DASAR TEORI
2.1.1. Pengenalan
Radio Frekuensi Identification (RFID) adalah suatu sistem identifikasi
yang menggunakan gelombang radio. Sistem RFID sendiri umumnya terdiri dari
dua bagian besar component, yaitu :
o Transponders yang ditempelkan pada barang (yang akan diberi label).
o Readers (biasa dikenal sebagai sensor RFID), yang digunakan untuk
membaca identitas dari transponders.
5
6
Ada 2 macam tag yang beredar di pasaran, yaitu passive tag dan read-
write tag. Pada passive tag, data ID tersebut merupakan data bawaan dari pabrik
sehingga tidak dapat diubah. Sedangkan pada read-write tag, data ID- nya dapat
diubah sesuai kemauan pengguna. Hal ini berlaku pula untuk sensor RFID, ada
sensor yang hanya dapat membaca ID dari tag, dan ada pula sensor yang dapat
membaca dan menulisi tag dengan data ID.
Mekanisme yang terjadi pada tag dan sensor dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
supply bagi mikrokontroler yang terdapat pada tag untuk memancarkan kode ID
yang terdapat pada tag tersebut. Gambar 2.3. memperlihatkan blok diagram yang
terdapat di dalam tag.
Koil Interface
Controller
Memory
Gambar 2.3. Blok Diagram Tag
Sumber : www.atmel.com
Pada tag secara umum terdapat 3 bagian utama yaitu koil interface,
controller dan memory. Koil Interface berfungsi mengubah data dari bentuk
analog menjadi data digital ataupuan sebaliknya sehingga mampu diolah oleh
controller. Pada saat koil (tag) terinduksi, timbul sumber listrik yang mampu
untuk men- supply controller dan memory. Dengan energi listrik tersebut maka
controller dapat membaca ID yang terdapat pada memory. Kemudian data tersebut
diubah dari bentuk digital ke analog (dalam koil interface), lalu dipancarkan
melalui koil. Di dalam tag tidak terdapat sumber energi, sehingga tag baru dapat
beroperasi ketika terdapat energi listrik yang timbul akibat induksi pada koil.
Pada sensor secara umum blok diagramnya hampir sama dengan blok
diagram pada tag, hanya saja blok diagram sensor membutuhkan supply,
mengingat sensor harus memancarkan gelombang terus menerus untuk
menginduksi koil (tag) yang didekatkan pada sensor. Kemudian sensor dapat
menerima data yang dikirimkan oleh tag.
8
2.1.2. ID – 10
Parameter ID – 10
Read Range +12 cm
Dimensions 26 mm x 25 mm x 7 mm
Frequency 125 Khz
Card Format EM 4001 or compatibel
Encoding Manchaster 64 bit, modulus 64
Power Requirements 5V DC, 30 mA nominal
Voltage Supply Range 4.6 V – 5.4 V
Operating Temperature -10 °C - 50 °C
Checksum adalah hasil dari ‘exclusive OR’ dari 5 binary data bytes ( 10 ASCII
data characters). Checksum terdiri dari 2 bytes, yaitu checksum data ID ganjil dan
checksum data ID genap. Data checksum yang pertama merupakan hasil checksum
dari data ID ganjil dan data checksum yang kedua merupakan hasil checksum dari
data ID genap. Penghitungan XOR dilakukan pada kode ASCII nya.
Contoh:
Data output dari sensor RFID
02H 31H 38H 30H 30H 38H 41H 35H 36H 42H 44H 37H 39H 0DH 0AH 03H
11
o Output Format-Wiegand 26
o Jika tidak ada orang memasuki mobil setelah 20 detik setelah sistem
disarmed maka door lock akan otomatis terkunci kembali dan alarm
kembali pada kondisi armed.
o Door lock secara otomatis akan unlock saat kunci berada pada kondisi
ignition.
Remote Alarm
vector interrupt, full duplex serial port, osilator internal. Selain itu AT89C52 juga
memiliki fasilitas power saving modes yang dikontrol secara software. Mode
tersebut adalah :
o Idle mode. Pada mode ini, kebutuhan arus menurun hingga sekitar 15 %
dibandingkan saat CPU beroperasi penuh.
o Power down mode. Pada mode ini, kebutuhan arus supply menurun hingga
kurang dari 15 µA bahkan dapat mencapai 6 µA.
Dengan bahasa standar MCS-51 instruction set, logic TTL dan
keefektifan biaya yang dibutuhkan, membuat AT89C52 banyak digunakan dalam
praktek sehari – hari maupun pada industri.
o Port0
Port 0 adalah 8-bit I/O port dua arah yang open-drain. Ketika logic ‘1’
dituliskan ke pin port 0, pin itu dapat digunakan sebagai input yang
berimpedansi tinggi.
Port 0 dapat juga dikonfigurasikan sebagai multiplexer antara
address/data ketika digunakan untuk mengakses external memory . Pada
mode ini port 0 memiliki internal pull-up.
o Port1
Port 1 adalah I/O port 8 bit dua arah dengan internal pull-up.
o Port2
Port 2 adalah I/O port 8 bit dua arah dengan internal pull-up. Port ini
mengeluarkan high-order address bytes selama pengaksesan external
memory.
o Port3
Port 3 adalah I/O port 8 bit dua arah dengan internal pull-up.
Port 3 juga memiliki fungsi – fungsi khusus sbb:
o RST
Merupakan input reset. Semua input dan output akan di-reset menjadi ’1’
(logic high), bila pin reset bernilai high selama 2 cycle machine(saat
osilator aktif), maka akan terjadi reset device.
o ALE/PROG
Address Latch Enable (ALE) mengeluarkan pulsa yang berguna untuk
menahan sementara (latch) low address bit pada saat pengaksesan external
memory.
ALE (pada pengoperasian normal) mengeluarkan pulsa konstan sebesar
1/6 dari frekuensi oscillator, dan dapat digunakan untuk keperluan
external timing/clocking
o PSEN
Program Strobe Enable adalah sinyal read untuk external program
memory.
o EA/VPP
External Access Enable digunakan untuk memilih program memory(yang
digunakan). Internal dilanjutkan external atau external saja.
o XTAL1
Merupakan pin input untuk inverting oscillator amplifier dan input untuk
internal clock operating circuit.
o XTAL2
Output dari inverting oscillator amplifier.
M1 M0 Operating Mode
0 0 0 13-bit Timer
0 1 1 16-bit Timer/Counter
1 0 2 8-bit Auto-Reload Timer/Counter
1 1 3 Split Timer Mode : (Timer0) TL0 is an 8-bit
Timer/Counter controlled by the standard Timer0 control
bits, TH0 is an 8-bit Timer and is controlled by Timer1
control bits
1 1 3 (Timer 1) Timer/Counter 1 stopped
Begitu pula dengan konfigurasi dari osilator dari AT89C2051 juga sama
dengan konfigurasi osilator dari AT89C52. Penjelasan mengenai osilator dapat
dilihat pada subbab 2.3.3 dalam bagian pembahasan karakteristik osilator
AT89C52.
Kode
Perintah Fungsi
Mengatur arah
3. Entry Mode Set 0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S
pergerakan cursor
ON/OFF semua
4. Display ON/OFF 0 0 0 0 0 0 1 D C B display(D), cursor(C),
blink(B)
Menggerakkan cursor
5. Cursor/Display Shift 0 0 0 0 0 1 S/C R/L * *
dan menggeser display
Menentukan panjang
6. Function Set 0 0 0 0 1 DL 1 * * *
data
Mengaktifkan alamat
7. CG RAM Address Set 0 0 0 1 Acg Acg Acg Acg Acg Acg
CG RAM
Mengaktifkan alamat
8. DD RAM Address Set 0 0 1 ADD ADD ADD ADD ADD ADD ADD
DD RAM
9. BF/Address Read 0 1 BF AC AC AC AC AC AC AC Membaca BF dan AC
10. Data write to CG Menulis data pada CG
1 0 Data Data Data Data Data Data Data Data
RAM or DD RAM RAM atau DD RAM
11. Data read from CG Membaca data dari CG
1 1 Data Data Data Data Data Data Data Data
RAM or DD RAM RAM atau DD RAM
∗: invalid bit
Acg : CG RAM address
ADD : DD RAM address
I/D = 0 : Increment I/D = 1 : Decrement
S = 1 : Display shift S = 0 : No display shift
D = 1 : Display ON D = 0 : Display OFF
C = 1 : Cursor ON C = 0 : Cursor OFF
B = 1 : Blink ON B = 0 : Blink OFF
S/C = 1 : Display shift S/C = 0 : Cursor movement
R/L = 1 : Right shift R/L = 0 : Left shift
DL = 1 : 8 bits DL = 0 : 4 bits
BF = 1 : Internal operation in progress
BF = 0 : Instruction can be accepted
27
Fisik Kaki VCB VCE VEB IC PTOT HFE HFE Bias Kegunaan
Keterangan:
o Bentuk TO92, dengan urutan kaki L14 adalah suatu bentuk transistor yang
sesuai dengan standar, seperti gambar di bawah ini: