Anda di halaman 1dari 48

Konsep Dasar Muamalah:

Mudharabah
Musyarakah

Fitri Maulidah Rahmawati,S.E.,M.Si


Maret-2022
Kaitan Etika Bisnis Islam dan Muamalah

Hubungan atara
EBI dan Fikih
Muamalah
Aturan Syariah
yang terkait Tertuang dalam
Bisnis ushul fikih dan fikih
Etika Bisnis muamalah
Islam • Tertuang dalam
ushul fikih dan fikih
Etika Bisnis • Standar perilaku muamalah
yang lebih lengkap,
• Bersandar pada bersumber pada
moralitas,baik- aturan-aturan
buruk,benar-salah, Syariah yang
pantas-tidak pantas bermuara pada Al-
Qur’an & Hadits
Kaitan Etika Bisnis Islam dan Muamalah
(cont’d)
• Ushul Fikih : suatu disiplin ilmu yang membahas tentang metode
penggalian hukum praktis yang bersumber dari dalil-dalil Al-Qur’an dan
Hadits
• Ruang lingkup ushul fikih mencakup metodologi penetapan hukum-
hukum fikih dan fokus pada penjelasan tentang bagaimana dasar
penetapan hukum dalam Islam dengan bersumber pada dua hukum
utama yaitu Al-Qur’an dan Hadits beserta beberapa metode lain seperti
ijtihad,ijma’,qiyas,istislah,istuhsan,istihsah, maqasid al-Syariah,’urf, sad
al-dzariah,fath al-dzari.ah, madzhab al-shahaby, dan lain sebagainya.
• Kesamaan ushul fikih dan fikih : sama-sama membahas dalil-dalil syar’i
• Perbedaan ushul fikih dan fikih : ushul fikih lebih cenderung pada
metode penerapan hukum serta klasifikasi argumentasi dan analisis
situasi-kondisi yang melatarbelakangi; fikih lebih pada hukum syara’
yang bersifat amaliyah (yang berhubungan dengan perbuatan manusia)
(sumber: Fauzia,Ika Yunia, 2021,Etika Bisnis Islam Era
5.0,Rajagrafindo Perkasa)
Kaitan Etika Bisnis Islam dan Muamalah
(cont’d)
• Objek kajian dalam fikih :
• Rubu’ ibadah
• Rubu’ muamalat
• Rubu’munakahat
• Rubu’ al-jinayat
• Fikih muamalat berkaitan dengan
transaksi dan akad dalam muamalat
MUDHARABAH
• Bahasa adhdharby fil ardhi : bepergian
untuk urusan dagang
• Terminologi : akad kerjasama usaha antara
pemilik dana dan pengelola dana untuk
melakukan kegiatan usaha, laba dibagi
Pengertian atas dasar nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan kedua belah pihak;
Mudharabah sedangkan bila terjadi kerugian akan
ditanggung oleh si pemilik dana kecuali
disebabkan oleh misconduct, negligence
atau violation oleh pengelola dana
Investasi mudharabah mempunyai
resiko tinggi karena:

Karakteristik pemilik dana tidak boleh ikut campur


dalam pengelolaan usaha kecuali
akad sebatas memberikan saran-saran dan
mudharabah melakukan pengawasan

informasi usaha dipegang oleh


pengelola dana dan pemilik dana hanya
mengetahui informasi secara terbatas.
Pembagian Resiko

Karakteristik Pemilik dana memiliki resiko


akad dalam bentuk finansial
mudharabah
Pengelola dana memiliki
resiko dalam bentuk non
finansial
Pembagian keuntungan

Karakteristik Menggunakan nisbah yang disepakati


akad
mudharabah
Menggunakan nilai realisasi
keuntungan, yang mengacu pada
laporan hasil usaha periodik yang
disusun oleh pengelola dana
Karakteristik akad mudharabah

Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan


berdasarkan prinsip bagi hasil (revenue sharing) yaitu laba
bruto (gross profit) atau bagi laba (profit sharing) yaitu
berdasarkan laba neto (net profit) .
Jaminan modal

Karakteristik tidak boleh ada jaminan atas modal, namun


akad demikian agar pengelola dana tidak melakukan
penyimpangan, pemilik dana dapat meminta
mudharabah jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga.
Dan jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila
pengelola dana terbukti melakukan kesalahan
yang disengaja, lalai atau melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
disepakati bersama dalam akad.
Perjanjian

Karakteristik akad/kontrak/perjanjian sebaiknya dituangkan


akad secara tertulis dan dihadiri para saksi. Dan
dalam perjanjian harus mencakup berbagai
mudharabah aspek antara lain tujuan mudharabah, nisbah
pembagian keuntungan, periode pembagian
keuntungan, ketentuan pengembalian modal, hal
hal yang dianggap sebagai kelalaian pengelola
dana dan sebagainya..
Karakteristik akad
mudharabah
Persengketaan

Apabila terjadi perselisihan diantara dua belah pihak


maka dapat diselesaikan secara musyawarah diantara
mereka berdua atau melalui badan arbitrase syari’ah.
Hikmah Akad Mudharabah
• adalah dapat memberi manfaat dan keringanan kepada manusia.
Karena ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu
untuk membuatnya menjadi produktif. Dan ada pula orang yang
tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk
memproduktifkan nya. Dengan demikian, dapat tercipta kerjasama
antara modal dan kerja demi kemashlahatan dan kesejahteraan
umat manusia
Skema Akad Mudharabah
Akad mudharabah
Pemilik Dana Pengelola Dana

Proyek usaha

Modal dan Porsi Porsi Laba


Laba serta rugi Keuntungan/ Kerugian

Apabila untung akan dibagi sesuai nisbah,


Apabila rugi ditanggung oleh Pemilik Dana
Mudharabah
muthlaqah

Mudharabah
Jenis Mudharabah muqayyadah

Mudaharabah
musytarakah
Mudharabah
muthlaqah
• pengelola dana memiliki kewenangan untuk
melakukan apa saja dalam pelaksanan bisnis bagi
keberhasilan tujuan mudharabah itu.
• Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan
kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana
harus bertanggung jawab atas konsekuensi-
konsekuensi yang ditimbulkannya.
• Apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan
karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana
maka kerugian itu akan ditanggung oleh pemilik dana.
pemilik dana memberikan batasan kepada
pengelola dana mengenai lokasi, cara, dan
atau objek investasi/sektor usaha.
Mudharabah
muqayyadah
Contoh: tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan
dana lainnya; tidak menginvestasikan dananya pada
transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin, atau
mengharuskan pengelola dana untuk melakukan
investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga .
Mudharabah musytarakah
• pengelola dana turut menyertakan modal atau dananya dalam
kerjasama investasi.
• Diawal kerjasama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah
dengan modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi
usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan dengan
pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam
usaha tersebut dan akadnya disebut mudharabah musytarakah
(merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad
musyarakah).
Dasar Hukum Mudharabah
• Al-Qur’an
‫ض هل هم ْن َي ْبتَغُونَ ْاْل َ ْر ه‬
ۙ َ‫ض فهي َيض هْربُونَ َوآخ َُرون‬ ْ َ‫ّللا ف‬
‫َه‬
”Dan mereka yang lain berjalan diatas bumi untuk menuntut karunia Allah SWT.” (QS. Al-Muzammil : 20)
َ‫يرا لَ َعلَ ُك ْم ت ُ ْف هل ُحون‬ َ َ ‫ّللا َوا ْذ ُك ُروا‬
ً ‫ّللا َكثه‬ ‫ص ََلة ُ فَا ْنتَ هش ُروا فهي ْاْل َ ْر ه‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا هم ْن ف‬
‫ض هل َ ه‬ َ ‫ت ال‬ ‫فَإهذَا قُ ه‬
‫ضيَ ه‬
“Apabila telah ditunaikan sholat, bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT.”
(QS. Al-Jumu’ah : 10)
َ ‫َربه ُك ْم هم ْن فَض ًَْل تَ ْبتَغُوا أَ ْن ُجنَاح َعلَ ْي ُك ْم لَي‬
(١٩٨) ‫ْس‬
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu”
(QS. Al-Baqarah : 198)
‫ش َہا َدةَؕ َو َم ۡن ي َۡکت ُ ۡم َہا‬َ ‫ّللا َرب َٗہؕ َو ََل ت َۡکت ُ ُموا ال‬
َ‫ق ہ‬ ‫ضا فَ ۡليُ َؤ هد الَذهی ۡاؤت ُ همنَ اَ َمانَت َٗہ َو ۡل َيتَ ه‬ ُ ۡ‫ضۃؕ فَا ۡهن اَ همنَ َبع‬
ُ ‫ض‬
ً ۡ‫ک ۡم َبع‬ َ ‫َو ا ۡهن ُک ۡنت ُ ۡم َع ٰلی‬
َ ‫سفَ ٍر َو لَ ۡم ت هَجد ُۡوا کَا هت ًبا فَ هر ٰہن َم ۡقبُ ۡو‬
‫فَ هانَ ٗۤٗہ ٰاثهم قَ ۡلبُ ٗہؕ َو ہ‬
‫ّللاُ به َما تَعۡ َملُ ۡونَ َع هل ۡيم‬
‘… Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya….” (QS. Al-Baqarah :283)
Rukun Mudharabah

01 02 03
Dua pihak yang berakad Materi yang diperjanjikan Sighat, yakni
(pemilik modal/shahib al-mal atau objek yang diakadkan serah/ungkapan
dan pengelola terdiri dari atas modal penyerahan modal dari
dana/pengusaha/mudharib); (mal), usaha (berdagang pemilik modal (ijab) dan
Keduanya hendaklah orang
berakal dan sudah baligh dan lainnya yang terima/ungkapan menerima
(berumur 15 tahun) dan bukan berhubungan dengan modal dan persetujuan
orang yang dipaksa. Keduanya urusan perdagangan mengelola modal dari
dapat membedakan baik dan tersebut), keuntungan; pemilik modal (qabul).
buruk
Dalam mudharabah, harus ada minimal dua pelaku.
Pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana,
sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pengelola
dana,

a. keduanya harus cakap hukum, baligh dan


Pihak-pihak memiliki kemampuan untuk diwakilkan dan
mewakilkan.

b. pelaku akad mudharabah tidak hanya antara


muslim denganmuslim
• Modal
• Modal yang diserahkan dapat berbentuk kas atau aset non kas yang
harus jelas jumlah dan jenisnya

Tunai dan tidak hutang.

Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat


Materi Akad dibedakan dari keuntungan

Pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan


kembali modal mudharabah

Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal


kepada orang lain

Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut


kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri
Kerja
Kontribusi pengelola
Kerja adalah hak Pengelola dana harus
dana dapat berbentuk Dalam bekerja tidak
pengelola dana dan mematuhi semua
keahlian, keterampilan, melanggar ketentuan
tidak boleh diintervensi ketetapan yang ada
selling skill, syariah
oleh pemilik dana dalam kontrak
management skill.

Materi
Akad
Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal
dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti
rugi/upah.
Ijab Kabul merupakan ekspresi kesepakatan antara pemilik dana
dan pengelola dana yang dilakukan sama-sama rela. Pemilik
dana setuju atas perannya dalam kontribusi dana, sementara
pengelola dana setuju atas perannya dalam kontribusi kerja.

Akad dapat dituangkan secara lisan, tertulis, melalui korespodensi


Ijab Kabul , atau menggunakan cara cara komunikasi modern.

Akad tidak boleh dikaitkan dengan suatu kejadian dimasa depan


yang belum pasti.
Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk
pembagian keuntungan. Pengelola dana
mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan
pemilik dana mendapat imbalan atas penyertaan
modalnya.
Nisbah
Keuntungan Nisbah keuntungan harus diketahui dengan jelas
oleh kedua pihak. Jika dalam akad tidak
dijelaskan maka pembagiannya menjadi 50% dan
50%.
Kerugian ditanggung oleh pemilik dana kecuali ada
misconduct, negligence atau violation.

Apabila terjadi kerugian, maka cara menyelesaikannya


adalah:
Kerugian
Mudharabah
diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena
keuntungan merupakan pelindung modal.

Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru diambil


dari pokok modal.
Pembagian hasil usaha mudharabah
dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi
hasil (revenue sharing) atau bagi laba
(profit sharing).

Prinsip 1. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil,


maka dasar pembagian hasil usaha
Pembagian adalah laba bruto (gross profit) bukan total
pendapatan usaha (omzet).
Hasil Usaha
2. Sedangkan dalam prinsip bagi laba,
dasar pembagian adalah laba neto (net
profit) yaitu laba bruto dikurangi beban
yang berkaitan dengan pengelolaan
modal mudharabah
Syarat Pembagian Keuntungan
Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan
hanya untuk satu pihak

Bagian keuntungan harus diketahui masing-masing pihak dan bersifat


proporsional(%) dari keuntungan yang sesuai kesepakatan. Sekiranya
terdapat perubahan nisbah, harus berdasarkan kesepakatan

Penyedia dana menanggung semua kerugian dari mudharabah dan


pengelola tidak boleh menangung kerugian apapun kecuali
diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran
kesepakatan

Sekiranya terjadi kerugian yang disebabkan oleh kelalaian mudharib,


maka mudharib wajib menanggung segala kerugian tersebut.
MUSYARAKAH
• Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
Konsep Dasar suatu usaha tertentu dimana tiap pihak memberikan
kontribusi dana (atau expertise) dengan kesepakatan

Musyarakah bahwa keuntungan & resiko akan ditanggung bersama


sesuai dengan persetujuan yang disepakati
modal yang ditanamkan tidak boleh
ada jaminan dari mitra lainnya karena
bertentangan dengan prinsip untung
muncul bersama risiko (al ghunmu bi
al ghurmi).
Konsep Dasar
Musyarakah untuk mecegah mitra melakukan
kelalaian, melakukan kesalahan yang
disengaja atau melanggar perjanjian
yang sudah disepakati, diperbolehkan
meminta jaminan dari mitra lain atau
pihak ketiga.
Dasar Syariah
Hukum Musyarakah
• Musyarakah adalah salah satu bentuk kerja sama ekonomi yang dianjurkan dalam Islam. Ada
beberapa dalil dan fatwa DSN yang mendukung penerapan musyarakah dalam bisnis ekonomi
syariah.

Dalil
• 1.Q.S. Ash Shad ayat 28
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh dan amat sedikitlah mereka ini.“
• 2. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Aku adalah pihak
ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak berkhianat kepada yang lainnya.
Jika terjadi penghianatan, maka aku akan keluar dari mereka. (HR Abu Daud)”
MUSYARAKAH
• Definisi
• Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan yang kedua pihaknya ( bank dan nasabah)
memberikan kontribusi modal
• Feature
• Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang masing-masing
memberikan dana untuk usaha
• Ketentuan pembagian keuntungan/hasil atau kerugian sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu
bimat tafaqa, wal khasaratu biqadri malihi”. (Keuntungan dibagi menurut kesepakatan,
sedangkan apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi modal masing-masing).
• Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan manajemen, sesuai kaidah musyarakah

34
a.Pelanggaran terhadap akad
Misalnya, penyalahgunaan dana investasi,
manipulasi biaya, dan pendapatan operasional.
contoh
kesalahan
yang
disengaja b.Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah
So…..

Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para


pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan
modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu
kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara
proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
Hikmah Musyarakah
Sebagai aplikasi ajaran islam tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah
(persaudaraan) dan keadilan
Musyarakah dapat berupa:

• Musyarakah permanen
jumlah modalnya tetap sampai akhir masa musyarakah.

• Musyarakah menurun
jumlah modalnya secara berangsur-angsur
menurun karena dibeli oleh mitra musyarakah
Keuntungan dan Kerugian
• Keuntungan atau pendapatan musyarakah dibagi di antara mitra
musyarakah berdasarkan kesepakatan awal sedangkan kerugian
musyarakah dibagi diantara mitra musyarakahsecara proporsional
berdasarkan modal yang disetorkan
Pembiayaan
• Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara
kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti
lisensi dan hak paten yang sesuai dengan Syariah
• Dalam pembiayaan musyarakah setiap mitra tidak dapat menjamin
modal mitra lainnya maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya
untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang
disengaja
MUSYARAKAH
• Feature
• Seperti dalam Mudharabah, modal musyarakah akan dikembalikan setelah jangka waktu
usaha berakhir.
• Dalam perbankan, untuk tidak menyusahkan nasabah, modal dapat dicicil atau ditabung
agar pada saat dikembalikan sudah tersedia.
• Mengikuti prinsip syariah, dalam Musyarakah tidak dapat dikenakan jaminan
• Musyarakah Mutanaqisah
• Apabila modal musyarakah yang dicicil dijadikan cicilan modal maka jenis musyarakah
seperti ini disebut dalam perbankan modern sebagai Musyarakah Mutanaqisah
• juga dapat digunakan dalam pembiayaan untuk pemilikan aset oleh nasabah yang pada
awalnya dibeli bersama bank.

41
Skema Musyarakah
Jenis-jenis Musyarakah
Akad musyarakah dibagi menjadi 2 jenis syirkah, yaitu syirkah uqud dan amlak.

Syirkah Uqud

• Syirkah Uqud merupakan akad antara 2 pihak atau lebih dalam hal dengan cara menggabungkan harta mereka untuk
suatu bisnis. Syirkah jenis ini dibagi lagi menjadi beberapa bentuk, meliputi:
 Al In’an: Syirkah antara 2 pihak atau lebih yang bekerja sama dengan menyetor modal dalam jumlah berbeda-
beda, untuk kemudian membagi keuntungan yang ada berdasarkan besaran modal masing-masing.
 Syirkah A’mal atau Syirkah Abdan: Kerjasama antara 2 orang yang biasanya berprofesi sama untuk mengerjakan
sebuah proyek pekerjaan. Masing-masing dari mereka memberikan kontribusi dalam bentuk skill, kemudian
keuntungan yang didapat akan dibagi rata.
 Mufawadah: Akad musyarakah antara 2 pihak yang memberikan modal sama besar untuk kemudian tiap-tiap
keuntungan maupun kerugian dibagi menjadi 2 secara rata.
 Syirkah Wujuh: Kolaborasi antara pemilik dana dengan pihak yang memiliki kredibilitas sehingga kerjasama ini
didasarkan atas wibawa para anggota. Keuntungan dan kerugian yang timbul akan dibagi berdasarkan negosiasi
para pihak.
Jenis-jenis Musyarakah (cont’d)

Syirkah Amlak

• Syirkah Amlak terjadi bukan karena akad, melainkan karena kehendak untuk memiliki harta bersama. Syirkah ini
dibagi menjadi 2 bentuk:

 Syirkah Ikhtiyariyah: terjadi atas kehendak masing-masing pihak yang bekerjasama

 Syirkah Ijbariyah: terjadi secara otomatis karena keadaan tertentu, misalnya pembagian warisan yang menyebabkan
kepemilikan bersama sebuah aset.
Rukun Akad Musyarakah
1.Ijab Kabul/Shighat
Merupakan pernyataan para pihak yang secara jelas menunjukkan tujuan akad, penerimaan dan
penawaran langsung saat kontrak, dan menuangkan akad dalam bentuk tertulis.
2. Pihak-pihak yang Berakad/Aqidain
Ada beberapa kriteria pihak-pihak yang berakad, diantaranya yaitu,
O Cakap hukum
O Kompeten
O Memiliki dana dan pekerjaan
O Memiliki wewenang untuk mengelola aset mitranya
O Tidak diizinkan menginvestasikan dana untuk kepentingan pribadi
O Memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah.
Rukun Akad Musyarakah
3. Objek Akad/Mauqud Alaih
Objek akad terdiri dari modal dan kerja. Modal harus berupa uang tunai dan aset yang dapat dinilai dengan uang.
Modal yang ada juga tidak boleh menjadi jaminan maupun dipinjamkan kepada pihak lain.

• Sedangkan, objek kerja harus dilakukan atas nama pribadi maupun mitra masing-masing. Pekerjaan yang dilakukan
tidak harus sama besar, namun pihak yang mengerjakan lebih banyak, berhak mendapat tambahan keuntungan.

4. Bagi Hasil/Nisbah
Keuntungan yang diperoleh wajib dibagi untuk para pihak, baik secara rata maupun sesuai kesepakatan. Misalnya, salah
satu pihak menyetorkan modal senilai Rp5 juta dan dalam kontraknya Ia memperoleh bagian keuntungan sebesar 10%.
Nantinya, keuntungan yang diperoleh bukanlah 10% dari Rp5 juta, melainkan 10% dari total keuntungan.

• Sedangkan kerugian yang terjadi akan dibagi sesuai dengan jumlah modal yang disetorkan. Misalnya, A menanamkan
modal sebesar 60% sedangkan B sebesar 40%. Maka kerugiannya akan ditanggung oleh masing-masing sebesar 60%
oleh A dan 40% oleh B.
Perbedaan Musyarakah dan Mudharabah
See you next week

Anda mungkin juga menyukai