Anda di halaman 1dari 20

Vol. 2, No.

2, Oktober, 2019

PERANCANGAN PERTUNJUKAN TEATER LAKON


"SENJA DENGAN DUA KELELAWAR" KARYA KIRDJOMULYO
Megi Hardani, Yusril, dan Nursyirwan
Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Indonesia
Email: redaksiMAPJ@gmail.com, No. Hp: 081234254702

ABSTRACT

Kirdomulyo’s theatrical play called “Senja Dengan Dua Kelelawar” (translated


loosely as “An Evening With A Pair Of Bats”) demostrates a creation process of play script
which is translated into a theatrical performance. The creation process started with a
concept, methodology and the overall packge of theatrical performance.
The overal process of Kirdomulyo’s “Senja Dengan Dua Kelelawar” play started
wtih a deep analysis on the scrript (both structural or texture of the play). This is followed
by the design formation of the overal theatrical performance with a style that put
emphasize on the reality of day to day lives as a foothold

Key words: play, structure and texture, realistic

ABSTRAK
Perancangan teater lakon “Senja Dengan Dua Kelelawar” karya Kirdjomulyo
merupakan proses penciptaan teks lakon menuju pemanggungan atau pertunjukan
teater. Proses penciptaan ini diawali dengan perancangan pertunjukan yang berisi
tentang konsep, metode, dan perwujudannya di atas panggung.
Perwujudan perancangan lakon Senja Dengan Dua Kelelawar karya Kirdjomulyo
dalam sebuah pementasan teater diawali dengan melakukan analisis terhadap teks baik
analisis struktur maupun tekstur lakon. Langkah tersebut ditindak lanjuti dengan
perancangan bentuk pementasan dengan mengacu pada gaya lakon yakni gaya realisme.
Gaya realisme adalah gaya dalam pertunjukan teater yang dihadirkan melalui dengan
menjadikan realitas sehari-hari sebagai pijakan.

Kata kunci: lakon, struktur dan tekstur, realisme

1. PENDAHULUAN ting untuk mencari kemungkinan-ke-


Faktor yang lebih mendasar mungkinan artistik yang akan dipen-
untuk mewujudkan pementasan adalah taskan. Naskah lakon “Senja dengan Dua
keberadaan naskah lakon. Segala per- Kelelawar” karya Kirdjomulyo menjadi
wujudan pentas pada dasarnya berang- pilihan pencipta dengan berbagai per-
kat dari penafsiran sutradara terhadap timbangan dan daya tarik yang me-
lakon. Pemilihan naskah lakon dengan latarinya.
demikian menjadi landasan yang pen-

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


170
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Lokon Senja Dengan Dua Ke- Dengan menghadirkan alur certa


lelawar Karya Kirdjomulyo (Tokoh yang terlihat sangat dinamik dan
Teater Muslim Yogyakarta) mencerita- penokohan yang beragam sekaligus
kan suatu konflik yang terjadi di sebuah kompleks, maka penyutradaran lakon
stasiun kereta api (sekaligus sebagai “senja dengan Dua Kelelawar” karya
latar cerita), antara sepasang kekasih Kirdjomulyo ini sangat menuntut ke-
yang ternyata hidup dalam pengaruh jelian dan ketelitian. Dua aspek tersebut
orang-orang ‘didekatnya’ baik yang sangat penting mengingat lakon ini
hadir dalam kenyataan hari ini maupun merupakan lakon yang dapat digo-
di masa lalu. Lakon tersebut men- longkan dalam Well Made Play, yakni
ceritakan suatu pembunuhan seorang suatu drama yang disajikan dengan
gadis (seseorang yang telah memilki karakter penokohan yang jelas, progresi
kekasih baru) yang dilakukan oleh alur yang selalu memiliki tahapan
seorang kekasih lama (yang telah meningkat dan jalinan konflik dengan
dikhianati di masa lalu) yang sekaligus ketegangan yang yang dinamik. Bentuk
membuka tabir bahwa ‘kemanisan’ sikap Well Made Play ini dengan sendirinya
ternyata menyimpan ‘racun’ yang bisa menempatkan lakon ini sebagai lakon
mengelabuhi siapapun. Disisi lain, yang berkategori lakon bergaya rea-
seseorang yang terkadang tersia-siakan lisme, yakni suatu aliran lakon yang
rasa cintanya ternyata justru memiliki mencoba mengangkat “sepotong kehidu-
ketulusan cinta yang mendalam. Lakon pan” secara apa adanya ke atas pang-
Senja dengan Dua Kelelawar juga gung.
menegaskan satu premis: bahwa nilai
manusia tidak bisa dilihat dari ‘per- 2. STRUKTUR DAN TEKSTUR LAKON
mukaan’ tetapi hanya bisa disimpulkan Lakon ini dimulai dengan meng-
dari prilakunya dalam keseharian. hadirkan keberadaan tokoh Ismiyati
Lakon ini menegaskan bahwa ketulusan yang sedang dirundung kesedihan. Ia tak
cinta ternyata tidak sesederhana tutur pernah bisa melupakan Suwarto, keka-
kata, kehangatan sikap, perhatian sihnya, yang telah mengkianatinya dan
berlebih dan kalimat-kalimat menghibur menikah dengan seorang gadis lain yang
tetapi juga kesediaan untuk berkorban bernama Mursiwi. Ayahnya, Pak Mar-
dan kerelaan untuk menerima orang sudi, tak henti-hentinya memberi nase-
yang dicintainya tersebut secara apa hat agar Ismiyati menerima kenyataan
adanya. Inilah universalitas nilai yang itu dan mulai memikirkan masa depan-
sebenarnya sangat menarik untuk di nya, tetapi Ismiyati bergeming. Pak Mar-
kedepankan terlebih untuk meng-aksen- sudi pun terkejut, karena Ismiyati justru
tuasikan nilai-nilai islami sebagai karak- mengutarakan niatnya untuk membu-
ter paling hakiki dalam spirit ke-Melayu- nuh Mursiwi yang telah merebut keka-
an. sihnya tersebut.

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


172
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Pada suatu malam, isteri Suwarto pendapat unit yang akan membawa
pun meninggal. Ia ditemukan tewas dalam kesatuan interpretasi (RMA Hary-
tertabrak kereta api yang melintas. mawan, 1984: 23-26). Kesatuan tafsir
Semua orangpun menuduh Ismiyati inilah yang pada akhirnya akan menjadi
sebagai biang keladinya. Begitupun pijakan dalam menyusun desain-desain
dengan pak Marsudi. Semula Ismiyati pemanggungan. Dengan demikian, pro-
mengelak tetapi begitu didesak oleh ses analisis lakon, pembuatan desain-
Suwarto, akhirnya Ismiyati mengakui desain panggung merupakan mekanis-
bahwa dirinyalah yang telah membunuh me yang memiliki keterkaitan dalam
Mursiwi. Suwarto naik pitam dan usaha mewujudkan lakon sebagai
bermaksud membunuh Ismiyati, tapi kenyataan pentas.
Suwarto ternyata tak sampai hati. Sebagai jalinan yang berstruktur,
Di tengah kegalauan dan keben- setiap unsur-unsur pembentuk lakon-
cian yang mengusai hati Suwarto mun- pun memiliki keterkaitan satu dengan
culah Sulaiman. Dialah yang kemudian yang lainnya. Merujuk hal tersebut maka
mengakui sebagai pembunuh Mursiwi analisis lakon dilakukan dalam kerangka
yang sebenarnya. Sulaiman melakukan mencari hubungan antar unsur-unsur
itu karena hatinya dendam oleh peng- tersebut sebagai sebuah jalinan yang
kianatan Mursiwi terhadap dirinya. Dari memiliki keterkaitan. Adapun unsur-
Sulaiman lah, Suwarto akhirnya menge- unsur yang dimaksud meliputi: tema,
tahui bahwa Mursiwi bukan perempuan penokohan, Alur, dan latar cerita.
baik-baik.
Serentetan kejadian di atas, 2.1 Tema
menyadarkan Suwarto betapa kecintaa- Lakon terbentuk dari sebuah
an Ismiyati begitu besar. Sebuah pe- gagasan dasar yang mengarahkan dan
rasaan yang berani mempertaruhkan menopang seluruh unsur-unsur pem-
apapun termasuk jiwanya sendiri. Hati bentuk lakon. Gagasan dasar itulah yang
Suwarto pun luruh. Ia merasa telah lazim disebut sebagai tema. Sudiro
menyia-nyiakan perasaan Mursiwi yang Satoto menyebut tema sebagai dasar
sesungguhnya begitu tulus mencintai- pikiran utama dan sumber ide yang
nya. mengawali terbentuknya lakon (Sudiro
Analisis struktur lakon adalah Satoto, 1988: 17). Sementara itu RMA
suatu langkah pemahaman terhadap Harymawan memahami tema dari sudut
keseluruhan unsur-unsur pembentuk pandang watak manusia, yakni sebagai
struktur dramatik dalam naskah, se- falsafah mendasar suatu obsesi yang
kaligus pencarian terhadap kemung- fundamental (Panuti Sujiman,1988: 22).
kinan-kemungkinan tafsir dalam lakon. Merujuk pendapat-pendapat tersebut,
RMA Harymawan mengatakan bahwa dapat dipahami bahwa tema merupakan
tujuan analisis lakon adalah menyim- unsur awal yang akan mengilhami
pulkan dasar kesatuan pendirian dan unsur-unsur lain dalam lakon.

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


173
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Panuti Sudjiman membagi tema akhirnya jalinan kejadian (peristiwa)


menjadi dua jenis yakni: tema mayor itulah yang kemudian membentuk alur
dan tema minor. Tema mayor adalah cerita atau plot. Panuti Sudjiman mem-
tema yang menopang keseluruhan berikan batasan plot sebagai jalinan
lakon, sedangkan tema minor adalah peristiwa dalam karya sastra (termasuk
sub-sub tema yang dapat dipahami dari sastra drama) yang bertujuan untuk
alur maupun penokohan yang ada. Tema mencapai efek tertentu, terkait dengan:
mayor dalam naskah Senja dengan Dua hubungan temporal (waktu) dan
Kelelawar adalah perasaan cinta yang hubungan kausal (sebab akibat) (Panuti
tak bisa dinilai dari ‘permukaan’ atau Sujiman, 1984: 4). Rangkaian peristiwa
segala sesuatu yang terlihat. Cinta dalam alur dijalin dengan seksama
terkadang melahirkan serangkaian tin- melalui pergerakan cerita yang meng-
dakan yang penuh tipuan dan hasrat alami perumitan (komplikasi) kearah
untuk menyenangkan satu sama lain, klimaks dan penyelesaian.
padahal semuanya hanya untuk menu- Berdasarkan hubungan temporal
tupi ambisi dalam hati agar dapat atau waktu, alur bisa berwujud alur
‘mengusai’ orang lain. maju (alur yang bergerak kedepan) dan
Tema minor pada lakon Senja alur mundur (gaya penceritaan yang
dengan Dua Kelelawari karya Kirdjo- kembali kebelakang atau di mulai datri
mulyo tercermin pada kehadiran tokoh- peristiwa sebelumnya). Dua wujud alur
tokoh dalam lakon tersebut. Tokoh- tersebut menandakan bahwa alur bisa
tokoh dalam lakon Senja dengan Dua bergerak menanjak atau menurun dalam
Kelelawari karya Kirdjomulyo ini mem- bentuk episodik dan tidak terpisahkan.
perlihatkan suatu perasaan cinta yang Merujuk penjelasan tersebut maka lakon
sering kali mengabaikan realitas dan Bui karya Akhudiat memiliki alur maju
tanpa mempertimbangkan akal jernih. dan bergerak secara linier.
Hal ini dapat dilihat dari sikap Ismiyati Plot yang merupakan rangkaian
yang berani mempertaruhkan hidupnya kejadian membentuk jalinan yang ter-
dengan mengakui sebagai pembunuh bagi dalam lima tahap, yaitu; eksposisi
Mursiwi untuk mengetahui seberapa (pelukisan), komplikasi (perumitan ma-
besar cinta Suwarto pada almarhumah salah atau peristiwa), klimaks (puncak
istrinya sekaligus mengukur seberapa peristiwa), resolusi (peleraian) dan
besar kebencian Suwarto yang akan konklusi (penyelesaian). Hal di atas
ditimpakan pada dirinya. adalah alur yang diteorikan oleh Aris-
Progresi dramatik sebuah lakon toteles, yang biasa disebut sebagai alur
tercipta oleh adanya kejadian demi konvensional (RMA Harymawan,1984:
kejadian yang membentuk jalinan. Se- 47).
tiap kejadian muncul karena serang- Eksposisi (pelukisan) adalah pen-
kaian dialog yang menimbulkan progresi jelasan awal atau permulaan dalam
emosi dan perubahan suasana. Pada cerita yang akan disampaikan. Kom-

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


174
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

plikasi (perumitan masalah) adalah segera melupakan Suwarto. Ismiyarti


permasalahan cerita yang semakin menolak bahkan meminta ayahnya
terlihat dengan ditandai interaksi tokoh- untuk tidak mencampuri urusan pri-
tokoh dalam cerita yang semakin jelas. badinya. Selengkapnya, dapat dilihat
Klimaks (puncak konflik) adalah kete- dari kutipan dialog di bawah ini:
gangan paling puncak dalam lakon yang
ditandai dengan kejadian paling kritis. Marsudi : Ia mengajak jalan-jalan ke
Resolusi (peleraian) adalah menurunnya Kaliurang besok minggu.
ketegangan menuju penyelesaian akhir, Kalau kita mau. (Pause) Ia
sedangkan konklusi (penyelesaian) sungguh menaruh hati pa-
adalah akhir dari keseluruhan per- damu.
masalahan. Pendapat Aristoteles ini Ismiyati : Bapak sudah tahu apa kira-
dipertegas oleh Gustav Freytag yang kira jawabanku…
membagi progresi alur menjadi enam Marsudi : Pertimbangkanlah. Ia cu-
tahapan, yaitu dengan menambahkan kup dewasa untuk menjadi
tahapan: penyelesaian yang baik (Catas- suami dan bapak dari anak-
trope) (Sudiro Satoto, 1988: 17). anakmu kelak. Ia juga cu-
Alur dalam naskah Senja dengan kup kaya untuk hidup be-
Dua Kelelawar karya Kirdjomulyo ter- rumah tangga. Cukup baik
bentuk melalui dinamika yang diakibat- budinya, Cukup besar bak-
kan oleh perubahan emosi para tokoh- tinya pada masyarakat, cu-
nya. Perubahan emosi itu memiliki kup sesuai dengan kau…
progresi karena respon terhadap prilaku Ismiyati : Cukup apa lagi? (Marsudi
dan sikap tokoh dalam lakon yang tersinggung karena mersa
semakin memperumit persoalan. Pro- diabaikan). Cukup banyak
gresi emosi itulah yang kemudian memberi apa kepada Ba-
melahirkan perjalanan alur dari per- pak? (makin keras perka-
mulaan yang terlihat sederhana menuju taannya) Bapak sudah tahu
pada kondisi yang lebih kritis. Dalam bahwa aku tidak pernah
alur yang berjalan itu maka naskah Senja mencintainya. Tidak per-
dengan Dua Kelelawar karya Kirdjo- nah! tidak pernah mencin-
mulyo dapat disimpulkan menggunakan tai orang lain. (berpaling ke
alur yang konvensional (linier). Tahap- tiang, menahan) Bapak su-
tahap alur (konvensional) dalam naskah dah tahu semuanya.
Senja dengan Dua Kelelawar tersebut Marsudi : Aku tahu penderitaanmu.
dapat dijelaskan sebagai berikut: Aku tahu kau mencintai
Eksposisi: Dimulai pada adegan Suwarto, tapi apa gunanya
awal, ketika pak Marsudi menasehati mencintai orang yang su-
Ismiyarti agar belajar mencintai seorang dah beristri? Ia sudah ka-
pemuda yang bernama Marjuki dan win. Tiap sore kau berdiri

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


175
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

di sini. Untuk apa? Apa Allah… aku telah memiliki


gunanya? kalau toh kau anak seorang pembunuh!
bisa merebut hatinya dari
Mursiwi. Itu akan meng- Klimak: Tahapan ini terjadi ke-
hancurkan kehidupan Mur- tika Suwarto mendengar pengakuan
siwi. Ismiyati bahwa dirinyalah yang telah
Ismiyati : Peduli apa pada penderita- membunuh Mursiwi. Suwarto merasa
an orang lain? Bapak ha- sok dan berniat membunuh Ismiyati
rusnya tahu, aku lebih du- meskipun niat itu ia urungkan. Hal ini
lu mencintainya. dapat dibaca pada kutipan dialog di
bawah ini:
Komplikasi: Tahapan ini terjadi
pada saat terjadinya pembunuhan Suwarto : Demi Tuhan, Katakan Is!
Mursiwi yang menimbulkan kecurigaan Ismiyarti : Akulah yang membunuh
besar dalam diri pak Marsudi pada isterimu. (pause) Sekarang
Ismiyati. Ismiyati mengelak dari tu- terserah kau. Aku hanya
duhan ayahnya. Pak Marsudi tetap ingin kau bisa melupakan
berkeyakinan bahwa Ismiyati lah yang isterimu. Sejak dulu aku
menjadi pembunuh Mursiwi. Ia menye- tak pernah berubah. Aku
sal dan kecewa berat. Secara lebih jelas, selalu menyayangimu. Se-
hal ini dapat dibaca dari kutipan dialok karang terserah kau, apa
di bawah ini: yang akan kau lakukan
padaku…
Marsudi : Kau tidak menyuruh? Suwarto : Kau! (Berubah lirih) Apa
Ismiyati : Aku tidak menyuruh. Aku yang akan aku lakukan
juga tidak tahu kenapa padamu (mondar-mandir,
orang itu membunuh Mur- dan berguman berulang-
siwi. Demi Tuhan, itu tidak ulang. Lalu berteriak dan
ada hubungannya dengan- mencengkeram baju Ismi-
ku. (mengeras dan me- yati secara tiba-tiba) Apa
nangis menelungkup di yang akan aku lakukan
bangku) padamu, apa yang harus
Marsudi : (Ragu- ragu, terdududk dan aku lakukan padamu, ka-
memandang rel yang me- takan!
manjang di depannya). Kau Ismiyati : (Dalam cengkeraman Su-
membohongi ayah Is! Kau warto) Lakukan lah sesuka
tidak bisa mengelak! Apa hatimu! Aku hanya ingin
kata almarhum ibumu ka- hidup bersama denganmu
rena aku telah gagal Suwarto : Aku hidup dengan seorang
mendidikmu... Gusti pembohong! Hidup deng-

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


176
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

an seorang pembunuh! dah mengatakannya. Tapi


Ismiyati : Aku rela menjadi pembo- percayalah sampai kapan-
hong seumur hidup. Mem- pun aku akan menunggu-
pertaruhkan apa saja yang mu, To… (Keduanya ber-
aku miliki, demi dapat pandangan, tiba-tiba mun-
hidup bersama dengan culah Sulaiman yang
orang yang kucintai. menyela keheningan mere-
Suwarto : Oo.. begitu, aku ingin tahu ka berdua). Aku akan ke
seberapa besar kau me- kantor Polisi…
miliki nyali untuk mem- Sulaiman : Bukan kau yang harus
pertaruhkan hidupmu de- menyerahkan diri ke
mi orang yang kau cintai. Polisi, tapi akulah orang-
Aku ingin lihat. Ayo tunju- nya. (Suwarto terkejut)
kan nyalimu! Tunjukan Akulah yang mendorong
kalau kau mencintaiku! Mursiwi hingga menemui
(Suwarto menarik kedua ajalnya. Ismiyati tidak
tangan Ismiyati ke bela- melakukan kesalahan apa-
kang dan mendorongnya pun. Mursiwi memang
ke arah suara kereta api pantas dimatikan dari ke-
yang terdengar mendekati hidupan kita. Banyak
tempat itu) orang yang telah menjadi
korbannya. Ia tidak per-
Resolusi: Tahapan ini terjadi nah mencintai orang
ketika Sulaiman datang dan mengatakan dengan benar. Seluruh
bahwa dirinyalah yang telah membunuh perbuatannya digerakkan
Mursiwi. Ia katakan bahwa semua itu ia oleh keinginan untuk me-
lakukan sebagai pembalasan dendam menuhi ambisinya sendiri.
atas pengkianatan yang dilakukan Mur- Kau mestinya tahu To…
siwi. Hal ini dapat dibaca pada kutipan dua hari yang lalu Mursiwi
dialog di bawah ini: menemuiku dan meminta
begitu banyak uang pada-
Ismiyati : Aku tak memaksamu un- ku yang katanya untuk
tuk menentukan pilihan memenuhi kebutuhan se-
itu. Tapi kalau kau merasa gala pernikahan kami, dua
tak nyaman selama aku hari kemudian akhirnya
masih berada di dekatmu, aku tahu bahwa semua itu
sekarang aku akan me- dusta…
lapor ke Polisi. Aku akan
habiskan hidupku di pen- Konklusi: Tahap ini terjadi di
jara. Aku berbahagia su- akhir lakon, ketika Suwarto mulai

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


177
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

menyadari betapa besar dan tulus cinta adalah seorang gadis yang berparas
yang dimiliki oleh Ismiyati terhadap manis.
dirinya. Ia merasa selama ini telah Ismiyati adalah anak semata
menyia-nyiakan begitu banyak perha- wayang pak Marsudi. Ia dibesarkan
tian Ismiyati. Hal ini dapat dilihat dari oleh pak Marsudi yang menghidupi
kutipan dialog di bawah ini: diri dari gaji pensiunan. Gambaran
ini juga menunjukan keberadaan
Suwarto : Tanpa aku sadari, aku Ismiyati sebagai bagian keluarga
sudah melakukan pengkia- kelas menengah yang memiliki
natan. pendidikan memadai.
Ismiyati : Mungkin karena aku Jika merujuk pada pernya-
terlalu apa-adanya sehing- taan-pernyataan Ismiyati ketika ber-
ga sangat menjemukan. dialog dengan tokoh-tokoh lain,
Suwarto : Aku juga tak sanggup ber- maka dapat disimpulkan bahwa
taruh diri.. Ismiyati adalah perempuan yang
Ismiyati : Tapi aku yakin sekarang selalu memegang teguh pendi-
mas Warto akan sanggup riannya. Ia juga terperangkap pada
menerimaku apa-adanya… cintanya yang begitu besar pada
Suwarto sehingga seringkali tidak
2.2 Penokohan pernah memperdulikan realitas
Penokohan merupakan pemapa- yang diterimanya: bahwa Suwarto
ran karakter tokoh menyangkut kualitas, telah menjadi milik orang lain.
ciri atau sifat-sifatnya sebagai hasil Diluar itu, Suwarti sesungguhnya
penafsiran dalam lakon. Pemahaman adalah gadis yang selalu iklas
tokoh denganm demikian adalah analisis berkorban dan sangat peduli pada
terhadap identitas tokoh-tokoh dalam keberadaan orang lain, cintanyalah
lakon. Adapun penokohan dalam lakon yang membuat hatinya terkadang
Senja dengan Dua Kelelawar dapat gelap.
dijabarkan sebagai berikut:
a. Ismiyati b. Pak Marsudi
Tidak ada penggambaran Dalam lakon tidak dijelaskan
khusus dan spesifik mengenai fisik ciri-ciri khusus fisik pak Marsudi.
tokoh Ismiyati yang dapat dite- Diantara tokoh-tokoh yang dihadir-
mukan dalam lakon. Dari serang- kan, pak Marsudi adalah tokoh yang
kaian dialog, dijelaskan bahwa Ismi- dianggap paling sepuh. Merujuk
yati adalah seorang gadis yang anaknya yang sudah dewasa dan
usianya berada pada kisaran siap siap menikah, maka bisa dipastikan
untuk berumah tangga. Dalam bahwa usia pak Marsudi berada di
dialog antara Sutomo dan Siswoyo kisaran di atas 60-an.
dinyatakan pula bahwa Ismiyati

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


178
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Pak Marsudi adalah ayah dari Peristiwa penjemputan Mur-


Ismiyati. Merujuk pada kesukaannya siwi saat Suwarto pulang kerja dan
yang lebih banyak bersantai, ketika rencana Suwarto yang akan ber-
tokoh-tokoh yang lain bekerja, maka tamasya ke Kaliurang menunjukan
bisa disimpulkan bahwa pak Mar- bahwa Suwarto sesungguhnya telah
sudi adalah seorang pensiunan memiliki kehidupan yang mapan.
pegawai Jawatan Kereta Api. Gaya Selain itu, merujuk penjelasan pak
hidupnya yang selalu bersikap rileks Marsudi dalam dialognya dengan
menunjukan bahwa keseharianya Ismiyati tentang pesan-pesan ke-
tidak mengalami himpitan secara luarga Suwarto pada pak Marsudi
ekonomi. Dengan demikian ia ada- agar turut membimbing Suwarto
lah seorang yang ‘mapan’, meskipun menunjukan bahwa kehidupan ke-
bukan seorang yang kaya raya. luarga Suwarto setara dengan
Pak Marsudi adalah ayah dikenal keluarga Ismiyati yakni berasal dari
sangat sabar dan penyayang bagi kehidupan sekmen ‘menengah’.
anaknya, Ismiyati. Sebagai pribadi Di balik ketenanganya,
yang sekian lama telah menduda, ia Suwarto adalah pribadi yang tem-
juga dikenal sebagai sosok yang peramental. Cintanya yang begitu
sangat perhatian pada lingkungan besar pada mendiang isterinya
sekitarnya. Rasa sayangnya pada membuatnya tak bisa memaafkan
Ismiyati yang berlebih membuat pembunuh istrinya tersebut. Hati-
jiwanya tergoncang ketika men- nya beku dan tak bisa mencintai
dengar kabar kematian Mursiwi. Ia siapapun. Tetapi, dibalik pribadinya
meyakini anaknyalah yang menye- yang emosianal terebut, Suwarto
babkan kematian Mursiwi. sesungguhnya adalah manusia yang
setia. Hatinya mudah tergugah. Ia
c. Suwarto juga pribadi yang bertanggung
Dari penjelasan Ismiyati yang jawab.
menyatakan bahwa pernikahan su-
warto dan Mursiwi belum berselang d. Mursiwi
lama dapat ditarik kesimpulan Dari dialog terakhir Sulaiman
bahwa Suwarto adalah sosok yang yang menjelaskan alasannya untuk
masih berusia muda. Sementara itu, membunuh Mursiwi dapat diketahui
dari ketertarikan Mursiwi dan cinta bahwa Mursiwi adalah wanita ber-
berlebih Ismiyati pada Suwarto paras molek. Mursiwi juga diper-
dapat disimpulkan bahwa Suwarto kirakan berusia sepantaran Ismiyati.
sesungguhnya adalah sosok yang Hal tersebut dapat disimak dari
memiliki daya tarik secara fisik perbincangan mereka yang sama-
(tampan dan gagah). sama memanggil nama dan bukan
sebutan kakak (mbak). Kemolekan

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


179
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Mursiwi juga tidak sekedar ditun- sahabat-sahabat pak Marsudi yang


jukan dari fisik tetapi juga tercermin hidup berdampingan dan saling
dari penampilannya yang lebih membantu tatkala dirundung per-
‘menggoda’. soalan.
Dalam lakon tidak ditemukan Dalam lakon Senja dengan
penanda yang tegas mengenai asal- Dua Kelelawar juga ditemukan
usul Mursiwi. Dari pengakuan Su- pengkategorian tokoh dalam bentuk
laiman akhirnya diketahui bahwa antagonis maupun protagonis. Me-
Mursiwi adalah seorang ‘petualang’. reka yang bisa dikategorikan seba-
Sikap hidupnya yang senang ‘ber- gai tokoh protagonis (pengusung
petualang tersebut sepertinya me- cita-cita mulia) adalah Ismiyati,
negaskan bahwa masa lalu Mursiwi Marsudi dan Suwarto. Sedangkan
tidak memiliki ‘kemapanan’ secar yang dapat digolongkan dalam
ekonomi. tokoh-tokoh antagonis (lawan dari
Mursiwi adalah wanita yang protagonis) adalah: Mursiwi dan
ambisius dan sangat mencintai ke- Sulaiman.
senangan. Hal tersebut dapat dapat
disimak dari pengakuan Sulaiman 2.3 Latar Cerita
tentang petualangan Mursiwi yang Latar cerita adalah berbagai
berganti-ganti pasangan. Lewat persoalan yang terkait dengan hal-hal
pengakuan tersebut juga diketahui yang melandasi atau menjadi bagian
kalau Mursiwi juga dikenal sebagai dari peristiwa, tempat terjadinya peris-
wanita ‘perayu’. Ia juga berperangai tiwa dan kurun waktu yang terjadi
egois karena tak pernah merasa dalam lakon. Pemahaman latar cerita ini
bersalah untuk meninggalkan begitu dimaksudkan untuk memahami keselu-
saja para kekasih terdahulunya. ruhan cerita sebagai pijakan untuk di-
wujudkan dalam realitas panggung
e. Tokoh-tokoh Pembantu (Mar- (Jakob Sumardjo, 1981: 14). Merujuk hal
dikun, Tomokaryo dan Siswoyo) tersebut maka latar cerita dalam lakon
Tokoh-tokoh seperti Mardi- Senja dengan Dua Kelelawar dapat
kun, Tomokaryo dan Siswoyo ada- dijelaskan sebagai berikut:
lah tokoh-tokoh yang dihadirkan
untuk menegaskan atmosfer cerita, a. Latar Ruang
yakni kehidupan di sekitar Stasiun Latar ruang dalam lakon
Kereta api. Mereka adalah para pe- Senja dengan Dua Kelelawar adalah
gawai di lingkungan jawatan kereta lingkungan sekitar stasiun kereta
api. Kehadiran mereka seringkali api. Jika merujuk dari penamaan
bertindak sebagai tokoh penengah para tokoh dalam lakon maka bisa
(tritagonis) dan penetralisir keja- dipastikan bahwa stasiun tersebut
dian. Mereka juga dikenal sebagai adalah sebuah stasiun kereta api di

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


180
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

kota-kota Jawa Tengah (Yogyakarta, tempo atau irama permainan. Dialog


Solo, Semarang). Gambaran detail dalam lakon Senja dengan Dua
mengenai lingkungan stasiun kereta Kelelawar karya Kirdjomulyo adalah
api tersebut adalah adanya petunjuk dialog yang bersifat keseharian.
dalam lakon mengenai keberadaan Dialog kesehariah adalah dialog
rel kereta api, dan beberapa buah yang lasim digunakan dalam
kursi untuk bercengkerama dan pergaulan sehari-hari sehingga sa-
terdengarnya deru kereta api yang ma sekali meniadakan bahasa sim-
muncul dalam beberapa adegan bol atau bahasa yang penuh me-
dalam lakon. Disamping itu lewat tafor. Sebagai konsekwensi dari
beberapa dialog (antara Suwarto latar tempat (Jawa Tengah), maka
dan Mardikun) dapat disimak ke- penuturan dalam dialog lakon ini
beradaan pak Mardikun yang be- lebih banyak menggunakan dialek
kerja sebagai pegawai di stasiun Jawa Tengah (Solo) atau Jogyakarta.
tersebut.
3. KONSEP PERANCANGAN
b. Latar Waktu Konsep perancangan dalam pe-
Kurun waktu dalam lakon mentasan Lakon Senja dengan Dua
Senja dengan Dua Kelelawar tidak Kelelawar karya Kirdjomulyo ini lebih
menjelaskan secara pasti kapan dititik-beratkan pada penerapan aspek
peristiwa terjadi, artinya kejadian penyutradaraan. Dalam kaitannya
demi kejadian dalam lakon tidak dengan penyingkapan naskah, Yudiar-
mengarah pada waktu tertentu. yani membagi dalam dua pendekatan
Keberadaan naskah yang seperti ini, penyutradaraan, yaitu; pertama, presen-
memungkinkan untuk ditafsir dalam tasi yakni menghadirkan keseluruhan
kurun waktu ke belakang atau pada kenyataan ke atas panggung secara apa
masa kekinian. Pun begitu dari adanya. Kedua, gaya representasi me-
berbagai dialog tokoh-tokohnya ter- rupakan pendekatan yang menghadir-
lihat secara jelas bahwa sebagian kan panggung sebagai interpretasi se-
besar kejadian-kejadian tersebut luruh formula dan unsur-unsur pemang-
berlangsung di malam hari. gungan yang secara kesejarahan telah
Dialog adalah percakapan hadir (Yudiaryani, 2002: 349). Merujuk
yang terjadi antara tokoh satu pendapat tersebut maka konsep penyu-
dengan tokoh yang lain dalam se- tradaraan dalam perancanag pementa-
buah lakon (Suyatna Anirun, 1993: san Senja dengan Dua Kelelawar karya
39). Dialog selain berfungsi mem- Kirdjomulyo menggunakan pendekatan
berikan informasi tentang karakter presentasi. Pendekatan presentasi itu
tokoh, juga berperan dalam men- pada akhirnya akan membingkai konsep
ciptakan alur cerita, menegaskan artistik menjadi gaya pementasan yang
tema, latar cerita juga menentukan presentatif pula.

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


181
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Berpijak pada gaya pementasan sehingga seni panggung merupakan


presentatif tersebut maka bentuk-ben- penyajian kembali kehidupan inderawi
tuk pengadaptasian, pengolahan-peng- secara obyektif bahkan mendekati se-
olahan naskah secara 'radikal', peru- rinci mungkin dengan kenyataan (Bakdi
bahan-perubahan struktur dramatik Soemanto, 1986: 67). Itulah sebabnya,
(yang biasa dilakukan dalam pende- realisme berusaha mewujudkan apa
katan reprentasi) sama sekali tidak yang disebut "ilusi realitas". Konsep ini
menjadi bagian dari konsep kerja menegaskan bahwa realisme harus
penyutradaraan. Pijakan yang menjadi mampu "memindahkan" kenyataan se-
acuan dalam konsep penyutradaraan hari-hari di atas panggung, bukan dalam
lakon Senja dengan Dua Kelelawar karya bentuk menambahkan (stilisasi) atau
Kirdjomulyo adalah berpedoman pada merusak (mendistorsi), tetapi menyaji-
jalinan konflik yang otentik dari naskah kannya setepat mungkin sehingga ilu-
tersebut. Penambahan dan pengubahan sipun tercapai (Saini KM, 2002: 159).
dalam naskah hanya dilakukan dalam Konsep inilah yang melandasi trans-
kadar yang tidak "melebarkan" atau formasi lakon Senja dengan Dua Ke-
"mempersempit" sruktur dramatik atau lelawar karya Kirdjomulyo ke atas
konflik dalam lakon. Penambahan ter- panggung, baik yang terlihat dari unsur
sebut lebih diorientasiakan pada per- pemeran maupun pada unsur penataan
timbangan dalam mempermudah komu- artistik.
nikasi pertunjukan dengan penonton Titik fokus (emphasis) yang akan
(audiens). Bentuk-bentuk pengubahan dicapai dalam perancangan lakon Senja
naskah tersebut antara lain dilakukan dengan Dua Kelelawar karya Kirdjo-
dengan pembakuan kalimat-kalimat da- mulyo adalah berpijak dari tematis
lam naskah agar semakin mengesankan realisme secara umum. Chairul Anwar
bahasa percakapan, menambahkan dia- (2005: 88) menjelaskan bahwa secara
log pada beberapa aktivitas para tokoh tematis realisme menengarai kebera-
dalam lakon untuk menajamkan peri- daan manusia sebagai makluk – seba-
stiwa. Dengan demikian secara kese- gaimana yang diajarkan filsafat deter-
luruhan, mekanisme kerja penyutra- minisme – yang tidak bebas memilih dan
daraan dalam pementasan Senja dengan sangat ditentukan lingkungan. Dalam
Dua Kelelawar masihlah mengarah pada kontek ini, maka perancangan lakon Bui
upaya untuk memproyeksinya naskah karya Akhudiat akan ditampilkan se-
ke dalam pementasan yang bergaya bagai elaborasi sebuah kenyataan yang
realisme. sering diusung lakon-lakon realisme:
Teater Realisme merupakan cer- bahwa kebobrokan masyarakat harus
minan "sepotong kehidupan" yang di- diungkap. Setiap rentetan penyakit
tampilkan secara detail namun apa ada- masyarakat harus dibawa ke permukaan
nya. Di atas panggung harus terbayang dan romantisme yang tidak produktif
"sepotong kehidupan", a slice of life, harus di buang jauh-jauh.

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


182
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Realisme pada akhirnya mene- bobrokannya. Dalam Kontek ini, maka


lurkan beberapa aliran dalam teater lakon Senja dengan Dua Kelelawar karya
yang merupakan variannya. Varian yang Kirdjomulyo memiliki cakupan-cakupan
paling menonjol adalah: naturalisme dan dalam struktur lakonnya yang sangat
impresionisme. Perbedaan yang men- memungkinkan untuk dihadirkan dalam
dasar dari dua varian itu terletak pada sebuah pementasan yang berkarakter
gaya penuturan dalam lakon-lakonya. naturalis. Pencapaian karakter yang
Mengenai dua varian tersebut, Saini KM naturalis ini akan diperlihatkan melalui
(2002: 159) menjelaskan: penyusunan suspen-suspen pementa-
Jika naturalisme menampilkan san.
manusia dalam kenyataan yang Dalam aspek pemeranan, maka
ilmiah, bersandar pada deter- pencapaian akting akan ditampilkan
minisme untuk menonjolkan fak-
dengan pendekatan akting presentatif
ta dan terlihat "garang" dalam
memperlihatkan kemunafikan juga. Eka D. Sitorus (2002: 22) men-
ataupun dekadensi moral, maka jelaskan bahwa akting presentasi adalah
impresionisme menyimpan kon- akting yang mengutamakan identifikasi
flik-konflik itu secara lebih dalam antara jiwa si aktor dengan jiwa si
tapi justru terkesan tajam dalam karakter, sambil memberi kesempatan
memperlihatkan derita manusia. kepada tingkah laku untuk berkembang.
Kalau naturalisme memberikan
Tingkah laku yang dimaksud adalah
reaksi intelektualitas terhadap
setiap persoalan dengan mendis- pengembangan “laku” dalam imajinasi
kusikan dan memperdebatkan- yang berasal dari situasi-situasi yang
nya, maka dalam impresionisme diberikan penulis lakon.
persoalan itu dipercakapkan, di- Untuk dapat mewujudkan akting
singgungnya secara samara- presentasi, maka proses pencapaian
samar bahkan terkadang dengan peran dalam perancangan pementasan
kelakar, tapi justru karena itulah
lakon Senja dengan Dua Kelelawar karya
tokoh-tokoh dalam lakonnya
terkesan lebih "menghayati" dan Kirdjomulyo akan "dihidupkan" melalui
mengesankan ironi yang men- transformasi pengalaman-pengalaman
dalam. dalam diri pemeran ke "dalam diri"
tokoh yang ada di penokohan. Trans-
Merujuk kutipan di atas maka formasi pengalaman tersebut bukan
secara umum drama realisme pada sebuah transformasi dari sederetan
akhirnya bertujuan untuk membeberkan kejadian yang dialami pemeran secara
realitas tanpa melebihkan atau mengu- langsung, tapi bisa juga pengalaman
rangi. Dimensi kepahlawananpun diting- indrawi yang diperoleh secara tidak
galkan dengan cara memperlihatkan langsung baik melaui aspek auditif
manusia kebanyakan yang nyata dan (pendengaran) maupun aspek visual
sering ditemui dalam keseharian, leng- (penglihatan). Hal tersebut ditujukan
kap dengan carut-marut dan ke- untuk menumbuhkan motivasi yang

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


183
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

jelas dalam laku. Indikator penting dari yang menyimpang seperti sikap ke-
tercapainya akting presentasi adalah kanak-kanakan, perasaan terhadap ke-
kesesuaian psikologis tokoh dengan beradaan diri yang identik dengan
pemeran. Akting presentasi dengan hewan kerena beratnya tekanan, mun-
demikian adalah melibatkan "apa yang culnya libido pada sejenis, dan dorongan
ada dalam diri pemeran" ke dalam dari ilusi-ilusi yang muncul sebagai
"situasi dan kondisi tokoh". kerinduan aktivitas aktivitas yang
Dalam perwujudan gestur peran, ditemui dalam alam kebebasan.
akting dalam perancangan pementasan
Senja dengan Dua kelelawar karya 4. METODE PENCIPTAAN
Kirdjomulyo ini lebih banyak meng- Metode penciptaan teater yang
gunakan gestur indikatif, gestur em- dimaksud adalah merupakan cara kerja
patik. Eka D. Sitorus (2002: 79) mem- penyutradaraan yang diawali dari
beri batasan gestur indikatif sebagai penafsiran naskah sampai dengan per-
bentuk gestur yang bertujuan untuk wujudan pentas. Metode ini di mulai
menegaskan keinginan yang bersifat dari sasaran-sasaran yang bersifat pe-
informatif, dimana posisi peran (tokoh) mahaman (kognitif) sampai pada pe-
sedang menjelaskan sesuatu. Gestur nataan aspek-aspek 'material' pemang-
empatik adalah gestur yang diwujudkan gungan dengan berpedoman pada gaya
sebagai akibat dari 'keterlibatan' tokoh pementasan yang di pilih. Suyatna
dalam merespon suasana atau bereaksi Anirun (2002: 115) menjelaskan bahwa
pada aksi tokoh lain. Sedangkan gestur proses kreatif penyutradaraan secara
illustratif adalah gestur yang terstilir umum terbagi dalam empat langkah
dimana gestur tersebut dipergunakan kreatif yang meliputi: tahap mencari-
untuk menyampaikan informasi secara cari; tahap memberi isi; tahap pengem-
spesifik atau menggambarkan perilaku- bangan dan tahap pemantapan.
perilaku ekstrim dari tokoh-tokoh yang
diperankan. Penggunaan gestur empatik 4.1 Tahap Mencari-cari
dan indikatif dalam perancangan lakon Tahap mencari-cari merupakan
Senja dengan Dua Kelelawar karya rangkaian tindakan yang berpijak dari
Kirdjomulyo dipergunakan pada saat penggunakan aspek-aspek kognitif (In-
tokoh-tokoh dalam lakon mampu mele- terpretation and Perseption) menuju
wati ketertekanannya secara wajar, pada pencarian kemungkinan-kemung-
yang hanya ditandai dengan dialog kinan visual baik dalam bentuk penyu-
pertengkaran, hardikkan atau keluh sunan pola lantai keaktoran maupun
kesah dan persaan sedih atau gembira pembuatan desain artistik. Aplikasi
saat menghadapi tekanan di penjara. kongkret dari tahapan ini adalah analisis
Sedangkan gestur illustratif dipergu- terhadap lakon baik dalam diskusi-
nakan pada saat tokoh-tokoh dalam diskusi kolektif maupun dialog dua arah,
lakon terjebak pada perilaku-perilaku yakni antara sutradara dengan pemain,

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


184
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

sutradara dengan penata artistik dan tersebut akan dihadirkan melalui


suradara dengan penata musik. Langkah penegasan pada sisi ekspresi mimik,
kerja berikutnya adalah penafsiran impresi pada keseluruhan akting pe-
struktur lakon melaui reading yang meran, laku yang memperlihatkan mo-
dilakukan secara kolektif. Reading ter- tivasi dan penyikapan terhadap areal
sebut juga bertujuan dalam menjajaki permainan. Aplikasi pada metode ini
kemampuan pemeran dalam kaitannya direalisasikan pada latihan pencarian
dengan tafsir pada tokoh, lebih khusus bloking, improvisasi-improvisasi di luar
lagi pada pencarian karakter suara. Di desain akting yang dijadikan pedoman,
luar proses kerja tersebut, tahap men- latihan diksi dialog yang mampu
cari-cari juga merealisasikan kembali menggambarkan "perbedaan" tokoh se-
berbagai latihan dasar pemeranan. kaligus dinamika karakternya. Latihan
Pelaksanaan latihan dasar pemeranan pada tahap ini dilakukan dalam bentuk
tersebut diarahkan untuk mencari ke- pemenggalan-pemenggalan naskah
mungkinan-kemungkinan bagi gestur, (fragmen) yang diperagakan secara
analogi-analogi peran, dan menumbuh- berulang-ulang, dengan format yang
kan keterkaitan emosi terutama antar dirubah-rubah. Latihan lain yang dilaku-
pemain. Bentuk latihan dasar tersebut kan pada tahap ini adalah dengan meng-
antara lain: eksplorasi motif-motif ge- hadirkan penggalan-penggalan tiap ade-
rak, olah rasa lewat pemaparan tema- gan tersebut melaui laku non verbal
tema tertentu, dan berbagai latihan dengan meniadakan dialog yang se-
pernafasan. mestinya dipercakapkan.

4.2 Tahap Memberi Isi 4.3 Tahap Pengembangan


Tahap memberi isi merupakan Tahap pengembangan merupa-
rangkaian tindakan untuk mengembang- kan pengulangan-pengulangan terhadap
kan aspek-aspek kognitif menuju pada tahapan memberi isi, yakni dengan
aspek-aspek psiko-motorik. Pada tahap mewujudkan movement, gesture,
ini interpretasi lakon harus sedapat bussines act, dalam bentuk akting yang
mungkin memberikan dorongan peme- sudah memperlihatkan spontanitas. Ak-
ran dalam mewujudkan akting verbal ting spontan tersebut ditandai dengan
maupun non verbal berdasarkan desain perwujudan inner act pada keseluruhan
akting yang bersifat global, yang telah tampilan para pemeran. Para pemeran
disepakati sebelumnya. Penemuan pe- di bimbing untuk merasakan situasi
nemuan yang masih bersifat 'kasar' dalam diri tokoh yang diperankan
tersebut, diolah untuk mendapatkan melalui bentuk akting yang terlihat
penekanan-penekanan yang mampu meyakinkan. Secara kongkrit bentuk
menggambarkan inti peristiwa, peru- latihan yang dilakukan dalam mem-
bahan suasana dan progresi emosi bangun keyakinan tersebut adalah
tokoh-tokohnya. Penekanan-penekanan latihan-latihan akting yang disertai

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


185
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

pembangunan imajinasi terhadap latar pembenahan ketegangan demi kete-


cerita, kesadaran ruang, kesinambungan gangan, timing pada perubahan suasana,
antara aksi dan reaksi, dan posisi lompatan-lompatan emosi tokoh, dan
kejiwaan pemeran yang memper- lambat-cepatnya dialog antar tokoh.
lihatkan empati. Hal ini dilakukan Pada tahap ini respon terhadap
dengan memaksimalkan keseluruhan ruang (dengan segala set-dekornya) dan
tekstur permainan yang dapat mem- dukungan ilustrasi musik terhadap
berikan imaji visual dalam indera suasana demi suasana, sudah mulai
dengar dan imaji auditif dalam indera dihadirkan dalam visualisasi yang masih
penglihatan. global. Tujuan pengadaan set-dekor dan
Dalam kaitannya dengan pena- ilustrasi yang masih belum permanen ini
taan illustratif maupun komponen ar- adalah untuk mematangkan gestur pe-
tistik yang lain, maka para penata main, membakukan jarak tempuh move-
mengembangkan perancangan musik ment, dan menyeleksi berbagai unsur
dan set dekornya berdasarkan konsepsi artistik dan musikalitas agar tercipta
auditif dan imaji ruang yang telah tata artistik dan tata musik yang
diperolehnya dari pengamatan pada mendukung permainan. Dengan demi-
tekstur pemeranan yang telah ter- kian, pada tahap ini latihan-latihan telah
bangun. Konsep perancangan tersebut melibatkan keselurahan unsur-unsur
pada dasarnya merupakan pengem- pementasan dalam sebuah ansambel
bangan dari desain artistik dan partitur yang utuh, yang diluar tujuan-tujuan di
musik yang sebelumnya telah disim- atas, juga diarahkan untuk menciptakan
pulkan dari analisis teks atau lakon. kesatuan yang harmoni.
Dengan demikian, dalam setiap latihan
pengembangan, penata ilustrasi maupun 5. PEMENTASAN
penata artistik sudah dilibatkan secara Tahapan pementasan merupakan
intensif. penyajian keseluruhan unsur pentas
dalam suatu pertunjukan yang utuh.
4.4 Tahap Pemantapan Masing-masing unsur merupakan ke-
Tahapan pemantapan merupakan kuatan yang saling terkait dalam
rangkaian tindakan dalam kerja penyu- menciptakan harmoni dan unity. Pe-
tradaraan untuk menampilkan lakon mentasan tersebut dilaksanakan di
secara ansambel dan utuh. Orientasi auditorium Bustanil Arifin Adam, STSI
latihan diarahkan pada penikmatan Padangpanjang, pada tanggal 22 Desem-
aspek irama, tempo, dan dinamika. ber 2009 dengan durasi pentas berkisar
Pusat konsentrasinya adalah pencapaian 1 Jam 10 menit. Adapun unsur-unsur
musikalitas dalam pementasan. Musika- (bidang-bidang) yang akan ditampilkan
litas tersebut di susun secara berulang- dalam pementasan tersebut dapat
ulang (melalui latihan dari awal hingga dijelaskan sebagai berikut:
akhir lakon) dengan mengacu pada

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


186
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

5.1 Penataan Set Dekor Secara mendasar cahaya dalam


Set dekor dalam pementasan pementasan ini berfungsi sebagai pen-
Senja dengan Dua kelelawar karya dukung suasana kejadian, penanda wak-
Kirdjomulyo ini berpedoman pada tu dan spasi adegan. Pada konteks
konsep perancangan secara keseluruhan penanda waktu tata cahaya diarahkan
yakni penghadiran lakon secara pre- kepada pengaturan intensitas yang
sentatif. Wujud kongkret dari peran- disesuaikan dengan waktu kejadian
cangan secara presentatif tersebut dalam lakon. Dalam fungsinya sebagai
adalah terjadinya kesesuaian antara Set pendukung suasana lakon, lampu di
dekor Senja dengan Dua Kelelawar desain dalam kombinasi warna tertentu.
karya Kirdjomulyo dengan pilihan Sementara untuk spasi adegan, ada dua
bentuk pementasan, yakni realisme. teknik yang biasa di gunakan dalam
Secara menyeluruh visualisasi setting membuat perubahan cahaya dalam
diwujudkan sesuai penekanan (em- pertunjukan, yaitu fade in out dan black
phasis) dalam perancangan yang di in out. Fade in out adalah penurunan
rujuk dari tema lakon. Merujuk hal dan penajaman secara lambat, sedang-
tersebut penataan set dekor dalam kan back in out adalah memulai dan
pementasan Senja dengan Dua Kelelawar mengakhiri adegan dengan mematikan
karya Kirdjomulyo meliputi, sebuah atau menghidupkan cahaya. Impresi
Sebuah tebing sebagai penyangga rel yang ingin dicapai dari penataan lampu
kereta (di atasnya) yang memanjang adalah penghadiran suasana ruangan di
dari pertengahan (samping) panggung malam hari dan memberi kesan 'suram'.
ke arah sudut bagian belakang pang- Adapun jenis lampu yang digunakan
gung. Di depan tebing tersebut terdapat dalam pementasan Senja dengan Dua
kursi memanjang yang dapat diduduki Kelelawar karya Kirdjomulyo adalah
ssua orang lebih dan di sampingnya fresnel, par dan zoom spot (elipsodal).
terletak juga sebuah kursi kecil yang
hanya bisa diduduki satu orang. Tebing 6. PENATAAN MUSIK
penyangga rela menggambarkan tebing Karakter musik yang diperguna-
tembok yang telah kusam atau ber- kan dalam Senja dengan Dua Kelelawar
lumut, sementara dibagian samping ka- karya Kirdjomulyo adalah jenis musik
nan nampak tiang listrik yang yang disesuaikan dengan perubahan
menjulang. Bahan-bahan yang diguna- suasana dan penekanan-penekanan
kan untuk membuat setting ini meliputi: (suspen) dalam perjalanan alurnya.
kertas kacang padi, kertas padang Pembentukan accord maupun melodi
larang, kayu kerangka, cat sebagai musik didasarkan pada musik tema yang
pewarna dan penegas tekstur dinding dicipta dengan bertolak pada suasana
dan sebilah kayu memanjang untuk dominan dalam lakon. Musik yang di-
pembuatan Tiang listrik. gunakan adalah beberapa jenis intru-
5.2 Penataan Cahaya

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


187
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

men digital, antara lain gitar dan biola, Mardikun. Adapun Mursiwi menggu-
dan orkestrasi yang lain. nakan rias wanita yang lebih berkesan
Pada bagian awal pementasan ‘menyolok’.
musik yang diperdengarkan adalah efek
suara kereta api. Sedangkan musik yang 8. PENUTUP
dipergunakan untuk ilustrasi adalah Proses kreatif dalam seni teater
beberapa orkestrasi hasil olahan musik pada dasarnya menempatkan aspek
digital. Musik ilustrasi ini ditata sesusai penyutradaran sabagai bidang kerja
alur musik (Music plot) yang penem- paling pokok. Seluruh jalinan materi-
patannya berpedoman pada penegasan materi pemanggungan, baik yang ber-
dinamika suasana dalam lakon. sifat visual maupun auditif sangat
dipengarihi oleh 'sentuhan' penyutra-
7. PENATAAN RIAS DAN BUSANA daraan. Sutradara dengan sendirinya,
Tata rias dan busana dirancang tidak sekedar harus menguasai aspek-
untuk memberikan penajaman karakter aspek pemanggungan (spektakel) tetapi
tokoh yang dimainkan para pemeran. juga harus mampu menerjemahkan
Penegasan karakter tokoh itu meliputi secara tuntas gagasan-gagasan dasar
penegasan secara fisikis dan sosial. yang tersirat dalam lakon sebagai titik
Khusus untuk tata busana juga sangat tolak yang akan melandasi wujud
penting untuk menggambarkan kondisi pengemasan (gaya lakon).
sosial tokoh-tokoh dalam lakon. Kondisi Lakon Senja dengan Dua Kele-
sosial yang dimaksud adalah sebuah lawar karya Kirdjomulyo menegaskan
lingkungan kelas menengah di sekitar satu premis: bahwa nilai manusia tidak
stasiun kereta api. Adapun busana bisa dilihat dari ‘permukaan’ tetapi
tersebut meliputi Pakaian seragam hanya bisa disimpulkan dari prilakunya
(uniform) yang biasa dipakai oleh dalam keseharian. Lakon ini menegas-
Pegawai PJKA, pakaian malam yang kan bahwa ketulusan cinta ternyata
biasa dikenakan bapak-bapak, beberapa tidak sesederhana tutur kata, kehanga-
pakaian batik (khas Jawa), pakaian tan sikap, perhatian berlebih dan
wanita sehari-hari sederhana yang kalimat-kalimat menghibur tetapi juga
dikenakan Ismiyati dan Pakaian wanita kesediaan untuk berkorban dan kere-
glamour yang dikenakan Mursiwi. Se- laan untuk menerima orang yang di-
dangkan rias yang dipergunakan dalam cintainya tersebut secara apa adanya.
pementasan Senja dengan Dua Kelelawar Inilah universalitas nilai yang sebenar-
karya Kirdjomulyo meliputi dua jenis nya sangat menarik untuk di kedepan-
rias, yakni rias korektif dan rias kan terlebih untuk mengaksentuasikan
karakter. Rias korektif ditampilkan pada nilai-nilai islami sebagai karakter paling
tokoh Ismiyati dan Suwarto, sedangkan hakiki dalam spirit ke-Melayu-an.
rias karakter digunakan pada tokoh pak Lakon Senja dengan Dua Ke-
Marsudi, Siswoyo, Tomokaryo dan lelawar karya Kirdjomulyo adalah lakon

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


188
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

yang bergaya realisme. Hal tersebut dua gesture pemeranan, sebagai gesture
dapat disimak pada gaya dialognya yang yang dominan yang dipakai dalam
masih keseharian, kejelasan identitas pementasan. Gesture tersebut meliputi
tokoh yang terlibat konflik, ketegasan gesture empatik dan gestur ilustratif.
dalam penggambaran latar cerita, dan Gesture empatik dipergunakan saat para
suspen-suspen pertujukan yang menun- tokoh tampil dalam situasi 'wajar', dan
jukan kausalitas yang jelas. Sebagai pada saat para tokoh didera kesedihan
lakon Realime maka lakon ini memiliki atau kemarahan, sedangkan gesture
berbagai kecenderungan sebagai lakon ilustratif dipergunakan pada saat para
yang dapat digolongkan dalam well tokoh berada dalam situasi tertekan
made play. yang memuncak.
Berpijak pada gaya pementasan Proses perwujudan pentas direa-
realisme (presentatif) tersebut maka lisasikan melalui suatu metode penyu-
bentuk-bentuk pengadaptasian, peng- tradaran. Tahapan metode tersebut
olahan-pengolahan naskah secara 'ra- meliputi: tahap pencarian, tahap pem-
dikal', perubahan-perubahan struktur berian isi, tahap pengembangan dan ta-
dramatik sama sekali tidak menjadi hap pemantapan. Tahap pencarian
bagian dari konsep kerja penyutra- memiliki ruang lingkup kreativitas yang
daraan. Pijakan yang menjadi acuan bertumpu pada penafsiran dan pema-
dalam konsep penyutradaraan lakon haman lakon. Pemahaman dan pe-
Senja dengan Dua Kelelawar karya nafsiran tersebut diwujudkan melalui
Kirdjomulyo adalah berpedoman pada penggambaran transformasi teks ke
jalinan konflik yang otentik dari naskah dalam pementasan melalui pembuatan
tersebut. Penambahan dan pengubahan desain akting, desain artistik dan pe-
dalam naskah hanya dilakukan dalam rencanaan ilustrasi. Tahap pemberian isi
kadar yang tidak "melebarkan" atau dilakukan dengan menekankan motivasi
"mempersempit" sruktur dramatik atau aksi pada eksplorasi pemeranan. Ta-
konflik dalam lakon. Penambahan hapan pengembangan adalah mem-
tersebut ljuga ebih diorientasiakan pada bangun ujud permainan secara utuh
pertimbangan dalam mempermudah dalam bingkai artistik secara menye-
komunikasi pertunjukan dengan penon- luruh, sedangkan tahap pemantapan
ton (audiens). Merujuk hal tersebut adalah mewujudkan detail-detail pe-
maka mekanisme kerja penyutradaraan mainan sehingga seluruh elemen-ele-
masihlah mengarah pada upaya untuk men pertunjukan mampu tersajikan
memproyeksinya naskah ke dalam rapid dan padu. Tahapan ini menjadi
pementasan yang bergaya realisme. pedoman dalam pelaksanaan latihan
Penjabaran pendekatan presen- yang meliputi reading, bloking, dan
tatif tersebut, diwujudkan dalam opti- Finishing.
malisai keaktoran sebagai pusat per-
hatian tontonan, dengan penggunaan DAFTAR PUSTAKA

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


189
Vol. 2, No. 2, Oktober, 2019

Seni, Yogyakarta: BP ISI, edisi


Anirun, Suyatna. (2002), Menjadi Sutra- I/01, Mei 1991.
dara, Bandung: STSI Bandung Sumardjo, Jacob. (1981), Segi Sosiologis
Press. Novel Indonesia, Bandung: Pus-
____________, (1993), Teater Untuk Dila- taka Prima.
koni, Bandung: STB. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
Anwar, Chairul. (2005), Drama, Bentuk, dan Pengembangan Bahasa,
Gaya dan Aliran, Yogyakarta: El- (1996), Kamus Besar Bahasa
kaphi. Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Harymawan, RMA. (1988), Dramaturgi, Yudiaryani, (2002), Panggung Teater
Bandung: CV. Rosdakarya. Dunia, Yogyakarta: Pustaka
Saini, KM. (2002), Kaleidoskop Teater Gondho Suli.
Indonesia, Bandung: STSI Press
Bandung, 2002.
Sambung, Willy F. (1984), Pengetahuan
Tentang Bentuk-bentuk Lakon,
Bandung: CV. Rosdakarya.
Satoto, Sudiro, (1988), "Proyek Pene-
litian dan Pengkajian Kebuda-
yaan Nusantara (Javanologi)" da-
lam Wayang Kulit Purwa, Struktur
dan Dramatiknya, Yogyakarta:
Pustaka Jaya.
Sitorus, D Eka. (2003), The art of acting:
Seni Peran Untuk Teater, Film dan
TV, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Soemanto, Bakdi. (1996), "Seni, Kritik,
Sosial, Masyarakat" makalah se-
minar nasional Seni dan Ke-
kuasaan, Agenda Kritis dan Intro-
speksi dalam Kultur Politik Orde
Baru, SM-ISI Yogyakarta.
Stanislavsky, Konstantin. (1980), Per-
siapan Seorang Aktor, Terjema-
han Asrul Sani Jakarta: Pustaka
Jaya.
Sudjiman, Panuti. (1984), Kamus Istilah
Sastra, Jakarta: PT Gramedia.
_____________, (1988), Memahami Cerita-
cerita Rekaan, Jakarta: Pustaka
Jaya.
Sumanto, Bakdi. (1991), "Memahami
Naskah Lakon Absurd, Jurnal
Pengetahuan dan Perancangan

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang


190

Anda mungkin juga menyukai