Anda di halaman 1dari 4

METODE PELAKSANAAN

REHABILITASI DERMAGA PULAU KAPOTA

NO LINGKUP/URAIAN PEKERJAAN METODE PEKERJAAN BAHAYA UTAMA


A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I. Pekerjaan Persiapan
1. Pek. Pembongkaran Mula-mula plat dan balok serta kolom beton dermaga di hancurkan menggunakan a. Kecelakaan Lalu Lintas
1. pada saat Mobilisasi
breaker
Puing pecahan beton dikumpulkan kemudian dipindahkan keatas dumptruck b. Tertimpa Material
2.
menggunakan excavator
Material-material hasil pembongkaran yang terjatuh ke laut harus dibersihkan dan
3.
dikumpulkan di atas dermaga existing untuk di angkut ke atas dumptruck.
Dump truck mengangkut puing-puing beton keluar lokasi pekerjaan pada tempat
4.
pembuangan yang telah ditentukan oleh PPK maupun Direksi.
2. Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Kerja Penempatan direksi keet dan gudang dipastikan dilaporkan dan mendapatkan a. Terkena Alat Kerja
1.
persetujuan dari Direksi Dinas
Ukuran luas direksi keet dan gudang disesuaikan dengan kebutuhan kontraktor dengan
2.
tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan
Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
3. simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur.
3. Papan Proyek Uk. 1 m x 1, 20 m a. Terbentur benda keras
1. Manager pelaksana meminta petunjuk pengawas mengenai informasi tulisan papan
nama proyek untuk dilakukan pemesanan baliho dengan ukuran minimal 1x1,2 meter.
2. Mengidentifikasi lokasi penempatan papan nama agar mudah dilihat oleh publik b. Tertusuk benda tajam
Menggali tanah sebagai dudukan tiang penyangga dengan ukuran 20 x 20 cm dan
3.
kedalaman 30 cm
4. Merakit tiang penyangga dengan ketinggian 2 meter dengan perkuatan paku
5. Memasang papan nama dengan melakukan pengecoran kaki tiang pada galian
6. Melakukan pengecatan pada tiang penyangga agar awat terhadap kondisi alam.
4. Administrasi Dan Dokumentasi 1. Menyiapkan buku Tamu a. Tertusuk benda tajam
Membuat Laporan Harian, Yaitu merupakan laporan yang berisikan tentang kegiatan
2.
semua pekerjaan pada hari itu, maupu materiap dan peralatan kerja.
Membuat Laporan Mingguan yang merupakan rekapitulasi dari laporan harian yang
3.
sudah dibuat. Laporan ini direkap setiap 7 hari kerja.
Membuat Laporan Bulanan yang merupakan rekapitulasi dari laporan mingguan yang
4.
sudah di buat. Laporan ini direkap setiap 28 hari kerja.
5. Membuat laporan persetujuan material
6. Membuat permohonan ijin pelaksanaan pekerjaan
7. Membuat permohonan ijin pengecoran
Membuat gambar Shop Drawing, yaitu gambar kerja yang digunakan sebagai pedoman
bekerja. Gambar shop drawing ini bisa berubah dari gambar aslinya sesuai kondisi
8.
lapangan pekerjaan. Perubahan gambar dengan persetujuuan dari pihak konsultan dan
direksi teknis.
Membuat gambar As Buid Drawing (ABD). ABD ini merupakan gambar dari pekerjaan
9.
yang telah selesai 100% dan tidak ada perubahan lagi.
Foto Proyek dibagi 3 (tiga) tahap, yaitu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Sat
pelaksanaan pekerjaan dan Pekerjan telah selesai. Pemotretan dilakukan dengan latar
10. belakang yang sama 0%, 20%, 50%, 70% dan 100%. Pengambilan foto proyek terus
dilakukan, terutama apabila ada momen tertentu yang dianggap penting.
II. BIAYA PENYELENGGARAAN K3
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Petugas K3 menyiapkan RKK untuk dilakukan persetujuan pengawas dan PPK. a. Terkena alat kerja
2. Petugas K3 memasang spanduk, poster dan papan informasi K3 di sekitar area kerja b. Tertimpa Material
sesuai petunjuk pengawas.
3. Petugas K3 memastikan kelengkapan APD untuk pekerja, tamu, dan Staf Proyek c. Tertusuk benda tajam
4. Petugas K3 menyiapkan peralatan P3K
B. PEKERJAAN DERMAGA
I. Pekerjaan Beton
1. Pekerjaan Pondasi Cincin
- Cor Beton Mutu Tinggi K-250 1. Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dengan meminta a. Terkena alat kerja
persetujuan pengawas.
2. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan adukan b. Iritasi pada kulit terkena
semen.perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2volume pasir adukan semen
berbanding 3 volune split serta air secukupnya atau seperti yang tertera dalam
spesifikasi.
3. Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan c. Terkena tumpahan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru material
kemudian ditambahkan air secukupnya
4. Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit d. Ganguan pernapasan
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam gerobak dorong akibat debu material
5.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong dan dilakukan/dikerjakan bertahap
sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
6. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
kepadatan maksimal.
- Besi Beton 1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan sesuai gambar kerja a. Terkena alat kerja
Mendesain bentuk dan dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk b. Tertusuk kawat
2.
tipe tulangan yang ada pada perakitan tulangan tersebut.
Melakukan Penekukan/pembengkokan (radius tekuk) besi menggunakan piringan
3.
tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi
4. Siapkan begel yang hendak dipasang pembesian pondasi cincin.
5. Ikat ujung-ujung begel dengan menggunakan kawat bendrat
6. Gunakan catut untuk mengencangkan bendrat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
7.
pengecoran.
- Bekisting 1. Bekisting untuk cincin beton sebelum diaplikasikan sebagai acuan, buat terlebih dahulu a. Terkena alat kerja
di workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan gambar kerja. Sedangkan untuk
plat lantai tidak perlu difabrikasi di work shop.
2. Ukuran dan bentuk akan dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada gambar kerja b. Bekisting roboh
yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
3. Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi
4. Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin, bersih dari kotorankayu-kayu
lepas, sampah-sampah
2. Pek. Canstin Beton Bertulang
- Cor Beton Mutu Tinggi K-250 1. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian a. Terkena alat kerja
letakkan pembesian balok pada posisinya tepat didalam bekisting.
2. b. Terkena tumpahan
Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis. material
3. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke c. Ganguan pernapasan
areal pekerjaan. akibat debu material
4.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong dan dilakukan/dikerjakan bertahap
sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
- Besi Beton 1. Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan
a. Terkena alat kerja
gambar kerja.
2. Mengukur dan mendesain bentuk atau dimensi untuk masing-masing tipe tulangan yang
b. Tertusuk kawat
dapat diketahui dari gambar kerja.
3. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan canstein dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas.
4. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.
- Bekisting 1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi kanandan sisi kiri, dipasang dengan papan sebagai a. Terkena alat kerja
bahan bekisting + tulangan kayu kaso 5/5. .
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu b. Bekisting roboh
kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
3. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku
dipakukan dengan menggunakan palu.
II. Pekerjaan Pasangan Batu Penahan Tanah
1. Pekerjaan Pasangan Tangga 1. Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar a. Terkena alat kerja
rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat berat untuk
2. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir setebal b. Tertusuk kawat
3. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
4. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa saat
agar air dapat meresap
5. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan pasir
sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan
3. Pekerjaan Pasangan Talud 1. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu a. Terkena alat kerja
2. Terkena tumpahan
b.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu material
3. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang
4. Pasang batu aanstamping terllebih dahulu
5. Pasang batu di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang
merata mengisi rongga-rongga antar batu
6. Batu disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu tidak mudah retak/patah dan
berongga besar.
7. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana
8. Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran sia
4. Pek. Plasteran Siar, Camp. 1 PC : 5 Ps 1. Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 5 pasir, spesi diaduk dengan
a. Terkena alat kerja
molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
2.
Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan
perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah Terkena tumpahan
b.
dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan material
posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan
air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
3. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan
dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi
lama dengan spesi baru.
4. Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.

5.

Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
5. Pekerjaan Timbunan Batu Gunung 1. Sebelum penghamparan timbunan batu pada setiap tempat, semua bahan yang tidak a. Terkena alat kerja
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan
2. b. Terkena material
Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari
borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik
seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya
3. Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan c. Ganguan pernapasan
pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan akibat debu material
perintah Direksi
C. PEKERJAAN AREA BONGKAR MUAT DERMAGA
a. Pekerjaan Tanah dan Pasir
1. Pekerjaan Galian Tanah 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan a. Terkena alat kerja
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan b. Terkena tumpahan
kedalaman yang disyaratkan material
3. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan c. Ganguan pernapasan
akibat debu material
4. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana
2. Pekerjaan Urugan Pasir t = 5 cm 1. Pada dasar lantai dermaga diberi urugan pasir padat setebal 5 cm. a. Terkena alat kerja
2. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari b. Terkena material
pasir tersebut
3. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan pemasangan paving block.
3. Pekerjaan Pasangan Paving Block 1. Pertama dilakukan pemeriksaan kepadatan tanah dasar sebagai dasar perletakan a. Terkena alat kerja
lapisan pondasi
2. Pasang pasir alas dg ketebalan 5 - 6 cm, ratakan dengan jidar kayu (Pasir alas adalah b. Terkena material
pasirdg ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving block).
3. Pasang benang pembantu searah & tegak lurus / 45° terhadap jalan / area kerja.
4. Pemasangan paving block dilakukan setelah penentuan arah dan bentuk pola
denganmenggunakan benang pembantu, pemasangan paving blok dimulai dari satu arah

5. Pasang pasir pengisi, ratakan dg sikat ijuk dan penggetar / vibro secara bersamaan.
6. Pemasangan paving dilakukan secara diagonal dari pinggir, setelah 3–4 baris
dapatdilakukan simultan di beberapa bagian
b. Pekerjaan Beton
1. Pekerjaan Canstin Beton Tak Bertulang, & Lantai Beton
- Cor Beton Mutu Tinggi K-250 1. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting a. Terkena alat kerja
2. b. Terkena tumpahan
Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis. material
3. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke c. Ganguan pernapasan
areal pekerjaan. akibat debu material
4.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong dan dilakukan/dikerjakan bertahap
sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
2. Pekerjaan Tambat Labuh Kapal
- Pekerjaan Angker Labuh dengan Besi 16" 1. Besi untuk angkur dipotong sepanjang 30 cm untuk tiap angker. a. Terkena alat kerja
2. Untuk Besi labuh dibuatkan cincin besi dan saling menyikat dengan besi angker.
3. Angker labuh dipasang dengan jarak interval 3 meter.
D. PEKERJAAN AKHIR
a. Pekerjaan Finishing
1. Pekerjaan Pengecetan Canstin
- Pengecatan canstin 1. Bersihkan permukaan kanstin dari debu dan kotoran dengan kain lap. a. Terkena alat kerja
b. Terkena tumpahan
2. Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian kanstin yang retak dan kurang rata dengan material
plamir, tunggu sampai kering. Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas
3. Cek apakah permukaan kanstin sudah rata.
4. Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
5. Lakukan pengecatan dasar dengan kuas.
Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish
6.
dan hasilnya benar-benar rata.
E. PENGADAAN BOLLARD DAN LAMPU LPJU SOLAR CELL
1. Pengadaan Bollard 5 Ton 1. Bollard dipesan pada distributor bollard dengan beban kerja sebesar 5 ton. Setelah a. Terkena alat kerja
pengiriman bollard telah tiba di lokasi pekerjaan, Direksi harus memeriksa barang
tersebut apakah telah sesuai dengan spesifikasi atau tdak.
2. Pada umumnya lubang anchor boldermemiliki sedikit sekali toleransi antara 1mm b. Terkena tumpahan
sampai dengan 3 mm sehingga pemasangan anchor harus presisi agar bollard dapat material
terpasang nantinya
3. Untuk memastikan posisi pemasangan anchor bollard yang tepat maka digunakan
bollard itu sendiri sebagai template yang dipasang setelah pemasangan besi beton

4. Setelah bollard terpasang kuat baru dilaksanakan pengecoran beton


2. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan 1. a. Terkena alat kerja
Lampu LPJU Solar Cell Order (Pemesanan) Proses pertama Yang harus dilakukan adalah Pemesanan /order Set
Lampu PJU Solar Cell sesuai Jumlah dan Spesifikasi Yang telah ditentukan.
2. b. Terkena tumpahan
material
Letak Lampu yang akan dipasang sesuai gambar denah yang ditentukan)
3. Pekerjaan Pemasangan dilakukan dengan Memperhatian Kelurusan serta Vetikalitas
Tiang Lampu PJU.
4. Perapihan Urugan dan Cheaping Antara Plat dasar tiang Lampu dan Beton pondasi.
5. Testing Commisioning dilakukan dengan Mengetes Seluruh Lampu Meliputi Fungsi
seluruh Komponennya dan termasuk Intensitas Cahayanya

Wangi-Wangi, 21 April 2022

Dibuat Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Perhubungan Kab. Wakatobi

ttd

ARMAN AFIUDDIN, ST.


Nip. 19830329 201001 1 021

Anda mungkin juga menyukai