Panduan Kesehatan Maternal Neonatal Revisi
Panduan Kesehatan Maternal Neonatal Revisi
PANDUAN PELAYANAN
KESEHATAN MATERNAL
NEONATAL
MUHAMMADIYAH SRUWENG
TAHUN 2019
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
DEFINISI
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Sruweng
A. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis
1. Pelayanan Kehamilan
2. Pelayanan Persalinan
3. Pelayanan Nifas
B. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
1. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1 Asuhan Dasar Neonatal/ Asuhan Neonatal Normal)
Fungsi Unit:
Resusitasi neonatus
Rawat gabung bayi sehat-ibu
Asuhan evaluasi pasca lahir neonatus sehat
Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan 35-37 minggu
yang stabil secara fisiologis
Perawatan neonatus usia kehamilan < 35 minggu atau neonatus sakit sampai dapat
pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
Terapi sinar
Kriteria Rawat Inap Neonataus
Neonatal normal, stabil, cukup bulan dengan berat lahir ≥ 2,5 kg
Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu), stabil secara
fisiologis, bayi dengan risiko rendah
2. Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
C. Pelayanan kesehatan Maternal risiko tinggi
a. Masa antenatal
1) Perdarahan pada kehamilan muda
2) Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
3) Gerak janin tidak dirasakan
4) Demam dalam kehamilan dan persalinan
5) Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
6) Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma,
tekanan
darah tinggi
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi
nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara
darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia.
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:kepala da
1. Keluar cairan susu jolog dari duktus laktiferus disebut kolostrum berwarna
kuning-putih susu.
2. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
3. Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang, maka timbul
pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu.
2) Pasca-Persalinan Sesar
Jika proses persalinan dilakukan dengan sesar, setelah itu biasanya tim medis akan
melihat apakah ibu muntah atau tidak. Muntahan ini bisa masuk ke dalam paru-paru dan
memicu pneumonia (infeksi atau peradangan pada jaringan paru-paru) jika tidak
dipantau.
Tindakan operasi pun bisa meninggalkan “bekas” yang disebut keloid (jaringan
parut di atas luka, keras, gatal dan bisa membengkak). Namun lambat laun keloid bisa
menipis atau hilang dengan sendirinya.
Penatalaksaan post-op Sectio Caesarea:
a) Awasi TTV sampai pasien sadar
b) Pemberian cairan dan diit
PENILAIAN
Sebelum bayi lahir
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium?
Setelah bayi lahir
Apakah bayi menangis atau bernapas/ tidak megap-
megap?
Apakah tonus otot baik/ bayi bergerak aktif?
Tatalaksana
Tujuan pengobatan :
Pengobatan Konservatif
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi
maka dapat diberikan obat anti kejang (MgSO4).
Pengobatan Obstetrik
1. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan atau
tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin
2. Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) kondisi dan metabolisme ibu
Pencegahan
Usaha pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan.
Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal
(vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng),
magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini
mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Sayangnya upaya itu
belum mewujudkan hasil yang menggembirakan. Belakangan juga diteliti
manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan
bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya.
Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada
kasus risiko tinggi.
3) PARTUS LAMA
1. Definisi
Persalinan yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir, yang dapat terjadi
karena pemanjangan kala I dan Kala II
2. Faktor Penyebab
Persalinan lama dapat disebabkan oleh :
Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan, berikan oksitosin dri.
Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan
bantuan ekstraksi vacuum / forcep bila persyaratan terpanuhi. Lahirkan dengan
secsio sesarea.
B. KEGAWATDARURATAN NEONATAL
1. BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Bayi dengan berat lahir 2250 gram umumnya cukup kuat untuk memulai minum
sesudah dilahirkan. Jaga kondisi bayi tetap hangat dan kontrol infeksi , tidak ada perawatan
khusus. Sebagian bayi dengan berat lahir 1750-2250 gram mungkin perlu perawatan ekstra,
tetapi dapat secara normal bersama ibunya untuk diberi minum dan kehangatan, terutama
jika kontak kulit ke kulit dapat dijaga.
Istilah Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) digunakan untuk berat lahir
dibawah 1750. Bayi-bayi ini beresiko untuk hipotermia, apnu, hipoksemia, sepsis,
intoleransi minum dan enterokolitis nekrotikan. Semakin kecil bayi semakin tinggi resiko.
Semua Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) harus dikirim ke perawatan khusus atau
Unit Neonatal.
Bayi berat lahir rendah mungkin disebabkan oleh :
Kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
Pertumbuhan janin terlambat
Atau keduanya
Dua kelompok utama BBLR memiliki masalah yang berbeda sehingga penilaian akurat
secara dini diperlukan.
d. Neonatus Kurang Bulan
Penyebab Kelahiran Kurang Bulan
Janin
Gawat janin
a) Terapi Sinar
Terapi sinar harus dimulai sesuai dengan panduan pada tabel 1 dan 2
Efek samping terapi sinar mencakup :
Hipertemia dan dehidrasi karena meningkatnya insensible water loss (IWL)
Diare berair
Hipoglikemia
Kerusakan retina
Eritemia
Sindrom bayi tembaga (bronze baby syndrome)
Potensi kerusakan, mutasi genetic
Terganggunya interaksi ibu dan bayi
b) Tranfusi Tukar
Banyaknya factor yang berhubungan dalam penentuan kadar bilirubin yang tepat
sebelum memulai tranfusi tukar. Keadaan umum (sakit atau sehat), berat lahir,
usia kehamilan dan usia bayi, semua itu merupakan pertimbangan penting.
Prosedur ini mengatasi bilirubin dan antibody hemolitik dan mengoreksi anemia.
Biasanya diperlukan pada kasus ketidaksesuaian Rhesus, ABO dan defisiensi
G6PD
Bayi yang sangat kurang bulan terkadang memerlukan tranfusi tukar darurat jika
kadar bilirubinnya menjadi sangat tinggi.
Tranfusi tukar dengan volume darah dua kali lipat dilakukan (2 x 85 x berat
badan)
Harus digunakan darah sitrat segar.
Indikasi Tranfusi Tukar
Ikterus Hemolitik
Ikterus Non Hemolitik
Golongan Darah untuk Tranfusi Tukar
Pada neonatus dengan ketidaksesuaian Rhesus, gunakan Rhesus negative yang
telah dicocokkan dengan darah ibu.
b. Faktor Resiko
Faktor Risiko Ibu
Demam intrapartum > 380C
Persalinan kurang bulan
Ketuban pecah dini > 18 jam
Asfiksia antenatal atau intraparfum
Infeksi saluran kemih ibu
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas <60/ menit 60-80/menit >80/menit
Retraksi Tidak ada Retraksi Retraksi Ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
dengan pemberian O2 walaupun diberi O2
Suara napas Suara napas di kedua Suara napas di kedua Tidak ada suara napas
paru baik paru menurun di kedua paru baik
Merintih
Evaluasi
Total Diagnosis
<3 Gawat napas ringan
4-5 Gawat napas sedang
>6 Gawat napas berat
4. PERSALINAN MELALUI SC
Definisi
Operasional
Kriteria Insklusi
Kriteria Eksklusi
Sumber Data
Tipe Indikator
Area Monitoring
Frekuensi
Standar
Numerator
Denumerator