Anda di halaman 1dari 4

KONTRIBUSI DAN POLA INTERAKSI ETNIS ARAB DI

KABUPATEN PURWAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyarataan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : Muhammad Saekhu

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

abstrak
Orang Arab datang ke Indonesia sejak awal abad 19 untuk berniaga dan berdakwah. Orang-orang Arab ini tinggal
menyebar di kota-kota terutama yang dekat dengan pantai. Salah satu kota adalah Purwakarta, Jawa Barat.
Mereka tinggal berkelompok membentuk perkampungan arab dan ada Sebagian kecil memilih tinggal cukup
berjauhan dari kelompoknya. Meski telah lama berbaur dengan pribumi, orang Arab mampu melestarikan budaya
yang dimilikinya. Diantara mereka ada yang turut andil dalam tugas pemerintahan, namun kebanyakan mereka
melakukan perniagaan. Etnis ini kental dengan agama islam sehingga stigma habib, kiayi atau ustad cukup mudah
diemban oleh etnis ini. Namun sesungguhnya sebagian besar adalah orang biasa yang melakukan rutinitas pada
umumnya. Tidak sedikit orang Arab di Purwakarta yang menjadikan agama sebagai kedok untuk memenuhi
tujuannya. Karakter yang keras dan budaya yang islami dengan bahasa sedikit ke arab-araban seolah senjata
tambahan yang cukup ampuh untuk membaur dan menggiring masyarakat sekitar agar mengikuti apa yang
diinginkannya.

abstract
Arabs have come to Indonesia since the early 19th century to trade and preach. These Arabs lived scattered in
cities, especially those close to the coast. One of the cities is Purwakarta, West Java. They live in groups to form
Arab villages and some choose to live quite far from their groups. Although they have long mingled with the
natives, the Arabs are able to preserve their culture. Among them there are those who take part in government
duties, but most of them do business. This ethnicity is thick with the religion of Islam so that the stigma of habib,
kiayi or ustad is quite easily carried by this ethnic group. But actually most of them are ordinary people who do
routines in general. Not a few Arabs in Purwakarta who use religion as a cover to fulfill their goals. The harsh
character and Islamic culture with a slightly Arabic language are like additional weapons that are powerful
enough to blend in and lead the surrounding community to follow what they want.
Deskripsi :
Skripsi ini berjudul: “Kontribusi dan Pola Interaksi Etnis Arab di Kelurahan Nagri Kidul Kabupaten Purwakarta”.
Skripsi ini mengkaji tentang kontribusi dan pola interaksi etnis Arab di Kabupaten Purwakarta, khususnya di
wilayah Kelurahan Nagri Kidul yang dianggap sebagai pusat peradaban etnis ini.

• Penelitian, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan fenomenologi dalam tinjauan disiplin ilmu
sosial dan antropologi budaya. Sosiologi budaya digunakan untuk mendeskripsikan kebudayaan, adat istiadat
dan komunikasi sosial masyarakat keturunan (etnis) Arab di Kelurahan Nagri Kidul khususnya sekitar Pasar
Rebo melalui dokumentasi, wawancara, nara sumber dari beberapa tokoh dan pengamatan langsung terhadap
masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah snow ball sampling dengan
melakukan observasi serta wawancara secara mendalam.
• Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi sosial warga keturunan Arab cukup berpengaruh terhadap
prilaku sosial, baik akulturasi bahasa maupun adat kebiasaan. Disamping itu kontribusi berupa pengaruh
terhadap bidang perniagaan, politik terlebih lagi agama sangat kuat sehingga muncul potensi kelompok-
kelompok yang membentuk pola kehidupan yang beraneka ragam. Namun, budaya dan bahasa Sunda tetap
menjadi pondasi dalam interaksi antar warga keturunan Arab dan Pribumi.
• Hasil survey yang merupakan bagian dari penelitian memperlihatkan bahwa etnis Arab di Purwakarta
merupakan komunitas yang harus dikembalikan ke dalam tatanan masyarakat umum yang lebih menghargai
kesetaraan sosial, karena etnis arab di Purwakarta masih beranggapan ras yang lebih mulia. Hal ini tampak
sekali dalam pengklasifikasian marga (fam) antar sesamanya. Anggapan rasis ini membuat kesenjangan
dengan warga pribumi, misalnya dalam hal pernikahan dan politis kedekatan dalam urusan sehari-hari.
Dalam hal pernikahan, ada nilai-nilai khusus dalam memaknai kekufu’an nasab sebagai syarat perkawinan
dalam tradisi keturunan Arab. Lazimnya, etnis tersebut memiliki norma sakral tentang kekufu’an dalam
sistem perkawinan arab yang terus direproduksi dan disosialisasikan kepada keturunan selanjutnya

Beberapa catatan atau resume dari Skripsi ini dapat dikelompokan menjadi beberapa pokok bahasan berikut :
1. Persebaran etnis keturunan Arab di Kabupaten Purwakarta
2. Kontribusi dan peran etnis keturunan Arab dalam pemerintahan dan kamtibmas
3. Perkawinan etnis keturunan Arab di Kabupaten Purwakarta

(1). Persebaran etnis keturunan Arab di Kabupaten Purwakarta


Warga keturunan (etnis) Arab tersebar secara tidak merata di Kabupaten Purwakarta. Pasar Rebo di wilayah
kelurahan Nagri Kidul merupakan wilayah pusat peradaban etnis ini. Sehingga orang Arab di Purwakarta identic
dengan pasar rebo, stigma ini sudah melekat sedemikian rupa. Dalam etnis Arab terdapat beberapa golongan
antara lain :

• ALAWIYYIN ‫ باعلوي‬Adalah : (Golongan yang bernisbah dari keturunan Rasulullah lewat keturunan
dari Sayyidina Ahmad bin Isa (AlMuhajir).
• AS-SYAIKH ‫ الشيخ‬/ MASYAIEKH Adalah : (Golongan Arab yang memiliki Keturunan Para orang-
orang alim lewat Assahabah / Sahabat Nabi atau yang tidak melalui Sayyidina Al-Muhajir, meskipun
akan bertemu Nasab ke Kakeknya Nabi Muhammad,Saw ).
• QABAIL ‫ قبائل‬Adalah : (Golongan keturunan Arab Pemberani yang memegang senjata).
• 'ABID ‫ عابد‬Adalah : (Golongan yang suka menolong)

Di Kabupaten Purwakarta, terdapat marga/Fam yang paling banyak dan terkenal, yaitu Bajrey. Fam ini termasuk
kedalam golongan Qabail. Warga etnis Arab yang memiliki fam Bajrey pada umumnya pemberani dan memiliki
karakter kuat. Kelompok Fam ini cukup meresahkan di wilayah Purwakarta, karena kompak berbuat sensasi dan
suka kekerasan, atau dalam Bahasa umum disebut barbar.
(2). Kontribusi dan peran etnis keturunan Arab dalam pemerintahan dan kamtibmas
Warga Nagri Kidul sudah terbiasa berhubungan sosial ekonomi dengan warga etnis Arab di sekitarnya. Berbagai
peran warga etnis ini disambut baik dalam masayarakat. Layaknya sebagai bagian dari masyarakat, etnis Arab
juga memiliki peran di dalam menciptakan keamanan dan ketertiban lingkungannya, walaupun pada
kenyataannya mereka acapkali mencibir dan merendahkan pekerjaan penegak hukum yang menurut mereka dapat
diatur atau ditangani dengan mudah. Hal ini tentunya berkat peran beberapa golongan warga etnis yang menonjol
baik dalam kekayaan ataupun personal power.

Beberapa warga etnis mengakui adanya pengaruh kekuatan beberapa orang diantara mereka sangat membantu
dalam berbagai urusan, mereka menyebutnya Preman Arab. Sekelompok orang yang disebut Preman Arab ini
terbukti memiliki kedekatan tertentu dengan pihak penegak hukum, sehingga berbagai persoalan hukum yang
mengikat warga etnis arab ini dapat diselesaikan dengan cara mereka. Berbagai kasus seperti kasus kekerasan,
sengketa, lalu lintas, bahkan kasus narkoba sekalipun dapat dibereskan tanpa melalui jalur yang semestinya. Hal
ini menunjukan proses penegakan hukum di Kabupaten Purwakarta dapat direkayasa demi kepentingan golongan
tertentu, dan peran Preman Arab inilah yang menghancurkan citra dan kepercayaan masyarakat kepada penegak
hukum itu sendiri. Yang dimaksud dengan Preman disini bukanlah seperti pengangguran yang kita bayangkan,
melainkan kaum/tokoh pebisnis atau politisi yang merasa mampu dan berkuasa.

Pentokohan seseorang karena kedermawanan, tuturkata yang baik dan menawan juga menjadikan beberapa warga
etnis Arab baik laki-laki atau perempuan, menjadi panutan bagi warga etnis arab yang lain dan juga bagi warga
pribumi di sekitarnya. Jika ada permasalahan apapun mereka menjadi orang yang dimintai bantuan. Namun
sesungguhnya mereka yang ditokohkan itu tidak pernah benar-benar membantu, karena mereka menyadari berat
resikonya jika memasuki ke ranah yang bukan urusannya, tetapi mereka mengatakan sudah melakukan kebaikan
dan berdalih semua ketentuan ada pada sang Pencipta, maka semakin arif dan bijaksana tampaknya tanpa melihat
hasil akhirnya. Sifat dan karakter seperti ini dimiliki oleh beberapa tokoh etnis Arab Purwakarta dan sebenarnya
sudah diketahui oleh Sebagian warga etnis yang lain, namun mereka saling menutup, saling memberi jalan dan
bahkan saling menggunjing satu sama lain.

Maka tidak heranlah warga keturunan Arab yang didominasi fam Bajrey ini bagian dari karakter Arab jaman dulu
atau yang disebut Jahiliyyah. Dimana Arab adalah bangsa dimana ditemukan orang paling alim dan sekaligus
orang paling dholim. Pada umumnya nama-nama warga etnis Arab bajrey ini menggunakan nama-nama Nabi
Muhammad dan orang tua nabi untuk menambah charisma dan kelanjutan nasab keluarga mereka, seperti berikut
beberapa nama hasil temuan sebagai berikut :
• Nama dalam NIK, Abdullah Bajrey
Nama Keluarga besar adalah, Abdullah bin Muhammad Bajrey
Nama panggilan : Dudung

• Nama dalam NIK, Muhammad Bajrey


Nama Keluarga besar adalah, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Bajrey
Nama panggilan : Mamat

Untuk Sebagian orang, nama-nama itu terlalu berat disandang, karena menggunakan nama Nabi yang berarti
mengedepankan ahklak, bertindak adil dan membela kebenaran, serta menghindari perbuatan-perbuatan yang
tidak terpuji. Namun nama-nama besar tersebut telah melebur menjadi Dudung dan Mamat, yaitu dua tokoh yang
mewakili manusia biasa yang teramat jauh dari sifat-sifat mulia Nabi Muhammad S.A.W.

__________________________________
1
Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara (Jakarta : INIS, 1989, halaman 72
2
Badjerei, 1996, Halaman 12
(3). Perkawinan etnis keturunan Arab di Kabupaten Purwakarta
Dalam perkawinan antar etnis Arab di Purwakarta, kita mengenal perkawinan sekufu’. Makna sekufu’ dalam
kelompok masyarakat Arab dipandang sebagai kesepadanan. Hal ini diartikan dalam segi kecerdasan atau
keilmuan, pendidikan, kekayaan, agama, serta nasab (yang disebut sebagai garis keturunan). Masyarakat sayyid
merupakan salah satu golongan dari masyarakat Arab yang masih memegang teguh tradisi budaya perkawinan
sekufu’, karena lazimnya perkawinan masyarakat keturunan arab cenderung menganut kepada sistem perkawinan
endogami (perkawinan dilakukan dengan sesama golongan).
Oleh karena itu tidak heran jika sebagian kelompok masyarakat keturunan arab akan mempertahankan
perkawinan sekufu’ dan menentang perkawinan campuran, terutama jika anak mereka menikah dengan kaum
pribumi. Hal tersebut disebabkan oleh orangtua yang berasal dari etnis Arab umumnya akan melarang dengan
keras (terutama) putrinya menikah dengan laki-laki non-Arab.

Namun, konsep ideal terkait tradisi perkawinan sekufu’ dalam keturunan Arab mulai mengalami pergeseran
dalam kehidupan saat ini. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya perubahan pola pikir yang mulai terbuka
pada generasi milenial keturunan Arab yang disebabkan oleh perubahan zaman yang semakin maju, serta para
millenals ini merupakan individu yang terhubung dengan orang lain tanpa batas ruang dan waktu dengan
didukung oleh peran pendidikan dan teknologi saat ini.

Ucapan Terimakasih
Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah SWT akhirnya skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada para nara sumber dan beberapa personil yang secara pribadi atau instansi yang
telah memberikan keterangan dan dokumen-dokumen berharga untuk melengkapi skripsi ini.
Rujukan tertulis :
1) Mr. Hamid Al-gadri, Islam dan Keturunan Arab, yang diterbitkan oleh Mizan tahun 1988, 289 halaman
2) Husein, H. Badjerei, Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, yang diterbitkan oleh Presto Utama pada tahun
1996 di Jakarta, 221 halaman
3) Zaqiatul Mardiah, text document S13447 page 71 – 75, Program Study Sastra Arab, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk :


1. Bapak H. Kosasih Singadilaga, SH
2. Bapak H. Egi Sulaiman
3. Bapak Yogaswara Permadi, SE, MM
4. Bapak H. Mahmud Fahmi
5. Ibu Hj. Ai Surtika Dewi
6. Ibu Dian
Dan beberapa lagi yang yang yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Demikian, narasi yang sudah dibuat untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu tugas akhir perkualiahan
program studi Sosiologi, Fakultas ilmu sosial dan ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Penyusun :
Muhammad Saekhu

Anda mungkin juga menyukai