Anda di halaman 1dari 3

OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN BALAI PENGOBATAN GUNA MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN

PRAJURIT TNI AL BESERTA KELUARGANYA DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK


PANGKALAN UDARA TNI AL JAKARTA

NO. PERSOALAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH


1. KUANTITAS DAN KUALITAS SDM TIDAK OPTIMAL
a. Jumlah SDM yang kurang dari DSP (DSP 15, real 6) ▪Mabesal membuat regulasi penambahan jumlah rekrutmen tenaga
b. Ketersediaan tenaga para penunjang medis yang kesehatan termasuk tenaga para penunjang medis.
kurang (laborat, farmasi dan perawat gigi) ▪Puspenerbal berkoordinasi dengan BP Lanudal Jakarta untuk
membuat permohonan kebutuhan tenaga kesehatan termasuk
tenaga para penunjang medis yang dibutuhkan ke Diskesal.
▪Diskesal berkoordinasi dengan Disminpersal untuk memenuhi
permohonan BP Lanudal Jakarta akan kebutuhan tenaga kesehatan
termasuk tenaga para penunjang medis.
▪Diskesal melaksanakan evaluasi pemerataan penempatan dinas
tenaga kesehatan di seluruh jajaran Faskes TNI AL.
c. Kompetensi SDM yang kurang ▪Mabesal dalam hal ini Diskesal berkordinasi dengan Disdikal untuk
Dokter umum belum tersertifikasi ACLS membuat permohonan mengadakan pelatihan-pelatihan kesehatan
Perawat umum belum tersertifikasi BTCLS guna meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan TNI AL.
▪Puspenerbal berkordinasi dengan BP Lanudal Jakarta untuk membuat
permohonan mengikuti pelatihan-pelatihan kesehatan guna
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan TNI AL.
▪Disdikal berkordinasi dalam hal bekerjasama dengan badan instansi
penyelenggaraan pelatihan kesehatan yang memiliki legalitas
mengeluarkan sertifikat pelatihan kesehatan.
▪BP Lanudal Jakarta dalam hal ini Ka BP Lanudal Jakarta
mensosialisasikan dan mendelegasikan anggotanya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan kesehatan yang ada.
d. Perilaku para tenaga medis yang kurang safety saat  BP Lanudal Jakarta dalam hal ini Ka BP Lanudal Jakarta selalu
melakukan pelayanan kesehatan (tidak memakai mengedukasi kepada seluruh anggotanya untuk mengutamakan
APD) keselamatan pasien dan diri sendiri dengan cara menggunakan APD
(handscoon dan masker) saat melakukan tindakan medis.
e. Registrasi legalitas pelayanan medis para tenaga  Diskesal membuat regulasi untuk membantu para tenaga kesehatan
medis yang kurang TNI AL dalam hal pengurusan legalitas pelayanan kesehatannya,
Bidan mahir dan perawat umum tidak memiliki STR baik STR maupun SIP.
dan SIP  BP Lanudal Jakarta dalam hal ini Ka BP Lanudal Jakarta
mengedukasi kepada seluruh anggotanya untuk mengurus
administrasi legalitas pelayanan kesehatannya, baik STR maupun
SIP.
2. SARANA DAN PRASARANA TIDAK OPTIMAL
a. Sarana pelayanan kesehatan yang belum ada (AED,  Mabesal dalam hal ini Diskesal membuat perencanaan tentang
Papan PCR, Monitor Pasien, Mesin EKG, Nebulizer, pengadaan sarana kesehatan yang dibutuhkan.
Mesin Lab Darah Sederhana, Alat Diagnostik Poli  Puspenerbal berkordinasi dengan BP Lanudal Jakarta untuk
Gigi, Ambulans) membuat permohonan dukungan pengadaan sarana kesehatan yang
dibutuhkan.
b. Prasarana pelayanan kesehatan yang belum sesuai  Mabesal dalam hal ini Diskesal membuat perencanaan tentang
standar (Ruang Pengobatan Poli Umum, Ruang perenovasian prasarana kesehatan (Ruang Pengobatan Poli Umum,
Apotek, Gudang Matkes) Ruang Apotek, Gudang Matkes) agar sesuai dengan standar.
 Puspenerbal berkordinasi dengan BP Lanudal Jakarta untuk
membuat permohonan renovasi prasarana kesehatan (Ruang
Pengobatan Poli Umum, Ruang Apotek, Gudang Matkes) agar
sesuai dengan standar.
3. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN TIDAK
OPTIMAL
a. SPO pelayanan kesehatan yang belum berjalan  BP Lanudal Jakarta mengevaluasi SPO pelayanan kesehatan yang
sudah ada agar lebih optimal.
 BP Lanudal Jakarta dalam hal ini Ka BP Lanudal Jakarta
mengedukasi kepada seluruh anggotanya untuk menjalankan SPO
pelayanan kesehatan yang sudah ada.
 BP Lanudal Jakarta melakukan kordinasi dengan instansi terkait
untuk menjalankan SPO pelayanan kesehatan yang sudah ada.
b. Anggaran operasional pelayanan kesehatan yang  BP Lanudal Jakarta membuat permohonan dukungan anggaran
kurang operasional pelayanan kesehatan kepada Kasubditkesud
Puspenerbal.

Faktor Internal Peluang


1. Kebijakan pimpinan 1. Kesadaran prajurit dan keluarga akan pentingnya berobat
2. Kesadaran prajurit dan keluarga akan pentingnya berobat sangat tinggi
2. Kemajuan IPTEK mendukung peningkatan pelayanan
Faktor Eksternal kesehatan BP
1. Kemajuan IPTEK 3. Standarisasi FKTP dari Kemenkes (Akreditasi) mendukung
2. Pertumbuhan ekonomi peningkatan pelayanan kesehatan BP
3. Standarisasi FKTP dari Kemenkes (Akreditasi)
Kendala
1. Kebijakan pimpinan tidak mendukung peningkatan
pelayanan kesehatan BP
2. Pertumbuhan ekonomi yang lemah

Anda mungkin juga menyukai