Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA JANGKRIK (Acheta

Domesticus)
DI KABUPATEN ROKAN HULU

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian

OLEH :
DENNI DWI SAPUTRA
1626005

PROGAM STUDI S1 AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2020
ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA JANGKRIK (Acheta
Domesticus) DI KABUPATEN ROKAN HULU
By:
Denni Dwi Saputra
Rina Febrinova
Ikhsan Gunawan

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian


Email : deni.dn2017@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha


budidaya ternak jangkrik yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Analisis Pendapatan, Analisis Break Even Point (BEP), dan
Analisis R/C Ratio pada usaha budidaya jangkrik. Dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, peternak jangkrik yang ada di
Kabupaten Rokan Hulu Pendapatannya sebesar Rp. 6.125.173/periode produksi, dengan
Total Biaya Produksi sebesar Rp. 5.156.969, R/C Ratio sebesar 2,18, dan BEP Volume
Produksi sebesar 96,26 Kg, sedangkan BEP Harga Produksi sebesar Rp. 24.065/kg.

Kata Kunci : Analisis Pendapatan Jangkrik, Budidaya Jangkrik


ABSTRACT

This study aims to determine the income and feasibility of cricket breeding
business in Rokan Hulu Regency. The bsampling technique in this research is the
survey method. Data analysis methods used in this study are Income Analysis, Break
Even Point Analysis (BEP), and R / C Ratio Analysis in the cricket cultivation business.
With the results of the research conducted, the following conclusions can be drawn,
cricket breeders in Rokan Hulu Regency have an income Rp. 6.125.173/ production
period, with a total production cost of Rp. 5.156.969, R / C Ratio of 2.18, and BEP of
Production Volume of 96,26 kg, while BEP of Production Price of Rp. 24.065/Kg.

Keywords: Analysis of Cricket Income, Cricket Cultivation


BAB I 5 kategori utama yakni Mamalia, Pisces,
PENDAHULUAN Aves, Amfibi, dan Reptil sedangkan
invertebrata terbagi menjadi beberapa
1.1. Latar Belakang
filum yakni filum Annelida,
Peternakan merupakan salah satu
Arthopoda,Cnidaria, Echinodermata,
sub sektor dari sektor pertanian. Kinerja
Molusca, dan Porifera (Dikcson, 2015).
peternakan di Indonesia tercatat
Satwa-satwa tersebut ada yang
mengalami peningkatan signifikan selama
hidup liar dan ada pula yang secara
kurun waktu 2015 sampai dengan semester
konvensional diternakkan. Kebanyakan
1 2019. Pada tahun 2018 PDB sub sektor
masyarakat indonesia masih sering
peternakan mencapai 231,71 triliun dan
melakukan kegiatan ternak yang berasal
berkontribusi 16,35% kepada total PDB
dari satwa vertebrata, namun dengan
sektor pertanian yang sebesar 1.417,07
seiring berjalannya waktu , satwa
triliun (Direktur Jendral Peternakan dan
invertebrata juga memiliki potensi besar
Kesehatan Hewan, 2019).
apabila dibudidayakan secara benar. Salah
Peternakan sendiri memiliki arti
satunya ialah dari filum Arthropoda.
yaitu suatu kegiatan mengembangbiakkan
Arthropoda ialah filum bertubuh segmen
atau membudidayakan hewan ternak untuk
yang biasanya bersatu menjadi dua atau
mendapatkan keuntungan dari kegiatan
tiga daerah yang jelas, anggota tubuh
tersebut. Kegiatan ternak pada dasarnya
bersegmen, berpasangan, dan simetri
terbagi menjadi 2 golongan yakni
bilateral. Arthropoda dapat di golongkan
peternakan hewan besar seperti kerbau,
menjadi beberapa kelas yakni kelas
sapi, dan kuda sedangkan golongan kedua
Chelicerata, Myriapoda,Krustasea,dan
yakni peternakan hewan kecil seperti
Hexapoda (Serangga) (Dikcson, 2015).
ayam, kelinci, bebek dan hewan ternak
Sementara itu, salah satu kelas yang
lainnya (Pertanian, 2019).
memiliki potensi budidaya ialah dari kelas
Beraneka jenis satwa yang ada di
Hexapoda (Serangga) seperti jangkrik,
Indonesia juga mendukung maraknya
lebah, semut, kumbang, dll.
kegiatan berbudidaya atau beternak. Jenis -
Di Indonesia terdapat berbagai
jenis satwa tersebut terdiri dari satwa
jenis serangga yang dapat menguntungkan
vertebrata (bertulang belakang) dan
bagi manusia apabila di manfaatkan dan di
invertebrata (tidak memiliki tulang
budidayakan dengan baik contohnya
belakang). Satwa vertebrata dibagi menjadi
adalah usaha budidaya ternak jangkrik. Tabel 1.1 Kebutuhan Jangkrik di
Sejak dulu, jangkrik sering diternakkan Beberapa Kota Besar di
untuk berbagai alasan, misalnya untuk Indonesia Tahun 2016
binatang aduan, untuk pakan burung, No. Nama Kota Kebutuhan
hingga dimanfaatkan sebagai bahan Jangkrik (Kg per
kuliner. Bahkan kini, dengan berbagai hari)
hasil riset penelitian, tubuh jangkrik juga 1. Jakarta 1.500
digunakan untuk bahan industri seperti 2. Bogor 450
kosmetik dan obat-obatan (Mahardika, 3. Depok 400
2019). 4. Tangerang 300
Jangkrik sudah lama dikenal 5. Sukabumi 300
sebagai salah satu sumber pakan burung 6. Cianjur 450
kicauan. Dahulu, para kicaumania mencari Total 3.330
jangkrik hanya di alam, tidak
Sumber : (Ade Yusdira, 2016)
dibudidayakan seperti saat ini. Namun
Tabel 1.1 diatas menunjukkan
seiring dengan bertambahnya pecinta
kebutuhan jangkrik untuk pakan burung di
burung yang memanfaatkan jangkrik untuk
kota-kota besar di Indonesia per harinya
pakan, kini budidaya jangkrik menjadi
pada tahun 2016. Kebutuhan terbesar ada
bidang usaha komersil. Selain itu, semakin
di Kota Jakarta, sebesar 1.500 Kg atau 1,5
sulitnya mendapatkan jangkrik di alam
Ton per hari.
juga turut mendukung maraknya
Sementara itu, budidaya jangkrik di
pembudidayaan jangkrik (Ade Yusdira,
Kota Pekanbaru, Riau berkembang pesat
2016).
dimana kurang lebih 100 orang warga
Budidaya jangkrik mudah
Pekanbaru ikut membudidayakan jangkrik
dilakukan siapa saja. Namun, diperlukan
(Nasuha, 2011). Provinsi Riau memiliki
ketelatenan dan ketekunan dalam
luas wilayah 87.023,66 Km2 yang terdiri
menjalankan usaha ini. Pasalnya, usaha
dari 10 Kabupaten (BPS Provinsi Riau,
budidaya jangkrik tidak bisa dilakukan
2019)
dalam skala kecil. Pembudidaya pemula
Kabupaten Rokan Hulu merupakan
harus memulai dengan skala cukup besar
salah satu Kabupaten di Provinsi Riau
untuk mendapatkan keuntungan maksimal
yang juga menghasilkan jangkrik untuk
(Ade Yusdira, 2016).
pakan burung. Kabupaten Rokan Hulu
memilik luas wilayah 7.588,13 Km2 (BPS Usaha budidaya jangkrik ini dapat
Rokan Hulu, 2018), berdasarkan hasil pra juga menjadi sumber pendapatan alternatif
survei yang dilakukan peneliti bahwa atau sebagai sumber pendapatan utama
produksi jangkrik di Kabupaten Rokan bagi masyarakat Kabupaten Rokan Hulu
Hulu mencapai 1.500 Kg/bulan. Menurut sebab permintaan untuk jangkrik masih
para peternak jangkrik, permintaan tergolong tinggi. Namun demikian, belum
jangkrik banyak berasal dari para ada penelitian mengenai analisis
penggemar burung kicau yang ada di pendapatan dari usaha budidaya jangkrik
Kabupaten Rokan Hulu. maka, penulis tertarik meneliti lebih dalam
Mengembangkan budidaya tentang bagaimana cara budidaya jangkrik
jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu sehari-hari dan seberapa besar pendapatan
memiliki potensi yang besar sebab usaha budidaya jangkrik sehingga di pilih
kebutuhan modal yang relatif lebih kecil, judul “Analisis Pendapatan Usaha
tidak membutuhkan lahan yang luas, serta Budidaya Ternak Jangkrik di Kabupaten
teknis budidaya lebih mudah. Seiring Rokan Hulu”. Hasil penelitian ini
dengan berjalannya waktu para pecinta diharapkan dapat menjadi bahan
burung kicau di Kabupaten Rokan Hulu pertimbangan yang berminat terhadap
juga mengalami peningkatan, hal itu usaha budidaya ternak jangkrik.
ditandai dengan semakin banyaknya event
1.2. Rumusan Masalah
atau kompetisi burung kicau yang di
Berdasarkan latar belakang di atas
adakan baik di Kabupaten Rokan Hulu
maka penulis menetapkan rumusan
atau pun diluar Kabupaten Rokan Hulu.
masalah sebagai berikut :
Semakin meningkatnya para
1. Berapakah besar biaya, penerimaan,
pecinta burung kicau di Kabupaten Rokan
dan keuntungan usaha budidaya
Hulu, maka akan juga mempengaruhi
jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu?
tingkat kebutuhan makanan alami bagi
2. Apakah jangkrik yang dikelola
burung berkicau, maka usaha ternak
peternak di Kabupaten Rokan Hulu
jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu perlu
sudah efisien?
disebarluaskan dalam rangka melestarikan
lingkungan hidup serta memenuhi 1.3. Tujuan Penelitian
kebutuhan makanan hayati bagi aneka Tujuan yang ingin dicapai dalam
macam unggas terutama burung berkicau. penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui besarnya biaya, BAB II
penerimaan, dan keuntungan usaha METODE PENELITIAN
budidaya jangkrik di Kabupaten Rokan
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Hulu.
Penelitian ini dilaksanakan pada
2. Menganalisis efisiensi usaha budidaya
bulan Desember 2019 sampai bulan
jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu.
Februari 2020 di Kabupaten Rokan Hulu.
1.4. Manfaat Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan
Adapun manfaat yang dapat dengan menggunakan metode purposive,
diambil dari penelitian ini adalah : yaitu suatu metode penentuan lokasi
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat penelitian secara sengaja dan terencana
memberikan tambahan pengalaman yang didasarkan atas berbagai
dan pengetahuan, disamping untuk pertimbangan bahwa berdasarkan hasil pra
memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas survei yang dilakukan, Kabupaten Rokan
Pertanian Universitas Pasir Pengaraian. Hulu merupakan daerah yang berpotensi
2. Bagi peternak, memberikan informasi dalam pengembangan usaha jangkrik
kepada peternak dalam upaya karena permintaan jangkrik masih tinggi
melakukan usaha budidaya jangkrik dengan produksi jangkrik 1.500
yang menguntungkan. kg/bulan. Sehingga menarik untuk dikaji
3. Bagi pemerintah, hasil penelitian dapat seberapa besar pendapatan usaha budidaya
memberikan informasi dalam jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu.
melakukan pembinaan usaha budidaya
2.2. Teknik Penarikan Sampel
jangkrik sebagai upaya pengembangan
Menurut Sugiyono dalam
produksi jangkrik di Kabupaten Rokan
(Ngangga, 2019) sampel memiliki arti
Hulu.
suatu bagian dari jumlah dan karakteristik
4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika
diharapkan dapat berguna bagi
populasi tersebut besar, sehingga para
tambahan kepustakaan, khususnya bagi
peneliti tentunya tidak memungkinkan
penelitian yang sejenis.
untuk mempelajari keseluruhan jumlah
populasi yang ada dikarenakan adanya
beberapa kendala yang akan dihadapi
seperti keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka penelitian dapat 2.3. Data dan Metode Pengumpulan
menggunakan sampel yang diambil dari Data
jumlah populasi yang ada, metode Jenis data yang digunakan dalam
penelitian sampel yang digunakan adalah penelitian ini adalah data primer dan data
metode sensus, yang mana seluruh sekunder. Data primer dalam penelitian ini
populasi dijadikan responden, populasi yaitu diperoleh langsung dari peternak
dalam penelitian ini sebanyak 7 peternak. sedangkan data sekunder dalam penelitian
Tabel 2.1. Jumlah Peternak Jangkrik ini yaitu data yang berasal dari lembaga-
di Kabupaten Rokan Hulu lembaga yang terkait
Menurut Kecamatan Tahun Metode yang digunakan dalam
2019 penelitian ini adalah :
a. Observasi
No. Kecamatan Jumlah Observasi yaitu penulis langsung
Peternak mengadakan penelitian di lokasi usaha
1. Bangun Purba 0 jangkrik untuk memperoleh data yang
2. Bonai Darussalam 0 ada hubungannya dengan masalah yang
3. Kabun 0 akan diteliti, yaitu memperoleh
4. Kepenuhan 1 informasi tentang usaha jangkrik yang
5. Kepenuhan Hulu 0 ada di Kabupaten Rokan Hulu.
6. Kunto Darussalam 0 b. Wawancara
7. Pagaran Tapah 0 Wawancara yaitu mengajukan
8. Pendalian IV Koto 0 sejumlah pertanyaan secara langsung
9. Rambah Samo 2 yang dilakukan oleh penulis dengan
10. Rambah 1 menggunakan daftar pertanyaan
11. Rambah Hilir 2 (kuesioner) untuk memperoleh data
12. Rokan IV Koto 0 yang diperlukan.
13. Tambusai 0 c. Dokumentasi
14. Tambusai Utara 0 Dokumentasi merupakan suatu cara
15. Tandun 0 untuk memperoleh data atau informasi
16. Ujung Batu 1 mengenai berbagai hal yang ada
Jumlah 7 kaitannya dengan penelitian melalui
Sumber : Data Primer, 2019 mekanisme melihat kembali laporan –
laporan tertulis baik berupa angka TC = Biaya Total / Total Cost (Rp)
TFC = Total biaya tetap / Total Fixed
ataupun keterangan tulisan. Pada
Cost (Rp)
penelitian ini metode dokumentasi TVC = Total biaya variabel / Total
Variabel Cost (Rp)
dipakai untuk mengetahui profil
b. Penerimaan
tentang usaha beternak jangkrik, serta
Sukirno dalam (Ngangga, 2019)
mengetahui prosedur atau mekanisme
untuk mengetahui jumlah penerimaan yang
yang baik dan benar beternak jangkrik
diperoleh dapat diketahui dengan
di Kabaputen Rokan Hulu.
menggunakan rumus :

2.4. Teknik Analisis Data TR = P x Q


Keterangan :
2.4.1. Analisis Usaha TR = Total penerimaan / Total Revenue
(Rp)
Menurut Andoko dalam (Ngangga,
P = Harga produk / Price (Rp)
2019) analisis usaha dalam setiap usaha Q = Jumlah produk / Quantity (Rp)
c. Keuntungan
sangat diperlukan untuk mengetahui
Keuntungan usaha merupakan
kelayakan usaha tersebut, untuk
pengurangan pendapatan total dengan
mengetahui kelayakan usaha dapat
biaya total dari suatu usaha. Secara
dianalisis dengan menggunakan analisis
matematis dapat dirumuskan sebagai
Break Event Point (BEP), Benefit Cost
berikut :
Ratio (BCR), dan Return Of Investment
(ROI).
Sedangkan menurut (Jumingan, Keterangan :

2010) analisis usaha pada pengelolaan = Keuntungan


TR = Total penerimaan / Total Revenue
usaha berdasarkan standar usaha kecil atau (Rp)
rumah tangga dapat diketahui dengan TC = Biaya Total / Total Cost (Rp)

analisis Break Event Point (BEP), R/C 2.4.2. Analisis Efisiensi


ratio, dan nilai tambah. a. Analisis Break Event Point (BEP)
a. Total Biaya Break Even Point merupakan tiitik
Sudarsono dalam (Nurrohmah, impas dalam suatu usaha. Dari nilai BEP
2016), total biaya dihitung dengan rumus dapat diketahui tingkat produksi dan harga
sebagai berikut : berapa suatu usaha tidak mendapatkan
TC = TFC + TVC keuntungan dan kerugian. Ada dua jenis
Keterangan : perhitungan BEP, yaitu BEP volume
produksi dan BEP harga produksi yang BAB III
dirumuskan sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN
Fuad dalam (Ngangga, 2019) BEP Volume 3.1.Analisis Usaha Budidaya jangkrik
dihitung dengan cara,
3.2.1. Biaya
BEP Volume Produksi = Biaya merupakan pengeluaran
dalam proses produksi hingga menjadi
produk yang siap untuk dipasarkan. Biaya
BEP Harga Produksi =
produksi di kelompokkan menjadi dua
b. Analisis Efisiensi Usaha ( R/C )
yaitu biaya tetap dan biaya variabel yang
Efisiensi usaha dapat dihitung dari
dapat dijelaskan sebagai berikut.
perbandingan antara besarnya penerimaan
A. Biaya Tetap
dengan biaya yang digunakan untuk
Biaya tetap adalah biaya yang secara
berproduksi yaitu dengan menggunakan
tetap dikeluarkan peternak yang besarnya
R/C ratio. R/C ratio adalah perbandingan
tidak dipengaruhi oleh outpunya.
antara penerimaan total dengan biaya total
Meskipun jumlah produksi meningkat
secara matematis dapat ditulis sebagai
ataupun menurun peternak tetap akan
berikut :
mengeluarkan biaya dalam jumlah yang
R/C = sama. Biaya tetap meliputi biaya
Keterangan : penyusutan alat – alat yang dikeluarkan
R/C = Return Cost Ratio
oleh peternak jangkrik di Kabupaten
TR = Total Penerimaan / Total
Revenue (Rp) Rokan Hulu yang dapat dilihat pada tabel
TC = Total Biaya / Total Cost (Rp)
5.6 berikut.
Kriteria yang digunakan dalam penilaian
efisiensi usaha adalah :
1. Jika R/C>1, maka usaha yang
dilakukan sudah efisien.
2. Jika R/C<1, maka usaha yang
dilakukan tidak efisien
3. Jika R/C=1, maka usaha yang
dilakukan belum efisien atau berada
pada titik impas (Break Event Point).
Tabel 5.1 Rata-rata Biaya Tetap Usaha karung. Untuk lebih jelas dapat dilihat
Budidaya Ternak Jangkrik
pada tabel 5.7 berikut.
di Kabupaten Rokan Hulu
Tahun 2019 Tabel 5.2 Rata – rata Biaya Input
Variabel Usaha Budidaya
Jangkrik di Kabupaten
Rokan Hulu Tahun 2019
Um Biaya
Nilai No. Harga
ur Harga Variabel
N Biaya Penyus
Eko Peroleha 1. Bibit Jangkrik
o. Tetap utan
nom n (Kg) 1.214.286
/Tahun
is 2. Pakan Pur 350.000
Kandang 3. Ayam (Sak) 303.571
1. Timbang 5 3.571.429 714.286 4. Papan Telur 342.857
5. Karung
2. an 5 100.000 20.000 Jumlah 2.210.714
3. Nampan 2 212.857 106.429 Sumber : Data Primer, 2019

4. Ayakan 1 18.285 18.285 Tabel 5.7 menunjukkan bahwa rata


5. Hand 5 50.000 10.000 – rata biaya input variabel dari usaha
6. Sprayer 2 24.000 12.000 ternak jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu
Toples adalah sebesar Rp. 2.210.714. Biaya yang
Jumlah 881.000 dikeluarkan peternak meliputi pembelian

Sumber : Data Primer, 2019 bibit jangkrik Rp. 1.214.286, pembelian


Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat pakan pur ayam Rp. 350.000, pembelian
bahwa rata – rata total biaya tetap yang papan telur Rp. 303.571, dan untuk
dikeluarkan oleh peternak selama satu pembelian karung sebesar Rp. 342.857.
periode produksi adalah sebesar Rp. 2. Biaya Tenaga Kerja
889.714. Suratiyah dalam (Saputra, 2018)
B. Biaya Variabel tenaga kerja merupakan faktor penting
Biaya variabel merupakan biaya dalam usahatani keluarga (Family Farm),
yang dikeluarkan oleh peternak akibat khususnya tenaga kerja petani beserta
penggunaan faktor produksi yang besarnya anggota keluarganya. Untuk mengetahui
tidak pasti. estimasi biaya tenaga kerja usaha budidaya
1. Biaya input variabel jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu dapat
Biaya input variabel pada usaha di lihat pada tabel 5.8 berikut.
budidaya jangkrik meliputi pembelian bibit
jangkrik, pakan jangkrik, papan telur dan
Tabel 5. 3 Rata – rata Biaya Tenaga Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa
Kerja Usaha Budidaya
rata – rata total biaya variabel pada usaha
Jangkrik di Kabupaten
Rokan Hulu Tahun 2019 budidaya jangkrik di Kabupaten Rokan
Hulu adalah sebesar Rp. 4.275.969.

3.2.2. Total Biaya


Biaya total merupakan keseluruhan
Vo Jam Hari jumlah biaya produksi yaitu penjumlahan
N Biaya
Kegiatan lu Kerj Kerj HOK
o (Rp) total biaya tetap dan total biaya variabel.
me a a
1 Pembuata 1,8 8 1,57 1 Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
290.450
. n Kandang 5
2 Penyediaa 1 1 1,57 0,125 5.10 berikut.
. n Bibit 1 1,58 35 0,1975
3 Mencari 19.625
. Pakan 1 2,14 35 0,2675 691.250 Tabel 5.5 Rata –rata Total Biaya
Tambahan Usaha Budidaya Ternak
4 Pemberian 936.250 Jangkrik di Kabupaten
. Pakan & Rokan Hulu Tahun 2019
Minum 127.680
5 Panen 1,1 1,28 7 0,16 Biaya Biaya Total
No.
. 4 Tetap Variabel Biaya
JUMLAH 2.065.25 1. 881.000 4.275.969 5.156.969
5
Sumber : Data Primer, 2019 Sumber : Data Primer, 2019

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa rata Berdasarkan tabel 5.10 dapat

– rata biaya untuk tenaga kerja pada usaha dilihat bahwa rata – rata total biaya usaha

budidaya jangkrik di Kabupaten Rokan budidaya ternak jangkrik di Kabupaten

Hulu adalah sebesar Rp. 2.065.255. Rokan Hulu diperoleh dari biaya tetap Rp.

Rincian biaya variabel dapat dilihat pada 881.000 ditambah biaya variabel Rp.

tabel 5.9 berikut : 4.275.969 sama dengan Rp. 5.156.969.

Tabel 5.4 Rata – Rata Total Biaya


5.4.3. Penerimaan Usaha Budidaya
Variabel Usaha Budidaya
Jangkrik di Kabupaten Ternak Jangkrik
Rokan Hulu Tahun 2019
Penerimaan adalah perhitungan
Biaya Biaya Total dari seluruh produk yang dihasilkan
No. Input Tenaga Biaya dikalikan dengan harga produk yang
Variabel Kerja Variabel
1. 2.210.714 2.065.255 4.275.969 sedang berlaku. Untuk lebih jelas dapat

Sumber : Data Primer, 2019 dilihat pada tabel 5.11 berikut.


Tabel 5.6 Rata – rata Penerimaan 5.934.773 yang diperoleh dari total
Usaha Budidaya Jangkrik
penerimaan Rp. 11.282.142 dikurangi total
di Kabupaten Rokan Hulu
Tahun 2019 biaya Rp. 5.347.369.

Jumlah 5.5. BEP (Break Even Point)


Harga Total
No. Produksi
Jual Penerimaan Untuk mengetahui kelayakan pada
(Kg)
1. 214,29 53.571 11.282.142 suatu usaha dapat diketahui melalui
analisis BEP (Break Even Point). Untuk
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.11 dapat lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.13

diketahui rata-rata penerimaan peternak berikut.

jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu dengan Tabel 5. 8 Rata – Rata BEP Harga
Produksi Usaha Budidaya
jumlah rata-rata produksi 214,29 Kg, Jangkrik di Kabupaten
dikalikan dengan rata-rata harga yang Rokan Hulu Tahun 2019

berlaku Rp. 53.571, dan penerimaan


sebesar Rp. 11.282.142. Rata –
Total
Volume rata BEP
No. Biaya
Produksi Harga
5.4.4. Pendapatan Peternak Jangkrik Produksi
Produksi
Pendapatan dari beternak jangkrik 1. 5.156.969 214,29 24.065
ialah total penerimaan dari beternak
Sumber : Data Primer, 2019
jangkrik dalam waktu 1 periode dikurangi Berdasarkan tabel 5.13 dapat
dengan total biaya produksi. Untuk lebih diketahui BEP harga produksi usaha
jelas dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut. budidaya jangkrik di Kabupaten Rokan
Tabel 5.7 Rata-rata Pendapatan Hulu dengan total biaya Rp. 5.156.969
Usaha Budidaya Ternak
Jangkrik di Kabupaten dibagi volume produksi sebesar 214,29 Kg
Rokan Hulu Tahun 2019 akan memperoleh hasil Rp. 24.065.
Artinya titik impas atau balik modal akan
Total Total Rata – Rata
No.
Penerimaan Biaya Pendapatan dicapai apabila harga jual sebesar Rp.
1 11.282.142 5.156.969 6.125.173 24.065/ kg. Sementara itu, untuk rata-rata
Sumber : Data Primer, 2019 harga jual jangkrik di Kabupaten Rokan
Berdasarkan tabel 5.12 dapat Hulu sebesar Rp. 53.571 dan dapat
diketahui bahwa rata - rata total diartikan bahwa para peternak di
pendapatan peternak jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu sudah mengalami
Kabupaten Rokan Hulu adalah sebesar Rp. titik impas dalam masa 1 periode produksi.
Untuk lebih jelas mengenai BEP harga 5.6. Analisis Efisiensi Usaha (Return
produksi usaha budidaya jangkrik di Cost Ratio)
Kabupaten Rokan Hulu dapat dilihat pada Untuk mengetahui usaha budidaya
lampiran 7. ternak jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu
Tabel 5. 9 Rata – Rata BEP Volume efisien atau tidak efisien dapat dilakukan
Produksi Usaha Budidaya
dengan membandingkan total penerimaan
Jangkrik di Kabupaten
Rokan Hulu Tahun 2019 yang diperoleh dengan total biaya produksi
yang dikeluarkan. Untuk lebih jelas dapat
Rata rata
Total
Harga BEP dilihat pada tabel 5.15 berikut.
No. Biaya
Produksi Volume
Produksi Tabel 5.10 Rata – Rata Analisis
Produksi
Efisiensi Usaha Budidaya
1. 5.156.969 53.571 96,26 Jangkrik di Kabupaten
Rokan Hulu Tahun 2019
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.14 dapat Return
Total Total
No. Cost
diketahui BEP volume produksi usaha Penerimaan Biaya
Ratio
budidaya ternak jangkrik di Kabupaten 1. 11.282.142 5.156.969 2,18
Rokan Hulu dengan total biaya Rp.
Sumber : Data Primer, 2019
5.156.969 dibagi Harga Produksi Rp.
Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui
53.571 akan memperoleh hasil 96,26 Kg
bahwa usaha budidaya jangkrik di
yang berarti titik impas atau balik modal
Kabupaten Rokan Hulu sudah efisien
usaha budidaya jangkrik di Kabupaten
karena R/C 2,18. Hal ini diperoleh melalui
Rokan Hulu akan dicapai apabila peternak
kriteria keputusan apabila R/C > 1 maka
bisa memproduksi 96,26 Kg jangkrik.
usaha tersebut sudah efisien karena
Sementara itu, untuk rata – rata produksi
penerimaan yang diperoleh lebih besar dari
jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu para
biaya yang dikeluarkan. Jadi dapat di
peternak mampu memproduksi 214,29
simpulkan bahwasannya usaha budidaya
kg/periode jangkrik ini artinya para
jangkrik di Kabupaten Rokan Hulu
peternak jangkrik di Kabupaten Rokan
tergolong ke dalam usaha yang
Hulu sudah mengalami titik impas pada 1
menguntungkan karena R/C > 1.
masa periode produksi.
DAFTAR PUSTAKA Fuad, M. (2006). Pengantar Bisnis.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Ade Yusdira, S. H. (2016). Budidaya
Utama.
Jangkrik. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Greeners.co. (2019, Februari 1). Dipetik
Amstrong, K. P. (2008). Prinsip - Prinsip September 22, 2019, dari
https://www.greeners.co/flora-
Pemasaran. Jakarta: Erlangga. fauna/jangkrik-sumber-protein-
alternatif/
Andoko, A. (2004). Analisis Usaha Dalam
Setiap Usaha. Jakarta: Penebar Ibrahim. (2009). Rencana dan Estimate
Swadaya. Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto. (2012). Prosedur Penelitian Ibrahim, Y. (2009). Studi Kasus Kelayakan


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bisnis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rineka Cipta.
Jumingan. (2010). Studi Kasus Kelayakan
Bambang. (2010). Manajemen Keuangan.
Bisnis. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Bandung: Alfa Beta.
Kasmir. (2010). Pemasran Bank. Jakarta:
BPS Provinsi Riau. (2019). Provinsi Riau
Dalam Angka 2019. Pekanbaru: Kencana.
Badan Pusat Statistik Provinsi
Riau. Khair. (2016, Maret 22). Berkah Khair.
Dipetik September 22, 2019, dari
BPS Rokan Hulu. (2018). Kabupaten https://berkahkhair.com/macam-macam-
Rokan Hulu Dalam Angka 2018. serangga/
Pasir Pengaraian: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Rokan Hulu. Mahardika, W. A. (2019, Agustus 25).
Akurat.co. Dipetik Desember 12,
Dikcson. (2015, 01 20). Ilmu Pengetahuan 2019, dari
Umum. Dipetik 04 19, 2020, dari https://www.goggle.com/amp/s/m.a
https://ilmupengetahuanumum.com kurat.co/737192/5-serangga-ini-
/klasifikasi-hewan-vertebrata- bisa-menghasilkan-uang-apa-saja
invertebrata/ Media, U. (2019, 11 10). Berapa telur
yang dihasilkan seekor jangkrik?
Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Dipetik 04 19, 2020, dari
Hewan. (2019, 09 19). Direktur septianbudi.id:
Jendral Peternakan dan Kesehatan https://www.septianbudi.id/2019/11
Hewan. Dipetik 04 19, 2020, dari /berapa-telur-yang-dihasilkan-
ditjenpkh.pertanian.go.id seekor.html?m=1

Nasuha. (2011, 20 September). Budidaya


Jangkrik di Pekanbaru
Berkembang Pesat. Dipetik 16
Oktober, 2019, dari
riau.antaranews.com: Rachmawati, Y. P. (2010). Produktivitas
http://riau.antaranews.com/berita/1 Usaha Budidaya Jangkrik Kalung.
5514/budidaya-jangkrik-di- Skripsi, Institut Pertanian Bogor,
pekanbaru-berkembang-pesat Faklutas Peternakan, Bogor.
Rahim, A. R. (2007). Ekomika Pertanian.
Ngangga, N. (2019). Analisis Pendapatan
Usahatani Jeruk Siam di Jakarta: Penebar Swadaya.
Kecamatan Rokan IV Koto. Skripsi,
Universitas Pasir Pengaraian, Ratih Dewanti, G. S. (2012). Analisis
Fakultas Pertanian, Pasir
Pengaraian. Pendapatan Usaha Peternakan

Novendra, A. (2016). Analisis Pendapatan Ayam Buras. Universitas Sebelas


Peternak dari Usaha Budidaya
Ternak Jangkrik. Universitas Maret, Fakultas Peternakan.
Udayana, Fakultas Peternakan,
Denpasar. Ratna. (2010). Analisis Usahatani Kedelai.
Novianti, J. (2003). Komposisi kimia Jakarta: Balai Aksara.
tepung berbagai tingkat umur
jangkrik kalung (Gryllus Saputra, D. (2018). Analisis Pendapatan
bimaculatus) pada suhu Usaha Ternak Ayam Petelur di
pengeringan yang berbeda. Skripsi, Desa Suka Maju Kecamatan
Institute Pertanian Bogor, Fakultas Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
Pertanian, Bogor. Skripsi, Universitas Pasir
Pengaraian, Fakultas Pertanian,
Nurhayati. (2018). Analisis Finansial Usha
Pasir Pengaraian.
Budidaya Jangkrik di Kota
Mataram. Universitas Mataram, Sugiyono. (2012). Statistik Untuk
Fakultas Peternakan, Mataram.
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Nurrohmah, S. (2016). Analisis Produksi
dan Pedapatan Petani Padi Sawah
Sukirno. (2002). Teori Ekonomi Mikro.
di Kecamatan Mowila Kabupaten
Konawe Selatan. Skripsi,
Jakarta: Rajawali Press.
Universitas Halu Oleo Kendari.

Pertanian, M. (2019, 02 20).


DosenPertanian.Com. Dipetik 04
2020, 19, dari
https://dosenpertanian.com/pengerti
an-ternak/
Purwanti, A. d. (2013). Akuntansi

Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Anda mungkin juga menyukai