materi tesebut.
a
Bilangan pecahan adalah Bilangan yang di tulis dalam bentuk , a dan b
b
anggota bilangan Bulat N sedangkan b z 0, a disebut pembilang dan b disebut
2
penyebut. Misalkan pecahan menyatakan 2 bagian dari keseluruhan 4 bagian
4
yang sama.
Menurut Drs. Darwyan Syah, dkk(2009:60), Hipotesis adalah dugaan
sementara dari penelitian yang akan di lakukan. Dalam penelitian ini Hipotesis
tindakan yang diambil peneliti yaitu:
“Melalui pembelajaran teori bruner dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada materi bilangan pecahan di kelas VII A SMPN 1 Sebawi”.
METODE
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Sebawi Kabupaten
Sambas yang terletak di Jalan Raya Desa Sempalai Sebedang.Subyek penelitian
yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
adalah siswa kelasVII A SMPN 1 Sebawi tahun pelajaran 2011/2012 dengan 23
siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan mulai minggu ke-3 bulan september
2012 sampai dengan minggu ke-2 bulan nopember 2012.Kegiatan penelitian
tindakan kelas akan dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus melalui
beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan yang dilaksanakan sampai
pada titik dimana aktivitas dan hasil belajar matematika siswa sesuai dengan yang
diharapkan.
Langkah-langkah prosedur pelaksaan penelitian tindakan kelas ini
direncanakan melalui beberapa siklus sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai. Setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Tahapan-tahapan persiklus
dapat digambarkan melalui tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu
sebagaimana yang akan dijelaskan melalui skema berikut:
7
Dalam penelitian tindakan kelas ini alat pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut
1. Lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru danlembar
observasi aktifitas siswa.
2. Tes tertulis (Tes Siklus I dan Siklus II).
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
tindakankelas ini adalah sebagai berikut :
8
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir dalam teknik
analisis data. Dalam hal ini data-data yang sudah terkumpul dapat
dievaluasi. Dari data-data itu dapat diketahui perkembangan aktivitas
siswa, kinerja guru serta hasil belajar siswa selama penelitia
penelitian. Dari data-
data tersebut itu pulalah peneliti dapat mengambil langkah
langkah-langkah
selanjutnya.
Indikator kinerja ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan siswa di
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelasmelalui pembelajaran teori
Bruner.Untuk mengetahui hasil penelitian tindakan kelas ini, Pada evaluasi nilai
9
siswa dengan kategori tuntas secara kalasikal dilihat telah berhasil apabila lebih
atau sama dengan 75% ketuntasan seluruh siswa memperoleh nilai tes dan nilai
ketuntasan setiap siswa di nilai berdsarkan KKM di skolah yaitu lebih atau sama
dengan 65.00.
Untuk mengetahui aktivitas siswa diperlukan alat observer yang mengukur
hasil aktivitas siswa. Dengan ini peneliti menggunakan alat tes aktivitas yang
hasilnya mengunakan persentase keaktivan di saat pembelajaran, Pada aktivitas
siswa dengan hasil minimal kategori cukup aktiv secara keseluruhan siswa dilihat
telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 55%.
Penelitian tindakan kelasatau Classroom Action Research (CAR)ini
dilaksanakan mulai minggu ke-3 bulan september sampai dengan minggu ke-2
bulan nopember tahun 2012 di kelas VII A SMP Negeri 1 Sebawi. Adapun jadwal
penelitian yang akan dijalani adalah seperti tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Hasil evaluasi siklus II pada pertemuan pertama dapat dilihat nilai rata-rata
evaluasi skor penilaian adalah 64,52 dengan persentase ketuntasan sebesar 78,26
% lebih besar dari persentase yang tidak tuntas sebesar 21,74 % maka banyak
anak yang tidak tuntas adalah 5 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 18
siswa pada evauasi nilai siklus II pada pertemuan pertama dikategorikan tuntas
berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang sudah mencapai batas ketuntasan
rata-rata minimal adalah 65.00 KKM di Sekolah.
Hasil evaluasi siklus II pada pertemuan kedua dapat dilihat nilai rata-rata
evaluasi skor penilaian adalah 66,96 dengan persentase ketuntasan sebesar 86,96
% lebih besar dari persentase yang tidak tuntas sebesar 13,04 % maka banyak
anak yang tidak tuntas adalah 3 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 20
siswa pada evauasi nilai siklus II pada pertemuan kedua dikategorikan tuntas
berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang melebihi batas ketuntasan rata-rata
minimal adalah 65.00 KKM di Sekolah. Untuk lebih jelasnya pada penjelasan
diatas kita dapat lihat pada tabel 4.13 rekapitulasi hasil tes siklus 1 dan 2.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I dan II
SIKLUS 1 SIKLUS 2
SELISIH
NILAI
NO NAMA SISWA HASIL HASIL RATA- HASIL HASIL RATA- KET
RATA-
NILAI NILAI RATA NILAI NILAI RATA
RATA
KE- 1 KE-2 NILAI KE- 1 KE-2 NILAI
RATA2 AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS
PERSENTASE
NO ASPEK PENILAIAN KET
RATA-RATA
AKTIVITAS
KE-1
KE-2
KE-1
KE-2
3 Bekerjasama dengan teman 59% 55% 57% 64% 67% 66% 9% NAIK
4 Bertukar pendapat antar teman 47% 58% 53% 58% 73% 66% 13% NAIK
5 Mengerjakan LKS 61% 42% 52% 64% 84% 74% 23% NAIK
Mengambil keputusan dari
6 semua jawaban yang dianggap 52% 52% 52% 59% 77% 68% 16% NAIK
paling benar
7 Merespon jawaban teman 52% 63% 58% 62% 71% 67% 9% NAIK
8 Merespon pertanyaan dari guru 42% 48% 45% 48% 57% 53% 8% NAIK
.
Dari tabel rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan sikus 2 dapat
di deskripsikan sebagai berikut dengan melihat selisih persentase yang di
peroleh :
1. Untuk Aspek Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru,selesih
kenaikan persentase sebesar 3 %. Peningkatan yang kurang baik
dikarnakan penjelasan guru seblumnya tidak ada variasi pengajaran lebih
baik dari sebelumnya.
2. Untuk Aspek Menjawab pertanyaan guru, selisih kenaikan persentase
sebesar 8%, peningkatan yang kurang baik dikarnakan dari penjelsan yang
kurang bervariasi dari guru, sehingga ada sebagian siswa yang belum
dapat menjawab pertanyaan guru, dan masih bayak siswa takut untuk
menjawab pertanyaan di saat pembelajaran berlangsung.
3. Untuk Aspek berkerja sama dengan teman, selisih kenaikan persentase
sebesar 9%,peningkatan yang cukup baik dikarnakan masih banyak siswa
yang belum dapat berkerja sama dengan teman-temannya dan sebagian
kecil siswa yang dapat berkerja sama dengan temannya.
4. Untuk aspek bertukar pendapat antar teman, selisih kenaikan persentase
sebesar 13%, peningkatan yang baik dikarnakan dalam betukar pendapat
antar teman semua siswa memberikan respon yang baik sehingga
pembelajaran dilaksanakan cukup aktif pada saat interaksi bertanya
sesama temannya.
5. Untuk aspek mengerjakan LKS, selisih kenaikan persentase sebesar
23%,peningkatan yang baik dikarnakan hasil pencapaian yang cukup
meningkat dari hasil sebelumnya, pada siklus ke dua siswa lebih bayak
tuntas dibanding tidak tuntas.
6. Untuk aspek mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap
paling benar, selesih kenaikan persentase sebesar 16%,peningkatan yang
baik dikarnakan hampir semua memberikan jawaban yang benar dalam
pengambilan keputusan dari pertanyaan yang diberikan guru.
7. Untuk aspek merespon jawaban teman, selisih kenaikan persentase
sebesar 9% peningkatan yang sedikit dikarnakan masih bayak siswa yang
takut dalam memberikan jawaban kepada temannya.
8. Untuk aspek merespon pertanyaan dari guru, selisih kenaikan persentase
sebesar 8%, peningkatan yang sedikit dikarnakan siswa dalam merespon
pertanyaan guru masih takut untuk memberikan jawaban.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Aksara.
Djamarah Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
14
Sadiman, Arief. S. dkk. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Chandra,Agus.2008.pengertian konsep
Matematika.http:www.aguschandra.com/search/pengertian-konsep-
matematika/(diakses tanggal 5 januari 2013)
Bambang Hudiono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembalajaran,
Universitas Tanjung Pura, Pontianak.
Suwarna. Dkk. (2006). Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.