Anda di halaman 1dari 24

0

ESSAY
PENERAPAN MODULARITY PADA ORGANISASI BATALYON ZENI
ANGKATAN DARAT AMERIKA SERIKAT DALAM
BRIGADE TIM PERTEMPURAN

Oleh :
Kapten Czi Wahyu Wuhono Widhi Nugroho

Jakarta, Juni 2018


1

PENERAPAN MODULARITY PADA ORGANISASI BATALYON ZENI


ANGKATAN DARAT AMERIKA SERIKAT DALAM
BRIGADE TIM PERTEMPURAN

Benjamin Franklin pernah berkata “when you are finished changing, you are

finished”1 (saat anda berhenti berubah, maka anda akan tamat). Kalimat tersebut

menggambarkan bahwa dalam kehidupan kita harus mampu beradaptasi dengan

segala perubahan alam sekitar kita, apabila kita berhenti beradaptasi maka eksistensi

kita akan ikut berakhir. Hal ini juga berlaku dalam doktrin militer, dimana dinamika

lingkungan strategis akan mempengaruhi postur organisasi berikut strategi dan taktik

militernya dalam merespons setiap hakikat ancaman, gangguan, hambatan dan

tantangannya.

Bagi Amerika Serikat (disingkat AS), dinamika paling kentara sejak era industri

sampai dengan saat ini adalah lahirnya revolusi teknologi, informasi, dan komunikasi

yang memunculkan berbagai fenomena yang tidak terbayangkan oleh generasi

sebelumnya2. Selain itu munculnya dinamika pergeseran tren konflik bersenjata yang

dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta pasang surutnya kemampuan militer

Rusia sebagai penantang utama hegemoni kekuatan militer konvensional AS yang

salah satunya ditandai oleh kemampuannya dalam menggelar hybrid warfare dalam

konflik Rusia-Ukraina di Krimea. Berbagai dinamika tersebut telah berimbas terhadap

paradigma Angkatan Darat Amerika Serikat (disingkat AD AS) khususnya dalam

mengorganisir satuannya agar lebih fungsional dalam merespon perkembangan

1
Ramashish Yadav, Golden Success Mantras:the Fifteen Mantras that Lead You to Success, (Chennai:
Notion Press 2016), hlm 30.
2
Pokja Transformasi DukunganTNI AD, Transformasi aspek dukungan TNI AD, (Jakarta:Mabes TNI AD,
2014), hlm 1.
2

lingkungan strategis terkini diantaranya melalui konsep modularity pada pembentukan

organisasi satuan manuvernya beserta unsur bantuan manuver diantaranya unsur zeni.

Kecabangan Zeni AS, sesuai doktrin berperan dalam mendukung satuan

manuver untuk melaksanakan segala jenis Operasi Militer mulai dari Operasi Stability,

Operasi Bantuan Kemanusiaan, Operasi Darurat, serta Operasi Gabungan Darat

(Unified Land Operation)3. Dalam pelaksanaannya satuan Zeni AS berfungsi

memberikan bantuan zeni pertempuran, konstruksi umum, dan teknik Geospasial.

Dalam bantuan zeni pertempuran, satuan zeni melaksanakan taktik, teknik dan

prosedur dalam rangka meningkatkan kemampuan manuver pasukan sendiri (mobility),

menghambat kemampuan manuver musuh (counter-mobility), dan meningkatkan daya

tahan pasukan sendiri (survivavbility).4 Sementara dalam bantuan zeni konstruksi

umum, satuan zeni melaksanakan fungsi teknik konstruksi horizontal (pekerjaan tanah)

dan vertikal (bangunan), diantaranya adalah pembangunan, perbaikan, dan

pemeliharaan infrastruktur, fasilitas, jalur komunikasi serta markas militer. 5 Sedangkan

dalam teknik Geospasial, satuan zeni berfungsi untuk menghasilkan informasi

geospasial yang digunakan dalam perencanaan operasi militer meliputi pengukuran

medan, pemetaan, visualisasi, modelling, dan segala jenis produk analisa medan. 6

Modularity secara harfiah berasal dari kata modular yang artinya adalah

“constructed with standardized units or dimensions allowing flexibility and variety in

use”7 (suatu kondisi yang dibangun dengan standarisasi satuan atau dimensi yang

3
Mayor Dennis J. McGee, Engineer Support to the Brigade Combat Team, (Fort Leavenwonrth: US Army
Command and Staff College), hlm 1.
4
Ibid.
5
Ibid
6
Ibid
7
Farlex, “definition of Modular”, https://www.freethesaurus.com/modularity, (diakses pada 13 Juni 2018,
pukul 04.31).
3

memungkinkan fleksibilitas dan berbagai fungsi kegunaan). Secara kontekstual

modularity memiliki pengertian yang beragam merujuk kepada berbagai disiplin ilmu,

namun memiliki ciri-ciri fundamental yang konsisten, sebagai berikut : hanya merespon

dan menampilkan fungsi khusus, memiliki struktur hirarki, lebih berorientasi kepada

integrasi internal yang bersifat autonom/berdiri sendiri, terpisah dari komponen lainnya,

mampu menggantikan atau menggabungkan diri kepada fungsi lain, dapat

dikembangkan, serta memiliki bentuk yang terstandarisasi. 8

Sementara menurut AD AS, modularity adalah “a design methodology aimed at

creating standardized, expandable Army elements capable of being tailored to

accomplish virtually any assignment”9 (sebuah metodologi desain yang bertujuan untuk

menciptakan elemen AD AS yang terstandarisasi dan dapat dikembangkan yang

mampu untuk disesuaikan dalam rangka menyelesaikan berbagai jenis misi

penugasan). Postur satuan modular ini merupakan satuan yang terdiri dari berbagai

fungsi tempur, bantuan tempur, dan bantuan administrasi yang bersifat compact

(ringkas), namun independen serta mampu menjalankan berbagai macam tugas dalam

konteks full spectrum operations (operasi militer skala penuh) yang meliputi unified land

operation (operasi darat gabungan), stability operation (operasi stabilitas), dan

civil/humanitarian support operation (operasi bantuan kemanusiaan).

Konsep modularity dalam Organisasi AD AS ini tumbuh dan berkembang sejalan

dengan gelombang perubahan doktrin militer AS yang senantiasa reaktif dan adaptif

terhadap tren pola operasi militer dari masa ke masa sejak Perang Dunia sampai

8
Garud, R., Langlois, R., & Kumaraswamy, Managing in the Modular Age: Architectures, Networks, and
Organizations, (Oxford: Blackwell Publishers 2009), hlm 203-214.
9
William M. Donnelly. Transforming an Army at War : Designing The Modular Force 1991–2005,
(Washington DC: Center of Military History US Army, 2007), hlm 3
4

dengan sekarang. Menurut NATO, doktrin merupakan seperangkat prinsip dasar yang

digunakan oleh militer sebagai tuntunan/pedoman dalam melaksanakan aksi militer

guna mencapai tujuan dan sasaran militer 10, serta berfungsi untuk menghubungkan

antara teori, pengalaman sejarah, eksperimen dan aplikasi dilapangan11. Doktrin

meskipun dianggap pedoman yang bersifat authorative, namun senantiasa memerlukan

pertimbangan dalam aplikasinya12. Doktrin dalam pembentukan maupun penerapannya

memerlukan pertimbangan yang mendalam terkait dinamika perkembangan lingkungan

strategis yang mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sehingga AD AS dalam melakukan transformasi doktrin terkait postur organisasi

satuannya dari masa ke masa senantiasa berusaha untuk menemukan equilibrium

antara tren ancaman, proyeksi tuntutan tugas serta kemampuan operasional organisasi

satuan yang efektif dan efisien.

Sepanjang Abad ke 20 sampai dengan sekarang, AD AS secara periodik dan

bertahap telah melakukan beberapa kali perubahan struktur organisasi Divisi dan

Brigade selaku satuan komando tempur utama, agar mampu sejalan dengan tuntutan

perubahan lingkungan yang dinamis 13. Perubahan struktur organisasi tersebut juga

tentunya berdampak terhadap tugas, peran dan postur organisasi Batalyon Zeni AD AS

sebagai salah satu komponen bantuan tempur. Pada periode tahun 1939-1943 guna

menghadapi dinamika Perang Dunia Kedua, AD AS mengembangkan postur divisi

menjadi Triangular Infantry Division (Divisi Infanteri) dan Armored Division (Divisi Lapis

10
Joint Doctrine and Concepts Centre, Joint Warfare Publication 0-01:British Defence Doctrine, Second
Edition, (Swindon: Joint Doctrine and Concept Centre, 2001), hlm 1-1.
11
Mark Attrill, “NATO Doctrine”, The Three Sword Magazine, 2015, hlm 14..
12
Joint Doctrine and Concepts Centre 2001, Joint Warfare Publication 0-01:British Defence Doctrine,
Second Edition, (Swindon: Joint Doctrine and Concept Centre), hlm 1-1.
13
Combat Studies Institute, Sixty Years of Reorganizing for Combat: a Historical Trend Analysis, (Combat
Studies Institute: Ft Leavenwort, 1999) hlm 1.
5

Baja)14 untuk mengoptimalkan daya tembak, daya jangkau, dan daya gerak namun

tetap fleksibel dan mandiri.

Triangular Infantry Division terdiri dari 1 Resimen Artileri, 1 Batalyon Zeni, ,1

Batalyon Banmin (1 Peleton POM, serta masing-masing 1 Kompi Peralatan,

Perbekalan, dan Perhubungan), 1 Batalyon Kesehatan, serta 3 Resimen Infanteri (1

Resimen pada masa ini terdiri dari 3 Brigade Infanteri)15. Sementara itu Armored

Division terdiri dari 1 Resimen Artileri, 1 Batalyon Zeni Tempur, ,1 Resimen Banmin (1

Peleton POM, serta masing-masing 1 Batalyon Peralatan dan Kesehatan), 1 Brigade

Infanteri Mekanis (3 Batalyon Infanteri Mekanis), 1 Brigade Tank (3 Batalyon Tank) ,

dan 1 Skuadron Kavaleri Intai (setara dengan 1 Batalyon). Kedua Komposisi tersebut

diatas merupakan struktur organisasi bentukan (ad hoc) bukan organik, sehingga

satuan zeni yang berada didalamnya merupakan Combat Engineer Battalion (Batalyon

Zeni Tempur) yang di BP-kan oleh Resimen Zeni AD AS.

Pada masa ini operasi pertempuran yang dilakukan oleh AD AS hanya terkait

perang konvensional, sehingga Batalyon Zeni Tempur tersebut hanya memerankan

fungsi bantuan zeni dalam pertempuran berupa mobility (memaksimalkan manuver

pasukan kawan), counter-mobility (menghambat manuver pasukan musuh), dan

survivability (mempertinggi daya tahan pasukan sendiri). Sementara itu fungsi general

engineering (konstruksi umum) dan geospatial engineering (teknik Geospasial)

diperankan oleh Resimen Zeni yang mendukung komando utama setingkat Korps

(satuan diatas Divisi). Komposisi Batalyon Zeni Tempur pada Triangular Infantry

Division terdiri dari 3 Kompi Zeni Tempur yang masing-masing membawahi 3 Peleton

14
Ibid, hlm 3-8.
15
Ibid.
6

Zeni Tempur dengan kekuatan personel 664 orang. Sementara itu pada Armored

Division, Batalyon Zeni Tempur terdiri dari 3 Kompi Zeni Penyeberangan dengan

kekuatan personel 704 orang, yang dilengkapi dengan berbagai jenis jembatan guna

mendukung manuver satuan lapis baja tersebut.

Dalam praktiknya Batalyon Zeni Tempur tersebut dapat beroperasi secara

mandiri dibawah komando Divisi maupun mem-BKO-kan Kompinya kepada masing-

masing Brigade Infanteri atau Lapis Baja sesuai kebutuhan. Selain melaksanakan tugas

bantuan zeni dalam pertempuran, pasukan zeni juga dituntut untuk bertempur

selayaknya pasukan infanteri, yang sejalan dengan penempatan regu senjata bantuan

dalam organisasinya yang terdiri dari regu senapan mesin ringan, sedang, dan berat,

regu senjata roket anti-tank, dan regu peluncur granat. Pada periode ini tugas-tugas

terkait bantuan zeni dalam konstruksi umum dilaksanakan oleh satuan Zeni yang

berasal dari eselon diatas Divisi. Sehingga praktis Batalyon Zeni Tempur hanya

membidangi tugas bantuan zeni dalam pertempuran yang meliputi mobility, counter-

mobility, dan survivability yang tercermin dalam struktur organisasinya yang tidak

memiliki elemen Kompi Konstruksi.

Pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua, Dunia mengalami gejolak resesi

ekonomi yang mengakibatkan tuntutan pengurangan jumlah kekuatan AD AS. Untuk

menjembatani kondisi ekonomi serta potensi ancaman perang yang masih ada, maka

pada periode 1948-1949 AD AS melaksanakan restrukturisasi dan reorganisasi.

Kebijakan tersebut diarahkan untuk mengurangi jumlah Divisi Infanteri dan Divisi Lapis

Baja, namun memperkuat susunan organisasi Divisi yang dipertahankan dengan

menambahkan jumlah personel guna memperkuat kemampuan komunikasi, intelijen,


7

administrasi, lapis baja, dan anti-tank16. Sebagai contoh, pada masa ini Divisi Infanteri

terdiri dari 1 Resimen Artileri (penambahan 1 Batalyon Arhanud), 1 Batalyon Zeni, 1

Batalyon Tank (penambahan), 3 Resimen Infanteri (masing-masing terdiri dari 3

Brigade Infanteri dengan penambahan 1 Kompi Tank dan 1 Kompi Mortir berat untuk

tiap Brigade), serta mereorganisasi Batalyon Banmin menjadi Kompi Berdiri Sendiri

(BS) yang meliputi 1 Kompi POM, 1 Kompi Perhubungan, 1 Kompi Perbekalan, 1 Kompi

Peralatan, serta penambahan 1 Kompi Kavaleri Intai dan 1 Kompi Cadangan.

Pada periode ini secara umum tugas, peran dan fungsi Batalyon Zeni Tempur

tidak mengalami perubahan. Namun akibat adanya penambahan satuan Tank/Lapis

Baja pada Divisi Infanteri berimplikasi terhadap komposisi Batalyon Zeni Tempur

menjadi terdiri dari 3 Kompi Zeni Tempur dan 1 Kompi Bantuan (dilengkapi dengan

berbagai jenis jembatan/alat penyeberangan taktis) dengan total kekuatan personel

bertambah menjadi 972 orang. Struktur Organisasi ini sempat digunakan pada masa

Perang Korea pada tahun 1950-1953.

Pasca berakhirnya Perang Korea, AS terlibat perlombaan senjata nuklir dengan

Uni Soviet. Kondisi tersebut memunculkan ide reorganisasi divisi pada periode tahun

1955-1963, untuk menciptakan struktur organisasi yang mampu memberikan

survivavibility dan sustainability dalam skenario perang nuklir dengan meningkatkan

kemampuan manuver unit pertempuran dibawah Divisi yang lebih ringan namun dapat

bertempur secara mandiri yang disebut sebagai Divisi Infanteri Pentomic17. Perspektif

ini merupakan cikal bakal ide pembentukan satuan yang bersifat modular di bawah level

Divisi pada periode selanjutnya.

16
Ibid, hlm 14-18.
17
Ibid, hlm 19-22.
8

Dalam Divisi Infanteri Pentomic, komposisi satuan manuver yang sebelumnya

terdiri dari 3 Resimen Infanteri (3 Brigade Infanteri yang terdiri dari masing-masing 3

Batalyon Infanteri) dilengkapi dengan Kompi Tank dan Kompi Mortir berat direduksi

menjadi hanya terdiri dari 5 Battle Group (Grup Tempur) yang memiliki komposisi 5

Kompi Senapan dan 1 Kompi Bantuan serta meniadakan satuan Tank/Lapis Baja.

Sementara itu unsur bantuan tempur dan bantuan administrasinya divalidasi menjadi 1

Skuadron Kavaleri Pengintai (sebelumnya 1 Kompi), 1 Batalyon Zeni Tempur (direduksi

1 Kompi Zeni Tempur), 1 Batalyon Perhubungan (sebelumnya 1 Kompi Perhubungan),

1 Resimen Artileri (direduksi 1 Batalyon Arhanud), 1 Kompi Perbekalan (direduksi 1

Detasemen Angkutan), 1 Batalyon Kesehatan (pengurangan personel dari 371 menjadi

301), 1 Batalyon Peralatan (sebelumnya 1 Kompi), serta penambahan 1 Kompi

Penerbad, 1 Kompi Administrasi, dan 1 Batalyon Angkutan.

Konsep Divisi Pentomic ini pada akhirnya tidak pernah diterapkan secara resmi

maupun dioperasionalkan dalam pertempuran, karena rendahnya daya tembak, daya

gerak, dan kemampuan komunikasi sebagai dampak reduksi jumlah satuan manuver,

serta penghapusan satuan Tank, serta kurangnya jumlah personel untuk menggelar

sarana komunikasi secara efektif. Sebagaimana struktur organisasi pada periode

sebelumnya; tugas, peran dan fungsi Batalyon Zeni Tempur tidak mengalami

perubahan, namun hanya terjadi pengurangan jumlah Kompi Zeni Tempur sebagai

imbas berkurangnya komposisi kekuatan satuan manuver secara drastis. Batalyon Zeni

Tempur dalam Divisi Infanteri Pentomic terdiri dari 2 Kompi Zeni Tempur dan 1 Kompi

Zeni Bantuan dengan kekuatan personel 785 orang.


9

Pasca pengembangan konsep Pentomic diatas, AD AS tidak pernah berhenti

melakukan revisi terhadap organisasi satuan manuvernya. Sebagai gambaran pada

tahun 1960-1963, AD AS mengeluarkan konsep ROAD (Reorganization Objective Army

Division) sebagai koreksi terhadap konsep Pentomic yang dianggap kurang relevan 18.

Konsep ini masih menggunakan model yang hampir sama dengan era Perang Dunia

Kedua dan diaplikasikan pada Perang Vietnam 1961-1974. Selain itu AD AS juga

mengembangkan jenis Divisi baru yaitu Air Assault Division yang digunakan secara luas

akibat kondisi medan Vietnam yang tidak memungkinkan implementasi satuan yang

berorientasi kepada kendaraan tempur darat, sehingga lebih focus dalam

mengembangkan satuan manuver berbasis helikopter 19. Dalam struktur organisasinya,

Air Assault Division tidak diperkuat oleh satuan zeni dan Arhanud.

Secara umum pada masa perang Vietnam ini, peran unsur zeni sangat dominan

dalam mendukung satuan manuver didalam daerah operasi khususnya terkait

pembangunan fasilitas Basis Militer maupun infrastruktur yang mendukung jalur

komunikasi, logistik, dan operasi seperti fasilitas Lapangan Udara baik untuk helicopter

maupun pesawat serta jalan dan jembatan. Kondisi tersebut menyebabkan Batalyon

Zeni Tempur yang tidak memiliki kemampuan konstruksi umum yang cukup akhirnya

memerlukan perkuatan dari satuan zeni dari Komando diatas Divisi (setingkat Korps).

Pada saat itu 1 Divisi Infanteri selain didukung oleh Batalyon Zeni Tempur organiknya,

juga mendapatkan perkuatan 3 Batalyon Zeni dari Resimen Zeni yang berperan besar

dalam melaksanakan tugas bantuan zeni dalam bidang konstruksi umum. Selain

memerankan fungsi bantuan zeni dalam pertempuran, Batalyon Zeni Tempur juga

18
Ibid, hlm 23-27.
19
Ibid, hlm 28-32.
10

memainkan peran kunci dalam pengamanan basis militer, pembersihan serta

pengamanan rute, serta pembangunan infrastruktur sipil guna meraih simpati warga

lokal dalam rangka operasi lawan gerilya (counter-insurgency). Aplikasi fungsi

konstruksi umum dilaksanakan oleh Kompi-Kompi Konstruksi perkuatan yang bukan

merupakan elemen organik Batalyon Zeni Tempur tersebut.

Pada tahap ini sebenarnya AD AS mulai mengenali urgensi pembentukan satuan

yang dapat beroperasi secara mandiri dan self sustaining serta dapat bertempur dalam

berbagai macam lingkungan operasi. Namun nyatanya AD AS masih berkutat dengan

konsep komando satuan utama yang berorientasi kepada struktur Divisi serta hanya

merespons doktrin tempur Uni Soviet. Kondisi ini masih berlanjut sampai dengan

Perang Teluk dan berakhirnya era Perang Dingin.

Bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, selain mengakhiri era Perang Dingin,

juga berimbas kepada pola operasi militer yang dihadapi oleh AD AS yang tidak melulu

menghadapi kemungkinan ancaman militer konvensional yang bersifat high intensity

war. Pada periode 1991-2000, AD AS lebih sering terlibat dalam low intensity war di

negara yang tidak stabil/failing state melawan state actor maupun non state actor

(contoh teroris) serta humanitarian operation. Pada masa ini AD AS terlibat dalam

operasi militer di Somalia, Panama, Iran, Lebanon, Bosnia, serta Kosovo. Pimpinan AD

AS akhirnya mulai meredefinisi konsep operasi militer AD AS yang sebelumnya hanya

berupa Operasi Gabungan Darat (Unified Land Operation/ULO) yang terdiri dari

Operasi Serangan (Offense) dan Operasi Pertahanan (Defense) menjadi konsep

Operasi Militer Skala Penuh (Full Spectrum Operation) yang terdiri dari Operasi

Gabungan Darat, Stability Operation, dan Civil/Humanitarian Support Operation.


11

Menyadari bahwa tren Operasi Militer di masa yang akan datang adalah Stability

Operation, dan Civil/Humanitarian Support Operation, namun tetap mewaspadai kans

adanya ancaman militer konvensional berbasis high intensity war, maka AD AS

mempertimbangkan pembentukan postur satuan yang mampu beroperasi dalam semua

kondisi operasi tersebut 20.

Selain itu pengkajian Revolution in Military Affairs (RMA) yang telah muncul

sejak awal tahun 1990 sebagai implikasi lompatan kuantum di bidang teknologi

mengakibatkan munculnya potensi kemampuan militer untuk mendeteksi,

mengidentifikasi, serta menjejak lebih banyak target dalam skala area yang lebih luas

dalam waktu yang lebih cepat 21. RMA telah mempengaruhi karakteristik pertempuran

menjadi memiliki jangkauan lebih jauh, manuver yang lebih cepat, presisi tinggi,

integrasi seluruh fungsi pertempuran yang mengutamakan presisi, penggunaan senjata

pemusnah massal, konektivitas komunikasi yang luas dan cepat, serta pengaruh

human terrain dalam operasi intelijen dan perang informasi. Kedua kondisi tersebut

yang diperkuat oleh tuntutan kemampuan reaksi dalam menggelar dan mengirimkan

pasukan (force projection) secara cepat akibat kondisi keamanan yang rentan sebagai

implikasi munculnya berbagai aksi terorisme yang dianggap menyerang kepentingan

nasional AS, menyebabkan AD AS memunculkan konsep satuan operasional setingkat

brigade yang modular, relative cepat dalam penggelarannya, dan memiliki kemampuan

tempur yang komplet serta bersifat self sustaining sehingga dapat beroperasi secara

mandiri/independen dalam seluruh jenis tugas dalam Full Spectrum Operation.

20
Jason Pardee, The Genesis of Transformation: The Rise of The United States Army’s Modular Brigade
Combat Teams, (Monterey: Naval Postgraduate School, 2013) hlm 36.
21
Ibid, hlm 49.
12

Paradigma ini akhirnya merubah pola pikir sebelumnya yang cenderung Divisi-

sentris menjadi Brigade-sentris melalui konsep transformasi perang modern AD AS

yang dicanangkan oleh Kasad AS Jenderal Shinseki dan penggantinya Jenderal Peter

Schoomaker22. AD AS mulai mengembangkan 3 jenis Brigade Tim Pertempuran

(Brigade Combat Team), yaitu Heavy/Armored Brigade Combat Team (Brigade Tim

Pertempuran Lapis Baja), Stryker Brigade Combat Team (Brigade Tim Pertempuran

Stryker), Infantry Brigade Combat Team (Brigade Tim Pertempuran Infanteri)23.

Heavy/Armored Brigade Combat Team (Brigade Tim Pertempuran Lapis Baja)

yang terdiri dari Batalyon Tim Pertempuran Lapis Baja beserta unsur perkuatan

Bantuan Tembakan, Arhanud, Kavaleri Intai, Bantuan Manuver, dan Bantuan

Administrasi didesain untuk beroperasi mengandalkan daya gerak, daya kejut dan

proteksi lapis bajanya24. Desain Brigade ini dimaksudkan untuk menggantikan Brigade

Lapis Baja dan Brigade Mekanis yang lama25. Stryker Brigade Combat Team (Brigade

Tim Pertempuran Stryker) yang terdiri dari Batalyon Infanteri Stryker (Motorized Infantry

Battalion) dan Skuadron Kavaleri Intai, beserta unsur perkuatan Bantuan Tembakan,

Arhanud, Kavaleri Intai, Bantuan Manuver, dan Bantuan Administrasi didesain untuk

beroperasi didaerah urban dengan kemampuan mobilitas tinggi, proteksi lapis baja

yang mumpuni, dan daya tembak yang relatif besar, serta mampu diangkut secara

cepat via pesawat C-17 Globe Master sehingga mampu digelar secara cepat ke dalam

daerah operasi26. Desain Brigade ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan akan

satuan yang lebih ringan dan cepat digelar daripada satuan Lapis Baja serta memiliki

22
Ibid, hlm 29.
23
Ibid , hlm 25-29.
24
Ibid.
25
Ibid, hlm 27.
26
Ibid, hlm 18-24.
13

proteksi dan daya tembak yang lebih besar daripada satuan infanteri ringan27. Infantry

Brigade Combat Team (Brigade Tim Pertempuran Infanteri) yang terdiri dari Batalyon

Infanteri ringan beserta unsur perkuatan Bantuan Tembakan, Arhanud, Kavaleri Intai,

Bantuan Manuver, dan Bantuan Administrasi didesain untuk beroperasi didalam medan

yang tertutup seperti rawa, hutan, dan pegunungan. Desain Brigade ini dimaksudkan

untuk menggantikan Brigade Infanteri ringan yang mampu bertempur melawan

kekuatan konvensional maupun non-konvensional di medan yang sulit, namun memiliki

perlindungan Lapis Baja dan senjata Anti Tank28.

Berbeda dengan desain Brigade sebelumnya yang mendapatkan BP unsur

perkuatan bantuan tembakan, bantuan manuver dan bantuan administrasi dari Divisi,

ketiga jenis Brigade tersebut dirancang untuk memiliki perkuatan yang bersifat

organik29. Sehingga Brigade Tim Pertempuran diharapkan lebih mampu beroperasi

secara mandiri serta memangkas birokrasi dan mempermudah komando

pengendalian30. Unsur bantuan manuver terdiri dari unsur zeni, Nubika, Military

Intelliigence, perhubungan, peralatan dan POM yang mendukung Brigade juga didesain

secara modular.

Pada masa awal pembentukan Brigade tersebut diatas, unsur zeni yang dimiliki

adalah setingkat Kompi yang berdiri sendiri serta terdiri dari 3 Peleton Zeni Tempur

dan 1 Peleton Zeni Konstruksi (Vertical and Horizontal Platoon) untuk Heavy/Armored

Brigade Combat Team; 2 Peleton Zeni Tempur dan 1 Peleton Peralatan Zeni untuk

Infantry Brigade Combat Team; serta 3 Peleton Zeni Tempur dan 1 Peleton Zeni

27
Ibid.
28
Ibid, hlm 28.
29
Ibid, hlm 25.
30
Ibid.
14

Bantuan Mobilitas untuk Stryker Brigade Combat Team31. Perbedaan konfigurasi

tersebut diatas disesuaikan dengan fungsi, peran, tugas serta karakteristik kemampuan

Brigade yang berbeda. Organisasi Kompi Zeni tersebut dimaksudkan untuk mewadahi

orientasi tugas Operasi Gabungan Darat (Operasi Serangan dan Pertahanan) yang

lebih fokus kepada fungsi bantuan zeni dalam pertempuran (mobility, counter-mobility,

dan survivavibility) dengan orientasi tugas Operasi Stabilitas (Stability Operation) dan

Operasi Bantuan Kemanusiaan (Civic/Humanitarian Operation) yang mengoptimalkan

fungsi bantuan konstruksi umum. Pertimbangan penggunaan satuan setingkat Kompi

Zeni guna mendukung Brigade merujuk kepada doktrin sebelumnya, dimana 1 Divisi

didukung oleh 1 Batalyon Zeni, maka 1 Brigade mendapat perkuatan 1 Kompi Zeni.

Konsep Brigade ini kemudian diterapkan dalam Operasi Militer di Afganistan dan Iraq.

Pada tahun 2004, AD AS melakukan revisi organisasi Brigade pasca evaluasi

terkait implementasi organisasi Brigade tersebut dalam Operasi Militer di Afganistan

dan Iraq. Revisi tersebut diantaranya adalah merubah organisasi unsur bantuan

manuver Brigade tersebut diatas dengan meleburkan seluruh unsur terkait kedalam

Batalyon Pasukan Khusus Brigade (Brigade Special Troop Battalion)32. Batalyon

campuran ini terdiri dari Kompi Markas yang membawahi 1 Peleton POM, 1 Peleton

Intai Nubika, 1 Peleton Kesehatan, 1 Peleton Peralatan, dan 1 Peleton Angkutan; 1

Kompi Military Intelligence, 1 Kompi Perhubungan, dan 1 Kompi Zeni 33. Pertimbangan

pembentukan batalyon tersebut adalah untuk memudahkan integrasi dan sinkronisasi,

komando pengendalian, pemeliharaan administrasi, kontrol asset, dan dukungan

31
Robert Merceron, Brigade Special Troops Battalion Integration within the Brigade Combat Team, (Fort
Leavenwonrth: US Army Command and Staff College, 2010), hlm 10.
32
Ibid, hlm 10-15.
33
Ibid, hlm 13.
15

logistik34. Peleburan unsur bantuan manuver tersebut juga dimaksudkan agar

memudahkan Komandan Brigade Tim Pertempuran dalam memusatkan kesatuan aksi

(unity of effort) unsur bantuan manuver dalam pertempuran yang terdiri unsur khusus

yang berbeda, bukan hanya memelihara aspek dukungan satuan dalam rutinitas satuan

di dalam basis35.

Batalyon Pasukan Khusus Brigade (Brigade Special Troop Battalion) memiliki 5

tugas utama, meliputi: pertama, memastikan seluruh unit organiknya yang berbeda-

beda terlatih dan dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk melaksanakan

tugas sesuai doktrin; kedua, memelihara komando pengendalian, mengintegrasikan

dan mendukung kompi serta satuan lebih kecil yang di BP kan kepada Brigade Tim

Pertempuran; ketiga, menyiapkan seluruh satuan bawahan dalam misinya, memastikan

perlindungannya, serta menyediakan dukungan logistik dan administrasi; keempat,

mengamankan salah satu atau lebih Posko Brigade Tim Pertempuran; kelima,

mengamankan daerah belakang apabila memiliki perkuatan yang cukup. Batalyon ini

juga bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas tambahan dari Brigade

diantaranya: komando pengendalian operasi tawanan perang, pertahanan Basis

Operasi Depan (BOD), pengintaian dan pembersihan rute, rekonstruksi Mako dan

manajemen pembangunan essential services, non-lethal targeting, eksploitasi wilayah

sensitif, melatih negara tuan rumah, operasi intelijen militer, dan operasi

perhubungan36.

Organisasi baru ini kemudian diuji dalam beberapa latihan gabungan yang

dilakukan di National Training Center, selama periode tahun 2004-2006, serta

34
Ibid, hlm 12.
35
Ibid.
36
Ibid, hlm 13.
16

penugasan Operasi Militer di Afganistan dan Iraq selama periode yang sama.

Berdasarkan hasil evaluasi selama validasi organisasi Batalyon tersebut ditemukan

kekurangan sebagai berikut: perlunya penambahan unsur Electronic Warfare (Perang

Elektronika/Pernika), penambahan unsur zeni guna memperkuat tugas bantuan zeni

dalam pertempuran serta bantuan konstruksi umum, dan perlunya penambahan

pasukan untuk mengamankan daerah belakang Brigade.

Pada tahun 2014, guna menindaklanjuti hasil evaluasi validasi Organisasi

Batalyon Pasukan Khusus Brigade (Brigade Special Troop Battalion), maka AD AS

merevisi kembali organisasi tersebut menjadi Batalyon Zeni Brigade (Brigade Engineer

Battalion)37. Revisi tersebut meliputi penambahan elemen Electronic Warfare (Perang

Elektronika/Pernika) kedalam Kompi Military Intelligence, penambahan elemen Smart-T

Team kedalam Kompi Perhubungan dan penambahan 1 Kompi Zeni yang diambil dari

Eselon diatas Brigade. Rebranding nama Batalyon menjadi Batalyon Zeni karena unsur

zeni menjadi komponen utama dan terbesar dari Batalyon tersebut. Penambahan unsur

Electronic Warfare (Perang Elektronika/Pernika) dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan deteksi, intersep, dan jamming terhadap potensi ancaman Pernika dan

Improvised Explosive Device yang berbasis gelombang radio maupun sinyal Ponsel.

Penambahan elemen Smart-T Team dimaksudkan untuk memberikan perlindungan

enkripsi serta mengamankan jaringan komunikasi Brigade agar tidak dapat dideteksi,

disadap, maupun di-jamming pihak musuh. Penambahan 1 Kompi Zeni dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan unsur zeni dalam bantuan zeni dalam pertempuran,

bantuan zeni dalam konstruksi, serta memainkan peran dalam Wide Area Security di

37
Mayor Dennis J. McGee, Engineer Support to the Brigade Combat Team, (Fort Leavenwonrth: US
Army Command and Staff College), hlm 37.
17

daerah belakang Brigade. Wide Area Security adalah implementasi elemen kekuatan

tempur untuk melindungi populasi, pasukan, infrastruktur, dan aktivitas pasukan kawan

dalam rangka mencegah keuntungan taktis posisi musuh terhadap pasukan kawan

serta mengkonsolidasikan disposisi pasukan kawan didaerah belakang dalam rangka

memelihara inisiatif pasukan sendiri38.

Komposisi Batalyon Zeni Brigade (Brigade Engineer Battalion) secara umum

menyesuaikan tipe Brigade Tim Pertempuran sebagai satuan induknya. Pada

Heavy/Armored Brigade Combat Team (Brigade Tim Pertempuran Lapis Baja),

konfigurasi Batalyon Zeni Brigade, meliputi: Kompi Markas yang terdiri dari Pokkoki,

Seksi Staf 1 s.d. 6, Seksi Kesehatan dan Peleton Intai Nubika; Kompi Zeni Tempur A

yang terdiri dari Pokkoki, 2 Peleton Zeni Tempur Mekanis( masing-masing 3 Regu ),

dan 1 Peleton Zeni Bantuan (Regu Penerobosan Mekanis dan Regu Konstruksi

Horizontal); Kompi Zeni Tempur B yang terdiri dari Pokkoki, 1 Peleton Zeni Tempur

Mekanis, 1 Peleton Zeni Bantuan (Regu Penerobosan Mekanis dan Regu Konstruksi

Horizontal), dan 1 Peleton Zeni Pembersih Rute (2 regu); Kompi Perhubungan yang

terdiri dari Pokkoki, Tim pendukung Posko, Tim Retransmisi, 2 Peleton Perhubungan

(masing-masing membawahi 1 Tim Smart-T, Tim Retransmisi, dan Tim jaringan

EPLRS); Kompi Military Intelligence yang terdiri dari Pokkoki, Seksi Integrasi

Intelligence and Electronic Warfare, Tim Komunikasi Intelijen, Tim Manajemen Operasi,

Tim Proses Intelijen, Seksi Sinkronisasi dan Manajemen Puldata, Peleton Multi-Fungsi

(Tim Eksploitasi, Staf Cuaca, dan Tim Multi Fungsi); dan Peleton Drone Taktis yang

38
Department of the Army, TP 525-3-1, The U.S. Army Operating Concept, Winning in a Complex World
(Fort Eustis: Government Printing Office, 2014), hlm 22.
18

terdiri dari Pokkoton, Seksi perencanaan dan kontrol, serta Seksi Peluncuran dan

Pemulihan39.

Konfigurasi Batalyon Zeni Brigade Pada Stryker Brigade Combat Team (Brigade

Tim Pertempuran Stryker) dan Infantry Brigade Combat Team (Brigade Tim

Pertempuran Infantri) secara umum hampir sama dengan konfigurasi pada

Heavy/Armored Brigade Combat Team (Brigade Tim Pertempuran Lapis Baja), kecuali

pada susunan Kompi Zeninya. Pada Stryker Brigade Combat Team (Brigade Tim

Pertempuran Stryker), Kompi A Zeni Tempur terdiri dari : Pokkoki, 2 Peleton Zeni

Mobilitas (masing-masing 3 regu), 1 Seksi Jembatan/Penyeberangan, dan 1 Regu Zeni

Konstruksi Horizontal40. Sedangkan pada Kompi B Zeni Tempur terdiri dari : Pokkoki, 1

Peleton Zeni Mobilitas (3 regu), 1 Peleton Bantuan Zeni (1 Seksi

Jembatan/penyeberangan, dan 1 Regu Zeni Konstruksi Horizontal), dan 1 Peleton

Pembersih Rute (2 regu)41. Pada Infantry Brigade Combat Team (Brigade Tim

Pertempuran Infantri), Kompi A Zeni Tempur meliputi : Pokkoki, 2 Peleton Zeni Tempur

(masing-masing 3 regu), dan 1 Peleton Bantuan Zeni (1 Regu Penerobosan, dan Regu

Zeni Konstruksi Horizontal)42. Sementara Kompi B Zeni Tempur meliputi: Pokkoki, 1

Peleton Zeni Tempur (3 regu), 1 Peleton Bantuan Zeni (1 Regu Penerobosan, dan

Regu Zeni Konstruksi Horizontal), dan 1 Peleton Pembersih Rute (2 regu) 43.

Berdasarkan konfigurasi diatas, secara umum kedua Kompi Zeni yang dimiliki

masing-masing Batalyon Zeni Brigade memiliki persamaan peran dalam rangka

39
Maneuver Center of Excellence, MCOE Supplemental Manual Force Structure Reference:ABCT, (Fort
Benning: Maneuver Center of Excellence, 2015).
40
Maneuver Center of Excellence, MCOE Supplemental Manual Force Structure Reference:SBCT, (Fort
Benning: Maneuver Center of Excellence, 2015).
41
Ibid.
42
Maneuver Center of Excellence, MCOE Supplemental Manual Force Structure Reference:IBCT, (Fort
Benning, 2015).
43
Ibid.
19

mendukung tugas pokok Brigade dalam seluruh jenis operasi dalam Full Spectrum

Operation, serta menyokong setiap transisi perubahan dari masing-masing jenis operasi

tersebut. Setiap Kompi Zeni memang memiliki komposisi yang berbeda, namun fokus

utamanya adalah memberikan bantuan zeni tempur berupa mobility, counter-mobility,

dan survivability. Selain itu juga memberikan bantuan zeni konstruksi umum secara

terbatas. Unsur zeni ini normalnya tidak ditempatkan pada komponen cadangan

Brigade serta dapat di BP-kan kepada masing-masing Batalyon Manuver internal

Brigade sesuai kebutuhan guna mengoptimalkan kemampuan dukungannya. Peleton

Zeni Tempur mekanis dengan mobilitasnya yang tinggi berperan dalam wide area

security dan bantuan zeni tempur secara umum. Peleton Zeni Bantuan menyediakan

kemampuan khusus dalam penerobosan rintangan berupa ranjau maupun rintangan

kawat serta kemampuan survivability secara terbatas termasuk diantaranya

kemampuan penyeberangan. Peleton Zeni Pembersih rute mampu melaksanakan

pembersihan rute perbekalan utama, memelihara jalur komunikasi dan operasi, serta

mendeteksi ancaman IED. Peleton Zeni Mobilitas secara khusus memiliki kemampuan

untuk membersihkan rute, menerobos rintangan, serta mendeteksi ancaman IED.

Unsur perkuatan yang dimiliki Batalyon Zeni Brigade juga memiliki fungsi khusus

yang unik dalam mendukung tugas Brigade. Kompi Perhubungan menyediakan

dukungan komunikasi serta jaringan komunikasi dalam rangka memelihara jalur

komunikasi Brigade ke atas, ke bawah dan ke samping serta melindungi Komando

Pengendalian Brigade maupun Batalyon dari serangan Pernika serta Cyber. Kompi

Military Intelligence memiliki peran untuk melaksanakan Intelligence, Surveillance, dan

Reconnaissance dalam rangka pengumpulan, pengolahan serta penyajian informasi


20

intelijen. Selain itu Kompi ini juga memiliki tugas tambahan untuk menetralisir serangan

Pernika musuh secara terbatas. Peleton Drone Taktis memiliki fungsi sebagai

pelaksana pengintaian udara serta berkolaborasi dengan unsur Penerbad, Artileri serta

Arhanud. Sedangkan Peleton Intai Nubika memainkan peran untuk mendeteksi secara

dini ancaman Nubika lawan serta melaksanakan pembersihan rute secara terbatas

terhadap ancaman Nubika.

Penambahan elemen Zeni Konstruksi yang ada didalam unsur organik Batalyon

Zeni Brigade yang berasal dari Eselon Zeni diatas Brigade berimplikasi terhadap

berkurangnya kemampuan Eselon Zeni diatas Brigade dalam menyediakan bantuan

zeni konstruksi umum serta supervisi manajemen proyek konstruksi yang dilaksanakan

secara terpusat dibawah Divisi atau eselon diatas Divisi. Kondisi ini tentu saja

berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur didaerah operasi yang berskala

menengah sampai dengan besar. Menindaklanjuti hal tersebut, AD AS membuat

kebijakan untuk lebih intensif melibatkan Kontraktor Militer dalam pembangunan

infrastruktur militer dan non militer di daerah operasi dengan melibatkan unsur zeni

dimasing-masing Brigade sebagai manajer dan pengawas proyek yang dikerjakan oleh

Kontraktor Militer. Sehingga Kompi-Kompi Zeni organik Brigade dapat tetap fokus

dalam pelaksanaan tugas bantuan zeni dalam pertempuran. Situasi ini mayoritas terjadi

pada fase Operasi Stabilitas dan atau Operasi Bantuan Kemanusiaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa AD AS senantiasa

memperbaharui doktrinnya dengan tujuan untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas

organisasinya dalam menghadapi berbagai ancaman dan dinamika perkembangan

lingkungan strategis diantaranya melalui penerapan konsep modularity yang


21

berkembang seiring dengan visi dan paradigma masa depan. Konsep tersebut pada

akhirnya menyebabkan munculnya berbagai penyesuaian terkait struktur organisasi

satuan pelaksana tugas diantaranya adalah struktur organisasi Batalyon Zeni Tempur

AD AS. Organisasi, peran, dan fungsi Batalyon Zeni Tempur AD AS senantiasa

bertransformasi mengikuti perkembangan doktrin yang dikembangkan. Sehingga postur

organisasi Batalyon Zeni tersebut tidak rigid, melainkan senantiasa dinamis mengikuti

inovasi yang visioner dari pemangku kebijakan AD AS.


22

DAFTAR PUSTAKA

 Attrill, Mark. 2015. NATO Doctrine. The Three Sword Magazine.


 Combat Studies Institute. 1999. Sixty Years of Reorganizing for Combat: a
Historical Trend Analysis. Fort Leavenworth. CSI.
 Department of the Army. 2014. TP 525-3-1, The U.S. Army Operating Concept,
Winning in a Complex World. Fort Eustis. US Army.
 Donnelly, William M. 2007. Transforming an Army at War : Designing The
Modular Force 1991–2005. Washington DC. Center of Military History US Army.
 Farlex. Definition of Modular. https://www.freethesaurus.com/modularity.diakses
pada 13 Juni 2018.
 Garud, R., Langlois, R., & Kumaraswamy. 2009. Managing in the Modular Age:
Architectures, Networks, and Organizations. Oxford. Blackwell Publishers.
 Joint Doctrine and Concepts Centre. 2001. Joint Warfare Publication 0-01:British
Defence Doctrine, Second Edition. Swindon. Joint Doctrine and Concept Centre.
 Maneuver Center of Excellence.2015. MCOE Supplemental Manual Force
Structure Reference. Fort Benning. Maneuver Center of Excellence.
 Merceron, Robert. 2010, Brigade Special Troops Battalion Integration within the
Brigade Combat Team. Fort Leavenwonrth. US Army Command and Staff
College.
 Mcgee, Dennis J. 2010. Engineer Support to the Brigade Combat Team. Fort
Leavenwonrth. US Army Command and Staff College.
 Pardee, Jason. 2013. The Genesis of Transformation: The Rise of The United
States Army’s Modular Brigade Combat Teams. Monterey. Naval Postgraduate
School.
 Pokja Transformasi DukunganTNI AD. 2014. Transformasi aspek dukungan TNI
AD. Jakarta. Mabes TNI AD.
 Yadav, Ramashish. 2016. Golden Success Mantras:the Fifteen Mantras that
Lead You to Success. Chennai. Notion Press.
23

Anda mungkin juga menyukai