Disusun Oleh :
1. Alo Fidya Ningrum (10319006)
2. Anindia Diva Putri Fatria (10319011)
3. Aprilia Winda Charisma (10319013)
4. Arrsillaufiatma M. F (10319014)
5. Bryan Kurniadi (10319015)
6. Devi Ayu Fernanda (10319017)
7. Devi Indriani (10319018)
8. Divya Andini Yustanti (10319020)
9. Fransisca Nindy Wardany (10319025)
10. Iim Permata Bella (10319026)
11. Irfan Hidayatur Rohman (10319027)
12. Lieanty Adhania W (10319030)
13. Mery Shafiyah Adzra A (10319037)
14. Sandra Mei Dianti (10319051)
15. Triska Nashihatul Afifah (10319058)
16. Vinanda Dwi Saputri (10319063)
17. Yuwanita Rifka Anjayani (10319068)
18. Zahrul Yasmin (10319069)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul: “LAPORAN KEGIATAN
TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM GEMPA BUMI DI SDN SELOREJO 2” untuk
memenuhi tugas Manajemen Bencana di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Dalam
menyusun laporan ini kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan–kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penyusun yang
terkait dengan judul diatas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan makalah ini, serta dengan lapang dada menerima saran dan masukan yang
sifatnya konstruktif bagi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat pagi para pembaca terutama bagi yang mencintai dan yang memiliki perhatian
besar pada pendidikan, dan semoga amal ibadah kita mendapat pahala yang setimpal dari Allah
SWT. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 Kondisi Ancaman Sekolah
1.3 Kondisi Sekolah
1.4 Denah
1.5 Sasaran dan Tujuan
1.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Geografis SDN Selorejo II
2.2 Pengertian Bencana Alam
2.3 Pengertian Mitigasi Bencana
2.4 Dasar Hukum Mitigasi Bencana
2.5 Kerangka Berfikir
2.6 Pengertian Gempa Bumi
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Gambaran Kegiatan
3.2 Metode Kegiatan
3.3 Uraian Teknis Pelaksanaan Kegiatan
3.3.1 Tempat dan Hari/ Tanggal Pelaksanaan
3.3.2 Peserta
3.3.3 Kegiatan Pra Bencana
A. Peta Bencana
• Pemberian Tanda
• Titik Kumpul
• Jalur Evakuasi
B. Organisasi
• Struktur Organisasi Tanggap Bencana SDN Selorejo II
3.3.4 Mitigasi
• Skenario Simulasi
• Peringatan Dini
• Penyelamatan
• Perlindungan
• Pelaporan
3.3.5 Pasca Bencana
• Rehabilitasi
• Evaluasi
3.4 Hasil Observasi
3.4.1 Kondisi Bangunan
3.4.2 Kondisi siswa dan guru sebelum simulasi bencana gempa bumi
3.4.3 Kondisi siswa dan guru saat simulasi bencana gempa bumi
3.4.4 Kondisi siswa dan guru setelah simulasi bencana gempa bumi
BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Gempa bumi murupakan getaran atau guncangan yang telah terjadi pada permukan
bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang berada pada bwah permukaan menciptakan
gelombang seismik. Gempa bumi suatu peristiwa yang adanya getaran bumi diakibatkan
pelepasan energi didalam bumi dengan tiba-tiba mempunyai ciri-ciri patanya lapisan batuan
pada kerak bumi. Semua wilayah yang terdapat adanya gempa bumi mempunyai jenis dan
ukuran gemoa bumi mengalami selama periode waktu.
Kabupaten Lamongan yang teletak di Jawa Timur, mempunyai tingkat ancaman yang
sangat tinggih terhadap gempa. Terutama pada daerah Lamongan Jawa Timur yang dekat
dengan laut yang bisa saja akan datang terjadinya tsunami dan juga gempa.
Letak geografis daerah Lamongan Jawa Timur yang berdekatan dengan daerah laut,
dengan daerah SDN Selorejo II hanya bisa merasahkan getaran yang cukup sedikit tidak
besar hal itu dikarenakan tempat sekolah cukup jauh dari daerah lamongan yang berdekatan
dengan laut dengan tingginya ancaman bencana tersebut.
1.4 Denah
Pada denah keselamatan terdapat 2 titik kumpul utama yang berada di lapangan
utama. Titik kumpul pertama berada sejajar dengan ruang guru dan perpustakaan. Titik
kumpul kedua berada sejajar dengan ruang kelas 5. Sedangkan jalur evakuasi terdiri dari 2
buah jalur yakni jalur 1 dan 2. Jalur evakuasi 1 diperuntutkan bagi siswa kelas 1, 2 dan 3
serta guru dan staf. Sedangkan jalur evakuasi 2 diperuntutkan bagi siswa kelas 4 dan 5. Jalur
evakuasi 1 diawali dengan pintu keluar dari masing-masing ruang kelas kemudian mengikuti
rambu jalur evakuasi menuju titik kumpul. Jalur evakuasi 2 diawali dengan pintu keluar dari
ruang kelas 4 dan 5 kemudian mmengikuti rambu menuju arah utara atau menuju titik
kumpul 2.
Sasaran
Sasaran utama adalah SDN Selorejo 2 untuk memberi perlindungan dan keselamatan
kepada anak murid sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya dari dampak buruk bahkan
kematian di sekolah, memastikan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) di
sekolah selama terjadinya bencana, melindungi investasi sektor pendidikan, memperkuat
ketahanan terhadap bencana melalui pendidikan dan perilaku cerdas.
Tujuan
1. Membangun budaya aman dan budaya pengurangan risiko bencana di SDN Selorejo 2.
2. Membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah secara
terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia
dalam rangka memberikan perlindungan kepada warga sekolah dari ancaman dan
dampak bencana.
3. Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan ke bencanaan ke masyarakat luas
melalui jalur pendidikan sekolah.
4. Memberikan rekomendasi kepada pihak terkait tentang kondisi struktur bangunan
sekolah.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kesiapsiagaan
b. Peringatan dini
c. Mitigasi bencana
Gempa bumi merupakan getaran asli yang berasal dari dalam bumi, dan bersumber di
dalam bumi yang mana kemudian akan merambat ke luar permukaan bumi karna diakibat
retakan bumi pecah dan bergeser dengan sangat keras. Penyebab dari gempa bumi dapat
berupa dinamika dalam bumi (tektonik), aktivitas dari gunung api, akibat dari meteor jatuh,
longsor bawah laut, ledakan dari bom nuklir yang berada di bawah dari permukaan bumi.
Gempa bumi jenis tektonik merupakan gempa bumi yang sangat dan paling umum terjadi
merupakan getaran yang diakibatkan adanya peristiwa pematahan dari batuan dalam bumi
akibat dari benturan dua lempeng secara perlahan-lahan yang mana hal itu akan
mengakumulasi energi benturan tersebut melampaui kekuatan batuan.
Mekanisme gempa bumi dapat dijelaskan secara singkat, apabila jika terdapat 2 buah
gaya yang saling bekerja dengan arah gaya yang berlawanan pada batuan di luar kulit bumi,
batuan tersebut akan ter deformasi, dikarenakan batuan yang mempunyai sifat yang elastis.
Dan apabila gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu lama dan terjadi secara terus
menerus, maka lama kelamaan daya support atau bantuan pada batuan akan mencapai batas
maksimal dan akan menyebabkan terjadi pergeseran. Akibatnya batuan dalam bumi akan
mengalami patahan secara tiba-tiba. Setelah hal tersebut maka batuan akan kembali stabil
dan normal Kembali akan tetapi telah mengalami perubahan bentuk dan posisi. Ketika saat
batuan mengalami gerakan yang tiba-tiba diakibatkan pergeseran dari batuan, dan energi
stress yang tersimpan akan dilepaskan dalam getaran dan di kenal sebagai gempa bumi.
BAB III
PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilakkan agar siswa dapat mengetahu hal apa yang harus dilakukan jika
terjadi bencana gempah bumi. Setelah para mahasiswa memberikan penjelahan dan
melakukan demontrasi makan kegiatan akhir melakukan evaluasi dan simulasi dalam
kegiatan ini bertujuan agar dapat melihat apakah para siswa dapat memehami apa yang telah
para mahasiswah sampaikan. Hal ini di harapkan agar setelah kegiatan ini dilaksanakan
siswa lebih memahai akan bencana gempa bumi dan tau apa yang harus dilakukan jika
terjadi gempa bumi.
3.3.2 Peserta
Pada kegiatan Simulasi Tanggap Bencana Gempa Bumi Di SDN Selorejo II, diikuti
peserta sebanyak 25 siswa dari kelas 1 sampai kelas 5. Jumlah ini dapat dikatagorikan
sebagai berikut:
NO KELAS JUMLAH
1 Kelas I 7 siswa
2 Kelas II 4 siswa
3 Kelas III 6 siswa
4 Kelas IV 4 siswa
5 Kelas V 4 siswa
Jumlah Keseluruhan 25 siswa
Tahap Pra Bencana Gempa Bumi di SDN Selorejo II siswa diberikan simulasi
pengenalan tanggap darurut agar siswa memahami tindakan yang akan dilakukan jika
terjadi bencana yang bertujuan untuk melindungi diri sendiri dan meminimalisir korban
jiwa. Setelah siswa memahami simulasi yang dilakukan selanjutnya siswa di ajak untuk
mempraktikan tindakan pada saat terjadi bencana agar siswa lebih memahami.
1. Jika terjadi gempa bumi jangan panik dan tetap bersifat tenang.
2. Siswa diharap untuk mengindari kaca, almari, tiang bendera.
3. Siswa diharap untuk berlindung dibawah meja serta berpegangan pada kaki – kaki meja
hingga gempa reda.
4. Jika gempa sudah reda, mencoba keluar dari ruangan dengan melindungi kepala dengan
cara menggunakan tangan atau menggunakan tas.
5. Jalan keluar dengan tenang dan tidak bergesah-gesah serta tidak boleh berdesakan.
6. Jika sudah keluar hindari bangunan dan menuju ke titik kumpul.
a). Kesiagaan
Pada tahap ini dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui simulasi yang
diberikan dengan tema tanggap darurat bertujuan untuk siswa memahami langkap
selanjutnya saat terjadi bencana dan bahaya bencana. Siswa diajak mempratekan tindakan
tanggap darurut saat tejadi bencana.
A. Peta Bencana
Pemberian Tanda
Pada map besar evaluasi kejadian serta penanggulangan bencana gempa bumi yang
di tinjau dari peta denah lokasi di SD Selorajo Lamongan diperlukan adanya pemberian
tanda tanda darurat seperti jalur evakuasi dan titik kumpul di sekitar wilayah sekolah
dengan penambahan pengetahuan maksud dan arti yang terpampang melalui edukasi verbal
terhadap para siswa serta para penghuni di dalam lingkum SD Selorajo Lamongan.
Titik Kumpul
Bila terdengar bunyi sirine tanda bencana alam gempa di SD Selorejo Lamongan.
Sirine pertama siswa berlindung di bawah meja, saat terdengar bunyi sirine kedua siswa
dengan instruksi keluar dari kolong meja lalu berjalan ke luar dengan menunduk menuju
titik kumpul yang sudah diberi tanda X. Tak lama kemudian, semua siswa berhasil selamat
dan berkumpul di lokasi evakuasi sebagai tempat aman.
Titik kumpul sebagian besar merupakan lapangan olahraga, sebagian kecil berupa area
terbuka yang memungkinkan dilakukan kegiatan pengungsian seperti lapangan upacara
sekolah di SD Selorejo Lamongan.
Jalur Evakuasi
B. Organisasi
1. Struktur organisasi tanggap bencana SDN Selorejo II
Adanya pembentukan tim tanggap drurat di sekolah bertujuan untuk mepermudah
proses evakuasi dan mengatur jalannya proses penyelamatan pada saat terjadi bencana.
Adapun tim tanggap darurat pada SDN Selorejo 2 adalah sebagai berikut:
No PENGAMPU SEBAGAI
Rumus :
vulnerability
Risk = Hazard x
capacity
6
Risk = 4 x
3
Risk = 8
3.3.5 Mitigasi
Skenario Simulasi
1) PERSIAPAN
Pada tahap persiapan siswa dan guru dibekali dengan langkah tanggap darurat yang
diberikan dalam bentuk sosialisasi 2 arah. Kemudian panitia melakukan observasi secara
langsung kepada perwakilan siswa dan guru untuk mengetahui seberapa paham akan
langkah dan tahap penyelamatan diri saat keadaan darurat. Adapun urutan kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
2) SIMULASI
TIM 1 TIM 2
Terdiri atas guru, siswa kelas 1, 2 dan 3 Terdiri atas siswa kelas 4 dan 5
Titik kumpul tim1 berada pada titik Titik kumpul tim 2 berada pada titik kumpul 2
kumpul 1
Tim 1 melewati jalur evakuasi 1 Tim 2 melewati jalur evakuasi 2
Guru bertanggung jawab penuh untuk Siswa kelas 5 bertanggung jawab dan menjadi
pelaporan saat berada di titik kumpul 1. leader saat pelaporan di titik kumpul 2 yang
dibawahi dan diawasi oleh guru.
3) EVALUASI
a) Peserta (guru dan siswa) mengetahui jenis dan tanda bahaya bencana.
b) Peserta mengetahui kawasan dan daerah yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
saat terjadi bencana.
c) Peserta mengetahui makna dan arti dari rambu keselamatan.
d) Peserta mengetahui cara penyelamatan diri pada saat terjadi bencana.
e) Peserta mengtahui bahaya yang terjadi di dalam ruangan saat bencana terjadi.
f) Peserta mengetahui bahaya yang terjadi diluar ruangan saat bencana terjadi.
g) Peserta mengetahui cara melakukan pelaporan saat bencana
h) Peserta dapat mempraktikkan cara penyelamatan diri saat di dalam ruangan.
i) Peserta dapat menjelaskan maksud dari rambu keselamatan.
j) Peserta dapat menjelaskan maksud dari jalur evakuasi.
k) Peserta dapat menjelaskan maksud dari titik kumpul.
l) Peserta dapat mempraktikkan gerakan menyelamatkan diri di luar ruangan
m) Peserta dapat mempraktikkan cara melindungi kepala dengan tangan kosong.
n) Peserta dapat mempraktikkan cara melindungi kepala dengan alat yang ada di
sekitarnya.
o) Peserta dapat mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari asap apabila terjadi
kebakaran saat bencana.
p) Peserta dapat mempraktikkan cara pelaporan di titik kumpul
Setelah dilakukan pengamatan sebelum dan sesudah maka dapat diketahui kondisi
sasaran adalah sebagai berikut :
Peringatan Dini
1. Pengetahuan risiko
Pada saat situasi bencana gempa bumi yang terjadi secara tiba-tiba, seseorang
cenderung sulit untuk bergerak dan harus cepat dalam mengambil keputusan. Menyusun
rencana latihan kesiapsiagaan (aktivasi sirine dan evakuasi mandiri) sebelum terjadinya
bencana merupakan hal yang sangat penting dilakukan dilingkungan SD Salirejo II
Lamongan. Hal ini dengan menentuan jalur evakuasi yang aman untuk sampai pada titk
kumpul. Adapun orientasi yang dilakukan sebelum rencana latihan kesiapsiagaan adalah
sebagai berikut :
1. Perlunya diadakan sosialiasi kepada seluruh peserta dengan tujuan peserta mampu
memahami pentingnya diadakan pelatihan kesiapsiagaan.
2. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang risiko bencana diligkungan sekolah
sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan.
3. Menyampaikan tujuan dari pelatihan, waktu pelaksanaan, dan beberapa hal yang perlu
dipersiapkan.
4. Memberikan himbauan bahwa pentingnya keterlibatan aktif dan keseriusan semua pihak
dalam proses mengikuti pelatihan.
5. Menyampaikan tanda peringatan atau tanda buny yang akan digunakan pada saat proses
pelatihan yang meliputi tanda latihan dimulai, tada evakuasi, dan tanda latihan berakhir.
Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana (Goot et al., 2014). Kegiatan dari
rehabilitasi yang dapat diterapkan dalam pasca bencana di SD Selorajo Lamongan dapat
meliputi perbaikan traumatic para siswa apabila terjadi saat kondisi dimana gempa terjadi
Ketika sedang berada dalam kegiatan mengajar, perbaikan lingkungan daerah bencana di
wilayah SD Selorajo Lamongan meliputi rehabilitasi teknis, sosial, ekonomi, dan budaya
pada wilayahnya. Kegiatan rehabilitasi wajib dan diutamakan meliputi perbaikan secara
fisik seperti konstruksi dan prasarana maupun sarana umum yg terdapat pada lingkupnya.
Evaluasi
Kondisi pasca bencana adalah keadaan suatu wilayah dalam proses pemulihan
setelah terjadinya bencana. Pada kondisi ini dipelajari langkah apa yang dilakukan oleh
berbagai pihak terkait dalam hal upaya untuk mengembalikan tatanan masyarakat seperti
semula sebelum terjadinya bencana. Beberapa hal yang dipelajari dalam kondisi pasca
bencana ini adalah kecepatan dan ketepatan terutama dalam hal
2. Livelyhood recovery
3. Pembangunan infrastruktur
4. Konseling trauma
6. Organisasi kelembagaan
7. Stakeholders yg terlibat
Merujuk UU No 24 Tahun 2007, ada hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
upaya mencegah, atau mengurangi resiko timbulnya bencana, yaitu penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko menimbulkan bencana.
Kondisi bangunan SDN II SELOREJO seperti Sekolah Dasar pada umumnya, yang
terdapat ruang kelas yang berjajar, adapun ruang kantor yang terpisah dengan jajaran ruang
kelas. Sekolah dasar ini memiliki lapangan yang luas, sehingga bisa mencakup untuk
tempat berkumpulnya semua siswa-siswi serta para guru jika kemungkinan terjadi bencana
gempa bumi, lokasi SDN II SELOREJO ini bertempatan di sekitar rumah warga yg
dikelilingi oleh persawahan dan juga hutan hijau, sehingga terlihat sangat asri.
3.4.2 Kondisi Siswa dan Guru Sebelum Simulasi Bencana Gempa Bumi
3.4.3 Kondisi Siswa dan Guru Saat Simulasi Bencana Gempa Bumi
Pada saat dilakukannya simulasi kepada siswa-siswi yang berada di SDN Selorejo 2,
mereka cukup bersikap baik yang ditandai dengan siswa-siswi yang berada disekolah
tersebut mau memperhatikan pemateri yang sedang memberi materi mengenai bagaimana
sikap yang perlu dilakukkan saat terjadi gempa, memberikan petujuk alur yang bisa
dilewati (jalur evakuasi), dan juga menunjukkan titik kumpul yang berada diseklah
tersebut.
3.4.4 Kondisi Siswa dan Guru Setelah Simulasi Bencana Gempa Bumi
Kondisi siswa-siswi dan guru SDN Selorejo 2 setelah diberikan simulasi mengenai
bencana gempa bumi, siswa SDN selorejo 2 sudah memahami apa saja yang perlu
dilakukan pada saat terjadi gempa, sudah memahami bagaimana alur jalur evakuasi yang
sudah disiapkan disekolah tersebut dan juga sudah mengetahui tempat titik kumpul yang
ada di SDN selorejo 2
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arisona, R. D., & Pd, M. (2013). Meningkatkan Kesiapsiagaan Siswa Sdn 2 Wates Ponorogo.
Buku pedoman latihan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran. 2017.
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.
Diskominfo Banda Aceh. (2018) Pengertian Gempa Bumi, Jenis, Penyebab, Akibat, dan Cara
Menghadapi Gempa Bumi.
Goot, B. H., Jaggers, J., Anagnost, M. R., & Collins, K. K. (2014). Multivalvular Replacement
and Ventricular Arrhythmias in a Female Child With Congenital Polyvalvular Disease.
World Journal for Pediatric and Congenital Heart Surgery, 5(3), 463–466.
Kunci, K. (2010). Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, 7(1).
Maharani, N., Kherismawati, ni putu eka, & Sari, ni luh pangestu widya. (2020). Sosialisasi dan
Simulasi Gempa Bumi di SMPN 3 Kuta Selatan Badung Bali. 09(01).
Pedoman system peringatan dini berbasis masyarakat. 2012. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
Sungkowo, A. (2016). Studi Kerentanan Seismik dan Karakteristik Dinamik Tanah di Kota
Yogyakarta dari Data Mikrotremor. 18–51.