Anda di halaman 1dari 4

Masa Kanak

Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, dengan riwayat persalinan normal. Menurut
alloanamnesis, pasien mengaku tidak ada masalah dengan tumbuh kembang pasien, pasien cukup
pendiam dan tidak hiperaktif. Pasien sering mengalami kejang disertai demam pada usia sekitar 5 tahun,
kejang berlangsung sekitar beberapa menit. Pasien sudah dibawa ke dokter namun pasien tidak
mengingat diagnosis dan tatalaksana saat itu. Pada masa - masa ini pasien merasa belum memiliki
halusinasi karena merasa masih ramai dikelilingi orang sekitar, namun pasien sudah mulai menyukai hal-
hal mistis karena lingkungan keluarganya yang menganut kejawen kental.

Masa Remaja

-SMA

Saat menduduki bangku SMA , tepatnya pada tahun 1989 pasien menjalani ritual memakan “keong
bontot” yang dicampur jeruk dimana pasien percaya ritual tersebut dapat membuatnya memiliki
pelindung. Sejak ritual tersebut pasien mengaku mulai mucul halusinasi yaitu pasien merasa dilindungi
oleh sosok pria dan wanita. Satu tahun berikutnya pasien tertarik untuk mengambil batu akik milik sang
ayah yang dipercaya di dalam batu tersebut terdapat jin. Akibat perbuatannya tersebut pasien mengaku
merasa ada yang mengikuti dan merasa orang-orang membicarakannya.

Masa Dewasa

(nempuh pendidikan)

Setelah lulus SMA pasien melanjutkan pendidikan ke Universitas Gajah Mada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik. Pasien mengaku berkuliah dengan lancar selama 4 tahun, sementara satu setengah tahun
kemudian ia gunakan untuk malas-malasan, bersantai dan berkumpul bersama teman-temannya. Tugas
akhir Skripsi pasien pun terhambat karena menurut pasien dosen pembimbing terlalu teliti dan
membuat pasien malas mengerjakan. Akhirnya pasien pun mendapat gelar sarjana dalam waktu 5,5
tahun. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan tentara selama 7 bulan di Akademi Militer dan 10 bulan
di Bandung. Selama menempuh pendidikan pasien merupakan orang yang menutup diri dan tidak
pernah menceritakan mengenai kondisi kejiwaanya ataupun pengalaman-pengalaman spiritual yang
dialaminya. Pasien hanya memendam sendiri perasaan was-was tersebut.

(kerja)

Memasuki dunia kerja, pasien mulai diperkenalkan alkohol dan narkoba seperti ekstasi oleh seniornya,
pasien sesekali mengonsumi hal-hal tersebut selama 2 tahun dan hanya dilakukan bila sedang
berkumpul dengan seniornya. Pasien mengaku tidak kecanduan/ ketergantungan terhadap zat tersebut.

Pasien juga masih menjalani ritual mistisnya seperti puasa gaib dan bersemedi untuk meminta
perlindungan saat melakukan operasi militer di Timor-Timur pada tahun 1998
Satu tahun setelah bekerja, pasien mulai merasakan lagi perasaan seperti ada yang mengikuti atau satu
dunia membicarakan pasien, maka dari itu pasien was-was, sering tidak tenang dan menengok keadaan
sekitar karena kecurigaanya.

Saat bekerja, pasien hanya tinggal bersama ajudannya dan situasi sekelilingnya terasa sepi, disaat itulah
halusinasi mulai muncul dan memburuk. Awalnya halusinasi suara-suara tersebut hanya digunakan
pasien untuk menemani berbincang, kemudian pasien mengajaknya berdiskusi untuk menyelesaikan
masalah. Bahkan hal tersebut (berdiskusi dengan suara-suara) digunakan pasien untuk melakukan
ramalan kepada orang-orang sehingga pasien sempat disebut “orang pintar” oleh orang-orang sekitar.
Lambat laun pasien merasa suara yang diajaknya berdiskusi ini dapat menyuruh pasien, suara tersebut
menyuruh pasien berbelanja peralatan rumah dan pasien mengikuti perintah suara tersebut meskipun
peralatan tersebut bukan merupakan kebutuhan pasien. Suara- suara tersebut juga mengatakan hal-hal
yang tidak masuk akal seperti menyuruh pasien mengambil emas ke planet mars, menyatakan dapat
menciptakan surga baru untuk pasien, serta mengaku tuhan dan dewi. Bahkan suara tersebut juga
memerintahkan hal buruk diluar nnorma sosial seperti menyentuh dan mencium wanita yang tidak
dikenal ketika pasien berada di dalam bus

2003

Gangguan tersebut terus menetap pada diri pasien namun pasien tidak menceritakan kepada siapapun,
hingga pada tahun 2003 komandan tempat pasien bekerja menyadari pasien sering berbicara sendiri
lalu membawa pasien ke Rumah Sakit. Pasien dirawat 1 minggu di Rumah Sakit Tentara Reksodiwiryo
Kota Padang dengan diagnosis paranoid dengan gangguan tidur. Selain mendapat perawatan medis,
pasien juga melakukan alternatif terapi lain seperti ruqyah, bekam dsb menurut anjuran ayah pasien.
Masa Kanak

kejang

Masa Remaja

(SMA)

(1989) makan keong bontot sama jeruk mulai ada halusinasi

(1990)mulai ambil batu  merasa ditemani sama suara, merasa diikuti, merasa diomongin

Masa Dewasa

Kuliah (1991- 1997) 5,5 setengah tahun tapi telat lulusnya karena satu setengah tahun nya malas,
skripsinya sulit karna pembimbing

Kerja

(1998-2000): ekstasi, alkohol karena seniornya. Tapi gak kecanduan

1998: operasi timot timor  ritual puasa bersifat gaib

Satu tahun setelah kerja ngerasa diikutin makanya dia nengok nengok curiga

Ngerasa diomongin satu dunia

Jadi orang pinter, ritual puasa dan semedi untuk dilindungi

2002

Suara mulai muncul Diajak ngobrol (mengajak diskusi untuk menyelesaikan masalah), disuruh belanja
peralatan rumah, ke planet mars ambil emas, nyiptain surga baru, nyuruh nyentuh cewe sama nyium
cewe, cowo ngaku allah cewe dewi

2003

Dibawa oleh atasan ke rs karena pasien ngomong sendiri

Diagnosis paranoid dgn ggn tidur di RS tentara

Tambahin dia sama bapaknya nyari alternatif pengobatan lain kayak di ruqyah, bekam dsb
2004

Diagnosis skizofrenia paranoid di rujuk keRSPAD 6 bulan karena perlengakapan di rs sblmnya gak
lengkap

Gejala membaik, suara hilang, tapi nnti muncul lagi

2010

-nikah

-ada suara nyuruh nyakitin istri gak dilakuin

-mama meninggal

DIANGGAP REMISI TAHUN 2010

2011

-bapakya meninggal

MASUKIN HALUSINASI WAHAM BERATNYA (suara nyuruh nyakitin istri, membandingkan dia dg org
sekitar & satpam,

2015

Balik lagi ke RSPAD, rawat jalan (atas kemauan pasien sendiri karena gakuat sama ggn nya)

MASUKIN HALUSINASI WAHAM BERATNYA (suara nyuruh nyakitin istri, membandingkan dia dg org
sekitar & satpam,

2022

Gaduh gelisah

Anda mungkin juga menyukai