Anda di halaman 1dari 52

TERBATAS

OPTIMALISASI KEPEMIMPINAN DANDIM


DALAM MENGHADAPI DINAMIKA SOSIAL DI MASYARAKAT

BAB – I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Sejak bergulirnya era reformasi yang ditandai dengan lengsernya masa


pemerintahan Presiden Soeharto dan berlanjut pada multi krisis yang
berkepanjangan muncul beberapa fenomena yang berkembang dalam dinamika
sosial masyarakat yang antara lain adanya kebebasan berpendapat dan
berekspresi. Kebebasan berpendapat dan berekspresi adalah merupakan ciri dari
sebuah demokrasi, namun karena berbagai faktor dan kesiapan masyarakat
dalam berdemokrasi belum sepenuhnya memahaminya, maka kran demokrasi
yang telah dibuka mengalami berbagai pembiasan. Pembiasan demokrasi yang
terjadi di masyarakat melahirkan sifat masyarakat yang responsif terhadap
berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari, masyarakat
menjadi semakin berani dan merasa kebebasan berekspresinya terlindungi 1.
Salah satu contoh reaksi masyarakat adalah ketika terjadi perbedaan antara
harapan dan kenyataan dengan cepat direspon melalui tindakan yang brutal
tanpa memikirkan akibat yang timbul dari tindakan yang telah mereka buat, hal
ini menandakan bahwa ketahanan nasional masyarakat sudah mulai menurun.

b Mencermati dinamika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat seperti


tersebut diatas berpengaruh pula pada TNI, TNI sebagai organisasi militer
mempunyai tugas sebagai mana tercantum dalam UU no 34 tahun 2004 pasal 7.
TNI AD sebagai bagian dari TNI mempunyai salah satu fungsi yaitu

/pemberdayaan...

1)
Basrowi dan Sukidin, Kekerasan kolektif kajian dari persektif teori, Teori Perlawanan dan Kekerasan kolektif,
Edisi pertama tahun 2003 hal 153.
TERBATAS
TERBATAS
2

pemberdayaan wilayah, hal ini sesuai dengan UU no 34 Tahun 2004 pasal 7


ayat (2) “b angka 8 “ yang berbunyi “Memberdayakan wilayah pertahanan dan
kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta”.
Pemberdayaan wilayah dilaksanakan oleh Komando kewilayahan dan satuan non
Komando kewilayahan, satuan kewilayahan terdepan yang menyelenggarakan
pemberdayaan wilayah adalah satuan setingkat KODIM.
Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dewasa ini diperlukan
kepemimpinan seorang pemimpin/komandan yang kredibel, mampu
mengaplikasikan kepemimpinan dalam pembinaan kemampuan wilayah yang
dihadapkan pada perkembangan dinamika sosial yang sesuai dengan UU no 3
pasal 20 ayat (2) “ segala sumber daya nasional berupa sumber daya manusia,
sumber daya alam dan buatan,nilai – nilai, teknologi dan dana dapat di daya
gunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

c. Dihadapkan pada kondisi dan tantangan tugas yang dihadapi beberapa


tahun terakhir ini masih ada gaya kepemimpinan Komandan satuan yang bergaya
feodalistik dimana dalam setiap pelaksanaan tugas tidak mencerminkan sebagai
pengayom, sebagai guru, sebagai bapak dan sebagai pelindung bagi anak buah
sehingga mengakibatkan menurunnya sistem kerja satuan karena tidak adanya
interaksi dua arah antara komandan dan anak buah. Serta masih ada Dandim
yang kurang dalam hal mengatur satuannya, pengembangan inisiatif dan
2
pemahaman tugas. sehingga dalam pelaksaan tugasnya seolah olah asal
berjalan tidak berdasarkan konsep dan tidak mengacu kepada program maupun
aturan yang berlaku dilingkungan TNI. Hal ini apabila tidak segera dirubah akan
berdampak pada pelaksanaan tugas pokok satuan yang semakin komplek
dihadapkan pada perkembangan situasi yang terjadi dewasa ini. Dalam upaya
mengembangkan kepemimpinan tersebut maka perlu adanya pengoptimalan
kepemimpinan dalam hal manajerial, pengembangan inisiatif, gaya
kepemimpinan dan pemahaman tugas.
/2. Maksud...

2)
Ceramah KSAD pada pembukaan apel Dandim dan Danrem tahun 2003, di SECAPA -AD

TERBATAS
TERBATAS
3

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang upaya yang di tempuh


dalam mengoptimalkan kepemimpinan Dandim dalam menghadapi dinamika
sosial masyarakat.

b. Tujuan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi komando


atas dalam mengoptimalkan kepemimpinan Dandim sehingga dapat
menyesuaikan dengan perkembangan yang ada.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut. Ruang lingkup tulisan ini menguraikan
tentang upaya yang dilaksanakan dalam mengoptimalkan kepemimpinan Dandim
dengan dibatasi pada manajerial, pengembangan inisiatif, gaya kepemimpinan dan
pemahaman tugas dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Latar belakang pemikiran.
c. Kondisi Kepemimpinan Dandim saat ini.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi.
e. Kondisi Kepemimpinan Dandim yang diharapkan.
f. Optimalisasi kepemimpinan Dandim.
g. Penutup.

4. Pendekatan. Pembahasan tulisan ini menggunakan pendekatan teori


kepemimpinan dengan metoda deskriptif analisis melalui pengamatan dan pengalaman
dilapangan.

/5. Pengertian...

TERBATAS
TERBATAS
4

5. Pengertian.

a. Kepemimpinan3 adalah Seni dan kecakapan dalam mempengaruhi dan


membimbing bawahan yang dilaksanakan melalui suatu proses, sehingga dari
yang dipimpin timbul kemauan, kepercayaan, hormat dan ketaatan yang
diperlukan dalam penunaian tugas - tugas yang dipikulkan kepadanya, dengan
menggunakan alat dan waktu, tetapi mengandung keserasian antara tujuan
kelompok atau kesatuan dengan kebutuhan – kebutuhan atau tujuan – tujuan
perorangan.

b. Pemimpin adalah orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk
menjalankan suatu organisasi sehingga memiliki wewenang penuh terhadap
organisasi tersebut.

c. Dinamika sosial adalah Segala sesuatu kegiatan masyarakat yang peduli


terhadap kepentingan umum yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi kehidupan
yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

d. Manajerial adalah Gaya seseorang dalam kepengurusan atau


ketatalaksanaan penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran
yang diinginkan.

e. Inisiatif adalah usaha seseorang untuk mengembangkan suatu tindakan


yang ditujukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pencapaian tugas.

/BAB II...

BAB II
3)
NS KEPIMIMPINAN TNI, hal 2, No 52-04-B1-A-0201

TERBATAS
TERBATAS
5

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum.

a. Perkembangan arus global dan arus reformasi yang melanda bangsa


Indonesia telah membawa perubahan yang cukup mendasar dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara, dinamika sosial masyarakat yang banyak
menuntut adanya perubahan dalam berbagai bidang kehidupan memerlukan
perhatian khusus karena tuntutan yang di inginkan tidak mungkin terpenuhi
seluruhnya. TNI sebagai suatu institusi tidak terlepas dari tuntutan masyarakat
karena selama beberapa dekade TNI mendominasi setiap sektor kehidupan
berbangsa dan bernegara.

b. Peran TNI yang berhubungan langsung dengan tatanan kehidupan


masyarakat adalah satuan – satuan kewilayahan sehingga dalam menghadapi
dinamika sosial masyarakat dewasa ini di perlukan Peran TNI yang berhubungan
langsung dengan tatanan kehidupan masyarakat adalah satuan – satuan
kewilayahan.

7. Landasan teori.4

a. Kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan ini tidak bersifat


membimbing, tetapi lebih bersifat memerintah dan mengendalikan bawahan
agar mereka dengan disiplin yang keras dan rasa loyalitas yang tinggi dapat
mencapai misi/tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin. Pola kepemimpinan ini
baik atau burkuk masih harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan
yang ada, terutama pada saat – saat bawahan tidak mempunyai lagi inisiatif dan
semangat juang pola kepemimpinan ini sering digunakan.
/b. Kepemimpinan...

4)
NS KEPIMIMPINAN TNI, hal 12, 13,14 dan 19 No 52-04-B1-A-0201

TERBATAS
TERBATAS
6

b. Kepemimpinan demokratis. Kepemimpinan ini bersifat


membimbing bawahan. Seorang pemimpin dituntut untuk menjelaskan
kebijaksanaan umum kepada bawahannya dengan pedoman - pedoman yang
tidak mengikat. Bawahan diharapkan dapat memilih cara - cara yang dikehendaki
dalam mencapai tujuan dan dengan demikian secara sepontan timbul rasa
kesadaran akan tanggung jawab bawahan terhadap pencapaian tujuan bersama.

c. Kepemimpinan paternalistis. Dalam kepemimpinan ini


pemimpin dianggap juga sebagai ayah yang harus melindungi bawahan seperti
keluarga sendiri. Pemimpin harus menjadi tauladan dan panutan bagi anak
buahnya.

d. Kepemimpinan situasional. Dalam kepemimpinan ini seorang


pemimpin dapat menggunakan pola-pola kepemimpinan baik pola otoriter, pola
demokkratis maupun pola paternalis yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi.

e. Kepemimpinan sosial. Kepemimpinan yang langsung berkaitan


dengan tugas-tugas sosial atau kemasyarakatan.

f. Prinsip-prinsip kepemimpinan. Prinsip kepemimpinan adalah


kebenaran fundamental yang telah diakuai dan terbukti kebenarannya dalam
suatu palaksanaan kepemimpinan.

8. Fungsi teritorial. 5Pembinaan teritorial merupakan pengolahan semua aspek


kehidupan baik sumber daya alam/buatan, sumber daya manusia dan sarana prasarana
nasional yang merupakan tanggungjawab segenap komponen bangsa yang menjadikan
kekuatan wilayah sebagai kondisi ruang, alat dan kondisi juang guna terwujudnya daya
tangkal dan ketahanan wilayah serta berfungsinya sistem bela negara bagi kepentingan
negara. Dalam mewujudkan pembinaan tersebut perlu adanya mekanisme dan tata
kerja yang sistematis.
/8. Tugas...

5
Kol kav Ena Sumarna S, Karya vira jati, Peran koter dalam mewujudkan integrasi bangsa, hal 28

TERBATAS
TERBATAS
7

9. Tugas pokok Kodim6. Menyelenggarakan pembinaan teritorial, pembinaan


satuan dan perlawanan rakyat secara terus menerus diwilayahnya untuk menciptakan
ketahanan suatu wilayah dalam rangka mendukung tercapainya tugas pokok Korem.

10. Landasan pemikiran.


a. Landasan Idiil Pancasila. Pancasila merupakan landasan Idiil bagi
kehidupan bangsa Indonesia dimana nilai – nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan landasan bagi kehidupan TNI dalam pengawal dan
pengaman cita – cita nasional yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera adil
dan makmur.

b. Landasan konstitusional. UUD 1945 merupakan sumber hukum


dari hukum yang berlaku di Indonesia sehingga UUD 1945 dapat dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga
terwujud suatu kesatuan pertahanan negara dalam rangka melindungi
kedaulatan bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

c. Landasan hukum.
1) UU NO 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dalam
penyelenggaraan pertahanan negara setiap warga negara mempunyai hak
dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara sebagai
pencerminan kehidupan berbangsa yang menjamin hak – hak warga
negara untuk hidup serta adil, aman, damai dan sejahtera.

2) UU NO 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. TNI


sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia bertugas
melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi keselamatan
bangsa dari ancaman militer maupun ancaman non militer.
/d. Landasan...

6)
NS BUJUK LAP KODIM, PL TER -03 Skep /25/IV/2004, hal 4.

TERBATAS
TERBATAS
8

d. Landasan operasional.

1) Sapta Marga. Nilai – nilai yang terkandung dalam Sapta


Marga merupakan sendi – sendi disiplin yang kokoh, kode etik dalam
pergaulan, kehormatan dan perjuangan sehingga Sapta Marga merupakan
pegangan bagi prajurit dalam setiap melaksanakan tugas.

2) 8 wajib TNI. Merupakan pedoman dalam tata laku


kehidupan seorang prajurit sehingga seorang prajurit senantiasa harus
menjadi contoh dan tauladan dalam setiap gerak langkah kehidupan
sehari - harinya baik dilingkungan TNI maupun dilingkungan masyarakat.

/BAB III...

TERBATAS
TERBATAS
9

BAB III
KONDISI KEPEMIMPINAN DANDIM SAAT INI
11. Umum.

a. Kegiatan pemberdayaan wilayah merupakan suatu kegiatan yang dinamis


sesuai dengan tuntutan perkembangan situasi. Pemberdayaan yang dilakukan
selama ini mencakup bidang yang cukup luas yaitu pemberdayaan sumberdaya
alam, sumberdaya buatan dan pemberdayaan sarana dan prasarana guna
mendukung terciptanya pertahanan Negara yaitu sistem pertahanan semesta.

b. Pemberdayaan wilayah yang dilaksanakan oleh satuan kewilayahan


secara umum dapat dilaksanakan dengan baik namun dihadapakan pada
perubahan situasi ada kecenderungan sebagian kecil satuan kewilayahan tidak
maksimal dalam melaksanakan tugasnya hal ini dapat dilihat dari adanya
beberapa kejadian di wilayah seperti peledakan bom, masyarakat takut melapor
ke satuan ( satuan teritorial ) dan adanya keragu-raguan aparat wilayah dalam
melaksanakan tugasnya. Kondisi dinamika masyarakat yang terus berkembang
akan berdampak pada pola dan tatanan kehidupan baik dilingkungan masyarakat
maupun dilingkungan satuan kewilayahan. Dalam menghadapi kondisi tersebut
diperlukan pemimpin yang mempunyai inisiatif dan motivasi yang tinggi serta
pemimpin yang memahami terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Kondisi saat
ini masih ada Dandim yang kurang dalam hal manajerial, gaya kepemimpinan,
pengembangan inisiatif dan pemahaman tugas7.

12. Manajerial. 8. Pada dasarnya berjalan atau tidaknya organisasi / satuan


tergantung pada bagaimana seorang pemimpin mampu mengatur tugas yang diberikan
dalam pencapaian tujuan yang dicapai. Kenyataan dilapangan masih ada seorang
pemimpin / komandan yang belum mampu mengatur satuannya dalam setiap
pelaksanaan tugas yang diberikan hal ini dapat terlihat dari:
/a. Sumber...

7)
Brigjen TNI Drs Heriyono, M Psi. Gema Infanteri membangun diri menjadi pemimpin masa depan yang tangguh
dalam menghadapi tantangan perubahan jaman. Edisi 75 hal 13
8)
Kap inf Yudi P, Gema Infanteri, Perspektif lain kepemimpinan, Edisi 74 hal 31.

TERBATAS
TERBATAS
10

a. Sumber Daya Manusia. Pada intinya manajerial dengan kata lain adalah
keteraturan dan kesadaran dalam menyelesaikan tugas. Hal ini tidak mungkin
tercipta apabila sumber daya manusia baik komandan juga bawahan tidak
mampu menganalisa suatu sistem yang berlaku di tubuh TNI dihadapkan pada
dinamika sosial yang terus berkembang.

b. Sistem Birokrasi sebagai software. Pola kerja institusi pasti berbeda


dengan pola kerja individu. Namun sistem itu pada awalnya dibuat untuk
mempermudah dalam pelaksanaan tugas, kenyataan dilapangan atau kondisi
masyarakat kadang berbanding terbalik atau sangat berbeda dari sistem yang
sudah ditetapkan oleh komando atas.

c. Fasilitas sebagai hardware. Ketika sumber daya manusia sudah


terpenuhi, ketika sistem sudah sangat relevan, satu hal yang menjadi komponen
manajerial dapat berjalan optimal, yakni prasarana. Kondisi saat ini banyak
fasilitas yang sudah ketinggalan zaman, bahkan rusak karena dimakan waktu
atau terlalu sering dipakai untuk kegiatan juga latihan.

13. Pengembangan Inisiatif. Kondisi saat ini masih ada kepemimpinan


satuan kewilayahan yang terjebak pada rutinitas pekerjaan yang terkesan asal jalan
yang penting membuat laporan sesuai program dari komando atas sehingga setiap
kegiatan yang telah diprogramkan tidak berjalan maksimal apabila dikaitkan dengan
kondisi satuan baik dari segi personel maupun perlengkapan yang dimiliki serta
pengaruh dari lingkungan memerlukan inisiatif seorang Komandan satuan untuk dapat
menyesuaikan dengan perubahan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari :

a. Pembinaan Satuan.
1) Personel. Masih banyaknya personel yang membuat
pelanggaran seperti : disersi, beristri dua, terlibat dalam komplotan
pencuri, melindungi perjudian dan lain-lainnya yang dapat merusak citra
TNI khususnya aparat teritorial serta adanya kecenderungan penempatan
personel yang berdasarkan suka dan tidak suka.
/2) Kegiatan...

TERBATAS
TERBATAS
11

2) Kegiatan. Masih ada satuan yang dalam melaksanakan kegiatan


terkesan asal jalan sehingga program dari komando atas tidak berjalan
maksimal, kegiatan yang dilaksanakan fiktif yang penting membuat
rencana dan laporan hal ini dapat dilihat bahwa inisiatif dari Komandan
satuan sangatlah kurang karena tidak bisa membaca situasi yang ada
dengan kondisi yang dihadapi tidak sejalan.

3) Pangkalan. Kenyataan yang ada bahwa banyak pangkalan satuan


kewilayahan yang tahun pembuatannya sudah cukup lama sehingga
banyak bangunan baik pangkalan perkantoran maupun perumahan yang
rusak sehingga tidak nyaman dilihat dan dipakai untuk melaksanakan
tugas sehari-hari.

4) Piranti lunak. Sebagai dasar/pedoman dalam pelaksanaan tugas


disatuan kewilayahan adalah adanya piranti lunak, sehingga setiap
program yang telah dikeluarkan oleh komando atas selalu berpatokan
pada piranti lunak yang ada. Pada kenyataannya masih ada satuan yang
kurang memperhatikan masalah piranti lunak sehingga dalam pelaksanaan
tugas terkesan asal jalan tanpa berpedoman pada norma yang berlaku.

5) Latihan. Rutinitas kegiatan sedikit banyak akan berdampak


pada kondisi satuan hal ini dapat dilihat dari Program latihan yang
diturunkan sesuai direktif dari komando atas tidak dapat berjalan
maksimal karena antara jadwal dan kegiatan diluar program kadang –
kadang tidak singkron, sehingga masih ada satuan yang melaksanakan
program latihan hanya fiktif saja. Apa bila hal tersebut dibiarkan maka
prajurit akan terpola pada kebiasaan yang kurang baik sehingga
kemampuan dibidang teknik dan taktik akan semakin hilang.

/b Pembinaan...

TERBATAS
TERBATAS
12

b. Pembinaan keluar. Kejadian-kejadian yang terjadi dibeberapa wilayah


seperti adanya peledakan bom, maraknya unjuk rasa, perusakan hutan dan
adanya perkelahian antar warga menunjukan lemahnya pembinaan dan inisiatif
Dansat dalam membina wilayahnya.

1) Lingkungan pendidikan umum (sipil). Lingkungan pendidikan mulai


dari sekolah dasar hingga universitas, selama ini belum optimal
mengetahui khusunya tentang tugas dan tanggung jawab Kodim.

2) Lingkungan Pemda. Lingkungan Pemda juga masih belum optimal


dalam memahami akan tugas Kodim. Yang diketahui dalam lingkungan
Pemda hanya TMMD(TNI manunggal membangun desa), TMSS (TNI
Manunggal Satata Sariksa ) dan karya bhakti. Hal ini dapat terlihat dalam
RAKORBANGDA, dimana masih banyak Kodim yang tidak dilibatkan dalam
rapat koordinasi tersebut.

3) Masyarakat. Saat ini mayoritas masyarakat masih belum


mengetahui dan memahami pentingnya Binter bagi masyarakat.
Masyarakat hanya tahu tentang TMMD, Bhakti Sosial, Sunatan massal
yang diselenggarakan oleh Kodim. Hal yang lebih esensial dan bernilai
strategis masyarakat masih belum mengetahuinya, hal ini disebabkan
pejabat Kodim bersifat statis dan pasif.

4) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sesuai perkembangan


situasi telah tumbuh beberapa LSM diwilayah yang bertujuan untuk
membantu rakyat kecil namun dalam pelaksanaan dilapangan
keberadaan LSM masih banyak yang dimanfaatkan untuk mencari
keuntungan, sesuai dengan peran dan fungsinya, komando kewilayahan
harus dapat mengakomodir setiap organisasi kemasyarakatan agar selalu
menjaga dan membantu kesulitan masyarakat.

/5) Generasi...

TERBATAS
TERBATAS
13

5) Generasi Muda. Pembinaan terhadap generasi muda penting


untuk dilaksanakan karena generasi muda merupakan penerus bangsa dan
merupakan kekuatan ampuh dalam pertahanan negara. Paling tidak
pemuda dapat membantu tugas-tugas pejabat Kodim dan dapat diberikan
tugas oleh pejabat Kodim demi keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Namun kenyataannya belum sepenuhnya pejabat
Kodim melaksanakan pembinaan terhadap generasi muda.

14. Gaya Kepemimpinan. Dalam setiap organisasi / kesatuan sudah pasti


terdiri dari berbagai sifat dan watak dari anggota bawahan, sifat dan watak tersebut ada
yang secara dewasa dan sadar keberadaannya sebagai seorang bawahan, namun ada
pula yang tidak bersikap dewasa. Dari hasil pengamatan beberapa tahun terakhir telah
terjadi penurunan / degdrasi kepemimpinan di satuan baik satuan tempur maupun
satuan kewilayahan, hal ini ditandai dengan masih adanya gaya kepemimpinan
feodalistik sehingga efektivitas dalam menjalankan tugas tidak optimal. Adapun gaya
kepemimpinan feodal ditandai dengan :

a. Pemimpin/komandan yang bersifat otoriter. Pemimpin tidak mau


berdiskusi dengan bawahan dan menerima masukan dari bawahan atau tidak
bersifat demokratis. Bahkan ada kecenderungan pimpinan/komandan
memaksakan kehendak terhadap anak buahnya.9

b. Pemimpin/komandan yang bersifat konservatif/tradisional. Sifat pemimpin


ini biasanya merasa paling benar dihadapan anak buahnya. Dan menganggap
pangkat lebih rendah berati lebih bodoh dalam segala hal.

c. Pemimpin/komandan kurang memilki inisiatif. Masih ada pemimpin yang


tidak memilki inisiatif hingga penyelesaian masalah cenderung dibenturkan
dengan birokrasi yang panjang. Yang pada akhirnya masalah sering kali tidak
terpecahkan.
/d. Pemimpin...

9)
NS KEPIMIMPINAN TNI, hal 10, No 52-04-B1-A-0201

TERBATAS
TERBATAS
14

d. Pemimpin/komandan tidak bersifat aspiratif. Tidak memberikan ruang bagi


bawahan dan masyarakat luas dalam berpendapat. Sehingga banyak aspek yang
seharusnya terselesaikan malah menjadi terhambat.

15. Pemahaman Tugas. Dalam menjalankan suatu organisasi/satuan masing-


masing posisi mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda sesuai dengan jabatan
masing – masing. Mengacu pada hakekat TNI sebagai alat pertahanan negara
pemahaman tugas menjadi sangat penting agar tidak menyalahi aturan yang sudah
ditetapkan. TNI mempunyai undang-undang tersendiri yang khusus mengaturnya yakni
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia, khususnya diatur dalam bagian ketiga mengenai tugas di pasal 7. Dalam
menjalan peran dan fungsinya seorang Komandan kodim mempunyai tanggung jawab
sebagai berikut:10

a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan satuannya didalam


penyelenggaraan Binter yang dilaksanakan secara terus menerus guna
mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

b. Melaksanakan pembinaan satuan untuk memelihara dan meningkatkan


kemampuan personel kodim guna mendukung tugas pokok.

c. Melaksanakan pembinaan perlawanan rakyat untuk menyiapkan


komponen cadangan dan komponen pendukung dalam rangka pertahanan
negara aspek darat diwilayah kodim.

d. Mengendalikan kegiatan pemeliharaan alat peralatan berada dalam tugas


dan tanggung jawabnya.

/e. Mengadakan...

10)
NS Bujuk lap KODIM PL : TER -03 Skep /25/IV/2004, hal 4.

TERBATAS
TERBATAS
15

e. Mengadakan koordinasi dan mengadakan hubungan kerjasama dengan


instansi terkait diwilayahnya.

f. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Danrem.

Dari gambaran diatas belum sepenuhnya teraplikasi dengan baik sebab tingkat
manajerial belum berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan masih ada
pimpinan dan bawahan kurang memahami tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
jabatannya.

/BAB IV...

TERBATAS
TERBATAS
16

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

16. Umum. Berdasarkan perkembangan teknologi di berbagai bidang kehidupan


manusia mau tidak mau lingkungan masyarakatpun ikut dalam arus perubahan tersebut.
Namun sejalan dengan perubahan tersebut telah terjadi pembiasan hal ini dikarenakan
masyarakat di Indonesia masih terbilang baru dalam memahami proses demokrasi.
Sesuai hal tersebut maka ada dua faktor yang dapat mempengaruhi terhadap
kepemimpinan Komandan kodim dalam pembinaan satuan maupun pembinaan wilayah
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

17. Faktor eksternal.

a. Peluang.

1) Dalam Kebijakannya, Kasad telah menetapkan bahwa Binter adalah


merupakan salah satu fungsi TNI-AD dalam pertahanan wilayah dan
prajurit diharuskan meningkatkan profesionalismenya. Hal ini menandakan
tidak ada kata lain bahwa setiap prajurit di satuan setingkat KODIM tidak
boleh ragu-ragu lagi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembina
masyarakat di wilayahnya. Selain itu diwajibkan untuk meningkatkan
profesionalismenya yaitu mahir dalam taktik, teknik kemiliteran dan
dicintai oleh rakyat. Kebijaksanaan ini merupakan peluang dalam
melaksanakan tugas pembinaan masyarakat dan mengoptimalkan kinerja
pimpinan di satuan setingkat KODIM.

2) Digunakannya paradigma nasional sebagai landasan berpikir dalam


memecahkan berbagai permasalahan dalam dinamika sosial kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini merupakan peluang bagi
peningkatan kemampuan dan pengembangan inisiatif bagi pimpinan di
satuan setingkat KODIM.
/3) Kemajuan...

TERBATAS
TERBATAS
17

3) Kemajuan Ilpengtek. Perkembangan yang pesat dalam ilmu


pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang informasi,
telekomunikasi, komputer dan transportasi menyebabkan terjadinya
interaksi budaya antar bangsa dan melahirkan masyarakat global.
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan peluang bagi
komandan satuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan baik
pengetahuan tentang kemiliteran maupun pengetahuan umum.

4) Lembaga pendidikan. Dalam pelaksanaan tugas TNI untuk


menghadapi berbagai fenomena dalam dinamika sosial di masyarakat
sebenarnya sudah tertata cukup baik, sehingga keberadaan lembaga ini
perlu dimanfaatkan dengan baik untuk mengoptimalkan kepemimpinan di
satuan setingkat KODIM.

5) Reformasi Internal TNI11. Reformasi internal TNI sebagai


implementasi paradigma baru TNI merupakan momentum untuk
mengadakan penyesuaian yang diperlukan sebagai bagian dari reposisi
TNI dan sebagai bagian dari sistem nasional yang mampu menghadapi
dinamika sosial di masyarakat.

b. Kendala.

1) Adanya anggapan dari masyarakat bahwa aparat keamanan selalu


lamban dalam menyelesaikan setiap permasalahan atau kasus yang
terjadi diberbagai tempat, dan adanya pendapat bahwa soal keamanan
adalah tanggung jawab TNI dan Polri bukan masyarakat.

2) Terbatasnya dana anggaran dari pemerintah mempengaruhi


minimnya alut sista yang dimiliki oleh satuan kewilayahan akan
berdampak pada kualitas kepemimpinan Dandim dalam menghadapi
kondisi masyarakat yang semakin dinamis.
/3) Era...
11)
Paradigma baru Peran TNI, Reformasi Internal TNI Edisi III Tahun 1999, hal 16.

TERBATAS
TERBATAS
18

3) Era globalisasi. Adanya kecenderungan masyarakat


ketergantungan pada segala sesuatu yang berbau luar negeri dalam
setiap aspek kehidupan. Sehingga mengakibatkan keterbukaan disegala
bidang tanpa diikuti oleh kedewasaan berfikir dan berbuat yang pada
akhirnya akan melahirkan pertikaian yang berbau SARA, tindakan anarkis
dan tindakan – tindakan yang dapat mempengaruhi stabilitas ketahanan
wilayah. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi setiap Komandan
kodim dalam melaksanakan tugasnya.

4) Kemampuan dan kekuatan Hankamneg sangat terbatas/ tidak


memadai bila dihadapkan tuntutan dan perkembangan dari berbagai
kalangan masyarakat.

18. Faktor Internal.

a. Kekuatan.

1) Semangat nilai kejuangan yang tinggi pada para prajurit Kodim


merupakan modal dasar bagi peningkatan kemampuan pembinaan
teritorial. Semangat ini juga merupakan modal yang baik bagi pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya.

2) Jati diri TNI12. Perjuangan bangsa Indonesia telah melahirkan


TNI yang berjati diri sebagai tentara rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara
Nasional yang melekat pada diri setiap Prajurit. Dengan dilandasi jati diri
TNI maka kepemimpinan seorang komandan akan memancarkan nilai dan
watak kerakyatan,kepejuangan dan rasa nasionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam setiap gerak langkah dan tindakannya dalam menghadapi
segala permasalahan dilingkungan tugasnya.

/3) Pengalaman...

12)
Penjelasan KSAD tentang Visi, Misi dan Pembinaan Teritorial TNI-AD, hal 6

TERBATAS
TERBATAS
19

3) Pengalaman tugas. Pengalaman tugas yang bervariasi dari seorang


pemimpin akan berdampak pada tata laku dan kebijakan yang diambilnya.
Dengan pengalaman tugas seorang pemimpin menjadi matang dalam
menghadapi berbagai situasi yang berkembang dilingkungannya.

4) Tingkat pendidikan. Kualitas sumber daya manusia dalam satuan


setingkat Kodim memerlukan tingkat pendidikan yang memadai agar dapat
mengimbangi dengan perkembangan dinamika masyarakat secara umum.

b. Kelemahan .

1) Kondisi mental. Kondisi mental seseorang yang tercermin dalam


sikapnya dalam menghadapi situasi yang berkembang dapat dilihat dari
aspek moral, moril dan disiplin. Tanpa kondisi mental yang baik mustahil
seorang pemimpin dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

2) Kesejahteraan aparatur teritorial pada umumnya masih belum


memadai hal ini dikhawatirkan akan mengakibatkan pada pelanggaran
disiplin, melalaikan tugas dan keterlibatan dalam berbagai tindak pidana.

3) Sarana dan prasarana pendukung. Terbatasnya sarana dan


prasarana pendukung dibandingkan dengan kompleksnya
permasalahan yang harus dibina menyebabkan program-program yang
harus dilaksanakan terkesan asal jadi, sehingga kualitas hasil dalam
mengahadapi dinamika sosial di masyarakat tidak optimal.

4) Kondisi fisik. Masih banyak postur aparat kewilyahan yang tidak


mencerminkan seorang prajurit (kelebihan berat badan), hal ini terjadi
tidak hanya distrata bawahan tetapi unsur pimpinanpun banyak yang tidak
memperhatikan terhadap kondisi postur yang ideal sehingga agresifitas
menjadi lamban dan terkesan malas.
/BAB V ...
TERBATAS
TERBATAS
20

BAB V
KONDISI KEPEMIMPINAN DANDIM YANG DIHARAPKAN

19. Umum. Peranan pimpinan / Komandan Kodim dalam rangka


mengoptimalkan kinerjanya untuk menghadapi dinamika sosial di masyarakat harus
dapat melakukan dan meningkatkan kemampuan pembinaan teritorial di jajarannya
yang bersumber pada Sapta Marga, yang menyatupadukan sifat sebagai prajurit
pejuang menjadi satu bulatan profesi prajurit Indonesia yang dapat memberikan solusi
terhadap gejolak sosial yang muncul di tengah masyarakat khususnya di wilayah satuan
setingkat KODIM. Kondisi peran Komandan sebagai pimpinan harus memiliki gaya
kepemimpinan yang tepat dengan mengacu pada 11 azas kepemimpinanTNI.

20. Manajerial. Sistem yang baik pasti dijalankan oleh manusia yang memilki
sumber daya yang baik, sumber daya manusia yang baik harus ditunjang dengan sistem
yang baik pula. Sistem yang baik dan sumber daya manusia yang baik harus ditunjang
oleh prasana yang mendukung. Itulah fungsi dari manajerial.

a. Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia ( komandan) yang


menjadi bagian di satuan setingkat KODIM memiliki kemampuan untuk mengatur
setiap kegiatan yang dibebankan kepada satuannya.

b. Komandan Kodim harus memiliki sifat inisiatif yang tinggi baik dalam
memahami dan menjalan sistem maupun dalam mengahadapi dinamika sosial di
masyarakat.

c. Fasilitas sebagai hardware. Fasilitas yang menunjang adalah faktor


terakhir dari sistem yang berjalan dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sebab tanpa fasilitas yang memadai sistem dan kulitas sumber daya
manusia tetap tidak akan optimal dalam menghadapi dinamika sosial
dimasyarakat. Maka dibutuhkan pembaharuan perangkat keras yang sudah rusak
dan penambahan fasilitas sesuai kebutuhan.
/21. Pengembangan...

TERBATAS
TERBATAS
21

21. Pengembangan Inisiatif Pengembangan inisiatif guna menambah


kualitas sumber daya manusia harus menjadi kesadaran bersama baik itu pimpinan
maupun bawahan. Dengan inisiatif yang tinggi seorang Komandan akan terhindar dari
rutinitas yang semu dan terjebak kedalam kepentingan pribadi. Maka dalam
pelaksanaan tugasnya dibutuhkan penerapan yang aplikatif diantaranya :

a. Pembinaan Satuan.

1) Personel. Personel merupakan bagian yang penting dalam


suatu satuan sehingga keberadaan personel harus dibina baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya, pembinaan yang dilakukan oleh seorang
komandan dapat dititik beratkan pada moral, disiplin, keterampilan dan
pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

2) Kegiatan. Seorang Komandan harus dapat memenej dan


mengawasi setiap pelaksanaan kegiatan baik secara langsung maupun
tidak langsung agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan harapan yang hendak dicapai.

3) Pangkalan. Mengusahakan agar pangkalan tetap terpelihara dan


berusaha untuk membangun/memperbaiki kerusakan – kerusakan agar
prajurit merasa betah dalam melaksanakan tugasnya.

4) Piranti lunak. Seorang Komandan harus melengkapi setiap piranti


lunak baik berupa bujuklap, bujuknik, protap dan buku – buku yang dapat
dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas.

5) Material. Guna mendukung pelaksanaan tugas material harus


selalu siap untuk digunakan maka Komandan harus senantiasa memelihara
dan melengkapi setiap meterial yang ada disatuan, dengan cara
penggudangan yang sesuai dengan ketentuan, pemeriksaan secara
berkala terhadap material yang dipertanggung jawabkan baik perorangan
maupun satuan.
/b. Pembinaan...
TERBATAS
TERBATAS
22

b. Pembinaan keluar. Optimal atau tidaknya kinerja pimpinan di satuan


setingkat KODIM salah satu caranya adalah dengan melakukan pembinaan
diluar tubuh TNI sendiri, Pembinaan tersebut antara lain :

1) Lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan mulai dari sekolah


dasar hingga universitas, harus mulai menjadi sasaran untuk proses
sosialisasi hingga mengetahui tentang tugas dan tanggung jawab KODIM.
Sebab di lingkungan pendidikan inilah kita dapat menyampaikan informasi
dan menanamkan pengetahuan mengenai tanggung jawab KODIM beserta
jajarannya.

2) Lingkungan Pemda. Lingkungan Pemda sebagai insitusi


kepemeritahan harus dapat berjalan beriringan dalam menjalan tugas
sebagai aparat negara. Pemerintah daerah seharusnya dapat berkordinasi
dengan baik bersama KODIM hingga jalur koordinasi dapat lebih mudah
tercapai.

3) Masyarakat. Masyarakat adalah target utama untuk mengetahui


dan memahami pentingnya peran dan fungsi TNI sebagai alat pertahanan
negara. Sebab TNI harus bisa menghadapi dinamika sosial di masyarakat.
Dengan sosialisasi lebih terarah dan lebih berkesinambungan sebab masih
banyak masyarakat kita yang mengetahui beberapa program seperti
TTMD, Bhakti Sosial, Sunatan massal yang diselenggarakan oleh KODIM.
Akan tetapi hal yang lebih esensial dan bernilai strategis masyarakat masih
belum mengetahuinya, hal ini sebagai akibat dari kurang proaktif dan
kurang inisiatif Komandan Kodim dalam sosialisasi terhadap masyarakat
sehingga diharapkan fungsi dan peran Binter dapat berjalan dengan baik.

/4) Lembaga...

TERBATAS
TERBATAS
23

4) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pada intinya LSM


difungsikan untuk membantu masyarakat juga, yang tentunya masing-
masing LSM mempunyai fokus bantuan. Namun sering kali terjadi
bentrokan secara wacana. Hal in disebabkan sistem koordinasi antar LSM
dan TNI belum berjalan beriringan.

5) Generasi Muda. Pembinaan terhadap generasi muda penting


untuk dilaksanakan karena generasi muda merupakan penerus bangsa dan
merupakan kekuatan ampuh dalam pertahanan negara. Paling tidak
pemuda dapat membantu tugas-tugas pejabat Kodim dan dapat diberikan
tugas oleh pejabat Kodim demi keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

22. Gaya Kepemimpinan. Pimpinan adalah kunci utama berhasil atau tidaknya
sistem yang diterapakan pada bawahan dan masyarakat, juga pengembangan
bawahannya dari sisi kualitas sumber daya manusia. Dalam bernegosiasi dengan
berbagai pihak seperi lingkungan pendidikan, lingkungan pemerintahan, LSM,
masyarakat, dan lainnya dibutuhkan gaya kepemimpinan yang fleksibel hingga dapat
selaras dengan berbagai elemen di masyarakat dengan keragaman watak.
Maka dari itu gaya kepemimpinan komandan KODIM harus bisa menyesuaikan dengan
lingkungan dan diharapkan gaya kepemimpinan Dandim mempunyai gaya
kepemimpinan yang demokkratis.

23. Pemahaman Tugas. Mengetahui, memahami, dan menjalankan adalah tiga


kata kunci dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai seorang Komandan, dalam hal
ini seorang Komandan kodim harus mampu memimpin dan mengendalikan kegiatan
satuannya didalam menyelenggarakan Binter yang dilaksanakan secara terus menerus,
mampu memelihara kemampuan personel, mampu malaksanakan pembinaan terhadap
perlawanan rakyat diwilayah dan seorang Komandan kodim harus mampu berkoordinasi
dengan instansi terkait agar dapat menunjang terhadap pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepadanya.
/BAB VI…

TERBATAS
TERBATAS
24

BAB VI

OPTIMALISASI KEPEMIMPINAN DANDIM

24. Umum. Untuk mengoptimalkan kepemimpinan komandan Kodim dalam


menghadapi dinamika sosial yang semakin dinamis adalah suatu pekerjaan yang tidak
mudah karena hal itu dipengaruhi oleh faktor perkembangan lingkungan, baik
lingkungan global, regional maupun nasional yang semakin hari semakin cepat dalam
perkembangannya. Penyesuaian dengan perkembangan tersebut merupakan suatu
keharusan bagi aparatur teritorial khususnya unsur pimpinan karena hal tersebut akan
berdampak pada pelaksanaan tugas dilapangan yang senantiasa mengacu dan prediksi
pada hakekat ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan sebagai dampak dari
perkembangan kehidupan sosial yang semakin dinamis baik bersifat potensial maupun
aktual yang dihadapi bangsa Indonesia umumnya dan wilayah dimana satuan teritorial
itu berada. Dalam mewujudkan Keberadaan sosok pimpinan yang baik maka perlu
adanya upaya-upaya untuk mengoptimalkan kepemimpinan komandan satuan
kewilayahan dalam menangani setiap permasalahan yang timbul di wilayah.

25. Tujuan. Tujuan optimalisasi kepemimpinan Dandim dalam menghadapi


dinamika sosial masyarakat yang semakin dinamis adalah sebagai berikut :

a. Agar Dandim mampu menghadapi dan mengimbangi perkembangan


lingkungan masyarakat yang semakin dinamis.

b. Agar Dandim mempunyai kemampuan kepemimpinan yang handal dalam


melaksanakan tugas pokoknya.

c. Agar Dandim dapat mempertahankan eksistensi satuan kewilayahan


dilingkungan masyarakat.

/26. Sasaran...
TERBATAS
TERBATAS
25

26. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai dalam optimalisasi kepemimpinan ini
adalah sebagai berikut :

a. Terwujudnya sosok Dandim yang mempunyai gaya kepemimpinan yang


dapat diterima oleh Prajurit disatuan maupun oleh lingkungan masyarakat,
sehingga diharapkan prajurit dan masyarakat dapat mendukung tugas pokok
satuan kewilayahan dengan baik.

b. Terwujudnya manajemen Dandim yang Profesional dalam membina


prajurit dan satuannya.

c. Terwujudnya Dandim yang mempunyai visi dan misi yang jelas dalam
melaksanakan tugas pokoknya.

d. Terwujudnya kemampuan satuan kewilayahan dalam menghadapi


berbagai masalah yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat yang
semakin dinamis.

e. Terwujudnya sosok Dandim yang memahami tugas dan mampu


mengembangkan inisiatif dalam melaksanakan tugas pokoknya sehingga tercipta
suasana kerja yang sehat dalam menghadapi perkembangan situasi yang
semakin dinamis.

27. Subyek. Dalam mengoptimalkan kepemimpinan Dandim semua sisi harus


berjalan dengan sinergi antara sistem, sumber daya manusia, dan prasarana. Sehingga
subyek dalam mengoptimalkan kepemimpinan tersebut adalah Pangdam dan Danrem.

28. Obyek. Untuk mewujudkan kepemimpinan di satuan kewilayahan agar


dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada di masyarakat maka yang
menjadi obyek dalam penulisan ini adalah Dandim.

/29. Metode...

TERBATAS
TERBATAS
26

29. Metode.

a. Pendidikan. Metode pendidikan adalah metode yang sangat baik


untuk meningkatkan sumberdaya manusia dari seorang Dandim khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan manajerial, pengembangan inisiatif, gaya
kepemimpinan, dan pemahaman tugas.

b. Latihan. Latihan studi kasus dalam pemecahan permasalahan yang


berkembang dilingkungan tugas serta latihan praktek yang berkaitan dengan
tugas merupakan metode yang sangat efektif digunakan untuk meningkatkan
dan memelihara kemampuan seorang Dandim.

c. Pembinaan. Peran kodam dan korem sangat berpengaruh


terhadap pembinaan satuan setingkat kodim baik segi kulitas, kuantitas dari
personelnya, pembinaan dapat dilakukan secara langsung maupun secara
tidak langsung. Secara langsung dapat dengan cara menurunkan program
kegiatan yang rutin sedang pembinaan tidak langsung dapat dilakukan dengan
cara pengecekan terhadap pelaksanaan program yang telah diturunkan. Hal ini
penting dilakukan karena pembinaan merupakan salah satu upaya dan kegiatan
yang terencana dan terprogram dalam rangka meningkatkan dan memelihara
kemampuan personel secara bertingkat dan berlanjut untuk mencapai tujuan
institusi satuan setingkat KODIM. Sehingga pembinaan sangat penting dalam
mengoptimalkan kepemimpinan di satuan setingkat KODIM dalam menghadapi
dinamika sosial di masyarakat. Pembinaan guna mewujudkan kemampuan
manejerial, pengembangan inisiatif, gaya kepemimpinan, dan pemahaman tugas.

d. Penugasan. Salah satu cara untuk memperkaya pengetahuan dalam


rangka meningkatkan kemampuan personel adalah metode penugasan, karena
penugasan akan membawa pengalaman untuk penugasan selanjutnya agar lebih
baik. Ketika masing-masing personel di satuan setingkat KODIM memiliki
kemampuan manajerial, pengembangan inisiatif, gaya kepemimpinan, dan
pemahaman tugas.
/29. Sarana ...

TERBATAS
TERBATAS
27

30. Sarana dan Prasarana.

a. Sarana. Sarana yang digunakan dalam mengoptimalkan


kepemimpinan Dandim guna menghadapi dinamika sosial masyarakat adalah
lembaga pendidikan dan program kegiatan yang telah disesuaikan dengan
perkembangan situasi yang berlaku saat ini.

b. Prasarana. Prasarana yang dapat mendukung dalam


mengoptimalkan kepemimpinan di satuan setingkat KODIM adalah buku-buku
petunjuk serta buku – buku lain yang dapat menunjang terhadap kemampuan
manajerial, pengembangan inisiatif, gaya kepemimpinan, dan pemahaman tugas.

31. Upaya yang dilaksanakan.

a. Hal yang mendasar dari seorang Dandim adalah seorang perwira yang
memiliki SDM yang dapat diandalkan baik dari segi mental, intelaktual maupun
pengalaman tugas. Selain dari itu dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, Adanya paradigma nasional dan reformasi internal TNI ini adalah
merupakan modal dasar seorang Dandim untuk membangun diri menjadi
pemimpin yang berkualitas. Berkaitan dengan itu maka untuk dapat memperoleh
Dandim yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas harus
diupayakan melalui suatu proses yang diawali dengan seleksi, pendidikan dan
pelatihan, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut :

1) Kompetensi jabatan. Kompetensi jabatan yang dimaksud


disini adalah digunakan untuk mendapatkan seorang Dandim yang
nantinya dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Hal tersebut dikarenakan kompetensi jabatan tersebut berisi aspek
kepribadian, intelektual, psychology dan pengetahuan umum dimana salah
satu teknik yang digunakan dalam kompetensi ini adalah dengan cara

/observasi...

TERBATAS
TERBATAS
28

observasi, wawancara dan psikometrik, sehingga seorang yang lulus dari


seleksi tersebut maka hampir dapat dipastikan Dandim tersebut akan
dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan
kerena selama ini pemeliharaan dan evaluasi terhadap prajurit khususnya
Pamen yang dilakukan setiap 6 bulan sekali hanya kesemaptaan jasmani
saja sedangkan untuk bidang yang lain seperti wawasan ilmu pengetahuan
dan psikologi tidak dilaksakan secara pariodik. Selain dari itu dengan
adanya kompetensi ini dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan pimpinan dalam pembinaan dan penggunaan SDM.
Dari hasil kompetensi ini tentunya tidak semua perwira dapat memenuhi
syarat untuk menduduki jabatan tertentu, namun kekurangan dari hasil
kompetensi dapat dikembangkan oleh perwira itu sendiri dengan cara
mengikuti program – program pengembangan kompetensi yang tersedia
baik dilingkungan lembaga pendidikan Angkatan Darat maupun diluar
lembaga pendidikan AD, program tersebut dapat berupa pendidikan,
pelatihan maupun penataran yang menitik beratkan pada pengembangan
diri dari perwira secara individu maupun secara institusi.

2) Pendidikan menghadapi dinamika sosial di masyarakat. Pendidikan


yang dimaksud disini adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal
terhadap calon Dandim maupun Dandim agar memiliki kemampuan dalam
menghadapi kemungkinan perkembangan dinamika sosial masyarakat
yang sangat dinamis. Kemajuan ilpengtek dan keberadaan lembaga
pendidikan merupakan salah satu sarana yang dapat dipakai dalam
mengembangkan pengetahuan dan wawasan dari seorang Dandim,
keterbatasan anggaran hendaknya jangan terlalu dijadikan hambatan yang
pokok dalam memajukan dan mengembangkan potensi SDM bagi perwira
maupun Dandim atau calon Dandim, dengan semangat juang dan jati diri
sebagai seorang prajurit maka hambatan yang ada dapat diatasi dengan

/keuletan...

TERBATAS

/3) Latihan...
TERBATAS
29

keuletan dan kesungguhan dalam setiap melaksanakan tugas yang


dibebankan. Dengan adanya pendidikan dan keuletan maka diharapkan
seorang Dandim mempunyai daya kritis yang tinggi terhadap berbagai
permasalahan yang berkembang. Daya kritis merupakan keterpaduan
sikap kritis, antisipatif dan serba ingin tahu,dengan modal daya kritis ini
seorang Dandim tidak perlu cemas terhadap perkembangan pengatahuan
dan keterampilan yang berubah begitu cepat. Sikap kritis, antisipatif dan
serba ingin tahu perlu dikembangkan sejak diadakannya seleksi sebagai
seorang Dandim sehingga pada saat menjabat Dandim tidak akan
mendapat hambatan yang berarti dalam setiap melaksanakan tugas
pokoknya.

3) Latihan menghadapi dinamika sosial di masyarakat. Latihan yang


dimaksud ini adalah latihan yang sangat berkaitan dengan pendidikan,
dalam artian lebih banyak mengedepankan aplikasi yang didapat dari studi
kasus yang pernah ada yang meliputi manajerial, pengembangan inisiatif,
gaya kepemimpinan dan pemahaman tugas. Hal ini dapat dilakukan
seiring dengan pelaksanaan program latihan satuan. Selian itu seorang
pemimpin harus menguasai teknik komunikasi yang baik, sebab
kepemimpinan yang efektif berarti komunikasi yang efektif. Untuk dapat
menjadi komunikator yang baik dapat dikembangkan melalui penguasaan
prinsip-prinsip kepemimpinan, latihan sebanyak mungkin dan belajar dari
umpan balik bawahan tentang kepemimpinannya. Dengan latihan
yang terprogram diharapkan akan menepis anggapan masyarakat yang
menganggap aparat selalu lamban dalam mengatasi berbagai masalah
yang berkembang dilingkungan masyarakat.

4) Penataran menghadapi dinamika sosial di masyarakat yang


diselenggarakan oleh Kodam atau Korem. Penataran tersebut diberikan
kepada para personel yang sudah menjabat Dandim dalam rangka

/pemeliharaan...

TERBATAS
TERBATAS
30

pemeliharaan kemampuan. Metode yang diberikan dalam penataran dapat


dengan cara memberikan studi kasus ataupun pemberian teori-teori
pendukung. Penataran - penataran tersebut dirasakan amat penting
mengingat rentang dinas seorang Dandim yang cukup lama dan
menghadapi situasi yang monoton. Pemanfaatan waktu luang selain
pendidikan melalui jalur formal adalah merupakan saat yang tepat untuk
menyelenggarakan penataran. Kegiatan penataran dapat dilakukan secara
terpusat atau dilakukan di tingkat Kotama atau tingkat korem dipimpin
oleh Pangdam atau Danrem masing-masing. Seorang Dandim harus
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi serta ilmu militer. Hal ini perlu
mendapat perhatian secara khusus karena tuntutan tugas kedepan
mempunyai berbagai permasalahan yang multi komplek yang memerlukan
wawasan yang luas. Apa bila Dandim tidak mempunyai pengetahuan yang
cukup maka Dandim tidak akan eksis ditengah – tengah perkembangan
masyarakat yang cukup dinamis. Untuk dapat mengimbangi keadaan
tersebut Dandim harus menguasai teknologi tinggi seperti penguasaan
terhadap komputer dan internet karena dengan menguasai internet maka
bekal pengetahuan dan informasi yang berkembang dapat diikuti dengan
baik. Hal ini dapat dilakukan melalui penataran yang terpusat maupun
penataran yang dilaksanakan dalam satuan itu sendiri.

5) Metode umpan balik dalam menghadapi dinamika sosial di


masyarakat. Metode ini lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi
kepemimpinan para Dandim itu sendiri. Mentalitas seorang pemimpin
merupakan modal dasar dalam menjalankan suatu organisasi karena
apabila kondisi mental dari seorang pemimpin lemah maka dapat
dipastikan organisasi/satuan tidak akan berjalan dengan baik sesuai
harapan, oleh karena itu dengan adanya umpan balik ini diharapkan
seorang Dandim dapat memimpin dengan Keteladanan. Pemimpin harus
mampu menampilkan perilaku yang menimbulkan inspirasi bagi
pengikutnya, kepemimpinan tidaklah diperoleh secara otomatis berdasar

/keturunan...

TERBATAS
TERBATAS
31

keturunan namun kepemimpinan dapat dilatihkan dan diciptakan. Untuk


mengetahui tingkat keberhasilan kepemimpinan dapat menggunakan
metode umpan balik dari anggota bawahannya tentang efektifitas
kepemimpinan yang dilakukan. Meskipun metode ini kadang menyakitkan
namun cukup relevan dan efektif digunakan. Untuk itu perlu dicermati
bahwa kualitas umpan balik yang baik adalah apabila selalu berpusat
pada perilaku bersifat khusus tidak bersifat evaluatif, hal ini dilakukan
dalam internal kelompok dan disampaikan secara langsung. Dengan
demikian dapat dibedakan umpan balik yang mana yang perlu tindak
lanjut perbaikan sebagai sarana mawas diri pimpinan.

6) Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan sumber


daya manusia seorang Dandim adalah kondisi fisik. Salah satu kelemahan
seorang calon Dandim maupun Dandim yang sudah bertugas adalah lupa
terhadap pembinaan fisik, kondisi fisik yang lemah baik secara
langsung maupun tidak akan dapat mempengaruhi terhadap
kepemimpinan dan pembinaan terhadap wilayah karena seorang pejabat
wilayah harus selalu melihat kondisi wilayah yang menjadi sektor
tanggung jawabnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk membina
fisik adalah melaksanakan latihan pembinaan secara terprogram,
maka seorang Dandim harus berupaya mengikuti jadual yang telah
ditentukan oleh satuan semisal jadual pembinaan fisik biasanya
dilaksankan setiap hari selasa dan jum’at, hari selasa setelah
melaksanakan senam pagi bersama maka langsung melaksanakan lari
minimal 3 km bersama – sama dengan anggota. Sedangkan pada hari
jum’at senam pagi dilanjutkan lari bersama minimal 3 km dan
melaksankan olahraga umum bersama dengan anak buah.

/b. Meningkatkan...

TERBATAS
TERBATAS
32

b. Meningkatkan kemampuan manajemen. Kemampuan manajemen


ditingkatkan melalui kegiatan pendidikan, latihan, pembinaan dan penugasan
yang berkelanjutan dan terprogram secara sistematis karena pada dasarnya
manajemen haruslah sebagai usaha untuk mengetahui sedini mungkin kekuatan
dan kelemahan dalam menjalankan suatu organisasi. Dalam hal mengoptimalkan
kepemimpinan Dandim terdapat kekuatan dan kelemahan adapun kekuatan dan
kelemahan yang dimaksud adalah kekuatan terdiri dari semangat nilai
kejuangan, jati diri, pengalaman tugas dan pendidikan sedangkan untuk
kelemahannya adalah mental, kesejahteraan, sarana dan prasarana hal ini akan
mempengaruhi terhadap manajemen sebuah organisasi/satuan dalam
menghadapi gejolak lingkungan yang dinamis yang terus menerus berkembang
dan tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan ancaman bagi suatu
wilayah. Maka upaya yang dapat dilakukan agar Dandim mempunyai kemampuan
manajemen dalam menghadapi kondisi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Langkah Pertama, mengindentifikasi aktifitas. Manajemen perlu


secara detail mengindentifikasi aktifitas yang perlu dikerjakan baik
langsung maupun tidak langsung sejak disusunnya program
kegiatan, pengujian dan penilaian, proses perencanaan program dan
kegiatan, implementasi, pengendalian dan pengawasan. Dalam
hal ini dibedakan ke dalam dua kelompok besar yakni : Aktifitas pokok
(fungsi utama),dan Aktifitas penunjang (fungsi pelayanan). Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan metoda pendidikan atau penataran sehingga
apabila seorang Dandim atau calon Dandim dapat melaksanakannya
dengan baik maka tujuan organisasi dapat dicapai. Rangkaian
perencanaan kegiatan dan perencanaan pengendalian secara sinergis
berdasarkan prinsip bottom up planning dan top down planning, dari
tingkat ujung tombak (satker) sampai dengan kebijakan umum
(pemerintah) menuju implementasi yang terkendali dan acountable, dalam
wujud dokumen perencanaan.

/2) Langkah...
TERBATAS
TERBATAS
33

2) Langkah Kedua, keterkaitan (lingkage) aktifitas. Yang perlu


dilakukan untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah mencari
keterkaitan (lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan, baik antar
aktifitas pokok dan aktifitas penunjang, langkah ini mencoba mencari tahu
pengaruh satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Metode kerja yang
dipakai, kinerja dan biaya satu aktifitas tertentu berpengaruh pada
kemungkinan metode kerja yang ditetapkan, kinerja dan aktifitas yang
lain. Jika keterkaitan ini dapat diketahui dengan jelas maka dapat
dilakukan koordinasi antar aktifitas dan optimalisasi biaya dan pengeluaran
lain. Pada langkah kedua ini dapat dilakukan dengan cara latihan yang
sifatnya studi kasus yang dapat dilaksanakan oleh satuan tingkat korem
atau kodam secara terprogram atau dapat dilaksanakan melalui seleksi
calon Dandim.

3) Langkah Ketiga, mencari sinergi potensial. Maksudnya yaitu


mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan
diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh
organisasi. Setiap aktifitas dapat dicapai dengan biaya serendah
mungkin sesuai dengan kemampuan biaya yang ada, untuk dapat
mewujudkannya perlu manajemen yang baik.

c. Mengembangkan Inisiatif. Upaya yang dapat dilakukan dalam


mengembangkan inisiatif adalah dengan cara mengadakan penataran atau
pelatihan kepada Dandim atau calon Dandim secara terprogram baik
formal maupun informal. Dalam hal ini inisiatif yang dimaksud adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang Dandim dalam menata atau mengelola
satuannya agar mempunyai inovasi dan kemauan untuk maju baik secara
perorangan maupun satuan. Hal ini dilakukan karena situasi dan kondisi

/sekarang...

TERBATAS
TERBATAS
34

sekarang khususnya dari segi anggaran dan sarana prasarana dihadapkan


dengan tuntutan masyarakat dan berkembangnya era globalisasi memerlukan
inovasi dan inisiatif dari unsur pimpinan yang terarah dan terprogram secara
sistematis. Adapun tema dan materi penataran yang dilatihkan adalah sebagai
berikut :

1) Memanfaatkan lima sumber kekuatan. Inti inisiatif terletak pada


kemampuan memimpin diri sendiri ( self leadership) yang berarti bahwa
seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap pekerjaannya tanpa
campur tangan dan pengawasan dari atasan , kemampuan ini juga bearti
bahwa pemimpin bertanggung jawab terhadap setiap keputusan yang
diambil tanpa harus menunggu petunjuk dari atasan. Menurut Bob Nelson
dalam bukunya yang berjudul “ 1001 cara membuat inisiatif dalam kerja “
ada lima sumber kekuatan potensial untuk mengembangkan inisitif bagi
setiap pemimpin, lima sumber tersebut adalah sebagai berikut :

a) Kekuatan pribadi. Kekuatan pribadi adalah kharisma


dan ambisi dari seseorang untuk mencapai tujuannya dan
keyakinanya, serta kemampuan komunikasi dan keterampilan
membangkitkan inspirasi orang lain serta keterampilan
kepemimpinan. Kekutan ini dapat diperoleh oleh seorang pimpinan
melalui kegiatan latihan, latihan yang dimaksud adalah latihan
keterampilan dan latihan pengendalian diri.

b) Kekuatan hubungan. Kekuatan ini bisa dikembangkan


dari jaringan kontak dengan atasan, teman sejawat dan anak buah.
Sehinggga terjalin hubungan kerja yang harmonis, selaras dan
seimbang yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang optimal
dalam melaksanakan tugas.

/c) Kekuatan...

TERBATAS
TERBATAS
35

c) Kekuatan posisi. Kekuatan ini berkaitan secara langsung


dengan posisi jabatan dalam suatu organisasional/satuan. Tugas
dan tanggung jawab masing-masing eselon berbeda antara unsur
pimpinan dengan bawahan, eselon pimpinan mempunyai kekuasaan
dan kekuatan penuh terhadap satuannya sedangkan eslon
pelaksanan hanya melaksanakan terhadap perintah dari atasan.

d) Kekuatan pengetahuan. Kekuatan ini dilandaskan pada


kepakaran dan pengetahuan khusus yang dimiliki tentang
pekerjaan, satuan atau organisasi. Seorang pemimpin harus
mempunyai pengetahuan yang luas agar dapat memberikan
masukan dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
bertugas.

e) Kekuatan tugas keseharian. Kekuatan ini inheren


dengan tugas-tugas yang dibebankan kepada masing-masing
jabatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya disatuan
tersebut.

2) Komunikasi / membangun jaringan. Banyak cara teknik


komunikasi dengan menggunakan berbagai sarana pendukung seperti
pertemuan langsung, telekonfren, telepon, catatan – catatan, e-mail faks
dan failitas lain yang memudahkan untuk berkomunikasi. Namun hal
tersebut tidak ada gunanya apabila seorang Dandim tidak mempunyai
kemauan dan keuletan dalam melaksankannya oleh karena itu cara yang
efektif untuk berkomunikasi adalah melalui latihan. Latihan tersebut dapat
dilaksanakan dengan cara :

a) Tingkatkan kualitas, bukan kuantitas komunikasi anda.


Komunikasi yang lebih banyak tidak mesti merupakan komunikasi
yang lebih baik.

/b) Lakukan...

TERBATAS
TERBATAS
36

b) Lakukan komunikasi lebih dini, jangan menunggu sampai


muncul masalah – masalah atasi masalah ini secara tuntas sebelum
bertambah parah.

c) Temukan cara komunikasi yang disukai orang.

d) Jangan sampai diperbudak oleh pekerjaan, bentulah jaringan


hubungan dengan orang lain.

e) Jangan ketinggalan teknologi, karena sekarang banyak cara


komunikasi yang relatif mudah dan cepat, berusahalah untuk maju
dan selalu didepan.

3) Sesuai dengan kondisi yang berkembang dewasa ini seperti adanya


anggapan masyarakat bahwa aparat selalu lamban dalam menyelesaikan
suatu masalah, berkembangnya era globalisasi yang membius masyarakat
menjadi masyarakat yang selalu kritis terhadap berbagai gejolak yang
terjadi diwilayah, untuk menghadapi hal tersebut maka seorang Dandim
harus melatih diri dalam berinisiatif dengan cara :

a) Seorang komandan harus bisa membagi tugas yang besar


menjadi beberapa tugas yang kecil karena tugas kecil jauh lebih
mudah menuntaskannya dari pada tugas besar. Hal ini dapat
dilakukan melalui latihan dan penugasan contoh latihan adalah
latihan geladi posko dalam latihan ini seorang Dandim dituntut
untuk dapat bekerja dan membagi pekerjaan dengan staf
bawahannya secara sistematis.

b) Percaya pada kemampuan sendiri baik kemampuan sebagai


seorang komandan maupun kemampuan satuan / organisasi dalam
setiap pelaksanaan tugas. Pendidikan dan pengetahuan luas

/Yang...
TERBATAS
TERBATAS
37

yang dimiliki seorang Dandim merupakan modal dasar dalam


melaksanakan tugas sehingga dengan modal tersebut akan timbul
kepercayaan diri dalam menghadapi setiap permasalahan yang
timbul.

c) Jaga sifat dan sikap yang selalu positif sehingga dalam setiap
keputusan yang dipilih bawahan akan menurut, hal ini di sebabkan
karena mentalitas dan tingkah laku yang positif dari Dandim akan
menjadi contoh dan tauladan bagi anak buahnya.

d) Seorang pemimpin harus selalu berusaha mengatasi setiap


hambatan yang terjadi dalam setiap pelaksanaan tugas baik yang
formal maupun non formal karena dengan hambatan tersebut
seorang pemimpin dituntut untuk mempunyai inisiatif yang tinggi
dalam setiap mengatasi masalah.

e) Adakan evaluasi dalam setiap kegiatan sehingga keputusan


yang diambil dapat dilihat kelebihan dan kekurangannya demi
pengembangan kepemimpinan seorang komandan dalam
menjalankan organisasinya.

d. Gaya kepemimpinan.

1) Kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami


kemampuan dan kedewasaan bawahannya sangat berpengruh pada gaya
yang dipilih dalam memimpin yang pada akhirnya akan dapat
mempengaruhi tercapainya tujuan yang dikehendaki. Kondisi tersebut
tidak akan berjalan apabila mentalitas seorang Dandim masih
kurang memadai sebagai seorang pemimpin, kondisi kesejahteraan
dan sarana prasarana yang kurang mendukung juga dapat berakibat pada
kemampuan seorang Dandim untuk menerapkan gaya kepemimpinannya.

/Dalam...

TERBATAS
TERBATAS
38

Dalam menghadapi kondisi tersebut maka penulis mencoba untuk


mengoptimalkan gaya kepemimpinan melalui TQM ( Total Quality
Management ) melalui karakter jiwa manusia yang apabila dikembangkan
dengan baik akan dapat menjadi fondasi gaya kepemimpinan seseorang
dalam menjalankan organisasi/kesatuan yang dia pimpin. Adapun karakter
jiwa yang dapat menopang TQM dalam mengembangkan gaya
kepemimpinan adalah sebagai berikut.

a) Jiwa kemajuan. Jiwa kemajuan dapat diperoleh melalui


tingkat pendidikan dan pengetahuan yang luas dari seorang Dandim
sehingga dengan bekal pengetahuan yang ada Dandim akan
mampu untuk berorentasi pada kemajuan satuannya dalam setiap
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, apabila hal ini
dapat berjalan dengan baik maka setiap permasalahan yang timbul
dapat diselesaikan melalui proses yang beroreontasi pada
peningkatan mutu keputusan yang akan diambil oleh seorang
Dandim.

b). Jiwa Kemandirian. Jiwa kemandirian merupakan salah satu


implementasi dari jati diri sebagai seorang prajurit sehingga jiwa
kemandirian ini dapat ditingkatkan melalui metoda pembinaan
terhadap individu Dandim atau terhadap satuan setingkat kodim,
hal ini perlu diupayakan karena adanya keterbatasan anggaran dari
pemerintah untuk pembinaan satuan kewilayahan. Dengan adanya
keterbatasan dan tuntutan tugas yang harus dilaksanakan maka
TQM memerlukan orang-orang mandiri dalam sebuah tatanan
sistem yang independen. Jika hal itu ada, maka
terciptalah sinergi organisasi yang membuat lompatan kualitatif
yang mungkin terjadi untuk kemajuan bersama. Jiwa kemandirian
dengan demikian adalah merupakan salah satu pilar dalam
kepemimpinan sebuah organisasi/satuan.
/c) Jiwa...

TERBATAS
TERBATAS
39

c). Jiwa Kehormatan. Jiwa Kehormatan adalah keinginan asli


dalam diri manusia untuk menjadi pribadi terhormat dalam tatanan
sosial kehidupannya. Secara intrinsik, setiap orang memiliki rasa
kehormatan pribadi. Makin lama kehormatan ini semakin meningkat
karena akumulasi prestasi dan lambang-lambang yang
menyertainya. Secara psikis, kehormatan pribadi ini sering disebut
harga diri (self-esteem). Dalam kepemimpinan selalu dituntut
untuk memiliki keunikan atau keunggulan. Karena setiap pekerjaan
yang dilandasi dengan kehormatan akan menghasilkan
produk/keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan.

d). Jiwa Keperwiraan. Jiwa keperwiraan berkaitan dengan


semangat juang seseorang untuk selalu menampilkan keberanian
kegagah perkasaan, atau kepahlawanan dalam rangka
mempertahankan apa yang dianggapnya penting. Keberanian,
kegagahan dan kepahlawanan tidak ada gunanya apabila tidak
dilandasi dengan kualitas mental dan fisik yang prima. Kualitas
mental dan fisik dapat diupayakan dengan cara melaksanakan
latihan yang porsinya menantang baik latihan yang bersifat
keterampilan maupun latihan penunjang lainnya, sedangkan dari
segi rohani seorang Dandim harus mempunyai pengendalian
diri dengan dilandasi oleh ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam TQM, jiwa keperwiraan ini adalah wajib karena
perjalanan kualitas adalah perjalanan menuju kesempurnaan
yang ujungnya tidak terlihat.

e). Jiwa Kebaikan. Jiwa kebaikan sama halnya dengan jiwa


keperwiraan yaitu dilandasi dengan mental kepribadian seorang
pemimpin dalam memimpin satuannya, kualitas kepribadian ini

/dapat...

TERBATAS
TERBATAS
40

dapat mencakup tanggung jawab, keteladanan dan disiplin. Ketiga


unsur tersebut wajib dimiliki oleh seorang Dandim dengan cara :
(1) Melaksanakan latihan yang mempunyai tantangan
tanggung jawab yang cukup besar, contoh latihan dalam
rangka menanggulangi korban bencana alam dan latihan
menghadapi kerusuhan sosial yang tidak bisa diatasi oleh
Polri.
(2) Melaksanakan penataran tentang peraturan dasar
militer terutama materi PBB, PPM, PDG dan PUDD.

2) Gaya Kepemimpinan Efektif. Adanya kecenderungan masyarakat


yang tatanan kehidupannya dilandasi dengan perkembangan era global
yang ditandai dengan pola hidup konsumtif dan kritis terhadap
perkembangan situasi berkaitan dengan kondisi tersebut berpengaruh
terhadap kemampuan dan kekuatan Hankamneg. Guna menghadapi
kondisi tersebut maka seorang Dandim harus mempunyai kepemimpinan
yang efektif dalam setiap menjalankan tugasnya. Karena pada dasarnya
Dandim adalah pemimpin penentu arah, dia berada di depan, tanpa
pemimpin organisasi akan kebingungan. Pemimpin adalah penggerak Dia
ada ditengah, tanpa pemimpin barisan akan kacau, Pemimpin adalah
motivator, Dia ada dibelakang tanpa pemimpin organisasi akan mandeg.
kepemimpinan yang efektif dituntut untuk memiliki karakter serta perilaku
yang baik dan hal ini dapat diperoleh dari pendidikan dan pengalaman
tugas seorang Dandim. Adapun karakter/perilaku tersebut adalah :

a) Memimpin dengan Visi yang Jelas. Pemimpin menciptakan


masa depan dengan cara memvisualisasikan masa depan itu,
pertama bagi dirinya dan kemudian bagi pengikutnya. Ia seolah –
olah terobsesi dengan terra incognito (wilayah belum dikenal)
terpikat dan terpukau olehnya. Ia ingin, rindu dan yakin bisa sampai
di sana.
/b) Memimpin...

TERBATAS
TERBATAS
41

b) Memimpin dengan Keteladanan. Pemimpin harus mampu


menampilkan perilaku yang menimbulkan inspirasi bagi
pengikutnya. Ia tak selalu merasa nikmat melakukannya,
kadang-kadang ia tergoda untuk bermalas-malas dan melayani
keinginan tubuhnya yang fana. Tetapi pemimpin yang efektif sadar
akan pentingnya keteladanan itu. Karena itu, ia mendisiplinkan
dirinya dan secara proaktif menampilkan perilaku yang seharusnya
dan yang patut diteladani. Ia menaklukkan dirinya di bawah prinsip-
prinsip yang benar, baik dan universal serta mengalahkan impuls-
impuls rendah yang selalu menggoda dirinya. Keteladanan ini
adalah hasil dari keutuhan atau integritas pribadinya.

c) Seorang Komunikator yang Terampil. Pemimpin yang


efektif dekat dengan orang-orang yang dipimpinnya. Salah satu
sebabnya adalah karena ia mudah dimengerti dan mudah mengerti
orang lain. Ia pendengar yang empatik dan simpatik. Ia pembicara
yang bersemangat dan jelas. Ia seorang yang cakap
mempertahankan idenya tetapi juga membela anak buahnya. Ia
pandai mengartikulasikan pikiran, visi dan isi hatinya, baik secara
lisan maupun tulisan.

d) Memenangkan Kepercayaan Para Pengikutnya. Pemimpin


yang efektif dipercayai oleh pengikutnya karena kualitas wataknya.
Pertama, keutuhan sikapnya dalam perkataan dan
perbuatannya. Kedua, sang pemimpin menampilkan perilaku yang
baik secara konsisten, jadi ia dapat diandalkan. Ketiga, sang
pemimpin menampilkan kesetiaan, artinya kata-katanya dapat
dipercaya, janjinya selalu ditepati. Dengan demikian, ia layak
dipercaya.
/e) Tenang...

TERBATAS
TERBATAS
42

e) Tenang Menghadapi Situasi-situasi Sulit. Pemimpin yang


sejati hidup berlandaskan prinsip-prinsip yang telah digelutinya
dengan intensif,diketahuinya secara benar, baik dan fundamental.
Karena itu, ia tidak mudah goyang dan panik. Perspektif
pandangannya berspektrum luas dan lebar. Ia tahu sejarah. Ia
bahkan mampu memetik manfaat dari keuletan.Ia sanggup belajar
dari kegagalan. Ia tak gentar dan rasa takut tidak pernah
mendiktenya.

f) Mengundang Ketidaksepahaman dan Ketidaksetujuan secara


Konstruktif. Pemimpin sejati sadar bahwa pengikut yang sejati
bukanlah pengikut yang sekadar mengekor, tetapi pengikut yang
yakin pada pemimpinnya sesudah melampaui pergumulan kritis dan
diskusi eksistensial. Pokok persoalan mereka bukan siapa yang
unggul, tetapi ide mana yang unggul. Karena itu, untuk
mendapatkan ide-ide yang unggul, pemimpin menciptakan suasana
dimana para pengikutnya berani berargumentasi, berani tampil
beda dan berani mempertanyakan pendapat sang pemimpin. Ini
memang berisiko, tapi pemimpin tidak gentar oleh risiko.
Sebaliknya, ia mampu mengeksploitasi kesempatan-kesempatan
yang terlihat di antara risiko yang sudah diperhitungkannya.

g) Tampil dengan Citra Profesional. Pemimpin yang efektif


tahu tentang pentingnya citra yang mempengaruhi sikap dan
perilaku orang lain terhadap dirinya. Karena itu ia selalu
memperhatikan tata krama, tata laksana dan tata busana yang
profesional. Selain kualitas watak dan kepribadian yang tinggi,
seleranya pun baik. Ia menuntut keunggulan (excellence) dalam
segala hal.

/h) Membuat...

TERBATAS
TERBATAS
43

h) Membuat Perkara yang Rumit Menjadi Sederhana.


Pemimpin umumnya lebih cerdas dari rata - rata pengikutnya,
Tidak selalu IQ-nya tinggi, tetapi spektrum minat dan perhatiannya
sangat luas. Dengan kata lain, ia mendidik dirinya dengan bidang
pengetahuan yang sangat luas. Lebih spesifik lagi, ia dahaga dan
lapar akan pengetahuan. Ia sangat lahap belajar dari buku, kaset,
seminar, lokakarya termasuk pengalaman sukses dan gagal yang
dialami oleh orang lain. Karena itu, ia sangat mudah mengerti soal-
soal rumit dan kompleks, mengunyah dan mencernanya, dan
kemudian mempresentasikannya secara ringkas dan sederhana.
Sebagai komunikator, ia memang efektif, sebagai pembicara
maupun pendengar.

i) Bekerja dan Membangun Keberhasilan Bersama Tim.


Pemimpin sadar bahwa kunci keberhasilan ialah sinergi, yaitu
pelipatgandaan hasil melalui kerja sama. Ia tahu bahwa sendirian
membuatnya lemah dan rapuh. Namun kerja sama membuat
semuanya menjadi kuat dalam kesatuan. Hal ini tidak berarti bahwa
ia tidak tahu kelemahan dan kekurangan anak buahnya.
Ia sadar bahwa satu – satunya cara mengatasi kelemahan
ialah dengan membangun kekuatan mereka lewat kerja sama. Ia
percaya bahwa orang bisa merubah dirinya apabila ia dipercaya
melakukan sesuatu yang baik dengan memfokuskan dirinya pada
kekuatannya dan bukan pada kelemahannya.

j) Senang Membantu Orang Lain Berhasil. Hati seorang


pemimpin yang efektif dimotivasi oleh perkara-perkara yang mulia.
Ia welas asih, artinya ia menaruh perhatian dan cinta kasih pada
setiap pengikutnya. Ia pemaaf atas kelemahan-kelemahan orang

/sesudah...

TERBATAS
TERBATAS
44

sesudah pelajaran dipetik darinya. Kerinduan terbesar pemimpin ini


ialah melihat anak buahnya berhasil dan untuk itu ia selalu siap
membantu, mendorong bahkan memfasilitasi. Hatinya penuh
dengan kelimpahan sikap. Ia yakin bahwa bila semua berhasil, ia
pun akan bersama-sama berhasil. Ia tak ingin bercahaya
sendiri,tetapi ia ingin semua menyinari keberhasilan. Ia menikmati
kebersamaan dan keakraban dengan anggota timnya yang adalah
para pemenang.

k) Pelaku Sukses Sejati. Pemimpin yang efektif adalah pelaku


dari apa yang dimintanya dari orang lain baik bawahan,atasan
maupun lingkungan. Ia adalah contoh prestasi dan teladan
keberhasilan yang dituntutnya dari orang lain. Ia mampu berlaku
demikian karena ia punya energi besar. Ia bersemangat tinggi,
antusias dan mampu larut dalam pekerjaannya sampai pekerjaan
itu selesai tuntas. Ia senang bekerja, senang aktif, senang sibuk. Ia
adalah penikmat kerja dan penikmat keaktifan. Ia melihat banyak
hal yang harus dan bisa dikerjakan dengan ringan tangan dan ia
menikmatinya.

l) Tidak Menerapkan Favoritisme. Pemimpin sejati merasa


terlalu kerdil bila harus terjebak dalam tembok-tembok kesukuan,
asal daerah, asal sekolah, agama, ras, jenis kelamin atau ciri
primordial lainnya. Ia adil dalam bersikap serta mengayomi semua.
Pemimpin yang baik senantiasa mengutamakan prestasi,
kebersamaan dan kesatuan serta selalu memberi kesempatan yang
sama kepada anak buahnya yang memang sanggup. Ia netral,
bahkan mendorong siapa saja yang berhasrat maju. Dan sikap
kerjanya ini dilandaskan pada prinsip-prinsip yang benar, baik dan
fundamental.

/e. Pemahaman...

TERBATAS
TERBATAS
45

e. Pemahaman tugas. Kodim sebagai satuan terkecil dari komando


kewilayahan bartanggung jawab melaksanakan pembinaan teritorial mulai dari
tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran pada suatu periode
tertentu dengan melakukan kegiatan pembinaan kemanunggalan TNI – rakyat,
kesadaran berbangsa dan bernegara, wawasan kebangsaan, dan kesadaran bela
negara serta cinta tanah air dalam rangka pertahanan negara matra
darat. Guna menyeimbangkan antara tuntutan perkembangan situasi dewasa ini
dengan kondisi nyata kemampuan dan kekuatan Hankamneg yang dimiliki oleh
aparat teritorial khususnya kepemimpinan komandan kodim saat ini, perlu
adanya upaya – upaya untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman
terhadap tugas. Adapun upaya – upaya tersebut adalah :

1) Menguasai dan memahami tentang payung hukum dalam


melaksanakan tugas. Sebagai seorang Dandim agar dapat melaksanakan
tugas dengan baik tanpa adanya keragu-raguan dalam
bertindak/mengambil keputusan maka hal penting yang harus dikuasai
Dandim adalah pemahaman terhadap payung hukum yang melandasi
tugas pokok dalam pemberdayaan wilayah. Pemahaman tentang payung
hukum ini dapat diperoleh melalui penataran dan pendalaman tentang
undang-undang TNI, doktrin TNI maupun pokok – pokok perang darat
serta ketentuan-ketentuan lain yang menyangkut tugas dan tanggung
jawab pertahanan.

2) Menguasai dan memahami tugas pokok. Sebagai modal dasar


dalam setiap melaksanakan suatu tugas sebagai seorang Dandim adanya
reformasi internal TNI, paradigma nasional dan kemajuan Ilpengtek
dengan adanya ketiga hal tersebut maka penguasaan terhadap tugas
pokok merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan. Tugas
pokok tersebut dapat berupa tugas sebagai seorang Dandim atau tugas
satuan, kedua tugas ini harus sinergis sebagai suatu sistem dalam

/membangun...

TERBATAS
TERBATAS
46

membangun dan mengembang setiap program yang telah dikeluarkan


oleh komando atas. Metoda yang dapat digunakan dalam pemahaman
terhadap tugas adalah dengan cara pembinaan dan penugasan terhadap
Dandim.

3) Meningkatkan keterampilan. Untuk menjalankan tugas pokok


dengan baik maka seorang Dandim harus mempunyai keterampilan sesuai
dengan profesionalisme sebagai seorang prajurit. Sebagai gambaran
tingkat profesionalisme prajurit menurut Samuel P.Hilton dalam bukunya
yang berjudul the soldier and the state, mengatakan bahwa ada tiga ciri
pokok profesionalisme militer yaitu keahlian, korporasi dan tanggung
jawab. Keterampilan adalah menyangkut tingkat keterampilan dan
penguasaan bidang militer yang tinggi,korporasi ditandai dengan
ketertarikan terhadap kelompok, solidaritas dan jiwa korsa yang kuat,
sedangkan tanggung jawab, disamping tanggung jawab terhadap
profesi juga tanggung jawab terhadap negara dan masyarakat. Artinya
seorang prajurit harus profesional dalam mengemban tugasnya.
Berangkat dari itu semua maka seorang Dandim harus melatih diri agar
mempunyai :

a) Dandim harus ahli dalam bidangnya yaitu bidang pertahanan


dan pembinaan terhadap wilayah, hal ini dapat diperoleh dengan
cara pendidikan sebagai seorang Dandim dan latihan yang
difokuskan pada kegiatan yang mengarah pada pembinaan wilayah.

b) Sebagai seorang pemimpin Dandim harus arif dan cakap


dalam mengeluarkan kebijakan dan keputusan, hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengingat dan sadar akan dirinya sebagai
seorang pemimpin yang menjadi panutan bagi anak buah dan
masyarakat.

c) Dandim harus memiliki kepedulian, kesadaran dan tanggung


jawab yang mendalam terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara, caranya melalui latihan bersama.

/d) Dandim...

TERBATAS
TERBATAS
47

d) Dandim harus memiliki keakraban dan kemanunggalan


dengan rakyat didalam kehidupan berbangsa dan bernegara
caranya melalui pengamalan KKS TNI.

4) Perumusan etos kerja dalam pemahaman tugas. Suatu hal yang


tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan pemahaman terhadap tugas
adalah pengembangan terhadap etos kerja hal ini sejalan dengan
semangat nilai kejuangan yang dimiliki oleh prajurit terutama
Dandim. Namun demikian etos kerja ini kadang-kadang luntur jika
dihadapkan dengan adanya keterbatasan anggaran dan minimnya
kesejahteraan. Berdasarkan hal tersebut maka guna meningkatkan etos
kerja seorang Dandim perlu adanya pembinaan yang terprogram oleh
satuan atas dengan cara pemberian tugas dan penekanan terhadap sistem
yang berlaku dilingkungan satuan kewilayahan. Etos kerja merupakan
sesuatu yang fundamental dalam pemahaman tugas, karena dengan etos
kerja yang tinggi setiap tugas dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Adapun etos kerja yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut :

a) Kerja itu rahmat, kerja adalah sebagai pertanggung jawaban


terhadap jabatan yang diemban sedangkan rahmat adalah
pemberian yang diterima bukan karena jasa tetapi kebaikan dari
sang pemberi. Metoda yang dapat dilakukan dengan cara
pembinaan dan pemberian tugas dan tanggung jawab kepada
seorang Dandim secara menyeluruh dalam memimpin satuannya.

b) Kerja itu Amanah, Kerja adalah Tanggung Jawabku, Aku


Sanggup Bekerja Tuntas. Amanah adalah titipan berharga yang
dipercayakan kepada kita. Melalui kerja, kita menerima amanah.
Bahkan kerja itu sendiri adalah sebuah amanah. Jadi, kerja sebagai
amanah wajib kita selesaikan hingga tuntas.

/c) Kerja...

TERBATAS
TERBATAS
48

c) Kerja itu Suci, Kerja adalah Panggilanku, Aku sanggup


Bekerja Benar. Suci, menurut kamus Webster, berarti
diabdikan, ditujukan atau diorentasikan pada yang suci. Kerja
itu Suci, berarti kerja disadari sebagai aktivitas kehidupan yang
mengabdi dan berorentasi pada Yang Suci, dalam hal ini kepada
Tuhan dengan segenap atribut-Nya.

d) Kerja itu Sehat, Kerja adalah Aktualisasiku, Aku Sanggup


BekerjaKeras. Kerja itu sehat maksudnya bekerja membuat tubuh,
roh, dan jiwa kita menjadi sehat. Dengan pekerjaan, kita
mengaktualisasikan diri kita. Aktualisasi berarti membuat sebuah
potensi menjadi nyata, menjadi aktual. Misalnya, gunung yang
mengandung bijih emas disebut memendam potensi kekayaan.
Aktualisasi berarti bekerja menambang emas tersebut, sampai kita
memporeh batangan emas yang bisa dijual secara komersial.

e) Kerja itu Ibadah , Kerja adalah Pengabdianku Aku Sanggup


Bekerja Serius. Pada umumnya orang sudah memahami bahwa
kerja adalah ibadah. Rupanya Tuhan mewajibkan manusia
untukberibadah di dua tempat. Pertama, di gedung peribadatan
seperti mesjid, gereja, atau pura. Dan kedua, ditempat kerja.
Bentuk ibadah pertama adalah ritual sembayang, sedangkan ibadah
kedua adalah olah kerja yang diabdikan bagi Tuhan.

f). Kerja itu Kehormatan, Kerja adalah Kewajibanku, Aku


Sanggup Bekerja Unggul. Kerja itu kehormatan dan karenanya kita
wajib menjaga kehormatan itu. Kerja sebagai kehormatan memiliki
lima dimensi. Pertama, pemberi kerja menghormati kita dengan
memilih kita sebagai penerima kerja. Kedua, kerja memberikan

/kesempatan...

TERBATAS
TERBATAS
49

kesempatan kepada kita untuk berkarya dengan kemampuan diri


sendiri. Inipun sebuah kehormatan. Ketiga, hasil karya yang baik
memberikan kita rasa hormat diri. Keempat, pendapatan sebagai
imbalan atas karya kita membuat kita mampu mandiri sehinga tidak
lagi menjadi tanggungan, parasit, atau beban bagi orang lain. Ini
pun memberikan rasa hormat diri. Kelima, dengan pendapatan
tersebut kita mulai ikut menanggung orang lain, termasuk istri,
anak, orang tua,mertua, dan lembaga-lembaga sosial yang kita
santuni. Ini juga menambah kehormatan kita.

Dari keenam etos kerja tersebut dalam pengembangannya dilaksanakan


melalui penugasan dan pembinaan terhadap Dandim dalam bentuk
tanggung jawab terhadap tugas dan pembinaan terhadap satuannya.

/BAB VII...

TERBATAS
TERBATAS
50

BAB VII

PENUTUP

32. Kesimpulan. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Mencermati perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang dinamis


dewasa ini, satuan jajaran TNI AD khususnya satuan kewilayahan mempunyai
tugas dan tangggung jawab yang cukup berat. Kemampuan dan profesionalisme
prajurit perlu mendapat perhatian terlebih unsur pimpinan dalam hal ini Dandim.

b. Karena berbagai pengaruh baik internal maupun eksternal, masih ada


sebagian kepemimpinan Dandim yang masih kurang memenuhi harapan sesuai
tuntutan dalam menghadapi sosial masyarakat yang semakin dinamis, khususnya
dalam hal Manajerial, Pengembangan inisiatif, Gaya kepemimpinan dan
Pemahaman tugas.

c. Dalam menghadapi tantangan tugas kedepan Dandim diharapkan selalu


meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, latihan, penataran dan
penugasan. Sehingga terwujud SDM yang profesional khususnya dalam hal
manajemen yang mampu mengatur, menata satuan menjadi satuan yang dapat
diharapkan oleh masyarakat.

d. Kompleknya permasalahan yang dihadapi sebagai dampak dari era


globalisasi terutama dalam hal keterbatasan anggaran dan sarana prasarana
memerlukan inisiatif dan inovasi seorang Dandim dalam melaksanakan tugasnya.

/Terutama...

TERBATAS
TERBATAS
51

terutama dengan memanfaatkan lima sumber kekuatan yaitu Kekuatan pribadi,


Kekuatan hubungan, Kekuatan posisi, Kekuatan pengetahuan dan Kekuatan
tugas keseharian serta komunikasi. Inisiatif dan inovasi Dandim merupakan salah
satu kunci dalam keberhasilan pelaksnaan tugas.

e. Peningkatan gaya kepemimpinan seorang Dandim harus mempunyai gaya


kepemimpinan yang dilandasi jiwa kemajuan, jiwa Kemandirian, jiwa
Kehormatan, jiwa Keperwiraan dan jiwa Kebaikan serta seorang Dandim harus
mempunyai Visi yang jelas, Keteladanan, Kepercayaan, tenang menghadapi
situasi-situasi sulit, tampil dengan citra Profesional dan tidak menerapkan
favoritisme.

f. Pemahaman terhadap payung hukum dan pemahaman terhadap tugas


pokok adalah merupakan suatu landasan seorang Dandim dalam melaksanakan
tugasnya sehari – hari baik dilingkungan satuan maupun dilingkungan
masyarakat.

33. Saran.

a. Untuk mewujudkan manajerial Dandim yang profesional disarankan perlu


adanya pendidikan yang membahas tentang manajerial dan berkaitan langsung
dengan tugas pokok yang dihadapi seorang Dandim.

b. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas kepemimpinan Dandim maka


perlu adanya penambahan anggaran dalam penyelenggaraan pembinaan
wilayah.

TERBATAS
TERBATAS
52

/c. Kecenderungan...

c. Kecenderungan masyarakat yang beranggapan bahwa TNI selalu lamban


dalam menangani permasalahan yang berkembang dilapangan maka disarankan
agar setiap pejabat Dandim melaksanakan pendekatan dan sosialisasi tentang
tugas TNI, dalam hal ini Dandim dituntut untuk fleksibel sehingga gaya
kepemimpinan yang digunakan menggunakan pola situasional.

d. Dalam hal pengembangan inisiatif dan inovasi Dandim dalam


melaksanakan tugasnya disarankan kodam maupun Korem mengadakan suatau
kegiatan berupa pembahasan tentang studi kasus yang terjadi dan berkembang
disuatu wilayah.

Bandung, September 2005


Penulis

AGUS SAEPUL
MAYOR INF NRP 1910031100468

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai