Makalah - Dualitas Kelompok 8
Makalah - Dualitas Kelompok 8
Disusun Oleh:
Pekalongan, 09 November
2021
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Definisi Dualitas..............................................................................................................4
D. Dualitas Simpleks............................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dalam bidang
produksi barang, dalam perencanaan usahanya pastinya merencanakan untuk
mendapatkan suatu laba maksimal dengan penggunaan bahan ataupun modal seminim
mungkin. Dengan demikian, analisis program linier sangat mampu memberikan
jaminan solusi yang baik dengan teknik pemodelan masalah terlebih dahulu. Pada
prinsipnya setiap aktivitas analisis menggunakan program linier dimulai dengan
masalah dimodelkan dalam model matematika yang sesuai dengan standar baku atau
bentuk umum program linier yang sudah ada kemudian dengan batasan-batasan
variabelnya kemudian diselesaikan dengan salah satu tekhnik penyelesaian yang ada
dan hasilnya dianalisis untuk diterapkan.
Namun, dalam kenyataannya masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha tidak
mungkin hanya bisa diselesaikan menggunakan model program linear yang
sederhana. Sehingga,dikembangkan teknik dualitas, yang mana merupakan sebuah
konsep dalam pemrograman linear yang menjelaskan secara sistematis bahwa sebuah
kasus emrograman linier terdiri dari masalah primal dan dual dan konsep ini berguna
untuk menginterpretasikan angka-angka yang terdapat pada tabel optimal dari
masalah primal. Salah satu manfaat dari teknik ini terdapat dalam dunia Linier
Programing yang digunakan sebagai alat analisa dan pengambilan keputusan. Teknik
tersebut dikenal dengan teori dualitas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dualitas
Dualitas adalah sebuah konsep dalam pemrograman linier yang menjelaskan
secara matematis bahwa sebuah kasus pemrograman linier mempunyai dua bentuk
yang saling berhubungan dan keterkaitan yaitu primal dan dual. Bentuk primal adalah
bentuk asli dari persamaan program linear. Betuk dual adalah bentuk duplikat atau
rangkap dari persamaan program linear. Apabila dalam solusi optimum bentuk asli
(primal) telah terpecahkan, maka optimum tersebut dapat juga menjawab
permasalahan dualnya. Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah
Linear programming, yang secara langsung didefinisikan dari persoalan aslinya atau
dari model linear programming primal. Dalam kebanyakan perlakuan linear
programming, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe kendala, variable
keputusan dan kondisi optimum. Oleh karena itu dalam kenyataannya teori dualitas
secara tegas tidak diharuskan penggunaannya.
4
4) Koefisien fungsi tujuan primal, maerupakan nilai kuantitas pada sisi
kanan pertidaksamaan pada model dual.
5) Pada bentuk standar, model maksimisasi primal memiliki batasan –
batasan “ < ” ( lebih kecil ), sedangkan pada model minimisasi dual
memiliki batasan – batasan “ > ” ( lebih besar ).
Primal
Maksimumkan : z=C 1 X 1+C 2 X 2+ . ..+C a X a
Berdasarkan pembatas :
a 11 X 1 +a12 X 2 +. ..+ a1 n X n ≤ b1
a 21 X 1 +a 22 X 2 +. . .+ a2 n X n ≤ b 2
.
.
.
a m 1 X 1 + am 2 X 2+ .. .+a mn X n ≤ bm X 1 , X 2 ,
5
.... , X n ≥ 0
Dual
Minimumkan : w=b 1 y 1 +b2 y 2+ . ..+b m y m
Berdasarkan pembatas :
a 11 y 1+ a21 y 2 +. . .+am 1 y m ≤ C 1a 12 y 1+ a22 y 2 +. . .+am 2 y m ≤ C 2
.
.
.
a 1n y 1 +a2 n y 2+ .. .+a mn y m ≤C n
y 1 , y 2 . .. , y m ≥0
Contoh
Primal
Min z=¿ 16 X 1+ 30 X 2 +36 X 3 ¿
Berdasarkan pembatas :
2 x1 +3 x 2+ 2 x 3 ≥60
2 x1 +5 x 2+ 3 x 3 ≥80
x 1 , x2 , x3 ≥ 0
Dual
Max 60 y 1 +80 y 2
Berdasarkan pembatas :
2 y 1+ 2 y 2 ≤16
3 y 1+ 5 y 2 ≤ 30
2 y 1+3 y 2 ≤36
y1 , y2 , y3 ≥ 0
D. Dualitas Simpleks
Pada metode simpleks juga sering terdapat solusi basis dari persoalan pemrogaman
linear yang tidak layak, namun proses optimal karena multipliers dari simpleks
memberikan kelayakan untuk persoalan dual. Dalam tabel simpleks keadaan ini tidak
menunjukkan unsur negatif dalam baris indeks Z ( Zj – Cj ), namun menunjukkkan
adanya ketidaklayakan solusi basis.
6
Situasi seperti ini muncul bila suatu persoalan baru dapat dibentuk dengan mengubah
vektor -b. Dengan membentuk tabel simpleks untuk dual alan sangat efisien dalam
cara menggunakan dualitas yang kemudian dikenal sebagai metode dual simpleks.
Dalam persoalan primal pekerjaan dilakukan melalui penguraian kondisi pada baris
indeks (Zj– Cj), sedangkan pada persoalan dula, pekerjaan dilakukan melalui
kelayakan dan menuju kepada optimalitas.
Contoh:
Perusahaan “ JAMAL ” membuat 2 macam sepatu, yang pertama adalah sepatu
dengan sol karet ( X 1), dan yang kedua adalah sepatu dengan sol kulit ( X 2). Untuk
memproduksi kedua macam sepatu tersebut perusahaan menggunakan 3 jenis mesin.
Mesin 1 = khusus untuk membuat sepatu karet, dengan kapasitas max = 8 jam. Mesin
2 = khusus untuk membuat sepatu dari kulit, dengan kapasitas max = 15 jam. Mesin 3
= khusus untuk assemblim kedua macam sepatu tersebut, dengan kapasitas max = 30
jam.
Setiap lusin X 1 mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam dan selanjutnya
menuju mesin 3 selama 6 jam. Sedangkan X 2 dikerjakan oleh mesin 2 selama
3 jam dan langsug ke mesin 3 selama 5 jam.
Sumbangan terhadap laba untuk setiap sepatu X 1 – Rp.30.000 sedangkan
sepatu X 2 = Rp.50.000
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, berapakah seppatu X 1 dan X 2 yang
harus produktif?.
JAWAB :
Langkah pertama kita buat tabel dari soal di atas agar lebih mudah
penyelesainnya, lihat tabel dibawah ini :
Kaapasitas maksimum
variabel X1 X2
mesin
Y1 2 0 ≤8
Y2 0 3 ≤ 15
Y3 6 5 ≤ 30
laba dalam Rp. 10.000 ≥3 ≥5
7
Kemudian kita buat perumusan fumgsi maksimum dan minimumnya beserta batasan –
batasannya, perhatikan perumusan di bawah ini :
2 X1≤ 8 2 Y 1+ 6 Y 3 ≥ 3
6
3 X 2 ≤15 3 Y 2 + Y 3 ≥5
5
6 X 1 +5 X 2 ≤ 30 Y 1 ,Y 2 , Y 3 ≥ 0
X 1 , X 2 ≥0
8
Tentukan kolom kunci dengan cara melihat nilai negatif terbesar pada
baris Z yaitu, pada kolom X 1 yang bernilai -5 (yang berwarna merah)
Tentukan baris kunci dengan cara melihat nilai LR/KET = NK/kolom
8 15 30
kunci X 2 yaitu, =∞ , =5, dan =6, karena 5 merupakan indeks
0 3 5
terkecil maka baris S2 dijadikan baris kunci dengan 3 sebagai pivotnya
(yang berwarna jingga)
Kemudian ubah nilai baris kunci S2
0 3 0 1 0 15
=0 , =1 , =0 , , =0 , =5
3 3 3 3 3 3
Jadi, baris baru: 0, 1, 0, 1/3, 0, 5.
Lalu hitung baris ke 1 ( Z ) :
-3 -5 0 0 0 0
( -5) 0 1 0 1/3 0 5
-3 0 0 5/3 0 25
(0) 0 1 0 1/3 0 5
2 0 1 0 0 8
Selanjutnya hitung baris ke 4 ( S3 ¿
6 5 0 0 1 30
( 5) 0 1 0 1/3 0 5
6 0 0 5/3 1 5
Setelah itu masukkan hasil perhitungan ke tabel simpleks, lihat tabel dibawah ini :
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25 -
8
S1 0 2 0 1 0 0 8 =4
2
5
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 =∞
0
9
5
S3 0 6 0 0 5/3 1 5
6
Tentukan kolom kunci dengan cara melihat nilai negatif terbesar pada baris Z
yaitu, pada kolom X 1 yang bernilai -3 (yang berwarna merah)
Tentukan baris kunci dengan cara melihat nilai LR/KET = NK/kolom kunci X 1
8 5 5 5
yaitu, =4 , =∞ , dan , karena merupakan indeks terkecil maka baris S3
2 0 6 6
dijadikan baris kunci dengan 6 sebagai pivotnya (yang berwarna jingga).
−5
6 0 0 1 5
=1, =0 , =0 , 3 −5 ,
6 6 6 = , 6 6
6 18
−5 1 5
jadi, baris baru: 1, 0, 0, , , .
18 6 6
Lalu hitung baris ke 1 ( Z ) :
-3 0 0 5/3 0 25
10
Setelah itu masukkan hasil perhitungan diatas kedalam tabel simpleks yang baru, lihat
tabel di bawah ini :
Variabel Dasar Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
5 1
Z 1 0 0 0
6 2
5 −1 1
S1 0 0 0 1 6
9 3 3
1
X2 0 0 1 0 0 5
3
−5 1 5
X3 0 1 0 0
18 6 6
Kesimpulan :
Dari hasil di atas sudah dinyatakan optimal karena nilai pada kolom X 1 dan X 2
sudah bernilai positif ( + ). Oleh karena itu kita bisa lanjutkan ke proses dualitas
dengan cara dibawah ini :
Pertama masukkan nilai solusi optimal simpleksnya ;
5
X1=
6
X 2 =5
1
Laba = 27
2
Kemudian dengan cara yang sama, masukkan solusi optimal maslah dualnya :
Y 1=0
5
Y 2=
6
1
Y3 =
2
11
¿ 8 ( 0 ) +15 ()
5
6
1
+30( )
2
1
¿ 27
2
Hasil di atas sama dengan yang dihasilkan dari fungsi tujuan primal / simpleks
sebelumnya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detai dalam menjelaskan, serta berpedoman
kepada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun mengenai
pembahasan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kakiay, T.J. (2008). Pemrograman Linier Metode dan Problem. Yogyakarta
http://khampenkkhan.blogspot.co.id/2014/12/riset-operasi-ro-operations-research.html
(diakses pada 14 November 2021 pukul 15.55)
14