Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

FAKULTAS HUKUM

KUIS

Mata Kuliah : Hukum Surat-Surat Berharga


Hari, Tanggal : Selasa, 15 Juni 2021
Sifat : Take Home Exam
Waktu : 60 Menit (9.45-10.45) WIB
Kelas : C dan I
Dosen : R. Besse Kartoningrat, S.H., M.H.

PETUNJUK UMUM
Jawaban Soal dikirim via email : radenbessekartoningrat_fh@uwks.ac.id diketik di lembar soal
ini. Tuliskan Identitas diri : Nama, NPM, dan Kelas.

SOAL :

1. Apa itu Bilyet Giro? Jelaskan Dasar Hukum dan syarat formalnya !
2. Sebutkan dan Jelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam Sertifikat Deposito ?
3. Saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu perseroan yang bentuknya berupa
surat saham dan merupakan surat legitimasi yang menyatakan bahwa pemegang adalah orang
yang berhak atas deviden, hak suara dan manfaat lainnya. Jelaskan apa alasan Saham
menjadi suatu Surat Berharga !
4. Apa itu Obligasi dan perbedaannya dengan Surat Akseptasi ?
5. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis Resi Gudang dan Dasar Hukumnya !
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
FAKULTAS HUKUM

KUIS

Mata Kuliah : Hukum Surat-Surat Berharga


Hari, Tanggal : Selasa, 15 Juni 2021
Nama : Rizal Dwi Setiawan
NPM : 19300116
Kelas : I

Lembar Jawaban

1. Bilyet Giro adalah surat perintah dari Penarik kepada Bank Tertarik untuk melakukan
pemindahbukuan sejumlah dana kepada rekening Penerima.

Dasar hukum penerbitan bilyet giro adalah SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet
Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro yang berlaku terhadap hubungan
hukum yang terjadi antara penerbit, penerima, tertarik dan bank penerima.

Syarat Formal Bilyet Giro

Bank Indonesia (BI) menetapkan syarat dan standar formal penggunaan bilyet giro sebagai alat
pembayaran dan transaksi perbankan terkait dengan rekening giro. Standar ini berfungsi untuk
melindungi pengguna sekaligus menghindari transaksi yang menjadi bagian dari pencucian uang.
Berikut adalah standar formal bilyet giro:

a. Nama dan nomor unik yang digunakan pada bilyet giro.

b. Nama bank atau pihak tertarik.

c. Adanya perintah yang jelas untuk pemindahbukuan dana atau uang dari rekening penarik.

d. Nama dan rincian nomor rekening pemegang bilyet giro.

e. Bank tujuan.

f. Nominal atau jumlah dana yang dipindahbukukan.

g. Tanggal dan tempat penarikan.

h. Stempel dan tandatangan sesuai dengan kesepakatan dan persyaratan pembukaan


rekening.
2. Terdapat 2 pihak yang terlibat dalam Sertifikat Deposito yaitu Bank (Pihak Penerbit) dan
Pemegang

Penerbit berhak untuk menolak pembayaran sertifikat deposito pada pemegang dengan alasan
yang diyakini oleh pihak penerbit agar tidak terjadi kerugian pada pihak penerbit sebagai
konsekuensi dari praktek good corporate governance serta demi menjaga kredibilitas penerbit.

Hak pemegang sertifikat deposito adalah:


a. Melakukan peralihan hak tagih dengan orang lain sesuai dengan klausula atas tunjuk dari
sertifikat deposito tersebut baik melalui perjanjian, kesepakatan sebelumnya maupun hanya
dengan memberikannya pada orang lain.
b. Menerima pembayaran atau pencairan dana ketika sertifikat deposito tersebut telah jatuh
tempo.
c. Bisa mewariskan sertifikat deposito tersebut kepada ahli warisnya.

3. Para pemilik saham memiliki surat berharga. Karena merupakan bentuk perjanjian hitam
diatas putih yang berupa perjanjian dan telah disetujui oleh kedua belah pihak. Nantinya surat
berharga tersebut sama-sama dapat diperjual belikan di bursa efek maupun pasar modal, yang
intinya mendapatkan keuntungan.

4. Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah, lengkap
dengan bunga serta informasi jatuh tempo pembayarannya. Surat ini merupakan sebuah bukti
perjanjian peminjaman dana, sekaligus besaran bunga yang harus dibayarkan oleh pihak
penerima obligasi. Meski perusahaan bisa mengeluarkan obligasi, namun obligasi lebih sering
dikeluarkan oleh instansi pemerintahan.

Perbedaanya

Ada sejumlah konsep yang dikenal secara umum dalam investasi obligasi yaitu kupon, yield to
maturity, current yield, accrued interest, capital gain dan sebagainya

Tagihan Akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif (EIR), dikurangi oleh penyisihan kerugian penurunan nilai. Sementara liabilitas akseptasi
diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (EIR).

5. Resi gudang dapat diterbitkan dalam dua jenis. Ada resi gudang atas nama dan resi gudang
atas perintah. Jika di dalam dokumen itu dicantumkan nama pihak (individu atau korporasi) yang
akan menerima penyerahan barang setelah jatuh tempo, maka dokumen ini adalah resi gudang
atas nama. Jika tidak ada pencantuman nama seseorang, maka ini adalah resi gudang atas
perintah. Resi gudang itu memuat sekurang-kurangnya keterangan berupa: (1) judul resi gudang;
(2) jenis resi gudang (atas nama atau atas perintah); (3) nama dan alamat pihak pemilik barang;
(4) lokasi gudang tempat penyimpanan barang; (5) tanggal penerbitan resi gudang; (6) nomor
penerbitan; (7) waktu jatuh tempo; (8) deskripsi barang yang disimpan; (9) biaya penyimpanan;
(10) tanda tangan pemilik barang dan pengelola gudang; dan (11) nilai barang berdasarkan harga
pasar pada saat barang dimasukkan ke dalam gudang.
Dasar Hukum

Telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, namun
sekarang diganti dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.

Anda mungkin juga menyukai