Anda di halaman 1dari 2

FONETIK

Banyak ahli linguistik dewasa ini fonetik itu dianggap termasuk dalam fonologi,
sehingga kedua taraf ini sistematik bunyi disebut fonologi saja; namun fonetik dianggap berbeda
dari fonologi. Fonologi menyelidiki bunyi bahasa hanya menurut segi fungsionalnya saja.
Namun fonetik (Inggris. phonetics, kata sifatnya phonetic, kata sifat bahasa Indonesia “fonetis”,
berbeda dari “fonetik” sebagai kata benda) adalah penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa
memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna (Verhaar: 1986: 12).

Fonetik atau ilmu bunyi menyelidiki bunyi sebagaimana terdapat dalam parole atau
sebagaimana mungkin terdapat di dalamnya. Umpamanya, fonetiklah yang merumuskan bahwa
bunyi [d] dalam kata Indonesia tidak mempunyai aspirasi yang agak keras pada ucapan orang
yang berbahasa Jawa, dan tidak begitu keras atau samasekali tidak pada ucapan orang di daerah
lain. Perbedaan ucapan tersebut tidak “fungsional” dalam bahasa Indonesia, jadi tidak termasuk
dalam fonologi, melainkan termasuk dalam fonetik saja. Demikian pula bunyi [t] dlam bahasa
Inggris diberi aspirasi bila terdapat pada awal kata dan diikuti oleh sebuah vocal; sedangkan
aspirasi itu tidak terdapat bila bunyi [t] tidak terdapat pada awal kata (contoh yang pertama: top;
contok kedua stop). Padahal perbedaan tersebut tidak “fungsional” dalam bahasa Inggris, maka
tidak termasuk fonologi, melainkan dalam fonetik saja. Fonetik menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut perbedaan diantaranya tanpa memperhatikan segi “fungsional” dari perbedaan tersebut.

Menurut verhaar (1986) fonetik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1) akustik, 2) auditoris, dan 3)
organis.

1. Fonetik akustik
Fonetik akustik adalah menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya sebagai getaran
udara. Apabila kita memetik gitar misalnya, maka tali gitar (senar) akan bergetar, sehingga
menyebabkan udara bergetar pula, dan terjadilah bunyi yang dapat kita dengar. Demikian pula
halnya dengan bunyi bahasa, yang dihasilkan dengan alat-alat bicara. Untuk fenetik akustik
dalam penyelidikan spesialistis perlu peralatan elektronis yang rumit, jadi penyelidikan tersebut
dapat dikerjakan hanya dalam laboratorium fonetis.

2. Fonetik auditori
Fonetik auditoris adalah penyelidikan mengenai cara penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh
telinga. Fonetik audiotoris tidak banyak dikerjakan dalam hubungan linguistic, buku-buku
standar mengenai linguistic juga sedikit sekali menguraikan mengenai fonetik auditoris itu, dan
keahlian yang dituntut sebenarnya adalah keahlian dalam ilmu kedokteran.

3. Fonetik organis
Fonetik organis adalah menyelidiki bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan dengan alat-alat
(atau “organ’) bicara (organs of speech). Bidang ini penting sekali dalam ilmu linguistik.

NATALIA MEDYA LIFA IR SENO


064118021
AKU

Kalau sampai waktuku


'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli


Aku mau hidup seribu tahun lagi!

Chairil Anwar

Anda mungkin juga menyukai