Anda di halaman 1dari 7

JURNAL HUKUM KAIDAH 211

Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat

Voume :17, Nomor : 3


ISSN Online : 2613-9340
ISSN Offline : 1412-1255

Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, Pasal 29


Implementasi dan Akibat Hukum Perjanjian ayat (1) disebutkan bahwa Perjanjian
Perkawinan Setelah Keluarnya Putusan MK Perkawinan harus dilaksanakan saat atau
NO.69/PUU-XIIX/2015 sebelum Perkawinan dilaksanakan dengan
ditetapkannya putusan MK Nomor 69/PUU-
Oleh : XIII/2015 maka frasa “pada waktu atau
Suhaila Zulkifli1 sebelum perkawinan dilangsungkan”
,sekarang ini boleh diadakan setelah
Abstract perkawinan dilangsungkan selama ikatan
perkawinan. Akibat hukum dari keluarnya
The marriage agreement is marriage planning,
putusan MK No.60/PUU-XIII/2015 adalah
and each couple is entitled to prepare it. The
marriage agreement serves is a preparation adanya perlindungan hukum lebih, terutama
for living a home life to minimize and to avoid a bagi perempuan agar tidak menjadi korban
dispute between husband and wife, and to kekerasan dalam rumah tangga ,menjamin
provide legal certainty between the rights and perlindungan terhadap hak milik atau hak guna
obligations of each party. In the Marriage Law bangunan suatu harta .Sehingga pasangan
No. 1 of 1974, Article 29 Paragraph (1) states fokus terhadap tujuan perkawinan.
that the Marriage Agreement must be
executed when or before the marriage takes
place; by the enactment of the Constitutional Kata Kunci : Implementasi, akibat hukum,
Court Decision No. 69 / PUU-XIII / 2015, the Perjanjian Perkawinan
phrase "when or before marriage takes place"
is now changed that the Marriage Agreement A. PENDAHULUAN
may be executed after the marriage takes
place during the marriage bond. The legal 1. Latar Belakang
consequence of the issuance of the Perkawinan adalah hubungan hukum antara
Constitutional Court's decision is more legal
protection especially for women not to become seorang pria dan seorang wanita untuk hidup
victims of domestic violence, guaranteeing the bersama dengan kekal dan diakui oleh negara
protection of property rights or building rights
of the property so that the spouse focuses on .Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
marriage destination. seorang pria dengan seorang wanita sebagai

Keywords: Implementation, legal effect, suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
Marriage Agreement atau rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2
Abstrak
Penetapan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Perjanjian Perkawinan adalah perencanaan 1974 tentang Perkawinan dimaksudkan untuk
perkawinan dan setiap pasangan berhak untuk
memberikan kepastian hukum kepada
mempersiapkannya. Perjanjian perkawinan
berfungsi sebagai persiapan dalam memasuki masyarakat dalam pelaksanaan perkawinan.
bahtera rumah tangga untuk meminimalisir Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam diatur bahwa
dan menghindar iterjadinya perselisihan antara
“Perkawinan menurut Hukum Islam adalah
suami dan istri dan memberikan kepastian
hukum antara hak dan kewajiban masing- Pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau
masing pihak . Dalam Undang-Undang Mitssagan ghalidzan untuk mentaati perintah

2
1 Dosen Tetap Universitas Prima Medan, E- Pasal 1 Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974
mail: Suhailaz_ella@yahoo.com tentang Perkawinan
JURNAL HUKUM KAIDAH 212
Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat
Allah dan melaksanakannya merupakan mempersiapkannya .Tidak ada kata tabu untuk
ibadah.”Melaksanakan perkawinan memang membicarakan perjanjian perkawinan, karena
dianjurkan oleh RasulullahS A W,karena justru perjanjian itu bisa melanggengkan
dengan adanya perkawinan maka akan perkawinan. Ketentuan harta benda
terhindar dari segala yang merusak akhlak perkawinan menurut Undang-Undang dapat
dan perbuatan zina.3 Perkawinan tidak hanya diatur dan diadakan melalui suatu perjanjian
berakibat terhadap penyatuan antara pria dan kawin yang merupakan penyimpangan bentuk
wanita dalam keluarga tetapi juga membawa harta benda seluruhnya .4 Menurut Happy
bebarapa konsekuensi hukum bagi mereka Susanto,Perjanjian Perkawinan adalah
yang telah menikah secara sah .Berbagai Perjanjian yang dibuat oleh calon
konsekuensi hukum yang muncul akibat pengantin,baik laki-laki maupun perempuan
perkawinan antara lain menyangkut hak dan sebelum perkawinan mereka dilangsungkan,
kewajiban masing-masing pihak selama dalam isi perjanjian tersebut mengikat
5
perkawinan berlangsung,tanggung jawab hubungan perkawinan mereka. Tujuan dari
terhadap anak,juga konsekuensinya terhadap pembuatan Perjanjian Perkawinan adalah
harta kekayaan baik kekayaan bersama untuk mengatur akibat-akibat perkawinan yang
maupun kekayaan masing-masing . Didalam menyangkut harta kekayaan.6 DiIndonesia
suatu perkawinan masalah harta perkawinan peraturan –peraturan yang mengatur
sering kurang mendapat perhatian oleh mengenai perjanjian perkawinan diatur dalam
pasangan suami istri.Alasannya karena Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu
mereka melakukan perkawinan adalah untuk dalam Bab VII pada Pasal 139 sampai dengan
selama-lamanya. Dalam pemikiran mereka 179 dan Bab VIII Pada Pasal 180,182,185.
bahwa perkawinan ini akan langgeng dan tidak Kemudian Undang-Undang No.1 Tahun 1974
akan ada masalah,sehingga mereka tidak Tentang Perkawinan yaitu pada Pasal 45
mempersoalkan hak yang satu terhadap yang sampai dengan Pasal 52. Dalam Ketentuan
lain ,pembatasan mengenai apa yang menjadi Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang
milik suami dan apa yang milik istri. Tetapi bila perkawinan mengatur tentang Perjanjian
ternyata perkawinan tidak berjalan sesuai Perkawinan dengan menyebutkan bahwa
dengan keinginan dan kemudian terjadi “pada waktu atau sebelum Perkawinan
perceraian barulah mereka mempersoalkan dilangsungkan kedua belah pihak atas
apa yang menjadi haknya masing- persetujuan bersama dapat mengajukan
masing,terutama mengenai pembagian harta perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai
perkawinan.Permasalahan ini akan berbeda pencatat perkawinan, setelah mana isinya
apabila suami istri pada saat sebelum
melangsungkan perkawinan membuat
Perjanjian Perkawinan terlebih dahulu 4
R.Subekti ,Perbandingan Hukum Perdata
Perjanjian Perkawinan adalah perencanaan ,Pradya Paramita, Jakarta, 2004
5
Happy Susanto,Pembagian harta gono
perkawinan dan setiap pasangan berhak untuk
gini saat terjadinya perceraian ,Jakarta :Visimedia,
hlm.78
3 6
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Soetojo Prawirohamidjojo, Hukum orang
Indodnesia,Universitas Indonesia,Jakarta,2009,hal dan keluarga, Surabaya: Airlangga University Press,
47 hlm.87
JURNAL HUKUM KAIDAH 213
Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat
berlaku juga terhadap pihak ketiga Berdasarkan latar belakang yang telah
7
tersangkut. diuraikan di atas maka yang akan menjadi
Mahkamah Konstitusi (MK) melalui pokok permasalahan pada penelitian ini
putusannya atas permohonan uji materiil adalah (1) Bagaimana pelaksanaan perjanjian
terhadap UU Perkawinan dan Undang-Undang perkawinan sebelum keluarnya putusan
Pokok Agraria (UUPA) dengan nomor MK.No.69/PUU-XII/2015? (2) Bagaimana
registrasi 69/PUU-XIII/2015 telah membuat akibat hukum pelaksanaan perjanjian
suatu terobosan baru mengenai Perjanjian kawinpasca keluarnya Putusan MK
Perkawinan pada Pasal 29 UU NO.69/PUU-XIII/2015 ?
Perkawinan.MK sendiri memang diberi
kewenangan khusus untuk melakukan B. Pembahasan
pengujian isi materi dari suatu undang-undang Perkawinan merupakan kesepakatan
yang dianggap bertentangan dengan Undang- bersama antara suami dan istri untuk
Undang Dasar Republik Indoensia Tahun melakukan hidup bersama,yang tentu saja
1945 sesuai dengan Pasal 24 C ayat ( 1). mengakibatkan timbulnya hak dan kewajiban
Sebagaimana kita ketahui selama ini bagi kedua belah pihak. Hak ialah suatu yang
,perjanjian perkawinan hanya dapat dibuat merupakan milik atau dapat dimiliki oleh suami
pada waktu atau sebelum perkawinan atau istri yang diperoleh dari hasil
dilangsungkan akan tetapi Pasca keluarnya perkawinan.8 Sedangkan Kewajiban ialah hal-
putusan MK No.69/PUU-XIII/2015, Pasal 29 hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh
UU Perkawinan ayat (1) penambahan frasa....” seorang suami dan istri untuk memenuhi hak
selama dalam ikatan perkawinan.....” kedua yang bersangkutan.9Selain hak dan
mengakibatkan pembuatan perjanjian kewajiban hal lain yang berkaitan dengan
perkawinan tidak lagi harus dilakukan pada Perkawinan yaitu mengenai harta benda. Hal
saat sebelum atau pada saat ini diatur dalam Bab VII Pasal 35 sampai
dilangsungkannya perkawinan,melainkan dengan Pasal 37 Undang-Undang No.1 Tahun
pasangan suami istri dapat membuat 1974 Tentang Perkawinan. Berdasarkan isi
perjanjian perkawinan selama ikatan dari pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan
perkawinan sedang berlangsung.Kemudian bahwa :
diayat (1) juga terdapat penambahan Harta benda yang diperoleh selama
frasa”....perjanjian tertulis yang disahkan oleh perkawinan menjadi milik bersama,sedangkan
pegawai pencatat perkawinan atau notaris .” harta bawaan dari masing-masing suami istri
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan baik itu harta benda yang diperoleh sebagai
diatas maka akan dibahas dampak atau akibat hadiah maupun warisan , tetap dibawah
hukum dari implementasi perjanjian penguasaan masing-masingsepanjang tidak
perkawinan pasca putusan MK . ditentukan lainoleh suami istri, maka harta
tersebut menjadi harta bersama. Agar harta
1.2 Masalah Penelitian bawaan ini tidak menjadi harta bersama

8
K.Wantjik Saleh,Hukum Perkawinan
Indonesia,Jakarta: Ghalia Indonesia,2002,hlm.14
7 9
Pasal 29 Ayat 1 UU No.1 Tahun 1974 Ibid,h.36
JURNAL HUKUM KAIDAH 214
Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat
,maka suami dan istri harus membuat mereka ,maka akibat dari perkawinan itu
perjanjian kawin terlebih dahulu. adalah Percampuran kakayaan suami dan
Mengenai harta bersama, suami istri istri menjadi satu kekayaan . Perjanjian
dapat bertindak apabila ada persetujuan dari Perkawinan dapat melindungi hak dari anak-
kedua belah pihak, Sedangkan mengenai anak dari perkawinan pertama bilamana suami
harta bawaan suami maupun istri mempunyai atau istri yang sudah bercerai,baik cerai mati
hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan maupun cerai hidup akan menikah lagi.
hukum mengenai harta bendanya. Apabila Perjanjian Perkawinan umumnya oleh
Perkawinan terputus karena perceraian ,maka masyarakat sering disebut dengan perjanjian
harta bersama diatur menurut hukumnya pra nikah/ Perjanjian Kawin (Prenuptial
masing-masing. Agreement). Perjanjian Pra Nikah/ Perjanjian
Pada hakekatnya harta benda Kawin (Prenuptial Agreement) adalah
perkawinan suami istri meliputi harta yang perjanjian yang dibuat sebelum
dibawa kedalam perkawinan oleh suami istri ( dilangsungkannya perkawinan dan mengikat
harta bawaan ) dan harta yang diperoleh kedua calon mempelai yang akan menikah
sepanjang perkawinan berlangsung (harta Isinya mengenai masalah pembagian harta
bersama). Undang-Undang Perkawinan N0.1 kekayaan diantara suami istri yang meliputi
Tahun 1974 menganut asas perpisahan harta apa yang menjadi milik suami atau istri dan
sebagaimana diatur dalam Pasal 35 yang apa saja yang menjadi tanggungjawab suami
menggolongkan harta perkawinan menjadi dan istri ataupun berkaitan dengan harta
harta bersama dan harta bawaan. bawaan masing-masing pihak agar bias
Berdasarkan Pasal tersebut maka dapat membedakan yang mana harta calon istri dan
disimpulkan sebagai berikut : yang mana harta calon suami, jika terjadi
Harta yang dibawa masing-masing perceraian atau kematian di salah satu
10
suami istri kedalam perkawinan termasuk pasangan. Dalam UU Perkawinan No.1
didalamnya hutang-hutang yang dibuat Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 29
sebelum perkawinan yang belum dilunasi. ayat 1 adalah Perjanjian tertulis yang dibuat
Harta benda yang diperoleh sebagai hadiah oleh kedua pihak atas persetujuan bersama
atau pemberian, kecuali ditentukan lain. pada waktu atau pada saat perkawinan
Harta yang diperoleh masing-masing karena berlangsung yang disahkan oleh Pegawai
warisan,kecuali ditentukan lain. Pencatat Perkawinan mengenai kedudukan
Hasil-hasil dari harta kekayaan harta dalam perkawinan,setelah mana isinya
masing-masing selama perkawinan berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang
berlangsung, termasuk hutang-hutang yang pihak ketiga tersangkut. Ada beberapa alasan
timbul karena pengurusan harta kekayaan orang memperjanjikan terpisahnya harta, harta
pribadi. tertentu dan atau pengelolaan atas harta
Hukum Perdata dan Undang-Undang No.1 tertentu dalam perjanjian kawin. Alasan-alasan
Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut antara lain adalah : Dalam
menganggap bahwa apabila suami dan istri
10
pada waktu akan melakukan perkawinan tidak Mochammad Djais, Hukum Harta
Kekayaan Dalam Perkawinan, Fakultas Hukum
mengadakan perjanjian apa-apa diantara Universitas Diponegora, Semarang, 2006,h.9
JURNAL HUKUM KAIDAH 215
Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat
Perkawinan dengan persatuan bulat. Agar Indonesia saat ini telah mengenal Perjanjian
istriterlindungi dari kemungkinan tindakan- kawin yang dibuat setelah Menikah atau
tindakan semena-mena suami atas harta tidak disebut istilahnya “Posnuptial Agreement
bergerak tertentu lainnya, yang dibawa istri “,Prinsip pada Posnuptial Agreement sama
kedalam perkawinan. Tidak adanya seperti perjanjian Kawin Pra Nikah (Prenuptial
pembatasan yang diperjanjikan istri dalam Agreement) ,yaitu dapat mengatur tentang
perjanjian kawin ,akan membawa konsekuensi harta kekayaan didalam perkawinan, terutama
bahwa suami mempunyai wewenang penuh terhadap pemisahan atas harta bersama.
atas harta persatuan termasuk semua harta Pembuatan Postnuptial Agreement selain
yang dibawa istri ke dalam persatuan tersebut. harus mengikuti ketentuan tentang syarat–
Yang diperjanjikan dalam hal ini adalah syarat keabsahan perjanjianya itu diatur dalam
pembatasan atas wewenang pengurusan Pasal 1320 KUHPerdata, juga mengikuti
suami dalam perkawinan dengan persatuan ketentuan yang telah digariskan oleh
bulat. Dalam Perkawinan dengan harta Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor
terpisah Adanya Perjanjian merupakan 69/PUU-XIII/2015 dalam kaitannya dengan UU
perlindungan bagiistri, terhadap Kemungkinan No. 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan.
dipertanggung jawabkannya harta tersebut Dengan keluarnya Putusan MK Nomor
terhadap hutang-hutang yang dibuat oleh 69/PUU–XIII/2015, maka hukum Positif
suami atau sebaliknya. 11 mengenai perjanjian perkawinan bisa dibuat
Soetojo Prawirohamidjojo selama dalam ikatan Perkawinan, Perubahan
berpendapat, bahwa perjanjian Kawin pada norma pada Pasal 29 ayat (1) UU No.1 Tahun
umumnya dibuat : 1974 sangat membantu dan menguntungkan
Bila mana terdapat sejumlah kekayaan yang bagi Warga Negara Indonesia baik yang
lebihbesar pada Salah satu pihak dari pada menikah dengan Warga Negara Asing ( WNA )
pihak yang lain. Kedua pihak masing-masing maupunwarga Negara Indonesia yang
membawa masukan yang cukup besar. menikah dengan Warga Negara Indonesia .
Masing – masing mempunyai usaha sendiri- Warga Negara Indonesia yang menikah
sendiri, sehingga andai kata salah satu pihak dengan Warga Negara Asing setelah
jatuh “failliet” yang lain tidak tersangkut Atas keluarnya putusan MK No.69/PUU-XIII/2015
Hutang-hutang uang mereka buat sebelum maka WNI yang menikah dengan WNA bisa
perkawinan,masing-masing akan bertanggung membuat perjanjian kawin kapan saja baik
jawab sendiri-sendiri.12 sebelum, disaat, maupun selama dalam ikatan
perkawinan sehingga hak WNI untuk memiliki
11
Ibid,h.11 tanah dengan status hak apapun tidak
12
R.Soetojo Prawiroadmijojo, Pluralisme terhalang lagi dikarenakan adanya persatuan
Dalam Perundang-undangan Perkawinan di
Indonesia, Airlangga University Press, Surabaya, harta dengan pasangan kawin WNA yang
2006,h.58 terjadi karena perkawinan. Jika WNI telah
terlanjur kawin dengan WNA namun
sebelumnya tidak membuat perjanjian kawin,
maka perjanjian kawin itu bisa dibuat dalam
masa ikatan perkawinan.
JURNAL HUKUM KAIDAH 216
Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat
Manfaat dari adanya perjanjian perkawinan dirubahnya norma waktu pembuatan
bukan saja dirasakan oleh WNI yang perjanjian perkawinan yaitu selama dalam
menikah Dengan WNA, tetapi juga bisa masa ikatan perkawinan, maka WNI yang
dimanfaatkan oleh semua pihak, termasuk menikah dengan WNA bisa membuat
WNI yang menikah dengan WNI. Misalnya perjanjian perkawinan apan saja, baik
seorang suami yang berprofesi sebagai sebelum, disaat ,maupun selama dalam masa
pengusaha dengan adanya perjanjian ikatan perkawinan ,sehingga hak WNI untuk
perkawinan maka setiap melakukan perbuatan memiliki tanah dengan status apapun tidak
hukum tidak disyaratkan lagi untuk terhalangi lagi karena terjadinya persatuan
memperoleh persetujuan dari istri sebagai harta dengan pasangan kawin WNA.Jika WNI
pasangan kawinnya. telah terlanjur kawin dengan WNA ,namun
Perjanjian kawin dengan memuat klausula sebelumnya tidak membuat perjanjian
pemisahan mutlak harta dalam perkawinan perkawinan ,maka perjanjian perkawinan itu
dapat menjadi solusi sepanjang disepakati dapat dibuat dalam masa ikatan perkawinan.
oleh kedua belah pihak. Perubahan lainnya Sedang manfaat lainnya dengan keluarnya
paska keluarnya Putusan MK No.69/PUU- putusan MK No.69 / PUU-XIII / 2015 terhadap
XIII/2015 yaitu MK memunculkan alternative pasangan kawin WNI dengan WNI adalah
pengesahan perjanjian perkawinan yang tidak terjadi lagi hambatan dalam melakukan
sebelumnya pengesahan perjanjian perbuatan hukum masing –masing pihak
perkawinan oleh pegawai pencatat dalam memenuhi keharusan mendapatkan izin
perkawinan, namun melalui Putusan MK ini persetujuan dari pasangan kawinnya.
perjanjian perkawinan juga bisa disahkan oleh
Notaris. 2. Saran
Dengan keluarnya Putusan MK No.69/ PUU-
Kesimpulan dan Saran XIII/2015 agar ditindak lanjuti dengan
1. Kesimpulan dibuatdalam bentuk Peraturan Perundang-
a. Berdasarkan Putusan MK Nomor 69/ PUU- undangan seperti Undang-Undang dan
XIII /2015,Hukum Positif mengenai Perjanjian Peraturan Pemerintah. Memberikan sosialisasi
Perkawinan mengalami perubahan yang kepada Notaris dan pihak-pihak terkait yang
signifikan, Perjanjian Perkawinan bisa dibuat terlibat dalam pembuatan perjanjian
selama dalam ikatan Perkawinan. Dimana perkawinan. Notaris yang menolak
Perubahan norma Pasal 29 ayat (1) sangat membuatnya. Dan diharapkan dengan
membantu Warga Negara Indonesia yang keluarnya Putusan MK No.69/ PUU-XIII/2015
tidak bisa memiliki tanah yang berstatus hak akan memberikan kepastian hukum bagi
milik , hak guna usaha dan hak guna pasangan menikah
bangunan karena telah menikah dengan
Warga Negara Asing ( WNA ),dengan
JURNAL HUKUM KAIDAH 217
Media Komunikasi dan Informasi Hukum dan Masyarakat

Daftar Bacaan
Buku
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan
Indonesia, Universitas, Indonesia,
Jakarta, 2009.

R.Subekti, Perbandingan Hukum


Perdata, Pradya Paramita, Jakarta,
2004

Happy Susanto, Pembagian harta gono gini


saat terjadinya perceraian ,Jakarta
:Visimedia

Soetojo Prawirohamidjojo, Hukum orang dan


keluarga, Surabaya: Airlangga
University Press

K.Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan


Indonesia, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002

R.Soetojo Prawiroadmijojo, Pluralisme Dalam


Perundang-undangan Perkawinan di
Indonesia, Airlangga University Press,
Surabaya, 2006

Mochammad Djais, Hukum Harta Kekayaan


Dalam Perkawinan, Fakultas Hukum
Universitas Diponegora, Semarang,
2006

PeraturanPerundang-undangan

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang


Perkawinan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


Putusan MK Nomor 69 /PUU-XIII/2015

Anda mungkin juga menyukai