Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS AKTIVITAS HARIAN RUSA SAMBAR (Cervus

unicolor) DI KANDANG DEMPLOT LITBANG RUSA BP2LHK


AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :

RISKI KURNIAWAN

163210026

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SIMALUNGUN

PEMATANGSIANTAR

2021

i
ANALISIS AKTIVITAS HARIAN RUSA SAMBAR (Cervus
unicolor) DI KANDANG DEMPLOT LITBANG RUSA BP2LHK
AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :

RISKI KURNIAWAN

163210026

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SIMALUNGUN

PEMATANGSIANTAR

2021

ii
ANALISIS AKTIVITAS HARIAN RUSA SAMBAR (Cervus
unicolor) DI KANDANG DEMPLOT LITBANG RUSA BP2LHK
AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun

Oleh :

RISKI KURNIAWAN

163210026

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing

Tri Astuti , S.P, M.Si Dr. Tioner Purba, S.Hut, M.P


NIDN : 0121056801 NIDN : 0012057313

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi Kehutanan


Fakultas Pertanian Universitas
Simalungun

Ir. Rosmadelina Purba, M.P Rozalina, S.Hut, M.Si


NIDN : 0112086001 NIDN : 0130098405

iii
Tanggal Lulus :....................................

iv
PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Riski Kurniawan
NPM : 163210026
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
Alamat : Huta I Bangun Raya, Kelurahan Dolok Simbolon
Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun
Menyatakan bahwa :
1. Penelitian skripsi saya yang berjudul “Analisis Aktivitas Harian Rusa Sambar
(Cervus unicolor) di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli
Kabupaten Simalungun” adalah benar hasil karya saya sendiri dan bukan hasil
plagiat karya orang lain.
2. Sepanjang yang saya ketahui, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain dalam naskah skripsi saya, kecuali yang
secara tertulis saya acu dalam naskah ini dan saya cantumkan dalam daftar
pustaka.
3. Apabila dikemudian hari terbukti dan terdapat plagiat dalam karya saya ini,
maka saya bersedia menerima konsekuensi gelar kesarjanaan saya
dicabut/dibatalkan dan menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan
sebagaimana tertulis dalam Pasal 12 Ayat (2) Permendiknas RI Nomor 17
Tahun 2010.
Demikian pernyataan ini saya perbuat, sebagai wujud tanggung jawab yang
menyatakan karya skripsi saya bukan hasil plagiat dari karya orang lain.
Pematangsiantar, September 2021
Yang membuat pernyataan,

Riski Kurniawan
NPM : 163210026

i
RINGKASAN

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan menggunakan

metode Focal Animal Sampling. Metode Focal Animal Sampling yaitu suatu cara

pengamatan tingkah laku satwa dengan mencatat aktivitas hariannya berdasarkan

interval waktu yang telah ditentukan (Altman, 1973). Data sekunder merupakan data

penunjang yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Data ini diperoleh dengan cara

studi literatur tentang aktivitas harian rusa sambar serta data pendukung lainnya

seperti karakteristik lokasi penelitian dan keadaan umum lokasi penelitian. Analisis

data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.

Analisis kuantitatif digunakan untuk pengolahan data dengan cara mencatat semua

aktivitas harian rusa sambar, kemudian dihitung persentase aktivitas harian setiap

individu rusa sambar yang diamati. Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel

dan grafik. Perhitungan persentase aktivitas harian setiap individu dilakukan dengan

menggunakan rumus (Martin dan Batcson, 1988).

Hasil penelitian tang telah dilakukan, didapati bahwa rusa sambar di Kandang

Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun yang terdiri dari

1 jantan dewasa (Tangguh), 1 jantan remaja (Jonggi), 2 betina remaja (Nauli dan

Tegar), 1 betina muda (Lintang), dan 1 jantan anakan (Rimba), melakukan aktivitas

berpindah (bergerak), istirahat, tidur, makan, sosial, dan lainnya meliputi grooming,

defekasi, urinasi, serta aktivitas tambahan yang didapat dilapangan yaitu menyusui

oleh indukan betina dan menyusu oleh anakan.

ii
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Huta I Bangun Raya, Kelurahan Dolok Simbolon,

Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun pada tanggal 30 Agustus 1998.

Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan dari Bapak Poniran

dan Ibu Misriani. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD N

095209 Sordang Raya pada tahun 2010, Menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Swasta (SMP/Mts) di Mts YPK Al-

Muslimun Nahdlatul Ulama (NU) Bahsulung pada tahun 2013, serta menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Siantar Perumnas Batu VI

pada tahun 2016.

Tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Kehutanan,

Fakultas Pertanian, Universitas Simalungun. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif

berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PCSI USI (Pengurus Cabang

Sylva Indonesia) Universitas Simalungun. Selama berorganisasi, penulis pernah

menjadi Ketua Panitia Kegiatan Kemah Kerja Rimbawan (KKR) Tahun 2018. Tahun

2019 penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Usaha (KKU) di Taman Nasional

Batang Gadis (TNBG), Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal.

Pada tahun 2020 penulis telah melakukan penelitian untuk skripsi yang

berjudul “Analisis Aktivitas Harian Rusa Sambar (Cervus unicolor)” di Kandang

Demplot Litbang Rusa, BP2LHK Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. Skripsi ini

adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan Kehutanan (S.Hut) di

Universitas Simalungun,

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha

Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil

penelitian/skripsi dengan lancar. Skripsi dengan judul “Analisis Aktivitas Harian

Rusa Sambar (Cervus unicolor) Di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek

Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera Utara’’, adalah salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan Kehutanan di Universitas Simalungun.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa banyak keterbatasan yang

dimiliki penulis dalam menyusun laporan hasil penelitian ini, baik dalam penulisan

maupun penyampaiannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Tri Astuti, S.P, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing skripsi atas bimbingan,

saran, dan motivasi yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.

2. Ibu Dr. Tioner Purba, S.Hut, M.P selaku Anggota Komisi Pembimbing skripsi

serta Pembimbing Akademik atas segala bantuan, bimbingan, saran, dan motivasi

yang telah diberikan dalam perkuliahan maupun proses penyelesaian skripsi.

3. Ibu Rozalina, S,Hut, M,Si selaku Kepala Program studi Kehutanan, Fakultas

Pertanian, Universitas Simalungun.

4. Ibu Rosmadelina selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Simalungun.

iv
5. Seluruh Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas

Simalungun yang telah memberikan bimbingan, dan ilmu yang diberikan selama

perkuliahan.

6. Seluruh Staf Pegawai dan Staf Pengajar di Fakultas Pertanian, Universitas

Simalungun.

7. Pihak Dinas Kehutanan, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup

dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli Kabupaten Simalungun, terkhusus untuk

pihak Kelti PSDA (Pelestarian Sumber Daya Alam) yang telah banyak membantu

dalam proses pengumpulan data dan memfasilitasi penelitian penulis.

8. Teristimewa penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu selaku kedua Orang tua dan

seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang, moril, semangat, motivasi,

doa dan dukungan penuh dalam menyelesaikan pendidikan perkuliahan.

9. Abang Jun Sinaga sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu penulis

selama proses penelitian di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli.

10. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa/i Program Studi Kehutanan (PCSI USI), Fakultas

Pertanian, Universitas Simalungun.

11. Teman-teman seperjuangan, Kehutanan Angkatan 2016 (Forester 2016) atas

kebersamaan, korsa, persaudaraan, motivasi, serta dukungan dalam penyelesaian

proses perkuliahan maupun penyelesaian skripsi.

v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk menyempurnakan laporan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat dalam bidang kehutanan.

Pematangsiantar, September 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

RINGKASAN ...............................................................................................................i

PERNYATAAN ..........................................................................................................ii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xii

I. PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian...............................................................................................3
C. Manfaat Penelitian.............................................................................................4
D. Kerangka Penelitian...........................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7

A. Aktivitas Rusa Sambar (Cervus unicolor)..........................................................7


B. Rusa Sambar (Cervus unicolor)..........................................................................8
C. Klasifikasi Ilmiah Rusa Sambar (Cervus unicolor)............................................9
D. Habitat Rusa Sambar (Cervus unicolor) ..........................................................10
E. Konservasi Ex situ.............................................................................................12
F. BP2LHK Aek Nauli...........................................................................................13

vii
III. METODE PENELITIAN...................................................................................16

A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................16


B. Alat dan Objek Penelitian.................................................................................16
C. Batasan Penelitian.............................................................................................17
D. Metode Kerja Penelitian....................................................................................17
E. Jenis Data dan Pengumpulannya.......................................................................18
a. Data Primer .................................................................................................18
b. Data Sekunder..............................................................................................19
F. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................................20
G. Analisis Data.....................................................................................................20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................21

A. Hasil Pengamatan Aktivitas Rusa Sambar (Cervus unicolor)..........................21

1. Aktivitas Rusa Sambar Siang Hari .............................................................21

2. Aktivitas Rusa Sambar Malam Hari ...........................................................22

B. Aktivitas Harian Rusa Sambar (Cervus unicolor) ............................................24

1. Aktivitas Berpindah ....................................................................................24

2. Aktivitas Istirahat ........................................................................................25

3. Aktivitas Tidur ............................................................................................26

4. Aktivitas Makan ..........................................................................................28

5. Aktivitas Sosial ...........................................................................................29

6. Aktivitas Lainnya ........................................................................................30

a. Grooming .............................................................................................30

b. Defekasi ...............................................................................................31

c. Urinasi..................................................................................................31

viii
d. Menyusui..............................................................................................32

e. Menyusu...............................................................................................32

V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................33

A. Kesimpulan ......................................................................................................33

B. Saran .................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................35

LAMPIRAN................................................................................................................37

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Teks Hal


1. Struktur atau kelas umur Rusa Sambar..............................................................10
2. Struktur Kelas dan Umur Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang
Rusa BP2LHK Aek Nauli.............................................................................11
3. Data Aktivitas Harian Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang
Rusa BP2LHK Aek Nauli (Pengamatan Siang Hari)........................................24
4. Data Aktivitas Harian Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang
Rusa BP2LHK Aek Nauli (Pengamatan Malam Hari)......................................26
5. Data Aktivitas Harian Tertinggi Rusa Sambar Di Kandang Demplot
Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli....................................................................42

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Hal


1. Kerangka Pemikiran Studi Analisis Aktivitas Harian Rusa Sambar (Cervus
unicolor) di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli
Kabupaten Simalungun..................................................................................... 6
2. Jenis-jenis Rusa yang ada di Indonesia .......................................................... 10
3. Proses Metode Kerja Penelitian.......................................................................19
4. Aktivitas Harian Rusa Sambar (Siang Hari) di Kandang Demplot Litbang
Rusa BP2LHK Aek Nauli ...............................................................................23
5. Aktivitas Harian Rusa Sambar (Malam Hari) di Kandang Demplot Litbang
Rusa BP2LHK Aek Nauli ...............................................................................25
6. Grafik Aktivitas Berpindah Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam..............27
7. Grafik Aktivitas Istirahat Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam..................28
8. Grafik Aktivitas Tidur Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam......................30
9. Grafik Aktivitas Makan Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam....................31
10. Grafik Aktivitas Sosial Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam...................33
11. Grafik Aktivitas Grooming Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam............34
12. Grafik Aktivitas Defekasi Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam..............35
13. Grafik Aktivitas Urinasi Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam.................36
14. Grafik Aktivitas Menyusui Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam.............36
15. Grafik Aktivitas Menyusu Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam..............37
16. Grafik Perbandingan Aktivitas Individu Rusa (Tangguh).............................38
17. Grafik Perbandingan Aktivitas Individu Rusa (Jonggi) ................................38
18. Grafik Perbandingan Aktivitas Individu Rusa (Nauli)...................................39
19. Grafik Perbandingan Aktivitas Individu Rusa (Tegar)..................................40
20. Grafik Perbandingan Aktivitas Individu Rusa (Lintang)...............................40
21. Grafik Perbandingan Aktivitas Individu Rusa (Rimba).................................41

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Hal

1. Tally Sheet Pengamatan Aktivitas Rusa Sambar Di Kandang Demplot


Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli.........................................................................48
2. Tally Sheet Data Pengamatan Aktivitas Harian Rusa Sambar
(Cervus unicolor)................................................................................................49
3. Dokumentasi Penelitian..........................................................................................10

xii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rusa sambar adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia. Rusa

sambar (Cervus unicolor) merupakan rusa terbesar untuk daerah tropik dengan

sebaran di Indonesia terbatas di pulau Sumatera, Kalimantan dan pulau kecil di

sekitar Sumatera (Whitehead, 1994). Rusa sambar juga merupakan jenis rusa yang

besar dan mempunyai kaki yang panjang, warna kulit, dan rambut coklat tua, bagian

perut berwarna lebih gelap sampai kehitam-hitaman, rambut kuku kasar dan pendek.

Rusa sambar di Indonesia dilindungi oleh undang-undang namun populasinya

terus berkurang akibat perburuan liar dan semakin tingginya degradasi habitat aslinya

(Ma’ruf, Atmoko dan Ismed, 2006). Populasi sebenarnya rusa sambar tidak diketahui

dengan pasti dan diperkirakan terancam punah karena sering diburu oleh masyarakat

untuk dikonsumsi dagingnya maupun bagian tubuh lainnya yang disukai masyarakat.

Usaha pengembangbiakan rusa perlu dilakukan untuk mengantisipasi kepunahan rusa

sambar (Afzalani, Muthalif dan Musnandar, 2008).

Rusa sambar (Cervus unicolor) merupakan jenis rusa di Indonesia yang

dilindungi keberadaannya berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan

Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018

tentang Penetapan Jenis Tumbuhan Dan Satwa yang dilindungi memasukkan semua

jenis dan genus Cervus kedalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang

dilindungi. Rusa juga termasuk dalam kategori terancam punah dalam daftar Apendix

1
I CITIES sehingga keberadaannya harus dijaga dan tidak dibenarkan melakukan

perburuan. Menurut Setiawan dkk. (2015), Penyebab terjadinya penurunan jumlah

populasi rusa sambar pada habitat aslinya dikarenakan adanya perburuan liar oleh

masyarakat (Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994) dan kerusakan habitat (Garteasih et al,

2008).

Rusa sambar yang mengalami penurunan populasi ini perlu dilestarikan, salah

satu upaya untuk menjaga kelestarian rusa sambar adalah kandang dengan istilah

Demplot. Fungsi utama demplot tersebut adalah sebagai konservasi untuk melakukan

berbagai upaya perawatan dan pemeliharaan satwa rusa sambar dalam rangka

membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan

konservasi alami. Selain aspek pakan dan habitat yang dilakukan perawatan, perlu

diketahui perilaku atau aktivitas dari rusa sambar tersebut, untuk menentukan

keberhasilan usaha konservasi dalam demplot tersebut sehingga mampu

meningkatkan jumlah populasi rusa sambar, Oleh karena itu, dilakukan penelitian

tentang pengamatan ini mengenai aktivitas harian rusa sambar dengan menggunakan

metode Focal Animal Samping.

Aktivitas adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara

organisme dan lingkungannya. Aktivitas dapat terjadi akibat stimulus dari luar, dapat

juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan

motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium.

Aktivitas satwa liar adalah ekspresi suatu hewan yang ditimbulkan oleh semua

faktor yang mempengaruhinya, pergerakan individu satwa merupakan suatu strategi

2
dari individu maupun dari populasi satwa liar untuk menyesuaikan dan

memanfaatkan keadaan lingkungan agar dapat hidup dan berkembang biak secara

normal (Alikodra, 2002). Ilmu tentang aktivitas satwa/hewan dalam bahasa ilmiah

yaitu “Etologi” berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yakni “Ethos”

yang berarti karakter dan “Logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. adalah suatu

cabang ilmu zoologi (hewan) yang mempelajari tentang aktivitas atau tingkah laku

hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui aktivitas harian rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa

BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun.

2. Mengetahui persentase aktivitas harian rusa sambar di Kandang Demplot

Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun.

3. Mengetahui perbandingan aktivitas rusa sambar antara aktivitas rusa disiang

hari dengan aktivitas rusa dimalam hari.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

Sebagai sumber informasi tentang aktivitas harian rusa sambar di Kandang

Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, serta hasil

3
penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah bagi pengelolaan berkelanjutan

tentang rusa sambar bagi pihak terkhusus maupun pihak BP2LHK Aek Nauli

Kabupaten Simalungun.

D. Kerangka Pemikiran

Kandang Demplot Litbang Rusa atau yang lebih dikenal dengan nama Andeer

(Aek Nauli Deer) merupakan kandang dengan sistem “Demplot” (Demonstrasi Plot)

yang dikelola oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli. Andeer merupakan kegiatan penelitian dan

pengembangan, sebagai sarana penelitian konservasi satwa liar terutama rusa sambar

untuk masyarakat sekaligus menunjang satwa liar untuk meningkatkan populasi serta

dipadukan dengan kegiatan wisata.

Rusa yang dikembangkan di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek

Nauli yaitu jenis rusa sambar (Cervus unicolor). Rusa sambar yang terdapat di

kandang tersebut sebanyak 6 individu, yang terdiri atas 1 jantan dewasa, 1 jantan

remaja, 2 betina remaja, 1 betina muda, dan 1 jantan anakan. Sejak dibangun pada

tahun 2018 sampai sekarang belum banyak penelitian yang dilakukan di Kandang

Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli, sehingga masih minim data dan

informasi mengenai rusa sambar yang dikembangbiakkan di kandang tersebut. Salah

satu data yang diperlukan dalam pengelolaan rusa sambar di Kandang Demplot

Litbang Rusa BP2LH Aek Nauli adalah data mengenai aktivitas hariannya.

4
Pengumpulan data aktivitas harian rusa sambar dilakukan dengan

menggunakan metode Focal Animal Sampling. Aktivitas harian rusa sambar yang

diamati yaitu aktivitas bergerak (berpindah), istirahat, tidur, makan, sosial, serta

aktivitas lainnya meliputi grooming, defekasi, urinasi, serta aktivitas lainnya yang

kemungkinan didapat dilapangan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan

selanjutnya dianalisis melalui teknik penyajian data baik tabulasi atau grafik secara

kuantitatif dan deskriptif.

Hasil penelitian pengamatan aktivitas harian rusa sambar di Kandang Demplot

Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli, akan dibandingkan antara aktivitas rusa sambar

pada pengamatan siang hari dengan pengamatan aktivitas pada malam hari. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aktivitas harian rusa sambar,

serta dapat menjadi dasar ilmiah bagi pengelolaan berkelanjutan rusa sambar bagi

pihak terkhusus maupun pihak BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun. Diagram

alir kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

5
Kandang Demplot Litbang Rusa
BP2LHK Aek Nauli

Rusa Sambar
(Cervus Unicolor)

Penelitian

Metode Focal Animal


Sampling

Berpindah Istirahat Makan Sosial Tidur Aktivitas lainnya


- Grooming
(Bergerak) - Defekasi
- Urinasi

Analisis Aktivitas Harian Rusa Sambar (Cervus unicolor) Di Kandang Demplot Litbang
Rusa P2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun

Analisis Kuantitatif Analisis Deskriptif

Hasil Penelitian

Sebagai dasar ilmiah bagi pengelolaan rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa
BP2LHK Aek Nauli Kabupaten Simalungun

Gambar 1. Kerangka pemikiran studi analisis aktivitas harian rusa sambar


(Cervus unicolor) di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK
Aek Nauli Kabupaten Simalungun

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Aktivitas satwa liar adalah ekspresi suatu hewan yang ditimbulkan oleh semua

faktor yang mempengaruhinya, pergerakan individu satwa merupakan suatu strategi

dari individu maupun dari populasi satwa liar untuk menyesuaikan dan

memanfaatkan keadaan lingkungan agar dapat hidup dan berkembang biak secara

normal (Alikodra, 2002). Kondisi alam biasanya satwa rusa hidup berkelompok dan

aktif pada malam hari (nocturnal), sedangkan pada kondisi habitat bukan alami

aktivitas satwa liar berubah aktif siang hari (diurnal), karena sifat liar hidup di alam

perlahan berganti dengan sering terjadi perjumpaan dengan manusia atau aktivitas

manusia.

Satwa liar memiliki berbagai aktivitas dan proses fisiologi untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Dalam mempertahankan hidup di

alam, rusa melakukan aktivitas yang agresif, melakukan persaingan, dan bekerja sama

untuk mendapat makanan, perlindungan, pasangan untuk kawin, reproduksi dan

sebagainya, berbeda dengan di kandang, rusa lebih cenderung tidak agresif,

dikarenakan rusa dikandang lebih sering berjumpa serta berinteraksi dengan manusia,

misalnya aktivitas rusa sambar dalam mendapatkan makanan, jika dialam rusa sambar

harus bersaing dalam mencari makanan, di kandang telah disediakan pakan drop in

bagi satwa, hal tersebut lambat laun akan merubah sifat atau aktivitas rusa sambar

yang agresif menjadi sedikit jinak.

7
B. Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Menurut Hoogerwerf (1970), rusa sambar merupakan merupakan satwa yang

cenderung lebih aktif pada malam hari, namun ketika sudah berada di dalam kandang

akan cenderung aktif pada siang hari. Hal ini yang menyebabkan rusa sambar

merupakan salah satu jenis rusa yang dapat dikelola karena mudah beradaptasi

dengan lingkungan di luar habitatnya. Penyebaran rusa sambar meliputi Sumatera dan

Kalimantan. Rusa merupakan jenis hewan yang termasuk jenis kelas mamalia,

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia

Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Penetapan Jenis Tumbuhan

Dan Satwa menetapkan bahwa rusa, yang dilindungi adalah jenis rusa bawean (Axis

kuhlil), rusa timor (Cervus timorensis), rusa sambar (Cervus unicolor), kijang

(Muntiacus muntjak), dan kijang kuning (Muntiacus antherodes).

C. Klasifikasi Ilmiah Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Rusa sambar merupakan salah satu jenis rusa asli Indonesia yang

keberadaanya dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang

Penetapan Jenis Tumbuhan Dan Satwa yang dilindungi.

Adapun klasifikasi dari satwa rusa sambar (Cervus unicolor) sebagai berikut :

Filum : Kordata

Sub filum : Vertebrata

8
Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Sub ordo : Ruminansia

Famili : Cervidae

Genus : Cervus

Spesies : Cervus unicolor

Sub Spesies : Cervus unicolor

Tabel 1. Struktur atau kelas umur Rusa Sambar

Kelas Umur Rentang Umur Karakteristik

Jantan Betina

Jantan Betina Individu dewasa  Pola perilaku seksual yang jelas


Dewas Dewasa dengan umur 7  Jantan dewasa memiliki ranggah
a tahun dan lebih dengan pertumbuhan sempurna

 Tidak bersama induk betinanya


lagi
 Pada jantan remaja mulai tumbuh
Jantan Betina pedicle pada kepalanya pada
Remaja Remaja Antara 3 – 6 tahun
umur 3 tahun dan tumbuh
bertambah panjang dan keras
sampai mencapai umur 6 tahun
 Jantan remaja belum
memperlihatkan kematangan
seksual
 Betina remaja melahirkan
pertama kali pada saat umur 3
tahun
Jantan Betina Antara 1 – 2 tahun Masih bersama induk betinanya
Muda Muda

Anak Umur dibawah 12 Masih perlu pengawasan induk

9
bulan betinanya

Sumber: Suba (2007), yang dimodifikasi dari Mason (2006) dan Schaller (1967)

Tabel 2. Struktur Kelas dan Umur Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang

Rusa BP2LHK Aek Nauli

Identitas Kelas Umur

Tangguh Jantan Dewasa 7 tahun

Jonggi Jantan Remaja 4,5 tahun

Nauli Betina Remaja 6 tahun

Tegar Betina Remaja 5 tahun

Lintang Betina Muda 1 tahun

Rimba Jantan Anakan 11 bulan

Sumber : Data yang diolah (2021)

D. Habitat Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Habitat dapat diartikan sebagai suatu kesatuan tempat yang memiliki fungsi-

fungsi bagi satwa untuk mendapatkan pakan, air, perlindungan, dan berkembangbiak.

Rusa adalah satwa liar yang memerlukan air setiap harinya untuk mandi dan

berkubang (Alikodra 1990, Rizkinta, 2010).

Habitat yang disukai rusa sambar adalah hutan terbuka, padang rumput

(savana), semak, dan bahkan rusa dapat dijumpai pada aliran sungai serta daerah yang

berawa (Garsetiasih, 1996). Hutan yang terbuka atau padang rumput dan hidup pada

berbagai ketinggian mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi hingga

10
ketinggian 2.600 Mdpl. Semak belukar yang rapat biasanya digunakan sebagai tempat

untuk berlindung dan bersembunyi (Ariantiningsih, 2000).

Menurut Hoogerwerf (1970), rusa dapat hidup dengan baik pada daerah yang

kering, bahkan rusa sambar yang hidup pada daerah kering lebih baik

pertumbuhannya jika dibandingkan dengan rusa yang hidup pada daerah hujan. Hal

tersebut dikarenakan kebutuhan rusa akan air sangat sedikit atau minimum.

Berdasarkan habitatnya inilah, terkadang rusa memiliki aktivitas makan yang terlihat

berbeda, yakni apabila rusa berada di padang rumput atau savana, karena rusa

termasuk satwa grasser. Jika berada di daerah hutan dan semak, rusa cenderung

browser, situasi ini disesuaikan dengan habitat tempat rusa tersebut tumbuh.

Cover merupakan komponen habitat. Menurut Takandjandji (2009), vegetasi

adalah cover penting dalam kehidupan satwa, karena bukan hanya pakan saja yang

termasuk didalamnya tetapi perlindungan terhadap cuaca, berkembang biak serta

terhadap predator merupakan bagian dari fungsi vegetasi. Selain vegetasi, air

merupakan salah satu komponen habitat yang dibutuhkan oleh satwa untuk proses

metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan satwa terhadap air tergantung kondisi habitat,

sedangkan ruang digunakan satwa untuk dapat melakukan aktivitas alaminya, seperti

makan, minum, berlindung dan berkembangbiak. Luas ruang dalam habitat

tergantung pada besarnya jenis satwa. Semakin besar ukuran satwa maka semakin

besar pula ruang yang dibutuhkan oleh satwa tersebut.

E. Konservasi Ex situ

11
Konservasi ex situ adalah kegiatan konservasi di luar habitat aslinya, satwa

tersebut diambil, dipelihara pada suatu tempat tertentu yang dijaga keamanannya

maupun kesesuaian ekologinya. Konservasi ex situ tersebut dilakukan dalam upaya

pengelolaan jenis satwa yang memerlukan perlindungan dan pelestarian. Upaya

konservasi dengan sistem ex situ merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan

populasi satwa liar yang mulai terancam keberadaannya. Prinsip yang harus

diperhatikan dalam konservasi ex situ adalah memenuhi kebutuhan satwa untuk hidup

layak dengan mengkondisikan lingkungannya seperti pada habitat alaminya sehingga

satwa tersebut dapat bereproduksi dengan baik. Selain itu, keberhasilan usaha

budidaya dari suatu spesies sangat didukung oleh pengetahuan dari aktivitas satwa

tersebut (Alikodra, 1990). Konservasi ex-situ paling sederhana biasanya berbentuk

demplot, atau taman hewan. Salah satu bentuk konservasi ex situ adalah demplot.

Demplot adalah suatu kegiatan untuk mengembangbiakan satwa liar yang bertujuan

untuk memperbanyak populasi dengan tetap mempertahankan kemurnian genetik

sehingga kelestarian dan keberadaan jenis satwa dapat dipertahankan di habitat

alamnya (Thohari, 1987). Taman Hewan adalah taman tempat satwa dipelihara dalam

lingkungan buatan, yang tujuan utamanya untuk kegiatan wisata, selain itu, taman

hewan juga berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset, dan sebuah tempat konservasi

ex situ untuk satwa yang terancam punah.

Kondisi kandang berbeda dengan habitat alami. Habitat alami menuntut satwa

untuk berjuang secara individu atau kelompok dalam mencari pakan dan

mempertahankan hidup. Habitat kandang cenderung tersedia pakan drop in sehingga

12
terjadi peningkatan nutrisi, berkurangnya predator alami dan bertambahnya

persaingan antar kelompok ataupun persaingan antar individu, berkurangnya penyakit

dan parasit serta meningkatnya kontak interaksi dengan manusia.

Menunjang konservasi satwa liar di luar habitatnya (ex situ), kegiatan

penelitian dan pengembangan (plot litbang) sebagai sarana penelitian konservasi

satwa liar terutama rusa sambar untuk meningkatkan populasi serta dipadukan dengan

kegiatan wisata, wisata ilmiah yang dapat pengunjung lakukan berupa pengetahuan,

pengelolaan kandang mulai dari, pengenalan jenis pakan alami, pakan tambahan, dan

belajar pengamatan perilaku.

F. BP2LHK Aek Nauli

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:

P.25/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli tanggal

29 Januari 2016 bahwa Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di

bidang penelitian dan pengembangan hutan yang berada di bawah pimpinan seorang

Kepala Balai.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas, BP2LHK

Aek Nauli menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, program dan anggaran penelitian dan pengembangan.

2. Pemantauan evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan.

13
3. Penelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan.

4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta kerjasama penelitian dan

pengembangan.

5. Pengelolaan KHDTK dan Hutan Litbang yang menjadi tanggung jawab balai.

6. Pelayanan data dan informasi IPTEK hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

BP2LHK Aek Nauli kini memiliki beberapa bidang Kelti (Kepala Peneliti)

yang umumnya bertujuan untuk sarana riset dan pendidikan yakni sebagai berikut:

1. Kelti Sivikultur, meliputi :

a. Pengenalan tentang pohon pinus, pohon barus, dan pohon macadamia serta

hasil uji coba minyak atsiri yang berbahan baku dari serasah pinus.

b. Penjelasan tentang pentingnya pengukuran serta pemangkasan pada pohon.

c. Pengenalan Green House.

d. Teknik penyemaian, penyadapan, dan pemanenan pada pohon kemenyan.

2. Kelti PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Alam), meliputi :

a. Pariwisata edukasi serta penelitian konservasi tentang satwa yaitu, rusa

sambar (Cervus unicolor)

b. Pengenalan dan tahap awal pembuatan kompos serta kertas yang berbahan

baku kotoran gajah.

3. Galeri, meliputi :

a. Pengenalan tentang lebah (Beecosystem).

14
b. Teknik pembuatan sarang lebah, kegiatan pemindahan lebah dari glodok ke

sarang lebah, serta tata cara pemanenan madu.

4. Pariwisata BP2LHK Aek Nauli, meliputi :

a. ANECC (Aek Nauli Elephant Conservation Camp), yaitu wisata edukasi serta

atraksi gajah.

b. Taman Wisata Kera Sibaganding yang juga dikenal dengan nama “Monkey

Forest Sibaganding” salah satu objek wisata alam di Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Disana kita bisa melihat flora dan

faunanya yang beragam, termasuk dapat berinteraksi langsung dengan

kawanan kera (Macaca Sp), serta satwa langka endemiknya yaitu Siamang

(Symphalangus syndactylus).

c. ANDEER (Aek Nauli Deer), yaitu wisata ilmiah Demplot Litbang Rusa

BP2LHK Aek Nauli.

d. Galeri Lebah, wisata pembuatan stup lebah dan pemanenan madu yang

dihasilkan dari lebah yang di ternakkan.

e. Tempat rekreasi untuk berkemah (Camping Ground).

15
III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kandang Demplot Litbang Rusa (Balai Penelitian

dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan) BP2LHK Aek Nauli

Kabupaten Simalungun, dimulai pada akhir bulan Agustus sampai bulan September

2020.

B. Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, jam tangan, alat tulis

kantor (ATK), seperti, bolpoin, papan alas tulis, tally sheet (lembar pengamatan), dan

laptop. Objek untuk penelitian yang diamati adalah enam individu rusa sambar di

Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli. Pengumpulan data aktivitas

rusa sambar dilakukan dengan menggunakan metode Focal Animal Sampling dan

metode pengamatan (observasi). Data primer yang diperlukan dalam penelitian

berupa aktivitas harian rusa sambar, selain itu juga dikumpulkan data sekunder

sebagai pendukung meliputi, gambaran umum lokasi penelitian, yaitu BP2LHK Aek

16
Nauli. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya dianalisis melalui

teknik penyajian data secara kuantitatif dan deskriptif.

Selama pengamatan, semua data terkait aktivitas rusa sambar akan difoto

menggunakan kamera, dan semua data yang yang terkait dan telah diketahui akan

dicatat. Data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa dokumen pengelolaan,

pustaka, jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian.

C. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini meliputi :

1. Penelitian dilakukan selama 12 hari, dengan pengambilan data pada 6 hari

pertama (siang) dimulai dari pagi hari pukul 07.00 WIB sampai dengan sore hari

pukul 19.00 WIB (12 jam), dan pengambilan data pada 6 hari setelahnya (malam)

dimulai dari malam hari pukul 19.00 WIB sampai dengan pagi hari pukul 07.00

WIB (12 jam).

2. Objek penelitian ini adalah enam individu rusa sambar di Kandang Demplot

Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli yang terdiri dari 1 jantan dewasa, 1 jantan

remaja, 2 betina remaja, 1 betina muda, dan 1 jantan anakan.

3. Aktivitas yang diamati adalah aktivitas berpindah (bergerak), istirahat (berbaring

dan berdiri), tidur, makan, sosial, dan lainnya (grooming, defekasi, urinasi serta

menyusui bagi indukan dan menyusu pada anakan).

D. Metode Kerja Penelitian

17
1. Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Jumat, 21 Agustus 2020 – Selasa, 01 September 2020

Tempat : Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli

Metode : Focal Animal Sampling

2. Prosedur Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan seperti lembar pengamatan (tally sheet)

dengan metode Focal Animal Sampling, bolpoin, papan alas tulis, kamera,

dan jam tangan.

 Dua orang praktikan mengamati dua rusa dengan mengisi lembar kegiatan

pengamatan (tally sheet) pada setiap interval 5 menit pada kolom yang

sesuai dengan kegiatan atau aktivitas rusa yang sedang berlangsung.

 Satu orang praktikan melakukan dokumentasi dengan memotret kegiatan

rusa tersebut ketika sedang berlangsungnya aktivitas.

E. Jenis Data dan Pengumpulannya

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di

lapangan menggunakan metode Focal Animal Sampling. Metode Focal Animal

18
Sampling yaitu suatu cara pengamatan satwa dengan mencatat aktivitas hariannya

berdasarkan interval waktu yang telah ditentukan (Altman, 1973). Kemudian

dilanjutkan dengan pengamatan aktivitas objek penelitian yang diamati. Adapun

aktivitas yang diamati meliputi:

1. Aktivitas berpindah meliputi aktivitas perpindahan lokasi yang dilakukan oleh

rusa sambar, termasuk pula pada perpindahan lokasi yang dilakukan bersama

individu rusa sambar lain, tetapi aktivitas ini tidak termasuk saat objek

melakukan pergerakan ketika aktivitas makan berlangsung.

2. Istirahat meliputi berbaring/duduk/berdiri tanpa melakukan aktivitas.

3. Aktivitas tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, dimana persepsi dan

reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang.

4. Aktivitas makan meliputi proses makan dan minum. Urutan pada aktivitas

makan, dimulai dengan memilih, mengambil, memasukkan ke dalam mulut,

mengunyah, menelan, serta pengunyahan dan penelanan kembali

(memamahbiak).

5. Aktivitas sosial meliputi interaksi yang terjadi antar rusa sambar yang terjadi

seperti pertarungan antar rusa dan perebutan makanan.

6. Aktivitas lainnya merupakan aktivitas yang tidak termasuk kedalam kategori

aktivitas diatas yang meliputi grooming, defekasi dan urinasi. Aktivitas

grooming merupakan perwujudan kasih sayang yang ditunjukkan dari satu

individu satwa terhadap individu satwa lainnya, biasanya dilakukan oleh induk

kepada anaknya atau terhadap sesama satu jenis spesies, grooming juga

19
merupakan aktivitas pada satwa untuk merawat dirinya dari ektoparasit yang

melekat pada rambut di permukaan tubuh yakni dengan menjilati tubuh.

(Sionora, 2010). Defekasi merupakan aktivitas membuang sisa pencernaan

pakan yang sudah tidak digunakan dalam bentuk feces. Urinasi merupakan

aktivitas membuang kotoran dalam bentuk cair. Pola aktivitas rusa yang

berinteraksi grooming biasanya dilakukan oleh induk kepada anak atau kepada

pasangan (Kartikasari, 1986).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang berkaitan dengan penelitian

tersebut. Data ini diperoleh dengan cara studi literatur tentang aktivitas harian rusa

sambar serta data pendukung lainnya seperti karakteristik lokasi penelitian dan

keadaan umum lokasi penelitian.

F. Pelaksanaan Penelitian

Pengamatan aktivitas pada 6 individu rusa sambar (Cervus unicolor)

dilakukan selama 12 hari efektif secara terus-menerus dengan pengumpulan data pada

minggu pertama (siang hari) dimulai pada pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB dan pada

minggu kedua (malam hari) dimulai pada pukul 19.00 WIB – 07.00 WIB dengan

interval waktu pengambilan data setiap 5 menit pada setiap individu. Pemilihan

waktu pengamatan dilakukan agar dapat mengetahui waktu mulai aktivitas dan

istirahat rusa sambar, serta perbandingan aktivitas rusa antara siang hari dan malam

hari.

20
G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitatif dan analisis

deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk pengolahan data dengan cara

mencatat semua aktivitas harian rusa sambar, kemudian dihitung persentase aktivitas

harian setiap individu rusa sambar yang diamati. Hasil perhitungan disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik. Perhitungan persentase aktivitas harian setiap individu

dilakukan dengan menggunakan rumus (Martin dan Batcson, 1988). Analisis

deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai aktivitas harian rusa sambar di

Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli.

A
Presentase Aktivitas % = x 100 %
n

Keterangan :

A = durasi dari aktivitas per hari

n = total seluruh durasi aktivitas

21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan Aktivitas Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Aktivitas satwa merupakan ekspresi satwa yang disebabkan oleh faktor-faktor

yang mempengaruhinya, baik faktor dari dalam satwa itu sendiri seperti insting

maupun dari luar seperti suara, pandangan, dan rangsangan. Faktor yang

mempengaruhi aktivitas satwa umumnya disebut sebagai rangsangan (Suratmo,

1979).

1. Aktivitas Rusa Sambar Siang Hari

Hasil pengamatan dilapangan pada siang hari didapat bahwa persentase dari

masing-masing aktivitas meliputi, Bergerak oleh individu rusa Nauli sebesar 31 %,

Istirahat oleh Rimba 23.8 %, Tidur oleh Rimba 58.1 %, Makan oleh Nauli 25.2 %

serta Lainnya oleh Rimba 50.3 %. Adapun data tersebut telah dicantumkan dalam

bentuk tabulasi dan grafik disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar 4.

Tabel 3. Data Aktivitas Harian Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang Rusa

22
BP2LHK Aek Nauli (Pengamatan Siang Hari)

Individu Frekuensi Aktivitas Persentase (%) Aktivitas

B I T M S L B I T M S L

Tanggu 78 797 2 542 0 21 8.2 16.7 1.7 21. 0 7.4

h 4

Jonggi 210 732 2 472 0 17 22. 15.3 1.7 18. 0 6

1 6

Nauli 294 474 0 638 0 34 31 9.9 0 25. 0 12

Tegar 169 815 10 399 0 47 17. 17.1 8.5 15. 0 16.6

8 8

Lintang 110 806 35 468 0 21 11. 16.9 29.9 18. 0 7.4

6 5

Rimba 87 1.137 68 6 0 142 9.1 23.8 58.1 0.2 0 50.3

Total 948 4.761 11 2.525 0 282 99. 99.7 99.9 99. 0 99.7

7 8 7

Sumber : Data yang diolah (2021)

Keterangan :

B : Berpindah (Bergerak) I : Istirahat

23
T : Tidur M : Makan

S : Sosial L : Lainnya

70
58.1
60
50.3
50
40
31 29.9
30 23.8 25.2
22.1 21.4
17.8 18.6 18.5
20 15.3 17.1
16.7 16.9 15.8 16.6
11.6 12
8.2 9.1 9.9 8.5
10 7.4 6 7.4
1.71.7 0.2
0
B er ger ak I s ti r a h a t Ti d u r Makan So si al L ai n n ya

Aktivitas Rusa (Siang Hari)

Tangguh Jonggi Nauli Tegar Lintang Rimba

Gambar 4. Aktivitas Harian Rusa Sambar (Siang Hari) Di Kandang Demplot

Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli.

2. Aktivitas Rusa Sambar Malam Hari

Pengamatan pada malam hari didapat persentase dari masing-masing aktivitas

meliputi, Bergerak oleh Lintang sebesar 29.7 %, Istirahat oleh Tangguh 19.9 %,

Tidur oleh Rimba 24.3 %, Makan oleh Nauli 23.5 %, dan Lainnya oleh Tegar 39.1 %.

Adapun data tersebut telah dicantumkan dalam bentuk tabulasi dan grafik

yang telah disajikan dalam Tabel 4 dan Gambar 5 dibawah ini.

24
Tabel 4. Data Aktivitas Harian Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang Rusa

BP2LHK Aek Nauli (Pengamatan Malam Hari).

Individu Frekuensi Aktivitas Persentase (%) Aktivitas

B I T M S L B I T M S L

Tangguh 77 944 174 238 0 7 9.5 19.9 12.1 16.7 0 2.9

Jonggi 126 839 213 253 0 9 15.6 17.7 14.8 17.7 0 3.7

Nauli 110 703 251 335 0 41 13.6 14.8 17.4 23.5 0 17

Tegar 156 727 216 247 0 94 19.4 15.3 15 17.3 0 39.1

Lintang 239 655 233 293 0 20 29.7 13.8 16.2 20.5 0 8.3

Rimba 96 869 349 57 0 69 11.9 18.3 24.3 4 0 28.7

Total 804 4.737 1.436 1.423 0 240 99.7 99.8 99.8 99.7 0 99.9

Sumber : Data yang diolah (2021)

Keterangan :

B : Berpindah (Bergerak) I : Istirahat

T : Tidur M : Makan

S : Sosial L : Lainnya

25
45
39.1
40
35
29.7
30
24.3 23.5
25
19.4 19.9 20.5
20 17.7 18.3 17.4 17.7 17.3
16.7 17
15.6 15.3 16.2
14.8 13.8 14.8 15
15 13.6
11.9 12.1
9.5
10 8.3
4 4.7
5 2.93.7

0
B er ger ak I s ti r a h a t Ti d u r Makan So si al L ai n n ya

Aktivitas Rusa (Malam Hari)

Tangguh Jonggi Nauli Tegar Lintang Rimba

Gambar 5. Aktivitas Harian Rusa Sambar (Malam Hari) Di Kandang Demplot

Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli.

B. Aktivitas Harian Rusa Sambar (Cervus unicolor)

1. Aktivitas Berpindah

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa sambar

yang bernama “Nauli” merupakan individu rusa sambar yang paling banyak

melakukan aktivitas berpindah dengan persentase 31 %, diikuti oleh Jonggi 22.1 %,

Tegar 17.8 %, Lintang 11.6 %, Rimba 9.1 %, dan Tangguh 8.2 %. Sementara pada

aktivitas malam, aktivitas berpindah lebih didominasi Lintang 29.7 %, Tegar 19.4 %,

Jonggi 15.6 %, Nauli 13.6 %, Rimba 11.9 %, dan Tangguh 9.5 %.

26
35 31 35
29.7
30 30
25 22.1 25
19.4
20 17.8 20 15.6
13.6
15 11.6 15 11.9
9.1 8.2 9.5
10 10
5 5
0 0
Persentase li i r g a h g r i li a h
au gg ga an b u an ga gg au
b u
n Te t im gg t Te n m gg
N Jo in R n in Jo N Ri n
L Ta L Ta

Individu Rusa Individu Rusa

Siang Malam

Gambar 6. Grafik Aktivitas Berpindah Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam

Individu rusa Nauli mendominasi aktivitas berpindah yang paling aktif pada

siang hari, dikarenakan pada saat pengamatan individu rusa Nauli yang merupakan

indukan betina dari individu rusa Lintang, aktif berpindah diduga dilakukan individu

Nauli untuk mencari makan, aktivitas berpindah banyak dilakukan rusa sambar pada

pagi hari pada pukul 07.00 WIB, hal ini terjadi karena pada jam tersebut pakan drop

in belum diberikan, sehingga rusa melakukan aktivitas berpindah tersebut untuk

mencari makan berupa vegetasi dan rumput di dalam kandang. Hal ini didukung

dengan pernyataan Dewi dan Wulandari (2011) bahwa umumnya aktivitas berpindah

dilakukan rusa dari satu areal vegetasi ke areal vegetasi lainnya untuk mencari

makan.

Untuk aktivitas malam hari didominasi oleh anakan rusa yaitu Lintang,

Lintang yang berusia 1 tahun merupakan anakan dari individu rusa Nauli, yang

27
dimana individu rusa anakan pada umur antara 1 – 2 tahun memiliki karakteristik

masih bersama induk betinanya.

2. Aktivitas Istirahat

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa sambar

Rimba merupakan individu rusa sambar yang melakukan aktivitas istirahat paling

banyak dengan persentase 23.8 %, kemudian Tegar 17.1 %, Lintang 16.9 %, Tangguh

16.7 %, Jonggi 15.3 %, serta Nauli 9.9 %. Aktivitas pada malam hari menunjukkan

bahwa aktivitas istirahat lebih didominasi oleh Tangguh dengan persentase 19.9 %,

Rimba 18.3 %, Jonggi 17.7 %, Tegar 15.3 %, Nauli 14.8 %, dan Lintang 13.8 %.

23.8 19.9 18.3


20 17.7
17.1 16.9 15.3 14.8 13.8
20 16.7 15.3
9.9 10
10
0 0
i li
u
h b
a
gg ar ng
gg im n g au ta
n R Jo Te N in
Persentase Ta L

Individu Rusa Individu Rusa

Siang Malam

Gambar 7. Grafik Aktivitas Istirahat Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam

Aktivitas istirahat dilakukan dengan cara berbaring di tempat yang telah

disediakan oleh pihak pengelola, baik tempat yang dibuat maupun dibawah pohon,

dan biasanya aktivitas istirahat akan terjadi disaat rusa tidak melakukan aktivitas

apapun. Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa aktivitas istirahat tertinggi

dilakukan oleh individu rusa Rimba, dimana Rimba yang pada saat itu berusia 11

28
bulan merupakan anakan rusa dari individu indukan rusa Tegar. Hal itu dibuktikan

bahwa anakan rusa yang berumur dibawah 1 tahun masih perlu pengawasan dari

induk betinanya, serta anakan rusa di umur dibawah 1 tahun belum aktif bergerak dan

didominasi oleh istirahat.

Pada aktivitas malam hari individu rusa Tangguh lebih mendominasi, hal ini

diduga karena, Kandang Demplot Litbang Rusa merupakan wisata, untuk itu rusa

telah beradaptasi dengan adanya pengunjung, yaitu rusa akan selalu mendekat jika

pengunjung datang walaupun dalam keadaan istirahat, sehingga waktu istirahat rusa

menjadi berkurang. Pola aktivitas istirahat rusa berubah, karena adanya pengunjung,

yaitu semakin datang pengunjung, semakin berkurang istirahat, hal ini karena adanya

gangguan, ketika ada pengunjung, rusa berdiri dan bergerak mendekati pengunjung di

pinggir kandang.

3. Aktivitas Tidur

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa sambar

Rimba merupakan individu yang melakukan aktivitas tidur paling lama dengan

persentase 58.1 %, diikuti Lintang 29.9 %, Tegar 8.5 %, Tangguh dan Jonggi masing-

masing melakukan aktivitas tidur dengan persentase yang sama yaitu, 1.7 %, dan

individu rusa sambar Nauli menjadi satu-satunya individu rusa sambar yang selama

12 jam pada siang hari tidak ada melakukan aktivitas tidur. Pada aktivitas malam hari

menunjukkan hasil pengamatan berupa individu rusa sambar Rimba dengan

29
persentase 24.3 %, Nauli 17,4 %, Lintang 16,2 %, Tegar 15 %, Jonggi 14,8 %, dan

Tangguh 12.1 %.

70 30
58.1 24.3
60 25
50 20 17.4 16.2
40 15 14.8
29.9 15 12.1
30
20 10
8.5 5
10 1.7 1.7 0
0 0
Persentase a g r h i li a li g ar i h
b an ga gu gg au
b
au
n g gg u
im nt Te g n N im N ta Te n gg
R
Li
n Jo R
Li
n Jo n
Ta Ta

Individu Rusa Individu Rusa

Siang Malam

Gambar 8. Grafik Aktivitas Tidur Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang menyebabkan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun atau hilang. Data yang diperoleh dari hasil

pengamatan menunjukkan individu rusa Rimba yang melakukan aktivitas tidur

tertinggi, yakni pada siang hari 58.1 % dan pada malam hari 24.3 %. Data bahwa

individu rusa Rimba lebih mendominasi aktivitas tidur didukung oleh fakta

bahwasannya individu rusa Rimba merupakan individu rusa yang masuk ke kelas

umur anakan (Umur dibawah 12 bulan), sehingga masih perlu pengawasan induk

betinanya dan belum terlalu aktif, sehingga memerlukan waktu tidur yang tinggi.

Minimnya aktivitas tidur diduga terjadi karena pengaruh pemberian pakan

drop in dari keeper yang dilakukan pada pagi dan siang hari. Pemberian pakan

tersebut menyebabkan rusa sambar banyak melakukan aktivitas makan pada siang

30
hari, sehingga rusa tersebut cenderung aktif pada siang hari dan berakibat pada

minimnya aktivitas tidur pada siang hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hoogerwerf (1970) bahwa rusa sambar yang berada di konservasi ex situ cenderung

lebih aktif pada siang hari (diurnal) daripada malam hari (nocturnal).

4. Aktivitas Makan

Data aktivitas makan yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan

individu Nauli 25.2 %, diikuti Tangguh 21.4 %, Jonggi 18.6 %, Lintang 18.5 %,

Tegar 15.8 %, serta Rimba dengan persentase 0,2 %. Pada waktu malam hari, hasil

pengamatan menunjukkan Nauli 23.5 %, Lintang 20.5 %, Jonggi 17.7 %, Tegar 17.3

%, Tangguh 16.7 %, dan Rimba 4 %.

30 25 23.5
25.2 20.5
25 21.4 20 17.7 17.3 16.7
20 18.6 18.5
15.8 15
15
10
10
4
5 5
0.2
0 0
Persentase li h i g r a
au gu gg an
a b
n eg im
N n
g
Jo nt T R
Ta Li

Individu Rusa Individu Rusa

Siang Malam

Gambar 9. Grafik Aktivitas Makan Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam

31
Aktivitas makan diawali dengan pemilihan makanan menggunakan

penciuman, kemudian mengambil makanan pilihannya (Indriyani et al.,2017). Data

yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa individu rusa Nauli paling banyak

melakukan aktivitas makan dengan persentase pada siang hari sebesar 25.2 % dan

pada malam hari sebesar 23.5 %. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Ishak (1996),

bahwa untuk aktivitas makan, rusa sambar betina relatif menggunakan waktu lebih

lama disbanding rusa sambar jantan. Pernyataan ini juga didukung dengan pernyataan

Wirdadeti et al. (2005), bahwa rusa betina lebih tanggap dalam memilih rumput,

sehingga aktivitas makan yang dilakukan lebih lama.

Menurut Hombing et al (2018), makanan pokok rusa adalah hijauan berupa

daun-daunan dan rumput-rumputan yang ketersediannya kadang terbatas di dalam

kandang, sehingga dibutuhkan pakan tambahan (drop in). Beberapa jenis pakan drop

in yang diberikan untuk rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK

Aek Nauli yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), ubi kayu/singkong (Manihot

esculenta), kangkung (Ipomoea aquatica), wortel (Daucus carota sativus), dan

rumput liar. Selama pengamatan berlangsung, rusa sambar lebih menyukai rumput

gajah dibandingkan jenis pakan lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indriyani et

al. (2017), bahwa rusa termasuk satwa ruminansia yang menyukai pakan rumput-

rumputan segar seperti rumput gajah.

32
5. Aktivitas Sosial

Selama pengamatan, baik pengamatan pada siang hari maupun malam hari

tidak ada satupun individu rusa sambar yang melakukan aktivitas sosial. Tidak

terjadinya aktivitas sosial di duga karena sudah tercukupinya sumber nutrisi atau

makanan yang terdapat di dalam kandang dan kurangnya individu rusa yang terdapat

dalam kelas umur yang sama sehingga aktivitas berupa perebutan makanan,

menanduk pohon untuk menandai daerah kekuasaan berkurang atau malah tidak

terjadi.

6. Aktivitas Lainnya

Aktivitas lainnya meliputi, grooming, defekasi, dan urinasi, namun fakta

dilapangan didapati dua aktivitas, berupa “menyusui” untuk individu rusa sambar

betina (indukan), dan “menyusu” untuk individu rusa sambar anakan. Untuk secara

keseluuhan data masing-masing individu lainnya berupa Rimba 50.3 %, Tegar 16.6

%, Nauli 12 %, Tangguh 7.4 %, Lintang 7.4 %, Jonggi 6 %. Pada aktivitas malam

Tegar 39.1 %, Rimba 28.7 %, Nauli 17 %, Lintang 8.3 %, Jonggi 3.7 %, dan Tangguh

2.9 %.

33
60 45 39.1
50.3 40
50
35 28.7
40 30
25
30 20 17
20 16.6 15
12 8.3
7.4 7.4 10
10 6 3.7 2.9
5
0 0
Persentase a r li h g i r a li g i h
b ga au
u n gg ga b
au
n gg u
im Te gg ta n Te m ta n gg
R N n n Jo Ri N n Jo n
Ta Li Li Ta

Individu Rusa Individu Rusa

Siang Malam

Gambar 11. Grafik Aktivitas Lainnya Rusa Sambar Antara Siang Dan Malam

Data aktivitas lainnya dibagi menjadi grooming, defekasi, urinasi, menyusui

dan menyusu diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Grooming

Aktivitas grooming didapat, Tegar 28.7 %, Nauli 91.8 %, Lintang 71.8 %,

Rimba 14.8 %, Jonggi 9.9 % dan Tangguh 8.9 %. Aktivitas grooming pada

pengamatan malam hari menunjukkan individu Tegar 49.2 % %, Rimba 16.9 %,

Nauli 14.6 %, Lintang 10 %, Tangguh 5.3 %, Jonggi 3.8 %.

Data menunjukkan bahwa aktivitas grooming didominasi oleh individu rusa

Tegar dengan persentase siang hari sebesar 28.7 % dan malam hari sebesar 49.2 %,

aktivitas grooming yang dilakukan individu rusa Tegar berupa menjilati kepala atau

badan dari sang anak yaitu Rimba, aktivitas tersebut adalah suatu perwujudan kasih

sayang yang ditunjukkan dari satu individu satwa terhadap individu satwa lainnya,

34
biasanya dilakukan oleh induk kepada anaknya, dalam hal ini dilakukan oleh sang

induk yaitu Tegar kepada sang anak yaitu Rimba. Selain perwujudan kasih sayang,

aktivitas grooming juga merupakan aktivitas membersihkan ektoparasit yang melekat

pada rambut di permukaan tubuh yakni dengan menjilati tubuh. (Sionora, 2010)

b. Defekasi

Untuk aktivitas defekasi menunjukkan bahwa Tangguh sebanyak 40 %, Nauli

24 %, Tegar 20 %, Jonggi 16 %, untuk kedua individu rusa sambar anakan Lintang

dan Rimba tidak menunjukkan adanya aktivitas defekasi. Hasil persentase dari

aktivitas defekasi pada malam hari meliputi, Tegar 71.4 %, Nauli, Jonggi dengan

persentase yang sama yaitu, 11.4 %, Lintang 5.7 %, serta pada individu rusa sambar

jantan Tangguh, dan Rimba tidak melakukan aktivitas defekasi ini.

c. Urinasi

Data hasil pengamatan aktivitas urinasi oleh rusa sambar menunjukkan,

Rimba 31.2 %, Nauli 25 %, Jonggi 18.7 %, Tangguh dan Tegar masing-masing 12.5

% sementara individu rusa sambar Lintang tidak menunjukkan adanya aktivitas

urinasi. Pada aktivitas malam hari urinasi juga tidak ada satupun individu yang

melakukan urinasi.

d. Menyusui

Pada saat pengamatan dilapangan didapati dua aktivitas khusus tambahan

berupa aktivitas menyusui untuk individu betina yang kebetulan berupa indukan dan

35
melahirkan anakan rusa beberapa waktu yang lalu, serta aktivitas menyusu untuk

individu betina anakan, data yang didapat adalah, untuk aktivitas menyusui

menunjukkan Tegar 73.3 % dan Nauli 26.6 %, Pada aktivitas khusus yang didapat

dilapangan menunjukkan aktivitas menyusui didominasi oleh individu Nauli dengan

persentase 78.2 %, dan Tegar 21.7 %,

e. Menyusu

Aktivitas menyusu pada individu anakan didapati, Rimba 97.3 % dan Lintang

2.6 %. Pada aktivitas malam hari menyusu pada individu rusa sambar anakan didapati

hasil persentase yakni, Rimba 90.3 %, serta Lintang 9.6 %.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa individu rusa Rimba lebih

mendominasi aktivitas menyusu dengan persentase pada siang hari sebesar 97.3 %

dan pada malam hari sebesar 90.3 %, hal ini dikarenakan umur dari individu rusa

Rimba lebih muda dibandingkan umur dari individu Lintang, dimana individu

Lintang masuk kedalam kelas umur betina muda (1 tahun), sementara Rimba masuk

ke kelas umur jantan anakan (Dibawah 12 bulan). Hal itu menunjukkan bahwa

individu Rimba lebih memerlukan nutrisi lebih dari sang induk berupa menyusu.

36
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli

Kabupaten Simalungun yang terdiri dari 1 jantan dewasa (Tangguh), 1 jantan

remaja (Jonggi), 2 betina remaja (Nauli dan Tegar), 1 betina muda (Lintang),

dan 1 jantan anakan (Rimba), melakukan aktivitas berpindah (bergerak),

istirahat, tidur, makan, sosial, dan lainnya (grooming, defekasi, urinasi, serta

aktivitas tambahan yang didapat dilapangan yaitu menyusui (indukan) dan

menyusu (anakan)).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rusa sambar di kandang tersebut

melakukan aktivitas istirahat (54.98 %), makan (22.85 %), berpindah (10.14 %),

tidur (8.99 %), lainnya (3.02 %), dan sosial (0 %).

3. Hasil Perbandingan aktivitas rusa sambar antara aktivitas siang hari dengan

aktivitas malam hari didapati bahwa : Bergerak 54.10 % - 45.80 %, bergerak

lebih aktif pada siang hari, Istirahat 50.12 % - 49.81 %, hasil perbandingan pada

aktivitas istirahat rusa menunjukkan bahwa tidak terlalu ada perbedaan antara

aktivitas siang hari dan malam hari, Tidur 7.53 % - 92.46 %, aktivitas tidur

lebih besar pada malam hari, Makan 63.95 % - 36.04 %, Aktivitas makan lebih

mendominasi pada siang hari, Sosial (0), Data menunjukkan bahwa, rusa sama

sekali tidak melakukan aktivitas sosial, Lainnya 54.02 – 45.97 %

37
B. Saran

Pakan drop in untuk rusa sambar di Kandang Demplot Litbang Rusa

BP2LHK Aek Nauli telah diberikan secara rutin dan mencukupi kebutuhan, pakan

drop in tersebut sebagian diperoleh dengan membeli, untuk lebih menghemat

pengeluaran untuk membeli pakan, disarankan untuk menanam jenis tanaman yang

dapat menghasilkan pakan bagi rusa seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum),

ubi kayu/singkong (Manihot esculenta), kangkung (Ipomoea aquatica), wortel

(Daucus carota sativus), karena itu untuk mengurangi biaya pakan tersebut

diharapkan pada pihak pengelola untuk menanam jenis tanaman untuk pakan rusa di

lingkungan sekitar kandang. Selain itu perlu dilakukan penelitian tentang studi daya

dukung habitat Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli sebagai dasar

untuk menentukan daya tampung kandang tersebut.

38
DAFTAR PUSTAKA

A, H. (1970). The land of Javan rhinoceros.


Afzalani., Muthalib, R.A dan Musnandar, E. 200. (n.d.). Preferensi pakan, tingkah
laku makan dan kebutuhan nutrien rusa sambar (Cervus unicolor) dalam usaha
penangkaran di Provinsi Jambi. Media Peternakan, 31(2) : 114-121.
Alikodra, H. . (1990). Pengelolaan Satwa Liar.
Altman, Irwin and Taylor, D. A. (1973). Social Penetration : The Development of
Interpersonal Relationship. . . USA : Rinbart & Winston Inc.
Ariantiningsih, F. (2000). Sistem Perburuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Usaha-
Usaha Konservasi Rusa Dipulau Rumberpon Kecamatan Ransiki Kabupaten
Manokwari. Universitas Cenderawasih. Manokwari.
Dewi, B.S., dan Wulandari, E. (2011). Studi perilaku rusa sambar (Cervus unicolor)
di Taman Wisata Alam Bumi Kedaton. Sains MIPA, 17(2): 75-82.
Garsetiasih, R. (1996). Studi Habitat dan Pemanfaatannya Bagi Rusa (Cervus
timorensis) di Taman Wisata Alam Pulau Menipo Nusa Tenggara Timur.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta, 60.
GB, S. (1967). The Deer and The Tiger; A Study of Wildlife in India. In 370. The
University of Chicago Press.
Hombing, J.B., Dewi, B.S., Tantalo, S., dan Harianto, S. . (2018). Studi kandungan
gizi pada pakan drop in rusa di PT. Gunung Madu Plantations. Sylva Lestari,
6(1): 32-38.
HS, A. (2002). Pengelolaan Satwa liar. Jilid 1. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan
IPB.
Indriyani, S., Dewi, B.S., dan Masruri, N. . (2017). Analisis preferensi pakan drop in
rusa sambar (Cervus unicolor) dan rusa totol (Axis axis) di Penangkaran PT.
Gunung Madu Plantations Lampung Tengah. Sylva Lestari, 5(3): 22-29.
Ishak, M. (1996). Analisis Pola Penggunaan Waktu Populasi Rusa Jawa (Cervus
timorensis) Menurut Jenis Kelamin dan Kelas Umur di Pulau Rinca Taman
Nasional Komodo. Institut Pertanian Bogor.
Jacoeb, N.T., dan Wiryosuhanto, S. . (1994). Prospek Budidaya Ternak Rusa. Buku.
Yayasan Kanisius.
Kartikasari, S. N. (1986). Studi Populasi dan Perilaku Lutung (Presbytis cristata,
Raffles) di Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Institut Pertanian Bogor.

39
Kehutanan, D. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Departemen
Kehutanan. Jakarta.
Ma’aruf, A., Atmoko, T. dan I. S. (2006). Teknologi penangkaran Rusa Sambar
(Cervus unicolor) di Desa Api-api Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan
Timur. In Prosiding Gelar dan Dialog Teknologi 2005 Napitu, J.P., dkk 2007.
Martin, P dan Batcson, P. (n.d.). Measuring Behavior an Introduction Guide. 2nd.
Ed. . Cambridge University Press.
RB., S. (n.d.). The Impact of Hunting and Habitat Degradation on Population Size,
Structure and Relative Densities of Bornean Sambar Deer (Cervus unicolor
brookei) (Master Thesis). Institute of Environmental Sciences (CML),.
University of Leiden. Leiden.
Setiawan, I.A., Samsudewa. D., dan S. (2015). . Pengaruh Jumlah Pejantan
Perkandang Terhadap Tingkah Laku Reproduksi Rusa Timor (Rusa timorensis)
Betina. Agromedia. \, 33(2): 71-77 p.
Sionora, R. (2010). Perilaku Sosial Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Kandang
Penangkaran Rusa Unila. Universitas Lampung.
Takandjandji, M. (2009). Desain Penangkaran Rusa Timor Berdasarkan Analisis
Komponen Bioekologi dan Fisik Di Hutan Penelitian Dramaga. Institut
Pertanian Bogor.
Thohari, M. (1987). Gejala Inbreeding dalam Penangkaran Satwa Liar. Konservasi,
1(4).
Whitehead, G. (1994). Encylopedia of Deer. Shrewsbury: Swann Hill Press.

40
Lampiran 1 : Tally Sheet Pengamatan Aktivitas Rusa Sambar Di Kandang Demplot Litbang Rusa BP2LHK Aek Nauli

Nama Rusa : Hari dan Tanggal :

Waktu Durasi Aktivitas Harian Keterangan Cuaca

B I T M S L

1 2 3 4 5 6 8 9 10

40
Keterangan :

B : Berpindah I : Istirahat T : Tidur M : Makan S : Sosial

L : Lainnya

41

Anda mungkin juga menyukai