Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSULTASI RAWAT JALAN

DISUSUN OLEH :
ACHMAD RUBBY FEBRIANSYAH
ANASTASIA INYA TAMO
ANTONIUS DENI SAPUTRA WARUWU
BAGAS ABIZARD ALGIFARY
MUHAMMAD RIDWANSYAH

2021/2022

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN KONSULTASI.......................................................................................5
2.2 TUJUAN KONSULTASI................................................................................................5
2.2.1 TUJUAN UMUM......................................................................................................5
2.2.2 TUJUAN KHUSUS...................................................................................................5
2.2 FUNGSI KONSULTASI..................................................................................................5
2.3 PROSEDUR RAWAT JALAN........................................................................................6
2.4 TEKNIK PENYAMPAIAN INFORMASI......................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9
3.4 SARAN.............................................................................................................................9
DAFTAR PUTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konsultasi adalah pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasihat, saran,


dan sebagainya) yang sebaik-baiknya. Konsultasi medis adalah perundingan antara
pemberi dan penerima layanan kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya
penyakit dan menentukan cara pengobatannya. Pelayanan rawat jalan di rumah sakit
merupakan pelayanan terhadap orang yang masuk rumah sakit, untuk keperluaan
observasi diagnose, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainya tanpa
tinggal diruang rawat inap. Permenkes Nomor 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa
setiap sarana pelayanan Kesehatan wajib menyelneggarakan rekam medis. Rekam medih
adalah berkas yang berisikan catatn dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Dalam makalah ini kami akan coba menjelaskan prosedur apa saja yang ada dalam
pelayanan rawat jalan. Selain itu, kami akan coba menjelaskan konsultasi kepada pasien
dan komunikasi yang baik terhadap pasien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian konsultasi?
2. Bagaimana prosedur rawat jalan?
3. Bagaimana tehnik memberikan informasi dan komunikasi kepada pasien secara baik?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian konsultasi dan tehnik penyampaiannya.
2. Mengetahui prosedur rawat jalan.
3. Mengetahui beberapa penerapan konsultasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KONSULTASI
Konseling atau konsultasi berasal dari kata counsel yang artinya memberikan
saran, melakukan diskusi dan pertukaran pendapat. Konsultasi adalah suatu kegiatan
bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang
memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien
memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah.
Konsultasi pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dan elemen kunci dari
pelayanan kesehatan, karena nakes sekarang ini tidak hanya melakukan tindakan
medis saja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan
kesehatan yang mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasi legal untuk
memberikan informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan.

2.2 TUJUAN KONSULTASI


2.2.1 TUJUAN UMUM
 Meningkatkan keberhasilan terapi.
 Memaksimalkan efek terapi.
 Meminimalkan resiko efek samping.
 Meningkatkan cost effectiveness.
 Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi.
2.2.2 TUJUAN KHUSUS
 Meningkatkan hubungan kepercayaan antara nakes dengan pasien.
 Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien.
 Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya.
 Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.
 Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendiri.

2.3 FUNGSI KONSULTASI


Fungsi konsultasi meliputi fungsi pencegahan, fungsi adaptif, fungsi perbaikan dan
fungsi pengembangan (Machfoedz, 2009).
 Fungsi Pencegahan
Yaitu mencegah terjadinya masalah yang dapat menggangu kebutuhan dasar
pasien. Contohnya: rasa nyeri pada kaki yang sangat hebat dapat mengganggu
tidur pasien di malam hari.
 Fungsi Adaptasi.
Kelainan yang terjadi dan dirasakan pasien akibat penyakit diabetes melitus
yang dideritanya memerlukan pengetahuan, agar pasien dapat menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
 Fungsi Perbaikan.
Keluhan yang dirasakan pada pasien diabetes melitus memerlukan penjelasan
sehingga pasien mau dan mampu menggali potensi dirinya untuk mengurangi
keluhan yang ada.
 Fungsi Pengembangan.
Konsultasi dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
pasien dalam mengenal dan mengatasi masalah kesehatannya.

2.4 PROSEDUR RAWAT JALAN


Dalam pelayanan rawat jalan ada beberapa prosedur yang harus diketahui atau harus
kita pahami, agar proses pelayanan itu berjalan dengan baik, dan sesuai dengan aturan
yang berlaku di pemerintah. Prosedur yang berlaku sekarang ini yaitu :
1. Pasien mendaftar di loket rawat jalan
Hal ini ditujukan agar pasien terdaftar dalam buku register dan pasien
mendapatkan hal hal yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan,
baik itu rekam medis ataupun kunjungan pasien seperti KIUP, KIB dan lain lain.
2. Pasien menunggu panggilan pada poliklinik yang ditujunya.
Dalam prosedur yang kedua ini untuk pasien baru, petugas mempersiapkan rekam
medis yang sudah di isi untuk diberikan pada poliklinik yang di tuju pasien.
Sedangkan untuk pasien lama ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
pengambilan/peminjaman rekam medis.
3. Pasien menuju ruang periksa pelayanan rawat jalan.
Pada prosedur ini pasien mulai mendaptkan pelayanan berupa pelayanan medis,
sesuai dengan poli yang ditujunya dan tentu saja di tangani juga dengan ahlinya.
4. Apabila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, maka akan
berlaku prosedur pelayanan pemeriksaan diagnostik.
Dalam hal ini pasien menerima pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis
dengan Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis termasuk
Tindakan operasi ODC (One Day Care).
5. Pasien meninggalkan poliklinik
Setelah semua itu selesai maka rekam medis tadi di simpan sesuai dengan nomor
rekam medisnya di tempat penyimpanan dengan teratur, agar suatu saat nanti
rekam medis itu akan di gunakan Kembali.

2.5 TEKNIK PENYAMPAIAN INFORMASI


Untuk menerapkan suatu konsultasi yang baik maka nakes harus memiliki persiapan.
Nakes sebaiknya melihat dahulu data rekam medik pasien. Ini penting agar nakes
dapat mengetahui kemungkinan masalah yang terjadi. Selain itu nakes juga harus
mempersiapkan diri dengan informasi – informasi terbaru yang berhubungan dengan
penyakit yang diterima oleh pasien. Dalam proses konsultasi memerlukan teknik-
teknik tertentu sehingga konsultasi bisa berjalan secara efektif dan efisien atau
berdaya guna dan berhasil guna. Adapun teknik dalam konsultasi adalah sebagai
berikut:
 Teknik rapport dalam konsultasi merupakan suatu kondisi saling memahami
dan mengenal tujuan bersama. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
menjambatani hubungan antara konsleor dengan klien, sikap penerimaan dan
minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya.
 Teknik Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan
bahasa lisan. Teknik ini dalam proses konsultasi bisa diwujudkan melalui
ekspresi wajah (misalnya ceria atau cemberut). Selanjutnya juga bisa
diwujudkan dalam bentuk tekanan atau nada suara dari konselor (tinggi,
mendatar, rendah) dan jarak duduk antara konselor dan klien.
 Teknik Structuirng adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang
hakikat, batas, dan tujuan proses konsultasi pada umumnya dan hubungan
tertentu pada khususnya. Structuring memberikan kerangka kerja atau
orientasi terapi kepada klien.
 Teknik Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang
dirasakan oleh klien, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau
tentang klien. Empati dilakukan bersamaan dengan attending, karena tanpa
attending tidak akan ada empati.
 Teknik Refleksi Perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk
menyatakan dalam bentuk katap- kata yang segar dan sikap yang diperlukan
terhadap klien. Refleksi perasaan juga merupakan teknik penengah yang
bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan (tahap awal
konsultasi) dilakukan dan sebelum pemberian informasi serta tahap
interpretasi dimulai.
 Teknik Eksplorasi merupakan keterampilan konselor untuk menggali
perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Eksplorasi ada tiga macam yaitu,
eksplorasi perasaan, eksplorasi pikiran, dan eksplorasi pengalaman.
 Teknik Tujuan Paraphrase antara lain adalah mengatakan kembali esensi
atau inti ungkapan klien, untuk mengatakan kembali kepada klien bahwa
konselor bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan
klien, mengendapkan apa yang dikemukakan klien dalam bentuk ringkasan,
memberi arah wawancara konsultasi, mengecek kembali persepsi konselor
tentang apa yang dikemukakan klien.
 Teknik Bertanya ada dua macam yaitu bertanya terbuka (open question) dan
bertanya tertutup (closed question).
 Teknik Dorongan Minimal yaitu suatu dorongan langsung yang singkat
terhadap apa yang telah dikatakan klien.
 Teknik Interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan,
dan perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori- teori tertentu.
Tujuannya adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku
klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan
baru.
 Teknik Menyimpulkan Sementara (summarizing) tujuan dari teknik ini
adalah memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik
(feed back) dari hal- hal yang telah dibicarakan bersama konselor, untuk
menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap, untuk
meningkatkan kualitas diskusi, mempertajam atau memperjelas fokus atau
arah wawancara konseling.
 Teknik Memimpin dalam konsultasi bisa memiliki dua arti, pertama
menunjukkan keadaan di mana konselor berada di dalam atau di luar pikiran
klien. Kedua, keadaan di mana konselor mengarahkan pikiran klien kepada
penerimaan perkataan konselor. Teknik ini bertujuan agar pembicaraan klien
tidak menyimpang dari fokus yang dibicarakan dan agar arah pembicaraan
terfokus pada tujuan konseling.
 Teknik Fokus akan membantu klien untuk memusatkan perhatiannya pada
pokok pembicaraan. Ada empat fokus dalam konsultasi, pertama fokus pada
diri klien. Kedua, fokus pada orang lain. Ketiga, fokus pada topik. Keempat,
fokus mengenai budaya.
 Teknik Konfrontasi adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat
adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide
awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan. Tujuannya adalah
mendorong klien untuk mengadakan penelitian diri secara jujur (introspeksi
diri secara jujur), meningkatkan potensi klien, membawa klien kepada
kesadaran adanya diskrepansi (kondisi pertentangan antara harapan seseorang
dengan kondisi nyata di lingkungan) dari klien dengan, inkonsistensi, konflik
atau kontradiksi dalam dirinya.
 Teknik Penjernihan (Clarifying) tujuannya adalah pertama mengundang
klien untuk menyatakan pesanya secara jelas, ungkapan kata- kata yang tegas,
dan dengan alasan- alasan yang logis. Kedua, agar klien menjelaskan,
mengulang dan mengilustrasikan perasaannya.
 Teknik Fasilitating adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien
dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran,
dan pengalamannya secara bebas.
 Teknik Diam dalam konseling bisa dijadikan sebagai suatu teknik. Dalam
konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi. Komunikasi tetap ada,
yaitu melalui perilaku non verbal.
 Teknik Mengakhiri untuk mengakhiri konsultasi, bisa dilakukan konselor
dengan cara :
a. mengatakan bahwa waktu sudah habis,
b. merangkum isi pembicaraan,
c. menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang (menetapkan jadwal
pertemuan sesi berikutnya),
d. mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan,
e. menunjukkan catatan- catatan singkat hasil pembicaraan konseling,
f. memberikan tugas- tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan
pokok pembicaraan apabila diperlukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dalam melakukan pelayanan Kesehatan ternyata tidak sembarangan, semua


nya memiliki prosedur yang sangat rumit dan harus dilakukan oleh ahlinya.,
sekalipun hal itu menyusahkan kita sebagai orang yang membutuhkan pelayanan
Kesehatan. Tapi hal terserbut juga baik untuk kita supaya kita mendapatkan
pelayanan Kesehatan yang baik. Dalam pelayan kesehatan, nakes harus
mempunyai pengetahuan mengenai pasien, obat, penyakit dan identifikasi masalah
kesehatan pasien. Konselor harus mampu menggabungkan pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman. Apabila terjadi kesalahan konselor mempunyai
tanggung jawab atas kesalahan itu.

3.2 SARAN

Meskipun penulis ingin kesempurnaandalam penyusunan makalah ini, akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi.
Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi
banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/pdfcoffee.com_makalah-komunikasi-farmasi-4-pdf-free
%20(1)%20(1).pdf
https://www.scribd.com/doc/36283196/Contoh-Makalah-Prosedur-Pelayanan-Rawat-Jalan
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=konsultasi+pasien+rawat+jalan&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart

Anda mungkin juga menyukai