Anda di halaman 1dari 120

Teknik-teknik

Menulis
Skripsi & Tesis
Penulis:
Editor:

© Hak Cipta dilindungi undang-undang


All rights reserved

Cetakan I: April 2017


(x + 110 hlm. 145 mm x 210 mm)
ISBN: 978-602-7661-71-4

Diterbitkan oleh: IMTIYAZ


Jl. Jemurwonosari Gg IV No. 5
Wonocolo, Surabaya
Telp. : 085 645 311 110
E-mail: penerbitimtiyaz@yahoo.co.id
Perwajahan dan Tata letak: Ihya’ Ulumuddin
O
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakaatuh

K ami bersyukur kepada Allah SWT atas selesainya penyusunan


buku “Teknik-teknik Penulisan Skripsi dan Tesis” bagi maha-
siswa ini, terutama para Mahasiswa yang memiliki tugas akhir khusu-
nya di STAI At Taqwa Bondowoso. Shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Buku ini merupakan suplemen dalam penulisan tugas akhir
yang berisi langkah-langkah teknis dalam menyusun penelitian
dengan tidak menekankan tinjauan teoritik. Sesuai dengan judulnya,
buku ini banyak mendiskripsikan dan memberikan panduan teknik-
teknik penulisan skripsi maupun tesis. Sehingga kehadiran buku di
tangan anda ini bisa menjadi pemandu dalam menyusun penelitian
khususnya bagi peneliti pemula. Karena penulis menganggap kesulitan
pagi mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir justru banyak
terkendalan persoalan teknis yang menjadi instrumen kognitif dalam
penyusunan penelitian. Tentunya, naskah Teknik-teknik Penulisan
Skripsi dan tesis ini telah dikaji secara mendalam, walaupun tidak
lepas dari kekurangan, sehingga masukan-masukan yang berharga
sangat kami harapkan demi perbaikan buku ini selanjutnya. Keinginan
besar kami untuk menjadi insan yang bermanfaat akan terus
dedikasikan dalam bentuk karya, setidaknya satu tahun satu tulisan
bisa dihadirkan guna menjadi ladang ibadah penulis. Harapan kami,

Kata Pengantar |
buku sederhana ini memiliki manfaat yang besar untuk pembaca
budiman dan sebagai amal jariyah semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan penerbitan buku ini. jaza’a kumulullah
ahsanal jaza’Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita. Amin.
Wassalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakaatuh

Bondowoso, 1 April 2017

Penyusun

| Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


O
Bismillahirrahmanirrahim

S egala puji bagi Allah, Penguasa alam semesta. Shalawat serta sa-
lam, semoga senantiasa tercurahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW .
Saya menyambut baik atas terbitnya buku yang berjudul
“Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis”. Yang ditulis oleh salah
seorang dosen muda, kandidat Doktor saudara Suheri. M.Pd.I
Buku ini lebih dari sekedar pedoman penulisan karya ilmiah
berupa skripsi maupun tesis, tapi lebih rinci lagi berupa berbagai
macam petunjuk teknis bagaimana teknis membuat judul, membuat
abstaks, membuat rumusan masalah sampai bagaimana membuat
kesimpulan sebuah Skripsi maupun Tesis.
Buku ini sangat penting dimiliki dan sekaligus dipelajari dan
difahami bagi setiap mahasiswa calon sarjana S1 dan Pascasarjana
S2. Di samping tetap harus memedomani buku Petunjuk Penulisan
dan Tesis yang biasanya diterbitkan oleh kampus, maka kehadiran
buku ini sangatlah membantu.
Satu hal yang juga harus diperhatikan dalam membuat karya
tulis baik Skripsi maupun Tesis ialah jadwal waktu, kapan harus
dimulai, dan kapan harus melakukan penelitian dan kapan harus
selesai dan mempertahankan di hadapan Dosen penguji?

Sambutan |v
Sekali lagi saya sangat menyambut baik dan mengapresiasi atas
terbitnya buku ini. Semoga akan bermanfaat dan berguna bagi
semua pihak, dan sebagai amal jariah bagi penulisnya.
Wallahul muwafiq ila ahsanit thariq

Bondowoso, 18 April 2017

Drs. H.M. Kholil Syafi’ie, M.Si

vi | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


o

Daftar Isi | vii


viii | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Daftar Isi | ix
››
››

x | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul
Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan :
a. Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuan dalam mengklasi-
fikasi topik penelitian PAI dan lainnya
b. Pembaca/mahasiswa kemampuan dalam membuat judul pene-
litian yang relevan
c. Pembaca/mahasiswa kemampuan dalam mengembangkan judul
penelitian
d. Pembaca/mahasiswa kemampuan membedakan penelitian kua-
litatif dan kuantitatif dari instrumen judul

Teknik Membuat Judul |1


Deskripsi :
Judul merupakan tampilan luar yang menggambarkan secara
utuh isi dari suatu penelitian baik fokus kajian, tujuan, jurusan,
bahkan untuk kuantitatif temuan penelitian sudah bisa diprediksi
dari judul yang ditulis. Oleh karena itu, sebelum menentukan judul
penelitian, seorang mahasiswa harus mengetahui ruang lingkup
penelitian yang sesuai dengan jurusan dan program studi yang
sedang ditempuhnya. Seringkali terjadi ketika memulai meneliti
atau mencari ide untuk penelitian awal, mahasiswa sangat ambisius
dan seperti ingin mengubah dunia melalui skripsi yang ditulisnya.
Kemudian mahasiswa sadar dia hanya mengkaji setengah bagian
dunia, kemudian seperempat, sepersepuluh bagian, dan akhirnya
sampailah pada hanya salah satu contoh dari apa yang terjadi dalam
kehidupan dunia ini. Dari sinilah perlunya pembimbing yang bisa
mengarahkan topik serta cakupan penelitiannya.

Ruang lingkup penelitian Pendidikan Agama Islam


Pondok Pesantren

Madrasah
Institusi
Majlis Ta'lim

TPQ

Karakter
Pendidikan
Agama Islam Kultur Nilai-nilai

Akhlaq
Pelajaran PAI di
Materi Sekolah
Keagaaman di
Madrasah

*) Judul penelitian Pendidikan Islam bisa diangkat dari tiga ruang lingkup tersebut.

2 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Menentukan topik penelitian
Setelah dipahami ruang lingkup dalam penelitian Pendidikan
Agama Islam (PAI). Sebelum merumuskan judul penelitian maka
perlu untuk menentukan topik yang akan di teliti. Mahasiswa
sebaiknya melakukan proses pemilihan topik dengan pengerucutan
berdasarkan ruang lingkup penelitian. Contoh pengerucutan topik
seperti berikut :
 Kajian bidang Studi Secara Umum: Pendidikan
 Minat Khusus: Pendidikan Islam
 Lebih Spesifik: Pendidikan di Pesantren
 Khususnya: Pesantren Salaf
 Persisnya: di Pesantren Kauman Al Hasani Allathifi
 Judul: Model-model pembelajaran Pondok Salaf dalam
meningkatkan kemampuan kitab kuning santri dan
seterusnya
Kalau tentang pembelajaran, pengerucutan bisa dilakukan dengan
cara sebagaimana berikut:
 Kajian umum: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
 Kajian Khusus: Model Pembelajaran
 Lebih spesifik: Contekstual Teaching and Learning (CTL)
 Khususnya: di Madrasah Formal
 Persisnya: di Madrasah Aliyah
 Judul: Penerapan Model Contekstual Teaching and
Learning dalam meningkatkan aktifitas pembelajaran
pada mata pelajaran PAI di MA At Taqwa Bondowoso
tahun pelajaran 2016-2017

Berkenaan dengan kapan harus mulai memikirkan topik penelitian, maka pencarian
atau pemikiran topik sebaiknya dimulai saat semester V pada mata kuliah
Metodologi Penelitian kalau Tesis dan Disertasi dimulai sejak mata kuliah pertama
yang diambil dari tugas-tugas yang dibuat untuk mata kuliah tertentu. Agar tidak
menyesal, sering-seringlah melihat skripsi/tesis untuk menginspirasi dan membantu
Anda mengenai gambaran utuh karya penelitian

Teknik Membuat Judul |3


Tipe-tipe Penelitian

Pendidikan

Berdasarkan Bidang Kajian


Berdasarkan Tempat
(Lokus Penelitian)

Field Reseach Manajemen Pendidikan


(Penelitian Lapangan)
Penelitian

Penelitian
Politik
Library Research
(Penelitian pustaka)
Psikologi
Laboratorium Research
(Penelitian Laboratorium) Filsafat

Sosial
Berdasarkan Pemakaian

Deskriptif
Berdasarkan Tujuan

Murni (pure)
Penelitian

Penelitian

Eksploratif

Terapan (applied)
Eksplanatif

Verifikatif

4 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Menentukan Variabel Bebas dan Variabel Terikat dalam Judul
Pengertian Variable menurut Kerlinger (1973) adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya: Pendekatan
Pembelajaran, Model Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Teknik Pembelajaran, Prestasi belajar, Efektifitas
belajar, Aktifitas pembelajaran dan lain-lain. Dengan demikian,
Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Dalam penelitian variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas (variabel independen) dan variabel terikat (dependent variable).
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen
(terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas (indpendent) sering di-
sebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent, variabel
pengaruh, variabel perlakuan, kausa, treatment, risiko.
Sedangkan Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipenga-
ruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut
Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel
bebas/variabel independent. Sering juga disebut sebagai Variabel
Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh,
Variabel Terikat atau Variabel Tergantung.
Contoh :
“Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
dalam Meningkatkan Efektifitas belajar…”

Variabel Bebas Variabel Terikat

Teknik Membuat Judul |5


Kesalahan umum yang terjadi dalam membuat judul penelitian:
 Lokasi penelitian yang ditentukan Madrasah tetapi disebutkan
Kepala Sekolah atau sebaliknya penelitian di Sekolah namun
ditulis Kepala Madrasah.
 Judul yang ditulis tidak sesuai dengan Prodi atau jurusan yang
ditempuh, misalnya Jurusan Tarbiyah Prodi PAI namun yang
diteliti Manajemen, kajian sosial di luar program keahlian yang
ditekuni.
 Redaksi judul penelitian tidak jelas dipahami problem konsep-
tualnya.
 Cakupan topik yang diajukan dalam judul terlalu luas dan umum.
Misalnya: Problematikan pendidikan Islam di Indonesia.
 Manajemen kepala Madrasah se Kabupaten Bondowoso
 Judul tidak mengesankan problematika yang terkandung dan
penting untuk diteliti.
 Misalnya: Pentingnya penerapan metode pembelajaran hafalan
dalam pembelajaran.
 Umumnya substansi judul tidak tercermin dalam rumusan masa-
lah dalam arti lain antara judul penelitian dan rumusan masalah
tidak sinkron (mismatch).
Indikator-indikator variabel dependent (terikat) dalam pem-
buatan judul meliputi aspek berikut:
 Indikator Prestasi pembelajaran :
Biasanya diukur dengan tingkat prestasi akademik dan prestasi
non akademik. Prestasi akademik biasanya diukur dengan hasil
akhir pembelajaran dari proses pembelajaran di kelas atau
pemberian penghargaan. Sedangkan prestasi non akademik
mencakup prestasi di luar proses pembelajaran di kelas seperti
ekstrakurikuler.

6 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Indikator Efektifitas pembelajaran :
Biasanya diukur dengan tingkat pencapaian pembelajaran. Ada
empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskrip-
sikan keefektifan pembelajaran, yaitu:
1. Kecermatan penguasaan prilakuyang dipelajari atau juga
sering disebut dengan “tingkat kesalahan” (meminimalisir
tingkat kesalahan)
2. Kecepatan unjuk kerja
3. Tingkat alih belajar
4. Tingkat (retensi ingatan) dari apa yang dipelajari (Degeng,
2013:19)
 Indikator mutu atau kualitas :
1. Menurut Deming
Konsep mutu menurut Deming diukur dengan semakin
minim bahkan tidak ada produk yang cacat atau rusak
(produk gagal).
2. Menurut Crosby
Konsep mutu atau kualitas diukur dengan kesesuaian antara
sesuatu yang diproduksi dengan kebutuhan pengguna
jasa/konsumen/pasar. Misalnya kebutuhan anak didik atau
wali murid yaitu bisa membaca dan menulis al Qur’an dan
lembaga pendidikan mendesain kurikulum yang dibutuhkan
oleh pengguna jasa.
3. Menurut Joseph Juran
Konsep mutu menurut Juran diukur dengan kesesuaian
antara tujuan dalam produksi dengan penggunaan di
lapangan. Misalnya guru yang memiliki latar belakang
pendidikan Agama Islam (PAI) mengajar mata pelajaran
Pendidikan Agam Islam (PAI).

Teknik Membuat Judul |7


 Indikator Efisiensi Pembelajaran :
Biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah
waktu yang dipakai peserta didik dan/atau jumlah biaya pem-
belajaran yang digunakan. (Degeng, 2013:19)
Efisiensi waktu diukur peserta didik yang efisien belajarnya
adalah yang dapat memanfaatkan waktu secara efisien untuk
menyelesaikan program belajarnya.
Efisiensi pembelajaran biasanya Diukur dengan ratio antara
efektivitas dan jumlah waktu yang dipakai si belajar dan/atau
biaya yang digunakan.
Efisiensi personalia diikur oleh jumlah personalia yang
dilibatkan dalam perancangan, pelaksanaan dan evaluasi pembe-
lajaran, juga dapat dipakai mempreskripsikan efisiensi pem-
belajaran.
Efisiensi Sumber belajar/biaya diukur dari perbandingan
jumlah sumber belajar/media pembelajaran yang digunakan
dalam waktu tertentu, serta biaya yang dikeluarkan untuk keper-
luan belajar juga menjadi indikator efisiensi pembelajaran.
 Indikator aktifitas pembelajaran
Biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk
tetap atau terus belajar. Aktifitas pembelajaran erat kaitannya
dengan daya tarik bidang studi atau intensitas proses pembe-
lajaran itu sendiri.
Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecen-
derungan peserta didik untuk tetap/terus belajar, yang ditandai
dengan penghargaan dan keinginan lebih (lebih banyak atau
lebih lama) belajar yang diperlihatkan pebelajar.
Daya tarik bidang studi diukur dari setiap ketertarikannya
untuk terus belajar pada bidang studi yang didalami, meskipun
amat tergantung pada karakteristik perseorang siswa. Suatu
bidang studi memiliki daya tarik tinggi bisa karena sesuai

8 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


dengan bakat siswa, kebutuhan secara pribadi atau karena
sekedar minat.
Kualitas pembelajaran selalu terkait dengan penggunaan
metode yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan kondisi pembelajaran tertentu. Pembelajaranlah yang
membuat bidang studi itu menarik, bukan sebaliknya. Jadi
pembelajaranlah yang membuat bidang studi itu menarik atau
tidak.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat judul pene-
litian:
 Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas
dan juga tidak terlalu sempit. Sebaiknya topik atau masalah
yang diajukan lebih spesifik, menarik, aktual secara akademik
dan secara praktis.
 Belum banyak diteliti orang lain. Apabila sudah ada penelitian
lain, maka peneliti memotret aspek lain atau sisi tertentu yang
selama ini belum memperoleh perhatian dari peneliti sebelum-
nya.
 Diungkapkan dalam kalimat yang simpel serta mampu
menunjukkan dengan jelas variabel bebas (independent variable)
dan Variabel Terikat (dependent variable). Namun, dalam judul
tertentu diperbolehkan cukup satu variabel.
Misalnya: Dinamika Pendidikan di Pondok Pesantren …dst
 Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung
di dalam tema yang akan diteliti.
 Dapat dibuat judul dengan kalimat ganda, misalnya kalimat
pertama bersifat umum kemudian diikuti dengan ungkapan
yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji. Hindari kalimat
yg mengesankan bersifat “bombastis” seperti dalam koran-
koran namun demikian judul tetap tampil menarik (eyescatching).

Teknik Membuat Judul |9


Kriteria judul yang baik dan benar :
 Dibuat seringkas mungkin, tanpa mengaburkan esensi, jika
perlu menggunakan anak judul.
 Judul menggambarkan secara spesifik penelitian yang dilakukan,
baik objek, lokasi maupun metodanya.
 Cukup menyebutkan rangkaian kata-kata kunci.
Praktek menyusun judul skripsi
Kepemimpinan
Strategi Kepala Madrasah
Manajemen Lembaga
Manajemen
Manajemen Pembelajaran
Upaya Kepala
Behavioristik
Kontruktifistik
Pendekatan Pembelajaran
Kognitivistik
Humanistik
Student centred
Strategi Pembelajaran
Teacher centred
Contekstual teaching
Contekstual learning
CTL
Quantum Teaching
Independent Pembelajaran
Variable Cooperatif
(variabel Pendidikan Active Learning
bebas) dan Model Pembelajaran E-learning
Pembelajaran Problem Based
Learnig
Project Based
Learning
Inkuiri
Problem Based
Learning
Ceramah
Diskusi Kelompok
Tanya Jawab
Jigsaw
Metode Pembelajaran
Market Share
Knowladge
Problem Solving
Peta Konsep & Peta

10 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Pikiran
Penugasan
Pemberian tugas
Problem Possing
Karyawisata
Open – ended
Teknik Pembelajaran Eperimen
Dibagi setiap sesi
Direct non direct
Istilah Hasil variabel Pembentukan Prestasi belajar
Dependent yang dipenga- Penanaman Hasil belajar
Variable ruhi oleh Peningkatan Efektifitas belajar
(Variabel variabel bebas Pengembangkan Efisiensi belajar
Terikat) Memupuk Aktifitas belajar
Mencetak Kualitas belajar

Teknik Membuat Judul | 11


12 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
a. Memiliki kemampuan menyusun abstrak
b. Memiliki kemampuan memahami struktur abstrak
c. Memiliki pemahaman kerangka abstrak
d. Memiliki kemampuan membedakan antara hasil penelitian dan
kesimpulan dalam penelitian.
Deskripsi
Abstrak memainkan peran utama dalam penelitian, karena bagian
ini yang dibaca pertama kali oleh penguji. Selain itu, abstrak merupa-

Teknik Membuat Abstrak | 13


kan elemen yang medorong pembaca untuk membaca lebih jauh isi
karya tulis ilmiah. Fungsi abstrak adalah memberikan ringkasan isi dari
dokumen penelitian yang akan dibaca oleh pembaca (Thomas; 2000).
Peranan Abstrak :
Menurut Huckin (1995:34) abstrak memiliki beberapa peranan,
di antaranya:
 Mengedapankan informasi atau pernyataan-pernyataan penting
untuk dapat diakses dengan mudah
 Sebagai alat screening, yang dapat membantu pembaca apakah dia
akan membaca seluruh bagian artikel selanjutnya atau tidak
 Memberi kerangka pembacaan artikel secara keseluruhan
 Menyajikan ringkasan poin-poin utama dalam karya ilmiah
untuk dijadikan referensi.
Komponen Abstrak :
Menurut Evans dan Gruba (2002) menegaskan bahwa abstrak
harus mengandung tiga komponen utama, yakni :
 Mengapa penelitian dilakukan? (latar belakang)
 Apa yang ingin dicapai? (tujuan)
 Metode penelitian apa yang dipakai?
 Apa hasilnya?
Struktur abstrak
Penyusunan abstrak ditulis cukup dengan empat paragraf
dengan struktur sebagai berikut:
 Paragraf pertama, berisi gambaran sekilas dari latar belakang
masalah yang diteliti.
 Kedua, isi abstrak adalah tujuan penelitianm
 Ketiga, abstrak berisi tentang metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian tersebut.

14 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Paragraf keempat, abstrak berisi tentang hasil penelitian. Namun
dalam memaparkan hasil penelitian dalam abstrak bukan
mengutip kembali hasil kesimpulan dalam penelitian. Karena
beda antara hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam abstrak
 Disampaikan dengan kalimat yang singkat dan padat
 Umumnya abstrak ditulis tidak lebih dari satu halaman
 Kalau abstrak dipandang sebagai ringkasan dari penelitian
yang telah dilakukan, maka kalimat yang digunakan berupa
kalimat lampau (jangan gunakan “akan”)
Contoh Abstrak

Transformasi Pesantren Salaf di Tengah Masyarakat Kota


Judul (Studi tentang Manajemen Pondok Pesantren Kauman Alhasani
Allathifi sebagai Lembaga Pendidikan, Dakwah dan Sosial)
Tahun 2011

Penulis Suheri
NIRM 16091983
Abstrak
Pondok pesantren merupakan lembaga yang usianya
mengiringi sejarah masuknya Islam di Indonesia. Dalam
perjalanannya, lembaga berfungsi sebagai lembaga pendidikan,
Berisi tentang dakwah dan sosial. Disamping itu, seiring dengan perubahan
gambaran yang zaman yang kian mengiringi arus modernisasi dan globalisasi
melatar menjadi tantangan tersendiri bagi pondok pesantren dalam
belakangi menjaga survivalitasnya untuk melestarikan watak kemandirian
penelitian yang menjadi karakteristikunik dirinya. Demikian pondok
(overview) pesantren salaf Kauman Alhasani Allathifi yang terletak di pusat kota
Bondowoso, tentu mengalami tantanganberat karena perbedaan
kultur salaf pesantren dengan kondisi masyarakat perkotaan yang
cenderung lebih agresif terha-dap ilmu pengetahuan umum dan

Teknik Membuat Abstrak | 15


tradisi modernisasi. Apalagi sebagian besar santri yang mengenyam
pendi-dikan di luar pesantren. Menjadi tantangan tersendiri antara
mempertahankan watak kemandirian salaf pesan-tren atau
melakukan transformasi mengikuti arus peruba-han dan tuntutan
zaman.

Berisi Penelitian ini bertujuan, pertama untuk memahami transfor-


pernyataan masi manajemen pondok pesantren salaf sebagai lembaga pendidi-
tentang tujuan kan. Kedua, memahami transformasi manajemen pondok pesantren
penelitian salaf sebagai lembaga dakwah. Ketiga, memahami transformasi
manajemen pondok pesantren salaf sebagai lembaga Sosial.
Berisi tentang Jenis penelitian ini menggunakan field research peelitian
metode lapangan) pendekatan kualitatif khususnya metode studi kasus.
penelitian yang Teknik pengumpulan data mengguna-kan participation observation
digunakan oleh observasi berperanserta) pesantren selama kurang lebih tiga bulan,
peneliti in depth interview wawancara mendalam) dengan pengasuh,
ustadz/ustadah, pengurus dan dokumentasi terutama dokumen
yang berkaitan dengan sejarah, data murid, ustadz/ustadzah, kitab
yang digunakan. Selanjutnya uji keabsahan data menggunakan Uji
kredibilitas, Uji trasferability, Uji dependability dan Uji confirmability
kemudian data dianalisis menggunakan deskriptif reflektif thinking
Berisi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa transformasi pondok
gambaran hasil pesantren pesantren terjadi menjadi tiga tipologi. Pertama, Transfor-
penelitian masi terarah, merupakan perubahan yang direncakan oleh pesan-
bukan copy tren. Kedua, tranformasi netral, merupakan bentuk trans-formasi
paste yang berjalan secara alami atau apa adanya tanpa rencana. Ketiga,
kesimpulan) tranformasi integral merupakan bentuk tranformasi yang terjadi
begitu saja, kemudian diarahkan oleh pesantren sesuai watak dan
karakteristik yang diinginkannya.

16 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
 Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuuan untuk membeda-
kan Das Solen (idealitas) dan Dassein (realitas)
 Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuuan untuk meran-
cang latar belakang dengan sistem piramida terbalik dan
berdiri
 Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuan menyusun kalimat
latar belakang dengan logika deduktif (umum ke khusus) atau
induktif (khusus ke umum)

Teknik Membuat Latar Belakang | 17


 Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuuan untuk memapar-
kan permasalahan berdasarkan fakta di lapangan
Deskripsi
Latar belakang berfungsi untuk menggambarkan pemahaman
peneliti tentang peta permasalahan yang akan diteliti. Pendahuluan
menjelaskan konteks penelitian dan pemaparan penelitian yang
dilakukan. Perannya, seperti dikatakan oleh Moriarti (1997) adalah
untuk menjembatani kekosongan antara pembaca dan penulis.
Pendahuluan memberikan konteks intelektual, pernyataan masalah
yang terjadi (dassein) dan hal yang seharusnya terjadi dari permasalan
yang ada (dassollen), signifikansi, serta isu yang dikaji dalam penelitian
harus dinyatakan dengan jelas, dengan cara yang informatif sehingga
dapat dengan mudah dibaca oleh pembaca. Latar belakang ini
menggiring pembaca kepada urutan tahapan yang yang logis.
Sehingga dalam latar belakang peneliti harus meminimalisir
kesalahan bahkan tidak boleh, karena dari situ pula pembaca akan
memutuskan apakah dia akan terus membaca karya anda atau tidak?.
Perbedaan Das sollen dan Das sein
Das Sollen adalah segala sesuatu yang mengharuskan kita
untuk berpikir dan bersikap. Contoh: dunia norma, dunia kaidah
dan sebagainya. Dapat diartikan bahwa das sollen merupakan kaidah
dan norma serta kenyataan normatif seperti apa yang seharusnya
dilakukan.
Das Sein adalah segala sesuatu yang merupakan implementasi
dari segala hal yang kejadiannya diatur oleh das sollen. Dapat
dipahami bahwa das sein merupakan peristiwa konkrit yang terjadi
di lapangan.
Jadi, peristiwa konkrit (Das Sein) memerlukan das sollen untuk
menjadi peristiwa utuh. Begitu pula sebaliknya, dunia norma/kaidah
(das sollen) juga memerlukan peristiwa konkrit (das sein) untuk

18 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


menjadi peristiwa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa das sollen dan
das sein saling melengkapi satu sama lain.

Contoh Das Sollen:


Pertama:
“Seorang pendidik layak dikatakan profesional bila sudah memiliki gelar sarjana
minimal Strata 1 (S1) pendidikan dan mengajar sesuai dengan program keahliannya”.
Kedua :
“Dalam pembelajaran tugas guru sebagainya fasilitator, siswa lebih aktif, guru bukan
sumber belajar satu-satunya”.
Contoh Das Sein:
Pertama:
“Tetapi masih ada tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan program
keah-lian yang dimilikinya bahkan tidak sedikit belum memiliki gelar akademik
sesuai bidang yang diajarkan”.
Kedua:
“Kenyataannya guru mengajar dengan metode ceramah, peserta didik pasif, guru
sumber belajar satu-satunya di kelas”.

Persoalan yang umum terjadi dalam menyusun latar bela-


kang.
 Pemaparan kurang fokus pada pokok masalah sehingga isi latar
belakang tidak fokus
 Isi yang dipaparkan tidak jelas dan cenderung “ke sana ke mari”,
Tidak menjelaskan dengan tegas kegelisahan akademik yang
terjadi antara “dassollen & Dassein” yang menjadi kesenjangan
 Paparan pada latar belakang tidak disertai dengan data-data
pendahuluan yang mendukung kepada pentingnya masalah
yang akan diteliti
 Data yang dipaparkan kurang mengelaborasi pada literatur dari
hasil penelitian terdahulu
 Tidak memaparkan motivasi, tujuan atau steatmen dilakukannya
penelitian. umumnya bagian ini dipaparkan di bagian akhir dari
latar belakang.

Teknik Membuat Latar Belakang | 19


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun latar
belakang
 Konteks yang kaji mengandung nilai up to date, relevan, pen-
ting, bermanfaat,mendesak dan menarik untuk diteliti.
 Harapan akan sesuatu seharusnya ada (das sollen) dengan
kenyataan yang ada (das sein).
 Referensi kepustakaan tentang konsep, teori, penemuan peneli-
tian relevan diperlukan bantuan persepsi yg diekplorasi dari
kenyataan lapangan.
 bukti yang kuat, penemuan serta teori yang ada masih belum
menjawab secara memuaskan tentang permasalahan yang
bakal diteliti.
 Teori, konsep, penemuan dijadikan kerangka acuan (frame of
reference) di dalam mengkonstruksi konsep permasalahan juga
perlu ditegaskan.
 Berisikan argumentasi mengapa topik penelitian ini penting
untuk diteliti dan bagaimana cara penelitiannya. Penting secara
akademik (teoritik) atau penting untuk memecahkan masalah
(problem solving) yang dihadapi.
 Dibangun dalam argumen yang jelas.
 Di dukung dengan data dalam setiap pointnya. Ditunjukkan
bagaimana masalah itu terintegrasi secara konseptual.
 Memuat argumen bersifat akademik (review teoritik atau
review hasil-hasil penelitian sebelumnya).
 Menyertakan alasan-alasan praktis kenapa penelitian ini penting
dilakukan.
 Proposal harus mampu menunjukkan bahwa masalah-masalah
yang diteliti belum pernah dikaji secara serius pada penelitian-
penelitian sebelumnya.
 Pemaparan latar belakang dimulai dari gejala yang umum sampai
pada yang lebih spesifik.

20 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Berikan gambaran sepintas mengenai hasil yang diharapkan
dan kerangka waktu pelaksanaannya
 Singkatnya: latar belakang berisikan situasi problematik yang
memberikan alasan mengapa penelitian tersebut penting untuk
dilakukan.
Desain Piramida terbalik dan Piramida berdiri

Prestasi belajar Kenakalan Remaja

Model pembelajaran Peran Guru

Metode mengajar guru Kegagalan Pendidikan

Model Pembelajaran PAI TUjuan Pendidikan Nasional

Pendidikan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan di Madrasah
Model pembelajaran

Metode Pembelajaran PAI


Proses pembelajaran

Teknik Membuat Latar Belakang | 21


Perbedaan metode deduktif dan induktif
Menurut Sukardi (2009;12) mengatakan bahwa: Logika
deduktif pada prinsipnya adalah cara berpikir untuk mencari dan
menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum
menuju ke arah yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan
sistem berpikir untuk mengorganisasi faktual dan mencapai suatu
kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika.
Contoh logika deduktif: setiap binatang mempunyai kaki. Semua
kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu, sebagai kesimpulannya
kucing adalah binatang menyusui.
Logika induktif cara ini merupakan proses berpikir yang
diawali dari fakta-fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah
yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan.
Contoh logika induktif diantaranya adalah seperti berikut,
ayam hitam yang kita amati mempuyai hati ayam putih yang
diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya adalah setiap ayam
mempunyai hati.
Kesalahan umum pada penulisan latar belakang
 Masalah yang dipaparkan belum jelas dan tidak berbabis data
atau fakta lapangan antara dassollen dan dassein
 Bahasa yang digunakan masih ambigu, multi tafsir (bersayap)
sehingga menimbulkan problem atau pertanyaan bagi pembaca.
Contoh : ..... pendidikan di Indonesia gagal total.
…. sistem pendidikan kita masih kacau.
Penulis hanya berhenti sampai pada kalimat itu, tanpa membeberkan
bukti empiris atau data empiris yang valid. Kemudian melanjutkan ke
topik/paragraf berikutnya…

22 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Untuk Fakultas tarbiyah tidak mencantumkan teks arab baik
ayat, hadits atau maqolah (tidak ada aturan baku mengenai
kewajiban teks arab tetapi mempertegas status agar beda
dengan ilmu umum menjadi pertimbangan utama, sehingga
tidak “dituduh” sekuler).
 Ketika mencantumkan ayat hanya sebagai tempelan (hiasan)
dan tidak mendialogkan ayat tersebut dengan teori/pendapat
pakar atau fakta lapangan.
 Ukuran teks arab dibuat 12, seharusnya diketik dengan ukuran 16
 Tidak menampilkan motivasi kenapa penelitian dilakukan
 Kutipan lebih dari lima baris tidak diketik satu spasi
 Steatmen penelitian sebagai penguatan tidak dijelaskan,
sebagai fokus dalam sebuah penelitian.
 Spasi antar paragram tidak konsisten (jarak diketik lebih)
 Teks arab tidak diberi syakal
 Referensi kurang/terbatas
 Awal ketukan diketik tidak lurus dengan abjad
Contoh yang benar

Teknik Membuat Latar Belakang | 23


salah

X

Struktur latar belakang
Bagian ini bertujuan untuk menolong peneliti atau penulis
dalam menyusun bagian-bagian dalam latar belakang. Lantas, bagai-
mana cara mudah menulis latar belakang? Jika mengamati hasil karya
tulis ilmiah yang banyak ditulis. Maka suatu latar belakang mengan-


dung lima bagia utama, yaitu :
1. Apa menariknya riset (penelitian) yang didokementasikan?
2. Hingga kini, sudah sampai dimana pemahaman peneliti
tentang topik tersebut
3. Apa masalah yang masih ada?


4. Apa asumsi dasar (kualitatif) atau hipotesis (kuantitatif) untuk
memecahkan masalah tersebut?
5. Langkah-langkah apa yang kita lakukan untuk membuktikan
asumsi dasar atau hipotesis?
6. Motivasi peneliti sebaiknya dipaparkan alasan ketertarikan
peneliti pada topik yang akan di kaji
7. Tujuan penelitian apa membuktikan? Mehamahami? Mene-
mukan? mengeksplorasi? meramalkan? memecahkan?

24 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


8. Statemen, sebagai penguatan pada fokus penelitian. Misalnya:
“…berdasarkan paparan data tersebut maka fokus penelitian
ini adalah …. sehingga judul yang diangkat “(sebutkan sesuai
judul penelitian)…”

STRUKTUR I Mengapa penelitian dilakukan


(topik menarik)

STRUKTUR II Sampai dimana pemahaman hingga


saat ini

STRUKTUR III Apa permasalahan yang masih ada

STRUKTUR IV Apa asumsi dasar/hipotesis anda

STRUKTUR V Apa yang akan dilakukan (agenda)

STRUKTUR V Motivasi (ketertarikan peneliti)

STRUKTUR VI Tujuan penelitian

STRUKTUR VII Steatment sebagai penguatan

Teknik Membuat Latar Belakang | 25


26 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul
Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
 Memiliki kemampuan dalam membedakan masalah umum dan
khusus
 Memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi masalah
 Memiliki kemampuan dalam menyusun rumusan masalah
berdasarkan latar belakang

Teknik Menyusun Rumusan Masalah | 27


Deskripsi
Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah
yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi
tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian,
pertanyaan yang diajukan harus berdasarkan problem konseptual
berdasarkan teori, konsep berbasis data yang bisa ditelaah secara
ilmiah. Rumusan masalah sangat menentukan arah dari suatu
penelitian. isi dari dari rumusan masalah merupakan masalah inti
yang telah dipaparkan secara umum dari latar belakang masalah,
rumusan masalah biasanya dirumuskan setelah peneliti melakukan
proses identifikasi masalah baik dilakukan tertulis atau tidak tertulis,
hal ini tergantung style dari Perguruan Tinggi. Rumusan masalah
merupakan konten atau inti pembahasan yang akan didalami, dikaji
dan diteliti oleh seorang peneliti. Rumusan masalah dirumuskan
menjadi dua bagian yakni masalah umum dan masalah khusus
Kesalahan umum dalam menyusun rumusan masalah
 Pernyataan yang ditulis tidak dipaparkan dalam bentuk per-
tanyaan
 Rumusan masalah khusus dan umum tidak ada korelasi akade-
mik dan konseptual
 Pertanyaan yang diajukan tidak tajam dan menggali persoalan
 Pertanyaan terlalu luas menjangkau masalah
 Jawaban dari pertanyaan yang diajukan sudah dapat diterka,
tanpa harus dilakukan penelitian mismacht dengan judul yang
dirumuskan. Misalnya: apa penting penerapan model pembe-
lajaran dalam meningkatkan prestasi
 Butir-butir rumusan masalah yang dibuat terlalu banyak, meski-
pun tidak ada aturan baku mengenai jumlah nomor dalam
rumusan masalah, tetapi umumnya rumusan masalah dibuat tiga
butir asalkan kajiannya mendalam, hal ini lebih baik dari pada
lima butir bahkan lebih namun kajiannya dangkal.

28 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Panduan membuat rumusan masalah
 Berisi elemen yang paling penting dalam desain penelitian.
 Rumusan merupakan starting point untuk masuk dalam masa-
lah penelitian yang akan dilakukan.
 Oleh karena pertanyaan penelitian merupakan yang paling
esensial, maka harus dirumuskan dengan jelas dan padat.
 Dalam merumuskan masalah dapat disederhanakan dengan
tipe: “what” - “why” - ”how”. Hal ini penting untuk ditegaskan,
terutama untuk membedakan tujuan penelitian yang akan
dilakukan (untuk menggambarkan realiatas sosial; menjelaskan
gejala sosial; meramalkan kondisi sosial dan sebagainya).
 Secara umum pertanyaan “what” sifatnya deskripsi, sedangkan
“how” ditujukan pada upaya intervensi sebuah perubahan,
why untuk eksplanasi dst.
 Dalam perumusan pertanyaan dapat dibagi dalam pertanyaan
secondary dan sub-secondary. Kemudian masing-masing dihu-
bungkan dengan latarbelakang serta konteks research atau
untuk mengelaborasi pertanyaan utama.
 Diajukan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban
dari hasil penelitian bersangkutan.
 Pertanyaan-pertanyaan memiliki hubungan antara konsep
yang tercermin di dalam judul pertanyaan umum dapat diajukan.
Syarat Pertanyaan Penelitian
 Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya
terjadi (descriptive)
 Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is
available)
 Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what
is achieved)

Teknik Menyusun Rumusan Masalah | 29


 Problematika yang dirumuskan atau difokuskan jelas secara aka-
demik
 Menyatakan suatu hubungan antar variabel (independent & depen-
dent)
 Mempunyai nilai keaslian untuk mencegah plagiasi
 Dapat diuji melalui pengukuran atau secara konseptual.
Jenis-jenis pertanyaan
Dilihat dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi peneli-
tian seperti Marshall & Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107)
setidaknya membaginya menjadi tiga macam pertanyaan, yaitu:
 Deskriptif yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang
diteliti (apa adanya), dengan menggunakan kata tanya „apa‟.
Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
Contoh:
Apa saja strategi yang dipakai Kepala Sekolah dalam memaju-
kan sekolah yang dipimpinnya?
 Eksploratoris yakni untuk memahami gejala atau fenomena
(secara mendalam), dengan menggunakan kata tanya “bagai-
mana”. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kuali-
tatif.
Contoh:
Bagaimana model kepemimpinan Kepala Sekolah tersebut
dalam upaya memajukan sekolah?
 Eksplanatoris yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi
terkait dengan fenomena yang dikaji, dengan mengajukan
pertanyaan “apa ada hubungan”.
Contoh :
Bagaimana pengaruh model kepemimpinan otoriter terhadap
kepatuhan staf?

30 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Verifikatif yakni penelitian untuk melakukan pembuktian atau
verifikasi dari suatu pernyataan, opini atau dugaan dengan
mengajukan pertanyaan “apa benar”
Contoh : Adakah hubungan antara IQ terhadap prestasi
belajar siswa?
Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian,
seti-daknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
 Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya,
 Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah,
seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisi-
pasi, dan evaluasi/tes,
 Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan
penelitian terdahulu state of the arts),
 Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengem-
bangan ilmu pengetahuan,
 Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat ter-
jadi,
 Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera,
tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas, dan
 Masalah itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan
kemampuan peneliti.
Untuk mencapai maksud tersebut di atas, peneliti perlu melaku-
kan pertanyaan reflektif sebagai pemandu. Menurut Raco (2010: 98-
99), ada beberapa pertanyaan awal untuk dijawab sebagai berikut:
 Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat,
 Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala
yang akan diteliti,
 Proses apa yang sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut,
 Perkembanghan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung
pada waktu peristiwa terjadi,

Teknik Menyusun Rumusan Masalah | 31


 Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu
pengetahun dan masyarakat secara luas di masa yang akan
datang.atau korelasi, pengaruh antara faktor (X dan Y).
Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.
Ciri Masalah Penelitian yang Baik
 Memiliki nilai kebaruan (novelty), baik topik yang diangkat atau
baru karena belum/jarang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
 Jawabannya penting untuk diketahui masyarakat luas
 Memiliki nilai guna atau manfaat.
 Fisibel, artinya terjangkau dari sisi perolehan data, biaya, waktu,
dan kualifikasi peneliti.
 Tidak bertentangan dengan norma atau nilai yang ada di tempat
penelitian dilakukan.
Teknik menyusun rumusan masalah/fokus penelitian
Masalah umum:
Dibuat dengan mengacu pada judul penelitian, langkah mudah
menyusun masalah umum yaitu dengan mengubah judul dengan
menambahkan kalimat tanya
Masalah khusus:
Disusun dengan mengacu pada masalah umum, masalah khu-
sus dibuat harus berkaitan dengan masalah umum.

32 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Contoh I
Judul Penelitian:
Implementasi Model Pembelajaran Contekstual Teaching and
Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa di MAN
Bondowoso Tahun 2017

Rumusan Masalah Umum:


Bagaimana Model Pembelajaran Contekstual Teaching and Learning
dalam meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Tafsir di
MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017?
Rumusan Masalah Khusus :
a. Bagaimana implementasi model pembelajaran Contexstual Teach-
ing and Learning dalam meningkatkan kemampuan kognitif?
b. Bagaimana implementasi model pembelajaran Contexstual Teac-
hing and Learning dalam meningkatkan kemampuan Afektif ?
c. Bagaimana implementasi model pembelajaran Contexstual Teaching
and Learning dalam meningkatkan kemampuan Psikomotorik?

Contoh II
Judul penelitian:
Implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran Fiqh di MAN Bondowoso
Tahun Pelajaran 2017
Rumusan Masalah Umum/fokus penelitian:
Bagaimana Implementasi Kurikulum tahun 2013 dalam meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran Fiqh di MAN Bondowoso tahun
pelajaran 2017?
Rumusan Masalah Khusus :
a. Bagaimana implementasi model pembelajaran Kurikulum tahun
2013 dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran
Fiqh di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017?

Teknik Menyusun Rumusan Masalah | 33


b. Bagaimana implementasi pembelajaran Saintifik Kurikulum tahun
2013 dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran
Fiqh di MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017?
c. Bagaimana implementasi penilaian autentik Kurikulum tahun 2013
dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Fiqh di
MAN Bondowoso tahun pelajaran 2017?

Contoh III
Judul penelitian:
Metode Survival Pondok Pesantren Salaf di Tengah Masyarakat Kota
(Studi Kasus Pondok Pesantren Kauman Alhasani Allathifi Bondowoso)
Tahun 2017
Rumusan masalah umum :
Metode Survival Pondok Pesantren Salaf di Tengah Masyarakat Kota
(Studi Kasus Pondok Pesantren Kauman Alhasani Allathifi Bondowoso)
Tahun 2017
Rumusan Masalah Khusus :
a. Bagaimana metode survival pondok pesantren salaf Kauman Alha-
sani Allathifi sebagai lembaga pendidikan tahun 2017?
b. Bagaimana metode survival pondok pesantren salaf Kauman Alha-
sani Allathifi sebagai lembaga Dakwah tahun 2017?
c. Bagaimana metode survival pondok pesantren salaf Kauman Alha-
sani Allathifi sebagai lembaga Sosial tahun 2017?

34 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul
Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan :
a. Memiliki kemampuan dalam menyusun Tujuan penelitian
b. Memiliki pemahaman makna filosofis tujuan dalam penelitian
Deskripsi :
Tujuan penelitian dinyatakan secara tegas dan konkrit tentang
hal-hal yg ingin diketahui dari hasil penelitian bersangkutan. Tujuan
penelitian pada dasarnya merupakan hal spesifik yang diinginkan
dari kegiatan penelitian berdasarkan rumusan masalah, karena tujuan

Teknik Menyusun Tujuan Penelitian | 35


penelitian sebenarnya untuk menjawab rumusan masalah yang
dibuat sebelumnya, jadi harus ada konsistensi antara rumusan
masalah (persoalan) dan tujuan penelitian (jawaban penelitian)
termasuk pembahasan dan kesimpulan.
Kesalahan umum
 Mismatch antara tujuan penelitian dan rumusan masalah peneli-
tian dalam konteks persoalan.
Misalnya:
Rumusan masalah /fokus penelitian masalah: terdapat tiga item
a. Bagaimana model pembelajaran Kurikulum 13 di … (Model
pembelajaran)
b. Bagaimana pembelajaran saintifik dalam Kurikulum 13 di..
(Pembelajaran Saintifik)
c. Bagaimana penilaiaan autentik dalam Kurikulum 13 di…
(penilaian autentik)
Dalam tujaun seharusnya di rancang sama untuk menjawab
rumusan masalah/fokus penelitian :
a. Untuk mengetahui model pembelajaran Kurikulum 13 di …
(Model pembelajaran)
b. Untuk memahami pembelajaran saintifik dalam Kurikulum
13 di.. (Pembelajaran Saintifik)
c. Untuk mendiskripsikan penilaiaan autentik dalam Kurikulum
13 di…(penilaian autentik)
Rumusan ibarat soal/pertanyaan maka tujuan menjadi jawaban
atas rumusan. Jadi jawaban harus sesuai dengan rumusan baik
jumlah ataupun kontennya.
Dilihat dari basic research paling tidak ada 5 tipe tujuan peneli-
tian:
 To explore(penjajagan): tujuannya berusaha untuk pengembangan
awal, mencari gambaran kasar atau mencari pemahaman tentang
fenomena sosial yang belum diketahui sebelumnya.

36 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Kata kunci untuk pernyataan ini: “untuk mengetahuai”
 To describe: tujuannya untuk menggambarkan realitas sosial secara
apa adanya atau melakukan pengukuran yang cermat terhadap
fenomena sosial tertentu, termasuk konsistensi sosial yang ada.
Peneliti mengembangkan konsep atau teori, tetapi tidak mela-
kukan pengujian hipotesa.
Kata kunci untuk pernyataan ini : “untuk mendiskripsikan”
 to explain: untuk menjelaskan hubungan kausal fenomena sosial
dengan mengembangkan pengujian hipotesa.
Kata kunci untuk pernyataan ini: “untuk mengetahui hubungan
(korelasi)”
 to understand: memahami fenomena sosial secara mendalam,
termasuk menentukan alasan-alasan dari tindakan sosial yang ada,
kejadian-kejadian serangkain episode sosial, dengan berbagai
alasannya yang diderivasi dari aktor sosial.
Kata kunci pernyataan ini : “untuk memahami”
 to predict: untuk melakukan ramalan kejadian tertentu di masa
mendatang, setelah melakukan pemahaman dan penjelasan atas
fenomena sosial tertentu sebagai landasan postulatnya.
Kata kunci untuk pernyataan ini: “untuk membuktikan”.

Teknik Menyusun Tujuan Penelitian | 37


38 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul
Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuan dalam menyusun
manfaat penelitian
2. Pembaca/mahasiswamemiliki kemampuan dalam membedakan
manfaat-manfaat penelitian secara akademik, teorits dan praktis
3. Pembaca/mahasiswamemiliki kemampuan dalam menyusun
manfaat penelitian

Teknik Menyusun Manfaat Penelitian | 39


Deskripsi
 Dinyatakan manfaat-manfaat dari penemuan yang bakal dihasil-
kan oleh peneliti
 Kontribusi teoritis keilmuan dan juga segi kontribusi praktisnya
bagi pengambilan kebijakan.
 Hasil yang ditawarkan betul-betul berdasarkan keyakinan karena
diperlukan dan hal serupa belum diajukan pihak lain. Karena itu
tawaran ini harus diajukan berdasarkan informasi yang lengkap
bahwa tawaran tersebut betul-betul akan bermanfaat.
 Kegunaan ini dirumuskan secara spesifik sesuai dengan (seuku-
ran) problem yang akan dipecahkan/dijawab.

untuk lembaga yang diteliti Acuan pengembangan lembaga


Manfaat Penelitian

untuk lembaga asal peneliti Wacana baru dalam diskusi


akademik

Untuk kepentingan ilmiah Pengembangan khazanah


pengetahuan

Untuk praktisi pendidikan Referensi dalam praktek atau


pelaksanaan

40 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul
Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca memiliki kemampuan dalam membedakan jenis,
pendekatan dan metode penelitian.
2. Pembaca memiliki pemahaman dalam merancang instrumen
teknik-teknik memperoleh data.
3. Pembaca memiliki kemampuan dalam menentukan informan.
4. Pembaca memiliki kemampuan dalam merancang instrumen uji
keabsahan data validitas data).

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 41


5. Pembaca memiliki kemampuan macam-macam analisis data
kualitatif.
6. Pembaca memiliki ketrampilan dalam memaparkan hasil data
dan analisis data.
Deskripsi
Metode penelitian merupakan bagian sentral untuk menjelas-
kan dan mendemonstrasikan keabsahan, validitas dan kredibilitas
penelitian yang dijustifikasi dengan sumber data sekunder menge-
nai penelitian yang dipakai dalam penelitian lain sebelumnya
(Thody, 2006:90). Menurut Calabrese (2006) metode penelitian
memberikan gambaran yang komprehensif, konsisten dan akurat
mengenai prosedur penelitian supaya penelitian lain dapat
mencontoh penelitian yang dilakukan serta cara menganalisis data
yang dipakai. Pada bagian ini penulis biasanya melaporkan apa
yang dilakukan dan biasanya muncul heading seperti berikut :
Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
 Jenis penelitian  Jenis penelitian
 Pendekatan penelitian  Pendekatan penelitian
 Lokasi penelitian  Populasi dan sampel
 Informan  Pengambilan data
 Teknik pengumpulan data  Angket
 Interview (Wawancara)  Interview
 Observasi (pengamatan)  Wawancara
 Dokumentasi (document)  Observasi
 Ujia Keabsahan data  Test
 Teknik analisis data  Dan sebagainya
 Hipotesis
 Teknik validitas data
 Teknik analisis

1. Jenis penelitian
a. Field research (penelitian lapangan)
b. Library research (penelitian pustaka)

42 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


c. Laboratorium research (penelitian laboratorium)
2. Pendekatan/Metode Penelitian
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
3. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan tek-
nologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan
tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memper-oleh
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang
diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat
teknik yang lain sebelumnya.
Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil
wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.Agar wawancara efektif, maka terdapat
berapa tahapan yang harus dilalui, yakni ;
 Mengenalkan diri,
 Menjelaskan maksud kedatangan,
 Menjelaskan materi wawancara,
 Mengajukan pertanyaan (Yunus, 2010: 358).
Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi
yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka
berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan ter-
dapat beberapa kiat sebagai berikut:
 Ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang,
 Cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan infor-
man,

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 43


 Mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius,
 Bersikap hormat dan ramah terhadap informan,
 Tidak menyangkal informasi yang diberikan informan,
 Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak
ada hubungannya dengan masalah/tema penelitian,
 Tidak bersifat menggurui terhadap informan,
1) Tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan
tersinggung atau marah,
2) Sebaiknya dilakukan secara sendiri,
3) Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta
disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum leng-
kap.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni:
1) Wawancara mendalam (in-depth interview),
Dalam hal ini peneliti menggali informasi secara mendalam
dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan
dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasana-
nya hidup, dan dilakukan berkali-kali;
2) Wawancara terarah (guided interview)
Teknik ini dilakukan oleh peneliti dengan cara mena-
nyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan
sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wa-
wancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak
hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawan-cara
atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang
diajukan daripada bertatap muka dengan informan,
sehingga suasana terasa kaku.
Dalam praktik sering juga terjadi jawaban informan tidak
jelas atau kurang memuaskan. Jika ini terjadi, maka peneliti

44 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih spesifik. Selain
kurang jelas, ditemui pula informan menjawab “tidak tahu”.
Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi 1989: 198-199), jika
terjadi jawaban “tidak tahu”, maka peneliti harus berhati-hati
dan tidak lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain. Sebab, makna
“tidak tahu” mengandung beberapa arti, yaitu:
 Informan memang tidak mengerti pertanyaan peneliti, sehingga
untuk menghindari jawaban “tidak mengerti", dia menjawab
“tidak tahu”.
 Informan sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban,
tetapi karena suasana tidak nyaman dia menjawab “tidak
tahu”.
 Pertanyaannya bersifat personal yang mengganggu privasi
informan, sehingga jawaban “tidak tahu’ dianggap lebih aman
 Informan memang betul-betul tidak tahu jawaban atas
pertanyaan yang diajukan. Karena itu, jawaban “tidak tahu"
merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar dan
sungguh yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.
b. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode
penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman,
pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa
aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,
dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian.

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 45


Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk
observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak
terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
 Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk meng-
himpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan
di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
 Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan
tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti
mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.
 Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian.
c. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga
bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat,
catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa
dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.
Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai
semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang
tidak bermakna.
Teknik-teknik wawancara yang baik:
1. Jelaskan kerangka wawancara kepada subjek yang meliputi hal-
hal berikut: isu apa yang akan dibahas, dan mengapa isu itu
diangkat, untuk apa informasi digunakan, apa di balik itu,
bagaimana wawancara akan dilakukan, siapa yang akan
melakukan wawancara, siapa yang harus ada dalam wawancara,
di mana dan berapa lama wawancara dilaku-kan.

46 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


2. Ciptakan atmosfir yang baik, yang meliputi:
a. Bersikap rileks, atau setidaknya timbulkan kesan (rileks),
b. Mencoba memahami pesan lawan bicara, apapun yang
disampaikan merupakan informasi bermakna
3. Berikanlawan bicara ruang untuk mengeluarkan panda-
ngannya, dengan cara:
a. Tidak menyampaikan pandangan pewancara terhadap isu
yng diangkat, apalagi dengan menyampaikan ketidak-
setujuan terhadap pandangan subjek. Peneliti tetap berada
dalam posisi independen, apapun yang dikatakan subjek;
b. Memberikan kesempatan kepada subjek peluang untuk
mengekspresikan ciri-ciri kepribadiannya;
c. Jangan membuat sesuatu yang menjadikan subjek malu,
tetapi justru tunjukkan bahwa pewawancara akan
memperoleh kebenaran melalui interviu yang dilakukan.
4. Berikan kesempatan wawancara untuk berkembang dengan
cara:
a. Menanyakan pertanyaan pendek dan mudah sehingga
memungkinkan subjek mengembangkan jawaban seca-ra
mendetail
b. Jangan menanyakan pertanyaan wawancara seperti perta-
nyaan penelitian. Dengan kata lain, tidak mena-nyakan
pertanyaan teoretik atau konseptual.
5. Cukup menanyakan hal-hal faktual yang diketahui dan dipa-
hami subjek.
6. Gunakan bahasa yang wajar, dan berlaku dalam lingku-ngan di
mana wawancara dilakukan, sehingga mudah dipahami.
7. Jangan mengungkap ide atau konsep teoretik, tetapi pan-
dangan subjek dengan cara:
a. Membiarkan subjek menjelaskan konsep, prosedur, dan
situasi;

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 47


b. Tidak perlu ragu untuk menanyakan hal-hal yang sepele jika
memang tidak jelas
c. Berusaha memahami pandangan subjek dengan baik, dan
tanyakan apa saja dan jika perlu diulangi hingga semua-nya
jelas.
4. Uji keabsahan data
a. Teknik pemeriksaan keabsahan data
 Memeriksa kerepresentatifan data (informan).
 Memeriksa pengaruh peneliti dari ke-bias-an.
 Melalui triangulasi, yang intinya mencari tahu tentang kesahihan
dan keterandalan data.
 Memberi bobot pada bukti melalui umpan balik sebelum
kesimpulan dibuat. Baik dari sumber data (saksi peristiwa)
maupun dari lingkungan data (kasus tanjung priok).
 Membuat pertentangan atau perbandingan sebelum
kesimpulan dibuat.
 Memeriksa makna segala sesuatu yang diluar dalam rangka
memperdalam kesimpulan awal.
 Menggunakan kasus ekstrem sebagai kontrol atas kesimpulan
yang akan dibuat.
 Menyingkirkan hubungan palsu, khususnya untuk menentukan
ada-tidaknya hubungan variabel yang bersifat sebab-akibat
 Membuat replika temuan, sehingga temuan menjadi lebih dapat
dipercaya, terutama jika ditunjang oleh data yang mandiri.
 Mencari penjelasan tandingan. Hal ini diperlukan terutama
untuk memperkecil subyektifitas data yang kita peroleh.
 Memberi bukti yang negatif. Tujuan untuk mengkontrol
kesimpulan yang telah dibuat.
 Mendapatkan umpan-balik dari informan (konfirmasi)
sebelum kesimpulan definitif dibuat (miles dan haberman,
1992).

48 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


b. Ada beberapa cara untuk meningkatkan derajat keabsahan
data (trustworhiness) dan hasil penelitian kualitatif:
 Derajat kepercayaan (credibility)
 Keteralihan (transferbility)
 Kebergantungan (dependentbility)
 Kepastian (confirmability)

1) Credibility (kepercayaan) atau validitas internal dalam penelitian


kuantitatif. Agar diperoleh data yang bisa dipercaya, maka peneliti
melakukan perpanjangan keterlibatan dalam pene-litian,
ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat dengan
cara diskusi analitik dengan teman sejawat, penge-cekan anggota
atau member check dengan cara mengecek kebenaran data dengan
sumber aslinya. Selain itu, member chek juga dilakukan dengan
cara mengkaji berapa porsi kasus yang mendukung temuan
dan berapa yang tidak. Selanjutnya, kasus yang tidak sesuai
dikaji melalui kajian kasus negatif. Jadi kajian kasus negatif
adalah telaah lebih cermat terhadap kasus atau hal-hal yang
menyimpang dari temuan dengan maksud untuk
menghaluskan temuan sampai diperoleh kepastian bahwa
simpulan benar, atau setidaknya hal yang semula tampak
bertentangan atau menyimpang bisa dijelaskan duduk
masalahnya. Selain itu, kecukupan acuan atau referensi
diperlukan dengan cara mengajukan kritik internal terhadap
temuan penelitian dengan menggunakan berbagai bahan untuk
meneropong temuan tersebut.
Kredibilitas bisa dilakukan dengan :
 Perpanjangan keikutsertaan:
Keterlibatan peneliti dalam waktu yang panjang, di luar
untuk mempelajari kebudayaan, membangun kepercayaan,
juga, untuk mengeliminir distorsi yang mungkin terjadi.

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 49


 Ketekunan pengamatan :
Untuk memperoleh tingkat kedalaman terhadap penelitian
yang dilakukan pengamatan berulang-ulang secara tekun.
 Triangulasi :
Pada dasarnya merupakan teknik pemeriksaan keabsahan
data, dengan memanfaatkan apa yang ada diluar data,
sebagai pembanding.
Menurut Denzin (1978) ada 4 Macam Triangulasi Sebagai Tek-
nik Pemeriksaan :
a) Triangulasi dengan sumber :
Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang
berbeda.
Caranya :
 Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil
interview
 Membandingkan apa yang dikatakan oleh informan di depan
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi
 Membandingkan apa yang dikatakan orang dalam penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu
 Membandingkan apa yang dikatakan informan dengan
berbagai pendapat informan lainnya, sesuai dengan status dan
kelas sosial yang ada
 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
b) Triangulasi metode :
Dilakuan dengan mendapatkan level kepercayaan dengan mela-
kukan pengecekan teknik pengumpulan datanya atau sumber
datanya.

50 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


c) Triangulasi penyidik :
Dilakukan dengan memanfaatkan pengamatan yang dilakukan
orang lain untuk mengecek derajat kepercayaan data
d) Triangulasi teori :
Dilakukan dengan membanding data yang telah dirumuskan
menjadi teori dengan temuan lapangan, karena adanya asumsi
bahwa realitas lebih kaya dari teori apapun yang digunakan
 Pemeriksaan sejawat melalui diskusi:
Dilakukan untuk tetap mempertahankan sikap terbuka, jujur
dan membantu hipotesa kerja yang muncul dari pemikiran
peneliti
 Kajian kasus negatif:
Dilakukan dengan membandingkan informasi dengan kasus
yang tidak sesuai dengan pola dan informasi yang telah dikum-
pulkan
 Pengecekan anggota:
Untuk melakukan evaluasi terhadap hasil yang sudah diperoleh
dengan membandingkan hasil wawancara melalui rekaman
misalnya, sebelum data ditafsirkan
 Keteralihan:
Melalui uraian rinci: dalam istilah antropologi disebut sebagai
“thick description” atau gambaran secara mendalam tentang realitas
lokal yang diteliti.
2) Dependability (kebergantungan). Dependabilitas bisa diperoleh jika
ada koherensi antara data dengan hasil penelitian. Karena itu,
temuan penelitian tidak boleh disimpulkan di luar data. Selain itu,
untuk meningkatkan derajat kebergantungan diupayakan dengan
cara memberikan hasil penelitian berikut berkas-berkas kegiatan
yang dilakukan, sehingga siapapun bisa menilai bahwa temuan
atau simpulan benar-benar telah bersandar pada data di lapangan.
Oleh karenanya tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 51


dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil
studi.
3) Confirmability (kepastian). Konfirmabilitas, dalam penelitian
kuantitatif disebut objektivitas, bisa dilakukan dengan cara
melakukan kompromi dengan subjek penelitian. Sebagaimana
diketahui dalam tradisi penelitian kuantitatif yang disebut objektif
adalah empirik. Sedangkan dalam tradisi penelitian kualitatif,
objektivitas -di sini disebut konfirmabilitas- diperoleh dengan
cara menemukan persetujuan dengan subjek penelitian. Dengan
kata lain, objektivitas diperoleh melalui inter-subjektivitas.
Misalnya, pengalaman atau pendapat pribadi bersifat subjektif,
tetapi jika disepakati dengan beberapa orang pengalaman
subjektif tersebut menjadi objektif.Bagian ini bisa dilakukan
dengan melakukan monitoring, mulai dari pelaksanaan, proses,
maupun hasil studi. Memastikan apakah hasil penelitian itu
benar-benar berasal dari data atau hasil opini
4) Transferability(keteralihan). Usaha untuk meningkatkan derajat
keteralihan adalah dengan cara menyediakan uraian rinci “thick
description” seluruh proses penelitian. Untuk itu, peneliti
melaporkan hasil penelitian secermat dan selengkap mungkin
yang menggambarkan konteks dan pokok permasalahan secara
jelas. Uraikan topik, masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian
secara jelas.
5. Analisis data
Model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley 1980),
dan Glaser dan Strauss 1967) bisa dipakai sebagai pedoman.
Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengem-
bangkannya sendiri, secara garis besar model analisis itu diurai-
kan sebagai berikut:
a. Analisis Domain(Domain analysis). Analisis domain pada
hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gam-

52 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


baran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian.
Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan
menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja
yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum
perlu membaca dan memahami data secara rinci dan detail
karena targetnya hanya untuk memperoleh domain atau ranah.
Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat “permu-
kaan” tentang berbagai ranah konseptual.
b. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada tahap
analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-
domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian.
Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan
membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain
itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi
hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada
tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-
domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan
pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih dalam. Pemba-
caan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan
kalimat untuk dibuat catatan pinggir.
c. Analisis Komponensial(Componential Analysis). Pada tahap
ini peneliti mencoba .mengkontraskan antar unsur dalam
ranah yang diperoleh . Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah
dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman
pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk
mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga
memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan
mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan
hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu
ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam
serta rinci mengenai pokok permasalahanAnalisis Tema
Kultural (Discovering Cultural Themes). Analisis Tema Kultural

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 53


adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari
analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan
sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol
budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini
berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat
pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu
kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema
yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap
ini yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1) membaca secara
cermat keseluruhan catatan penting, 2) memberikan kode
pada topik-topik penting, 3) menyusun tipologi, 4) membaca
pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian.
Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi
dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di
sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran
peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai
sasaran penelitian.
 Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknik lain untuk menganalisis data kualitatif adalah
analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis) yang
diusulkan Miles dan Huberman 1992:16). Dalam model ini
tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan data data collecting) sebagai suatu
siklus. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Reduksi data (data reduction)
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung
terus menerus selama penelitian. Reduksi data merupakan

54 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorgani-
sasikan data.Kegiatan ini merupakan seleksi data - diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penye-
derhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
mucul dalam catatan tertulis di lapangan. Sehingga harus
berlangsung terus-menerus selama proses penelitian berlang-
sung. Reduksi data bukanlah merupakan hal yang terpisah
dalam analisis. Bentuk analisis yang menajam, yaitu meng-
golongkan, membuang yang tidak perlu dan meng-organisasi
data, sehingga kesimpulan dan verifikasi dapat dilakukan.
Dalam reduksi data terdapat dua macam reduksi data,
yaitu:
 Pertama reduksi vertikal :
Menunjukkan proses seleksi, fokus penyederhanaan, abstrak-
si, mentransformasi data mentah yang diperoleh, laporan dari
lapangan menjadi konsep, hipotesis sampai pada teori.
 Kedua reduksi horizontal :
Lebih menunjukkan pada proses klasifikasi konsep, variable,
hipotesis atau teori.
Dalam penyajian data, akhirnya merupakan proses analisis
kedua yang harus dilakukan. Sebagaimana halnya reduksi data,
penciptaan dan penggunaan penyajian data tidaklah terpisah
dari analisis.
b. Penyajian data (data display)
Diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti
akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa
yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang
penyajian data.

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 55


c. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)
Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar
dan tetap terbuka sehingga kesimpulan yang semula belum
jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan
mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung dengan maksud-maksud
menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang
merupakan validitasnya.
Variabel Analisis Data Kualitatif berdasarkan Skala Pengukuran
Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan
variabel yang akan diukur. Dalam penelitian kuantitatif, rumus
yang digunakan untuk menganalisis data tergantung variabel yang
akan dikur dan jenis skala pengukurannya. Jenis-jenis skala peng-
ukuran menurut Riduwan (2003:32-37) ada empat, yaitu skala
nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio.
 Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun me-
nurut jenis (kategorinya atau fungsi bilangan hanya sebagai
simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karak-
teristik lainnya. Analisis statistik yang cocok : Uji Binomium, Uji
Chi Kuadrat Satu Sampel, Uji Perubahan Tanda MC. Nemar,
Uji Chi Kuadrat Dua Sampel, Uji Peluang Fisher, Uji Chocran
Q, Uji Chi Kuadrat lebih dari dua sampel, dan Uji Kooefisien
Kontigensi. Sedangkan tes statistik yang digunakan ialah
statistik non parametrik
 Skala Ordinal yaitu skala yang didasarkan pada ranking,
diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah
atau sebaliknya. Analisis statistik yang cocok adalah Uji Kolmo-
gorov-Smirnov satu sampel, Uji Deret satu sampel, Uji Tanda,
Uji pasangan tanda Wilcoxon, Uji Mann-whitney U, Uji
Kolmogorov-Smirnov dua sampel, Uji reaksi ekstrim Moses,
Uji Analisis Varian Dua arah Friedman, Perluasan Uji Median,

56 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Uji Varians Kalsifikasi Satu Arah, Uji Koefisiensi Korelasi Rank
Spearman, Uji Koefisien Korelasi Rank Kendali, Uji Koefisien
Korelasi Rank Kendall, Uji Koefisien Korelasi Rank Parsial
Kendall, Uji Koefisien Konkordans Kendall, analisis yang
digunakan ialah statistik non parametrik.
 Skala Interval yaitu skala yang menunjukan jarak antara satu
data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yag sama.
Analisis yang cocok adalah Uji t, Uji t dua sampel, Anova satu
jalur, Anova Dua Jalur, Uji Pearsen Product moment, Uji
Korelasi Parsial, Uji Korelasi Ganda, Uji Regresi, Uji Regresi
Ganda. Uji statistik yang digunakan ialah uji statistik
parametrik.
 Skala ratio yaitu skala pengukuran yang mempunya nilai not
mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Analisis statistik yang
cocok hampir sama dengan skala interval. Tes statistik yang
digunakan ialah tes statistik parametrik.

Teknik Menyusun Metode Penelitian | 57


58 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca/mahasiswa memahami cara menyusun penegasan judul
2. Pembaca/mahasiswa memiliki kemampuan memaparkan pene-
gasan judul perspektif teori dan praktif.
Deskripsi
Penegsan judul atau dibeberapa perguruan tinggi kadang disebut
definisi istilah, definisi operasional dan sebagainya. Begitupun penem-

Teknik Melaporkan Menyusun Penegasan Judul | 59


patan bagian ini ada yang ditempatkan sebelum rumusan penelitian
ada pula disebutkan setelahnya, tergantung gaya selingkung masing-
masing peruguran tinggi. Bagian ini menjadi kata kunci (key word)
dalam penelitian. fungsi penegasan judul untuk menggiring pema-
haman, persepsi atau interpretasi pembaca sama dengan yang
dipahami oleh peneliti/penulis. Sehingga penggunaan istilah yang
digunakan dalam penelitian terhindar dari mis-persepsi atau
interpretasi antara pembaca dan peneliti.
Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian haruslah me-
rujuk pada referensi dan rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan.
Sehingga istilah yang digunakan dalam penelitian benar-benar dalam
ruang lingkup akademik dan lazim digunakan dalam istilah akademik.
Penegasagan dipaparkan dengan memaparkan istilah perspektif teori
kemudian disusul maksud istilah perspektif peneliti yang digunakan
dalam penelitian. Jadi, bisa dikatakan “penegasan judul” bisa menjadi
“senjata” oleh peneliti untuk mepertahankan maksudnya ketika
sedang diuji. Misalnya kita ambil contoh istilah-istilah yang sering
timbul mis-persepsi dan perbedaan penggunakan dalam istilah
lapangan dan teori “Model pembelajaran”, “metode pembelajaran”,
“strategi pembelajaran”, “pendekatan pembelajaran”, “teknik pembe-
lajaran”. Istilah-istilah ini kadang disebutkan bergantian untuk maksud
dan konteks yang sama. Sehingga untuk menghindari perbedaan
maksud antara pembaca dan peneliti diperlukan penegasan dari
masing-masing istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut
menurut peneliti sendiri. Contoh lain misalnya metode Qira’ati,
metode Tilawati, Metode Al Barqy dan seterusnya. Istilah Qira’ati,
Tilawati, Al Barqy termasuk metode apa nama modul pembeajaran
dan sterusnya. Demikian istilah yang sering digunakan misalnya
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam sebuah judul penelitian yang
dimaksud PAI apa PAI dalam arti instistusi, PAI sebagai materi atau

60 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


PAI dalam makna kultur. Hal ini perlu diperjelas dalam penegasan
judul.
Namun, tidak semua istilah/kata dalam judul perlu diberi pene-
gasan. Penulis kira hanya pada istilah-istilah kunci terutama bagian
variabel yang memungkinkan multi interpretasi sehingga memang
perlu untuk dijelaskan. Istilah/kata seperti “untuk”, “dalam”, “terha-
dap”, “pada” tidak perlu dijelaskan.
Kesalahan dalam menyusun penegasan judul
 Tidak menyebutkan sumber rujukan, referensi berdasarkan teori
yang jelas
 Masing-masing istilah hanya dipaparkan perspektif teori belum
menjelaskan perspektif peneliti
 Bagian akhir tidak menjelaskan maksud secara umum dari judul
perspektif peneliti
 Beberapa istilah tertentu kadang dipisah padahal istilah tersebut
sering disebutkan selalu bersamaan. Misalnya “Contekstual
Teaching and learning (CTL)” sebaiknya dijadikan satu paragraf
tidak perlu di pisah menjadi sub-sub sendiri
 Tidak menyebutkan dengan tegas perspektif teori dan peneliti,
untuk menghindarinya perlu kalimat yang mempertegas bagian
ini. Misalnya “menurut peneliti, yang dimaksud dengan isitilah
ini (disebutkan) dalam penelitian ini adalah…dst”
 Penjelasan dan pemaparan belum jelas dan tegas sehingga pem-
baca juga mengalami kesulitan dalam memahami apa yang
dimaksud oleh peneliti/penulis.

Teknik Melaporkan Menyusun Penegasan Judul | 61


62 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Memahami cara menyajikan tinjauan dengan benar
2. Memiliki kemampuan menggali dan memaparkan teori, referensi
atau sumber rujukan dengan benar
3. Memiliki kemampuan dalam menyusun teori
Deskripsi
Menurut Kemler dan Thomson (2006) tinjauan pustaka mengan-
dung makna sebuah koleksi, yang memperlihatkan atau meringkas apa
yang telah dilakukan oleh orang lain. Tinjauan pustaka umumnya
diletakan di Bab IIisinya menggunakan dan mengevaluasi penelitian

Teknik Melaporkan Tinjauan Teori | 63


orang lain untuk membuat tempat bagi meeka sendiri dalam bidang
imu yang diteliti. Hasil penelitian orang lain atau teori tersebut sebagai
bekal bagi peneliti untuk memahami data lapangan, alat analisis untuk
“mengiris-ngiris” data-data lapangan serta sebagai pijakan bagi peneliti
untuk memahami bahwa objek kajian yang diteliti terdapat korelasi
yang kuat dengan teori atau penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya.
Beberapa fungsi dari kajian teori yang telah disintesakan
dari beberapa penulis:
 Sebagai bukti yang menunjukan bahwa peneliti telah benar-benar
mengkaji bidang diteliti
 Mengakui hasil karya orang lain dan memberikan apresiasi
kepada peneliti sebelumnya atas temuan dan pemiirannya
 Memberikan garis pemisah antara kebaruan temuan/kajian
penelitian kita dengan hasil temuan penelitian sebelumnya.
 Menghindari kesamaan antara penelitian kita dengan penelitian
sebelumnya
 Memberikan latar belakang informasi yang diperlukan untuk
membimbing peneliti memahami data dan fakta lapangan.
 Menunjukan “pengetahan yang menjadi dasar penelitian”
(Pearce, 2005:57) artinya bidang kajian yang kita teliti memiliki
landasan teori atau landasan akademik.
 Memberikan back ground dan justifikasi atas penelitian yang
akan dilakukan
 Untuk membantu kemungkinan menemukan jawaban penelitian
atau membantu mengembang hipotesa
 Menunjukkan asumsi yang mendasari di balik pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian
 Mengambarkan asumsi paradigma yang digunakan serta asumsi-
asumsi nilai-nilai yang diusahakan dalam penelitian

64 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Menunjukkan bahwa peneliti telah mengidentifikasi masalah yang
terjadi sebelumnya dan studi yang akan dilakukan akan mengisi
apa yang dibutuhkan
 Membantu untuk meredefinisi pertanyaan-pertanyaan yang lebih
mendasar dari fakta dan temuan lapangan.
Teknik menulis kajian pustaka
Menurut Thody (2006:93-98) menulis kajian pustaka melalui
satu proses, yang digambarkan sebagai berikut:
Mencatat – Meringkas – Mengintegrasikan – Menganalisis –
Mengkritisi
a. Mencatat
Kegiatan ini dilakukan dengan merekam sumber referensi atau
informasi tidak hanya mencatat pendapat atau teori dari isi
buku, tetapi juga penulis, tahun terbit dan halaman yang diru-
juk. Hal ini untuk menghindari waktu lama dalam menulis
dalam kajian teori.
Ketika mancatat Thody menyarankan beberapa hal:
 Agar peneliti mencatat atau menulis dengan kata-kata sendiri.
Hal ini untuk menghindari plagiasi
 Kalau mencatat kata-kata yang persis seperti isi di buku atau
di bahan bacaan, maka catatan itu harus diberi tanda kutip, hal
ini untuk mengingatkan bahwa kita perlu memparafrase
catatan itu dengan kata-kata kita.
b. Meringkas
Pada saat mencatat, peneliti tidak terlalu banyak membuat cata-
tan. Tetapi justru mengambil bagian penting dari literatur yang
dibaca. Menurut Thody (2006:94) pencatatan atas literatur cukup
mencatat 150 kata atau satu paragraf atau mungkin satu kalimat
saja yang berkisar antara 20-30 kata selebihnya pandangan dan
penjelasan dari peneliti.

Teknik Melaporkan Tinjauan Teori | 65


c. Mengintegrasikan
Setelah meringkas langkah selanjutnya yaitu mengintegrasikan
sumber bahan ringkas yang telah dikutip. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara menyatukan, mendialogkan, membandingkan semua
sumber yang dirujuk. Sehingga penulis menemukan persamaan-
persamaan dari berbagai sumber rujukan.

Very relevant literature


variabel 1
Relevant literature

variabel variabel Backgroud literature


2 3

d. Menganalisis
Kegiatan menganalisis merupakan proses pembagian
informasi menjadi bagian-bagian konstituennya, sehingga
korelasi antara bagian-bagian tersebut bisa dilihat dengan jelas.
Misalnya memisahkan kategori yang berkaitan dengan konteks
penelitian, penggunaan konsep, metodologi dan termininologi
yang hampir sama atau membedakan hubungan dengan
penelitian baik sisi perbedaan, persamaan fokus, metode dan
filosofisnya.
e. Mengkritisi
Kritik merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
mengingat kita mengevaluasi hasil karya orang lain dan juga
hasil karya kita sendiri (Thody, 2006:98).
Teknik melakukan kritik dalam kajian pustaka (Sumber: Tho-
dy, 2006 : 98)
 Bertanya “apa yang tersembunyi di balik yang dimunculkan”

66 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Melibatkan pemberian penjelasan kepada argumen lain dan me-
nunjukan seberapa banyak dukungan yang adauntuk pendapat
atau argumen
 Kritik biasanya dinyaakan dengan cara yang sangat baik dan tidak
destruktif, dengan didukung oleh bukti kritik hanya terbatas pada
isi tulisan bukan kepada kepribadian penulis
 Bersifat positif dan apresiatif, tetapi juga negatif dan tidak
mendukung.
Jadi, pada saat peneliti menemukan perbedaan antara dua pen-
dapat atau teori (A dan B). Maka dalam hal ini posisi peneliti harus
jelas apakah mendukung teori A menolak B atau sebaliknya. Atau me-
nerima, mensintesaikan keduanya menjadi C atau sebaliknya menolak
keduanya dan peneliti memiliki pandangan berbeda perspektif
peneliti.
Kegagalan dalam menulis tinjauan teoritis :
 Kegagalan menghubungkan Tinjauan teoritik atau kajian
pustaka karena hanya dilakukan sekali. setelah peneliti
melewati tinjauan teoritik atau kajian pustaka dan sudah fokus
pada pembahasan lapangan atau analisis. Peneliti pemula tidak
lagi kembali ke bab tinjauan teoritik atau kajian pustaka untuk
melihat dimana hubungan antara data yang diapatkan dengan
sumber literatur yang ada.
 Menulis kajian pustaka telalu banyak. Kutipan ditemukan
dalam setiap paragraf dan tidak ada “kreasi” peneliti berupa ide,
gagasan, kritik yang dituangkan dalam tulisannya.
 Gagal menulis bibliografi ketika membuat catatan atau infor-
masi dari sumber rujukan, biasanya penulis lupa menulis judul,
tahun penerbitan atau halaman.
 Kegagalan dalam memfokuskan sumber rujukan dengan
fokus penelitian yang dilakukan. Kebanyakan tulisan yang di-

Teknik Melaporkan Tinjauan Teori | 67


rujuk terlalu melebar kemana-mana bahkan tidak ada relevan-
sinya.
 Dalam membaca referensi, peneliti hanya membaca atau
menyoroti kesimpulannya dan tidak memcaca metode peneli-
tiannya.
 Plagiarisme, yaitu mengatakan kata-kata atau gagasan orang lain
seolah-olah kata-kata atau gagasan itu milik kita, atau meng-
gunakan hasil karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
aslinya.
 Definisi pendidikan kurang tepat, pada saat mencantumkan
definisi pendidikan seringkali sumber rujukan yang dikutip meng-
gunakan paradigma lama atau mengacu pada definisi pendidikan
pada kurikulum 1989 termasuk buku-buku di era 1980-an.
Misalnya “Pendidikan adalah proses transfer penge-tahuan dari
orang dewasa kepada orang yang belum dewasa” definisi tersebut
tidak salah untuk konteks saat itu. Namun, dalam konteks
terbaru dalam UU No 20 tahun 2003 definisi dan paradigma
pendidikan kita menempatkan guru sebagai fasilitator bukan
sebagai sumber pengetahuan. Sehingga disebutkan “Pendidikan
adalah usaha sadar dan seterusnya” artinya bukan guru yang aktif
(mentransfer pengetahuan) tetapi pebelajar (siswa) yang lebih
aktif atas usaha sadarnya.
TELAAH PUSTAKA KERANGKA TEORI
 Mengkaji hasil-hasil penelitian  Kajian teori atau konsep,
terdahulu yg terkait dgn pemikiran, gagasan,
penelitian yg sedang dilakukan, pandangan dari ahli, pakar,
baik pada judul, masalah dan pemerhati yg terkait dengan
hasil temuannya (kesimpulan) masalah yg sedang diteliti.
 Harus menyatakan kajian  Konsep, teori, pemikiran,
penelitian tsb., “pembahasan gagasan tersebut digunakan
utamanyapada apa” dan belum untuk membahas,

68 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


secara khusus membahasa memecahkan dan
masalah yg sedang diteliti. membangun konsep sesuai
 Menghindari duplikasi dengan masalah yg sedang
penelitian yg sedang dilakukan diteliti.
dgn hasil - hasil penelitian  Konsep dan teori dari buku,
terdahulu. jurnal, hasil-hasil penelitian
terdahulu & referensi lain

Posisi Teori dalam penelitian


Dilihat dari basic research peran teori penelitian berfungsi sebagai
berikut:
 To explore (penjajagan):
Tujuannya berusaha untuk pengembangan awal, mencari gam-
baran kasar atau mencari pemahaman tentang fenomena sosial
yang belum diketahui sebelumnya.
 To describe:
Tujuannya untuk menggambarkan realitas sosial secara apa
adanya atau melakukan pengukuran yang cermat terhadap
fenomena sosial tertentu, termasuk keajegan-keajegan sosial yang
ada. Peneliti mengembangkan konsep atau teori, tetapi tidak
melakukan pengujian hipotesa.
 To explain:
Untuk menjelaskan hubungan kausal fenomena sosial dengan
mengembangkan pengujian hipotesa.
 To understand:
Untuk memahami fenomena sosial secara mendalam, termasuk
menentukan alasan-alasan dari tindakan sosial yang ada, kejadian-
kejadian serangkain episode sosial, dengan berbagai alasannya
yang diderivasi dari aktor sosial.

Teknik Melaporkan Tinjauan Teori | 69


 To predict:
Untuk melakukan ramalan kejadian tertentu di masa mendatang,
setelah melakukan pemahaman dan penjelasan atas fenomena
sosial tertentu sebagai landasan postulatnya
 To control:
Untuk melakukan control sosial dan memberikan batasan-
batasan terhadap standarisasi pembahaman dan definisi
 To evaluate :
Untuk memonitor program intervensi sosial atau menilai apakah
program yang telah ditetapkan sesuai dengan outcome yang telah
direncanakan dan membantu memecahkan masalah dan
membuat kebijakan
 To asses social impact :
Untuk mengindentifikasi kemungkinan konsekuensi/dampak
sosial-kebudayaan dari pelaksanaan proyek, perubahan teknologi
atau kebijakan tindakan pada stuktur sosial, proses sosial dan
sebagainya.
Teknik menuliskan kutipan teori
 Nama (tahun: hlm) ditulis di awal kemudian menjelaskan penda-
patnya.
Menurut Dhofier (1982:44) lembaga pendidikan bisa dikatakan
pondok pesantren terdiri dari lima element tradisi pesantren yaitu
Pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan
Kyai.
 Menuliskan pendapatnya terlebih dahulu kemudian dituliskan
(Nama, tahun: hlm).
…sistem pengajaran pesantren terdiri dari sistem sorogan, sistem
bandongan dan sistem weton (Dhofier,1982:21).
 Menuliskan dua pendapat yang sama/saling mendukung/me-
lengkapi.

70 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Menurut Horikoshi (1976:232) Kyai menduduki posisi sentral
dalam masyarakat Islam pedesaan dan menyatakan berbagai
golongan hingga mampu melakukan tindakan kolektif, bahkan
posisi Kyai sebagai poros hubungan antara umat dengan Tuhan.
Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Dhofier
dalam buku Tradisi Pesantren (1982:55) yang menyatakan bahwa
Kiai merupakan elemen yang paling esensil dari suatu pesantren,
karena posisi pesantren ibarat suatu kerajaan kecil dan Kyai
merupakan sumber mutlak dari kekuasaan dan wewenang (power
and authority).
 Menuliskan pernyataan (teori) yang bertolak belakang
Pendidikan Islam menurut Naquib al Attas (1984:52) istilah yang
tepat untuk pendidikan Islam adalah ta’dibsebab istilah tarbiyah
menurutnya terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini juga
mencakup pendidikan untuk hewan. Akan tetapi Annahlawi
(1989:31) tidak sependapat dengan pendapat tersebut. An Nahla-
wi merumuskan definisi pendidikan Islam justru dari kata al
tarbiyyah yang berarti tumbuh, bertambah, menuntut, menjaga,
melihara. Namun, kedua pendapat tersebut kontradiksi/ berten-
tangan dengan pendapat Abdul Fattah Jalal yang menawarkan
pendidikan Islam dengan istilah ta’limkarena dianggap lebih luas
sebab tidak hanya mencakup pengatahun taklid, tetapi mencakup
pula pengetahuan teoritis, mengkaji ulang dan menyeluruh
melaksanakan pengetahuan.
 Menuliskan kutipan langsung lebih lima baris diketik 1 spasi
Menurut Tafsir sebagaimana mengutip pendapat Syaibani (1979:
121) mengatakan bahwa :
“Tujuan pendidikan Islam adalah adalah pembentukan jasmani
dan rohani, sebab aspek jasmani itu tidak dapat dipisahkan dari
aspek rohani tatkala manusia masih hidup di dunia. Pendapat
yang merendahkan fungsi tubuh (jasm ani) tidak terdapat di
dalam Islam. Menurut pendapatnya kata “jasmani” di sebutkn

Teknik Melaporkan Tinjauan Teori | 71


hanya dua kali dalam al Qur’an : pertama bentuk tunggal yaitu
ketika berbicara tentang thalut; kedua dalam bentuk jama’, yaitu
ketika Allah berbicara tentang orang munafik”.

72 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca memahami cara menyajikan objek penelitian dengan
benar.
2. Pembaca memiliki kemampuan menggali dan memaparkan objek
penelitian dengan benar.
3. Pembaca memiliki kemampuan dalam memaparkan data pene-
litian dengan tepat.
4. Memiliki kemampuan menerapkan analisis data dalam metode
penelitian dengan benar.

Teknik Melaporkan Objek Penelitian | 73


5. Memiliki kemampuan teknis dalam memaparkan hasil dan me-
nyajikan analisis penelitian dengan baik.
Deskripsi
Bagian ini peneliti memaparkan gambaran objek penelitian sejelas
mungkin tentang gambaran umum yang menjelaskan objek penelitian
seperti profil keseluruhan lembaga yang diteliti, tokoh, deskripsi buku
yang bisa memandu pembaca untuk memahami objek yang diteliti.
Gambaran objek penelitian ini biasanya lebih banyak mendiskripsikan
profil lembaga mulai latar sejarah, gambaran data guru dan siswa,
struktur organisasi, sarana prasarana dan data lain yang memiliki
relevansi dengan topik penelitian yang dikaji.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memaparkan data:
 Bila memaparkan Grafik, tabel dan gambar maka harus dina-
rasikan dulu sebelum garafik, tabel dan gambar tersebut ditam-
pilkan.
 Setiap grafik, tabel dan gambar diberi nomor dan label
 Bila menampilkan grafik diberi penjelsan berupa teks
 Bila menampilkan daftar guru seharusnya dicantumkan latar
belakang pendidikan dan mata pelajaran yang ampu/diajarkan,
terutama topik penelitian yang mengangkat kompetensi guru
 Setiap data yang ditampilkan harus mencantumkan sumber
referensi misalnya data dari Tata Usaha (TU)
 Setiap data yang disajikan mencantumkan cara bagaimana data itu
diperoleh misalnya hasil dokumetasi, wawancara atau observasi.
Teknik menyajikan berbagai gambaran objek:
 Objek penelitian lapangan (field research) di lembaga
1. Sejarah berdirinya lembaga
2. Visi & misi
3. Motto/jargon yang menjadi karakter/atribut khas lembaga
4. Kepala, pengsuh, pimpinan

74 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


5. Daftar guru
6. Data murid (bukan daftar murid)
7. Struktur ogranisasi
8. Sarana-prasarana
9. Jadwal kegiatan keagamaan (diutamakan bila penelitiannya
mengangkat judul yang berkaita dengan kegiatan keagamaan)
10.Jadwal ekstra kurikuler (harus ditampilkan bila penelitiannya
mengangkat topik tentang ekstra kurikuler)
 Objek penelitian lapangan (field research) non institusi
(misalnya kelurahan, desa, RT/RW)
1. Sejarah desa seperti asal-usul nama (bila di desa tersebut tidak
ada bisa wawancara dengan sesepuh desa). Ha ini sebagai ben-
tuk kontribusi peneliti dalam mengungkap data yang seringkali
tidak banyak orang mengetahuinya.
2. Deskripsi batas-batas desa
3. Kepala desa saat dilakukan penelitian
4. Denah Desa biasanya didapatkan dari kantor kelurahan atau
kantor desa
5. Jumlah penduduk/Kepala keluarga (KK)
6. Demografi pekerjaan
7. Demografi agama yang dianut
8. Demografi jenjang pendidikan masyarakat
9. Demografi tempat ibadah seperti jumlah masjid atau musholla
10. Demografi lembaga pendidikan pondok pesantren, madrasah,
TPQ, majlis ta’lim dan lembaga keagamaan lainnya.
 Objek penelitian pustaka (library research) atau autobio-
grafy (tokoh)
1. Tempat kelahiran
2. Waktu (kelahiran, masa hidup atau wafatnya)
3. Sejarah pendidikan formal
4. Sejarah pendidikan non formal

Teknik Melaporkan Objek Penelitian | 75


5. Sejarah organisasi yang pernah di alami
6. Kegiatan organisasi sosial, keagamaan, politik yang pernah atau
sedang dijalani
7. Kiprah atau profesi yang sudah atau sedang dijalani
8. Motto hidup
9. Karya-karya berupa bangunan/lembaga, buku, majalah, artikel,
jurnal, penelitian dan seterusnya
Instrumen dalam pengumpulan data
Macam instrumen (alat) digunakan dalam pengumpulan data
penelitian :
 Catatan
Berupa catatan lapangan baik hasil observasi maupun hasil
wawancara dengan para informan yang telah dicatat dalam
block note atau buku catatan temuan atas fenomena, persitiwa,
kejadian penting atau perkembangan.
 Dokumen
Catatan yang berisi informasi terkait penelitian berupa gambar,
peta, surat-surat, keterangan, foto, prasasti, dan sebagainya.
 Deskripsi perilaku
Merupakan catatan prilaku, tindakan, pekerjaan, kegiatan dari
objek penelitian yang direkam melalui pengamatan, rekaman
video, atau foto dan dianggap berisi data yang memberikan
informasi terhadap penelitian.
 Kartu cuplikan butir
 Foto/slide
 Angket
 Wawancara
 Alat eloktronik
Berupa tape recorder, handphone, handycame, camera dan
sebagainya yang bisa digunakan untuk merekam segala aktifitas
lapangan baik berupa gambar atau suara.

76 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Portofolio
 Sosiometrik
1. Mengetahui individu, apakah disukai atau saling menyukai
2. Pertanyaan, dengan siapa selalu bekerja sama, atau hubungan
dalam suatu kegiatan bersama
3. Menggambarkan hubungan pasangan subjek dgn secara menye-
luruh pada suatu kelompok
4. Siapa subjek tertentu tidak dapat bekerjasama atau berhubu-
ngan
5. Biasanya dapat digambarkan dalam bentuk diagram sosiogram

Teknik Melaporkan Objek Penelitian | 77


78 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Memahami cara menyajikan temuan data degan baik dan
benar
2. Memiliki kemampuan menggali dan memaparkan data primer
dalam penelitian
3. Memiliki kemampuan dalam memaparkan data penelitian
dengan tepat
4. Memiliki kemampuan merangkai dan mengorganisir temuan
data dengan benar

Teknik Melaporkan Temuan Data | 79


5. Memiliki kemampuan teknis dalam memaparkan hasil temuan
data penelitian dengan baik.
Deskripsi
Mekaporkan temuan data penelitian merupakan bagian paling
esensial dalam penelitian sekaigus menjadi ciri penting yang membe-
dakan penelitian dengan yang bukan penelitian. bagian ini sangat
penting sebagai langkah awal sebelum masuk ke analisis atau diskusi
interpretasi. Bagian ini dilakukan dengan memaparkan semua hasil
data lapangan baik dokumentasi, obersvasi maupun interview.
Penyajian temuan data diklasifikasikan sesuai dengan sub pokok
penelitian masalah dalam penelitian baik jumlah dan kontennya.
Dalam mengorganisasikan paparan data disusun berdasarkan dua
aspek yaitu tematik dan non tematik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Pemaparan data didasarkan pada rumusan atau fokus penelitian
 Penggalian data difokuskan untuk menjawab pertanyaan/hipo-
tesis yang diajukan sebelumnya
 Pemaparan mengacu pada prosedur penelitian yang dipakai
sebagai konskuensi
 Pemaparan data berdasarkan pada apa yang terjadi
 Pemaparan data bisa dilakukan berdasarkan metode penelitian
atau pertanyaan penelitian.
Kesalahan umum yang terjadi dalam memaparkan data
 Memaparkan hanya berdasarkan satu metode saja, misalnya wa-
wancara padahal sebelumnya disebutkan teknik pengumpulan
datanya menggunakan observasi
 Memaparkan data tidak sesuai/tidak berhubungan dengan per-
tanyaan dalam fokus atau rumusan masalah baik jumlah maupun
kontens
 Data yang dipaparkan tidak sesuai dengan yang ditulis dalam
laporan teknik pengumpulan data misalnya melaporkan teknik

80 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


trianggulasi. Namun, data yang dilaporkan tidak membuktikan
teknik tersebut
 Memaparkan data terlalu sedikit dan kurang jelas
 Data kurang menggambarkan secara utuh apa yang terjadi
 Data kurang jelas karena banyak data yang tidak terorganisir
dengan baik.
Adapun paparan dan analisa data secara tematik disusun sebagai
berikut:

I. Sub Pokok Masalah : 1. Masalah A


2. Masalah B
3. Masalah C
II. Paparan data : 1. Paparan data A
2. Paparan data B
3. Paparan data C
III. Diskusi Interpretasi : 1. Analisis A
2. Analisis B
3. Analisis C
IV. Kesimpulan : 1. Kesimpulan A
Sub Pokok masalah 2. Kesimpulan B
3. Kesimpulan C

(Stenberg, 1988:54)

Sedangkan paparan tematik disusun sebagai berikut:

I. Paparan data dan analisis A


a. Paparan data
b. Analisis
II. Paparan data dan analisis B
a. Paparan data
b. Analisis
III. Paparan data dan analisis C
a. Paparan data
b. Analisis

Teknik Melaporkan Temuan Data | 81


82 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul
Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca/mahasiswa memiliki pemahaman macam-macam ana-
lisis data.
2. Pembaca/mahasiswamemahami cara menerapkan instrumen
analisis data data dengan baik dan benar.
3. Pembaca/mahasiswamemiliki kemampuan memaparkan hasil
analisis data dalam penelitian.
4. Pembaca/mahasiswamemiliki kemampuan merangkai dan meng-
organisir data hasil analisis.

Teknik Melakukan Diskusi Interpretasi | 83


5. Pembaca/mahasiswamemiliki kemampuan teknis dalam meng-
analisis data penelitian.
Deskripsi
Analisis berupa kegiatan penguraian suatu pokok atas berbagai
bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan. Analisa data juga disebut kegiatan mentransformasikan
data berdasarkan hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi valid,
terukur, teruji yang bisa digunakan untuk mengambil kesimpulan
dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil kesimpulan bisa
dengan hipotesis untuk kuantitatif atau dengan maupun dengan
asumsi dasar yang dibangun berdasarkan fakta-fakta, pernyataan-
pertanyaan, konsep (proposisi minor) untuk menjadi sebuah teori.
Dalam hal ini, analisis Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis
adalah kemampuan menguraikan suatu temuan data penelitian berupa
materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.
Elemen atau unsur analisis
Kemampuandalam analisis sangat ditentukan oleh masing-ma-
sing kemampuan, keluasan, dan kompetensi dari seorang peneliti,
artinya semakin sering melakukan analisis atau penelitian, maka
semakin tajam kemampuan seseorang dalam mengalisis data pene-
litian. Namun, beberapa unsur atau elemn dalam penelitian dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
3. Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi
(identifikasi organisasi).
Pada bagian ini, peneliti menguraikan informasi ke dalam bebe-
rapa bagian untuk menemukan teori, dan membedakan pendapat dan
fakta serta menemukan hubungan sebab akibat (kausalitas). Tahapan
membangun teori dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut.

84 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Fakta Variabel Konsep Prinsip Hukum/Dalil

Cara menganalisis data yang baik, seperti disarankan oleh Swales


dan Feak (1994:77) adalah berusaha menemukan pernya-taan yang
kuat mengenai data yang kita miliki dan kemudian menyusun
pernyataan itu dengan cara yang baik, seperti dari pernyataan yang
paling kuat/signifikan itu dengan cara yang baik, seperti dari
pernyataan yang paling kuat atau signifikan ke yang kurang signifikan.
Biasanya, pernyataan untuk menginterpretasikan data diawali dengan
pernyataan umum ker pernyataan khusus atau sebaliknya. Biasanya
data di deskripsikan terlebih dahulu dengan cara membahas data
kemudian meringkas data selanjutnya di lakukan interpretasi.
Dalam menulis paparan data ataupun analisis data sebenarnya
tidak ada cara yang standar. Hanya ada dua cara yang mungkin dipakai
dalam pemaparan data, yakni berdasarkan teknik pengumpulan data
dan berdasarkan pertanyaan penelitian. dan unsur kreatif penulis atau
peneliti berperan penting, terutama dalam fase pemaparan dan analisis
data. hanya saja unsur rasional menurut Emilia (2008:223) bahwa
pemaparan data berdasarkan teknik pengumpulan data memung-
kinkan penulis membahas data secara seimbang dari tiap-tiap teknik
pengumpulan data, khusunya bagi penelitian kualitatif yang biasanya
menggunakan sumber data lebih dari satu dalam menjawab pertanya-
an penelitiannya.
Teknik-teknik analisis data
Kegiatan analisis bukan merangkum temuan data menjadi bagian
yang lebih sederhana demikian juga dalam kesimpulan. Peneliti pemula
seringkali mengalami kesulitan dalam bagian analisis data. Data yang
sudah dikumpulan dari observasi, wawancara dan dokumentasi
selanjutnya mau diapakan?. Oleh karena itu, untuk memudahkan
peneliti dalam menganalisis data Kata kerja operasional yang dapat

Teknik Melakukan Diskusi Interpretasi | 85


dipakai sebagai langkah atau jenjang dalam menganalisis bisa dilihat
sebagai berikut :
 Menganalisis
Dalam KBBI analisis diartikan penyelidikan terhadap suatu peristi-
wa seperti karangan, perbuatan, dan sebagainya untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan
sebagainya.
 Mengaudit
Diartikan sebagai pemeriksaan secara mendalam, umumnya
digunakan dalam pembukuan tentang keuangan lembaga, peru-
sahaan, bank, dan sebagainya secara berkala. Serta melakukan
pengujian perbandingan terkait efektifitas input dan ouput dari
masing-masing perkembangan periodik tersebut. Baru melakukan
penilaian laporan yang dihasilkannya. Dalam pendidikan beberapa
aspek yang bisa di audit adalah :
1. Pengeluaran dana untuk kegiatan ekstrakuruler dengan prestasi
siswa binaannya
2. Mengaudit jumlah dana yang dikeluarkan dengan efektifitas
pembelajaran yang dihasilkan.
3. Pengeluaran dana untuk penerimaan siswa baru dengan jumlah
siswa yang diterima.
4. Pengeluaran dana untuk menggaji guru dan karyawan dengan
peningkatan kinerja yang dihasilkan.
5. Pengeluaran untuk biaya training/pelatihan, workshop, seminar
dengan hasil peningkatan kompetensi yang bersangkutan.
 Memecahkan
Diartikan membagi-bagi, membelah, menceraikan beraikan, meng-
atasi, menyelesakan persoalan atau temuan menjadi beberapa
kelompok sesuai unsur, karakter, ciri-ciri selanjutnya dilakukan
penarikan kesimpulan.

86 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Menegaskan
Diartikan kegiatan menjelaskan, menerangkan, menentukan dan
memastikan dalam menyusun batasan-batasan antara masing-
masing pembahasan dan analisis dengan jelas dan terang
 Mendeteksi
Diartikan dengan perbuatan menemukan atau menentukan ke-
beradaan atau kenyataan sesuatu; dengan cara melacak atau
menelusuri temuan data dan kebenaran datanya.
 Mendiagnosis
Merupakan kegiatan penentuan jenis persoalan/masalah dengan
cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya sosialnya kemudian
menentukan jenis masalahnya berdasarkan tanda dan gejala sosial
dengan menggunakan cara dan alat seperti alat laboratorium,
gambar, denah, peta foto, dan klinik masalah.
 Menyeleksi
Merupakan kegiatan melakukan pemilihan dan pemilahan untuk
mendapatkan yang terbaik; penyaringan. Metode dan prosedur ini
biasanya dipakai oleh bagian personalia (kantor pemerintah,
perusahaan, dan sebagainya) waktu memilih orang untuk mengisi
lowongan pekerjaan. Dalam hal ini, biasanya dilakukan pemilihan
data pemilahan data.
 Memerinci
Merupakan kegiatan menganalisis data dengan cara menyebutkan
atau menguraikan dari data yang primer ke sekunder, data data
umum ke khusus sampai bagian-bagian yang sekecil-kecilnya. Dari
sinilah bisa diterlihat data lapangan secara transparan kemudian
dilakukan analisis data
 Menominasikan
Merupakan kegiatan menyaring, menyeleksi, memilih data yang
dianggap paling valid, paling kurat dan paling kuat.

Teknik Melakukan Diskusi Interpretasi | 87


 Mendiagramkan atau Membagankan
Merupakan kegiatan analisis data dengan cara menampilkan data
penelitian dalam bentuk diagram atau bagan. Sehingga dari
tampilan diagaram atau bagan yang sudah terbentuk. Peneliti
tinggal mengambi kesimpulan. Misalnya diagram dan bagan
tersebut misalnya jumlah mahasiswa ternyata semakin tambah
tahun data jumah siswa semakin bertambah atau sebaliknya.
 Mengkorelasikan dan mengaitkan
Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Kegiatan analisis ini
bisa dilakukan dengan cara mencari hubungan antara dua variabel
yang bersifat kuantitatif dan mengaitkan data tersebut dengan
variabel lain atau mengaitkan dengan teori-teori dan data lain yang
sudah diperoleh. Atau mencari hubungan sebab-akibat (kausalitas)
mencari hubungan antara prestasi dengan proses pembelajaran dan
seterusnya.
 Merasionalkan
Kegiatan analisis dengan menjadikan suatu pendapat menjadi rasi-
onal dan bisa diterima oleh akal dengan nalar ilmiah.

 Menguji
Merupakan kegiatan dalam analisis penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui keakuratan atau kualitas data yang diperoleh.
Ungkapan bila sudah teruji misalnya “saya sudah menguji kekuatan
benda ini”. Kegiatan Menguji berhubungan dengan kualitas, akurat
atau tidak, valid atau tidak, murni atau tidak, dan sebagainya
sedangkan mencobai adalah tindakan sebaliknya, mengubah
kualitas semula berubah menjadi lebih baik.

88 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Menjelajah
Merupakan kegiatan analisis dengan cara menelusuri suatu data
ke lapangan sampai pada bagian-bagian terdalam misalnya
seseorang menjelajah suatu daerah ia telah menjelajahi seluruh
kota, kecamatan, desa, sampai tingkat RT dan RW. Sampai
masalah penelitian itu telah memperoleh gambaran yang jelas
 Menelaah
Berupa kegiatan analisis dengan caramendiagnosis, mengkaji,
mengupas, penelusuran, pengamatan secara mendalam, peng-
usutan data lapangan, penyelidikan, memeriksa, mempelajari
lebih detail lagi data-data yang sudah diperoleh.
 Merekomendasikan
Dalam kegiatan ini memberikan saran berupa anjuran, membe-
narkan, menguatkan, dan menasihatkan; menganjurkan kepada
pihak lain dengan dasar-dasar dipercaya dapat dipercaya, baik
berdasarkan landasan-landasan data yang disajikan untuk
menguatkan argumen dan rekomendasi peneliti
 Memilih
Merupakan kegiatan analisis dengan cara menentukan, meng-
ambil sesuatu yang dianggap sesuai dengan akal (data), selera
dengan penuh hati-hati berdasarkan analisis dan logika ilmiah.
 Mengukur
 Mentransfer.

Teknik Melakukan Diskusi Interpretasi | 89


Kegagalan dalam menganalisis data
 Penulis gagal untuk kembali pada kajian pustaka yang telah ditulis
 Tidak mengintegrasikan hasil penelitian dengan penelitian sebe-
lumnya pada fenomena yang sama
 Analisis data dipaparkan tidak sistematis
 Temuan data tidak di bahas dalam analisis data
 Mengulang pernyataan yang telah disebutkan sebelumnya
 Kecenderungan menuliskan kelemahan penelitian dengan nada
apolojetik (pembelaan) sebaiknya fokus pada temuan dan men-
jelaskan kelebihan serta lebih menjelaskan cara untuk mengatasi
kelemahan itu.
 Sebaiknya tidak menawarkan rekomensasi yang panjang dan ba-
nyak untuk penelitian selanjutnya.
 Saran yang diberikan terlalu mudah untuk dilakukan
 Memasukan hal-hal yang kurang perlu berkaitan dengan topik
penelitian.
Langkah-langkah pembahasan (analisis)
Menurut Samraj segaimana dikutip oleh Emilia (2008:217) pem-
bahasan atau analisis terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Background information (informasi pendahuluan atau informasi
yang menjadi latar belakang data)
2. Laporan mengenai data
3. Komentar mengenai hasil atau data, yang terdiri dari :
 Interpretasi data
 Memandingkan data dengan penelitian lain
 Menerangkan data
 Mengevaluasi data
4. Meringkas data
5. Mengevaluasi penelitian dengan cara :
 Mengungkapkan kelemahan penelitian
 Mengemukakan kelebihan atau signifikansi penelitian

90 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Evaluasi metode penelitian
6. Evaluasi bidang yang dikaji
7. Membuat deduksi atau kesimpulan umum dari data, dengan me-
ngatakan deduksi penelitian dan deduksi aplikasi.

Teknik Melakukan Diskusi Interpretasi | 91


92 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca memiliki kemampuan dalam menarik kesimpulan
dengan benar sesuai dengan rumusan, tujuan, paparan data
dan analisis dalam penelitian
2. Peneliti memiliki kemampuan dalam memaparkan kesimpulan
dengan baik dan benar
Deskripsi
Kesimpulan merupakan bagian akhir dari laporan penelitian.
Kesimpulan di paparkan dengan ringkas. Bab kesimpulan merupakan
bagian yang sangat penting dalam penelitian dibanding komponen-
komponen lainnya, sebab ini merupakan hasil akhir dari berbagai

Teknik Menyusun Kesimpulan | 93


rangkaian proses dalam penelitian. seringkali objek penelitian menarik,
kajian dan pembahasan bagus. Namun, peneliti justru tidak bisa
menarik kesimpulan dan memaparkan temuan-temuan atau kontri-
busi penelitian baik yang bersifat paradigmatik (paradigma baru),
teoritik (menemukan teori-teori baru) dan Praktis (praktik) yang bisa
dipraktekan dan berbeda dengan hasil penelitian-penelitian sebelum-
nya.
Tahapan atau elemen kesimpulan, yaitu :
 Pernyataan kembali dari tujuan dan pertanyaan penelitian.
 Ringkasan dari temuan utama penelitian
 Kontribusi atau konsolidasi dari penelitian yang dilaporkan
dengan penelitian sebelumnya
 Kelemahan penelitian
 Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
Aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam menyusun kesim-
pulan
 Kesimpulan hanya didasarkan pada bab pembahasan.
Kesim-pulan yang dilakukan berdasarkan temuan data dan
pembahasan atau diskusi interpretasi sebelumnya. Penarikan
kesimpulan berdasarkan pada rumusan masalah baik konteks
maupun point atau item. Karena pembahasan dikembangkan
berdasarkan rumusan tersebut.
 Tidak ada pembahasan lebih jauh dalam bab kesimpulan.
Dalam kesimpulan penulis tidak lagi memasukan pembahasan
lebih jauh dan bahkan masih ingin mengutip dari kajian pustaka,
bila masih ingin membahasan atau mengutip seharusnya
memasukan bahan ini dalam bab pembahasan. Pada kesimpulan,
sudah saatnya peneliti merasa percaya diri dengan apa yang
diakatakannya, dan tidak perlu lagi di dukung oleh referensi.
 Kesimpulan harus merespon rumusan masalah, fokus penelitian
atau tujuan yang dinyatakan dalam bab pendahuluan.

94 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


 Ringkasan bukan kesimpulan.
Ringkasan merupakan uraian singkat mengenai apa yang telah
kita temukan. Kesimpulan merupakan pernyataan tentang pen-
tingnya apa yang telah kita temukan. Kesimpulan tidak meringkas
argumen yang kita kembangkan dalam pembahasan, kita akan
merasa kurang senang dengan kesimpulan kita.
 Kesimpulan harus crisp (mengena dan ringkas)
Bab kesimpulan mungkin hanya dua atau tiga halaman saja.
 Mencantumakan rekomendasi.
Dalam bab kesimpulan penulis seyogyanya mengingatkan pem-
baca tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang muncul dari
temuan utama atau perkembangan teori. Dari sini sering muncul
saran untuk penelitian selanjutnya.

Teknik Menyusun Kesimpulan | 95


96 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
Abstrak

Tujuan Manfaat Metode


Penelitian Penelitian Penelitian

Das sollen Objek


Idealitas Penelitian

Latar Rumusan Penegasan Tinjauan Temuan Daftar


Judul Judul Kesimpulan
Belakang Masalah Teoritik Data Pustaka

Matrik
Dassein Diskusi Penelitian
Realitas Interpretasi

Tujuan:
1. Pembaca memiliki kemampuan dalam menyusun matrik peneli-
tian benar dan tepat
2. Pembaca memiliki kemampuan dalam menyusun dan menam-
pilkan variabel tetap dan variabel bebas, indikator, rancangan
metode dan prosedur penelitian serta fokus penelitian dengan
benar.
Deskripsi
Matrik penelitian merupakan gambaran ringkas (frame work) dari
penelitian yang akan dikerjakan atau bahkan yang sudah dikerjakan.
Hal yang paling mendasar dari matrik penelitian yaitu menampilkan

Teknik Menyusun Matrik Penelitian | 97


variabel penelitian serta prosedur dalam penelitian serta fokus dalam
penelitian. matrik penelitian merupakan gambaran singkat dari objek
dan target penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian.
Prinsip-prinsip dalam penyusunan matrik penelitian
 Variabel penelitian berisi variabel tetap dan tidak tetap berdasar-
kan pada judul penelitian
 Jumlah dan konten (isi) dari Sub variabel harus sesuai (math-
ching) sub pokok masalah, baik kuantitas maupuan isi (konten)
 Indikator berisi gambaran data yang akan diperoleh atau digali
pada saat melakukan penelitian
 Informan langsung disebutkan unsur/komponennya.
 Matrik penelitian yang dibuat pada saat proposal berisi rencana
yang akan dikaji, digali, didalami, didapatkan dalam penelitian.
sedangkan matrik yang telah disusun setelah penelitian berupa
laporan penelitian merupakan hasil dari gambaran penelitian yang
telah di dapat dari lapangan. Sehingga matrik proposal bisa
berubah sesuai temuan data setelah dilaksanaan penelitian.

98 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Contoh matrik penelitian kualitatif

Indikator gambaran data


yang akan diperoleh dalam penelitian

Jumlah dan isi Sub Variabel harus sama


dengan sub pokok masalah (matching)

Teknik pengukuran matrik dengan alur terbalik


Untuk mengukur ketepatan dan kebenaran dalam menyusun
matrik bisa mencocokan dengan “alur terbalik” seperti contoh
berikut:
Rumusan/ Sub
Indikator Variabel Judul
Fokus Penelitian Variabel
Pokok masalah:
Bagaimana profil
manajemen Pegembangan Profil
Pondok Pesantren Salaf Manajemen
dan Khalaf Di Kabupaten Pegembanga
Bondowoso 2016 n Pondok
Pesantren
a. Bagaimana Manajemen 1. Manajemen Manajemen a. Profil Manajemen
Salaf dan
pengembangan Pendidikan Pondok Pesantren

Teknik Menyusun Matrik Penelitian | 99


Pendidikan dan 2. Manajemen Khalaf di
Pembelajaran Pembelajaran Kabupaten
Bondowoso? Bondowoso
b. Bagaimana Manajemen 2016.
Pengembangan Institusi 1. Formal
Pondok Pesantren Salaf 2. Non Formal Institusi
dan Khalaf di
Kabupaten Bondowoso?
c. Bagaimana Manajemen 1. Gedung
Pengembangan Sarana 2. Masjid
prasarana Pondok 3. Ruang belajar Sarana b. Pengembangan
Pesantren Salaf dan 4. Media prasarana pondok Pesantren
Khalaf di Kabupaten pembelajaran
Bondowoso? 5. Bilik-bilik
6. MCK
d. Bagaimana Manajemen 1. Prestasi
Pengembangan Mutu akademik
Pondok Pesantren Salaf 2. Prestasi non Prestasi
dan Khalaf di akademik pesantren
Kabupaten Bondowoso? 3. Prestasi
lembaga
4. Prestasi santri

100 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Panduan Pengetikan
 Untuk pengetikan yang mencantumkan singkatan, maka terlebih
dahulu di tulis lengkap di awal. Hal ini bertujuan untuk meng-
hindari kesalah pahaman penggunakan terminologi antara
penulis dan pembaca. Misalnya Pondok Pesantren (PP), pergi
pulang (PP), Pamong Praja (PP) bila pertama kali sudah
disebutkan lengkap maka untuk berikutnya diperkenankan untuk
menulis singkatannya saja.
 Penulisan gelar dalam karya tulis ilmiah tidak lazim digunakan
 Umumnya hanya disebutkan nama belakangnya saja, misalalnya
Abdul Halim Soebahar cukup ditulis Soebahar saja. Meskipun
dalam penulisan nama ini biasanya tergantung gaya selingkung
dari masing-masing Perguruan Tinggi.
 Font arab biasanya diketik dengan jenis font naskah dengan
ukuran font 16.
Alokasi Waktu Penelitian
Kalau waktu yang ditargetkan akan dipakai untuk penelitian selama
tiga bulan maka untuk menyelesaikan menyelesaikan penelitian dan
penulisan sebaikanya 75% dari waktu yang tersedia. Menurut
(Swetnam; 2000) secara tentatif, waktu tersebut bisa digunakan
untuk hal-hal sebagai berikut:

Teknik-teknik Lain dalam Penelitian | 101


No Jenis Kegiatan Prosentasi waktu
1 Pendahuluan 5%
2 Metode Penelitian 10%
3 Kajian Pustaka 35%
4 Pengambilan Data 20%
5 Analisis 15%
6 Kesimpulan 10%
7 Daftar Pustaka 5%

102 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


Pertanyaan:
Apa boleh dalam karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi) refe-
rensi mengambil dari internet?
Jawab:
Mengambil referensi dari internet atau dunia maya sebenarnya
diperkenankan selama sumber yang dikutip legal, kredibel dan bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Namun, sebagian orang
melarang keras untuk mengambil kutipan artikel dari dunia maya
karena dunia belantara yang tidak ketahui sumber dan siapa yang
mengupload data dengan maksud menghindari plagiasi. Persoalan ini
perlu ditegaskan beberapa persyaratan yang dibolehkan mengambil
sumber rujukan untuk karya tulis ilmiah dari dunia maya.
 Sumber dari e-jurnal
Misalnya di google anda ketik: jurnal Pendidikan Islam.pdf.
Maka semua jurnal tersebut legal dan sah untuk dijadikan refe-
rensi. Contoh tampilan seperti berikut:

Persoalan Umum | 103


 E-jurnal online atau proseding dari kopertais.
E Journal atau proseding yang diterbitkan lembaga ilmiah
misalnya dari e-Jurnal di bawah laman kopertais IV
(http://ejournal.kopertais4.or.id/)
 E-jurnal Perguruan Tinggi.
misalnya jurnal Islamic akademika STAI Attaqwa
(http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/islamic
akademika/issue/view/462)
 Lembaga atau instansi resmi.
Misalnya data pendidikan dari laman KEMENAG RI
(http://pendis.kemenag.go.id/),
 Lembaga organisasi resmi.
Misalnya terkait statistik pendidikan, perkembangan pendidik-
an atau Human Development. Misalnya Unesco, PBB,
USAID:
http://thelearningcurve.pearson.com/country-
profiles/indonesia
http://uis.unesco.org/en/country/id?theme=science-
technology-and-innovation.
Pertanyaan:
Sumber referensi sebenarnya apa wajib baru atau harus meru-
juk pada sumber referensi lama?
Jawab:
Untuk sumber referensi seringkali terjadi perbedaan dan pandangan
yang berbeda. Ada yang mewajibkan harus merujuk pada sumber
referensi terbaru namun ada pula yang diharuskan merujuk pada
sumber utama atau penemu teori utama yang tentunya menpada
buku-buku lama atau klasik bahkan sebelum kelahiran kita. Oleh
karena itu, perbedaan pandangan ini bisa di lihat konteksnya. Misalnya
pada kajian-kajian terbaru seperti Teknologi pendidikan/pembelajaran
menuntut untuk terus mengikuti perkembangan dan perubahan

104 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


zaman, misalnya perubahan sistem pendidikan sehingga menuntut
perubahan batasan atau definisi pendidikan diwajibkan merujuk pada
pandangan dan paradigma baru tentang definisi pendidikan, dalam
konteks ini jangan merujuk pada definisi pendidikan dalam sistem
pendidikan tahun 1994, 1989 atau 1954 karena arah pendidikan
nasional sudah berubah. Namun untuk referensi utama seperti toeri
pendidikan Behavioristik, kognitif, konstruktifistik, Humanistik dan
Konstruktifistik atau teori pendidikan Empirisme, Nativisme dan
konvergensi maka diharuskan merujuk pada sumber-sumber teori
utama.

Persoalan Umum | 105


106 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis
o

Budiyono, (2009), Statistika Untuk Penelitian, (Solo: Sebelas Maret


University Press)
Creswell, J., W., 2012, Research design Pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed; Cetakan ke-2, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Degeng, S. N, (2013), Ilmu Pembelajaran, (Bandung: Aras Media)
Denzin, K. N dan Lincoln, S.Y,(2009), Handbook of Qualitative Research,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Dick, W. and Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction (4nd
Ed). (Glecview, Illionis: Scot, Foresman and Company)
Emilia, E. (2008), Menulis Tesis dan Disertasi, (Bandung: Alfabeta)
Evan D & Gruba P (2002) How to write a better thesis, (Carlton South :
Meulbourne University press)
KBBI, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://kbbi.web.id/tutorial. [Online] (diakses 25 Apri 2017)
Kerlinger. (1973). Multiple Regression in Behavioral Research. (New York:
Holt, Rineheart & Winston, Inc)
Marshal S & Rossman, (2006), Designing Qualitative research; Edisi
kedua, (Thousan Oaks: SAGE Publication)

Daftar Pustaka | 107


Miles, B dan Huberman, (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
MetodeMetode Baru,(UI Press. Jakarta)
Pearce, L, (2005), How To Examine A Thesis, (England: Open
University Press)
Ridwan, (2003), Dasar-dasar Statistik, (Bandung: Alfabeta)
Yin, R.K, (1996), Studi Kasus: Desain dan Metode, (Jakarta : Raja
Grafindo)
Subyantoro A & Suwarto, Metode dan Teknik penelitian Sosial,
(Yogyakarta: Andi)
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta)
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Pratek,
(Jakarta : PT. Rineka Cipta)
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan
Praktiknya (Jakarta : PT. Bumi Aksara)
Sternberg, R. J (1988), The Psychologist’s companion. A guide to scientific
writing or student and reserarchers (Leichester: Cambridge
University)
Swetnam, D (2000), Writing your Dissertation, The Bestselling guide to
planning, preraparing and presenting firs-class work, (Oxford : Unitet
Kingdom)
Thody, A (2006), Writing and presenting researh, (London : SAGE
Publications)
Thomas, R.M & Brubaker, DL. (2000), How to write health Science
Papers, Dissertation and theses, (Londok : Harcourt Publishers.Ltd)

108 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis


o
SUHERI, dilahirkan di Jember pada 16 September
1983 tepatnya di Sumber Jambe dari pasangan al-
marhum Bapak Suhri dan Ibu Supiya. Pendidikan SD
dan SMP ditempuh di Sumber Jambe. Tekad yang
kuat dan motivasi penuh dari ibunda mendorongnya
untuk melanjutkan di SMKN 1 Bondowoso program
Manajemen Bisnis dan program sarjana S1 diraihnya di STAI At Taqwa
pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) serta dinobatkan
sebagai lulusan terbaik tahun 2008.
Kehausan untuk menuntut Ilmu mendorongnya untuk mengambil
program (S2) di Pascasarjana IAIN Jember program Studi Manajemen
Pendidikan Islam. Saat ini dia sedang menempuh Program Doktor di
Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) Jurusan Teknologi Pembe-
lajaran dengan Beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendi-dikan
(LPDP) Kementerian Keuangan RI sekaligus menjadi Duta LPDP untuk
kabupaten Bondowoso. Pendidikan Keagamaannya diperoleh di Pondok
Pesantren Kauman Alhasani Allathifi Bondowoso serta mengabdi disana.
Di samping itu juga pernah mengabdi di MTsN Bondowoso II (2008-2012
dan MAN Bondowoso (2012-2016) dan kini dia sebagai Dosen STAI at
Taqwa dengan tambahan amanah sebagai Wakil Ketua II (2014-sekarang).

Tentang Penulis | 109


Sebagai bentuk dedikasi dalam dalam dunia jurnalis, penulis menjadi
salah satu pendiri Distira Bondowoso dan ditunjuk sebagai koordinator,
pembina KIR di MAN Bondowoso mengantarkan sebagai Juara 1 tingkat
Kabupaten tahun 2015 dan juara 1 tingkat Kabupaten pada ajang
Festival Muharram tahun 2015 serta sebagai narasumber dalam forum
Jurnalis dan Karya Tulis Ilmiah. Berbagai Karya Ilmiah sudah diterbitkan
di Majalah Dewan Pendidikan, Majalah al Masalih, Jurnal At Taqwa,
Jurnal IAI Syarifudin Lumajang, Jurnal STAI Lamongan, serta Meraih
program Penelitian kompetitif dari Provinsi Jawa Timur tahun 2008 dan
Kementerian Agama RI tahun 2013 dan tahun 2014.
Karya buku yang telah diterbitkan: Ilmu Tafsir; Dari Teoritik ke
Aplikatif (Mutiara Press, 2013), kontributor buku Pesan Cantik untuk
Perempuan (CV. Alif Gemilang Pressindo, Yogyakarta: 2014), Ilmu Tafsir;
Dari Teoritik ke Aplikatif II (Mutiara Press, 2014), Ontologi Puisi: “Gore-
san Pena Untuk Abah” (Alif Gemilang Presindo, Yogyakarta: 2014),
Desainer Madrasah Badean: Jejak Pemikiran KH. Imam Barmawi Burhan
(Imtiyaz, Surabaya: 2015), Kado Sang Kiai: Sebuah Persembahan Untuk
Umat (Goresan Pena, Kuningan-Jawa Barat: 2016) dan buku ditangan
Anda ini merupakan karya ke tujuhnya.
Menjadi insan yang banyak memberi manfaat bagi orang lain men-
jadi komitmen kuatdalam dirinya, salah satunya melalui karya dalam
tulisan yang dilahirkan dalam setiap tahunnya. Sesuai dengan mottonya
“Hidup Hanya sekali, jangan hanya tinggalkan nama di batu nisan.
Tapi, tinggalkanlah karya dalam tulisan”

Contact person: 085236555520/082315555330


Email: heryvirgo83@yahoo.com / suheri.lpdp@gmail.com

110 | Teknik-teknik Menulis Skripsi dan Tesis

Anda mungkin juga menyukai