2, Oktober, 2019
ABSTRACT
ABSTRAK
Perancangan teater lakon “Senja Dengan Dua Kelelawar” karya Kirdjomulyo
merupakan proses penciptaan teks lakon menuju pemanggungan atau pertunjukan
teater. Proses penciptaan ini diawali dengan perancangan pertunjukan yang berisi
tentang konsep, metode, dan perwujudannya di atas panggung.
Perwujudan perancangan lakon Senja Dengan Dua Kelelawar karya Kirdjomulyo
dalam sebuah pementasan teater diawali dengan melakukan analisis terhadap teks baik
analisis struktur maupun tekstur lakon. Langkah tersebut ditindak lanjuti dengan
perancangan bentuk pementasan dengan mengacu pada gaya lakon yakni gaya realisme.
Gaya realisme adalah gaya dalam pertunjukan teater yang dihadirkan melalui dengan
menjadikan realitas sehari-hari sebagai pijakan.
Pada suatu malam, isteri Suwarto pendapat unit yang akan membawa
pun meninggal. Ia ditemukan tewas dalam kesatuan interpretasi (RMA Hary-
tertabrak kereta api yang melintas. mawan, 1984: 23-26). Kesatuan tafsir
Semua orangpun menuduh Ismiyati inilah yang pada akhirnya akan menjadi
sebagai biang keladinya. Begitupun pijakan dalam menyusun desain-desain
dengan pak Marsudi. Semula Ismiyati pemanggungan. Dengan demikian, pro-
mengelak tetapi begitu didesak oleh ses analisis lakon, pembuatan desain-
Suwarto, akhirnya Ismiyati mengakui desain panggung merupakan mekanis-
bahwa dirinyalah yang telah membunuh me yang memiliki keterkaitan dalam
Mursiwi. Suwarto naik pitam dan usaha mewujudkan lakon sebagai
bermaksud membunuh Ismiyati, tapi kenyataan pentas.
Suwarto ternyata tak sampai hati. Sebagai jalinan yang berstruktur,
Di tengah kegalauan dan keben- setiap unsur-unsur pembentuk lakon-
cian yang mengusai hati Suwarto mun- pun memiliki keterkaitan satu dengan
culah Sulaiman. Dialah yang kemudian yang lainnya. Merujuk hal tersebut maka
mengakui sebagai pembunuh Mursiwi analisis lakon dilakukan dalam kerangka
yang sebenarnya. Sulaiman melakukan mencari hubungan antar unsur-unsur
itu karena hatinya dendam oleh peng- tersebut sebagai sebuah jalinan yang
kianatan Mursiwi terhadap dirinya. Dari memiliki keterkaitan. Adapun unsur-
Sulaiman lah, Suwarto akhirnya menge- unsur yang dimaksud meliputi: tema,
tahui bahwa Mursiwi bukan perempuan penokohan, Alur, dan latar cerita.
baik-baik.
Serentetan kejadian di atas, 2.1 Tema
menyadarkan Suwarto betapa kecintaa- Lakon terbentuk dari sebuah
an Ismiyati begitu besar. Sebuah pe- gagasan dasar yang mengarahkan dan
rasaan yang berani mempertaruhkan menopang seluruh unsur-unsur pem-
apapun termasuk jiwanya sendiri. Hati bentuk lakon. Gagasan dasar itulah yang
Suwarto pun luruh. Ia merasa telah lazim disebut sebagai tema. Sudiro
menyia-nyiakan perasaan Mursiwi yang Satoto menyebut tema sebagai dasar
sesungguhnya begitu tulus mencintai- pikiran utama dan sumber ide yang
nya. mengawali terbentuknya lakon (Sudiro
Analisis struktur lakon adalah Satoto, 1988: 17). Sementara itu RMA
suatu langkah pemahaman terhadap Harymawan memahami tema dari sudut
keseluruhan unsur-unsur pembentuk pandang watak manusia, yakni sebagai
struktur dramatik dalam naskah, se- falsafah mendasar suatu obsesi yang
kaligus pencarian terhadap kemung- fundamental (Panuti Sujiman,1988: 22).
kinan-kemungkinan tafsir dalam lakon. Merujuk pendapat-pendapat tersebut,
RMA Harymawan mengatakan bahwa dapat dipahami bahwa tema merupakan
tujuan analisis lakon adalah menyim- unsur awal yang akan mengilhami
pulkan dasar kesatuan pendirian dan unsur-unsur lain dalam lakon.
menyadari betapa besar dan tulus cinta adalah seorang gadis yang berparas
yang dimiliki oleh Ismiyati terhadap manis.
dirinya. Ia merasa selama ini telah Ismiyati adalah anak semata
menyia-nyiakan begitu banyak perha- wayang pak Marsudi. Ia dibesarkan
tian Ismiyati. Hal ini dapat dilihat dari oleh pak Marsudi yang menghidupi
kutipan dialog di bawah ini: diri dari gaji pensiunan. Gambaran
ini juga menunjukan keberadaan
Suwarto : Tanpa aku sadari, aku Ismiyati sebagai bagian keluarga
sudah melakukan pengkia- kelas menengah yang memiliki
natan. pendidikan memadai.
Ismiyati : Mungkin karena aku Jika merujuk pada pernya-
terlalu apa-adanya sehing- taan-pernyataan Ismiyati ketika ber-
ga sangat menjemukan. dialog dengan tokoh-tokoh lain,
Suwarto : Aku juga tak sanggup ber- maka dapat disimpulkan bahwa
taruh diri.. Ismiyati adalah perempuan yang
Ismiyati : Tapi aku yakin sekarang selalu memegang teguh pendi-
mas Warto akan sanggup riannya. Ia juga terperangkap pada
menerimaku apa-adanya… cintanya yang begitu besar pada
Suwarto sehingga seringkali tidak
2.2 Penokohan pernah memperdulikan realitas
Penokohan merupakan pemapa- yang diterimanya: bahwa Suwarto
ran karakter tokoh menyangkut kualitas, telah menjadi milik orang lain.
ciri atau sifat-sifatnya sebagai hasil Diluar itu, Suwarti sesungguhnya
penafsiran dalam lakon. Pemahaman adalah gadis yang selalu iklas
tokoh denganm demikian adalah analisis berkorban dan sangat peduli pada
terhadap identitas tokoh-tokoh dalam keberadaan orang lain, cintanyalah
lakon. Adapun penokohan dalam lakon yang membuat hatinya terkadang
Senja dengan Dua Kelelawar dapat gelap.
dijabarkan sebagai berikut:
a. Ismiyati b. Pak Marsudi
Tidak ada penggambaran Dalam lakon tidak dijelaskan
khusus dan spesifik mengenai fisik ciri-ciri khusus fisik pak Marsudi.
tokoh Ismiyati yang dapat dite- Diantara tokoh-tokoh yang dihadir-
mukan dalam lakon. Dari serang- kan, pak Marsudi adalah tokoh yang
kaian dialog, dijelaskan bahwa Ismi- dianggap paling sepuh. Merujuk
yati adalah seorang gadis yang anaknya yang sudah dewasa dan
usianya berada pada kisaran siap siap menikah, maka bisa dipastikan
untuk berumah tangga. Dalam bahwa usia pak Marsudi berada di
dialog antara Sutomo dan Siswoyo kisaran di atas 60-an.
dinyatakan pula bahwa Ismiyati
jelas dalam laku. Indikator penting dari yang menyimpang seperti sikap ke-
tercapainya akting presentasi adalah kanak-kanakan, perasaan terhadap ke-
kesesuaian psikologis tokoh dengan beradaan diri yang identik dengan
pemeran. Akting presentasi dengan hewan kerena beratnya tekanan, mun-
demikian adalah melibatkan "apa yang culnya libido pada sejenis, dan dorongan
ada dalam diri pemeran" ke dalam dari ilusi-ilusi yang muncul sebagai
"situasi dan kondisi tokoh". kerinduan aktivitas aktivitas yang
Dalam perwujudan gestur peran, ditemui dalam alam kebebasan.
akting dalam perancangan pementasan
Senja dengan Dua kelelawar karya 4. METODE PENCIPTAAN
Kirdjomulyo ini lebih banyak meng- Metode penciptaan teater yang
gunakan gestur indikatif, gestur em- dimaksud adalah merupakan cara kerja
patik. Eka D. Sitorus (2002: 79) mem- penyutradaraan yang diawali dari
beri batasan gestur indikatif sebagai penafsiran naskah sampai dengan per-
bentuk gestur yang bertujuan untuk wujudan pentas. Metode ini di mulai
menegaskan keinginan yang bersifat dari sasaran-sasaran yang bersifat pe-
informatif, dimana posisi peran (tokoh) mahaman (kognitif) sampai pada pe-
sedang menjelaskan sesuatu. Gestur nataan aspek-aspek 'material' pemang-
empatik adalah gestur yang diwujudkan gungan dengan berpedoman pada gaya
sebagai akibat dari 'keterlibatan' tokoh pementasan yang di pilih. Suyatna
dalam merespon suasana atau bereaksi Anirun (2002: 115) menjelaskan bahwa
pada aksi tokoh lain. Sedangkan gestur proses kreatif penyutradaraan secara
illustratif adalah gestur yang terstilir umum terbagi dalam empat langkah
dimana gestur tersebut dipergunakan kreatif yang meliputi: tahap mencari-
untuk menyampaikan informasi secara cari; tahap memberi isi; tahap pengem-
spesifik atau menggambarkan perilaku- bangan dan tahap pemantapan.
perilaku ekstrim dari tokoh-tokoh yang
diperankan. Penggunaan gestur empatik 4.1 Tahap Mencari-cari
dan indikatif dalam perancangan lakon Tahap mencari-cari merupakan
Senja dengan Dua Kelelawar karya rangkaian tindakan yang berpijak dari
Kirdjomulyo dipergunakan pada saat penggunakan aspek-aspek kognitif (In-
tokoh-tokoh dalam lakon mampu mele- terpretation and Perseption) menuju
wati ketertekanannya secara wajar, pada pencarian kemungkinan-kemung-
yang hanya ditandai dengan dialog kinan visual baik dalam bentuk penyu-
pertengkaran, hardikkan atau keluh sunan pola lantai keaktoran maupun
kesah dan persaan sedih atau gembira pembuatan desain artistik. Aplikasi
saat menghadapi tekanan di penjara. kongkret dari tahapan ini adalah analisis
Sedangkan gestur illustratif dipergu- terhadap lakon baik dalam diskusi-
nakan pada saat tokoh-tokoh dalam diskusi kolektif maupun dialog dua arah,
lakon terjebak pada perilaku-perilaku yakni antara sutradara dengan pemain,
men digital, antara lain gitar dan biola, Mardikun. Adapun Mursiwi menggu-
dan orkestrasi yang lain. nakan rias wanita yang lebih berkesan
Pada bagian awal pementasan ‘menyolok’.
musik yang diperdengarkan adalah efek
suara kereta api. Sedangkan musik yang 8. PENUTUP
dipergunakan untuk ilustrasi adalah Proses kreatif dalam seni teater
beberapa orkestrasi hasil olahan musik pada dasarnya menempatkan aspek
digital. Musik ilustrasi ini ditata sesusai penyutradaran sabagai bidang kerja
alur musik (Music plot) yang penem- paling pokok. Seluruh jalinan materi-
patannya berpedoman pada penegasan materi pemanggungan, baik yang ber-
dinamika suasana dalam lakon. sifat visual maupun auditif sangat
dipengarihi oleh 'sentuhan' penyutra-
7. PENATAAN RIAS DAN BUSANA daraan. Sutradara dengan sendirinya,
Tata rias dan busana dirancang tidak sekedar harus menguasai aspek-
untuk memberikan penajaman karakter aspek pemanggungan (spektakel) tetapi
tokoh yang dimainkan para pemeran. juga harus mampu menerjemahkan
Penegasan karakter tokoh itu meliputi secara tuntas gagasan-gagasan dasar
penegasan secara fisikis dan sosial. yang tersirat dalam lakon sebagai titik
Khusus untuk tata busana juga sangat tolak yang akan melandasi wujud
penting untuk menggambarkan kondisi pengemasan (gaya lakon).
sosial tokoh-tokoh dalam lakon. Kondisi Lakon Senja dengan Dua Kele-
sosial yang dimaksud adalah sebuah lawar karya Kirdjomulyo menegaskan
lingkungan kelas menengah di sekitar satu premis: bahwa nilai manusia tidak
stasiun kereta api. Adapun busana bisa dilihat dari ‘permukaan’ tetapi
tersebut meliputi Pakaian seragam hanya bisa disimpulkan dari prilakunya
(uniform) yang biasa dipakai oleh dalam keseharian. Lakon ini menegas-
Pegawai PJKA, pakaian malam yang kan bahwa ketulusan cinta ternyata
biasa dikenakan bapak-bapak, beberapa tidak sesederhana tutur kata, kehanga-
pakaian batik (khas Jawa), pakaian tan sikap, perhatian berlebih dan
wanita sehari-hari sederhana yang kalimat-kalimat menghibur tetapi juga
dikenakan Ismiyati dan Pakaian wanita kesediaan untuk berkorban dan kere-
glamour yang dikenakan Mursiwi. Se- laan untuk menerima orang yang di-
dangkan rias yang dipergunakan dalam cintainya tersebut secara apa adanya.
pementasan Senja dengan Dua Kelelawar Inilah universalitas nilai yang sebenar-
karya Kirdjomulyo meliputi dua jenis nya sangat menarik untuk di kedepan-
rias, yakni rias korektif dan rias kan terlebih untuk mengaksentuasikan
karakter. Rias korektif ditampilkan pada nilai-nilai islami sebagai karakter paling
tokoh Ismiyati dan Suwarto, sedangkan hakiki dalam spirit ke-Melayu-an.
rias karakter digunakan pada tokoh pak Lakon Senja dengan Dua Ke-
Marsudi, Siswoyo, Tomokaryo dan lelawar karya Kirdjomulyo adalah lakon
yang bergaya realisme. Hal tersebut dua gesture pemeranan, sebagai gesture
dapat disimak pada gaya dialognya yang yang dominan yang dipakai dalam
masih keseharian, kejelasan identitas pementasan. Gesture tersebut meliputi
tokoh yang terlibat konflik, ketegasan gesture empatik dan gestur ilustratif.
dalam penggambaran latar cerita, dan Gesture empatik dipergunakan saat para
suspen-suspen pertujukan yang menun- tokoh tampil dalam situasi 'wajar', dan
jukan kausalitas yang jelas. Sebagai pada saat para tokoh didera kesedihan
lakon Realime maka lakon ini memiliki atau kemarahan, sedangkan gesture
berbagai kecenderungan sebagai lakon ilustratif dipergunakan pada saat para
yang dapat digolongkan dalam well tokoh berada dalam situasi tertekan
made play. yang memuncak.
Berpijak pada gaya pementasan Proses perwujudan pentas direa-
realisme (presentatif) tersebut maka lisasikan melalui suatu metode penyu-
bentuk-bentuk pengadaptasian, peng- tradaran. Tahapan metode tersebut
olahan-pengolahan naskah secara 'ra- meliputi: tahap pencarian, tahap pem-
dikal', perubahan-perubahan struktur berian isi, tahap pengembangan dan ta-
dramatik sama sekali tidak menjadi hap pemantapan. Tahap pencarian
bagian dari konsep kerja penyutra- memiliki ruang lingkup kreativitas yang
daraan. Pijakan yang menjadi acuan bertumpu pada penafsiran dan pema-
dalam konsep penyutradaraan lakon haman lakon. Pemahaman dan pe-
Senja dengan Dua Kelelawar karya nafsiran tersebut diwujudkan melalui
Kirdjomulyo adalah berpedoman pada penggambaran transformasi teks ke
jalinan konflik yang otentik dari naskah dalam pementasan melalui pembuatan
tersebut. Penambahan dan pengubahan desain akting, desain artistik dan pe-
dalam naskah hanya dilakukan dalam rencanaan ilustrasi. Tahap pemberian isi
kadar yang tidak "melebarkan" atau dilakukan dengan menekankan motivasi
"mempersempit" sruktur dramatik atau aksi pada eksplorasi pemeranan. Ta-
konflik dalam lakon. Penambahan hapan pengembangan adalah mem-
tersebut ljuga ebih diorientasiakan pada bangun ujud permainan secara utuh
pertimbangan dalam mempermudah dalam bingkai artistik secara menye-
komunikasi pertunjukan dengan penon- luruh, sedangkan tahap pemantapan
ton (audiens). Merujuk hal tersebut adalah mewujudkan detail-detail pe-
maka mekanisme kerja penyutradaraan mainan sehingga seluruh elemen-ele-
masihlah mengarah pada upaya untuk men pertunjukan mampu tersajikan
memproyeksinya naskah ke dalam rapid dan padu. Tahapan ini menjadi
pementasan yang bergaya realisme. pedoman dalam pelaksanaan latihan
Penjabaran pendekatan presen- yang meliputi reading, bloking, dan
tatif tersebut, diwujudkan dalam opti- Finishing.
malisai keaktoran sebagai pusat per-
hatian tontonan, dengan penggunaan DAFTAR PUSTAKA