor tersebut yang membuat semenjak undang-undang ini
mereka melakukan pekerjaan apa saja diberlakukan.
walaupun melanggar norma-norma hukum. Untuk menyosialisasikan Undang –
Faktor ekonomi ini menjadi faktor Undang Hak Cipta itu pada
pendorong utama mereka menjual barang masyarakat. Dalam pengamatan
bajakan tersebut, dikarenakan sepintas upaya sosialisasi tersebut
keuntungannya cukup menggiurkan. Selain tampaknya belum maksimal dalam
itu, masyarakat sendiri juga lebih suka masyrakat karena di lapangan
membeli barang bajakan yang harganya banyak kalangan masyrakat yang
lebih murah daripada barang yang asli yang tampatnya kurang siap untuk
harganya mahal (Kusuma, 2014:7). melaksanakan amanat Undang –
Selain maslah tersebut, yang menjadi Undang ini. Undang – Undang Hak
dilema dalam upaya penanggulangan Cipta amat penting keberadaannya
masalah pembajakan CD / VCD di bagi masyarakat karena mencakup
Indonesia terdapat dilema, yang dapat begitu banyak kepentingan,
dilihat dari beberapa aspek. selayaknya upaya sosialisasi
1. aspek budaya dimana masyarakat dilakukan lebih serius sehingga
cenderung belum merasa bersalah dalam penerapannya menjadi efektif.
menggunakan barang bajakan. Kekurangannya proses sosialisasi
2. aspek sosial yaitu adanya penegakan Undang–Undang ini terbukti dari
Hukum yang dilakukan bersifat kenyataan begitu banyaknya
pandang bulu dengan melihat status pelanggaran yang masih berlangsung
sosial, dimana seharusnya penegakan dalam massyarakat menjelang
Hukum harus dilakukan tanpa maupun sesudah Undang – Undang
pandang bulu. ini diberlakukan.
3. aspek Hukum dimana masih terdapat Sosialisasi dilakukan dengan
perbedaan persepsi mengenai Hukum mempergunakan berbagai jalur dan
HKI dari para penegak Hukum dalam media. Salah satu media yang
masyarakat. dipergunakan untuk melakukan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sosialisasi adalah jalur media massa
gambaran mengenai upaya dengan memanfaatkan media massa
penanggulangan pembajakan VCD/DVD di yang ada, baik lewat radio, TV
Kabupaten Buleleng yang dilakukan oleh maupun surat kabar yang memuat
para aparat penegak Hukum yaitu dengan himbauan tentang “pelarangan
upaya: (Kusuma, 2014:11). menggunakan atau membeli produk
1) Upaya Penanggulangan Secara bajakan”, selain jalur media massa,
Preventif sosialisasi dilakukan lewat jalur
Upaya prefentif yang ditempuh oleh pendidikan yang berada di
Aparat Penegak Hukum untuk masyarakat (Kusuma, 2014:11).
melakukan penangulangan terhadap

128
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

Upaya penanggulangan preventif ini menyatakan bahwa Pemegang Hak


sebenarnya telah diatur dalam Pasal cipta atau pemilik Hak terkait berhak
2 ayat 1 dan 2 Undang-Undang memberikan lisensi kepada pihak lain
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak berdasarkan perjanjian tertulis untuk
Cipta yang menyatakan bahwa Hak melaksanakan perbuatan seperti
Cipta merupakan hak eksklusif bagi penyiaran, penggandaan ataupun
pencipta atau pemegang hak cipta penyewaan.
untuk mengumumkan atau Dari paparan tentang lisensi ini, maka
memperbanyak ciptaannya yang dalam kaitannya dengan
timbul secara otomatis setelah suatu pemanfaatan komersial hak cipta
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi atas musik sesungguhnya karya
pembatasan menurut peraturan ciptaan musik dapat dilindungi
perundang-undangan yang berlaku. apabila mereka memanfaatkan
Pasal tersebut menegaskan pencipta mekanisme dari lisensi ini. Meskipun
musik menciptakan musik yang dimanfaatkan secara komersial,
diaransemen secara digital maupun tetapi dalam konteks ini pencipta
manual kemudian direkam dengan musik atau pemegang hak cipta
satu pita kaset, pada saat itu sudah sudah memperoleh timbal balik dari
lahir sebuah ciptaan musik dan pemanfaatan tersebut melalui
secara otomatis juga muncul hak pemabyaran royalty, jadi bentuk
cipta atas musik yang kemudian upaya preventif ini dimaksudkan
dapat didaftarkan untuk mendapat untuk melindungi pencipta musik
perlindungan hukum hak cipta. dimana pencipta sudah memperoleh
Pendaftaran memang bukan perlindungan hukum dalam wujud
merupakan suatu keharusan bagi terpenuhinya hak eksklusif atas
Pencipta untuk mendaftarkannya ke ciptaannya yang di dalamnya
Ditjen HaKI untuk mendapatkan terdapat hak ekonomi dan hak moral.
perlindungan hukum, akan tetapi 2) Upaya Penanggulangan Secara
pendaftaran itu berguna untuk Represif
mempermudah pembuktian Upaya represif ditempuh dengan
kepemilikan hak cipta oleh Pencipta melakukan operasi terhadap produk-
padaa saat musik yang diciptakan produk bajakan yang dilakukan oleh
menjadi sengketa dalam hal Aparat Penegak Hukum dengan
kepemilikan hak cipta. melakukan razia dan perampasan
Upaya Preventif tidak hanya VCD/DVD bajakan yang dilakukan
dilakukan dengan pendaftaran oleh pihak kepolisian yaitu pihak
ciptaan musik, tetapi juga dapat Polres Kabupaten Buleleng. Operasi
dilakukan dengan melalui adanya dilakukan di Pasar Tingkat di
perjanjian lisensi. Perjanjian lisensi Kabupaten Buleleng yang pada
yang dimaksud disini adalah bahwa biasanya digunakan untuk menjual
pemegang hak cipta memberikan CD / VCD bajakan. Operasi
lisensi kepada pihak lain untuk penyidakan tersebut dilakukan
menikmati manfaat ekonomi suatu sangat jarang sekali, yang
ciptaan yang dilindungi dalam jangka mengakibatkan para penjual
waktu tertentu dan dengan syarat VCD/DVD bajakan tidak jera.
tertentu. Perjanjian lisensi antara Kondisi ini diperburuk dengan
Pemegang hak cipta dengan pihak tindakan para Aparat Penegak
lain telah diatur dalam Pasal 80 Hukum yang hanya melakukan razia
Undang-Undang Nomor 28 Tahun terhadap para pedagang tetapi tidak
2014 tentang Hak Cipta yang terhadap sumber produk bajakan

129
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

tersebut, sehingga produksi barang terhadap pelanggaran hak cipta


bajakan terus berlanjut. musik dalam bentuk VCD/DVD
Hal ini menunjukan bahwa bajakan bukanlah merupakan
pemerintah belum secara tuntas sesuatu yang berdiri sendiri yang
menyelesaikan masalah terlepas dari penegakan hukum
pembajakan, oleh karena masih pada umumnya: Penegakan hukum
terdapat produsen yang hak cipta hanyalah merupakan sub
memproduksi barang bajakan sistem dan bagian integral dari
tersebut yang belum tersentuh oleh sistem penegakan hukum di
Aparat Penegak Hukum. Represif Indonesia. Permasalahan dan
dengan menangkapi para penjual hambatan-hambatan yang terjadi
kaset VCD/DVD hasil bajakan serta dan dialami dalam penegakan
menyita barang tersebut. Namun hukum secara umum adalah juga
upaya ini sepertinya tidak dilakukan dialami dan dihadapi dalam
dengan intensif dan terencana, penegakan hukum hak cipta,
sehingga hasilnya tidak maksimal termasuk aparat penegak
karena tidak menyentuh pelaku atau hukumnya, mulai dari polisi, jaksa,
produsen yang berada dibalik aksi hakim dan advokat, yang banyak
pembajakan. Hal ini terbukti tetap disorot dan dikecam terkesan tidak
maraknya penjualan produk bajakan profesional manakala berhadapan
ditempat–tempat umum seperti dengan pelanggaran hukum hak
pasar, tempat – tempat keramaian, cipta.
dan lain – lain. Banyaknya pelanggaran hak cipta
Pada akhirnya usaha terbaik yang lagu musik dalam masyarakat,
dapat dilakukan adalah sikap tegas khususnya terhadap hak untuk
dan keseriusan dari pemerintah dan memperbanyak yang secara nyata
khususnya aparat penegak Hukum dapat dilihat dalam bentuk
yang harus ditingkatkan untuk pembajakan (piracy) serta
mengakhiri praktek pembajakan pelanggaran terhadap hak untuk
terhadap produk rekaman. mengumumkan dalam bentuk
Konsistensi menegakakn Hukum penggunaan dan pemakaian ciptaan
tanpa pandang bulu adalah cara musik tanpa izin telah menyebabkan
paling baik untuk memberantas adanya kesan bahwa negara kita
pembajakan VCD/DVD bajakan kurang memberikan perhatian serius
Kabupaten Buleleng. Jangan hanya terhadap masalah hak cipta dan
pedagang kecil saja yang harus dipandang masih lemah dalam
diproses dan dituntut secara Hukum. melakukan penegakan hukumnya.
Dengan ketegasan seperti itulah Dalam prakteknya tidak dapat
dapat diharapkan hasil yang lebih dipungkiri bahwa penegakan hukum
baik dalam pemberantasan barang– hak cipta belum dilakukan maksimal.
barang bajakan. Putusan-putusan pengadilan yang
Bentuk Perlindungan Hukum yang ada seolah-olah tidak ada yang
Telah Dilakukan Oleh Pemerintah menyentuh dan menghukum
Kabupaten Buleleng terhadap pelanggar atau pelaku tindak pidana
Beredarnya VCD/DVD Bajakan hak cipta kelas kakap melainkan
Berdasarkan Undang-Undang adalah terhadap mereka para
Nomor 28 Tahun 2014 tentang pedagang kaki lima yang menjual
Hak Cipta VCD/DVD bajakan yang
Berbicara mengenai penegakan digolongkan kepada pelaku tindak
hukum hak cipta, khususnya pidana yang tersebut dalam Pasal

130
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

114 Setiap Orang yang mengelola Menurut penulis, pelanggaran karya-


tempat perdagangan dalam segala karya cipta di Indonesia khususnya
bentuknya yang dengan sengaja di Kabupaten Buleleng semakin hari
dan mengetahui membiarkan semakin tinggi. Anehnya, sangat
penjualan dan/atau penggandaan jarang kasus-kasus pelanggaran
barang hasil pelanggaran Hak Cipta tersebut yang dinaikkan sampai ke
dan/atau Hak Terkait di tempat Pengadilan. Padahal kasus-kasus
perdagangan yang dikelolanya pelanggaran hak cipta itu dapat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ditemui dengan mudah di hampir
10, dipidana dengan pidana denda setiap sudut Pasar yang ada di
paling banyak Rp.100.000.000,00 Kabupaten Buleleng, tanpa ada
(seratus juta rupiah). Sebagai orang tindakan aktif dari aparat kepolisian.
yang menjual karya cipta hasil Hal ini membuktikan bahwa usaha
bajakan atau hasil pelanggaran hak yang dilakukan oleh Pemerintah
cipta, sedangkan kepada Indonesia melalui aparat penegak
pembajaknya sendiri sebagai pelaku hukumnya dalam rangka
tindak pidana yang tersebut dalam perlindungan terhadap karya cipta
Pasal 114 Undang-undang Nomor seseorang ini ternyata tidak
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta membuahkan hasil yang maksimal
tidak ada terdengar yang ditangkap Perlindungan yang diberikan
dan bahkan dijatuhi hukuman di terhadap beredarnya VCD/DVD
Pengadilan. musik bajakan belum sesuai dengan
Sekalipun peraturan perundang- Undang-Undang Nomor 28 Tahun
undangan hak cipta telah 2014 Tentang Hak Cipta.
beberapakali mengalami perubahan Perlindungan hukum dalam undang-
demi perubahan, tetapi tampaknya undang tersebut adalah
tidak menyebabkan jeranya para perlindungan hukum dengan
pelanggar hak cipta. Sepintas UUHC ancaman pidana (Kusuma,
yang terakhir ini (UU No. 28 tahun 2014:18).
2014) dapat dipandang sebagai Ketentuan pidaa yang dipergunakan
sebuah terobosan dalam rangka untuk melindungi Hak Cipta
menegakkan hak cipta di Indonesia. mengalami peubahan dan
Selaih telah mengakomodasi perkembangan yang cukup berarti.
sepenuhnya beberapa ketentuan Perkembangan dan perubahan
TRIPs dan WIPO Copyrights Treaty, mengenai ketentuan pidana ini
undang-undang ini mencantumkan senantiasa di sesuaikan dengan
ancaman hukum atas pelanggar hak perkembangan dan perubahan
cipta (ancaman pidana penjara dan bidang–bidang hak Cipta yang
denda) yang cukup tinggi. Akan mencakup bidang ilmu
tetapi, jika kita mendalami undang- pengetahuan, kesenian dan
undang tersebut, sebenarnya masih kesusastraan.
terdapat banyak kekurangan. Bahwa Dinaikkannya ancaman pidana bagi
ketentuan undang-undang ini tidak pelanggar Hak Cipta dapat
membawa perubahan apa-apa dikatakan mendapat pengaruh dari
dalam perlindungan hak cipta di sektor ekonomi, karena pada
Indonesia sesungguhnya juga dasarnya si pelaku kejahatan hak
disebabkan berbagai kelemahan cipta dapat memperoleh keuntungan
yang masih melekat pada undang- financial yang besar, terlebih lagi
undang ini (Kusuma, 2014:15). kalau tindak pidananya berupa
pembajakan. Usaha

131
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

penanggulangan kejahatan Hak Sudah barang pasti tercapainya


Cipta disamping menaikkan usaha penanggulangan
ancaman pidana, juga merubah kejahatanHak Cipta tidak dapat
penyebutan delik adum menjadi semata–mata digantungkan pada
delik bisa (Kusuma, 2014:18). faktor tersebut. Keberhasilan
Di dalam KUHP, jenis pidana yang tersebut juga ditentukan oleh usaha
diancamkan kepada si pelaku tindak pelaksanaannya.
pidana Hak Cipta berupa : pidana Simpulan
penjara atau denda dan pidana 1. Penanggulangan pelanggaran Hak
tammbahan berupa peramasan Cipta atas musik dalam bentuk
barang hasil kejahatan jika dimiliki VCD/DVD bajakan di Kabupaten
oleh terpidana. Tindak pidana Hak Buleleng berdasarkan hasil wawancara
Cipta terhadap dalam KUHP yang dilakukan dengan Dinas
dikategorikan sebagai kejahatan dan Perdagangan dan Perindustrian
diancam pidana penjara maksimal 2 Kabupaten Buleleng dan Kapolres
tahun. Buleleng bahwa belum adanya upaya
Tindak pidana Hak Cipta yang penanggulangan yang dapat dilakukan,
terdapat dalam KUHP dikategorikan hal ini diakarenakan belum adanya
sebagai kejahatan dan diancam kasus yang masuk mengenai
pidana penjara maksimal 2 tahun 8 pelanggaran hak cipta atas musik dalam
bulan atau maksimal denda lima ribu bentuk VCD/DVD bajakan dari
rupiah. masyarakat. Pada hakikatnya Upaya
Di dalam KUHP system yang dipakai penanggulangan pembajakan VCD/DVD
adalah Alternatif. Di dalam pasal 380 di Kabupaten Buleleng dapat dilakukan
KUHP merumuskan : “ Diancam melaui dua upaya penanggulangan
dengan pidana penjara paling lama yakni dengan upaya penanggulangan
dua tahun delapan bulan atau ( garis secara Preventif dan Upaya
bawah oleh penulis ) denda paling penanggulangan secara Represif.
banyak lima ribu rupiah “. Dalam hal Upaya Penanggulangan secara
ini hakim diberi kesempatan untuk preventif pada dasarnya ditunjukkan
menjatuhkan pidana penjara saja untuk pemahaman mengenai Hak
atau pidana denda saja. Kekayaan Intelektual. Upaya preventif
Membahas mengenai lamanya yang dapat dilakukan seperti
pidana dapat ditafsirkan sebagai penyidakan sekaligus penyitaan secara
lamanya pidana yang dijatuhkan langsung ke Pasar-pasar yang
hukum dan lamanya pidana yang terindikasi adanya penjualan VCD/DVD
tercantum didalam pasal yang Bajakan, sosialisasi tentang Undang-
memuat ancaman pidana. Dua hal Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang
tersebut apat mempengaruhi usaha Hak Cipta, pendaftaran hak cipta, dan
penanggulangan kejahatan Hak pembuatan perjanjian lisensi. Upaya
Cipta. Ancaman pidana yang tinggi penanggulangan represif ditunjukan
memang berpengaruh secara psikis terhadap pelanggar Hak kekayaan
terhadap pembuat dan calon Intelektual yang dalam hal ini dapat
pembuat dalam melakukan tindak dilakukan dengan penuntuan baik
pidana, tetapi kalua dia tidak diikuti secara perdata melalui pengadilan
pula dengan penjatuhan pidana Niaga maupun secara pidana melalui
yang lama ( tinggi ) atau paling tidak peradilan. Selain itu juga tindakan
mendekati maksimum ancaman represif juga dapat diimplementasikan
pidananya, maka prefensi special dalam bentuk penyidakan ke tempat
dan general akan sulit dicapai. penjualan VCD/DVD musik bajakan.

132
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

2. Bentuk perlindungan hukum yang telah Soekanto, Soerjono. 1983. Faktor-Faktor


dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten yang Mempengaruhi Penegakan
Buleleng terhadap berdarnya VCD/DVD Hukum, Jakarta: Raja Grafindo.
bajakan berdasarkan Undang-Undang Supramono, Gatot, 2010. Hak Cipta dan
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Aspek-Aspek Hukumnya. Jakarta, PT.
Cipta belum terimplementasikan dengan Rineka Cipta
baik, belum sesuai dengan Undang- Utomo, Suryo, 2010. Hak Kekayaan
Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Intelektual (HKI) di Era Global.
Hak Cipta. pelanggaran karya-karya Yogyakarta, PT.Graha Ilmu.
cipta di Indonesia khususnya di Skripsi
Kabupaten Buleleng semakin hari Batoro, Argo Andreas. 2005. Pelaksanaan
semakin tinggi. Anehnya, sangat jarang Perjanjian Lisensi Hak Cipta Atas Lagu
kasus-kasus pelanggaran tersebut yang Antara Pencipta Dengan User di
dinaikkan sampai ke Pengadilan. Indonesia. Semarang: Universitas
Padahal kasus-kasus pelanggaran hak Negeri Semarang
cipta itu dapat ditemui dengan mudah di Hapsari, Herlambang Novita. 2010.
hampir setiap sudut Pasar yang ada di Perindungan Hak Cipta Atas Lagu
Kabupaten Buleleng, tanpa ada Antara Pencipta Dengan Produser
tindakan aktif dari aparat kepolisian. Hal Rekkaman Suara Melalui Pejanjian
ini membuktikan bahwa usaha yang Lisensi ak Cipta Atas Lagu (Studi
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia Kasus: Putusan Mahkamah Agung No.
melalui aparat penegak hukumnya 254/PDTSUS/2009 antara Kohar
dalam rangka perlindungan terhadap Kahler VS Emi Music). Jakarta:
karya cipta seseorang ini ternyata tidak Universitas Indonesia.
membuahkan hasil yang maksimal. Kusuma, Faris Hendra. 2014. Perlindungan
Daftar Pustaka Hak Cipta Atas Karya Musik (Studi
Buku Tentang Perlindungan Hukum
Arif, Lutviansari 2010. Hak Cipta dan Terhadap Pencipta Lagu). Skripsi.
Perlindungan Folkor di Fakultas Hukum: Universitas
Indonesia.Yogyakarta: PT. Graha Ilmu. Muhammadiyah Surakarta.
Abdulkadir, Muhammad. 2004. Hukum dan Sondjaya, Tata. 2015. Perlindungan Hukum
Penelitian Hukum. Bandung ,PT Citra Hak Cipta (CD,VCD,DVD) Atas
Aditya Bakti. Pelanggaran Hak Ekonomi Kaitannya
C.T.S. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Upaya Penanggulangan Pelanggaran
2011. Pengantar Ilmu Hukum Terhadap Hak Cipta. Skripsi. Hukum
Indonesia.Jakarta, PT Rineka Cipta. Ekonomi: Universitas Pasundan
Effendy, Heru, 2009. Bagaimana Memulai Bandung.
Shooting: Mari Membuat Film. Jakarta: Artikel dalam Jurnal
Erlangga. Miranda, Lope Fransin 2013. Penegakan
Kesowo, Bambang. 1989. Pengantar Umum Hukum Terhadap Pelanggaran Hak
Mengenai Hak Atas Kekayaan Cipta di Bidang Musik dan Lagu. Lex
Intelektual (HAKI) di Indonesia. Privatum. Vol. 1, No. 2, April-Juni 2013.
Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 48-49
Henry, Soelistyo. 2011. Hak Cipta Tanpa Prawitri,Thalib. 2013. Perlindungan Hukum
Hak Moral. Jakarta: PT. Raja Grafindo Terhadap Pemegang Hak Cipta dan
Persada Pemilik Lisesnsi Rekaman Berdasakan
Sri, Mahmudji. 2006. Teknik Menyusun Undang-Undang Tentang Hak Cipta.
Karya Tulis Ilmiah. Jakarta, UI Press. Jurnal Yuridika. Vol. 23, No. 8,
September-Desember 2013. Hlm. 357-
360

133
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 2 Tahun 2020)

Plimbi Editor, “Mengenal Perbedaan Jenis


DVD Film CD, DVD dan Blu-Ray”,
diakses dari
http://www.plimbi.com/article/95111/me
ngenal-perbedaan-jenis- cakram-optik-
cd-dvd-dan-b, pada tanggal 25 Oktober
2019 pukul 16.13 WITA.
Hukum Online, “PN Jakarta Pusat Hukum
Penjual VCD-DVD Bajakan” diakses
dari
http://www.hukumonline.com/berita/bac
a/hol10273/pn-jakarta-pusat-hukum-
penjual- vcddvd-bajakan, pada tanggal
25 Oktober 2019 pukul 16.13 WITA.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5599
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 85
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

134

Anda mungkin juga menyukai