Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DUALITAS

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Program Linear

Dosen Pengampu : Santika Lya Diah Pramesti, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Siti Maulani ( 2620053 )


2. Indra Setyawati ( 2620102 )
3. Dinda Ayu Qomariyah ( 2620104 )

JURUSAN TADRIS METEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Ucapkan terima kasih kami tunjukan kepada Ibu Santika Lya Diah Pramesti, M. Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Program Linear. Dengan bimbingan beliau makalah
yang berjudul “Dualitas” dapat diselesaikan tepat waktu.
Harapan kami selaku penyusun, semoga informasi dan pembahasan dalam makalah
ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam mempelajari motivasi pengajaran pembelajaran
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagai bahan persentasi kami kepada
teman-teman semoga dapat diambil manfaatnya.
Akhir kata, segala upaya penyusunan makalah ini kami selaku penyusun sadar masih
banyak kekurangannya di sana-sini, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
perbaikan selanjutnya sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.

Pekalongan, 09 November
2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Definisi Dualitas..............................................................................................................4

B. Hubungan Model Primsl dan Dual..................................................................................4

C. Merumuskan Model Dual dan Model Primal..................................................................5

D. Dualitas Simpleks............................................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dalam bidang
produksi barang, dalam perencanaan usahanya pastinya merencanakan untuk
mendapatkan suatu laba maksimal dengan penggunaan bahan ataupun modal seminim
mungkin. Dengan demikian, analisis program linier sangat mampu memberikan
jaminan solusi yang baik dengan teknik pemodelan masalah terlebih dahulu. Pada
prinsipnya setiap aktivitas analisis menggunakan program linier dimulai dengan
masalah dimodelkan dalam model matematika yang sesuai dengan standar baku atau
bentuk umum program linier yang sudah ada kemudian dengan batasan-batasan
variabelnya kemudian diselesaikan dengan salah satu tekhnik penyelesaian yang ada
dan hasilnya dianalisis untuk diterapkan.

Namun, dalam kenyataannya masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha tidak
mungkin hanya bisa diselesaikan menggunakan model program linear yang
sederhana. Sehingga,dikembangkan teknik dualitas, yang mana merupakan sebuah
konsep dalam pemrograman linear yang menjelaskan secara sistematis bahwa sebuah
kasus emrograman linier terdiri dari masalah primal dan dual dan konsep ini berguna
untuk menginterpretasikan angka-angka yang terdapat pada tabel optimal dari
masalah primal. Salah satu manfaat dari teknik ini terdapat dalam dunia Linier
Programing yang digunakan sebagai alat analisa dan pengambilan keputusan. Teknik
tersebut dikenal dengan teori dualitas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dualitas?


2. Bagaimana formulasi primal - dual?
3. Bagaimana dualitas simpleks?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi dualitas.


2. Mengetahui formulasi primal – dual.
3. Mengetahui dualitas simpleks.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dualitas
Dualitas adalah sebuah konsep dalam pemrograman linier yang menjelaskan
secara matematis bahwa sebuah kasus pemrograman linier mempunyai dua bentuk
yang saling berhubungan dan keterkaitan yaitu primal dan dual. Bentuk primal adalah
bentuk asli dari persamaan program linear. Betuk dual adalah bentuk duplikat atau
rangkap dari persamaan program linear. Apabila dalam solusi optimum bentuk asli
(primal) telah terpecahkan, maka optimum tersebut dapat juga menjawab
permasalahan dualnya. Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah
Linear programming, yang secara langsung didefinisikan dari persoalan aslinya atau
dari model linear programming primal. Dalam kebanyakan perlakuan linear
programming, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe kendala, variable
keputusan dan kondisi optimum. Oleh karena itu dalam kenyataannya teori dualitas
secara tegas tidak diharuskan penggunaannya.

B. Hubungan Model Primsl dan Dual


Model program linear memiliki dua bentuk, yaitu model Primal dan model
Dual. Model adalah bentuk asli dari suatu model program linear, sedangkan model
Dual adalah bentuk alternatif yang dikembangakan dari model Primal. Dengan kata
lain, hubungan antara model primal dan dual adlah bahwa model Primal merupakan
model as;I, sedangkan model Dual merupakan kebalikan dari model Primal.
Pada model Primal, fungsi tujuannya berupa:
 Maksimisasi laba
 Program linear menggunkan Metode Simpleks (Variabel Slack atau+S)
Sedangkan pada model Dual, fungsi tujuannya berupa:
 Minimisasi Biaya
 Program linear menggunkan Metode Simpleks Big-M (variabel
buatan atau +A )
Hubungan khusus antara primal dan dual adalah sebagai berikut:
1) Variabel dual Y 1 ,Y 2 , Y 3berhubungan dengan batasan model primal.
Dimana unruk setiap batasan dalam primal terdapat satu variabel dual.
2) Nilai kuantitas pada sisi kanan pertidaksamaan pada mode; primal
merupakan koefisien fungsi tujuan.
3) Koefisien batasan model primal merupakan koefisien variabel
keputusan dual.

4
4) Koefisien fungsi tujuan primal, maerupakan nilai kuantitas pada sisi
kanan pertidaksamaan pada model dual.
5) Pada bentuk standar, model maksimisasi primal memiliki batasan –
batasan “ < ” ( lebih kecil ), sedangkan pada model minimisasi dual
memiliki batasan – batasan “ > ” ( lebih besar ).

C. Merumuskan Model Dual dan Model Primal


Cara merumuskkan bentuk duak untuk program linear normsl bids ditemuksn
berdasarkan korespondensi antara primal dan dual.

a. Fungsi tujuan primsl berubsh bentuk


 max  min ; min  ≥
b. Tanda ketidaksamaan pada fungsi constraint akan tergantung pad fungsi
tujuannya.
 Max  ≤ ; min  ≥
c. Tiap fungsi constraint primal menjadi 1 variabel dual
d. Koefisien fungsi tujuan primal  konstanta kanan (RHS) fungsi constraint
dual.
e. Konstanta kanan (RHS) fungsi constraint primal  koefisien fungsi tujuan
dual.
f. Kolom fungsi constraint pada primal baris fungsi constraint dual.
g. Garis fungsi constraint primal  kolom fungsi constraint pada dual.

Bentuk umum masalah primal dual adalah sebagai berikut:

 Primal
Maksimumkan : z=C 1 X 1+C 2 X 2+ . ..+C a X a
Berdasarkan pembatas :
a 11 X 1 +a12 X 2 +. ..+ a1 n X n ≤ b1
a 21 X 1 +a 22 X 2 +. . .+ a2 n X n ≤ b 2
.
.
.

a m 1 X 1 + am 2 X 2+ .. .+a mn X n ≤ bm X 1 , X 2 ,

5
.... , X n ≥ 0

 Dual
Minimumkan : w=b 1 y 1 +b2 y 2+ . ..+b m y m
Berdasarkan pembatas :
a 11 y 1+ a21 y 2 +. . .+am 1 y m ≤ C 1a 12 y 1+ a22 y 2 +. . .+am 2 y m ≤ C 2

.
.
.
a 1n y 1 +a2 n y 2+ .. .+a mn y m ≤C n
y 1 , y 2 . .. , y m ≥0
 Contoh
 Primal
Min z=¿ 16 X 1+ 30 X 2 +36 X 3 ¿
Berdasarkan pembatas :
2 x1 +3 x 2+ 2 x 3 ≥60
2 x1 +5 x 2+ 3 x 3 ≥80
x 1 , x2 , x3 ≥ 0
 Dual

Max 60 y 1 +80 y 2

Berdasarkan pembatas :
2 y 1+ 2 y 2 ≤16
3 y 1+ 5 y 2 ≤ 30
2 y 1+3 y 2 ≤36
y1 , y2 , y3 ≥ 0

D. Dualitas Simpleks
Pada metode simpleks juga sering terdapat solusi basis dari persoalan pemrogaman
linear yang tidak layak, namun proses optimal karena multipliers dari simpleks
memberikan kelayakan untuk persoalan dual. Dalam tabel simpleks keadaan ini tidak
menunjukkan unsur negatif dalam baris indeks Z ( Zj – Cj ), namun menunjukkkan
adanya ketidaklayakan solusi basis.

6
Situasi seperti ini muncul bila suatu persoalan baru dapat dibentuk dengan mengubah
vektor -b. Dengan membentuk tabel simpleks untuk dual alan sangat efisien dalam
cara menggunakan dualitas yang kemudian dikenal sebagai metode dual simpleks.
Dalam persoalan primal pekerjaan dilakukan melalui penguraian kondisi pada baris
indeks (Zj– Cj), sedangkan pada persoalan dula, pekerjaan dilakukan melalui
kelayakan dan menuju kepada optimalitas.
Contoh:
Perusahaan “ JAMAL ” membuat 2 macam sepatu, yang pertama adalah sepatu
dengan sol karet ( X 1), dan yang kedua adalah sepatu dengan sol kulit ( X 2). Untuk
memproduksi kedua macam sepatu tersebut perusahaan menggunakan 3 jenis mesin.
Mesin 1 = khusus untuk membuat sepatu karet, dengan kapasitas max = 8 jam. Mesin
2 = khusus untuk membuat sepatu dari kulit, dengan kapasitas max = 15 jam. Mesin 3
= khusus untuk assemblim kedua macam sepatu tersebut, dengan kapasitas max = 30
jam.
 Setiap lusin X 1 mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam dan selanjutnya
menuju mesin 3 selama 6 jam. Sedangkan X 2 dikerjakan oleh mesin 2 selama
3 jam dan langsug ke mesin 3 selama 5 jam.
 Sumbangan terhadap laba untuk setiap sepatu X 1 – Rp.30.000 sedangkan
sepatu X 2 = Rp.50.000
 Untuk mendapatkan hasil yang optimal, berapakah seppatu X 1 dan X 2 yang
harus produktif?.

JAWAB :
Langkah pertama kita buat tabel dari soal di atas agar lebih mudah
penyelesainnya, lihat tabel dibawah ini :

Kaapasitas maksimum
variabel X1 X2
mesin
Y1 2 0 ≤8
Y2 0 3 ≤ 15
Y3 6 5 ≤ 30
laba dalam Rp. 10.000 ≥3 ≥5

7
 Kemudian kita buat perumusan fumgsi maksimum dan minimumnya beserta batasan –
batasannya, perhatikan perumusan di bawah ini :

Maksimumkan Z=3 X 1 +5 X 2 minimumkan Y 0=8Y 1+15 Y 2 +30 Y 3

Batasan – batasan : Batasan – batasan :

2 X1≤ 8 2 Y 1+ 6 Y 3 ≥ 3

6
3 X 2 ≤15 3 Y 2 + Y 3 ≥5
5

6 X 1 +5 X 2 ≤ 30 Y 1 ,Y 2 , Y 3 ≥ 0

X 1 , X 2 ≥0

 Selanjutnya kita buat perumusan fungsi kendala dari fungsi maksimum:


2 X1≥ 8 2 X 1 + X 3 =8
3 X 2 ≥15  3 X 2 + X 4=15

 Setelah itu membuat tabel simpleks, lihat tabel di bawah ini:

Variabel Dasar Z X1 X2 S1 S2 S3 NK LR/ KET


Z 1 -3 -5 0 0 0 0 -
8
S1 0 2 0 1 0 0 8 =∞
0
15
S2 0 0 3 0 1 0 15 =5
3
30
S3 0 6 5 0 0 1 30 =6
5

8
 Tentukan kolom kunci dengan cara melihat nilai negatif terbesar pada
baris Z yaitu, pada kolom X 1 yang bernilai -5 (yang berwarna merah)
 Tentukan baris kunci dengan cara melihat nilai LR/KET = NK/kolom
8 15 30
kunci X 2 yaitu, =∞ , =5, dan =6, karena 5 merupakan indeks
0 3 5
terkecil maka baris S2 dijadikan baris kunci dengan 3 sebagai pivotnya
(yang berwarna jingga)
 Kemudian ubah nilai baris kunci S2
0 3 0 1 0 15
=0 , =1 , =0 , , =0 , =5
3 3 3 3 3 3
Jadi, baris baru: 0, 1, 0, 1/3, 0, 5.
 Lalu hitung baris ke 1 ( Z ) :
-3 -5 0 0 0 0

( -5) 0 1 0 1/3 0 5
-3 0 0 5/3 0 25

 Selanjutnya hitung baris ke 2 ( S1 ¿ :


2 0 1 0 0 8

(0) 0 1 0 1/3 0 5
2 0 1 0 0 8
 Selanjutnya hitung baris ke 4 ( S3 ¿
6 5 0 0 1 30

( 5) 0 1 0 1/3 0 5
6 0 0 5/3 1 5

 Setelah itu masukkan hasil perhitungan ke tabel simpleks, lihat tabel dibawah ini :

Variabel Dasar Z X1 X2 S1 S2 S3 NK LR/ KET

Z 1 -3 0 0 5/3 0 25 -
8
S1 0 2 0 1 0 0 8 =4
2
5
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 =∞
0

9
5
S3 0 6 0 0 5/3 1 5
6

Karena masih belum optimal maka lakukan langkah sebagai berikut

 Tentukan kolom kunci dengan cara melihat nilai negatif terbesar pada baris Z
yaitu, pada kolom X 1 yang bernilai -3 (yang berwarna merah)
 Tentukan baris kunci dengan cara melihat nilai LR/KET = NK/kolom kunci X 1
8 5 5 5
yaitu, =4 , =∞ , dan , karena merupakan indeks terkecil maka baris S3
2 0 6 6
dijadikan baris kunci dengan 6 sebagai pivotnya (yang berwarna jingga).

Kemudian ubah nilai baris kunci S3

−5
6 0 0 1 5
=1, =0 , =0 , 3 −5 ,
6 6 6 = , 6 6
6 18
−5 1 5
jadi, baris baru: 1, 0, 0, , , .
18 6 6
 Lalu hitung baris ke 1 ( Z ) :
-3 0 0 5/3 0 25

( -3) 1 0 0 -5/18 1/6 5/6


1
0 0 0 5/6 1/2 27
2

 Selanjutnya hitung baris ke 2 ( S1 ¿ :


2 0 1 0 0 8

(2) 1 0 0 -5/18 1/6 5/6


1
0 0 1 5/9 -1/3 6
3

 Selanjutnya hitung baris ke 3 ( X 2 ¿


0 1 0 1/3 0 6

(0) 1 0 0 -5/18 1/6 5/6


0 1 0 1/3 0 5

10
 Setelah itu masukkan hasil perhitungan diatas kedalam tabel simpleks yang baru, lihat
tabel di bawah ini :

Variabel Dasar Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
5 1
Z 1 0 0 0
6 2
5 −1 1
S1 0 0 0 1 6
9 3 3
1
X2 0 0 1 0 0 5
3
−5 1 5
X3 0 1 0 0
18 6 6

Kesimpulan :
Dari hasil di atas sudah dinyatakan optimal karena nilai pada kolom X 1 dan X 2
sudah bernilai positif ( + ). Oleh karena itu kita bisa lanjutkan ke proses dualitas
dengan cara dibawah ini :
Pertama masukkan nilai solusi optimal simpleksnya ;
5
 X1=
6
 X 2 =5
1
 Laba = 27
2

Kemudian dengan cara yang sama, masukkan solusi optimal maslah dualnya :

 Y 1=0
5
 Y 2=
6
1
 Y3 =
2

Terakhir masukkan perumusan fungsi tujuan dual :

Minimalkan Y =8Y 1+15 Y 2 +30 Y 3

11
¿ 8 ( 0 ) +15 ()
5
6
1
+30( )
2

1
¿ 27
2

Hasil di atas sama dengan yang dihasilkan dari fungsi tujuan primal / simpleks
sebelumnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dualitas adalah sebuah konsep dalam pemrograman linier yang menjelaskan


secara matematis bahwa sebuah kasus pemrograman linier mempunyai dua bentuk
yang saling berhubungan dan keterkaitan yaitu primal dan dual. Dalam penyelesaian
persoalan linier dengan membentuk formulasi terlebih dahulu sudah dikenal dengan
istilah primal, sedangkan penyelesaian persoalan melalui dual sebagai pemrograman
linier merupakan penyelesaian pada variabel yang ditambahkan pada fungsi-fungsi
kendala yang sudah disusun sebagai pengenal dari variabel dual.

B. Saran
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detai dalam menjelaskan, serta berpedoman
kepada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun mengenai
pembahasan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kakiay, T.J. (2008). Pemrograman Linier Metode dan Problem. Yogyakarta

Weber, J.E.(1999).Mathematical Analysis. In S. Kakicina, Analisis Matematik (p. 270).


Jakarta : Erlangga

http://asarohqi.blogspot.co.id/2011_12_01_archive.html (diakses pada 14 November 2021


pukul 15.35)

http://khampenkkhan.blogspot.co.id/2014/12/riset-operasi-ro-operations-research.html
(diakses pada 14 November 2021 pukul 15.55)

14

Anda mungkin juga menyukai