Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AGENDA 3

MANAJEMEN ASN
SMART ASN DALAM LITERASI DIGITAL
(Rabu, 29 Juni 2022)

LATSAR 33 KELOMPOK 3.1


Disusun Oleh:
1. Danang Ariyanto (199005072022031007)
2. Muhammad Habibbulloh (199007232022031007)
3. Riskyana Dewi Intan P (199405212022032028)
4. Yurizka Melia Sari (199005232022032012)

Juni 2022
1. Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=9P51sCpTWOg

2. Ringkasan Isu Kasus


Rektor Universitas Gajah Mada pada tanggal 18 April 2022 memanggil Karna
Wijaya, dosen sekaligus guru besar fakultas MIPA UGM yang diduga menyebarkan
ujian kebencian terhadap Ade Armando. Dosen UGM Karna Wijaya hari ini memenuhi
Panggilan rektor untuk dimintai penjelasan soal isi unggahan di media sosial terkait Ade
Armando.
Setelah memberi penjelasan kepada rektor kasus ini selanjutnya akan ditangani
dewan kehormatan universitas. Penjelasan Karna Wijaya akan menjadi dasar proses

1
pemeriksaan dewan kehormatan. Seusai memenuhi Panggilan rektor UGM Karna Wijaya
menyatakan, permohonan maaf atas isi unggahan yang dituliskan di media sosial karena
membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
Karna Wijaya menjelaskan unggahan yang ia tulis dimanfaatkan oleh pihak
tertentu untuk menyerang dirinya. Di akun media sosialnya, dosen UGM Karna Wijaya,
sebelumnya mengunggah foto Ade Armando dan yang diberikan tulisan yang diduga
berisi ujaran kebencian. Unggahan tersebut berkaitan dengan Ade Armando yang
menjadi korban pengeroyokan pada demo di depan DPR pada 11 April lalu.

3. Uraikan keterkaitan isi video dengan materi Manajemen ASN


Pemerintah memberantas penyebaran berita palsu (hoax) dan ujaran
kebencian bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang berpotensi
sebagai sumber perpecahan bangsa, Badan Kepegawaian Negara (BKN) menegaskan
bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) diminta menjalankan fungsinya sebagai perekat dan
pemersatu bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN.
Mengantisipasi hal tersebut, BKN akan melayangkan imbauan bagi Pejabat
Pembina Kepegawaian (PPK) Instansi Pusat dan Daerah untuk melarang ASN di
lingkungannya menyampaikan dan menyebarkan berita berisi ujaran kebencian
perihal SARA, serta mengarahkan ASN agar tetap menjaga integritas, loyalitas, dan
berpegang pada empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Berikut bentuk aktivitas ujaran kebencian yang masuk dalam kategori
pelanggaran disiplin:
1. Menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis lewat media sosial yang
bermuatan ujaran kebencian terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Pemerintah;
2. Menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis lewat media sosial yang
mengandung ujaran kebencian terhadap salah satu suku, agama, ras, dan antar
golongan;
3. Menyebarluaskan pendapat yang bermuatan ujaran kebencian (pada poin 1 dan 2)
melalui media sosial (share, broadcast, upload, retweet, repost instagram dan
sejenisnya);

2
4. Mengadakan kegiatan yang mengarah pada perbuatan menghina, menghasut,
memprovokasi, dan membenci Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Pemerintah;
5. Mengikuti atau menghadiri kegiatan yang mengarah pada perbuatan menghina,
menghasut, memprovokasi, dan membenci Pancasila, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Pemerintah;
6. Menanggapi atau mendukung sebagai tanda setuju pendapat sebagaimana pada
poin 1 dan 2 dengan memberikan likes, dislike, love, retweet, atau comment di media
sosial.
Dalam kasus Karna Wijaya, dosen sekaligus guru besar fakultas MIPA UGM
yang diduga menyebarkan ujian kebencian terhadap Ade Armando melanggar integritas
ASN dalam bentuk penyebaran ujaran kebencian melalui media sosial. Hal ini tidak
sesuai dengan aspek SMART ASN dalam menjaga integritas sebagai ASN. Aparatur Sipil
Negara dituntut untuk selalu bertindak secara konsisten sesuai dengan nilai, norma, etika
organisasi. Kejujuran hal yang penting dalam bekerja baik itu dengan atasan, bawahan
dan sesama rekan kerja lainnya.
4. Hikmah pembelajaran dari Uraian Video Pelanggaran ASN
Bercermin dari kasus yang ada di video di atas, hendaknya kita selalu
berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Jangan sekali-kali melakukan hate speech
terhadap siapapun. Hate Speech (Ucapan Penghinaan/atau kebencian) adalah tindakan
komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi,
hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai
aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual,kewarganegaraan,
agama, dll. Jika ada ungkapan mulutmu harimaumu, maka saat ini jarimu adalah
harimaumu.
5. Buatlah, saran sesuai dengan isu kasus dan uraian video pelanggaran ASN

● Karna Wijaya sebagai Dosen dan Guru Besar di UGM seharusnya menjadi teladan
dan penegak kode etik di bagi mahasiswa, tenaga pendidik, maupun dosen yang lain
lingkungan kampus.
● Dalam hal ini Dewan Kehormatan Universitas (DKU) yang bertugas melaksanakan
pemeriksaan atas pelanggaran Kode Etik dan Tata Perilaku di lingkungan universitas
perlu melakukan sosialisasi dan pendidikan tentang etika bermedia sosial yang

3
berfokus pada hak dan kebebasan dalam menciptakan masyarakat yang damai secara
rutin kepada semua sivitas akademik di universitas.
● Sebagai Dosen kita perlu meningkatkan kapasitas personal kita dalam hal literasi
digital, salah satunya agar bisa menghindari isu-isu kontemporer tentang literasi
digital yang salah satunya adalah hate speech.
● Kita juga perlu mempelajari dan mengetahui undang-undang yang berlaku, dan
mengatur penggunaan media sosial menjadi lebih positif dengan menghindari
mengikuti akun-akun yang memicu kebencian. Jika diperlukan, kita bisa melaporkan
akun atau hate speech yang muncul kepada pihak aplikasi untuk menghilangkan
konten terkait dari media sosial.

Anda mungkin juga menyukai