Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Sekolah                          : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran            : Fisika
Kelas/ Semester            : XI/1
: Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor
Alokasi Waktu             : 3 x 4 Jam Pelajaran

A.  KOMPETENSI INTI
KI 3  :  Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,  konseptual,  procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4  :  Mengolah,  menalar,  dan menyaji dalam ranah konkretdan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi dasar Indikator
    Menganalisis pengaruh Pertemuan Pertama
kalor dan perpindahan 3.5.1        Menjelaskan pengertian suhu.
kalor 3.5.2        Menjelaskan
yang pengertian kalor.
meliputi    karakteristik 3.5.3        Menyebutkan alat pengukur suhu.
termal suatu bahan,
3.5.4        Menjelaskan alat pengukur suhu dan skalanya
kapasitas, dan konduktivitas masing-masing.
kalor pada kehidupan
3.5.5        Menghitung konversi skala thermometer
sehari-hari. Pertemuan kedua
3.5.6        Menjelaskan pengertian tentang pemuaian
3.5.7        Menyebutkan macam-macam pemuaian dalam
kehidupan sehari-hari.
3.5.8        Menganalisis perubahan suhu terhadap
pemuaian benda.
3.5.9        Menyebutkan penerapan pemuaian dala
kehidupan sehari-hari.
3.5.10    Menjelaskan hubungan kalor dengan suhu
benda dan wujudnya
Pertemuan ke tiga
3.5.11    Menjelaskan kapasitas kalor dan kalor jenis
benda.
3.5.12    Menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan.
3.5.13    Menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan
untuk menaikan suhu dari titik beku hingga titik
uap.
3.5.14    Menjelaskan bunyi azas black.
3.5.15    Menghitung suhu campuran menggunakan
persamaan azas black.
3.5.16    Menyebutkan penerapan azas black dalam
kehidupan sehari-hari.
Pertemuan ke empat
3.5.17    Menjelaskan tiga cara perpindahan kalor
3.5.18    Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tiga cara perpindahan kalor
4.5  Merencanakan dan 4.5.1        Merencanakan percobaan untuk menyelidiki
melakukan percobaan karakteristik termal suatu bahan, terutama
tentang karakteristik termal kapasitas  dan konduktivitas kalor
suatu bahan, terutama 4.5.2        Melaksanakan percobaan untuk menyelidiki
terkait dengan kapasitas dan karakteristik termal suatu bahan, terutama
konduktivitas kalor, beserta kapasitas  dan konduktivitas kalor
presentasi hasil dan makna
4.5.3        Menyelidiki karakteristik termal suatu bahan,
fisisnya. terutama kapasitas  dan konduktivitas kalor
4.5.4        Menyimpulkan kapasitas  dan konduktivitas
kalor

C. MATERI PELAJARAN
Pertemuan fakta Konsep prinsip prosedur
a.     Air panas, air a.    Wujud zat suhu Pengukuran
hangat, dan air b.    Suhu suhu
1 dingin. c.    termometer
b.     Tangan dapat
merasakan
perbedaan panas
dingin.
a.     Air panas, air a.     Perpindahan pemuaian Demonstrasi
hangat dan air panas sederhana
II dingin b.     Pemuaian pemuaian
b.     Air memuai jika c.     Perubahan volume pada
dipanaskan wujud zat zat cair

a.     Air panas dan air a.     Suhu akhir Azas black Eksperimen


dingin campuran azas black
III b.     Air menjadi
hangat ketika air
panas dan air
dingin di
campurkan
IV a.     Sendok menjadi a.     Konduksi Perpindaha a.    eksperimen
panas b.     Konveksi n kaor tentang
b.     Asap mengikuti c.     radiasi konduksi
aliran api b.    eksperimen
c.     Kain basah tentang
menjadi kering konveksi
c.    eksperimen
tentang
radiasi

A.    Suhu
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu
zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku
dikatakan memiliki suhu rendah.
Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika
dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam keadaan dingin. Jalan
dan trotoar beton memuai dan menyusut terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik dan materi
zat juga berubah terhadap suhu. Demikian juga warna yang dipancarkan benda, paling tidak pada
suhu tinggi. Kalau kita perhatikan, elemen pemanas kompor listrik memancarkan warna merah
ketika panas. Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar jingga atau bahkan
putih. Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat tungsten yang sangat panas.
            Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer. Ada beberapa
jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah
terhadap suhu. Sebagian besar termometer umumnya bergantung pada pemuaian materi terhadap
naiknya suhu. Ide pertama penggunaan termometer adalah oleh Galileo, yang menggunakan
pemuaian gas, tampak seperti pada Gambar.
Termometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang di tengahnya yang diisi
air raksa atau alkohol yang diberi warna merah, seperti termometer pertama yang dapat
digunakan.
           
a). termometer yang dibuat oleh acamedia del cimento
b). Termometer klinis berbentuk katak
Untuk mengukur suhu secara kuantitatif, perlu didefinisikan semacam skala numerik.
Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius, kadang
disebut skala Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga umum digunakan. Skala
yang paling penting dalam sains adalah skala absolut atau Kelvin.
Satu cara untuk mendefinisikan skala suhu adalah dengan memberikan nilai sembarang
untuk dua suhu yang bisa langsung dihasilkan. Untuk skala Celsius dan Fahrenheit, kedua titik
tetap ini dipilih sebagai titik beku dan titik didih dari air, keduanya diambil pada tekanan
atmosfer. Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu di mana fase padat dan cair ada bersama
dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang berubah menjadi padat atau
sebaliknya. Secara eksperimen, hal ini hanya terjadi pada suhu tertentu, untuk tekanan tertentu.
Dengan cara yang sama, titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada
bersama dalam kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus
ditentukan (biasanya sebesar 1 atm).
Pada skala Celsius, titik beku dipilih 0 oC (“nol derajat Celsius”) dan titik didih 100 oC.
Pada skala Fahrenheit, titik beku ditetapkan 32 oF dan titik didih 212 oF. Termometer praktis
dikalibrasi dengan menempatkannya di lingkungan yang telah diatur dengan teliti untuk masing-
masing dari kedua suhu tersebut dan menandai posisi air raksa atau penunjuk skala. Untuk skala
Celsius, jarak antara kedua tanda tersebut dibagi menjadi seratus bagian yang sama dan
menyatakan setiap derajat antara 0 oC dan 100 oC. Untuk skala Fahrenheit, kedua titik diberi
angka 32 oF dan 212 oF, jarak antara keduanya dibagi menjadi 180 bagian yang sama. Untuk
suhu di bawah titik beku air dan di atas titik didih air, skala dapat dilanjutkan dengan
menggunakan selang yang memiliki jarak sama. Bagaimana pun, termometer biasa hanya dapat
digunakan pada jangkauan suhu yang terbatas karena keterbatasannya sendiri.

a.         Jenis-jenis termometer
Beberapa macam termometer yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Termometer raksa dan termometer alkohol
2.      Termometer bimetal
3.      Termometer hambatan
4.      Termokopel
5.      Termometer gas
6.      Pirometer

b.      Skala termometer
Adapun skala termometer yang sudah dikenal sebagai berikut:
1.      Skala celcius
Titik tetap atas termometer skala celcius menggunakan suhu air murni yang sedang mendidih
pada tekanan 1 atm yaitu 100 atm0C. Titik tetap bawahya yaitu 00C
2.      Skala kelvin
Titik tetap bawahnya yaitu 273 K. Dan titik tetap atasnya yaitu 373 K.
3.      Skala fahrenheit
Titik tetap bawahnya menggunakan suhu campuran es dan garam dengan nilai 320F. Titik tetap
bawahnya sebesar 2120F
4.      Skala reamur
Titik lebur es diberi angka 0 sebagai titk tetap bawahnya, sedangkan titik didihnya diberi angka
80.

Tabel 3.1 Konversi suhu dari beberapa sistem penyekalan termometer


Celcius Fahrenheit
T C = (    TR   )
 o  o 
T o F = ((    To C )+ 32) o
celcius ke reamur fahrenheit celcius
T C = (     ( T F-32))
o  o
T o F = ((     To R )+ 32) o
celcius ke fahrenheit fahrenheit ke reamur

T o C= (TK-273) T o F = ((     ( TK-273)) + 32)


Celcius ke kelvin fahrenheit ke kelvin

Reamur Kelvin
T o R = (    .T o C ) TK= ( T0C+ 273)
reamur ke cecius Kelvin ke celcius
T o R = (     ( ToF-32)) TK= (     (To F -32)) + 273)
Reamur ke fahrenheit Kelvin ke  fahrenheit
T o R = (     ( TK-273)) TK= ((   To R)+273 )
reamur ke kelfin Kelvin ke reamur

B.     Pemuaian
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat
tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut bergerak
lebih cepat. Setiap zat mempunyai kemampuan memuai yang berbedabeda. Gas, misalnya,
memiliki kemampuan memuai lebih besar daripada zat cair dan zat padat. Adapun kemampuan
memuai zat cair lebih besar daripada zat padat. Tabel 6. menunjukkan koefisien muai panjang
pada berbagai zat.
NO Jenis bahan Koefisien muai panjang0C
1 Aluminium 0,000026
2 Baja 0,000011
3 Besi 0,000012
4 Emas 0,000014
5 Kaca 0,000009
6 Kuningan 0,000018
7 Tembaga 0,000017
8 Platina 0,000009
9 Timah 0,00003
10 Seng 0,000029
11 Pyrex 0,000003
12 Perak 0,00002

1.        Pemuaian zat padat


a.        Pemuaian Panjang
Pada zat padat yang berukuran panjang dengan luas penampang kecil, seperti pada kabel dan
rel kereta api, Anda bisa mengabaikan pemuaian pada luas penampangnya. Pemuaian yang Anda
perhatikan hanya pemuaian pada pertambahan panjangnya. Pertambahan panjang pada zat padat
yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk mengetahuinya Jika sebuah batang
mempunyai panjang mula-mula l1, koefisien muai panjang (α), suhu mula-mula T1, lalu
dipanaskan sehingga panjangnya menjadi l2 dan suhunya menjadi T2, maka akan berlaku
persamaan, sebagai berikut.
 ∆ l=l 0 α ∆ T
keterangan
l  = panjang benda saat dipanaskan (m)
l0 = panjang benda mula-mula (m)
α = koefisien muai linier/panjang (/oC)
ΔT  = perubahan suhu (oC)

b.        Pemuaian  luas
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan
terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan
tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Serupa dengan
pertambahan panjang pada kawat, pertambahan luas pada benda dapat
dirumuskan sebagai berikut.
∆ A= A0 β ∆ T
A=∆ A+ A 0
A=A 0 ( 1+ β ∆ T )
Keterangan:
A  = Luas benda saat dipanaskan (m2)
A0 = Luas benda mula-mula (m2)
β = koefisien muai luas (/oC)
ΔT  = perubahan suhu (oC)
c. Pemuaian  volume
Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola dan
balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan
tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka
muai ruang juga tergantung dari jenis zat.
Jika volume benda mula-mula V1, suhu mula-mula T1, koefisien muai ruang  g  maka
setelah dipanaskan volumenya menjadi V2, dan suhunya menjadi T2 sehingga akan berlaku
persamaan, sebagai berikut.
∆ V =V 0 γ ∆T
V =∆ V +V 0
V =v 0 ( 1+ γ ∆T )

Keterangan:
V  = Volume benda saat dipanaskan (m2)
V0 = Volume benda mula-mula (m2)
γ = koefisien muai volume (/oC)
ΔT  = perubahan suhu (oC)

2. pemuaian pada zat cair


Zat cair hanya mengalami pemuaian volume. Pada umumnya, volume zat cair bertambah
jika mengalami kenaikan suhu dan akan menyusut jika mengalami penurunan suhu. Namun air
memiliki keistimewaan . air menyusut jika didinginkan sampai 40 namun, jika didinginkan lagi
sampai 00C. Air justru memuai. Peristiwa ini yang sering disebut anomali air.

3. pemuaian pada zat gas


Gas juga mengalami pemuaian ketika terjadi kenaikan suhu dan mengalami penyusutan
ketika terjadi penurunan suhu

C. Kalor
Sendok yang digunakan untuk menyeduh kopi panas, akan terasa hangat. Leher Anda jika
disentuh akan terasa hangat. Apa sebenarnya yang berpindah dari kopi panas ke sendok dan dari
leher ke syaraf kulit? Sesuatu yang berpindah tersebut merupakan energi/kalor. Pada dasarnya
kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan, partikel-partikel benda akan
bergetar dan menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah. Hal ini berlangsung terus
menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas dengan benda yang semula
dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama.

1. Hubungan Kalor dengan Suhu Benda


Sewaktu Anda memasak air, Anda membutuhkan kalor untuk menaikkansuhu air hingga
mendidihkan air. Nasi yang dingin dapat dihangatkan dengan penghangat nasi. Nasi butuh kalor
untuk menaikkan suhunya. Berapa banyak kalor yang diperlukan air dan nasi untuk menaikkan
suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan? Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu
benda, makin besar pula kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga
bergantung massa benda dan bahan penyusun benda. Secara
matematis dapat di tulis seperti berikut.
Q = m × c × T
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas benda (J)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg°C)
T : perubahan suhu (° C)
Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat
untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (° C). Hal ini berarti tiap benda (zat)
memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu yang sama dan massa
yang sama. Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada tabel berikut.
Nama zat Kalor  jenis
J/kg°C Kkal/kg°C
Alkohol 2.400 550
Es 2.100 500
Air 4.200 1.000
Uap air 2.010 480
Alumunium 900 210
Besi/Baja 450 110
Emas 130 30
Gliserin 2.400 580
Kaca 670 160
Kayu 1.700 400
Kuningan 380 90
Marmer 860 210
Minyak tanah 2.200 580
Perak 230 60
Raksa 140 30
Seng 390 90
Tembaga 390 90
Timbal 130 30
Badan manusia 3.470 830

2. Kapasitas Kalor
Air satu panci ketika dimasak hingga mendidih memerlukan kalor tertentu. Kalor yang
dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor
sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda
sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan kapasitas kalor adalah JK-1. Namun, karena di
Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai
dalam buku ini adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q = C × T
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas (J)
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
T : perubahan suhu benda (° C)
Jika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan kalor jenis, maka Anda
dapatkan persamaan sebagai berikut.
C = m × c
Keterangan:
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg °C)

D. Perubahan wujud
Di SMP Anda telah mempelajari tentang wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas. Suatu zat
dapat berada pada salah satu dari ketiga wujud tersebut, tergantung pada suhunya. Misalnya, air.
Air dapat berwujud padat apabila berada pada tekanan normal dan suhunya di bawah 0° C. Air
juga dapat berwujud uap bila tekanannya normal dan suhunya di atas 100° C. Contoh lain adalah
tembaga. Tembaga dapat berwujud padat bila berada pada tekanan normal dan suhu di bawah
1.083° C. Tembaga akan berwujud cair bila berada pada tekanan normal dan suhunya antara
1.083° C – 2.300° C. Tembaga akan berwujud gas bila berada pada tekanan normal dan suhunya
di atas 2.300° C.

1. Kalor Lebur dan Kalor Didih


Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan, yaitu untuk menaikkan
suhu atau untuk mengubah wujud benda. Misalnya, saat es mencair, ketika itu benda berubah
wujud, tetapi suhu benda tidak berubah meski ada penambahan kalor. Kalor yang diberikan ke es
tidak digunakan untuk mengubah suhu es, tetapi untuk mengubah wujud benda. Kalor ini disebut
kalor laten. Kalor laten merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Kalor
laten ada dua macam, yaitu kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur merupakan kalor yang
dibutuhkan 1 kg zat untuk melebur. Kalor yang dibutuhkan untuk melebur sejumlah zat yang
massanya m dan kalor leburnya KL dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q = m × KL atau KL = Q/m
Keterangan:
Q : kalor yang diperlukan (J)
m : massa zat (kg)
KL : kalor lebur zat (J/kg)
2. Asas Black
Anda ketahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu akhir yang sama antara
kedua benda tersebut. Pernahkah Anda membuat susu atau kopi? Sewaktu susu diberi air panas,
kalor akan menyebar ke seluruh cairan susu yang dingin, sehingga susu terasa hangat. Suhu akhir
setelah percampuran antara susu dengan air panas disebut suhu termal (keseimbangan).
Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima susu
yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip
hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black
(1728 – 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai asas Black. Joseph
Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk suhu termal sebagai
berikut.
Qlepas = Qterima
Keterangan:
Qlepas  : besar kalor yang diberikan (J)
Qterima : besar kalor yang diterima (J)

E. Perpindahan kalor
Anda telah mempelajari bahwa kalor merupakan energi yang dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Pada waktu memasak air, kalor berpindah dari api
ke panci lalu ke air. Pada waktu menyetrika, kalor berpindah dari setrika ke pakaian. Demikian
juga pada waktu berjemur, badan Anda terasa hangat karena kalor berpindah dari matahari ke
badan Anda. Ada tiga cara kalor berpindah dari satu benda ke benda yang lain, yaitu konduksi,
kenveksi, dan radiasi.
1.        Konduksi
Kalor dapat Anda rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Coba pegang leher Anda! Terasa
hangat, bukan? Hal ini menunjukkan ada kalor yang mengalir ke tangan Anda. Demikian jika
sepotong sendok makan yang Anda bakar pada api lilin, lama kelamaan tangan Anda merasakan
hangat dan akhirnya panas. Peristiwa perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai dengan
perpindahan partikel-partikelnya disebut konduksi.
Perpindahan kalor dengan cara konduksi disebabkan karena partikelpartikel penyusun ujung
zat yang bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. Makin besar getarannya, maka energi
kinetiknya juga makin besar. Energi kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut
menyentuh partikel di dekatnya, demikian seterusnya sampai akhirnya Anda merasakan panas.
Besarnya aliran kalor secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
Q : banyak kalor yang mengalir (J)
A : luas permukaan (m2)
T perbedaan suhu dua permukaan (K)
k : konduktivitas termal daya hantar panas (J/ms K)
t : lamanya kalor mengalir (s)
H : kelajuan hantaran kalor (J/s)
Ditinjau dari konduktivitas termal (daya hantar kalor), benda dibedakan menjadi dua
macam, yaitu konduktor kalor dan isolator kalor. Konduktor kalor adalah benda yang mudah
menghantarkan kalor. Hampir semua logam termasuk konduktor kalor, seperti aluminium,
timbal, besi, baja, dan tembaga. Isolator kalor adalah zat yang sulit menghantarkan kalor.
Bahanbahan bukan logam biasanya termasuk isolator kalor, seperti kayu, karet, plastik, kaca,
mika, dan kertas. Berikut contoh alat-alat yang menggunakan bahan isolator dan
konduktor kalor.
a. Alat-alat yang menggunakan bahan isolator kalor, antara lain:
1)      pegangan panci presto,
2)       pegangan setrika, dan
3)       pegangan solder.
b. Alat-alat yang menggunakan bahan konduktor kalor, antara lain:
1)      kawat kasa,
2)       alat-alat untuk memasak,
3)      setrika listrik, dan
4)      kom por listrik.

2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat.
Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. Konveksi 
adalah perpindahan panas melalui aliran, di mana zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel
berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada
zat cair dan gas ( udara/angin ).
a.    konveksi pada zat cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya  pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-
partikel zat cair ikut berpindah  tempat.
b.    Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara.  Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor
dalam gas (udara)  terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya
konveksi udara adalah sebagai berikut.
1.      Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang  hari, daratan lebih cepat
menjadi panas daripada lautan sehingga  udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari
lautan
2.      Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari.  Pada malam hari, daratan lebih
cepat menjadi dingin daripada lautan.  Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan
oleh udara dari daratan.
   
H=

Keterangan:
Q = kalor yang berpindah
h = koefisien konveksi (Wm-2K-4 atau Wm-2(°C)4)
H : laju perpindahan kalor (W)
A : luas permukaan benda (m² )
 : t2 – t1 = perbedaan suhu (K atau ° C)
T = waktu (s)

Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:

 Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus


 Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus
 Terjadinya angin darat dan laut
 Gerakan balon udara
 Asap pada cerobong asap bergerak naik

3. perpindahan kalor secara radiasi


Pernahkah Anda berpikir, bagaimana panas matahari sampai ke bumi? Anda ketahui bahwa di
antara matahari dan bumi terdapat lapisan atmosfer yang sulit menghantarkan panas secara
konduksi maupun konveksi. Selain itu, di antara matahari dan bumi juga terdapat ruang hampa
yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan kalor. Dengan demikian, perpindahan kalor
dari matahari sampai ke bumi tidak memerlukan perantara. Perpindahan kalor yang tidak
memerlukan zat perantara (medium) disebut radiasi. Setiap benda mengeluarkan energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik. Laju radiasi dari permukaan suatu benda berbanding lurus
dengan luas penampang, berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya, dan
tergantung sifat permukaan benda tersebut. Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut.

H = Ae  T4
Keterangan:
H : laju radiasi (W)
A : luas penampang benda (m2)
T : suhu mutlak (K)
e : emisitas bahan

Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :


  Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh ketika dekat
dengan api unggun
 Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
 Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
 Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
 Menjemur pakaian saat siang hari
H = Ae  T4
Keterangan:
H : laju radiasi (W)
A : luas penampang benda (m2)
T : suhu mutlak (K)
e : emisitas bahan
 : tetapan Stefan-Boltzmann (5,6705119 × 10-8 W/mK4)

D.      PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN


Pertemuan Pendektan Model Metode
I PBL a.       demonstrasi
II saintifik b.
c.       eksperimen
III d.      diskusi kelompok
IV e.        tanya jawab

E.      MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


Pertemuan media alat Sumber belajar
I Air panas, air hangat, es,
baskom/gelas, thermometer
II Cetak dan Pemanas air, lilin, korek, gelas BSE. Bahan ajar,
elektronik kimia, pembakar busen, kaki internet
(LCD, tiga.
III laptop) Air panas, air hangat, es,
baskom/gelas, thermometer
IV Sendok, lilin, kertas, korek api,
kain, kotak aliran gas, kaleng
susu.

F.    LANGKAH. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan pertama
Sintaks problem Rincian kegiatan waktu
based learning
Pendahuluan 20
1.    Berdoa menit
2.    Mengecek kehadiran
3.    Merefleksikan hasil kompetensi (KD)
sebelumnya tentang fluida statik
4.    Menyampaikan motivasi dan apresepsi
5.    Menyampaikan tujuan pembelajaran
6.    Bertanya dan menagih secara lisan tugas baca,
mencari informasi tentang suhu, dan kalor
melalui berbagai sumber (buku, internet, modul)
7.    Melaksanakan pretes tentang suhu dan kalor

Mengorientasikan Kegiatan inti


peserta didik pada Megamati
masalah 1.      Peserta didik menyimak peragaan mencelupkan
tangan ke dalam wadah yang berisi air panas, air 100
hangat dan dingin yang dilakukan oleh menit
perwakilan di depan kelas.
2.      Guru menilai ketrampilan peserta didik
mengamati
Menanya
Mengorganisasika3.      Peserta didik mendiskusikan asil peragaan yang
n kegiatan dilakukan oleh perwakilan dideepan kelas.
pembelajaran Mencoba
4.      Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil
Membimbing masing-masing terdiri dari 4 orang
penyelidikan 5.      Peserta didik diminta untuk mengukur suhu
materi menggunakan termometer
6.      Peserta didik mencermati dan dan mencatat
hasil percobaan
7.      Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja
kelompok dan memimbing/menilai ketrampilan
mencoba, menggunakan alat dan mengelolah data
serta menilai kemampuan peserta didik
menerapkan konsep dalam pemebcahan masalah
menerapkan konsep dalam pemecahan masalah
Mengasosiasi
8.      Peserta didik menyimpulkan pengertian suhu
dari percobaan
9.      Masing-masing kelompok berdiskusi untuk
Mengembangkan mengkonversi skala suhu dari skala celcius ke
dan menyajikan skala reamur, fahrenheit, dan kelvin,
karya 10.  Guru membimbing/ menilai kemampuan peserta
didik mengelolah data dan merumuskan
kesimulan.
Mengomunikasikan
11.  Perwakilan masing-masing kelompok
menyampaikan hasil hitungan dan kesimpulan
diskusi
12.  Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
Analisis dan jika ada perbedaan jawaban
evaluasi 13.  Guru menilai kemampuan peserta didik
berkomunikasi lisan
14.  Guru menuntun peserta didik menyelesaikan
soal-soal.
15.  Peserta didik menyelesaikan soal mandiri.
Penutup 15
1.      Bersama peserta didik merangkum tentang menit
suhu dan pengukuranya
2.      Melasanakan postes
3.      Memberikan tugas pekerjaan rumah tenang
suhu
4.      Memberikan tugas baca tentang pemuaian dan
perubahan wujud zat.

Pertemuan ke dua
Sintaks problem Rincian kegiatan waktu
based learning
Pendahuluan
1.      Berdoa
2.      Mengecek kehadiran
3.      Merefleksikan hasil pretests dan postest
pertemuan sebelunya. 20
4.      Menagih dan mengingatkan tugas baca dan menit
tugas rumah
5.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
6.      Melaksanakan pretest tentang pemuaian dan
perubahan wujud zat.

Mengorientasikan Kegiatan inti


peserta didik pada Megamati
masalah 1.      Peserta didik menyimak proses pemanasan air
menggunakan heater
2.      Guru menilai ketrampilan peserta didik.
Menanya
3.      Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan
Mengorganisasika dalam kelompok 100
n kegiatan Mencoba menit
pembelajaran 4.      Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil
masing-masing terdiri dari 4 orang
5.      Peserta didik membuktikan pemuaian volume
dengan menggunakan air dan pemanas
6.      Peserta didik melakukan diskusi kelolompok
untuk menyebutkan macam-macam pemuaian.
7.      Peserta didik berdiskusi untuk menyebutkan
penerapan pemuain dalam dalam kehidupan
Membimbing sehari-hari.
penyelidikan 8.      Peserta didik berdiskusi menganalisis
materi perubahan suhu terhadap pemuaian benda
9.      Peserta didik berdiskusi dan tanya jawab
dengan guru tentang hubungan kalor denan suhu
benda dan wujudnya.
10.  Peserta didik menghitung jumlah kalor yang di
butuhkan untuk menaikan suhu  dari titik beku
hingga titik uap.
11.  Peserta didik menyebutkan penerapan perubahan
wujud zat dalam kehidupan sehari-hari
12.  Peserta didik mengukur pemuaian panjang
dengan menggunakan musschenbroek.
13.  Guru memberikan masalah kepada peserta didik
tentang pemuaian panjang, pemuaian luas dan
pemuaian volume.
14.  Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja
kelompok dan membimbing/ menilai ketrampilan
mencoba, menggunakan alat dan mengelolah data
serta menilai kemampuan peserta didik
menerapka konsep dalam pemecahan masalah.
Mengasosiasi
15.  Peserta didik menyimpulkan pengertian
pemuaian
16.  Peserta didik berdiskusi dengan teman
ssebangku untuk menyelesaikan masalah tentang
pemuaian panjang, pemuaian luas, da pemuaian
Mengembangkan volume.
dan menyajikan 17.  Guru memebimbing/menilai kemampuan peserta
karya didik dalam melakukan pengamatan, diskusi dan
merumuskan kesimpulan..
Mengomunikasikan
18.  Perwakilan dari peserta didik menyampaikan
hasil hitungan dan kesimpulan diskusi dengan
teman sebangku.
19.  Mendiskusikan pemecahan masalah jika ada
perbedaan jawaban.
20.  Guru menilai kemampuan peserta didik dalam
Analisis dan berkomunikasi lisan.
evaluasi 21.  Guru menuntun peserta didik menyelesaikan
soal-soal.
22.  Peserta didik menyelesaikan soal mandiri..
Penutup 15
1.      Bersama peserta didik merangkum menit
tentang pemuaian dan perubahan wujud zat.
2.      Melasanakan postes
3.      Memberikan tugas baca tentang pemuaian dan
perubahan wujud zat.
4.      Memberikan tugas baca tentang azas black dan
perpindahan kalor

Pertemuan ke tiga
Sintaks problem Rincian kegiatan waktu
based learning
Pendahuluan 20
1.      Berdoa menit
2.      Mengecek kehadiran
3.      Menagih dan mengingatkan tugas baca dan
tugas rumah
4.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengorientasikan Kegiatan inti
peserta didik pada Megamati
masalah 1.      Peserta didik menyimak proses pencampuran es
batu hingga menjadi uap. 100
2.      Peserta didik menyimak pencampuran air panas menit
dengan air dingin.
3.      Guru menilai ketrampilan peserta didik
mengamati..
Menanya
4.      Peserta didik mendiskusikan hasil percobaa
sederhana yang diberikan oleh guru didepan
kelas.
Mencoba
5.      Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil
masing-masing terdiri ats 4 orang.
Mengorganisasikan 6.      Peserta didik melakukan eksperimen untuk
kegiatan menentukan persamaan kalor.
pembelajaran 7.      Peserta didik melakukan percobaan
memenaskan es hingga menjadi uap.
8.      Peserta didik melakukan eksperimen untuk
menentukan suhu akhir campuran
Mengasosiasi
Membimbing 9.      Peserta didik berdiskusi untuk menghitung
penyelidikan jumlah kalor yang dibutuhkan
materi 10.  Peserta didik menghitung jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikan suhu dari titk beku
Dan menyajikan hingga titik uap.
karya 11.  Peserta didik menjelaskan bunyi azas black.
12.  Peserta didik menyebutkan penerapan asas black
dalam kehidupan sehari-hari
Mengomunikasikan
13.       Perwakilan dari peserta didik menyampaikan
hasil hitungan dan kesimpulan diskusi dengan
teman kelompok.
14.       Mendiskusikan pemecahan masalah jika ada
perbedaan jawaban.
Analisis dan 15.       Guru menilai kemampuan peserta didik daam
evaluasi berkomunikasi lisan
16.       Guru menuntun peserta diidk menyelesaikan
soal-soal.
Penutup 15
          Bersama peserta didik merangkum menit
tentang azas black.
          Memberikan pekerjan rumah tentang azazs
black
          Memberikan tugas baca tentang perpindahan
kalor.

Pertemuan ke empat
Sintaks problem Rincian kegiatan waktu
based learning
Pendahuluan
1.      Berdoa
2.      Mengecek kehadiran
3.      Merefleksikan hasil  kompetensi (KD) 20
sebelumnya tentang azas black. menit
4.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengorientasikan Kegiatan inti
peserta didik pada Megamati
masalah 1.    Peserta didik menyimak sendok dan air panas
berada di dalam gelas. 100
2.    Guru menilai ketrampilan peserta didik menit
mengamati.
Menanya
3.    Peserta didik mendiskusikan hasil percobaa
sederhana yang diberikan oleh guru didepan
kelas.
Mengorganisasikan4.    Melalui eksperimen membakar sendok peserta
kegiatan didik dapat menjelaskan perpindahan kalor secara
pembelajaran konduksi.
Mencoba
5.    Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil
masing-masing terdiri ats 4 orang.
6.    Peserta didik melakukan percobaan sederhana
Membimbing tentang perpidahan kalor secara konduksi.
penyelidikan 7.    Peserta didik melakukan percobaan sederhana
materi tentang perpidahan kalor secara konveksi.
8.    Peserta didik melakukan percobaan sederhana
Dan menyajikan tentang perpidahan kalor secara radiasi.
karya Mengasosiasi
9.    Pesera didik menjelaskan perpindahan kalor
secara konduksi.
10.  Peserta didik mengidentifikasi  faktor-faktor
yang mempengaruhi perpindahan kalor secara
konduksi.
11.  Peserta didik menemukan penerapan cara
perpindahan kalor secara konduksi dalam
kehidupan sehari-hari.
12.  Pesera didik menjelaskan perpindahan kalor
secara konveksi.
13.  Peserta didik menemukan penerapan cara
perpindahan kalor secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
14.  Pesera didik menjelaskan perpindahan kalor
secara radiasi.
15.  Peserta didik mengidentifikasi faktor-faktor yang
mmempengaruhi perpindahan kalor secara
radiasi.
16.  Peserta didik menemukan penerapan cara
perpindahan kalor secara radiasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Analisis dan Mengomunikasikan
evaluasi 17.  Perwakilan dari peserta didik menyampaikan
hasil diskusi kelompok tentangperpindahan kalor
secara konduksi, konveksi dan radiasi.
18.  Mendiskusikan pemecahan masalah jika ada
perbedaan jawaban.
19.  Guru menilai kemampuan peserta didik daam
berkomunikasi lisan
20.  Guru menuntun peserta diidk menyelesaikan
soal-soal.
21.  Peserta didik menyelesaikan soal mandiri.
Penutup 15
1.      Bersama peserta didik merangkum konsep menit
perpindahan kalor
2.      Memberi tugas rumah

G. PENILAIAN
INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK
1.        Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis , Prosedur Penilaian:
Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran dan
Terlibat aktif dalam pembelajaran Suhu, saat diskusi
Kalor dan Perpindahan Kalor
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
Toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Pengetahuan
Menjelaskan kembali tentang Suhu, Kalor Pengamatan dan Penyelesaian tugas
dan Perpindahan Kalor Menyatakan tes individu dan kelompok
kembali Suhu, Kalor dan Perpindahan
Kalor
3.  Keterampilan
   Terampil menerapkan Suhu, Kalor dan Pengamatan Penyelesaian tugas (baik
Perpindahan Kalor individu maupun
kelompok) dan saat
diskusi
Rubrik Penilaian

Kategori Kriteria NilaiKuantitatif NilaiKualitatif

Memuaskan 90-100 4 A
Baik 78 - 89 3 B
Cukup 66 - 77 2 C
Kurangcukup 54 - 65 1
D

Instrumen Penilaian Hasil belajar 


No Soal/kegiatan Skor
Penugasan pribadi :
1. Sebuah lempeng tembaga tebalnya 3 cm, penampangnya 3000 cm 2. Suhu
salah satu sisi 180oC dan sisi yang lain 130oC. Berapa banyak panas per 25
detik yang dikonduksikan melalui lempeng tersebut? Koefisien
konduktivitas tembaga = 0,92 kalori/detik.cm.oC.

2. Sebuah lubang kecil dalam suatu perapian dianggap sebagai benda hitam,
luasnya 2 cm2 dan suhu perapian 927oC jika σ = 5,67 x 10- 25
8
 watt/m2K4, berapa besarnya kalor yang dipancarkan lubang?

3. Air dalam tabung dengan penampang A = 0,2 m 2 dipanaskan dari bawah


sehingga suhu air yang ada dibawah 100oC dan suhu air pada permukaan 25
30oC. Berapa panas yang dikonveksikan dari dasar ke permukaan? h air =
1 watt/m2.oC

4. Suatu benda hitam pada suhu 127oC memancarkan energi sebesar W


joule/s, benda tersebut kemudian dipanaskan hingga suhunya mencapai 25
527oC. Energi yang dipancarkan benda hitam menjadi ... kali semula.

a.       Kunci jawaban


No Kunci jawaban
Jawaban tugas rumah pribadi :

1. Diketahui : A = 3000 cm2                     k = 0,92 kalori/detik.cm.oC.


                  T1 = 180oC                          L = 3 cm
                  T2 = 130oC                          ΔT = 50oC
Ditanya   : H ?
Jawab      : H =
                 H = 4600 kalori/detik
Jadi, ada 4600 kalori/detik yang dikonduksikan melalui lempeng tersebut.
Diketahui : A = 2 cm2 = 2x10-4 m2
2.                                σ  = 5,67 x 10-8 watt/m2K4
                               T  = 927oC = 1200 K
Ditanya   : ?
Jawab      :   = ε.σ.A.T4
                       = 1.( 5,67 x 10-8 watt/m2K4).(2 x 10-4 m) (1200 K)4
                 = 23,515 watt
Jadi, besarnya kalor yang dipancarkan lubang sebesar 23,515 watt.

Diketahui : A   = 0,2 m2


                   T1  = 100oC
                   T2  = 30oC
                   h air = 1 watt/m2.oC
3. Ditanya    : H?
Jawab      : H = h. A. ΔT
                  H = (1 watt/m2.oC).(0,2 m2).(100oC-30oC)
            H = 14 watt
Jadi, panas yang dikonveksikan dari dasar ke permukaan sebesar 14 watt.

Diketahui : T1  = 127oC = 400 K


                   T2  = 527oC = 800 K
Ditanya    : Berapa kali energi kedua yang dipancarkan dari energi semula...?
Jawab      :           H1                        = H2
                  ε.σ.A.T14                                = ε.σ.A.T24
                    (karena sama, maka ε.σ.A diabaikan)
                               (400 K)4            = (800 K)4
4.                              (4 x 102K)4         = (8 x 102K)4
                             256 x 108 K4       = 4096 x 108 K4
                               2,56 x 1010 K4   = 4,096 x 1011 K4
Jadi energi yang dipancarkan 16 kali dari energi semula.

b. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Diskusi 100
Penugasan 100
Tes Uraian 100
Nilai akhir =  x 100 % 300

Total nilai:  x 100 % 100


LEMBAR KERJA SISWA
Nama                  :
No. Absen           :
1.      Sebuah lubang kecil dalam suatu perapian dianggap sebagai benda hitam, luasnya 2 cm2 dan
suhu perapian 927oC jika σ = 5,67 x 10-8 watt/m2K4, berapa besarnya kalor per detik yang
dipancarkan lubang?
2.      Air dalam tabung dengan penampang A = 0,2 m2 dipanaskan dari bawah sehingga suhu air
yang ada dibawah 100oC dan suhu air pada permukaan 30oC. Berapa panas yang dikonveksikan
dari dasar ke permukaan? h air = 1 watt/m2.oC
3.      Suatu benda hitam pada suhu 127oC memancarkan energi sebesar W joule/s, benda tersebut
kemudian dipanaskan hingga suhunya mencapai 527oC. Energi yang dipancarkan benda hitam
menjadi ... kali semula.

JAWABAN LKS
1.        Diketahui : A = 2 cm2 = 2x10-4 m2          
                   σ  = 5,67 x 10-8 watt/m2K4
                         
T  = 927oC = 1200 K
Ditanya                : ?
Jawab                  :  = ε.σ.A.T4
                               = 1.( 5,67 x 10-8 watt/m2K4).(2 x 10-4 m) (1200 K)4
                                        
  = 23,515 watt
Jadi, besarnya kalor yang dipancarkan lubang tiap detik sebesar 23,515 watt.
2.      Diketahui : A   = 0,2 m2
                               T1  = 100oC
                               T2  = 30oC
                                h air = 1 watt/m2.oC
Ditanya                :  H?
Jawab                  :  H = h. A. ΔT
                                H = (1 watt/m2.oC).(0,2 m2).(100oC-30oC)
                                      
  H = 14 watt
Jadi, panas yang dikonveksikan dari dasar ke permukaan sebesar 14 watt
3.      Diketahui : T1  = 127oC = 400 K
                   T2  = 527oC = 800 K
Ditanya                : Berapa kali energi kedua yang dipancarkan dari energi semula...?
Jawab                  : H1 = H2
                  ε.σ.A.T14  = ε.σ.A.T24
           (karena sama, maka ε.σ.A diabaikan)
                 (400 K = (800 K)4
      2,56 x 1010 K4  = 4,096 x 1011 K4
Jadi energi yang dipancarkan 16 kali dari energi semula.

Anda mungkin juga menyukai