Anemia Megaloblastik Kel 2
Anemia Megaloblastik Kel 2
Disusun Oleh :
2020/2021
KONSEP TEORI ANEMIA MEGALOBLASTIK
A. PENGERTIAN
Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel
darah merah yang disebabkan oleh abnormalitas hematopoisis dengan karakteristik
dismaturasi nukleus dan sitoplasma sel mieloid dan eritroid sebagai akibat gangguan sintesis
DNA. Pertumbuhan inti dan sitoplasma yang tidak sejajarmerupakan salah satu kelainan
morfologi utama yang terlihat di sumsum tulang.
Anemia megaloblastik (SDM Besar) diklasifikasikan secara morfologi sebagai anemia
makrositik normokromik yang sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 (Anemia
perinisiosa adalah anemia yang disebabkan karena kerusakan produksi sel darah merah
karena kurangnya faktor intrinsik esensial untuk absorbsi vitamin B12) dan asam folat
(anemia defisiensi asam folat adalah kelainan dari maturasi atau kematangan eritrosit yang
disebabkan oleh sumber-sumber makanan yang tidak ada kuat Pasa malnutrisi, ada waktu
kebutuhan akan asam folat meningkat yaitu pada waktu stres, pertumbuhan dan kehamilan)
yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA disertai kegagalan maturasi dan pembelahan sel
(Guyton, 2001). Defisiensi ini dapat sekunder akibat malnutrisi defisiensi asam folat,
malabsorpsi, kekurangan faktor intrinsik (seperti pada anemia pernisiosa), penyakit usus dan
keganasan.
B. ETIOLOGI
b. Malabsorpsi
Dewasa : anemia pernisiosa, gastrektomi total atau parsial, penyakit chorn's, parasit,
limfoma usus halus, obat-obatan (momicik, etanol, KCI)
Anak-anak : anemia pernisiosa, gangguan sekresi ,faktor intrinsik lambung dan
gangguan reseptor kobalamin di ileum
a. Asupan kurang
Gangguan nutrisi : alkoholoisme, bayi prematur, orang tua hemodialisis dan
anoreksia
nervosa
Malabsorpsi : gastrektomi parsial, reseksi usus halus, penyakit chohn's, scleroderma
dan obat antikonvulsan
b. Peningkatan kebutuhan
Kehamilan, anemia hemolitik, keganasan, hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak
efektif (anemia pernisiosa, anemia sideroblastik, leukimia dan anemia hemolitik)
c. Gangguan metabolisme folat : alkoholisme, defisiensi enzim
d. Penurunan cadangan folat di hati : alkoholisme, sirosis non alkoholik dan hepatoma
4) Gangguan sintesis DNA dan merupakan akibat dari proses berikut ini :
a. Defisiensi enzim kongenital
b. Didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu
C. MANIFESTASI KLINIS
Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan nyeri
lidah.Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua anemia ini dapat
terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist defisiensi asam folat dan akan menetap
bila tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan dengan teliti antara
kedua bentuk anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur.
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :
1) Tubuh lemah, tidak bertenaga dan pucat
2) Anemia karena eritropoesis yang inefektif
3) Ikterus ringan akibat pemecahan hemoglobin meninggi karena usia eritrosit memendek
4) Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue). Stomatitis
angularis, anoreksia, diare, nyeri dan gejala sindrom malabsorbsi ringan.
5) Penurunan jumlah hematokrit dan Hb
6) Selain mengurangi pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 yang berarti
juga mempengaruhi sistem saraf sensoris dan menyebabkan :
a. Kesemutan di tangan dan kaki
b. Hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
c. Pergerakan yang kaku
7) Purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu
8) Pada defisiensi vitamin B12 berat dijumpai gejala neuropati yang bersifat simetris sebagai
berikut :
a. Neuropati perifer : mati rasa, terbakar pada jari
b. Kerusakan kolumna posterior : gangguan posisi, vibrasi
c. Kerusakan kolumna lateralis
d. Spastisitas dengan feel reflex hiperaktif dan gangguan selebrasi
e. Kesulitan berjalan dan mudah jatuh
f. Penurunan berat badan
g. Warna kulit menjadi lebih gelap
h. Penurunan fungsi intelektual
i. Gangguan keseimbangan dan terjadi perubahan sebral, demensia
c.Telinga
I :Simetris kiri dan kanan,tidak ada perdarahan disekitar telinga.
P :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesarandisekitar telinga, tidak ada oedema.
d. Hidung
I :Simetris kiri dan kanan,tidak ada secret dan polip,tidak ada lecetan di daerah hidung,
lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, penciuman masih bagus dan normal.
2) Leher
I :Tidak ada pembembesaran kelenjer tiroid,lymphe dan tidak ada kekakuan pada Kuduk.
P :Vena jugularis teraba,tidak ada pembesaran vena jugularis.
3) Thorax
a.Paru-paru
I :Simetris kiri dan kanan,pergerakan dinding dada sama.
P :Tidak ada nyeri tekan,fremitus taktil kiri dan kanan sama.
P :Terdapat bunyi redup saat dilakukan perkusi.
A :Bunyi nafas klien Vesikuler (normal)dan tidak ada suara nafas tambahan. Frekuensi
21x/i
b. Jantung
I :ictus cordis tidak terlihat
P : ictus cordis teraba spatium ictus cordis V digaris mid klavikularis sinistra, nadi 78x/i
P : redup pada Atas:Spatium Intercostal (SIC) II kiri di lenea parasternalis kiri (pinggang)
Bawah:Spatium Intercostal (SIC) V kiri agak ke medial midklavikularis kiri (tempat
ictus).
A :Bunyi jantung normal (LUB-DUP).
4) Abdomen
I : simetris kiri dan kanan,Tidak ada lesi,warna kulit disekitar abdomen normal, tidak ada
bekas jahitan.
A : bising usus normal 12x/I di quadran kiri bawah.
P :tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas.
P : Tympani
5) Punggung
I :Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien.
P:Tidak ada pembengkakan.
7) Ekstemitas
Gangguan Sintetis
DNA
Kromatin Longgar
Anemia
Megaloblastik
Glositis
Suplai O²
Kejaringan MK : Intoleransi
Inadekuat Aktivitas Anoreksia
MK :
MK : Nutrisi Intake Nutrisi
Perubahan Perfusi Inadekuat
Kurang Dari
Jaringan Perifer
Kebutuhan Tubuh
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
MK :
1) Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
Konstipasi/Diare
mengirim oksigen/nutrisi ke sel
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna makanan
4) Konstripasi atau diare b.d ketidakcukupan diet, perubahan proses pencernaan, efek
samping terapi obat
Fraser Diane & Cooper Margaret .2009 Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.
Jakarta.EGC
Potter & Perry 2012, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,
Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta
Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam. 2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta :
balai penerbit FKUI
Handayani Wiwik dan Andi Silisyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Hematologi, Jakarta : Salemba Medika