Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain penilitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan pendekatan Cross-Sectional
penelitian ini menggunakan dua variable yaitu variable bebas yaitu pengetahuan perawat
tentang triase dan variable terikat yaitu waktu tanggap perawat , penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan triase oleh perawat terhadap waktu tanggap
kegawat daruratan di RS Mardi Waluyo Metro.

2. Waktu dan lokasi penelitian


a. Waktu penelitian
penelitian dilakukan pada tahun 2023, waktu dihitung mulai dari penyusunan laporan
dan publikasi hasil penilitian.
b. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di ruang IGD Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro.

3. Populasi dan sampel penelitian


3.1 Populasi penelitiaan
Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang ada di ruang IGD
Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro. Jumlah populasi yang diteliti berjumlah 20 orang.
Populasi dalam penelitian ini termasuk dalam populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria penelitian dan dapat dijangkau oleh peneliti.
3.2 Sampel penelitian
Penelitian ini menggunakan non probability sampling yang merupakan teknik
pengambilan sampling tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan dalam pengambilan
total sampling karena jumlah populasi yang diteliti kurang dari 100 dan seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian (Bayu, 2019). Dengan alasan ini peneliti ingin
mengetahui pengetahuan tentang triase diseluruh perawat diruang IGD Rumah Sakit
Mardi Waluyo Metro.

4. Alat ukur penelitian


Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan
lembar observasi waktu tanggap disertai stopwatch.
4.1 Kuesioner pengetahuan
Kuesioner pengetahuan membahas tentang pengetahuan perawat. Kuesioner
pengetahuan ini menggunakan skala guttman, skala yang digunakan untuk jawaban
yang bersifat tegas dan konsisten, dalam skala guttman disediakan dua alternatifi
jawaban dalam penelitian ini menggunakan jawaban benar atau salah. Pernyataan
terdiri dari pertanyaan yang bersifat favourable dan anfavourable.
4.2 Lembar observasi waktu tanggap
Lembar observasi waktu tanggap meliputi ketepatan tindakan triase dihitung sejak
pasien diterima oleh perawat di triase IGD sampai dilakukan triase untuk melihat derajat
gawat darurat dan akan dilakukan prioritas pasien sesuai dengan kasusnya. Total waktu
kurang dari 5 menit dan tidak lebih dari 5 menit dengan menggunakan stopwatch.

5. Uji validitas dan reliabilitas


5.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Sebuah instrumen atau kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada instrumen atau
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2018:51).
Pada kuesioner pengetahuan perawat tentang triase diuji coba oleh Ariska Ana
Veronica pada 20 perawat dan hasil uji validitas r hasil (0,470) > r table (0,444)
dengan taraf signifikan adalah 5% setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas
terdapat item-item pertanyaan yang tidak valid sebanyak 20 pertanyaan dari 25
pertanyaan yaitu sebanyak 5 item pertanyaan tidak valid pada (No. 6,12,14,16,24)
Pada lembar observasi waktu tanggap diuji oleh Aulia Elma Nafia, hasil penelitian
menujukan shify tercepatwaktu lama tirase adalah shift pagi dengn nilai rata-rata
lama triase adalah 38,20 detik (0,63 menit) dan rata-rata shift terlama waktu lama
triasse adalah sifht malam dengan nilai rata-rata adalah 48,20 detik (0,80 menit).
5.2 Uji Reabilitas
Menurut Ghozali (2018:45) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesione
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur
konsistensi hasil pengukuran dari kuesioner dalam penggunaan yang berulang.
Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing
pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawabantidak boleh acak.
Pada uji reabilitas menggunakan alpha cronbach sebagai dasar dari pengabilan
keputusan yaitu pertanyaan dikatakan reliable jika nilai r alpha cronbach sebagai
dasar dari pengambilan keputusan yaitu pertanyaan dikatakan reliable jika r alpha > r
tabel. Hasil uji reliabilitas pada variabel independen didapatkan bahwa r alpha (0,949)
> r tabel (0,444) maka instrumen penelitian dikatakan reliable. Dengan demikian uji
coba instrument yang telah diujikan oleh Ariska Ana Veronica pada 20 perawat
dinyatakan valid dan reliable. Jumlah item pertanyaan yang valid dari pertanyaan ini
adalah 20 item.
Pada lembar observasi berdasarkan penghitungan dengan kruskal-wallis test
didapatkan nilai p value lama triase antara shift malam, sore dan pagi adalah 0,911
dimana nilai p value > 0,05, artinya bahwa tidak ada perbedaan eaktu pada nilai lama
triase antara shift malam, sore dan pagi

6. Etika penelitian
Semua penelitian yang erat berkaitan dengan manusia sebagai objek seharus mempertimbangkan
etika. Penelitian yang dilakukan seharusnya memperhatikan etika penelitian (potter dan perry,
2005 dalam Bayu, 2019).
a. Informed concent
Peneliti memberi lembar persetujuan (informed concent) ke responden yang berisi tentang
tujuan sampai prosedur penelitian. Pada lembar informed concent diberikan sebelum
penelitian dimulai dengan memberikan lembar tersebut responden setuju untuk dijadikan
partisipan dalam penelitian.
b. Confidentiality
Informasi yang didapat berkaitan dengan responden tidak akan dilaporkan kemana saja, pada
penelitian ini peniliti menjaga kerahasiaan responden dengan tidak menunjukan data hasil
penelitian kepada orang lain.
c. Anonymity
Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dari responden dengan tampilkan tanpa nama asli,
tetapi hanya insial dan tanda tangan saja. Identitas yang lebih diisi oleh responden dilakukan
proses editing sehingga identitas responden diganti dengan kode nomer yang diketahui oleh
peneliti.
d. Beneficience
Penelitian ini sesuai dengan prosedur penelitian, guna mendapatkan hasil yang bermanfat
semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi.
e. Non maleficence
Peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner trkait pada pengetahuan perawat dan
lembar observasi diisi oleh peneliti yang bertujuan berapa lama tindakan yang dilakukan
responden.
f. Justice
Dalam penelitian subjek dilakukan secara adil, sebelum, selama dan sesudah menjadi
keikutsertaan dalam kepanitiaan tanpa adanya diskriminasi.

7. Prosedur pengumpulan data


Prosedur pengolahan data, hasil dari suatu penelitian dapat dilihat ari akuratnya sebuah data
penelitian, tujuannya mendapatkan data variable independen dari penelitian ini diperoleh
dengan teknik kuesioner untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang triase dan diisi oleh
responden yang bersangkuta dengan pengawasan dari penelitian, sedangkan unutk data
variabel dependen peneliti menggunakan lembar observasi triase time/waktu tanggap disertai
stopwatch mengenai kecepatan tindakan triase dihitung sejak dimulainya initial assessment
sampai ditentukan level triase.
Langkah dalam pengupulan data yang dilakukan oleh peneliti, sebaagai berikut :
a) Prosedur administratif penelitian
Peneliti mengajukan surat studi pendahuluan kepada Stikes Bethesda Yogyakarta
Yakkum. Setelah itu penelitian meneruskan ke direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro. Untuk permintaan ijin melakukan studi pendahuluan
b) Langkah penelitian
Setelah peneliti mendapatkan ijin untuk melakuan penelitian, peneliti kemudian
melakukan koordinasi dengan kepala Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan, kemudian peneliti melakukan pertemuan kepada perawat yang akan
menjadi responden pada penelitian ini dan menjelaskan prosedur penelitian terkait
dengan penelitian yang akan dilakukan, selanjutnya peneliti mengumpulkan data
terkait dengan pengetahuan perawat. Data pengetahuan diperoleh dari kuesioner yang
dbagikan kepada responden.
Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang berisi data karakteristik responden
dan menjawab pertanyaan yang dibuat peneliti sesuai dengan petunjuk pengisian.
Setelah seluruh pertanyaan diisi oleh reponden atau belum, apabila kuesioner belum
diisi secara lengkap peneliti meminta responden untuk melengkapo jawaban yang
berasa di kuesioner.
Pengukuran waktu tanggap menggunakan lembar observasi waktu tanggap dan
stopwatch langkah pertama kali responden melakukan primary surfei pasien
(stopwatch dinyalakan) kemudian pasien ttersebut ditentukan prioritasnya (stopwatch
di hentikan)

8. Pengolahan data
Pengelolaan data bertujuan untuk memperoleh hasil data dan kesimpulan yang baik, data yang
diperoleh dari peneliti masih mentah, belum dapat memberikan informasi, maka diperlukan
pengolahan data (Notoatmodjo, 2010).
a) Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap jawaban kuesioner,
kelengkapan pada setiap instrumen yang telah diisi, apakah semua pertanyaan sudah
terjawab, kejelasannya, keseragaman dan kesinambungan data. Jika ada data yang
meragukan atau kurang maka ditelusuri kembali kepada responden yang
memberikan data.
b) Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng
“kodean” yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukan
data (data entry). Kategori untuk variabel pengetahuan: “baik” kode 1, “sedang”
kode 2, “rendah” kode 3, dan untuk variabel waktu tanggap “sesuai standar” kode 1,
“tidak sesuai standar” kode 2.
c) Entry
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka
atau huruf) dimasukan kedalam program computer. Dalam proses ini dituntut
ketelitian dalam melakukan “data entry”.
d) Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, perlu
di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
korelasi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

9. Rencana analisis data


9.1 Analisa univariat
Analisa univariat adalah analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau medeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2012
dalam Alfandi,2019)
 Pengetahuan perawat triase
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pendidikan,
Informasi/Media Massa, social budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman, usia/umur (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan dan keterampilan
perawat dengan melakukan triase sangatlah penting dalam penyelamatan
pasien dalam keadaan gawat darurat.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dilla (2022)
Secara teori bahwa Pengetahuan dalam melakukan triage berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan yang tepat apakah pasien tersebut perlu
pertolongan segera atau tidak, dengan tetap memperhatikan kemungkinan
komplikasi yang muncul setelah dilakukan triage (Martanti,2015 dalam Dila,
2022). Ketepatan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat harus didukung
dengan pelaksanaan triage yang benar (Musliha, 2015).
Menurut analisa peneliti bahwa penerapan konsep triage yang baik
diperlukan kesiapan dan peran perawat IGD dalam menangani kondisi
kegawatdaruratan. Keberhasilan dalam penangan gawat darurat tidak lepas
dari pengetahuan perawat. Pengetahuan perawat sangat dibutuhkan, terutama
dalam pengambilan keputusan klinis di IGD. Pada penelitian ini metode
pengambilan sampel mengunakan non probability sampling dengan
teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Alat
pengumpulan data berupa kuesioner terdiri dari 25 item pertanyaan
dalam bentuk skala guttman.
Selain itu hasil penelitian yang dilakukan Dilla (2022) didapatkan hubungan
tingkat pengetahuan tentang triage dengan pelaksanaan respon time perawat
dalam pelaksanaan triage di IGD RS Suyoto diketahui hasil uji statistik di
dapat nilai P = 0,005 berarti P <0,05 Ho ditolak, berarti dapat di simpulkan
ada hubungan tingkat pengetahuan tentang triage dengan pelaksanaan respon
time perawat dalam pelaksanaan triage di IGD RS Suyoto.

 Waktu tanggap / respon time


Menurut Verawati (2019), response time adalah kecepatan penanganan
pasien, dimana dihitung sejak pasien tiba di IGD sampai dimulai tindakan
primary survey. Primary survey terdiri dari, airway (penanganan pada saluran
pernafasan), breathing (penanganan terhadap kemampuan paru-paru dalam
memompa udara). Kematian pada pasien gawat darurat merupakan suatu
hal yang bisa saja di cegah apabila dalam penangan pasien dilakukan
dengan cepat dan efisien, waktu respon petugas kesehatan setidaknya <15
menit (Salvatierra dkk, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dilla (2022) menunjukan bahwa
gambaran respon time perawat IGD RS dr. Suyoto mayoritas respon time
perawat cepat yaitu sebanyak 34 responden. Sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh penelitian Ratnasari (2018), perawat yang
melakukan triage dalam kategori baik sebanyak 8 orang (Sari, 2018) .
Sedangkan menurut penelitian Karo-karo, et.al tahun 2020 diketahui bahwa
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai keterampilan
pelaksanaan respon time yang baik yaitu sebanyak 17 petugas (Karokaro et
al., 2020). Salah satu prinsip umum pelayanan gawat darurat adalah Respon
Time, dimana pasien gawat darurat yang harus ditangani paling lama 5 menit
setelah sampai IGD (Depkes,2011). Menurut analisa peneliti bahwa respon
time atau waktu tanggap yang dilakukan perawat saat dilakukan penelitian
sebagian besar adalah respon time cepat hal ini karena sebagian besar perawat
IGD sudah mendapatkan pelatihan mengenai kegawatdaruratan dan
berpengalaman dalam melakukan respon time terutama dalam penempatan
triage dengan bener yang dapat mempercepat proses respon time pasien untuk
segera ditangangi dengan cepat.

9.2 Analisa Bivariat


Apabila telah dilakukan analisis univariate tersebut diatas, hasilnya akan diketahui
karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dengan
ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi, untuk melihat sejauh mana hubungan dua
variabel tersebut. (Alfandi, 2019) digunakan tabel silang (chi-square) mengunakan analisis
sebagai berikut ; bila nilai P value ≤ 0,01 maka Ho ditolak dan sebaliknya jika nilai
P value ≥ 0,01 maka Ha diterima.
 Hubungan pengetahuan triase oleh perawat di instalasi gawat darurat RS Mardi
Waluyo.

 Hubungan waktu tanggap kegawat daruratan di instalasi gawat darurat RS Mardi


Waluyo

Anda mungkin juga menyukai