Anda di halaman 1dari 24

PERATURAN

PERUSAHAAN
PT. BANGUN SARANA INDAH
KABUPATEN BOGOR – JAWA BARAT– INDONESIA
PERATURAN PERUSAHAAN
TANDA TERIMA

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ……………………………………….
NIK : ……………………………………….
Div./Dept. : ……………………………………….

Dengan ini menyatakan, bahwa saya telah menerima Buku Peraturan Perusahaan
PT. BANGUN SARANA INDAH.

Bogor,..................................2022
Saya yang menerima,

( ……………………… )
*Catatan : Setelah diisi dan ditandatangani, lembar ini agar diserahkan ke HRD.
KATA PENGANTAR
Kita menyadari bersama bahwasanya Peraturan Perusahaan adalah merupakan sarana mutlak
yang sangat penting dalam mewujudkan hubungan kerja yang berlandaskan pada Hubungan
Industri (HI) yang bertujuan membina, memelihara dan menjamin stabilitas hubungan kerja
dalam arti yang seluas-luasnya.
Peraturan Perusahaan ini dimaksudkan untuk dapat memperjelas tentang hak dan kewajiban
Pekerja dan Pengusaha guna menciptakan ketenangan kerja dan ketenangan berusaha.
Selain daripada itu Perauran Perusahaan bertujuan untuk menciptakan hubungan kerja yang
harmonis dan serasi guna meningkatkan kualitas dan produktivitas serta keuntungan optimal
sehingga dapat memperhatikan kesejahteraan Pekerja dan harus pula mencerminkan tujuan
bersama dari kedua belah pihak yang dilandasi oleh kepentingan bersama, yang timbul
sebagai konsekuensi pengeindentifikasian Perusahaan maupun Pekerja sesuai dengan
program Pemerintah yaitu memperbaiki perekonomian dan meningkatkan caraf ketidupan
bangsa.
Secara rincian maksud dari Peraturan Perusahaan ini adalah :
1. Memperjelas hak dari kewajiban Perusahaan dan Pekerja.
2. Mengatur dan menerpatkan syarat-syarat kerja dan kondisi kerja bagi pekerja.
3. Mengatur penyelesaian yang seadil-adilnya bila terjadi perbedaan pendapat.
4. Memperbaiki, memelihara dan mengembangkan kerjasama yang baik serta harmonis antara
Pengusaha dan Pekerja.
5. Mendorong berkembangnya sifat mental Tridharma Hubungan Industrial yaitu: atas dasar
pengertian di atas berlakulah prinsip tanggung jawab bersama, saling menghargai dan
sadar akan tugas serta kewajiban masing-masing untuk berusaha semaksimal mungkin
guna mensukseskan tujuan bersama.
Terlaksana dan terpeliharanya kerja sama yang baik dibuktikan dengan pemberian
kesempatan dan bimbingan untuk maju bagi setiap Pekerja, berdasarkan professional
Management tanpa memandang golongan, suku, agama dan mewujudkan terlaksananya
pengupahan yang adil sesuai dengan prestasi kerja. Oleh karenanya, Pekerja mengikuti: (i)
Merasa ikut memiliki; (ii) Ikut memelihara Perusahaan; (iii) Terus menerus mawas diri.
Bertitik tolak pada pokok-pokok pemikiran di atas, maka dibuatlah Peraturan Perusahaan PT.
BANGUN SARANA INDAH.

Jakarta, 13 Juni 2022

H. Jaya
Direktur Utama
PENDAHULUAN
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa serta berdasarkan keinginan yang luhur
untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan sehat antara Perusahaan dan Pekerja sesuai
dengan iklim Hubungan Industrial Pancasila. Perusahaan dan Pekerja sepenuhnya menjamin
terpeliharanya kerjasama yang baik, terciptanya ketenagan bekerja, meningkatkan
produktivitas kerja dan kesejahterahan Pekerja.
Bahwa disadari untuk menciptakan tujuan tersebut di atas, landasan yang
dipergunakan adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan sehubungan dengan
landasan itu, maka Peraturan Perusahaan ini disusun.
Bahwa Perusahaan dan Pekerja menyadari sepenuhnya untuk menjamin terpelihara
kerjasama yang baik, terciptanya ketenangan kerja dan kepastian usaha. Diperlukan adanya
Peraturan Perusahaan yang mengatur hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak yang
dituangkan dalam bentuk Peraturan Perusahaan yang secara keseluruhan harus mendorong
kegairahan kerja untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja serta meningkatkan
kesejahterahan Pekerja. Pekerja perlu secara sadar melaksanakan Peraturan Perushaan ini
dengan penuh tanggung jawab.
Dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja dan stabilitas ekonomi Perusahaan,
maka Pekerja dan Perusahaan harus saling mengisi segala bentuk kekurangan dan selalu
berusaha untuk mengadakan pengembangan demi kemajuan Perusahaan.
Oleh sebab itu, segala bentuk kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas masing-
maisng maka pihak Perusahaan dan Pekerja akan selalu berpegang teguh pada azas
musyawarah untuk mufakat. Dalam melaksanakan Hunbungan Industrial Pancasila, harus
berpegang kepada terciptanya saling merasa ikut memiliki, ikut memelihara, tanggung jawab
bersama dan mempertahankan serta secara terus-menerus mawas diri sebagai suatu azas
kemitraan dan tanggung jawab bersama dengan landasan itulah, maka Peraturan Perusahaan
ini disusun.
BAB 1: KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan perusahaan ini yang dimaksud dengan:
1. Perusahaan, adalah bentuk usaha berbadan hokum dengan nama PT. BANGUN
SARANA INDAH yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan perikanan, yang
pendiriannya sesuai dengan Akta Notaris No. …………………………….
2. Pengusaha, adalah pihak yang memiliki, mengelola dan menjalankan perusahaan, sesuai
dengan komposisi saham yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Pengusaha
dapat menajalankan sendiri perusahaannya maupun menujuk orang lain untuk
menjalankan perusahaan. Pengusaha terdiri dari perorangan atau beberapa orang yang
namanya tercantum sebagai pemegang saham, sesuai dengan akta pendirian perusahaan
3. Direksi dan jajaran Management adalah jajaran pengelola perusahaan yang orang-
orangnya dipilih oleh Pengusaha untuk dapat menjalankan perusahaan. Yang dapat pucuk
pimpinan dari pengelolaan perusahaan dapat dipimpin langsung oleh Pengusaha sebagai
Direkrtur Utama atau President Direktur, ataupun Pengusaha dapat menujuk orang lain
sebagai pucuk pimpinan pengelolaan perusahaan.
4. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh Pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan, dan mengatur mekanisme bekerja
antar pekerja dan perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan.
5. Perusahaan, sebagaimana termaksud dalam ayat 1 dari pasal 1, bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya sesuai dengan bidang usaha yang
digelutinya.
6. Perusahaan dalam upaya mecapai tujuannya berhak memiliki dan mengelola berbagai
asset perusahaan, baik material maupun non material.
7. Yang bermaksud dengan asset namakan kepemilikannya kepada perusahaan, termasuk di
dalamnya berbagai produk dan Jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Pasal 2
Maksud Dan Tujuan

1. Maksud dibentuknya Peraturan Perusahaan ini adalah agar terciptanya suatu kondisi kerja
yang harmonis, serasi dan seimbang antara hak dan kewajiban Perusahaan dengan Pekerja
sehingga terselenggarannya kesejahterahan Pekerja serta kemanjuan Perusahaan secara
bersama-sama
2. Tujuan dari Peraturan Perusahaan yang berisi syarat-syarat kerja dan tata tertib kerja adalah
:
a. Memelihara adanya ketenagan bekerja di Perusahaan
b. Meningkatkan produktivitas kerja Perusahaan guna perbaikan kesejahteraan Pekerja
dan peluasan kesempatan kerja.
3. Peraturan dan tata tertib Perusahaan ini berlaku untuk semua Pekerja PT. BANGUN
SARANA INDAH baik yang bekerja di kantor maupun yang bertugas di Cabang atau
lapangan berikut dengan peraturan-peraturan khusus lainnya.
4. Syarat-syarat kerja ini merupakan bagian dari tiap-tiap Perjanjian Kerja masing-masing
pekerja ataupun surat pengangkatan.
5. Syarat-syarat kerja ini sifatnya mengikat bagi semua pekerja dan para pekerja wajib
mengindahkan semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang sewaktu-waktu
dikeluarkan oleh perusahaan sebagai tambahan ataupun perubahan/pembetulan atas
syarat- syarat kerja ini dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku.
6. Para pekerja wajib mengikutin tata cara yang telah digariskan dalam menjalankan tugas
utamanya dab pekerjaan-pekerjaan lain, dan berusaha demi tercapainnya maksud dan
tujuan Perusahaan.
7. Atas kelalaian pekerja dalam menunaikan tugas pekerjaan dan tidak sesuai dengan syarat-
syarat kerja sehingga akan dapat berakibat kerugian. Maka perusahaan berhak untuk
menuntut kerugian berdasarkan hukum yang berlaku ataupun denda sesuai keadaan yang
diderita perusahaan.
Pasal 3
Tenaga Kerja / Pekerja
1. Tenaga kerja selanjutnya disebut sebagai pekerja adalah mereka yang diterima bekerja
pada PT. BANGUN SARANA INDAH sampai berakhirnya hubungan kerja dengan
perjanjian kerja yang dianut oleh perusahaan.
2. Setiap pekerja berhak menerima upah dari perusahaan sesuai dengan tanggung jawab dan
ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan kebijakan dan kemampuan perusahaan yang
disampaikan kepada pekerja dan disepakati untuk diterima oleh pekerja.
3. Setiap pekerja berhak atas perlakuan yang tidak diskriminatif dari pengusaha.
4. Setiap pekerja berhak atas kesempatan yang merata dan adil pengusaha untuk dapat
meningkatkan karir dan penghasilannya dalam bekerja.
5. Penggolongan level jabatan Pekerja / Career Path yang berlaku di perusahaan adalah
sebagai berikut :
Golongan Level Jabatan Kategori Management
1A – 6B Staff
1C – 6C Senior Staff
1D – 3D Kepala / Junior Spv Lower Management lv.1
4D – 6D Supervisor Lower Management lv.2
1E – 3E Junior Manager Middle Management lv.1
4E – 6E Manager Middle Management lv.2
1F – 3F Senior Manager Excutive Management
4F – 6F Generial Manager Top Management
1G – 3G Direktur Direksi

Pasal 4
Pengelolaan Perusahaan
1. Pengusaha berhak menujuk diri sendiri atau orang lain yang dipilih oleh pengusaha,
sebagai pimpinan pengelolaan perusahaan dan selanjutnya disebut sebagai Direktur
Utama dan akan memimpin jajaran pimpinan utama pengelolaan perusahaan yang disebut
sebagai Direksi.
2. Pengusaha berhak menunjuk orang lain yang dipilih berdasarkan kompetensi dan
selanjutnya disebut sebagai management, yang beranggotakan jabatan-jabatan manager.
3. Direktur Utama bertanggung jawab terhadap seluhur pengelolaan perusahaan, dan
bertanggung jawab penuh kepada pengusaha.
4. Jajaran management bertanggung jawab kepada Direksi yang dipimpin oleh direktur
utama.
5. Jajaran management yang telah ditunjukan oleh pengusha wajib menjalankan
management perusahaan secara professional dan tanggung jawab, sesuai kompetensinya.
6. Jajaran Direksi dan Management wajib menjalankan pengelolaan perusahaan secara
modern demi mecapai tujuan perusahaan.

BAB II: HUBUNGAN KERJA


Pasal 5
Perjanjian Kerja
1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pihak pengusaha dan pekerja.
2. Perjanjian kerja dibuat berdasarkan:
a. Kesepakatan kedua belah pihak
b. Kemampuan dan kecakapan melakukan perbuatan hukum
c. Adanya pekerjaan yang dijanjikan
d. Pekerjaan yang diijinkan tidak bertentangan dengan norma norma sosial dan
ketentuan hukum yang berlaku
3. Perjanjian kerja harus dibuat tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
4. Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang kurangnya memuat:
a. Nama perushaan
b. Alamat perusahaan, dan jenis usaha perusahaan
c. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat Pekerja/buruh
d. Jabatan atau jenis pekerjaan
e. Tempat pekerjaan
f. Besarnya upah dan cara membayarnya
g. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban Pengusaha dan pekerja
h. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
i. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat, dan
j. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
5. Perjanjian kerja dibuat 2 (dua) rangkap, masing masing memiliki kekuatan hukum yang
sama bagi pengusaha dan pekerja.
6. Perjanjian kerja akan berakhir apabila:
a. Pekerja meninggal dunia
b. Masa berlaku perjanjian telah berakhir
c. Adanya putusan pengadilan atau pengadilan industrial yang berkekuatan hukum tetap
7. Perjanjian kerja tidak berakhir apabila Pengusaha meninggal.
8. Dalam hal pengalihan perusahaan ke Pengusaha lain, maka hak Pekerja menjadi tanggung
jawab dari Pengusaha / pemilik usaha yang baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
pengalihan yang tidak mengurangi hak Pekerja.
9. Pengusaha berhak untuk tidak memperpanjang perjanjian kerja dengan Pekerja jika :
a. Pekerja dipandang tidak berprestasi atau tidak produktif bagi perusahaan.
b. Tergantung kepada kondisi Pekerjaan dan kebijakan internal perusahaan.
Pasal 6
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu atau
selesainya suatu Pekerjaan tertentu, selanjutnya disebut dengan kontrak.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.
3. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua)
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk janga waktu paling lama 1
(satu) tahun kecuali jika diadakanya perjanjian kerja waktu tidak tertentu..

Pasal 7
Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
1. Pengusaha dapat mengangkat sorang Pekerja menjadi status tetap, apabila memenuhi
unsur-unsur penilaian kinerja dan berdasarkan kebutuhan dari perusahaan dan
melalui masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan.
2. Pekerja yang dapat diangkat sebagai Pekerja tetap adalah Pekerja yang masa
kontraknya telah selesai atau Pekerja pada posisi golongan dan level middle
management sampai top management, namun berdasarkan kinerja Pekerja serta
kebijakan dan kebutuhan perusahaan, maka Pekerja tersebut dapat diangkat
menjadi Pekerja tetap.
3. Pekerja tetap akan mendapat surat pengangkatan yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direksi atau jajaran management yang ditunjuk oleh Direksi.

Pasal 8
Ketentuan Penerimaan Kerja
1. Penerimaan Pekerja disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan dilakukan
melalui prosedur rekrutmen yang ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Calon Pekerja yang diterima adalah yang memenuhi persyaratan usia, pendidikan,
keahlian, sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditetapkan.
3. Setiap Pekerja yang diterima, berdasarkan kebijakan perusahaan, diwajibkan
untuk mengikuti masa percobaan selama 3 (tiga) bulan.
4. Pengusaha berhak menolak Pekerja yang telah selesai menjalani masa percobaan 3
(tiga) bulan apabila kinerja dinilai buruk, tidak berprestasi, tidak disiplin, tidak
mematuhi peraturan perusahaan dan memenuhi tanggung jawab Pekerjaan dengan
baik sesuai tuntutan/kebutuhan Pengusaha.
5. Pengusaha berhak memutuskan status perjanjian kerja baik sebagai kontrak (waktu
tertentu) maupun tetap (waktu tidak tertentu) berdasarkan kebijakan dan kebutuhan
perusahaan sesuai ketentuan perundangan.
BAB III: HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 9
Hak
Pengusaha
1. Pengelolaan usaha-usaha Perusahaan dan Pekerja adalah hak Pengusaha.
2. Pengusahan berhak memberikan tugas/Pekerjaan yang layak kepada Pekerja
selama waktu kerja.
3. Pengusaha berhak menuntut prestasi yang terbaik dari setiap Pekerjanya.
4. Pengusaha mempunyai kebebasan untuk menerapkan secara lancar sistem-sistem,
tehnik-tehnik dan metoda-metoda serta kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan
usaha dan sekaligus menjamin masa depan para Pekerja.
5. Pengusaha berhak meminta Pekerja untuk kerja lembur dengan
mengindahkan ketentuan perundang-undangan/ketetapan Pemerintah.
6. Pengusaha berhak menetapkan tata-tertib kerja dengan mengindahkan ketentuan
perundang-undangan/ketetapan pemerintah.
7. Pengusaha berhak menugaskan atau memindahkan Pekerjanya untuk bekerja di
luar kota, baik dalam kategori perjalanan dinas maupun permanen.
8. Pengusaha berhak melakukan mutasi antar unit kerja bagi Pekerjanya
yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Pasal 10
Kewajiban Pengusaha
1. Pengusaha wajib membayar upah/tunjangan-tunjangan sebagai imbalan atas
tenaga/jasa yang diberikan oleh Pekerja.
2. Pengusaha wajib memperhatikan kesejahteraan Pekerja.
3. Pengusaha wajib memberikan hak-hak Pekerja sesuai dengan ketetapan yang
dicantumkan dalam peraturan Perusahaan.
4. Pengusaha berkewajiban untuk memberikan kompensasi, fasilitas dan jaminan masa
depan sesuai dengan prestasi kerja Pekerja dan kemampuan keuangan Pengusaha.

Pasal 11
Hak Pekerja
1. Setiap Pekerja berhak mendapatkan tugas dan Pekerjaan sesuai dengan posisinya
yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan dari Pengusaha.
2. Setiap Pekerja berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang
ditetapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
3. Setiap Pekerja berhat atas waktu dan hari istirahat kerja serta cuti.
4. Pekerja berhak mengemukakan pendapat, saran-saran dan usul-usul pada atasannya.

Pasal 12
Kewajiban Pekerja
1. Pekerja wajib mematuhi seluruh isi Peraturan ini serta aturan-aturan lain yang berlaku
di Perusahaan.
2. Perkeja wajib memberikan keterangan yang sebenarnya, baik mengenai
dirinya maupun kerjanya kepada yang berwenang dalam hubungan denga
tugsanya.
3. Pekerja wajib melaksanakan Pekerjaan yang diintruksikan oleh Perusahaan
kepadanya dengan sebaik-baiknya dan menaati perintah atasan dengan penuh rasa
tanggung jawab selama tidak bertentangan dengan Undang-undang, Peraturan
Perusahaan atau norma-norma susila.
4. Tiap Pekerja wajib menghormati Pimpinan dan sesama Pekerja.
5. Perkeja dilarang untuk keluar membawa barang-barang dari lingkungan
Perusahaan tanpa izin.
6. Tiap Pekerja wajib utuk segera melaporkan kepada Perusahaan setiap peristiwa atau
perbuatan yang merugikan perusahaan.
7. Pekerja wajib untuk memberikan prestasi kerja yang terbaik untuk Perusahaan
serta menjamin kerahasiaan Perusahaan.

Pasal 13
Rahasia Perusahaan
1. Pekerja diwajibkan menyimpan semua rahasia yang bersangkutan dengan Perusahaan.
2. Pekerja tidak dibenarkan menyimpan, barang milik perusahaan di luar
lingkungan kerja, memperlihatkan kepada pihak ketiga atau membawa keluar
catatan ataupun dokumen-dokumen tanpa izin khusus dari Pengusaha.

Pasal 14
Tata Tertib Kerja
1. Setiap Pekerja wajib memeriksa peralatan kerja masing-masing sebelum mulai
bekerja atau akan meninggalkan Pekerjaan sehingga benar-benar tidak akan
menimbulkan kerusakan atau bahaya yang akan menganggu Pekerjaan.
2. Setiap Pekerja wajib memelihara ketertiban dan kebersihan di tempat kerja, serta
menjaga dan memelihara kondisi dan keselamatan barang inventaris yang berada
di bawah tanggung jawabnya.
3. Setiap Pekerja wajib bersikap, berperilaku dan berpakaian yang panas dan sopan.
Bagi mereka yang bekerja pada bagian tertentu yang karena sifat Pekerjaannya
memerlukan keseragaman, diharuskan memakai pakaian kerja dan alat
pengaman yang telah ditentukan oleh Perusahaan.
4. Apabila Pekerja menemui hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan Pekerja
dan atau Perusahaan harus segera melaporkan kepada atasannya atau bidang lain
yang terkait.

BAB IV: LARANGAN BAGI PEKERJA


Pasal 15
Penyalahgunaan Inventaris Perusahaan
1. Setiap Pekerja dilarang menyalahgunakan, memiliki, menjual, membeli,
menggadakan, menyewakan, atau meminjamkan data, fasilitas, barang dokumen atau
surat berharga milik Perusahaan.
2. Setiap Pekerja dilarang membawa ke luar lingkungan Perusahaan barang
Inventaris tanpa ijin tertulis dari penanggungjawab.
3. Setiap Pekerja dilarang menggunakan barang Inventaris untuk kepentingan pribadi
maupun kepentingan lainnya, selain kepentingan Perusahaan.
4. Setiap Pekerja dilarang membawa pulang dokumen apapun ke rumah dengan alasan
apapun.

Pasal 16
Larangan Menerima Pemberian Komisi / Hadiah
1. Setiap Pekerja dilarang menerima gratifikasi dari pembelian atau jasa dari pihak
tertentu diluar Perusahaan demi sesuatu kegiatan yang akan merugikan
Perusahaan, baik secara nyata maupun tersembunyi, berupa pencurian data bersifat
merusak tatanan kerja Perusahaan.
2. Setiap Pekerja dilarang untuk meminta upah/ komisi/ hadiah lain kepada pihak
rekanan Perusahaan demi keuntungan pribadi, sehubungan dengan kedudukan atau
jabatan Pekerja di Perusahaan, yang secara langsung maupun tak langsung
merugikan image dan nama baik Perusahaan.
3. Yang dimaksud hadiah dalam ayat (1) dan ayat (2) di atas adalah pemberian
dalam bentuk uang, barang maupun fasilitas dan lain sebagainya.

Pasal 17
Larangan Kerja Rangkap Di Luar Perusahaan
1. Setiap Pekerja dilarang menjelaskan Pekerjaan lain di luar Perusahaan.
2. Jika selama bekerja di Perusahaan, Pekerja diketahui menjalankan Pekerjaan lain
dan merugikan perusahaan, maka Pekerja akan dikenakan sanksi mulai dari
pembinaan/ teguran, peringatan sampai pemutusan hubungan kerja.

BAB V: JABATAN DAN PENILAIAN KINERJA


Pasal 18
Penetapan Jabatan
1. Pengusaha menetapkan jabatan-jabatan yang perlu ada, sesuai dengan kebutuhan atau
pengembangan Perusahaan yang dituangkan ke dalam Struktur Organisasi.
2. Persyaratan dan ruang lingkup setiap jabatan ditetapkan oleh Pengusaha
berdasarkan usulan atasan bagian terkait.
3. Pengusaha menempatkan Pekerja dalam suatu jabatan tertentu sesuai dengan
kualifikasinya agar Pekerja dapat bekerja sesuai dengan bidang dan
kemampuannya.
4. Setiap penetapan jabatan seorang Pekerja, wajib disosialisasikan oleh divisi HRD

Pasal 19
Perubahan Jabatan
1. Pengusaha dapat mengalih-tugaskan Pekerja setelah berkonsultasi dengan atasan
yang bersangkutan dan Bagian Sumber Daya Manusia ke jabatan lain, sesuai dengan
prestasi kerjanya dan tersedianya posisi dalam Perusahaan.
2. Jenis perubahan jabatan aada 3 (tiga), yaitu:
a. Promosi : Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi
berdasarkan pertimbangan prestasi yang baik dan posisi yang ada.
b. Mutasi: Perubahan jabatan pada jenjang yang setara berdasarkan
pertimbangan kebutuhan organisasi dan kelancaran pekerjaan.
c. Demosi: Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih rendah
berdasarkan pertimbangan turunnya prestasi kerja Pekerja yang
bersangkutan.

Pasal 20
Ketentuan Perubahan Jabatan
1. Promosi, mutasi dan demosi diusulkan oleh atasan Pekerja yang bersangkutan dan
disetujui oleh Pengusaha atau dapat ditunjuk langsung oleh Pengusaha, demi
kepentingan perusahaan.
2. Dalam usulan dicantumkan dasar pertimbangan mengenai prestasi, & kondite Pekerja
maupun kebutuhan dari bagian yang terkait.
3. Apabila usulan disetujui Pengusaha maka Bagia Sumber Daya Manusia akan
menyiapkan administrasi dan menuangkan keputusan tersebut dalam SK Pengusaha.
4. SK Pengusaha disampaikan oleh atasan Pekerja yang bersangkutan.
5. Perusahaan berhak melakukan mutasi jabatan atau posisi Pekerja, baik mutasi di
dalam lingkungan kantor, maupun mutasi penempatan ke luar kota.
6. Pekerja yang dipromosikan atau dimutasikan menjalani masa orientasi selama 3 (tiga)
bulan dan dapat diperpanjang satu kali dengan waktu orientasi keseluruhan paling
lama 6 (enam) bulan.
7. Apabila Pekerja gagal menjalani masa orientasi maka akan menempati posisi semula.
8. Setiap Pekerja yang dipromosikan, selama orientasi mendapatkan gaji yang sama
dengan sebelumnya namun tunjangan disesuaikan dengan jabatan baru. Penyesuaian
gaji dilakukan setelah Pekerja yang bersangkutan berhasil menjalani masa orientasi,
kecuali promosi dilakukan bersamaan dengan kenikan gaji berkala atau tahunan.
9. Setiap Pekerjaan yang telah memiliki jabatan, namun tidak dapat menujukkan prestasi
kerja yang optimal, sesuai dengan target kerja yang diberikan, maka sesuai dengan
penilaian kinerja yang ditentukan pada periode yang telah ditetapkan setelah akhir
masa penilaian, maka Pekerja akan dikenakan sanksi secara bertahap, yaitu:
 Mendapatkan surat peringatan.
 Meningkatkan tahap surat peringatannya berikutnya.
 Menurunkan jabatan (Demosi) dan memindahkan ke bagian kerja yang lain.

Pasal 21
Penilaian Kinerja Pekerja
1. Perusahaan melalui divisi kepegawaian atau HRD (Human Resource
Development) memberlakukan system penilaian kinerja atau KPI (Key
Performance Indicator) kepada seluruh level dan golongan Pekerja yang
penilaiannya dilakukan secara berkala per 3 (tiga) bulan sekali.
2. Penilaian setiap Pekerja dilakukan oleh atasannya langsung, dan lampiran hasil
penilaian diberikan kepada HRD untuk dilakukan rekapitulasi pada skema
scoring board Pekerja.
3. Setiap Pekerja diwajibkan untuk bekerja secara baik dan professional untuk
mencapai standart nilai KPI (Key Performance Indicator) yang ditetapkan pada
kategori baik.
4. Setiap Pekerja yang mencapai nila kinerja yang baik dan memuaskan dari
standart penilaian kinerja KPI, berhak mendapatkan penghargaan dari perusahaan
dalam bentuk apapun yang diputuskan oleh perusahaan.
5. Setiap Pekerja yang setelah melalui masa penilaian kinerja KPI maksimal 2 (dua) kali
periode penilaian, namun tetap menunjukkan prestasi kerja yang buruk, maka atasan
langsung berhak untuk melakukan tindakan pembinaan, teguran sampai kepada
peringatan tertulis dan atau diakhiri hubungan kerjanya.
6. Setiap Pekerja yang tidak melakukan perubahan kinerja setelah 6 (enam) enam masa
penilaian, maka perusahaan berhak untuk tidak memperpanjang masa perjanjian
kerja Pekerja.

BAB VI: PENGUPAHAN, JAMINAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


Pasal 22
Pengupahan
1. Pengusaha menetapkan struktur pengupahan menurut kebijakan perusahaan, dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan sebagai factor yang memperngaruhi:
Factor Formal dan Regulasi ataupun kondisi yang berlaku, yaitu:
 Peraturan perundang undangan ketenagakerjaan dari
pemerintah. Factor Non Formal dan Non Regulasi, yaitu:
 Kondisi perekonomian makro Indonesia seperti tingkat laju inflasi dan
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
 Rata-rata rate atau level penggajian berdasarkan jenjang jabatan yang
berlaku secara umum di Indonesia, terutama dunia bisnis dan industry sejenis
dengan bisnis dan industry yang digeluti oleh Perusahaan.
 Kemampuan keuangan perusahaan.
2. Perusahaan memberikan kepada Pekerja pembayaran hasil kerja yang
selanjutnya disebut upah.
3. Upah terdiri dari komponen gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tetap dan tunjangan-
tunjangan tidak tetap.
4. Tunjangan tetap meliputi:
 Tunjangan Jabatan
 Tunjangan Keahlian
 Tunjangan Komunikasi
5. Tunjangan tetap meliputi:
 Tunjangan Makan
 Tunjangan Transport
 Tunjangan Kehadiran
 Tunjangan Prestasi seperti bonus, komisi, insentif.
6. Waktu/periode kenaikan upah Pekerja ditetapkan oleh pengusaha sesuai kebijakan
perusahaan.
7. Besar kenaikan upah Pekerja merujuk pada laju inflasi, prestasi & kondite
Pekerja serta kemampuan keuangan perusahaan.
8. Faktor Internal perusahaan juga mempengaruhi besaran upah seorang Pekerja:
 Kebijakan management Human Resource Development, yaitu:
 System Golongan (karir) Pekerja, yang menentukan tingkat atau level
jabatan dan level kepemimpinan.
 Penerapan system Merit, yaitu penepatan besarnya pengupahan
seorang Pekerja yang ditentukan oleh tingkat kinerjanya.
 Unsur produktivitas dan kompetensi Pekerja.
9. Mekanisme kenaikan upah Pekerja ditetapkan berdasrakan kebijakan
perusahaan, meliputi:
 Kenaikan upah regular/tahunan, sesuai dengan point 7 dan 8 di atas.
 Kenaikan upah karena promosi kinerja sesuai dengan point 3 di atas.

Pasal 23
Program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)
1. Perusahaan mengikutsertakan setiap Pekerja dalam Program Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
perundang- undangan yang berlaku.
2. Perusahaan juga mengikutsertakan Pekerja pada Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan pada BPJS Kesehatan.
3. Iuran BPJS ditanggung oleh Perusahaan dan Pekerja dengan megacu pada
ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 24
Tunjangan Hari Raya
1. Menjelang Hari Raya Keagamaan Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya
(THR) kepada Pekerja sebesar 1 (satu) bulan upah, bagi yang sudah bekerja selama
12 (dua belas) bulan atau lebih secara terus menerus bagi dan Pekerja yang masa
kerjanya belum mencapai 12 (dua belas) bulan tetapi sudah 1 (satu) bulan atau lebih
secara terus menerus, maka THR diberikan secara proposional dan pembayarannya
dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Hari Raya Keagamaan.
2. Yang termasuk dalam kompobeb THR adalah :
a. Gaji Pokok.
b. Tunjangan Tetap.

Pasal 25
Bonus Prestasi, Fasilitas Jabatan Dan Insentif Lainnya
1. Pemberian bonus prestasi, fasilitas jabatan dan insentif lainnya baik Pekerja
merupakan hak progresif Pengusaha, artinya Pengusaha berhak memutuskan untuk
memberikan atau tidak memberikan kepada Pekerja.
2. Pemberian bonus bagi Pekerja disesuaikan dengan kebijakan perusahaan,
system manajemen yang dipakai dalam pengelolaan Pekerjaan Pekerja dan
kemampuan perusahaan.
3. Pemberian fasilitas jabatan, diberikan oleh Pengusaha kepada Pekerja yang dipilih,
disesuaikan dengan jenis Pekerjaan, beban tanggung jawab, serta jabatan tertentu
yang ditetapkan oleh kebijakan Pengusaha, demi memperlancar Pekerjaan Pekerja
tersebut.
4. Pemberian insentif-insentif lainnya merupakan hak progresif Pengusahan dan dapat
diberikan oleh Pengusaha kepada Pekerja, disesuaikan dengan jenis Pekerjaan,
beban tanggung jawab dan pertimbangan lainnya.
BAB VII: WAKTU DAN JAM KERJA, IJIN DAN CUTI
Pasal 26
Hari Kerja Dan Jam Kerja
1. Dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku, hari kerja di
Perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu. Pengusaha mempunyai hak
sepenuhnya untuk merubah hari kerja menjadi 7 (tujuh) hari kerja seminggu.
Dengan mempertimbangkan kondisi dan beban Pekerjaan.
2. Jam kerja yang diberlakukan di dalam Perusahaan adalah 8 (delapan) jam sehari
yaitu mulai dari jam 08.00 – 17.00 Wib.
3. Waktu istirahat untuk hari Senin s/d Sabtu adalah 1 (satu) jam. Untuk Pekerja
yang sifat Pekerjannya tidak dapat ditinggalkan, maka waktu istirahat makannya
diatur secara bergiliran/bergantian. Waktu istirahat dapat diatur dan disesuaikan
dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi perusahaan pada waktu tersebut.
4. Pekerja yang bekerja melebihi waktu kerja yang ditetapkan oleh Pemerintah, maka
akan di bayar upah lembur yang perhitungannya dilakukan berdasarkan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 102/Men/VI/04 atau
di melihat kondisi perusahaan sebagai berikut:
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa :
- Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar...............1½ x upah sejam
- Untuk jam lembur selebihnya dibayar sebesar...........2 ½ x upah sejam
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat Mingguan atau hari
Raya Resmi :
- Untuk 8 (delapan) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam.
- Untuk jam kesembilan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam kesepuluh
dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.
- Perhitungan upah biasa sejam.
- Upah sejam bulanan : 1/173 x Upah bulanan.
Pasal 27
Ijin Meninggalkan Pekerjaan Dengan Tetap Mendapat Upah
1. Setiap Pekerja yang tidak hadir kerja karena sakit, dengan dilampiri surat keterangan
dokter yang asli dan dapat diverifikasi, maka Pekerja yang bersangkutan tetap berhak
mendapatkan perhitungan gaji pokok, namun tidak mendapatkan tunjangan-tunjangan
lain Bagi Pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit, tanpa keterangan resmi dari
dokter, maka dianggap sebagai mangkir atau Alpa
2. Berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 93,
dalam Hal-hal penting, Pekerja dapat diberi ijin untuk tidak hadir pada hari kerjanya
tanpa dipotong cuti tanpa potongan gaji, yaitu untuk keperluan-keperluan sebagai
berikut:
a. Pernikahan Pekerja...........................................................................(tiga) Hari
b. Pernikahan anak Pekerja...................................................................(dua) Hari
c. Istri Pekerja melahirkan....................................................................(dua) Hari
d. Mertua Pekerja yang sah meninggal dunia.......................................(dua) Hari
e. Saudara sekandung meninggal dunia................................................(dua) Hari
f. Khitanan/Pembaptisan Anak..............................................................(satu) Hari
g. Menjaga Istri/Suami/Anak sakit keras di RS....................................(dua) Hari
h. Korban penggusuran/kebakaran/kebanjiran/bencana alam…...........(dua) Hari
Pasal 28
Ijin Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Mendapat Upah
1. Setiap Pekerja yang ijin tidak masuk kerja dengan alasan apapun, selain alasan yang
tercantum pada Pasal 26, tidak berhak mendapatkan perhitungan penuh dari gaji
pokok berikut tunjangannya, artinya akan mendapatkan pemotongan upah secara
proposional sesuai dengan jumlah ketidakhadiran.
2. Setiap Pekerja yang ijin tidak masuk kerja, wajib melaporkan alasan
keridakhadiran kepada atasan langsung dan divisi HRD, selambat-lambatnya jam
08.30 WIB pada hari yang terkait.
3. Pekerja yang tidak hadir pada hari kerjanya tanpa ijin atau tanpa memberitahukan
atasannya, dianggap tidak hadir tanpa ijin/mangkir dan dapat diberi surat
peringatan.

Pasal 29
Cuti Tahunan
1. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut
terhitung sejak saat masa percobaan, maka yang bersangkutan berhak atas hak
cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dikurangi cuti bersama.
2. Hak atas cuti tahunan dinyatakan gugur termasuk cuti massal yang ditentukan oleh
Pemerintah, bilamana dalam batas waktu yang ditetapkan setelah lahirnya hak atas
cuti, Pekerja tersebut tidak menggunakannya, kecuali atas permintaan dari
Pengusaha untuk menundanya.
3. Untuk memudahkan perhitungan cuti tahunan, maaka perhitungan cuti dimulai per 1
Januari sampai per tanggal 31 Desember dalam 1 (satu) tahun kerja.
4. Setiap Pekerja yang akan mengambil hak cutinya, terlebih dahulu mengajukan
permohonan secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku selambat-lambatnya
2 (dua) minggu sebelum cuti dimulai dengan persetujuan atasan.
5. Pekerja yang mengambil cuti, maksimal hanya boleh mengambil 3 hari kerja
berturut- turut dan sesuai dengan isi butir ke 4 (empat).
6. Pekerja yang tanpa ijin sebelumnya dari Pengusahan memperpanjang waktu istirahat
cuti, maka tidak masuk kerjanya tersebut dianggap “Mangkir/Alpa”, kecuali Pekerja
tersebut dapat memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan memperlihaktkan bukti-bukti yang sah.

Pasal 30
Cuti Melahirkan
1. Bagi Pekerja wanita yang akan melahirkan berhak diberi cuti melahirkan selama 3
(tiga) bulan dengan tetap mendapatkan gaji pokok penuh. Cuti melahirkan dapat
diambil 1 (satu) bulan sebelum melahirkan dan 2 (dua) bulan sesudah melahirkan.
2. Pekerja wanita yang hendak menggunakan hak cuti melahirkan tersebut diatas
wajib mengajukan surat permohonan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum
istirahat cuti dimulai, disertai dengan surat keterangan dokter/bidan yang merawat.
3. Berdasarkan kebijakan Pengusahan dan kepentingan perusahaan, maka Pengusaha
mewajibkan Pekerja hanya diperbolehkan hamil dan melahirkan setelah masa
kerja minimal 3 (tiga) tahun bekerja.
BAB VIII: SANKSI
Pasal 31
Macam-macam Sanksi Indisipliner Terhadap
Kesalahan Dan Pelanggaran Peraturan
Perusahaan
1. Pekerja yang melanggar Peraturan Perusahaan ini dapat dikenakan sanksi-sanksi
Indisipliber sebagai berikut :
a. Peringatan lisan / teguran.
b. Peringatan tertulis diikuti dengan Sanksi Administratif dan Denda Administratif.
c. Sanksi Administratif berupa pelepasan jabatan, penundaan kenaikan gaji, atau
pencabutan fasilitas-fasilitas tertentu termasuk demosi (penurunan jabatan).
d. Denda Administratif berupa pemotongan upah dengan besaran tertentu.
e. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
2. Peringatan tertulis terdiri dari 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
a. Surat Peringatan Pertama
b. Surat Peringatan Kedua
c. Surat Peringatan
Ketiga Tahapan sanksi :.
a. Sanksi Pembinaan berupa teguran lisan dari atasan langsung sebanyak 2 kali.
b. Sanksi Surat Peringatan I (SP I) setelah tahapan Sanksi Pembinaan diabaikan
oleh Pekerja.
c. Sanksi Surat Peringatan II (SP II)apabila dalam masa berlakunya SP, masih
mengulangi pelanggaran kategori SP I atau langsung melakukan kategori
pelanggaran khsusus SP II.
d. Sanksi Surat Peringatan III (SP III) apabila dalam masa berlakunya SP II
masih mengulangi pelanggaran kategori SP II atau melakukan kategori
pelanggaran khusus SP III.
e. Pemberian sanksi tidak haris secara berurutan, akan tetapi didasarkan pada berat
ringannya pelanggaran yang dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan tidak
hormat, apabila dalam tahap SP III, masih melakukan pelanggaran lagi dari tahap
SP I – SP III.
f. Denda dan Ganti Rugi apabila terjadi kerusakan atau penghilangan asset
perusahaan, diluar sanksi yang tetap berlaku, termasuk pemutusan
hubungan kerja.
g. Penundaan kenaikan golongan atau level jabatan, penundaaan kenaikan gaji,
sampai kepada penurunan jabatan (Demosi) sesuai dengan kategori tingkat
pelanggaran.
KATEGORI PELANGGARAN DAN JENIS SANKSI
Kategori Tindakan yang Sanksi Denda
merugikan Pekerjaan dan Administratif Administratif
melanggar
Peraturan perusahaan
1. Tidak masuk kerja tanpa 1. Surat Peringatan Upah Gaji
Keterangan selama 1 (satu) hari. 1 Penuh atau
2. Tidak melakukan absen finger 2. Masa SP 1 adalah Take
Print selama 3 kali berturut-turut selama 2 bulan.
Tanpa keterangan kepada HRD 3. Tunjangan Home Pay akan
3. Tidur di lingkungan lerja jabatan Dipotong
di saatJam bekerja. diberhentikan
4. Tidak melakukan selama masa SP 1 Sebesar 10%
StandartOperasional berlaku. Selama masa SP
Procedure (SOP) kerja yang 4. Bonus Kinerja
sudah ditetapkan di Divisi Jabatan akan 1 berlaku
Kerja masing-masing, dihentikan
termasuk Didalamnya selama 4 bulan.
mengotori lingkungan 5. Penurunan point
Pekerjaan dengan sisa sisa KPI sebesar 30%
makanan. dari point
5. Meninggalkan Pekerjaan seharusnya.
(pulang) tanpa ijin atasan.
6. Tidak
memperhatikan/mengindahkan/
Mematuhi tahap teguran atau
pembinaan dari atasan dan
management perusahaan,
sebanyak 2 (dua) kali.
7. Terlambat masuk kerja 1-5
Menit dari waktu jam 08.00 Wib
tanpa keterangan atau ijin
kepada atasan sebanyak 3 kali
berturut-turut dalam 1 (satu)
bulan.
8. Memiliki nila KPI yang buruk
selama 2 (dua) kali masa
penilaian beruturt-turut.
9. Atasan (Leader/Kepala) yang
tidak melakukan brifing kepada
timnya minimal 2 (dua) kali
kecuali karena sedang ijin tidak
masuk dengan pemberitahuan,
termasuk ijin sakit dan ijin cuti.
10. Adanya perseteruan antara
Pekerja yang mengakibatkan
putusnya komunikasi dan
tanggungnya proses koordinasi,
dan telah mendapat teguran dari
Atasan dan HRD sebanyak
minimal 2 (dua) kali namun tidak
ada perubahan.
11. Pekerja yang pada jam kerja,
tidak melakukan Pekerjaannya,
melainkan bersantai atau
bermain-main dengan aktivitas
lain yang tidak ada hubungan
dengan Pekerjannya.

Kategori Tindakan yang Sanksi Administratif Denda


merugikan Pekerjaan dan Administratif

melanggar
Peraturan perusahaan
1. Mengulangi kategori pelanggaran 1. Surat Peringatan Upah Gaji
dari SP 1 selama masa SP 1 ke II Penuh atau
masih berlaku. 2. Masa SP II Take Home Pay
2. Dengan sengaja melakukan adalah selama 4 akan dipotong
perbuatan yang merugikan bulan. sebesar 20%
Pekerjaan tim lain yang terkait 3. Bagi yang sudah selama masa SP
dengan Pekerjaannya, setelah mendapatkan 2 berlaku
diverifikasi/ dicek kebenarannya tunjangan
oleh atasan terkait. jabatan, maka
3. Dengan sengaja sebanyak 2 (dua) tunjangan
kali berturut turut menolak jabatan akan
perintah atasan terkait dengan ditunda
instruksi Pekerjaan. pemberiannya
4. Terlambat masuk kerja 15-60 selama masa SP
menit dari waktu jam 08.00 pagi II berlaku.
tanpa keterangan atau ijin 4. Bonus Kinerja
kepada atasan sebanyak 3 kali Jabatan akan
berturut dalam 1 bulan. ditunda
5. Dengan sengaja, tanpa ijin atasan pemberiannya
terkait dan tanpa pemberitahuan selama masa 8
ke HRD, seorang Pekerja tidak bulan.
mengikuti jadwal training 5. Penundaan
Pekerja yang sudah ditetapkan kenaikan
oleh HRD. golongan dan
6. Memiliki nila KPI yang level jabatan
buruk selama 3 kali berturut- selama 1 tahun.
turut 6. Penundaan
kenaikan gaji
selama 1 tahun.
7. Penurunan poin
KPI sebanyak
60% dari
seharusnya.
3. Jangka waktu berlakunya Surat Peringatan, adalah sebagai berikut:
a. Surat Peringatan Pertama paling lama 2 (dua) bulan.
b. Surat Peringatan Kedua paling lama 4 (empat) bulan.
c. Surat Peringatan Ketiga paling lama 6 (enam) bulan.
Berlakunya surat peringatan adalah sejak surat peringatan tersebut diterbitkan.
4. Dengan turunnya Surat Peringatan yang lebih tinggi, maka Surat Peringatan
yang diterima sebelumnya dinyatakannya tidak berlaku.

5. Apabila dalam jangka waktu masa berlakunya Surat Perjanjian yang diberikan
Pekerja yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan/pelanggaran lagi, maka Surat
Peringatan dianggap gugur tetapi dicatat dalam kondite kerja.
6. Sebaiknya apabila dalam jangka wqaktu berlakunya Surat Peringatan tersebut,
Pekerja yang bersangkutan masih melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanya
dapat diberikan Surat Peringatan yang lebih tinggi tingkatannya atau sanksi
indisipliner lainnya.
7. Pekerja yang dalam masa berlakunya Surat Peringatan ketiga melakukan
kesalahan/pelanggaran, maka kepadanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK).
8. Pemberian Surat Peringatan dapat disertai tanda terima surat, namun apabila
Pekerja tidak bersedia menandatangani tanda terima maka sanksi Surat Peringatan
tetap sah dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

BAB IX: PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Pasal 32
Pengunduran Diri
1. Setiap Pekerja yang ingin mengajukan pengunduran diri, wajib mengajukannya
secara tertulis minimal 30 (tiga puluh) hari kerja sebelumnya.
2. Secara Pekerja yang mengundurkan diri wajib menyelesaikan tanggung jawabnya,
termasuk melakukan proses serah terima Pekerjaan dan jabatan kepada perusahaan
atau Pekerja lain yang ditunjuk oleh perusahaan, termasuk melunasi kewajiban
atau pinjaman kepada perusahaan (jika ada).
3. Pemberian gaji terakhir kepada Pekerja yang mengundurkan diri akan
diberikan setelah dipastikan seluruh kewajiban terakhir Pekerja telah
diselesaikan.
4. Pekerja yang mengundurkan diri tidak diperbolehkan membawa pulang uang,
asset, data, dokumen dan inventaris perusahaan.
5. Pekerja yang mengundurkan diri yang telah memenuhi syarat ayat (1 dan 2) akan
diberikan uang penggantian hak sesaui Pasal 34 ayat (2) huruf c Peraturan
Perusahaan ini dan uang pisah sebagai berikut:
 Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun. 1 bulan gaji
 Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 2 bulan gaji
 Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun 3 bulan gaji
 Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun 4 bulan gaji
 Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 5 bulan gaji
 Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun 6 bulan gaji
 Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun 7 bulan gaji
 Masa kerja 24 tahun atau lebih 8 bulan gaji.
6. Pekerja yang mengundurkan diri tanpa memenuhi ketentuan ayat (1) diatas,
tidak akan diberikan surat referensi kerja.
7. Pekerja yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputuskan
hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri, tidak mendapatkan
uang pisah yang besarnya:
Besar nya sebagai berikut :
 Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun. 1 bulan gaji
 Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 2 bulan gaji
 Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun 3 bulan gaji
 Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun 4 bulan gaji
 Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 5 bulan gaji
 Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun 6 bulan gaji
 Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun 7 bulan gaji
 Masa kerja 24 tahun atau lebih 8 bulan gaji.

Pasal 33
Berakhirnya Masa Kerja Percobaan Dan Masa Kerja Waktu
Tertentu
1. Setiap Pekerja yang gagal dalam masa percobaan 3 (tiga) bulan tidak dapat
melanjutkan bekerja di perusahaan.
2. Setiap Pekerja yang telah berakhir perjanjian kerja waktu tertentunya atau masa
kontraknya dan tidak diperpanjang lagi oleh perudahaan, maka Pekerja tersebut
tidak dapat lagi melanjutkan bekerja diperusahaan.
3. Perusahaan tidak memiliki kewajiban apapun, termasuk pemberian tunjangan
apapun kepada Pekerja yang gagal dalam masa percobaan.
4. Perusahaan tidak memiliki kewajiban apapun, termasuk pemberian tunjangan
apapun kepada Pekerja yang berhenti karena berakhirnya perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT) atau masa kontrak.
5. Bagi Pekerja yang gagal dalam masa percobaan atau masa kontrak (PKWT)
berakhir, dilarang membawa pulang uang, asset, data, dokumen dan inventaris
perusahaan.

Pasal 34
Besarnya Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa
Kerja Dan Penggantian Hak
1. Uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan penggantian hak dibayarkan satu
kali dan sekaligus yang dilakukan pada saat pemutusan hubungan kerja berlaku
yang besarnya adalah kelipatan gaji bulanan berdasarkan benyaknya masa kerja
pada saat pemutusan hubungan kerja tersebut.
2. Ketentuan besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
penggantian hak sesuai dengan Undang-undang no. 13 tahun 2003 sebagai
berikut :
a. Besarnya uang pesangon ditetapkan paling sedikit sebagai berikut :
Masa kerja 1 tahun 1 bulan gaji
Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun 2 bulan gaji
Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun 3 bulan gaji
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun 4 bulan gaji
Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun 5 bulan gaji
Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 6 bulan gaji
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun 7 bulan gaji
Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun 8 bulan gaji
Masa kerja 8 tahun atau lebih 9 bulan gaji

b. Besarnya uang penghargaan masa kerja ditetapkan sebagai berikut :


Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 2 bulan gaji
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 3 bulan gaji
Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun 4 bulan gaji
Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun 5 bulan gaji
Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 6 bulan gaji
Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun 7 bulan gaji
Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun 8 bulan gaji
Masa kerja 24 tahun atau lebih 10 bulan gaji.
- Penggantian hak sesuai dengan Pasal 156 ayat (4) UU No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yaitu:
- Cuti/ istirahat tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
- Cuti/ istirahat panjang yang belum diambil dan belum gugur Biaya atau
ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke tempat dimana
karyawan diterima bekerja.
- Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar
15% dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang
memenuhi syarat.

Pasal 35
Pemutusan Hubungan Kerja Tanpa Pesangon
1. Perusahaan menetapkan kategori pemutusan kerja yang tidak mendapatkan pesangon
disebabkan karena:
a. Berakhirnya hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu
sebagaimana dimaksudkan dalam perjanjian kerja jangka waktu
tertentu.
b. Pekerja mengajukan permintaan mengundurkan diri secara tertulis atas kemauan
sendiri tanpa mengajukan syarat.
c. Masa percobaan 3 (tiga) bulan terakhir.
2. Perusahaan berhak untuk melakukan pemutusan hubungan kerja secara tidak
hormat dan secara langsung bagi pekerja yang telah terbukti melakukan tindakan
criminal, diantaranya:
a. Tindakan pencurian berupa uang, asset, data, dokumen, dan inventaris perusahaan.
b. Tindakan pencurian terhadap milik sesama pekerja.
c. Tindakan provektif baik secara psikologis maupun secara fisik kepada sesama
pekerja termasuk merusakkan hak milik sesama pekerja, seperti kendaraan
bermotor atau benda lainnya milik sesama pekerja, yang sengaja dilakukan untuk
memicu pertengkaran dan perkelahian karena factor ketidaksukaan pribadi atau
factor lainnya.
d. Tindakan pengancaman secara psikologis dan secara fisik kepada sesama pekerja
maupun kepada pemilik perusahaan.
e. Tindakan kekerasan fisik dan penganiayaan kepada sesama pekerja
f. Tindakan menghasut dan menyebarkan kebencian terhadap sesama pekerja
dan atasan dan pemilik perusahaan
g. Tindakan yang sengaja menghasut dan memprovokasi sesama pekerja untuk
melakukan demo dan mogok kerja yang menyebabkan berhentinya aktivitas
pekerjaan.
h. Tindakan pengrusakan asset dan inventaris perusahaan dan gedung perusahaan
i. Tindakan penipuan seperti pemberian keterangan diri yang palsu
kepada perusahaan
j. Tindakan memanipulasi data perusahaan
k. Tindakan pencemaran nama baik/fitnah kepada sesama pekerja, management dan
pemilik perusahaan serta nama baik serta nama baik dan image brand perusahaan
itu sendiri
l. Tindakan mabok dan perjudian serta penggunaan narkoba
m. Tindakan asusila, dan pelecehan seksual baik secara verbal/perkataan yang
kotor maupun secara tindakan kepada sesama pekerja
n. Tindakan perkelahian dengan pihak luar kantor yang dilakukan didalam
lingkungan kantor, termasuk saat jam kerja
o. Pekerja terlibat dalam kasus hokum, yang menyebabkan pekerja tersebut
ditahan oleh pihak kepolisian
p. Pekerja dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan
3. Management perusahaan dapat dan berhak memperkarakan secara hokum,
seperti melaporkan kepada pihak yang berwajib atas setiap tindakan pelanggaran
yang tertulis diayat (2) diatas, apabila dipandang perlu oleh management
perusahaan.
4. Pekerja yang dikenakan pemutusan hubungan kerja wajib melunasi dan
meyelesaikan seluruh kewajibannya terhadap perusahaan.

BAB X: PENUTUP
Pasal 36
Penutup
1. Apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perusahaan ini akan diatur
kemudian dalam Surat Keputusan Direksi dengan berpedoman pada Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
2. Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak
disahkan oleh Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Bogor
Jawa barat.
3. Buku Peraturan Perusahaan ini akan dibagikan kepada masing-masing pekerja untuk
diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
4. Apabila terdapat syarat-syarat kerja dalam Peraturan Perusahaan ini kurang atau
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan, maka batal demi hokum dan
akan mengikuti Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Disahkan di Bogor 13 Juni 2022


PT. BANGUN SARANA INDAH
Direktur Utama
H. JAYA

Anda mungkin juga menyukai