Taskap Gaguk Pasti
Taskap Gaguk Pasti
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
TERBATAS
TERBATAS
2
bersenjata terhadap pemerintah Republik Indonesia, maka sesuai dengan
keputusan Presiden RI melalui pemberlakuan status darurat Militer yang
kemudian dilanjutkan dengan status darurat sipil di Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam yang dilaksanakan melalui operasi terpadu. TNI sesuai
dengan pelaksanaan operasi pemulihan keamanan dengan tugas pokok
melumpuhkan dan menumpas pemberontak GAM.
/ melalui …
TERBATAS
TERBATAS
3
melalui perlawanan rakyat, melaksanakan karya bhakti TNI untuk
menunjang pulihnya perekonomian masyarakat dan pemulihan roda
pemerintahan sampai dengan tingkat desa, maka tugas Batalyon Infanteri
sebagai pasukan kerangka diharapkan dapat mengakhiri pemberontakan
separatis GAM di Propinsi NAD, dengan demikian diperlukan adanya
optimalisasi kemampuan Batalyon Infanteri pada pelaksanaan tugas
sebagai pasukan kerangka dalam rangka menumpas pemberontakan
separatis GAM di Aceh.
/ 4. Pendekatan…
TERBATAS
TERBATAS
4
4. Pendekatan dan Metode. Penulisan ini menggunakan Metode
Analisis Diskriptis dengan pendekatan Kualitatif berdasarkan study kepustakaan
dan pengamatan dilapangan.
5. Pengertian.
TERBATAS
TERBATAS
5
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
7. Landasan Pemikiran .
TERBATAS
TERBATAS
6
yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa sehingga
membangkitkan semangat pantang menyerah dengan tekad
“ Merdeka atau Mati ”.
/ Bersumber ...
TERBATAS
TERBATAS
7
3) Bersumber dari jati diri Prajurit.
b. Landasan Filosofis.
/ Maka ...
TERBATAS
TERBATAS
8
“ Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia yang berbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada, KeTuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”.
Dengan adanya pernyataan di atas, maka Pancasila menjadi hukum
dasar yang dijadikan sumber dalam setiap pengambilan keputusan
pemerintah, sehingga secara otomatis menetapkan dan
menempatkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila
sesungguhnya menjadi aturan dasar yang penjabarannya tertuang
pada Batang Tubuh UUD 1945 dalam bentuk pasal-pasal dan
secara berjenjang ke bawah menjadi undang-undang dan
peraturan pelaksanaan dalam rangka menjalankan roda
pemerintahan. Dilihat dari tatanan peraturan perundang-undangan
sebagaimana ditetapkan dalam Ketetapan MPR RI nomor: III / MPR
/ 2000 tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan
perundang-undangan, maka Pancasila memiliki strata tertinggi
dalam strata hukum positif di Indonesia. Dengan demikian segala
peraturan perundang-undangan harus mengacu kepada Pancasila,
artinya norma-norma hukum yang berada pada strata dibawahnya
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila - sila Pancasila yang memiliki sifat mengikat,
mengendalikan dan bermakna keharusan (imperatif) terhadap
segala penjabaran, pembuatan peraturan perundang-undangan
dalam penyelenggaraan negara.
/ Berdasarkan ...
TERBATAS
TERBATAS
9
Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila inilah,
maka segala norma-norma yang mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diarahkan kepada
keadilan dan kepastian hukum untuk kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian Pancasila sebagai dasar negara dan sumber dari
segala sumber hukum memberi arah dalam proses penegakkan
supremasi hukum menuju cita-cita hukum yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945. Peran Pancasila tersebut di atas secara
substansial sangat relevan untuk dijadikan landasan pemikiran
sehingga dapat mewujudkan Ketahanan Nasional di daerah guna
menjamin Stabilitas Nasional dan keutuhan NKRI.
/ Di era....
TERBATAS
TERBATAS
10
Di era reformasi yang berpengaruh global,yang mengharuskan
penyelenggara Negara untuk mengantisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi, maka penerapan UUD 1945 untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi, maka penerapan nilai dan
norma dari pasal-pasal UUD 1945 bagi segenap produk hukum
yang berkedudukan lebih rendah harus dibuat secara konsisten,
tidak bertentangan dan tetap mengacu pada UUD 1945. Namun
pada kenyataannya pasal-pasal UUD 1945 juga mengalami
amandemen dalam rangka penyesuaian terhadap perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Amandemen yang dilakukan
bersifat melengkapi tanpa mengubah substansi pokok yang ada.
Pada kondisi ini diperlukan kecermatan dan pengendalian agar
setelah amandemen, maka peraturan perundangan yang berada di
bawahnya tidak menjadi bertentangan dengan peraturan yang
lebih tinggi. Sehingga pasca amandemen perlu ditindaklanjuti
dengan regulasi dan legislasi dari aturan-aturan hukum strata di
bawahnya yang telah ada sebelumnya. Proses regulasi dan
legislasi amat mempengaruhi penegakan supremasi hukum karena
dalam penerapannya selalu mengacu pada hukum positif yang ada,
oleh karena itu, setiap konsepsi, kebijakan, strategi dan upaya
yang dilakukan Pemerintah harus selalu dilandasi UUD 1945 serta
dijiwai falsafah Ideologi Pancasila sehingga dapat mewujudkan
Stabilitas Nasional dan keutuhan NKRI.
/ Cita-cita ..
TERBATAS
TERBATAS
11
Cita-cita bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam pembangunan
Nasional dilaksanakan dalam satu lingkungan interaksi
kehidupan bangsa-bangsa dunia yang diwarnai persaingan
kepentingan yang berkembang secara dinamis. Dalam situasi dan
kondisi seperti ini maka timbul tantangan terhadap upaya
pelaksanaan pembangunan nasional yang berbentuk ancaman,
hambatan dan gangguan. Ditinjau dari upaya penyusunan dan
peningkatan kekuatan nasional, tantangan merupakan faktor
pengungkap kelemahan dan ketangguhan kemampuan nasional
bangsa Indonesia. Kemampuan yang kurang atau tidak dapat
mengatasi tantangan menyebabkan terjadinya kerawanan,
namun kerawanan-kerawanan yang timbul diupayakan dapat
ditanggulangi dengan pengamanan jalannya pembangunan melalui
penjagaan stabilitas nasional serta perjuangan mengejar cita-cita
bangsa dan tujuan nasional. Konsepsi Ketahanan Nasional pada
hakekatnya merupakan metode pemecahan persoalan strategis
dalam upaya mewujudkan kondisi kehidupan nasional menuju
kejayaan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu dalam pembangunan
kembali daerah pasca bencana, konsepsi Ketahananan Nasional
Indonesia harus dioperasionalkan dan disebarluaskan keseluruh
lapisan masyarakat sehingga dipahami dan diyakini kebenarannya,
dan dapat diimplementasikan dengan baik melalui pendekatan
top down dan bottom up demi kelangsungan hidup dan
perkembangan kehidupan masyarakat.
/ Undang-undang ...
TERBATAS
TERBATAS
12
1) Undang-undang No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan
Negara. Sistem pertahanan dalam menghadapi ancaman
tradisional menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan
didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung.
Dalam menghadapi ancaman non tradisional menempatkan
lembaga pemerintah di luar pertahanan sebagai unsur utama
didukung oleh TNI.
/ a) Operasi…
TERBATAS
TERBATAS
13
a) Operasi Pencegahan. Dilakukan untuk mencegah niat
bermusuhan, baik antar kelompok masyarakat maupun
antara kelompok masyarakat dengan Pemerintah, melalui
upaya pendekatan dan pembinaan yang didukung kegiatan
penggalangan dan kampanye Militer. Agar dapat melakukan
pembinaan dan pendekatan yang tepat diperlukan
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang
kelompok-kelompok masyarakat yang bermasalah, baik
mengenai tuntutan-tuntutan, latar belakang permasalahan,
kebiasaan dan tingkah laku kelompok masyarakat tersebut.
OMSP yang diselenggarakan dengan baik dapat memberikan
bantuan yang signifikan bagi keberhasilan operasi
pencegahan agar lawan menerima dan mendukung
pemerintah yang syah sehingga niat bermusuhan akan
berkurang dan menghilang.
/ c) Operasi…
TERBATAS
TERBATAS
14
c) Operasi Pemulihan Keamanan. Tahapan ini
dilaksanakan setelah operasi penindakan berhasil baik dan
dilaksanakan di secara parsial di daerah yang aman maupun
di daerah konflik. OMP maupun OMSP pada tahapan ini
dapat diarahkan untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah serta menimbulkan
keyakinan kepada masyarakat akan jaminan keamanan dari
pasukan lawan gerilya.
/ Traktat…
TERBATAS
TERBATAS
15
Traktat London-Sumatera tersebut antara lain berisi : “menjadikan Aceh
sebagai daerah bebas dan tidak dikuasai oleh siapapun”. 1) Daerah bebas
yang dimaksud adalah daerah “jeda” perang, karena secara geografis
daerah tersebut berada tepat ditengah antara Hindia Belanda dan Malaya.
/ kekuasaan…
1
) Audrey R. Kahin, Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan, (Terjemahan), (Jakarta : Grafiti, 1990),
hlm. 75
2
Ibid
3
Al Chaidir, GAM : Jihad Rakyat Aceh Untuk Mewujudkan Negara Islam, (Banda Aceh : Madani Press,
1999), hlm. 57
TERBATAS
TERBATAS
16
kekuasaan Hindia Belanda yang akan menghancurkan identitas mereka,
juga sebagai kekecewaan terhadap pengkhianatan Traktat London-
Sumatera yang sudah terlanjur disepakati. Kesimpulannya pemerintah
Inggris belum mencabut Traktat London-Sumatera sewaktu menyerahkan
kekuasaannya kepada pemerintah Hindia Belanda, dan pemerintah Hindia
Belanda pun tidak menghormati Traktat tersebut sebagai suatu
kesepakatan antara “Tuan” sebelumnya dengan Belanda. Logikanya
Pemerintah Hindia Belanda seharusnya tetap menjadikan Aceh sebagai
daerah bebas dan tidak dikuasainya. Maka, perang luar biasa selama 30
tahun atau dikenal dengan sebutan “Perang Sabil” itu pun terjadi.
Akhirnya, dengan cara menguasai benteng, kerajaan dan masjid raya,
pemerintah Hindia Belanda berhasil menguasai Aceh pada tahun
1903.4)Traktat tersebut masih berlaku hingga masa pendudukan Hindia
Belanda berpindah tangan kepada pemerintah kolonial Jepang.
4
Ibid., hlm. 58
55
Audrey R. Kahin., Op. Cit., hlm. 78
TERBATAS
TERBATAS
17
dengan Tengku Muhammad Daud Beureuh sebagai Gubernur Militer
Aceh.6) hanya saja pada tahun-tahun tersebut kondisi Indonesia yang
baru merdeka belum stabil dan peperangan melawan belanda masih saja
berlangsung. Gubernur militer Aceh ini lalu menggalang pengumpulan
dana perjuangan dari segenap rakyat Aceh, untuk membiayai perjuangan
Pemerintahan Indonesia. Jumlah dana yang terkumpul cukup besar.
Selama Oktober-Desember 1949 saja terkumpul 500.000 dollar AS.
Sebanyak 250.000 dollar AS untuk Angkatan Perang, 50.000 dollar AS
untuk perkantoran pemerintah RI, 100.000 dollar AS untuk pengembalian
pemerintahan RI dari Yogyakarta dan 100.000 dollar AS diserahkan
kepada pemerintah pusat lewat AA Maramis.7) Lalu secara sukarela rakyat
Aceh mengumpulkan lima kilogram emas untuk membeli obligasi
pemerintah. Selain itu, rakyat aceh mengumpulkan dana untuk membiayai
perwakilan Indonesia di Singapura, pendirian Kedubes RI di India dan
pembelian dua pesawat terbang untuk membantu transportasi pejabat
pemerintah RI. Sebab itu, Presiden Soekarno sempat menegaskan Aceh
dan segenap rakyatnya adalah modal pertama bagi kemerdekaan RI. 8)
Pengorbanan dan jasa rakyat Aceh dalam membentuk negeri ini sangat
besar. Oleh karena itu, melalui berbagai pertimbangan-pertimbangan
yang matang, rakyat Aceh sepakat untuk menjadi bagian dari negeri ini.
Begitu besar jasa rakyat Aceh dalam sejarah perjuangan kemerdekaan,
para “founding father” negeri ini memberikan status khusus pada Aceh
sebagai Daerah Istimewa, sama dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal
ini menunjukkan betapa besar perhatian bangsa Indonesia kala itu pada
masyarakat Aceh.
/ Tetapi…
6
Ibid.
7
Neta S. Pane, Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka : Solusi, Harapan, dan Impian,
(Jakarta : PT. Grasindo, 2001), hlm. 6
8
Tempo, 26 Desember 1999, hlm. 19.
TERBATAS
TERBATAS
18
Tetapi rupanya Pemerintahan Soekarno melalui sidang Dewan Menteri
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 8 Agustus 1950 di Jakarta
memutuskan wilayah Indonesia dibagi dalam 10 Daerar tingkat satu
(provinsi). Dalam hal ini, provinsi Aceh melebur ke dalam pemerintahan
provinsi Sumatera Utara.9) Hal tersebut merupakan titik awal kekecewaan
rakyat Aceh terhadap pemerintah RI. Keinginan rakyat Aceh untuk
mengaktualisasikan identitas ke Acehannya dalam wujud pelaksanaan
syariat Islam sebagaimana pernah dijanjikan secara lisan oleh Soekarno
ternyata tidak terwujud.
9
Ibid.
TERBATAS
TERBATAS
19
Ia hanya menggulirkan gagasan menjadikan RI dengan semangat, cita-
cita, dan sistem Negara Islam. Jadi, tidak ada semangat separatis yang
dikumandangkannya selain semangat Kesatuan Republik Indonesia.
Barulah pada tanggal 21 September 1953, atau lima bulan setelah
Kongres Alim Ulama di Medan, Daud Beureuh memproklamirkan
dukungan Aceh terhadap berdirinya NII yang diproklamasikan oleh
kartosoewiryo. Alasan Daud Beureuh mendukung berdirinya NII adalah
dikarenakan para pemimpin Republik Indonesia di Jakarta sudah
menyimpang dari jalan yang benar. Dari sikap para pemimpin RI
selama ini, daud Beureuh menyatakan, Republik tersebut tidak akan
berkembang menjadi suatu negara yang berlandaskan Islam. Padahal,
dalam persepsi Daud Beureuh, Negara Islam adalah satu-satunya
kemungkinan yang terkandung dalam prinsip KeTuhanan Yang Maha Esa.
Apalagi prinsip dan sila tersebut merupakan sila pertama dari dasar
Negara RI, yakni Pancasila. Meskipun KeTuhanan Yang Maha Esa
menjadi sila pertama dalam Pancasila, dalam pandangan Daud Beureuh,
Pemerintah Soekarno tidak pernah memberikan kebebasan beragama
yang sesungguhnya kepada rakyat, terutama rakyat Aceh. Pemerintah
Soekarno sendiri, sejak semula, sudah represif terhadap bergulirnya
gagasan tokoh-tokoh Islam yang hendak mendirikan Negara Islam. Alasan
Soekarno waktu itu, jika terbentuk Negara Islam, dikhawatirkan sejumlah
daerah akan memisahkan diri dari Republik Indonesia. Sebab itu,
Soekarno lebih memilih konsep Negara Nasionalis dibandingkan gagasan
Negara Islam. Nasionalis, lebih bisa menyatukan semua unsur, kekuatan,
etnis, suku, golongan dan agama yang ada di Indonesia.
/ Dalam...
TERBATAS
TERBATAS
20
Dalam kepemimpinannya, Daud Beureuh dibantu tiga wakil Gubernur,
Hasan Ali untuk wilayah Aceh Besar, Pidie dan Aceh Tengah. Hasan saleh
mengkoordinasikan wilayah Aceh Utara, Timur, Langkat dan tanah Karo,
sedangkan Abdul Gani dipercaya menangani Aceh Selatan, Barat dan
Tapanuli Barat. Untuk perjuangan Militer, Daud Beureuh membentuk tujuh
resimen dan satu Angkatan Polisi. Setelah terbentuknya berbagai
kekuatan sipil dan militer itu,aksi perlawanan terhadap pemerintah RI pun
digalang Daud beureuh. Perlawanan ini muncul juga dikarenakan adanya
tekanan Militer dari pemerintah RI. Untuk menghindari perang terbuka
dan aksi penangkapan dari TNI, pasukan NII Aceh memilih masuk hutan.
Di sini mereka membangun kekuatan DI/TII. Di pihak lain, lewat berbagai
pendekatan, Pemerintah Soekarno terus melakukan upaya diplomasi
dalam menyelesaikan konflik di Aceh ini. Minggu-minggu pertama
pemberontakan, kaum pemberontak menguasai hampir seluruh Aceh.
/ Soalnya...
10
Neta S. Pane., Op.Cit., hlm. 8
TERBATAS
TERBATAS
21
Soalnya, rakyat menyaksikan secara langsung Pemerintah Soekarno
melenyapkan beberapa struktur kepempimpinan adat dan tak lagi
mengindahkan peranan tokoh agama terhadap kehidupan bernegara.
Soekarno tak pernah mendomestikan Aceh dengan pendekatan kultural
agama, tapi menjadikannya sebagai wilayah ”sejuta intelektual”. Ketika
rakyat Aceh melakukan perlawanan sengit, pemerintah Soekarno
menghadapinya dengan pendekatan senjata. Terbatasnya senjata yang
dimiliki pasukan daud beureuh membuat mereka kesulitan menguasai
daerah-daerah yang sudah direbut. Pasukan Daud Beureuh selalu dengan
gampang dihalau pasukan TNI. Meski demikian, mereka terus berupaya
melakukan perang gerilya diberbagai pedesaan. Hingga sebelum
berakhirnya sejarah Republik Islam Aceh, pasukan Daud Beureuh hanya
solid di kawasan hutan dan pedesaan Aceh Pidie dan Aceh Utara.
Selebihnya, pasukan TNI terlalu gampang menghalaunya. Lemahnya
kekuatan militer dan minimnya persenjataan ini membuat pasukan
Republik Islam Aceh merasa letih, jenuh dan frsutasi, Hanya dalam waktu
satu tahun moral pemberontakan mereka mengendur. Akhirnya,
dilakukan berbagai perundingan antara pihak Daud Beureuh dan
pemerintah Soekarno. Dari berbagai perundingan dengan tokoh Aceh,
akhirnya diputuskan, pemerintah pusat akan memberikan hak penuh
untuk melaksanakan syariat Islam bagi rakyat Aceh. Daud Beureuh
bersama pengikutnya pun bersedia menerima tawaran tersebut. kedua
belah pihak lalu merusmuskan Rancangan Undang-Undang Syariat Islam
bagi Aceh. Jalan damai pun dicapai tanpa ada pihak yang harus dihukum
mati. Untuk mengafdolkan rekonsiliasi ini, rakyat Aceh melakukan sebuah
upacara massal, yang diberi nama Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh
(MKRA). Acara yang melibatkan rakyat dan para elit politik ini berlangsung
di Blangpadang pada tanggal 22 Desember 1962.
/ MKRA...
TERBATAS
TERBATAS
22
MKRA ini kemudian melahirkan Ikrar Blangpadang yang ditandatangani 17
tokoh penting Aceh. Setelah munculnya Ikrar ini daerah Aceh relatif aman
dan tenteram. Sama sekali tidak ada pemberontakan dari seluruh pasukan
DI/TII. Mereka telah melebur dengan masyarakat dan sebagian yang lain
bergabung ke TNI. Sampai berakhirnya Orde Lama, daerah Aceh relatif
aman. Rakyat Aceh bisa dengan cepat menutup perasaan lukanya pasca
pemberontakan DI/TII, begitu pula di masa awal Orde Baru pimpinan
Soeharto, daerah Aceh masih tenteram. Peristiwa G30S/PKI dan aksi
pembersihan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai sisa-sisa PKI
di Aceh tak segemuruh di daerah lain, seperti di provinsi Sumatera Utara.
/ Meskipun...
11
Ibid., hlm. 28
TERBATAS
TERBATAS
23
Meskipun GAM sudah lahir, pada pemilu 1977, rakyat Aceh belum
mengetahui tentang gerakan perlawanan tersebut. yang mereka tahu
hanyalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bertanda gambar Ka’bah
sebagai perwujudan ”perjuangan baru” semangat Darul Islam. Hanya saja
saat itu, menjelang pemilu 1977, situasi di Aceh memang mulai kembali
menegang. Rezim Orde Baru yang mulai bangkit berobesesi untuk
menguasai Aceh dengan cara memobilisasi tokoh-tokoh dan rakyat Aceh
untuk mendukung Golkar sebagai mesin politik Orde Baru di Pemilu 1977.
Rakyat yang merasa ditekan terpaksa melakukan penolakan. Momentum
ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan bagi GAM yang baru
lahir, untuk menanamkan pengaruhnya dalam rangka menentang
pemerintahan pusat. Namun, tarik menarik segitiga antara rakyat-GAM-
pemerintah Orde Baru, waktu itu tidak terlalu mencuat ke permukaan.
Konflik itu cenderung bisa ditutupi. Baru pada tahun 1989, konflik aceh
mencuat ke permukaan secara terbuka. Apabila melihat kilasan sejarah
Aceh di atas, tuntutan rakyat Aceh untuk menentukaan nasib sendiri ( self
determination) didasarkan pada akumulasi kekecewaan terhadap
pemerintah pusat dimasa lalu, baik selama Orde Lama, dan terutama
sekali dalam masa Orde Baru. Secara sederhana, ada beberapa sebab
mengapa rakyat Aceh ingin merdeka.
/ Data...
TERBATAS
TERBATAS
24
Data pada tahun 1981, misalnya menunjukan bagaimana Aceh
dengan nilai U$$ 865 milliar berada pada peringkat ketiga dalam
hal sumbangan terhadap nilai total ekspor nasional yang
berbasiskan pada sumber alam (Poot, et. al : 1992). Tetapi
menurut data 1997, anggaran pusat untuk Aceh hanya Rp 102
milliar atau hanya 0,05% dibandingkan dengan kekayaan alamnya.
Maka Ibrahim Hassan , bekas gubenur Aceh dalam sebuah
wawancara televisi mengatakan dengan getir, “ Aceh menyumbang
11% dari pemasukan negara. Tolong berilah kami sedikit lebih
banyak dari selama ini. Kalau tak mau melihat kami dengan dua
mata, sebelah mata pun jadilah” .
/ Komnas...
12
Otto Syamsudin Ishak, Dari Maaf ke Panik Aceh 2 : Sebuah Sketsa Sosiologi-Politik, (Jakarta & Banda
Aceh : YAPPIKA, LSPP & Cordova, 2001), hlm. 120 – 122.
TERBATAS
TERBATAS
25
Komnas HAM punya angka bahwa janda akibat suami
terbunuh atau hilang sekitar 3.000 orang ( Tempo, 25 januari 1999,
hlm 15-16). Selain itu, selama operasi jaring merah diberlakukan,
tentara praktis tak kenal hukum lagi. Tak ada organisasi politik di
desa, tak ada sarana untuk menyatakan pendapat dan mengoreksi
keadaan. Segala bentuk kebebasan dan partisipasi politik
diberangus secara menyedihkan. Bisa dibayangkan betapa sakitnya
hati rakyat Aceh atas kejadian-kejadian yang dialaminya selama
kurang lebih sepuluh tahun.
/ BAB-III …..
13
Lukman Age (ed.), Menjaring hari Tanpa Air Mata : Catatan Peristiwa Kekerasan di Aceh, (Banda Aceh :
Koalisi NGO HAM Aceh, 2000), hlm. 7
TERBATAS
TERBATAS
26
BAB – III
KONDISI SAAT INI
/ Pemerintahan...
14
Gus Dur,Militer dan Politik , A.Malik Haramain
TERBATAS
TERBATAS
27
Pemerintahan Abdurachman Wahid adalah dengan mengeluarkan Inpres
no. 4 tahun 2001 yang merupakan langkah dan kebijakan komprehensif
dalam menangani konflik Aceh. Dalam Inpres tersebut, berbagai jajaran
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan mengenai krisis Aceh,
mulai dari Wakil Presiden, 17 Menteri, Panglima TNI, Gubernur Aceh, dan
Bupati-bupati seluruh Aceh namun demikian, aksi-aksi politik dan
kekerasan terus saja berlangsung. Bahkan, untuk menunjukan
eksistensinya pada pemerintah pusat dan dunia internasional, seluruh
elemen rakyat Aceh menggelar Kongres Rakyat Aceh dibawah
koordinasi Sentra Informasi Referendum Aceh (SIRA). Namun
demikian, dalam perkembangannya, pihak GAM melanggar berbagai
kesepakatan yang terdapat dalam COHA tersebut. dengan adanya masa
jeda kemanusiaan, pihak GAM justru memanfaatkannya dengan
menambah kekuatan persenjataan GAM dan melakukan penyerangan-
penyerangan terhadap pihak TNI. HDC sebagai pengawas implementasi
COHA malah cenderung berat sebelah mendukung pihak GAM.
Akhirnya, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan perundingan
kembali guna membahas berbagai pelanggaran atas kesepakatan-
kesepakatan yang dibuat. Perundingan antara RI dan GAM sempat
tertunda dari jadwal yang direncanakan, karena GAM mengancam akan
memboikot bila kelima anggotanya yang ditahan Polda NAD itu tidak
dibebaskan. Perkembangan terakhir di NAD menyebutkan bahwa
akhirnya kelima anggota GAM dibebaskan. Setelah itu, perundingan pun
dimulai lagi pada tanggal 17 Mei 2003 yang berlangung di Tokyo, Jepang.
Dalam perundingan itu, delegasi GAM yang dipimpin oleh Zaini Abdullah
masuk ruangan perundingan terlebih dahulu sementara delegasi RI yang
dipimpin oleh Wiryono Sastrohardoyo masuk 20 menit kemudian.
/ Pertemuan...
TERBATAS
TERBATAS
28
Pertemuan itu tepatnya berlangsung di gedung JICA (Japan International
Cooperation Agency) yang dimulai pada pukul 20.30 waktu Tokyo atau
22.30 WIB.Selain dihadiri oleh delegasi kedua belah pihak, pertemuan itu
juga dihadiri wakil dari Uni Soviet, Amerika Serikat dan Jepang. Hadir pula
wakil dari Henry Dunant Center (HDC) 15). Dalam pertemuan itu, pihak
Indonesia menegaskan kembali posisinya yang meliputi tiga aspek :
Pertama, dialog ini harus dalam kerangka Negara Kesatuan republik
Indonesia ; kedua, pihak GAM harus menerima otonomi khusus ; ketiga,
GAM harus meletakkan senjata. Karena pihak GAM tidak menggubris
permintaan dari delegasi RI tersebut, maka pertemuan itupun mengalami
kegagalan dan jalan buntu.
15
Indonesia mempertahankan Tanah Air memasuki abad 21 hal-37
TERBATAS
TERBATAS
29
2) Teror yang dilakukan mulai dari ancaman psikologis,
penculikan, perampokan, pembunuhan yang sangat biadab dengan
sasaran anak-anak, isteri, orang tua dari pihak masyarakat yang
berseberangan dengan kelompok pembrontak GAM.
/ 2) Di tingkat...
TERBATAS
TERBATAS
30
2) Di tingkat daerah, penguasa darurat sipil daerah adalah
Gubernur dan penguasa darurat militer daerah adalah Pangdam IM
selaku PDMD, dalam melakukan penguasaan keadaan darurat
sipil/militer dibantu oleh Panglima Kodam, Gubernur, Kapolda dan
Kajati.
/ 10.Kesiapan…
TERBATAS
TERBATAS
31
11. Kesiapan Satuan (Batalyon Infanteri)
a. Militansi Pimpinan. Ada lima tipe kepemimipinan yang
secara luas dikenal dewasa ini adalah Tipe yang
16
otokratik,Paternalistik,Kharismatik,Laissez faire dan dermokratik ),namun
secara teori bahwa “Kepemimpinan adalah seni dan kecakapan dalam
mempengaruhi dan membimbing orang bawahan, sehingga dari pihak
yang dipimpin timbul kemauan, kepercayaan , hormat dan ketaatan yang
diperlukan dalam penunaian tugas-tugas yang dipikulkan kepadanya,
dengan menggunakan alat dan waktu, tetapi mengandung keserasian
antara tujuan kelompok atau kesatuan dengan kebutuhan-kebutuhan atau
tujuan-tujuan perorangan “. Kualitas secara teori ternyata masih jauh dari
kenyataan saat ini,bilamana kita memperhatikan bahwa sasaran dari kese-
luruhan tugas dibidang teritorial menyangkut kepentingan masyarakat dan
lingkungannya untuk dapat dibina menjadi suatu kekuatan pertahanan.
Agar kekuatan pertahanan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik
maka seorang Komandan harus memahami akan tugas pokoknya, dapat
memberikan motivasi kepada anak buahnya. Rendahnya kualitas
kepemimpinan dapat dilihat dari kurang ketegasan dalam memutuskan
suatu masalah,integritas cukup rendah,serta kurangnya antusiasme dalam
menghadapi persoalan,imajinasi,kerelaan untuk bekerja keras, kemam -
puan analisis,pemahaman terhadap orang lain,kemampuan untuk
memanfaatkan melihat peluang, kemampuan untuk menghadapi situasi
yang tidak menyenangkan dan kerelaan untuk mengambil suatu resiko.
Secara organisasi belum seluruh jabatan pimpinan mulaidari tingkat
Komandan regu terpenuhi secara kuantitas maupun kualitas, jadi masih
ada kecenderungan unsur pimpinan hanya bertindak sebagai pemimpin
saja belum memiliki kualitas sebagai pimpinan.
/ b. Pembinaan…
16
Teori & Praktek Kepemimpinan by Prof.Dr.Sondang P.Siagian,M.P.A
TERBATAS
TERBATAS
32
b. Pembinaan satuan. Dalam satu tahun program kerja satuan
belum seluruhnya dapat digunakan untuk melaksanakan Program latihan
standarisasi kesenjataan Infanteri sesuai dengan Sisbinlat TNI AD, karena
padatnya kegiatan non program dan singkatnya interval waktu dari satu
penugasan ke penugasan yang lainnya. Akibat pembinaan latihan,
pembinaan personil, pembinaan materiil dan pembinaan pengamanan
tubuh belum bisa dilaksanakan secara maksimal, unsur pimpinan,
khususnya Komandan Batalyon hanya menjadi Komandan di daerah
operasi saja, sebab begitu kembali dari daerah tugas operasi sudah
disibukkan dengan persiapan serah terima jabatan dengan Komandan
Batalyon pengganti, begitu pula dengan Komandan Batalyon pengganti
sudah persiapan untuk melaksanakan tugas operasi kembali, hal semacam
ini hampir merata dialami oleh para Komandan Batalyon pada kondisi saat
ini.
/ 1) Ditinjau…
TERBATAS
TERBATAS
33
1) Ditinjau dari faktor materi latihan. Materi latihan masih
cenderung didominasi oleh latihan – latihan taktik militer sehingga
sebagai satuan kerangka, Materi yang diberikan kurang menjawab
persoalan yang dihadapi oleh Batalyon Infanteri sebagai Satuan
Kerangka.
/ menolak…
TERBATAS
TERBATAS
34
menolak perintah tersebut, hal lain adalah dengan tidak terpenuhi TOP
Satuan yang akan berangkat tugas maka untuk pemenuhannya akan
mengambil satuan lain dalam satu kotama tersebut, sehingga faktor
pengendalian cukup sulit.
e. Kesiapan Materiil Penugasan. Bekal awal yang diterima
oleh satuan khususnya Alat dan perlengkapan satuan kurang
kenyal/fleksibel bila dihadapkan kepada kepentingan tugas serta
penyebaran pasukan didaerah operasi, karena norma dan jenis yang
diterima belum sesuai dengan kepentingan tugas yang dihadapi.
f. Inisiatif dan kreatifitas unsur Pimpinan. Kepemimpinan
adalah seni bagi seorang Komandan sehingga untuk mendapat suatu
hasil operasi yang maksimal maka dibutuh suatu insiatif dan kreatifitas
unsur Pimpinan dilapangan mulai dari Komadan Regu sampai dengan
komandan Batalyon,banyak kasus yang terjadi disatuan penugasan akibat
dari kurangnya Inisiatif dan kreatifitas kamandan lapangan sehingga
terjadi ketidak cocokan masyarakat terdapat keberadaannya Pos TNI,
yang berakibat kurang diterimanya keberadaan TNI di wilayah tersebut.
g. Peran Yonif dalam Pembinaan teritorial. Prajurit di Pos
kurang ada kedekatan antara Prajurit TNI dalam Pos tersebut, maka
sedikit sekali informasi yang didapat tentang keberadaan GAM, akibat dari
pembinaan Masyarakat disekitar Pos TNI yang dirasakan sangat kurang.
h. Peran serta masyarakat. Banyak peluang yang dapat
diambil dalam rangka meningkatkan hasil operasi di NAD, salah satunya
adalah dengan mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam
memerangi Separatis GAM dan kegiatan ini banyak yang belum dipahami
oleh unsur Pimpinan di lapangan.
/ BAB-IV …
TERBATAS
TERBATAS
35
BAB – IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
/ 2) Keyakinan…
TERBATAS
TERBATAS
36
2) Keyakinan yang tertanam dalam jiwa setiap prajurit bahwa
panggilan tugas adalah kehormatan yang harus dipertanggung
jawabkan dengan pedoman Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8
wajib TNI.
b. Kelemahan.
TERBATAS
TERBATAS
37
3) Materiil yang dibawa,khususnya Alat Komunikasi dan
Kendaraan Truk kondisinya sudah 50 % sehingga prajurit yang
mengoperasionalkan kurang maksimal dalam penggunaannya.
a. Peluang.
1) Penugasan TNI di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
memiliki dasar hukum dari pemerintah Pusat dan didukung oleh
seluruh rakyat Indonesia sehingga pada pelaksanaanya Parjurit
tidak ragu-ragu lagi dalam menjalankan tugas.
2) Pengakuan dunia terhadap kedaulatan provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan merupakan harga mati.
3) Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan
darat Nomor : KEP/18/XII/2001 tanggal 15 desember 2001 tentang
Doktrin Kartika Eka Paksi, dimana Doktrin tersebut adalah
mengatur tentang Peran, tugas dan Fungsi TNI-AD
b. Kendala.
TERBATAS
TERBATAS
38
BAB – V
/ diantara...
TERBATAS
TERBATAS
39
diantara upaya yang dilaksanakan adalah perjanjian damai yang
masih berjalan sampai dengan saat ini di Helsinki (Swedia) diantaranya
pembentukan missi pengawas perdamaian Nanggroe Aceh Darussalam
Tim pengawas akan melibatkan berbagai negara, Departemen Luar Negeri
sudah berkirim surat kepada sejumlah negara ASEAN dan Uni Eropa
dalam rangka finalisasi Aceh Monitoring Mission, tim nantinya bertugas
di antaranya mengawasi penyerahan dan penghancuran senjata-senjata
milik pemberontak GAM. Hingga kini sejumlah negara yang dihubungi
belum ada yang memberikan jawaban, masih menunggu lampu hijau
proses (perundingan) di Helsinki. Pemerintah Indonesia dan pihak
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah mencapai kesepakatan damai, di
antara butir-butir kesepakatan itu memungkinkan anggota GAM terjun
dalam politik, masyarakat Aceh pada umumnya tidak mempersoalkan
anggota GAM ikut berpolitik atau mengajukan diri sebagai calon kepala
daerah. Kesepakatan damai itu akan dituangkan dalam nota kesepahaman
atau (MoU) dan ditandatangani pada 15 Agustus mendatang di Helsinki.
Butir-butir kesepakatan damai lainnya antara lain mencakup tata
pemerintahan serta partisipasi GAM di Provinsi NAD, pemberian amnesti
bagi anggota GAM, serta pembentukan kelompok pemantau yang
beranggotakan pengamat dari Uni Eropa dan ASEAN. Kelompok pemantau
itu antara lain bertugas mengawasi penarikan tentara dan polisi dari Aceh
serta pelucutan senjata GAM.
/ TNI...
TERBATAS
TERBATAS
40
TNI untuk menghentikan operasi penumpasan terhadap kelompok
pembrontak GAM yang masih melakukan aksi-aksi intimidasi dan teror
terhadap masyarakat, sehingga masyarakat masih tetap berada pada
situasi yang diliputi oleh rasa takut bila wilayahnya berada jauh dari
perlindungan pasukan TNI yang bertugas di wilayah tersebut. Sambil
memonitor perkembangan kesepakatan damai yang dilakukan antara
pemerintah RI dengan pihak GAM maka TNI tetap melaksanakan tugas
pokoknya dalam kerangka hukum Operasi Militer Selain Perang untuk
memperbesar hasil kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya, dan
apabila kesepakatan damai dapat mencapai kata sepakat sesuai dengan
(MoU) yang disetujui kedua belah pihak maka TNI akan segera
melaksanakan keputusan terakhir dari Pemerintah, sekalipun harus
mengurangi pasukan penugasan dan hanya menempatkan satuan organik
Kodam IM di propinsi NAD.
/ Namun…
TERBATAS
TERBATAS
41
Namun demikian aksi-aksi tersebut sudah makin melemah, maka untuk
membuktikan keinginan pemerintah atas niat baiknya bahwa konflik Aceh
harus segera diselesaikan secara damai dan bermartabat, maka
pemerintah mengakhiri status darurat sipil di propinsi NAD dan mulai
tanggal 19 Mei 2005 dan status propinsi NAD kembali ke keadaan normal.
/ e. Tahapan...
TERBATAS
TERBATAS
42
e. Tahapan penanganan pasca kesepakatan damai. Langkah-
langkah komprehensif penyelesaian persengketaan antara pemerintah RI
dan GAM di propinsi NAD diantaranya meliputi bidang politik, sosial,
hukum, ketertiban masyarakat, keamanan, informasi dan komunikasi serta
pemulihan kondisi Aceh secara bersama.TNI bersama dengan komponen
bangsa lainnya telah melaksanakan kegiatan bhakti TNI melalui Operasi
Militer Selain Perang (OMSP) dalam wujud nyata operasi bhakti TNI
dalam masa tanggap darurat. Dalam pelaksanaan selanjutnya yaitu
dalam tahap rekonstruksi dan rehabilitasi maka TNI tidak terlalu terlibat,
kecuali pada keadaan atau situasi tertentu yang mengharuskan TNI untuk
terlibat didalamnya tentunya berdasarkan landasan hukum secara legal
formal, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dari kesepakatan damai
yang sudah terbentuk.
/ 1) Kualitas ...
TERBATAS
TERBATAS
43
1) Kualitas.
a) Pendidikan. Tingkat pendidikan sangat menentukan
cara berpikir seseorang, disamping itu juga dengan memiliki
pendidikan yang mumpuni, maka diharapkan dalam
melaksanakan suatu bentuk kegiatan maupun tugas, akan
memiliki daya analisa yang cukup untuk mengambil suatu
keputusan. Kesempatan pendidikan yang di berikan kepada
personel Batalyon Infanteri saat ini belum memadai
dihadapkan kepada pelaksanaan tugas, kendala yang
dihadapi adalah kesempatan yang ada sangat terbatas
karena permintaan dan alokasi dari satuan atas sedangkan
untuk memenuhi kualitas yang harus dimiliki oleh personel
Batalyon Infanteri ini perlu mendapat alokasi yang memadai.
Sehingga diharapkan adanya kesempatan pendidikan, kursus
dan sejenisnya untuk memenuhi kualitas yang harus dimiliki
oleh personel Batalyon Infanteri.
/ dalam…
TERBATAS
TERBATAS
44
dalam setiap pelaksanaan tugas apabila Komandan Satuan
baik dari tingkat yang paling rendah yaitu Komandan Regu
sampai Komandan Batalyon selalu memberikan dorongan
dan pengertian, maka jiwa korsa akan terbentuk dengan
maksimal. Apabila kekompakan dan keutuhan tim dapat
diciptakan maka soliditas organisasi ini akan memiliki tingkat
disiplin dan jiwa korsa yang tinggi.
/ 2) Kuantitas…
TERBATAS
TERBATAS
45
2) Kuantitas. Jumlah personel atau komposisi personel
Satuan Tugas berjumlah 650 orang dengan rincian komposisi
kekuatan terdiri dari :
TERBATAS
TERBATAS
46
h) Kompi Markas = 111 orang terdiri dari :
(1) 3 orang Perwira.
(2) 29 orang Bintara.
(3) 79 orang tamtama.
1) Senjata :
a) Pistol isyarat : 18 Cuk.
b) P–1 9 mm : 65 Cuk.
c) SS-1 5,56 mm : 603 Cuk.
d) Minimi 5,56 : 39 Cuk.
e) SPG/GSP : 8 Cuk.
2) Munisi :
a) Munisi P Isyarat
(1) Merah : 108 Btr.
(2) Hijau : 108 Btr.
(3) Putih : 216 Btr.
b) Munisi P 9 mm : 1950 Btr.
c) Munisi Kal 7,62 : 1200 Btr.
d) Munisi Kal 5,56 : 150750 Btr.
e) Munisi Kal 5,56 SO : 58500 Btr.
f) Munisi SPG/GSP : 100 Btr.
g) Granat tangan : 200 Btr.
/ 3) Kendaraan…
TERBATAS
TERBATAS
47
3) Kendaraan :
a) Sepeda motor : 3 Unit.
b) Truk ¼ Ton : 2 Unit.
c) Land rover 1/3 Ton : 1 Unit.
d) TR 2 ½ T : 2 Unit.
e) Truk 5 T 1017 : 2 Unit.
f) Ambulance : Unit.
4) Alat Optik :
a) Kompas : 76 Buah.
b) Teropong 7 X 50 : 23 Buah.
c) Teropong 7 X 30 : 39 Buah.
d) Teropong Malam : 8 Buah.
e) GPS : 8 Buah.
5) Alkap sat:
a) Tenda Peleton : 2 Set.
b) Tenda Regu : 2 Set.
c) Velbet : 10 Set.
d) Pacul Pik : 60 Buah.
e) Meja Lapangan : 10 Buah.
f) Kursi Lapangan : 20 Buah.
g) Aldurlap : 2 Set.
h) Kompor Lapangan : 1 Set.
6) Alhub :
a) Racal : 8 Set.
b) PRC 77/1077 : 58 Set.
c) HT R Com : 18 Set.
d) Megaphone : 6 Buah.
e) Solarsel : 6 Buah.
/ f) BA 30 UM 1…
TERBATAS
TERBATAS
48
f) BA 30 UM 1 : 1160 Buah.
g) BA 30 UM 2 : 48 Buah.
h) BA 30 UM 3 : 180 Buah.
i) ACCU 12 v/120 AH : 8 Buah.
7) Alkapjat:
a) Pistol P-1
(1) Sarung MGZ : 65 Buah.
(2) Sarung Pistol : 65 Buah.
(3) Magazen : 195 Buah.
(4) Lantak : 195 Buah.
b) SS-1
(1) Sarung MGZ : 603 Buah.
(2) Tali sandang : 603 Buah.
(3) Magazen : 1809 Buah.
(4) Sangkur : 603 Buah.
(5) Tb Minyak : 603 Buah.
8) Kaporlap :
a) PDL Loreng : 650 Buah.
b) Sepatu PDL : 650 Pasang.
c) Topi rimba : 650 Buah.
d) Jaket dingin : 650 Buah.
e) Selimut dingin : 650 Buah.
f) Kaos Loreng : 650 Buah.
g) BA 30 UM 2 : 48 Buah.
h) Celana dalam : 1950 Buah.
i) Ransel besar : 650 Buah.
j) Ransel serbu : 650 Buah.
/ k) Kopelrim…
TERBATAS
TERBATAS
49
k) Kopelrim : 650 Buah.
l) Rantang susun : 650 Set.
m) Velples : 650 Set.
n) Kaos Kaki lapangan : 1950 Pasang.
o) Handuk besar : 650 Buah.
p) Handuk kecil : 650 Buah.
q) Plonyusak : 650 Buah.
r) Matras : 650 Buah.
s) Alat samaran : 650 Buah.
t) Ponco loreng : 650 Buah.
u) Monogram TNI : 650 Buah.
v) Helm two in one : 650 Buah.
9) Bekal Makan :
a) Ransum tempur : 1950 Unit.
b) FD – 3 : 650 Unit.
c) TB – I : 1950 Unit.
d) KLP : 650 Unit.
e) BBP : 1950 Unit.
f) T2RP : 1300 Unit.
10) Alkes :
a) Kat Prapas : 650 Set.
b) Kat Pem Perban : 11 Set.
c) Kat Perawat : 6 Set.
d) Kat Dokter : 1 Set.
e) Kat Min kes : 1 Set.
f) Kat Ambulance : 1 Set.
g) Kat Ru Tandu : 1 Set.
h) Kat Long Yon : 1 Set.
i) BA 30 UM 3 : 180 Buah.
/ 18.Pembinaan…
TERBATAS
TERBATAS
50
18. Pembinaan Satuan Sesuai Program.
TERBATAS
TERBATAS
51
b. Pencapaian Latihan
1) Sasaran Latihan.
a) Latihan Kader .
TERBATAS
TERBATAS
52
/ b) Latihan…
b) Latihan di satuan.
(1) memahami berbagai aspek baik latar belakang
sejarah, adat istiadat dan budaya, sosiologi dan
antropologi maupun bahasa Aceh serta
mengaktualisasikannya dalam sikap dan tingkah laku
anggota Satgas.
(2) Memahami hukum humaniter dan HAM serta
mampu menerapkannya dalam sikap dan tingkah laku
di lapangan. Memahami tugas – tugas jabatannya
dalam satuan tugas dan mampu melaksanakannya
dengan baik.
(3) Memahami situasi terakhir dari keadaan daerah
rawan Aceh dan Susunan Bertempur Musuh.
(4) Mampu melaksanakan teknik pertempuran
dasar perorangan dan mampu menembak didalam
Operasi Lawan Gerilya.
c) Latihan dipusatkan.
(1) Seluruh anggota satuan baik perorangan
maupun dalam hubungan satuan mampu menerapkan
sikap dan tingkah laku yang memahami dengan betul
kondisi dari masyarakat Aceh.
(2) Seluruh anggota satuan baik perorangan
maupun dalam hubungan satuan mampu menerapkan
hukum humaniter dan HAM di dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya.
(3) Seluruh anggota satuan mampu melaksanakan
tugas-tugas masing-masing jabatannya dalam satuan
penugasan.
TERBATAS
TERBATAS
53
/ (4) Mampu…
(4) Mampu didalam menerapkan tehnik
pertempuran dasar perorangan dan melaksanakan
menembak dalam operasi lawan gerilya.
(5) Seluruh anggota satuan mampu menerapkan
teknik dan taktik satuan dalam operasi lawan gerilya.
TERBATAS
TERBATAS
54
/ (2) Latihan…
(2) Latihan lanjutan. Latihan ini dilaksanakan
dalam rangka membekali pengetahuan dan
keterampilan para kader ( pelatih Satuan) yang
nantinya akan melatih satuan masing – masing dalam
rangka penugasan operasi di Aceh, dengan latihan ini
maka visi dan persepsi para pelatih tentang materi
yang akan dilatihkan di satuan menjadi sama,
latihan ini dilaksanakkan secara terpusat selama 6
( enam ) minggu di Cipatat Pusdikif.
TERBATAS
TERBATAS
55
/ 19.Peningkatan…
19. Peningkatan Peran dan Inisiatif Unsur Pimpinan.
TERBATAS
TERBATAS
56
/ BAB-VI …
BAB - VI
OPTIMALISASI PERAN BATALYON INFANTERI
SEBAGAI PASUKAN KERANGKA
TERBATAS
TERBATAS
57
/ 21. Tujuan…
21. Tujuan. Mengevaluasi secara bersama tentang pelaksanaan tugas
Batalyon Infanteri sebagai pasukan kerangka yang dilaksanakan selama ini di
propinsi NAD, sehingga dapat diketahui oleh pimpinan tentang pendayagunaan
tugasnya di daerah operasi dan kemudian disempurnakan untuk dioptimalkan
pada tugas-tugas mendatang dalam kerangka tugas yang sama.
22. Sasaran.
TERBATAS
TERBATAS
58
/ e. Mampu…
e. Mampu melaksanakan pengamanan dan pembersihan daerah yang
telah dikuasai sehingga pada daerah yang telah dikuasai tersebut akan
memberikan rasa aman pada masyarakat dan dapat dijadikan sebagai
contoh pada daerah lain.
25. Metoda.
TERBATAS
TERBATAS
59
/ kesehatan…
kesehatan, mengingat kemampuan personil kesehatan yang sangat
terbatas dihadapkan dengan rencana penempatan pos-pos satuan
kerangka yang cukup banyak sementara tenaga kesehatan tidak
mencukupi maka perlu dididik tenaga kesehatan yang bisa menangani
kesehatan pada pertolongan pertama apabila ada yang sakit maupun
korban dalam pertempuran, sehingga dengan kursus kilat tersebut maka
tiap pos-pos satuan kerangka memiliki tenaga kesehatan.
TERBATAS
TERBATAS
60
/ 25. Sarana…
26. Sarana dan prasarana. Untuk mendukung peningkatan kemampuan
satuan maka sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah :
a. Buku Petunjuk Lapangan tentang Batalyon Infanteri dalam
Operasi. Buku ini sebagai pedoman bagi penyusunan tugas dan
tanggung jawab Para pejabat di Batalyon Infanteri serta personil dan
materiil dan berisi pula pola operasi Batalyon Infanteri.
a. Latihan.
1) Latihan Pratugas yang dilaksanakan dengan
materi yang sudah ditetapkan oleh Kodiklat namun belum
seluruhnya menyentuh berbagai aspek pelaksanaan tugas
dilapangan, dimana latihan - latihan tersebut diberikan hanya
sebatas taktik bertempur bagi seorang prajurit Infanteri namun
sebagai prajurit di Batalyon Infanteri sebagai satuan kerangka
belum ada latihan secara khusus yang berkaitan dengan tugas
sebagai Batalyon kerangka tersebut sehingga perlu adanya suatu
rancangan latihan khusus yang dilaksanakan disela-sela latihan
pada latihan pra tugas tahap I dan Tahap II yang telah ditetapkan
oleh Kodiklat, dengan kondisi prajurit yang tersebar di masing-
masing satuan (sebelum pelaksanaan latihan tahap ke III yang
dilaksanakan secara terpusat)
TERBATAS
TERBATAS
61
/ maka…
maka perlu suatu pengembangan dari Komandan Satuan untuk
melatihkan prajuritnya tersebut pada latihan-latihan yang
diaplikasikan dengan kondisi sesungguhnya dilapangan yang telah
dirancang berdasarkan pengalaman didaerah dimana satuan
tersebut nantinya ditempatkan. Beberapa materi yang perlu
diberikan meliputi :
a) Cara bercocok tanam padi atau
berladang dengan menggunakan alat tradisional
seperti : Bajak dengan Sapi/Kerbau dll.
b) Bengkel Mobil,Motor maupun sepeda.
c) Kerajinan tradisional.
d) Tukang kayu dan batu.
Dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kondisi
masyarakat di Nanggroe Aceh Darusalam.
TERBATAS
TERBATAS
62
/ 3) Perlu …
3) Perlu dilaksanakan kembali tentang peninjauan
lapangan di daerah operasi bagi Komandan Batalyon dan para
Komandan Kompi serta Perwira staf Operasi, sehingga Komandan
Batalyon dan Komandan Kompi serta Perwira staf operasi dapat
merancang suatu tehnik latihan dalam satuan dengan kondisi
yang nyata dilapangan.
b. Personil.
TERBATAS
TERBATAS
63
/ (1) Mampu…
(1) Mampu memberikan contoh dan tauladan
dalam sikap keseharian serta keseriusan Komandan
satuan dan Pimpinan lapangan lainya tentang segala
hal.
(2) Bersikap Bijak dan tegas dalam mengambil
keputusan dan tidak ada istilah anak emas dalam
menangani pelanggaran prajuritnya.
(3) Memiliki kemampuan untuk mendorong dan
memotivasi anggotanya dalam situasi dimana anggota
mengalami kejenuhan maupun beban yang dihadapi
akibat pelaksanaan tugas operasi dengan hal-hal
sebagai berikut :
TERBATAS
TERBATAS
64
/ (a) Mampu…
(a) Mampu mengembangkan kemampuan
prajurit dilapangan sesuai dengan kebutuhan
tugas yang dihadapi dilapangan.
(b) Mahir dalam soal taktis dan tehnis
kemiliteran yang bisa dikembangkan sehingga
dapat mudah dikerjakan oleh anggota.
(c) Selalu bertindak sesuai norma yang ada
demi tercapainya Tugas pokok Satuan.
TERBATAS
TERBATAS
65
/ c) Membantu…
c) Membantu dana bagi prajurit yang dalam tugas
mendapat musibah keluarganya meninggal dunia (sesuai
dengan ketentuan yang berlaku ) berupa dana untuk
kembali ke Home Base.
d) Melakukan perpindahan Pos atau Rotasi bagi prajurit
untuk menghilangkan kejenuhan dan mengurangi terjadinya
pelanggaran anggota akibat telah dikuasainya wilayah
tersebut serta memberikan pengalaman yang lebih lengkap
disemua sektor wilayah tanggung jawab satuan tersebut.
e) Memberikan penghargaan bagi Pos-pos yang dinilai
berhasil baik dan mendapat kepercayaan masyarakat
terhadap pos tersebut maupun banyaknya senjata dan GAM
khususnya bagi GAM yang menyerah baik membawa senjata
maupun tidak.
f) Memberikan hiburan dan makan bersama dengan
cara mengundang perwakilan tiap-tiap Pos yang dikoordinir
oleh Danki dalam pergeserannya menuju ke KOTIS sebagai
tempat hiburan dan makan bersama, dengan
mengedepankan faktor keamanan dan situasi yang
memungkinkan.
TERBATAS
TERBATAS
66
/ adanya…
adanya penambahan jabatan Perwira Penasehat hukum sebagai
Perwira Staf Khusus Komandan Batalyon,Jabatan Perwira
Penasehat hukum dijabat oleh seorang Perwira Hukum yang dalam
pelaksanaanya dibentuk saat satuan berangkat ke daerah operasi
keluarga.
TERBATAS
TERBATAS
67
/ 1) Tali …
1) Tali tubuh untuk masing-masing prajurit.
2) Perahu bagi Pos-pos yang kedudukannya harus
menyeberangi sungai dalam pelaksanaan tugasnya.
3) Alat penjernih air yang bertehnologi modern.
TERBATAS
TERBATAS
68
/ sekitarnya…
sekitarnya sehingga menambah kebersamaan dengan
masyarakat disekelilingnya, serta mengawali kegiatan
dengan berdo’a.
b) Selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan
seluruh prajurit serta mempunyai ikatan batin dan jiwa korsa
yang sehat dalam satuannya. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara :
TERBATAS
TERBATAS
69
/ membatasi…
membatasi kegiatan LSM/NGO di daerah yang bertujuan mencari
keuntungan dan kepentingan pribadi sehingga akan terbentuk opini
ditengah-tengah masyarakat bahwa TNI benar-benar akan
menciptakan situasi yang aman dan damai.
4) Membatasi kegiatan pemberitaan dari media
cetak dan elektronik di daerah tanggung jawab satuan kerangka
yang dapat merugikan TNI secara sepihak maka perlu pembatasan
bagi media cetak dan elektronika dalam mencari berita agar
sumbernya betul-betul dari pihak yang bertanggung jawab
porsinya.
TERBATAS
TERBATAS
70
sesuai dengan gelar pasukan untuk mendukung pelaksanaan tugas
pokok.
/ 3) Penyusunan…
3) Penyusunan personil diutamakan pada keseimbangan
kuantitas dan kualitas sehingga masing-masing unsur satuan
bawahan memiliki kemampuan yang sama.
a) Ronda bersama.
TERBATAS
TERBATAS
71
b) Patroli kampung.
/ c) Latihan…
c) Latihan pukul kentongan (Alarm) tanda bahaya/PS
GAM masuk kampong.
d) Silahturahmi dan anjang sana.
e) Berperilaku sesuai dengan norma etika keprajuritan.
TERBATAS
TERBATAS
72
untuk membantu TNI dalam menciptakan rasa aman di wilayahnya,
kegiatan lain yang dapat menimbulkan dampak positif yang dapat
dilaksanakan oleh Pos-pos TNI adalah dengan upaya:
/ 1) Ulama…
1) Ulama. Sebagai sosok panutan bagi masyarakat, maka
ulama mempunyai peran yang sangat besar dalam melaksanakan
ajaran agama islam, maka perlu adanya pemberdayaan para ulama
dengan mengedepankan perannya,dan keamanan para ulama
tersebut mendapat perlindungan dari satuan kerangka di wilayah,
upaya meningkatkan peran tersebut dilaksanakan bersama-sama
melalui :
TERBATAS
TERBATAS
73
meningkatkan kesadaraannya dalam beragama, berbangsa
dan bernegara dalam wadah NKRI.
/ 2) Komponen….
2) Komponen masyarakat lainnya.
TERBATAS
TERBATAS
74
/ BAB VII…
BAB VII
PENUTUP
TERBATAS
TERBATAS
75
lepas dari pengaruh PS GAM guna memperbesar hasil pelaksanaan tugas
satuan pemukul.
/ b. Peran…
b. Peran Batalyon Infanteri sebagai satuan kerangka sangat
menentukan keberhasilan dan penyelesaian pelaksanaan tugas pokok TNI
dalam penumpasan pemberontakan yang dilakukan oleh PS GAM, maka
untuk mencapai keinginan yang diharapkan diperlukan adanya
optimalisasi peran Batalyon Infanteri dalam pelaksanaan tugas sebagai
pasukan kerangka melalui upaya-upaya komandan satuan dan seluruh
unsur pimpinan dihadapkan dengan situasi tugas di lapangan.
29. Saran. Adapun hal-hal yang perlu disarankan adalah sebagai berikut
TERBATAS
TERBATAS
76
membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang
diberikan.
/ c. Penambahan…
c. Penambahan Materiil yang diperlukan,dalam rangka menunjang
tugas pokok antara lain.
Penulis
GAGUK ANANG W
LETKOL INF NRP 32325
TERBATAS
TERBATAS
77
TERBATAS
TERBATAS
78
TERBATAS
TERBATAS
79
TERBATAS
TERBATAS
80
TERBATAS
TERBATAS
81
TERBATAS
TERBATAS
82
TERBATAS
TERBATAS
83
TERBATAS
TERBATAS
84
TERBATAS