Anda di halaman 1dari 18

LATIHAN I

PENYEMAIAN BENIH CABAI (Capsicum frutescens) DAN PAKCOY (Brassica rapa


subsp. Chinensis)

A. TUJUAN

Memperbanyak tanaman secara generatif untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki
sifat bervariasi.

B. LANDASAN TEORI

Penelitian Herwidyarti (2013) ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK)
dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari (a) cabai, (b) Cleome rutidosperma,
(c) Cyperus kyllingia, (d) Synedrella nodiflora, (e) Paspalum distichum, dan (f) Ageratum
conyzoides yang diinokulasi dengan jamur Colletotrichum capsici pada saat tingginya
berkisar antara 9-12 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Keparahan penyakit
antraknosa berbeda-beda, pada cabai 0,3% hingga 44,0% %, Cleome rutidosperma sebesar
7,5% hingga 51,0%, Cyperus kyllingia dan Paspalum distichum 0%, Synedrella nodiflora
9,3% hingga 47,0%. dan Ageratum conyzoides 12,8% menjadi 9,1%, (2) Masa inkubasi
jamur Colletotrichum capsici berbeda-beda yaitu tersingkat pada gulma Cyperus kyllingia (0
hari), dan masa inkubasi terpanjang pada dan Paspalum conjugatum (27 hari). Pertumbuhan
tinggi dan persentase jumlah daun tanaman cabai dan gulma yang diinokulasi dengan
Colletotrichum capsici berbeda-beda dari minggu ke- 1 hingga minggu ke- 4. Pertumbuhan
paling tinggi terjadi pada gulma Ageratum conyzoides sedangkan pertumbuhan terendah
terjadi pada gulma Cleome rutidosperma. Persentase jumlah daun sakit paling besar adalah
pada cabai dan Persentase jumlah daun paling kecil pada Cyperus kyllingia.Keberhasilan
pertumbuhan tanaman cabai dipengaruhi oleh hama, penyakit tanaman, dan gulma.

Benih adalah salah satu bagian terpenting dalam budidaya tanaman. Untuk membedakan
suatu benih bermutu atau tidak, secara visual sangat sulit. Apabila benih ditanam tanpa
melalui proses pengujian mutu, maka perbedaan baru akan terlihat setelah benih tumbuh.
Pengujian benih ditunjuk untuk mengetahui mutu dan kualitas suatu jenis atau kelompok
benih. Mutu fisik benih berkaitan dengan kondisi fisik benih secara visual, seperti warna,
ukuran, bentuk, bobot, dan tekstur permukaan kulit. Tolak ukur yang dijadikan krikteria
adalah keseragaman. Sifat-sifat lain yang diamati adalah tingkat keutuhan benih (tolok ukur,
tingkat kerusakan benih), dan tingkat kontaminasi benda lain (kemurnian mekanis benih).
Mutu fisiologis benih mencerminkan kemampuan benih untuk bisa hidup normal dalam
kisaran keadaan alam, mampu tumbuh cepat dan merata (Kusumawardana, 2010).

Menurut Warisno (2018) Penyemaian langsung ke polybag merupakan penyemaian


termudah, yaitu dengan menanam biji dalam polybag kecil yang telah diisi media tanam. Kita
tinggal menunggu sampai bibit cukup dewasa untuk ditanaman dilahan. Kelebihan metode
penyemaian ini, antara lain mudah dilakukan, hemat tenaga kerja, serta relatif lebih cepat.
Kekurangan metode ini adalah bila terdapat benih dalam polybag yang tidak tumbuh, berarti
terdapat kerugian biaya polybag dan tenaga kerja. Dan bila polybag ini diisi dengan benih
baru, maka umur bibit menjadi tidak seragam

Penelitian Valupi (2021) bertujuan untuk melihat pertumbuhan dan hasil Microgreens dari
beberapa varietas pakcoy dan media tanam yang berbeda serta melihat interaksi antara
keduanya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial
yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor varietas pakcoy (P) yang terdiri dari 3 varietas : P1 =
Nauli F1, P2 = Dakota, dan P3 = Shinta., serta faktor media tanam (M) yang terdiri dari 3
jenis : M1 = Rockwool, M2 = Cocopeat, dan M3 = Vermikulit. Parameter yang diamati
dalam penelitian ini antara lain : tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), lebar daun (cm),
dan berat segar per tanaman (gr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas pakcoy
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan berat segar. Hasil terbaik
diperoleh pada perlakuan P1 (Nauli F1). Adapun penggunaan media tanam berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat segar. Hasil terbaik
diperoleh pada perlakuan M2 (cocopeat). Interaksi antara varietas pakcoy dengan
penggunaan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap perameter tinggi tanaman dan
jumlah daun. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap lebar daun dan berat segar. Interaksi
terbaik diperoleh pada perlakuan P1M2 (Nauli F1 + cocopeat).

Media tanam memiliki fungsi yang sangat penting bagi tanaman, yaitu
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan penyedia air dan
unsur hara bagi tanaman. Secara umum, media tanam dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
media tanam tanah dan non tanah. Bahan tanam juga memiliki pori-pori makro dan mikro
yang unsur haranya seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baikserita
memiliki daya serap air yang tinggi (Manurung, 2016).

Media tanam rockwool memiliki karakteristik ruang pori sebesar 95% dengan daya pegang
air sebesar 80% dan tidak mengandung patogen penyebab penyakit (Iqbal, 2016). Media
tanam vermikulit memiliki kapasitas tukar kation yang lebih tinggi terutama dalamkeadaan
padat dan pada saat basah. Vermikulit mampu menurunkan berat jenis dan meningkatkan
daya absorpsi air (Suryani, 2015).

Faktor genetik tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman pakcoy
adalah hormon Auksin. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (2012) bahwa Auksin
merupakan salah satu golongan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang cukup penting didalam
tanaman dan Auksin berperan dalam mempengaruhi pembesaran, pemanjangan dan
peningkatan permeabilitas sel serta mempengaruhi metabolisme asam nukleat dan
metabolisme protein.

Menurut Nurdiana (2013) Rockwool memiliki sifat yang ramah lingkungan karena terbuat
dari kombinasi batu, seperti dari batuan basalt, batu bara, dan batu kapur yang dipanaskan
pada suhu 1.600o C hingga meleleh menyerupai lava yang kemudian berubah bentuk menjadi
serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat tersebut akan dipotong menyesuaikan dengan
kebutuhan dan rockwool juga memiliki ketersediaan unsur hara yang cukup.
ketersediaan unsur hara dapat diserap tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, apabila tanaman
kekurangan unsur hara tersebut maka akan mengganggu kegiatan metabolisme tanaman
sehingga proses pembentukan daun yang dalam hal ini sel-sel baru akan terhambat.
Sedangkan lebar daun seperti menurut Putri (2013), Penggunaan media tanam dengan
komposisi yang sesuai bagi suatu jenis tanaman akan memberikan respon dan pengaruh baik
terhadap pertumbuhan tanaman dan dapat meningkatkan presentase keberhasilan pembibitan
dan dapat mendorong peningkatan produktivitas tanaman.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Polybag (8 buah)
b. Mangkuk (4 buah)
c. Gunting (1 buah)
d. Sendok (1 buah)
e. Lidi (Secukupnya)
f. Kertas Label (Secukupnya)
g. Alat Tulis (1 set)
h. Alat Dokumentasi (1 set)
i. Rockwool (8 buah)
2. Bahan
a. Tanah Siap Tanam (Secukupnya)
b. Air (Secukupnya)
c. Biji Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) (Secukupnya)
d. Biji Tanaman Pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis) (Secukupnya)

D. CARA KERJA
1. Penyemaian Benih Cabai (Capsicum frutescens L.)
a) Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai
b) Rendam benih cabe (Capsicum frutescens L.) di cup/mangkok kecil yang
sudah diisi air bersih.
c) Isi polybag kecil dengan tanah yang subur.
d) Tanam benih cabai (Capsicum frutescens L.) perhatikan kedalaman menanam
(1 polybag diisi dengan 2 benih cabai).
e) Tata polybag pada keranjang yang sudah disediakan.
f) Siram pembenihan secara rutin (penyiraman 3 kali dalam seminggu)
g) Amati pertumbuhan benih cabai

2. Penyemaian Benih Pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis)


a) Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
b) Rendam benih Pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis) di cup/mangkok kecil
yang sudah diisi air bersih.
c) Memotong rockwoll 3x3cm sesuaikan ukuran cup.
d) Rendam rockwoll dgn air supaya mengembang
e) Tata rockwoll pada nampan
f) Tanam benih pakcoy pada rockwoll dgn menggunkan tusuk gigi (1 kotak
rockwoll 1 benih)
g) Beri air pada nampan setinggi setengah rockwoll
h) Cek ketinggian air, jangan sampai rockwoll kering
i) Amati pertumbuhan benih pakcoy
j) Setelah minimal 4 daun, pindahkan pada hidroponik kit

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil

Nama Lokal : Tanaman Cabai


Nama Ilmiah : Capsicum frutescens
Hari/Tgl Tinggi Warna Jumlah Warna daun Keterangan
batang batang Daun
Jum’at 25 - - - - Penyemaian
Maret 2022 benih cabai
Senin, 28 - - - - Tanaman
Maret 2022 cabai belum
tumbuh
Rabu, 30 - - - - Tanaman
Maret 2022 cabai belum
tumbuh
Jum’at, 1 - - - - Tanaman
April 2022 cabai tidak
ada yang
tumbuh
Nama Lokal : Tanaman Pakcoy
Nama Ilmiah : Brassica rapa subsp. Chinensis
Hari/Tgl Tinggi Warna Jumlah Warna daun Keterangan
batang batang Daun
Jum’at 25 - - - - Penyemaian
Maret 2022 benih pakcoy
dalam media
rockwool
Senin, 28 T1 : 0,7 cm Hijau Muda T1 : 2 daun T1 : Hijau Dari 8
Maret 2022 T2 : 0,5 cm T2 : 2 daun Muda tanaman
T3 :0,2 cm T3 : 2 daun T2 : Hijau pakcoy yang
T4 :0,2 cm T4 : 2 daun Muda ditanam
T5 : 0,3 cm T5 : 2 daun T3 : Hijau dalam
Muda rockwool,
T4 : - hanya 5
T5 : Hijau tanaman
Muda yang tumbuh
Rabu, 30 T1 : 1,2 cm Hijau Muda T1 : 2 daun Hijau Muda Semua
Maret 2022 T2 : 0,8 cm T2 : 2 daun T7 dan T8 : tanaman
T3 :0,6 cm T3 : 2 daun Hijau Muda pakcoy
T4 :0,7 cm T4 : 2 daun dengan satu tumbuh
T5 : 0,5 cm T5 : 2 daun sisi ujung
T6 : 0,3 cm T6 : 2 daun sedikit
T7 : 0,2 cm T7 : 2 daun kuning
T8 : 0,2 cm T8 : 1 daun
Jum’at, 1 T1 : 1,6 cm Hijau Muda T1 : 4 daun Hijau Muda Semua
April 2022 T2 : 1,3 cm T2 : 4 daun tanaman
T3 :1,4 cm T3 : 4 daun pakcoy
T4 :1,8 cm T4 : 4 daun tumbuh dan
T5 : 1,6 cm T5 : 4 daun siap
T6 : 1,5 cm T6 : 4 daun dipindahkan
T7 : 1,3 cm T7 : 4 daun kedalam
T8 : 1,4 cm T8 : 4 daun metode
hidroponik

2. Pembahasan

Penyemaian merupakan suatu proses persiapan bibit tanaman sebelum ditanam pada
lahan yang sesungguhnya. Tujuan dilakukan penyemaian adalah emperbanyak tanaman
secara generatif untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat bervariasi. Selain itu,
penyemaian juga dapat mengurangi kematian tanaman yang diakibatkan belum siap untuk
beradaptasi dengan kondisi di lapangan. Faktor yang terpenting dalam penyemaian adalah
media tanam. Media tanam akan menentukan pertumbuhan tanaman yang dapat dilihat dari
parameter tinggi tanaman, warna daun, dan jumlah daun.
Dalam praktikum ini tanaman yang diamati adalah tanaman cabai dan rocwool, namun
dengan media yang berbeda. Pada tanaman cabai yang telah diletakan kedalam polybag
dengan media tanah, setelah diamati selama 1 minggu, tidak ada tanda tanda akan tumbuh.
Menurut Warisno (2018) penyemaian langsung ke polybag merupakan penyemaian
termudah, yaitu dengan menanam biji dalam polybag kecil yang telah diisi media tanam. Kita
tinggal menunggu sampai bibit cukup dewasa untuk ditanaman dilahan. Kelebihan metode
penyemaian ini, antara lain mudah dilakukan, hemat tenaga kerja, serta relatif lebih cepat.
Kekurangan metode ini adalah bila terdapat benih dalam polybag yang tidak tumbuh, berarti
terdapat kerugian biaya polybag dan tenaga kerja. Dan bila polybag ini diisi dengan benih
baru, maka umur bibit menjadi tidak seragam.

Sedangkan pada tanaman pakcoy yang ditanam dalam media rockwool tumbuh dengan
cepat dalam pengamatan 1 minggu. Faktor genetik tanaman yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tanaman pakcoy adalah hormon Auksin. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lakitan (2012) bahwa Auksin merupakan salah satu golongan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
yang cukup penting didalam tanaman dan Auksin berperan dalam mempengaruhi
pembesaran, pemanjangan dan peningkatan permeabilitas sel serta mempengaruhi
metabolisme asam nukleat dan metabolisme protein.

Menurut Nurdiana (2013) Rockwool memiliki sifat yang ramah lingkungan karena
terbuat dari kombinasi batu, seperti dari batuan basalt, batu bara, dan batu kapur yang
dipanaskan pada suhu 1.600o C hingga meleleh menyerupai lava yang kemudian berubah
bentuk menjadi serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat tersebut akan dipotong
menyesuaikan dengan kebutuhan dan rockwool juga memiliki ketersediaan unsur hara yang
cukup. ketersediaan unsur hara dapat diserap tanaman merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, apabila tanaman
kekurangan unsur hara tersebut maka akan mengganggu kegiatan metabolisme tanaman
sehingga proses pembentukan daun yang dalam hal ini sel-sel baru akan terhambat.
Sedangkan lebar daun seperti menurut Putri (2013), Penggunaan media tanam dengan
komposisi yang sesuai bagi suatu jenis tanaman akan memberikan respon dan pengaruh baik
terhadap pertumbuhan tanaman dan dapat meningkatkan presentase keberhasilan pembibitan
dan dapat mendorong peningkatan produktivitas tanaman.
F. SIMPULAN

Penyemaian merupakan suatu proses persiapan bibit tanaman sebelum ditanam pada lahan
yang sesungguhnya. Tujuan dilakukan penyemaian adalah emperbanyak tanaman secara
generatif untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat bervariasi. Selain itu,
penyemaian juga dapat mengurangi kematian tanaman yang diakibatkan belum siap untuk
beradaptasi dengan kondisi di lapangan. Pada tanaman cabai yang telah diletakan kedalam
polybag dengan media tanah, setelah diamati selama 1 minggu, tidak ada tanda tanda akan
tumbuh. Menurut Warisno penyemaian langsung ke polybag merupakan penyemaian
termudah, yaitu dengan menanam biji dalam polybag kecil yang telah diisi media tanam. Kita
tinggal menunggu sampai bibit cukup dewasa untuk ditanaman dilahan. Sedangkan pada
tanaman pakcoy yang ditanam dalam media rockwool tumbuh dengan cepat dalam
pengamatan 1 minggu. Faktor genetik tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
tinggi tanaman pakcoy adalah hormon Auksin. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan bahwa
Auksin merupakan salah satu golongan ZPT yang cukup penting didalam tanaman dan
Auksin berperan dalam mempengaruhi pembesaran, pemanjangan dan peningkatan
permeabilitas sel serta mempengaruhi metabolisme asam nukleat dan metabolisme protein.
Menurut Nurdiana Rockwool memiliki sifat yang ramah lingkungan karena terbuat dari
kombinasi batu, seperti dari batuan basalt, batu bara, dan batu kapur yang dipanaskan pada
suhu 1.600o C hingga meleleh menyerupai lava yang kemudian berubah bentuk menjadi
serat-serat.
DAFTAR PUSTAKA

Herwidyarti, Kristina Hayu., Ratih, Suskandini., Sembodo, Jad Resiworo Jekti. 2013.
“KEPARAHAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum annuum L) DAN
BERBAGAI JENIS GULMA”. Jurnal Agrotek Tropika. 1(1) : 102 – 106.

Kusumawardana, Aditya., dan Hidayati, Nanda. 2010. Uji Cepat Mutu Benih. Malang : CV.
Multimedia Edukasi.

Warisno., Dahana, Kres. 2018. Peluang Usaha dan Budi Daya Cabai. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

Putri, A. D., Sudiarso., Islami, T. 2013. Pengaruh Komposisi Media Tanam pada Teknik Bud
Chip Tiga Varietas Tebu ( Saccharum officinarum L. ) Jurnal Produksi Tanaman. 1(1) : 16-
23.

Nurdiana., Lubis, Z., Vonnisa, M. 2013. “Penentuan Kekuatan Tarik Material Komposit
Epoxy dengan Pengisi Serat Rockwool Secara Eksperimen”. Jurnal Dinamis. Institut
Teknologi Medan. 1(13): 52-59.

Lakitan. 2012. “Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Lawalata, I.
J. 2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT terhadap Regenerasi Tanaman Gloxinia
(Siningia speciosa) dari Eksplan Batang dan Daun Secara In Vitro”. J. Exp. Life. Sci. 1(2) :
56-110

Suryani, R. 2015. Hidroponik Budidaya Tanama Tanpa Tanah.Yogyakarta : Arcitra.

Iqbal, M. 2016. Simpel Hidroponik. Lily Publisher. Yogyakarta.

Manurung, R, W. 2016. “Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Pupuk Organik Cair
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassicaoleraceae)”. Skripsi. Prodi
Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan

Valupi, Honesty., Rosmaiti., Iswahyudi. 2021. “PERTUMBUHAN DAN HASIL


MICROGREENS BEBERAPA VARIETAS PAKCOY (Brassica rapa. L) PADA MEDIA
TANAM YANG BERBEDA”. Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Samudra
Ke-VI.

Lampiran
Menyiapkan alat dan bahan menyiapkan media tanam

Memasukan media kedalam polybag menanam benih

Menata polybag kedalam keranjang mengukur dan memotong rockwool


Membasahi dan menata rocwool melubangi bagian tengah rockwool

Memasukan benih
LATIHAN II

HIDROPONIK PAKCOY (Brassica rapa subsp. Chinensis)

A. TUJUAN

Mahasiswa mampu membudidayakan tanaman dengan media air

B. LANDASAN TEORI

Penelitian Siregar (2017), menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari
pemberian konsentrasi nutrisi AB Mix yang terdiri dari 3% (N1), 5% (N2) dan 7%(N3). Jenis
tanaman yang digunakan sawi ( Brassica juncea) (S1). Parameter yang diamati meliputi
pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi jumlah daun, tinggi tanaman serta pengamatan
produksi dilakukan setelah panen dengan menimbang berat basah keseluruhan tanamandan
uji analisa kandungan klorofil dan serapan unsur hara. Uji analisa statistika menggunakan
SPSS 16. Metode analisis data yaitu uji F pada taraf 95% dan uji lanjutan bagi perlakuan
nyata dengan menggunakan uji beda rata-rata Duncan pada taraf 95%. Hasil analisa statistik
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata untuk tinggi, jumlah daun, berat
tanaman dan kandungan klorofil B pada tanaman sawi. Akan tetapi kandungan klorofil A
pada tanaman sawi menunjukkan berbeda nyata pada konsentrasi 5 ml dan berbeda sangat
nyata pada konsentrasi 7 ml. Hal ini dikarenakan pemberian nutrisi yang sesuai akan
memberikan hasil yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga tidak lepas dari lingkungan tumbuh.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor
internal. Menurut Buntoro (2014), faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan dari
luar tanaman dapat berupa faktor lingkungan. Faktor internal atau faktor yang berasal dari
dalam tanaman dapat berupa faktor fisiologis dan genetika tanaman. Semua hara yang
terkandung pada nutrisi hidroponik adalah unsur esensial yang diperlukan tanaman dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. hidroponik adalah unsur esensial yang diperlukan
tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Penelitian Zamriyetti (2019) bertujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi
beberapa konsentrasi AB Mix dan Monosodium Glutamat terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman sawi dengan sistem tanam hidroponik wick. Hasil pengamatan dianalisis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama yaitu
pemberian nutrisi AB mix yang terdiri 500 ppm/plot, 800 ppm/plot dan 1100 ppm/plot.
Faktor kedua pemberian Monosodium Glutamate dengan taraf tanpa pemberian Monosodium
Glutamate dan dengan pemberian Monosodium Glutamate. Parameter pengamatan penelitian
adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, produksi persampel dan produksi perplot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian nutrisi AB Mix dan monosodium
glutamat serta pengaruh interaksi antara nutrisi AB Mix dan Monosodium Glutamat tidak
nyata terhadap semua parameter yang diamati.
Menurut dalam Kinasihati (2003) peningkatan berat segar tanaman disebabkan oleh
peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai bagian vegetatif tanaman. Ketersediaan
unsur hara sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama unsur
hara N untuk tanaman Sawi. Unsur N yang rendah menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman seperti yang dikemukakan oleh Gardner at all (1991) fungsi essensial dari unsur hara
Nitrogen dalam jaringan tanaman adalah pembelahan dan pembesaran sel. Rendahnya
penyerapan unsur hara mepengaruhi laju fotosintesis dan kandungan protein sehingga
perkembangan tanaman menjadi terhambat menyebabkan rendahnya bobot segar tanaman
dan hasil produksi per plot.

Unsur hara makro dalam nutrisi AB Mix sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman,
terutama unsur hara N dan P. Pertumbuhan tanaman dalam hidroponik juga diikuti oleh
berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti pH larutan nutrisi. Nilai pH cenderung
mempengaruhi ketersediaan unsur hara pada larutan nutrisi. Pada kultur hidroponik pH yang
dianjurkan antara 5 -6, namun pada kondisi di lapangan, nilai pH larutan nutrisi melebihi 7.
Hal ini menimbulkan pengendapan unsur-unsur mikro dalam nutrisi. Sehingga akartidak
dapat menyerap unsur hara mikro tersebut. Salah satu unsur hara mikro yang tidak dapat
diserap secara optimal oleh akar adalah Cl (khlorin). Cl berperan sebagai aktivator enzim
selama produksi oksigen dari air. Hal inilah yang mengakibatkan kurangnya pertumbuhan
akar (Resh, 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a) Toples
b) Selang
c) Gelas ukur
d) Rockwool
e) Sendok pengaduk
f) Alat pengukur pH
2. Bahan
a) Nutrisi (Stok A dan B)
b) Air
c) Bibit pakcoy (5 buah)

D. CARA KERJA
Membuat larutan nutrisi (Stok A dan B)
Masukan nutrisi stok A kedalam gelas ukur, campur dengan air sebanyak 400 ml aduk
sampai larutan tercampur rata, lalu tambahkan air sebanyak 100ml. Untuk larutan nutrisi
stok B cara membuatnya sama dengan larutan nutrisi stok A.

Menanam tanaman pakcoy dengan metode hidroponik


a) Setelah pertumbuhan pakcoy tumbuh minimal 4 daun, pindahkan pada hidroponik kit
b) Pada bagian bawah cup dilubangi kemudian dimasukan kain flanel dengan panjang
5cmx3cm.
c) Tanaman pakcoy dipindah dalam cup yang sudah disesuaikan
d) Lalu masukan nutrisi (nutrisi stok A dan B) kedalam wadah besar yang sudah
disiapkan
e) Hubungkan air stone dengan air pump, lalu nyalakan tombol ON untuk
menghidupkan air stone agar terjadi sirkulasi air.
f) Pada wadah besar bagian luar ditutup menggunakan kertas guna meminimalisir
masuk nya cahaya kedalam nutrisi agar tidak rusak.
g) Lalu amati perkembangan tanaman pakcoy.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Nama lokal : Tanaman Pakcoy
Nama Ilmiah : (Brassica rapa subsp. Chinensis)

Hari/Tgl Tinggi Warna Jumlah Warna daun Keterangan


batang batang Daun
Jum’at, 1 T1 : 1,6 cm Hijau Muda T1 : 4 daun Hijau Muda Dari 8
April 2022 T2 : 1,3 cm T2 : 4 daun tanaman
T3 : 1,4 cm T3 : 4 daun pakcoy yang
T4 : 1,8 cm T4 : 4 daun tumbuh,
T5 : 1,6 cm T5 : 4 daun hanya 4 yang
T6 : 1,5 cm T6 : 4 daun akan diuji
T7 : 1,3 cm T7 : 4 daun coba
T8 : 1,4 cm T8 : 4 daun kedalam
metode
hidroponik
Rabu, 6 T1 : 3,2 cm Hijau Muda T1 : 6 daun Hijau Muda Tanaman
April 2022 T2 : 3 cm T2 : 5 daun pakcoy
T3 : 3,1 cm T3 : 5 daun tumbuh
T4 : 3,3 cm T4 : 5 daun subur

Senin, T1 : 5,6 cm Hijau Muda T1 : 7 daun Hijau Muda Tanaman


11April T2 : 5,8 cm T2 : 6 daun pakcoy
2022 T3 : 7 cm T3 : 8 daun tumbuh
T4 : 8,8cm T4 : 9 daun subur

Sabtu, 16 T1 : 7,2cm Hijau Muda T1 : 10 daun Hijau Muda Tanaman


April 2022 T2 : 6,3 cm T2 : 9 daun Pakcoy
T3 : 7 cm T3 : 10 daun tumbuh
T4 : 8,8cm T4 : 12daun dengan
sangat cepat
dan subur,
pertumbuhan
daun sangat
cepat dan
banyak
Jum’at, 20 T1 : 21cm Hijau Muda T1 : 15 daun Hijau Muda Pemanenan
Mei 2022 T2 : 23 cm T2 : 17 daun
T3 : 24,3cm T3 : 16 daun
T4 : 26,7cm T4 : 19 daun
2. Pembahasan

Hidroponik merupakan pertanian masa depan karena dapat diusahakan pada berbagai
lokasi, baik di desa, di kota, di lahan terbuka bahkan diruang tertutup. Budidaya tanaman
dengan menggunakan metode hidroponik dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa
mengenal musim. Pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman hidroponik juga relatif
lebih mudah karena media budidaya yang bersih, media tanam yang steril dan tanaman
dapat terlindung dari air hujan. Selain itu tanaman hidroponik juga lebih sehat, karena
serangan hama dan penyakit lebih sedikit, sehingga hasil produksi tanaman hidroponik
lebih segar dan produktivitas lebih tinggi, dengan mutu hasil tanaman yang lebih baik.
Lingkungan yang bersih dan dan unsur hara yang terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Salah satu komoditi pertanian yang dapat dibudidayakan secara hidroponik
yaitu Salah satu komoditi pertanian yang dapat dibudidayakan secara hidroponik yaitu
sawi (Brassica juncea L). Sawi adalah jenis tanaman sayuran dikelompokkan ke dalam
famili Cruciferae. Dari beberapa jenis tanaman Sawi, salah satunya sawi humah atau
dikenal dengan Pakcoy. Tanaman Pakcoy (Barassica rapa) termasuk dikelompokan
kedalam tanaman sawi yang mudah di dapat dengan harga yang ekonomis.

Tanaman yang digunakan dengan metode hidroponik ini tidak menggunakan pupuk
organik maupun non-organik, melainkan dengan penambahan nutrisi (larutan AB-mix
yang sudah dibuat). Dimana unsur hara makro dalam nutrisi AB Mix sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan tanaman, terutama unsur hara N dan P. Pertumbuhan tanaman dalam
hidroponik juga diikuti oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti pH larutan
nutrisi. Nilai pH cenderung mempengaruhi ketersediaan unsur hara pada larutan nutrisi.
Pada kultur hidroponik pH yang dianjurkan antara 5 -6, namun pada kondisi di lapangan,
nilai pH larutan nutrisi melebihi 7. Hal ini menimbulkan pengendapan unsur-unsur mikro
dalam nutrisi. Sehingga akar tidak dapat menyerap unsur hara mikro tersebut. Salah satu
unsur hara mikro yang tidak dapat diserap secara optimal oleh akar adalah Cl (khlorin). Cl
berperan sebagai aktivator enzim selama produksi oksigen dari air. Hal inilah yang
mengakibatkan kurangnya pertumbuhan akar (Resh, 2013).

Dari hasil pengamatan yang didapatkan tanaman pakcoy yang diamati selama 5
minggu yang ditanaman menggunakan metode hidroponik didapatkan bahwa pakcoy
tumbuh dengan sangat pesat dan lebih subur. Menurut dalam Kinasihati (2003)
peningkatan berat segar tanaman disebabkan oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah
daun sebagai bagian vegetatif tanaman. Ketersediaan unsur hara sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama unsur hara N untuk tanaman Sawi.
Unsur N yang rendah menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman seperti yang
dikemukakan oleh Gardner at all (1991) fungsi essensial dari unsur hara Nitrogen dalam
jaringan tanaman adalah pembelahan dan pembesaran sel. Rendahnya penyerapan unsur
hara mepengaruhi laju fotosintesis dan kandungan protein sehingga perkembangan
tanaman menjadi terhambat menyebabkan rendahnya bobot segar tanaman dan hasil
produksi per plot.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
faktor internal. Menurut Buntoro (2014), faktor eksternal merupakan faktor yang
disebabkan dari luar tanaman dapat berupa faktor lingkungan. Faktor internal atau faktor
yang berasal dari dalam tanaman dapat berupa faktor fisiologis dan genetika tanaman.
Semua hara yang terkandung pada nutrisi hidroponik adalah unsur esensial yang
diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. hidroponik adalah unsur
esensial yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

F. SIMPULAN

Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa unsur hara makro dalam
nutrisi AB Mix sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman pakcoy , terutama unsur
hara N dan P. Salah satu unsur hara mikro yang tidak dapat diserap secara optimal oleh akar
adalah Cl (khlorin). Cl berperan sebagai aktivator enzim selama produksi oksigen dari air,
serta pH larutan nutrisi. Nilai pH cenderung mempengaruhi ketersediaan unsur hara pada
larutan nutrisi. Pada kultur hidroponik pH yang dianjurkan antara 5 -6, namun pada kondisi di
lapangan, nilai pH larutan nutrisi melebihi 7. Hal ini menimbulkan pengendapan unsur-unsur
mikro dalam nutrisi. Sehingga akar tidak dapat menyerap unsur hara mikro tersebut. Salah
satu unsur hara mikro yang tidak dapat diserap secara optimal oleh akar adalah Cl (khlorin).
Cl berperan sebagai aktivator enzim selama produksi oksigen dari air. Pada pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal merupakan faktor yang disebabkan dari luar tanaman dapat berupa faktor
lingkungan. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam tanaman dapat berupa faktor
fisiologis dan genetika tanaman. Semua hara yang terkandung pada nutrisi hidroponik adalah
unsur esensial yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya
DAFTAR PUSTAKA

Buntoro, B.H. dkk. 2014. “Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.)”. Vegetalika . 3(4).

Gardner, P. Franklin, B.R. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Terjemahan oleh Herawati. Susilo. Jakarta : Universitas Indonesia.

Kinasihati, E., 2003. Studi Kebutuhan Nitrogen Tanaman Selada. Jember : Universitas
Jember.

Siregar, Maimunah. 2017. “RESPON PEMBERIAN NUTRISI ABMIX PADA SISTEM


TANAM HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
SAWI ( Brassica juncea)”. Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi. 2(2) : 23.

Zamriyetti., Siregar, Maimunah., Refnizuida. 2019. PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN APLIKASI BEBERAPA
KONSENTRASI NUTRISI AB MIX DAN MONOSODIUM GLUTAMAT PADA SISTEM
TANAM HIDROPONIK WICK”. Agrium. 22(1) : 56-61.

Resh, H.M. 2013. Hydroponic Food Production : A Definitive Guidebook for the Advanced
Home Gardener and the Commercial Hydroponic Grower. New Jersey: Newconcept Press,
Inc.
Lampiran

Memindahkan rockwoll kedalan cup membuat larutan nutrisi AB-mix

Pengamatan Jum’at, 1 April 2022 Pengamatan Rabu, 6 April 2022

Pengamatan Senin, 11April 2022 Pengamatan Sabtu, 16 April 2022


Pemanenan

Anda mungkin juga menyukai