Laporan Program Manjemen Resiko
Laporan Program Manjemen Resiko
RESIKO
TAHUN 2020
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
Langkah awal mengembangkan manajemen risiko adalah menentukan konteks yang
diperluhkan karena manajemen risiko sangat luas dan bermacam aplikasinya salah satu
diantaranya adalah manajemen risiko K3. Untuk manajemen risiko K3 sendiri,juga diperluhkan
penentuan konteks yang akan dikembangkan misalnya menyangkut risiko kesehatan kerja,
kebakaran, hygiene, industry,dan lainnya. Dari konteks tersebut masih dapat dikembangkan
lebih lanjut misalnya manajemen risiko untuk aktivita rumah sakit. Penentuan konteks ini
diselaraskan dengan visi dan misi organisasi serta sasaran yang ingin dicapai. Lebih lanjut
ditetepkan pula criteria risiko yang sesuai bagi organisasi. Setelah menetapkan konteks
manajemen risiko, langkah berikutnya adalah melakukan identifikan bahaya, analisa dan
evaluasi risiko serta menentuhkan langkah atau strategi pengendalainnya.
1.2. Tujuan
1. Menciptakan cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS, pasien serta pengunjung di RSCM Kirana
2. Meminimalkan kerugian dan dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan dan sakit,
meningkatkan kesempatan/peluang untuk meningkatkan produksi melalui suasana kerja
yang aman, sehat dan nyaman, memotong mata rantai kejadian kerugian akibat kegagalan
3. Mengidentifikasi sumber dari resiko
4. Mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
5. Memaparkan mengenai sistem pengorganisasian Manajemen Resiko.
6. Memaparkan mengenai pelaksanaan jadwal kegiatan program Manajemen Resiko
2
BAB II
PENGERTIAN –PENGERTIAN DALAM MANAJEMEN RESIKO
2.1. Risiko
Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan
Jenis-jenis risiko dalam pelayanan rumah sakit:
a. Corporate risk:
Kejadian yang akan memberikan dampak negatif terhadap tujuan organisasi
b. Non-clinical (physical) risk
Bahaya potensial akibat lingkungan
c. Clinical risk
Bahaya potensial akibat pelayanan klinis
d. Financial risk
Risiko finansial yang secara negatif akan berdampak pada kemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan.
3
2.3. Clinical Risk Management
Suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko
dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut (Sheenu Jhawar, Mid Stafford
General Hospital, UK)
PRO-ACTIVE
a. Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu risiko klinis yang
mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung jawab dan kendali pada semua lini
pelayanan.
b. Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan sehingga tidak
terjadi tumpang tindih
c. Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
d. Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam mengoperasikan peralatan
medis/klinis
e. Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara konsisten
1. Kebijakan dalam:fire safety
2. Infectious and non-infectious waste management
3. Infection control
4. Occupational health
f. Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut yang nyata
g. Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang akurat dan terjamin
ketelusuran
h. Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan baik
i. Serah terima dilakukan secara adekuat
j. Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan pasien/keluarga mengena
di keputusan terapi/tindakan klinis
k. Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu, misalnya alergi, dsb, pada
rekam medik, yang secara legal ditandatangani
4
Insiden keselamatan pasien
Insiden keselamatan pasien adalah Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan/
berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dll) pada pasien yang
seharusnya tidak terjadi.
Jenis-jenis insiden:
A. KPC (KONDISI POTENSIAL CEDERA / REPORTABLE CIRCUMSTANCE)
Suatu kondisi / situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
Contoh:
• ICU yang sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang.
• Penempatan defibrillator standby di IGD ternyata rusak dan tidak dapat digunakan.
B. KNC ( NEAR MISS / KEJADIAN NYARIS CEDERA)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh:
• Unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, namun kesalahan
tersebut diketahui sebelum transfusi dimulai.
5
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
Kejadian sentinel merupakan suatu kejadian (KTD) tidak diantisipasi yang dapat
mengakibatkan kematian atau suatu kejadian yang mangakibatkan kehilangan fungsi
permanen, dimana kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat alamiah penyakit
yang mendasari atau penyakit penyerta. Kejadian sentinel merupakan kejadian yang
membutuhkan investigasi dan respon segera.
RE-ACTIVE
a. Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal, dan dibuktikan dengan
“consent” dari semua pihak yang terkait
b. Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk mengenal faktor-faktor yang
dapat dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang terbaik diberikan
c. Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal akar masalah (root cause)
dan dilakukan dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan
d. Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident baik klinis maupun non
klinis, termasuk kejadian near miss, dan dicatat dalam risk register untuk audit dan
analisis
6
BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO
SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2015
1
Monitoring Pemakaian APD
1. Poliklinik
12
2. Ruang Tindakan
12
3. Rawat Inap
12 Na Na Na Na
4. RR
12
5. CSSD
12
7
linen infeksius
7 Penyusunan SPO :
2 Penyusunan SOP:
a. Pemilahan Instrument 1
b. Pencucian Alat Instrument 1
c. Penggunaan Bahan Desinfektan 1
8
d. Dekontaminasi Instrument 1
e. Bahan Desinfektan Untuk 1
Dekontaminasi
f. Penggunaan Mesin Drying 1
g. Evakuasi Kebakaran 7 area 6 6 6 6
3 Penyediaan Apar 35 35 35 35 35
4 Penyediaan P3K 14 14 14 14 14
9
LAMPIRAN
10