MAKALAH
Abdul Adim
Ach. Fawaid
Siti Mutmainnah
JURUSAN TARBIYAH
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Atas segala karunia, rahmat, hidayah, dan taufik-Nya, sehingga kami
masih bisa mempunyai kesempatan dan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas ini. Sholawat serta
salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah
membimbing umatnya kejalan yang benar dan lurus. Begitu juga kepada keluarga, kepada para
sahabat, dan kepada para tabiin serta kepada orang yang mengikuti jejaknya sampai akhir zaman.
Sebelumnya, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak “Muchlis Sholichin” selaku
dosen yang telah membimbing kami dengan sangat baik dan penuh dengan ketelatenan serta yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjelaskan melalui makalah kami dengan judul
“Kurikulum Pendidikan Islam”. Merupakan suatu kebanggaan bagi kami yang telah diberi
kepercayaan oleh Bapak untuk menjelaskan hal tersebut.
Oleh sebab itu, kami akan mencoba memaparkan dan menuliskan beberapa ilmu yang telah kami
dapatkan dari beberapa sumber yakni dari beberapa buku tentang materi makalah kami yang telah
kami rangkum dalam bentuk makalah ini.
Akan tetapi, makalah ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan karena disini kami juga
masih sama-sama belajar dan pastinya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi
penulisan maupun penyusunan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca dalam perbaikan makalah ini
kedepannya, sehingga bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin ya Robbal Alamin.
Pamekasan,16 September 2016
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Kesimpulan................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam adalah sebagai usaha sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan
untuk membentuk manusia yang berkarakter. Manusia yang ingin dibentuk oleh pendidikan islam
adalah tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada oendekatan diri kepada Allah dan
kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Fungsi pendidikan Islam yang bertitik tolak pada prinsip iman-islam-ihsan dan akidah-ibadah-akhlak
adalah menuju satu sasaran kemuliaan dan budaya yang diridloi Allah SWT., yang setidaknya memilki
fungsi secara minimal; individualisasi nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya manusia muttaqin,
dan secara maksimal adalah sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya umat Islam,
serta rekayasa kultur Islam demi terbentuk dan berkembangnya peradaban Islam.
Dalakm mencapai tujuan pendidikan Islam tersebut akan diperlukan berbagai faktor atau unsur yang
mendorongnya terutama kurikulum yang diterapkan atau dipakai. Kurikulum mempunyai
kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk
aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum juga merupakan salah
satu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi,
serta proses pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komp[onen yang memilki peran penting dalam sistem pendidikan,
sebab dalam kurikulum bukn hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga
memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman
belajar yang harus dimilki setiap siswa.
Dengan demikian dalam setiap perkembangan kurikulum pada setiapa satuan pendidikan diperlukan
nuansa islam untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Dengan menerapkan beberapa
pembelajran yang sudah dikemas dalam kurikulum pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Pengertian Laboratorium
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), laboratorium adalah tempat atau kamar
dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
(penyelidikan dan sebagainya).
Dari penjelasan menurut KBBI saja sudah jelas bahwa laboratorium memiliki berbagai
peralatan yang mampu mendukung dalam mengadakan percobaan. Tentu saja percobaan
ini dimaksudkan untuk penyelidikan atau penelitian. Tidak mungkin ada laboratorium yang
beroperasi tanpa ada maksud tertentu.
Penggunaan laboratorium harus didasari oleh metode keilmuan tertentu. Hal ini membuat
seluruh percobaan, penelitian, kegiatan pengujian, kalibrasi, praktik pembelajaran, hingga
produk bahan tertentu bisa berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.
Tidak dapat dimungkiri bahwa citra laboratorium terkesan serius dan eksklusif. Padahal
laboratorium sudah banyak tersebar di berbagai tempat. Dimulai dari apotek, poliklinik,
pabrik, lembaga pendidikan, hingga rumah sakit. Berbeda lokasi laboratorium juga
memberikan fungsi dan tugas yang berbeda pula.
Fungsi Laboratorium
Ada berbagai fungsi laboratorium yang memang tergantung dari lokasinya berada. Namun
secara garis besar, inilah fungsi laboratorium:
1. Laboratorium Pendidikan
Merupakan laboratorium yang berada di lembaga pendidikan, seperti SD, SMP, SMA, SMK,
hingga perguruan tinggi dengan maksud menjadi bagian pembelajaran.
2. Laboratorium Penelitian
Laboratorium ini dalam bentuk laboratorium fisika, kimia, serta mikrobiologi dengan maksud
menjadi tempat penelitian dan pengembangan ilmu.
PEMBAHASAN
“Kurikulum berasal dari bahasa latin “Curriculae”, pada waktu itu kurikulum berarti suatu jarak yang
harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu
kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah.”[1]
Dalam hal tersebut ijazah merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
berupa rencana pelajaran. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-
mengajar disekolah.
Sedangkan “pendidikan Islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun
dari ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam dua sumber dasar islam yakni; Al-qur’an dan
hadits.”[2]
Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam adalah seperangkat
perencanaan proses pembelajaran terkait dengan materi belajar, metode belajar, dan instrumen
dalam kegiatan belajar mengajar yang disusun dan disesuaikan berdasar pada Al-qur’an dan hadits.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, merupakan suatu program pendidikan yang disediakan
untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu lembaga menyediakan lingkungan bagi siswa yang
memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar
maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum dapat dimaknai sebagai seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun
diluar sekolah asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab guru atau sekolah, yang tidak
hanya mencakup intra maupun ekstra kurikuler. Akan tetapi, apapun yang dilakukan siswa asal saja
berada dibawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum. Seperti, anak yang
mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas kelompok, mengadakan observasi, wawancara
dan lain sebagainya, itu merupakan bagian dari kurikulum, karena memang hal-hal itu adalah tugas
yang diberikan guru dalam rangga mencapai tujuan pendidikan seperti yang diprogramkan oleh
lembaga.
Selama ini kurikulum dianggap sebagai penentu keberhasilan pendidikan, termasuk pendidikan
Islam. Karena itu, perhatian bagi para guiru, dosen, kepala sekolah, ketua, rektor satuan lembaga
pendidikan. “Padahal kurikulum bukanlah penentu utama.”[3] Karena, yang menjadi problematika
dalam pendidikan Indonesia adalah lemahnya berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadaran untuk
meningkatkan SDM, kesadaran untuk menghilangkan kebodohan maupun kesadaran untuk berbuat
yang terbaik.
Dalam hal ini kurikulum berperan sebagai beberapa hal diantaranya; “pertama, kurikulum sebagai
produk (sebagai hasil pengembangan kurikulum), kedua, kurikulum sebagai program (alat yang
dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan), ketiga, kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari oleh siswa (siswa, keterampilan tertentu), dan keempat, kurikulum dipandang sebagai
pengalaman siswa.”[4]
Dipandang dari sudut potensi manusia yang terdiri dari dua macam, yakni potensi lahir dan potensi
batin, maka dapat dilihat ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan, pertama aspek pendidikan
fisik manusia, dan kdua aspek rohani manusia yang meliputi aspek pikiran dan perasaan manusia,
sedangkan dipandang dari manusia sebagai kholifah, maka aspek yang perlu dikmbangkan adalah
aspek pemahaman, penguasaan dan tanggung jawab trhadap kelestarian lam raya. Maka perlu
dikembangkannya pula aspek pendidikan ilmu pengetahuan dan aspek pendidikan moral, dan yang
penting aspek ketuhanan.
“Terdapat beberapa aspek yang perlu ditanamkan kepada manusia menurur konsep pendidikan
Islam:
Pendidikan Islam sebagai lembaga terdiri dari tiga bentuk. Pertama, lembaga pendidikan informal
yaitu yang berlangsung dirumah tangga. Kedua, lembaga pendidikan nonformal yaitu yang
berlangsung dimasyarakat. Ketiga, lembaga pendidikan formal yang berlangsung disekolah. Khusus
lembaga formal ada empat jenis bentuknya, yakni; psantren, sekolah, madrasah, dan pendidikan
tinggi
Untuk mrealisasikan konsep pendidikan Islam diperlukan perencanaan pendidikan yang meliputi;
kelembagaan, kurikulum, manajemen, pendidik, peserta didi, sarana-prasarana, dan kebijakan
pemerintah.
Pendidikan Islam ditinjau dari segi kelembagaan mengandung makna bahwa kelembagaan
pendidikan Islam adalah kelembagaan yang menekankan untuk dapat merealisasikan seluruh aspek-
aspek pendidikan Islam yang telah ditentukan dam pndidikan Islam, baik pada pendidikan formalnya
maupun non formal dan informalnya.
Dan ditinjau dari sudut kurikulum maka pendidikan Islam tersebut haruslah merencanakan untuk
memuat rancanagan berbagai aspek pendidikan Islam diuraikan dalam bentuk pelajaran, silabus, dan
evaluasi yang tujuannya adalah meraih berbagai aspek pendidikan Islam yang yang sesengguhnya.
Pendidikan Islam diharapkan dapat menyesuaikan suatu lembaga pendidikan dengan beberapa
koridor dalam penyelenggaraan pendidikan yang bernuansa islam yang salah satunya dapat
dikembngkan melalui kurikulum, dalam hal ini “kurikulum brusaha melestarikan nilai-nilai budaya,
dan kurikulum juga berusaha mengikuti perubahan zaman, karena kurikulum juga bertujuan untuk
menyiapkan siswa untuk menjalani kehidupan masa depan.”[6]
Kurikulum merupakan suarat ,utlak dan ciri utama pendidikan sekolah atau pndidikan formal,
sehingga kurikulum adalah baguan tak terpisahkan dari proses pendidikan dan pembelajaran. Setiap
praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tetentu, baik aspek pengetahuan, sikap
maupun keterampilan.
“Proses pendidikan diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam
pergaulan manusia.”[7] Dengan deikian kurikulum dalam lembaga merupakan salah satu aspek
pendukung untuk mencapai kselarasan hidup tersebut, terutam peran pendidikan islam dalam
meyelenggarakan kurikulum dalam pendidikan.
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat dan
tekniknya.
3. Memilki keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian,
pengalaman, dan kegiatan pengajaran yang beragam.
4. Berkecenderungan pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan
teknik, latian kejuruan, dan bahasa asing untuk perorangan maupun bagi mereka yang memilki
kesdiaan, bakat, dan keinginan.
Ciri-ciri ini menggambarkan adanya berbagai tuntutan yang harus ada didalam kurikulum pendidikan
Islam. Tuntutan ini terus berkembang seuai dengan tantangan zaman yang sedang dihadapi.
Tantangan pendidikan Islam dizaman sekarang tentu sangat berbeda dengan zaman klasik dulu.
Tuntutan dizaman ini lebih kompleks.
Dalam proses belajar mengajar kurikulim menjadi penting, karena dengan kurikulum anak sebagai
indivodu yang berkembang akan mendapatkan manfaat. Namun, disamping kepentingan anak didik,
kurikulum juga brfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain antara lain; kurikulum dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum bagi anak didik, kurikulum bagi pendidik, kurikulum bagi
kepala skolah, bagi orang tua, bagi masyarakat dan lulusan sekolah.
“Sedangklan Armani Arief menjelaskan tentang ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam sebagai berikut:
1. Agama dan akahlak sebagai tujuan utama yang didasarkan kepada Al-qur’an dan As-Sunnah.
2. Mempertahankan penggembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi
intelektual, psikologi, sosial dan spritual.
Berdasarkan ciri kurikulum tersebut, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum ini sangat
menonjolkan akhlak pribadi muslim yang tinggi atau dengan kata lain, dalam masalah kecerdasan
emosionalnya. Serta dengan kurikulum ini dapat membangun masyarakat muslim dilingkungan
sekolah, keluarga, masyaralat. Sehingga dapat dieujudkan prilaku islami, diantaranya berbudi pekerti
luhur, baik terhadap tuhan, terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain maupun dalam hubungan
sosial mereka.
Salah satu komponen oprasional pendidikan Islam adalah kurikulum, ia mengandung materi yang
diajarkan secara sistematis dngan tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya antara materi dan
kurikulum mengandung arti yang sama, yaitu bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses
kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
“Kurikulum pendidikan Islam pada masa Rasulullah baik makkah maupun madinah adalah Alqur’an,
yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwayang dialami umat
Islam saat itu.”[10]
Sebelum mengetahui apa saja isi kurikulum pendidikan Islam, terlebih dahulu harus diketahui
mengenai syarat-syarat yang diajukan dalam perumusan kurikulum, yaitu sebagai berikut:
2. Adanya relevansi dengan tujuan pendidikan islam, yaitu sebagai upaya untuk mendekatkan diri
dan beribadah kepada Allah SWT dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.
4. Perlunya membawa peserta didik kepada objek empiris, praktik langsung sehingga mereka
mempunyai keterampilan-keterampilan yang nyata.
5. Penyusunan kurikulum bersifat integral, terorganisasi dan terlepas dari segala kontradiksi antar
materi.
6. Materi yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, yang sedang
dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat.
7. Adanya metode yang dapat mengantarkan tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan
perbedaan masing-masing individu.
8. Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik, sehingga menjadikan
kesempurnaan jiwanya.
Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi, disusunlah isi kurikulum pendidikan Islam. Ibnu khaldun
membagi isi kurikulum menjadi dua tingkatan:
1. Tingkat pemula (manhaj ibtida’)
Materi kurikulum pemula difokuskan pada pembelajaran al-qur’an dan as-sunnah, ia memandang
bahwa Al-qur’an adalah asal agama, sumber berbagai ilmu pengetahuan, dam asas pelaksanaan
pendidikan islam. Disamping itu mengingat isi Al-qur’an mencakup materi penanaman akidah dan
keimanan pada peserta didik, serta memuat akhlak mulia, dan pembinaan pribadi menuju perilaku
yang positif.
Kurikulum ini mempunyai dua klasifikasi; pertama, ilmu-ilmu yangberkaitan dengan dzatnya sendiri,
seprti ilmu syari’at yang mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam, dan ilmu filsafat. Kedua, ilmu-ilmu
yang ditunjukkan untuk ilmu-ilmu lainnya seperti; bahasa(linguistik), ilmu matematika, dan ilmu
mantiq (logika).
“Agar kurikulum dapar berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah prinsip dalam proses
pengembangannya.”[11]
“Disamping ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam, selanjutnya Al-Syaibani juga mengemukakan prinsip-
prinsip yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam, yaitu:
4. Ada pertautan antara bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan belajar. Seperti juga dengan
alam sekitar, fisik, dan sosial dimana pelajar tersebut hidup dan berintraksi untuk memperoleh
kemahiran, pengetahuan, pengalaman dan pembentukan sikapnya.
5. Pemeliharaan perbedaan individu diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan,
dan masalahnya serta memelihara perbedaan diantara alam sekitar dan masyarakat.
7. Prinsip pertautan antar mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dal;am
kurikulum.”[12]
Diantara prinsip tersebut terdapat prinsip perubahan dan perkembangan. Prinsip menunjukkan
adanya dinamika dari kondisi yang serba kekurangan menuju kondisi yang lebih sempurna. Suatu
perubahan yang dirancang dengan menambahkan hal-hal tertentu yang merupakan titik lemah pada
kurikulum masa lalu. Hal ini pun masih merupakan konsp ideal, dan dari konsep ini baru benar-bnar
bisa menjadi aktual bilamana dapat diaplikasikan secara efektif dan menghasilkan kemampuan para
siswa secara potensial dan maksimal. Sebab, tidak semua konsep yang ideal selalu berkorelasi
dengan kualitas pendidikan yang dihasilkan.
Meskipun demikian, perubahan atau pengembanagn itu harus ada. Apa lagi jika diingat bahwa dalam
dunia sains dan teknologi telah terjadi perubahan-perubahan yang cepat sekali, dan sistem
pendidikan harus bisa merespon perubahan-perubahan itu.
Perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan. Bahkan, kurikulum bisa dikembangkan dengan
beberapa rekayasa. Perekayasaan kurikulum harus melalui tiga proses; konstruksi kurikulum,
pengembangan kurikulum, dan implementasi kurikulum. Konstruksi kurikulum merupakan proses
pembuatan keputusan yang menentukan hakikat dan rancangan kurikulum. Pengembangan
kurikulum merupakan prosedur pelaksanaan pembuatan konstruksi kurikulum, dan implementasi
kurikulum merupakan proses pelaksanaan kurikulum yang dihasilkan oleh konstruksi dan
pengembangan kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat dan
tekniknya.
c. Memilki keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian,
pengalaman, dan kegiatan pengajaran yang beragam.
d. Berkecenderungan pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan
teknik, latian kejuruan, dan bahasa asing untuk perorangan maupun bagi mereka yang memilki
kesdiaan, bakat, dan keinginan.
3. Materi kurikulum pendidikan islam ;pembelajaran al-qur’an dan as-sunnah dan pelajaran yang
mengarah pada dzat sendiri dan hal lain.
e. Pemeliharaan perbedaan individu diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan.
f. Prinsip perkembangan dan perubahan.
g. Prinsip pertautan antar mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam
kurikulum.
B. Saran
Diharapkan kepada setiapa lembaga pendidikan islam untuk menyusun dan menyelenggarakan
kurikulum yang bernuansa islam untuk menciptakan manusia ya ng kamil, serta memberikan
peluang kepada peserta didik untuk berkembang sesuai degan tujuan pendidikan islam yang
sesungguhnya. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islam dalam
pengaplikasiannya.