Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN LINGUISTIK

ANALISIS MAJAS HIPERBOLA PADA LIRIK LAGU ALBUM


NAGAI AIDA KIRORO NO MORI KARYA KIRORO

OLEH:

MAY ESKI

1810752029

Dosen Pembimbing

Lady Diana Yusri, S.S.,M.Hum

Jurusan Sastra Jepang

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Andalas

Padang

2021
1. Latar Belakang

Lirik lagu adalah ekspresi seseorang mengenai suatu hal yang telah dilihat, didengar
maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, pencipta lagu melakukan
permainan kata-kata dan bahasa untuk membangun kekhasan daya tarik terhadap lirik atau
syairnya. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun
penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik
yang disejajarkan dengan lirik lagunya sehingga para pendengar semakin terbawa dengan
apa yang dipikirkan pencipta lagu tersebut (Awe, 2003:51).

Seperti yang dikatakan Jakobson (dalam Asep Ahmad Hidayat, 2006:27) fungsi
bahasa adalah sebagai poetic speech (Ujaran yang dipakai dalam bentuk tersendiri dengan
mengistimewakan nilai-nilai estetiknya), emotive speech (menyatakan perasaan, sikap,
emosi penutur), phatic speech (Ujaran berfungsi memelihara hubungan sosial dan berlaku
pada suasana tertentu) , cognitive speech (Ujaran mengacu pada dunia yang sesungguhnya
yang sering diberi istilah denotatif atau informatif), rhetorical (Ujaran berfungsi
memengaruhi dan mengondisi pikiran dan tingkah laku para penanggap tutur) dan
metalingual (Ujaran berfungsi untuk membicarakan bahasa). Penelitian Menurut teori yang
dijelaskan di atas penggunaan majas dalam lirik lagu termasuk dalam fungsi poetic dan
emotive speech. Ini juga diperkuat dengan teori dari M.A.K Holiday (dalam Brown,
1980:194-195) yaitu fungsi personal (mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, reaksi-
reaksi mendalam)dan imajinatif( imajinasi atau ide) . Karena lirik lagu sering digunakan
sebagai media untuk meluapkan perasaan dan emosi pencipta lagu,sebagai wadah untuk
menampung ide dan imajinasi, selain itu lirik lagu juga memiliki nilai estetika atau
keindahan karena pada dasarnya insting manusia ingin menciptakan atau menikmati
sesuatu berbau seni.

Majas termasuk dalam kajian semantik, karena menurut asal-usul kata semantik
berasal dari bahasa Yunani, Sema (nomina) yang berarti tanda atau lambang, dan verba
Samaino yang biasa disebut sebagai menandai atau menandakan. Dimana menurut verhaar
(1999:385) Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna/arti yang
terkandung dalam bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi. Keraf (2007:113)
mengatakan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan pribadi penulis. Sesuai dengan teori diatas bahwa setiap
penulis memiliki gaya bahasanya masing-masing termasuk para pencipta lagu tersebut.

Majas hiperbola termasuk dalam majas pertentangan. Dalam Kokugo Daijiten


(1982:947) juga disebutkan bahwa hiperbola termasuk dalam jenis gaya bahasa
pertentangan,karena pada dasarnya sifat majas hiperbola adalah melebih-
lebihkan,pengembangan dan peluasan makna yang lebih dari kenyataan. Hiperbola adalah
bentuk retorika yang terdiri dari pendapat yang berlebihan namun tidak diartikan secara
harfiah. Itu berarti majas hiperbola tersebut tidak realistis dan tidak logis namun
sebenarnya memiliki makna logis untuk menekankan sesuatu.

Hiperbola dalam bahasa Jepang disebut 誇張法 / kochou hou merupakan gaya bahasa
yang mengandung pernyataan yang berlebihan. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata,
frase, dan kalimat yang baik jumlah, ukuran atau pun sifatnya dilebih-lebihkan dari fakta
yang terjadi sebenarnya dengan maksud untuk memberi kesan dan pengaruh terhadap
karya sastra yang dihasilkan (Tarigan, 2013: 55).

誇張法“Kochouhou” (Hiperbola) Hiperbola adalah ungkapan atau gaya bahasa yang


menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal/topik
yang dibicarakan. Pengertian ini dijelaskan lebih mendalam oleh Seto (2003:201) yaitu :

事実以上に大げさな言いまわし。「描の額」のように事実を過小に

表する場合もあるが、これも大けさな表現法の一種。

Jijitsu ijou ni oogesana imawashi. [byou no gaku] no youni jijitsu wo

kashou ni hyougen suru baai mo aru ga, kore mo daikesana hyōgenhou no isshu.
Ungkapan yang mengatakan sesuatu berlebihan daripada kenyataan.

Dalam hal ini, merupakan jenis dari metode untuk membesar-besarkan dari fakta.

『日本語のレトリック、2002』

Contoh: 一日千秋の思い。

Ichijitsusenshuu no omoi.

Perasaan seribu musim gugur dalam sehari.

白髪三千丈。

Shiragamichijyou.

Panjang tiga ribu uban.

Graham Little (1985:164-166) "Hyperbole is a rhetorical figure which consists in an


exaggerated statement that is not meant to be taken literally. hiperbola adalah majas yang
memiliki makna diluar realita namun sebenarnya memiliki arti logis untuk menekankan
sesuatu makna.

Sesuai dengan yang dikatakan Graham di atas bahwa majas hiperbola merupakan
sesuatu kata atau kalimat yang dilebih-lebihkan dan bukan diambil maknanya secara
harfiah,yang artinya meremehkan melewati batas luar realistis dan cara berpikir yang
logis,tapi sebenarnya memiliki arti yang logis untuk menekankan sesuatu hal.

Jadi dalam hal ini sesuai pengertian diatas dari majas hiperbola pada lagu fungsinya
untuk memperoleh ungkapan perasaan berlebihan serta memberikan makna di luar realita
bagi pendengar musik.

Majas hiperbola juga banyak ditemukan dalam album Nagai Aida Kiroro No Mori
milik kiroro. Kiroro ( キ ロ ロ ) adalah duo pop Jepang dari Yomitan, Okinawa yang
memulai debutnya pada tahun 1996.sebagai band independen, dan kemudian melakukan
debut besar mereka pada tahun 1998 dengan lagu "Nagai Aida (長 い 間) ". Mereka tampil
di Kōhaku Uta Gassen pada tahun 1998, 1999 dan 2001.Nama Duo pop ini beranggotakan
Chiharu Tamashiro ( 玉 城 千 春 Tamashiro Chiharu) (lahir 17 April 1977 (umur 43) di
Okinawa, Jepang) - . vokal Ayano Kinjō (金城 綾乃 Kinjō Ayano) (lahir 15 Agustus 1977
(umur 43) di Okinawa, Jepang) - keyboard.

Duo pop ini cukup terkenal di asia tak terkecuali di Indonesia. salah satu album kiroro
yaitu Nagai Aida kiroro No Mori akan di teliti pada penelitian ini album ini terdiri dari 10
lagu.

Ketika mendengar lagu berbahasa Indonesia, mungkin para pendengar musik akan
dapat dengan mudah menemukan majas hiperbola yang digunakan, sementara jika
mendengarkan lagu berbahasa Jepang, maka para pendengar musik akan kesulitan
mengerti isi lagu tersebut secara utuh dan menemukan bentuk majas hiperbola dalam lirik
lagu tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih detail lagi bentuk-
bentuk majas hiperbola yang terdapat di dalam lirik lagu tersebut dan menganalisis makna
kata katanya, sehingga para pembaca atau pendengar bisa mengetahui dan mengenali lirik-
lirik mana saja yang menggunakan majas, khususnya majas hiperbola, dan memahami
makna dari lirik tersebut.

Berikut contoh penggalan lirik lagu pada Album Nagai Aida kiroro No Mori berjudul
"mirai " yang terdapat majas hiperbola :

夢はいつも 空高くあるから

届かなくて怖いね だけど追い続けるの

自分のストーリー だからこそ 諦めたくない

Yume wa itsumo sora takaku aru kara

Todokanakute kowai ne dakedo oitsudzukeru n

Jibun no story dakara koso akirametakunai

Kita selalu memiliki mimpi setinggi langit

Dan takut jika tak bisa meraihnya, meski begitu kita tetap harus mengejarnya
Karena ini adalah ceritaku, jadi aku tak ingin menyerah

Lirik lagu di atas pada penggalan "yume wa itsumo sora takaku aru kara" jelas
menggunakan majas hiperbola, karena artinya "kita selalu memiliki mimpi setinggi langit
"pada Lirik lagu ini pencipta lagu ingin mengungkapkan tentang menekankan sesuatu
tentang sesuatu cita-cita besar yang harus diraih dengan memasukkan makna hiperbola
didalam nya diartikan bahwa majas hiperbola adalah ujaran yang mengandung
pernyataan berlebihan untuk menekankan sebuah maksud.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan


masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bentuk ungkapan majas hiperbola apa saja yang terdapat pada lirik lagu dalam album
Nagai Aida kiroro No Mori karya kiroro ?

2. Bagaimanakah makna majas hiperbola pada lirik lagu dalam album Nagai Aida No
Mori tersebut?

3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan lebih terfokus guna menghindari pembahasan yang
lebih luas,maka peneliti perlu membatasinya. Adapun batasan nya yaitu penelitian ini
hanya berfokus pada pembahasan makna dan bentuk bentuk ungkapan majas hiperbola
saja, dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada, seperti teori Hiperbola adalah
ungkapan atau gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan dengan
membesar-besarkan sesuatu hal/topik yang dibicarakan ( Seto, 2003:201)

4. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk ungkapan majas hiperbola pada lirik lagu dalam album Nagai
Aida No Mori karya kiroro

2. Untuk mengetahui makna hiperbola pada lirik lagu pada album Nagai Aida kiroro No
Mori Tersebut
5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat secara teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai rujukan pembelajaran majas dan
juga gambaran bagaimana bentuk majas hiperbola dalam bahasa Jepang.

b. Manfaat secara praktis


1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang majas
hiperbola.
2. Bagi pembelajar dapat menambah wawasan dan referensi.

3. Bagi peneliti lainnya sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

6. Tinjauan pustaka

Dalam tinjauan pustaka akan disebutkan referensi yang relevan tentang penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Tinjauan pustaka dilengkapi dengan analisis
persamaan dan perbedaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini, agar dapat
mengetahui kebaharuan penelitian. Pada dasarnya, penelitian ini merupakan penelitian studi
pustaka yang bahan dan datanya diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan
objek yang diteliti. Berikut ini beberapa contoh skripsi yang objek materialnya majas dan
makna yang terkandung :

Skripsi yang berjudul Majas dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green Garden
Pop: Kajian Stilistika milik Sulistianingrum (2016). Di dalam skripsi tersebut berisi tentang
analisis stalistika khususnya majas. Dengan mendeskrepsikan majas menjadi 3 kelompok,
yaitu 1) majas pertentangan 2) majas perbandingan dan 3) majas penegasan. Dalam majas
pertentangan, meliputi: majas antithesis, majas paradoks, dan majas oksimoron. Sedangkan
majas perbandingan, meliputi: majas hiperbola, majas simile, majas sinestesia, majas alegori
dan majas simbolik. Kemudian majas penegasan yang hanya meliputi: majas repetisi, dan
majas retoris saja. Sedangkan perbedaan nya yaitu terletak pada teori, skripsi tersebut
menggunakan kajian stilistika sedangkan si penulis menggunakan kajian semantik .

"Analisis Majas Hiperbola Pada Lagu Jepang (studi deskriptif terhadap lagu super junior
pada album "hero") oleh Dinar triwulandari (2016), Universitas Bahasa Indonesia. Adapun
persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama membahas majas hiperbola pada lagu,
adapun perbedaannya adalah terletak pada objek yang diteliti.

"Majas hiperbola dalam film the simpson the movie: kajian semantis oleh Galih
Wiratama, (2017) dari Universitas Padjadjaran. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah
sama-sama menganalisis majas hiperbola dan dengan analisis sama-sama semantik, adapun
perbedaan ialah objek penelitian tersebut membahas film the Simpsons sedangkan si peneliti
meneliti lagu pada album Nagai Aida Kiroro No Mori karya Kiroro.

Skripsi yang selanjutnya berjudul "analisis majas hiperbola dalam lagu populer Andy lau
"oleh Angga Pranata (2019), Universitas Darma Perssada. Adapun perbedaan skripsi tersebut
dengan peneliti adalah skripsi tersebut menggunakan kajian statistika, sedangkan yang si
peneliti menggunakan kajian semantik.

7. Landasan Teori

. a. Semantik

Semantik merupakan bagian dari ilmu linguistik yang mengkaji mengenai makna kata
dalam suatu kalimat. Semantics is the systematic study of meaning, and linguistic is the study
of how languages organize and express meanings, Semantik berarti studi sistematik makna,
dan semantik linguistik adalah studi bagaimana bahasa mengorganisasikan dan
mengekpresikan suatu makna (Kreidler, 1998:3). Semantik dalam Bahasa Jepang disebut
dengan Imiron. Imiron ( 意 味 論 ) merupakan salah satu bagian dari tataran dari ilmu
linguistik yang terfokus pada makna dalam Bahasa Jepang.

Menurut Chaer (2009: 6-11) Semantik berdasarkan tingkatan atau bagian dari bahasa
sebagai objek penelitian dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1) semantik leksikal yang
merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah leksikon dari suatu bahsa, (2)
semantik gramatikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah
makna-makna gramatikal dari tataran morfologi, (3) semantik sintaksikal yang merupakan
jenis semantik yang sasaran penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang berkaitan dengan
sintaksis, (4) semantik maksud yang merupakan jenis semantik yang berkenaan dengan
pemakaian bentuk-bentuk gaya bahsa, seperti metafora, ironi, litotes, dan sebagainya.

b. Makna

Menurut Chaer, (2009: 65) sebuah kata memiliki arti atau makna konotatif jika
mempunyai nilai rasa baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa, maka
dikatakan tidak memiliki konotasi.Sedangkan makna denotatif adalah makna asli, makna
asal, makna sebenarnya yang dimiliki leksen. Menurut Khoirudin, dkk (2010: 137) makna
konotatif dapat diartikan sebagai makna tambahan, makna sampingan atau makna yang tidak
sebenarnya. Sedangkan makna denotatif dapat diartikan sebagai makna asli, makna lugas,
dan makna sebenarnya sesuai dengan makna yang terdpat dalam kamus. Waridah (2008:
294) menyatakan bahwa makna denotatif adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep
asalnya, apa adanya, tanpa mengalami perubahan makna atau penambahan makna.
Sedangkan makna konotatif adalah makna suatu kata berdasarkan perasaan atau pemikiran
orang lain.Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa makna muncul dari
hubungan antara percakapan satu dengan yang lainnya, dimana dalam setiap percakapan itu
sendiri mengandung arti yang bermanfaat atau bersifat memberikan informasi kepada yang
ditujukan.

c. Majas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa majas adalah suatu
cara untuk mendeskripsikan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang
lain; kiasan.Majas termasuk dalam tataran semantik yaitu cabang linguistik yang
mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi
lain, karena hanyalah suatu kasus khusus dari fungsi implisit (dalam metafora, metonimi,
sinekdok, litotes, ironi, dan lain-lain).

Secara internasional majas merupakan a figure of speech (stylistic device atau rhetorical
device) yaitu salah satu teknik untuk memberikan tambahan makna, gagasan, atau perasaan
dengan menggunakan sebuah kiasan (perangkat gaya atau perangkat retoris ) untuk
memberikan penekanan, kesegaran ekspresi, atau kejelasan.

Gorys Keraf (2007,hlm. 113) mengatakan bahwa majas adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan pribadi penulis. Sesuai
dengan teori diatas bahwa setiap penulis memiliki gaya bahasanya masing-masing
termasuk para pencipta lagu tersebut.

d. Majas hiperbola

Majas hiperbola adalah suatu pernyataan yang berlebihan pada suatu ujaran terhadap
suatu objek. Dengan kata lain, majas hiperbola adalah suatu ekspresi untuk membuat
sesuatu lebih besar atau lebih luas dari yang berdasarkan sebenarnya. Menurut Kennedy
(1983: 687), “the word hyperbole is derived from Greek language, that are ‘hyper’ which
means ‘over’ and ‘ballien’ means to ‘throw’.” Disini dapat diartikan majas hiperbola adalah
ujaran yang mengandung pernyataan berlebihan untuk menekankan suatu
maksud.Pernyataan yang berlebihan ini juga menimbulkan makna yang lebih spesifik
dalam ujaran tersebut. Majas hiperbola sering digunakan dalam percakapan percakapan
sehari-hari untuk mengungkap sesuatu secara mendalam. Dengan menggunakan majas
hiperbola, seseorang dapat mengerti dan memahami jauh lebih dalam dari apa yang
dimaksud oleh penutur. Sehingga petutur bisa menangkap makna yang jauh lebih besar
dari yang seharusnya. Pernyataan yang berlebihan ini dalam kesehariannya sering
digunakan untuk menunjukan efek tertentu terhadap lawan bicara atau pendengarnya.

Hiperbola dalam bahasa Jepang disebut 誇張法 / kochou hou merupakan gaya bahasa
yang mengandung pernyataan yang berlebihan. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata,
frase, dan kalimat yang baik jumlah, ukuran atau pun sifatnya dilebih-lebihkan dari fakta
yang terjadi sebenarnya dengan maksud untuk memberi kesan dan pengaruh terhadap
karya sastra yang dihasilkan (Tarigan, 2013: 55).

誇張法“Kochouhou” (Hiperbola) Hiperbola adalah ungkapan atau gaya bahasa yang


menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal/topik
yang dibicarakan. Pengertian ini dijelaskan lebih mendalam oleh Seto (2003:201) yaitu :
事実以上に大げさな言いまわし。「描の額」のように事実を過小に

表 す る 場 合 も あ る が 、 こ れ も 大 け さ な 表 現 法 の 一 種 。 Jijitsu ijou ni oogesana


imawashi. [byou no gaku] no youni jijitsu wo

kashou ni hyougen suru baai mo aru ga, kore mo daikesana hyōgenhou no isshu.
Ungkapan yang mengatakan sesuatu berlebihan daripada kenyataan.Dalam

hal ini, merupakan jenis dari metode untuk membesar-besarkan dari fakta. 『日本語のレ
トリック、2002』Contoh: 一日千秋の思い。Ichijitsusenshuu no omoi.

Perasaan seribu musim gugur dalam sehari.白髪三千丈。Shiragamichijyou.Panjang tiga


ribu uban.

8. Metode dan Teknik Penelitian

Objek penelitian dari penelitian ini adalah lirik lagu di dalam album Nagai Aida Kiroro
No Mori karya Kiroro, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif.
Menurut Sudaryanto (2015: 15) metode kualitatif merupakan metode yang hanya bersumber
pada kenyataan yang ada ataupun fenomena yang memanglah secara empiris ada pada
penutur- penuturnya sehingga yang dihasilkan ataupun dicatat berbentuk data apa adanya.
Metode deskriptif lebih terfokus pada penelitian yang bersangkutan dengan perilaku ataupun
pemikiran peneliti terhadap ada atau tidaknya penggunaan bahasa daripada mencirikan cara
penanganan bahasa satu demi satu (Sudaryanto, 2015: 62- 63). Oleh sebab itu, hasil yang
didapat dari metode kualitatif ini berupa analisis dari peneliti dengan acuan teori. Untuk
meneliti objek tersebut, peneliti melalui beberapa tahapa, yaitu tahap penyediaan data, tahap
analisi data dan tahap penyajian hasil data.

a. Metode dan Teknik Penyediaan Data

Penyediaan data merupakan sebuah langkah penting dalam proses penelitian yakni untuk
menyediakan data yang akan dianalisis sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari
penelitian. Data ini diperoleh dengan menggunakan metode simak, yaitu dengan menyimak
lirik-lirik lagu yang terdapat dalam album lagu Nagai Aida Kiroro No Mori. Kemudian
dilakukan dengan menggunakan teknik dasar yang berupa teknik sadap dan dilanjutkan
dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak bebas libat cakap.

Teknik ini tidak melibatkan peneliti dalam dialog atau konversasi, atau imbal-wicara
yang berlangsung (Sudaryanto, 2015: 204). Peneliti hanya sebagai pemerhati terhadap calon
data yang terbentuk. Selanjutnya dilakukan dengan teknik catat, yaitu dengan cara mencatat
setiap larik atau kalimat yang mengandung majas hiperbola .

b. Metode dan Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode padan.
Metode padan merupakan metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi
bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 2015:15). Metode padan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial.

Metode ini digunakan untuk menentukan bentuk ungkapan metafora dan makna majas
hiperbola yang terdapat pada satuan lingual yang mengandung hiperbola dalam album Nagai
Aida Kiroro No Mori. Kemudian teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah
teknik pilah unsur penentu. Setiap satuan lingual yang mengandung ungkapan majas
hiperbola dan makna hiperbola dalam album Nagai Aida Kiroro no Mori dianalisis untuk
menemukan jenis hiperbola dan makna ungkapan metaforisnya.

c. Metode dan Teknik Penyajian Data

Hasil analisis data disajikan dengan metode penyajian informal. Metode ini merupakan
metode yang perumusannya menggunakan kata atau kalimat biasa tanpa menggunakan tanda
dan lambang-lambang tertentu (Sudaryanto, 2015: 231). Pada penelitian ini menggunakan
metode penyajian informal karena metode tersebut memungkinkan penjelasan suatu kaidah
secara detail dan rinci. Metode penyajian informal ini sesuai digunakan untuk penelitian
deskriptif kualitatif.
9. Sistematika Penulisan

Berisi tentang penjelasan masing-masing bab penelitian yang ditulis dalam paragraf.

Bab I : Berisi pendahuluan yang terdiri atas, Latar Belakang,Permasalahan, tujuan

penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Berisi tinjauan pustaka dan landasan teori. Penulis pada bab ini memunculkan
penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan yang akan diteliti dan teori – teori
yang digunakandalam penelitian.

Bab III : Berisi hasil analisis data yang telah dikumpulkan lalu mengklasifikasikan data
ke dalam kriteria yang ada dan mendeskripsikannya.

Bab IV : Berisi penutup yang meliputi simpulan dan saran.


DAFTAR PUSTAKA

Kiroro jpop wiki fandom https://jpop.fandom.com/wiki/Kiroro diakses pada tanggal 14 februari


jam 14:47 WIB.

Kiroro-mire cover by Xross -hearthby Xross heart band-sound cloud


https://m.soundcloud.com/xross-heart/kiroro-mirai-e-cover-by-xross-heartdiakses pada
tanggal 14 februari jam 14:17 WIB.

Kiroro music ,videos, stats, and photos https://www.last.fm/music/Kiroro diakses pada tanggal
14 februari jam 14:20 WIB.

Nagai Aida – Kiroro No Mori –by kiroro on apple music


https://www.hmv.co.jp/en/artist_Kiroro_000000000110365/item_-USED-Cond-A-Nagai-
Aida-Kiroro-No-Mori_8384527Diakses pada tanggal 14 februari jam 14:50 WIB.

Pranata, Angga 2019. Analisis Majas Hiperbola dalam Lirik Lagu Populer Andy Lau. Other
thesis. Universitas Darma Persada.http://repository.unsada.ac.id/1476/ diakses pada
tanggal 14 februari jam 13:44 WIB.
Sulistianingrum, Tia 2016. Majas Dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green Garden
Pop: Kajian Stilistika 文体論の研究で吉岡ゆいのアルバム「GREEN GARDEN
POP」の 歌詞に含まれる比喩. Undergraduate thesis, Universitas
Diponegorohttp://eprints.undip.ac.id/50118 Diakses pada tanggal 14 februari jam 11:9
WIB.

Sucipto, Tobias 2013. Majas Simile dan Hiperbola Dalam Novel Percy Jackson-The Last
Olympians Karya Rick Riodans: Satu Kajian Semantis
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/3963diakses pada tanggal 14
februari jam 11:.23 WIB
Thabroni, Gamal 2020.
https://serupa-id.cdn.ampproject.org/v/s/serupa.id/majas-hiperbola-pengertian-contoh-
dan-penjelasannya/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16133179060628&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s diakses pada tanggal 14 februari
jam 12:34 WIB .

Triwulandari, Dinar ( studi deskriptif tarhadap lagu super junior pada album “ hero”)
https://ejournal.upi.edu/index.php/japanedu/article/view/2651Diakses pada tanggal 14
februari jam 11: 24 WIB.
Wiramata, Galih 2017 “Majas hiperbola dalam film the Simpsons movie kajian semantic”
https://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/year/2020/docId/25946 Diakses pada
tanggal 14 februari jam 12:4 WIB.

Anda mungkin juga menyukai