Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan Diskusi (2) : Hak Cipta

Pada tahun 2014, lahirlah UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU No 19
Tahun 2002.
Pertanyaannya :
1. Apakah perbedaan pengaturan Hak Cipta menurut UU No 19 Tahun 2002 dengan UU No 28 tahun
2014?
Jawaban :
Hak Cipta menurut UU No. 19 Tahun 2022
UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya
intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan
diberikan pada ide, prosedur, metode atau konsep yang telah dituangkan dalam wujud tetap. Untuk
mendapatkan perlindungan melalui Hak Cipta, tidak ada keharusan untuk mendaftarkan. Pendaftaran
hanya semata-mata untuk keperluan pembuktian belaka. Dengan demikian, begitu suatu ciptaan
berwujud, maka secara otomatis Hak Cipta melekat pada ciptaan tersebut. Biasanya publikasi dilakukan
dengan mencantumkan tanda Hak Cipta.
Perlindungan hukum terhadap pemegang Hak Cipta dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim
yang lebih baik bagi tumbuh dan berkembangnya semangat mencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni
dan sastra. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam Hak Cipta, antara lain:
Sedangkan UU No. 28 Tahun 2014
Lahirnya UU No. 28 Tahun 2014 bertujuan untuk mnggantikan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang hak cipta yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat.
UU No. 28 Tahun 2014 secara garis besar mengatur tentang hal berikut :
1) Perlindungan Hak Cipta dilakukan dengan waktu lebih Panjang sejalan dengan penerapan aturan di
berbagai negara sehingga jangka waktu perlindungan Hak Cipta di bidang tertentu diberlakukan selama
hidup pencipta ditambah 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia
2) Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para Pencipta dan/atau Pemilik Hak Terkait,
termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus (sold flat)
3) Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase, atau pengadilan, serta
penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana
4) Pengelola tempat perdagangan bertanggungjawab atas tempat penjualan dan/atau pelanggaran Hak
Cipta dan/atau Hak terkait di pusat tempat perbelanjaan yang dikelolanya
5) Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwuujud dapat dijadikan objek jaminan fidusia
6) Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah dicatatkan, apabula ciptaan tersebut
melanggar norma agama, norma Susila, ketertiban uumum, pertahanan dan keamanan negara, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Pencipta, Pemegang Hak Cipta, Pemilik Hak terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif
agar dapat menarik imbalan atau royalty
8) Pencipta dan/atau Pemilik Hak Terkait mendapat imbalan royalty untuk ciptaan atau produk Hak
terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan digunakan secara komersial
9) Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak ekonomi Pencipta dan
Pemilik Hak terkait wajib mengajukan permohonan izin operasional kepada Mentero
10) Penggunaan Hak Cipta dan Hak terkait dalam sarana multimedia untuk merespons perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.

2. Apakah menurut Anda penerapan delik aduan pada UU No 28 Tahun 2014 dibandingkan UU No delik
biasa (19 Tahun 2002 ) lebih efektif terkait upaya pemberantasan pembajakan? Jelaskan alasannya!
Jawaban :
Tingginya nilai ekonomis yang dimiliki oleh hasil karya cipta serta tingginya rasa keingintahuan
masyarakat terhadap hasil karya cipta membuat masyarakat lebih memilih untuk mendapatkan barang-
barang tersebut dengan cara yang illegal seperti melakukan pembajakan terhadap karya cipta yang
disimpan dalam format VCD (Video Compact Disc) / DVD ( Digital Versatile Disc atau Digital Video
Disc) dan dijual ke masyarakat luas.
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 sebagai salah satu bentuk penegakan hukum
pelanggaran Hak Cipta belum juga dapat mengatasi masalah maraknya penjual VCD/DVD bajakan.
Dalam Undang-undang ini adanya perubahan ancaman pidana dan perubahan delik aduan pada Pasal 120
yang sebelumnya berlaku delik biasa pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002.
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 sebagai salah satu bentuk penegakan hukum
pelanggaran Hak Cipta belum juga dapat mengatasi masalah maraknya penjual VCD/DVD bajakan.
Dalam Undang-undang ini adanya perubahan ancaman pidana dan perubahan delik aduan pada Pasal 120
yang sebelumnya berlaku delik biasa pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002.
Setelah adanya Undang-Undang Hak Cipta yang diperbaharui diharapkan pelanggaran-pelanggaran
pencipta atau pemegang jak cipta dapat diatassi, namun yang terjadi di dalam kenyataannya ternyata tidak
demikian. Penjual VCD/DVD bajakan bajakan malah terlihat semakin berkembang dan semakin meluas.
Padahal Undang-Undang Hak Cipta saat ini sudah memiliki ancaman hukuman pidana yang lebih berat
dibandingkan undang-undang sebelumnya. Terlebih lagi, dengan adanya perubahan delik biasa menjadi
delik aduan pada Yndang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 yang terdapat di dalam Pasal 120
belum dapat memerangi masalah pelanggaran hukum yang ada.
Delik aduan punya ciri-ciri khusus dan kekhususan itu terletak pada penuntutannya biasanya setiap delik
yang timbul, menghendaki adanya penuntutan dari penuntut umum, tanpa ada permintaan yang tegas dari
orang yang menjadi korban atau mereka yang dirugikan, dalam delik aduan, pengaduan dari si korban
atau pihak yang dirugikan adalah syarat utama untuk dilakukannya hak menuntut oleh Penuntut Umum.
Pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tindak pidana terhadap hak cipta merupakan delik biasa
dimana dalam tindak pidana tang termasuk delik biasa ini dapat dilakukan penuntutan tanpa harus adanya
pengaduan dari korban, dalam Undang-Undang ini masih lemahnya praktek penegakan hukum dan juga
subtantif ancaman pidana yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 yang masih terlalu
ringan menjadi alas an diubahnya undang-undang tersebut.
Jadi berdasarkan penerapan delik aduan pada UU No 28 Tahun 2014 yang jauh lebih efektif dalam
penerapan tindak kejahatan kasus pebajakan hak cipta.
Diskusikan jawaban Anda dengan teman-teman Anda!

Sumber HKUM4302 Modul 2

demikian disampaikan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai