Anda di halaman 1dari 13

BAB 3.

METODE PENELITIAN

Bab 3 mengenai metode penelitian akan menjelaskan prosedur penelitian


fenomenologi deskriptif dalam menggali arti dan makna pengalaman tenaga
kesehatan melaksanakan manajemen penanganan kasus COVID-19 di Puskesmas
Jember Kidul, Kabupaten Jember. Prosedur penelitian ini akan dijabarkan secara
rinci mulai dari desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, partisipan
penelitian, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, analisis data, etika
penelitian dan keabsahan data.

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologi deskriptif untuk
menemukan fenomena dan menggali arti dan makna dari manajemen kasus
penanganan COVID-19 di Puskesmas Jember Kidul, Kabupaten Jember.
Pelaksanaan manajemen kasus penanganan COVID-19 merupakan suatu
pengalaman hidup yang dialami tenaga kesehatan. Pengalaman tersebut
berhubungan dengan pelaksanaan manajemen kasus penanganan COVID-19
berdasarkan pilar ke-7 WHO. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kualitatif online melalui teknik wawancara online.
Wawancara online merupakan wawancara yang dilakukan sesuai dengan
konvensi wawancara face to face akan tetapi kali ini dilakukan secara online
melalui obrolan video, obrolan berbasis teks atau dengan media online tertentu
(Webb, 2017). Pada penelitian ini seluruh partisipan memilih wawancara
menggunakan aplikasi Whatsapp dengan alasan lebih mudah dan efisien
digunakan. Peneliti menggunakan aplikasi Whatsapp di laptop dan merekam
menggunakan perekam layar aplikasi bandicam serta perekam suara laptop.

3.2. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Jember Kidul, Kecamatan
Kaliwates, Kabupaten Jember. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan oleh peneliti dengan melakukan pengamatan perkembangan kasus

14
15

COVID-19 di wilayah Kecamatan Kaliwates melalui media sosial pada akun


Instagram Pemerintah Kabupaten Jember dari bulan Maret – Oktober
menunjukkan data kasus terkonfimasi COVID-19 sejumlah 181 kasus. Pada
penanganan COVID-19 di Puskesmas Jember Kidul, petugas kesehatan sudah
terpapar dan sudah melakukan manajemen kasus penanganan COVID-19
sehingga arti dan makna dari fenomenologi manajemen kasus penanganan
COVID-19 telah terindentifikasi oleh peneliti sesuai perspektif partisipan dan
digambarkan sebagai suatu bentuk pengalaman hidup.

3.3. Waktu Penelitian


Penelitian yang berjudul “Manajemen Penanganan Kasus COVID-19 :
Studi Kualitatif COVID-19 Di Puskesmas Jember Kidul, Kabupaten Jember”
dilakukan mulai dari penyusunan proposal bulan September 2020, dan seminar
proposal di bulan Januari 2021. Pengambilan data melalui wawancara dengan
partisipan pertama pada tanggal 1 April 2021, partisipan kedua dan ketiga pada
tanggal 2 April 2021, partisipan keempat pada tanggal 3 April 2021 dan partisipan
kelima pada tanggal 5 April 2021 . Waktu wawancara yang telah terlaksana oleh
peneliti didapatkan durasi waktu minimal 22 menit dan maksimal 60 menit
dengan sekali bertatap muka dengan partisipan. Analisa hasil penelitian dan
penyusunan pembahasan dilakukan pada bulan April.

3.4. Partisipan Penelitian


Populasi penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam penyusunan dan
melaksanakan manajemen kasus penanganan COVID-19 di Puskesmas Jember
Kidul Kabupaten Jember. Partisipan dalam penelitian ini yaitu semua tenaga
kesehatan baik itu bidan, perawat atau dokter yang sudah pernah melakukan
manajemen kasus penanganan COVID-19, karena dalam fenomenologi deskriptif
orang yang sudah mengalami ini dianggap mengerti atau memahami tentang apa
yang kita harapkan berdasarkan fokus penelitian (Helaluddin dan Wijaya, 2019).
Pada penelitian ini saturasi data didapatkan pada partisipan keempat, lalu
menambah satu partisipan kembali untuk melihat jawaban partisipan kelima
dengan
16

mencocokan semua jawaban dari jawaban keempat partisipan sebelumnya.


Peneliti mendapatkan data melalui tahap wawancara mengenai fenomena yang
sedang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan lima partisipan
yang merupakan tenaga kesehatan Puskesmas Jember Kidul dengan waktu
pengambilan diluar jam kerja Puskesmas atau hari libur kerja. Aplikasi yang
digunakan selama proses wawancara sesuai dengan kesepakatan peneliti dan
partisipan umumnya menggunakan aplikasi Whatsapp.
Teknik pemilihan partisipan yang dipilih peneliti dalam penelitian ini
yaitu dengan teknik purposive sampling. Peneliti mengidentifikasi calon
partisipan berdasarkan data dari Kepala Tata Usaha (TU) Puskesmas, kemudian
peneliti mendapatkan calon partisipan yaitu beberapa tenaga kesehatan yang
sesuai dengan kriteria inklusi termasuk surveillance COVID-19 di Puskesmas
Jember Kidul. Peneliti mendapatkan informasi kontak calon partisipan dan
menghubungi untuk meminta kesediaannya dalam proses wawancara.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kesehatan baik itu
bidan, perawat, dokter ataupun staf yang pernah melakukan manajemen kasus
penanganan COVID-19 di Puskesmas Jember Kidul, partisipan yang bersedia
terlibat dalam penelitian dan bersedia untuk diwawancarai, sedangkan kriteria
eksklusi dari penelitian ini yaitu tenaga kesehatan atau staf puskesmas yang masih
dinyatakan positif COVID-19 atau masih dalam proses perawatan dengan
mempertimbangkan kesehatan partisipan. Partisipan yang terlibat dalam penelitian
ini telah sesuai dengan kriteria inklusi diatas dan memiliki data karakteristik
diantaranya yaitu tenaga kesehatan yang memiliki bidang pekerjaan mulai dari
perawat IGD dan rawat inap, surveillance dan perawat poli, bidan, dan ahli
teknologi laboratorium medik (ATLM). Partisipan memiliki lama waktu bekerja
mulai dari minimal 1 tahun dan maksimal 27 tahun, sehingga dapat dipastikan
seluruh partisipan yang terlibat telah terpapar dalam manajemen penanganan
COVID-19 di Puskesmas Jember Kidul.
17

3.5. Rancangan Penelitian

3.5.1. Tahap Persiapan


Penelitian ini telah mendapatkan keterangan layak etik dengan nomor
33/UN25. 1.14/KEPK/2021 yang diuji di Komisi Etik Kesehatan (KEPK)
Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Peneliti mengajukan surat perizinan
penelitian dari Fakultas Keperawatan dengan nomor surat 1261/UN25.
1.14/LT/2021 dan mendapatkan surat rekomendasi untuk diajukan pada Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) Universitas Jember disetujui
dengan nomor surat 1054 / UN25.3.1/LT/2021. Peneliti mengajukan surat
rekomendasi dari LP2M ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(BANGKESBANGPOL) Jember untuk mendapatkan surat izin penelitian dengan
nomor surat 072/322/415/2021. Surat izin tersebut diajukan pada Dinas Kesehatan
dan telah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan dengan nomor surat
440/3203/311/2021 selanjutnya surat tersebut diajukan kepada Kepala Puskesmas
tempat penelitian untuk mendapat persetujuan penelitian.
Universal Precaution (tindakan pengendalian infeksi tenaga kesehatan)
yang telah dilakukan oleh peneliti pada tahap persiapan ketika melakukan
pengantaran dan permohonan surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan yaitu
dengan memenuhi protokol kesehatan diantaranya yaitu menggunakan masker,
mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar ruangan, dan menjaga jarak. Peneliti
menyampaikan surat izin penelitian melalui telekomunikasi seperti aplikasi
Whatsapp, dalam hal ini peneliti menggunakan aplikasi Whatsapp untuk
mengajukan surat izin penelitian ke Fakultas Keperawatan, LP2M, dan
BANGKESBANGPOL.
Peneliti telah melakukan pendekatan kepada partisipan yang sesuai dengan
kriteria inklusi berdasarkan purposive sampling untuk membina hubungan saling
percaya. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, prosedur penelitian, waktu
penelitian dan menanyakan apakah partisipan bersedia menjadi partisipan
penelitian. Peneliti mengajukan kontrak waktu mengenai pelaksanaan proses
wawancara dengan partisipan sesuai dengan kesepakatan dan ketersediaan
18

partisipan. Peneliti mengajukan informed consent pada partisipan untuk dibaca,


disetujui dan ditandatangani setelah partisipan menyatakan bersedia berpartisipasi.

3.5.2. Tahap Pelaksanaan


Partisipan telah membaca dan memahami lembar informed dan 5
partisipan bersedia menjadi partisipan dengan menandatangani lembar consent.
Melalui studi penelitian kualitatif yang dilakukan secara online, maka lembar
informed consent sedikit berbeda dengan informed consent tatap muka secara
langsung. Informed consent disajikan secara online melalui website yang sudah
disediakan oleh peneliti yang isinya sama dengan informed consent pada umunya
yaitu tujuan penelitian, prosedur penelitian, deskripsi risiko, kesukarelaan
partisipasi, hak untuk menarik diri kapan saja, kerahasiaan, informasi kontak
peneliti dan tanda persetujuan partisipan (Varnhagen et al., 2005).
Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan prosedur yang sesuai
dengan etika penelitian setelah menyelesaikan informed consent. Pelaksanaan
wawancara dilakukan secara virtual melalui panggilan video Whatsapp sesuai
yang telah disepakati dengan partisipan. Tahap orientasi, peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan, menyelesaikan informed consent dan membuka wawancara.
Meminta izin untuk merekam proses wawancara melalui aplikasi virtual atau
dengan Screen Recorder . Tahap kerja, peneliti memulai pembicaraan pembuka
wawancara dengan pertanyaan yang bersifat umum dan dilanjutkan ke pertanyaan
yang lebih rinci. Fase terminasi, peneliti menutup pembicaraan dan mengakhiri
wawancara dengan mengucapkan terimakasih kepada partisipan yang telah
bersedia menjadi partisipan dan meluangkan waktunya untuk proses wawancara.
Peneliti juga melakukan kontrak waktu kembali untuk proses validasi dan
kesesuaian transkrip dengan apa yang dimaksud oleh partisipan.

3.5.3. Tahap Terminasi


Validasi data merupakan informasi perspektif yang dilakukan dalam
bentuk dokumentasi tertulis. Validasi data telah dilakukan setelah proses saturasi
data pada wawancara sebelumnya. Partisipan juga telah menerima dan
mengetahui
19

dokumentasi tertulis hasil rekaman. Peneliti telah berdiskusi dengan partisipan


terkait kesesuaian transkrip dan apa makna yang dimaksud oleh partisipan.

3.6. Teknik dan Alat Perolehan Data


Instrumen yang digunakan pada penelitian kualitatif adalah orang atau
peneliti itu sendiri, peneliti menjadi orang pembuka kunci yang dapat menelaah
dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat dan leluasa (Helaluddin dan
Wijaya, 2019). Kompetensi yang dimiliki peneliti dalam penelitian kualitatif ini
yaitu peneliti telah mendapat wawasan melalui mata kuliah metodelogi penelitian
yang telah ditempuh sebelumnya, mengumpulkan bahan bacaan dan membaca
buku desain penelitian kualitatif, serta mengamati teknik dan contoh wawancara
melalui media sosial. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
diantaranya yaitu menggunaan teknik wawancara, aplikasi komunikasi dengan
menggunakan panggilan video melalui Whatsapp, serta aplikasi rekam suara.
Peneliti telah membuat susunan pertanyaan sebelum melakukan proses
wawancara. Pertanyaan yang akan diajukan berpacu pada list pertanyaan yang
terdiri dari 6 tujuan khusus diantaranya yaitu mengenai case management pada
pilar ke-7 standar WHO : Scaling up Country Readiness and Support for COVID-
19 Response. Panduan wawancara dalam penelitian ini dikembangkan
berdasarkan pilar ke-7 standar WHO (WHO, 2020). Susunan pertanyaan yang
akan diajukan kepada partisipan diantaranya yaitu :
a. Identifikasi dan persiapan fasilitas kesehatan dalam menghadapi
peningkatan skala besar jumlah pasien yang dicurigai terkonfirmasi
COVID-19;
1. Apa saja fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam menghadapi
peningkatan kasus COVID-19?
2. Bagaimana persiapan logistik dalam mempersiapkan penanganan
COVID-19?
b. Mengidentifikasi persiapan staf dalam alur perawatan dan manajemen
kasus COVID-19;
20

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kasus COVID-19 di Jember


Kidul mulai dari ditemukannya kasus sampai dilakukan rehabilitasi?
2. Bagaimana puskesmas mempersiapkan staf atau upaya peningkatan
kapasitas internal dengan menyesuaikan situasi pandemi?
c. Mengidentifikasi prioritas pengobatan untuk pasien berisiko dan penyakit
penyerta;
1. Bagaimana perencanaan puskesmas dalam menentukan populasi
rentan pada pasien berisiko dan penyakit penyerta untuk menjadi
sasaran pemeriksaan dan prioritas pengobatan?
2. Bagaimana cara menyusun prioritas pengobatan yang ditujukan pada
pasien berisiko mauapun pasien dengan penyakit penyerta?
d. Mengidentifikasi self care pada pasien dengan yang bergejala;
1. Bagaimana puskesmas melakukan pengawasan pasien yang bergejala
dapat melakukan perawatan diri di rumah?
e. Mengidentifikasi rencana dalam penyediaan kelangsungan bisnis dan
penyediaan layanan kesehatan;
1. Bagaimana pembiayaan pelaksanaan layanan pada masa pandemi
COVID-19?
f. Mengidentifikasi pertimbangan dan pelaksanaan program khusus untuk
populasi rentan (lanjut usia, pasien dengan penyakit kronis, wanita hamil
dan menyusui, anak – anak).
1. Bagaimana puskesmas menentukan populasi rentan untuk menjadi
fokus sasaran pemeriksaan dalam penanganan COVID-19?
2. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pada
populasi rentan untuk penanganan kasus COVID-19?
Selama proses wawancara, peneliti telah merekaman untuk membantu
mengingat dan menulis hasil wawancara menjadi sebuah transkrip. Peneliti telah
meminta izin pada partisipan sebelum merekam proses wawancara. Peneliti
menggunakan aplikasi komunikasi virtual untuk melakukan wawancara dan
merekam proses wawancara tersebut melalui aplikasi perekam suara.
21

3.7. Teknik Penyajian Data


Peneliti menyajikan data berupa hasil penelitian yang telah dianalisa dan
disusun sehingga menghasilkan data yang mudah dipahami dan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Peneliti menyajikan data dalam bentuk cerita detail sesuai
bahasa, pandangan, pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Hasil wawancara
yang telah terkumpul diubah dalam bentuk tertulis sesuai aslinya tanpa dikurangi
atau diimbuhi dari ungkapan, bahasa non formal dalam kalimat sehari – hari yang
peneliti dapat dari partisipan. Penelitian ini menghasilkan tujuh tema dan empat
subtema yang akan dibahas lebih rinci pada bab hasil penelitian.

3.8. Teknik Analisa Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisa data yaitu analisa data collaizi
yang memiliki beberapa tahap (Polit dan Beck, 2003) yaitu :
a. Seluruh transkrip wawancara dari setiap partisipan dibaca berulang kali
dengan memutar kembali rekaman proses wawancara dengan memahami dan
mendapat perasaan yang sama dari partisipan saat mengalami pengalaman
sehingga gambaran umum bisa didapat.
b. Menemukan pernyataan bermakna melalui pembuatan koding dengan cara
memberi warna yang berbeda atau garis bawah pada pernyataan partisipan
yang bermakna yang ditemukan pada transkrip. Peneliti memberikan kode
untuk masing – masing partisipan dengan memberikan kode P1 untuk
partispan satu dan seterusnya sampai P5 untuk partisipan yang kelima, dan
menggunakan kode B1 untuk baris ke satu hingga seterusnya untuk
mempermudah menemukan kata kunci di transkrip wawancara.
c. Merumuskan pernyataan bermakna dalam kategori yaitu dengan menemukan
pernyataan yang sama antara partisipan satu dengan yang lainnya sehingga
nantinya akan terbentuk beberapa kategori.
d. Tahap selanjutnya adalah memformulasikan. Setiap pernyataan bermakna
(kategori) dalam tema diformulasikan setelah terbentuk kategori maka
peneliti merumuskan kategori kedalam subtema sehingga nantinya akan
terbentuk tema. Hasil temuan diintegrasikan menjadi narasi mengenai
fenomena yang
22

menjadi fokus penelitian. Hasil temuan tersebut dituliskan dengan


menarasikan fenomena berdasarkan tema dan kategori. Penemuan ini
dideskripsikan urut sesuai dengan tema besar yang didapat oleh peneliti.
e. Hasil temuan dideskripsikan kedalam narasi lengkap sesuai dengan
pengungkapan partisipan mengenai fenomena dengan pernyataan yang tegas.
Hasil temuan diuraikan kedalam narasi sesuai dengan fakta yang peneliti
dapat dan lihat di lapangan dan didukung oleh temuan dalam penelitian
sebelumnya berdasarkan teori.
f. Tahap terakhir dalam proses analisa data ini yaitu peneliti memvalidasi hasil
penelitian dengan mengkonfirmasi kembali temuan dengan partisipan setelah
mendeskripsikan hasil temuan dalam bentuk narasi lengkap.

3.9. Keabsahan Data


Terdapat empat kriteria untuk menetapkan trustworthiness dalam validitas
data kualitatif diantaranya yaitu credibility, confirmability, dan transferability.

3.9.1. Derajat Kepercayaan (Credibility)


Credibility merupakan metode yang dilakukan untuk memunculkan rasa
kepercayaan terhadap kebenaran perolehan data (Polit dan Beck, 2003). Konsep
ini berkaitan dengan hasil temuan dalam penelitian dapat dipercaya atau tidak
dengan adanya kepastian temuan yang akurat berdasarkan adanya data. Membaca
dokumentasi hasil tulisan rekaman dari partisipan dapat meningkatkan nilai
redibilitas. Kriteria kredibilitas ini digunakan untuk melaksanakan pengamatan
dan pembuktian sehingga dapat menunjukkan derajat kepercayaan dari hasil
temuan. Untuk melakukan verifikasi ulang mengenai hasil transkrip, peneliti
menghubungi partisipan dan mendapatkan persetujuan dari partisipan dan tidak
ada yang harus dibenahi kembali. Dokumentasi hasil tulisan rekaman dapat
dirubah atas kehendak partisipan.
23

3.9.2. Derajat Ketergantungan (Dependability)


Dependability merupakan hal yang menunjukkan bahwa penelitian
konsisten dan stabil (Polit dan Beck, 2003). Kriteria ini ditunjukkan dengan
melakukan audit penyelidikan eksternal meliputi pemeriksaan data dan dokumen
pendukung yang sesuai. Dependability ini dilakukan dalam bentuk literature
review, diskusi, proses pengumpulan data dan analisis data pada penelitian
tersebut. Dari temuan yang didapat, peneliti membawa hasil transkrip untuk
ditelaah bersama dosen pembimbing.

3.9.3. Confirmability
Kriteria ini ditujukan untuk mendapatkan kualitas yang netral dan objektif
maka peneliti akan mendeskripsikan intrepretasi data dan hasil temuan data.
Semua dokumentasi hasil penelitian seperti hasil rekaman dan transkrip
ditunjukkan pada dosen pembimbing penelitian untuk dilakukan pengecekkan
ulang dan persetujuan dosen pembimbing.

3.9.4. Transferability
Transferability merupakan kriteria untuk melakukan penilaian hasil dari
penelitian yang telah dilakukan pada populasi. Kriteria ini memiliki tujuan untuk
mengetahui sejauh mana hasil temuan dapat di transfer atau diterapkan pada
populasi atau kelompok lain berdasarkan kemiripan konteks pengalaman. Untuk
pemeriksaan eksternal peneliti meminta bantuan dosen pembimbing.

3.10. Etika Penelitian


Peneliti melakukan uji etik di Komisi Etik Kesehatan (KEPK) Fakultas
Keperawatan Universitas Jember nomor 33/UN25. 1.14/KEPK/2021, dengan
pedoman etika sebagai berikut :

3.10.1. Respect for autonomy


Peneliti memastikan bahwa partisipan menyetujui serta terlibat dalam
penelitian secara sukareala tanpa ada paksaan dan menghormati keputusan
partisipan. Implementasi dari prinsip respect for autonomy ditunjukkan melalui
24

lembar informed yang diberikan pada partisipan sebelum melakukan penelitian


dan menjelaskan tujuan penelitian. Setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam
penelitian berhak untuk menolak wawancara terkait manajemen penanganan kasus
COVID-19.

3.10.2. Beneficience dan non-maleficence


Prinsip ini merupakan prinsip berbuat baik yang mengupayakan manfaat
yang besar dan meminimalkan kerugian dalam penelitian. Manfaat yang diperoleh
antara lain untuk menganalisis manajemen kasus penanganan COVID-19 di
Puskesmas Jember Kidul Kabupaten Jember sesuai dengan case management dari
pilar ke-7 standar WHO.
Prinsip non maleficent ditujukan agar subjek penelitian tidak diperlakukan
sebagai sarana dan subjek penelitian harus mendapat perlindungan terhadap
tindakan penyalahgunaan. Prinsip ini peneliti mengimplementasikan dengan
menyesuaikan dan meminta kesepakatan klien mengenai hari, jam dan tempat
yang nyaman untuk pelaksanaan wawancara.

3.10.3. Justice
Partisipan atau subjek penelitian diperlakukan dengan adil dan sama.
Analisa data harus diperlakukan adil sesuai dengan hasil wawancara partisipan
dengan menghargai kejujuran, keterbukaan dan penerapanya. Pada penelitian ini,
implementasi dari prinsip keadilan yaitu peneliti memperlakukan sama semua
partisipan dengan menganalisa data sesuai berdasarkan informasi yang
diungkapkan tanpa memandang latar belakang partisipan.
25
26

Anda mungkin juga menyukai