Anda di halaman 1dari 7

JUDUL JURNAL

Pengaruh Intradialytic Exercise Dan Terapi Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah
Intradialsis Pada Pasien Ckd Stage V Yang Menjalani Hemodialisa
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronik merupakan akibat dari berbagai komplikasi penyakit berat
sebelumnya (Zyga etal., 2015). Angka kejadian dari tahun ke tahun terus meningkat,
baik di dunia maupun di Indonesia, angka kejadian penderita gagal ginjal kronik di
dunia mencapai 5% - 13% di seluruh dunia (De Nicola and Minutolo, 2016),
sedangkan di Indonesai angka kejadian mencapai 3,8% (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan pemaparan diatas bahwa angka kejadian penyakit gagal ginjal kronik
dari tahun ke tahun semakin meningkat maka perlunya terapi pengganti ginjal.
Terapi pengganti ginjal harus di berikan karena fungsi ginjal yang sudah tidak
berfungsi lagi, salah satunya dengan hemodialisa atau cuci darah yang biasa di
lakukan 4-5 jam setiap cuci darah, dan biasanya di lakukan 2 kali dalam seminggu
(Black & Hawk, 2014). Hemodialisa dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan berbagi macam komplikasi seperti gangguan tidur, kram, sakit kepala,
tekanan darah tinggi (Amriyati, 2009; Chang, et.al, 2010 & Henson, et. al, 2010).
Ketika seseorang yang sudah lama melakukan terapi hemodialisa ini maka akan
banyak akibat yang ditimbulkan salah satunya yaitu Hipertensi Intradialisis.
Hipertensi Intradialisis (HID) merupakan masalah utama dan tidak cukup
terkontrol pada pasien hemodialisa (HD), 70% pasien HD mengalami hipertensi
intradialisis. HID berpotensi mencetuskan sakit kepala, meningkatkan
ketidaknyamanan dan meningkatkan resiko penyakit cardiovaskuler. Ketika terjadi
HID saat proses hemodialisis, penanganan yang sering dilakukan adalah dengan
menurunkan Quick of Blood (QB) dan pemberian obat farmakologis seperti obat-
obatan diuretika atau pemberian beta bloker. Penanganan ini menimbulkan efek
samping yaitu penurunan adekuasi HD, menjadikan tubuh tidak stabil/fit, kelemahan
otot, kejang-kejang dan obat ini mampu menghambat kerja noradrenalin dan adrenalin
yang mengakibatkan keadaan pasien memburuk dan menurunkan derajat kesehatan
pasien.
Pentalaksanaan nonfarmakologis yang telah terbukti dan bermanfaat dalam
pengendalian hipertensi intradialisis yaitu intradialytic exercise dan teknik relaksasi
seperti terapi musik. Penatalaksanaan non farmakologis ini dapat membuat tubuh
menjadi lebih stabil/fit, lebih berenergi dan membuat tidur menjadi lebih baik,
sehingga dapat mengurangi kebutuhan penggunaan obat antihipertensi. Intradialytic
exercise dan terapi musik klasik dapat meningkatkan pengontrolan tekanan darah
pada pasien yang mengalami hipertensi, dan menurunkan resiko kematian akibat
penyakit ganguan kardiovaskuler.
Dari perspektif fisiologi, pasien HD yang diberikan intradilytic exercise akan
mengalami kondisi dimana cairan dalam tubuh dapat dikeluarkan lebih banyak yang
mengakibatkan sebagian besar dari urea dan racun keluar dari jaringan ke
kompartemen vaskular untuk dihapus berikutnya ke mesin dialyser. Sedangkan Musik
dapat menurunkan stimulus system syaraf simpatis yang diikuti dengan penurunan
aktivitas adrenalin dan ketegangan neuromuskuler, dan dapat menstimulasi tubuh
untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO) yang bekerja pada tonus pembuluh
darah yang dapat menurunkan tekanan darah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh intradialytic exercise dan terapi musik klasik
terhadap tekanan darah intradialsis pada pasien yang menjalani hemodialisa
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang intradilytic exercise
b. Untuk mengetahui kelemahan penerapan artikel
c. Untuk mengetahui kelebihan penerapan artikel
d. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam intervensi
e. Untuk megetahui implikasi dan evaluasi aplikasi inovasi intradilytic exercise
C. Manfaat
a. Mebantu menurunkan intradilytic/tekanan darah pada pasien yang mejalani HD
b. Bermanfaat untuk meguatkan otot pernafasan dan otot jantung
c. Mengurangi stress
d. Meurunkan kelelahan
BAB II

ISI JURNAL

A. Materi isi pembahasan jurnal


Intradialytic exercise merupakan latihan yang dilakukan pada saat menjalani
hemodialisis, merupakan pilihan yang aplikatif dan layak dilakukan pada pasien HD,
pasien berada dalam pengawasan dokter dan perawat karena dilakukan saat proses
HD, dan dapat dilakukan saat HD berlangsung sehingga tidak membutuhkan
tambahan waktu untuk melakukannya di saat yang sama. Intradialytic exercise dapat
menurunkan tekanan darah intradialisis, dan efektif dilakukan pada 1-2 jam pertama
pertama hemodialisis minimal dilakukan selama 30 menit tiga kali perminggu selama
8 minggu.
Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan
kemampuan pikiran seseorang. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa
kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks,
berstruktur, dan universal. Musik dapat menurunkan stimulus system syaraf simpatis
yang diikuti dengan penurunan aktivitas adrenalin dan ketegangan neuromuskuler.
Penurunan aktivitas tersebut dapat diukur dengan indikator menurunnya hearth rate,
respiratory rate dan tekanan darah. Musik ternyata mampu mengaktivasi system
limbik yang berhubungan dengan emosi, saat system limbik teraktivasi maka individu
tersebut menjadi rileks. Selain itu pula alunan musik juga dapat menstimulasi tubuh
untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus
pembuluh darah yang dapat menurunkan tekanan darah. Musik yang
direkomendasikan sebagai intervensi adalah musik yang mengalir tanpa lirik dengan
60-80 beats per minute yang terdiri dari tones yang rendah dengan strings, dan dengan
minimal brass percussions. Tingkat volume yang direkomendasikan adalah 60
decibels (dB).
Berdasarkan telaah literatur menyatakan bahwa dari perspektif fisiologi pada
pasien HD yang diberikan intradilytic exercise akan mengalami kondisi dimana cairan
dalam tubuh dapat dikeluarkan lebih banyak selain dari tarikan mesin HD melalui
pernafasan dan penguapan kulit. Intradialytic exercise mengakibatkan melebarnya
luas permukaan kapiler di otot, pembuluh darah menjadi melebar sehingga dapat
menarik cairan dari ekstravaskuler dengan dibantu otot-otot yang berkontraksi dan
meningkatkan aliran darah otot yang mengakibatkan sebagian besar dari urea dan
racun keluar dari jaringan ke kompartemen vaskular untuk dihapus berikutnya ke
mesin dialyser.
B. Kelemahan penerapan topik jurnal
1. Kurangnya antusias dari beberapa pasien
2. Masih terdapat beberapa pasien yang mengalami keterbatasan gerak karena
terdapat akses pada tangan/paha yang membuat pasien cemas jika terganggu
3. Tidak ada SOP dalam jurnal mengenai intradyalisis exercise
C. Kelebihan penerapan topik jurnal
1. Media yang digunakan menarik audio visual
2. Gerakan intradyalisis exersice sangat mudah untuk diikuti karena gerakannya
simpel dan santai mengikuti aliran musiknya
3. Musik yang digunakan adalah musik klasik dengan volume dan nada yang telah
ditentukan sehingga pasien akan merasa nyaman
4. Intradyalisis exersice ini sangat aplikatif digunakan pada pasien HD karena
dilakukan ketika pasien sedang HD dengan posisi berbaring dan tidak ada batasan
waktu
5. Intradyalisis exersice ini juga sangat aman dilakukan karena berada dalam tempat
tidur pasien dengan pengawasan dokter dan perawat jaga.
D. Metode pelaksanaan topik jurnal dalam intervensi keperawatan
Metode pelaksanaan intervensi keperawatan Intradyalisis exersice ini ada 2
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan jumlah responden
sebanyak 10 orang. Sesi pertama pada hari Kamis tanggal 9 Juni 2022 yaitu
menerapkan Intradyalisis exersice pada pasien dengan kriteria sesuai dalam jurnal
yaitu pasien yang menjalani hemodialisa secara rutin, pasien berumur 15-64 tahun,
pasien yang sudah menjalani HD reguler minimal 3 bulan, diijinkan oleh dokter untuk
melakukan latihan fisik selama HD, bersedia menjadi responden, bersedia
mendengarkan musik klasik, pasien dengan terapi obat antihipertensi sejenis, tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg. Pelaksanaan pada sesi pertama yaitu mengarahkan pasien
untuk melihat audio visual yang tersambung dengan televisi di depan bed pasien,
pasien diarahkan mengikuti gerakan Intradyalisis exersice sesuai yang terdapat dalam
video diiringi musik klasik dan dilakukan pendampingan oleh mahasiswa serta
dibimbing untuk melakukan gerakan, pasien antusias dalam melakukan gerakan dan
dapat mengikuti gerakan sesuai dalam video hingga selesai. Sebelum dan setelah HD
pasien di ukur tekanan darahnya untuk mengetahui pengaruh penerapan Intradyalisis
exersice terhadap tekanan darah intradialisis pasien yang telah diberikan oleh
mahasiswa kepada pasien.
E. Implikasi keperawatan penerapan topik jurnal
F. Hasil/Evaluasi aplikasi inovasi berdasarkan EBPN dari jurnal
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Intradialytic exercise merupakan latihan yang dilakukan pada saat menjalani
hemodialisis, merupakan pilihan yang aplikatif dan layak dilakukan pada pasien HD,
pasien berada dalam pengawasan dokter dan perawat karena dilakukan saat proses
HD, dan dapat dilakukan saat HD berlangsung sehingga tidak membutuhkan
tambahan waktu untuk melakukannya di saat yang sama.
B. Saran
1. Diharapkan perawat di unit hemodialisa dapat melanjutkan dan menerapkan
Intradyalisis exersice untuk paisen yang menjalani hemodialisa dengan masalah
tekanan darah intradialisis pada pasien.
2. Diharapkan pasien dapat menerapkan Intradyalisis exersice yang telah diajarkan
ketika sedang menjalani hemodialisa agar tekanan darah intradialisis pasien dapat
terkontrol.

REFERENSI

LAMPIRAN JURNAL ASLI

Anda mungkin juga menyukai