BAGI WARIA
1. Semua tulisan bersifat orisinil karya sendiri, kecuali teori pustaka yang
mengharuskan mencantumkan sumber yang jelas sebagai dasar dan
penguat teori.
2. Sumber rujukan ditulis dengan jelas sehingga mudah untuk diverifikasi.
3. Pembahasan mengenai waria khususnya mengenai keberagamaan waria
masih sangat jarang. Meski ada pihak pro dan/atau kontra mengenai waria
namun pantas kiranya mengungkap berbagai fakta nyata riil yang ada di
lapangan sehingga bisa lebih membuka wacana para pembacanya.
4. Buku mengenai waria khususnya masalah keagamaan waria masih sangat
jarang di lapangan. Hal ini menjadi nilai jual yang sangat setrategis dan
prospek terutama di kalangan akademisi dan pemuka agama. terlebih
dalam beberapa tahun terakhir ini isu LGBT mulai merebak lagi.
5. Temuan fakta di lapangan dalam tulisan ini ditulus secara urut tanpa ada
pengurangan atau pelebihan, sehingga fakta yang disajikan menjadi sangat
bisa dipertanggung jawabkan.
6. Banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari berbagai fakta yang bahkan
tidak disangka-sangka seperti yang diceritakan dalam buku ini.
Oleh:
081903869085
hermawanov@yahoo.com
Istilah waria sendiri merupakan akronim dari wanita-pria, yaitu orang yang
secara fisik adalah laki-laki normal, namun secara psikis ia merasa dirinya sebagai
perempuan. Akibatnya, perilaku yang di tampilkan dalam kehidupan sehari-hari
cenderung mengarah kepada perempuan, baik dari cara berjalan, berbicara
maupun berdandan.1
Dilihat dari sisi kepribadian, keberadaan waria merupakan proses yang
panjang, baik secara individual maupun secara sosial. Secara individual, lahirnya
perilaku waria tidak terlepas dari proses/dorongan dalam dirinya, bahwa fisik
mereka tidak sesuai dengan kondisi psikis. Hal tersebut menimbulkan konflik
psikologis dalam dirinya. Mereka mempresentasikan perilaku yang jauh berbeda
dengan laki-laki normal, tetapi tidak sebagai perempuan yang normal pula.
Permasalahannya tidak menyangkut masalah moral dan perilaku yang dianggap
tidak wajar, namun merupakan dorongan seksual yang sudah menetap dan
memerlukan penyaluran.2 Dari penampilan tersebut cenderung membuat orang
lain risih apabila bergaul dengan mereka3 terlebih apabila kaum waria tersebut
mengikuti proses belajar mengajar baik dalam kelas maupun diluar kelas dan
beberapa kegiatan sosial lainnya. Atau bahkan ketika waria tersebut belajar dan
beribadah mengenai agama tertentu.
Namun negara sendiri ternyata menjamin setiap warga negara Indonesia
berhak mengenyam bangku pendidikan. UUD 1945 Pasal 31 ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.4 UU
No 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan perlakuan hukum
yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan
1
Koeswinarno, Hidup Sebagai Waria: Study tentang Pengaruh Ruang Sosial terhadap
Waria di Yogyakarta (Yogyakarta: Lkis, 2004), hlm. 2.
2
Kartono Kartini. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. (Bandung: Mandar
Maju, 1989), hlm. 257.
3
Kemala Atmojo, Kami Bukan Lelaki: Sebuah Sketsa Kehidupan Kaum Waria, (Jakarta:
LP3ES, 1987), hlm. 1.
4
UUD 1945, Pasal 31 Ayat (1).
5
UU Nomor 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
6
UU Sisdiknas, Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 1 Ayat (1).
7
Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisiun, 1983), hlm. 41.
8
Al-Fayumi, Al-Misbah Al Munir, (Kairo, Daar Al Hadist, 2003), hlm. 112.
9
Abu Daud As-Sajstany Al-Azdi, Sunan Abu Daud, “Kitab Khumam,” Juz 4, (ttp.: t.p.,
t.t.), hlm. 700.
10
UUD No 20 Tahun 2003 Pasal 26 tentang Lembaga Pendidikan Nonformal.
11
Vinolia Wakidjo, “Tentang Kebaya”, dalam http://kebaya-jogja.blogspot.co.id/, diakses
tanggal 19 November 2015.
12
Toni Wahid, “(IWAYO) Ikatan Waria Yogyakarta”, dalam
https://en.wordpress.com/tag/iwayo-ikatan-waria-yogyakarta/, diakses tanggal 19 November 2015.
13
Esther Budhi, “Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta”, dalam http://siloam-
jogja.blogspot.co.id/2009/01/griya-pemulihan-siloam-yogyakarta.html, diakses tanggal 19
November 2015.
14
Hasil Observasi ke Notoyudan dan Kotagede Yogyakarta pada hari Sabtu, 14
November 2015. Pukul 14.00 WIB.
15
Dion Eprijum Gunanto, Menjadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif (Yogyakarta: Jogja
Bangkit Publisher, 2011), hlm.75.
Semua santri mengikuti dengan tertib dan aktif. Sang ustadz tidak hanya
berceramah memberikan materi, namun juga memberikan kesempatan kepada
santri untuk berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Mereka diminta
mendiskusikan pengalaman masing-masing kepada teman yang lain. setelah dirasa
cukup, mereka diminta mengemukakan hasil diskusinya. Kemudian sang Usdadz
menambahkan dan meluruskan sebagaimana mestinya.
Lanjut lagi, di PP. Waria Al-Fatah ini juga dibiasakan memperingati hari-
hari besar dalam Islam. Seperti peringatan Maulid Nabi, Isra’Mi’raj, malam 1
Muharram dan lain sebagainya yang dilaksanakan berpindah-pindah tempat
sebagai bentuk sosialisasi dan komunikasi PP. Waria Al-Fatah dengan masyarakat
sekitar. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama waria dan masyarakat
sekitar dimana tempat tersebut dilangsungkan.
Pondok Pesantren Waria Al-Fatah ini juga terdapat agenda kegiatan wisata
religi. Santri waria disini melakukan ziarah makam wali, mengunjungi masjid dan
tempat bersejarah lainnya. Hal tersebut difokuskan agar mereka lebih bisa
mengintropeksi diri, meminimalisir tindakan yang dilarang agama, dan lebih giat
melakukan ritus keagamaan sebagaimana yang mereka yakini sebagai bentuk
mengingat kematian.
Menarik kiranya membahas mengenai bagaimana pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah ini. Terlebih
karena selama ini banyak referensi riset yang hanya membahas mengenai
Sexualism, bullying, diskriminasi dan kekerasan serta pola pencarian pertolongan
ketika mengalami kekerasan dan menifestasi kecemasan yang dialami. Namun
sangat sedikit yang membahas dari sisi keagamaan LGBT, waria khususnya.
Bahkan kalau ada terkesan selalu memojokkan dan mempersalahkan keberadaan
waria tersebut dengan berbagai alasan sensitifitas keagamaan.
16
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Minggu 15 November 2015 pukul 11.45 WIB.
Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin. Sebagai wujud nyata, dari
awal mula Islam bertumbuh kembang, lahir berbagai corak ideologi pemikiran
dan ritus keagamaan Islam. Sebut saja seperti faham Qodariyah, Jabariyah, dan
sekte-sekte yang mengatas namakan agama Islam seperti aliran Syi’ah, aliran
Mu’tazilah, aliran Mutakhorrij, aliran Ahlussunnah wal Jama’ah dan berbagai
aliran-aliran kecil lainnya yang telah ditemukan pada awal Islam bertumbuh
kembang.
17
Q.S. Al-Baqarah [2]: 30. Lihat Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung, J-
Art, 2004), hlm. 6.
Setelah Islam datang, beberapa cara hubungan seksual diatas ada yang
dihapus karena dianggap tidak sesuai dengan agama Islam. Akhirnya hanya tersisa
ajaran bahwa untuk menghalalkan hubungan diantara lelaki dan perempuan
tersebut harus melalui jalan pernikahan yang sah menurut syarat dan ketentuan
yang berlaku.19 Hal tersebut menunjukkan bahwa Islam sendiri hanya mengakui
dua jenis gender dan seks, yaitu lelaki dan perempuan. Dengan alasan bahwa
ketika dilakukan dengan sesama jenis atau dengan makhluk lain selain manusia
maka tidak akan terjadi kehamilan. Bahkan ketika di modifikasi sedemikian rupa
18
Neng Djubaedah, Perzinaan dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), hlm. 101.
19
Q.S. Al-Hujurat [49]: 13., Q.S. An-Nahl [16]: 72. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm.
517. & hlm. 274.
ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ اﺗﱠﻘُﻮا رَ ﺑﱠ ُﻜ ُﻢ اﻟﱠﺬِي َﺧﻠَﻘَ ُﻜ ْﻢ ﻣِ ﻦْ ﻧَﻔ ٍْﺲ وَ اﺣِ ﺪَةٍ وَ َﺧﻠَﻖَ ﻣِ ْﻨﮭَﺎ زَ وْ َﺟﮭَﺎ وَ ﺑَﺚﱠ ﻣِ ْﻨ ُﮭﻤَﺎ رِ َﺟ ًﺎﻻ
َﻛﺜِﯿﺮً ا وَ ِﻧﺴَﺎ ًء
وَ ﻣِ ﻦْ آﯾَﺎﺗِ ِﮫ أَنْ َﺧﻠَﻖَ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣِ ﻦْ أَ ْﻧﻔُ ِﺴ ُﻜ ْﻢ أَزْ وَ اﺟًﺎ ِﻟﺘَ ْﺴ ُﻜﻨُﻮا إِﻟَ ْﯿﮭَﺎ وَ َﺟﻌَ َﻞ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ ﻣَﻮَ دﱠةً وَ رَ ﺣْ َﻤﺔً ۚ إِنﱠ ﻓِﻲ
َت ِﻟﻘَﻮْ مٍ ﯾَﺘَﻔَﻜﱠﺮُ ون
ٍ َٰذﻟِﻚَ َﻵﯾَﺎ
20
Q.S. An-Nisa [4]: 1. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 77.
21
Q.S. Ar-Rum [30]: 31. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 406
22
Q.S. Al-Baqarah [2]: 222. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 36.
Hal ini ternyata sejalan dengan teori Binary Thingking atau pemikiran
biner yang menganggap bahwa manusia yang dilahirkan secara kodrati hanya ada
2 jenis yaitu perempuan dan laki-laki. Sama halnya dengan pandangan
heteronormativitas yang melihat segala persoalan tentang seksualitas dalam
kacamata heteroseksual yang menganggap bahwa orientasi seksual yang benar
dan tidak menyalahi norma agama dan sosial adalah heteroseksual.
Konsekuensinya, seseorang dengan orientasi seksual homoseksual dan biseksual
atau tidak sesuai dengan definisi biner ini dianggap menyalahi kodrat, aturan
agama dan norma sosial.27
Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa yang dianggap nyleneh, yang
terkenal dengan istilah LGBT (Lesbian-Gay-Biseks-Transgender/Transexual).
Keberadaan mereka juga masih menjadi perdebatan, apakan nature atau nurture –
apakah memang taqdir Tuhan atau tidak. Dalam Islam sendiri, pembahasan waria
tidaklah begitu banyak. Mayoritas Fuqoha’ menisbatkan waria sebagai bagian dari
Mukhonnats atau Khunsa, bahkan tidak jarang dinisbatkan pada kaum Nabi Luth
As. yang terkenal dengan kaum sodom. Yang secara otomatis keberadaan mereka
yang dianggap menyimpang itu adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal,
sehingga apapun yang mereka lalukan bernilai kesalahan.
23
WF. Maramis, Catatan Ilmu Kedoktera Jiwa, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 301.
24
Abdur Rahman I. Doi, Perkawinan dalam Syariat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
hlm. 215.
25
Abdur Rahman I. Doi, Perkawinan dalam ..., hlm. 22.
26
Q.S. Al-Isra’[17]: 32. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 285.
27
Indana Laazulfa, Menguak Kekerasan & Diskriminasi pada LGBT di Indonesia,
(Jakarta: Arus Pelangi, 2013), hlm. 6.
ت
ِ ﺸﺒﱠﮭُﻮنَ ﺑِﺎﻟﻨِّﺴَﺎءِ وَ ا ْﻟ ُﻤﺘَﺮَ ِ ّﺟ َﻼ
َ َاﻟﺮﺟَﺎ ِل اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺘ
ّ ِ ﺳﻠﱠ َﻢ ُﻣ َﺨﻨﱠﺜِﻲ
َ َﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ ُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و
َ ِ ﻟَﻌَﻦَ رَ ﺳُﻮ ُل ا ﱠ
. ِﺎﻟﺮﺟَﺎ ِل
ّ ِ ﺸﺒِّﮭِﯿﻦَ ﺑ
َ َﻣِ ﻦْ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ا ْﻟ ُﻤﺘ
ُﻲ ا ﱠ ِ َﱠﺎس ر
َ ﺿ ٍ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻢ ﺑْﻦُ إِﺑْﺮَ اھِﯿ َﻢ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ِھﺸَﺎ ٌم َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﯾَﺤْ ﯿَﻰ ﻋَﻦْ ِﻋﻜْﺮِ َﻣﺔَ ﻋَﻦْ اﺑْﻦِ َﻋﺒ
ت ﻣِ ﻦْ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ وَ ﻗَﺎ َل
ِ اﻟﺮﺟَﺎ ِل وَ ا ْﻟ ُﻤﺘَﺮَ ِ ّﺟ َﻼ
ّ ِ ْﺳﻠﱠ َﻢ ا ْﻟ ُﻤ َﺨﻨﱠﺜِﯿﻦَ ﻣِ ﻦ
َ َﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ ُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و
َ ﻲ
َﻋ ْﻨ ُﮭﻤَﺎ ﻗَﺎ َل ﻟَﻌَﻦَ اﻟﻨﱠﺒِ ﱡ
ﻋﻤَﺮُ ﻓ َُﻼﻧًﺎ
ُ أَﺧْ ﺮِ ﺟُﻮ ُھ ْﻢ ﻣِ ﻦْ ﺑُﯿُﻮﺗِ ُﻜ ْﻢ وَ أَﺧْ ﺮَ َج ﻓ َُﻼﻧًﺎ وَ أَﺧْ ﺮَ َج
Asbabul wurud hadits tersebut, waktu itu datang seorang sahabat kepada
Nabi bersama seorang waria. Sahabat tersebut menanyakan perihal orang waria
tersebut, Rasulullah menjawab untuk diasingkan saja.29 Perlu diketahui bahwa
tujuan pengasingan tersebut bukan bermaksud membuang, namun untuk
melindungi orang tersebut dari kecaman masyarakat. Sedangkan waria yang
dimaksud adalah orang lelaki yang sengaja berpenampilan seperti perempuan,
bukan karena faktor bawaan dari kecil diluar kontrol dirinya sendiri.
28
Abu Abdullah Muhammad Al-Bukhori , Al-Jami’ Al-Musnad As-Sohih Al-Mukhtashor
Min Umuri Rosulillahi Alaihi Wasallama Wa Sunanihi Wa Ayyamihi, Juz 8. (ttp.: Dar Thuq An-
Najah, 1422 H), hlm. 8.
29
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillah, Juz IV, (ttp.: t.p., t.t), hlm. 2681-2684.
Dijelaskan juga jika ada waria yang gaya bicaranya lembut, penciptaan
tubuhnya gemulai dan tiada tercemar dengan perbuatan-perbuatan rendah yang
menjadikannya tergolong fasiq, tidak menjadi bahan gunjingan dan celaan maka
sah menjadikan imam dia namun diperintahkan untuk menghindarinya dan
diupayakan merubahnya secara perlahan-lahan, bila memang tidak mampu
dirubah, maka tidak tercela.
Sedang waria yang hanya gaya hidupnya saja menyerupai gaya wanita
dalam lembutnya perkataan dan kelenturan fisiknya secara disengaja maka yang
demikian adalah kebiasaan yang jelek, maksiat dan pelakunya dianggap berdosa
30
Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, juz VI, (ttp.: t.p.,
t.t.), hlm. 124.
31
Al-majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab, (ttp.: t.p., t.t.), hlm. 317.
32
Imam az-Zuhri, Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah, (ttp.: t.p., t.t.), hlm. 63.
33
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 517.
34
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 523.
35
Indana Laazulfa, Menguak Kekerasan ..., hlm. 3.
Seperti kasus Ibu Ry, yang lahir dari keluarga tentara, mendapat
pendidikan militer, bahkan sempat meniti karir menjadi pejabat pemerintah
namun keadaan yang diciptakan tersebut (nurture) tidak bisa mengubah keadaan
bawaan (nature) yang merupakan seorang waria. Ibu Ry menuturkan bahwa:
36
Kartini Kartono, Psikologi Normal dan Abnormalitas Seksual, (Bandung: Mandar
Maju, 2009), hlm. 266.
37
Kartini Kartono, Psikologi Normal ..., hlm. 34.
38
Retardasi merupakan perlambatan pembaharuan, -Tim Penyusun, Kamus Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1301.- berupa gangguan perkembangan intelegensi
yang disebabkan oleh gangguan sejak dalam kandungan sampai masa perkembangan dini sampai
sekitar lima tahun atau lebih.
“Karena waria, saya menjadi waria jauh sebelum saya meniti karir.
Jadi saya menjadi waria seperti ini masuk parpol dll saya sudah berbeda
dengan yang lain. e .. salah satu pengalaman empirik saya, sejak kecil saya
selalu mendapat pendidikan yang keras, saya bersentuhan dengan
olahraga2 yang keras, saya ini dulu atlit beladiri atlit pencak silat atlit
karete, begitu .. . dan banyak sekali piala2 dari sampai internasional. Itu
tidak sama sekali tidak mempengaruhi ini, mempengaruhi psikologi saya
sebagai waria.”39
“pas waktu kecil, ibuku gak bisa beli baju kan, main gak pake baju,
puter-puter aja, puter pasar.”40
39
Hasil wawancara dengan Ibu Rully Malay, santri waria PP. Waria Al-Fatah
Yogyakarta. Selasa, 6 Februari 2016 pukul 15.00 WIB di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
40
Hasil wawancara dengan Mbak Nur Maya Tong-Tong, santri waria di PP. Waria Al-
Fatah Yogyakarta. Minggu, 31 Januari 2016 pukul 17.32 di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
“Terus disuruh pake baju perempuan dari kakak aku, terus kalau main,
bukan mainan robot tapi mainan perempuan, boneka .. . saya dirumah punya
boneka, bener .. .”42
41
Kartini Kartono, Psikologi Normal dan ..., hlm. 190.
42
Mbak Nur Maya .... Minggu, 31 Januari 2016.
Perilaku homo sering dikaitkan dengan perbuatan zina, namun hal ini tidak
mutlak benar. Zina adalah terjadinya hubungan seks (memasukkan zakar atau
kelamin laki-laki ke dalam farji minimal batas qulfah atau kepala zakar) laki-laki
dan perempuan tanpa ada ikatan perkawinan yang sah. Jika merujuk pada
43
Dede Oetomo, Memberi Suara pada yg Bisu, (Yogya: Pustaka Marwa, 2003), hlm. 6.
44
Colin Spencer, Sejarah Homoseksual: Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang,
(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004 ), hlm. VII.
45
Ayat-ayat yang menceritakan kaum Sodom Al-Qur’an menceritakan keadaan pada
zaman tersebut diantaranya diceritakan dalam Q.S. Al-A’raf [7]: 80-84, Q.S. Al-Hijr [15]: 59-77,
Q.S. Al-Anbiya’ [21]: 74-75, Q.S. Asy-Syuara’ [26]: 160-175, Q.S. An-Nahl [16]: 54-58, Q.S. Al-
Ankabut [29]: 28-35, Q.S. Ash-Shafat [37]: 133-138, Q.S. Al-Qamar [54]: 33-40
46
M. Yatimin, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo), hlm. 33.
Namun penulis setuju jika mereka disebut orang yang melampaui batas,
sesuai dengan Q.S. Al-Mu’minun [23]: 1-7,47
َ(وَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ﻋَﻦِ اﻟﻠﱠ ْﻐ ِﻮ ُﻣﻌْﺮِ ﺿُﻮن٢) َ(اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ﻓِﻲ ﺻَﻼﺗِ ِﮭ ْﻢ ﺧَﺎ ِﺷﻌُﻮن١) َﻗَﺪْ أَ ْﻓﻠَ َﺢ ا ْﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻨُﻮن
ْ(إِﻻ َﻋﻠَﻰ أَزْ وَ اﺟِ ِﮭ ْﻢ أوْ ﻣَﺎ َﻣﻠَﻜَﺖ٥) َ(وَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ِﻟﻔُﺮُ وﺟِ ِﮭ ْﻢ ﺣَﺎﻓِﻈُﻮن٤) َ(وَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ﻟِﻠﺰﱠ ﻛَﺎةِ ﻓَﺎ ِﻋﻠُﻮن٣)
(٦) َ( أَ ْﯾﻤَﺎﻧُ ُﮭ ْﻢ ﻓَﺈِ ﱠﻧ ُﮭ ْﻢ َﻏﯿْﺮُ َﻣﻠُﻮﻣِ ﯿﻦ٧) َﻓَﻤَﻦِ ا ْﺑﺘَﻐَﻰ وَ رَ ا َء ذَﻟِﻚَ ﻓَﺄ ُوﻟَﺌِﻚَ ُھ ُﻢ ا ْﻟﻌَﺎدُون
47
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 342.
48
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 160.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan status waria bisa dilihat dari sisi waria
sebagai identitas kelamin dan waria sebagai waria sebagai gender. Dari sisi
identitas kelamin, maka akan merujuk pada fisik bentuk kemaluan. Hal ini
didasarkan pada hadits yang memandang identitas kelamin seseorang berdasar
pada tempat keluarnya air seni.49 Mudahnya, jika keluar dari penis disebut lelaki
kalau keluar dari vagina disebut wanita. Permasalahannya adalah ketika terjadi
kerancuan, apakah lelaki atau perempuan. Untuk menjawab kasus ini para
Fuqoha’ meng-Qiyas-kan dengan Khuntsa.50 Kemudian jika dilihat dari identitas
gender, para Fuqoha’ meng-Qiyas-kan dengan Mukhonnats, (laki-laki yang
menyerupai perempuan) atau pun sebagai mutarajjilat (perempuan yang
menyerupai laki-laki-tomboy). Yang mengakibatkan sebuah Tasyabbuh kepada
pemaknaan hadits Rasulullah yang mengacu pada pelaknatan 51 dan pengusiran52
waria.
49
“Diriwayatkan oleh al-Kalabi dari Abi Shalih dari Ibn „Abbas dari Nabi s.a.w., bahwa
Nabi s.a.w. bersabda—tentang (pewarisan) seorang anak yang tidak memilki alat kelamin laki-laki
dan perempuan sekaligus—“Dia mendapatkan warisan sesuai dari mana ia kencing”. Hadis ini
diriwayatkan oleh al-Baihaqi (al-Suyuthi, 1965: 153).
50
Khuntsa berasal dari kata inkhinats yang berarti berpendar (tatsanniy) dan memudar
(takassur) (Ibnu Mandzur, 1992, II: 145). Dalam fiqh, khuntsa dibagi menjadi dua, yaitu khuntsa
musykil dan khuntsa ghairu musykil. Khuntsa musykil adalah seseorang yang memiliki alat
kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan sekaligus atau tidak sama sekali. Sedangkan khuntsa
ghairu musykil adalah seseorang yang nampak samar alat kelaminnya, apakah sebagai laki-laki
atau perempuan, namun ditemukan sifat-sifat atau tanda-tanda dari salah satu jenis kelamin yang
lebih menonjol/unggul (al-Suyuthi, 1965: 153-154). Khusus mengenai khuntsa musykil yang
belum bisa ditentukan jenis kelaminnya, para ahli fiqh menekankan untuk dilakukan penentuan
ulang meski setelah mencapai batas usia balig (Muallifah, 2003: 4), walaupun kebanyakan literatur
fiqh klasik sendiri “menyerah” dengan menyatakan mauquf.
51
“Diceritakan dari Ayyub Ibn Najjar dari Thayyib Ibn Muhammad dari Atha Ibn Abi
Barrah dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah Saw. melaknat seorang banci, yaitu mereka yang
menyerupai perempuan dan seorang perempuan yang menyerupai laki-laki, dan orang laki-laki
yang melajang, yaitu mereka yang tidak mau menikah dan perempuan perawan yang juga menolak
untuk menikah dan orang yang “menunggang kuda sendiri” (yang memilih hidup sendiri).
Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal (al-Syaibani, 1993, VII: 413). Diceritakan juga oleh
Muhammad Ibn Basyar, diceritakan oleh Ghundar, diceritakan oleh Qatadah dari Ikrimah dari Ibn
Abbas Ra. berkata, Rasulullah Saw. melaknat seorang laki-laki yang menyerupai perempuan dan
seseorang perempuan yang menyerupai laki-laki. Diikuti oleh Amr, diceritakan dari Syubah.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani. Fath Al-Bari Syarh Shahih
Al-Bukhari, (Damasqus: Maktabah Dar Al-Fiha, t.t.), hlm. 409).
52
Diceritakan oleh Abu Bakr Ibn Abi Syaibah dan Abu Kuraib diceritakan oleh Waki’,
diceritakan juga oleh Ishaq Ibn Ibrahim dikabarkan oleh Jarir, dan diceritakan juga oleh Kuraib
dari Ibn Namir, diceritakan oleh Hisyam dari ayahnya dari Zainab binti Ummi Salamah dari Ummi
Salamah bahwa Rasulullah Saw. telah masuk (ke dalam rumah) dan bersamanya seorang banci.
Kemudian dia (banci itu) berkata kepada Abdullah Ibn Abi Umayyah: “Hai Abdullah, apakah
kamu tahu jika dibukakan Allah kepadamu kota Thaif suatu hari nanti, maka kamu akan
diperkenalkan dengan anak Ghailan. Sesungguhnya dia menghadap dengan empat (lipatan kulit di
perutnya) dan membelakangi. Dan Nabi Saw. bersabda, “Janganlah memasukkan dia ke dalam
rumah kalian.” Diriwayatkan oleh Muslim (al-Nawawi, 1998, XIII: 336).
53
Abu Zakariya Yahya Ibn Syaraf Al-Nawawi. Syarh Shahih Muslim, (ttp.: Dar al-Khair,
2998), hlm. 336.
54
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani. Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari,
(Damasqus: Maktabah Dar Al-Fiha, t.t.), hlm.
55
Fellatio = Fellare = menghisap.
56
Cunnilingus = cunnilinctus, cunnus = vulva, linquere = menjilat.
Fakta kedua berupa kasus waria yang ditolak oleh keluarganya kemudian
dipaksa untuk menikah dengan wanita. Singkat cerita pernikahan terjadi dan
ketika mereka hendak melakukan hubungan seksual, laki-laki (waria) tersebut
sama sekali tidak terangsang sama sekali padahal sang wanita sudah berusaha
merangsang laki-lakinya dengan berbagai cara seperti merayu, telanjang dan
sebagainya.60 Menanggapi kasus ini, penulis sowan kepada ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI), KH. Thoha Abdurrahman. Menganalisa kasus ini beliau
menuturkan bahwa,
57
Bottom = dasar, pantat, tempat duduk, kapal, paling bawah, menaruh tempat duduk
pada .. –lihat kamus- istilah yang digunakan untuk menunjukkan pasangan gay yang dibawah,
dirinya menjadi objek penetrasi alat kelamin laki-laki pasangannya.
58
Top = puncak, paling atas, paling tinggi, ..-lihat kamus- istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pasangan gay yang diatas, menjadi subjek penetrasi alat kelamin laki-laki kepada
pasangannya (sesama laki-laki).
59
Hasil wawancara dengan Hendri, gay daerah Magelang. Jumat. 25 Desember 2015
WIB melalui media sosial BBM.
60
Penulis mendapatkan cerita dari salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta, Rukmn. Selasa, 26 Januari 2016 pukul 13.30 di Warung Es Bang Joe Selokan
Mataram Yogyakarta.
61
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
“ya tanya istrinya itu, warianya itu laki atau tidak, kok bisa
mempunyai anak .. . jangan-jangan dari laki-laki lain .. . kalau dia bukan
laki-laki yandak boleh, sebab waria itu ada yang seperti laki ada yang
seperti perempuan. Kelaminnya juga seperti itu, ada yang seperti laki-laki
ada yang seperti perempuan.”
Fakta keempat, waria mempunyai keluarga yang terdiri dari ayah – ibu
(waria) – dan anak (wanita normal) meskipun bukan anak kandung.64 Ibu Shinta
Ratri menceritakan bahwa dia mempunyai keluarga, dia mempunyai suami dan
seorang anak adopsi bernama Mbak Gendis, seorang wanita tulen.
62
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 13 Januari 2016.
63
KH. Thoha Abdurrahman, .. Rabu, 16 Maret 2016.
64
Ibu Shinta Ratri, ... Minggu, 31 Januari 2016.
“Padahal kita tahu bahwa teman2 waria ketika mereka niat untuk –
oke aku akan membesarkan anak ini dan merawatnya- mereka ya benar2
mencukupi kebutuhan sandang pangan, terus kemudian juga membesarkan
mereka dengan pintar, gitu .. .”65
Fakta kelima, cerita dari YS (waria) yang memungut anak laki-laki usia
SMP dari jalan karena merasa kasihan kemudian sementara waktu tinggal di
kost’an, dia tidak kemudian “diemplok dewe” seperti homo pada umumnya.67
Mbak YS menceritakan ketika dia berjalan tengah malam dia melihat seorang
65
Hasil Pembelajaran PAI di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta, Minggu, 31 Januari 2016
pukul 18.24 WIB di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
66
Pembelajaran PAI ... Minggu, 31 Januari 2016.
67
Hasil wawancara dengan Mbak YS, santri waria PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Minggu, 7 Januari 2016 pukul 17.30 di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Fakta keenam, yang juga ikut membedakan waria dengan gay adalah
masalah keterbukaan. Gay atau homo biasanya tertutup, maksudnya
menyembunyikan identitas ke-homo-an dari publik. Untuk mengetahui apakan
mereka homo atau tidak biasanya menggunakan ciri-ciri khusus atau melalui
komunitas. Berbeda dengan waria, mereka malah terbuka secara status dan
kesehariannya.
“iya, bahkan banyak yang dari luar negeri, dari Jepang, dari Eropa,
bahkan dari kedutaan Kemensos Timor Leste itu juga pernah.”69
68
Pembelajaran PAI, ... Minggu, 31 Januari 2016.
69
Ibu Shinta Ratri, ... Senin, 15 November 2015.
70
Ibu Shinta Ratri, ... 2 Februari 2016.
Hal ini secara tidak langsung bisa diartikan juga bahwa ketika ada waria
yang memang alami menjadi waria (nature) bukan (nurture) maka bisa disamakan
dengan meragukan atau bahkan tidak menerima ciptaan-Nya. Memang disini akan
muncul bagaimana membedakan waria nature atau nurture, untuk menjawab
pertanyaan itu kiranya harus melakukan dialog interaktif tanpa ada unsur
memojokkan terhadap waria itu sendiri. Dari dialog tersebut nantinya akan
muncul banyak semacam ciri khusus mana yang nature atau nurture.
Penelitian ini tidak bertujuan memihak salah satu sisi, tidak juga mencari
kompromi teoris, namun penulis dalam penelitian ini tidak menganggap sama
71
Wawancara dengan Ibu Rully Malay, santri waria PP. Waria AL-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 6 Februari pukul 11.30 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Pertimbangan pertama jika waria disamakan dengan gay maka tidak akan
ada pembahasan tersendiri dalam masalah L – G – B – T. Hal ini jelas
membedakan pembahasan diantara masing-masing.
Pertimbangan ketiga waria juga tidak bisa disamakan dengan biseks, 72 itu
juga tidak benar. Penulis menemukan fakta bahwa waria tidak berhasrat dengan
perempuan karena menganggap dia juga seperti dirinya sebagai perempuan.
Namun waria akan merasa senang tersanjung dan jatuh hati kepada laki-laki yang
disukainya, bukan kepada setiap laki-laki. Namun tidak berarti terus menjurus
pada masalah berhubungan badan, karena waria tidak se-murahan itu. Jika ada
waria yang melakukan hal tersebut maka mereka adalah oknum.73
72
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 207. -
Biseks adalah orang yang mempunyai sifat-sifat kedua jenis kelamin atau orang yang tertarik
kepada dua jenis kelamin, baik laki-laki atau perempuan.
73
Mbak Nur Maya Tong-Tong, ... Minggu, 31 Januari 2016.
“gay itu kan tindakan kan, bukan taqdir. Waria ndak bisa
disamakan .. . dan memang waria juga ndak boleh hubungan seksual
dengan sama-sama waria, ndak boleh .. .”76
74
Dalam masyarakat dikenal motor bebek, pit bebek atau motor wedok, pit wedok.
Dikenal juga motor lanang atau pit lanang. Tidak jarang laki-laki memakai pit bebek dan wanita
memakai pit lanang. Jika merujuk pada kaidah “laki-laki yang berpenampilan seperti wanita”
maka laki-laki harus naik pit lanang dan wanita harus naik pit bebek dan harusnya laki-laki yang
naik pit bebek juga dianggap sebagai waria.
75
Type buah apel (Adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhan lemak yang
berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Jika laki-laki
obesitas type ini maka akan mengalami pembesaran dada layaknya wanita.
76
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
1. Keimanan
Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak yang Maha
Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujud-Nya yang sering disebut dengan
77
UU. No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
78
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2002), hlm. 75.
79
M. Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi PAI di Sekolah Umum, (Yogjakarta: Sukses Offset, 2007), hlm. 95.
80
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hlm. 199-200.
81
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2001), hlm. 70.
82
Muhammad Daud Ali, Pendidikan ..., hlm. 244.
83
Zakiah Daradjat, Metode Khusus ..., hlm. 73.
84
Muhaimin, Paradigma Pendidikan ..., hlm. 23
85
Syahrin Harahap, Al-Qur’an dan Sekularisasi, (Yogya: Tiara Wacana, 1994), hlm. 62.
86
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ..., hlm. 127.
87
Zuldafrial, Strategi Belajar Mengajar (Surakarta: Cakrawala Media, 2012), hlm. 114.
88
John M. Echol dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English Indonesian
Dictionary, (Jakarta: Gramedia, 2014), hlm, 132.
89
Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006), hlm. 13.
90
Rusman, Model-Model Pembelajaran ..., hlm. 187.
91
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 149.
92
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1221.
93
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 13.
94
Hasbullah, Sejarah Pendidikan ..., hlm. 142.
95
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 55.
96
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), hlm. 88.
97
Anin Nurhayati, Kurikulum Inovasi Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 63.
98
Baskoro, “Pondok Pesantren Perut Bumi”, dalam
https://tubanonline.wordpress.com/2009/09/14/pondok-pesantren-perut-bumi/, diakses 4 Januari
2016.
99
https://id.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pesantren_Bi_Ba%E2%80%99a_Fadlrah, diakses
4 Januari 2016.
100
Parwito, “Taklukan Preman Terminal, Gus Tanto Dirikan Ponpes Napi Napi Taubat”,
dalam http://www.merdeka.com/peristiwa/taklukan-preman-terminal-gus-tanto-dirikan-ponpes-
napi-napi-taubat.html, diakses 4 Januari 2016.
Menurut sejarahnya, realitas LGBT sudah ada sejak zaman dahulu kala.
LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender/Transeksual. Mereka merupakan orang yang mempunyai orientasi
seksual yang berbeda dengan masyarakat umumnya. Seperti Lesbian yang
merujuk pada perempuan yang suka dengan perempuan juga, gay yang merujuk
pada laki-laki yang suka dengan sesama laki-laki juga, biseksual yang suka
dengan sejenis maupun lawan jenis, transgender yang merujuk pada laki-laki yang
berpenampulan dan bergaya layaknya perempuan, dan transeksual yang merujuk
pada pergantian kelamin.
101
Indana Laazulfa, Menguak Kekerasan & Diskriminasi pada LGBT di Indonesia,
(Jakarta: Arus Pelangi, 2013), hlm. 2.
“La itu, itu sudah saya undang FJI itu, “kamu mau apa kesana
demontrasi?” ndak pak .. . “tanya kok bawa orang banyak, mbok satu
orang dateng, atau datang pada saya sudah selesai.” Akhirnya dia minta
maaf .. . Jangan melakukan itu, nanti dianggap teroris.”
“Jadi jangan keras2 juga seperti FJI atau Mujahidin itu, jangan
gampang menganggap orang melanggar .. .”102
102
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
“Kalau di Iwayo itu kita punya anggota ada dua ratus dua puluh
tiga. Terdiri dari sepuluh komunitas besar, komunitas yang tersebar di
DIY. Ada komunitas waria ngamen, ada komunitas waria salon, ada
komunitas waria ke pelacur pekerja seks, yang komunitas pekerja seks itu
ada dua. BI sama Prambanan. Kemudian waria Sidomulyo, waria ini
komunitas waria yang tinggal satu kampung. Kemudian ada komunitas
waria Kotagede, komunitas waria Kotagede itu komunitas waria yang
berkesenian. Kemudian ada komunitas Warkop. Warkop itu waria
kulonprogo. Temen-temen waria yang dari kulonprogo. Kemudian ada
Iwaba, IkatanWaria Bantul. Nah ini, kita tergabung jadi satu itu dalam
Iwayo itu.”103
103
Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, Pemimpin PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta, 02
Februari 2016, pukul 11.30 WIB.
Jelas perbedaan ruang gerak antara Iwayo dengan PP. Waria ini. Para
waria yang tergabung dalam Iwayo bergerak dalam bidang advokasi, sedangkan
pesantren waria mengajarkan bagaimana waria beriman kepada Allah Swt. kedua
hal tersebut tidak bisa disamakan sama sekali. Meskipun pesantren waria juga
berkeinginan untuk diakui oleh negara namun tetap yang menjadi fokus utama
adalah bagaimana waria menemukan Tuhan-nya.
104
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
“e.. organisasi waria pada waria pada waktu itu belum terbentuk.
Tetapi kita punya organisasi yang namanya tingkat seni waria. Jadi lewat
sanggar seni inilah kita mengundang teman2 untuk datang. Pertamanya
disini, dirumah saya ini untuk dosa bersama. Dan doa bersama pada waktu
itu lintas agama. artinya kita mengundang pastur, mengundang pendeta,
dan mengundang kyai. Kemudian kita mendapat dana dari teman2 waria di
seluruh jawa itu, kemudian dana itu kita kelola untuk e .. . mengadakan
doa bersama. Awalnya untuk untuk teman2 muslim.”106
105
Hasil Hasil Observasi ke Notoyudan Yogyakarta pada hari Sabtu, 14 November 2015.
Pukul 15.00 WIB.
106
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 2 Februari 2016 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Beberapa kegiatan di PP. Waria Al-Fatah ini seperti hafalan doa sehari-
hari, bacaan salat, shalawat nariyah dan lain-lain. Tempat tak jadi masalah bagi
Maryani, dan santri Waria namun hati yang lebih penting. Pakaian saat mengaji
juga sederhana, yang mengenakan sarung dan peci di barisan depan sementara
bagi mereka jilbab atau mukena di belakangnya. Menjelang adzan Magrib
terdengar suara mereka mengumandangkan kebesaraan nama Allah dengan
khusyuk.
Ibu Shinta Ratri, yang notabene dulu merupakan tangan kanan Ibu
Maryani mencoba membangun pondasi semangat baru dengan pembenahan di
beberapa sisi pesantren. Dari hasil observasi dan wawancara dengan pengurus
Pesantren tersebut ternyata santri-santri PP. Waria ini mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda. Ada yang dari kalangan ekonomi menengah keatas ada juga
yang dari kalangan ekonomi menengah kebawah. Dulu sempat ada juga yang
mempunyai kelainan menyukai sesama jenis, gay dan lesbian. Namun karena di
expose ke media, mereka yang Gay dan Lesbi perlahan mulai keluar dari
pesantren dengan alasan menjaga Privacy dan sekarang hanya tersisa waria
saja.111 sampai saat ini,masih tersisa sekitar 40 waria yang masih rajin mengikuti
kegiatan di PP. Waria Al-Fatah ini. Menurut tutur Ibu Shinta Ratri,
“Disini kita fokuskan pada tiga gerakan mas. Kedalam, keluar dan
ke pemerintah. Kalo kedalam, waria disini dibelaki ilmu agama agar
mereka nyaman terhadap dirinya sendiri sebagai waria tapi tidak terjebak
dalam seks bebas. Kita melakukan sosialisasi mengenaibahaya
HIV/AIDS, wirausaha, dan lain-lain.
“Kalo yang keluar, kita lebih aktif sosialisasi dengan masyarakat
umum. Dan kepada pemerintah, kita minta pemerintah lebih
110
Hasil Hasil Observasi Lokasi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
111
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
112
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
113
Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Alamat Celenan, Jagalan, Kotagede,
Yogyakarta. Observasi Sabtu, 14 November 2015.
114
Hasil Dokumentasi Visi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
Khusus dalam PP. Waria Al-Fatah ini, tidak ada panggilan khusus. Para
santri bebas memanggil Kyai, Ustadz, atau Bapak. Tanpa mengurangi rasa hormat
kepada para pengajar di pesantren tersebut, karena pemahaman para santri
memang seperti itu. Beberapa Kyai yang ada di PP. Waria Al-Fatah diantaranya
adalah:
a. KH. Abdul Muhaimin. Beliau adalah pengasuh PP. Nurul Ummahat di
Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. Sosok KH. Abdul Muhaimin telah
dikenal dalam berbagai gerakan perdamaian antaragama di Yogyakarta.
b. Ustadz Arif. Beliau adalah salah satu Dosen di Pusat Bahasa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
c. Ustadz Zakaria. Beliau adalah mahasiswa pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, seangkatan dengan penulis.
Waria yang sering disebut sebagai kaum marjinal yang menurut Paulo
Friere juga membedakan kaum marjinal menjadi dua kelompok. Pertama,
penyandang cacat, yaitu yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan yang
memadai dan pendidikannya dibedakan dengan kaum “normal” yang menjadikan
kaum cacat menjadi terasing dari lingkungan sosial, tereklusi dari sistem sosial
“karena mereka itu tidak habis mengerti, bagaimana kita bisa ada
ditengah-tengah. Jadi mereka kadang berpikir, indonesia kan negara islam,
ya mungkin pikiran mereka islam itu seperti islam di arab yang sangat
fanatik, jadi ya mereka heran aja, mereka datang melakukan penelitian,
sekedar kunjungan juga. Ya belum lama itu tadi, dari kedutaan amerika
itu.”
“Suatu ketika itu ada wartawan dari Itali, memotret kita, memotret
kegiatan kita, itu dilombakan .. . na, foto-foto kita ada duaratusan,
akhirnya diketahui semua kepala negara di dunia. Nah itu kemudian,
117
Agung Prihantoro dan Fuad Arif Fudiyar , Politik Pendidikan, Kebudayaan dan
Pembebasan, (Yogjakarta: ReaD, 2002), hlm. 90
118
UUD No 20 Tahun 2003 Pasal 26 tentang Lembaga Pendidikan Nonformal.
Kegiatan rutin
No Hari Waktu Kegiatan
1 Minggu 16.00- Belajar mengaji, pelajaran
21.00 praktik, solat jamaah, dzikir,
tausiah dan sharing.
2 Minggu-Senin, 16.00- Mengaji, buka bersama, solat
Rabu-Kamis dan 06.00 jamaah, dzikir, sahur bersama,
119
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Kemudian Ibu Shinta juga menuturkan bahwa tidak jarang para peneliti
lokal maupun internasional berkunjung ke pesantren waria tersebut untuk
keperluan penelitian atau hanya untuk silaturrahim saja.
“Suatu ketika itu ada wartawan dari Itali, memotret kita, memotret
kegiatan kita, itu dilombakan .. . na, foto-foto kita ada duaratusan,
akhirnya diketahui semua kepala negara di dunia. Nah itu kemudian,
seperti biro politiknya, biro politiknya kedutaan amerika ingin tahu, ingin
tahu seperti apa, apa yang kita perjuangkan gitu lo.”120
120
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Dari penjelasan tersebut bisa ditangkap inti jika waria mendekati sifat laki-
laki maka hukum yang melekat padanya adalah seperti laki-laki, dan jika
mendekati sifat perempuan maka hukum yang melekat padanya adalah seperti
perempuan. Hal ini berarti juga bahwa kacamata yang digunakan untuk
memandang waria tidak hanya sekedar dari sisi seksualitasnya saja namun lebih
ke sisi psikologisnya sebagai perempuan.
Agama Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin bukan hanya sekedar
adagium semata karena mencakup semua dimensi kehidupan. Islam sendiri
kiranya juga tidak memilah dan memilih siapa saja yang berhak dan tidak berhak
– siapa saja yang berkewajiban dan tidak berkewajiban untuk mendekat kepada
Allah Swt. Allah sendiri juga sudah mewanti-wanti kepada semua ciptaan-Nya
untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.122 Senada dengan ini, penuturan ustadz
yang sudah kurang lebih enam tahun mengajar di pesantren waria tersebut
menuturkan bahwa:
Point kedua terlepas dari penafsiran Mufassir mengenai arti kata Iqro’
tersebut, kemudian jika dicermati perintah Iqro’ dan jalan logika beliau maka bisa
dibenarkan. Hal tersebut juga memberikan gambaran bahwa kaum muslim-
muslimat mukminin-mukminat seyogyanya jangan menutup mata untuk
memahami lingkungan sekitar agar bisa mengambil tindakan yang baik dan benar
untuk menyikapinya.
Pada awal turun wahyu pertama (the first revelation) Q.S. Al-Alaq [96]: 1-
5 pola pendidikan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw berdakwah secara diam-
123
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
124
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana Predana Media Grup, 2007), hlm. 2.
Setelah banyak orang memeluk Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-
Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan
pengikutpengikutnya. Tempat itulah pendidikan Islam pertama dalam sejarah
pendidian Islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok
agama Islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-
ayat) Alquran kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-
orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi beribadah (sholat)
bersama sahabat-sahabatnya.126 Samsul Nizar dalam bukunya menambahkan
dengan Kuttab. Kuttab telah dikenal di kalangan bangsa Arab pra-Islam. Kuttab
sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu Kuttab yang berfungsi mengajarkan
baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab dan yang berfungsi sebagai tempat
pengajaran Al-Qur’an.
Mendapat perlawanan dari kaum Quraisy, Nabi Muhammad dan para umat
Islam pada masa itu hijrah ke Madinah. Setelah sampai Madinah, Rasulullah
membangun masjid dan meneruskan kegiatan belajar mengajar tersebut dan masih
menggunakan istilah Kuttab. Disamping itu Rasulullah juga berinovasi
mengembangkan materi pelajaran seiring semakin banyak wahyu yang
diturunkan-Nya. Rasulullah masih mempertahankan pelajaran seperti di Makkah,
yaitu materi Tauhid dan Aqidah dan menambah materi jual-beli, keluarga,
125
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 6.
126
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992),
hlm. 6.
127
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 9.
128
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm. 212.
129
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 10.
130
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 46.
131
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 61.
132
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan ..., hlm. 6.
133
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 55.
“e.. organisasi waria pada waria pada waktu itu belum terbentuk.
Tetapi kita punya organisasi yang namanya tingkat seni waria. Jadi lewat
sanggar seni inilah kita mengundang teman2 untuk datang. Pertamanya
134
Tim Penyusun, Kamus ..., hlm. 1684.
“iya, maka itu .. . ada beberapa bulan yang lalu, profesor doktor
dari Jepang, profesornya dari Australi, doktornya dari jepang. Mereka
datang kerumah saya .. . ya tanya masalah waria itu. Saya ceritakan
macem2 .. . “wah Islam itu memang rahmatan lil alamin,” seluruh dunia
menganggap bahwa waria itu adalah manusia yang terpingir, yang
dikucilkan. Tapi kok islam bisa begitu menghargai waria .. . mereka, kalau
pengen datang lagi kesini .. . monggo, telpon dulu .. kan begitu.
Menghargai Islam dangat baik, akan kampanye Islam di luar negeri .. .”136
“karena mereka itu tidak habis mengerti, bagaimana kita bisa ada
ditengah-tengah. Jadi mereka kadang berpikir, Indonesia kan negara Islam,
ya mungkin pikiran mereka Islam itu seperti Islam di Arab yang sangat
135
Ibu Shinta Ratri, 02 Februari 2016.
136
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
PP. Waria Al-Fatah tersebut jika dilihat secara teoritis kepesantrenan tentu
belum memenuhi semua unsur-unsur pesantren. pesantren tersebut sudah
mempunyai kyai, asrama dan ruang belajar (rumah Ibu Shinta), dan mengkaji ilmu
Agama Islam. Sebagai tempat untuk beribadah, digunakan ruang keluarga.
“ow itu ndak harus, ndak ada aturan pondok pesantren harus pake
masjid itu ndak ada .. . masjid kan ditujukan untuk jamaah, itu kebutuhan
sendiri .. . tidak harus,”139
137
Ibu Shinta Ratri, 15 November 2015.
138
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
139
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
Hal tersebut ternyata tidak mengurangi semangat para santri waria untuk
beribadah dan mendalami Islam dengan semua keterbatasan yang ada. Mereka
setiap Minggu sore datang ke pesantren tersebut dengan niat lillahi ta’ala, ingin
ngaji, beribadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.
140
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
PP. Waria Al-Fatah sebagai tempat waria beribadah dan belajar agama
masih menyisakan sedikit perdebatan. Perdebatan tersebut berkisar antara apakah
boleh dan apakah sah jika seorang waria melakukan ritus keagamaan? seperti
solat, membaca dan memegang Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Penulis kembali
menegaskan bahwa disini terdapat dua sisi yang harus dipahami, yaitu sisi “waria”
dan sisi “muslimah.” Tentu kedua hal tersebut harus dilihat secara cermat.
141
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
Untuk lebih meyakinkan atas hal ini penulis mencoba mencari informasi
kepada waria. Ternyata mereka menjawab bahwa waria ini adalah fitrah dari
Allah Swt., bahkan dalam diri waria juga mempunyai rasa keinginan untuk
mengenal dan mendekat kepada Tuhan-nya.
Hal ini menegaskan bahwa kondisi riil waria sebagai sosok yang
berkecenderungan menjalani waria memang karena dorongan fitrah ketuhanan,
(Nature). Mereka tidak mengurang-ngurangi dan tidak menambah-nambahi
(Nurture). Berarti apa yang menimpa mereka bukanlah sesuatu yang disebabkan
faktor eksternal. Mereka lebih merasa bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah
karena kehendak Tuhan Yme.
142
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
143
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
Namun penulis sendiri kurang setuju dengan hal tersebut. penulis lebih
melihat bahwa waria seharusnya bisa lebih dari itu. Tidak hanya dilindungi dan
diayomi namun juga berkewajiban145 membangun hubungan vertikal dan
horizontal yang baik. Disamping itu jika yang dipermasalahkan adalah masalah
fitrah, atau bahkan halal dibinasakan maka penulis berpikir lebih baik mencari
jalan keluar, memfasilitasi mereka sesuai apa yang diperlukan. Senada dengan ini,
KH Thoha Abdullah menjelaskan bahwa,
144
Q.S. Al-Baqarah [2]: 20. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 285.
145
Penulis menggunakan redaksi “berkewajiban” bukan menggunakan “berhak” karena
penulis ingin para waria memiliki rasa untuk harus dan sudah semestinya mengamalkan, bukan
hanya sekedar mempunyai rasa kuasa untuk berbuat sesuatu.
Beliau juga menuturkan bahwa waria juga mempunyai hak untuk belajar
agama. Bahkan jika sampai waria terlantar, bodoh, tidak mengerti agama dan
melakukan berbagai hal yang dilarang agama maka yang lebih berdosa adalah
mereka yang mempunyai ilmu.
“bisa, sama aja misalnya ada orang yang buta terus kita memenuhi
kebutuhan orang buta, apa namanya .. . huruf braile kan, sama dengan
waria .. . kan braile kan bukan karangan orang buta. Jadi ya wajar, untuk
memenuhi kebutuhan orang buta kan gitu .. . tapi ndak dosa. Akhirnya
dipakai di seluruh dunia. Termasuk qur’an braile juga ada kok”147
146
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
147
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
“Ya kalau tidak dibina, akan ada bencana, semua orang Indonesia
akan kena bencana semua gitu .. . bukan yang jadi LGBT nya saja tapi ya
kyai-kyai juga kena bencana.. . itu kata Nabi, pada waktu itu Nabi bilang ..
. idza dhoharot al-ma’shiyatu fi ummatii ammauhul bariyyata terus, kalau
memang sudah merajalela kemaksiatan dalam umat Islam, maka Allah
akan merajalelakan bencana. Sohabat bertanya, hum ass-sholihuuna ya
rasullalloh, mereka kan banyak yang soleh2, jawab rasullullah, hum nin
148
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010), hlm. 105.
Solusi tersebut kiranya sangat pantas untuk diakui dan diterapkan dalam
menyikapi waria, khususnya para santri waria di PP. Waria Al-Fatah ini. Sangat
membahayakan bila sampai terjadi berbagai bencana karena orang alim tidak mau
merangkul mereka yang belum tahu tentang agama, dalam kasus ini adalah waria.
Atau bahkan jika orang yang mengaku jalan keberagamaannya paling benarpun
dan berusaha membinasakan mereka yang dianggap menyimpang malah akan
menimbulkan bencana yang lebih besar.
149
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
Relevan dengan dawuh Allah Swt. tersebut maka waria yang juga
merupakan bagian dari makhluk Allah Swt. seharusnya juga berhak untuk
berusaha diangkat derajatnya dihadapan Allah Swt. untuk mewujudkan hal
tersebut maka perlu cara, yaitu melalui pendidikan. Pendidikan yang dikenal
secara umum adalah pendidikan formal, informal dan non-formal.
150
Q.S. Al-Mujadalah [58]: 11. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 543.
151
Mbak Maya Tong-Tong, seorang waria yang kesehariannya sebagai kuli panggul di
salah satu pasar di daerah Yogyakarta. Semasa remaja dia pernah dihajar oleh kakaknya ketika dia
ketahuan menggunakan pakaian dan bertingkah laku ala wanita.
152
Ibu Rully Malay merupakan anak keluarga tentara. Ayahnya seorang prajurit angkatan
laut, ibunya seorang guru dan kakak-adiknya banyak yang menjadi tentara. Ibu Rully sendiri,
pernah menjadi ketua OSIS, juara lomba bela diri, sudah menjadi PNS di salah satu instansi
pemerintah dan pernah menjadi DPRD. Namun dia mengaku ke-waria-an nya sudah ada sebelum
berkarir. Karena dia merasa kurang bebas mengekspresikan kewariaannya, akhirnya memutuskan
untuk melepas jabatannya dan mencari komunitas waria sebagai tempat tinggal yang baru.
153
Ibu Endang merupakan waria asal Kemiri Purworejo. Dia menceritakan bahwa dia
tidak diterima di keluarganya dan terpaksa meninggalkan rumah mencari komunitas yang bisa
menerimanya.
154
Ibu Shinta Ratri mengalami kewariaan mulai sejak jenjang sekolah menengah, pada
masa itu dia sudah sering berkumpul dengan wanita meski masih berpakaian laki-laki. Kemudian
setelah masuk kuliah dia mengekspresikan secara totalitas sebagai waria. Ibu Shinta Ratri, ... Rabu,
02 Februari 2016.
155
Ibu Yuni Shara (YS) juga bisa meneruskan pendidikan sampai SMA karena diterima
dalam keluarganya.
Santri waria di PP. Waria Al-Fatah ini tentu belajar ilmu agama Islam.
Berlangsungnya pembelajaran agama di pesantren tersebut tentu memunculkan
sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut merupakan proses
pembelajaran yang berurutan dan menjadi komunikasi transaksional157 diantara
guru dan murid. Maka dari itu wajib kiranya bagi seorang guru untuk menentukan
sebuah model pembelajaran tersebut, yang sekiranya cocok dengan kondisi
peserta didik dan sarana-prasarana yang tersedia. Seperti dalam pesantren waria
ini, pada awal mula berdirinya pesantren tersebut sudah mulai terlihat bagaimana
model pembelajaran PAI bagi santri waria.
156
Ibu Shinta Ratri, 02 Februari 2016.
157
Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami
dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran sehingga menunjukkan
adanya perolehan, penguasaan, hasil, proses atau fungsi belajar bagi si peserta belajar
Jika melihat sejarah, pada zaman Islam awal dulu Nabi juga telah
menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda menurut kebutuhannya.
Seperti dalam bidang keimanan melalui tanya jawab dengan penghayatan yang
mendalam dan didukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah, materi ibadah
disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah
didikuti masyarakat, bidang akhlak Nabi menitik beratkan pada metode
peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki
kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.159
158
Ibu Shinta Ratri, 02 Februari 2016.
159
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Klasik, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2005), hlm. 135.
160
Model pembelajaran Gleser meliputi langkah Intruksional Objektiv (Tujuan
Pengajaran), Entering behavior (Kemampuan Peserta didik), Intruktional Procedure (perencanaa
Proses belajar mengajar) dan Performance Assessment (Evaluasi Proses Belajar mengajar).
161
Model pembelajaran Unit meliputi Langkah perencanaan, Langkah pelaksanaan, dan
Langkah kulminasi dan penilainan.
162
Belajar tuntas merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam
kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar
dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang
dipelajari.
163
Model pembelajaran Berprogram meliputi langkah persiapan (pemilihan topik, outline,
tujuan instruksional dan pretest) sertapenulisan programa.
164
Model pembelajaran Modul meliputi langkah Perumusan tujuan, Menyusun post test,
Menganalisa Entry Behavior, Pemilihan Media, Try Out, dan Evaluasi.
165
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang dialami. Startegi inquiry
memberi peluang kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran., belajar
sendiri dengan gaya belajarnya sendiri.
166
Problem solving (pemcahan masalah) merupakan model pembelajaran dimana peserta
didik dihadapkan pada suatu kondisi bermasalah.
167
Model pembelajaran PSSI meliputi langkah Merumuskan tujuan pembelajaran Khusus,
Menyusun alat evaluasi, Menetapakan kegiatan belajar peserta didik, Merencanakan program
pengajaran, Melaksanakan program.
168
Model pembelajaran CBSA cenderung pada pola atau sistem pembinaan iklim
kegiatan belajar peserta didik, tinggi dan aktif serta berhasil dengan baik secara tuntas.
169
ATI dapat diartikan sebagai suatu konsep/pendekatan yang memiliki sejumlah strategi
pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
170
KBK dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan
kecerdasan yang mampu dalam membangun indentifikasi budaya dan bangsanya. KTSP
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum oprasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
171
Benny A. Pribadi, Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi: Implementasi Moel Addie, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 34.
“itu, kemudian itu proses menemukan Tuhan itu sama sekali belum
disentuh oleh LSM, Iwayo atau apa gitu?”
172
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
Kurikulum PAI PP. Waria tersebut berisi jurnal kegiatan harian santri
waria seperti pelaksanaan solat lima waktu, amaliyah perilaku keseharian,
pencapaian belajar Al-Qur’an dan Iqra’, pencapaian pemahaman dan praktik solat,
pencapaian pemahaman dan praktik wudhu, pencapaian pemahaman dan praktik
adzan iqomat yang disertai standar konversi-kualitas penilaian.
173
Ibu Shinta Ratri, ... Senin, 15 November 2015.
174
Mb Nunik, waria asli Yogyakarta. Dia seorang muallaf waria salon. Dia mengaku
masih sangat hafal doa-doa kristiani dan belum begitu lancar membaca huruf Arab. Namun dia
tidak malu-malu dan terlihat begitu bersemangatketika belajar mengaji Iqra’.
175
Mbak Nur Maya = Maya Tong-Tong, bernama asli Mas Sugeng, ada yang memanggil
dia Genk !!. Waria asli Yogyakarta. Dia dulu sempat belajar Al-Qur’an namun trauma dengan
kelakuan kakaknya yang menghajarnya karena berpenampilan seperti waria. Akhirnya dia tidak
mau mengaji lagi. Namun ketika mengaji dengan penulis dia terlihat bersemangat dan ternyata
sudah lumayan lancar dalam membaca huruf Arab.
176
Mbak Nur Ayu, waria asli Yogyakarta. Dia merupakan santri waria yang menetap di
PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta. Keseharian sebagai pengamen. Setiap Minggu malam sehabis
mengaji pasti makan malam masakan Mbak Nur Ayu ini.
177
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
َ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و
ﺳﻠﱠ َﻢ ا ْﻧﺼُﺮْ أَﺧَﺎكَ ظَﺎ ِﻟ ًﻤﺎ َ ُ ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ
َ ِ ﻲ ا ﱠ ُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل رَ ﺳُﻮْ ُل ا ﱠ
َ ﺿ
ِ َﻋَﻦْ أَﻧ ٍَﺲ ر
ﻈﻠُﻮْ ﻣًﺎ أَﻓَﺮَ أَﯾْﺖَ إِذَا ﻛَﺎنَ ظَﺎ ِﻟﻤًﺎ َﻛ ْﯿﻒَ أَ ْﻧﺼُﺮُ هُ ﻗَﺎ َل
ْ ﻈﻠُﻮْ ﻣًﺎ ﻓَﻘَﺎ َل رَ ُﺟ ٌﻞ ﯾَﺎ رَ ﺳُﻮْ ُل ا ﱠ ِ أَ ْﻧﺼُﺮُ هُ إِذَا ﻛَﺎنَ َﻣ
ْ أَوْ َﻣ
(ﻈﻠْﻢِ ﻓَﺈِنﱠ ذَﻟِﻚَ ﻧَﺼْﺮُ هُ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى
ﺗَﺤْ ﺠُﺰُ هُ أَوْ ﺗَﻤْ ﻨَﻌُﮫٌ ﻣِ ﻦَ اﻟ ﱡ
Artinya: Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah
bersabda : “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi.
Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang
dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan
dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan
kepadanya. (HR. Imam Bukhari)
178
Cerita Mbak Ys saat penulis melakukan wawancara dengan Ustadz Arif di PP. Waria
AL-Fatah Yogyakarta. Minggu, 5 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.
“e nggak. Kalau menurut saya adzan itu bisa dilakukan siapa saja,
tidak harus laki-laki. Jadi pada dasarnya itu adalah suatu ilmu, ilmu
agama. jadi ketika itu kita .. . disitukan, didalam buku itu kan kita belajar
untuk bisa melakukan adzan. Nah itu, untuk bisa adzan. Jadi itu tidak
kemudian merubah apa ya .. . melaki-lakikan kita, tidak. Kita belajar untuk
bisa ehm .. . adzan. Gita aja, dipahami seperti itu. Saya sendiri juga tidak
pernah men-gender-kan ketika seseorang yang bisa adzan kemudian dia
laki-laki, tidak.”179
179
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
180
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
Setelah solat usai, santri waria kembali duduk melingkar (Halaqoh) dan
Ustadz berada di tengah-tengah. Ustadz membuka pembelajaran agama Islam
dengan berdoa dan menjelaskan materi yang akan disampaikan. Setelah dirasa
cukup Ustadz kemudian memberikan kesempatan kepada santri waria untuk
bertanya, berdiskusi, curhat atau sekedar ngemil makanan ringan dan minum jika
ada. Sang Ustadz terlihat bijak, tenang, berwibawa dan berwawasan luas. Beliau
juga cakap dalam menyampaikan materi kepada para santri waria. Begitu juga
santri waria, semua fokus memperhatikan penjelasan Ustadz. Setelah
dipersilahkan untuk bertanya, para santri bergantian bertanya atau sekedar
menceritakan pengalamannya. Terjadilah komunikasi aktif diantara mereka.
181
Hasil observasi di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
182
Anuq, Mahasiswa asal belanda. Dia merupakan orang yang percaya akan adanya
Tuhan namun tidak mau menyembah-Nya. Fokus penelitian dia adalah bagaimana praktik
keagamaan di PP. Waria Al-Fatah ini.
Pembelajaran PAI tentu tidak cukup kalau hanya setiap Minggu sore dari
jam 17.00 sampai 20.00. untuk mengatasi hal tersebut, buku laporan hasil belajar
santri di pesantren tersebut dirasa menjadi sarana yang cukup efektif dan efisien.
Jumlah kolom kegiatan yang harus diisi setiap harinya meskipun jika dilihat
secara proporsional memang belum begitu sempurna, namun bagi santri waria hal
tersebut sudah menjadi sesuatu yang sangat representatif. Pasalnya didalamnya
terdapat kolom pelaksanaan solat lima waktu dan kolom perilaku yang menuntut
kedisiplinan tinggi untuk mengisi setiap hari dan kejujuran yang tinggi untuk
tidak berbohong terhadap rekapan kegiatan yang dilakukan santri terkait.
1. Masalah ustadz.
Ustadz disana merupakan orang yang berkompeten dalam ilmu
agama. yaitu salah satu Kyai di Yogyakarta, salah satu dosen di Perguruan
Tinggi Islam Negeri di Yogyakarta dan mahasiswa pascasarjana di salah
satu perguruan tinggi Islam di Yogyakarta. Secara spiritualitas tidak
diragukan lagi mereka adalah orang yang taat beragama, hal ini terlihat
dari bisa terlihat dari bagaimana mereka beribadah dan bertingkah laku.
Disamping itu secara akademik mereka juga tidak diragukan lagi, bahkan
ada yang mempunyai pesantren cukup besar di Yogyakarta.
183
Hasil observasi di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
184
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
185
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
Kemudian jika dilihat dari visi dan misi PP. Waria ini, maka akan
ditemukan sebuah ghirroh keagamaan yang tinggi. Visi didirikannya
Pondok Pesantren Waria ini adalah ingin mewujudkan kehidupan waria
yang bertaqwa kepada Allah Swt. dan bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan keluarga, serta komunitas / masyarakat / negara kedaulatan
Republik Indonesia.187 dan misi Pondok Pesantren Waria ini adalah
mendidik para santri menjadi pribadi yang taqwa dengan berbekal ilmu
agama Islam yang kuat dan mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan
segala bagian komponen masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal
Ika.188
Pembelajaran agama bagi waria juga sangat mempertimbangkan
faktor pendekatan yang digunakan. pendekatan pembelajaran perlu
digunakan untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Setidaknya ada dua faktor yang seyogyanya digunakan, yaitu
pendekatan ekspositori dan pendekatan kontekstual. Pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh
guru. Biasanya guru yang menyampaikan materi tersebut dengan
menggunakan metode ceramah yang mana metode mengajar ini hanya
186
Ustadz Arif, ... 5 Maret 2016.
187
Hasil Dokumentasi Visi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
188
Hasil Dokumentasi Misi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
189
Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006), hlm. 13.
190
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 187.
1. Faktor Penghambat
a. Faham normatif keagamaan yang keras
Tidak diragukan lagi bahwa agama merupakan sesuatu yang
dianggap sebagai pegangan hidup setiap orang. Namun permasalahan
yang terjadi adalah masalah fanatisme agama satu dengan yang lain
atau bahkan fanatisme satu agama namun berbeda golongan. Adanya
pesantren waria ini juga sempat mendapat tekanan dari beberapa pihak
yang mereka dirinya paling benar, seperti cerita dari Ibu Shinta,
“kalau dulu pas hangat-hangatnya FPI di Jogja itu kita
sempat didatangi dari kepolisian, dari Polres Ngampilan itu untuk
menyerahkan data anggotanya. Karena dari kepolisian takut kalau
diserang, atau diculik atau gimana. Tapi ketika kitasudah pindah
disini kita baik-baik saja. kita juga pernah ditengok dari kepolisian
disini. Artinya polisi tanya2 kegiatannya apa saja. wuah kita
senang sekali pak, kita malah belum sowan. Iya iya nggak papa. Ini
kalu ada apa-apa dikasih nomer, kartu nama, supaya menghubungi
kita gitu. Jadi e .. . pemerintah lokal disini, kelurahan, kecamatan,
kepolisian, itu juga sudah sangat mendukung, sangat mendukung
kegiatan kita. Karena kegiatan kita ini banyak dikunjungi turis-
turis, banyak didatengin orang luar negeri, bahkan kedutaan besar
Amerika pernah datang kesini. Karena Pondok Pesantren Waria ini
adalah satu-satunya di dunia. Itulah kenapa kemudian banuak
orang datang. Pasti itu pernah menjadi pembicaraan kelurahan,
kecamatan. Artinya mereka mensupport kita dalam arti karena hal
b. Sarana Transportasi
Sarana transportasi memang menjadi hal yang wajib ada ketika
lokasi mengaji jauh dari tempat tinggal. Hal ini dirasakan juga oleh
santri waria di pesantren tersebut. hal ini dikarenakan tidak semua
santri mempunyai kendaraan pribadi, kendaraan umum tidak
beroperasi sampai malam, kegiatan pesantren juga sampai malam dan
lokasi pesantren yang lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki.
“e kebetulan kalo secara keseluruhan, yang menjadi data
santri di pesantren kan ada empat puluh, tapi kan terkait tentang
masalah tempat tinggal yang berbeda-beda juga masalah
transportasi, kan banyak juga temen2 yang tidak memiliki
kendaraan, dan mereka biasanya dikhawatirkan kalo kegiatannya
sampe malam sulit .. .”
“Kalo yang rutin ya alhamdulillah ya artinya, ada sekitar
sepuluhan temen2. Nanti bisa jadi yang tidak dateng nanti
tergantikan oleh yang datang. Tapi paling nggak kita
192
memfasilitasi.”
c. Kesadaran waria
Dari hasil pembahasan diatas bisa diketahui ada sekitar 10
komuntas waria yang tersebat di Yogyakarta namun tidak semua
191
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 2 Februari 2016.
192
Cerita Mbak Ys saat penulis melakukan wawancara dengan Ustadz Arif DI PP. Waria
AL-Fatah Yogyakarta. Minggu, 5 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.
d. Penerimaan keluarga
Penerimaan keluarga juga sangat penting, dimana keluarga sebagai
tempat tumbuh kembang dan bernaung. Masalahnya adalah selama ini
persepsi orang tua tehadap dunia waria lebih banyak dibingkai oleh
paham keagamaan yang dianut, dunia pelacuran, rasa malu karena
keluarganya ada yang waria dan lain sebagainya. Ketika keluarga
menolak waria maka dia akan keluar dari rumah dan mencari
komunitas yang bisa menerima keadaan tersebut.
e. Penerimaan masyarakat
Selama ini ternyata waria dikonstruksikan oleh tatanan sosial
masyarakat sebagai individu yang menyimpang. Dasar penyimpangan
itu berakar dari suatu konteks dalam melihat jenis kelamin, yaitu jenis
kelamin secara biologis dan secara kultural. Karena dua pandangan
tersebut menjadikan waria banyak menghadapi kendala sosial dan
kultural.
“iya .. . mas, aku mau tanya lagi .. . kan aku kemaren
sempet mau solat yaa .. . pas wudhu, kan sini laki2 sini perempuan.
193
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
h. Sarana prasarana
Sekarang ini PP. Waria masih sangat sederhana. Sarana prasarana
memang tidak sepenuhnya menjamin santri waria bisa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan. Namun kiranya dengan sarana
prasarana yang lebih mudah akan lebih membuat mereka lebih
bersemangat dan termotivasi untuk belajar.
194
Mbak Maya Tong-Tong, ... Selasa, 6 Februari 2016.
2. Faktor pendukung
a. Semangat keberagamaan waria
Para santri menyadari bahwa mereka juga harus dekat dengan
Allah Swt. agar mendapat kebahagiaan dunia akhirat.
b. Pendidik yang berkompeten dalam bidangnya
Pendidik atau ustadz yang notabene adalah ahli agama dan ahli
pendidikan sangat mendukung terhadap keberlangsungan dan
perkembangan pesantren waria tersebut.
c. Antusias para relawan
Meski banyak yang kontra, namun tidak sedikit juga yang pro akan
keberadaan pesantren waria ini. Mereka selalu memberikan support
baik mental, pikiran maupun materiil kepada para santri waria.
“Kemudian juga kita juga punya hubungan dengan
akademisi-akademisi. Kita melakukan kunjungan Goes to Campus
195
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
196
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
197
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
198
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
199
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
Semua hal tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang
sempurna. Semua hal juga tidak akan terlepas dari godaan aral rintang yang
menghadang dalam mencapai keberhasilan. Namun semua hal juga tidak akan
selamanya dalam masalah, suatu saat akan mendapat kemudahan dan mencapai
keberhasilan yang diharapkan. Begitu juga dengan PP. Waria Al-Fatah ini,
keberadaannya tidak terlepas dari pro-kontra, tidak terlepas dari pihak yang
mendukung dan menghambat keberadaannya. Namun daripada itu, ternyata
adanya PP. Waria tersebut bisa membuktikan bahwa mereka bisa mencapai
keberhasilan dan memberikan beragam mamfaat khususnya bagi para santri di
pesantren waria tersebut. Beberapa capaian dan manfaat tersebut diantaranya
adalah:
200
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
201
Mbak Ririn, ... Selasa, 16 Februari 2016.
202
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
203
Ibu Rully Malay, ... Selasa, 6 Februari 2016.
204
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1844.
Kemudian mereka juga bisa lebih mendalami agama Islam. Beberapa bukti
nyata dari proses memahami agama diantaranya mereka melakukan solat wajib
dan solat sunat, mujahadah, belajar BTQ, belajar fiqh, belajar aqidah, wisata religi
dan lain sebagainya. mereka juga lebih bisa menampilkan citra diri sebagai waria
yang bermartabat. Mereka belajar menata diri bagaimana mereka bersikap dengan
masyarakat, menyikapi masyarakat yang melecehkan waria dan lain sebagainya.
mereka juga lebih percaya diri masuk terjun membaur dengan masyarakat umum.
Beberapa kegiatan yang mereka lakukan diantaranya adalah mengadakan
pengajian umum, PHBI, bakti sosial, open talk show, dan waria goes to campus.
Terkait dengan masalah pendidik untuk santri waria, tidak hanya terkait
masalah akademis dan administratif semata, melainkan harus mempunyai
kemampuan dan kemauan khusus untuk membimbing mereka. Elaine K. McEwan
mencoba memberikan beberapa karakter yang harus dimiliki pendidik yang sangat
cocok diterapkan dalam jenjang pendidikan manapun, khususnya untuk para santri
waria. Karakter tersebut berupa:
205
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 823.
206
UU RI No 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
207
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi &
Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 24.
3. Responsif
Seorang pendidik harus responsiv, tergugah hatinya, menanggapi, dan
tidak bersifat masa bodoh. Hal ini sangat penting untuk dimiliki seorang
pendidik. Pasalnya jika guru tidak peka maka tidak akan memahami
peserta didik, tidak responsif dan akan acuh tak acuh.
4. Motivator
Pendidik harus bisa memberikan motivasi kepada peserta didiknya.
Permasalahan yang sering terjadi adalah seorang guru tidak mempunyai
motivasi dalam dirinya sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh permasalahan
internal atau eksternal dirinya. Akhirnya guru tersebut hanya mengajar
asal memenuhi target. Akibatnya siswa tidak akan paham akan materi
Maka dari itu sangat penting kiranya seorang guru harus selalu meng-
upgrade semangat dalam dirinya. Bahkan seorang guru harus profesional,
jangan sampai masalah dari luar lingkungan sekolah dibawa kedalam
sekolah sehingga tidak fokus.
5. Analisator
Pendidik harus bisa menganalisa dan memberikan problem solving
terhadap apapun yang berhubungan dengan masalah pendidikan peserta
didiknya. Kemampuan analisa tersebut sangat terkait dengan respon guru
terhadap para peserta didiknya. Jika guru merespon para peserta didiknya
maka akan mengetahui seluk beluknya. Dengan demikian maka seorang
guru bisa memberikan sebuah obat terhadap masalah yang dialami peserta
didiknya.
Untuk menunjang kemampuan analisa tersebut juga perlu menguasai
kemampuan kuntitatif sebagai pendukung. Hal ini akan sangat berguna
untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik secara diagram
kuantitatif.
6. Wakil
Seorang pendidik adalah orang tua peserta didik di lingkungan
pendidikan. Berangkat dari filosofi Jawa,
wong tuo ngopeni anak loro nunggu mari, anak ngopeni wong
tuo loro nunggu mati (orang tua mengurusi anak yang sakit
berharap dia sehat lagi, anak mengurusi orang tua yang sakit
sambil menunggu dia meninggal –supaya mendapat warisan-).
Satu sisi penting dari filosofi tersebut adalah orang tua akan
mengupayakan segala cara untuk mengobati anaknya agar cepat sembuh,
meski belum tentu anaknya melakukan hal serupa untuk dirinya. Jika
7. Absolusi
Seorang pendidik harus bisa memberikan pengampunan, memberikan
maaf kepada peserta didiknya dengan cara keagamaan yang dianutnya.
Peserta didik pasti sering membuat pendidik menjadi merasa marah, kesal
dan lain sebagainya. Maka dari itu pendidik harus selalu berlapang dada,
selalu member maaf kepada peserta didiknya.
8. Naluriah
Seorang pendidik harus mempunyai naluri seperti orang tua dengan
anaknya kepada peserta didik. Dengan demikian maka pendidik tersebut
akan selalu melalukan hal yang terbaik kepada peserta didiknya layaknya
orang tua kepada anaknya.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah naluri guru kepada murid bisa
seperti naluri orang tua kepada anaknya?
Daud Ali, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000.
kebaya-jogja.blogspot.co.id,
wordpress.com,
siloam-jogja.blogspot.co.id,
tubanonline.wordpress.com,
merdeka.com,
Hari : Minggu
Keterangan : 1. Hermawan :H
Sint : kita mau merancang kurikulum PAI, bagaimana supaya itu bisa
diterapkan diimplementasikan dikehidupan masing-masing menjadi waria
yang beriman gitu, maunya pak Zakaria seperti itu.
Sint : hem?
Sint : hhehe .. . tadi kan saya cerita tentang e .. .bagaimana sejarahnya, dulu
ketika masih di Notoyudan, yang namanya pak e .. . apa, Pak Mukhlis itu e
.. penelitian S2, beliau menghubungi sini lagi untuk e .. . apa ya,
memberikan bantuan, jadi santri disini menjadi bimbingan sana gitu.
Sint : iya masih .. . dulu itu satu rombongan, bapak dekan dan semuanya itu
datang untuk membuat MOU itu, kemudian ada kesepakatan itu tadi,
setiap sebulan sekali mengirimkan ustadz, semua santri juga pernah
diundang kesana untuk datang, untuk melihat secara langsung.
Sint : iya, bahkan banyak yang dari luar negeri, dari jepang, dari eropa, bahkan
dari kedutaan kemensos timor leste itu juga pernah.
Sint : karena mereka itu tidak habis mengerti, bagaimana kita bisa ada
ditengah. Jadi mereka kadang berpikir, Indonesia kan negara Islam, ya
mungkin pikiran mereka islam itu seperti islam di Arab yang sangat
fanatik, jadi mereka heran, mereka datang melakukan penelitian, sekedar
kunjungan juga. Ya belum lama itu tadi, dari kedutaan amerika itu.
Suatu ketika itu ada wartawan dari Itali, memotret kita, memotret
kegiatan kita, itu dilombakan .. . na, foto-foto kita ada duaratusan,
akhirnya diketahui semua kepala negara di dunia. Nah itu kemudian,
Sint : itu di gedung yongma, disana kita akan memutar film waria aceh, dimana
diterapkan sistem syariah islam. Jadi kita mengundang beberapa
pembicara juga. Kalau ada agenda nanti tak kirim undangannya, lewat
email .. .
Sint : kemudian mereka (Fsy UIN Suka) akan membuat Fiqh Waria. Mereka
pikir semua solatnya pakai mukena, .... .. . iya bu, kita solatnya masih ada
yang pakai sarung, pakai mukena, menurut kenyamanannya begitu.
Sint : ya engga .. . jangan gitu, ku rasa begini, jadi ngga leterlek seperti itu,
artinya sebelum kamu datang kepondok dan setelah kamu datang
kepondok, tidak leterlek sudah menjadi pekerja seks ....
Tapi ada, beberapa teman yang pekerja seks jadi jualan jagung
bakar, jualan ... setelah berada disini, perubahan-perubahan itu.
Dan untuk peelitian, para peneliti itu kan kalau wawancara itu kan
harus diluar jam ngaji. Karena disitu kan kita belajar, beribadah. tapi
kemudian kamu janjian dengan teman2, misal kamu butuh narasumber
berapa, nanti tempatnya bisa disini atau dimanapun yang penting syaratnya
kamu ngasih uang transport buat mereka, 50 ribu. Kemudian diakhir
penelitian itu kamu memberikan infak buat pondok pesantren. Dan yang
jelas nanti meninggalkan satu tulisan yang sudah jadi.
Hari : Minggu
Keterangan : 1. Hermawan :H
Sint : iya, nama saya Shinta Ratri. Awal mula berdirinya pp itu adalah ketika e
.. gempa tahun 2006 di Yk itu waria yang meninggal kan ada 6, terkena
gempa itu. Kemudian kami, teman2 waria itu mengadakan doa bersama
untuk mendoakan e .. khususnya pada para waria kemudian meluasnya ke
para korban, yang menjadi korban gempa pada waktu itu.
e.. organisasi waria pada waria pada waktu itu belum terbentuk.
Tetapi kita punya organisasi yang namanya tingkat seni waria. Jadi lewat
sanggar seni inilah kita mengundang teman2 untuk datang. Pertamanya
disini, dirumah saya ini untuk dosa bersama. Dan doa bersama pada waktu
itu lintas agama. artinya kita mengundang pastur, mengundang pendeta,
dan mengundang kyai. Kemudian kita mendapat dana dari teman2 waria di
H : iya .. .
Sint : kemudian saya yang punya link untuk teman-teman waria, untuk
komunitas. Jadi saya mengundang teman2 e .. . komunitas. Kemudian bu
maryani yang ngurusi e .. . pak roli dari tempatnya. Kemudian kita
membagikan sembako, kemudian kita mengadakan doa bersama.
H : senin wage?
Sint : iya senin wage, kita dirumahnya bu maryani itu, kita mengadakan
pengajian rutin setiap senin wage dari mulai jam lima. Jam lima sampai
kita kemudian solat jamaah bersama.
H : iya .. .
Sint : Jadi, mengubah jadi yang tadinya ngaji biasa kemudian kita memakai
belajar. La .. . disitulah kemudian e.. . pak hamroli kan punya apa, jamaah
Sampai tahun 2012. Tahun 2012 kita mulai e.. . pengajian itu
hanya ketika, e.. . apa ya. E.. . bu maryani tidk, e.. . bu maryani punya
waktu. Artinya, karena pada waktu itu segala sesuatu dipegang bu
maryani. Artinya kepengurusan yang kita bentuk itu tidak berjalan karena
semuanya ada di bu maryani. Bu maryani memegang e.. . apa ya namanya.
Memegang bagaimana dia kemudian menentukan hari ini kita ngaji dan e..
. atas dasar waktu luang dia. Karena satu waktu luang, kedua kondisi
keuangan. Kalau memang setiap pengajian itu kira-kira, kalau disana pada
waktu itu tiga ratus ribu. Ya untuk pesan makanan, yang paling penting
adalah untuk pesan makanan.
Itulah, jadi walaupun bu maryani ada waktu tetapi ketika dia tidak
ada uang ya kita tidak ngaji. Iya, jadi begitu .. . e,, , dan juga pada hari-hari
Sint : iya, betul. Seperti itu pada waktu itu. Kemudian e.. . tahun 2014 awal itu,
desember 2013 lah bu maryani mulai sakit-sakitan, kemudian bu maryani
meninggal tahun 2014 bulan maret. Iya bulan maret. Disanalah e.. .
kemudian pada waktu tujuh harinya bu maryani kita masih ngaji disana.
Ngaji e.. . bersama, e.. . yasinan itu. Kemudian setelah yasinan aku
bertanya pada temen2, “bagaimana ini, pengajian kita mau kita lanjutkan
ndak?” iya buk, sayang gini gini gini .. . e, wakti itu saya tanya ke teman2
bahwasanya ini ada tiga alternatif tempat untuk kita pindah. Pada waktu
itu kan, ibu ini masih menjadi ketua IWAYO, Ikatan Waria Yogyakarta.
Sint : kemudian saya tawarkan bagaimana kalau di sekterariat Iwayo, atau yang
kedua dikantornya PKBI. PKBI ini adalah LSM yang me.. . apa ya,
membantu kita untuk pengorganisasian. Ya, PKBI. Kemudian yang ketiga,
saya menawarkan rumah ini. Yang ketiga dirumah ibu. Ya... . akhirnya
teman2, “udah, dirumah ibu aja yang enak yang santai” gitu .. . karena e.. .
pandangan kita juga, jam belajar itu dilakukan diwaktu malam. Kalau kita
nunut di Iwayo atau di PKBI kita merasa tidak enak juga.
Akhirnya april 2014 kita pindah disini. Nah, pindah disini kita pada
waktu itu, pada waktu tujuh harinya itu ada beberapa orang yang datang
yang kemudian punya komitmen untuk membantu kita. Artinya untuk e .. .
Kalau tentang visi misinya kita itu tetap saja, artinya kita ingin
membentuk temen2 waria ini menjadi waria yang e .. . muslimah. Artinya
waria yang berperilaku Islami, bertanggung jawab pada dirinya sendiri,
bertaqwa kepada Tuhan, bertanggung jawab kepada keluarga, menjunjung
tinggi nama baiknya sendiri .. . itu.jadi, visi misinya kaya gitu.
Jadi, kita disini punya tiga pilar utama. Satu mendidik teman2
waria kedalam, kedua mendidik masyarakat untuk mengerti bahwasanya e
.. . waria itu siapa, waria itu apa, bagaimana. Dan ini nanti outputnya kita
akan mendapat penerimaan yang lebih baik di masyarakat. kemudian yang
ketiga adalah kita me-advokasi pemerintah, supaya pemerintah ini
memberikan hak-hak, hak bekerja, sama halnya ketika pemerintah
memberikan hak itu sama seperti warga negara yang lain. artinya
pengakuan hak oleh pemerintah bahwa waria ini setara dengan warga
negara yang lain.
Sint : ya .. . ia itu tadi, jadi kita membuat e .. . apa ya, disini itu kita bentuk
suatu ada atmosphere tentang keislaman, pembicaraan disini tentang
kebaikan, tentang keagamaan, tentang keimanan. Nah itulah, itu yang
kemudian kita harapkan mendorong teman2 untuk mengintropeksi diri
sendiri. Artinya aku sudah seperti itu belum ya .. . jadi pembelajaran kita
Sint : bukan ..
Sint : iya .. .dan hidayah itu, e ... apa ya namanya, petunjuk. Hidayah adalah
petunjuk. Kita sembahyang, kita selalu melafalkan Ihdinassirothol
mustaqim, .. . jalan yang lurus. Artinya disitulah suatu waktu nanti
kemudian akan datang hidayah itu kemudian menunjukkan, mengarahkan,
memberikan fasilitas, seseorang membantu .. . kan seperti itu.
Tidak seperti itu saja, ketika seorang waria itu tadi hidupnya keras
ya diluar, orang yang hidup dalam kondisi seperti itu emosinya pasti
H : terus itu, kemarin itu melihat buku itu kan ada teks adzan dan iqomatnya.
Ya bagi sebagian, mayoritasnya kan adzan itu harus dilakukan oleh laki-
laki, gitu lo .. . apakah dengan adanya dilatih adzan ini juga sedikit banyak
mendorong untuk memunculkan kelelakiannya atau ada maksud lain?
Sint : e nggak. Kalau menurut saya adzan itu bisa dilakukan siapa saja, tidak
harus laki-laki. Jadi pada dasarnya itu adalah suatu ilmu, ilmu agama. jadi
ketika itu kita .. . disitukan, didalam buku itu kan kita belajar untuk bisa
melakukan adzan. Nah itu, untuk bisa adzan. Jadi itu tidak kemudian
merubah apa ya .. . melaki-lakikan kita, tidak. Kita belajar untuk bisa ehm
adzan. Gita aja, dipahami seperti itu. Saya sendiri juga tidak pernah men-
gender-kan ketika seseorang yang bisa adzan kemudian dia laki-laki, tidak.
Sint : iya .. .
H : yang kejujuran itu kan ada hari ini, misal hari senin melakukan kebaikan
apa? Terus keburukan apa? La kemaren kan ada kasus, ada teman siapa itu
yang takut berangkat itu karena ada buku ini gitu lo, gmana?
Sint : iya, saya tadi juga sempat terfikir. Saya rasa, besok minggu pertama
besok pasti banyak teman-teman yang belum ngisi. Iya, saya berfikir
begitu. Tapi itu juga untuk pembelajaran,. Artinya ini kan sesuatu yang
baru. Baru kita terapkan hari ini. Pasti saya berfikir, pasti nanti banyak
teman2 yang belum mengisi buku untuk buku pertama ini. Entak karena
kesibukan, entah karena bagaimana, belum tahu, belum biasa, nah itu.
Saya juga berfikir begitu, pasti banyak teman2 yang belum ngisi. Besok
lihat saja, hari minggu besok. Karena teman2 ini kan sibuk bekerja satu,
yang kedua teman2 ini pendidikannya rata2 dari SD-SMP. SMP kelas dua
sudah keluar gitu. Jadi untuk hal-hal yang agak memerlukan kecerdasan
berfikir itu kadang-kadang lambat. Dan itu ibu sudah tahu betul bagaimana
H : saya ya kemaren itu sempat kaget tapi juga seneng gitu lo bu, ibu cerita o
ternyata ibu lulusan UGM biologi gitu lo .. . pikir saya kan, yang namanya
waria ya ... yo ngonokae. Mohon maaf, dari saya, image dari saya dulu itu
waria adalah orang yang menakutkan gitu lo.
Sint : iya, iya itulah .. . sebetulnya yang paling.. . paling penting paling
mendasar itu penerimaan kemuarga. Dan ketika waria itu diterima didalam
keluarga dia akan menyelesaikan pendidikannya, akan mencari pekerjaan
yang baik, punya apa ya .. . punya kekuatan. Kekuatan dirinya,
kepercayaan dirinya, itu seperti itu.
H : jadi kurang lebih akibatnya karena tidak diterima oleh keluarga terus
merembetnya ke masyarakat dan banyak sekali konotasi yang buruk. Dan
apakah itu juga mengakibatkan apa ya .. . merasa bersalah atau berdosa
akhirnya pergi atau gimana.
Sint : iya, seperti itu. Jadi teman2 waria yang sukses itu karena .. . karena dia
didukung keluarganya. Karena dia diterima dikeluarganya.
H : dan mohon maaf yang kesini itu mayoritas belum diterima atau gmana?
Sint : mayoritas dulunya karena tidak diterima. Tapi ada, ada beberapa,
sepuluhkan yang diterima dalam keluarganya, kaya mbak YS, bunda
Yetty, itu diterima dikeluarganya. Artinya dia bisa menamatkan SMA,
H : ini secara fisik lo, secara fisik kan mayoritas mohon maaf umurnya
kurang lebih sudah banyak-banyak gitu lo .. . saya belum melihat waria
yang masih muda, .. .
Sint : o, iya, hoo .. . begini, seseorang yang mulai sadar tentang spiritualnya,
keinginannya untuk mendekatkan diri pada Allah, kemudian itu rata2
ketika sudah mapan hidupnya. Sekarang lihat di Masjid. Yang memenuhi
Masjid adalah orang-orang tua, karena usia-usia tua itulah usia dimana
Nah, kemudian itu ada satu dua yang muda, yang ada disini itu
latar belakangnya karena dari kecil dia sudah dapat didikan agama. jadi
ketika dia mendengar disini ada kelompok komunitas tentang keagamaan,
dia tertarik. Itu karena itu tadi, jadi karena alasan pertama itu karena
memang sudah tua, kemudian yang kedua yang muda ini karena memang
dari kecilnya dia dididik agama oleh orang tuanya. Jadi ketika dia
mendengar ada komunitas pesantren waria mereka tertarik kemudian
bergabung. Yang ketiga adalah teman2 yang berimbas penyakit yang
berat. Misalnya yang positif HIV.
Sint : ada .. . itulah kemudian mereka merasa sudah mau meninggal, sudah e . .
artinya dia karena perasaan seperti itu, positif HIV itu kemudian dia ingin
mencari Tuhan juga. Nah itu. Jadi ada tiga alasan disini. Yang satu karena
memang sudah itu, itu apa ya .. . derajat spiritualnya itu meninggi.
Kemudian yang kedua itu karena memang dari kecil dididik, dia sudah
dapat pendidikan agama. yang ketiga ya itu, teman2 yang keimbas
H : na terus ini, ceritanya dulu Ibu di Iwayo, la Iwayo itu kan bukan Pondok
Pesantren kan, itu opo .. . itu ikatan seperti komunitas.
H : dan banyak, opo .. . komunitas waria yang di Jogja. Komunitas itu atau
sama LSM-LSM itu yang menangani waria itu bedanya dengan Pondok
Pesantren itu dimananya?
Sint : ow ya beda sekali. Kalau di Iwayo itu kita punya anggota ada dua ratus
dua puluh tiga. Terdiri dari sepuluh komunitas besar, komunitas yang
tersebar di DIY. Ada komunitas waria ngamen, ada komunitas waria salon,
ada komunitas waria ke pelacur pekerja seks, yang komunitas pekerja seks
itu ada dua. BI sama Prambanan. Kemudian waria Sidomulyo, waria ini
komunitas waria yang tinggal satu kampung. Kemudian ada komunitas
waria Kotagede, komunitas waria Kotagede itu komunitas waria yang
berkesenian. Kemudian ada komunitas Warkop. Warkop itu waria
kulonprogo. Temen2 waria yang dari kulonprogo. Kemudian ada Iwaba,
IkatanWaria Bantul. Nah ini, kita tergabung jadi satu itu dalam Iwayo itu.
Nah, kerja-kerja kita adalah kerja advokasi. Kerja advokasi itu adalah
kerja dimana kita mem-Push Up pemerintah untuk itu tadi, memberikan
hak-haknya kepada waria, untuk memberikan bantuan finansial.
Sint : iya, kalu yang tinggal ya memang ada walaupun Cuma empat orang,
tetapi untuk persis seperti pondok pesantren pada umumnya, kita belum
bisa melakukan itu. Kita menamakan ini Pondok Pesantren itu ya seperti
bagaimana kita memahami e .. . pesantren-pesantren kilat itu. Kaya yang
dilakukan setiap di Romadhon, tetapi kan kita ini hanya melakukan
kegiatan hanya seminggu sekali. Kemudian seminggu dua kali hanya pas
bulan puasa. Bulan puasa kita setiap senin dan kamis. Nah, jadi pengkajian
kitab kuning seperti yang dilakukan di pondok2 pesantren itu kita juga
tidak ada. Dari ke-empat puluh orang santri itu yang bisa membaca Qur’an
hanya sepuluh orang. Dan kita memang sedang merintis untuk belajar
kitab kuning itu. Maka kita punya hubungan yang erat dengan pondok2
pesantren yang ada di Jogja. Kita ingin belajar seperti itu, kita pengen
punya jaringan.
H : jadi Pondok Pesantren, beberapa Pondok Pesantren di Jogja itu juga tahu
dan mengakui keberadaan .. .
Sint : iya .. . iya .. . nah itula, pengakuan mereka itulah yang membuat kita
juga, itu menguatkan kita. Bahwasanya Pondok Pesantren kita tidak hanya
se Jogja, se Jawa Tengah kita sudah pernah bertemu. Dan mereka juga e ..
. apa ya, mengakui kita ada, ada Pondok Pesantren waria. Artinya
kemudian mereka juga e .. . apa ya, mengapresiasi kita.
Sint : o .. . Pak Abdul Muhaimin, iya .. . pak Kyai Abdul Muhaimin itu yang
menjadi apa ya .. . pembina kita. Artinya kita juga tidak asal berjalan
ketika kita melakukan sesuatu. Kita kumpul, bercerita gitu. Artinya jadi
begini, kalau Pondok Pesantren yang bener2 umum itu dibimbing pak
Sint : oo .. . iya,
H : respon mereka itu gimana? Awalnya gimana trus jadi gimana gitu lo?
Sint : kalau respon itu, masyarakat selalu positif, selalu baik. Karena mereka
juga tahu, ow pesantren waria ini, kegiatan kita kegiatan muslim. Jadinya
kita bukan belajar aliran sesat, aliran apalah .. . iyakan, kita belajar agama.
yang paling itu sebetulnya kita menemukan Tuhan disini. Karena kita di
ranah publik itu teman2 waria itu membuat ketidak nyamanan. Jadi kita
membuat rumah ruang khusus, artinya tempat yang nyaman untuk teman2
beribadah, teman2 menemukan Tuhan-nya, teman2 bisa dengan nyaman
melakukan solat seperti apa yang diinginkan. Jadi disini makanya kita
menyediakan tempat itu.
H : yang kemuarnya misalnya kemaren pernah bakti sosial atau apa gitu?
Sint : Hooh, kalau itu, kita memang selalu ada karena itu memang sudah
menjadi agenda rutin. Artinya tiap hari Transgender kita melakukan bakti
sosial, setiap hari besar Islam itu kita mengundang masyarakat tetangga
sini untuk pengajian yang kita adakan, jadi dengan itu mereka mengerti
bahwasanya o waria itu begini to .. .
H : itu yang keluarnya ya, dan selama ini mendapat respon positif. Tapi
pernah ndak, dalam perjalanannya itu kan, saya kira tidak mulus terus gitu
lo .. ada kecaman atau apa gitu?
Sint : kalau dulu pas hanyat-hanyatnya FPI di Jogja itu kita sempat didatangi
dari kepolisian, dari Polres Ngampilan itu untuk menyerahkan data
anggotanya. Karena dari kepolisian takut kalau diserang, atau diculik atau
gimana. Tapi ketika kitasudah pindah disini kita baik-baik saja. kita juga
pernah ditengok dari kepolisian disini. Artinya polisi tanya2 kegiatannya
apa saja. wuah kita senang sekali pak, kita malah belum sowan. Iya iya
nggak papa. Ini kalu ada apa-apa dikasih nomer, kartu nama, supaya
menghubungi kita gitu. Jadi e .. . pemerintah lokal disini, kelurahan,
kecamatan, kepolisian, itu juga sudah sangat mendukung, sangat
mendukung kegiatan kita. Karena kegiatan kita ini banyak dikunjungi
turis-turis, banyak didatengin orang luar negeri, bahkan kedutaan besar
Amerika pernah datang kesini. Karena Pondok Pesantren Waria ini adalah
satu-satunya di dunia. Itulah kenapa kemudian banuak orang datang. Pasti
itu pernah menjadi pembicaraan kelurahan, kecamatan. Artinya mereka
mensupport kita dalam arti karena hal yag positif juga. Kalau dari
kepolisian kan, polisi pasti begitu. Artinya tidak preventif kan .. .
Itu terjadi, karena memang ada kecaman juga tapi hanya lewat
jejaring sosial. Sesudah kita peng-upload kegiatan kita, itu apa .. . laki2
dandan perempuan memegang Al-Qur’an, itu dosa .. ! Dan saya nggak
mau menanggapi itu, karena itu suatu yang buang2 waktu.
H : kemarin juga kita menemukan mahasiswa dari Belanda itu, mbak siapa
itu .. .mbak Inuq?
Sint : Anuq
Sint : iya, karena Indonesia itu kan dipandang sebagai negara Islam. Na, orang
Islam itu dipandang sangat menolak LGBT. Sangat menolak keberadaan
LGBT. Kenapa ada LGBT transgender itu yang belajar Islam. Nah, itulah
yang kemudian menjadikan, yang membuat orang bertanya2 apa
sebetulnya? Yaa ya itu hak kita, hak kita untuk beribadah.
H : iya, memang sejauh ini Islam tidak ada itu pelajaran tentang waria, yang
ada cowok sama cewek.
Sint : iya iya .. . nah itulah kemudian kenapa kita mempunyai pengajian seperti
ini. Nah itulah yang membuat mereka kagum. Artinya tidak terfikir oleh
waria di belahan dunia manapun untuk mencari tahu sebenarnya posisi
waria itu didalam Islam seperti apa. Nah itulah yang membuat mereka
datang kesini.
H : itu, kemudian itu proses menemukan Tuhan itu sama sekali belum
disentuh oleh LSM, Iwayo atau apa gitu?
Sint : Heem .. . ya, mereka hanya secara ritual mengadakan buka bersama,
syawalan. Itu saja. tapi tidak kedalam inti permasalahannya. Karena yang
berbuka puasa kan karena dia berpuasa, nah .. . ngapain kamu berpuasa?
Beriman .. . nah kenapa kamu beriman? Nah itukan .. . tidak sampai
kesana. Cuman ayo buka puasa bersama, ngrungokke pengajian, Cuma
gitu. Nah, disinilah kita sudah lain. pengkajian, kita pengkajian.
Sint : iya, kalau harapan ibu itu, kalau untuk secara umum ya .. . masyarakat
bisa menerima waria, kemudian waria pun punya .. . dalam artin punya
haknya untuk beribadah, kemudian yang paling ibu harapkan itu adalah
Salah satu yang sedang kita upayakan, kita punya kurikulum itu,
karena itu persyaratan dari Depag. Jadi untuk meraih pengakuan itu kita
harus punya beberapa point yang dipersyaratkan dari depag. Bahwasanya
kriteria Pondok Pesantren harus ada waria yang menginap, ada tempat
beribadah, ada tempat belajar, ada sistim belajar mengajarnya, kan begitu.
Nah, itu salah satu yang sedang kita rintis untuk pengakuan itu. Artinya
kita memang memimpikan Pondok Pesantren ini terus berlangsung.
Artinya difasilitasi oleh pemerintah. Artinya ada dana pemerintah yang
bisa kita gunakan, kemudian kita bisa mengembangkan diri, misalnya
suwaktu-waktu nanti mendapat tanah kosong, kita mendirikan Pondok
Pesantren yang seperti Pondok Pesantren pada umumnya, ya seperti itu.
Itu harapan saya.
Sint : bagaimana ya, tahu, tetapi kan mereka kan punya, kalau urusan yang
sudah didalam kedinasan, itu kan harus benar-benar e .. . artinya harus
memenuhi persyaratan yang mereka inginkan. Seperti contoh kata gini,
temen2 waria banyak yang tidak punya KTP, iya. Dan Dinas
Kependudukan juga nggak mau tahu, persyaratan orang membuat KTP
harus ini, harus ada surat pindah. Temen2 tidak bisa menunjukkan surat
pindah ya .. . denganbert hati tidak bisa dilayani pembuatan KTP itu.
Artinya kalau sudah melewati kedinasan ya memang itu sudah peraturan
baku yang sudah ada per-Undang-Undang-annya, kan gitu. Jadi
H : ini sedikit lagi ya bu ya, saya itu tertarik dengan ceritanya ibu, dengan
biografinya Ibu. Kok bisa sampai S1 gitu lo, ceritanya gimana?
Sint : iya, ibu kan diterima dikeluarga. Artinya disana saya bisa belajar. Dulu
SMA saya SMA 5, SMA Negeri 5 disini.
Sint : iya, saya sudah. Kalau pada waktu SMA, SMP SMA itu saya kalau
olahraga saja ikut perempuan. Iya, diluar itu saya juga masih pakai
seragam laki-laki. Tetapi setelah lulus SMA saya kemudian pakai rok. Iya,
saya kuliah pakai rok gitu. Nah, pada waktu mau KKN itu sempat
membuat sesuatu apa ya, jadi saya dipanggil ke LPM, Lembaga
Pengabdian Masyarakat, kemudian disana saya diintrogasi. Artinya kamu
memang benar seperti ini? Bahkan disuruh memperagakan cara berjalan
saya, saya disuruh bilang A, bilang ... . jadi benar-benar mereka ingin tahu
waria. Jadi mereka juga mau menyediakan tempat di KKN itu untuk saya,
bagaimana penyediaannya, kan begitu. Jadi saya juga tidak masalah.
Artinya ketika .. . sebelum saya dipanggil bahkan saya tidak tahu teman2
saya sudah doipanggil dulu, ditanyain dia itu bagaimana, bagaimana gitu ..
. jadi saya malah belum tahu. Ketika saya baca di pengumuman fakultas
itu kok aku dipanggil ke LPM ada apa? Padahal temen2 saya sudah
dipanggili. Iya, dipanggili ditanyain.
Sint : iya, tentang saya. Ya itu saya yang agak apa ya, agak beda dengan
temen2 yang lain, tapi diluar semuanya it’s ok, sama saja. saya kuliah pake
rok gitu. Dan kemudian ketika tahun ajaran baru itu, itu yang kadang2
nanti kan ada sedikit orang yang baru tahu, ada waria itu. Tapi setelah satu
bulan dua bulan sudah tidak masalah.
Hari : Minggu
Keterangan :
1. Hermawan :H
4. Mbak YS : Ys
5. Ust. Arif : Ar
6. Anuq (Belanda) : An
Ar : nama saya Arif, saya asli palembang, kesibukan saya sekarang sebagai
pengajar di Pusat Bahasa UIN Sunan Kalijaga. Disamping itu saya juga
mendsmpingi temen2 waria di pesantren waria al-fatah ini,
Fe : selama enam tahun, motivasi apa yang membuat ustadz bertahan? Enam
tahun, bukan waktu yang cukup singkat, kadang kan bosan .. .
Fe : terkait dengan hak untuk beribadah, kalau misal ada pertanyaan bahwa
mereka tidak berhak untuk beragama karena LGBT selalu ditolak di
agama manapun. Kemudian yang cukup sinis adalah bahwa untuk apa
Ar : iya, kalau pertanyaannya itu diterima atau tidak, sebenarnya tidak bisa
juga kita memastikan. Misalnya kita balik pertanyaannya. Temen2 yang
mengatakan bahwa temen2 LGBT solatnya atau ibadahnya tidak diterima,
kalau kita putar balik misalnya .. . emang solat kalian, ibadah kalian
darimana kalian tahu kalau itu diterima.
Ar : ya, untuk sekarang saya masih percaya mungkin mayoritas, gak semua .. .
masih menganggap bahwa LGBT merupakan aneh gitu ya .. . tapi kalau
kita mau objektif lo ya, dalam sejarah Islam kan luar biasa sebenernya.
Benar, pada zaman Nabi ada kecaman terhadap LGBT. Tapikan
kenyataannya tidak pernah terjadi. Dak kalau kita mau jujur ya, sejarah
keemasan Islam itu kn pada pasa Abbasiyah, salah satu yang terkenal itu
adalah Harun Ar-Rasyid. Kholifah Harun Ar-Rasyid itu adalah salah satu
Ar : ini kan selalu merujuk ke itu tadi, yang dilakukan Abu Bakar Ash-Shidiq
pada saat itu. Kembali lagi saya bilang .. . Abu Bakar Ash-Shidiq emang
melakukan itu, iya melakukan itu. Bahkan lebih sadis, dibakar .. . tapi
pertanyaannya, kenapa mereka melakukan ini? Berarti ada yang harus kita
telusuri lagi, jangan2 ada goncangan pada saat itu. Nabi saja tidak
melakukan itu kok .. . kemudian Ali Bin Abi Tholib juga melakukan itu
tadi. Dia membuang seorang dari sebuah menara, dari gedung tinggi
kemudian dibuang. Dan bahkan pada saat itu Ali Bin Abi Tholib
mengatakan seperti inilah yang akan dibuang ke api neraka. Ya .. . itu saya
benarkan, ada. Abu Bakar dan Ali Bin Abi Tholib melakukan itu. Tapi
yang menjadi pertanyaan adalah Nabi Muhammad tidak melakukan itu.
Ar : e .. . pesan dan harapan untuk teman2 LGBT selalu sama dari dulu, PD,
percaya diri dengan kondisi kalian, dengan identitas kalian, dengan
orientasi kalian, kalau teman2 LGBT udah gak percaya diri sudah barang
tentu kalau orang lain juga akan menolak. Siapa lagi yang akan
memperjuangkan .. . harus berjuang, berjuang dulu .. . kalau nanti berhasil
ya Alhamdulillah kalau gak ya setidaknya pernah berjuang kan .. . seperti
itu. Sehingga hak kalian akan sama diatas muka Bumi ini.
Ar : iya .. . sekarang gini, kita terlalu banyak berlaku dzolim terhadap diri
kita. Kalaupun misalnya kita anggap waria atau LGBT sebagai pekalu
dosa, apa bedanya sih dengan koruptor? Kan sama2 melakukan dosa.
Kalau misalnya kita jadikan patokan bahwa koruptor adalah dosa
kemudian LGBT juga dosa, kita kan jadi dzolim jadinya .. . koruptor
pelaku dosa dan percaya itu, 100 % bahwa itu adalah dosa luar biasa. Tapi
ketika mereka keluar, kita enjoy2 aja kok, gak ada yang protes tuh .. .
kalaupun masu solat ke masjid, senyam senyum atau apa santai aja
mereka. Tapi mengapa kita begitu sinis gitu loh kalau ada LGBT
misalnya, LGBT mau solat mau ibadah kok kita sinis banget gitu loh .. .
dan itu gak pernah kita lakukan terhadap pelaku dosa yang lain.
Fe : maaf, selama enam tahun dengan temen2 waria dan temen2 LGBT
lainnya, terpengaruh kah?
Ar : sama sekali saya masih normal, kalau kita mengatakan normal itu hetero
itu, saya masih punya istri satu, dan sekarang sudah punya anak. Saya gak
pernah risih juga sama mereka, biasa aja. Saya komunikasi dengan istri
H : iya, .. sip.
Hari : Minggu
Keterangan :
1. Hermawan :H
4. Mbak YS : Ys
5. Ust. Arif : Ar
6. Anuq (Belanda) : An
H : he’ee .. .
H : tapi masalahnya sekarang ini kan kurang lebih gini .. . banyak teori, salah
satunya di Pak Zamahsyari Dhofier itu, itu kan harus ada Kyai, dan lain
sebagainya .. . la misal ditanya, ini mengatakan pondok pesantren itu
pertanggung jawaban secara teoritis gimana? Gitu lo .. .
H : ya?
Ar : kembali pada makna pesantren yang dulu .. . cikal bakal pesantren itu
seperti apa. Jadi kembali aja, kembali itu gak salah. Kalau ada orang yang
mengatakan bahwa pesantren itu harus dengan Kyai, harus dengan
lembaga, harus dengan santrinya menetap itu nggak .. . itu memang bener
tapi dulu gak seperti itu. Mereka hanya datang ke masjid, mendatangi
guru, membaca kitab, udah .. . itu yang disebut dengan pendidikan saat itu
(menceritakan pendidikan pada masa Rasulullah). Dan kayaknya di
madura masih banyak pesantren-pesantren seperti itu, walaupun saya gak
begitu tahu ya Cuma denger-denger aja. Di Madura itu kan banyak
musholla atau apa ya namanya disana .. . jadi hampir setiap rumah punya
seperti itu dan orang menuntut ilmu disana, datang-pergi .. . datang-pergi ..
Ar : kalau tulisan saya malah ada, judulnya analisis keagamaan waria, tulisan
saya tentang waria. Kalau kamu judulnya tentang apa?
H : iya, kemaren itu juga ada sedikit perbedaan sih, apa bedanya pengajaran
sama pembelajaran. Tapi pengajaran pasti masuk di pembelajaran itu kan?
H : ow iya, tesis atau skripsi yang dulu itu kan masih di era Bu Maryani,
terus kemarin saya tanyakan ke Bu Shinta itu tidak ada jejak gitu lo, rekam
jejak secara fisik kan gak ada.
Ar : seperti apa?
H : ya ini era baru gitu lo, kemarin eranya Bu Maryani sekarang eranya Bu
Shinta gitu lo .. .
H : saya pertama pergi ke notoyudan, terus sama siapa itu dikasih nomernya
terus cari kesini. Pertama yang saya datangi memang ke notoyudan.
An : halo, saya Anuq, nama saya Anuq .. . dan saya mahasiswa dari Belanda,
dan sekarang saya di Jogya untuk belajar tentang gender in Jogja,
Mi : dia ingin belajar seperti apa rasanya hidup sebagai transgender di Jogja,
An : saya mau ambil film juga, tidak saja sulit? Because I feel it’s be better .. .
Mi : dia ingin laporannya itu dalam bentuk film juga, jadi gak Cuma tulisan,
karena kalau film itu lebih mudah difahami. Karena kalau dengan film,
kita nonton itu bisa langsung mendapatkan cerita dari orang yang
menceritakannya tanpa harus ada orang lain yang menulis.
An : so .. . kalau saya kembali, saya ingin punya tentang kenapa ada lokasi
ini? Kalian lakukan apa disini dan kenapa .. .
Ys : pastinya setiap minggu kami datang, tapi kadang gak mesti karena
banyak beberapa kegiatan diluar kegiatan per minggunya, karena apa
namanya .. . karena sering sekali pondok pesantren mendapat kunjungan
dari temen2 akademisi, atau dari temen2 media yang butuh riset tentang
pondok pesantren, atau sekedar ikut belajar .. .
Ys : iya,
Mi : kapan?
Ys : kalau kegiatan, kegiatannya dimulau sekitar jam setengah lima atau jam
lima. La nanti disitu akan ada Qur’an bagi temen2 yang sudah membaca
Al-Qur’an, kemudian bagi temen2 yang baru belajar tahap Iqro’ ada kelas
sendiri, itu sampai Mahrib. Nanti akan ada solat Mahrib Berjamaah,
setelah selesai nanti ada diskusi kelas, dimana nanti akan ada Pak Ustadz
yang nanti akan membimbing untuk temen2 sharing ya .. . sebetulnya
sangat sederhana, tidak harus dengan materi yang berat2, karena
disesuaikan dengan kondisi temen2 waria sendiri ya .. . intinya kita
melalui sharing bisa tahu cara wudhu yang benar, cara solat yang benar,
atau mungkin juga bisa dengan materi temen2 ambil materi fikih2 kan .. .
karena ini pondok pesantren kan terkait waria, bagaimana sih fikihnya
waria gitu .. . nanti bisa didiskusikan bersama, nah setelah satu jam itu di
kelas baru nanti kita solat berjamaah, solat Isya’. Setelah selesai nanti buat
An : apakah orang-orang yang datang ini selalu orang-orang yang sama gitu?
Apakah mungkin beda kelompok?
Lampiran 5
Hari : Selasa
Keterangan : 1. Interviewer :H
2. Bu Rully :S
S : Terimakasi, nama lengkap saya Andi Am. Junaedi. Tapi nama saya yang
dipakai sekarang Rully Malay. Rully itu nama kecil saya dulu, Malay itu
nama kakek saya. Saya lahir di Surabaya, 22 Maret 1961. Saya lahir dari
keluarga tentara. Masa kecil saya di lingkup asrama angkatan laut selama
SMP, dan pindah ke Majene Sulawesi Selatan tahun ’74 ya .. . sampe
taman tahun ’78, saya jadi guru, saya jadi PNS ditugaskan di Nusa
Tenggara Barat. Setelah sepuluh tahun saya keluar, saya ikut parpol, saya
jadi anggota DPRD Borneo sekitar setengah periode. Lalu pindah ke
Bogor, saya masuk di MDU, salah satu Mdu internasional. Saya jalani
dulu sebuah training di Jepang selama satu setengah tahun dan pulangnya
saya menjadi instruktur.
H : Ko mba tertarik jadi waria itu karena faktor apa ya? Padahal kan sudah
kerja, ya uda DPRD tadi juga .. . kenapa bisa jadi waria ya mb?
S : Karena waria, saya menjadi waria jauh sebelum saya meniti karir. Jadi
saya menjadi waria seperti ini masuk parpol dll saya sudah berbeda dengan
yang lain. e .. salah satu pengalaman empirik saya, sejak kecil saya selalu
mendapat pendidikan yang keras, saya bersentuhan dengan olahraga2 yang
keras, saya ini dulu atlit beladiri atlit pencak silat atlit karete, begitu .. . dan
banyak sekali piala2 dari sampai internasional. Itu tidak sama sekali tidak
mempengaruhi ini, mempengaruhi psikologi saya sebagai waria.
S : Iya, bahkan ketika saya mulai menyadari diri saya itu menyadari waria
saya. pernah ternyata ada paman saya yang menjadi waria, tapi dia tinggal
S : Sekarang di jl. Solo km 8, kerja jadi pengamen. Saya mulai dari menjadi
pengamen saya bergabung dengan komunitas. Jadi tahun 2003ketika saya
menetapkan jabatan saya sebagai direktur, saya putuskan all out dan
tinggal dengan komunitas. Hidup dengan komunitas dan bertahan hidup
seperti saat ini.
S : Saudara saya ada 8 orang, mayoritas mereka tentara, adik saya yang
paling bungsu TNI juga, dia perempuan.
S : Guru ..
H : Ow guru,
S : Iya .. prihatin saja, karena satu, memang tidak mudah untuk menjelaskan
kepada masyarakat yang heterogen bahwa waria itu juga suatu keinginan
untuk menjadikan diri kita menjadi seperti perempuan. Saya kira memang
S : Iya, itu jelas. Saya pikir begitu. Secara genetika lingkungan bisa jadi
memberikan pengaruhnya tapi sama sekali tidak menjadi apa ya .. . tidk
menentukan. Karena ya itu tadi, saya bisa membuktikan itu. Saya lahir dari
keluarga tentara dididik dengan keras, diberikan olahraga2 keras, itu sama
sekali tidak berpengaruh.
S : Kalau dari kecil, dari teman2 itu jarang. Jarang .. . mereka takut sama
saya. Ya hampir tidak pernah .. . yang sering melakukan itu, ya orang2
yang belum mengerti saya. Di Majene itu kan saya pernah menjadi ketua
osis. Nah, penampilan fisik saya seperti perempuan itu pas SMP kelas 2.
Saya diminta mengisi acara sekolah. Dari situ guru2 mulai tahu, mereka
tidak mempermasalahkan secara gender. Ya karena juga guru2 disitu
adalah bekas murid mama saya. Hehe
Hari : Rabu
Keterangan : 1. Hermawan :H
Hasil wawancara:
T : kenapa kontra.. .
T : iya .. .
H : ya intinya, saya sendiri juga tidak tahu selama kurang lebih 25 tahun ini
ibadah saya diterima atau tidak.
T : saya tidak merasa terganggu .. . saya kan yang bilang, jam tiga atau
setengah lima gitu to .. .
Terus kalau lahir tidak punya teling sehinga tidak bisa mendengar,
terus apa? Apa itu bukan manusia? Itu makhluk Tuhan, namun punya
penyakit .. . waria ya begitu, penyakit, la karena penyakit harus dicarikan
jalan keluar. La penyakit itu harus diapakan oleh Islam? Harus diobati .. .
T : ow iya .. .
T : berhak sekali og .. . kalau ndak ada yang ngajari, siapa lagi .. . bagaimana
dia akan mengetahui agama kalau gak ada yang ngajari, kan gitu .. . kalau
gak diajari apa bisa tahu agama? berarti kita semua dosa kan gitu, kalau
sampai mereka gak tahu agama kan yang dosa kita, kan gitu .. .
H : tapi misal dibalik gini, ada mereka, kalau kita gak mengajari kita dosa.
H : tapi dengan adanya mereka, dan saya normal, saya harus menghancurkan
mereka agar mereka tidak ada, musnah.
H : oo gitu, kalau gak salah itu dari FJI (Front Jihad Islam) po ya .. . itukan
kurang lebihnya seperti itu kan, karena menganggap mereka itu tidak sama
dengan kita berarti kita berhak menghakimi mereka gitu lo .. .
T : ndak bisa .. . yang menghakimi ya Tuhan, jangan kita kan gitu .. . ada
Tuhan kok dihakimi kita,
La itu, itu sudah saya undang FJI itu, “kamu mau apa kesana
demontrasi?” ndak pak .. . “tanya kok bawa orang banyak, mbok satu
orang dateng, atau datang pada saya sudah selesai.” Akhirnya dia minta
maaf .. . Jangan melakukan itu, nanti dianggap teroris.
H : terus yang menjadi pertanyaan saya juga gini pak,Nabi memang pernah
bilang, bahwa kalau ada laki yang menyerupai perempuan diasingkan atau
bagaimana itu kan .. .
T : iya .. .
H : tapi yang menjadi pertanyaan, pada zaman Nabi itu kok tidak dilakukan
gitu lo .. . baru eksekusi nyata itu dilakukan pas zaman Abu Bakar sama
Ali gitu lo, .. tapi pas zaman Nabi ya ada yang seperti perempuan,
gampangane meng diomongi tok gitu lo .. .
T : iya
H : ceritanya itu Abu Nawas itu juga seorang gay, la itu bener gak to pak?
H : itu kan mereka menganalisa dari puisi-puisinya itu, tapi itu tidak bisa
mewakili bahwa Abu Nawas itu gay?
H : atau mungkin seperti teman2 kita yang di SLB itu, kita yang normal yang
memenuhi kebutuhan mereka, bisa diibaratkan seperti itu?
T : bisa .. . sama aja misalnya ada orang yang buta terus kita memenuhi
kebutuhan orang buta, apa namanya .. . huruf braile kan, sama dengan
waria .. . kan braile kan bukan karangan orang buta. Jadi ya wajar, untuk
memenuhi kebutuhan orang buta kan gitu .. . tapi ndak dosa. Akhirnya
dipakai di seluruh dunia. Termasuk qur’an braile juga ada kok .. .
H : tapi ya itu tadi pak, ya cari di qur’an pun Cuma dzakarin wa untsa, untuk
menguatkan itu gimana gitu lo, bahwa waria itu juga termasuk makhluk
Tuhan.
H : terus masalah pembelajaran PAI, salah satunya itu kan tentang beribadah
yang hubungannya vertikal. La sebenarnya yang dilihat itu, Allah Swt itu
melihat dari gendernya laki atau perempuan atau gmana pak?
T : laki atau perempuan, atau apa saja .. . asal beriman dan amal soleh pasti
akan dibalas oleh Tuhan.
T : ndak masalah laki atau perempuan gitu, kan ada itu Allah tidak akan
melihat wajahnya, tidak akan melihat fisiknya, tidak meliha apanya tapi
melihat amal taqwanya, lihat hatinya kan gitu .. .
H : la terus ada lagi, waria itu kalau mbaca qur’an atau pegang qur’an itu,
atau malah solat juga dianggap melecehkan agama gitu lo .. .
H : iya .. .
T : muthohharun itu bukan tangan, jadi itu terjemahan yang tidak sesuai .. .
muthohharun itu yang disucikan, yaitu di lauh mahfudz .. . qur’an yang
ada di lauh mahfudz, tidak bisa megang qur’an yang disucikan di lauh
mahfudz kecuali yang disucikan, yaitu para malaikat.
H : pegang qur’an?
T : qur’an ini kan mashaf, waktu qur’an turun kan belum ada mashaf. Yang
ada sekarang itu mashaf. Maka itu terjemahan yang kurang bener itu .. .
saya ya orang NU, kamu juga NU, saya tidak pernah mewajibkan pegang
qur’an dengan wudhu, batal yaudah gakpapa .. . itu orang NU yang sering
keliru ya begitu.. . berarti kita harus, NU salah ya harus kita salahkan gitu.
Solat ya, misal solat itu dianggap melecehkan agama? solat itu kan
merintah Allah, Wa maa kholaqtul jinna wal insa illa liya’budun, jin dan
manusia diciptakan untuk sembahyang .. . mengapa mereka tidak boleh?
Padahal Tuhan mengatakan untuk ibadah. Meskipun waria harus ibadah.
H : iya .. . padahal setahu saya, Allah itu kan me-wanti-wanti ... wa laa
tamuutunna illa wa antum muslimun,
T : Tum nya itu kan laki, perempuan dan waria kan gitu .. .
T : iya, maka itu .. . ada beberapa bulan yang lalu, profesor doktor dari
Jepang, profesornya dari Australi, doktornya dari jepang. Mereka datang
kerumah saya .. . ya tanya masalah waria itu. Saya ceritakan macem2 .. .
“wah Islam itu memang rahmatan lil alamin,” seluruh dunia menganggap
bahwa waria itu adalah manusia yang terpingir, yang dikucilkan. Tapi kok
islam bisa begitu menghargai waria .. . mereka, kalau pengen datang lagi
kesini .. . monggo, telpon dulu .. kan begitu. Menghargai Islam dangat
baik, akan kampanye Islam di luar negeri .. .
H : pas saya disana dulu juga bareng sama mahasiswa belanda. dia mengakui
Tuhan tapi tidak beribadah .. . dia melihat teman2 santri waria itu dia juga
gumun gitu lo pak, kok ada yang seperti ini gitu lo .. .
T : yang mengesahkan saya itu .. . mereka minta, terus setelah jadi, minta
pengesahan MUI, buat surat .. .
T : mengesahkan
T : sudah .. .
H : la terus apakah waria itu mohon maaf, bisa disamakan dengan gay?
T : gay itu kan tindakan kan, bukan taqdir. Waria ndak bisa disamakan .. .
dan memang waria juga ndak boleh hubungan seksual dengan sama2
waria, ndak boleh .. .
T : ia itu, sama dengan zaman Nabi Luth itu .. . wanita sama wanita, laki
sama laki atau waria sama waria ndak boleh...
H : waria sama waria ndak boleh, tapai kalau waria sama wanita?
H : terus kemarin itu juga dapat cerita, di Jogja ini kurang lebih ada lima
orang ya .. . pengantin cowoknya itu pertamanya aslinya waria, sama
keluarganya dipaksa sedemikian cara salah satunya dengan dinikahkan
sama cewek, dan sudah punya anak .. . tapi berjalannya waktu, dia tidak
bisa membendung rasa kewariaannya gitu lo .. . akhirnya istrinya di cerai
dan kembali kekomunitas waria.
T : ya tanya istrinya itu, warianya itu laki atau tidak, kok bisa mempunyai
anak .. . jangan-jangan dari laki-laki lain .. . kalau dia bukan laki-laki
yandak boleh, sebab waria itu ada yang seperti laki ada yang seperti
H : hahaha iya, terus ada kasus berikutnya itu, cerita dari teman Ust, jadi
waria dinikahkan sama cewek normal. La singkat cerita pas malam
pertama itu istrinya sudah merayu dengan berbagai cara tapi suaminya
yang waria itu tidak bergairah sama sekali. Dia bilang perasaan saya sama
seperti kamu .. .
T : iya, asal seperti laki-laki dia kawin dengan perempuan, ya kalau seperti
perempuan ya kawin dengan laki, gitu .. .
H : terus, mohon maaf, tadi yang tentang FJI itu .. . menurut saya, tahun
2013’an kesini itu merasa Islam yang agak keras itu kok .. .
T : FJI .. .
H : iya, itu kok berkembang pesat .. . salah satu kasusnya itu ya yang di
waria itu. Terus saya juga pernah diminta tolong mendampingi para
imigran dari Persia yang notabene Syi’ah .. . la itu di datengi oleh FPI dan
teman2 yang agak keras itu, intinya dibubarkan .. .
T : dia malah mau mbakar rumah Syiah. Kemudian saya undang di Kanwil
agama. masing2 diskusi tentang dalil2, akhirnya saya bilang .. . apa ada
cara dakwah Nabi dengan bakar rumah? Kalau ada saya tak gaji, saya tak
ikut mbakar .. . kalau ndak ada ya jangan dilakukan.
Terus syiah juga datang kesini kok .. . terus saya tanyakan, Syiah
ini kan ada yang sesat ada yang tidak, mereka tanya, gimana? Ini .. . yang
mengkafirkan Abu Bakar, Umar sama Usman itu sesat. Ndak ada yang
Jadi jangan keras2 juga seperti FJI atau Mujahidin itu, jangan
gampang menganggap orang melanggar .. .
H : la terus yang jadi santri di pesantren itu kan Cuma sebagian, sebagian
waria dari semua waria yang ada di Yogyakarta. La apakah ada beda waria
yang menjadi santri dan yang belum menjadi santri?
T : tidak .. .
T : iya .. .
H : terus ini masalah pesantren, mohon maaf .. . itu kan secara teoritis bisa
disebut pesantren itu kan paling tidak ada kyai, santri, gedung, masjid dan
kitab yang diajarkan kan, melihat pesantren waria seperti itu apakah itu
layak disebut pondok pesantren?
T : ow itu ndak harus, ndak ada aturan pondok pesantren harus pake masjid
itu ndak ada .. . masjid kan ditujukan untuk jamaah, itu kebutuhan sendiri
.. . tidak harus,
H : hahaha iya, kemarin juga dapat info itu di Magelang, warianya itu
meskipun belum di pesantren tapi mereka sudah punya anak didik, jadi
mereka membantu yang kurang mampu .. .
Terus misal dibalik gini pak, semua orang pasti yakin bahwa
pesantren itu kalau dibanding dengan UIN pasti muatan agamanya pasti
lebih banyak di UIN, tapi kenapa UIN tidak disebut pesantren?
T : iya, sama saja gitu.. . halaqoh itu kan ya pertemuan antara peserta dengan
ada yang memberikan materi, halaqoh .. . di waria juga begitu, ada
halaqoh. Halaqoh antar waria, halaqoh campur waria dan lainnya, kan ada
halaqoh laki-laki perempaun, halaqoh laki-laki tok, halaqoh perempuan
tok, waria juga disebut khalaqoh waria .. . waria datang ke halaqoh masjid
boleh, ikut halaqoh lain juga boleh .. .
T : Halaqoh .. .
H : terus kalau yang saya lihat itu model pembelajarannya itu, masih
menggunakan sorogan dan bandongan. Kalau dibandingkan dengan
H : IAIN perlu?
T : iya perlu, nyatanya lihat saja .. . alumni2 IAIN itu setiap hari Jum’at pasti
ngaji kesini. Jum’at pagi jam tujuh, ada orang lima belas .. . sekarang
malah ada yang berangkat ke Sudan, kemaren pamitan, pak saya tidak bisa
ikut ngaji karena saya mau ke Sudan. ..
T : harus .. . nyatanya yang orang yang pernah mondok dan yang hanya di
IAIN itu beda kok, orang IAIN yang belum pernah mondok itu lain sekali
dengan yang pernah mondok.
H : iya iya .. .
T : cucu saya itu Syariah Ekonomi Islam, di IAIN sini .. . ya sekarang kerja
di Bank BRI Syariah, itu beda sekali dengan yang sudah mondok, cucu
saya belum pernah mondok .. . ya amaliyah, ya ilmunya, beda sekali .. .
jangan kita buang, sorogan atau bandongan meskipun kuno jangan kita
buang .. . itu adalah sistem kuno harus dibuang, jangan gitu .. . pakai
semua, cari kebaikannya.
H : terus menurut bapak ada bedanya gak mengajar laki-laki, perempuan atau
waria? Misal dari perasaannya, cara menyampaikan, memilih materinya,
H : terus kemarin saya juga pernah sedikit ngobrol dengan teman2 santri,
dengan adanya LGBT ini akan mengulang sejarah Nabi Luth?
Saya sudah buat surat LGBT sudah saya buat, sudah saya kirim ke
pusat, saya kirim ke MUI pusat, saya kirim ke Kanwil agama, saya kirim
ke sini .. . ya gubernur, ya polda, ya polres, kejaksaan tinggi, pengadilan
tinggi dan lain sebagainya sudah saya kirim semuanya.
Hari : Minggu
Keterangan :
1. Hermawan :H
2. Ibu Shinta Ratri : Sint
3. Mita (Mhs UII) :M
4. Mbak YS : YS
5. Ust. Arif : Ar
6. Fery (Mhs UII) :F
7. Mbak Ririn : Rn
8. Ibu Endang : En
9. Mbak Lala Tong2 : La
10. Mbak Nunik :N
M : kalau saya boleh nenambahkan, jadi kira2 tentang terkait keluarga dan
HAM terus hubunganya dengan waria, itu adalah pertama memang
penerimaan keluarga, terus kedua adalah bahwa selama ini waria itu dilihat
sebagai orang yang kemudian dalam tanda petik “sebagai orang yang tidak
cukup pantas untuk membesarkan anak?” gitu? Masyarakat kan
melihatnya begitu, seolah2 anak2 yang dibuang, atau anak2 jalanan itu
mending tidak usah bersama mereka daripada bersama mereka gitu.
Nu : tapi gini mbak ya, setauku, diluar jogja banyak itu banyak transgender
yang punya anak.
Ys : ada?
En : la dari rumah sakit kan kadang ada orang tua yang tidak menginginkan
anaknya,
M : iya, memang faktanya ada banyak temen2 waria yang membesarkan dan
merawat anak, tapi bahwa pandangan masyarakat secara umum belum
menerima itu.
Na : iya, memang masyarakat itu asal-asalan suka melihat waria itu selalu
melihat negatif,
Terus kalau dilihat dari segi hukumnya juga itu penting, bahwa
seharusnya harus ada perlindungan ke-perdata-an bagi anak-anak yang
diasuh oleh temen2 waria.
En : tapi ya ini mbak, kasusnya itu dulu ada cerita .. . soalnya waria itu masih
memikirkan diri sendiri, masih memikirkan nafsunya
En : iya ... .. . karena ada temen kita yang karena syirik, dia mupuk anak juga.
Ar : kalau dalam bahasa fiqh nya kan gini, bahwa karena ada penetapan
hukum karena ada realita gitu. Jadi, hukum itu akan ada kalau ada realita
yang berlaku gitu lo .. . kalau gak ada gak kan ada. Mungkin, maaf .. .
kalau seorang waria tidak pantas untuk memelihara anak karena orang
melihat itu aneh, kemudia orang melihat .. . walaupun sebenarnya ada,
kemudian diambil skala mayoritsnya seperti apa toh, ... .. . misal kita
benci dengan DPR karena kita menganggap mayoritas anggota DPR itu
korupuptor, ya seperti itu .. .
Jadi, hukum itu akan ada karena ada realitanya. Apakah semuanya?
Nggak .. . mayoritasnya seperti apa to .. . kemudian ada lagi, itukan Cuma
di jogja aja yang mayoritas seperti itu. Kata mbak Verry tadi, di sumatra
biasa aja . .. tapi intinya memang, sya hanya menyampaikan seperti ini,
suara saya terhadap teman2 waria tidak hanya disini, ya di forum, tulisan2
dan sebagainya,
La : maaf ya, kadang2 kalau .. . ni maaf aja ya, kalau kita jadi waria kan kalau
kebanyakan kalau di Mall, mau masuk ke toilet kadang kan masih sering
bingung .. .kemarin kan aku di ambarukmo jadi waria, aku masuk ke toilet
perempuan dengan penampilan seperti ini. Terus ditegor, suruh masuk di
tempatnya laki2 gitu .. .
Tapi ya pas selama tiga bulan itu .. . “alah paling2 nanti dimakan
oleh YS sendiri,” nah gitu lo .. .
Nu : nah, ku juga takut kaya gitu maka yang diadopsi anak perempuan,
Ys : dulu pas ketemu gak bawa tas gak bawa aba di depan abu bakar, sekarang
udah kerja udah cakep. Tapi aku dirumah, disuruh nginep di banjar negara,
bukan kenapa ya .. . aku kan kitekan, tanganku begini (menyembunyikan
jarinya) trus hhehehe aku kesananya aku gak dandan ya ... . tapi aku
senangnya anak itu tidak jadi anak jalanan lah,
Ys : sebenarnya bukan ditolak ya, memang dari kecil udah dipanggil tessy
gitu ya, dah pakai rok juga gitu ya .. . cuman “opo iyoto anak-anakku
dandan?” tapi ya itu lagi2 apa namanya e .. . karena kami tumbuh bersama
dari kecil gitu, jadi udah tau .. . jadi mempermudah penyesuaian saya di
keluarga gitu. Bahkan saya ingat sekali ketika kan ada adik kakak yang
menolak, kakak cowok gitu ya preman. Dia bilang “iyo .. . dia macak.”
Trus ibu bilang “gakpopo kamu macak daripada dadi maling.” Itu
ungkapan pertama kali dari ibu.
Hari : Minggu
Keterangan :
1. Hermawan :H
2. Ibu Shinta Ratri : Sint
3. Mita (Mhs UII) :M
4. Mbak YS : YS
5. Ust. Arif : Ar
6. Fery (Mhs UII) :F
7. Mbak Ririn : Rn
8. Ibu Endang : En
9. Mbak Lala Tong2 : La
10. Mbak Nunik :N
Ar : yang artinya seperti ini, jangan pernah mencaci orang-oang yang tidak
menyembah apa yang kamu sembah. Artinya dalam bahasa singkatnya,
jangan pernah menghina orang-orang yang tidak menyembah Allah. Jadi
ini larangan tegas dari Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Saw.
Saya pikir, perkataan, perbuatan, yang bersifat menghina, mengkerdilkan,
mendiskriditkan, itu semua berlaku umum. Artinya Al-Qur’an mengatakan
seperti itu, walaa tasu’bulladzina min duunillah. Jangan pernah menghina,
mendiskriditkan orang-orang yang menyembah selain Allah.
Nah, caci maki hinaan ini berlaku secara umum, tidak hanya
sesembahan. Termasuk juga caci maki yang bersifat keduniaan
sebenernya. Yang sekarang lagi hangat, tadi mbak Indah sempat
menyinggung kok sekarang heboh banget ya mas Arif, tentang LGBT. Ya
itulah .. . ada sedikit goncangan,
LGBT kan sebenernya bukan hal yang baru kalau kita mau jujur,
kalau mau jujur. Nusantara ini telah membiarkan mereka hidup. Jauh
sebelum Indonesia ada, bahwa LGBT sudah ada. Yang saya heran kan
gini, setelah di formalitas kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, maka
kasus-kasus yang selama ini dianggap mungkin kurang familiar, yaudah,
dianggap bukan bagian dari Indonesia. contohnya misalnya kalau Sulawesi
ada istilah Bissu. Bissu itu adalah laki-laki yang berpenampilan
perempuan, raja pada saat itu memberikan mereka wewenang
Ar : enam puluh tujuh ya .. . enam puluh tujuh tahun kok sombong banget
gitu lo, mengatakan bahwa LGBT bukan Indonesia gitu lo .. . siapa yang
bilang? Karena melupakan itu tadi lo, melupakan akar tradisi Indonesia.
intinya bahwa hinaan terhadap LGBT adalah orang yang melupakan
sejarah itu.
Nah, ini yang ingin kita sampaikan ke teman2 yang hadir disini,
secara khusus tadi hal tentang ibadah. Gak perlu kita perdebatkan ibadah
kita, gak perlu memperdebatkan ibadah orang lain, itu adalah Tuhan yang
mereka yakini. Dan kita juga punya Tuhan yang kita yakini.
Sint : e .. . saya mau sedikit bercerita, jadi ada semacam ketakutan di kalangan
banyak orang, tentang pelecehan waria, itu semacam ketakutan untuk
melindungi .. . seperti kata dari seorang DPD yang ada di DPR sana, itu
semacam Phobi. Itu hak saya untuk melindungi anak-anak saya dari
gerakan LGBT. Jadi ini adalah ketakutan yang berlebihan, dan ini akan
Ar : ya kalau bagi para politisi kan hal seperti ini jadi kesempatan,
In : pencitraan?
H : iya .. .
H : hermawan
Ar : iya .. . makasi .. . mas hermawan. Iya, kalau kita mengatakan seperti itu
kan sebenarnya saya bilang .. . kan ada kajian ulang, kita kan perlu
mengkaji ulang kisah Nabi Luth itu. Benar gak bahwa kisah Nabi Luth itu
yang dalam Al-Qur’an mereka dikatakan sampai di jungkir balikkan kan,
dan dihujani batu meteor atau apalah .. . pertanyaan berikutnya adalah
apakah benar bahwa mereka itu adalah gara2 itu tadi, kaum sodom.
Apakah itu yang menyebabkan mereka diberi siksa dalam artian
mendapatkan musibah?
Yang kedua gini, benar gak dalam sejarah bumi ini, munculnya
bumi ini, benar gak bahwa siksaan Nabi Luth adalah siksaan paling
kejam? Gak dong .. . nabi Nuh juga luar biasa lo itu .. . kalau Nabi Luth itu
Cuma berapa toh, .. . ya kalau kita mau jujur kan jauh lebih lebar hukuman
di masa Nabi Nuh. Kenapa kita selalu mengatakan bahwa kisah Nabi Luth
itu luar biasa lo sadisnya .. . ya, benar .. . kalau kita melupakan hukuman-
hukuman yang sebelumnya. Nabi Nuh luar biasa, itu semua banjir .. .
Ar : Abu Nawas itu adalah seorang gay .. . nah itu sudah ada kok, muncul saat
itu. Ya mereka menjadi jaya kok, keemasan luar biasa. Siapa yang gak
kenal Harun Ar-Rasyid kalau itu seorang muslim? Masa keemasan di masa
Abbasiyah itu ya disitu. Dan ternyata mereka terbuka.
H : iya .. . kan guyonannya sekarang kan gini, istri itu sekarang sudah tidak
begitu takut suaminya itu selingkuh dengan cewek lain, tetapi takut
selingkuh dengan sesama cowok gitu lo,
Ar : iya .. .
Ay : iya kalau sama cowok iya, kalau sama waria gak .. . haha
An : ustadz aku mau tanya dikit, kalau solatnya waria itu diterima atau tidak?
Ar : iya, jawaban singkatnya seperti itu. Saya sendiri hidup tiga puluh tahun
lebih juga belum tahu diterima atau tidak amal ibadah saya. Enam tahun
saya di pesantren, kemudian enam tahun di UIN, saya juga belum tahu
diterima atau tidak.
Sint : tapi ada ciri-ciri tertentu gak, misal orang itu diterima atau tidak?
Ar : yang lebih tepat mungkin gini, ada gak efek dari ibadah kita? Karena
gini, aqimissolata lidzikri, innassolata tanha ‘anil fakhsyaai wal mungkar.
Jadi ukurannya memang ada. Gini, .. . innassolata tanha ‘anil fakhsyaai
wal mungkar nah kalau kita lakukan, kita diterima atau tidak? Ini belum
bisa kita simpulkan. Karena hadits Nabi begini .. . kisahnya, bahwa pada
suatu saat ada kakak adik. Si kakaknya adalah ahli ibadah, si adiknya ahli
maksiat. Ketika si adiknya bertanya kepada bapaknya, ada gak
kemungkinan untuk saya masuk surga? Kata si adiknya ini .. . kemudian
dengan lantang luarbiasa kakaknya bilang, kamu tidak akan pernah masuk
syurga. Nah .. . dalam hadits itu diceritakan mereka meninggal dua-
duanya. Dan ternyata apa yang terjadi .. . si kakak masuk neraka si adiknya
masuk surga. Kenapa terjadi seperti itu? Karena ada orang yang ahli
Ar : yang gini, maa laa yudroku, laa yudrok kulluh .. . sesuatu yang tidak bisa
kita lakukan, bukan berarti akan kita tinggalkan juga. Solat mungkin
belum berefek sama kita, tapi bukan berarti gara2 belum berefek kemudian
kita tinggalkan solat. Karena minggu kemaren saya bilang, Adam diangkat
sebagai kholifah, bukan gara2 dia orang yang luar biasa, tapi gara2 dia
melakukan kesalahan kemudian menyadari kesalahan itu. Iblis menjadi
terlaknat bukan gara2 dia tidak mengakui Tuhan yang luar biasa, tapi
gara2 dia melakukan kesalahan tapi tidak mengakuinya, kan seperti itu .. .
Sint : jadi ketika orang sekarang bilang waria ini tidak diterima ibadahnya,
berarti tidak memahami seperti itu ya .. .
Ar : Nabi Muhammad itu seperti ini, sangat memahami audiens. Ketika Rasul
ditanya, pekerjaan apa yang paling utama ya Rasulallah? Kemudian dia
melihat orangnya .. . jadi dibangun potensi diri mereka gitu lo .. . sebagai
orang yang mengerti agama itu harus dilakukan, jangan di sama ratakan
semua .. . jika ada tulisan, sepuluh tanda-tanda solat tidak diterima, berarti
solatnya dia juga tidak diterima kan .. . nabi Muhammad juga gak pernah
mengatakan bahwa semua amal ibadahnya diterima gitu kok .. .
Ar : terus intinya gini mbak, solat itu kan kita lakukan syarat dan rukunnya
pasti, harus. Syaratnya misalnya kalau yang namanya solat harus suci,
auratnya tertutup,kemudian menghadap qiblat, dan seterusnya .. . para
waria melakukan itu apa tidak?
All : Iya .. .
Ar : yaudah cukup .. . mau dia waria mau dia bukan waria, mau dia koruptor
mau dia pencuri, tetap aja .. . solat ya harus seperti itu. Apakah diterima
atau gak? Gak tahu .. . tapi itu yang dilakukan. Bukan berarti mbak nur
misal waria terus solatnya seenaknya saja tanpa wudhu kan gak ya .. .
Ys : tapi bisa gak, apa namanya .. . tanda2 selepas solat kita berdoa, itu kan
bisa dibaca ketika harapan kita terpenuhi. .. . Cuma ketika saya
punyaharapan, punya tujuan, saya solat tahajud. Lau saya berdoa .. . waktu
itu ya, di SMP negeri, di SMA negeri, dan terjawab itu memang .. . pas
puasa kemarin kan pas saya lagi galau, saya solat dhuha, solat hajat,
kemudian saya bisa happy .. . ahahaha artinya itu tanda2 itu bisa terjawab
ketika pasca kita solat kita doa itu ada beberapa kejadian yang haapan kita
terpenuhi, itu kan bisa ya .. .
Ri : ustadz, mau tanya tapi agak keluar ya .. . kadang kan kita berfikir ya, ada
siksa di dunia dan di akhirat. Untuk siksa di dunia itu mungkin siksaan
sakit atau apa .. . tapi ini pernah gini, satu sisi itu orang baik, rajin solat,
satu sisi itu preman, tapi proses di dunia itu anehnya gini .. . habis rapat,
masuk angin terus meninggal .. . terus yang rajin solat itu udah ke
singapura kemana .. sakit gak sembuh2, maksudnya .. . siksa di dunia itu
kan tergantung perbuatan kita,
Ar : gini mbak, menilai orang ada istilah khusnul khotimah ada istilah suul
khotimah. Menilai orang khusnul khotimah dan istilah suul khotimah itu
sebenernya kita gak bisa .. . jangan sampai karena lama sakit kemudian
dikatakan suul khotimah. Jangan salah, Nabi Ayyub ya .. . puluhan tahun
sakit, satu-satunya manusia yang paling bnyak sakit ya Cuma dia .. . itu
seorang nabi, jadi intinya jangan kita nilai orang itu jadi suul khotimah
hanya dari cara dia meninggal itu .. .e, preman banyak juga yang
meninggal baik juga, dalam artian baik normal .. . atau, nabi yang
meninggal karena dibunuh kan ada, nabi yunus atau siapa ya .. . walaupun
masih kontroversi, .. . yang sembunyi disebuah pohon dan ternyata
ketahuan, kan ditebang pohon itu .. . kemudian dia meninggal disitu. Jadi
nabi pun mengalami itu. Sehingga cara orang meninggal tidak menjadi
tanda dia baik atau tidak. Untuk menyimpulkan dia baik atau tidak yaudah
.. . latar belakangnya aja .. . misalnya ibadahnya rajin, sosialnya bagus .. .
rajin solat rajin ngaji, sumbang ke masyarakat bagus sopan pada orang
lain, baru namanya bagus. solat ibadah luar biasa panjangnya luar biasa
tapi kerjaannya meng-klaim orang, kamu neraka, kamu gak diterima, itu
bukan hal yang baik .. . atau sudah mabuk, gak solat terus bilang kamu
akan masuk neraka, itu akan lebih parah lagi .. .