DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan, dengan judul: ‘’Rekam Medis dan Informed Consent’’.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................5
1.3 TUJUAN ........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................6
A. REKAM MEDIS .........................................................................................................6
B. INFORMED CONSENT ...........................................................................................15
BAB II PENUTUP .................................................................................................................25
KESIMPULAN ..............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari rekam medik, dan mengapa penting untuk
memastikan rekam medik yang akurat dan lengkap?
2. Apa itu informed consent dan bagaimana pentingnya dalam memastikan
bahwa pasien memiliki kontrol atas perawatan fisioterapi yang
diterimanya?
3. Apa saja isu-isu kontroversial terkait dengan pengelolaan rekam medik
dan informed consent pada pasien fisioterapi, seperti privasi pasien, hak-
hak pasien, dan kewajiban fisioterapis?
4. Bagaimana teknologi terbaru mempengaruhi pengelolaan rekam medik
dan informed consent pada pasien fisioterapi, dan bagaimana implikasinya
terhadap praktik fisioterapi di masa depan?
5. Bagaimana fisioterapis dapat memastikan bahwa pengelolaan rekam
medik dan informed consent pada pasien fisioterapi dilakukan dengan
benar dan efektif untuk memberikan perawatan kesehatan yang terbaik
bagi pasien?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari rekam medik dan pentingnya untuk
memastikan rekam medik yang akurat dan lengkap
2. Mengetahui apa itu informed consent dan pentingnya untuk memastikan
bahwa pasien memiliki kontrol atas perawatan fisioterapi yang diterima
3. Mengetahui isu-isu kontroversial terkait dengan pengelolaan rekam medik
dan informent consent
4. Mengetahui bagaimana teknologi terbaru mempengaruhi pengelolaan
rekam medik dan informed consent dan bagaimana cara implikasinya
terhadap praktik
5. Mengetahui bagaimana fisioterapis dapat memastikan bahwa pengelolaan
rekam medik dan informed consent pada pasien dilakukan dengna benar
dan efektif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. REKAM MEDIS
6
3. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan Rekam Medis menurut Direktorat Jendral Pelayanan
Medik (2006: 13- 16) dapat dilihat dari berbagai aspek,antara lain :
Aspek Administrasi
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan.
Aspek Medis
Berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena
cacatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang pasien dan
dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu
pelayanan melalui audit medis, manajemen risiko klinis serta
keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya.
Aspek Hukum
Berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyedian
bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
Aspek keuangan
Berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan
sangan erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan-
tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama
menjalani perawatan di rumah sakit,oleh karena itu penggunaan
system teknologi computer didalam perses penyelenggaraan rekam
medis sangat diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap
instansi pelayanan kesehatan.
7
Aspek Penelitian
Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena
isinya menyangkut data dan informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan
pengetahuan dibidang kesehatan.
Aspek Pendidikan
Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/informasi tentang pengembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada
seorang pasien, informasi tersebut dapat digunakan sebagai
bahan/referesi pengajaran dibidang profesi pendidikan kesehatan.
Aspek Dokumentasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
dan di pakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan
rumah sakit.
8
Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medis yang diterima oleh pasien.
Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta
sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan.
Ayat (3): Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam bentuk ringkasan rekam medis
9
Ayat (3): Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud ayat
(2) dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian
hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain
yang telah diberikan pada pasien.
10
1) Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis
Pasal 46 UU No. 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran
Ayat (1) setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam
medis.Yang dimaksud dengan “Rekam Medis” adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
11
b) Tanggal dan waktu.
c) Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat
penyakit).
d) Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e) Diagnosis
f) Rencana penatalaksanaan
g) Pengobatan dan atau tindakan
h) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan
odontogram klinik dan
j) Persetujuan tindakan bila perlu.
12
3) Rekam Medis Pasien Gawat Darurat
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam
medical record sekurang-kurangnya antara lain:
a) Identitas Pasien
b) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan
kesehatan
c) Identitas pengantar pasien
d) Tanggal dan waktu.
e) Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan,
riwayat penyakit).
f) Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g) Diagnosis
h) Pengobatan dan/atau tindakan
i) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan
pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak
lanjut.
j) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan.
k) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien
yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain dan
l) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
9. Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah seluruh kumpulan peraturan yang
mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan (Hukum
Kedokteran, 2001:7)
13
Dalam hal ini dokter dan tenaga kesehatan lainnya perlu
memahami adanya landasan hukum antara lain :
Dapat kita lihat alat bukti yang dimaksud diatur dalam KUHP
Alat bukti menurut KUHP Pasal 184 ayat (1), yaitu :
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
14
Menurut Pasal 186 KUHAP:
B. INFORMENT CONSENT
15
3. Fungsi informed consent
Proteksi bagi pasien
Mencegah terjadinya tipuan atau paksaan
Mengemukakan hak otonomi perorangan
Agar keputusan-keputusan profesi medis haruslah rasional
Menimbukan rangsangan kepala profesi medis untuk
mengadakan intropeksi terhadap diri sendiri
Ketertiban masyarakan dalam memajukan prinsip otonomi
sebagai salah satu nilai social dan mengadakan pengawasan
dalam penyelidikan bio-medik (Alexander Capron)
16
5. Isi Informed Consent
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
17
Persetujuan atau penolakan tindakan medis harus dalam
kebijakan dan prosedur (SOP) dan ditetapkan tertulis oleh
pimpinan Rumah Sakit.
Memperoleh informasi dan pengelolaan, kewajiban dokter.
Informed Consent dianggap benar:
a) Persetujuan atau penolakan tidakan medis diberikanuntuk
tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik.
b) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa
paksaan (valuentery).
c) Persetujuan dan penolakan tindakan medis dberikan oleh
seseorang (pasien) yang sehat mental dan memang berhak
memberikan dari segi hukum.
d) Setelah diberikan cukup (adekuat) informasi dan penjelasan
yang diperlukan.
Isi informasi dan penjelasan yang harus diberikan:
a) Tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis
yang ada dilakukan (purhate of medical procedure).
b) Tentang tatacara tindak medis yang akan dilakukan
(consenpleated medical procedure)
c) Tentang risiko (risk inherene in sual medical procedures).
d) Tentang risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
e) Tentang alternative tindakan medis lain yang tersedia dan
risiko-risikonya (alternative medical procedure and risk).
f) Tentang prognosis penyakit, bila tindakan dilakukan.
g) Diagnosis .
Kewajiban memberi informasi dan penjelasan
a) Dokter yang melalukan tindakan medis bertanggung jawab.
b) Berhalangan diwakilkan kepada dokter lain, dengan
diketahui dokter yang bersangkutan.
Cara menyampaikan informasi
a) Lisan
b) Tulisan
Pihak yang menyatan persetujuan
a) Pasien sendiri, umur 21 tahun lebih atau telah menikah
b) Bagi pasien kurang dari 21 tahun dengan urutan hak :
18
Ayah/ibu kandung
Saudara saudara kandung
c) Bagi pasien kurang 21 tahun tidak punya orang
tua/berhalangan, urutan hak :
Ayah/ibu adopsi
Saudara-saudara kandung
Induk semang
d) Bagi pasien dengan gangguan mental, urutan hak :
Ayah/ibu kandung
Wali yang sah
Saudara-saudara kandung
Bagi pasien dewasa dibawah pengampuan
(curatelle)
Wali
Curator
e) Bagi pasien dewasa telah menikah/orangtua
Suami/istri
Ayah/ibu kandung
Anak-anak kandung
Saudara-saudara kandung
Cara menyatakan persetujuan
a) Tertulis mutlak pada tindakan medis resiko tinggi
b) Lisan tindakan beresiko
Jenis tindakan medis yang perlu informed consent disusun oleh
komite medic di tetapkan pimpinan RS.
Perluasan tindakan medis selalu yang telah disetujui, tidak
dibenarkan kecuali terpaksa untuk menyelamatkan jiwa.
Untuk tindakan medis tertentu tubektomi, vasektomi, program
KB, harus menunjuk kepada ketentuan lain.
Tidak diperlukan bagi pasien gawat darurat yang tidak
didampingi oleh keluarga pasien.
Format isian Informed Consent persetujuan atau penolakan
a) Diketahui dan ditandatangani oleh kedua orang saksi
perawat bertindak sebagai salah satu saksi.
b) Materai tidak diperlukan.
19
c) Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis
pasien.
d) Formulir harus ditandatangani 24 jam sebelum tindakan
medis dilakukan.
e) Dokter harus ikut membubuhkan tandatangan sebagai bukti
telah diberikan informasi
f) Bagi pasien/keluarga buta huruf membubuhkan cap jempol
ibu jari tangan kanannya.
Pasien menolak tanda tangan penolakan, catatan pada rekam
medisnya.
20
Prosedur Tetap
Prosedur tetap adalah tata cara atau tahapan yang dibakukan
yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja atau
aktivitas.
Sanksi
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut, apabila dokter
dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian
terhadap pasien baik kerugian materil maupun non materil maka akan
dikenakan sanksi pidana, perdata maupun sanksi administrasi seperti :
Sanksi Pidana :
Seorang tenaga kesehatan yang menorehkan benda tajam,
menusukkan jarum atau membius pasien tanpa persetujuannya, dapat
disamakan dengan melakukan penganiayaan, yang dapat dijerat
dengan Pasal 351 KUH Pidana, yang berbunyi :
a) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau denda paling banyak Rp. 4.500,-
21
b) Jika perbuatan itu berakibat luka berat, yag bersalah dipidana
penjara paling lama lima tahun.
c) Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah
dipidana dengan penjara paling lama tujuh tahun.
d) Dengan penganiayaan disamakan marusak kesehatan dengan
sengaja.
Sanksi Perdata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan
kerugian bagi pasien, dapat digugat untuk mengganti kerugian yang di
derita tersebut berdasarkan Pasal 1365, 1367, 1370 atau Pasal 1371
KUH Pedata
Pasal 1365
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, menggantikan kerugian tersebut.
Pasal 1367
Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang
disebabkan perbuatannya sendiri tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya
atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah
pengawasannya.
Pasal 1370
Dalam halnya suatu pembunuhan dengan sengaja atau kurang
hati-hatinya seorang, maka suami atau istri yang ditinggalkan, anak
atau orang tua si korban, yang lazimnya mendapat nafkah dari si
korban, mempunyai hak menuntut suatu ganti rugi yang harus di nilai
menurut kedudukan dan kekayaan kedua belah pihak, serta menuntut
keadaan.
22
Pasal 1371
a) Penyebab luka atau catatnya sesuatu anggota badan dengan sengaja
atau karena kurang hati-hati memberikan hak kepada si korban,
untuk selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, menuntut
penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat
tersebut.
b) Juga penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan
kemampuan kedua belah pihak, dan menurut keadaan.
c) Ketentuan paling akhir ini pada umumnya berlaku dalam hal
menilaikan kerugian, yang diterbitkan dari suatu kejahatan
terhadap pribadi seorang.
23
c) Setiap catatan Rekam Medis harus dibubuhi nama, waktu dan
tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau
tindakan .
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Rekam Medis adalah kompendium (ikhtisar) yang berisi
tentang keadaan pasien selama dalam perawatan penyakitnya atau
selama dalam pemeliharaan kesehatannya yang disusun dalam
bentuk rangkaian yang runtut serta logis (logical sequence).
25
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aep Nurul. 2017. Rekam Medis dan Informed Concent. Uncategorized.
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2017/09/14/rekam-medis-dan-
informed-concent-by-aep-nurul-hidayah/
26