Anda di halaman 1dari 191

ADA SURGA

BAGI WARIA

Hermawan, S.Pd.I., M.Pd.


DAFTAR ISI

ADA SURGA BAGI WARIA ...................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2

PERMASALAHAN MENDARAS WARIA ................................................. 4

WARIA DALAM ISLAM ........................................................................... 10

TAQDIR MENJADI WARIA ...................................................................... 18

WARIA BUKAN HOMO............................................................................. 22

WARIA BELAJAR AGAMA ISLAM ......................................................... 34

PONDOK PESANTREN .............................................................................. 39

REALITA WARIA DI YOGYAKARTA ..................................................... 42

PP. WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA.................................................. 46

POSISI PONDOK PESANTREN WARIA ................................................... 52

PESANTREN SEBAGAI TEMPAT WARIA BELAJAR PAI ..................... 56

PEMBELAJARAN PAI DI PP. WARIA ...................................................... 66

PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT ....................................................... 90

KEBERHASILAN PEMBELAJARAN ........................................................ 98

PENDIDIK MULTIDIMENSI ..................................................................... 104

RINGKASAN .............................................................................................. 110

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 116

LAMPIRAN ................................................................................................ 120


KEUNGGULAN “ADA SURGA BAGI WARIA”

Buku merupakan sarana komunikasi yang efektif untuk saling berbagi


pengetahuan. Dalam setiap buku yang beredar pasti mempunyai keunggulan dan
tujuan buku tersebut ditulis. Termasuk disini juga tulisan dengan judul “Ada
Surga bagi Waria” yang tentu mempunyai keunggulan dan tujuan penulisan.

Beberapa keunggulan tulisan ini diantaranya:

1. Semua tulisan bersifat orisinil karya sendiri, kecuali teori pustaka yang
mengharuskan mencantumkan sumber yang jelas sebagai dasar dan
penguat teori.
2. Sumber rujukan ditulis dengan jelas sehingga mudah untuk diverifikasi.
3. Pembahasan mengenai waria khususnya mengenai keberagamaan waria
masih sangat jarang. Meski ada pihak pro dan/atau kontra mengenai waria
namun pantas kiranya mengungkap berbagai fakta nyata riil yang ada di
lapangan sehingga bisa lebih membuka wacana para pembacanya.
4. Buku mengenai waria khususnya masalah keagamaan waria masih sangat
jarang di lapangan. Hal ini menjadi nilai jual yang sangat setrategis dan
prospek terutama di kalangan akademisi dan pemuka agama. terlebih
dalam beberapa tahun terakhir ini isu LGBT mulai merebak lagi.
5. Temuan fakta di lapangan dalam tulisan ini ditulus secara urut tanpa ada
pengurangan atau pelebihan, sehingga fakta yang disajikan menjadi sangat
bisa dipertanggung jawabkan.
6. Banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari berbagai fakta yang bahkan
tidak disangka-sangka seperti yang diceritakan dalam buku ini.

Tujuan ditulis buku ini diantaranya:

1. Sebagai sarana dakwah nasionalis-agamis.


2. Sebagai sarana membuka cakrawala masyarakat untuk memahami waria.
3. Sebagai sarana ma’isyah.
Judul :

ADA SURGA BAGI WARIA

Oleh:

Hermawan, S.Pd.I., M.Pd

081903869085

hermawanov@yahoo.com

Ada Surga Bagi Waria Page 1


KATA PENGANTAR

Diskusi mengenai agama merupakan pembahasan yang sangat sensitif. Hal


ini didasari oleh perbedaan pemaknaan dari dasar keagamaan yang sama. Dengan
demikian muncullah banyak corak ideologi dan ritus keagamaan yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Bahkan dalam beberapa kasus ditemukan benturan
perbedaan ideologi yang mengatas namakan agama yang mengakibatkan
perpecahan golongan.
Salah satu pembahasan klasik yang sampai saat ini masih menjadi
perdebatan panjang adalah masalah waria. Bahkan dengan adanya masalah
tersebut tidak jarang sampai meng-kafir-kan kelompok lain karena tidak sepaham
dengan apa yang suatu kelompok pahami.
Berbicara mengenai kebenaran, menurut hemat penulis sebagai penganut
agama Muhammad Saw. sangat yakin bahwa agama yang paling benar adalah
agama Islam, dak kebenaran hukum mutlak bermuara pada Al-Qur’an dan Al-
hadits. Namun yang menjadi permasalahan adalah kita sering berlebihan dalam
meyakini atas apa yang telah kita pahami. Lantas menyalahkan – mengkafirkan
mereka yang tidak sepaham dengan kelompoknya.
Sebagai ilustrasi bahwa sebuah ayat jika dilihat dari berbagai sudut
pandang. Ada yang melihat dari sisi qori’ahnya, sisi makhrijul hurufnya, sisi
tafsirnya, sisi asbabunnuzulnya, sisi ma’aninya, sisi bayannya, sisi badi’ nya, sisi
terjemah tekstualnya, dan berbagai sisi lain menurut kemampuan vewer tersebut.
pertanyaannya, mana yang paling benar? Menurut penulis, semuanya benar karena
semua berusaha menggambarkan ayat tersebut. namun belum bisa mewakili ayat
tersebut secara keseluruhan.
Kemudian jika dipersempit, misal satu ayat dengan pemahaman berbagai
sisi yang lengkap dan komprehensif apakah bisa mewakili ayat tersebut? jika
dikatakan kebenaran sejati adalah jika kamu bisa menjadi ayat tersebut maka baru
bisa memahami dan mewakili proyeksi sempurna ayat tersebut.

Ada Surga Bagi Waria Page 2


Namun jika kamu sudah bisa menjadi ayat tersebut, apakah kamu ingat
bahwa kamu pernah menjadi ayat tersebut? padahal kamu tidak punya memori
untuk mengingat hal tersebut. bagaimana kamu bisa menceritakan kepada orang
lain?
Bagi mereka yang suka mengkafirkan orang atau golongan lain, ingat
bahwa syarat menjadi orang Islam harus membaca Syahadat. Yang perlu
dicermati disini, penulis kira syahadat tersebut tidak hanya diucapkan memalui
lisan namun lebih kepada pengukuhan dan keyakinan hati secara totalitas. Secara
mekanism-tekstualsm jelas bahwa “harus percaya Allah sebagai Tuhan semesta
alam dan Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan.”
Coba tanyakan kepada mereka (selain penganut agama Islam) apakah
mereka meyakini Allah dan Nabi Muhammad? Tentu mereka percaya. Nah, jika
demikian secara mekanism-tekstualism siapa yang Islam dan siapa yang bukan
Islam? Akan sangat bias jika demikian. Dan akan sangat nista jika menghakimi
seseorang hanya dari status KTP atau hal fisik lainnya.

Ada Surga Bagi Waria Page 3


PERMASALAHAN MENDASAR WARIA

Istilah waria sendiri merupakan akronim dari wanita-pria, yaitu orang yang
secara fisik adalah laki-laki normal, namun secara psikis ia merasa dirinya sebagai
perempuan. Akibatnya, perilaku yang di tampilkan dalam kehidupan sehari-hari
cenderung mengarah kepada perempuan, baik dari cara berjalan, berbicara
maupun berdandan.1
Dilihat dari sisi kepribadian, keberadaan waria merupakan proses yang
panjang, baik secara individual maupun secara sosial. Secara individual, lahirnya
perilaku waria tidak terlepas dari proses/dorongan dalam dirinya, bahwa fisik
mereka tidak sesuai dengan kondisi psikis. Hal tersebut menimbulkan konflik
psikologis dalam dirinya. Mereka mempresentasikan perilaku yang jauh berbeda
dengan laki-laki normal, tetapi tidak sebagai perempuan yang normal pula.
Permasalahannya tidak menyangkut masalah moral dan perilaku yang dianggap
tidak wajar, namun merupakan dorongan seksual yang sudah menetap dan
memerlukan penyaluran.2 Dari penampilan tersebut cenderung membuat orang
lain risih apabila bergaul dengan mereka3 terlebih apabila kaum waria tersebut
mengikuti proses belajar mengajar baik dalam kelas maupun diluar kelas dan
beberapa kegiatan sosial lainnya. Atau bahkan ketika waria tersebut belajar dan
beribadah mengenai agama tertentu.
Namun negara sendiri ternyata menjamin setiap warga negara Indonesia
berhak mengenyam bangku pendidikan. UUD 1945 Pasal 31 ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.4 UU
No 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan perlakuan hukum
yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan

1
Koeswinarno, Hidup Sebagai Waria: Study tentang Pengaruh Ruang Sosial terhadap
Waria di Yogyakarta (Yogyakarta: Lkis, 2004), hlm. 2.
2
Kartono Kartini. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. (Bandung: Mandar
Maju, 1989), hlm. 257.
3
Kemala Atmojo, Kami Bukan Lelaki: Sebuah Sketsa Kehidupan Kaum Waria, (Jakarta:
LP3ES, 1987), hlm. 1.
4
UUD 1945, Pasal 31 Ayat (1).

Ada Surga Bagi Waria Page 4


hukum. Ayat (3) menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. Pasal 5 ayat
(3) yang menyebutkan bahwa setiap orang juga berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.5 Kemudian dalam UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) ditegaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.6
Dari sisi keagamaan sendiri pada hakikatnya setiap manusia adalah
makhluk religius. Percaya terhadap sesuatu yang bersifat supranatural adalah sifat
naluri alamiah yang dimiliki manusia. Sebagai homo religius, manusia meyakini
bahwa melalui agama seorang individu dapat berhubungan dengan “Yang
Sakral”.7
Secara spesifik, dalam Islam pun masih menjadi perdebatan dengan
adanya waria ini. Para Fuqoha’ menggunakan istilah Khuntsa untuk menyebut
orang yang mempunyai alat kelamin ganda, yang dalam bahasa Inggris disebut
Hermaphrodite, Bisexual, Androgyne, Gynandromorph dan Inter-Ex. Al Khuntsa,
dari kata khanitsa yang secara bahasa berarti: lemah dan lembut. Maka dikatakan:
Khannatsa Ar Rajulu Kalamahu, yaitu: laki-laki yang cara bicaranya seperti
perempuan, yaitu lembut dan halus.8 Adapun waria atau dalam bahasa Arabnya
disebut al Mukhannats adalah laki-laki yang menyerupai perempuan dalam
kelembutan, cara bicara, melihat, dan gerakannya.
Rasulullah Saw. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh Ra.
Menyebutkan bahwa:

5
UU Nomor 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
6
UU Sisdiknas, Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 1 Ayat (1).
7
Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisiun, 1983), hlm. 41.
8
Al-Fayumi, Al-Misbah Al Munir, (Kairo, Daar Al Hadist, 2003), hlm. 112.

Ada Surga Bagi Waria Page 5


‫ ﻣﺎ ﺑﺎل ھﺬا؟‬:‫ ﻓﻘﺎل اﻟﻨﺒﻲ ﷺ‬،‫ ﻗﺪ ﺧﻀﺐ ﯾﺪﯾﮫ ورﺟﻠﯿﮫ ﺑﺎﻟﺤﻨﺎء‬،‫ أ ُﺗﻲ ﺑﻤﺨﻨﺚ‬،‫أن اﻟﻨﺒﻲ ﷺ‬
‫ إﻧﻲ‬:‫ ﯾﺎ رﺳﻮل ﷲ أﻻ ﻧﻘﺘﻠﮫ؟ ﻓﻘﺎل‬:‫ ﻓﻘﺎﻟﻮا‬،‫ ﻓﺄﻣﺮ ﻓﻨﻔﻲ إﻟﻰ اﻟﻨﻘﯿﻊ‬،‫ ﯾﺎ رﺳﻮل ﷲ ﯾﺘﺸﺒﮫ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء‬:‫ﻓﻘﯿﻞ‬
‫ﻧﮭﯿﺖ ﻋﻦ ﻗﺘﻞ اﻟﻤﺼﻠﯿﻦ‬
Artinya: “Sesungguhnya didatangkan kepada Rasulullah seorang
Al-Mukhonats, dan dia telah mewarnai tangan dan kakinya dengan hina’
(Pewarna alami untuk kuku, rambut atau kulit. Rasulullah berkata; “Ada
apa dengan orang ini?” Wahai Rasulullah dia menyerupai wanita. Maka
beliau memerintahkan (hukuman) dan kemudian orang tersebut diasingkan
ke An-Naqie’. Maka para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah, Apakah
tidak kita bunuh?” maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku dilarang
untuk membunuh orang-orang yang sholat.”9 HR. Abu Dawud No. 4928
Dishohihkan oleh Al-Albani Rahimahullah.

Memahami hadits di atas, memberikan gambaran bahwa waria juga berhak


untuk hidup, belajar dan mendekatkan diri kepada Tuhan-nya. Terkait penelitian
ini, waria sebagai bagian dari warga Negara Indonesia sekaligus sebagai makhluk
religius berarti juga berhak mendapatkan pendidikan, khususnya adalah
pendidikan agama Islam. Namun dalam penyelenggaraan pendidikan tentu
berbeda dengan pendidikan umum. Waria yang sering dianggap sebagai kaum
marginal dan mempunyai latar pendidikan yang berbeda tentu akan suliit jika
dilakukan secara terlalu formal. Begitu juga dalam mengajarkan ilmu agama,
disatu sisi mereka seorang laki-laki dan sisi yang lain mereka seorang wanita. Hal
ini membutuhkan model pembelajaran yang comprehensive sehingga waria
merasa nyaman dan menyenangkan.
Pendidikan bagi waria digolongkan sebagai pendidikan non formal,10
karena tidak berbentuk madrasah atau sekolah pada umumnya. Pada umumnya
pemberdayaan bagi waria ditangani oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Di Yogyakarta sendiri, ada beberapa LSM yang menangani waria seperti LSM

9
Abu Daud As-Sajstany Al-Azdi, Sunan Abu Daud, “Kitab Khumam,” Juz 4, (ttp.: t.p.,
t.t.), hlm. 700.
10
UUD No 20 Tahun 2003 Pasal 26 tentang Lembaga Pendidikan Nonformal.

Ada Surga Bagi Waria Page 6


KEBAYA (Keluarga Banci Yogyakarta),11 yang beralamat di Jl. Gowongan Lor
No. 148 RT 11/02 Yogyakarta. LSM IWAYO (Ikatan Waria Yogyakarta),12 yang
beralamat di Jl. Taman Siswa MG II/558 Yogyakarta yang hanya mengurusi waria
saja. Dan LSM Ebenezer, yang juga beralamat di Jl. Taman Siswa MG II/558
Yogyakarta yang mengurusi waria, gay, lesbian dan biseksual. Kemudian ada
LSM Griya Siloam,13 yang beralamat di Jl. Godean-Tempel Km.3 Klangkapan II
Rt. 01 / Rw. 05 Margoluwih, Sayegan, Sleman, Yogyakarta. Semua LSM tersebut
secara garis besar bergerak dalam bidang penanganan dan pencegahan HIV/IADS
dan pemberdayaan waria.
Namun ada satu tempat yang secara khusus menjadi tempat untuk para
waria khususnya di daerah Yogyakarta untuk belajar mengenai agama Islam, yaitu
Pondok Pesantren (PP.) Waria Al-Fatah Yogyakarta. Hemat penulis, Pondok
Pesantren Waria ini sangat berbeda dengan LSM yang disebutkan sebelumnya.
Karena Pondok Pesantren Waria ini lebih difokuskan pada Pendidikan Agama
Islam bagi waria.
Seperti yang disinggung diawal bahwa PP. Waria ini berbeda dengan
Pondok Pesantren pada umumnya. Terdapat banyak keunikan di PP. Waria Al-
Fatah yang membedakan dengan pesantren-pesantren lain, yang paling mendasar
adalah santri di pesantren tersebut adalah seorang waria muslimah. Kemudian
dalam pesantren tersebut tidak terdapat masjid dan berbagai sarana prasarana
pesantren pada umumnya seperti ruang belajar khusus, kitab khusus dan kamar
khusus untuk para santri. Namun setelah observasi, penulis menemukan papan
nama yang menunjukkan nama “Pondok Pesanten Waria Al-Fatah Yogyakarta”
dan pesantren tersebut merupakan rumah Ibu Shinta Ratri, yang sekaligus menjadi

11
Vinolia Wakidjo, “Tentang Kebaya”, dalam http://kebaya-jogja.blogspot.co.id/, diakses
tanggal 19 November 2015.
12
Toni Wahid, “(IWAYO) Ikatan Waria Yogyakarta”, dalam
https://en.wordpress.com/tag/iwayo-ikatan-waria-yogyakarta/, diakses tanggal 19 November 2015.
13
Esther Budhi, “Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta”, dalam http://siloam-
jogja.blogspot.co.id/2009/01/griya-pemulihan-siloam-yogyakarta.html, diakses tanggal 19
November 2015.

Ada Surga Bagi Waria Page 7


pemimpin pesantren tersebut.14 Penulis juga sempat bertanya, mencari informasi
kepada masyarakat sekitar mengenai keberadaan pesantren tersebut. ternyata
masyarakat sekitar mengetahui keberadaan pesantren tersebut dan beberapa
aktivitas di dalamnya. Bahkan mereka bersedia memberikan arah jalan kepada
penulis untuk menuju pesantren tersebut.
Terkait dengan bagaimana pembelajaran agama di PP. Waria Al-Fatah ini,
tentu berbeda dengan pembelajaran di lembaga pendidikan pada umumnya.
Perbedaan tersebut berupa perbedaan materi ajar dan bagaimana seni dalam
menyampaikan materi tersebut. Seorang guru harus membuat siswa termotivasi
untuk berlajar. Dalam hal ini guru harus kreatif yaitu guru harus mencari cara
mengajar agar siswa belajar dengan nyaman. Guru yang kreatif tidak pernah
mengeluh dengan keterbatasan sarana dan prasarana tetapi menjadikan
keterbatasan itu menjadi peluang-peluang yang bisa meningkatkan kualitas
pengajarannya,15 khususnya ketika memberikan materi kepada Pendidikan Agama
Islam bagi waria.
Dari hasil wawancara penulis, beberapa kegiatan di PP. Waria Al-Fatah ini
diantaranya adalah pembelajaran tentang shalat wajib, shalat sunnah, shalat
tahajud, membaca Al-Qur’an, puasa, mujahadah, pengajian umum, pengajian
religi dan beberapa kegiatan lain. seperti yang dipaparkan Ibu Shinta Ratri:
“Proses pembelajaran disini sangat nyaman kok mas. Kalo pas
mengaji itu biasanya dibagi jadi dua kelompok, satu untuk yang sudah
lancar membaca Qur’an satu buat yang masih belajar Iqro’. Teman-teman
disini biasanya maju giliran satu-satu dengan Ustadznya.”
“Disini ada kegiatan dzikiran mas, yang diambil dari Asmaul
Husna. Ya gimana ya, intinya dengan dzikir ini, kami mencoba
mengarahkan santri waria disini untuk senantiasa aktif mengingat Allah
dengan jalan dzikiran ini. Dan yang dibaca pun ada beberapa yang

14
Hasil Observasi ke Notoyudan dan Kotagede Yogyakarta pada hari Sabtu, 14
November 2015. Pukul 14.00 WIB.
15
Dion Eprijum Gunanto, Menjadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif (Yogyakarta: Jogja
Bangkit Publisher, 2011), hlm.75.

Ada Surga Bagi Waria Page 8


dikhususkan menurut kebutuhan mas. Seperti membaca Ya Fattahu Ya
Rozzaq untuk memperlancar rejeki, dan lain sebagainya.”16

Semua santri mengikuti dengan tertib dan aktif. Sang ustadz tidak hanya
berceramah memberikan materi, namun juga memberikan kesempatan kepada
santri untuk berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Mereka diminta
mendiskusikan pengalaman masing-masing kepada teman yang lain. setelah dirasa
cukup, mereka diminta mengemukakan hasil diskusinya. Kemudian sang Usdadz
menambahkan dan meluruskan sebagaimana mestinya.
Lanjut lagi, di PP. Waria Al-Fatah ini juga dibiasakan memperingati hari-
hari besar dalam Islam. Seperti peringatan Maulid Nabi, Isra’Mi’raj, malam 1
Muharram dan lain sebagainya yang dilaksanakan berpindah-pindah tempat
sebagai bentuk sosialisasi dan komunikasi PP. Waria Al-Fatah dengan masyarakat
sekitar. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama waria dan masyarakat
sekitar dimana tempat tersebut dilangsungkan.
Pondok Pesantren Waria Al-Fatah ini juga terdapat agenda kegiatan wisata
religi. Santri waria disini melakukan ziarah makam wali, mengunjungi masjid dan
tempat bersejarah lainnya. Hal tersebut difokuskan agar mereka lebih bisa
mengintropeksi diri, meminimalisir tindakan yang dilarang agama, dan lebih giat
melakukan ritus keagamaan sebagaimana yang mereka yakini sebagai bentuk
mengingat kematian.
Menarik kiranya membahas mengenai bagaimana pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah ini. Terlebih
karena selama ini banyak referensi riset yang hanya membahas mengenai
Sexualism, bullying, diskriminasi dan kekerasan serta pola pencarian pertolongan
ketika mengalami kekerasan dan menifestasi kecemasan yang dialami. Namun
sangat sedikit yang membahas dari sisi keagamaan LGBT, waria khususnya.
Bahkan kalau ada terkesan selalu memojokkan dan mempersalahkan keberadaan
waria tersebut dengan berbagai alasan sensitifitas keagamaan.

16
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Minggu 15 November 2015 pukul 11.45 WIB.

Ada Surga Bagi Waria Page 9


WARIA DALAM ISLAM

Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin. Sebagai wujud nyata, dari
awal mula Islam bertumbuh kembang, lahir berbagai corak ideologi pemikiran
dan ritus keagamaan Islam. Sebut saja seperti faham Qodariyah, Jabariyah, dan
sekte-sekte yang mengatas namakan agama Islam seperti aliran Syi’ah, aliran
Mu’tazilah, aliran Mutakhorrij, aliran Ahlussunnah wal Jama’ah dan berbagai
aliran-aliran kecil lainnya yang telah ditemukan pada awal Islam bertumbuh
kembang.

Tidak terlepas di Indonesia, hadirnya agama Islam telah banyak


menggusur paham agama Hindu-Budha yang pada masa itu telah membumi di
bumi pertiwi ini. Pada perkembangannya, Islam di Indonesia secara garis besar
masih bercorak Ala NU atau Muhammadiyah, dan beberapa kelompok kecil yang
mengatas namakan Islam.

Sebagai agama mayoritas penduduk dunia, layak kiranya agama Islam


benar-benar bisa menjadi rahmatan lil ‘alamin. Pertanyaan mendasar disini,
agama Islam corak mana? Pertanyaan tersebut kiranya sulit dijawab karena
bersifat subjektif menurut kacamata sang viewer, bahkan ketika dikatakan kembali
ke Qur’an dan Sunnah. Terlepas dari berbagai corak ideologi dan ritus keagamaan
serta rumitnya perdebatan yang mengatas namakan Islam, penulis mencoba
melihat seobjektif penulis mengenai waria.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai waria, secara mutlak agama


Islam percaya bahwa Nabi Adam As. dan Hawa sengaja diciptakan oleh Allah
Swt. sebagai Kholifah Fil Ardh.17 Berawal dari mereka dipercaya anak cucu Adam
bertumbuh kembang peradaban manusia secara kualitatif dan kuantitatif dengan
berbagai ciri khas masing-masing.

17
Q.S. Al-Baqarah [2]: 30. Lihat Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung, J-
Art, 2004), hlm. 6.

Ada Surga Bagi Waria Page 10


Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuh kembangan manusia adalah dengan jalan pernikahan, seperti yang
dijelaskan dalam Q.S. An-Nisa [4]: 1, Q.S. Al-Hujurat [49]: 13, Q.S. As-Syura
[42]: 49-50, atau Q.S. An-Najm [53]: 41. Yang secara garis besar menjelaskan
bahwa lelaki menikahi wanita agar bisa melestarikan dan memperbanyak
keturunan dengan baik dan benar.

Sejarah Islam mencatat bahwa ‘Aisyah r.a. pernah meriwayatkan pada


masa Jahiliyah dulu ada empat macam cara orang melakukan hubungan seksual,
yaitu:

1. Melamar perempaun melalui wali, membayar mahar kemudian menikahi


wanita tersebut.
2. Mengirim istri yang suci dari haid kepada lelaki yang dipilih sampai dia
hamil. Setelah istri hamil baru kembali pada suaminya. Tujuannya adalah
untuk mendapat bibit unggul.
3. Sejumlah laki-laki yang kurang dari sepuluh orang yang melakukan
hubungan seksual dengan satu wanita. Sampai wanita hamil dan
melahirkan, dia memanggil orang-orang yang menyutubuhinya dulu dan
menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ayah.
4. Al-Bigha atau pelacuran dengan dibayar.18

Setelah Islam datang, beberapa cara hubungan seksual diatas ada yang
dihapus karena dianggap tidak sesuai dengan agama Islam. Akhirnya hanya tersisa
ajaran bahwa untuk menghalalkan hubungan diantara lelaki dan perempuan
tersebut harus melalui jalan pernikahan yang sah menurut syarat dan ketentuan
yang berlaku.19 Hal tersebut menunjukkan bahwa Islam sendiri hanya mengakui
dua jenis gender dan seks, yaitu lelaki dan perempuan. Dengan alasan bahwa
ketika dilakukan dengan sesama jenis atau dengan makhluk lain selain manusia
maka tidak akan terjadi kehamilan. Bahkan ketika di modifikasi sedemikian rupa
18
Neng Djubaedah, Perzinaan dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), hlm. 101.
19
Q.S. Al-Hujurat [49]: 13., Q.S. An-Nahl [16]: 72. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm.
517. & hlm. 274.

Ada Surga Bagi Waria Page 11


seperti bayi tabung, dan lain sebagainya tetap prinsip dasarnya adalah “sesuatu”
dari pria yang dibuahkan dengan “sesuatu” dari wanita. Terlebih dalam Al-Qur’an
sendiri, banyak ayat yang menyebutkan Dzakar dan Untsa. Seperti dalam Q.S.
An-Nisa [4]: 1,

‫ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ اﺗﱠﻘُﻮا رَ ﺑﱠ ُﻜ ُﻢ اﻟﱠﺬِي َﺧﻠَﻘَ ُﻜ ْﻢ ﻣِ ﻦْ ﻧَﻔ ٍْﺲ وَ اﺣِ ﺪَةٍ وَ َﺧﻠَﻖَ ﻣِ ْﻨﮭَﺎ زَ وْ َﺟﮭَﺎ وَ ﺑَﺚﱠ ﻣِ ْﻨ ُﮭﻤَﺎ رِ َﺟ ًﺎﻻ‬
‫َﻛﺜِﯿﺮً ا وَ ِﻧﺴَﺎ ًء‬

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu


yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..............”20

Q.S. Ar-Ruum: 21 menjelaskan bahwa:

‫وَ ﻣِ ﻦْ آﯾَﺎﺗِ ِﮫ أَنْ َﺧﻠَﻖَ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣِ ﻦْ أَ ْﻧﻔُ ِﺴ ُﻜ ْﻢ أَزْ وَ اﺟًﺎ ِﻟﺘَ ْﺴ ُﻜﻨُﻮا إِﻟَ ْﯿﮭَﺎ وَ َﺟﻌَ َﻞ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ ﻣَﻮَ دﱠةً وَ رَ ﺣْ َﻤﺔً ۚ إِنﱠ ﻓِﻲ‬
َ‫ت ِﻟﻘَﻮْ مٍ ﯾَﺘَﻔَﻜﱠﺮُ ون‬
ٍ ‫َٰذﻟِﻚَ َﻵﯾَﺎ‬

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” 21

Dalam berhubungan seksual Islam sangat menegaskan untuk melakukan


hal tersebut dengan baik dan benar.22 Penyesuaian diri seksual yang sehat adalah
kemampuan memperoleh pengalaman seksual tanpa rasa takut dan salah, jatuh
cinta pada waktu yang cocok dan menikah dengan pasangan yang dipilihnya serta
mempertahankan rasa cinta kasih dan daya tarik seksual terhadap pasangannya.

20
Q.S. An-Nisa [4]: 1. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 77.
21
Q.S. Ar-Rum [30]: 31. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 406
22
Q.S. Al-Baqarah [2]: 222. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 36.

Ada Surga Bagi Waria Page 12


Pasangannya itu tidak mempunyai gangguan atau kesukaran yang serius yang
dapat mengganggu, merusak atau meniadakan suatu hubungan bahagia.23
Kegiatan seksual yang berlebihan akan menghalangi aktivitas intelektual. Untuk
mencapai daya intelektual yang penuh, perlu adanya perkembangan kelenjar yang
baik serta pengendalian nafsu syahwat yang berdaya guna.24 Islam juga melarang
berhubungan ketika istri sedang haid atau nifas.25 Islam juga melarang berbuat
zina.26

Hal ini ternyata sejalan dengan teori Binary Thingking atau pemikiran
biner yang menganggap bahwa manusia yang dilahirkan secara kodrati hanya ada
2 jenis yaitu perempuan dan laki-laki. Sama halnya dengan pandangan
heteronormativitas yang melihat segala persoalan tentang seksualitas dalam
kacamata heteroseksual yang menganggap bahwa orientasi seksual yang benar
dan tidak menyalahi norma agama dan sosial adalah heteroseksual.
Konsekuensinya, seseorang dengan orientasi seksual homoseksual dan biseksual
atau tidak sesuai dengan definisi biner ini dianggap menyalahi kodrat, aturan
agama dan norma sosial.27

Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa yang dianggap nyleneh, yang
terkenal dengan istilah LGBT (Lesbian-Gay-Biseks-Transgender/Transexual).
Keberadaan mereka juga masih menjadi perdebatan, apakan nature atau nurture –
apakah memang taqdir Tuhan atau tidak. Dalam Islam sendiri, pembahasan waria
tidaklah begitu banyak. Mayoritas Fuqoha’ menisbatkan waria sebagai bagian dari
Mukhonnats atau Khunsa, bahkan tidak jarang dinisbatkan pada kaum Nabi Luth
As. yang terkenal dengan kaum sodom. Yang secara otomatis keberadaan mereka
yang dianggap menyimpang itu adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal,
sehingga apapun yang mereka lalukan bernilai kesalahan.

23
WF. Maramis, Catatan Ilmu Kedoktera Jiwa, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 301.
24
Abdur Rahman I. Doi, Perkawinan dalam Syariat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
hlm. 215.
25
Abdur Rahman I. Doi, Perkawinan dalam ..., hlm. 22.
26
Q.S. Al-Isra’[17]: 32. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 285.
27
Indana Laazulfa, Menguak Kekerasan & Diskriminasi pada LGBT di Indonesia,
(Jakarta: Arus Pelangi, 2013), hlm. 6.

Ada Surga Bagi Waria Page 13


Beberapa fakta dawuh Nabi Muhammad Saw. Terkait dengan waria
diantaranya adalah:

‫ت‬
ِ ‫ﺸﺒﱠﮭُﻮنَ ﺑِﺎﻟﻨِّﺴَﺎءِ وَ ا ْﻟ ُﻤﺘَﺮَ ِ ّﺟ َﻼ‬
َ َ‫اﻟﺮﺟَﺎ ِل اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺘ‬
ّ ِ ‫ﺳﻠﱠ َﻢ ُﻣ َﺨﻨﱠﺜِﻲ‬
َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ ُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و‬
َ ِ ‫ﻟَﻌَﻦَ رَ ﺳُﻮ ُل ا ﱠ‬
. ‫ِﺎﻟﺮﺟَﺎ ِل‬
ّ ِ ‫ﺸﺒِّﮭِﯿﻦَ ﺑ‬
َ َ‫ﻣِ ﻦْ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ا ْﻟ ُﻤﺘ‬

Artinya: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaknat


mukhannats kaum laki-laki yang menyerupai perempuan, dan mutarajjil
dari kaum perempuan yang menyerupai laki-laki.” HR. Ahmad.

Dalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma disebutkan,

ُ‫ﻲ ا ﱠ‬ ِ َ‫ﱠﺎس ر‬
َ ‫ﺿ‬ ٍ ‫َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻢ ﺑْﻦُ إِﺑْﺮَ اھِﯿ َﻢ َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ِھﺸَﺎ ٌم َﺣﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﯾَﺤْ ﯿَﻰ ﻋَﻦْ ِﻋﻜْﺮِ َﻣﺔَ ﻋَﻦْ اﺑْﻦِ َﻋﺒ‬
‫ت ﻣِ ﻦْ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ وَ ﻗَﺎ َل‬
ِ ‫اﻟﺮﺟَﺎ ِل وَ ا ْﻟ ُﻤﺘَﺮَ ِ ّﺟ َﻼ‬
ّ ِ ْ‫ﺳﻠﱠ َﻢ ا ْﻟ ُﻤ َﺨﻨﱠﺜِﯿﻦَ ﻣِ ﻦ‬
َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ ُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و‬
َ ‫ﻲ‬
‫َﻋ ْﻨ ُﮭﻤَﺎ ﻗَﺎ َل ﻟَﻌَﻦَ اﻟﻨﱠﺒِ ﱡ‬
‫ﻋﻤَﺮُ ﻓ َُﻼﻧًﺎ‬
ُ ‫أَﺧْ ﺮِ ﺟُﻮ ُھ ْﻢ ﻣِ ﻦْ ﺑُﯿُﻮﺗِ ُﻜ ْﻢ وَ أَﺧْ ﺮَ َج ﻓ َُﻼﻧًﺎ وَ أَﺧْ ﺮَ َج‬

Artinya: “Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaknat


mukhannats dari kaum laki-laki dan mutarajjil dari kaum perempuan.
Beliau bersabda; 'Keluarkanlah mereka dari rumah kalian.” HR. Al-
Bukhari dan Ibnu Majah.28

Asbabul wurud hadits tersebut, waktu itu datang seorang sahabat kepada
Nabi bersama seorang waria. Sahabat tersebut menanyakan perihal orang waria
tersebut, Rasulullah menjawab untuk diasingkan saja.29 Perlu diketahui bahwa
tujuan pengasingan tersebut bukan bermaksud membuang, namun untuk
melindungi orang tersebut dari kecaman masyarakat. Sedangkan waria yang
dimaksud adalah orang lelaki yang sengaja berpenampilan seperti perempuan,
bukan karena faktor bawaan dari kecil diluar kontrol dirinya sendiri.

28
Abu Abdullah Muhammad Al-Bukhori , Al-Jami’ Al-Musnad As-Sohih Al-Mukhtashor
Min Umuri Rosulillahi Alaihi Wasallama Wa Sunanihi Wa Ayyamihi, Juz 8. (ttp.: Dar Thuq An-
Najah, 1422 H), hlm. 8.
29
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillah, Juz IV, (ttp.: t.p., t.t), hlm. 2681-2684.

Ada Surga Bagi Waria Page 14


Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy Syaukani dalam kitabnya Nailul
Authar menjelaskan bahwa pada zaman Nabi sudah ada waria dan yang dikenal
namanya antara lain Hita, Matik dan Hinaba.30 Waria di zaman Nabi Saw. ada
yang memang asli banci dan ada yang buat-buatan. Orang banci asli pada
umumnya tingkah lakunya tidak kelihatan membahayakan kepada kaum wanita.
Dan oleh sebab itu istri-istri nabi menganggap mereka (banci asli) sebagai Ghoiru
Ulil Irbah (tidak punya butuh dan tidak punya syahwat). Namun meskipun begitu
Nabi melarang mereka bebas masuk bergaul dengan kaum wanita dan antara
mereka harus ada hijab/tabir. Bagi mereka yang tidak mematuhi, oleh Nabi
dilarang masuk dan tidak boleh kembali kecuali sekali dalam seminggu yaitu
setiap hari Jumat untuk menerima jatah makan, selebihnya mereka hidup di
Baida’ (tanah lapang) atau di Badiyah (perkampungan terpencil).

Dalam syarh Muhadzab dijelaskan juga bahwa mukhannats ialah orang


yang memiliki tingkah seperti tingkah wanita baik dalam gerak-geriknya.
Sikapnya, cara bicaranya dan sebagainya.Keberadaannya waria terkadang
merupakan asli penciptaan Allah maka ia tidak berdosa karenanya, dan bisa jadi
sebab keinginannya sendiri menjalani pola hidup semacam tersebut maka ia
berdosa, tercela dan terlaknat karenanya.31

Dijelaskan juga jika ada waria yang gaya bicaranya lembut, penciptaan
tubuhnya gemulai dan tiada tercemar dengan perbuatan-perbuatan rendah yang
menjadikannya tergolong fasiq, tidak menjadi bahan gunjingan dan celaan maka
sah menjadikan imam dia namun diperintahkan untuk menghindarinya dan
diupayakan merubahnya secara perlahan-lahan, bila memang tidak mampu
dirubah, maka tidak tercela.

Sedang waria yang hanya gaya hidupnya saja menyerupai gaya wanita
dalam lembutnya perkataan dan kelenturan fisiknya secara disengaja maka yang
demikian adalah kebiasaan yang jelek, maksiat dan pelakunya dianggap berdosa

30
Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, juz VI, (ttp.: t.p.,
t.t.), hlm. 124.
31
Al-majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab, (ttp.: t.p., t.t.), hlm. 317.

Ada Surga Bagi Waria Page 15


dan fasiq, sedang orang fasiq menurut Hanafiyyah dan Syafi’iyyah makruh
dijadikan imam begitu juga sebuah pendapat dikalangan Malikiyyah. Dalam
pendapat lainnya Malikiyyah dan Hanabilah memandang menyatakan batalnya
imam seorang fasiq seperti yang dijelaskan dalam ‘Mushtalah’. Imam az-Zuhri
menjelaskan “Saya tidak meyakini bila shalat dibelakang seorang waria kecuali
karena darurat, seperti saat ia memiliki pengaruh atau pada kaum sesamanya maka
tidak terhalang jamaah karenanya.”32

Sempat juga MUI mengeluarkan fatwa mengenai waria, yang teraktub


dalam Komisi Fatwa MUI sidang 11 Oktober 1997 tentang masaah waria yang
memfatwakan bahwa waria adalah laki-laki dan tidap dapat dipandang kelompok
(jenis kelamin) sendiri dan perilaku waria yang menyimpang adalah haram dan
harus diupayakan untuk dikembalikan pada kodrat semula.

Meskipun begitu, dikesempatan lain Allah Swt. memberikan ultimatum


dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 13,33

َ‫ﺷﻌُﻮﺑًﺎ وَ ﻗَﺒَﺎﺋِ َﻞ ِﻟﺘَﻌَﺎرَ ﻓُﻮا ۚ إِنﱠ أَﻛْﺮَ َﻣ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨﺪ‬


ُ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ إِﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ﻣِ ﻦْ ذَﻛَﺮٍ وَ أ ُ ْﻧﺜ َٰﻰ وَ َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ‬
ٌ‫ا ﱠ ِ أَﺗْﻘَﺎ ُﻛ ْﻢ ۚ إِنﱠ ا ﱠ َ َﻋﻠِﯿ ٌﻢ َﺧﺒِﯿﺮ‬

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu


dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Memahami ayat tersebut penulis berkhusnudzon bahwa meskipun awal


ayat menjelaskan bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan dan diciptakan
berbeda-beda agar saling mengenal satu sama lain. namun dalam akhir ayat

32
Imam az-Zuhri, Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah, (ttp.: t.p., t.t.), hlm. 63.
33
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 517.

Ada Surga Bagi Waria Page 16


kiranya Allah juga menegaskan bahwa Dia tidak melihat dari sisi lelaki atau
perempuannya namun Dia melihat kualitas ketaqwaannya.

Q.S. Adz-Zariyat [51]: 56,34

ِ‫اﻹﻧْﺲَ إ ﱠِﻻ ِﻟﯿَ ْﻌﺒُﺪُون‬


ِ ْ َ‫وَ ﻣَﺎ َﺧﻠَﻘْﺖُ اﻟْﺠِ ﻦﱠ و‬

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Hal ini kiranya menunjukkan bahwa waria juga berkewajiban sekaligus


berhak menyembah Tuhan-nya dengan kemampuan dan cara masing-masing.

34
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 523.

Ada Surga Bagi Waria Page 17


TAQDIR MENJADI WARIA

Allah Swt. sebagai creator sejati telah menciptakan segala keunikan


kepada semua makhluk-Nya, salah satunya adalah manusia. Dilihat dari sisi
manapun, tidak akan ditemukan manusia yang memiliki kemiripan sempurna baik
dari segi fisik, psikis, pola pikir, sejarah kehidupan dan lain sebagainya.
Perbedaan tersebut merupakan fitrah alami manusia. Maka dari itu bisa dikatakan
bahwa segala usaha untuk meniadakan perbedaan menjadi mustahil dan sia-sia.

Manusia juga dikenal sebagai makhluk seksual.35 Secara logika bisa


dibenarkan bahwa terbentuknya janin bayi secara normal adalah hasil dari
bertemunya atau pembuahan dari sperma dengan sel telur. Kemudian janin
tersebut tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa, begitu seterusnya.

Permasalahannya adalah pemaknaan seksualitas itu sendiri. Sebagian besar


ketika mendengar kata seks, seksi, seksual atau seksualitas langsung merujuk pada
sesuatu yang berhubungan dengan keindahan tubuh, erotis atau berhubungan
badan. Atau seperti para santri putra dan santri putri di pesantren yang asrama
keduanya terpisah jauh dan tidak pernah bertemu, ketika mereka berpapasan
dijalan saja bisa menumbuhkan kenangan dan akan terbayang sampai asrama,
bahkan menjadi perbincangan yang sangat menarik diantara mereka. Atau seperti
kasus ketika disebut video Jepang, langsung merujuk pada pemikiran video porno
dengan berbagai varian adegan didalamnya. Namun berbeda dengan masyarakat
Irian yang hanya menggunakan koteka dan daun rumbia untuk menutupi organ
vital mereka, namun tidak berarti bebas melakukan hal seksual sesuka hati.
Terkait pemahaman dan praktik seksual tersebut menurut hemat penulis sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosio-kultural dimana orang tersebut berada dan masih
mempunyai kemungkinan pemahaman tersebut berubah ketika berada di
lingkungan yang berbeda.

35
Indana Laazulfa, Menguak Kekerasan ..., hlm. 3.

Ada Surga Bagi Waria Page 18


Berbicara masalah waria, secara teoritis waria pernah dianggap sebagai
penyakit seksual Transsexualism, yaitu gejala merasa memiliki seksualitas yang
berlawanan dengan struktur fisiknya. Biasanya orang minta genitalnya (alat
kelamin) dioperasi agar diubah jadi jenis kelamin yang berlawanan. Dalam
operasi chirurgis itu mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan adalah
lebih mudah daripada mengubah perempuan menjadi laki-laki karena penis laki-
laki artificial/buatan itu tidak berfungsi.36

Mayoritas mengatakan bahwa terjadinya penyakit tersebut dikarenakan


faktor abnormalitas. Seseorang bisa mengalami abnormalitas dikarenakan
beberapa hal, diantaranya adalah faktor hereditaas, faktor sebelum lahir, faktor
ketika lahir dan faktor sesudah lahir.37 Menurut hemat penulis dari hasil
memahami penjelasan diatas bahwa, faktor yang paling mengarah pada diri waria
adalah faktor sesudah lahir yang condong pada masalah psikologis dan didukung
oleh sedikit faktor keturunan. Faktor sesudah lahir tersebut sangat dipengaruhi
beberapa aspek, yaitu aspek pengalaman traumatik, kejang atau stuip, infeksi pada
otak atau selaput otak, kekurangan nutrisia, dan faktor psikologis. Seperti yang
disinggung diatas bahwa faktor yang paling berpengaruh pada waria adalah faktor
sesudah lahir yang mengalami masalah pada psikologisnya, hal ini dikarenakan
karena ditinggal orang tua atau berada dilingkungan institusional. Kedua hal
tersebut karena anak akan mengalami kekurangan kasih sayang dan perhatian,
yang akan mengakibatkan retardasi pertumbuhan.38

Seperti kasus Ibu Ry, yang lahir dari keluarga tentara, mendapat
pendidikan militer, bahkan sempat meniti karir menjadi pejabat pemerintah
namun keadaan yang diciptakan tersebut (nurture) tidak bisa mengubah keadaan
bawaan (nature) yang merupakan seorang waria. Ibu Ry menuturkan bahwa:

36
Kartini Kartono, Psikologi Normal dan Abnormalitas Seksual, (Bandung: Mandar
Maju, 2009), hlm. 266.
37
Kartini Kartono, Psikologi Normal ..., hlm. 34.
38
Retardasi merupakan perlambatan pembaharuan, -Tim Penyusun, Kamus Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1301.- berupa gangguan perkembangan intelegensi
yang disebabkan oleh gangguan sejak dalam kandungan sampai masa perkembangan dini sampai
sekitar lima tahun atau lebih.

Ada Surga Bagi Waria Page 19


“Rully itu nama kecil saya dulu, Malay itu nama kakek saya. Saya
lahir di Surabaya, 22 Maret 1961. Saya lahir dari keluarga tentara. Masa
kecil saya di lingkup asrama angkatan laut selama SMP, dan pindah ke
Majene Sulawesi Selatan tahun ’74 ya .. . sampe taman tahun ’78, saya
jadi guru, saya jadi PNS ditugaskan di Nusa Tenggara Barat. Setelah
sepuluh tahun saya keluar, saya ikut parpol, saya jadi anggota DPRD
Borneo sekitar setengah periode. Lalu pindah ke Bogor, saya masuk di
MDU, salah satu Mdu internasional. Saya jalani dulu sebuah training di
Jepang selama satu setengah tahun dan pulangnya saya menjadi
instruktur.”

“Karena waria, saya menjadi waria jauh sebelum saya meniti karir.
Jadi saya menjadi waria seperti ini masuk parpol dll saya sudah berbeda
dengan yang lain. e .. salah satu pengalaman empirik saya, sejak kecil saya
selalu mendapat pendidikan yang keras, saya bersentuhan dengan
olahraga2 yang keras, saya ini dulu atlit beladiri atlit pencak silat atlit
karete, begitu .. . dan banyak sekali piala2 dari sampai internasional. Itu
tidak sama sekali tidak mempengaruhi ini, mempengaruhi psikologi saya
sebagai waria.”39

Penulis juga menemukan bahwa faktor ekonomi orang terkait juga


mempengaruhi. Penulis menemukan fakta bahwa ada seorang waria yang lahir
dari keluarga kurang mampu. Pada masa kecilnya, keseharian waria tersebut
sering tidak mengenakan baju karena memang tidak punya uang untuk membeli
baju. Akhirnya dia dipakaikan pakaian cewek milik kakaknya. Seperti yang
diungkapkan mbak My:

“pas waktu kecil, ibuku gak bisa beli baju kan, main gak pake baju,
puter-puter aja, puter pasar.”40

39
Hasil wawancara dengan Ibu Rully Malay, santri waria PP. Waria Al-Fatah
Yogyakarta. Selasa, 6 Februari 2016 pukul 15.00 WIB di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
40
Hasil wawancara dengan Mbak Nur Maya Tong-Tong, santri waria di PP. Waria Al-
Fatah Yogyakarta. Minggu, 31 Januari 2016 pukul 17.32 di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 20


Santri waria yang kesehariannya menjadi kuli panggul di salah satu pasar
di Yogyakarta ini juga merupakan waria yang berotot namun perasaannya lembut
seperti wanita. Setelah dia besar tanpa disadari kelakuannya menjadi seperti
cewek dan muncul dari dalam dirinya perasaan seperti wanita yang kalem,
sensitif, feminis dan lain sebagainya. Dia merasa tidak menyesal dan tidak salah
karena itu bukan kemauan dia namun karena taqdir Allah Swt. yang ngersakaken
(menginginkan) dia seperti itu.

Masalah waria juga ada yang menyebutkan bisa dikarenakan mereka


mengalami mental disorder, suatu bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental
atau kesehatan mental yang disebabkan karena kegagalan mereaksi mekanisme
adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap simulti ekstern dan ketegangan-
ketegangan. Sehingga memunculkan gangguan fungsi atau gangguan struktur dari
satu bagian, satu organ atau sistem kejiwaan atau mental.41 Seperti contoh ketika
seorang laki-laki terlalu sering berkumpul dan bermain dengan perempuan dan
melakukan aktivitas layaknya perempuan. Penulis sendiri juga menemukan fakta
seorang anak laki-laki yang dulunya sering memakai pakaian cewek dan sering
bermain dengan cewek juga, sehingga dia terdorong untuk menjadi seperti cewek
sepenuhnya. Seperti pengakuan mbak My yang selama masa kecilnya selalu
memakai baju perempuan, main mainan perempuan dan kumpul berbain dengan
perempuan juga.

“Terus disuruh pake baju perempuan dari kakak aku, terus kalau main,
bukan mainan robot tapi mainan perempuan, boneka .. . saya dirumah punya
boneka, bener .. .”42

41
Kartini Kartono, Psikologi Normal dan ..., hlm. 190.
42
Mbak Nur Maya .... Minggu, 31 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 21


WARIA BUKAN HOMO

Waria kadang juga sering diidentikkan dengan homoseksual atau dalam


Islam sering diidentikkan dengan kaum Sodom yang terkenal pada zaman Nabi
Luth As. Istilah ini berasal dari bahasa Jerman yang berarti bengkok, miring atau
salah.43 Secara teoritis homoseksual merujuk pada relasi seks dengan jenis
kelamin yang sama. istilah “homoseksualitas” muncul pertama kali dalam bahasa
Inggris pada tahun 1890 dalam tulisan karya Charles Gilbert Chaddock yang
menterjemahkan Psychopathia Sexualitas karya R. Von Krafft-Enbing;
sebenarnya pernah muncul juga dalam bahasa Jerman pada tahun 1869 dalam
sebuah naskah anonim. Havelock Ellis menyatakan bahwa istilah itu merupakan
sebuah “neologisme babar yang terpencar dari campuran mengerikan antara akar
Yunani dan Latin.” Meskipun J. A. Symonds pernah mempergunakannya dalam
sebuah surat pada tahun 1892, namun ini hanya salah satu dari sekian banyaknya
kata yang diciptakan dan dipakai pada masa itu untuk mendeskripsikan seksualitas
antara dua orang yang berjenis kelamin sama.44
Kisah paling fenomenal terkait sesuatu yang dianggap penyimpangan
seksual adalah pada zaman Nabi Luth As. Yang masyhur dengan kaum sodom. 45
Pada zaman Nabi Luth terkenal dengan kaum sodom, atau yang lebih familiar
dengan sebutan homoseksual. homoseksual disebut liwath atau “amal qaumi
luthin”.46

Perilaku homo sering dikaitkan dengan perbuatan zina, namun hal ini tidak
mutlak benar. Zina adalah terjadinya hubungan seks (memasukkan zakar atau
kelamin laki-laki ke dalam farji minimal batas qulfah atau kepala zakar) laki-laki
dan perempuan tanpa ada ikatan perkawinan yang sah. Jika merujuk pada

43
Dede Oetomo, Memberi Suara pada yg Bisu, (Yogya: Pustaka Marwa, 2003), hlm. 6.
44
Colin Spencer, Sejarah Homoseksual: Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang,
(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004 ), hlm. VII.
45
Ayat-ayat yang menceritakan kaum Sodom Al-Qur’an menceritakan keadaan pada
zaman tersebut diantaranya diceritakan dalam Q.S. Al-A’raf [7]: 80-84, Q.S. Al-Hijr [15]: 59-77,
Q.S. Al-Anbiya’ [21]: 74-75, Q.S. Asy-Syuara’ [26]: 160-175, Q.S. An-Nahl [16]: 54-58, Q.S. Al-
Ankabut [29]: 28-35, Q.S. Ash-Shafat [37]: 133-138, Q.S. Al-Qamar [54]: 33-40
46
M. Yatimin, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo), hlm. 33.

Ada Surga Bagi Waria Page 22


keterangan diatas, secara logika tidak akan ada pertemuan antara kelamin lelaki
dan perempuan yang berarti tidak ada zina.

Namun penulis setuju jika mereka disebut orang yang melampaui batas,
sesuai dengan Q.S. Al-Mu’minun [23]: 1-7,47

َ‫(وَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ﻋَﻦِ اﻟﻠﱠ ْﻐ ِﻮ ُﻣﻌْﺮِ ﺿُﻮن‬٢) َ‫(اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ﻓِﻲ ﺻَﻼﺗِ ِﮭ ْﻢ ﺧَﺎ ِﺷﻌُﻮن‬١) َ‫ﻗَﺪْ أَ ْﻓﻠَ َﺢ ا ْﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻨُﻮن‬
ْ‫(إِﻻ َﻋﻠَﻰ أَزْ وَ اﺟِ ِﮭ ْﻢ أوْ ﻣَﺎ َﻣﻠَﻜَﺖ‬٥) َ‫(وَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ِﻟﻔُﺮُ وﺟِ ِﮭ ْﻢ ﺣَﺎﻓِﻈُﻮن‬٤) َ‫(وَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ُھ ْﻢ ﻟِﻠﺰﱠ ﻛَﺎةِ ﻓَﺎ ِﻋﻠُﻮن‬٣)
(٦) َ‫( أَ ْﯾﻤَﺎﻧُ ُﮭ ْﻢ ﻓَﺈِ ﱠﻧ ُﮭ ْﻢ َﻏﯿْﺮُ َﻣﻠُﻮﻣِ ﯿﻦ‬٧) َ‫ﻓَﻤَﻦِ ا ْﺑﺘَﻐَﻰ وَ رَ ا َء ذَﻟِﻚَ ﻓَﺄ ُوﻟَﺌِﻚَ ُھ ُﻢ ا ْﻟﻌَﺎدُون‬

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang


beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang
yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau
budak yang mereka miliki; Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas.”

Atau dalam Q.S. Al-A’raf [7]: 81,48

(٨١) َ‫ﺷﮭْﻮَ ةً ﻣِ ﻦْ دُونِ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ﺑَﻞْ أَ ْﻧﺘ ُ ْﻢ ﻗَﻮْ ٌم ُﻣﺴْﺮِ ﻓُﻮن‬


َ ‫اﻟﺮﺟَﺎ َل‬
ّ ِ َ‫إِﻧﱠ ُﻜ ْﻢ ﻟَﺘَﺄْﺗ ُﻮن‬

Artinya: “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk


melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu
Ini adalah kaum yang melampaui batas.”

Terkati dengan waria, Al-Qur’an hanya mengkisahkan masalah gay dan


tidak ditemukan ayat-ayat yang secara khusus berbicara tentang waria
(mukhannats), kecuali bagian yang secara eksplisit menyinggung tentang proses
penciptaan manusia. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ayat tersebut sudah
cukup kuat untum mewakili atau memukul sama rata antara waria dan gay. Jika

47
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 342.
48
Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 160.

Ada Surga Bagi Waria Page 23


ayat tersebut dianggap kuat mewakili persamaan gay dengan waria maka perlu
dikaji ulang.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan status waria bisa dilihat dari sisi waria
sebagai identitas kelamin dan waria sebagai waria sebagai gender. Dari sisi
identitas kelamin, maka akan merujuk pada fisik bentuk kemaluan. Hal ini
didasarkan pada hadits yang memandang identitas kelamin seseorang berdasar
pada tempat keluarnya air seni.49 Mudahnya, jika keluar dari penis disebut lelaki
kalau keluar dari vagina disebut wanita. Permasalahannya adalah ketika terjadi
kerancuan, apakah lelaki atau perempuan. Untuk menjawab kasus ini para
Fuqoha’ meng-Qiyas-kan dengan Khuntsa.50 Kemudian jika dilihat dari identitas
gender, para Fuqoha’ meng-Qiyas-kan dengan Mukhonnats, (laki-laki yang
menyerupai perempuan) atau pun sebagai mutarajjilat (perempuan yang
menyerupai laki-laki-tomboy). Yang mengakibatkan sebuah Tasyabbuh kepada
pemaknaan hadits Rasulullah yang mengacu pada pelaknatan 51 dan pengusiran52
waria.

49
“Diriwayatkan oleh al-Kalabi dari Abi Shalih dari Ibn „Abbas dari Nabi s.a.w., bahwa
Nabi s.a.w. bersabda—tentang (pewarisan) seorang anak yang tidak memilki alat kelamin laki-laki
dan perempuan sekaligus—“Dia mendapatkan warisan sesuai dari mana ia kencing”. Hadis ini
diriwayatkan oleh al-Baihaqi (al-Suyuthi, 1965: 153).
50
Khuntsa berasal dari kata inkhinats yang berarti berpendar (tatsanniy) dan memudar
(takassur) (Ibnu Mandzur, 1992, II: 145). Dalam fiqh, khuntsa dibagi menjadi dua, yaitu khuntsa
musykil dan khuntsa ghairu musykil. Khuntsa musykil adalah seseorang yang memiliki alat
kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan sekaligus atau tidak sama sekali. Sedangkan khuntsa
ghairu musykil adalah seseorang yang nampak samar alat kelaminnya, apakah sebagai laki-laki
atau perempuan, namun ditemukan sifat-sifat atau tanda-tanda dari salah satu jenis kelamin yang
lebih menonjol/unggul (al-Suyuthi, 1965: 153-154). Khusus mengenai khuntsa musykil yang
belum bisa ditentukan jenis kelaminnya, para ahli fiqh menekankan untuk dilakukan penentuan
ulang meski setelah mencapai batas usia balig (Muallifah, 2003: 4), walaupun kebanyakan literatur
fiqh klasik sendiri “menyerah” dengan menyatakan mauquf.
51
“Diceritakan dari Ayyub Ibn Najjar dari Thayyib Ibn Muhammad dari Atha Ibn Abi
Barrah dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah Saw. melaknat seorang banci, yaitu mereka yang
menyerupai perempuan dan seorang perempuan yang menyerupai laki-laki, dan orang laki-laki
yang melajang, yaitu mereka yang tidak mau menikah dan perempuan perawan yang juga menolak
untuk menikah dan orang yang “menunggang kuda sendiri” (yang memilih hidup sendiri).
Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal (al-Syaibani, 1993, VII: 413). Diceritakan juga oleh
Muhammad Ibn Basyar, diceritakan oleh Ghundar, diceritakan oleh Qatadah dari Ikrimah dari Ibn
Abbas Ra. berkata, Rasulullah Saw. melaknat seorang laki-laki yang menyerupai perempuan dan
seseorang perempuan yang menyerupai laki-laki. Diikuti oleh Amr, diceritakan dari Syubah.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani. Fath Al-Bari Syarh Shahih
Al-Bukhari, (Damasqus: Maktabah Dar Al-Fiha, t.t.), hlm. 409).

Ada Surga Bagi Waria Page 24


Namun Al-Nawawi membagi mukhannats menjadi dua, yakni kodrati (min
khalqin) dan bukan kodrati (bi takallufin). Yang pertama tidak dicela, tidak
berdosa serta tidak dilaknat. Sementara yang kedua adalah yang dimaksud dalam
hadits Nabi sebagai orang yang terlaknat. Pelaknatan ini karena mereka
berperilaku menyerupai lawan jenisnyasementara ia dalam keadaan jasmani
maupun rohani yang normal, jelas-jelas sebagai laki-laki, dan bisa
menghindarinya.53 Senada dengan An-Nawawi, Al-Asqalani54 juga membagi
mukhannats dalam dua jenis, yaitu mukhannats yang tercipta sejak lahir (min ashli
al-khilqah) dan mukhannats yang secara sengaja berperilaku dan bertutur kata
seperti perempuan (bi al-qashdi). Menurutnya, mukhannats jenis pertama tidak
dicela dalam agama, sementara yang kedua dicela baik karena melakukan
perbuatan buruk ataupun tidak.

Homoseksual pada laki-laki berlangsung dengan jalan memanipulasi alat


kelamin partnernya dengan memasukkan ke mulut yang disebut oral erotism atau
oral seks atau Fellatio.55 Hal ini berbeda dengan wanita yang disebut
Cunnilingus.56 Ringkasnya, homoseksual pada laki-laki atau lesbian pada
perempuan banyak distimulisir oleh faktor eksogin atau faktor lingkungan untuk
memenuhi gairah seksualnya. Sedangkan waria memang awal mula adalah laki-
laki, namun mempunyai perasaan seorang wanita. Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan waria dengan homo. Secara mudah juga tidak akan dibedakan dengan
sendiri antara L – G – B – T.

52
Diceritakan oleh Abu Bakr Ibn Abi Syaibah dan Abu Kuraib diceritakan oleh Waki’,
diceritakan juga oleh Ishaq Ibn Ibrahim dikabarkan oleh Jarir, dan diceritakan juga oleh Kuraib
dari Ibn Namir, diceritakan oleh Hisyam dari ayahnya dari Zainab binti Ummi Salamah dari Ummi
Salamah bahwa Rasulullah Saw. telah masuk (ke dalam rumah) dan bersamanya seorang banci.
Kemudian dia (banci itu) berkata kepada Abdullah Ibn Abi Umayyah: “Hai Abdullah, apakah
kamu tahu jika dibukakan Allah kepadamu kota Thaif suatu hari nanti, maka kamu akan
diperkenalkan dengan anak Ghailan. Sesungguhnya dia menghadap dengan empat (lipatan kulit di
perutnya) dan membelakangi. Dan Nabi Saw. bersabda, “Janganlah memasukkan dia ke dalam
rumah kalian.” Diriwayatkan oleh Muslim (al-Nawawi, 1998, XIII: 336).
53
Abu Zakariya Yahya Ibn Syaraf Al-Nawawi. Syarh Shahih Muslim, (ttp.: Dar al-Khair,
2998), hlm. 336.
54
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani. Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari,
(Damasqus: Maktabah Dar Al-Fiha, t.t.), hlm.
55
Fellatio = Fellare = menghisap.
56
Cunnilingus = cunnilinctus, cunnus = vulva, linquere = menjilat.

Ada Surga Bagi Waria Page 25


Penulis menemukan fakta dilapangan bahwa ada beberapa kasus yang
membedakan waria dengan homo. Fakta pertama menunjukkan bahwa orang
homo biasanya masih berpenampilan layaknya laki-laki normal biasa, tidak
macak, tidak selalu ngondek, tidak merubah tubuh layaknya perempuan dan tidak
mengubah nama laki-laki menjadi nama perempuan bahkan terkadang tubuhnya
atletis. Secara kebutuhan seksual juga dia suka dengan sesama laki-laki. Laki-laki
yang dipilih biasanya yang bertubuh atletis atau tampan sesuai dengan selera
masing-masing. Aktivitas homo tersebut juga mempunyai kalimat khusus
tersendiri, seperti bottom (bot),57 top,58 dan lain sebagainya yang memang jelas itu
dilakukan kepada sesama laki-laki.59

Fakta kedua berupa kasus waria yang ditolak oleh keluarganya kemudian
dipaksa untuk menikah dengan wanita. Singkat cerita pernikahan terjadi dan
ketika mereka hendak melakukan hubungan seksual, laki-laki (waria) tersebut
sama sekali tidak terangsang sama sekali padahal sang wanita sudah berusaha
merangsang laki-lakinya dengan berbagai cara seperti merayu, telanjang dan
sebagainya.60 Menanggapi kasus ini, penulis sowan kepada ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI), KH. Thoha Abdurrahman. Menganalisa kasus ini beliau
menuturkan bahwa,

“o ndak boleh dikawinkan itu, wong dia perasaannya seperti


perempuan kok dinikahkan dengan perempuan, ndak boleh .. . nikah itu
harus dicari secara fisik dan secara mentalnya.. .”61

57
Bottom = dasar, pantat, tempat duduk, kapal, paling bawah, menaruh tempat duduk
pada .. –lihat kamus- istilah yang digunakan untuk menunjukkan pasangan gay yang dibawah,
dirinya menjadi objek penetrasi alat kelamin laki-laki pasangannya.
58
Top = puncak, paling atas, paling tinggi, ..-lihat kamus- istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pasangan gay yang diatas, menjadi subjek penetrasi alat kelamin laki-laki kepada
pasangannya (sesama laki-laki).
59
Hasil wawancara dengan Hendri, gay daerah Magelang. Jumat. 25 Desember 2015
WIB melalui media sosial BBM.
60
Penulis mendapatkan cerita dari salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta, Rukmn. Selasa, 26 Januari 2016 pukul 13.30 di Warung Es Bang Joe Selokan
Mataram Yogyakarta.
61
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 26


Fakta ketiga, menurut cerita Ibu Shinta Ratri, di Yogyakarta ini ada lima
kasus waria yang dipaksa dinikahkan dengan wanita normal dan mereka berhasil
mempunyai anak. Namun ditengah perjalanan pernikahan mereka, sang suami
tidak dapat membendung rasa untuk menjadi waria lagi. Akhirnya sang istri
diceraikan dan sang mantan suami tersebut kembali menjadi waria dan kembali ke
komunitas waria lagi sebagai waria seutuhnya.62

Penulis juga mengkonfirmasikan kasus ini terhadap KH. Thoha


Abdurrahman, beliau malah curiga terhadapkasus fakta ketiga tersebut.

“ya tanya istrinya itu, warianya itu laki atau tidak, kok bisa
mempunyai anak .. . jangan-jangan dari laki-laki lain .. . kalau dia bukan
laki-laki yandak boleh, sebab waria itu ada yang seperti laki ada yang
seperti perempuan. Kelaminnya juga seperti itu, ada yang seperti laki-laki
ada yang seperti perempuan.”

“kalau waria seperti laki ya boleh aja “kumpul” dengan wanita..“63

Penulis menjadi curiga bahwa beliau sudah tahu bahwa sebenarnya


kejiwaan atau perasaan waria itu mendekati sempurna seperti perempuan. Jadi
ketika didekatkan dengan sesama perempuan maka dia tidak akan merasa
“bergairah” layaknya suami istri. Secara kasar bisa dikatakan bahwa jangan-
jangan sudah terjadi “sumbangsih” dari laki-laki lain sehingga istri tersebut
sampai mempunyai anak. Maka dari itu beliau sangat menyarankan untuk
meminta konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan.

Fakta keempat, waria mempunyai keluarga yang terdiri dari ayah – ibu
(waria) – dan anak (wanita normal) meskipun bukan anak kandung.64 Ibu Shinta
Ratri menceritakan bahwa dia mempunyai keluarga, dia mempunyai suami dan
seorang anak adopsi bernama Mbak Gendis, seorang wanita tulen.

62
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 13 Januari 2016.
63
KH. Thoha Abdurrahman, .. Rabu, 16 Maret 2016.
64
Ibu Shinta Ratri, ... Minggu, 31 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 27


Dalam pembelajaran PAI di pesantren waria tersebut yang diikuti oleh
beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga sempat dibahas
mengenai keluarga waria. Seperti yang diungkapkan oleh M, mahasiswa UII
Yogyakarta dalam diskusi keagamaan di pesantren tersebut. dia menyebutkan
bahwa:

“....bahwa selama ini waria itu dilihat sebagai orang yang


kemudian dalam tanda petik “sebagai orang yang tidak cukup pantas untuk
membesarkan anak?”gitu? Masyarakat kan melihatnya begitu, seolah-olah
anak-anak yang dibuang, atau anak2 jalanan itu mending tidak usah
bersama mereka daripada bersama mereka gitu.”

“Padahal kita tahu bahwa teman2 waria ketika mereka niat untuk –
oke aku akan membesarkan anak ini dan merawatnya- mereka ya benar2
mencukupi kebutuhan sandang pangan, terus kemudian juga membesarkan
mereka dengan pintar, gitu .. .”65

Kemudian diperkuat oleh F, yang juga mahasiswa UII Yogyakarta,

“iya, ikut menambahkan. Sebenarnya lebih ke kalau saya lebih ke


re-definding apa makna keluarga itu. Jadi lebih kaya ketika ibu Shinta dan
gendis, ya itu keluarga gitu.. . bahka keluarga tidak harus bapak-ibu dan
anak, bisa bapak dan anak, ibu dan anak atau waria .. . itu ya bisa disebut
keluarga.”66

Fakta kelima, cerita dari YS (waria) yang memungut anak laki-laki usia
SMP dari jalan karena merasa kasihan kemudian sementara waktu tinggal di
kost’an, dia tidak kemudian “diemplok dewe” seperti homo pada umumnya.67
Mbak YS menceritakan ketika dia berjalan tengah malam dia melihat seorang
65
Hasil Pembelajaran PAI di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta, Minggu, 31 Januari 2016
pukul 18.24 WIB di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
66
Pembelajaran PAI ... Minggu, 31 Januari 2016.
67
Hasil wawancara dengan Mbak YS, santri waria PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Minggu, 7 Januari 2016 pukul 17.30 di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 28


anak dengan seragam SMP duduk terpojok disebuah emperan toko. Mbak YS
kemudian bertanya kepada anak tersebut ternyata dia asli Banjarnegara,
ngglandang ke Yogyakarta karena dia stress masalah keluarga dirumah. Singkat
cerita karena kasihan Mbak YS mengajak dia tinggal sementara di kost’an.
Setelah beberapa hari dan akan tersebut sudah terlihat membakik maka Mbak YS
berinisiatif mengantar ke Banjarnegara. Akhirnya sampailah anak tersebut
kerumahnya dan berakhir sudah tugas Mbak YS.

“Dulu pengalamanku juga pernah, pas masih di PKBI dulu kan


awalnya Cuma menolong remaja jalanan gitu, dia kelas 3 SMP dan kabur
dari rumah. Ketika ketemu dengan aku, dia bilang pengen cari pengalaman
bla-bla-bla .. . trus aku bilang, tidak semudah itu kamu cari pengalaman,
jalanan itu keras bla-bla-bla .. . nanti akan ada kekerasan sama kamu,
akhirnya yauda kamu ikut aku aja dikama, di kost gitu ya .. . ya saya
rawat, saya latih, dia suruh ngamen,”

“Tapi disitulah, tetep ada pandangan negatif, artinya dari


lingkungan bahkan dari temen2 sendiri, itu .. . padahal tujuan saya biar dia
tidak dijalan, karena jalan itu keras. Iya, dia masih kelas 3 SMP masih
sangat muda terus saya bersyukur .. . sekitar tiga bulan, jadi saya beliin dia
gitar, saya di PKBI, dia ngamen sore pulang da tidak ada blas sama sekali
artinya e .. . apa namanya, emosi cinta .. . karena saya mengkhawatirkan
dia dijalan bagaimana sampai saya kerumahnya, ketemu orang tuanya di
banjarnegara.”

“Ya itulah saya rasa memang itu bentuk komunikasi, awalnya


anaknya tidak mau pulang sama sekali akhirnya dia mau pulang, ketemu
bapak ibuknya sampai dia menamatkan STM nya .. . dan alhamdulillah
sekarng dia kerja di jakarta.”

Ada Surga Bagi Waria Page 29


“Tapi ya pas selama tiga bulan itu .. . “alah paling2 nanti dimakan
oleh YS sendiri,” nah gitu lo .. .”68

Fakta keenam, yang juga ikut membedakan waria dengan gay adalah
masalah keterbukaan. Gay atau homo biasanya tertutup, maksudnya
menyembunyikan identitas ke-homo-an dari publik. Untuk mengetahui apakan
mereka homo atau tidak biasanya menggunakan ciri-ciri khusus atau melalui
komunitas. Berbeda dengan waria, mereka malah terbuka secara status dan
kesehariannya.

“tapi teman disini welcome dengan orang baru gitu kah?”

“iya, bahkan banyak yang dari luar negeri, dari Jepang, dari Eropa,
bahkan dari kedutaan Kemensos Timor Leste itu juga pernah.”69

Fakta ke tujuh, yang menurut penulis menjadi alasan yang sangat


mendasar adalah bahwa waria merupakan taqdir Allah Swt. pernah terjadi kasus
ustadz Hamroli membuat tulisan berjudul “Pondok Pesantren Waria Ingin
Merubah Waria Menjadi Laki-Laki Sejati” yang dimuat koran Kedaulatan Rakyat
waktu itu. Akhirnya para santri protes kepada beliau karena mereka merasa beliau
belum tuntas dalam memahami waria.

“Artinya kita ini waria, tidak bisa dikembalikan menjadi laki-laki.


Nah, disitulah kita tahu bahwa pak hamroli ternyata tidak selesai dalam
memahami waria. Iya, artinya pak hamroli tidak mengerti bahwa waria itu
sudah dari dalam, sudah kita dari kecil. Bukan hanya karena kita ada di
pondok pesantren lalu kita berubah menjadi laki-laki. Kalau toh itu bisa
berubah, itu fisiknya saja .. . dalamnya tidak mungkin.”70

68
Pembelajaran PAI, ... Minggu, 31 Januari 2016.
69
Ibu Shinta Ratri, ... Senin, 15 November 2015.
70
Ibu Shinta Ratri, ... 2 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 30


Misal contoh kasus yang terjadi pada mbak Ry, yang lahir dari keluarga
tentara dan sempat meniti karir sampai DPDR, atau kasus pernikahan waria
dengan wanita normal yang ternyata sifat ke-waria-annya tidak bisa hilang, atau
kasus ibu Shinta yang mempunyai anak dan beberapa kasus lain kiranya bisa
merepresentasikan bahwa memang waria merupakan hasil dari “kreatifitas” Tuhan
dalam menciptakan umat manusia beserta ketetapan yang melekat kepadanya.

Hal ini secara tidak langsung bisa diartikan juga bahwa ketika ada waria
yang memang alami menjadi waria (nature) bukan (nurture) maka bisa disamakan
dengan meragukan atau bahkan tidak menerima ciptaan-Nya. Memang disini akan
muncul bagaimana membedakan waria nature atau nurture, untuk menjawab
pertanyaan itu kiranya harus melakukan dialog interaktif tanpa ada unsur
memojokkan terhadap waria itu sendiri. Dari dialog tersebut nantinya akan
muncul banyak semacam ciri khusus mana yang nature atau nurture.

“Iya .. prihatin saja, karena satu, memang tidak mudah untuk


menjelaskan kepada masyarakat yang heterogen bahwa waria itu juga
suatu keinginan untuk menjadikan diri kita menjadi seperti perempuan.
Saya kira memang sudah menjadi ketentuan pencipta-Nya nya. Saya juga
tidak tahu kenapa Tuhan menciptakan orang seperti saya yang berbeda
secara orientasi seksual, secara gender gitu.”

“Kalau kami menjadi seperti ini bukan keinginan kami semata,


karena ini adalah taqdirnya Tuhan.”71

Pengakuan mbak Ry tersebut merupakan salah satu dari banyak pengakuan


waria yang memang hal tersebut muncul secara alami dari dalam dirinya. Mereka
tidak menyengajakan untuk menjadi seperti perempuan namun hal tersebut
mengalir bagaikan air yang mengalir.

Penelitian ini tidak bertujuan memihak salah satu sisi, tidak juga mencari
kompromi teoris, namun penulis dalam penelitian ini tidak menganggap sama

71
Wawancara dengan Ibu Rully Malay, santri waria PP. Waria AL-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 6 Februari pukul 11.30 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 31


antara gay-lesbian dengan waria. Dari fakta diatas penulis menarik kesimpulan
bahwa waria sering disamakan dengan gay karena dianggap dalam memenuhi
kebutuhan seksual layaknya kaum gay. Namun penulis lebih menitik beratkan
kepada perasaan dan psikologis waria sendiri yang seperti perempuan meskipun
secara fisik kebanyakan masih berjenis kelamin laki-laki.

Pertimbangan pertama jika waria disamakan dengan gay maka tidak akan
ada pembahasan tersendiri dalam masalah L – G – B – T. Hal ini jelas
membedakan pembahasan diantara masing-masing.

Pertimbangan kedua jika waria disamakan dengan gay dengan berasumsi


bahwa waria dalam memenuhi kebutuhan seksualitas disamakan dengan gay maka
tidak sepenuhnya benar. Telah disinggung diatas bahwa dalam dunia gay ada
beberapa istilah khusus namun dalam waria tidak ditemukan hal demikian.
Penulis juga menemukan fakta bahwa ada waria yang dipaksa menikah dengan
wanita normal namun waria tersebut tidak bernafsu sama sekali, menunjukkan
bahwa hasrat ke-laki-laki-an waria sudah tidak ada meskipun memiliki kelamin
laki-laki. Berbeda dengan gay yang mempunyai kelamin laki-laki dan berhasrat
dengan sesama laki-laki.

Pertimbangan ketiga waria juga tidak bisa disamakan dengan biseks, 72 itu
juga tidak benar. Penulis menemukan fakta bahwa waria tidak berhasrat dengan
perempuan karena menganggap dia juga seperti dirinya sebagai perempuan.
Namun waria akan merasa senang tersanjung dan jatuh hati kepada laki-laki yang
disukainya, bukan kepada setiap laki-laki. Namun tidak berarti terus menjurus
pada masalah berhubungan badan, karena waria tidak se-murahan itu. Jika ada
waria yang melakukan hal tersebut maka mereka adalah oknum.73

Waria juga tidak bisa disamakan dengan laki-laki yang berpenampilan


seperti wanita. Jika demikian dipakai maka seharusnya akan ditemukan banyak

72
Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 207. -
Biseks adalah orang yang mempunyai sifat-sifat kedua jenis kelamin atau orang yang tertarik
kepada dua jenis kelamin, baik laki-laki atau perempuan.
73
Mbak Nur Maya Tong-Tong, ... Minggu, 31 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 32


sekali waria dan harus mengakui dan diakui sebagai waria juga. Seperti contoh
ketika seorang artis laki-laki yang menyengaja memainkan peran wanita dan
sebaliknya, laki-laki yang menaiki sepeda motor bebek,74 laki-laki yang berambut
panjang, laki-laki yang mengalami obesitas type Adroid,75 namun waria tidak se-
sederhana itu. Mereka tidak hanya sekedar berhias, memakai pakaian wanita,
membesarkan payudara atau bahkan sampai operasi ganti kelamin namun lebih
pada perasaan mereka adalah seorang wanita. Senada dengan pernyataan penulis,
ketua MUI Yogya menuturkan:

“gay itu kan tindakan kan, bukan taqdir. Waria ndak bisa
disamakan .. . dan memang waria juga ndak boleh hubungan seksual
dengan sama-sama waria, ndak boleh .. .”76

74
Dalam masyarakat dikenal motor bebek, pit bebek atau motor wedok, pit wedok.
Dikenal juga motor lanang atau pit lanang. Tidak jarang laki-laki memakai pit bebek dan wanita
memakai pit lanang. Jika merujuk pada kaidah “laki-laki yang berpenampilan seperti wanita”
maka laki-laki harus naik pit lanang dan wanita harus naik pit bebek dan harusnya laki-laki yang
naik pit bebek juga dianggap sebagai waria.
75
Type buah apel (Adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhan lemak yang
berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Jika laki-laki
obesitas type ini maka akan mengalami pembesaran dada layaknya wanita.
76
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 33


WARIA BELAJAR AGAMA ISLAM

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan


ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam, bersikap
inklusif, rasional, dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam
hubungan kerukunan dan kerja sama antara ummat beragama untuk mewujudkan
persatuan nasional.77 Pendidikan Agama Islam memberikan pengetahuan dan
keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agama Islam yang berlandaskan aqidah, akhlak, dan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran PAI


diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran agama Islam peserta didik, disamping untuk membentuk
keshalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau keshalehan pribadi itu diharapkan
mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya
(bermasyarakat) baik yang seagama maupun yang tidak serta dalam berbangsa
dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah
wathoniyah) dan bahkan ukhuwah insaniyah.78

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa


agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia.79 Dilihat dari sudut ruang
lingkup pembahasannya, unsur-unsur PAI di antaranya:

1. Keimanan
Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak yang Maha
Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujud-Nya yang sering disebut dengan

77
UU. No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
78
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2002), hlm. 75.
79
M. Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi PAI di Sekolah Umum, (Yogjakarta: Sukses Offset, 2007), hlm. 95.

Ada Surga Bagi Waria Page 34


tauhid. Tauhid menjadi rukun iman dan prima causa seluruh keyakinan
Islam.80 Keimanan merupakan akar pokok agama, pengajaran keimanan
berarti proses belajar mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan.
2. Aqidah Akhlaq
Kata akhlak berawal dari bahasa Arab yang berarti bentuk kejadian
dalam hal ini bentuk batin atau psikis manusia. Akhlak merupakan aspek
sikap hidup atau kepribadian hidup manusia sebagai sistem yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah. Manusia dan lainnya yang dilandasi oleh
aqidah yang kokoh. Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses
kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar
berakhlak baik.81
3. Ibadah
Ibadah menurut bahasa artinya, taat, tunduk, turut, ikut dan doa.82
Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk pengabdian
yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik bentuknya, caranya,
waktunya serta syarat dan rukunnya seperti shalat, puasa, zakat dan lain-
lain.83 Pengajaran ibadah ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
ibadah tetapi juga menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga
situasi proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
4. Muamalah/Sikap
Muamalah merupakan sikap hidup dan kepribadian hidup manusia
dalam menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi dengan keimanan
yang kokoh.84 Sebagaimana yang diungkapkan Thoha Husein bahwa
tujuan hidup manusia adalah untuk memecahkan peradaban.85 Setiap
proses kehidupan seharusnya mengandung berbagai kebutuhan

80
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hlm. 199-200.
81
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2001), hlm. 70.
82
Muhammad Daud Ali, Pendidikan ..., hlm. 244.
83
Zakiah Daradjat, Metode Khusus ..., hlm. 73.
84
Muhaimin, Paradigma Pendidikan ..., hlm. 23
85
Syahrin Harahap, Al-Qur’an dan Sekularisasi, (Yogya: Tiara Wacana, 1994), hlm. 62.

Ada Surga Bagi Waria Page 35


masyarakat, sehingga out put pendidikan sanggup memetakan sekaligus
masalah yang sedang dihadapi masyarakat.
5. Syari’ah
Bidang studi syari’ah merupakan pengajaran dan bimbingan untuk
mengetahui syariah Islam yang di dalamnya mengandung perintah agama
yang harus diamalkan dan larangan agama yang harus ditinggalkan.
Pelaksanaan pengajaran syari’at ini ditujukan agar normanorma hukum,
nilai-nilai dan sikap-sikap yang menjadi dasar pandangan hidup seseorang
muslim, siswa dapat mematuhi dan melaksanakannya sebagai pribadi,
anggota keluarga dan masyarakat lingkungan.

Untuk mendukung hal tersebut maka perlu sebuah pendekatan. Menurut


Wina sanjaya pendekatan merupakan titik tolak atu sudut pandang kita terhadap
poses pembelajaran istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.86 Penggunaan
pendekatan dalam pembelajaran sangat penting karena dengan pendekatan
tersebut akan memberikan pandangan kepada guru bagaimana cara memberikan
materi yang baik kepada siswa terlebih waria.
Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa pendekatan yang
dianggap perlu dalam proses pembelajaran yang dianggap paling urgen dalam
pengajaran sehingga dapat mempengaruhi pembelajaran siswa khususnya waria.
Beberapa pendekatan tersebut diantaranya:
1. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Strategi ini juga dinamakan strategi “ chalk and
talk”87 yang dalam kamus Inggris indonesai chalk bermakna kapur dan

86
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ..., hlm. 127.
87
Zuldafrial, Strategi Belajar Mengajar (Surakarta: Cakrawala Media, 2012), hlm. 114.

Ada Surga Bagi Waria Page 36


talk bermakna berbicara88 yang jika diambil kesimpulan adalah
pembelajaran yang hanya terbatas pada menulis di papan tulis dan
dijelaskan dengan lisan.
Biasanya guru yang menyampaikan materi tersebut dengan
menggunakan metode ceramah yang mana metode mengajar ini hanya
menyampaikan bahan pelajaran degan komunikasi lisan. Metode ini sangat
ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian inforrmasi dan
pengertian.89
2. Pendekatan Kontektual
Pendekatan kontektual adalah proses pembelajaran yang menekankan
pada poses menghubungkan materi dengan alam sekitar atau kehidupan
nyata. Pembelajaran kontektual adalah sebuah sistem yang merangsang
otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut dia
mengatakan bahwa pembelajaran kontektual adalah suatu sistem
pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-
hari siswa.90 Pendekatan pembelajaran ini sangat cocok bagi waria yang
mengalami sendiri dinamika kehidupan yang dialami oleh waria sendiri,
sehingga waria dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
Mengingat latar belakang pendidikan umum maupun pendidikan
agama daripada santri waria sendiri yang beraneka ragam, penulis sengaja
lebih menitik beratkan pada kedua pendekatan tersebut meskipun tidak
menutup kemungkinan juga menggunakan pendekatan lain secara implisit.
Dalam pendekatan ekspositori ini sangat membantu waria untuk
memahami materi-materi yang membutuhkan penjelasan dari sang ustasz.

88
John M. Echol dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English Indonesian
Dictionary, (Jakarta: Gramedia, 2014), hlm, 132.
89
Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006), hlm. 13.
90
Rusman, Model-Model Pembelajaran ..., hlm. 187.

Ada Surga Bagi Waria Page 37


Disamping itu juga sangat membantu santri waria untuk lebih men-tahsin-
kan bacaan atau hafalan tertentu dihadapan ustadz langsung.
Sedangkan untuk pendekatan kontekstual sendiri juga sangat
membantu santri waria untuk dapat berdiskusi, curhat, bertukar pikiran dan
membahas permasalahan-permasalahan yang dialami waria dalam
kehidupan sehari-hari untuk dicarikan solusi terbaik. Para santri waria juga
tidak akan bosan atau jenuh karena membahas isu-isu kekinian. Disamping
itu juga bisa lebih menarik minat para mahasiswa atau guest yang
kebetulan berkunjung ke pesantren tersebut untuk berperan aktif dalam
diskusi keagamaan yang diselenggarakan.

Ada Surga Bagi Waria Page 38


PONDOK PESANTREN

Pada zaman walisongo, pondok pesantren memainkan peran penting dalam


penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Juga pada zaman penjajahan Belanda,
hampir semua peperangan melawan pemerintah kolonial Belanda bersumber atau
paling tidak dapat dukungan sepenuhnya dari pesantren.91 Pondok merupakan
madrasah dan asrama tempat mengaji, belajar agama Islam. 92 Istilah pondok
dalam konteks dunia pesantren berasal dari pengertian asrama-asrama bagi para
santri. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di
depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri.93 Definisi singkat istilah
pondok pesantren adalah tempat tinggal sederhana kyai bersama para santrinya. 94
Kemudian jika dilihat dari unsur-unsur yang setidaknya ada di sebuah pondok
pesantren, Zamakhsyari Dhofier menyebutkan ada lima elemen utama pesantren
yaitu pondok, masjid, pengajian kitab-kitab klasik, santri dan kiai.95

Menurut Ridlwan Nasir yang dijelaskan dalam bukunya setidaknya ada


lima klasifikasi pondok pesantren yaitu:

1. Pondok pesantren salaf/klasik yaitu pondok pesantren yang didalamnya


terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal
(madrasah) salaf.
2. Pondok pesantren semi berkembang yaitu pondok pesantren yang
didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf, dan sistem klasikal swasta
dengan kurikulum 90% agama dan 10% umum.
3. Pondok pesantren berkembang yaitu pondok pesantren seperti semi
berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang
kurikukulumnya, yakni 70% agama dan 30% umum.

91
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 149.
92
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1221.
93
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 13.
94
Hasbullah, Sejarah Pendidikan ..., hlm. 142.
95
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 55.

Ada Surga Bagi Waria Page 39


4. Pondok pesantren khalaf/modern yaitu pondok pesantren yang hampir
sama dengan pondok pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih
lengkap. Antara lain diselenggarakannya sistem sekolah umum dengan
diniyah, perguruan tinggi umum maupun agama, bentuk koperasi
dilengkapi dengan takhasus (bahasa Arab dan Inggris).
5. Pondok pesantren ideal yaitu sebagaimana bentuk pondok pesantren
modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap, terutama
bidang keterampilan yang meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan
dan benar-benar memperhatikan kualitasnya dengan tidak menggeser ciri
khusus kepesantrenannya yang masih relevan dengan kebutuhan
masyarakat/ perkembangan zaman.96

Mengenai masalah metode yang digunakan dalam pondok pesantren,


metode tersebut sangat erat kaitannya dengan tipologi pondok pesantren itu
sendiri. Beberapa metode yang sering digunakan diantaranya adalah Sorongan,
Wetonan, Bandongan, Muhawarah/ Muhadatsah, Mudhakarah, Majelis Ta’lim,
Kursus-Kursus, Pelatihan, Karya Wisata, Eksperimen, Sosiodrama, Simulasi,
Kerja Kelompok.97
Namun realita di lapangan, ada beberapa pesantren yang bisa dibilang unik
karena tidak sesuai dengan standar pesantren pada umumnya. Seperti contoh
pesantren Pondok Pesantren Maulana Maghrobi,98 di Wire, Tuban, Jawa Timur.
yang diasuh oleh KH. Subchan Akbar Mubarok. Menurut sejarah, pesantren
tersebut dulu merupakan tempat pembuangan sampah dan sarang ular. Seiring
dengan bisikan gaib yang di terima oleh KH. Subchan Akbar Mubarok, beliau
kemudian membeli tanah tersebut dan membangun pesantren disana. Kemudian

96
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), hlm. 88.
97
Anin Nurhayati, Kurikulum Inovasi Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Pesantren, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 63.
98
Baskoro, “Pondok Pesantren Perut Bumi”, dalam
https://tubanonline.wordpress.com/2009/09/14/pondok-pesantren-perut-bumi/, diakses 4 Januari
2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 40


Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah,99 yang
terkenal dengan nama Pondok Pesantren Masjid Tiban. Kemudian ada juga
Pondok Pesantren Preman,100 yang berada di jalan Perbalan Purwosari I Semarang
dengan pengasuh Gus Tanto. Pesantren tersebut tidak memiliki tempat khusus
seperti asrama dan masjid layaknya pesantren pada umumnya. Pesantren tersebut
juga tidak menampung santri yang rajin belajar mengaji dan lain sebagainya,
melainkan berisi para preman.

99
https://id.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pesantren_Bi_Ba%E2%80%99a_Fadlrah, diakses
4 Januari 2016.
100
Parwito, “Taklukan Preman Terminal, Gus Tanto Dirikan Ponpes Napi Napi Taubat”,
dalam http://www.merdeka.com/peristiwa/taklukan-preman-terminal-gus-tanto-dirikan-ponpes-
napi-napi-taubat.html, diakses 4 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 41


REALITA WARIA DI YOGYAKARTA

Pembahasan LGBT memang selalu menjadi perbincangan yang menarik.


Ditengah kerasnya penolakan terhadapnya, ada sebuah kesadaran yang bangkit
yang meletakkan bahwa LGBT juga merupakan kelompok minoritas yang perlu
dilindungi. Kesadaran yang bangkit ini paling tidak berasal dari dua kontkes,
pertama banyaknya pelanggran HAM berupa diskriminasi dan kekerasan yang di
alami oleh kaum LGBT dan kedua, tumbuh kembangnya kesadaran atas nilai-nilai
kemanusian.101 Hal ini diperkuat dalam perangkat hukum normatif hak asasi
manusia yang meletakkan dasar anti diskriminasi, termasuk didalamnya
diskriminasi seksual dan orientasi seksual.

Menurut sejarahnya, realitas LGBT sudah ada sejak zaman dahulu kala.
LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender/Transeksual. Mereka merupakan orang yang mempunyai orientasi
seksual yang berbeda dengan masyarakat umumnya. Seperti Lesbian yang
merujuk pada perempuan yang suka dengan perempuan juga, gay yang merujuk
pada laki-laki yang suka dengan sesama laki-laki juga, biseksual yang suka
dengan sejenis maupun lawan jenis, transgender yang merujuk pada laki-laki yang
berpenampulan dan bergaya layaknya perempuan, dan transeksual yang merujuk
pada pergantian kelamin.

Fenomena LGBT selalu menjadi persoalan dan perdebatan. Berbagai


alasan digunakan untuk menyudutkan dan berusaha menyingkirkan LGBT, mulai
dari teori media sampai ajaran paham keagamaan. Mereka yang kontra dengan
adanya LGBT ini menganggap bahwa perilaku kaum tersebut merupakan perilaku
yang menyimpang, tidak sejalan dengan norma-nilai yang ada, bentuk penyakit
seksual, dan lain sebagainya. Namun hal ini langsung dibantah dengan tegas oleh
ketua MUI Yogyakarta,

101
Indana Laazulfa, Menguak Kekerasan & Diskriminasi pada LGBT di Indonesia,
(Jakarta: Arus Pelangi, 2013), hlm. 2.

Ada Surga Bagi Waria Page 42


“ndak bisa .. . yang menghakimi ya Tuhan, jangan kita kan gitu .. .
ada Tuhan kok dihakimi kita.”

“La itu, itu sudah saya undang FJI itu, “kamu mau apa kesana
demontrasi?” ndak pak .. . “tanya kok bawa orang banyak, mbok satu
orang dateng, atau datang pada saya sudah selesai.” Akhirnya dia minta
maaf .. . Jangan melakukan itu, nanti dianggap teroris.”

“Jadi jangan keras2 juga seperti FJI atau Mujahidin itu, jangan
gampang menganggap orang melanggar .. .”102

Jika dilihat secara saksama, perbedaan masyarakat normal pada umumnya


dengan LGBT hanyalah pada orientasi seksual semata. Namun realita di lapangan
menunjukkan adanya begitu kerasnya pembeda-bedaan diantara keduanya.
Akhirnya terjadilah diskriminasi dan marginalisasi LGBT di hampir semua sisi
kehidupan masyarakat, seperti hak dan kewajiban beribadah, hak dan kewajiban
bersosial, hak dan kewajiban bekerja, hak dan kewajiban berbegara dan
sebagainya.

Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai semboyan Bhineka


Tunggal Ika ini ternyata juga tidak terlepas dari realita LGBT, salah satunya
adalah Transgender/ Transsexual. Mereka merujuk pada laki-laki yang berdandan
dan bertingkah laku layaknya wanita juga sering disebut dengan waria, wandu,
wadam atau bencong. Indonesia sendiri, keberadaan LGBT tersebut sudah
menyebar luas hampir di seluruh wilayah, salah satunya adalah di DI Yogyakarta.

Yogyakarta yang merupakan kota ragam budaya ini juga mempunyai


realitas bahwa terhadapat kehidupan waria dikota tersebut. Terdapat beragam
komunitas waria di Yogyakarta ini, mulai dari waria salon, waria ngamen, waria
kesenian, waria pekerja seks dan masih banyak lagi yang terkumpul dalam satu
wadah besar yang bernama IWAYO (Ikatan Waria Yogyakarta), yang jumlahnya

102
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 43


mencapai 10 komunitas waria. Menurut hasil wawancara dari Ibu Shinta Ratri
yang merupakan mantan ketua IWAYO, menjelaskan bahwa:

“Kalau di Iwayo itu kita punya anggota ada dua ratus dua puluh
tiga. Terdiri dari sepuluh komunitas besar, komunitas yang tersebar di
DIY. Ada komunitas waria ngamen, ada komunitas waria salon, ada
komunitas waria ke pelacur pekerja seks, yang komunitas pekerja seks itu
ada dua. BI sama Prambanan. Kemudian waria Sidomulyo, waria ini
komunitas waria yang tinggal satu kampung. Kemudian ada komunitas
waria Kotagede, komunitas waria Kotagede itu komunitas waria yang
berkesenian. Kemudian ada komunitas Warkop. Warkop itu waria
kulonprogo. Temen-temen waria yang dari kulonprogo. Kemudian ada
Iwaba, IkatanWaria Bantul. Nah ini, kita tergabung jadi satu itu dalam
Iwayo itu.”103

Menitik pada penjelasan diatas bahwa terdapat banyak sekali komunitas


waria di Yogyakarta dengan berbagai ciri khas masing-masing. Disinilah yang
nantinya membedakan antara PP. Waria Al-Fatah dengan komunitas waria yang
lain. sudah barang tentu juga menjadi alasan yang kuat untuk tidak memukul sama
rata bahwa yang namanya waria pasti merujuk pada hal yang negatif. Lanjut lagi
Ibu Shinta menegaskan bahwa ruang gerak Iwayo sanagt berbeda dengan
pesantren waria tersebut.

“Nah, kerja-kerja kita adalah kerja advokasi. Kerja advokasi itu


adalah kerja dimana kita mem-Push Up pemerintah untuk itu tadi,
memberikan hak-haknya kepada waria, untuk memberikan bantuan
finansial.”

“Kalau disini, di Pesantren itu kita melulu pembelajaran tentang


religius-nya, keimanan-nya, agama-nya. Jadi tidak semua dari dua ratus
dua puluh tiga ini tidak semuanya tertarik belajar agama. nah, dengan

103
Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, Pemimpin PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta, 02
Februari 2016, pukul 11.30 WIB.

Ada Surga Bagi Waria Page 44


alasan tadi yang saya sebutkan itu datang empat puluh orang untuk
bergabung disini. Jadi hanya sekitar dua puluh persen. Karena dengan itu
tadi, dengan alasan tiga itu tadi.”104

Jelas perbedaan ruang gerak antara Iwayo dengan PP. Waria ini. Para
waria yang tergabung dalam Iwayo bergerak dalam bidang advokasi, sedangkan
pesantren waria mengajarkan bagaimana waria beriman kepada Allah Swt. kedua
hal tersebut tidak bisa disamakan sama sekali. Meskipun pesantren waria juga
berkeinginan untuk diakui oleh negara namun tetap yang menjadi fokus utama
adalah bagaimana waria menemukan Tuhan-nya.

104
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 45


PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA

Menurut sejarah, PP. Waria Al-Fatah dulu berada di Desa Notoyudan G II


/ 1249 Rt 85 Rw 24, Ngampilan Yogyakarta.105 Pesantren tersebut bermula dari
keprihatinan para kaum waria atas terjadinya gempa Yogyakarta tahun 2006.
Mereka ingin juga ambil bagian untuk ikut mendoakan para korban gempa.

“Awal mula berdirinya pp itu adalah ketika e .. gempa tahun 2006


di Yk itu waria yang meninggal kan ada 6, terkena gempa itu. Kemudian
kami, teman2 waria itu mengadakan doa bersama untuk mendoakan e ..
khususnya pada para waria kemudian meluasnya ke para korban, yang
menjadi korban gempa pada waktu itu.”

“e.. organisasi waria pada waria pada waktu itu belum terbentuk.
Tetapi kita punya organisasi yang namanya tingkat seni waria. Jadi lewat
sanggar seni inilah kita mengundang teman2 untuk datang. Pertamanya
disini, dirumah saya ini untuk dosa bersama. Dan doa bersama pada waktu
itu lintas agama. artinya kita mengundang pastur, mengundang pendeta,
dan mengundang kyai. Kemudian kita mendapat dana dari teman2 waria di
seluruh jawa itu, kemudian dana itu kita kelola untuk e .. . mengadakan
doa bersama. Awalnya untuk untuk teman2 muslim.”106

Kemudian Ibu Maryani, mendermakan rumahnya sebagai tempat


berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan keagamaan dengan bimbingan KH.
Hamroli. Seiring berjalannya waktu, KH. Hamroli berusaha memperkuat mental
dan semangat mental para santri waria dengan memberikan nama Pondok

105
Hasil Hasil Observasi ke Notoyudan Yogyakarta pada hari Sabtu, 14 November 2015.
Pukul 15.00 WIB.
106
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 2 Februari 2016 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 46


Pesantren. Akhirnya lahirlah Pondok Pesantren Waria “Senin-Kamis” pada
tanggal 28 Juli 2008 dengan segala keterbatasannya.107

“Meski ruangnya sempit dan tidak sebagus pondok pesantren,


namun lebih khusuk dalam beribadah, kami merasa diuwongke. Dengan
bimbingan KH Hamrolie Harun dan 19 ustad yang lain kami mengisi
Ramadan dengan belajar mengaji, salat, berbuka puasa bersama, tarawih,
zikir (shalawat nariyah), tahajud dan sahur. Walaupun hanya 2 kali dalam
seminggu (Senin dan Kamis) bisa mengaji bareng di pondok bagi kaum
minoritas seperti kami sangat berarti,” kata Maryani.108

Beberapa kegiatan di PP. Waria Al-Fatah ini seperti hafalan doa sehari-
hari, bacaan salat, shalawat nariyah dan lain-lain. Tempat tak jadi masalah bagi
Maryani, dan santri Waria namun hati yang lebih penting. Pakaian saat mengaji
juga sederhana, yang mengenakan sarung dan peci di barisan depan sementara
bagi mereka jilbab atau mukena di belakangnya. Menjelang adzan Magrib
terdengar suara mereka mengumandangkan kebesaraan nama Allah dengan
khusyuk.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2013 KH. Hamroli wafat.


Kemudian dilanjutkan oleh Ustadz Murjito dan beberapa Ustadz lain yang
membantu. Pada 21 Maret 2014 akhirnya Ibu Maryani juga wafat. Kegiatan
pesantren sempat vakum beberapa saat. Akhirnya Ibu Shinta Ratri berinisiatif
menggerakkan lagi kegiatan pesantren dan dari hasil diskusi para santri waria,
memutuskan lokasi PP. Waria Al-Fatah pindah ke rumah Ibu Shinta Ratri di
dusun Celenan, Jagalan, Kotagede, Yogyakarta pada bulan Maret 2014.109

Lokasi PP. Waria Al-Fatah di Celenan, Jagalan, Kotagede tersebut bagi


yang tidak cermat akan sedikit kesulitan menemukan karena harus melewati gang
sempit. Disamping itu juga tidak ada papan nama dipinggir jalan utama, namun
107
Dokumentasi Latar Belakang Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
108
http://njowo.multiply.com/notes/item/342, diakses 23 Januari 2016.
109
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 2 Februari 2016 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 47


didepan pesantren tersebut yang sudah ditempel papan nama PP. Waria Al-Fatah .
Bentuk pesantren juga tidak seperti pesantren pada umumnya, melainkan
pesantren tersebut berbentuk rumah tradisional Jawa. Namun ternyata, untuk
menjangkau tempat tersebut bisa bertanya kepada masyarakat sekitar. Mereka
sudah mengetahui keberadaan pesantren waria tersebut.110 hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat sudah mengetahui keberadaan dan mengakui keberadaan
pesantren tersebut.

Ibu Shinta Ratri, yang notabene dulu merupakan tangan kanan Ibu
Maryani mencoba membangun pondasi semangat baru dengan pembenahan di
beberapa sisi pesantren. Dari hasil observasi dan wawancara dengan pengurus
Pesantren tersebut ternyata santri-santri PP. Waria ini mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda. Ada yang dari kalangan ekonomi menengah keatas ada juga
yang dari kalangan ekonomi menengah kebawah. Dulu sempat ada juga yang
mempunyai kelainan menyukai sesama jenis, gay dan lesbian. Namun karena di
expose ke media, mereka yang Gay dan Lesbi perlahan mulai keluar dari
pesantren dengan alasan menjaga Privacy dan sekarang hanya tersisa waria
saja.111 sampai saat ini,masih tersisa sekitar 40 waria yang masih rajin mengikuti
kegiatan di PP. Waria Al-Fatah ini. Menurut tutur Ibu Shinta Ratri,

“Disini kita fokuskan pada tiga gerakan mas. Kedalam, keluar dan
ke pemerintah. Kalo kedalam, waria disini dibelaki ilmu agama agar
mereka nyaman terhadap dirinya sendiri sebagai waria tapi tidak terjebak
dalam seks bebas. Kita melakukan sosialisasi mengenaibahaya
HIV/AIDS, wirausaha, dan lain-lain.
“Kalo yang keluar, kita lebih aktif sosialisasi dengan masyarakat
umum. Dan kepada pemerintah, kita minta pemerintah lebih

110
Hasil Hasil Observasi Lokasi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
111
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 48


memperhatikan keberadaan waria. Ya .. . setidaknya kita diakui seperti
masyarakat umum.”112

Terkait penelitian ini, adalah Pondok Pesantren Waria.113 Pesantren


tersebut berisi para waria dari dari Yogyakarta dan sekitarnya. Meskipun tidak
memenuhi persyaratan seperti yang di syaratkan di atas namun eksistensi
keberadaan pesantren ini benar adanya. Dari hasil investigasi penulis kepada
masyarakat sekitar ternyata mereka mengetahui keberadaan pesantren tersebut dan
memberkan arah jalan untuk menuju ke sana. Kemudian dari observasi penulis, di
temukan papan nama identitas pesantren tersebut.
Beberapa keunikan di pesantren tersebut, para santri waria di persilahkan
memakai mukena layaknya perempuan atau sarung-peci layaknya laki-laki. Dalam
pembelajarannya pun tidak se-formal layaknya pembelajaran pada umumnya.
Pembelajaran berlangsung secara khidmat dan menyenangkan, ada satu waktu
untuk mereka mendengarkan penjelasan dari ustadz, ada waktu mereka berdiskusi
sambil bermain dan ada satu waktu juga untuk mempraktikkan ilmu yang sudah
diajarkan.
Tiga point pokok pesantren tersebut adalah pertama internalisasi ke dalam,
yang berupa pembelajaran agama bagi waria agar sadar bahaya HIV/AIDS dan
sejenisnya. Kedua, sosialisasi ke luar, yang berupa upaya agar waria bisa di terima
oleh masyarakat dan bisa hidup layaknya masyarakat pada umumnya. Ketiga,
waria juga di akui secara kenegaraan.
Visi didirikannya Pondok Pesantren Waria ini adalah ingin mewujudkan
kehidupan waria yang bertaqwa kepada Allah Swt. dan bertanggung jawab
terhadap diri sendiri dan keluarga, serta komunitas / masyarakat / negara
kedaulatan Republik Indonesia.114 dan misi Pondok Pesantren Waria ini adalah

112
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
113
Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Alamat Celenan, Jagalan, Kotagede,
Yogyakarta. Observasi Sabtu, 14 November 2015.
114
Hasil Dokumentasi Visi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.

Ada Surga Bagi Waria Page 49


mendidik para santri menjadi pribadi yang taqwa dengan berbekal ilmu agama
Islam yang kuat dan mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan segala bagian
komponen masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.115
Kyai merupakan salah satu unsur yang ada didalam pesantren. Menurut
asal- usulnya perkataan kyai dalam bahasa jawa dipakai untuk tiga jenis gelar
yang saling berbeda:
1. Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap kramat,
umpamanya, “Kyai Garuda Kencana” dipakai untuk sebutan Kereta Emas
yang ada di Kraton Yogyakarta.
2. Gealar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
3. Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam
yang memiliki atau yang menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-
kitab Islam klasik kepada para santri. Selain gelar kyai, ia juga disebut
dengan orang alim (orang yang dalam pengetahuan keislamanya).116

Khusus dalam PP. Waria Al-Fatah ini, tidak ada panggilan khusus. Para
santri bebas memanggil Kyai, Ustadz, atau Bapak. Tanpa mengurangi rasa hormat
kepada para pengajar di pesantren tersebut, karena pemahaman para santri
memang seperti itu. Beberapa Kyai yang ada di PP. Waria Al-Fatah diantaranya
adalah:
a. KH. Abdul Muhaimin. Beliau adalah pengasuh PP. Nurul Ummahat di
Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. Sosok KH. Abdul Muhaimin telah
dikenal dalam berbagai gerakan perdamaian antaragama di Yogyakarta.
b. Ustadz Arif. Beliau adalah salah satu Dosen di Pusat Bahasa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
c. Ustadz Zakaria. Beliau adalah mahasiswa pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, seangkatan dengan penulis.

Santri di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta merupakan waria


yang tinggal di daerah Yogyakarta. Sebelum menjadi santri di pesantren tersebut
115
Hasil Dokumentasi Misi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
116
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 55.

Ada Surga Bagi Waria Page 50


mereka sudah terkumpul dalam satu wadah besar bernama IWAYO (Ikatan Waria
Yogyakarta), yang terdiri dari kurang lebih sepuluh komunitas waria yang
berbeda. Dari hasil sosialisasi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta ini
kepada sekumpulan komunitas tersebut akhirnya ada sekitar 40 waria, atau sekitar
20% dari jumlah total waria yang ada, yang berminat ngaji di Pondok Pesantren
Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Sekian banyak santri tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda.


Ada yang lulusan fakultas Biologi UGM, mantan DPRD, muallaf, pengamen,
pekerja konersial, perias di salon, penjaga toko, penjual jagung, penyanyi, kuli
angkat junjung dan masih banyak lagi. Mereka tidak sekedar menyempatkan diri,
namun dengan segala keterbatasan yang ada mereka sudah niat lillahi ta’ala setiap
Minggu sore datang ke pesantren untuk menimba ilmu agama Islam.

Ada Surga Bagi Waria Page 51


POSISI PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA

Realita keberadaan waria tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan sosial


masyarakat. Kehadiran PP. Waria ini juga tidak terlepas dari pro-kontra. Mereka
yang kontra menganggap bahwa keberadaan pesantren tersebut menodai kesucian
agama Islam. Pasalnya Islam melarang keras laki-laki yang menyerupai
perempuan dan sebaliknya, cara ibadah yang tidak semestinya dan alasan lain
yang bersifat normatif. Namun di sisi lain, dengan berdirinya pesantren tersebut
malah menjadi solusi jitu untuk mewadai waria dalam rangka lebih mendekatkan
diri pada Allah Swt. Meskipun dengan keadaan seperti itu, namun setidaknya
mereka sudah mempunyai niat untuk beragama. Dan biarkan Allah Swt sendiri
yang akan memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada para waria tersebut.

Terlepas mengenai pro-kontra mengenai keberadaan waria tersebut namun


tetap tidak bijak kiranya mengensampingkan begitu saja keberadaan mereka.
Hemat kata, waria juga bagian dari makhluk Allah Swt. dengan segala ciri khas
ke-waria-annya tersebut. dengan keadaan seperti itu maka masyarakat umum lain
kiranya tidak menutup mata, memukul sama rata bahwa waria merupakan spesies
yang harus dimusnahkan.

Banyak hal yang melatar belakangi mereka untuk memutuskan menjadi


waria. Namun disamping itu mereka juga tidak jenuh melakukan sosialisasi
mengenai keberadan mereka kepada masyarakat umum. Seperti melakukan
kegiatan sosial, ikut terjun dalam kegiatan sosial masyarakat yang ada, melakukan
kegiatan Talk Show, dan lain sebagainya.

Waria yang sering disebut sebagai kaum marjinal yang menurut Paulo
Friere juga membedakan kaum marjinal menjadi dua kelompok. Pertama,
penyandang cacat, yaitu yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan yang
memadai dan pendidikannya dibedakan dengan kaum “normal” yang menjadikan
kaum cacat menjadi terasing dari lingkungan sosial, tereklusi dari sistem sosial

Ada Surga Bagi Waria Page 52


orang-orang normal. Kedua, anak-anak jalanan, kaum miskin yang sudah terbiasa
dengan kekerasan.117

Posisi waria yang cenderung mendekati hampir seperti anak jalanan,


membuat semakin pantas mereka disebut sebagai kaum marjinal. Namun lebih
daripada itu perlu disadari juga bahwa mereka juga berhak mendapatkan
pendidikan sebagaimana mestinya. Realita selama ini, ruang gerak waria di ranah
pendidikan sangatlah sempit. Banyak dari mereka yang tidak mengenyam
pendidikan sebagaimana mestinya. Bagi waria yang mau masuk dalam dunia
pendidikan, mereka hanya bisa masuk di sekolah formal yang kurang bermutu dan
atau masuk pada pendidikan non-formal.118 Maka dari itu tidak heran mengapa
mereka terus termarjinalkan.

Hadirnya PP. Waria Al-Fatah ini, ternyata sedikit banyak membawa


dampak positif terhadap santri waria di Yogyakarta dan sekitanya. Pasalnya,
pesantren tersebut menjadi tempat bernaung, berkumpul waria. Selain berkumpul
mereka juga saling bersosialisasi satu dengan yang lain. dalam sosialisasi tersebut
juga dimasukkan materi-materi keagamaan, dalam hal ini adalah agama Islam.
Yang berarti bahwa waria di PP. Waria Al-Fatah tersebut mempelajari dan
mendalami agama Islam di pesantren tersebut.

“karena mereka itu tidak habis mengerti, bagaimana kita bisa ada
ditengah-tengah. Jadi mereka kadang berpikir, indonesia kan negara islam,
ya mungkin pikiran mereka islam itu seperti islam di arab yang sangat
fanatik, jadi ya mereka heran aja, mereka datang melakukan penelitian,
sekedar kunjungan juga. Ya belum lama itu tadi, dari kedutaan amerika
itu.”

“Suatu ketika itu ada wartawan dari Itali, memotret kita, memotret
kegiatan kita, itu dilombakan .. . na, foto-foto kita ada duaratusan,
akhirnya diketahui semua kepala negara di dunia. Nah itu kemudian,

117
Agung Prihantoro dan Fuad Arif Fudiyar , Politik Pendidikan, Kebudayaan dan
Pembebasan, (Yogjakarta: ReaD, 2002), hlm. 90
118
UUD No 20 Tahun 2003 Pasal 26 tentang Lembaga Pendidikan Nonformal.

Ada Surga Bagi Waria Page 53


seperti biro politiknya, biro politiknya kedutaan amerika ingin tahu, ingin
tahu seperti apa, apa yang kita perjuangkan gitu lo.”119

Berbeda dengan LSM yang memfokuskan pada internalisasi pemahaman


HIV/AIDS dan swadaya ekonomi, PP. Waria Al-Fatah juga membelajarkan
agama Islam kepada waria tersebut. kemudian dalam prosesnya, penyampaian
pembelajaran PAI pada waria disesuaikan dengan kemampuan diri mereka. Maka
dari itu menuntut banyak kesabaran dan kreativitas yang tinggi.

Permasalahan dan perdebatan mengenai waria hubungannya dengan


agama memang sangat kompleks. Namun daripada itu, perlu kiranya melihat dari
berbagai sudut pandang. Sulitnya waria diterima oleh masyarakat yang kekeh
terhadap pemahaman agama yang ada, mengakibatkan waria memilih menjauh.
Dan akibatnya akan semakin jauh dari agama dan masyarakat yang berujung pada
marjilanilsm.

PP. Waria Al-Fatah mencoba menjembatani waria untuk menemukan


Tuhan dari tubuh waria itu sendiri. Tanpa harus memaksa mereka untuk kembali
seperti laki-laki, mereka juga bisa bertuhan layaknya masyarakat umum. Beberapa
kegiatan pembelajaran PAI di pesantren tersebut secara garis besar dikategorikan
menjadi dua, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan non-rutin.

Kegiatan rutin
No Hari Waktu Kegiatan
1 Minggu 16.00- Belajar mengaji, pelajaran
21.00 praktik, solat jamaah, dzikir,
tausiah dan sharing.
2 Minggu-Senin, 16.00- Mengaji, buka bersama, solat
Rabu-Kamis dan 06.00 jamaah, dzikir, sahur bersama,

119
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 54


setiap bulan kultum dan tausiah.
Ramadhan
Gambar 2. Kegiatan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Kemudian Ibu Shinta juga menuturkan bahwa tidak jarang para peneliti
lokal maupun internasional berkunjung ke pesantren waria tersebut untuk
keperluan penelitian atau hanya untuk silaturrahim saja.

“Suatu ketika itu ada wartawan dari Itali, memotret kita, memotret
kegiatan kita, itu dilombakan .. . na, foto-foto kita ada duaratusan,
akhirnya diketahui semua kepala negara di dunia. Nah itu kemudian,
seperti biro politiknya, biro politiknya kedutaan amerika ingin tahu, ingin
tahu seperti apa, apa yang kita perjuangkan gitu lo.”120

Sedangkan kegiatan non-rutin dilaksanakan menurut agenda yang


disesuaikan, seperti mengadakan sosialisasi, seminar, Talk Show, bakti sosial,
ziarah, pengajian umum, dan beberapa PHBI lainnya.

120
Hasil Wawancara dengan Ibu Shinta Ratri, pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
Selasa, 15 November 2015 pukul 11.45 WIB. di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 55


PESANTREN SEBAGAI TEMPAT WARIA BELAJAR PAI

Penulis sengaja menggunakan redaksi “waria” sekaligus “muslimah”


untuk memperjelas bahwa selama ini masih terjadi ketimpangan persepsi. Hampir
semua waria memeluk agama tertentu, terlepas dari bagaimana mereka
mengamalkan ajaran agamanya. Penulis menggunakan istilah waria disini berarti
waria yang beragama Islam atau waria muslimah. Alasan mengapa muslimah
penulis lebih melihat mereka dari sisi psiko-sosio dan seksualitasnya dan secara
tidak langsung membedakan antara waria dengan gay. Disamping itu juga untuk
menghindari penyama-rataan waria non-muslimah dan waria muslimah, karena
masing-masing diantaranya tentu mempunyai perbedaan dan menjadi pembahasan
tersendiri.

Ternyata peggunaan redaksi waria muslimah oleh penulis tersebut juga


senada dengan pernyataan ketua MUI Yogyakarta, beliau menjelaskan bahwa
waria yang mendekati perempuan, jangan dianggap muslim, tapi muslimah.

“Maka diakui sebagai muslimah boleh kalau memang dia


mendekati perempuan, kalau mendekati laki-laki ya jangan dianggap
muslimah. Ada dalam kitab itu khuntsa, ada khuntsa musykil, yang tidak
mendekati laki tidak mendekati perempuan, la itu khuntsa musykil, la itu
yang harus diobati bener-bener. Kalau yang mendekati laki pun bisa
malahan, saya berpendapat bisa dijadikan laki, yang perempuan jadikan
perempuan gitu .. . kalau secara ilmiah itu benar gitu .. . terus yang khuntsa
musykil hanya diobati aja gitu .. . diobati gimana dia bisa normal, kalau
minimal wataknya .. .”

“kalau wataknya laki ya anggaplah laki, kalau seperti perempuan


anggaplah perempuan. Sehingga kalau dia ibadah kan kalau mendekati
laki ya caranya seperti laki, kalau mendekati perempuan ya caranya seperti
perempuan gitu aja .. . gak ada masalah. Bukan hanya masalah ibadah,
waris .. . waris juga, kalau mendekati laki ya seperti laki kalau mendekati

Ada Surga Bagi Waria Page 56


perempuan ya seperti perempuan. Kalau musykil, ya anggaplah diantara
keduanya.”121

Dari penjelasan tersebut bisa ditangkap inti jika waria mendekati sifat laki-
laki maka hukum yang melekat padanya adalah seperti laki-laki, dan jika
mendekati sifat perempuan maka hukum yang melekat padanya adalah seperti
perempuan. Hal ini berarti juga bahwa kacamata yang digunakan untuk
memandang waria tidak hanya sekedar dari sisi seksualitasnya saja namun lebih
ke sisi psikologisnya sebagai perempuan.

Agama Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin bukan hanya sekedar
adagium semata karena mencakup semua dimensi kehidupan. Islam sendiri
kiranya juga tidak memilah dan memilih siapa saja yang berhak dan tidak berhak
– siapa saja yang berkewajiban dan tidak berkewajiban untuk mendekat kepada
Allah Swt. Allah sendiri juga sudah mewanti-wanti kepada semua ciptaan-Nya
untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.122 Senada dengan ini, penuturan ustadz
yang sudah kurang lebih enam tahun mengajar di pesantren waria tersebut
menuturkan bahwa:

“iya .. . prinsip saya sederhana, bahwa agama turun untuk manusia,


kemudian untuk memanusiakan manusia. Keyakinan saya adalah agama
Islam, dan saya mengamalkan ajaran Nabi Muhammad, dan ternyata Nabi
Muhammad diberi wahyu pertama itu adalah dengan kata iqra’, bacalah.
Dan bahwa logika saya perintah membaca itu bukan untuk membaca kitab
karena belum ada Al-Qur’an. Ya namanya wahyu pertama diturunkan kok,
berarti kan belum ada Al-Qur’an. Sederhana saja, bahwa logika saya
adalah bahwa yang diperintahkan saat itu adalah kondisi sosial dan kondisi
alam. Sehingga kata Iqro’ itu kan bukan hanya membaca literal, tapi
bagaimana memahami, menelaah, atau dalam bahasa lain men-tadabbur.
Nah itu yang harus kita lakukan. Saya harus memahami teman-teman
121
Hasil wawancara dengan KH. Thoha Abdurrahman, Ketua MUI Yogyakarta. Rabu, 16
Maret 2016 pukul 15.00 di kediaman beliau, Jl. Babarsari Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
122
Q.S. Adz-Zariyat [51]: 56. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 523.

Ada Surga Bagi Waria Page 57


siapapun itu, waria juga harus dipahami dong. Belum juga kita memahami,
belum juga pernah komunikasi belum juga ngobrol, yang ada berpikiran
buruk.”123

Point pertama bahwa agama tersebut turun untuk memanusiakan manusia.


Jika merenungkan hal ini maka akan teringat oleh Q.S. Al-Baqarah [2]: 30, yang
disitu menceritakan betapa kerasnya protes para malaikat ketika Allah Swt. akan
memperbaiki keadaan muka bumi dengan dipilihnya seorang manusia sebagai
kholifah.

Point kedua terlepas dari penafsiran Mufassir mengenai arti kata Iqro’
tersebut, kemudian jika dicermati perintah Iqro’ dan jalan logika beliau maka bisa
dibenarkan. Hal tersebut juga memberikan gambaran bahwa kaum muslim-
muslimat mukminin-mukminat seyogyanya jangan menutup mata untuk
memahami lingkungan sekitar agar bisa mengambil tindakan yang baik dan benar
untuk menyikapinya.

Untuk memahami Agama Islam tersebut harus melalui pendidikan, baik


pendidikan formal, informal maupun non-formal. Pendidikan Agama Islam
sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak masa Rasulullah Saw. diangkat menjadi
Rasul. Pendidikan masa ini merupakan proto type yang terus menerus
dikembangkan oleh umat Islam untuk kepentingan pendidikan pada zamannya.
Rasulullah Saw. Juga dipercaya sebagai pendidik pertama dan terutama dalam
dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-
nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan dapat dikatakan
sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan dimanapun tidak dapat
melakukan hal yang sama.124 Berarti Pendidikan Islam telah berlangsung selama
kurang lebih 15 abad, yakni sejak Nabi Muhammad Saw diutus sebagai Rasul.

Pada awal turun wahyu pertama (the first revelation) Q.S. Al-Alaq [96]: 1-
5 pola pendidikan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw berdakwah secara diam-

123
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
124
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana Predana Media Grup, 2007), hlm. 2.

Ada Surga Bagi Waria Page 58


diam atau sembunyi-sembunyi. Pendidikan Agama Islam awal tersebut dimulai
dari istrinya Siti Khidijah dan sembilan sahabat lain yang terkenal dengan
Assabiquna Al-Awwalun. Setelah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi
selama kurang lebih tiga tahun Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terang-
terangan. Merasa dakwah secara terang-terangan ini masih kurang efektif maka
Rasulullah melakukan dakwah untuk umum seiring dengan turunnya Q.S. Al-Hijr
[15]: 93-94.125

Setelah banyak orang memeluk Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-
Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan
pengikutpengikutnya. Tempat itulah pendidikan Islam pertama dalam sejarah
pendidian Islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok
agama Islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-
ayat) Alquran kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-
orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi beribadah (sholat)
bersama sahabat-sahabatnya.126 Samsul Nizar dalam bukunya menambahkan
dengan Kuttab. Kuttab telah dikenal di kalangan bangsa Arab pra-Islam. Kuttab
sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu Kuttab yang berfungsi mengajarkan
baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab dan yang berfungsi sebagai tempat
pengajaran Al-Qur’an.

Mendapat perlawanan dari kaum Quraisy, Nabi Muhammad dan para umat
Islam pada masa itu hijrah ke Madinah. Setelah sampai Madinah, Rasulullah
membangun masjid dan meneruskan kegiatan belajar mengajar tersebut dan masih
menggunakan istilah Kuttab. Disamping itu Rasulullah juga berinovasi
mengembangkan materi pelajaran seiring semakin banyak wahyu yang
diturunkan-Nya. Rasulullah masih mempertahankan pelajaran seperti di Makkah,
yaitu materi Tauhid dan Aqidah dan menambah materi jual-beli, keluarga,

125
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 6.
126
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992),
hlm. 6.

Ada Surga Bagi Waria Page 59


sosiopolitik.127 Menurut Zuhairini, tempat-tempat pendidikan Islam nonformal
seperti inilah yang menjadi embrio terbentuknya sistem pendidikan pondok
pesantren. Ini berarti bahwa sistem pendidikan pada pondok pesantren masih
hampir sama seperti sistem pendidikan di langgar atau masjid, hanya lebih intensif
dan dalam waktu yang lebih lama.128 Pendidikan di masjid adalah pendidikan
yang unik karena memakai sistem Halaqah (lingkaran). Sang Syech biasanya
duduk di dekat dinding atau pilar masjid, sementara siswanya duduk di depannya
membentuk lingkaran dan lutut para siswa saling bersentuhan. Bila ditinjau lebih
lanjut bahwa sistem Halaqah seperti demikian adalah bentuk pendidikan yang
tidak hanya menyentuh perkembangan dimensi intelektual akan tetapi lebih
menyentuh dimensi emosional dan spiritual peserta didik.129

Setelah Nabi Muhammad wafat, kursi kekholifahan berada ditangan


Khulafa’ Ar-Rasyidiin. Pada masa Abu Bakar, pendidikan masih berpusat di
masjid. Masjid tersebut juga sebagai tempat ibadah, tempat pertemuan, lembaga
pendidikan, ibadah solat berjamaah dan benteng pertahanan rohani.130 Hampir
tidak ada perbedaan dengan masa Rasulullah Saw. Kemudian pada zaman Umar
bin Khattab, lebih dikembangkan lagi. Tidak hanya dimasjid, pendidikan juga
dilaksanakan di pasar-pasar dan menempatkan guru disetiap daerah. Setelah masa
Umar Bin Khottob kemudian masa Utsman Bin Affan. Pada masa ini pendidikan
tidak mengalami perkembangan yang berarti, hanya menambah tempat belajar dan
urusan pendidikan diserahkan kepada masyarakat karena sibuk mengurusi
birokrasi. Kemudian lebih ironis pada zaman Ali Bin Abi Thalib, karena
pendidikan pada masa itu bisa dikatakan tidak diperhatikan karena terjadi perang
jamal dan perebutan kekuasaan dengan Muawiyyah. Akhirnya kekuasaan jatuh di
tangan Muawiyyah. Khususnya dalam bidang pendidikan, masih sama
menggunakan masjid sebagai pusat kegiatan. Namun kemajuan pendidikan pada

127
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 9.
128
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm. 212.
129
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 10.
130
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 46.

Ada Surga Bagi Waria Page 60


masa ini adalah adanya desentralisasi pendidikan dan penggajian bagi para guru,
yang belum ada pada masa kholifah-kolifah sebelumnya.131

Fakta sejarah diatas setidaknya mendukung menjelaskan bahwa zaman


dahulu tempat pendidikan tidak terikat dengan syarat dan ketentuan khusus. Pada
masa itu memang tidak ada istilah resmi yang menggunakan redaksi pondok –
pesantren – ma’had. Namun Rasulullah telah membangun masjid sebagai tempat
pemondokan sohabat dan banyak sohabat yang tinggal dan melakukan segala
aktivitas disitu. Disinilah embrio muncul istilah pondok (Funduq).

Seiring perkembangan Islam, ternyata Islam sampai di Indonesia. Sejarah


pendidikan Islam di Indonesia boleh dikatakan sama tuanya dengan pertumbuhan
dan perkembangan umat Islam di bumi Nusantara ini. Mahmud Yunus
menyatakan bahwa sejarah pendidikan Islam sama tuanya dengan masuknya
agama tersebut ke Indonesia.132 mengenai istilah Pondok Pesantren, istilah
tersebut mulai diperkenalkan pada zaman Walisongo, terutama era Sunan Ampel
di daerah Ampel Denta, Jawa Timur. Pesantren Ampel sering disebut sebagai
cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di Indonesia. Pesantren pada masa itu
tidak bisa dibayangkan dengan pesantren pada zaman sekarang. Pada zaman itu
lokasi pesantren menyatu dengan masyarakat, tidak dibatasi pagar (komplek) dan
para santri berbaur dengan masyarakat sekitar. Bentuk pesantren semacam ini
masih bisa ditemukan di beberapa pesantren tradisional atau salaf. Pesantren
tersebut mewajibkan para santri untuk pulang ke daerah masing-masing setelah
menyelesaikan studinya di pesantren tersebut.

Seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, secara teoritis mulai


dirumuskan suatu tempat bisa dinamakan pondok pesantren. Seperti Zamahsyari
yang mensyaratkan setidaknya ada Kyai, Masjid, Santri, Pondok dan Kitab
Kuning.133 Munculnya sebuah teori merupakan pendapat yang didasarkan pada

131
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 61.
132
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan ..., hlm. 6.
133
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ..., hlm. 55.

Ada Surga Bagi Waria Page 61


menelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi terkait,134
atau bisa dikatakan bahwa teori muncul dari hasil penyelidikan eksperimental
yang memunculkan fakta yang bisa dipertanggung jawabkan. Seperti contoh unsur
dalam pesantren tersebut. namun jika kembali ke sejarah masa lalu, beberapa
pesantren salaf tradisional, dan beberapa keunikan pesantren yang ada, teori
unsur-unsur pesantren tersebut tidak selalu ada. Bahkan penulis berasumsi bahwa
keberadaan unsur-unsur tersebut malah lebih condong ke pemenuhan syarat
administratif untuk mendapatkan pengakuan dan bantuan dari pemerintah terkait.

Hemat penulis, hal ini menunjukkan bahwa Pondok pesantren secara


substanstif tidak bisa diberikan batasan yang tegas seperti unsur-unsur pesantren
yang diteoritiskan tersebut, melainkan hanya bergantung pada fleksibilitas
penamaan, pengertian dan fungsi pondok pesantren itu sendiri. Jadi bisa dibilang,
pesantren tidak harus memiliki semua unsur-unsur tersebut. atau bisa dibilang
bahwa unsur-unsur tersebut bukan merupakan harga mati untuk sebuah tempat
bisa disebut pondok pesantren.

Terkait penelitian ini, PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta yang merupakan


satu-satunya pesantren waria di dunia. Sejarah pesantren yang berdiri dari
keprihatinan para waria terhadap teman waria yang mati akibat gempa Yogyakarta
2006, yang mendorong kereka untuk berdoa bersama dan akhirnya dilanjutkan
menjadi pengajian dan berdirilah pondok pesantren waria ini.

“Awal mula berdirinya pp itu adalah ketika e .. gempa tahun 2006


di Yk itu waria yang meninggal kan ada 6, terkena gempa itu. Kemudian
kami, teman2 waria itu mengadakan doa bersama untuk mendoakan e ..
khususnya pada para waria kemudian meluasnya ke para korban, yang
menjadi korban gempa pada waktu itu.”

“e.. organisasi waria pada waria pada waktu itu belum terbentuk.
Tetapi kita punya organisasi yang namanya tingkat seni waria. Jadi lewat
sanggar seni inilah kita mengundang teman2 untuk datang. Pertamanya

134
Tim Penyusun, Kamus ..., hlm. 1684.

Ada Surga Bagi Waria Page 62


disini, dirumah saya ini untuk doa bersama. Dan doa bersama pada waktu
itu lintas agama. artinya kita mengundang pastur, mengundang pendeta,
dan mengundang kyai. Kemudian kita mendapat dana dari teman2 waria di
seluruh jawa itu, kemudian dana itu kita kelola untuk e .. . mengadakan
doa bersama. Awalnya untuk untuk teman2 muslim.”135

Sejarah memang belum menceritakan ada pesantren khusus waria. Namun


keberadaan pesantren waria tersebut tentu merupakan sebuah bentuk aktualisasi
niat baik dari para waria tersebut. mereka menyadari bahwa waria adalah taqdir
Allah Swt. yang harus disyukuri dan dijaga fitrah kesuciannya.

“iya, maka itu .. . ada beberapa bulan yang lalu, profesor doktor
dari Jepang, profesornya dari Australi, doktornya dari jepang. Mereka
datang kerumah saya .. . ya tanya masalah waria itu. Saya ceritakan
macem2 .. . “wah Islam itu memang rahmatan lil alamin,” seluruh dunia
menganggap bahwa waria itu adalah manusia yang terpingir, yang
dikucilkan. Tapi kok islam bisa begitu menghargai waria .. . mereka, kalau
pengen datang lagi kesini .. . monggo, telpon dulu .. kan begitu.
Menghargai Islam dangat baik, akan kampanye Islam di luar negeri .. .”136

Mereka menyadari bahwa sebagai waria juga butuh mendekatkan diri


kepada-Nya, mereka menyadari bahwa ada kasih sayang Allah Swt., pahala dan
dosa, nikmat dan laknat, yang mendorong mereka untuk bertindak nyata
beribadah, melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

“karena mereka itu tidak habis mengerti, bagaimana kita bisa ada
ditengah-tengah. Jadi mereka kadang berpikir, Indonesia kan negara Islam,
ya mungkin pikiran mereka Islam itu seperti Islam di Arab yang sangat

135
Ibu Shinta Ratri, 02 Februari 2016.
136
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 63


fanatik, jadi ya mereka heran aja, mereka datang melakukan penelitian,
sekedar kunjungan juga. Ya belum lama itu tadi, dari kedutaan amerika
itu.”137

PP. Waria Al-Fatah tersebut jika dilihat secara teoritis kepesantrenan tentu
belum memenuhi semua unsur-unsur pesantren. pesantren tersebut sudah
mempunyai kyai, asrama dan ruang belajar (rumah Ibu Shinta), dan mengkaji ilmu
Agama Islam. Sebagai tempat untuk beribadah, digunakan ruang keluarga.

“kembali pada makna pesantren yang dulu .. . cikal bakal pesantren


itu seperti apa. Jadi kembali aja, kembali itu gak salah. Kalau ada orang
yang mengatakan bahwa pesantren itu harus dengan Kyai, harus dengan
lembaga, harus dengan santrinya menetap itu nggak .. . itu memang bener
tapi dulu gak seperti itu. Mereka hanya datang ke masjid, mendatangi
guru, membaca kitab, udah .. . itu yang disebut dengan pendidikan saat itu
(menceritakan pendidikan pada masa Rasulullah). Dan kayaknya di
madura masih banyak pesantren-pesantren seperti itu, walaupun saya gak
begitu tahu ya Cuma denger-denger aja. Di Madura itu kan banyak
musholla atau apa ya namanya disana .. . jadi hampir setiap rumah punya
seperti itu dan orang menuntut ilmu disana, datang-pergi .. . datang-pergi ..
. datang-pergi .. .”138

“ow itu ndak harus, ndak ada aturan pondok pesantren harus pake
masjid itu ndak ada .. . masjid kan ditujukan untuk jamaah, itu kebutuhan
sendiri .. . tidak harus,”139

“iya, kalu yang tinggal ya memang ada walaupun Cuma empat


orang, tetapi untuk persis seperti pondok pesantren pada umumnya, kita
belum bisa melakukan itu. Kita menamakan ini Pondok Pesantren itu ya
seperti bagaimana kita memahami e pesantren-pesantren kilat itu. Kaya
yang dilakukan setiap di Romadhon, tetapi kan kita ini hanya melakukan

137
Ibu Shinta Ratri, 15 November 2015.
138
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.
139
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 64


kegiatan hanya seminggu sekali. Kemudian seminggu dua kali hanya pas
bulan puasa. Bulan puasa kita setiap senin dan kamis. Nah, jadi pengkajian
kitab kuning seperti yang dilakukan di pondok2 pesantren itu kita juga
tidak ada. Dari ke-empat puluh orang santri itu yang bisa membaca Qur’an
hanya sepuluh orang. Dan kita memang sedang merintis untuk belajar
kitab kuning itu. Maka kita punya hubungan yang erat dengan pondok2
pesantren yang ada di Jogja. Kita ingin belajar seperti itu, kita pengen
punya jaringan.”140

Hal tersebut ternyata tidak mengurangi semangat para santri waria untuk
beribadah dan mendalami Islam dengan semua keterbatasan yang ada. Mereka
setiap Minggu sore datang ke pesantren tersebut dengan niat lillahi ta’ala, ingin
ngaji, beribadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.

140
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 65


PEMBELAJARAN PAI DI PP. WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA

Pembelajaran PAI bagi Waria

PP. Waria Al-Fatah sebagai tempat waria beribadah dan belajar agama
masih menyisakan sedikit perdebatan. Perdebatan tersebut berkisar antara apakah
boleh dan apakah sah jika seorang waria melakukan ritus keagamaan? seperti
solat, membaca dan memegang Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Penulis kembali
menegaskan bahwa disini terdapat dua sisi yang harus dipahami, yaitu sisi “waria”
dan sisi “muslimah.” Tentu kedua hal tersebut harus dilihat secara cermat.

“iya, kalau pertanyaannya itu diterima atau tidak, sebenarnya tidak


bisa juga kita memastikan. Misalnya kita balik pertanyaannya. Temen2
yang mengatakan bahwa temen2 LGBT solatnya atau ibadahnya tidak
diterima, kalau kita putar balik misalnya .. . emang solat kalian, ibadah
kalian darimana kalian tahu kalau itu diterima.”

“Bagi saya gini, yang dimaksud ekspresi keagamaan, ekspresi


keagamaan itu berbeda-beda. Seorang Kyai di pesantren akan berbeda cara
untuk mengekspresikan keagamaannya. Seorang pembunuh pun demikian,
akan berbeda dalam mengekspresikan keagamaannya, dan waria pun juga
seperti itu. Sehingga jangan disamaratakan kalau Kyai itu solatnya lima
kali sehari kemudian ini kemudian itu kemudian solatnya diterima. Misal
karena waria ini muncul dari semak-semak misalkan kemudian tidak
diterima, gak bisa seperti itu .. . sehingga saya bilang yuk kita hargai
siapapun yang ingin beragama itu harus kita hargai. Dan perlu digaris
bawahi bahwa kita gak bisa bohong dari fitrah ketuhanan. Makanya saya
percaya bahwa gak ada manusia yang gk percaya sama Tuhan. Kalaupun
dia mengatakan dia gak punya agama, tapi saya percaya kalau dia percaya
Tuhan. Dan temen2 waria mempunyai hak untuk melakukan hal tersebut.”

Ada Surga Bagi Waria Page 66


“iya .. . sekarang gini, kita terlalu banyak berlaku dzolim terhadap
diri kita. Kalaupun misalnya kita anggap waria atau LGBT sebagai pekalu
dosa, apa bedanya sih dengan koruptor? Kan sama2 melakukan dosa.
Kalau misalnya kita jadikan patokan bahwa koruptor adalah dosa
kemudian LGBT juga dosa, kita kan jadi dzolim jadinya .. . koruptor
pelaku dosa dan percaya itu, 100 % bahwa itu adalah dosa luar biasa. Tapi
ketika mereka keluar, kita enjoy2 aja kok, gak ada yang protes tuh .. .
kalaupun masu solat ke masjid, senyam senyum atau apa santai aja
mereka. Tapi mengapa kita begitu sinis gitu loh kalau ada LGBT
misalnya, LGBT mau solat mau ibadah kok kita sinis banget gitu loh .. .
dan itu gak pernah kita lakukan terhadap pelaku dosa yang lain.”141

Penolakan sekelompok orang terhadap waria selama ini berkutat pada


sensitifitas agama. Seperti contoh mengenai para Fuqoha’ yang membedakan
Khuntsa dan Mukhonnats. Penulis malah menjadi sanksi bahwa sudah terjadi
pembahasan yang tidak konsisten. Cermati pada satu sisi penafsiran Fuqoha’
mengidentifikasi waria atas dasar fisik-anatomi tubuhnya nya. Namun pada
kesempatan yang lain para Fuqoha’ mencampur adukkan dengan pertimbangan
peran sosial dan ritus keagamaan. Akibatnya penafsiran waria sendiri menjadi
rancu, terkadang waria diidentifikasi sebagai laki-laki atau sebagai perempuan,
namun terkadang juga waria dipandang sebagai setengah laki-laki dan setengah
perempuan. Bahkan lebih parah lagi jika waria disamakan dengan gay atau homo,
seperti yang dijelaskan pada pembahasan diatas.

Sebagai langkah konfirmasi, penulis mencoba menggali informasi kepada


yang dirasa lebih paham akan hal tersebut. akhirnya penulis sowan kepada KH.
Thoha Abdurrahman, beliau menjelaskan bahwa:

“iya, bahwa laki yang menyerupai perempuan adalah dosa haram.


Perempuan meyerupai laki juga haram. Karena memang sudah jelas ndak

141
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 67


boleh .. .tapi kan menyerupai, bukan pakaiannya seperti perempuan,
pakaiannya seperti laki, itu yang ndak boleh, itu hadits Nabi begitu. Kalau
perempuan berpakaian seperti laki haram.”

“Tapi memang realita dia sudah sepeti laki, ya memang Tuhan


sudah menetapkan seperti itu kok. Itu ketentuan Tuhan ..”142

Untuk lebih meyakinkan atas hal ini penulis mencoba mencari informasi
kepada waria. Ternyata mereka menjawab bahwa waria ini adalah fitrah dari
Allah Swt., bahkan dalam diri waria juga mempunyai rasa keinginan untuk
mengenal dan mendekat kepada Tuhan-nya.

“kalau yang namanya waria juga merupakan makhluk sosial,


sekaligus juga makhluk berketuhanan, seperti itu .. . saya juga selalu
bilang bahwa fitrah ketuhahan itu gak bisa dihilangkan, dan itu yang
dirasakan oleh teman waria. Sehingga kefikiran kayaknya bagus juga
kalau ada tempat khusus bagi waria untuk beribadah. prinsipnya adalah
memfasilitasi teman2 waria untuk beribadah.”143

Hal ini menegaskan bahwa kondisi riil waria sebagai sosok yang
berkecenderungan menjalani waria memang karena dorongan fitrah ketuhanan,
(Nature). Mereka tidak mengurang-ngurangi dan tidak menambah-nambahi
(Nurture). Berarti apa yang menimpa mereka bukanlah sesuatu yang disebabkan
faktor eksternal. Mereka lebih merasa bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah
karena kehendak Tuhan Yme.

Terlepas dari perdebatan tersebut, perlu disadari bahwa waria adalah


bagian dari makhlut Allah Swt. yang berhak dan berkewajiban menjadi Abid dan

142
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
143
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 68


Kholifah.144 Jika melihat hal ini maka seharusnya tidak berhak mengganggu gugat
masalah bagaimana cara seseorang beribadah. seperti dalam solat, Rasulullah
hanya berpesan Shollu kama roaitumuni usholli .. . yang oleh Fuqoha dijadikan
landasan syariat hukum. Dan ternyata banyak corak ibadah dalam
mengekspresikan hal tersebut. terlepas dari itu yang jelas adalah Rasulullah tidak
pernah menyebut waria dilarang solat.

Kemudian jika dipandang manusia sebagai Kholifah yang berarti juga


terkati hubungan horizontal maka waria juga termasuk dari jenis manusia, bukan
jenis jin, binatang atau tumbuhan. Berarti waria juga berhak memanfaatkan dan
melestarikan bumi dan alam raya ini. Rasulullah sendiri pernah memberi
ultimatum bahwa setiap orang akan pempertanggung jawabkan apa yang
diperbuatkannya, berarti waria juga kepanjingan hukum sebab-akibat dan
tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya.

Melihat hal tersebut, penulis melihat ada semacam kontroversial yang


terjadi. Alasan pertama jika dilihat dari satu sisi, waria adalah bagian dari umat
manusia yang harus dilindungi dan diayomi sebagaimana mestinya. Namun disisi
lain penulis melihat karena mereka tidak terlihat seperti paham mayoritas maka
selalu dipersalahkan, dipermasalahkan dan berusaha dikembalikan kepada apa
yang mereka sebut sebagai fitrah yang seharusnya. Bahkan ada yang beranggapan
darah mereka halal untuk dibunuh.

Namun penulis sendiri kurang setuju dengan hal tersebut. penulis lebih
melihat bahwa waria seharusnya bisa lebih dari itu. Tidak hanya dilindungi dan
diayomi namun juga berkewajiban145 membangun hubungan vertikal dan
horizontal yang baik. Disamping itu jika yang dipermasalahkan adalah masalah
fitrah, atau bahkan halal dibinasakan maka penulis berpikir lebih baik mencari
jalan keluar, memfasilitasi mereka sesuai apa yang diperlukan. Senada dengan ini,
KH Thoha Abdullah menjelaskan bahwa,
144
Q.S. Al-Baqarah [2]: 20. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 285.
145
Penulis menggunakan redaksi “berkewajiban” bukan menggunakan “berhak” karena
penulis ingin para waria memiliki rasa untuk harus dan sudah semestinya mengamalkan, bukan
hanya sekedar mempunyai rasa kuasa untuk berbuat sesuatu.

Ada Surga Bagi Waria Page 69


“Jangan dianggap itu waria tidak punya kedudukan, jangan begitu
.. . ya punya tapi gimana kedudukannya ya dicarikan jalan .. . kalau jadi
laki ya jadikan laki kalau jadi perempuan ya jadikan perempuan, dalam
segala bidang.”

“Maka, untuk pesantren itu ya yang mengesahkan saya waktu itu.


Saya memperbolehkan mendirikan pondok pesantren. kalau mau mendapat
persetujuan MUI ya buatlah surat setelah punya pondok pesantren, buat
surat minta pengesahan MUI.

“yang mengesahkan saya itu .. . mereka minta, terus setelah jadi,


minta pengesahan MUI, buat surat .. .”146

Beliau juga menuturkan bahwa waria juga mempunyai hak untuk belajar
agama. Bahkan jika sampai waria terlantar, bodoh, tidak mengerti agama dan
melakukan berbagai hal yang dilarang agama maka yang lebih berdosa adalah
mereka yang mempunyai ilmu.

“berhak sekali og .. . kalau ndak ada yang ngajari, siapa lagi .. .


bagaimana dia akan mengetahui agama kalau gak ada yang ngajari, kan
gitu .. . kalau gak diajari apa bisa tahu agama? berarti kita semua dosa kan
gitu, kalau sampai mereka gak tahu agama kan yang dosa kita, kan gitu ...”

“bisa, sama aja misalnya ada orang yang buta terus kita memenuhi
kebutuhan orang buta, apa namanya .. . huruf braile kan, sama dengan
waria .. . kan braile kan bukan karangan orang buta. Jadi ya wajar, untuk
memenuhi kebutuhan orang buta kan gitu .. . tapi ndak dosa. Akhirnya
dipakai di seluruh dunia. Termasuk qur’an braile juga ada kok”147

Bahkan Nabi Saw. pernah bersabda bahwa:

146
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
147
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 70


‫ﺻﺤَﺎﺑِ ِﮫ ﻓِﻲ‬
ْ َ‫ﺳﻠﱠ َﻢ إِذَا ﺑَﻌَﺚَ أَ َﺣﺪًا ﻣِ ﻦْ أ‬
َ َ‫ﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و‬
َ ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ‬
َ ِ ‫ﻋَﻦْ أَﺑِ ْﻲ ﻣُﻮْ ﺳَﻰ ﻗَﺎ َل ﻛَﺎنَ رَ ﺳُﻮْ ُل ا ﱠ‬
(‫ْﺾ اَ ْﻣﺮِ ِه ﻗَﺎ َل ﺑَ ِﺸّﺮُ وا وَ ﻻَ ﺗُﻨَ ِﻔّﺮُ وا وَ ﯾَ ِﺴّﺮُ وا وَ ﻻَ ﺗُﻌَ ِﺴّﺮُ ا )رواه ﻣﺴﻠﻢ‬
ِ ‫ﺑَﻌ‬

Artinya: “Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah


SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian
perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan
janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-
soal agama dan janganlah mempersukar mereka.”148 (HR. Imam Muslim)

Mencermati hal ini penulis melihat perlunya perubahan paradigma berpikir


daripada para pihak yang kontra dengan keberadaan pesantren waria tersebut.
paham bahwa pesantren berikut para santri didalamnya harus dibubarkan bahkan
dimusnahkan dari muka bumi ini harusnya dirubah dengan suatu yang lebih
solutif konstruktif. Penulis sendiri melihat bahwa mereka merupakan bagian dari
ciptaan Allah Swt, yang juga berkewajiban menjadi Abid dan Kholifah.
Menambahi tentang ini, ketua MUI Yogyakarta memberikan masukan yang
sangat menarik.

“ndak .. . tapi dibina, iya .. . pemerintah, kewajiban pemerintah itu.


Pemerintah sudah buat keputusan supaya LGBT itu diakui sebagai
komunitas yang ada di Indonesia. tapi tidak hanya sekedar diakui,
diapakan gitu lo .. . diapakannya itu belum. Hanya diakui adanya saja
gitu.”

“Ya kalau tidak dibina, akan ada bencana, semua orang Indonesia
akan kena bencana semua gitu .. . bukan yang jadi LGBT nya saja tapi ya
kyai-kyai juga kena bencana.. . itu kata Nabi, pada waktu itu Nabi bilang ..
. idza dhoharot al-ma’shiyatu fi ummatii ammauhul bariyyata terus, kalau
memang sudah merajalela kemaksiatan dalam umat Islam, maka Allah
akan merajalelakan bencana. Sohabat bertanya, hum ass-sholihuuna ya
rasullalloh, mereka kan banyak yang soleh2, jawab rasullullah, hum nin

148
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010), hlm. 105.

Ada Surga Bagi Waria Page 71


hum, yang soleh2 itu juga sama dengan mereka karena tidak
menghilangkanmaksiat gitu, hum min hum gitu .. .”149

Solusi tersebut kiranya sangat pantas untuk diakui dan diterapkan dalam
menyikapi waria, khususnya para santri waria di PP. Waria Al-Fatah ini. Sangat
membahayakan bila sampai terjadi berbagai bencana karena orang alim tidak mau
merangkul mereka yang belum tahu tentang agama, dalam kasus ini adalah waria.
Atau bahkan jika orang yang mengaku jalan keberagamaannya paling benarpun
dan berusaha membinasakan mereka yang dianggap menyimpang malah akan
menimbulkan bencana yang lebih besar.

Bagaimana tidak, tidak akan ada seorangpun yang bisa memastikan


ibadahnya pasti diterima oleh-Nya. Bayangkan jika mereka yang mengaku jalan
keberagamaannya paling benar tersebut ternyata malah tidak diakui sama sekali
oleh-Nya, maka akan terjadi sesuatu yang lebih berbahaya seakan sejarah kaum
jahiliyyah terulang lagi.

Model Pembelajaran PAI bagi Waria

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya


pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang
sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan
bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia
semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya.
Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:

‫ﯾﺮﻓﻊ ﷲ اﻟﺪﯾﻦ اﻣﻨﻮا ﻣﻨﻜﻢ واﻟﺪﯾﻦ اوﺗﻮااﻟﻌﻠﻢ درﺟﺖ‬

149
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 72


Artinya : “Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman
di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.”150

Relevan dengan dawuh Allah Swt. tersebut maka waria yang juga
merupakan bagian dari makhluk Allah Swt. seharusnya juga berhak untuk
berusaha diangkat derajatnya dihadapan Allah Swt. untuk mewujudkan hal
tersebut maka perlu cara, yaitu melalui pendidikan. Pendidikan yang dikenal
secara umum adalah pendidikan formal, informal dan non-formal.

Faktanya, pendidikan informal dalam keluarga mayoritas tidak menerima


keluarga yang seorang waria. Akhirnya waria tersebut keluar dari rumah dan
mencari komunitas yang bisa menerima keberadaannya. Seperti Mbak Maya,151
Ibu Rully Malay,152 Ibu Endang153 dan beberapa teman santri yang lain. Namun
ternyata ada beberapa keluarga yang bisa menerima keluarganya menjadi waria
dan bisa meneruskan pendidikannya. Seperti keluarga Ibu Shinta Ratri154 yang
merupakan lulusan Fakultas Biologi UGM Yogyakarta dan Ibu YS155 yang lulus
SMA.

Pendidikan informal dirasa juga dirasa kurang menganggap adanya waria


ini. Contoh seperti masyarakat umum sendiri sudah terburu berpikir jelek tentang

150
Q.S. Al-Mujadalah [58]: 11. Lihat Depag RI, Al-Qur’an ..., hlm. 543.
151
Mbak Maya Tong-Tong, seorang waria yang kesehariannya sebagai kuli panggul di
salah satu pasar di daerah Yogyakarta. Semasa remaja dia pernah dihajar oleh kakaknya ketika dia
ketahuan menggunakan pakaian dan bertingkah laku ala wanita.
152
Ibu Rully Malay merupakan anak keluarga tentara. Ayahnya seorang prajurit angkatan
laut, ibunya seorang guru dan kakak-adiknya banyak yang menjadi tentara. Ibu Rully sendiri,
pernah menjadi ketua OSIS, juara lomba bela diri, sudah menjadi PNS di salah satu instansi
pemerintah dan pernah menjadi DPRD. Namun dia mengaku ke-waria-an nya sudah ada sebelum
berkarir. Karena dia merasa kurang bebas mengekspresikan kewariaannya, akhirnya memutuskan
untuk melepas jabatannya dan mencari komunitas waria sebagai tempat tinggal yang baru.
153
Ibu Endang merupakan waria asal Kemiri Purworejo. Dia menceritakan bahwa dia
tidak diterima di keluarganya dan terpaksa meninggalkan rumah mencari komunitas yang bisa
menerimanya.
154
Ibu Shinta Ratri mengalami kewariaan mulai sejak jenjang sekolah menengah, pada
masa itu dia sudah sering berkumpul dengan wanita meski masih berpakaian laki-laki. Kemudian
setelah masuk kuliah dia mengekspresikan secara totalitas sebagai waria. Ibu Shinta Ratri, ... Rabu,
02 Februari 2016.
155
Ibu Yuni Shara (YS) juga bisa meneruskan pendidikan sampai SMA karena diterima
dalam keluarganya.

Ada Surga Bagi Waria Page 73


waria. Hal ini karena paham keagamaan yang sama sekali tidak ada usaha untuk
memahami waria, budaya masyarakat yang hanya memahami laki-laki dan wanita
saja dan berbagai faktor semacamnya.

Pendidikan non-formal seperti pesantren selama ini memang telah


memberikan andil besar untuk memperbaiki mental bangsa, bahkan ikut
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. begitu pula dengan PP. Waria Al-Fatah
ini yang sampai saat ini masih menjadi satu-satunya pesantren waria di dunia.
Menurut penuturan Ibu Shinta, dulu pernah diadakan seminar sosialisasi yang
dihadiri sebagian besar perwakilan pondok pesantren di Yogyakarta dan Jawa
tengah yang isinya adalah menunjukkan eksistensi pesantren waria ini. Hasilnya
mereka mengakui adanya pesantren ini. Ibu Shinta menuturkan bahwa,

“iya .. . nah itula, pengakuan mereka itulah yang membuat kita


juga, itu menguatkan kita. Bahwasanya Pondok Pesantren kita tidak hanya
se Jogja, se Jawa Tengah kita sudah pernah bertemu. Dan mereka juga e ..
. apa ya, mengakui kita ada, ada Pondok Pesantren waria. Artinya
kemudian mereka juga e .. . apa ya, mengapresiasi kita.”156

Santri waria di PP. Waria Al-Fatah ini tentu belajar ilmu agama Islam.
Berlangsungnya pembelajaran agama di pesantren tersebut tentu memunculkan
sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut merupakan proses
pembelajaran yang berurutan dan menjadi komunikasi transaksional157 diantara
guru dan murid. Maka dari itu wajib kiranya bagi seorang guru untuk menentukan
sebuah model pembelajaran tersebut, yang sekiranya cocok dengan kondisi
peserta didik dan sarana-prasarana yang tersedia. Seperti dalam pesantren waria
ini, pada awal mula berdirinya pesantren tersebut sudah mulai terlihat bagaimana
model pembelajaran PAI bagi santri waria.

156
Ibu Shinta Ratri, 02 Februari 2016.
157
Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami
dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran sehingga menunjukkan
adanya perolehan, penguasaan, hasil, proses atau fungsi belajar bagi si peserta belajar

Ada Surga Bagi Waria Page 74


“La.. . pada waktu itu kemudian doa bersama itu,kita lanjutkan
menjadi apa yang disebut dengan pengajian rutin. Nah mulai itulah oleh
pak hamroli, pak kyai hamroli itu kita dibimbing melalui pengajian rutin
yang jatuh setiap senin wage.”

“E .. . Disitulah kemudian, setelah mendapat lima kali apa ya .. itu,


solat jamaah, e .. . pengajian rutin itu, pak hamroli menginisiasi kita. E .. .
untuk membentuk e .. . pondok pesantren. Artinya beliau
mempertanyakan, kenapa kalian hanya mengaji saja? kenapa kemudian
tidak beribadah bersama? Belajar bersama? Na .. . itulah kemudian
terbentuklah tahun 2008 itu, apa yang kita namakan pengajian e .. . pondok
pesantren itu, pondok pesantren waria.”

“Jadi, mengubah jadi yang tadinya ngaji biasa kemudian kita


memakai belajar. La .. . disitulah kemudian e.. . pak hamroli kan punya
apa, jamaah tiga ribu lebih dan punya ustadz ada dua puluh lima. Jadi
ketika disana, itu setiap kita datang, ustadz itu sudah ada. Ustadz yang
membimbing belajar, ustadz yang mengimami solat, kemudian ustadz
yang memimpin e .. apa, dzikir, kemdian ustadz yang e .. . mengajari apa
namanya, doa-doa. Itu semua ada.”158

Jika melihat sejarah, pada zaman Islam awal dulu Nabi juga telah
menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda menurut kebutuhannya.
Seperti dalam bidang keimanan melalui tanya jawab dengan penghayatan yang
mendalam dan didukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah, materi ibadah
disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah
didikuti masyarakat, bidang akhlak Nabi menitik beratkan pada metode
peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki
kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.159

158
Ibu Shinta Ratri, 02 Februari 2016.
159
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Klasik, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2005), hlm. 135.

Ada Surga Bagi Waria Page 75


Seiring perkembangan zaman dan perkembangan dunia pendidikan maka
banyak ahli mengangkat berbagai model pembelajaran. Beberapa model
pembelajaran tersebut, seperti Model pembelajaran Gleser,160 Model pembelajaran
Unit,161 Model pembelajaran Tuntas,162 Model pembelajaran Berprogram,163
Model pembelajaran Modul,164 Model pembelajaran Inquiri,165 Model
Pembelajaran Problem Solving,166 PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Intruktional),167 CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif),168 ATI (Aptitute-Treatment
Interaction),169 Model Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP),170 model ADDIE,171 dan berbagai
model pembelajaran lain.

160
Model pembelajaran Gleser meliputi langkah Intruksional Objektiv (Tujuan
Pengajaran), Entering behavior (Kemampuan Peserta didik), Intruktional Procedure (perencanaa
Proses belajar mengajar) dan Performance Assessment (Evaluasi Proses Belajar mengajar).
161
Model pembelajaran Unit meliputi Langkah perencanaan, Langkah pelaksanaan, dan
Langkah kulminasi dan penilainan.
162
Belajar tuntas merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam
kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar
dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang
dipelajari.
163
Model pembelajaran Berprogram meliputi langkah persiapan (pemilihan topik, outline,
tujuan instruksional dan pretest) sertapenulisan programa.
164
Model pembelajaran Modul meliputi langkah Perumusan tujuan, Menyusun post test,
Menganalisa Entry Behavior, Pemilihan Media, Try Out, dan Evaluasi.
165
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang dialami. Startegi inquiry
memberi peluang kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran., belajar
sendiri dengan gaya belajarnya sendiri.
166
Problem solving (pemcahan masalah) merupakan model pembelajaran dimana peserta
didik dihadapkan pada suatu kondisi bermasalah.
167
Model pembelajaran PSSI meliputi langkah Merumuskan tujuan pembelajaran Khusus,
Menyusun alat evaluasi, Menetapakan kegiatan belajar peserta didik, Merencanakan program
pengajaran, Melaksanakan program.
168
Model pembelajaran CBSA cenderung pada pola atau sistem pembinaan iklim
kegiatan belajar peserta didik, tinggi dan aktif serta berhasil dengan baik secara tuntas.
169
ATI dapat diartikan sebagai suatu konsep/pendekatan yang memiliki sejumlah strategi
pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
170
KBK dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan
kecerdasan yang mampu dalam membangun indentifikasi budaya dan bangsanya. KTSP
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum oprasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
171
Benny A. Pribadi, Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi: Implementasi Moel Addie, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 34.

Ada Surga Bagi Waria Page 76


Dalam pembahasan pesantren waria ini, seperti yang dijelaskan di awal
pembahasan bahwa selama ini pemberdayaan waria disamping kreativitas waria
sendiri untuk mengembangkan potensi keahliannya juga ditangani oleh LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat). Secara garis besar LSM tersebut bergerak
dibidang pemberdayaan ekonomi, lingkungan dan kesehatan. Namun ada satu
tempat yang sangat menarik sebagai tempat waria melakukan ritus keagamaan dan
belajar mengenai agama, yaitu PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta ini.

“itu, kemudian itu proses menemukan Tuhan itu sama sekali belum
disentuh oleh LSM, Iwayo atau apa gitu?”

“Heem .. . ya, mereka hanya secara ritual mengadakan buka


bersama, syawalan. Itu saja. tapi tidak kedalam inti permasalahannya.
Karena yang berbuka puasa kan karena dia berpuasa, nah .. . ngapain kamu
berpuasa? Beriman .. . nah kenapa kamu beriman? Nah itukan .. . tidak
sampai kesana. Cuman ayo buka puasa bersama, ngrungokke pengajian,
Cuma gitu. Nah, disinilah kita sudah lain. pengkajian, kita pengkajian.”172

Pesantren waria tersebut sudah merancang kurikulum PAI sederhana yang


baru saja diterapkan kepada santri waria yang ada di sana. Rancangan kurikulum
tersebut disusun secara internal mandiri yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan santri waria itu sendiri. Meskipun masih terlihat sangat sederhana
namun ini merupakan sebuah langkah perkembangan yang sangat baik, mengingat
perjalanan pesantren pada masa sebelumnya masih kurang tertata di berbagai hal.

“kita mau merancang kurikulum PAI, bagaimana supaya itu bisa


diterapkan diimplementasikan dikehidupan masing-masing menjadi waria
yang beriman gitu.”

“lewat praktek pembelajaran, penilaian yang dipakai adalah


penilaian yang digunakan para pengaplikasian dari kehidupan waria sudah
meneparkan intisari dari pembelajaran PAI atau belum. Seperti contoh

172
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 77


santri yang melaksanakan solat mendapat nilai A, sedangkan santri yang
tidak melaksanakan solat mendapat nilai C dan lain sebagainya. santri juga
memahamkan pelajaran pada teman-teman, membantu apabila santri
belum bisa membuat teman-temannya mengerti materi.”173

Dari hasil wawancara diatas juga ditemukan fakta sebuah usaha


pengembangan yang sangat signifikan. Pesantren tersebut ingin membuat sebuah
kurikulum pembelajaran PAI. Penulis juga mendapatkan format kurikulum
tersebut, yang secara lengkap bisa dilihat di lampiran. Kurikulum tersebut tidak
seperti kurikulum yang dipahami akademisi pendidikan yang terdiri dari
seperangkat pembelajaran (prota, promes, silabus, kurikulum, dll) namun
berbentuk buku laporan hasil belajar santri di pesantren tersebut.

Gambar 3. Kurikulum PAI PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Kurikulum PAI PP. Waria tersebut berisi jurnal kegiatan harian santri
waria seperti pelaksanaan solat lima waktu, amaliyah perilaku keseharian,
pencapaian belajar Al-Qur’an dan Iqra’, pencapaian pemahaman dan praktik solat,
pencapaian pemahaman dan praktik wudhu, pencapaian pemahaman dan praktik
adzan iqomat yang disertai standar konversi-kualitas penilaian.

173
Ibu Shinta Ratri, ... Senin, 15 November 2015.

Ada Surga Bagi Waria Page 78


Gambar 4. Standar Konversi Nilai Belajar PP. Waria Al-Fatah
Yogyakarta

Dalam pesantren tersebut terjadi proses pembelajaran PAI. Proses


pembelajaran tersebut menggunakan model sorogan dan bandongan. Santri
berkumpul setiap minggu sore di PP. Waria Al-Fatah ini, kegiatan dimulai sekitar
pukul 17.00 dengan membaca doa pembuka kemudian mengambil air wudhu
dilanjutkan tadarus membaca Al-Qur’an bagi yang sudah lancar dan tadarus
membaca Iqra’ bagi yang belum lancar dihadapan ustadz secara bergantian. Para
santri terlihat sangat antusias dan bersemangat tadarus. Sambil menunggu teman
yang sedang mengaji dihadapan ustadz santri yang lain nderes ayat yang ingin
dibacakan didepan ustadz nanti. Kegiatan ini menggambarkan bahwa di pesantren
tersebut menggunakan model sorogan dalam mengajarkan BTQ kepada santri
waria.
Bahkan penulis sendiri sempat mengajar Iqra’ kepada santri waria disana.
Pada waktu itu kebetulan yang menjadi murid ngaji penulis adalah waria
muallaf.174 Penulis juga mengajar Iqra kepada Mbak Nur Maya,175 penulis juga
mengajar ngaji Mbak Nur Ayu,176 mereka terlihat sangat bersemangat dan tidak
malu bertanya ketika salah atau ragu akan kebenarannya. Masing-masing santri

174
Mb Nunik, waria asli Yogyakarta. Dia seorang muallaf waria salon. Dia mengaku
masih sangat hafal doa-doa kristiani dan belum begitu lancar membaca huruf Arab. Namun dia
tidak malu-malu dan terlihat begitu bersemangatketika belajar mengaji Iqra’.
175
Mbak Nur Maya = Maya Tong-Tong, bernama asli Mas Sugeng, ada yang memanggil
dia Genk !!. Waria asli Yogyakarta. Dia dulu sempat belajar Al-Qur’an namun trauma dengan
kelakuan kakaknya yang menghajarnya karena berpenampilan seperti waria. Akhirnya dia tidak
mau mengaji lagi. Namun ketika mengaji dengan penulis dia terlihat bersemangat dan ternyata
sudah lumayan lancar dalam membaca huruf Arab.
176
Mbak Nur Ayu, waria asli Yogyakarta. Dia merupakan santri waria yang menetap di
PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta. Keseharian sebagai pengamen. Setiap Minggu malam sehabis
mengaji pasti makan malam masakan Mbak Nur Ayu ini.

Ada Surga Bagi Waria Page 79


juga mempunyai kartu catatan capaian mengaji. Setiap selesai mengaji santri
meminta Ustadz untuk mengisi kartu tersebut, lihat di lampiran.
Kemudian ketika melakukan pembelajaran keagamaan yang lain, seperti
menyampaikan materi fiqh, aqidah dan lain sebagainya menggunakan model
bandongan, atau ada yang menyebut wetonan atau halaqoh. Model ini juga
merupakan model klasik yang sering digunakan Nabi Saw. dalam menyampaikan
materi keislaman kepada para sahabatnya. Dalam proses pembelajaran ini para
santri mengitari ustadz dan mendengarkan penjelasan beliau. Setelah dirasa cukup
sang ustadz membuka diskusi bersama sampai masuk waktu Isya’.
“iya, sama saja gitu.. . halaqoh itu kan ya pertemuan antara peserta
dengan ada yang memberikan materi, halaqoh .. . di waria juga begitu, ada
halaqoh. Halaqoh antar waria, halaqoh campur waria dan lainnya, kan ada
halaqoh laki-laki perempaun, halaqoh laki-laki tok, halaqoh perempuan
tok, waria juga disebut khalaqoh waria .. . waria datang ke halaqoh masjid
boleh, ikut halaqoh lain juga boleh .. .”177

Penyampaian materi juga disesuaikan dengan kemampuan santri waria itu


sendiri, mengingat latar belakang mereka berbeda satu sama lain. seperti
pengakuan mbak Ys, dia menceritakan betapa mudah diterima materi tersebut
karena menggunakan model yang sederhana.
“kalau kegiatan, kegiatannya dimulau sekitar jam setengah lima
atau jam lima. La nanti disitu akan ada Qur’an bagi temen2 yang sudah
membaca Al-Qur’an, kemudian bagi temen2 yang baru belajar tahap Iqro’
ada kelas sendiri, itu sampai Mahrib. Nanti akan ada solat Mahrib
Berjamaah, setelah selesai nanti ada diskusi kelas, dimana nanti akan ada
Pak Ustadz yang nanti akan membimbing untuk temen2 sharing ya
sebetulnya sangat sederhana, tidak harus dengan materi yang berat2,
karena disesuaikan dengan kondisi temen2 waria sendiri ya .. . intinya kita
melalui sharing bisa tahu cara wudhu yang benar, cara solat yang benar,
atau mungkin juga bisa dengan materi temen2 ambil materi fikih2 kan .. .

177
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 80


karena ini pondok pesantren kan terkait waria, bagaimana sih fikihnya
waria gitu .. . nanti bisa didiskusikan bersama, nah setelah satu jam itu di
kelas baru nanti kita solat berjamaah, solat Isya’. Setelah selesai nanti buat
temen2 yang mau pulang ya pulang tp kalo masih mau pengen tinggal
untuk apa .. . sharing, bisa juga .. .”178

Dalam penyampaian materinya, pesantren tersebut menggunakan model


sorogan dan bandongan. Penulis dalam hal ini membuktikan bahwa model
sorogan dan bandongan ini tidak terlihat pasif. Namun menurut analisa penulis,
dengan menggunakan model ini pembelajaran agama lebih efektif dan mempunyai
signifikasi yang tinggi sebab lebih terjalin ikatan batin yang kuat antara guru dan
santri. Disamping itu juga guru face to face langsung, bisa mengawasi,
membimbing, membenarkan dan menilai seberapa jauh santri bisa menguasai
materi.

Nabi Saw sendiri bersabda bahwa:

َ َ‫ﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و‬
‫ﺳﻠﱠ َﻢ ا ْﻧﺼُﺮْ أَﺧَﺎكَ ظَﺎ ِﻟ ًﻤﺎ‬ َ ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠ‬
َ ِ ‫ﻲ ا ﱠ ُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل رَ ﺳُﻮْ ُل ا ﱠ‬
َ ‫ﺿ‬
ِ َ‫ﻋَﻦْ أَﻧ ٍَﺲ ر‬
‫ﻈﻠُﻮْ ﻣًﺎ أَﻓَﺮَ أَﯾْﺖَ إِذَا ﻛَﺎنَ ظَﺎ ِﻟﻤًﺎ َﻛ ْﯿﻒَ أَ ْﻧﺼُﺮُ هُ ﻗَﺎ َل‬
ْ ‫ﻈﻠُﻮْ ﻣًﺎ ﻓَﻘَﺎ َل رَ ُﺟ ٌﻞ ﯾَﺎ رَ ﺳُﻮْ ُل ا ﱠ ِ أَ ْﻧﺼُﺮُ هُ إِذَا ﻛَﺎنَ َﻣ‬
ْ ‫أَوْ َﻣ‬
(‫ﻈﻠْﻢِ ﻓَﺈِنﱠ ذَﻟِﻚَ ﻧَﺼْﺮُ هُ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى‬
‫ﺗَﺤْ ﺠُﺰُ هُ أَوْ ﺗَﻤْ ﻨَﻌُﮫٌ ﻣِ ﻦَ اﻟ ﱡ‬

Artinya: Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah
bersabda : “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi.
Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang
dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan
dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan
kepadanya. (HR. Imam Bukhari)

178
Cerita Mbak Ys saat penulis melakukan wawancara dengan Ustadz Arif di PP. Waria
AL-Fatah Yogyakarta. Minggu, 5 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Ada Surga Bagi Waria Page 81


Kegiatan mengaji tersebut dilakukan sampai waktu Maghrib. Sebagai
seruan sudah masuk waktu Maghrib, ditandai dengan mengumandangkan Adzan
oleh salah satu santri waria.

“e nggak. Kalau menurut saya adzan itu bisa dilakukan siapa saja,
tidak harus laki-laki. Jadi pada dasarnya itu adalah suatu ilmu, ilmu
agama. jadi ketika itu kita .. . disitukan, didalam buku itu kan kita belajar
untuk bisa melakukan adzan. Nah itu, untuk bisa adzan. Jadi itu tidak
kemudian merubah apa ya .. . melaki-lakikan kita, tidak. Kita belajar untuk
bisa ehm .. . adzan. Gita aja, dipahami seperti itu. Saya sendiri juga tidak
pernah men-gender-kan ketika seseorang yang bisa adzan kemudian dia
laki-laki, tidak.”179

Santri waria yang lain kemudian bergantian bergegas mengambil air


wudhu dan mempersiapkan untuk sholat Maghrib berjamaah. Para santri
dibebaskan untuk memakai sarung atau mukena.

“kita memandang kita manusia saja. kaya pilihan ketika teman-


teman disini mau pakai mukena atau pakai sarung, kita sudah tidak
mempedulikan lagi, bagaimana dia seseorang yang masih nampak laki-laki
kenapa dia memilih memakai mukena, ya .. . itu hak dia. Karena
kenyamanan itu kan ada disini (sambil menyentuh dada –hati-). Kita nggak
“jangan !! kamu masih nampak seperti cowok, kenapa makai mukena,
tidak. Kita ngga mencampuri itu. Itu kenyamanan dia, itu pilihan dia. Kaya
Mbak Oki itu sudah perempuan betul tapi ketika solat dia memilih pakai
sarung. Kita juga ga “Ooo kamu pantasnya pakai mukena kenapa pakai
sarung?’ ngga .. .”180

179
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
180
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 82


Setelah semua siap kemudian dikumandangkan Iqomat sebagai tanda solat
Maghrib berjamaah akan dilaksanakan. Sang Ustadz menjadi imam dan para
santri waria solat dengan khusyu’. Setelah solat kemudian diteruskan dzikir
mujahadah bersama dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz dan ditutup
dengan sholawatan sambil bersalam-salaman.181 Penulis juga sempat menjadi
imam solat dzuhur ketika melakukan kunjungan. Ternyata waria tersebut
mengingatkan untuk kita solat, kemudian kita bergegas mengambil wudhu dan
solat dzuhur berjamaah.

Setelah solat usai, santri waria kembali duduk melingkar (Halaqoh) dan
Ustadz berada di tengah-tengah. Ustadz membuka pembelajaran agama Islam
dengan berdoa dan menjelaskan materi yang akan disampaikan. Setelah dirasa
cukup Ustadz kemudian memberikan kesempatan kepada santri waria untuk
bertanya, berdiskusi, curhat atau sekedar ngemil makanan ringan dan minum jika
ada. Sang Ustadz terlihat bijak, tenang, berwibawa dan berwawasan luas. Beliau
juga cakap dalam menyampaikan materi kepada para santri waria. Begitu juga
santri waria, semua fokus memperhatikan penjelasan Ustadz. Setelah
dipersilahkan untuk bertanya, para santri bergantian bertanya atau sekedar
menceritakan pengalamannya. Terjadilah komunikasi aktif diantara mereka.

Tidak jarang ada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang


berkunjung di pesantren waria tersebut. mereka juga dipersilahkan mengikuti
semua aktivitas di pesantren tersebut. mereka juga diperbolehkan untuk bertaya
atau berbagi pengetahuan kepada sang Ustadz dan para santri wari. Penulis pernah
menemukan mahasiswa dari Belanda yang menyempatkan diri meneliti
keberadaan pesantren tersebut.182 penulis juga bertemu dengan mahasiswa
Psikologi UII Yogyakarta, yang kemudian kita sama-sama menggali informasi
terkait pesantren waria ini. Penulis juga bertemu dengan mahasiswa UII UST
Yogyakarta, kita juga sama-sama mencari informasi terkait pesantren waria ini.

181
Hasil observasi di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.
182
Anuq, Mahasiswa asal belanda. Dia merupakan orang yang percaya akan adanya
Tuhan namun tidak mau menyembah-Nya. Fokus penelitian dia adalah bagaimana praktik
keagamaan di PP. Waria Al-Fatah ini.

Ada Surga Bagi Waria Page 83


Dan masih banyak lagi mahasiswa-mahasiswa lain yang berkunjung di pesantren
tersebut.

Kegiatan belajar mengajar diakhiri sampai waktu Isya’ tiba. Kemudian


dilaksanakan sholat Isya’ berjamaah seperti ketika waktu sholat Maghrib. Setelah
itu kemudian ada agenda makan bersama yang dimasak langsung oleh Mbak Nur
Ayu, santri waria yang tinggal di pesantren tersebut.183 setelah dirasa cukup ada
beberapa santri yang masih tinggal disitu ada yang langsung berpamitan pulang.

Pembelajaran PAI tentu tidak cukup kalau hanya setiap Minggu sore dari
jam 17.00 sampai 20.00. untuk mengatasi hal tersebut, buku laporan hasil belajar
santri di pesantren tersebut dirasa menjadi sarana yang cukup efektif dan efisien.
Jumlah kolom kegiatan yang harus diisi setiap harinya meskipun jika dilihat
secara proporsional memang belum begitu sempurna, namun bagi santri waria hal
tersebut sudah menjadi sesuatu yang sangat representatif. Pasalnya didalamnya
terdapat kolom pelaksanaan solat lima waktu dan kolom perilaku yang menuntut
kedisiplinan tinggi untuk mengisi setiap hari dan kejujuran yang tinggi untuk
tidak berbohong terhadap rekapan kegiatan yang dilakukan santri terkait.

Penulis kemudian mencermati lebih dalam mengenai bagaimana model


pembelajaran PAI di PP. Waria Al-Fatah tersebut. ada beberapa aspek yang
diperhatikan serius oleh penulis, diantaranya adalah:

1. Masalah ustadz.
Ustadz disana merupakan orang yang berkompeten dalam ilmu
agama. yaitu salah satu Kyai di Yogyakarta, salah satu dosen di Perguruan
Tinggi Islam Negeri di Yogyakarta dan mahasiswa pascasarjana di salah
satu perguruan tinggi Islam di Yogyakarta. Secara spiritualitas tidak
diragukan lagi mereka adalah orang yang taat beragama, hal ini terlihat
dari bisa terlihat dari bagaimana mereka beribadah dan bertingkah laku.
Disamping itu secara akademik mereka juga tidak diragukan lagi, bahkan
ada yang mempunyai pesantren cukup besar di Yogyakarta.

183
Hasil observasi di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta.

Ada Surga Bagi Waria Page 84


Seorang Ustadz disana dituntut harus bisa melakukan analisa,
menentukan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yang berarti
juga seperti melakukan analisis dan mengidentifikasi kebutuhan serta
melakukan analisis tugas (task analysis). Kemudian Ustadz juga harus bisa
merancang, mendesain dan mengembangkan pembelajaran. Kemudian
juga harus bisa mengimplementasikan perencanaan dalam pembelajaran
nyata dan melakukan umbal balik terhadap para santri waria.
Sejauh ini memang masih menggunakan model sorogan dan
bandongan, karena keadaan memang belum memungkinkan untuk
menggunakan berbagai model pembelajaran. Terkait hal ini, KH. Thoha
Abdurrahman memberikan masukan yang sangat berguna bagi
keberlangsungan pendidikan Islam,

“baik .. . sorogan bandongan itu cara kuno, sekarang ya


jaman modern harus tentu kita kembangkan. Yang waria itu juga
harus ikut perkembangan gitu .. . jangan hanya sorogan dan
bandongan tok .. . ya, IAIN itu juga perlu sorogan dan bandongan,”

“iya perlu, nyatanya lihat saja .. . alumni2 IAIN itu setiap


hari Jum’at pasti ngaji kesini. Jum’at pagi jam tujuh, ada orang
lima belas .. . sekarang malah ada yang berangkat ke Sudan,
kemaren pamitan, pak saya tidak bisa ikut ngaji karena saya mau
ke Sudan. ..”

“harus .. . nyatanya yang orang yang pernah mondok dan


yang hanya di IAIN itu beda kok, orang IAIN yang belum pernah
mondok itu lain sekali dengan yang pernah mondok.”

Bahkan beliau mencontohkan cucunya sendiri mengenai


bagaimana dampak pembelajaran yang menggunakan model sorogan dan
bandongan dan yang tidak.

Ada Surga Bagi Waria Page 85


“cucu saya itu Syariah Ekonomi Islam, di IAIN sini .. . ya
sekarang kerja di Bank BRI Syariah, itu beda sekali dengan yang
sudah mondok, cucu saya belum pernah mondok .. . ya amaliyah,
ya ilmunya, beda sekali .. . jangan kita buang, sorogan atau
bandongan meskipun kuno jangan kita buang .. . itu adalah sistem
kuno harus dibuang, jangan gitu .. . pakai semua, cari
kebaikannya.”184

2. Masalah kondisi santri waria


Model pembelajaran kepada waria ternyata tidak bisa disamakan
dengan model pembelajaran formal yang mengharuskan siswa duduk rapih
di bangku, duduk terdiam saat guru bicara dan lain sebagainya. latar
belakang pendidikan waria yang berbeda-beda menuntut sang ustadz harus
memilah dan memilih kosa kata dan cara penyampaian kepada para santri
waria. Kondisi waria yang tidak begitu akrab dengan aturan formal juga
membuat kesan mereka kurang rapih, kadang ramai dan lain sebagainya.
“iya .. . waria juga dibedakan.”
“ya pendidiknya juga harus melakukan, bisa atau
tidak harus melakukan ... niatnya mendidik kan harus bisa
diterima, jadiharus cerdas bagaimana caranya bisa diterima
kan gitu .. .”185

3. Masalah kondisi pesantren.


Pesantren memang tidak semegah dan selengkap layaknya
pesantren zaman sekarang. Namun didalamnya mengajarkan tentang
Islam. Keterbatasan sarana-prasarana juga tidak menyurutkan santri waria
untuk mengaji.
Setelah melalui banyak pembahasan dan pertimbangan diatas,
Penulis mengambil benang merah bahwa keberadaan PP. Waria Al-Fatah
ini memang harus diakui, yaitu:

184
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
185
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 86


Pertama, terlepas dari pro-kontra terhadap waria mereka juga
merupakan bagian dari makhluk Allah Swt. yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan manusia lain. tidak adil kiranya hanya
karena sebagai waria kemudian disalahkan dalam hal apapun.
Kedua, waria selalu membuat komunitas diantara mereka. Di
Yogyakarta sendiri tercatat ada 10 komunitas waria yang tergabung dalam
Iwayo. Dari sekian banyak komunitas tersebut belum ada yang
memperhatikan masalah keberagamaan waria. PP Waria Al-Fatah hadir
sebagai sebuah pesantren yang mencoba menjembatani waria untuk
menemukan Tuhan dengan belajar mengenai Agama Islam. Hal ini
merupakan terobosan baru yang sangat positif. Meskipun masih ada
kekurangan di berbagai hal namun ada usaha untuk selalu dan lebih
berbenah diri untuk mewujudkan waria yang mengerti agama Islam dan
bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, penggunaan diksi “pondok pesantren” jika dilihat dari segi
teoritis memang tidak memadahi untuk disebut sebagai pondok pesantren.
Namun penulis yakin bahwa teori tersebut muncul dari pengamatan sang
pencetus teori setelah mengamati berbagai pesantren dan menyimpulkan
demikian. Namun daripada itu, jika melihat pondok-pondok pada zaman
awal Islam, disana tidak akan ditemukan berbagai persyaratan demikian.
Namun disini penulis lebih menitik beratkan pada makna esensial pondok
pesantren yang merupakan tempat untuk mengaji ilmu agama Islam.
“namanya itu kan Jami’ Al-Azhar, .. . Masjid Al-
Azhar. Masjid Al-Azhar kemudian menjadi lembaga besar
sekarang, jadi sebenarnya kalau kita mau lihat pesantren .. .
kalau aku lo ya, pesantren itu bukan seperti yang sekarang
seperti yang sudah dilembagakan seperti yang di undang-
undang, departemen agama atau apalah .. .”

Ada Surga Bagi Waria Page 87


“tapi ini kuncinya adalah dengan Halaqah, orang-
orang yang belajar tentang agama. kemudian kemajuan
zaman menuntun untuk dilembagakan gitu .. .”186

Kemudian jika dilihat dari visi dan misi PP. Waria ini, maka akan
ditemukan sebuah ghirroh keagamaan yang tinggi. Visi didirikannya
Pondok Pesantren Waria ini adalah ingin mewujudkan kehidupan waria
yang bertaqwa kepada Allah Swt. dan bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan keluarga, serta komunitas / masyarakat / negara kedaulatan
Republik Indonesia.187 dan misi Pondok Pesantren Waria ini adalah
mendidik para santri menjadi pribadi yang taqwa dengan berbekal ilmu
agama Islam yang kuat dan mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan
segala bagian komponen masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal
Ika.188
Pembelajaran agama bagi waria juga sangat mempertimbangkan
faktor pendekatan yang digunakan. pendekatan pembelajaran perlu
digunakan untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Setidaknya ada dua faktor yang seyogyanya digunakan, yaitu
pendekatan ekspositori dan pendekatan kontekstual. Pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh
guru. Biasanya guru yang menyampaikan materi tersebut dengan
menggunakan metode ceramah yang mana metode mengajar ini hanya
186
Ustadz Arif, ... 5 Maret 2016.
187
Hasil Dokumentasi Visi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.
188
Hasil Dokumentasi Misi Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta. Sabtu, 14
November 2015.

Ada Surga Bagi Waria Page 88


menyampaikan bahan pelajaran degan komunikasi lisan. Metode ini sangat
ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian inforrmasi dan
pengertian.189
Sedangkan pembelajaran kontektual adalah proses pembelajaran
yang menekankan pada poses menghubungkan materi dengan alam sekitar
atau kehidupan nyata. Pembelajaran kontektual adalah sebuah sistem yang
merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pembelajaran kontektual adalah suatu
sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna
dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan
sehari-hari siswa.190 Pendekatan pembelajaran ini sangat cocok bagi waria
yang mengalami sendiri dinamika kehidupan yang dialami oleh waria
sendiri, sehingga waria dengan mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru yang mengajarnya.

189
Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006), hlm. 13.
190
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 187.

Ada Surga Bagi Waria Page 89


PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT WARIA BELAJAR AGAMA ISLAM

Berbicara mengenai faktor pendukung dan penghambat maka akan membicarakan


berbagai hal yang sekiranya bisa mendorong kelancaran atau malah menghambat.

1. Faktor Penghambat
a. Faham normatif keagamaan yang keras
Tidak diragukan lagi bahwa agama merupakan sesuatu yang
dianggap sebagai pegangan hidup setiap orang. Namun permasalahan
yang terjadi adalah masalah fanatisme agama satu dengan yang lain
atau bahkan fanatisme satu agama namun berbeda golongan. Adanya
pesantren waria ini juga sempat mendapat tekanan dari beberapa pihak
yang mereka dirinya paling benar, seperti cerita dari Ibu Shinta,
“kalau dulu pas hangat-hangatnya FPI di Jogja itu kita
sempat didatangi dari kepolisian, dari Polres Ngampilan itu untuk
menyerahkan data anggotanya. Karena dari kepolisian takut kalau
diserang, atau diculik atau gimana. Tapi ketika kitasudah pindah
disini kita baik-baik saja. kita juga pernah ditengok dari kepolisian
disini. Artinya polisi tanya2 kegiatannya apa saja. wuah kita
senang sekali pak, kita malah belum sowan. Iya iya nggak papa. Ini
kalu ada apa-apa dikasih nomer, kartu nama, supaya menghubungi
kita gitu. Jadi e .. . pemerintah lokal disini, kelurahan, kecamatan,
kepolisian, itu juga sudah sangat mendukung, sangat mendukung
kegiatan kita. Karena kegiatan kita ini banyak dikunjungi turis-
turis, banyak didatengin orang luar negeri, bahkan kedutaan besar
Amerika pernah datang kesini. Karena Pondok Pesantren Waria ini
adalah satu-satunya di dunia. Itulah kenapa kemudian banuak
orang datang. Pasti itu pernah menjadi pembicaraan kelurahan,
kecamatan. Artinya mereka mensupport kita dalam arti karena hal

Ada Surga Bagi Waria Page 90


yag positif juga. Kalau dari kepolisian kan, polisi pasti begitu.
Artinya tidak preventif kan .. .”
“Itu terjadi, karena memang ada kecaman juga tapi hanya
lewat jejaring sosial. Sesudah kita peng-upload kegiatan kita, itu
apa .. . laki2 dandan perempuan memegang Al-Qur’an, itu dosa .. !
Dan saya nggak mau menanggapi itu, karena itu suatu yang buang2
waktu.”191

b. Sarana Transportasi
Sarana transportasi memang menjadi hal yang wajib ada ketika
lokasi mengaji jauh dari tempat tinggal. Hal ini dirasakan juga oleh
santri waria di pesantren tersebut. hal ini dikarenakan tidak semua
santri mempunyai kendaraan pribadi, kendaraan umum tidak
beroperasi sampai malam, kegiatan pesantren juga sampai malam dan
lokasi pesantren yang lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki.
“e kebetulan kalo secara keseluruhan, yang menjadi data
santri di pesantren kan ada empat puluh, tapi kan terkait tentang
masalah tempat tinggal yang berbeda-beda juga masalah
transportasi, kan banyak juga temen2 yang tidak memiliki
kendaraan, dan mereka biasanya dikhawatirkan kalo kegiatannya
sampe malam sulit .. .”
“Kalo yang rutin ya alhamdulillah ya artinya, ada sekitar
sepuluhan temen2. Nanti bisa jadi yang tidak dateng nanti
tergantikan oleh yang datang. Tapi paling nggak kita
192
memfasilitasi.”

c. Kesadaran waria
Dari hasil pembahasan diatas bisa diketahui ada sekitar 10
komuntas waria yang tersebat di Yogyakarta namun tidak semua
191
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 2 Februari 2016.
192
Cerita Mbak Ys saat penulis melakukan wawancara dengan Ustadz Arif DI PP. Waria
AL-Fatah Yogyakarta. Minggu, 5 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Ada Surga Bagi Waria Page 91


mengikuti pembelajaran PAI di pesantren waria ini. Banyak faktor
yang mempengaruhinya, salah satunya adalah masalah kesadaran.
Islam memang tidak pernah mengajak atau memaksakan manusia
untuk memeluk agama tersebut. pertanyaannya adalah bagaimana
dengan para waria yang belum mempunyai kesadaran? Untuk
menumbuhkan rasa kesadaran beragama bagi mereka memang tidak
mudah, namun harus tetap dilakukan dengan tanpa kekerasan.
“.. kewajiban kita yang harus mengajari biar mereka
menjadi santri itu. Itu kewajiban kita .. .”193

d. Penerimaan keluarga
Penerimaan keluarga juga sangat penting, dimana keluarga sebagai
tempat tumbuh kembang dan bernaung. Masalahnya adalah selama ini
persepsi orang tua tehadap dunia waria lebih banyak dibingkai oleh
paham keagamaan yang dianut, dunia pelacuran, rasa malu karena
keluarganya ada yang waria dan lain sebagainya. Ketika keluarga
menolak waria maka dia akan keluar dari rumah dan mencari
komunitas yang bisa menerima keadaan tersebut.

e. Penerimaan masyarakat
Selama ini ternyata waria dikonstruksikan oleh tatanan sosial
masyarakat sebagai individu yang menyimpang. Dasar penyimpangan
itu berakar dari suatu konteks dalam melihat jenis kelamin, yaitu jenis
kelamin secara biologis dan secara kultural. Karena dua pandangan
tersebut menjadikan waria banyak menghadapi kendala sosial dan
kultural.
“iya .. . mas, aku mau tanya lagi .. . kan aku kemaren
sempet mau solat yaa .. . pas wudhu, kan sini laki2 sini perempuan.

193
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 92


Tuh ada orang, padahal aku gak pegang, gak nyentuh tapi dia
marah ..”194

f. Pengakuan dunia kerja


Tidak semua bidang pekerjaan dapat menerima kehadiran waria.
Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh paham keagamaan yang dianut,
asumsi waria identik dengan dunia pelacuran, rasa malu karena
karyawan yang waria, takut mengganggu karyawan lain, takut tidak
profesional dan lain sebagainya. meskipun begitu ada beberapa
pekerjaan yang dapat ditekuni oleh seorang waria secara total, seperti
salon, berdagang, seniman dan beberapa kegiatan yang tidak
memerlukan ketentuan administratif khusus.

g. Latar belakang pendidikan santri


Seperti yang dijelaskan diatas bahwa tidak sedikit santri waria
yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan karena tidak diterima di
keluarga dan lingkungan pendidikan. Hal ini tentu menimbulkan
varian kemampuan santri waria dalam memahami dan mencerna
materi, emosional dan cara berfikir. Tentunya menjadi sebuah
homework bagaimana bisa menyampaikan materi yang sulit menjadi
mudah dan yang mudah menjadi lebih mudah anpa mengurangi esensi
dari keilmuan materi tersebut.

h. Sarana prasarana
Sekarang ini PP. Waria masih sangat sederhana. Sarana prasarana
memang tidak sepenuhnya menjamin santri waria bisa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan. Namun kiranya dengan sarana
prasarana yang lebih mudah akan lebih membuat mereka lebih
bersemangat dan termotivasi untuk belajar.

194
Mbak Maya Tong-Tong, ... Selasa, 6 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 93


i. Dukungan pemerintah
Sampai saat ini pemerintah memang kurang memperhatikan
keberadaan PP. Waria Al-Fatah ini. Namun tidak menyurutkan niat
para santri untuk menimba ilmu agama. disamping itu juga berusaha
mendapat pengakuan kedinasan dengan berusaha memenuhi
persyaratan administratif yang dipersyaratkan untuk mendapat
pengakuan. Untuk mendukung usaha pesantren tersebut ternyata MUI
Yogyakarta sendiri juga secara tidak langsung ikut membantu, seperti
penuturan KH. Thoha Abdurrahman,
“Saya sudah buat surat LGBT sudah saya buat, sudah saya
kirim ke pusat, saya kirim ke MUI pusat, saya kirim ke Kanwil
agama, saya kirim ke sini .. . ya gubernur, ya polda, ya polres,
kejaksaan tinggi, pengadilan tinggi dan lain sebagainya sudah saya
kirim semuanya.”195

2. Faktor pendukung
a. Semangat keberagamaan waria
Para santri menyadari bahwa mereka juga harus dekat dengan
Allah Swt. agar mendapat kebahagiaan dunia akhirat.
b. Pendidik yang berkompeten dalam bidangnya
Pendidik atau ustadz yang notabene adalah ahli agama dan ahli
pendidikan sangat mendukung terhadap keberlangsungan dan
perkembangan pesantren waria tersebut.
c. Antusias para relawan
Meski banyak yang kontra, namun tidak sedikit juga yang pro akan
keberadaan pesantren waria ini. Mereka selalu memberikan support
baik mental, pikiran maupun materiil kepada para santri waria.
“Kemudian juga kita juga punya hubungan dengan
akademisi-akademisi. Kita melakukan kunjungan Goes to Campus

195
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 94


untuk memberikan pelajaran kepada mahasiswa tentang kegiatan
kita. Karena kita memandang para mahasiswa ini adalah para agen
perubahan. Siapa tahu pada wakti nantinya dia akan menjadi
keluarga dan didalam keluarga dia ada warianya, supaya dia
diterima. Itu .. . jadi itu pandangan jauh kita kedepan. Jadi para
mahasiswa ini adalah agen perubahan untuk menerima waria.
Artinya kita tidak hanya ke masyarakat umum biasa tapi juga
masyarakat akademik.”196
d. Penerimaan masyarakat sekitar
Sosialisasi mengenai kegiatan pesantren memang penting adanya.
Pasalnya dengan hal tersebut bisa diketahui oleh pihak lain. begitu
juga dengan PP. Waria Al-Fatah ini sebagai bentuk perwujudan tujuan
gerakan ke masyarakat, pesatren tersebut selalu menunjukkan kegiatan
apa saja kepada masyarakat dan kepada siapa saja yang datang kesana.
“kalau respon itu, masyarakat selalu positif, selalu baik.
Karena mereka juga tahu, ow pesantren waria ini, kegiatan kita
kegiatan muslim. Jadinya kita bukan belajar aliran sesat, aliran
apalah .. . iyakan, kita belajar agama.”
“Hooh, kalau itu, kita memang selalu ada karena itu
memang sudah menjadi agenda rutin. Artinya tiap hari Transgender
kita melakukan bakti sosial, setiap hari besar Islam itu kita
mengundang masyarakat tetangga sini untuk pengajian yang kita
adakan, jadi dengan itu mereka mengerti bahwasanya o waria itu
begini to .. .”197
e. Campur tangan pemerintah
Meski dalam ranah sosial keagamaan masih sering terjadi
perdebatan mengenai keberadaan waria namun setidaknya, pemerintah
sendiri sudah mengakui.

196
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.
197
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 95


“kemudian yang paling ibu harapkan itu adalah departemen
agama mengakui bahwa pondok pesantren waria ini sebagai bagian
dari e .. . apa ya, sebagai bagian dari bimbingan mereka. Artinya
kemudian kita mendapatkan dana kegiatan setiap tahun,
keberlangsungan kita seperti itu. Jadi pemerintah mengakui
keberadaan kita.”
“Salah satu yang sedang kita upayakan, kita punya
kurikulum itu, karena itu persyaratan dari Depag. Jadi untuk
meraih pengakuan itu kita harus punya beberapa point yang
dipersyaratkan dari depag. Bahwasanya kriteria Pondok Pesantren
harus ada waria yang menginap, ada tempat beribadah, ada tempat
belajar, ada sistim belajar mengajarnya, kan begitu. Nah, itu salah
satu yang sedang kita rintis untuk pengakuan itu. Artinya kita
memang memimpikan Pondok Pesantren ini terus berlangsung.
Artinya difasilitasi oleh pemerintah. Artinya ada dana pemerintah
yang bisa kita gunakan, kemudian kita bisa mengembangkan diri,
misalnya suwaktu-waktu nanti mendapat tanah kosong, kita
mendirikan Pondok Pesantren yang seperti Pondok Pesantren pada
umumnya, ya seperti itu. Itu harapan saya.”198

Namun harusnya tidak hanya sebatas itu. Harapan dari penulis,


bahwadisamping diakui, juga harus ada tindakan baik secara legalitas
dan dibukanya semua akses kepada waria seperti bidang pekerjaan,
pendidikan dan lain sebagainya. bahkan lebih keras lagi harapan dari
Ustadz Arif, beliau mengatakan bahwa,
“ya .. . harapan saya seperti ini, e .. . sudah saatnya saya
pikir, untuk membuka ruang publik. Kalau pun misalnya ada orang
yang tidak menerima atau siapapun ya .. . pemerintah memiliki
kekuasaan untuk membuka ruang publik. Kalau ada temen2 atau

198
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 96


komunitas yang berani bersuara tentang LGBT, yaudah .. . kasih
kesempatan kok untuk menyuarakan mereka. Ada yang gak
sependapat ya silahkan, ada ruang publik yang bisa didiskusikan.
Dan itu kan harus dilakukan. Pemerintah kalau tidak bisa, berarti
kan pemerintah yang kurang bener karena tidak bisa melindungi
hak-hak rakyat.”
“Untuk masyarakat saya pikir, masyarakat kan sebenarnya
hanya manut, kalau masyarakat sosial kan hanya manut. Kalau
pemerintah ngomong seperti ini yaudah masyarakat akan nrima.
Dalam hal itu MUI juga berperan .. . otoritas keagamaan di
Indonesia ini kan masih dipegang oleh MUI, kalau MUI bilang
halal mayoritas masyarakat akan mengatakan halal kalau MUI
mengatakan haram mayoritas masyarakat akan mengatakan haram.
Sehingga pemerintah harus membuka dialog. Kalau mereka bilang
haram ya silahkan, yang penting jangan sampai ada kecaman.”199

199
Ustadz Arif, ... Minggu, 31 Januari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 97


KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PAI BAGI WARIA

Semua hal tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang
sempurna. Semua hal juga tidak akan terlepas dari godaan aral rintang yang
menghadang dalam mencapai keberhasilan. Namun semua hal juga tidak akan
selamanya dalam masalah, suatu saat akan mendapat kemudahan dan mencapai
keberhasilan yang diharapkan. Begitu juga dengan PP. Waria Al-Fatah ini,
keberadaannya tidak terlepas dari pro-kontra, tidak terlepas dari pihak yang
mendukung dan menghambat keberadaannya. Namun daripada itu, ternyata
adanya PP. Waria tersebut bisa membuktikan bahwa mereka bisa mencapai
keberhasilan dan memberikan beragam mamfaat khususnya bagi para santri di
pesantren waria tersebut. Beberapa capaian dan manfaat tersebut diantaranya
adalah:

1. Kontinyuitas pembelajaran PAI


Melakukan suatu hal yang konsisten dan secara kontinyu memang
tidak mudah, apalagi masalah ibadah. Seperti adagium masyhur, ‫اﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ‬
‫ﺧﯿﺮ ﻣﻦ اﻟﻒ ﻛﺮاﻣﺔ‬ bahwa Istiqomah lebih baik daripada seribu karomah.
Begitu juga dalam PP. Waria Al-Fatah ini, mengingat bagaimana kegiatan
pada masa kepemimpinan Alm. Ibu Maryani yang terkesan kurang tertib
akhirnya pada zaman Ibu Shinta membuat totalitas perbaikan yang pada
akhirnya pesantren tersebut lebih istiqomah dalam melakukan segala
kegiatan keagamaan.
Seperti kasus di pesantren waria ini. Pada zaman Ibu Maryani,
keberlangsungan pengajian sangat ditentukan sang pemimpin, dalam kasus
ini adalah Ibu Maryani sendiri. Namun pada zaman Ibu Shinta, dengan
penuh rasa syukur kepada Allah Swt. kegiatan rutin dilaksanakan setiap
minggu sekali.
“Sampai tahun 2012. Tahun 2012 kita mulai e.. . pengajian
itu hanya ketika, e.. . apa ya. E.. . bu maryani tidak, e.. . bu maryani

Ada Surga Bagi Waria Page 98


punya waktu. Artinya, karena pada waktu itu segala sesuatu
dipegang bu maryani. Artinya kepengurusan yang kita bentuk itu
tidak berjalan karena semuanya ada di bu maryani. Bu maryani
memegang e.. . apa ya namanya. Memegang bagaimana dia
kemudian menentukan hari ini kita ngaji dan e.. . atas dasar waktu
luang dia. Karena satu waktu luang, kedua kondisi keuangan.
Kalau memang setiap pengajian itu kira-kira, kalau disana pada
waktu itu tiga ratus ribu. Ya untuk pesan makanan, yang paling
penting adalah untuk pesan makanan.”
“Itulah, jadi walaupun bu maryani ada waktu tetapi ketika
dia tidak ada uang ya kita tidak ngaji. Iya, jadi begitu .. . e,, , dan
juga pada hari-hari ketika, ngaji itu ketika mau ada shooting. Jadi
Ketika mau ada shooting kan kita ada yang dikasih uang gitu. Nah,
itu kita ngaji bareng. Jadi pada waktu itu modelnya masih e.. . jadi,
jalan tidaknya benar-benar ada uang dan tidak itu. Dan pada waktu
itu kita tidak punya sistem pembelajaran yang e.. . apa ya namanya,
yang nyata. Artinya teman2 hanya datang kemudian ngaji bersama,
salat bersama, itu saja. kemudian mendengarkan tauziah e.. . dari
ustadz. Artinya e.. . kita belajar ngaji sampai dimana, kita belajar
ngaji tentang apa, itu tidak ada .. . tidak ada catatan.”200

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa kontinyuitas dan intensitas


mengaji sangat ditentukan oleh personal, dalam hal ini adalah Ibu Maryani
sebagai pimpinan pesantren waria pada masa itu. Namun pada masa
kepemimpinan selanjutnya ada revormasi pada masa kepemimpinan Ibu
Shinta Ratri. Revormasi tersebut berupa penetapan pelaksanaan kegiatan
pesantren satu minggu sekali, ditengah kondisi apapun.
Disamping kontinyuitas pelaksanaan kegiatan tersebut, pencapaian
secara substansial juga mulai dirasakan. Awal mula berdiri pesantren

200
Ibu Shinta Ratri, ... Rabu, 02 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 99


waria ini, materi yang diajarkan kepada santri waria kurang sistematis dan
tidak terbukukan. Namun pada masa Ibu Shinta ini, pembelajaran lebih
sistematis, materi yang diajarkan juga lebih tertata sehingga para santri
bisa lebih mudah paham dan bisa mengkaitkan materi per pertemuan.
Akhirnya mereka mempunyai ilmu dan pemahaman yang utuh mengenai
materi yang disampaikan ustadz.

2. Perbaikan sisi fisik


Berbicara mengenai perbaikan sisi fisik, kurang lebihnya akan
berbicara mengenai perbaikan potensi fisik. Potensi fisik tersebut
merupakan keadaan dan kemampuan yang dimiliki seseorang yang bisa
dilihat orang lain, yang tercermin dalam penampilan inderawi. Dilihat dari
sisi fisik, PP. Waria telah memberikan andil besar dalam membentuk
potensi fisik para santri waria itu sendiri.
Setelah mengikuti pembelajaran PAI di PP. Waria ini mereka
menjadi lebih sopan dalam bertutur kata, sering berpakaian muslimah, atau
setidaknya tidak menggunakan pakaian yang seksi. Mereka berusaha
sedikit demi sedikit mengurangi jam keluar malam dan kegiatan yang
berbau “erotisme”. Mereka juga bisa menunjukkan bahwa hidup sebagai
waria bisa mendapatkan rejeki yang halal, mereka berjualan, menjaga
toko, perias salon, dan lain sebagainya.
Berbagai pencapaian tersebut merupakan sebuah perubahan yang
sangat berarti bagi mereka, mengingat awalnya mereka mayoritas hidup
dari pendapatan kerja “dunia malam”. Berbagai pencapaian potensi fisik
tersebut kiranya bisa menjadi bukti bahwa pembelajaran PAI di pesantren
waria tersebut juga memberikan dampak perubahan ekonomi dan sosial
bagi para santri waria itu sendiri.

3. Perbaikan sisi non-fisik.


Banyak sekali sisi non-fisik tersebut, namun setidaknya ada
beberapa yang bisa ditemukan di PP. Waria Al-Fatah tersebut diantaranya

Ada Surga Bagi Waria Page 100


adalah kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual
dan kecerdasan sosial.
Pencapaian santri waria dari segi kecerdasan spiritual, para waria
sadar bahwa dirinya harus mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk itu
maka mereka harus beribadah, mengaji, shodaqoh, puasa dan melakukan
ritus keagamaan lainnya serta beramal baik kepada sesama.
“saya kan sebelumnya mualaf jadi saya SD itu kan dapat
pendidikan agama Kristen ya jadi saya SMP masuk Islam dan
Cuma sesingkat itu jadi saya ga sempat mendalami kayak teman-
teman saya yang mungkin dari kecil sudah belajar agama Islam
akhirnya ya saya mendapatkan cukup ilmu seperti belajar sholat
itukan wajib ya kalau pengetahuan yang lainnyakan kita dapatkan
dari santri Cuma saya yo ga sempat lancar baca Al-Qur’an beda
sama teman-teman saya yang sudah dapatkan dari kecil ya di
lingkungan merekankan harus ngaji kalau saya kan itu tadi
pendidikan saya kan non muslim jadi saya dapatkan waktu itu
mulai kelas satu SMP jadi saya masuk ke pesantren disini itu
sejak… waktu itu ada ustadz .....mau mengembalikan kita ke
semula jadi teman-teman itu di suruh pake sarung padahalkan kita
masuk ke pesantren tujuanya bukan itu tujuan kita untuk beribadah
kepada Tuhan karena sebenarnya disini kita ga bisa dipaksakan
karena menjadi waria ini sendiri muncul begitu saja toh kita juga
uda nyaman kayak gini kok yg pentingkan kita pandai-pandai diri
aja.”201
“laki atau perempuan, atau apa saja .. . asal beriman dan
amal soleh pasti akan dibalas oleh Tuhan.”
“ndak masalah laki atau perempuan gitu, kan ada itu Allah
tidak akan melihat wajahnya, tidak akan melihat fisiknya, tidak

201
Mbak Ririn, ... Selasa, 16 Februari 2016.

Ada Surga Bagi Waria Page 101


meliha apanya tapi melihat amal taqwanya, lihat hatinya kan gitu ..
.”202

Dari kutipan diatas bisa dimengerti bahwa mereka ingin beribadah


mengenal Tuhan-nya sebagai waria, karena mereka merasa bahwa mereka
menjadi waria adalah bagian dari taqdir-Nya, tidak dibuat-buat.
Pencapaian santri waria dari segi kecerdasan emosional berupa
kesadaran santri waria yang mulai menata diri agar tidak mudah marah,
berburuk sangka, mengucapkan kata-kata kasar. Disamping itu juga
mereka melatih sabar, melatih berbicara yang baik dan benar dan lain
sebagainya.
“Kalau manfaat mengikuti kegiatan sebenernya banyak.
Cuma bagi saya paling tidak bisa mengontrol emosi menjadi lebih
baik. Dan tugas saya disini adalah melakukan pemberdayaan
waria.”203

Kemudian jika dilihat dari pencapaian segi kecerdasan intelektual,


pengentahuan mereka tentang agama juga sedikit banyak bertambah.
Pengetahuan mengenai agama, (dosa-pahala), berbuat baik kepada
makhluk Allah Swt. dan lain sebagainya. mereka juga tahu akan bahaya
HIV/AIDS.
Dari segi kecerdasan sosial, mereka belajar bagaimana menjadi
bagian dari warga negara Indonesia yang baik dan benar. Mereka mulai
bergabung dengan masyarakat, mengikuti kegiatan sosial, mengadakan
pengajian umum, mengadakan bakti sosial dan lain sebagainya.

Berbicara mengenai manfaat, berarti membahas mengenai faedah atau


kegunaan.204 Keberadaan PP. Waria Al-Fatah sejauh ini sudah memberi banyak
sumbangsih terhadap diri para waria itu sendiri. Beberapa manfaat yang telah

202
KH. Thoha Abdurrahman, ... Rabu, 16 Maret 2016.
203
Ibu Rully Malay, ... Selasa, 6 Februari 2016.
204
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1844.

Ada Surga Bagi Waria Page 102


dirasakan santri waria di PP. Waria Al-Fatah ini diantaranya adalah mereka bisa
meminimalisir bahkan menghindari bahaya seks bebas karena sudah dibekali
dengan pengetahuan betapa bahayanya penyakit HIV/AIDS.

Kemudian mereka juga bisa lebih mendalami agama Islam. Beberapa bukti
nyata dari proses memahami agama diantaranya mereka melakukan solat wajib
dan solat sunat, mujahadah, belajar BTQ, belajar fiqh, belajar aqidah, wisata religi
dan lain sebagainya. mereka juga lebih bisa menampilkan citra diri sebagai waria
yang bermartabat. Mereka belajar menata diri bagaimana mereka bersikap dengan
masyarakat, menyikapi masyarakat yang melecehkan waria dan lain sebagainya.
mereka juga lebih percaya diri masuk terjun membaur dengan masyarakat umum.
Beberapa kegiatan yang mereka lakukan diantaranya adalah mengadakan
pengajian umum, PHBI, bakti sosial, open talk show, dan waria goes to campus.

Ada Surga Bagi Waria Page 103


PENDIDIK MULTIDIMENSI

Kualifikasi secara mudah diartikan sebagai penyisihan atau pembatasan.205


Sedangkan pendidik diartikan sebagai tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.206 Dalam bahasa lain
pendidik adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran, menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada
akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
pendidikan.207

Terkait dengan masalah pendidik untuk santri waria, tidak hanya terkait
masalah akademis dan administratif semata, melainkan harus mempunyai
kemampuan dan kemauan khusus untuk membimbing mereka. Elaine K. McEwan
mencoba memberikan beberapa karakter yang harus dimiliki pendidik yang sangat
cocok diterapkan dalam jenjang pendidikan manapun, khususnya untuk para santri
waria. Karakter tersebut berupa:

1. Bergairah dan terdorong misi


Pendidik terdorong, merasa terpanggil untuk membantu belajar dan
bertumbuh kembang siswa. Untuk terjun ke dunia pendidikan waria ini,
tidak hanya kemampuan akademis dan administratif namun lebih pada
kemampuan spiritual dan kemauan yang kuat untuk membantu waria
dalam menemukan Tuhan-nya.
2. Positif dan riil
Pendidik harus bisa menunjukkan kepedulian, empati, respek, dan adil
dalam membangun relasi. Keberanian untuk melihat waria sebagai seorang

205
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 823.
206
UU RI No 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
207
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi &
Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 24.

Ada Surga Bagi Waria Page 104


yang membutuhkan bimbingan sangat dibutuhkan disini. Tanpa ada
keberanian tersebut maka hanya akan muncul rasa benci, jijik dan akhirnya
menjauhi waria tersebut.
3. Guru-pemimpin
Pendidik juga harus bisa memberi engaruh positif terhadap diri peserta
didiknya. Membangkitkan semangat belajar waria agak sedikit sulit karena
mayoritas waria sudah disibukkan dengan usahanya mencari penghidupan.
Maka dari itu pendidik yang bisa memberikan pengaruh kesadaran untuk
belajar agama sangat dibutuhkan disini.
4. Kesertaan (with-it-ness)
Pendidik harus bisa diatas puncak dari, selalu mengikuti, dan sadar
akan apa yang dia lakukan.
5. Gaya
Keluesan pendidik dalam menyampaikan materi menjadi point penting
yang tidak boleh ditinggalkan. Kondisi latar belakang waria yang sangat
variatif menuntut pendidik yang bisa memilih cara yang mudah dipahami
oleh semua waria.
6. Keahlian motivasional
Pendidik sangat diharapkan juga bisa menjadi motivator unggul.
Kondisi kejiwaan waria yang masih labil menuntut pendidik harus bisa
menggugah keinginan mereka untuk senantiasa belajar agama.
7. Efektivitas instruksional
Pendidik harus bisa menjadi virtuoso instruksional, maksudnya
pendidik harus bisa menjadi komunikator yang handal. Bagaimana
memilih bahasa penyampian, intonasi dan lain sebagainya menjadi penting
disini.
8. Pembelajaran buku
Pendidik harus memahami konten dan outcome. Dalam mendampingi
santri waria, pendidik harus memahami struktur disiplin dan apa yang
ditetapkan dari tujuan pendidikan.
9. Kesadaran lapangan

Ada Surga Bagi Waria Page 105


Pendidik yang baik harus memahami lingkungannya. Dengan kata lain,
kemampuan sosio-psikolog sangat diperlukan dalam hal ini.
10. Kehidupan mental
Pendidik harus mempunyai pemikiran yang substantif, yang berupa
kemampuan metakognitif, strategik, reflektif, komunikatif dan responsif.

Sedangkan penulis sendiri mencoba merumuskan tips bagaimana seorang


bisa menjadi pendidik yang baik dan bisa terjun di berbagai macam peserta didik,
salah satunya adalah kepada waria.
1. Heterogenitas
Setiap manusia mempunyai keunikan tersendiri. Hal ini dimulai dari
setiap munusia mempunyai fitrah, namun berbeda tindak lanjutnya satu
sama lain. Nabi Saw. Bersabda:
‫ ُﻛ ﱡﻞ ﻣَﻮْ ﻟُﻮْ ٍد‬: ‫ﺳﻠﱠ َﻢ‬
َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و‬
َ ِ‫ ﻗَﺎ َل رَ ﺳُﻮْ ُل ﷲ‬: ‫ﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل‬
َ ‫ﺿ‬
ِ َ‫ﻰ ھُﺮَ ﯾْﺮَ ةَ ر‬
ْ ِ‫ﻋَﻦْ اَﺑ‬
( ‫َﺠ َﺴﻨِ ِﮫ )رَ وَ اهُ ا ْﻟﺒُﺨَﺎرِ ى وَ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ْﻢ‬
ّ ِ ‫َﺼّﺮَ ﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُﻤ‬
ِ ‫ﯾُﻮْ ﻟَﺪُ َﻋﻠَﻰ ا ْﻟ ِﻔﻄْﺮَ ةِ ﻓَﺎَﺑَﻮَ اهُ ﯾُ َﮭ ّ ِﻮدَاﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُﻨ‬
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori Muslim)

Banyak literatur Islam yang membahas mengenai hadits tersebut.


secara garis besar, Islam memahami bahwa keadaan seorang anak
sebenarnya adalah netral namun belum mampu mengarahkan pergerakan
dan warna dirinya sendiri. Dengan keadaan tersebut seorang anak akan
sangat tergantung dari keadaan sekitarnya.
Secara ringkas bisa dipahami bahwa corak setiap anak merupakan hasil
olah rasa, karya, cipta lingkungannya. Maka tidak heran jika masing-
masing individu mempunyai ciri khas tertentu dan berbeda satu dengan
yang lain.
Maksudnya sebagai pendidik harus sadar bahwa corak setiap peserta
didiknya berbeda-beda. Disamping itu bekal pendidikan sikap,
pengetahuan dan kebiasaan dari setiap peserta didik juga berbeda. Maka

Ada Surga Bagi Waria Page 106


dari itu tidak bisa serta merta disama ratakan dalam memaksakan
internalisasi materi ataupun pemahaman maupun proses pembelajaran.
2. Empati
Pendidik harus mempunyai sifat empati, agar dia bisa menghadapi
perasaan dan pikiran orang lain. Maksudnya pendidik harus bisa membaca
arah berpikir setiap peserta didiknya. Nabi Saw. Bersabda:
ǁ Ʊ‫ إِﻧِّﻲ أ ُﺧْ ﺒَﺮُ ﺑِ َﻤﻜَﺎﻧِ ُﻜ ْﻢ ﻓَﻤَﺎ ﯾَﻤْ ﻨَﻌُﻨِ ْﻲ أَنْ أَﺧْ ﺮُ َج اِﻟَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ إ ﱠِﻻ‬: ‫ﻋَﻦْ اﺑْﻦِ َﻣ ْﺴﻌُﻮدْ ﻗَﺎ َل‬
ْ‫ أَن‬ҒNJ
‫ﻈ ِﺔ ﻓِ ْﻲ ْاﻻَﯾﱠﺎمِ ُﻣﺨَﺎﻓَﺔً اﻟﺴﱠﺎ َﻣ ِﺔ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ‬
َ ‫ﺳﻠﱠ َﻢ ﻛَﺎنَ ﯾَﺘَﺨَﻮﱠ ﻟَﻨَﺎ ﺑِﺎ ْﻟﻤَﻮْ ِﻋ‬
َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ و‬
َ ِ‫أ ُﻣِ ﻠﱠ ُﻜ ْﻢ إِنﱠ رَ ﺳُﻮْ َل ﷲ‬
( ‫)رَ وَ اهُ ا ْﻟﺒُﺨَﺎرِ ى وَ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ْﻢ‬

Artinya: “Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah)


bahwa kalian telah menuggu. (Sebenarnya aku telah mengetahui
kedatangan kalian), tidak ada yang menghalangiku untuk menemui
kalian, kecuali karena aku khawatir kalian akan merasa bosan
(belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri
selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk
menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa
jenuh.” (HR. Bukhori Muslim)

3. Responsif
Seorang pendidik harus responsiv, tergugah hatinya, menanggapi, dan
tidak bersifat masa bodoh. Hal ini sangat penting untuk dimiliki seorang
pendidik. Pasalnya jika guru tidak peka maka tidak akan memahami
peserta didik, tidak responsif dan akan acuh tak acuh.

4. Motivator
Pendidik harus bisa memberikan motivasi kepada peserta didiknya.
Permasalahan yang sering terjadi adalah seorang guru tidak mempunyai
motivasi dalam dirinya sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh permasalahan
internal atau eksternal dirinya. Akhirnya guru tersebut hanya mengajar
asal memenuhi target. Akibatnya siswa tidak akan paham akan materi

Ada Surga Bagi Waria Page 107


yang harus dipahami, bahkan tidak akan membangun memperbaiki mental
peserta didik itu sendiri.

Maka dari itu sangat penting kiranya seorang guru harus selalu meng-
upgrade semangat dalam dirinya. Bahkan seorang guru harus profesional,
jangan sampai masalah dari luar lingkungan sekolah dibawa kedalam
sekolah sehingga tidak fokus.

5. Analisator
Pendidik harus bisa menganalisa dan memberikan problem solving
terhadap apapun yang berhubungan dengan masalah pendidikan peserta
didiknya. Kemampuan analisa tersebut sangat terkait dengan respon guru
terhadap para peserta didiknya. Jika guru merespon para peserta didiknya
maka akan mengetahui seluk beluknya. Dengan demikian maka seorang
guru bisa memberikan sebuah obat terhadap masalah yang dialami peserta
didiknya.
Untuk menunjang kemampuan analisa tersebut juga perlu menguasai
kemampuan kuntitatif sebagai pendukung. Hal ini akan sangat berguna
untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik secara diagram
kuantitatif.

6. Wakil
Seorang pendidik adalah orang tua peserta didik di lingkungan
pendidikan. Berangkat dari filosofi Jawa,
wong tuo ngopeni anak loro nunggu mari, anak ngopeni wong
tuo loro nunggu mati (orang tua mengurusi anak yang sakit
berharap dia sehat lagi, anak mengurusi orang tua yang sakit
sambil menunggu dia meninggal –supaya mendapat warisan-).
Satu sisi penting dari filosofi tersebut adalah orang tua akan
mengupayakan segala cara untuk mengobati anaknya agar cepat sembuh,
meski belum tentu anaknya melakukan hal serupa untuk dirinya. Jika

Ada Surga Bagi Waria Page 108


pendidik mempunyai perasaan ini, bukan tidak mungkin peserta didiknya
akan menjadi orang yang “sembuh” dari kebodohan.

7. Absolusi
Seorang pendidik harus bisa memberikan pengampunan, memberikan
maaf kepada peserta didiknya dengan cara keagamaan yang dianutnya.
Peserta didik pasti sering membuat pendidik menjadi merasa marah, kesal
dan lain sebagainya. Maka dari itu pendidik harus selalu berlapang dada,
selalu member maaf kepada peserta didiknya.

8. Naluriah
Seorang pendidik harus mempunyai naluri seperti orang tua dengan
anaknya kepada peserta didik. Dengan demikian maka pendidik tersebut
akan selalu melalukan hal yang terbaik kepada peserta didiknya layaknya
orang tua kepada anaknya.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah naluri guru kepada murid bisa
seperti naluri orang tua kepada anaknya?

Ada Surga Bagi Waria Page 109


RINGKASAN

Pondok Pesantren Waria Al-Fatah memang menjadi satu-satunya


pesantren waria di dunia sampai saat ini. Faktanya memang banyak lembaga yang
bergerak menangani dan memperjuangkan waria namun nelum menyentuh ranah
keagamaan bagi waria. Disinilah perbedaan mendasar bahwa PP. Waria Al-Fatah
adalah merupakan suatu tempat waria untuk mengenal Tuhan dengan fisik sebagai
waria. Dari beberapa rumusan masalah dan setelah melalui proses pembahasan
yang dilakukan penulis, bisa disimpulkan bahwa:

1. Menjadi Seorang Waria


Pembahasan mengenai LGBT dimulai dari sejarah kisah klasik yang
masih terus menyimpan misteri dan mengungang perhatian dari berbagai
pihak, baik mereka pro atau kontra. Salah satu bagian dari LGBT tersebut
yang juga menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah waria atau
transgender/transsexual. Sampai sekarang keberadaan waria sendiri masih
menjadi pro-kontra.
Berangkat dari permasalahan tersebut penulis telah melakukan
penelusuran dan pembahasan semaksimal yang penulis bisa. Dari sekian
penelusuran dan pembahasan yang didukung oleh berbagai sumber otentik,
penulis menyimpulkan bahwa ko
ndisi waria bersifat nature bukan nurture. Meskipun mulai timbulnya
gejala kearah waria tersebut sangat variatif namun semuanya bermula dari
dorongan dalam diri waria tersebut, bukan karena intervensi dari pihak
manapun yang mereka bahasakan bahwa kondisi waria tersebut
merupakan taqdir dari Allah Swt. yang harus disyukuri.
Terlepas dari hal itu, penulis melihat bahwa disini ditemukan ada
“waria” sekaligus “muslimah” dan “mukminah”. Santri waria juga masih
berwujud manusia dan masih menjadi bagian dari hamba Allah Swt. dan
secara otomatis, masih menjadi bagian dari Abid dan Kholifah-Nya.

Ada Surga Bagi Waria Page 110


Sangat picik sekali jika hanya karena status “waria” apapun yang mereka
lakukan dianggap sebuah kesalahan dan harus di bumi hanguskan. Secara
sederhana, tidak ada seorangpun yang bisa memastikan ibadahnya diterima
atau belum oleh Allah Swt. Vonis selama ini yang melihat sah dan
tidaknya sebuah ibadah hanya dilihat dari sisi syariatnya saja. Itupun
antara syariat satu golongan dengan golongan lain kadang berbeda. Namun
apapun itu, tetap tidak ada jaminan ibadahnya pasti diterima.
2. Model Pembelajaran PAI di PP. Waria Al-Fatah
Istilah pondok pesantren sendiri, secara teoritis PP. Waria Al-Fatah
memang tidak memenuhi syarat disebut sebagai pondok pesantren. Namun
jika melihat sejarah, pondok pesantren jaman dahulu tidak baku harus
memenuhi syarat teoritis tersebut. Dalam melihat PP. Waria Al-Fatah ini
penulis lebih cenderung melihat dari sisi substansial, dimana mereka
belajar memahami agama Islam baik secara spiritual maupun ritus
keagamaan. Santri waria di pesantren tersebut belajar membaca Iqro’ dan
Al-Qur’an, tatacara bersuci, tatacara solat, tatacara adzan iqomat, praktik
solat berjamaah, mujahadah dzikir, pengajian keagamaan, diskusi
keagamaan sampai makan bersama setelah acara pengajian selesai.
Para santri waria dalam hal membaca Al-Qur’an dan Iqro’,
menggunakan model pembelajaran Bandongan dan Sorogan. Mereka
secara bergantian maju satu per satu di hadapan ustadz. Sembari
menunggu santri yang sedang maju, santri lain latihan membaca (nderez)
ayat yang akan di-tahsin-kan kepada ustadz. Penulis juga menyaksikan
bagaimana para santri waria berwudhu, mereka terlihat sudah bisa dan
benar sesuai syarat rukun wudhu. Kemudian penulis juga sempat
melakukan solat berjamaah dengan para santri waria. Mereka terlihat
khusyu’. Para santri waria yang memakai sarung berada di baris depan dan
yang memakai mukena di baris yang belakang. Point yang pokok dalam
kegiatan solat berjamaah ini adalah semua santri waria mengikuti solat
berjamaah tersebut dan mereka terlihat fokus. Setelah solat kemudian
dilanjutkan dengan zikir bersama. Ternyata para santri waria terlihat lancar

Ada Surga Bagi Waria Page 111


melafadzkan dzikir-dzikir tersebut dan ditutup dengan doa dari imam
sholat.
Usai solat dilanjutkan mengaji dan diskusi. Kegiatan diawali dengan
ceramah oleh sang ustadz, yang berarti ustadz tersebut menggunakan
model ceramah dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Setelah
dirasa cukup sang ustadz mempersilahkan para santri untuk bertanya,
berarti menggunakan model pembelajaran tanya jawab. Kemudian
dilanjutkan diskusi sampai masuk waktu sholat Isya, berarti menggunakan
model diskusi. Para santri terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan
tersebut. secara bergantian mereka saling bertanya dan saling bertukar
pendapat.
Para santri juga diajarkan bagaimana bermasyarakat yang baik. Mereka
diajarkan bagaimana mengontrol emosi, cara berpakaian yang baik dan
benar, cara mensikapi masyarakat yang heterogen, pemahamam
pentingnya mencari rejeki yang halal dan lain sebagainya. ternyata
pembelajaran tersebut bisa diterima, dipahami dan diamalkan oleh para
santri dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat hal ini penulis melihat bahwa ada dua sisi ruang gerak yang
sudah lumayan banyak dicapai di PP. Waria Al-Fatah ini, yaitu sisi
vertikal dan horizontal, bagaimana para santri beribadah kepada Allah
Swt. dan bagaimana para santri menjalin hubungan dengan lingkungan
masyarakat sekitar.
3. Faktor pendukung dan penghambat
Banyak kisah yang dialami PP. Waria Al-Fatah dalam
mempertahankan eksistensinya ditengah kerasnya pro-kontra yang terjadi.
Secara garis besar bisa ditarik kesimpulan bahwa:
a. Faktor penghambat
1) Faham eksrim keagamaan
Faham normatif kelompok keagamaan yang keras menentang
waria membuat mereka merasa tidak nyaman dalam melakukan
ritus ibadah ditempat umum, akhirnya mereka mencari tempat lain

Ada Surga Bagi Waria Page 112


(menyendiri) dalam melakukan ibadah, atau bahkan mereka
menjadi enggan beribadah.
2) Sarana transportasi
Kegiatan pesantren yang dimulai dari sore hingga malam hari
membuat sebagian santri waria yang tidak mempunyai kendaraan
pribadi merasa kesulitan masalah angkutan umum. Alternatif yang
disediakan berupa ikut nebeng teman atau tidur di pesantren
kemudian baru pulang keesokan harinya.
3) Kesadaran waria
Sampai sekarang baru sekitar 20% atau sekitar 40 waria dari
sekian banyak waria yang tersebar di Yogyakarta dan sekitanya
yang tergugah hatinya untuk mau belajar PAI. Hal ini
menunjukkan bahwa seharusnya ada kepedulian, tindak lanjut atau
penanganan khusus dari para akademisi bagaimana bisa mereka
semua belajar PAI.
4) Penerimaan keluarga dan masyarakat
Permasalahan mendasar dari keluarga yang anggota
keluarganya seorang waria adalah tidak diterimanya waria tersebut
dalam keluarga. Atau bahkan keluarga dengan berbagai cara
berusaha untuk mengembalikan kondisi waria menjadi laki-laki
pada umunmnya.
Sedangkan permasalahan di lingkungan masyarakat, mereka
sangat minim mengkomunikasikan dan mengkonfirmasikan atas
fenomena waria itu sendiri. Akhirnya hanya tinggal negative
thinking yang membuat waria harus mengasingkan diri dari
masyarakat.
5) Penerimaan dunia kerja
Minimnya lapangan pekerjaan yang mau menerima waria
sebagai karyawan membuat waria tidak punya pilihan lain selain
berwiraswasta dan atau menjajakan dirinya demi mencukupi
kebutuhan sehari-hari.

Ada Surga Bagi Waria Page 113


6) Latar belakang waria
Berbagai latar belakang, baik segi pendidikan, ekonomi, sosial,
budaya dan lain sebagainya membuat keadaan santri di pesantren
waria tersebut sangat variatif. Hal ini menuntut pembelajaran yang
bisa diterima oleh mereka, baik dari segi penyampaian maupun
muatan isi yang akan disampaikan.
7) Sarana prasarana
Kondisi pesantren sendiri yang merupakan swadaya santri
waria sampai saat ini masih sangat minim. Akhirnya dengan sangat
terpaksa mereka harus melaksanakan kegiatan pesantren dengan
keadaan tersebut.
8) Dukungan pemerintah
Indonesia merupakan negara hukum, maka dari itu peran
Pemerintah dan pihak terkait menjadi sangat penting untuk
pengakuan dan keberlangsungan pesantren waria.
b. Faktor pendukung
1) Semangat keberagamaan waria
Capaian sekitar 20% dari total waria yang yang berada di
Yogyakarta dan sekitarnya meskipun masih dalam jumlah kecil
namun menjadi batu pondasi yang sangat penting bagi mereka.
Kesandaran tersebut muncul karena mereka merasa bahwa kondisi
waria tersebut merupakan taqdir Tuhan, dan dengan fisik waria
tersebut tidak menyurutkan niat mereka dalam memahami Islam.
2) Pendidik yang kompeten di bidangnya
Pendidik atau ustadz di pesantren tersebut merupakan lulusan
perguruan tinggi Islam. Yang mana kemampuan akademis dan
keagamaan lainnya sudah tidak diragukan lagi dan bisa
dipertanggung jawabkan.
3) Antusias para relawan

Ada Surga Bagi Waria Page 114


Relawan juga menjadi faktor pendorong yang sangat penting.
Keberadaan mereka sedikit banyak juga membantu tumbuh
kembang pesantren baik dari sisi material maupun non-material.
4) Penerimaan keluarga dan masyarakat
Meski masih sangat minim akhirnya keluarga dan masyarakat
sekitar mulai menerima keberadaan pesantren waria tersebut.
dengan meningkatkan kualitas capaian pesantren waria tersebut
diharapkan bisa membuka hati masyarakat untuk lebih menerima
keberadaan mereka.

4. Capaian Keberhasilan Pembelajaran PAI


Banyak hal yang dicapai dari pembelajaran PAI di pesantren waria
tersebut, diantaranya adalah:
1) Kontinyuitas pembelajaran PAI di pesantren waria Al-Fatah
Istiqomahnya kegiatan pesantren setiap Ahad sore merupakan
capaian yang sangat bagus, mengingat pada masa kepemimpinan
sebelumnya masih bersifat sentral.
2) Perbaikan sisi fisik
Perubahan fisik yang bisa diterima oleh panca indera menuju
arah lebih baik juga menjadi capaian yang luar biasa. Para santri
waria menjadi lebih sopan dalam bertutur kata, berpenampilan dan
lain sebagainya.
3) Perbaikan sisi non-fisik
Perbaikan sisi non fisik meliputi capaian kecerdasan spiritual,
kecerdasan intelektual, dan kecerdasan sosial.

Ada Surga Bagi Waria Page 115


DAFTAR PUSTAKA

A. Pribadi, Benny. Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis


Kompetensi: Implementasi Moel Addie, Jakarta: Kencana, 2014.

Al-Fayumi. Al-Misbah Al Munir , Kairo: Daar al Hadist, 2003.

Anin Nurhayati, Kurikulum Inovasi Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Pesantren, Yogyakarta: Teras, 2010.

Atmojo, Kemala.Kami Bukan Lelaki: Sebuah Sketsa Kehidupan Kaum Waria,


Jakarta: LP3ES, 1987.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,


dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2008.

Daradjat, Zakiah. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi


Aksara, 2001.

Daud Ali, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000.

De Potter, B.. Quantum Learning. Boston: Allyn & Baccon, 1999.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,


Jakarta: LP3ES, 1985.

Gunanto, Dion Eprijum. Menjadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif, Yogyakarta:


Jogja Bangkit Publisher, 2011.

Harahap, Syahrin. Al-Qur’an dan Sekularisasi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994.

Ada Surga Bagi Waria Page 116


Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja


Rosydakarya, 2006.

John M. Echol dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English


Indonesian Dictionary, Jakarta: Gramedia, 2014.

Kartono Kartini. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung:


Mandar Maju, 1989.

Koeswinarno. Hidup Sebagai Waria: Study tentang Pengaruh Ruang Sosial


terhadap Waria di Yogyakarta, Yogyakarta: Lkis, 2004.
Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rosdakarya, 2002

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan


Agama Islam di Sekolah, Bandung: Rosdakarya, 2002.

Moejiono & Dimyanti, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdikbud, 1991.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatf, Bandung: Remaja Rosda


Karya, 2002.

Nata, Abuddin. Metodelogi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 1988.

Nasir, Ridlwan. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2005.

Ada Surga Bagi Waria Page 117


Nazaruddin, M. Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik
Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, Yogyakarta:
Sukses offset, 2007.

Nurhayati, Anin. Kurikulum Inovasi Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Pesantren, Yogyakarta: Teras, 2010.

Puspito, Hendro. Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, 1990.

Pohan, Rusdin. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Lanarka, 2007.

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,


Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan


R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,


Yogyakarta: Sukses Offset, 2009.

Tim Penyusun. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi, dan Implementasinya


dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.

Ada Surga Bagi Waria Page 118


Yager, R.E., The Constructivist Learning Model: A must for STS Classroom the
Sattus of Science Technology Socity. IOWA University: Reform efforts
around the world., 1992.

Zuldafrial, Strategi Belajar Mengajar, Surakarta: Cakrawala Media, 2012.

UUD 1945, Pasal 31 Ayat (1).

UU. No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UU. 1999 Nomor 39 tentang Hak Asasi Manusia.

UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

UUD No 20 Tahun 2003 Pasal 26 tentang Lembaga Pendidikan Nonformal.

kebaya-jogja.blogspot.co.id,

wordpress.com,

siloam-jogja.blogspot.co.id,

tubanonline.wordpress.com,

merdeka.com,

Ada Surga Bagi Waria Page 119


Lampiran 1

HASIL WAWANCARA SUBJEK 1

Hari : Minggu

Tanggal : 15 November 2015

Jam : 12.06 WIB

Subjek : Ibu Shinta Ratri

Keterangan : Pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan : 1. Hermawan :H

2. Ibu Shinta Ratri : Sint

H : bu, tolong ceritakan mengenai bagaimana pembelajaran PAI di pesantren


waria ini .. .

Sint : kita mau merancang kurikulum PAI, bagaimana supaya itu bisa
diterapkan diimplementasikan dikehidupan masing-masing menjadi waria
yang beriman gitu, maunya pak Zakaria seperti itu.

H : tapi itu lebih ke bagaimana praktek langsungnya ngoten ya?

Sint : hem?

H : praktek langsung po?

Sint : lewat praktek pembelajaran, penilaian yang dipakai adalah penilaian


yang digunakan para pengaplikasian dari kehidupan waria sudah
meneparkan intisari dari pembelajaran PAI atau belum. Seperti contoh

Ada Surga Bagi Waria Page 120


santri yang melaksanakan solat mendapat nilai A, sedangkan santri yang
tidak melaksanakan solat mendapat nilai C dan lain sebagainya. santri juga
memahamkan pelajaran pada teman-teman, membantu apabila santri
belum bisa membuat teman-temannya mengerti materi.

H : berarti baik ya .. . haha

Sint : hhehe .. . tadi kan saya cerita tentang e .. .bagaimana sejarahnya, dulu
ketika masih di Notoyudan, yang namanya pak e .. . apa, Pak Mukhlis itu e
.. penelitian S2, beliau menghubungi sini lagi untuk e .. . apa ya,
memberikan bantuan, jadi santri disini menjadi bimbingan sana gitu.

H : berarti Pak Mukhlis sampai sekarang juga masih .. .

Sint : iya masih .. . dulu itu satu rombongan, bapak dekan dan semuanya itu
datang untuk membuat MOU itu, kemudian ada kesepakatan itu tadi,
setiap sebulan sekali mengirimkan ustadz, semua santri juga pernah
diundang kesana untuk datang, untuk melihat secara langsung.

H : tapi teman-teman disini welcome dengan orang baru gitu kah?

Sint : iya, bahkan banyak yang dari luar negeri, dari jepang, dari eropa, bahkan
dari kedutaan kemensos timor leste itu juga pernah.

H : kok mereka tertarik?

Sint : karena mereka itu tidak habis mengerti, bagaimana kita bisa ada
ditengah. Jadi mereka kadang berpikir, Indonesia kan negara Islam, ya
mungkin pikiran mereka islam itu seperti islam di Arab yang sangat
fanatik, jadi mereka heran, mereka datang melakukan penelitian, sekedar
kunjungan juga. Ya belum lama itu tadi, dari kedutaan amerika itu.

Suatu ketika itu ada wartawan dari Itali, memotret kita, memotret
kegiatan kita, itu dilombakan .. . na, foto-foto kita ada duaratusan,
akhirnya diketahui semua kepala negara di dunia. Nah itu kemudian,

Ada Surga Bagi Waria Page 121


seperti biro politiknya, biro politiknya kedutaan amerika ingin tahu, ingin
tahu seperti apa, apa yang kita perjuangkan gitu lo.

H : untuk selanjutnya ibu, kita boleh melihat kegiatan-kegiatan, mungkin


setiap minggu sore, atau sampai ikut kegiatannya?

Sint : e .. . ini kebetulan ada kegiatan untuk 20 November untuk .. .

H : 20 november? Keren keren .. .

Sint : itu di gedung yongma, disana kita akan memutar film waria aceh, dimana
diterapkan sistem syariah islam. Jadi kita mengundang beberapa
pembicara juga. Kalau ada agenda nanti tak kirim undangannya, lewat
email .. .

Sint : kemudian mereka (Fsy UIN Suka) akan membuat Fiqh Waria. Mereka
pikir semua solatnya pakai mukena, .... .. . iya bu, kita solatnya masih ada
yang pakai sarung, pakai mukena, menurut kenyamanannya begitu.

Maka kita kenal bu ro’fah, pak fathan, dll .. .

H : misal nanti, apa ya ... secara gampangnya itu ingin mewawancarai


mereka yang sudah berubah sikapnya, sama mereka yang mohon maaf
belum berubah masih secara kasar itu pekerja seks, itu mereka tetep mau
terbuka?

Sint : ya engga .. . jangan gitu, ku rasa begini, jadi ngga leterlek seperti itu,
artinya sebelum kamu datang kepondok dan setelah kamu datang
kepondok, tidak leterlek sudah menjadi pekerja seks ....

Tapi ada, beberapa teman yang pekerja seks jadi jualan jagung
bakar, jualan ... setelah berada disini, perubahan-perubahan itu.

Pertanyaannya kemudian apa, jadi kamu menembak tidak hanya


pekerja seks saja, perubahan itu bisa terjadi di teman2 ngamen, teman2

Ada Surga Bagi Waria Page 122


yang lain, apa yang kamu rasakan, perubahan sebelum kamu disini dan
sesudah kamu disini.

Dan untuk peelitian, para peneliti itu kan kalau wawancara itu kan
harus diluar jam ngaji. Karena disitu kan kita belajar, beribadah. tapi
kemudian kamu janjian dengan teman2, misal kamu butuh narasumber
berapa, nanti tempatnya bisa disini atau dimanapun yang penting syaratnya
kamu ngasih uang transport buat mereka, 50 ribu. Kemudian diakhir
penelitian itu kamu memberikan infak buat pondok pesantren. Dan yang
jelas nanti meninggalkan satu tulisan yang sudah jadi.

Ada Surga Bagi Waria Page 123


Lampiran 2

HASIL WAWANCARA SUBJEK 1

Hari : Minggu

Tanggal : 15 November 2015

Jam : 12.06 WIB

Subjek : Ibu Shinta Ratri

Keterangan : Pimpinan PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan : 1. Hermawan :H

2. Ibu Shinta Ratri : Sint

H : bagaimana perjuangan pp. waria al fatah ini

Sint : iya, nama saya Shinta Ratri. Awal mula berdirinya pp itu adalah ketika e
.. gempa tahun 2006 di Yk itu waria yang meninggal kan ada 6, terkena
gempa itu. Kemudian kami, teman2 waria itu mengadakan doa bersama
untuk mendoakan e .. khususnya pada para waria kemudian meluasnya ke
para korban, yang menjadi korban gempa pada waktu itu.

e.. organisasi waria pada waria pada waktu itu belum terbentuk.
Tetapi kita punya organisasi yang namanya tingkat seni waria. Jadi lewat
sanggar seni inilah kita mengundang teman2 untuk datang. Pertamanya
disini, dirumah saya ini untuk dosa bersama. Dan doa bersama pada waktu
itu lintas agama. artinya kita mengundang pastur, mengundang pendeta,
dan mengundang kyai. Kemudian kita mendapat dana dari teman2 waria di

Ada Surga Bagi Waria Page 124


seluruh jawa itu, kemudian dana itu kita kelola untuk e .. . mengadakan
doa bersama. Awalnya untuk untuk teman2 muslim.

Dengan dibantu oleh pak kyai khamroli, a .. u maryani ini, yang


mempunyai link pada pak kyai hamroli. Karena dia teman sekolahnya.

H : iya .. .

Sint : kemudian saya yang punya link untuk teman-teman waria, untuk
komunitas. Jadi saya mengundang teman2 e .. . komunitas. Kemudian bu
maryani yang ngurusi e .. . pak roli dari tempatnya. Kemudian kita
membagikan sembako, kemudian kita mengadakan doa bersama.

La.. . pada waktu itu kemudian doa bersama itu,kita lanjutkan


menjadi apa yang disebut dengan pengajian rutin. Nah mulai itulah oleh
pak hamroli, pak kyai hamroli itu kita dibimbing melalui pengajian rutin
yang jatuh setiap senin wage.

H : senin wage?

Sint : iya senin wage, kita dirumahnya bu maryani itu, kita mengadakan
pengajian rutin setiap senin wage dari mulai jam lima. Jam lima sampai
kita kemudian solat jamaah bersama.

E .. . Disitulah kemudian, setelah mendapat lima kali apa ya .. . itu,


solat jamaah, e .. . pengajian rutin itu, pak hamroli menginisiasi kita. E .. .
untuk membentuk e .. . pondok pesantren. Artinya beliau
mempertanyakan, kenapa kalian hanya mengaji saja? kenapa kemudian
tidak beribadah bersama? Belajar bersama? Na .. . itulah kemudian
terbentuklah tahun 2008 itu, apa yang kita namakan pengajian e .. . pondok
pesantren itu, pondok pesantren waria.

H : iya .. .

Sint : Jadi, mengubah jadi yang tadinya ngaji biasa kemudian kita memakai
belajar. La .. . disitulah kemudian e.. . pak hamroli kan punya apa, jamaah

Ada Surga Bagi Waria Page 125


tiga ribu lebih dan punya ustadz ada dua puluh lima. Jadi ketika disana, itu
setiap kita datang, ustadz itu sudah ada. Ustadz yang membimbing belajar,
ustadz yang mengimami solat, kemudian ustadz yang memimpin e .. apa,
dzikir, kemdian ustadz yang e .. . mengajari apa namanya, doa-doa. Itu
semua ada. Itu benar-benar tidak memikirkan lagi e .. me-manage apa,
pondok pesantren itu. Karena benar-benar sudah disediakan. Kalau dikirim
ustadz itu berganti-ganti.

Sampai kemudian kira2 tahun 2010 itu ada kejadian e .. . pak


ustadz hamroli itu menulis di koran. Bahwasanya ternyata dia
menginginkan teman2 waria itu menjadi laki-laki sejati. Artinya teman2
waria di pondok pesantren itu diarahkan untuk berubah menjadi laki-laki.
Dengan cara akan meminta teman2 berjamaah ikut solat jum’at di masjid.

Nah, ini kemudian diproten sama bu maryani sama kita. Kita


kemudian waktu itu rame2 ke .. . kan tadinya kita gak tahu, kalau ang
menulis itu pak hamroli. La ditulisnya itu “Pondok Pesantren Waria Ingin
Merubah Waria Menjadi Laki-Laki Sejati”, gitu .. . begitu bacaannya di
koran itu. La kemudian kita rame-rame pada waktu itu jam sepuluh malam
itu kita ke KR. Ya kan itu kan ada di KR. Ke redaksi KR kemudian kita
bertanya, kita mau tahu siapa ini wartawannya. Nah, wartawannya
kemudian datang kemudian mengasih tahu bahwa “nah ini kan yang
nyuruh Kyai mu .. . ini tulisannya” begitu .. . nah, akhirnya, ow iya benar
ini tulisannya pak hamroli. Kemudian kita paginya, siangnya .. . siangnya
itu kita rame2 kerumah pak hamroli.

H : rumahnya pak hamroli dimana buk?

Sint : rumahnya didaerah e .. . tempatnya, kemusuh .. . dikemusuh, deketnya


pak harto itu. Jadi di daerah Wangsa Manggala ke utara, disana.

E disana kita ketemu, kita meminta penjelasan sama pak hamroli.


Pak hamroli sendiri juga kaget kalau e .. . ternyata teman2 itu tidak terima.
Artinya kita ini waria, tidak bisa dikembalikan menjadi laki-laki. Nah,

Ada Surga Bagi Waria Page 126


disitulah kita tahu bahwa pak hamroli ternyata tidak selesai dalam
memahami waria. Iya, artinya pak hamroli tidak mengerti bahwa waria itu
sudah dari dalam, sudah kita dari kecil. Bukan hanya karena kita ada di
pondok pesantren lalu kita berubah menjadi laki-laki. Kalau toh itu bisa
berubah, itu fisiknya saja .. . dalamnya tidak mungkin.

Nah, disitulah mungkin pak hamroli merasa malu, e .. . karena


malu kemudian dia menarik diri dari pondok pesantren. Dia lepas tangan
dan ustadz sudah tidak ada lagi waktu itu. Jadi kita benar-benar kehilangan
apa-apa. Artinya waktu itu e.. . kita tidak punya ustadz lagi. Nah, beberapa
ustadz yang bertahan, artinya ustadz yang masih datang disana walaupun
dia itu secara .. . secara apa ya, secara notabene dia anak buah pak hamroli.
Itu namanya pak .. . e.. . ada satu.. . namanya, aduh saya lupa,.. . nah,
murtejo. Murtejo inilah yang kemudian membimbing kita. Masih, masih
setia datang setiap hari minggu. E.. . dengan e.. .ada, kemudian datang pak
gazali itu. Kemudian ada datang pak arif itu. Nah, disitulah kita dengan
ustadz yang e .. . apa adanya itu kita tetap berjalan dan alhamdulillah e .. .
paling tidak sebulan dua kali kita masih ngaji.

Sampai tahun 2012. Tahun 2012 kita mulai e.. . pengajian itu
hanya ketika, e.. . apa ya. E.. . bu maryani tidk, e.. . bu maryani punya
waktu. Artinya, karena pada waktu itu segala sesuatu dipegang bu
maryani. Artinya kepengurusan yang kita bentuk itu tidak berjalan karena
semuanya ada di bu maryani. Bu maryani memegang e.. . apa ya namanya.
Memegang bagaimana dia kemudian menentukan hari ini kita ngaji dan e..
. atas dasar waktu luang dia. Karena satu waktu luang, kedua kondisi
keuangan. Kalau memang setiap pengajian itu kira-kira, kalau disana pada
waktu itu tiga ratus ribu. Ya untuk pesan makanan, yang paling penting
adalah untuk pesan makanan.

Itulah, jadi walaupun bu maryani ada waktu tetapi ketika dia tidak
ada uang ya kita tidak ngaji. Iya, jadi begitu .. . e,, , dan juga pada hari-hari

Ada Surga Bagi Waria Page 127


ketika, ngaji itu ketika mau ada shooting. Jadi Ketika mau ada shooting
kan kita ada yang dikasih uang gitu. Nah, itu kita ngaji bareng. Jadi pada
waktu itu modelnya masih e.. . jadi, jalan tidaknya benar-benar ada uang
dan tidak itu. Dan pada waktu itu kita tidak punya sistem pembelajaran
yang e.. . apa ya namanya, yang nyata. Artinya teman2 hanya datang
kemudian ngaji bersama, salat bersama, itu saja. kemudian mendengarkan
tauziah e.. . dari ustadz. Artinya e.. . kita belajar ngaji sampai dimana, kita
belajar ngaji tentang apa, itu tidak ada .. . tidak ada catatan.

H : terserah ustadznya, memberikan apa gitu ..

Sint : iya, betul. Seperti itu pada waktu itu. Kemudian e.. . tahun 2014 awal itu,
desember 2013 lah bu maryani mulai sakit-sakitan, kemudian bu maryani
meninggal tahun 2014 bulan maret. Iya bulan maret. Disanalah e.. .
kemudian pada waktu tujuh harinya bu maryani kita masih ngaji disana.
Ngaji e.. . bersama, e.. . yasinan itu. Kemudian setelah yasinan aku
bertanya pada temen2, “bagaimana ini, pengajian kita mau kita lanjutkan
ndak?” iya buk, sayang gini gini gini .. . e, wakti itu saya tanya ke teman2
bahwasanya ini ada tiga alternatif tempat untuk kita pindah. Pada waktu
itu kan, ibu ini masih menjadi ketua IWAYO, Ikatan Waria Yogyakarta.

H : hoo ....hoo hoo

Sint : kemudian saya tawarkan bagaimana kalau di sekterariat Iwayo, atau yang
kedua dikantornya PKBI. PKBI ini adalah LSM yang me.. . apa ya,
membantu kita untuk pengorganisasian. Ya, PKBI. Kemudian yang ketiga,
saya menawarkan rumah ini. Yang ketiga dirumah ibu. Ya... . akhirnya
teman2, “udah, dirumah ibu aja yang enak yang santai” gitu .. . karena e.. .
pandangan kita juga, jam belajar itu dilakukan diwaktu malam. Kalau kita
nunut di Iwayo atau di PKBI kita merasa tidak enak juga.

Akhirnya april 2014 kita pindah disini. Nah, pindah disini kita pada
waktu itu, pada waktu tujuh harinya itu ada beberapa orang yang datang
yang kemudian punya komitmen untuk membantu kita. Artinya untuk e .. .

Ada Surga Bagi Waria Page 128


menjadi relawan menjadi ustadz disini. Nah, disitulah kita mengadakan
apa ya namanya, e.. rapat. Rapat untuk pengurus yang .. . pada waktu itu
juga me-refresh kepengurusan. Artinya kepengurusan yang disana tetap
kita pakai, yang tidak berjalan itu. Kemudian karena waktu itu saya adalah
wakil ketua kemudian saya menjadi ketua. La disitulah kemudian kita
tidak ada wakilnya lagi. Tapi untuk kepengurusan bendahara, sekretaris
dan lain-lain tetap. Nah, akhirnya kita rapat pengurus dan ustadz-ustadz
yang baru tadi. La disitulah kita menentukan langkah baru. Kita
mengkreasikan e.. . apa ya namanya, pembelajaran yang kemaren itu
kurang kekurangan kita apa, e kemudian kenapa kita bisa mati suri selama
satu setengah tahun kita kaji bersama.

Kemudian kita memberlakukan sistim e.. . manajemen terbuka.


Artinya, untuk sistim keuangannya, terus sistim pengajarannya itu benar-
benar bisa dilihat orang-orang banyak. Kita ada kas keluar ada kas masuk
dan itu sewaktu-waktu bisa langsung dilihat. Nah itulah, karena kita
memandang kejadian kemarin ehmm para santri mengira bu maryani
mendapat uang dari beberapa tempat begitu, tapi bu maryani sendiri
merasa tidak menerima. Dan bu maryani merasa mengeluarkan uang untuk
biaya kegiatan. Na itulah kemudian ada, lah .. . itulah yang menjadikan
kita pelajaran. E... ada uang dan tidak, semua orang tahu, gitu. Artinya kita
ada uang masuk, ada uang keluar e.. semua ada catatan. Kemudian e pada
tahun 2014 kemaren kita mulai pemberian apa ya .. . apa namanya itu,
ehmm .. . iya, buku pelajaran itu. Sampai dimana belajarnya itu. Kemudian
kita mulai menjadwalkan minggu pertama itu dzikirnya apa, minggu kedua
dzikirnya apa, kemudian yang lebih menguntungkan kita, pada waktu itu
kita kedatangan Unisnu Jepara mengadakan MOU untuk membantu kita.
Disitulah kemudian kita lebih dikuatkan dari Unisnu ini karena mereka
mengirimkan ustadznya setiap sebulan sekali. Na, itulah kemudian paling
tidak kita punya apa ya .. . sedikit jejak, artinya jejak pembelajaran itu,
artinya kemaren ini belajar sudah sampai dimana, nah .. . itulah yang

Ada Surga Bagi Waria Page 129


kemudian apa ya .. e.. . yang menjadikan kita agak, agak kuat. Artinya
cetho lebih jelas lebih terstruktur pengorganisasiannya, lebih terstruktur
pengajarannya. Tetapi sejalan setelah dua tahun berjalan, itu kita juga
merasa bahwa ternyata kita para pengurus tidak mendapat tanggung jawab
apa-apa, jadi apa yang setelah santri ada disini mereka mendapat apa?
Mereka kemudian ada peningkatan apa? Itulah yang kemudian kita .. . kita
pelajari kemudian kita berikan tahun 2016 ini dengan yang kemaren itu.
Ya .. . itu, itu terobosan baru yang di inisiasi oleh pak ustadz Zakaria. Jadi
itu perjalanannya.

Kalau tentang visi misinya kita itu tetap saja, artinya kita ingin
membentuk temen2 waria ini menjadi waria yang e .. . muslimah. Artinya
waria yang berperilaku Islami, bertanggung jawab pada dirinya sendiri,
bertaqwa kepada Tuhan, bertanggung jawab kepada keluarga, menjunjung
tinggi nama baiknya sendiri .. . itu.jadi, visi misinya kaya gitu.

Jadi, kita disini punya tiga pilar utama. Satu mendidik teman2
waria kedalam, kedua mendidik masyarakat untuk mengerti bahwasanya e
.. . waria itu siapa, waria itu apa, bagaimana. Dan ini nanti outputnya kita
akan mendapat penerimaan yang lebih baik di masyarakat. kemudian yang
ketiga adalah kita me-advokasi pemerintah, supaya pemerintah ini
memberikan hak-hak, hak bekerja, sama halnya ketika pemerintah
memberikan hak itu sama seperti warga negara yang lain. artinya
pengakuan hak oleh pemerintah bahwa waria ini setara dengan warga
negara yang lain.

H : sampai sekarang ini bentuknya pembelajaran kedalam seperti apa buk?

Sint : ya .. . ia itu tadi, jadi kita membuat e .. . apa ya, disini itu kita bentuk
suatu ada atmosphere tentang keislaman, pembicaraan disini tentang
kebaikan, tentang keagamaan, tentang keimanan. Nah itulah, itu yang
kemudian kita harapkan mendorong teman2 untuk mengintropeksi diri
sendiri. Artinya aku sudah seperti itu belum ya .. . jadi pembelajaran kita

Ada Surga Bagi Waria Page 130


itu lebih kedalam itu artinya gini, ketika disini itu ada teman yang masih
menjadi pekerja seks, kita tidak lantas melarang mereka .. . jangan !! kamu
jangan melakukan itu !! itu dosa, itu haram. !! kita tidak pernah
mencampuri urusan itu. Jadi yang kita lakukan adalah dakwah yang e .. .
memberi contoh. Ketika kita berbuat baik, kita berbicara yang baik, itu
adalah suatu dakwah, iya. Bukan kita lantas mengajari dia untuk kamu
harus begini-begini, tidak. Kita belum tentu bisa. Jadi disini kita hanya apa
ya .. . memberikan hal-hal, memperlihatkan hal-hal yang baik dan
kemudian kita berharap nanti dia, temen2 saya itu nanti mendapat hidayah
Tuhan. Hidayah itulah yang kemudian akan mendorong, dia akan berpikir
sendiri, mengintropeksi sendiri dan kemudian dia menata hidupnya. Oh
iya .. . saya tidak akan menjadi pekerja seks lagi, saya mau merintis hidup
yang lain, yang halal pekerjaannya, gitu seperti itu.

H : hidayah itu bukan berarti terus kembali ke laki-laki kan?

Sint : bukan ..

H : tetep menjadi waria tapi menjadi waria yang muslimah gitu:

Sint : iya .. .dan hidayah itu, e ... apa ya namanya, petunjuk. Hidayah adalah
petunjuk. Kita sembahyang, kita selalu melafalkan Ihdinassirothol
mustaqim, .. . jalan yang lurus. Artinya disitulah suatu waktu nanti
kemudian akan datang hidayah itu kemudian menunjukkan, mengarahkan,
memberikan fasilitas, seseorang membantu .. . kan seperti itu.

Hidayah tidak datang serta merta. Pasti ada pendukung-pendukung


disekitarnya, ya kan? Nah itulah .. . dan kita sudah melihat satu dua contoh
teman yang tadinya pekerja seks, dia merintis jualan jagung bakar,
mengurangi keluar malamnya, itu .. . hal-hal seperti itu yang terjadi
perubahan-perubahan itu yang kita lihat disini.

Tidak seperti itu saja, ketika seorang waria itu tadi hidupnya keras
ya diluar, orang yang hidup dalam kondisi seperti itu emosinya pasti

Ada Surga Bagi Waria Page 131


tinggi. Setelah mereka datang kesini emosi mereka berubah, mereka
menjadi orang yang lemah lembut, punya tata krama, seperti itu.

H : tapi emosi tinggi tu gmana? Pemarah ato gmana?

Sint : Iya pemarah, suka membentak-bentak, omongan kasar, ya gitu .. . karena


mereka sudah tertimpa hidup di jalan, hidupnya keras. Setelah dia banyak
bertemu teman-teman, punya komunitas agama disini, itu kemudian juga
merubah karakter. Artinya emosional itu juga kemudian berubah, artinya
bisa terkendali, dikontrol dirinya sendiri, seperti itu. Jadi tidak hanya
perubahan-perubahan yang tadinya pekerja ini menjadi pekerja ini, tidak ..
. tapi keadaan pribadi yang berubah, seperti itu. Misalnya tadi pemarah
menjadi kalau bicara pelan, jadi artinya ini perubahan .. . disini yang
terjadi adalah emosionalnya kemudian berubah, pola pikirnya berubah.

H : terus itu, kemarin itu melihat buku itu kan ada teks adzan dan iqomatnya.
Ya bagi sebagian, mayoritasnya kan adzan itu harus dilakukan oleh laki-
laki, gitu lo .. . apakah dengan adanya dilatih adzan ini juga sedikit banyak
mendorong untuk memunculkan kelelakiannya atau ada maksud lain?

Sint : e nggak. Kalau menurut saya adzan itu bisa dilakukan siapa saja, tidak
harus laki-laki. Jadi pada dasarnya itu adalah suatu ilmu, ilmu agama. jadi
ketika itu kita .. . disitukan, didalam buku itu kan kita belajar untuk bisa
melakukan adzan. Nah itu, untuk bisa adzan. Jadi itu tidak kemudian
merubah apa ya .. . melaki-lakikan kita, tidak. Kita belajar untuk bisa ehm
adzan. Gita aja, dipahami seperti itu. Saya sendiri juga tidak pernah men-
gender-kan ketika seseorang yang bisa adzan kemudian dia laki-laki, tidak.

H : berarti siapapun boleh gitu ya

Sint : iya .. .

H : itu dengan alasan ini ilmu agama,

Ada Surga Bagi Waria Page 132


Sint : iya ilmu agama. tidak kemudian .. . kemudian disini, di pondok pesantren
ini memang kita benar-benar memisahkan antara pen-gender-an kamu
laki-laki kamu perempuan, disini tidak ada seperti itu. Yang ada disini
adalah kita sebagai makhluk Tuhan, kita ingin beribadah, kita ingin belajar
agama, kita ingin mendekatkan diri pada Tuhan tanpa memandang apa
kamu laki-laki, waria atau wanita. Karena disini memang sangat sensitif
hal itu kalau dikemukakan. Jadi kita, kita memandang kita manusia saja.
kaya pilihan ketika teman-teman disini mau pakai mukena atau pakai
sarung, kita sudah tidak mempedulikan lagi, bagaimana dia seseorang
yang masih nampak laki-laki kenapa dia memilih memakai mukena, ya .. .
itu hak dia. Karena kenyamanan itu kan ada disini (sambil menyentuh
dada –hati-). Kita nggak “jangan !! kamu masih nampak seperti cowok,
kenapa makai mukena, tidak. Kita ngga mencampuri itu. Itu kenyamanan
dia, itu pilihan dia. Kaya Mbak Oki itu sudah perempuan betul tapi ketika
solat dia memilih pakai sarung. Kita juga ga “Ooo kamu pantasnya pakai
mukena kenapa pakai sarung?’ ngga .. .

H : yang kejujuran itu kan ada hari ini, misal hari senin melakukan kebaikan
apa? Terus keburukan apa? La kemaren kan ada kasus, ada teman siapa itu
yang takut berangkat itu karena ada buku ini gitu lo, gmana?

Sint : iya, saya tadi juga sempat terfikir. Saya rasa, besok minggu pertama
besok pasti banyak teman-teman yang belum ngisi. Iya, saya berfikir
begitu. Tapi itu juga untuk pembelajaran,. Artinya ini kan sesuatu yang
baru. Baru kita terapkan hari ini. Pasti saya berfikir, pasti nanti banyak
teman2 yang belum mengisi buku untuk buku pertama ini. Entak karena
kesibukan, entah karena bagaimana, belum tahu, belum biasa, nah itu.
Saya juga berfikir begitu, pasti banyak teman2 yang belum ngisi. Besok
lihat saja, hari minggu besok. Karena teman2 ini kan sibuk bekerja satu,
yang kedua teman2 ini pendidikannya rata2 dari SD-SMP. SMP kelas dua
sudah keluar gitu. Jadi untuk hal-hal yang agak memerlukan kecerdasan
berfikir itu kadang-kadang lambat. Dan itu ibu sudah tahu betul bagaimana

Ada Surga Bagi Waria Page 133


.. . karena mereka ya itu tadi, pendidikan yang kurang itu imbasnya
kemana-mana. Pergaulan yang tidak cerdas, .. . pergaulan yang tidak
cerdas itu pergaulan yang tidak bisa apa ya .. . tidak bisa membaca. Tidak
bisa membaca lingkungan. Nah, itulah .. . saya sadar, saya sadar teman2
saya banyak yang tidak terpelajar, jadi untuk membaca itu juga agak
kurang. Harusnya kan lingkungan seperti ini saya harus begini, kan begitu
sebetulnya. Tapi ya ngga papa. Karena kita belajar bersama, kita
menginginkan sesuatu yang baik untuk komunitas waria.

H : saya ya kemaren itu sempat kaget tapi juga seneng gitu lo bu, ibu cerita o
ternyata ibu lulusan UGM biologi gitu lo .. . pikir saya kan, yang namanya
waria ya ... yo ngonokae. Mohon maaf, dari saya, image dari saya dulu itu
waria adalah orang yang menakutkan gitu lo.

Sint : iya, iya itulah .. . sebetulnya yang paling.. . paling penting paling
mendasar itu penerimaan kemuarga. Dan ketika waria itu diterima didalam
keluarga dia akan menyelesaikan pendidikannya, akan mencari pekerjaan
yang baik, punya apa ya .. . punya kekuatan. Kekuatan dirinya,
kepercayaan dirinya, itu seperti itu.

Jadi ketika teman waria ini mulai mengekspresikan ke-waria-


annya, kan kira-kira remaja ya, SMP lak kira2. Itulah kemudian kenapa
banyak teman2 waria yang hanya SMP. Karena disitulah mereka
menerima penolakan keluarga dan pergi dari keluarganya untuk
menemukan komunitas yang baru tadi, yang bisa menerima dia, gitu.
Itulah kenapa kemudian waria ini banyak yang drop out sekolah. Jadi yang
paling penting adalah wari diterima keluarga.

H : jadi kurang lebih akibatnya karena tidak diterima oleh keluarga terus
merembetnya ke masyarakat dan banyak sekali konotasi yang buruk. Dan
apakah itu juga mengakibatkan apa ya .. . merasa bersalah atau berdosa
akhirnya pergi atau gimana.

Ada Surga Bagi Waria Page 134


Sint : iya .. . hoo, gini, apa ya .. . bahkan temen2 waria yang sekarang ini masih
merasa bahwa dia menjadi waria itu dosa. Nah itu, itu yang benar2 kita .. .
e .. jadi dia masih menghukum dirinya sendiri. Sudah dia ditolak di
keluarga, sudah di diskriminasi pekerjaannya, masih dia menghukum
dirinya sendiri dengan merasa berdosa menjadi waria. Tidak .. .!!
sebetulnya mau kuta luruskan kepada teman2 waria juga. Jadi e .. . itulah
kenapa kita ada pengkajian tentang Islam disini. Menjadi bagaimana
sebetulnya kedudukan waria didalam Islam. Dosa apa tidak kita menjadi
waria itu. Nah, kita kemudian menemukan ayat-ayat yang bahwasanya
Islam itu mengakui adanya waria. Artinya kemudian menjadi waria tidak
dosa. Ini suatu yang sudah digariskan Tuhan. Tinggal orangnya, ketika
kamu menjadi waria atau menjadi wanita atau menjadi pria ketika kamu
melakukan hal-hal kriminal, hal-hal yang e.. . apa, yang melanggar agama,
itu baru berdosa. Berdosa secara personnya. Bukan gendernya.

H : berarti penerimaan keluarga itu penting ya .. .

Sint : iya, seperti itu. Jadi teman2 waria yang sukses itu karena .. . karena dia
didukung keluarganya. Karena dia diterima dikeluarganya.

H : dan mohon maaf yang kesini itu mayoritas belum diterima atau gmana?

Sint : mayoritas dulunya karena tidak diterima. Tapi ada, ada beberapa,
sepuluhkan yang diterima dalam keluarganya, kaya mbak YS, bunda
Yetty, itu diterima dikeluarganya. Artinya dia bisa menamatkan SMA,

H : ini secara fisik lo, secara fisik kan mayoritas mohon maaf umurnya
kurang lebih sudah banyak-banyak gitu lo .. . saya belum melihat waria
yang masih muda, .. .

Sint : o, iya, hoo .. . begini, seseorang yang mulai sadar tentang spiritualnya,
keinginannya untuk mendekatkan diri pada Allah, kemudian itu rata2
ketika sudah mapan hidupnya. Sekarang lihat di Masjid. Yang memenuhi
Masjid adalah orang-orang tua, karena usia-usia tua itulah usia dimana

Ada Surga Bagi Waria Page 135


seseorang mulai rindu dengan Tuhan-nya, mulai berpikir bahwa ah
hidupku .. . nanti saya sangune opo kalau pulang kepada Allah itu. Nah,
dia mulai rajin ke Masjid.

Sama dengan temen2 waria, temen2 waria yang datang kesini ya


yang sudah tua-tua. Karena dialah yang sudah mulai berfikir, bahwasanya
ooh iyo, sanguku opo yo nanti kalau saya meninggal, kan begitu. Bekalku
apa kalau sedah meninggal, saya tidak punya amalan .. . nah itu, itulah
yang menarik. Artinya kenapa yang ada disini adalah teman2 waria yang
tua-tua sama, sama seperti di Gereja, di Masjid, yang memenuhijuga
orang-orang tua. Maka Nabi Muhammad itu benar-benar mengagungkan
seorang pemuda yang di Masjid. Iya kan ... . Nabi Muhammah
memberikan apresiasi yang tinggi untuk pemuda yang sobo mesjid. Yang
rajin ke Masjid. Karena memang itu jarang.

Nah, kemudian itu ada satu dua yang muda, yang ada disini itu
latar belakangnya karena dari kecil dia sudah dapat didikan agama. jadi
ketika dia mendengar disini ada kelompok komunitas tentang keagamaan,
dia tertarik. Itu karena itu tadi, jadi karena alasan pertama itu karena
memang sudah tua, kemudian yang kedua yang muda ini karena memang
dari kecilnya dia dididik agama oleh orang tuanya. Jadi ketika dia
mendengar ada komunitas pesantren waria mereka tertarik kemudian
bergabung. Yang ketiga adalah teman2 yang berimbas penyakit yang
berat. Misalnya yang positif HIV.

H : ada disini bu?

Sint : ada .. . itulah kemudian mereka merasa sudah mau meninggal, sudah e . .
artinya dia karena perasaan seperti itu, positif HIV itu kemudian dia ingin
mencari Tuhan juga. Nah itu. Jadi ada tiga alasan disini. Yang satu karena
memang sudah itu, itu apa ya .. . derajat spiritualnya itu meninggi.
Kemudian yang kedua itu karena memang dari kecil dididik, dia sudah
dapat pendidikan agama. yang ketiga ya itu, teman2 yang keimbas

Ada Surga Bagi Waria Page 136


penyakit yang berat-berat. Artinya yang positif HIV, sakit paru-paru, ... .
itu mendorong orang ingin banyak beribadah.

H : na terus ini, ceritanya dulu Ibu di Iwayo, la Iwayo itu kan bukan Pondok
Pesantren kan, itu opo .. . itu ikatan seperti komunitas.

Sint : Ikatan Waria Yogyakara.

H : dan banyak, opo .. . komunitas waria yang di Jogja. Komunitas itu atau
sama LSM-LSM itu yang menangani waria itu bedanya dengan Pondok
Pesantren itu dimananya?

Sint : ow ya beda sekali. Kalau di Iwayo itu kita punya anggota ada dua ratus
dua puluh tiga. Terdiri dari sepuluh komunitas besar, komunitas yang
tersebar di DIY. Ada komunitas waria ngamen, ada komunitas waria salon,
ada komunitas waria ke pelacur pekerja seks, yang komunitas pekerja seks
itu ada dua. BI sama Prambanan. Kemudian waria Sidomulyo, waria ini
komunitas waria yang tinggal satu kampung. Kemudian ada komunitas
waria Kotagede, komunitas waria Kotagede itu komunitas waria yang
berkesenian. Kemudian ada komunitas Warkop. Warkop itu waria
kulonprogo. Temen2 waria yang dari kulonprogo. Kemudian ada Iwaba,
IkatanWaria Bantul. Nah ini, kita tergabung jadi satu itu dalam Iwayo itu.
Nah, kerja-kerja kita adalah kerja advokasi. Kerja advokasi itu adalah
kerja dimana kita mem-Push Up pemerintah untuk itu tadi, memberikan
hak-haknya kepada waria, untuk memberikan bantuan finansial.

Kalau disini, di Pondok Pesantren itu kita melulu pembelajaran


tentang religius-nya, tentang keimanan-nya, tentang agamanya. Jadi tidak
semua dari dua ratus dua puluh tiga ini tidak semuanya tertarik belajar
agama. nah, dengan alasan tadi yang saya sebutkan itu datang empat puluh
orang untuk bergabung disini. Jadi hanya sekitar dua puluh persen. Karena
dengan itu tadi, dengan alasan tiga itu tadi.

Ada Surga Bagi Waria Page 137


H : terus ini, mohon maaf lo, secara teoritis itu kan, e .. . yang namanya
Pondok Pesantren setidaknya ada gedungnya, mesjidnya, kyainya, santri
yang tinggal, kurang lebih kan seperti itu. La, menurut Ibu disini itu sudah
bener belum to, apa namanya .. . dikatakan pondok pesantren gitu lo.

Sint : iya, kalu yang tinggal ya memang ada walaupun Cuma empat orang,
tetapi untuk persis seperti pondok pesantren pada umumnya, kita belum
bisa melakukan itu. Kita menamakan ini Pondok Pesantren itu ya seperti
bagaimana kita memahami e .. . pesantren-pesantren kilat itu. Kaya yang
dilakukan setiap di Romadhon, tetapi kan kita ini hanya melakukan
kegiatan hanya seminggu sekali. Kemudian seminggu dua kali hanya pas
bulan puasa. Bulan puasa kita setiap senin dan kamis. Nah, jadi pengkajian
kitab kuning seperti yang dilakukan di pondok2 pesantren itu kita juga
tidak ada. Dari ke-empat puluh orang santri itu yang bisa membaca Qur’an
hanya sepuluh orang. Dan kita memang sedang merintis untuk belajar
kitab kuning itu. Maka kita punya hubungan yang erat dengan pondok2
pesantren yang ada di Jogja. Kita ingin belajar seperti itu, kita pengen
punya jaringan.

H : jadi Pondok Pesantren, beberapa Pondok Pesantren di Jogja itu juga tahu
dan mengakui keberadaan .. .

Sint : iya .. . iya .. . nah itula, pengakuan mereka itulah yang membuat kita
juga, itu menguatkan kita. Bahwasanya Pondok Pesantren kita tidak hanya
se Jogja, se Jawa Tengah kita sudah pernah bertemu. Dan mereka juga e ..
. apa ya, mengakui kita ada, ada Pondok Pesantren waria. Artinya
kemudian mereka juga e .. . apa ya, mengapresiasi kita.

H : terus Pak Abdul Muhaimin itu?

Sint : o .. . Pak Abdul Muhaimin, iya .. . pak Kyai Abdul Muhaimin itu yang
menjadi apa ya .. . pembina kita. Artinya kita juga tidak asal berjalan
ketika kita melakukan sesuatu. Kita kumpul, bercerita gitu. Artinya jadi
begini, kalau Pondok Pesantren yang bener2 umum itu dibimbing pak

Ada Surga Bagi Waria Page 138


kyai, kita .. . pak kyai ini membimbing kita secara lepas. Artinya dia tidak
bertanggung jawab penuh.

H : ow yaa .. . na ini kan tadi gerakan kedalamnya, kalau gerakan keluarnya


ke masyarakat itu apa saja bu?

Sint : oo .. . iya,

H : respon mereka itu gimana? Awalnya gimana trus jadi gimana gitu lo?

Sint : kalau respon itu, masyarakat selalu positif, selalu baik. Karena mereka
juga tahu, ow pesantren waria ini, kegiatan kita kegiatan muslim. Jadinya
kita bukan belajar aliran sesat, aliran apalah .. . iyakan, kita belajar agama.
yang paling itu sebetulnya kita menemukan Tuhan disini. Karena kita di
ranah publik itu teman2 waria itu membuat ketidak nyamanan. Jadi kita
membuat rumah ruang khusus, artinya tempat yang nyaman untuk teman2
beribadah, teman2 menemukan Tuhan-nya, teman2 bisa dengan nyaman
melakukan solat seperti apa yang diinginkan. Jadi disini makanya kita
menyediakan tempat itu.

H : yang kemuarnya misalnya kemaren pernah bakti sosial atau apa gitu?

Sint : Hooh, kalau itu, kita memang selalu ada karena itu memang sudah
menjadi agenda rutin. Artinya tiap hari Transgender kita melakukan bakti
sosial, setiap hari besar Islam itu kita mengundang masyarakat tetangga
sini untuk pengajian yang kita adakan, jadi dengan itu mereka mengerti
bahwasanya o waria itu begini to .. .

Kemudian juga kita juga punya hubungan dengan akademisi-


akademisi. Kita melakukan kunjungan Goes to Campus untuk memberikan
pelajaran kepada mahasiswa tentang kegiatan kita. Karena kita
memandang para mahasiswa ini adalah para agen perubahan. Siapa tahu
pada wakti nantinya dia akan menjadi keluarga dan didalam keluarga dia
ada warianya, supaya dia diterima. Itu .. . jadi itu pandangan jauh kita
kedepan. Jadi para mahasiswa ini adalah agen perubahan untuk menerima

Ada Surga Bagi Waria Page 139


waria. Artinya kita tidak hanya ke masyarakat umum biasa tapi juga
masyarakat akademik.

H : itu yang keluarnya ya, dan selama ini mendapat respon positif. Tapi
pernah ndak, dalam perjalanannya itu kan, saya kira tidak mulus terus gitu
lo .. ada kecaman atau apa gitu?

Sint : kalau dulu pas hanyat-hanyatnya FPI di Jogja itu kita sempat didatangi
dari kepolisian, dari Polres Ngampilan itu untuk menyerahkan data
anggotanya. Karena dari kepolisian takut kalau diserang, atau diculik atau
gimana. Tapi ketika kitasudah pindah disini kita baik-baik saja. kita juga
pernah ditengok dari kepolisian disini. Artinya polisi tanya2 kegiatannya
apa saja. wuah kita senang sekali pak, kita malah belum sowan. Iya iya
nggak papa. Ini kalu ada apa-apa dikasih nomer, kartu nama, supaya
menghubungi kita gitu. Jadi e .. . pemerintah lokal disini, kelurahan,
kecamatan, kepolisian, itu juga sudah sangat mendukung, sangat
mendukung kegiatan kita. Karena kegiatan kita ini banyak dikunjungi
turis-turis, banyak didatengin orang luar negeri, bahkan kedutaan besar
Amerika pernah datang kesini. Karena Pondok Pesantren Waria ini adalah
satu-satunya di dunia. Itulah kenapa kemudian banuak orang datang. Pasti
itu pernah menjadi pembicaraan kelurahan, kecamatan. Artinya mereka
mensupport kita dalam arti karena hal yag positif juga. Kalau dari
kepolisian kan, polisi pasti begitu. Artinya tidak preventif kan .. .

Itu terjadi, karena memang ada kecaman juga tapi hanya lewat
jejaring sosial. Sesudah kita peng-upload kegiatan kita, itu apa .. . laki2
dandan perempuan memegang Al-Qur’an, itu dosa .. ! Dan saya nggak
mau menanggapi itu, karena itu suatu yang buang2 waktu.

H : kemarin juga kita menemukan mahasiswa dari Belanda itu, mbak siapa
itu .. .mbak Inuq?

Sint : Anuq

Ada Surga Bagi Waria Page 140


H : anuq. La, kemungkinan besar juga banyak mahasiswa lain yang kesini.
La ketertarikannya itu kurang lebihnya itu karena apa bu?

Sint : iya, karena Indonesia itu kan dipandang sebagai negara Islam. Na, orang
Islam itu dipandang sangat menolak LGBT. Sangat menolak keberadaan
LGBT. Kenapa ada LGBT transgender itu yang belajar Islam. Nah, itulah
yang kemudian menjadikan, yang membuat orang bertanya2 apa
sebetulnya? Yaa ya itu hak kita, hak kita untuk beribadah.

H : iya, memang sejauh ini Islam tidak ada itu pelajaran tentang waria, yang
ada cowok sama cewek.

Sint : iya iya .. . nah itulah kemudian kenapa kita mempunyai pengajian seperti
ini. Nah itulah yang membuat mereka kagum. Artinya tidak terfikir oleh
waria di belahan dunia manapun untuk mencari tahu sebenarnya posisi
waria itu didalam Islam seperti apa. Nah itulah yang membuat mereka
datang kesini.

H : itu, kemudian itu proses menemukan Tuhan itu sama sekali belum
disentuh oleh LSM, Iwayo atau apa gitu?

Sint : Heem .. . ya, mereka hanya secara ritual mengadakan buka bersama,
syawalan. Itu saja. tapi tidak kedalam inti permasalahannya. Karena yang
berbuka puasa kan karena dia berpuasa, nah .. . ngapain kamu berpuasa?
Beriman .. . nah kenapa kamu beriman? Nah itukan .. . tidak sampai
kesana. Cuman ayo buka puasa bersama, ngrungokke pengajian, Cuma
gitu. Nah, disinilah kita sudah lain. pengkajian, kita pengkajian.

H : ini untuk penutupnya tolong utarakan harapan kedepannya, nanti pengen


seperti apa? Yang pertamanya untuk warianya sendiri, yang kedua untuk
keberlangsungan pondok pesantren waria al-fatah ini.

Sint : iya, kalau harapan ibu itu, kalau untuk secara umum ya .. . masyarakat
bisa menerima waria, kemudian waria pun punya .. . dalam artin punya
haknya untuk beribadah, kemudian yang paling ibu harapkan itu adalah

Ada Surga Bagi Waria Page 141


departemen agama mengakui bahwa pondok pesantren waria ini sebagai
bagian dari e .. . apa ya, sebagai bagian dari bimbingan mereka. Artinya
kemudian kita mendapatkan dana kegiatan setiap tahun, keberlangsungan
kita seperti itu. Jadi pemerintah mengakui keberadaan kita.

Salah satu yang sedang kita upayakan, kita punya kurikulum itu,
karena itu persyaratan dari Depag. Jadi untuk meraih pengakuan itu kita
harus punya beberapa point yang dipersyaratkan dari depag. Bahwasanya
kriteria Pondok Pesantren harus ada waria yang menginap, ada tempat
beribadah, ada tempat belajar, ada sistim belajar mengajarnya, kan begitu.
Nah, itu salah satu yang sedang kita rintis untuk pengakuan itu. Artinya
kita memang memimpikan Pondok Pesantren ini terus berlangsung.
Artinya difasilitasi oleh pemerintah. Artinya ada dana pemerintah yang
bisa kita gunakan, kemudian kita bisa mengembangkan diri, misalnya
suwaktu-waktu nanti mendapat tanah kosong, kita mendirikan Pondok
Pesantren yang seperti Pondok Pesantren pada umumnya, ya seperti itu.
Itu harapan saya.

H : haa .. . untuk merealisasikan harapan tersebut kan, sampai sekarang ini


kurang lebihnya juga sudah melakukan hubungan ke atas kan, la itu, yang
diatas itu sampai sekarang Cuma menanggapi Cuma diam atau gimana?

Sint : bagaimana ya, tahu, tetapi kan mereka kan punya, kalau urusan yang
sudah didalam kedinasan, itu kan harus benar-benar e .. . artinya harus
memenuhi persyaratan yang mereka inginkan. Seperti contoh kata gini,
temen2 waria banyak yang tidak punya KTP, iya. Dan Dinas
Kependudukan juga nggak mau tahu, persyaratan orang membuat KTP
harus ini, harus ada surat pindah. Temen2 tidak bisa menunjukkan surat
pindah ya .. . denganbert hati tidak bisa dilayani pembuatan KTP itu.
Artinya kalau sudah melewati kedinasan ya memang itu sudah peraturan
baku yang sudah ada per-Undang-Undang-annya, kan gitu. Jadi

Ada Surga Bagi Waria Page 142


semaksimal mungkin kita di Pondok Pesantren ini juga mengikuti
peraturan yang sudah diberlakukan di Depag.

H : ini sedikit lagi ya bu ya, saya itu tertarik dengan ceritanya ibu, dengan
biografinya Ibu. Kok bisa sampai S1 gitu lo, ceritanya gimana?

Sint : iya, ibu kan diterima dikeluarga. Artinya disana saya bisa belajar. Dulu
SMA saya SMA 5, SMA Negeri 5 disini.

H : tapi mohon maaf, itu sudah .. . sudah menjadi .. .

Sint : iya, saya sudah. Kalau pada waktu SMA, SMP SMA itu saya kalau
olahraga saja ikut perempuan. Iya, diluar itu saya juga masih pakai
seragam laki-laki. Tetapi setelah lulus SMA saya kemudian pakai rok. Iya,
saya kuliah pakai rok gitu. Nah, pada waktu mau KKN itu sempat
membuat sesuatu apa ya, jadi saya dipanggil ke LPM, Lembaga
Pengabdian Masyarakat, kemudian disana saya diintrogasi. Artinya kamu
memang benar seperti ini? Bahkan disuruh memperagakan cara berjalan
saya, saya disuruh bilang A, bilang ... . jadi benar-benar mereka ingin tahu
waria. Jadi mereka juga mau menyediakan tempat di KKN itu untuk saya,
bagaimana penyediaannya, kan begitu. Jadi saya juga tidak masalah.
Artinya ketika .. . sebelum saya dipanggil bahkan saya tidak tahu teman2
saya sudah doipanggil dulu, ditanyain dia itu bagaimana, bagaimana gitu ..
. jadi saya malah belum tahu. Ketika saya baca di pengumuman fakultas
itu kok aku dipanggil ke LPM ada apa? Padahal temen2 saya sudah
dipanggili. Iya, dipanggili ditanyain.

H : dimintai keterangan tentang Ibu gitu?

Sint : iya, tentang saya. Ya itu saya yang agak apa ya, agak beda dengan
temen2 yang lain, tapi diluar semuanya it’s ok, sama saja. saya kuliah pake
rok gitu. Dan kemudian ketika tahun ajaran baru itu, itu yang kadang2
nanti kan ada sedikit orang yang baru tahu, ada waria itu. Tapi setelah satu
bulan dua bulan sudah tidak masalah.

Ada Surga Bagi Waria Page 143


Lampiran 3

HASIL WAWANCARA SUBJEK 2

Hari : Minggu

Tanggal : 31 Januari 2016

Jam : 20.30 WIB

Subjek : Ustadz Arif

Keterangan : Ustadz di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan :

1. Hermawan :H

2. Ibu Shinta Ratri : Sint

3. Fery (Mhs UII) : Fe

4. Mbak YS : Ys

5. Ust. Arif : Ar

6. Anuq (Belanda) : An

Fe : maaf, tolong perkenalkan sekilas tentang diri ustadz

Ar : nama saya Arif, saya asli palembang, kesibukan saya sekarang sebagai
pengajar di Pusat Bahasa UIN Sunan Kalijaga. Disamping itu saya juga
mendsmpingi temen2 waria di pesantren waria al-fatah ini,

Fe : sudah berapa lama ustadz mengajar di pesantren waria ini?

Ada Surga Bagi Waria Page 144


Ar : kalau pastinya saya gak begitu ingat, tapi kurang lebih sudah 6 tahun,

Fe : kenapa kemudian harus ada pesantren waria?

Ar : sebenarnya yang lebih paham adalah almarhumah Ibu Maryani, Cuma


saya pernah mendengar cerita dari beliau kalau yang namanya waria juga
merupakan makhluk sosial, sekaligus juga makhluk berketuhanan, seperti
itu .. . saya juga selalu bilang bahwa fitrah ketuhahan itu gak bisa
dihilangkan, dan itu yang dirasakan oleh teman waria. Sehingga kefikiran
kayaknya bagus juga kalau ada tempat khusus bagi waria untuk beribadah.
prinsipnya adalah memfasilitasi teman2 waria untuk beribadah.

Fe : selama enam tahun, motivasi apa yang membuat ustadz bertahan? Enam
tahun, bukan waktu yang cukup singkat, kadang kan bosan .. .

Ar : iya .. . prinsip saya sederhana, bahwa agama turun untuk manusia,


kemudian untuk memanusiakan manusia. Keyakinan saya adalah agama
Islam, dan saya mengamalkan ajaran Nabi Muhammad, dan ternyata Nabi
Muhammad diberi wahyu pertama itu adalah dengan kata iqra’, bacalah.
Dan bahwa logika saya perintah membaca itu bukan untuk membaca kitab
karena belum ada Al-Qur’an. Ya namanya wahyu pertama diturunkan kok,
berarti kan belum ada Al-Qur’an. Sederhana saja, bahwa logika saya
adalah bahwa yang diperintahkan saat itu adalah kondisi sosial dan kondisi
alam. Sehingga kata Iqro’ itu kan bukan hanya membaca literal, tapi
bagaimana memahami, menelaah, atau dalam bahasa lain men-tadabbur.
Nah itu yang harus kita lakukan. Saya harus memahami teman-teman
siapapun itu, waria juga harus dipahami dong. Belum juga kita memahami,
belum juga pernah komunikasi belum juga ngobrol, yang ada berpikiran
buruk.

Fe : terkait dengan hak untuk beribadah, kalau misal ada pertanyaan bahwa
mereka tidak berhak untuk beragama karena LGBT selalu ditolak di
agama manapun. Kemudian yang cukup sinis adalah bahwa untuk apa

Ada Surga Bagi Waria Page 145


solat? Karena percuma kalau kamu adalah seorang LGBT, kenapa solat?
Karena solatnya juga tidak akan diterima gitu lo .. .

Ar : iya, kalau pertanyaannya itu diterima atau tidak, sebenarnya tidak bisa
juga kita memastikan. Misalnya kita balik pertanyaannya. Temen2 yang
mengatakan bahwa temen2 LGBT solatnya atau ibadahnya tidak diterima,
kalau kita putar balik misalnya .. . emang solat kalian, ibadah kalian
darimana kalian tahu kalau itu diterima.

Bagi saya gini, yang dimaksud ekspresi keagamaan, ekspresi


keagamaan itu berbeda-beda. Seorang Kyai di pesantren akan berbeda cara
untuk mengekspresikan keagamaannya. Seorang pembunuh pun demikian,
akan berbeda dalam mengekspresikan keagamaannya, dan waria pun juga
seperti itu. Sehingga jangan disamaratakan kalau Kyai itu solatnya lima
kali sehari kemudian ini kemudian itu kemudian solatnya diterima. Misal
karena waria ini muncul dari semak-semak misalkan kemudian tidak
diterima, gak bisa seperti itu .. . sehingga saya bilang yuk kita hargai
siapapun yang ingin beragama itu harus kita hargai. Dan perlu digaris
bawahi bahwa kita gak bisa bohong dari fitrah ketuhanan. Makanya saya
percaya bahwa gak ada manusia yang gk percaya sama Tuhan. Kalaupun
dia mengatakan dia gak punya agama, tapi saya percaya kalau dia percaya
Tuhan. Dan temen2 waria mempunyai hak untuk melakukan hal tersebut.

Fe : terkait dengan sikap masyarakat, sikap negara, terkait LGBT pada


umumnya bagaimana menurut pendapat ustadz?

Ar : ya, untuk sekarang saya masih percaya mungkin mayoritas, gak semua .. .
masih menganggap bahwa LGBT merupakan aneh gitu ya .. . tapi kalau
kita mau objektif lo ya, dalam sejarah Islam kan luar biasa sebenernya.
Benar, pada zaman Nabi ada kecaman terhadap LGBT. Tapikan
kenyataannya tidak pernah terjadi. Dak kalau kita mau jujur ya, sejarah
keemasan Islam itu kn pada pasa Abbasiyah, salah satu yang terkenal itu
adalah Harun Ar-Rasyid. Kholifah Harun Ar-Rasyid itu adalah salah satu

Ada Surga Bagi Waria Page 146


kholifah yang luar biasa memberikan uang khusus bagi teman2 LGBT.
Dan kalau mau apa namanya itu .. . silahkan nanti di cek, salah satu
penyair yang terkenal di zaman Abu Nawas itu juga dikenal sebagai
penyuka sesama. Bahkan di beberapa buku yang saya baca, judulnya apa
ya .. . Islam and the Homo Sexuality, disitu disebutkan bahwa Abu Nawas
itu penyuka sesama dan juga pedofilia ya .. . karena suka dengan anak
kecil. Pada masa itu bisa diterima .. . mungkin aja sekarang dianggap
sebagai penyakit. Dulu belum mengenal yang namanya orientasi seks,
orang hanya mengenal identitas, ada perempuan ada laki-laki. Orientasi
seka ya berarti keduanya harus dipadukan.

Perkembangan ilmu teknologi kan luar biasa, dan harusnya orang


harus memadukan itu. Siapapun yang berkecimpung di bidang agama
harus mengkomunikasikan itu. Jangan lagi bicara agama yang dikutip
hanya teks Al-Qur’an dan Hadits, selesai .. . yang juga harus kita lihat
adalah apa yang terjadi di lingkungan sosial, apa yang terjadi di alam,
kalau ada ilmu pengetahuan yang mendukung ya dipakai, jangan sekedar
ngutip ayat ngutip hadits selesai. Jadi itu, ternyata itu pernah terjadi.

Bahkan di Turki Utsmani juga, praktik homoseksual, di Turki


Usmani luar biasa. Dokumentasinya bisa dibuktikan. Jadi maksud saya,
sehingga kalau kaitannya dengan pemerintah sebenarnya gini .. . semakin
mapan sebuah pemerintah, semakin bagus birokrasinya maka penerimaan
terhadap kaum minoritas itu akan jauh lebih bagus. Dan semakin rentan
sebuah pemerintah, semakin jelek birokrasinya maka yang menjadi korban
ya selalu minoritas, dalam hal ini LGBT. Untuk mengukuhkan kekuasaan,
korbankan mereka .. .

Fe : kalau tanggapannya untuk masyarakat?

Ar : ya .. . harapan saya seperti ini, e .. . sudah saatnya saya pikir, untuk


membuka ruang publik. Kalau pun misalnya ada orang yang tidak
menerima atau siapapun ya .. . pemerintah memiliki kekuasaan untuk

Ada Surga Bagi Waria Page 147


membuka ruang publik. Kalau ada temen2 atau komunitas yang berani
bersuara tentang LGBT, yaudah .. . kasih kesempatan kok untuk
menyuarakan mereka. Ada yang gak sependapat ya silahkan, ada ruang
publik yang bisa didiskusikan. Dan itu kan harus dilakukan. Pemerintah
kalau tidak bisa, berarti kan pemerintah yang kurang bener karena tidak
bisa melindungi hak-hak rakyat.

Untuk masyarakat saya pikir, masyarakat kan sebenarnya hanya


manut, kalau masyarakat sosial kan hanya manut. Kalau pemerintah
ngomong seperti ini yaudah masyarakat akan nrima. Dalam hal itu MUI
juga berperan .. . otoritas keagamaan di Indonesia ini kan masih dipegang
oleh MUI, kalau MUI bilang halal mayoritas masyarakat akan mengatakan
halal kalau MUI mengatakan haram mayoritas masyarakat akan
mengatakan haram. Sehingga pemerintah harus membuka dialog. Kalau
mereka bilang haram ya silahkan, yang penting jangan sampai ada
kecaman.

Fe : termasuk harus tidak ada pengusiran-pengusiran tempat tinggal LGBT?

Ar : iya dong .. . e bumi ini kan milik bersama,

Fe : untuk hukuman mati itu?

Ar : ini kan selalu merujuk ke itu tadi, yang dilakukan Abu Bakar Ash-Shidiq
pada saat itu. Kembali lagi saya bilang .. . Abu Bakar Ash-Shidiq emang
melakukan itu, iya melakukan itu. Bahkan lebih sadis, dibakar .. . tapi
pertanyaannya, kenapa mereka melakukan ini? Berarti ada yang harus kita
telusuri lagi, jangan2 ada goncangan pada saat itu. Nabi saja tidak
melakukan itu kok .. . kemudian Ali Bin Abi Tholib juga melakukan itu
tadi. Dia membuang seorang dari sebuah menara, dari gedung tinggi
kemudian dibuang. Dan bahkan pada saat itu Ali Bin Abi Tholib
mengatakan seperti inilah yang akan dibuang ke api neraka. Ya .. . itu saya
benarkan, ada. Abu Bakar dan Ali Bin Abi Tholib melakukan itu. Tapi
yang menjadi pertanyaan adalah Nabi Muhammad tidak melakukan itu.

Ada Surga Bagi Waria Page 148


Seperti yang saya bilang tadi, kemudian Harun Ar-Rasyid, kemudian
Turki Islam, dokumentasi luar biasa .. .

Fe : pesan dan harapan untuk teman2 LGBT?

Ar : e .. . pesan dan harapan untuk teman2 LGBT selalu sama dari dulu, PD,
percaya diri dengan kondisi kalian, dengan identitas kalian, dengan
orientasi kalian, kalau teman2 LGBT udah gak percaya diri sudah barang
tentu kalau orang lain juga akan menolak. Siapa lagi yang akan
memperjuangkan .. . harus berjuang, berjuang dulu .. . kalau nanti berhasil
ya Alhamdulillah kalau gak ya setidaknya pernah berjuang kan .. . seperti
itu. Sehingga hak kalian akan sama diatas muka Bumi ini.

Fe : e .. . solat juga termasuk ?

Ar : iya .. . sekarang gini, kita terlalu banyak berlaku dzolim terhadap diri
kita. Kalaupun misalnya kita anggap waria atau LGBT sebagai pekalu
dosa, apa bedanya sih dengan koruptor? Kan sama2 melakukan dosa.
Kalau misalnya kita jadikan patokan bahwa koruptor adalah dosa
kemudian LGBT juga dosa, kita kan jadi dzolim jadinya .. . koruptor
pelaku dosa dan percaya itu, 100 % bahwa itu adalah dosa luar biasa. Tapi
ketika mereka keluar, kita enjoy2 aja kok, gak ada yang protes tuh .. .
kalaupun masu solat ke masjid, senyam senyum atau apa santai aja
mereka. Tapi mengapa kita begitu sinis gitu loh kalau ada LGBT
misalnya, LGBT mau solat mau ibadah kok kita sinis banget gitu loh .. .
dan itu gak pernah kita lakukan terhadap pelaku dosa yang lain.

Fe : maaf, selama enam tahun dengan temen2 waria dan temen2 LGBT
lainnya, terpengaruh kah?

Ar : sama sekali saya masih normal, kalau kita mengatakan normal itu hetero
itu, saya masih punya istri satu, dan sekarang sudah punya anak. Saya gak
pernah risih juga sama mereka, biasa aja. Saya komunikasi dengan istri

Ada Surga Bagi Waria Page 149


saya, saya komunikasi dengan anak saya, saya komunikasi dengan
tetangga saya, tentang apa yang saya lakukan dengan teman2 waria.

H : iya, .. sip.

Ada Surga Bagi Waria Page 150


Lampiran 4

HASIL WAWANCARA SUBJEK 2

Hari : Minggu

Tanggal : 5 Maret 2016

Jam : 20.o0 WIB

Subjek : Ustadz Arif

Keterangan : Ustadz di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan :

1. Hermawan :H

2. Ibu Shinta Ratri : Sint

3. Fery (Mhs UII) : Fe

4. Mbak YS : Ys

5. Ust. Arif : Ar

6. Anuq (Belanda) : An

Ar : Kamu tahu Al-Azhar?

H : he’ee .. .

Ar : namanya itu kan Jami’ Al-Azhar, .. . Masjid Al-Azhar. Masjid Al-Azhar


kemudian menjadi lembaga besar sekarang, jadi sebenarnya kalau kita
mau lihat pesantren .. . kalau aku lo ya, pesantren itu bukan seperti yang

Ada Surga Bagi Waria Page 151


sekarang seperti yang sudah dilembagakan seperti yang di undang-undang,
departemen agama atau apalah .. . tapi ini kuncinya adalah dengan
Halaqah, orang-orang yang belajar tentang agama. kemudian kemajuan
zaman menuntun untuk dilembagakan gitu .. .

H : tapi masalahnya sekarang ini kan kurang lebih gini .. . banyak teori, salah
satunya di Pak Zamahsyari Dhofier itu, itu kan harus ada Kyai, dan lain
sebagainya .. . la misal ditanya, ini mengatakan pondok pesantren itu
pertanggung jawaban secara teoritis gimana? Gitu lo .. .

Ar : itu yang saya maksud tadi

H : ya?

Ar : kembali pada makna pesantren yang dulu .. . cikal bakal pesantren itu
seperti apa. Jadi kembali aja, kembali itu gak salah. Kalau ada orang yang
mengatakan bahwa pesantren itu harus dengan Kyai, harus dengan
lembaga, harus dengan santrinya menetap itu nggak .. . itu memang bener
tapi dulu gak seperti itu. Mereka hanya datang ke masjid, mendatangi
guru, membaca kitab, udah .. . itu yang disebut dengan pendidikan saat itu
(menceritakan pendidikan pada masa Rasulullah). Dan kayaknya di
madura masih banyak pesantren-pesantren seperti itu, walaupun saya gak
begitu tahu ya Cuma denger-denger aja. Di Madura itu kan banyak
musholla atau apa ya namanya disana .. . jadi hampir setiap rumah punya
seperti itu dan orang menuntut ilmu disana, datang-pergi .. . datang-pergi ..

Ar : kalau untuk dicocokkan dengan teori pesantren, ndak bisa ,.. .

H : terus gini, dulu kan namanya Pondok Pesantren Waria Senin-Kamis,


sekarang kan ndak pake Senin-Kamis, itu?

Ar : iya, kenapa ndak pake Senin-Kamis coba nanti tanyakan Bu Shinta,


kenapa gak dicantumkan lagi. Yang dulu kenapa Senin-Kamis, .. . kenapa
kok Senin-Kamis gitu lo .. . karena hari Senin-Kamis adalah hari keramat

Ada Surga Bagi Waria Page 152


gitu ya, sehingga itu dijadikan sebagai hari untuk sekaligus doa untuk para
almarhum (merujuk pada korban gempa Yogyakarta tahun 2006)

H : misal reverens-reverensi itu mas’e punya po ndak gitu lo .. .

Ar : kalau tulisan saya malah ada, judulnya analisis keagamaan waria, tulisan
saya tentang waria. Kalau kamu judulnya tentang apa?

H : model pembelajaran PAI di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah


Yogyakarta

Ar : model pembelajaran PAI, model pembelajaran pendidikan agama Islam?

H : iya, kemaren itu juga ada sedikit perbedaan sih, apa bedanya pengajaran
sama pembelajaran. Tapi pengajaran pasti masuk di pembelajaran itu kan?

Ar : atau begini, pengajaran itu adalah lebih identik dengan pemateri.


Pengajarnya siapa to? Seperti itu .. kemudian pengajarannya seperti apa?
Jadi memang pengajaran itu masuk ke pembelajaran.

H : ow iya, kemarin itu katanya mulai Februari kan mau diterapkan


kurikulum, la kurikulumnya seperti apa mas?

Ar : sebenarnya gini .. . apa yang saya lakukan di pesantren ini lebih ke


hasilnya, kalau dulu lebih ke yang seperti yang saya sampaikan itu,

H : ow iya, tesis atau skripsi yang dulu itu kan masih di era Bu Maryani,
terus kemarin saya tanyakan ke Bu Shinta itu tidak ada jejak gitu lo, rekam
jejak secara fisik kan gak ada.

Ar : seperti apa?

H : misal kegiatan apa .. . kepengurusannya jalan po ndak, dan lain-lain.

Ar : ow gitu .. . banyak perbedaan memang.

H : ya ini era baru gitu lo, kemarin eranya Bu Maryani sekarang eranya Bu
Shinta gitu lo .. .

Ada Surga Bagi Waria Page 153


Ar : yang dulu di Notoyudan dah tahu?

H : saya pertama pergi ke notoyudan, terus sama siapa itu dikasih nomernya
terus cari kesini. Pertama yang saya datangi memang ke notoyudan.

An : halo, saya Anuq, nama saya Anuq .. . dan saya mahasiswa dari Belanda,
dan sekarang saya di Jogya untuk belajar tentang gender in Jogja,

Mi : dia ingin belajar seperti apa rasanya hidup sebagai transgender di Jogja,

An : saya mau ambil film juga, tidak saja sulit? Because I feel it’s be better .. .

Mi : dia ingin laporannya itu dalam bentuk film juga, jadi gak Cuma tulisan,
karena kalau film itu lebih mudah difahami. Karena kalau dengan film,
kita nonton itu bisa langsung mendapatkan cerita dari orang yang
menceritakannya tanpa harus ada orang lain yang menulis.

An : so .. . kalau saya kembali, saya ingin punya tentang kenapa ada lokasi
ini? Kalian lakukan apa disini dan kenapa .. .

Mi : kenapa memilih lokasinya disini dan kenapa teman2 memilih untuk


beribadah disini bukan tempat lain.

Ys : mbak Anuq ini ya? Hahaha

Sr : sudah? Jadi kenapa disini ditempat ini karena dipandang apa ya .. .


mempunyai fasilitas yang luas, karena untuk teman2 transgender kita
sangat terbatas ruang dimana untuk teman2 transgender, artinya disinilah
tersedia ruang untuk memberikan transgender ini nyaman untuk beribadah.

Lalu kenapa kita beribadah disini, tidak di masjid .. . itu artinya


kemudian karena kalau teman2 waria ini beribadah di masjid kita kan
membuat ketidak-nyamanan, karena ketidak-nyamanan inilah kemudian
teman2 transgender menarik diri dan beribadah dirumah masing-masing.
Ketika kita kemudia memberikan ruang untuk beribadah itulah kita bisa
berkumpul bisa berjamaah bersama, beribadah bersama.. . jadi alasannya

Ada Surga Bagi Waria Page 154


ya itu tadi, kita memberikan ruang yang nyaman untuk teman2 waria
beribadah bersama.

An : kalian datang kesini setiap Minggu atau e .. .

Ys : pastinya setiap minggu kami datang, tapi kadang gak mesti karena
banyak beberapa kegiatan diluar kegiatan per minggunya, karena apa
namanya .. . karena sering sekali pondok pesantren mendapat kunjungan
dari temen2 akademisi, atau dari temen2 media yang butuh riset tentang
pondok pesantren, atau sekedar ikut belajar .. .

Mi : aku pengen tahu, jadwalnya itu seminggu sekali?

Ys : iya,

Mi : kapan?

Ys : setiap Minggu sore .. .

Mi : ow setiap Minggu sore, kegiatannya seperti apa?

Ys : kalau kegiatan, kegiatannya dimulau sekitar jam setengah lima atau jam
lima. La nanti disitu akan ada Qur’an bagi temen2 yang sudah membaca
Al-Qur’an, kemudian bagi temen2 yang baru belajar tahap Iqro’ ada kelas
sendiri, itu sampai Mahrib. Nanti akan ada solat Mahrib Berjamaah,
setelah selesai nanti ada diskusi kelas, dimana nanti akan ada Pak Ustadz
yang nanti akan membimbing untuk temen2 sharing ya .. . sebetulnya
sangat sederhana, tidak harus dengan materi yang berat2, karena
disesuaikan dengan kondisi temen2 waria sendiri ya .. . intinya kita
melalui sharing bisa tahu cara wudhu yang benar, cara solat yang benar,
atau mungkin juga bisa dengan materi temen2 ambil materi fikih2 kan .. .
karena ini pondok pesantren kan terkait waria, bagaimana sih fikihnya
waria gitu .. . nanti bisa didiskusikan bersama, nah setelah satu jam itu di
kelas baru nanti kita solat berjamaah, solat Isya’. Setelah selesai nanti buat

Ada Surga Bagi Waria Page 155


temen2 yang mau pulang ya pulang tp kalo masih mau pengen tinggal
untuk apa .. . sharing, bisa juga .. .

An : apakah orang-orang yang datang ini selalu orang-orang yang sama gitu?
Apakah mungkin beda kelompok?

Ys : e kebetulan kalo secara keseluruhan, yang menjadi data santri di


pesantren kan ada empat puluh, tapi kan terkait tentang masalah tempat
tinggal yang berbeda-beda juga masalah transportasi, kan banyak juga
temen2 yang tidak memiliki kendaraan, dan mereka biasanya
dikhawatirkan kalo kegiatannya sampe malam sulit .. .

Kalo yang rutin ya alhamdulillah ya artinya, ada sekitar sepuluhan


temen2. Nanti bisa jadi yang tidak dateng nanti tergantikan oleh yang
datang. Tapi paling nggak kita memfasilitasi .. .

Lampiran 5

HASIL WAWANCARA SUBJEK 3

Hari : Selasa

Tanggal : 6 Februari 2016

Jam : 14.58 WIB

Subjek : Ibu Rully Malay

Keterangan : Santri waria di PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan : 1. Interviewer :H

2. Bu Rully :S

Ada Surga Bagi Waria Page 156


H : Siapa nama lengkap mba?

S : Terimakasi, nama lengkap saya Andi Am. Junaedi. Tapi nama saya yang
dipakai sekarang Rully Malay. Rully itu nama kecil saya dulu, Malay itu
nama kakek saya. Saya lahir di Surabaya, 22 Maret 1961. Saya lahir dari
keluarga tentara. Masa kecil saya di lingkup asrama angkatan laut selama
SMP, dan pindah ke Majene Sulawesi Selatan tahun ’74 ya .. . sampe
taman tahun ’78, saya jadi guru, saya jadi PNS ditugaskan di Nusa
Tenggara Barat. Setelah sepuluh tahun saya keluar, saya ikut parpol, saya
jadi anggota DPRD Borneo sekitar setengah periode. Lalu pindah ke
Bogor, saya masuk di MDU, salah satu Mdu internasional. Saya jalani
dulu sebuah training di Jepang selama satu setengah tahun dan pulangnya
saya menjadi instruktur.

Kemudian pindah ke Yogyakarta tahun 2003, saya benar2 hidup all


out di komunitas. saya sempat hidup dijalan sekitar tiga tahun. Selang
kemudian lalu kami mulai mengorganisir komunitas di awal 2004.
Kemudian ada pesantren di 2008 yang sampai saat ini saya ada disini.

H : Ko mba tertarik jadi waria itu karena faktor apa ya? Padahal kan sudah
kerja, ya uda DPRD tadi juga .. . kenapa bisa jadi waria ya mb?

S : Karena waria, saya menjadi waria jauh sebelum saya meniti karir. Jadi
saya menjadi waria seperti ini masuk parpol dll saya sudah berbeda dengan
yang lain. e .. salah satu pengalaman empirik saya, sejak kecil saya selalu
mendapat pendidikan yang keras, saya bersentuhan dengan olahraga2 yang
keras, saya ini dulu atlit beladiri atlit pencak silat atlit karete, begitu .. . dan
banyak sekali piala2 dari sampai internasional. Itu tidak sama sekali tidak
mempengaruhi ini, mempengaruhi psikologi saya sebagai waria.

H : Berarti waria ini dimulai sejak kecil ya?

S : Iya, bahkan ketika saya mulai menyadari diri saya itu menyadari waria
saya. pernah ternyata ada paman saya yang menjadi waria, tapi dia tinggal

Ada Surga Bagi Waria Page 157


di barak, itu semacam tempat tersendiri. Mereka menjalani apa ya .. .
mereka menjalani suatu apa, derajat spiritual. ada kaya belajar ilmu
kanuragan, ada yang menjalani yang namanya e .. . kalau disana itu majeri.
Majeri itu kaya ilmu kebal pake senjata tajam itu. Terus ada belajar jalan
diatas bara api, berjalan diatas air, kaya gitu.

H : E mba sekarang tinggal dimana?

S : Sekarang di jl. Solo km 8, kerja jadi pengamen. Saya mulai dari menjadi
pengamen saya bergabung dengan komunitas. Jadi tahun 2003ketika saya
menetapkan jabatan saya sebagai direktur, saya putuskan all out dan
tinggal dengan komunitas. Hidup dengan komunitas dan bertahan hidup
seperti saat ini.

H : Berapa jumlah saudara mba?

S : Saudara saya ada 8 orang, mayoritas mereka tentara, adik saya yang
paling bungsu TNI juga, dia perempuan.

H : Laki-laki berapa perempuan berapa mba?

S : Perempuannya 4, laki2 nya ya 4 juga termasuk sya .. hhehehe

H : Pekerjaan Orang tua mba TNI ya?

S : Guru ..

H : Ow guru,

S : Iya guru. Ibu saya guru bapak TNI angkatan laut.

H : Eee bagaimana tanggapan mba kepada orang2 yang selama ini


memarginalkan waria?

S : Iya .. prihatin saja, karena satu, memang tidak mudah untuk menjelaskan
kepada masyarakat yang heterogen bahwa waria itu juga suatu keinginan
untuk menjadikan diri kita menjadi seperti perempuan. Saya kira memang

Ada Surga Bagi Waria Page 158


sudah menjadi ketentuan pencipta-Nya nya. Saya juga tidak tahu kenapa
Tuhan menciptakan orang seperti saya yang berbeda secara orientasi
seksual, secara gender gitu.

Masyarakat melihat waria secara gender ya, waria yang


mempunyai orientasi seks bagai laki2 atau peempuan dan punay
kehidupan secara fisik tempilan secara fisik berbeda, tidak diterima
masyarakat. Negara inikan menjamin ya, begitupun kami. Kami itu adalah
bagian yang terintegral, dari Islam itu sendiri. Tapi banyak kelompok
mayoritas yang menafikan keberadaan kami. Kalau kami menjadi seperti
ini bukan keinginan kami semata, karena ini adalah taqdirnya Tuhan.

H : Ga ada faktor luar mungkin?

S : Iya, itu jelas. Saya pikir begitu. Secara genetika lingkungan bisa jadi
memberikan pengaruhnya tapi sama sekali tidak menjadi apa ya .. . tidk
menentukan. Karena ya itu tadi, saya bisa membuktikan itu. Saya lahir dari
keluarga tentara dididik dengan keras, diberikan olahraga2 keras, itu sama
sekali tidak berpengaruh.

H : Sejauh ini mba pernah mengalami kekerasan fisik belum?

S : Kalau dari kecil, dari teman2 itu jarang. Jarang .. . mereka takut sama
saya. Ya hampir tidak pernah .. . yang sering melakukan itu, ya orang2
yang belum mengerti saya. Di Majene itu kan saya pernah menjadi ketua
osis. Nah, penampilan fisik saya seperti perempuan itu pas SMP kelas 2.
Saya diminta mengisi acara sekolah. Dari situ guru2 mulai tahu, mereka
tidak mempermasalahkan secara gender. Ya karena juga guru2 disitu
adalah bekas murid mama saya. Hehe

H : Apa mba setuju jika waria disebut sebagai komunitas marginal?

S : Faktanya seperti itu. Jadi secara .. . yamungkin secara stratifikasinya di


NKRI ya itu termarginalkan apalagi di masyarakat hetero gitu. Tetapi yang

Ada Surga Bagi Waria Page 159


harus disadari bahwa kalau ditetapkan secara populasi waria itu juga
cukup besar. Tersear mulai dari sabang sampai di merauke ada waria.

H : Apa saja manfaat yang mb dapatkan di PP. Waria ini?

S : Kalau manfaat mengikuti kegiatan sebenernya banyak. Cuma bagi saya


paling tidak bisa mengontrol emosi menjadi lebih baik. Dan tugas saya
disini adalah melakukan pemberdayaan waria.

Ada Surga Bagi Waria Page 160


Lampiran 6

HASIL WAWANCARA SUBJEK 6

Hari : Rabu

Tanggal : 16 Mater 2016

Jam : 16.58 WIB

Narasumber : KH. Thoha Abdurrahman

Kedudukan : Ketua MUI DI Yogyakarta

Tempat : Rumah KH. Thoha Abdurrahman

Keterangan : 1. Hermawan :H

2. KH. Thoha Abdurrahman : T

Hasil wawancara:

H : tentang waria ada yang pro ada yang kontra,

T : kenapa kontra.. .

H : iya, mengapa kontra gitu, kalau di Al-Qur’an kan Cuma dzakarin wa


untsa, tapi kan .. . pemikiran singkat saya, mereka juga manusia.
Termasuk makhluk Tuhan .. .

T : iya .. .

H : ya intinya, saya sendiri juga tidak tahu selama kurang lebih 25 tahun ini
ibadah saya diterima atau tidak.

Ada Surga Bagi Waria Page 161


Pada kesempatan sore hari ini, sowan saya pada sore hari ini,
silaturrahim kepada bapak sekeluarga, semoga silaturrahim ini menjadi
lantaran ridho Allah Swt, yang kedua mohon maaf karena mengganggu
waktu istirahat Bapak,

T : saya tidak merasa terganggu .. . saya kan yang bilang, jam tiga atau
setengah lima gitu to .. .

H : terus yang ketiga, nyuwun tambah ilmunipun tentang waria .. .

T : tapi ini, minum dulu .. .

Di Qur’an kan adanya dzakarin wa untsa, ya itu kan yang normal


.. . kalau yang gak normal ya waria itu .. . karena gak normal berarti apa?
Penyakit .. . kalau lahir kan apa namanya .. . matanya dua, kalau matanya
satu tok jadi apa? Penyakit pa bukan? Karena cacat, penyakit .. .

Terus kalau lahir tidak punya teling sehinga tidak bisa mendengar,
terus apa? Apa itu bukan manusia? Itu makhluk Tuhan, namun punya
penyakit .. . waria ya begitu, penyakit, la karena penyakit harus dicarikan
jalan keluar. La penyakit itu harus diapakan oleh Islam? Harus diobati .. .

Maka diakui sebagai muslimah boleh kalau memang dia mendekati


perempuan, kalau mendekati laki-laki ya jangan dianggap muslimah. Ada
dalam kitab itu khuntsa, ada khuntsa musykil, yang tidak mendekati laki
tidak mendekati perempuan, la itu khuntsa musykil, la itu yang harus
diobati bener-bener. Kalau yang mendekati laki pun bisa malahan, saya
berpendapat bisa dijadikan laki, yang perempuan jadikan perempuan gitu ..
. kalau secara ilmiah itu benar gitu .. . terus yang khuntsa musykil hanya
diobati aja gitu .. . diobati gimana dia bisa normal, kalau minimal
wataknya .. . kalau wataknya laki ya anggaplah laki, kalau seperti
perempuan anggaplah perempuan. Sehingga kalau dia ibadah kan kalau
mendekati laki ya caranya seperti laki, kalau mendekati perempuan ya
caranya seperti perempuan gitu aja .. . gak ada masalah. Bukan hanya

Ada Surga Bagi Waria Page 162


masalah ibadah, waris .. . waris juga, kalau mendekati laki ya seperti laki
kalau mendekati perempuan ya seperti perempuan. Kalau musykil, ya
anggaplah diantara keduanya .. .

Jangan dianggap itu waria tidak punya kedudukan, jangan begitu ..


. ya punya tapi gimana kedudukannya ya dicarikan jalan .. . kalau jadi laki
ya jadikan laki kalau jadi perempuan ya jadikan perempuan, dalam segala
bidang.

Maka, untuk pesantren itu ya yang mengesahkan saya waktu itu.


Saya memperbolehkan mendirikan pondok pesantren. kalau mau mendapat
persetujuan MUI ya buatlah surat setelah punya pondok pesantren, buat
surat minta pengesahan MUI.

Tidak cerita tentang saya?

H : tidak, Cuma menceritakan gini .. . dulu pas zamannya Bu Maryani kan


ada ustadz Hamroli,

T : ow iya .. .

H : la itu kan beliau pernah membuat tulisan, intinya ingin mengembalikan


waria pada kodratnya sebagai laki, itu terus teman2 waria itu intinya
protes, intinya mereka .. . kita waria seperti ini bukan kemauan kita, ini
taqdir. Dan menganggap ustadz hamroli belum selesai memahami waria.
Terus dari ngobrol2 dengan teman2 santri itu juga mereka gejala waria itu
uga tidak dibuat-buat gitu lo .. . memang mengalir gitu lo,

Terus, berarti tetap berhak ya, belajar agama tetap berhak?

T : berhak sekali og .. . kalau ndak ada yang ngajari, siapa lagi .. . bagaimana
dia akan mengetahui agama kalau gak ada yang ngajari, kan gitu .. . kalau
gak diajari apa bisa tahu agama? berarti kita semua dosa kan gitu, kalau
sampai mereka gak tahu agama kan yang dosa kita, kan gitu .. .

H : tapi misal dibalik gini, ada mereka, kalau kita gak mengajari kita dosa.

Ada Surga Bagi Waria Page 163


T : iya .. .

H : tapi dengan adanya mereka, dan saya normal, saya harus menghancurkan
mereka agar mereka tidak ada, musnah.

T : ow .. . tidak boleh, itu orang kok, salah kita .. .

H : oo gitu, kalau gak salah itu dari FJI (Front Jihad Islam) po ya .. . itukan
kurang lebihnya seperti itu kan, karena menganggap mereka itu tidak sama
dengan kita berarti kita berhak menghakimi mereka gitu lo .. .

T : ndak bisa .. . yang menghakimi ya Tuhan, jangan kita kan gitu .. . ada
Tuhan kok dihakimi kita,

La itu, itu sudah saya undang FJI itu, “kamu mau apa kesana
demontrasi?” ndak pak .. . “tanya kok bawa orang banyak, mbok satu
orang dateng, atau datang pada saya sudah selesai.” Akhirnya dia minta
maaf .. . Jangan melakukan itu, nanti dianggap teroris.

H : terus yang menjadi pertanyaan saya juga gini pak,Nabi memang pernah
bilang, bahwa kalau ada laki yang menyerupai perempuan diasingkan atau
bagaimana itu kan .. .

T : iya .. .

H : tapi yang menjadi pertanyaan, pada zaman Nabi itu kok tidak dilakukan
gitu lo .. . baru eksekusi nyata itu dilakukan pas zaman Abu Bakar sama
Ali gitu lo, .. tapi pas zaman Nabi ya ada yang seperti perempuan,
gampangane meng diomongi tok gitu lo .. .

T : iya, bahwa laki yang menyerupai perempuan adalah dosa haram.


Perempuan meyerupai laki juga haram. Karena memang sudah jelas ndak
boleh .. . tapi kan menyerupai, bukan pakaiannya seperti perempuan,
pakaiannya seperti laki, itu yang ndak boleh .. . itu hadits Nabi begitu.
Kalau perempuan berpakaian seperti laki haram.

Ada Surga Bagi Waria Page 164


Tapi memang realita dia sudah sepeti laki, ya memang Tuhan
sudah menetapkan seperti itu kok. Itu ketentuan Tuhan .. .

H : berarti itu taqdir ya?

T : iya

H : ceritanya itu Abu Nawas itu juga seorang gay, la itu bener gak to pak?

T : ndak bener, ndak ada buktinya, ndak ada buktinya .. .

H : itu kan mereka menganalisa dari puisi-puisinya itu, tapi itu tidak bisa
mewakili bahwa Abu Nawas itu gay?

T : ndak bisa .. . jadi ndak usah cari-cari kan gitu.

H : atau mungkin seperti teman2 kita yang di SLB itu, kita yang normal yang
memenuhi kebutuhan mereka, bisa diibaratkan seperti itu?

T : bisa .. . sama aja misalnya ada orang yang buta terus kita memenuhi
kebutuhan orang buta, apa namanya .. . huruf braile kan, sama dengan
waria .. . kan braile kan bukan karangan orang buta. Jadi ya wajar, untuk
memenuhi kebutuhan orang buta kan gitu .. . tapi ndak dosa. Akhirnya
dipakai di seluruh dunia. Termasuk qur’an braile juga ada kok .. .

H : tapi ya itu tadi pak, ya cari di qur’an pun Cuma dzakarin wa untsa, untuk
menguatkan itu gimana gitu lo, bahwa waria itu juga termasuk makhluk
Tuhan.

T : ya .. . ayat lain dong, bahwa manusia diciptkan untuk menyembah Tuhan.

H : terus masalah pembelajaran PAI, salah satunya itu kan tentang beribadah
yang hubungannya vertikal. La sebenarnya yang dilihat itu, Allah Swt itu
melihat dari gendernya laki atau perempuan atau gmana pak?

T : laki atau perempuan, atau apa saja .. . asal beriman dan amal soleh pasti
akan dibalas oleh Tuhan.

Ada Surga Bagi Waria Page 165


H : berarti kurang lebihnya Allah tidak melihat jenis kelamin?

T : ndak masalah laki atau perempuan gitu, kan ada itu Allah tidak akan
melihat wajahnya, tidak akan melihat fisiknya, tidak meliha apanya tapi
melihat amal taqwanya, lihat hatinya kan gitu .. .

H : la terus ada lagi, waria itu kalau mbaca qur’an atau pegang qur’an itu,
atau malah solat juga dianggap melecehkan agama gitu lo .. .

T : ndak, mana yang mengatakan seperti itu. Jangan mengatas namakan


agama gitu dong, mana yang mengatakan seperti itu?

H : misal di Ar-Rahman, gimana itu .. . yang jangan [egang qur’an kecuali


dalam keadaan suci?

T : itu, illal mutathohharun?

H : iya .. .

T : muthohharun itu bukan tangan, jadi itu terjemahan yang tidak sesuai .. .
muthohharun itu yang disucikan, yaitu di lauh mahfudz .. . qur’an yang
ada di lauh mahfudz, tidak bisa megang qur’an yang disucikan di lauh
mahfudz kecuali yang disucikan, yaitu para malaikat.

H : pegang qur’an?

T : qur’an ini kan mashaf, waktu qur’an turun kan belum ada mashaf. Yang
ada sekarang itu mashaf. Maka itu terjemahan yang kurang bener itu .. .
saya ya orang NU, kamu juga NU, saya tidak pernah mewajibkan pegang
qur’an dengan wudhu, batal yaudah gakpapa .. . itu orang NU yang sering
keliru ya begitu.. . berarti kita harus, NU salah ya harus kita salahkan gitu.

Solat ya, misal solat itu dianggap melecehkan agama? solat itu kan
merintah Allah, Wa maa kholaqtul jinna wal insa illa liya’budun, jin dan
manusia diciptakan untuk sembahyang .. . mengapa mereka tidak boleh?
Padahal Tuhan mengatakan untuk ibadah. Meskipun waria harus ibadah.

Ada Surga Bagi Waria Page 166


H : terus saya juga sempat berpikir gini, waria itu disalahkan oleh mohon
maaf, teman2 kita Islam yang garis keras itu karema mereka Islam.

T : Islam kok disalahkan?

H : iya .. . padahal setahu saya, Allah itu kan me-wanti-wanti ... wa laa
tamuutunna illa wa antum muslimun,

T : Tum nya itu kan laki, perempuan dan waria kan gitu .. .

H : intinya, ampun pisan-pisan meninggal kecuali dalam keadaan Islam.

T : iya, maka itu .. . ada beberapa bulan yang lalu, profesor doktor dari
Jepang, profesornya dari Australi, doktornya dari jepang. Mereka datang
kerumah saya .. . ya tanya masalah waria itu. Saya ceritakan macem2 .. .
“wah Islam itu memang rahmatan lil alamin,” seluruh dunia menganggap
bahwa waria itu adalah manusia yang terpingir, yang dikucilkan. Tapi kok
islam bisa begitu menghargai waria .. . mereka, kalau pengen datang lagi
kesini .. . monggo, telpon dulu .. kan begitu. Menghargai Islam dangat
baik, akan kampanye Islam di luar negeri .. .

H : pas saya disana dulu juga bareng sama mahasiswa belanda. dia mengakui
Tuhan tapi tidak beribadah .. . dia melihat teman2 santri waria itu dia juga
gumun gitu lo pak, kok ada yang seperti ini gitu lo .. .

T : yang mengesahkan saya itu .. . mereka minta, terus setelah jadi, minta
pengesahan MUI, buat surat .. .

H : itu, pesantren itu dibawah pengawasan MUI?

T : ndak, disana kan punya dewan pembinanya.

H : pas minta itu, masih di Notoyudan atau sudah di Kotagede?

T : sudah di Kotagede .. . Notoyudan kan rencana berdirinya, tapi setelah


berdiri disitu (Kotagede) trus minta pada MUI.

Ada Surga Bagi Waria Page 167


H : dan MUI?

T : mengesahkan

H : belum secara formal, tapi sudah memberikan izin gitu?

T : sudah .. .

H : la terus apakah waria itu mohon maaf, bisa disamakan dengan gay?

T : gay itu kan tindakan kan, bukan taqdir. Waria ndak bisa disamakan .. .
dan memang waria juga ndak boleh hubungan seksual dengan sama2
waria, ndak boleh .. .

H : itu darimana itu, ndak bolehnya itu?

T : ia itu, sama dengan zaman Nabi Luth itu .. . wanita sama wanita, laki
sama laki atau waria sama waria ndak boleh...

H : waria sama waria ndak boleh, tapai kalau waria sama wanita?

T : kalau waria seperti laki ya boleh aja “kumpul” dengan wanita .. .

H : dengan ikatan pernikahan gitu ya?

T : iya.. . tapi kalau memang waria seperti laki, boleh aja .. .

H : terus kemarin itu juga dapat cerita, di Jogja ini kurang lebih ada lima
orang ya .. . pengantin cowoknya itu pertamanya aslinya waria, sama
keluarganya dipaksa sedemikian cara salah satunya dengan dinikahkan
sama cewek, dan sudah punya anak .. . tapi berjalannya waktu, dia tidak
bisa membendung rasa kewariaannya gitu lo .. . akhirnya istrinya di cerai
dan kembali kekomunitas waria.

T : ya tanya istrinya itu, warianya itu laki atau tidak, kok bisa mempunyai
anak .. . jangan-jangan dari laki-laki lain .. . kalau dia bukan laki-laki
yandak boleh, sebab waria itu ada yang seperti laki ada yang seperti

Ada Surga Bagi Waria Page 168


perempuan. Kelaminnya juga seperti itu, ada yang seperti laki-laki ada
yang seperti perempuan.

H : hahaha iya, terus ada kasus berikutnya itu, cerita dari teman Ust, jadi
waria dinikahkan sama cewek normal. La singkat cerita pas malam
pertama itu istrinya sudah merayu dengan berbagai cara tapi suaminya
yang waria itu tidak bergairah sama sekali. Dia bilang perasaan saya sama
seperti kamu .. .

T : o ndak boleh dikawinkan itu, wong dia perasaannya seperti perempuan


kok dinikahkan dengan perempuan, ndak boleh .. . nikah itu harus dicari
secara fisik dan secara mentalnya.. .

H : la waria itu berhak mempunyai keluarga ndak to?

T : iya, asal seperti laki-laki dia kawin dengan perempuan, ya kalau seperti
perempuan ya kawin dengan laki, gitu .. .

H : terus, mohon maaf, tadi yang tentang FJI itu .. . menurut saya, tahun
2013’an kesini itu merasa Islam yang agak keras itu kok .. .

T : FJI .. .

H : iya, itu kok berkembang pesat .. . salah satu kasusnya itu ya yang di
waria itu. Terus saya juga pernah diminta tolong mendampingi para
imigran dari Persia yang notabene Syi’ah .. . la itu di datengi oleh FPI dan
teman2 yang agak keras itu, intinya dibubarkan .. .

T : dia malah mau mbakar rumah Syiah. Kemudian saya undang di Kanwil
agama. masing2 diskusi tentang dalil2, akhirnya saya bilang .. . apa ada
cara dakwah Nabi dengan bakar rumah? Kalau ada saya tak gaji, saya tak
ikut mbakar .. . kalau ndak ada ya jangan dilakukan.

Terus syiah juga datang kesini kok .. . terus saya tanyakan, Syiah
ini kan ada yang sesat ada yang tidak, mereka tanya, gimana? Ini .. . yang
mengkafirkan Abu Bakar, Umar sama Usman itu sesat. Ndak ada yang

Ada Surga Bagi Waria Page 169


ngkafirkan .. . kamu mengatakan bahwa Abu Bakar, Umar dan Usman
tidak sah menjadi kholifah, kamu mengatakan bahwa qur’an itu tidak asli,
buatan orang.. . memang qur’an itu buatan orang, cetak pertama di
Hamburg, saya katakan gitu .. . kok kamu bodoh sekali, ndak tahu itu .. .

Jadi jangan keras2 juga seperti FJI atau Mujahidin itu, jangan
gampang menganggap orang melanggar .. .

H : la terus yang jadi santri di pesantren itu kan Cuma sebagian, sebagian
waria dari semua waria yang ada di Yogyakarta. La apakah ada beda waria
yang menjadi santri dan yang belum menjadi santri?

T : iya .. . jangan dibedakan .. kewajiban kita yang harus mengajari biar


mereka menjadi santri itu. Itu kewajiban kita .. .

H : jadi, tidak malah lebih mengucilkan?

T : tidak .. .

H : tapi bagaimana merangkul mereka?

T : iya .. .

H : terus ini masalah pesantren, mohon maaf .. . itu kan secara teoritis bisa
disebut pesantren itu kan paling tidak ada kyai, santri, gedung, masjid dan
kitab yang diajarkan kan, melihat pesantren waria seperti itu apakah itu
layak disebut pondok pesantren?

T : layak saja .. . la memang sudah ada kyainya, ada pengajarnya, ada


gedungnya, ada pathokan ajarannya,

H : tapi masjidnya belum ada .. .

T : ow itu ndak harus, ndak ada aturan pondok pesantren harus pake masjid
itu ndak ada .. . masjid kan ditujukan untuk jamaah, itu kebutuhan sendiri
.. . tidak harus,

Ada Surga Bagi Waria Page 170


H : tapi tetap layak ya?

T : layak saja .. . nanti kamu mendirikan ponpes waria gitu ya .. . Muntilan


kan belum ada, dirikan disana gitu .. . waria kan banyak juga di Muntilan,

H : hahaha iya, kemarin juga dapat info itu di Magelang, warianya itu
meskipun belum di pesantren tapi mereka sudah punya anak didik, jadi
mereka membantu yang kurang mampu .. .

Terus misal dibalik gini pak, semua orang pasti yakin bahwa
pesantren itu kalau dibanding dengan UIN pasti muatan agamanya pasti
lebih banyak di UIN, tapi kenapa UIN tidak disebut pesantren?

T : ya bisa saja begitu .. . kenapa tidak pesantren, ya karena UIN tidak


menamakan diri sebagai pesantren kan gitu .. . tapi sebagai sekolahan, ya
sebenernya sekolahan dijadikan pesantren ya bisa .. .

H : itu maksud’e Cuma sebatas masalah penamaan atau .. .

T : penamaan, iya ... penamaan aja.

H : terus tentang masalah halaqoh .. . di pesantren waria itu ngajinya juga


muter gitu... apakah bisa disebut halaqqoh?

T : iya, sama saja gitu.. . halaqoh itu kan ya pertemuan antara peserta dengan
ada yang memberikan materi, halaqoh .. . di waria juga begitu, ada
halaqoh. Halaqoh antar waria, halaqoh campur waria dan lainnya, kan ada
halaqoh laki-laki perempaun, halaqoh laki-laki tok, halaqoh perempuan
tok, waria juga disebut khalaqoh waria .. . waria datang ke halaqoh masjid
boleh, ikut halaqoh lain juga boleh .. .

H : jadi itu tetap bisa dikatakan halaqoh?

T : Halaqoh .. .

H : terus kalau yang saya lihat itu model pembelajarannya itu, masih
menggunakan sorogan dan bandongan. Kalau dibandingkan dengan

Ada Surga Bagi Waria Page 171


perkembangan model pembelajaran sekarang itu kan kedua model itu
sudah dianggap kuno. La tapi ternyata dengan dua model itu bisa
memperbaiki teman2 waria yang ada disana. Bukan bermaksud
membedakan tapi sorogan dan bandongan itu dibanding yang lain gimana
pak?

T : baik .. . sorogan bandongan itu cara kuno, sekarang ya jaman modern


harus tentu kita kembangkan. Yang waria itu juga harus ikut
perkembangan gitu .. . jangan hanya sorogan dan bandongan tok .. . ya,
IAIN itu juga perlu sorogan dan bandongan,

H : IAIN perlu?

T : iya perlu, nyatanya lihat saja .. . alumni2 IAIN itu setiap hari Jum’at pasti
ngaji kesini. Jum’at pagi jam tujuh, ada orang lima belas .. . sekarang
malah ada yang berangkat ke Sudan, kemaren pamitan, pak saya tidak bisa
ikut ngaji karena saya mau ke Sudan. ..

H : berarti kedua model itu, meskipun kuno tetap harus dilakukan?

T : harus .. . nyatanya yang orang yang pernah mondok dan yang hanya di
IAIN itu beda kok, orang IAIN yang belum pernah mondok itu lain sekali
dengan yang pernah mondok.

H : iya iya .. .

T : cucu saya itu Syariah Ekonomi Islam, di IAIN sini .. . ya sekarang kerja
di Bank BRI Syariah, itu beda sekali dengan yang sudah mondok, cucu
saya belum pernah mondok .. . ya amaliyah, ya ilmunya, beda sekali .. .
jangan kita buang, sorogan atau bandongan meskipun kuno jangan kita
buang .. . itu adalah sistem kuno harus dibuang, jangan gitu .. . pakai
semua, cari kebaikannya.

H : melihat kemampuan peserta didikya itu bisa menerapkan macam2 model


atau tidak gitu ya?

Ada Surga Bagi Waria Page 172


T : ya pendidiknya juga harus melakukan, bisa atau tidak harus melakukan ...
niatnya mendidik kan harus bisa diterima, jadiharus cerdas bagaimana
caranya bisa diterima kan gitu .. .

H : terus menurut bapak ada bedanya gak mengajar laki-laki, perempuan atau
waria? Misal dari perasaannya, cara menyampaikan, memilih materinya,

T : ya beda dong.. masa iya perempuan diajari tindakan laki-laki ya tidak, ya


yang perempuan .. . laki-laki juga begitu,

H : begitu juga dengan waria?

T : iya .. . waria juga dibedakan.

H : terus kemarin saya juga pernah sedikit ngobrol dengan teman2 santri,
dengan adanya LGBT ini akan mengulang sejarah Nabi Luth?

T : ya bener, akan berulang .. . atau sudah berulang sekarang, nanti juga


akan terkena ancaman seperti zaman Nabi Luth,

H : ya misal akan terkena ancaman seperti itu kenapa LGBT tidak


dimusnahkan?

T : bukan dimusnahkan, tapi di bina .. .

H : o dibina .. . berarti jalan keluarnya itu tidak dimusnahkan?

T : ndak .. . tapi dibina, iya .. . pemerintah, kewajiban pemerintah itu.


Pemerintah sudah buat keputusan supaya LGBT itu diakui sebagai
komunitas yang ada di Indonesia. tapi tidak hanya sekedar diakui,
diapakan gitu lo .. . diapakannya itu belum. Hanya diakui adanya saja gitu.

Ya kalau tidak dibina, akan ada bencana, semua orang Indonesia


akan kena bencana semua gitu .. . bukan yang jadi LGBT nya saja tapi ya
kyai-kyai juga kena bencana.. . itu kata Nabi, pada waktu itu Nabi bilang ..
. idza dhoharot al-ma’shiyatu fi ummatii ammauhul bariyyata terus, kalau
memang sudah merajalela kemaksiatan dalam umat Islam, maka Allah

Ada Surga Bagi Waria Page 173


akan merajalelakan bencana. Sohabat bertanya, hum ass-sholihuuna ya
rasullalloh, mereka kan banyak yang soleh2, jawab rasullullah, hum nin
hum, yang soleh2 itu juga sama dengan mereka karena tidak
menghilangkanmaksiat gitu, hum min hum gitu .. .

Saya sudah buat surat LGBT sudah saya buat, sudah saya kirim ke
pusat, saya kirim ke MUI pusat, saya kirim ke Kanwil agama, saya kirim
ke sini .. . ya gubernur, ya polda, ya polres, kejaksaan tinggi, pengadilan
tinggi dan lain sebagainya sudah saya kirim semuanya.

Saya beberapa hari yang lalu kan diundang ke televisi, saya


bersama .. . dan LBH Jogja. Kalau gak salah tentang HAM, saya bilang .. .
jangan HAM saja yang diajukan, KAM juga .. . Kewajiban Asasi Manusia.
Dan HAM itu menurut UUD boleh tidak dilaksanakan, bahkan bisa
ditolak. Karena itu menurut pasal 28 UUD 45, 28 J kalau ndak salah .. .
kalau bertentangan dengan UUD, dengan agama, .. . jangan dilaksanakan.

Ada Surga Bagi Waria Page 174


Lampiran 7

HASIL DISKUSI PEMBELAJARAN PAI 1

Hari : Minggu

Tanggal : 31 Januari 2016

Jam : 18.24 WIB

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan :

1. Hermawan :H
2. Ibu Shinta Ratri : Sint
3. Mita (Mhs UII) :M
4. Mbak YS : YS
5. Ust. Arif : Ar
6. Fery (Mhs UII) :F
7. Mbak Ririn : Rn
8. Ibu Endang : En
9. Mbak Lala Tong2 : La
10. Mbak Nunik :N

M : kalau saya boleh nenambahkan, jadi kira2 tentang terkait keluarga dan
HAM terus hubunganya dengan waria, itu adalah pertama memang
penerimaan keluarga, terus kedua adalah bahwa selama ini waria itu dilihat
sebagai orang yang kemudian dalam tanda petik “sebagai orang yang tidak
cukup pantas untuk membesarkan anak?” gitu? Masyarakat kan
melihatnya begitu, seolah2 anak2 yang dibuang, atau anak2 jalanan itu
mending tidak usah bersama mereka daripada bersama mereka gitu.

Ada Surga Bagi Waria Page 175


Padahal kita tahu bahwa teman2 waria ketika mereka niat untuk –
oke aku akan membesarkan anak ini dan merawatnya- mereka ya benar2
mencukupi kebutuhan sandang pangan, terus kemudian juga membesarkan
mereka dengan pintar, gitu .. .

Tapi orang itu selalu melihat negatif, bahwa seolah-olah –ah


mending koe orasah karo sopo2- daripada dibesarkan oleh seorang waria.
Nah, itu kemudian mungkin bisa diangkat tentang .. . khususnya adalah
tentang keluarga, HAM dan kemudian kaitannya dengan waria.

Nu : tapi gini mbak ya, setauku, diluar jogja banyak itu banyak transgender
yang punya anak.

H : tapi secara hukum sudah ada legalitasnya belum?

Rn : belum, masyarakat menganggap itu anak kita, karena rata2 kan


masyarakat melihat kita lelaki sedangkan kita kan perempuan,

Ys : ada?

En : la dari rumah sakit kan kadang ada orang tua yang tidak menginginkan
anaknya,

M : iya, memang faktanya ada banyak temen2 waria yang membesarkan dan
merawat anak, tapi bahwa pandangan masyarakat secara umum belum
menerima itu.

Na : iya, memang masyarakat itu asal-asalan suka melihat waria itu selalu
melihat negatif,

F : iya, ikut menambahkan. Sebenarnya lebih ke kalau saya lebih ke re-


definding apa makna keluarga itu. Jadi lebih kaya ketika ibu Shinta dan
gendis, ya itu keluarga gitu.. . bahka keluarga tidak harus bapak-ibu dan
anak, bisa bapak dan anak, ibu dan anak atau waria .. . itu ya bisa disebut
keluarga.

Ada Surga Bagi Waria Page 176


Sh : itu ya bisa disebut keluarga .. .

F : iya, sebenarnya kalau ada kepentingan untuk memenangkan kata


“keluarga” itu sendiri gitu lo .. . ya tetap lah, tetap berhak disebut keluarga
gitu,

Terus kalau dilihat dari segi hukumnya juga itu penting, bahwa
seharusnya harus ada perlindungan ke-perdata-an bagi anak-anak yang
diasuh oleh temen2 waria.

En : tapi ya ini mbak, kasusnya itu dulu ada cerita .. . soalnya waria itu masih
memikirkan diri sendiri, masih memikirkan nafsunya

YS : tapi tidak semuanya lo ...

En : iya ... .. . karena ada temen kita yang karena syirik, dia mupuk anak juga.

Ar : kalau dalam bahasa fiqh nya kan gini, bahwa karena ada penetapan
hukum karena ada realita gitu. Jadi, hukum itu akan ada kalau ada realita
yang berlaku gitu lo .. . kalau gak ada gak kan ada. Mungkin, maaf .. .
kalau seorang waria tidak pantas untuk memelihara anak karena orang
melihat itu aneh, kemudia orang melihat .. . walaupun sebenarnya ada,
kemudian diambil skala mayoritsnya seperti apa toh, ... .. . misal kita
benci dengan DPR karena kita menganggap mayoritas anggota DPR itu
korupuptor, ya seperti itu .. .

Jadi, hukum itu akan ada karena ada realitanya. Apakah semuanya?
Nggak .. . mayoritasnya seperti apa to .. . kemudian ada lagi, itukan Cuma
di jogja aja yang mayoritas seperti itu. Kata mbak Verry tadi, di sumatra
biasa aja . .. tapi intinya memang, sya hanya menyampaikan seperti ini,
suara saya terhadap teman2 waria tidak hanya disini, ya di forum, tulisan2
dan sebagainya,

Suara temen2 disini tentang keluarga, menurut saya sangat


menarik. Pendefinisian tentang keluarga itu kan menjadi hal yang menarik.

Ada Surga Bagi Waria Page 177


Masa gendis dengan bu shinta tidak disebut keluarga, kan aneh juga kan.. .
jangan2 itu juga bisa bermakna keluarga juga.

Kalau misalnya nanti ada hal yang mau disampaikan bisa


dibicarakan nanti .. .

Ada lagi gak teman2 yang mau komentar?

La : maaf ya, kadang2 kalau .. . ni maaf aja ya, kalau kita jadi waria kan kalau
kebanyakan kalau di Mall, mau masuk ke toilet kadang kan masih sering
bingung .. .kemarin kan aku di ambarukmo jadi waria, aku masuk ke toilet
perempuan dengan penampilan seperti ini. Terus ditegor, suruh masuk di
tempatnya laki2 gitu .. .

Ys : ya kamu harus menyesuaikan diri, artinya temen2 disini juga harus


membaca ketika kaya aku ya, pas tidak dandan aku masuk ke toilet laki2,
kalu aku masuk ke toilet perempuan jelas diserbu oleh apa .. . penghuni,
pengguna toilet itu. Nah ketika pas aku dandan, akupun merasa nyaman
masuk toilet perempuan. Sampai sejauh ini tidak masalah .. .

Dulu pengalamanku juga pernah, pas masih di PKBI dulu kan


awalnya Cuma menolong remaja jalanan gitu, dia kelas 3 SMP dan kabur
dari rumah. Ketika ketemu dengan aku, dia bilang pengen cari pengalaman
bla-bla-bla .. . trus aku bilang, tidak semudah itu kamu cari pengalaman,
jalanan itu keras bla-bla-bla .. . nanti akan ada kekerasan sama kamu,
akhirnya yauda kamu ikut aku aja dikama, di kost gitu ya .. . ya saya
rawat, saya latih, dia suruh ngamen,

Tapi disitulah, tetep ada pandangan negatif, artinya dari lingkungan


bahkan dari temen2 sendiri, itu .. . padahal tujuan saya biar dia tidak
dijalan, karena jalan itu keras. Iya, dia masih kelas 3 SMP masih sangat
muda terus saya bersyukur .. . sekitar tiga bulan, jadi saya beliin dia gitar,
saya di PKBI, dia ngamen sore pulang da tidak ada blas sama sekali
artinya e .. . apa namanya, emosi cinta .. . karena saya mengkhawatirkan

Ada Surga Bagi Waria Page 178


dia dijalan bagaimana sampai saya kerumahnya, ketemu orang tuanya di
banjarnegara.

Ya itulah saya rasa memang itu bentuk komunikasi, awalnya


anaknya tidak mau pulang sama sekali akhirnya dia mau pulang, ketemu
bapak ibuknya sampai dia menamatkan STM nya .. . dan alhamdulillah
sekarng dia kerja di jakarta.

Tapi ya pas selama tiga bulan itu .. . “alah paling2 nanti dimakan
oleh YS sendiri,” nah gitu lo .. .

Nu : nah, ku juga takut kaya gitu maka yang diadopsi anak perempuan,

Ys : dulu pas ketemu gak bawa tas gak bawa aba di depan abu bakar, sekarang
udah kerja udah cakep. Tapi aku dirumah, disuruh nginep di banjar negara,
bukan kenapa ya .. . aku kan kitekan, tanganku begini (menyembunyikan
jarinya) trus hhehehe aku kesananya aku gak dandan ya ... . tapi aku
senangnya anak itu tidak jadi anak jalanan lah,

Ar : kembali ke permasalahan penerimaan itu, awal2nya mbak YS ditolak


sama keluarga atau gimana?

Ys : sebenarnya bukan ditolak ya, memang dari kecil udah dipanggil tessy
gitu ya, dah pakai rok juga gitu ya .. . cuman “opo iyoto anak-anakku
dandan?” tapi ya itu lagi2 apa namanya e .. . karena kami tumbuh bersama
dari kecil gitu, jadi udah tau .. . jadi mempermudah penyesuaian saya di
keluarga gitu. Bahkan saya ingat sekali ketika kan ada adik kakak yang
menolak, kakak cowok gitu ya preman. Dia bilang “iyo .. . dia macak.”
Trus ibu bilang “gakpopo kamu macak daripada dadi maling.” Itu
ungkapan pertama kali dari ibu.

Ada Surga Bagi Waria Page 179


Lampiran 8

HASIL DISKUSI PEMBELAJARAN PAI 2

Hari : Minggu

Tanggal : 31 Januari 2016

Jam : 18.24 WIB

Tempat : PP. Waria Al-Fatah Yogyakarta

Keterangan :

1. Hermawan :H
2. Ibu Shinta Ratri : Sint
3. Mita (Mhs UII) :M
4. Mbak YS : YS
5. Ust. Arif : Ar
6. Fery (Mhs UII) :F
7. Mbak Ririn : Rn
8. Ibu Endang : En
9. Mbak Lala Tong2 : La
10. Mbak Nunik :N

Ar : yang artinya seperti ini, jangan pernah mencaci orang-oang yang tidak
menyembah apa yang kamu sembah. Artinya dalam bahasa singkatnya,
jangan pernah menghina orang-orang yang tidak menyembah Allah. Jadi
ini larangan tegas dari Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Saw.
Saya pikir, perkataan, perbuatan, yang bersifat menghina, mengkerdilkan,
mendiskriditkan, itu semua berlaku umum. Artinya Al-Qur’an mengatakan
seperti itu, walaa tasu’bulladzina min duunillah. Jangan pernah menghina,
mendiskriditkan orang-orang yang menyembah selain Allah.

Ada Surga Bagi Waria Page 180


Apa artinya itu? Kalau kita mau jujur, Allah secara tegas
mengatakan, ya .. . Muslim menyembah Tuhan yang bernama Allah
misalnya, walaupun masih menjadi perdebatan juga nanti, Allah itu bahasa
apa to .. . seperti itu. Apakah bahasa Arab? Ternyata bukan, atau mungkin
bahasa Ibrani dan seterusnya lah .. . tapi gak perlu diperdebatkan disitu,

Harus jujur bahwa Allah mengatakan sendiri sudah meng-klaim


dalam Al-Qur’an, memang ada orang yang menyembah selain yang kita
sembah, pasti ada seperti itu. Dan gak boleh kita perdebatkan. Kalau
semua orng juga, kalau bahasanya seperti ini, setiap orang muslim, kita ya
.. . kita mengatakan bahwa kita menyembah Allah, ya itu kan klaim kita,
yang muncul dari dalam diri kita. Tapi kan belum tentu, klaim dari Allah
benar atau nggak.

Mbak Ys bilang, menyembah Allah misalnya, saya juga bilang


menyembah Allah, mbah Indah juga bilang menyembah Allah, ya .. .
klaim kita seperti itu. Tapi dari Allah kan belum tentu, siapa yang diterima
juga gak tahu .. .

Nah, caci maki hinaan ini berlaku secara umum, tidak hanya
sesembahan. Termasuk juga caci maki yang bersifat keduniaan
sebenernya. Yang sekarang lagi hangat, tadi mbak Indah sempat
menyinggung kok sekarang heboh banget ya mas Arif, tentang LGBT. Ya
itulah .. . ada sedikit goncangan,

LGBT kan sebenernya bukan hal yang baru kalau kita mau jujur,
kalau mau jujur. Nusantara ini telah membiarkan mereka hidup. Jauh
sebelum Indonesia ada, bahwa LGBT sudah ada. Yang saya heran kan
gini, setelah di formalitas kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, maka
kasus-kasus yang selama ini dianggap mungkin kurang familiar, yaudah,
dianggap bukan bagian dari Indonesia. contohnya misalnya kalau Sulawesi
ada istilah Bissu. Bissu itu adalah laki-laki yang berpenampilan
perempuan, raja pada saat itu memberikan mereka wewenang

Ada Surga Bagi Waria Page 181


keagamaan,mandat keagamaan. kemudian mungkin di jawa ada istilah apa
.. . warok, seperti itu.

Tradisi-tradisi nusantara sudah jauh, LGBT sebenernya bukan hal


yang baru di Indonesia. sekarang pertanyaannya, pantas nggak tradisi
nusantara yang sudah ratusan tahun bahkan ribuan tahun mengakar di
Indonesia ini kemudian harus di bumi hanguskan oleh Indonesia, yang
baru berapa tahun to indonesia?

H : enam puluh tujuh

Ar : enam puluh tujuh ya .. . enam puluh tujuh tahun kok sombong banget
gitu lo, mengatakan bahwa LGBT bukan Indonesia gitu lo .. . siapa yang
bilang? Karena melupakan itu tadi lo, melupakan akar tradisi Indonesia.
intinya bahwa hinaan terhadap LGBT adalah orang yang melupakan
sejarah itu.

Nah, ini yang ingin kita sampaikan ke teman2 yang hadir disini,
secara khusus tadi hal tentang ibadah. Gak perlu kita perdebatkan ibadah
kita, gak perlu memperdebatkan ibadah orang lain, itu adalah Tuhan yang
mereka yakini. Dan kita juga punya Tuhan yang kita yakini.

LGBT, termasuk disini teman2 waria gausah merasa gundah.


Nenek moyang sudah ada ribuan tahun di Indonesia, dan masih ada yang
lestari sampai sekarang. Sehingga kalau nanti orang Indonesia lebih
memahami sejarah pasti itu diterima. Itu dia mungkin sebagai pembukaan,
silahkan kalu temen2 ada yang mau bertanya .. .

Ay : teman2 mahasiswa kalau mau bertanya juga boleh .. .

Sint : e .. . saya mau sedikit bercerita, jadi ada semacam ketakutan di kalangan
banyak orang, tentang pelecehan waria, itu semacam ketakutan untuk
melindungi .. . seperti kata dari seorang DPD yang ada di DPR sana, itu
semacam Phobi. Itu hak saya untuk melindungi anak-anak saya dari
gerakan LGBT. Jadi ini adalah ketakutan yang berlebihan, dan ini akan

Ada Surga Bagi Waria Page 182


terus bergulir karena di media sosial itu sangat deras. Tapi saya tetap
beranggapan begini .. . orang yang yang bermain internet, yang bermedia
sosial ini hanya sekian persen dari penduduk Indonesia, seperti tadi,
tetangga disini juga bilang, mbak .. . LGBT ki opo to? Wes rasah digagas
jawab dia .. .

Ar : ya kalau bagi para politisi kan hal seperti ini jadi kesempatan,

In : pencitraan?

Ar : iya pencitraan bener .. .

Sint : iya, dia itu statusnya komisi perlindungan anak .. .

Ar : iya, kalau ada yang mau share juga gakpapa .. .

H : e .. . pak ustadz, mau tanya .. . kemaren sempat mendenger respon dari


teman santri, apakah dengan menggerakkan atau memunculkan LGBT itu
juga membawa ke sejarah Nabi Luth? Jadi apakah sejarah Nabi Luth besok
akan terulang kembali?

Ar : kalau LGBT dibiarkan maksudnya?

H : iya .. .

Ar : siapa namanya mas .. . lupa,

H : hermawan

Ar : iya .. . makasi .. . mas hermawan. Iya, kalau kita mengatakan seperti itu
kan sebenarnya saya bilang .. . kan ada kajian ulang, kita kan perlu
mengkaji ulang kisah Nabi Luth itu. Benar gak bahwa kisah Nabi Luth itu
yang dalam Al-Qur’an mereka dikatakan sampai di jungkir balikkan kan,
dan dihujani batu meteor atau apalah .. . pertanyaan berikutnya adalah
apakah benar bahwa mereka itu adalah gara2 itu tadi, kaum sodom.
Apakah itu yang menyebabkan mereka diberi siksa dalam artian
mendapatkan musibah?

Ada Surga Bagi Waria Page 183


Kalau kita mengatakan seperti itu mungkin ada kekhawatiran
seperti itu. Tapi pertanyaan berikutnya, yang pertama mengapa harus ada
interpretasi kajian ulang terhadap kisah.

Yang kedua gini, benar gak dalam sejarah bumi ini, munculnya
bumi ini, benar gak bahwa siksaan Nabi Luth adalah siksaan paling
kejam? Gak dong .. . nabi Nuh juga luar biasa lo itu .. . kalau Nabi Luth itu
Cuma berapa toh, .. . ya kalau kita mau jujur kan jauh lebih lebar hukuman
di masa Nabi Nuh. Kenapa kita selalu mengatakan bahwa kisah Nabi Luth
itu luar biasa lo sadisnya .. . ya, benar .. . kalau kita melupakan hukuman-
hukuman yang sebelumnya. Nabi Nuh luar biasa, itu semua banjir .. .

Itu yang kedua, yang ketiga gini .. . e, apakah memang benar


bahwa LGBT, benar gak bahwa keberadaan mereka muncul sekarang atau
sebelum-sebelumnya sudah ada. Di masa kejayaan Islam, masa Harun Ar-
Rasyid LGBT luar biasa terbuka pada saat itu. Homoseksual, lesbian biasa
.. . mohon maaf, salah satu penyair yang luar biasa siapa yang paling
terkenal mas?

H : Abu Nawas ..?

Ar : Abu Nawas itu adalah seorang gay .. . nah itu sudah ada kok, muncul saat
itu. Ya mereka menjadi jaya kok, keemasan luar biasa. Siapa yang gak
kenal Harun Ar-Rasyid kalau itu seorang muslim? Masa keemasan di masa
Abbasiyah itu ya disitu. Dan ternyata mereka terbuka.

Kemudian masa turki usmani, kerajaan turki usmani, jauh lebih


hebat lagi .. . kalau di masa Harun Ar-Rasyid belum ada dokumentasi, di
turki usmani sudah luar biasa .. .lukisan2 gambar2 sudah luar biasa
terdokumentasi. Mereka disanjung, diberikan tempat.

Sekarang yang terjadi penurunan atau tidak? Kembali pada Nabi


Muhammad, pernah gak kamu nemu LGBT dihukum? Gak ada

Ada Surga Bagi Waria Page 184


sejarahnya, ada kecaman dalam hadits iya .. . tapi tidak pernah dilakukan
hukuman yang sadis .. .

H : iya .. . kan guyonannya sekarang kan gini, istri itu sekarang sudah tidak
begitu takut suaminya itu selingkuh dengan cewek lain, tetapi takut
selingkuh dengan sesama cowok gitu lo,

Ar : iya .. .

Ay : iya kalau sama cowok iya, kalau sama waria gak .. . haha

An : ustadz aku mau tanya dikit, kalau solatnya waria itu diterima atau tidak?

Ar : diterima atau tidak ini ya .. .

Ys : diterima atau tidak hanya Tuhan yang tahu lah .. .

Ar : iya, jawaban singkatnya seperti itu. Saya sendiri hidup tiga puluh tahun
lebih juga belum tahu diterima atau tidak amal ibadah saya. Enam tahun
saya di pesantren, kemudian enam tahun di UIN, saya juga belum tahu
diterima atau tidak.

Sint : tapi ada ciri-ciri tertentu gak, misal orang itu diterima atau tidak?

Ar : yang lebih tepat mungkin gini, ada gak efek dari ibadah kita? Karena
gini, aqimissolata lidzikri, innassolata tanha ‘anil fakhsyaai wal mungkar.
Jadi ukurannya memang ada. Gini, .. . innassolata tanha ‘anil fakhsyaai
wal mungkar nah kalau kita lakukan, kita diterima atau tidak? Ini belum
bisa kita simpulkan. Karena hadits Nabi begini .. . kisahnya, bahwa pada
suatu saat ada kakak adik. Si kakaknya adalah ahli ibadah, si adiknya ahli
maksiat. Ketika si adiknya bertanya kepada bapaknya, ada gak
kemungkinan untuk saya masuk surga? Kata si adiknya ini .. . kemudian
dengan lantang luarbiasa kakaknya bilang, kamu tidak akan pernah masuk
syurga. Nah .. . dalam hadits itu diceritakan mereka meninggal dua-
duanya. Dan ternyata apa yang terjadi .. . si kakak masuk neraka si adiknya
masuk surga. Kenapa terjadi seperti itu? Karena ada orang yang ahli

Ada Surga Bagi Waria Page 185


ibadah luar biasa, memberanikan diri mengeluarkan segmen bahkan klaim
bahwa orang tidak akan masuk surga. Kalau misal saya bilang gini .. .
kalau mbak Nur masih tetap seperti ini, maka mbak nur tidak akan masuk
surga. Ini efeknya luar biasa, jadi down dan lain sebagainya .. .

Saya sendiri tidak berani mengatakan bahwa ibadah saya diterima


atau tidak, tapi yang jelas ketika kita melakukan ibadah harus ada efek.
Sedekah ada gak positifnya bagi kita? Solat ada gak positifnya bagi kita?

Kemudian pertanyaan, kalau gak ada positifnya gimana? Apa sya


gk harus solat? Kalau dalam bahasa fiqih .. . maa laa yatimm .. . apa, ada
yang ingat?

H : maa laa yatimmul wujub illa bihi fahuwal waajib.

Ar : yang gini, maa laa yudroku, laa yudrok kulluh .. . sesuatu yang tidak bisa
kita lakukan, bukan berarti akan kita tinggalkan juga. Solat mungkin
belum berefek sama kita, tapi bukan berarti gara2 belum berefek kemudian
kita tinggalkan solat. Karena minggu kemaren saya bilang, Adam diangkat
sebagai kholifah, bukan gara2 dia orang yang luar biasa, tapi gara2 dia
melakukan kesalahan kemudian menyadari kesalahan itu. Iblis menjadi
terlaknat bukan gara2 dia tidak mengakui Tuhan yang luar biasa, tapi
gara2 dia melakukan kesalahan tapi tidak mengakuinya, kan seperti itu .. .

Sint : jadi ketika orang sekarang bilang waria ini tidak diterima ibadahnya,
berarti tidak memahami seperti itu ya .. .

Ar : Nabi Muhammad itu seperti ini, sangat memahami audiens. Ketika Rasul
ditanya, pekerjaan apa yang paling utama ya Rasulallah? Kemudian dia
melihat orangnya .. . jadi dibangun potensi diri mereka gitu lo .. . sebagai
orang yang mengerti agama itu harus dilakukan, jangan di sama ratakan
semua .. . jika ada tulisan, sepuluh tanda-tanda solat tidak diterima, berarti
solatnya dia juga tidak diterima kan .. . nabi Muhammad juga gak pernah
mengatakan bahwa semua amal ibadahnya diterima gitu kok .. .

Ada Surga Bagi Waria Page 186


Ay : yang pernah ku alami juga dulu waktu aku solat, tetanggaku bilang .. .
kamu itu waria, kamu mbok solat berapa kali sampai dua puluh tujuh kali
satu hari, gak bakal diterima. Ya aku jawab gini, hey . . yang tahu diterima
atau gak itu bukan kamu, yang tahu itu Tuhan, diterima atau gak bukan
urusan kamu, kamu kalau mau solat ya solat, jangan urusin orang solat.

Ar : terus intinya gini mbak, solat itu kan kita lakukan syarat dan rukunnya
pasti, harus. Syaratnya misalnya kalau yang namanya solat harus suci,
auratnya tertutup,kemudian menghadap qiblat, dan seterusnya .. . para
waria melakukan itu apa tidak?

All : Iya .. .

Ar : yaudah cukup .. . mau dia waria mau dia bukan waria, mau dia koruptor
mau dia pencuri, tetap aja .. . solat ya harus seperti itu. Apakah diterima
atau gak? Gak tahu .. . tapi itu yang dilakukan. Bukan berarti mbak nur
misal waria terus solatnya seenaknya saja tanpa wudhu kan gak ya .. .

Sint : tapi dulu kamu solat marep ngetan lo ..

Ay : ya kan dulu aku belum tahu .. .

Ys : tapi bisa gak, apa namanya .. . tanda2 selepas solat kita berdoa, itu kan
bisa dibaca ketika harapan kita terpenuhi. .. . Cuma ketika saya
punyaharapan, punya tujuan, saya solat tahajud. Lau saya berdoa .. . waktu
itu ya, di SMP negeri, di SMA negeri, dan terjawab itu memang .. . pas
puasa kemarin kan pas saya lagi galau, saya solat dhuha, solat hajat,
kemudian saya bisa happy .. . ahahaha artinya itu tanda2 itu bisa terjawab
ketika pasca kita solat kita doa itu ada beberapa kejadian yang haapan kita
terpenuhi, itu kan bisa ya .. .

Ar : tapi gini ya mbak ys .. . yang diijabah itu kan doa-doanya, yang


ditanyakan solatnya diterima atau tidak. Kita tanpa solat saja bisa berdoa.
Jadi maksud saya gini, tanpa solat, do mbak ys bisa jadi diterima oleh
Allah, itu yang saya maksud. Jadi jangan sampai kita mengatakan kalau

Ada Surga Bagi Waria Page 187


doanya diijabah sama Allah berarti solatnya diterima, tidak bisa .. . karena
banyak orang yang gk solat tapi doanya diijabah oleh Allah. Sehingga
diterima atau tidak sudah menjadi hak prerogratif Allah .. .

Ri : ustadz, mau tanya tapi agak keluar ya .. . kadang kan kita berfikir ya, ada
siksa di dunia dan di akhirat. Untuk siksa di dunia itu mungkin siksaan
sakit atau apa .. . tapi ini pernah gini, satu sisi itu orang baik, rajin solat,
satu sisi itu preman, tapi proses di dunia itu anehnya gini .. . habis rapat,
masuk angin terus meninggal .. . terus yang rajin solat itu udah ke
singapura kemana .. sakit gak sembuh2, maksudnya .. . siksa di dunia itu
kan tergantung perbuatan kita,

Ar : gini mbak, menilai orang ada istilah khusnul khotimah ada istilah suul
khotimah. Menilai orang khusnul khotimah dan istilah suul khotimah itu
sebenernya kita gak bisa .. . jangan sampai karena lama sakit kemudian
dikatakan suul khotimah. Jangan salah, Nabi Ayyub ya .. . puluhan tahun
sakit, satu-satunya manusia yang paling bnyak sakit ya Cuma dia .. . itu
seorang nabi, jadi intinya jangan kita nilai orang itu jadi suul khotimah
hanya dari cara dia meninggal itu .. .e, preman banyak juga yang
meninggal baik juga, dalam artian baik normal .. . atau, nabi yang
meninggal karena dibunuh kan ada, nabi yunus atau siapa ya .. . walaupun
masih kontroversi, .. . yang sembunyi disebuah pohon dan ternyata
ketahuan, kan ditebang pohon itu .. . kemudian dia meninggal disitu. Jadi
nabi pun mengalami itu. Sehingga cara orang meninggal tidak menjadi
tanda dia baik atau tidak. Untuk menyimpulkan dia baik atau tidak yaudah
.. . latar belakangnya aja .. . misalnya ibadahnya rajin, sosialnya bagus .. .
rajin solat rajin ngaji, sumbang ke masyarakat bagus sopan pada orang
lain, baru namanya bagus. solat ibadah luar biasa panjangnya luar biasa
tapi kerjaannya meng-klaim orang, kamu neraka, kamu gak diterima, itu
bukan hal yang baik .. . atau sudah mabuk, gak solat terus bilang kamu
akan masuk neraka, itu akan lebih parah lagi .. .

Ada Surga Bagi Waria Page 188

Anda mungkin juga menyukai