Makalah Bisnis Internasional
Makalah Bisnis Internasional
BISNIS INTERNASIONAL
Perkuliahan Bisnis Internasional yang diampu oleh : Asep Saupuloh S.E, M.M
Di susun oleh
1. Apriliana (190301254)
2
JUDUL MAKALAH
LALU LINTAS PEMBIAYAAN INTERNASIONAL
Oleh : Kelompok 4
Di susun oleh
1. Apriliana (190301254)
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT, Atas berkat limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Pemakalah dapat menyelesaikan makalah ”Bisnis
Internasional”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Dengan tersusunnya makalah ini pemakalah berharap kepada bapak pengampu
membimbing pembuatan Makalah yang ditugaskan kepada Mahasiswa.
Untuk itu pemakalah mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Tumirin, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Ibu Maulidyah Amalina Rizqi S.E, M.M selaku KaProdi Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Gresik.
3. Asep Saupuloh S.E, M.M Selaku Dosen Mata Kuliah Perilaku Konsumen yang
dengan telaten dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan materi dan
bimbingannya.
4. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu, dalam penyelesaian makalah
ini.
Pemakalah menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu dengan kerendahan hati Pemakalah mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian untuk menjadikan periksa dan pemakalah berharap atas kritik dan saran, guna
perbaikan dalam penulisan makalah ini. Amin....
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
I.3 Manfaat Penulisan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Motif Arus Modal...................................................................................................2
II.1.1 Motif investasi portofolio Internasional.........................................................2
II.1.2 Motif penamaan modal asing.........................................................................2
II.2 Pengaruh Kesejahteraan dari arus modal Internasional..........................................3
II.2.1 Pengaruh di Negara sasaran dan investor......................................................3
II.2.2 Pengaruh lain di Negara sasaran dan investor...............................................4
II.3 Motif dan Pengaruh.................................................................................................4
II.3.1 Kesejahteraan dari Migrasi Tenaga Kerja Internasional................................4
II.4 Pasar modal Internasional.......................................................................................5
II.4.1 Bank Internasional utama..............................................................................6
II.4.2 Pasar Eurocurrency........................................................................................7
II.4.3 Pasar Obligasi Internasional..........................................................................8
II.4.4 Pasar Ekuitas Global......................................................................................9
II.4.5 Pasar Keuangan Lepas Pantai........................................................................10
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
III.2 Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Transaksi – transaksi pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai masalah
– masalah semacam yang banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran
internasional, oleh karena semua daerah kekuasaan sebuah negara pada umumnya
menggunakan mata uang yang sama. Sedangkan pembayaran dengan menggunakan
cek atau giro akan hanya merupakan pemindahan bukuan perkiraan bank saja dari
saldo kredit pembayarar ke saldo kredit penerima pembayaran.
Dalam hal lalu lintas pembayaran antar negara, tidak demikian halnya.
Misalnya seorang Importir Indonesia membeli sejumlah barang dari seorang eksportir
di Amerika Serikat. Transaksi jual beli ini pelaksaanaan pembayaranya lebih
kompleks dibandingkan dengan pembayaran yang timbul dari adanya transaksi jual
beli antara dua orang penduduk yang tinggal pada satu negara yang sama. Hal ini
disebabkan antara lain karena mata uang yang berlaku di Amerika Serikat berbeda
dengan mata uang yang berlaku di negara kita.
Sering juga pembayaran terjadi dengan mata uang negara ketiga. Misalnya
dengan membeli barang dari Jepang kita dapat membayarnya dengan dollar Amerika
Serikat. Hingga dengan demikian, sebelum kita mengadakan transaksi pembelian
barang-barang dari Jepang, kita harus terlebih dahulu memperhitungkan kurs-kurs
devisa yang memungkinkan kita membandingkan nilai barang tersebut dinyatakan
dalam dollar Amerika Serikat, dalam Yen dan dalam rupiah. Masalah-masalah
semacam inilah yang menyebabkan lalu lintas pembayaran internasional berbeda
dengan lalu lintas pembayaran dalam negeri.
1
I.3 Tujuan Penulisan
Dapat mengetahui apa saja yang ada didalam arus modal internasional hingga
motif, pengaruh dan pasar modalnya dalam segi kesejahteraan dll.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Motif Arus Modal
1) High Return
Motif dasar dari internasional portfolio investment adalah untuk
mencari tingkat hasil yang tinggi. Sesuai dengan model Hecksher-Ohlin, maka
penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun obligasi dari perusahaan
yang berada di negara lain bila memberikan return yang lebih tinggi.
2) Risk Diversification
Motif lain internasional portfolio investment adalah untuk diversifikasi
risiko. Hal ini dilakukan oleh para investor sesuai dengan portfolio theory
yang mengatakan bahwa investasi diberbagai surat berharga dapat
menghasilkan “return tertentu dengan risiko yang lebih kecil” atau “return
yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu”. Dalam hal ini,
return dari investasi dalam surat berharga asing (foreign securities) akan
bergantung terutama pada perbedaan kondisi ekonomi di luar negeri.
Kebanyakan akan berhubungan terbalik dengan return dari investasi dalam
surat berharga dalam negeri (domestic securities). Sehubungan dengan ini,
tindakan investor untuk melakukan diversifikasi investasi, baik dalam foreign
maupun domestic securities, akan menghasilkan return yang rata-rata lebih
tinggi dan/atau risiko yang lebih rendah daripada hanya melakukan investasi
di dalam negeri (domestic securities).
1) Motif utama dari foreign direct investment ini pada dasarnya sama dengan
portfolio invesment, yaitu untuk mendapatkan “return yang lebih tinggi”
melalui:
a) Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,
b) Perpajakan yang lebih menguntungkan, dan
c) Infrastruktur yang lebih baik.
2) Untuk melakukan diversifikasi risiko (risk diversification).
3
3) Untuk tetap memiliki “competitive advantage” melalui “direct control” dengan
melakukan hal-hal berikut.
a. Horizontal Integration
Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar atau multinational
corporation (MNC) yang biasanya berada dalam posisi monopolistic
atau oligopolistic dengan tujuan untuk melakukan “direct control”
khususnya yang berkenaan dengan pengusaan ilmu pengetahuan atau
teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga tetap memiliki
“competitive advantage” atau keunggulan bersaing disetiap pasar luar
negeri yang dimasuki.
b. Vertical Integration
Competive advantage melalui direct control juga dapat dilakukan
dengan vertical integration, baik secara “backward” maupun “forward
integration”. Backward integration dilakukan dengan jalan foreign
direct investment di bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan
untuk memperoleh jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga
semurah mungkin, sedangkan forward integration dilakukan dengan
jalan membangun jaringan distribusi, misalnya untuk produk
automotive dan electronic.
4) Untuk menghindari tariff dan nontariff barrier yang dibebankan kepada impor
dan sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang
diberikan oleh pemerintah lokal untuk mendorong foreign direct investment.
4
yang telah ditanami modal , dengan menggunakan modal sumber daya yang lebih
terjangkau dan berorientasi untuk mengekspor suatu produk atau sumber daya ke
pasar luar negeri.
a) Alih teknologi : Dalam hal ini , akan terjadi transfer ilmu pengetahuan
dalam bidang teknologi (saling sharing), sehingga dapat menghasilkan
teknologi yg canggih dan efisien dan dapat di terapkan di suatu negara
yang di tanami modal asinh tersebut.
b) Penyerapan tenaga kerja : Tentunya apabila pengembangan dari segala
aspek dilakukan , proyek/industri, pembangunan infrastuktur, sektor
kesehatan, pertanian, kebutuhan pangan, pasti akan membutuhkan dan
akan menyerap banyak tenaga kerja , dan itu menjadi salah satu
pengaruh yang sangat positif dan sangat di butuhkan oleh rakyat di
suatu negara berkembang.
c) Pelatihan Manajerial : Pelatihan ini merupakan suatu sarana yang di
gunakan untuk mencegah penurunan sumber daya manusia dari
berbagai aspek inovasi teknologi yang sedang berkembang pesat.
d) Akses ke pasar Internasional : Kemudahan Akses ke pasar
internasional juga akan di dapatkan apabila penanaman modal
asing/internasional di lakukan , karena mereka pasti akan selalu
berorientasi kepada pasar luar negeri.
Pengaruh untuk investor yaitu mereka akan lebih mudah melakukan promosi
ke pasar luar negeri karena banyak aspek yang telah di lalui oleh penerima modal agar
dapat bersaing di pasar luar negeri.
5
produksi tertentuakan menimbulkan arus modal secara internasional karena adanya
suatu negara yangmemiliki banyak modal dan ada pula yang mengalami kelangkaan
modal. Semakin banyak modal maka semakin kecil renumerasi (return) yang
diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin langka modal semakin tinggi hasil yang
diperoleh. Pengalaman di negara berkembang (termasuk negara yang berpenghasilan
rendah) menunjukkan bahwa seringkali terjadi kesenjangan investasi-tabungan dan
kesenjangan devisa yang dicerminkan dalam defisit anggaran. Umumnya untuk
menutup itu semua negara-negara (berkembang) tersebut akan menutup dengan
mengundang modal asing/internasional.
6
keuangan baru ini, yang berkontribusi terhadap kedalaman dan keluasan dari Resensi
Global pada 2008-2009.
Operasi perbankan luar negeri dapat dibentuk dalam berbagai cara. Jika bank
tersebut digabungkan secara terpisah dari perusahaan induknya, maka disebut sebagai
bank anak perusahaan (subsidiary bank); jika tidak digabungkan secara terpisah, maka
disebut sebagai bank cabang (branch bank). Terkadang sebuah bank internasional
7
dapat memilih untuk mendirikan bank afiliasi (affiliated bank), yaitu bank yang
beroperasi di luar negeri tempat mereka ambil bagian dalam kepemilikan bersama
dengan mitra lokal ataupun asing.
8
II.4.2 Pasar Eurocurrency
9
II.4.3 Pasar Obligasi Internasional
10
bisa mendapatkan tingkat bunga yang lebih rendah dengan menawarkan perlindungan
inflasi yang mematok pembayaran kembali pokoknya dengan nilai emas atau hak
penarikan khusus.
11
II.4.5 Pasar Keuangan Lepas Pantai
Pusat keuangan lepas pantai berfokus untuk menawarkan jasa perbankan dan
keuangan lainnya. kepada pelanggan nonpenduduk. Banyak dari pusat-pusat ini
berlokasi di negara kepulauan, seperti Bahama, Bahrain, Kepulauan Cayman,
Bermuda, Curaçao, dan Singapura. Luksemburg dan Swiss, meskipun bukan
kepulauan, juga merupakan pusat keuangan "lepas pantai" yang penting.
12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Motif lain internasional portfolio investment adalah untuk diversifikasi
risiko. Hal ini dilakukan oleh para investor sesuai dengan portfolio theory
yang mengatakan bahwa investasi diberbagai surat berharga dapat
menghasilkan «return tertentu dengan risiko yang lebih kecil» atau «return
yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu». Dalam hal ini,
return dari investasi dalam surat berharga asing akan bergantung terutama
pada perbedaan kondisi ekonomi di luar negeri. Kebanyakan akan
berhubungan terbalik dengan return dari investasi dalam surat berharga dalam
negeri. Sehubungan dengan ini, tindakan investor untuk melakukan
diversifikasi investasi, baik dalam foreign maupun domestic securities, akan
menghasilkan return yang rata-rata lebih tinggi dan/atau risiko yang lebih
rendah daripada hanya melakukan investasi di dalam negeri Untuk melakukan
diversifikasi risiko Untuk tetap memiliki «competitive advantage» melalui
«direct control» dengan melakukan hal-hal berikut.
Transaksi pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai masalah –
masalah semacam yang banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran
internasional, oleh karena semua daerah kekuasaan sebuah negara pada
umumnya menggunakan mata uang yang sama. Misalnya seorang Importir
Indonesia membeli sejumlah barang dari seorang eksportir di Amerika Serikat.
Transaksi jual beli ini pelaksaanaan pembayaranya lebih kompleks
dibandingkan dengan pembayaran yang timbul dari adanya transaksi jual beli
antara dua orang penduduk yang tinggal pada satu negara yang sama. Sering
juga pembayaran terjadi dengan mata uang negara ketiga. Misalnya dengan
membeli barang dari Jepang kita dapat membayarnya dengan dollar Amerika
Serikat.
III.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dari segi materi, isi materi, ejaan, cara penulisan karya tulis ini,
untuk itu penulis meminta saran dari pembaca semua untuk memberi kritik
dan saran agar makalah ini bisa lebih sempurna lagi untuk penulisan
berikutnya. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
14