SKRIPSI
Oleh :
RISKI KURNIAWAN
163210026
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2021
i
ANALISIS AKTIVITAS HARIAN RUSA SAMBAR (Cervus
unicolor) DI KANDANG DEMPLOT LITBANG RUSA BP2LHK
AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Oleh :
RISKI KURNIAWAN
163210026
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2021
ii
ANALISIS AKTIVITAS HARIAN RUSA SAMBAR (Cervus
unicolor) DI KANDANG DEMPLOT LITBANG RUSA BP2LHK
AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun
Oleh :
RISKI KURNIAWAN
163210026
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
iii
Tanggal Lulus :....................................
iv
PERNYATAAN
Riski Kurniawan
NPM : 163210026
i
RINGKASAN
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
metode Focal Animal Sampling. Metode Focal Animal Sampling yaitu suatu cara
interval waktu yang telah ditentukan (Altman, 1973). Data sekunder merupakan data
penunjang yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Data ini diperoleh dengan cara
studi literatur tentang aktivitas harian rusa sambar serta data pendukung lainnya
seperti karakteristik lokasi penelitian dan keadaan umum lokasi penelitian. Analisis
data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk pengolahan data dengan cara mencatat semua
aktivitas harian rusa sambar, kemudian dihitung persentase aktivitas harian setiap
individu rusa sambar yang diamati. Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik. Perhitungan persentase aktivitas harian setiap individu dilakukan dengan
Hasil penelitian tang telah dilakukan, didapati bahwa rusa sambar di Kandang
Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun yang terdiri dari
1 jantan dewasa (Tangguh), 1 jantan remaja (Jonggi), 2 betina remaja (Nauli dan
Tegar), 1 betina muda (Lintang), dan 1 jantan anakan (Rimba), melakukan aktivitas
berpindah (bergerak), istirahat, tidur, makan, sosial, dan lainnya meliputi grooming,
defekasi, urinasi, serta aktivitas tambahan yang didapat dilapangan yaitu menyusui
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan dari Bapak Poniran
Muslimun Nahdlatul Ulama (NU) Bahsulung pada tahun 2013, serta menyelesaikan
menjadi Ketua Panitia Kegiatan Kemah Kerja Rimbawan (KKR) Tahun 2018. Tahun
2019 penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Usaha (KKU) di Taman Nasional
Pada tahun 2020 penulis telah melakukan penelitian untuk skripsi yang
Demplot Litbang Rusa, BP2LHK Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. Skripsi ini
adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan Kehutanan (S.Hut) di
Universitas Simalungun,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
Rusa Sambar (Cervus unicolor) Di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek
Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera Utara’’, adalah salah satu syarat untuk
dimiliki penulis dalam menyusun laporan hasil penelitian ini, baik dalam penulisan
1. Ibu Tri Astuti, S.P, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing skripsi atas bimbingan,
saran, dan motivasi yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.
2. Ibu Dr. Tioner Purba, S.Hut, M.P selaku Anggota Komisi Pembimbing skripsi
serta Pembimbing Akademik atas segala bantuan, bimbingan, saran, dan motivasi
3. Ibu Rozalina, S,Hut, M,Si selaku Kepala Program studi Kehutanan, Fakultas
iv
5. Seluruh Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Simalungun yang telah memberikan bimbingan, dan ilmu yang diberikan selama
perkuliahan.
Simalungun.
pihak Kelti PSDA (Pelestarian Sumber Daya Alam) yang telah banyak membantu
8. Teristimewa penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu selaku kedua Orang tua dan
seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang, moril, semangat, motivasi,
9. Abang Jun Sinaga sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu penulis
selama proses penelitian di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli.
10. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa/i Program Studi Kehutanan (PCSI USI), Fakultas
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan laporan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini
Penulis
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ...............................................................................................................i
PERNYATAAN ..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xi
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian...............................................................................................3
C. Manfaat Penelitian.............................................................................................4
D. Kerangka Penelitian...........................................................................................4
vii
III. METODE PENELITIAN...................................................................................16
a. Grooming .............................................................................................30
b. Defekasi ...............................................................................................31
c. Urinasi..................................................................................................31
viii
d. Menyusui..............................................................................................32
e. Menyusu...............................................................................................32
A. Kesimpulan ......................................................................................................33
B. Saran .................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................35
LAMPIRAN................................................................................................................37
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rusa sambar adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia. Rusa
sambar (Cervus unicolor) merupakan rusa terbesar untuk daerah tropik dengan
sekitar Sumatera (Whitehead, 1994). Rusa sambar juga merupakan jenis rusa yang
besar dan mempunyai kaki yang panjang, warna kulit, dan rambut coklat tua, bagian
perut berwarna lebih gelap sampai kehitam-hitaman, rambut kuku kasar dan pendek.
terus berkurang akibat perburuan liar dan semakin tingginya degradasi habitat aslinya
(Ma’ruf, Atmoko dan Ismed, 2006). Populasi sebenarnya rusa sambar tidak diketahui
dengan pasti dan diperkirakan terancam punah karena sering diburu oleh masyarakat
untuk dikonsumsi dagingnya maupun bagian tubuh lainnya yang disukai masyarakat.
tentang Penetapan Jenis Tumbuhan Dan Satwa yang dilindungi memasukkan semua
jenis dan genus Cervus kedalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang
dilindungi. Rusa juga termasuk dalam kategori terancam punah dalam daftar Apendix
1
I CITIES sehingga keberadaannya harus dijaga dan tidak dibenarkan melakukan
populasi rusa sambar pada habitat aslinya dikarenakan adanya perburuan liar oleh
masyarakat (Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994) dan kerusakan habitat (Garteasih et al,
2008).
Rusa sambar yang mengalami penurunan populasi ini perlu dilestarikan, salah
satu upaya untuk menjaga kelestarian rusa sambar adalah kandang dengan istilah
Demplot. Fungsi utama demplot tersebut adalah sebagai konservasi untuk melakukan
berbagai upaya perawatan dan pemeliharaan satwa rusa sambar dalam rangka
konservasi alami. Selain aspek pakan dan habitat yang dilakukan perawatan, perlu
diketahui perilaku atau aktivitas dari rusa sambar tersebut, untuk menentukan
meningkatkan jumlah populasi rusa sambar, Oleh karena itu, dilakukan penelitian
tentang pengamatan ini mengenai aktivitas harian rusa sambar dengan menggunakan
organisme dan lingkungannya. Aktivitas dapat terjadi akibat stimulus dari luar, dapat
juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan
motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium.
Aktivitas satwa liar adalah ekspresi suatu hewan yang ditimbulkan oleh semua
2
dari individu maupun dari populasi satwa liar untuk menyesuaikan dan
memanfaatkan keadaan lingkungan agar dapat hidup dan berkembang biak secara
normal (Alikodra, 2002). Ilmu tentang aktivitas satwa/hewan dalam bahasa ilmiah
yaitu “Etologi” berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yakni “Ethos”
yang berarti karakter dan “Logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. adalah suatu
cabang ilmu zoologi (hewan) yang mempelajari tentang aktivitas atau tingkah laku
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, serta hasil
3
penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah bagi pengelolaan berkelanjutan
tentang rusa sambar bagi pihak terkhusus maupun pihak BP2LHK Aek Nauli
Kabupaten Simalungun.
D. Kerangka Pemikiran
Kandang Demplot Litbang Rusa atau yang lebih dikenal dengan nama Andeer
(Aek Nauli Deer) merupakan kandang dengan sistem “Demplot” (Demonstrasi Plot)
yang dikelola oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan
pengembangan, sebagai sarana penelitian konservasi satwa liar terutama rusa sambar
untuk masyarakat sekaligus menunjang satwa liar untuk meningkatkan populasi serta
Nauli yaitu jenis rusa sambar (Cervus unicolor). Rusa sambar yang terdapat di
kandang tersebut sebanyak 6 individu, yang terdiri atas 1 jantan dewasa, 1 jantan
remaja, 2 betina remaja, 1 betina muda, dan 1 jantan anakan. Sejak dibangun pada
tahun 2018 sampai sekarang belum banyak penelitian yang dilakukan di Kandang
Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli, sehingga masih minim data dan
satu data yang diperlukan dalam pengelolaan rusa sambar di Kandang Demplot
Litbang Rusa BP2LH Aek Nauli adalah data mengenai aktivitas hariannya.
4
Pengumpulan data aktivitas harian rusa sambar dilakukan dengan
menggunakan metode Focal Animal Sampling. Aktivitas harian rusa sambar yang
diamati yaitu aktivitas bergerak (berpindah), istirahat, tidur, makan, sosial, serta
aktivitas lainnya meliputi grooming, defekasi, urinasi, serta aktivitas lainnya yang
selanjutnya dianalisis melalui teknik penyajian data baik tabulasi atau grafik secara
Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli, akan dibandingkan antara aktivitas rusa sambar
pada pengamatan siang hari dengan pengamatan aktivitas pada malam hari. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aktivitas harian rusa sambar,
serta dapat menjadi dasar ilmiah bagi pengelolaan berkelanjutan rusa sambar bagi
pihak terkhusus maupun pihak BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun. Diagram
5
Kandang Demplot Litbang Rusa
BP2LHK Aek Nauli
Rusa Sambar
(Cervus Unicolor)
Penelitian
Analisis Aktivitas Harian Rusa Sambar (Cervus unicolor) Di Kandang Demplot Litbang
Rusa P2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun
Hasil Penelitian
Sebagai dasar ilmiah bagi pengelolaan rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa
BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
Aktivitas satwa liar adalah ekspresi suatu hewan yang ditimbulkan oleh semua
dari individu maupun dari populasi satwa liar untuk menyesuaikan dan
memanfaatkan keadaan lingkungan agar dapat hidup dan berkembang biak secara
normal (Alikodra, 2002). Kondisi alam biasanya satwa rusa hidup berkelompok dan
aktif pada malam hari (nocturnal), sedangkan pada kondisi habitat bukan alami
aktivitas satwa liar berubah aktif siang hari (diurnal), karena sifat liar hidup di alam
perlahan berganti dengan sering terjadi perjumpaan dengan manusia atau aktivitas
manusia.
alam, rusa melakukan aktivitas yang agresif, melakukan persaingan, dan bekerja sama
dikarenakan rusa dikandang lebih sering berjumpa serta berinteraksi dengan manusia,
misalnya aktivitas rusa sambar dalam mendapatkan makanan, jika dialam rusa sambar
harus bersaing dalam mencari makanan, di kandang telah disediakan pakan drop in
bagi satwa, hal tersebut lambat laun akan merubah sifat atau aktivitas rusa sambar
7
B. Rusa Sambar (Cervus unicolor)
cenderung lebih aktif pada malam hari, namun ketika sudah berada di dalam kandang
akan cenderung aktif pada siang hari. Hal ini yang menyebabkan rusa sambar
merupakan salah satu jenis rusa yang dapat dikelola karena mudah beradaptasi
dengan lingkungan di luar habitatnya. Penyebaran rusa sambar meliputi Sumatera dan
Kalimantan. Rusa merupakan jenis hewan yang termasuk jenis kelas mamalia,
Dan Satwa menetapkan bahwa rusa, yang dilindungi adalah jenis rusa bawean (Axis
kuhlil), rusa timor (Cervus timorensis), rusa sambar (Cervus unicolor), kijang
Rusa sambar merupakan salah satu jenis rusa asli Indonesia yang
Adapun klasifikasi dari satwa rusa sambar (Cervus unicolor) sebagai berikut :
Filum : Kordata
8
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Genus : Cervus
Jantan Betina
9
bulan betinanya
Sumber: Suba (2007), yang dimodifikasi dari Mason (2006) dan Schaller (1967)
Tabel 2. Struktur Kelas dan Umur Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang
Habitat dapat diartikan sebagai suatu kesatuan tempat yang memiliki fungsi-
fungsi bagi satwa untuk mendapatkan pakan, air, perlindungan, dan berkembangbiak.
Rusa adalah satwa liar yang memerlukan air setiap harinya untuk mandi dan
Habitat yang disukai rusa sambar adalah hutan terbuka, padang rumput
(savana), semak, dan bahkan rusa dapat dijumpai pada aliran sungai serta daerah yang
berawa (Garsetiasih, 1996). Hutan yang terbuka atau padang rumput dan hidup pada
berbagai ketinggian mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi hingga
10
ketinggian 2.600 Mdpl. Semak belukar yang rapat biasanya digunakan sebagai tempat
Menurut Hoogerwerf (1970), rusa dapat hidup dengan baik pada daerah yang
kering, bahkan rusa sambar yang hidup pada daerah kering lebih baik
pertumbuhannya jika dibandingkan dengan rusa yang hidup pada daerah hujan. Hal
tersebut dikarenakan kebutuhan rusa akan air sangat sedikit atau minimum.
Berdasarkan habitatnya inilah, terkadang rusa memiliki aktivitas makan yang terlihat
berbeda, yakni apabila rusa berada di padang rumput atau savana, karena rusa
termasuk satwa grasser. Jika berada di daerah hutan dan semak, rusa cenderung
browser, situasi ini disesuaikan dengan habitat tempat rusa tersebut tumbuh.
adalah cover penting dalam kehidupan satwa, karena bukan hanya pakan saja yang
terhadap predator merupakan bagian dari fungsi vegetasi. Selain vegetasi, air
merupakan salah satu komponen habitat yang dibutuhkan oleh satwa untuk proses
metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan satwa terhadap air tergantung kondisi habitat,
sedangkan ruang digunakan satwa untuk dapat melakukan aktivitas alaminya, seperti
tergantung pada besarnya jenis satwa. Semakin besar ukuran satwa maka semakin
E. Konservasi Ex situ
11
Konservasi ex situ adalah kegiatan konservasi di luar habitat aslinya, satwa
tersebut diambil, dipelihara pada suatu tempat tertentu yang dijaga keamanannya
konservasi dengan sistem ex situ merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan
populasi satwa liar yang mulai terancam keberadaannya. Prinsip yang harus
diperhatikan dalam konservasi ex situ adalah memenuhi kebutuhan satwa untuk hidup
satwa tersebut dapat bereproduksi dengan baik. Selain itu, keberhasilan usaha
budidaya dari suatu spesies sangat didukung oleh pengetahuan dari aktivitas satwa
demplot, atau taman hewan. Salah satu bentuk konservasi ex situ adalah demplot.
Demplot adalah suatu kegiatan untuk mengembangbiakan satwa liar yang bertujuan
alamnya (Thohari, 1987). Taman Hewan adalah taman tempat satwa dipelihara dalam
lingkungan buatan, yang tujuan utamanya untuk kegiatan wisata, selain itu, taman
hewan juga berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset, dan sebuah tempat konservasi
Kondisi kandang berbeda dengan habitat alami. Habitat alami menuntut satwa
untuk berjuang secara individu atau kelompok dalam mencari pakan dan
12
terjadi peningkatan nutrisi, berkurangnya predator alami dan bertambahnya
satwa liar terutama rusa sambar untuk meningkatkan populasi serta dipadukan dengan
kegiatan wisata, wisata ilmiah yang dapat pengunjung lakukan berupa pengetahuan,
pengelolaan kandang mulai dari, pengenalan jenis pakan alami, pakan tambahan, dan
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli tanggal
29 Januari 2016 bahwa Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di
bidang penelitian dan pengembangan hutan yang berada di bawah pimpinan seorang
Kepala Balai.
13
3. Penelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan.
pengembangan.
5. Pengelolaan KHDTK dan Hutan Litbang yang menjadi tanggung jawab balai.
BP2LHK Aek Nauli kini memiliki beberapa bidang Kelti (Kepala Peneliti)
yang umumnya bertujuan untuk sarana riset dan pendidikan yakni sebagai berikut:
a. Pengenalan tentang pohon pinus, pohon barus, dan pohon macadamia serta
hasil uji coba minyak atsiri yang berbahan baku dari serasah pinus.
b. Pengenalan dan tahap awal pembuatan kompos serta kertas yang berbahan
3. Galeri, meliputi :
14
b. Teknik pembuatan sarang lebah, kegiatan pemindahan lebah dari glodok ke
a. ANECC (Aek Nauli Elephant Conservation Camp), yaitu wisata edukasi serta
atraksi gajah.
Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Disana kita bisa melihat flora dan
kawanan kera (Macaca Sp), serta satwa langka endemiknya yaitu Siamang
(Symphalangus syndactylus).
c. ANDEER (Aek Nauli Deer), yaitu wisata ilmiah Demplot Litbang Rusa
d. Galeri Lebah, wisata pembuatan stup lebah dan pemanenan madu yang
15
III. METODE PENELITIAN
Kabupaten Simalungun, dimulai pada akhir bulan Agustus sampai bulan September
2020.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, jam tangan, alat tulis
kantor (ATK), seperti, bolpoin, papan alas tulis, tally sheet (lembar pengamatan), dan
laptop. Objek untuk penelitian yang diamati adalah enam individu rusa sambar di
Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli. Pengumpulan data aktivitas
rusa sambar dilakukan dengan menggunakan metode Focal Animal Sampling dan
berupa aktivitas harian rusa sambar, selain itu juga dikumpulkan data sekunder
sebagai pendukung meliputi, gambaran umum lokasi penelitian, yaitu BP2LHK Aek
16
Nauli. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya dianalisis melalui
Selama pengamatan, semua data terkait aktivitas rusa sambar akan difoto
menggunakan kamera, dan semua data yang yang terkait dan telah diketahui akan
dicatat. Data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa dokumen pengelolaan,
C. Batasan Penelitian
pertama (siang) dimulai dari pagi hari pukul 07.00 WIB sampai dengan sore hari
pukul 19.00 WIB (12 jam), dan pengambilan data pada 6 hari setelahnya (malam)
dimulai dari malam hari pukul 19.00 WIB sampai dengan pagi hari pukul 07.00
2. Objek penelitian ini adalah enam individu rusa sambar di Kandang Demplot
Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli yang terdiri dari 1 jantan dewasa, 1 jantan
dan berdiri), tidur, makan, sosial, dan lainnya (grooming, defekasi, urinasi serta
17
1. Waktu Pelaksanaan
2. Prosedur Kerja
dengan metode Focal Animal Sampling, bolpoin, papan alas tulis, kamera,
Dua orang praktikan mengamati dua rusa dengan mengisi lembar kegiatan
pengamatan (tally sheet) pada setiap interval 5 menit pada kolom yang
a. Data Primer
18
Sampling yaitu suatu cara pengamatan satwa dengan mencatat aktivitas hariannya
rusa sambar, termasuk pula pada perpindahan lokasi yang dilakukan bersama
individu rusa sambar lain, tetapi aktivitas ini tidak termasuk saat objek
3. Aktivitas tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, dimana persepsi dan
4. Aktivitas makan meliputi proses makan dan minum. Urutan pada aktivitas
(memamahbiak).
5. Aktivitas sosial meliputi interaksi yang terjadi antar rusa sambar yang terjadi
individu satwa terhadap individu satwa lainnya, biasanya dilakukan oleh induk
kepada anaknya atau terhadap sesama satu jenis spesies, grooming juga
19
merupakan aktivitas pada satwa untuk merawat dirinya dari ektoparasit yang
pakan yang sudah tidak digunakan dalam bentuk feces. Urinasi merupakan
aktivitas membuang kotoran dalam bentuk cair. Pola aktivitas rusa yang
berinteraksi grooming biasanya dilakukan oleh induk kepada anak atau kepada
b. Data Sekunder
tersebut. Data ini diperoleh dengan cara studi literatur tentang aktivitas harian rusa
sambar serta data pendukung lainnya seperti karakteristik lokasi penelitian dan
F. Pelaksanaan Penelitian
dilakukan selama 12 hari efektif secara terus-menerus dengan pengumpulan data pada
minggu pertama (siang hari) dimulai pada pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB dan pada
minggu kedua (malam hari) dimulai pada pukul 19.00 WIB – 07.00 WIB dengan
interval waktu pengambilan data setiap 5 menit pada setiap individu. Pemilihan
waktu pengamatan dilakukan agar dapat mengetahui waktu mulai aktivitas dan
istirahat rusa sambar, serta perbandingan aktivitas rusa antara siang hari dan malam
hari.
20
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitatif dan analisis
mencatat semua aktivitas harian rusa sambar, kemudian dihitung persentase aktivitas
harian setiap individu rusa sambar yang diamati. Hasil perhitungan disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik. Perhitungan persentase aktivitas harian setiap individu
A
Presentase Aktivitas % = x 100 %
n
Keterangan :
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mempengaruhinya, baik faktor dari dalam satwa itu sendiri seperti insting
maupun dari luar seperti suara, pandangan, dan rangsangan. Faktor yang
1979).
Hasil pengamatan dilapangan pada siang hari didapat bahwa persentase dari
Istirahat oleh Rimba 23.8 %, Tidur oleh Rimba 58.1 %, Makan oleh Nauli 25.2 %
serta Lainnya oleh Rimba 50.3 %. Adapun data tersebut telah dicantumkan dalam
Tabel 3. Data Aktivitas Harian Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang Rusa
22
BP2LHK Aek Nauli (Pengamatan Siang Hari)
B I T M S L B I T M S L
h 4
1 6
8 8
6 5
Total 948 4.761 11 2.525 0 282 99. 99.7 99.9 99. 0 99.7
7 8 7
Keterangan :
23
T : Tidur M : Makan
S : Sosial L : Lainnya
70
58.1
60
50.3
50
40
31 29.9
30 23.8 25.2
22.1 21.4
17.8 18.6 18.5
20 15.3 17.1
16.7 16.9 15.8 16.6
11.6 12
8.2 9.1 9.9 8.5
10 7.4 6 7.4
1.71.7 0.2
0
B er ger ak I s ti r a h a t Ti d u r Makan So si al L ai n n ya
meliputi, Bergerak oleh Lintang sebesar 29.7 %, Istirahat oleh Tangguh 19.9 %,
Tidur oleh Rimba 24.3 %, Makan oleh Nauli 23.5 %, dan Lainnya oleh Tegar 39.1 %.
Adapun data tersebut telah dicantumkan dalam bentuk tabulasi dan grafik
24
Tabel 4. Data Aktivitas Harian Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang Rusa
B I T M S L B I T M S L
Jonggi 126 839 213 253 0 9 15.6 17.7 14.8 17.7 0 3.7
Lintang 239 655 233 293 0 20 29.7 13.8 16.2 20.5 0 8.3
Total 804 4.737 1.436 1.423 0 240 99.7 99.8 99.8 99.7 0 99.9
Keterangan :
T : Tidur M : Makan
S : Sosial L : Lainnya
25
45
39.1
40
35
29.7
30
24.3 23.5
25
19.4 19.9 20.5
20 17.7 18.3 17.4 17.7 17.3
16.7 17
15.6 15.3 16.2
14.8 13.8 14.8 15
15 13.6
11.9 12.1
9.5
10 8.3
4 4.7
5 2.93.7
0
B er ger ak I s ti r a h a t Ti d u r Makan So si al L ai n n ya
1. Aktivitas Berpindah
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa sambar
yang bernama “Nauli” merupakan individu rusa sambar yang paling banyak
Tegar 17.8 %, Lintang 11.6 %, Rimba 9.1 %, dan Tangguh 8.2 %. Sementara pada
aktivitas malam, aktivitas berpindah lebih didominasi Lintang 29.7 %, Tegar 19.4 %,
26
35 31 35
29.7
30 30
25 22.1 25
19.4
20 17.8 20 15.6
13.6
15 11.6 15 11.9
9.1 8.2 9.5
10 10
5 5
0 0
Persentase li i r g a h g r i li a h
au gg ga an b u an ga gg au
b u
n Te t im gg t Te n m gg
N Jo in R n in Jo N Ri n
L Ta L Ta
Siang Malam
Gambar 6. Grafik Aktivitas Berpindah Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam
Individu rusa Nauli mendominasi aktivitas berpindah yang paling aktif pada
siang hari, dikarenakan pada saat pengamatan individu rusa Nauli yang merupakan
indukan betina dari individu rusa Lintang, aktif berpindah diduga dilakukan individu
Nauli untuk mencari makan, aktivitas berpindah banyak dilakukan rusa sambar pada
pagi hari pada pukul 07.00 WIB, hal ini terjadi karena pada jam tersebut pakan drop
mencari makan berupa vegetasi dan rumput di dalam kandang. Hal ini didukung
dengan pernyataan Dewi dan Wulandari (2011) bahwa umumnya aktivitas berpindah
dilakukan rusa dari satu areal vegetasi ke areal vegetasi lainnya untuk mencari
makan.
Untuk aktivitas malam hari didominasi oleh anakan rusa yaitu Lintang,
Lintang yang berusia 1 tahun merupakan anakan dari individu rusa Nauli, yang
27
dimana individu rusa anakan pada umur antara 1 – 2 tahun memiliki karakteristik
2. Aktivitas Istirahat
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa sambar
Rimba merupakan individu rusa sambar yang melakukan aktivitas istirahat paling
banyak dengan persentase 23.8 %, kemudian Tegar 17.1 %, Lintang 16.9 %, Tangguh
16.7 %, Jonggi 15.3 %, serta Nauli 9.9 %. Aktivitas pada malam hari menunjukkan
bahwa aktivitas istirahat lebih didominasi oleh Tangguh dengan persentase 19.9 %,
Rimba 18.3 %, Jonggi 17.7 %, Tegar 15.3 %, Nauli 14.8 %, dan Lintang 13.8 %.
Siang Malam
Gambar 7. Grafik Aktivitas Istirahat Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam
disediakan oleh pihak pengelola, baik tempat yang dibuat maupun dibawah pohon,
dan biasanya aktivitas istirahat akan terjadi disaat rusa tidak melakukan aktivitas
dilakukan oleh individu rusa Rimba, dimana Rimba yang pada saat itu berusia 11
28
bulan merupakan anakan rusa dari individu indukan rusa Tegar. Hal itu dibuktikan
bahwa anakan rusa yang berumur dibawah 1 tahun masih perlu pengawasan dari
induk betinanya, serta anakan rusa di umur dibawah 1 tahun belum aktif bergerak dan
Pada aktivitas malam hari individu rusa Tangguh lebih mendominasi, hal ini
diduga karena, Kandang Demplot Litbang Rusa merupakan wisata, untuk itu rusa
telah beradaptasi dengan adanya pengunjung, yaitu rusa akan selalu mendekat jika
pengunjung datang walaupun dalam keadaan istirahat, sehingga waktu istirahat rusa
menjadi berkurang. Pola aktivitas istirahat rusa berubah, karena adanya pengunjung,
yaitu semakin datang pengunjung, semakin berkurang istirahat, hal ini karena adanya
gangguan, ketika ada pengunjung, rusa berdiri dan bergerak mendekati pengunjung di
pinggir kandang.
3. Aktivitas Tidur
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa sambar
Rimba merupakan individu yang melakukan aktivitas tidur paling lama dengan
persentase 58.1 %, diikuti Lintang 29.9 %, Tegar 8.5 %, Tangguh dan Jonggi masing-
masing melakukan aktivitas tidur dengan persentase yang sama yaitu, 1.7 %, dan
individu rusa sambar Nauli menjadi satu-satunya individu rusa sambar yang selama
12 jam pada siang hari tidak ada melakukan aktivitas tidur. Pada aktivitas malam hari
29
persentase 24.3 %, Nauli 17,4 %, Lintang 16,2 %, Tegar 15 %, Jonggi 14,8 %, dan
Tangguh 12.1 %.
70 30
58.1 24.3
60 25
50 20 17.4 16.2
40 15 14.8
29.9 15 12.1
30
20 10
8.5 5
10 1.7 1.7 0
0 0
Persentase a g r h i li a li g ar i h
b an ga gu gg au
b
au
n g gg u
im nt Te g n N im N ta Te n gg
R
Li
n Jo R
Li
n Jo n
Ta Ta
Siang Malam
Gambar 8. Grafik Aktivitas Tidur Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang. Data yang diperoleh dari hasil
tertinggi, yakni pada siang hari 58.1 % dan pada malam hari 24.3 %. Data bahwa
individu rusa Rimba lebih mendominasi aktivitas tidur didukung oleh fakta
bahwasannya individu rusa Rimba merupakan individu rusa yang masuk ke kelas
umur anakan (Umur dibawah 12 bulan), sehingga masih perlu pengawasan induk
betinanya dan belum terlalu aktif, sehingga memerlukan waktu tidur yang tinggi.
drop in dari keeper yang dilakukan pada pagi dan siang hari. Pemberian pakan
tersebut menyebabkan rusa sambar banyak melakukan aktivitas makan pada siang
30
hari, sehingga rusa tersebut cenderung aktif pada siang hari dan berakibat pada
minimnya aktivitas tidur pada siang hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Hoogerwerf (1970) bahwa rusa sambar yang berada di konservasi ex situ cenderung
lebih aktif pada siang hari (diurnal) daripada malam hari (nocturnal).
4. Aktivitas Makan
individu Nauli 25.2 %, diikuti Tangguh 21.4 %, Jonggi 18.6 %, Lintang 18.5 %,
Tegar 15.8 %, serta Rimba dengan persentase 0,2 %. Pada waktu malam hari, hasil
pengamatan menunjukkan Nauli 23.5 %, Lintang 20.5 %, Jonggi 17.7 %, Tegar 17.3
30 25 23.5
25.2 20.5
25 21.4 20 17.7 17.3 16.7
20 18.6 18.5
15.8 15
15
10
10
4
5 5
0.2
0 0
Persentase li h i g r a
au gu gg an
a b
n eg im
N n
g
Jo nt T R
Ta Li
Siang Malam
Gambar 9. Grafik Aktivitas Makan Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam
31
Aktivitas makan diawali dengan pemilihan makanan menggunakan
yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa individu rusa Nauli paling banyak
melakukan aktivitas makan dengan persentase pada siang hari sebesar 25.2 % dan
pada malam hari sebesar 23.5 %. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Ishak (1996),
bahwa untuk aktivitas makan, rusa sambar betina relatif menggunakan waktu lebih
lama disbanding rusa sambar jantan. Pernyataan ini juga didukung dengan pernyataan
Wirdadeti et al. (2005), bahwa rusa betina lebih tanggap dalam memilih rumput,
kandang, sehingga dibutuhkan pakan tambahan (drop in). Beberapa jenis pakan drop
in yang diberikan untuk rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK
Aek Nauli yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), ubi kayu/singkong (Manihot
rumput liar. Selama pengamatan berlangsung, rusa sambar lebih menyukai rumput
gajah dibandingkan jenis pakan lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indriyani et
al. (2017), bahwa rusa termasuk satwa ruminansia yang menyukai pakan rumput-
32
5. Aktivitas Sosial
Selama pengamatan, baik pengamatan pada siang hari maupun malam hari
tidak ada satupun individu rusa sambar yang melakukan aktivitas sosial. Tidak
terjadinya aktivitas sosial di duga karena sudah tercukupinya sumber nutrisi atau
makanan yang terdapat di dalam kandang dan kurangnya individu rusa yang terdapat
dalam kelas umur yang sama sehingga aktivitas berupa perebutan makanan,
menanduk pohon untuk menandai daerah kekuasaan berkurang atau malah tidak
terjadi.
6. Aktivitas Lainnya
dilapangan didapati dua aktivitas, berupa “menyusui” untuk individu rusa sambar
betina (indukan), dan “menyusu” untuk individu rusa sambar anakan. Untuk secara
keseluuhan data masing-masing individu lainnya berupa Rimba 50.3 %, Tegar 16.6
Tegar 39.1 %, Rimba 28.7 %, Nauli 17 %, Lintang 8.3 %, Jonggi 3.7 %, dan Tangguh
2.9 %.
33
60 45 39.1
50.3 40
50
35 28.7
40 30
25
30 20 17
20 16.6 15
12 8.3
7.4 7.4 10
10 6 3.7 2.9
5
0 0
Persentase a r li h g i r a li g i h
b ga au
u n gg ga b
au
n gg u
im Te gg ta n Te m ta n gg
R N n n Jo Ri N n Jo n
Ta Li Li Ta
Siang Malam
Gambar 11. Grafik Aktivitas Lainnya Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam
a. Grooming
Rimba 14.8 %, Jonggi 9.9 % dan Tangguh 8.9 %. Aktivitas grooming pada
Tegar dengan persentase siang hari sebesar 28.7 % dan malam hari sebesar 49.2 %,
aktivitas grooming yang dilakukan individu rusa Tegar berupa menjilati kepala atau
badan dari sang anak yaitu Rimba, aktivitas tersebut adalah suatu perwujudan kasih
sayang yang ditunjukkan dari satu individu satwa terhadap individu satwa lainnya,
34
biasanya dilakukan oleh induk kepada anaknya, dalam hal ini dilakukan oleh sang
induk yaitu Tegar kepada sang anak yaitu Rimba. Selain perwujudan kasih sayang,
pada rambut di permukaan tubuh yakni dengan menjilati tubuh. (Sionora, 2010)
b. Defekasi
dan Rimba tidak menunjukkan adanya aktivitas defekasi. Hasil persentase dari
aktivitas defekasi pada malam hari meliputi, Tegar 71.4 %, Nauli, Jonggi dengan
persentase yang sama yaitu, 11.4 %, Lintang 5.7 %, serta pada individu rusa sambar
c. Urinasi
Rimba 31.2 %, Nauli 25 %, Jonggi 18.7 %, Tangguh dan Tegar masing-masing 12.5
urinasi. Pada aktivitas malam hari urinasi juga tidak ada satupun individu yang
melakukan urinasi.
d. Menyusui
berupa aktivitas menyusui untuk individu betina yang kebetulan berupa indukan dan
35
melahirkan anakan rusa beberapa waktu yang lalu, serta aktivitas menyusu untuk
individu betina anakan, data yang didapat adalah, untuk aktivitas menyusui
menunjukkan Tegar 73.3 % dan Nauli 26.6 %, Pada aktivitas khusus yang didapat
e. Menyusu
Aktivitas menyusu pada individu anakan didapati, Rimba 97.3 % dan Lintang
2.6 %. Pada aktivitas malam hari menyusu pada individu rusa sambar anakan didapati
mendominasi aktivitas menyusu dengan persentase pada siang hari sebesar 97.3 %
dan pada malam hari sebesar 90.3 %, hal ini dikarenakan umur dari individu rusa
Rimba lebih muda dibandingkan umur dari individu Lintang, dimana individu
Lintang masuk kedalam kelas umur betina muda (1 tahun), sementara Rimba masuk
ke kelas umur jantan anakan (Dibawah 12 bulan). Hal itu menunjukkan bahwa
individu Rimba lebih memerlukan nutrisi lebih dari sang induk berupa menyusu.
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
remaja (Jonggi), 2 betina remaja (Nauli dan Tegar), 1 betina muda (Lintang),
istirahat, tidur, makan, sosial, dan lainnya (grooming, defekasi, urinasi, serta
menyusu (anakan)).
melakukan aktivitas istirahat (54.98 %), makan (22.85 %), berpindah (10.14 %),
3. Hasil Perbandingan aktivitas rusa sambar antara aktivitas siang hari dengan
lebih aktif pada siang hari, Istirahat 50.12 % - 49.81 %, hasil perbandingan pada
aktivitas istirahat rusa menunjukkan bahwa tidak terlalu ada perbedaan antara
aktivitas siang hari dan malam hari, Tidur 7.53 % - 92.46 %, aktivitas tidur
lebih besar pada malam hari, Makan 63.95 % - 36.04 %, Aktivitas makan lebih
mendominasi pada siang hari, Sosial (0), Data menunjukkan bahwa, rusa sama
37
B. Saran
BP2LHK Aek Nauli telah diberikan secara rutin dan mencukupi kebutuhan, pakan
pengeluaran untuk membeli pakan, disarankan untuk menanam jenis tanaman yang
dapat menghasilkan pakan bagi rusa seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum),
(Daucus carota sativus), karena itu untuk mengurangi biaya pakan tersebut
diharapkan pada pihak pengelola untuk menanam jenis tanaman untuk pakan rusa di
lingkungan sekitar kandang. Selain itu perlu dilakukan penelitian tentang studi daya
dukung habitat Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli sebagai dasar
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Kehutanan, D. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Departemen
Kehutanan. Jakarta.
Ma’aruf, A., Atmoko, T. dan I. S. (2006). Teknologi penangkaran Rusa Sambar
(Cervus unicolor) di Desa Api-api Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan
Timur. In Prosiding Gelar dan Dialog Teknologi 2005 Napitu, J.P., dkk 2007.
Martin, P dan Batcson, P. (n.d.). Measuring Behavior an Introduction Guide. 2nd.
Ed. . Cambridge University Press.
RB., S. (n.d.). The Impact of Hunting and Habitat Degradation on Population Size,
Structure and Relative Densities of Bornean Sambar Deer (Cervus unicolor
brookei) (Master Thesis). Institute of Environmental Sciences (CML),.
University of Leiden. Leiden.
Setiawan, I.A., Samsudewa. D., dan S. (2015). . Pengaruh Jumlah Pejantan
Perkandang Terhadap Tingkah Laku Reproduksi Rusa Timor (Rusa timorensis)
Betina. Agromedia. \, 33(2): 71-77 p.
Sionora, R. (2010). Perilaku Sosial Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Kandang
Penangkaran Rusa Unila. Universitas Lampung.
Takandjandji, M. (2009). Desain Penangkaran Rusa Timor Berdasarkan Analisis
Komponen Bioekologi dan Fisik Di Hutan Penelitian Dramaga. Institut
Pertanian Bogor.
Thohari, M. (1987). Gejala Inbreeding dalam Penangkaran Satwa Liar. Konservasi,
1(4).
Whitehead, G. (1994). Encylopedia of Deer. Shrewsbury: Swann Hill Press.
40
Lampiran 1 : Tally Sheet Pengamatan Aktivitas Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli
B I T M S L
1 2 3 4 5 6 8 9 10
40
Keterangan :
L : Lainnya
41