Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM

GEMPA BUMI DI SDN SELOREJO 2


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana
Dosen Pengampu : Forman Novrindo Sidjabat S.KM.,M.Kes (Epid)

Disusun Oleh :
1. Alo Fidya Ningrum (10319006)
2. Anindia Diva Putri Fatria (10319011)
3. Aprilia Winda Charisma (10319013)
4. Arrsillaufiatma M. F (10319014)
5. Bryan Kurniadi (10319015)
6. Devi Ayu Fernanda (10319017)
7. Devi Indriani (10319018)
8. Divya Andini Yustanti (10319020)
9. Fransisca Nindy Wardany (10319025)
10. Iim Permata Bella (10319026)
11. Irfan Hidayatur Rohman (10319027)
12. Lieanty Adhania W (10319030)
13. Mery Shafiyah Adzra A (10319037)
14. Sandra Mei Dianti (10319051)
15. Triska Nashihatul Afifah (10319058)
16. Vinanda Dwi Saputri (10319063)
17. Yuwanita Rifka Anjayani (10319068)
18. Zahrul Yasmin (10319069)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul: “LAPORAN KEGIATAN
TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM GEMPA BUMI DI SDN SELOREJO 2” untuk
memenuhi tugas Manajemen Bencana di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Dalam
menyusun laporan ini kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan–kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penyusun yang
terkait dengan judul diatas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan makalah ini, serta dengan lapang dada menerima saran dan masukan yang
sifatnya konstruktif bagi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat pagi para pembaca terutama bagi yang mencintai dan yang memiliki perhatian
besar pada pendidikan, dan semoga amal ibadah kita mendapat pahala yang setimpal dari Allah
SWT. Aamiin.

Lamongan, 11 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 Kondisi Ancaman Sekolah
1.3 Kondisi Sekolah
1.4 Denah
1.5 Sasaran dan Tujuan
1.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Geografis SDN Selorejo II
2.2 Pengertian Bencana Alam
2.3 Pengertian Mitigasi Bencana
2.4 Dasar Hukum Mitigasi Bencana
2.5 Kerangka Berfikir
2.6 Pengertian Gempa Bumi
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Gambaran Kegiatan
3.2 Metode Kegiatan
3.3 Uraian Teknis Pelaksanaan Kegiatan
3.3.1 Tempat dan Hari/ Tanggal Pelaksanaan
3.3.2 Peserta
3.3.3 Kegiatan Pra Bencana
A. Peta Bencana
• Pemberian Tanda
• Titik Kumpul
• Jalur Evakuasi
B. Organisasi
• Struktur Organisasi Tanggap Bencana SDN Selorejo II
3.3.4 Mitigasi
• Skenario Simulasi
• Peringatan Dini
• Penyelamatan
• Perlindungan
• Pelaporan
3.3.5 Pasca Bencana
• Rehabilitasi
• Evaluasi
3.4 Hasil Observasi
3.4.1 Kondisi Bangunan
3.4.2 Kondisi siswa dan guru sebelum simulasi bencana gempa bumi
3.4.3 Kondisi siswa dan guru saat simulasi bencana gempa bumi
3.4.4 Kondisi siswa dan guru setelah simulasi bencana gempa bumi
BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gempa bumi murupakan getaran atau guncangan yang telah terjadi pada permukan
bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang berada pada bwah permukaan menciptakan
gelombang seismik. Gempa bumi suatu peristiwa yang adanya getaran bumi diakibatkan
pelepasan energi didalam bumi dengan tiba-tiba mempunyai ciri-ciri patanya lapisan batuan
pada kerak bumi. Semua wilayah yang terdapat adanya gempa bumi mempunyai jenis dan
ukuran gemoa bumi mengalami selama periode waktu.

Kabupaten Lamongan yang teletak di Jawa Timur, mempunyai tingkat ancaman yang
sangat tinggih terhadap gempa. Terutama pada daerah Lamongan Jawa Timur yang dekat
dengan laut yang bisa saja akan datang terjadinya tsunami dan juga gempa.

Letak geografis daerah Lamongan Jawa Timur yang berdekatan dengan daerah laut,
dengan daerah SDN Selorejo II hanya bisa merasahkan getaran yang cukup sedikit tidak
besar hal itu dikarenakan tempat sekolah cukup jauh dari daerah lamongan yang berdekatan
dengan laut dengan tingginya ancaman bencana tersebut.

1.2 Kondisi Ancaman Sekolah

Kondisi sekolah yang berada di SDN Selorejo II Kabupaten Lamongan terdapat


ancaman bencana gempa pada daerah sekolah tersebut yang berada pada wilayah kabupaten
lamongan yang begitu dekat dengan dengan laut (daerah pesisir) yang terjadi dikarenakan
tsunami gempa bumi dibawah laut. Sedangkan dari jarak daerah laut dengan sekolah SDN
Selorejo II mempunyai jarak yang jauh dari daerah lokasi tersebut. jika akan terjadinya
gempa bumi pada derah kobupaten lamongan maka tampat lokasi sekolah SDN Selorejo II
hanya merasakan getaran yang ringan. Apabila semua warga sekolah murid ataupun guru-
guru telah mendapatkan pengetahuan tanggap bencana maka tidak akan ada korban bencana
sedangkan jika mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan tanggap darurat maka akan
terjadinya korban yang rentan terkena bencana.
1.3 Kondisi Sekolah

Nama Sekolah : SDN Selorejo II

Alamat : Dsn. Pedes, Ds. Selorejo, Kec, Sambeng Kab. Lamongan

Tahun Berdiri : 1975

Luas Lahan : 3M²

1.4 Denah

Pada denah keselamatan terdapat 2 titik kumpul utama yang berada di lapangan
utama. Titik kumpul pertama berada sejajar dengan ruang guru dan perpustakaan. Titik
kumpul kedua berada sejajar dengan ruang kelas 5. Sedangkan jalur evakuasi terdiri dari 2
buah jalur yakni jalur 1 dan 2. Jalur evakuasi 1 diperuntutkan bagi siswa kelas 1, 2 dan 3
serta guru dan staf. Sedangkan jalur evakuasi 2 diperuntutkan bagi siswa kelas 4 dan 5. Jalur
evakuasi 1 diawali dengan pintu keluar dari masing-masing ruang kelas kemudian mengikuti
rambu jalur evakuasi menuju titik kumpul. Jalur evakuasi 2 diawali dengan pintu keluar dari
ruang kelas 4 dan 5 kemudian mmengikuti rambu menuju arah utara atau menuju titik
kumpul 2.

1.5 Sasaran dan Tujuan

Sasaran

Sasaran utama adalah SDN Selorejo 2 untuk memberi perlindungan dan keselamatan
kepada anak murid sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya dari dampak buruk bahkan
kematian di sekolah, memastikan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) di
sekolah selama terjadinya bencana, melindungi investasi sektor pendidikan, memperkuat
ketahanan terhadap bencana melalui pendidikan dan perilaku cerdas.

Tujuan

1. Membangun budaya aman dan budaya pengurangan risiko bencana di SDN Selorejo 2.
2. Membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah secara
terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia
dalam rangka memberikan perlindungan kepada warga sekolah dari ancaman dan
dampak bencana.
3. Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan ke bencanaan ke masyarakat luas
melalui jalur pendidikan sekolah.
4. Memberikan rekomendasi kepada pihak terkait tentang kondisi struktur bangunan
sekolah.

1.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Warga


1 08.00-09.00 Pembuka:
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
c. Menjelaskan topik dan tujuan Mendengarkan
penyuluhan
d. Menanyakan kesiapan siswa SDN
Selorejo 2 untuk mengikuti
penyuluhan
e. Review pengetahuan siswa SDN
Selorejo 2 tentang bencana alam
gempa bumi
2 09.00-10.30 Pelaksanaan:
Penyampaian materi
a. Pengertian bencana alam gempa Mendengarkan
bumi.
b. Macam-macam bencana Mendengarkan

c. Penyebab gempa bumi Mendengarkan

d. Dampak bencana alam Mendengarkan

e. Cara pencegahan gempa bumi Mendengarkan

f. Tanggap darurat terhadap bencana Mendengarkan


alam gempa bumi di SDN Selorejo
2
Bertanya
g. Memberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang
disampaikan
3 10.30-11.00 Evaluasi:
Menanyakan kembali hal-hal yang Menjawab
sudah dijelaskan mengenai cara
mengatasi bencana alam
4 11.00-12.00 Penutup:
a. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah di
bahas
b. Memberikan salam penutup Menjawab salam
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Geografis SDN Selorejo II

SDN Selorejo II berada di Dusun Pedes, Desa SElorejo, Kecamatan Sambeng,


Kabupaten Lamongan. SDN Selorejo II merupakan sekolah dasar yang didirikan pada tahun
1975. Sekolah yan merupakan tempat belajar anak-anak di wilayah Dusun Pedes dan Dusun
Kedungwatu. Secara geografis letak Sekolah yang terletak di Dusun Pedes Desa Selorejo
merupakan daerah yang cukup jauh dengan pusat Kecamatan yang terletak di Dusun
Sambeng Desa Ardirejo. SDN Selorejo II terletak didataran rendah. Dengan posisi sekolah
yang berada didekat pemukiman warga dan agak masuk gang kecil dari jalan yang biasa
dilalui kendaraan oleh warga. Dibagian belakang sekoah terdapat lahan perswahan yang
digunakan oleh warga beraktifitas bertani sehari-hari.

Dengan dukungan Pemerintah dan peran serta masyarakat berkembanglah SDN


Selorejo II yang merupakan tempat untuk menimba ilmu masyarakat khususnya anak-anak
di Dusun Pedes dan Dusun Kedungwatu. Karena kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan sebagian besar didalam ruangan atau didalam gedung, para warga sekolah
teruatam para guru mengeluhkan dan menakutkan terhadap risiko adanya bencana alam
yang akhir akhir ini terjadi yaitu bencana gempa bumi. Dengan mengutamakan keselamatan
warga sekolah atas kerja sama yang baik dengan dari para guru dan warga sekolah dengan
dukungan positip bagi kami untuk melaksanakan kegiatan mitigasi bencana gempa bumi di
SDN Selorejo II.

2.2 Pengertian Bencana Alam

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan


masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam/non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis (UU No. 24, 2007).

2.3 Pengertian Mitigasi Bencana


Menurut (Ciottonne,2006) mitigasi adalah segala sesuatu yang meliputi jenisnya luas
dari perhitungan yang belum dilakukan sebelum suatu kejadian yang mana akan mencegah
korban sakit, cidera, dan meninggal serta mengurangi dampak kehilangan harta benda.
Mitigasi pada umumnya meliputi : kemampuan untuk memelihara fungsi desain bangunan
lokasi di luar zona bahaya, kemampuan esensial bangunan, proteksi dari bagian darisitu
bangunan asuransi, edukasi public . Pendekatan yang pertama yang harus dilakukan adalah
peta zonasi gempa bumi dengan tujuan untuk memberikan gambaran derajat kerawanan
suatu daerah. Penggunaan peta tersebut tidak mudah terlepas dari peta tata guna lahan.
Perlindungan yang akan diperoleh dari metode ini adalah pengurangan kerugian terhadap
korban jiwa ekonomi.

2.4 Dasar Hukum Mitigasi Bencana

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan


bencana pasal 44 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat
potensi terjadi bencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf b meliputi :

a. Kesiapsiagaan

b. Peringatan dini

c. Mitigasi bencana

Menurut UU No. 24 2007, pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk


mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik, penyadaran, dan peningkatan dalam
upaya menghadapi ancaman bahaya berdasarkan siklus bahaya tersebut.

2.5 Kerangka Berfikir


2.6 Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan getaran asli yang berasal dari dalam bumi, dan bersumber di
dalam bumi yang mana kemudian akan merambat ke luar permukaan bumi karna diakibat
retakan bumi pecah dan bergeser dengan sangat keras. Penyebab dari gempa bumi dapat
berupa dinamika dalam bumi (tektonik), aktivitas dari gunung api, akibat dari meteor jatuh,
longsor bawah laut, ledakan dari bom nuklir yang berada di bawah dari permukaan bumi.
Gempa bumi jenis tektonik merupakan gempa bumi yang sangat dan paling umum terjadi
merupakan getaran yang diakibatkan adanya peristiwa pematahan dari batuan dalam bumi
akibat dari benturan dua lempeng secara perlahan-lahan yang mana hal itu akan
mengakumulasi energi benturan tersebut melampaui kekuatan batuan.

Mekanisme gempa bumi dapat dijelaskan secara singkat, apabila jika terdapat 2 buah
gaya yang saling bekerja dengan arah gaya yang berlawanan pada batuan di luar kulit bumi,
batuan tersebut akan ter deformasi, dikarenakan batuan yang mempunyai sifat yang elastis.
Dan apabila gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu lama dan terjadi secara terus
menerus, maka lama kelamaan daya support atau bantuan pada batuan akan mencapai batas
maksimal dan akan menyebabkan terjadi pergeseran. Akibatnya batuan dalam bumi akan
mengalami patahan secara tiba-tiba. Setelah hal tersebut maka batuan akan kembali stabil
dan normal Kembali akan tetapi telah mengalami perubahan bentuk dan posisi. Ketika saat
batuan mengalami gerakan yang tiba-tiba diakibatkan pergeseran dari batuan, dan energi
stress yang tersimpan akan dilepaskan dalam getaran dan di kenal sebagai gempa bumi.
BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Gambaran Kegiatan

Gambaran umum dan dekskripsi kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan tanggap


darurat bencana alam gempa bumi di SD Selorejo II terlebih dahulu diadakan pembekalan
materi kuliah manajemen bencana. Adapu maksut dari kegiatan ini adalah memberikan
gambaran kepada mahasiswa tentang bagaimana caranya bermasyarakat khusus nya dalam
menyampaikan kepada para siswah SD Selorejo II sehingga mahasiswa dapat
mempersiapkan diri. Mahasiswa yang terjn langsung ke SD Selorejo II berjumlah 12 orang
perempuan.

Pra pelaksanaan kegiatan dilakukan satu minggu sebelum pelaksanaan dengan


meliputi keiatan – kegiatan seperti berikut : meminta izin terhadap pihak sekolah apakah
bersedia, dan melihat secara langsung di lokasi sekitar . Pada saat hari H pelaksanaan
dilaksanakan pada 04 juni 2021 para mahasiswa datang ke lokasi SD Selorejo II
melaksanakan kegiatan tanggap darurat becana alam gempa bumi. Kegiatan tersebut diikuti
oleh siswa – siswi mulai dari kelas 1 – 5 yang berjumlah 25 murid yaitu dengan 10 siswa
laki – laki dan 15 siswa perempuan. Pada hari itu siswa kelas 6 tidak dapat mengikuti
kegiatan tersebut dikarenakan siswa kelas 6 libur. Kegiatan dilaksanakan secara lancar dan
kondusif.

Kegiatan ini dilakkan agar siswa dapat mengetahu hal apa yang harus dilakukan jika
terjadi bencana gempah bumi. Setelah para mahasiswa memberikan penjelahan dan
melakukan demontrasi makan kegiatan akhir melakukan evaluasi dan simulasi dalam
kegiatan ini bertujuan agar dapat melihat apakah para siswa dapat memehami apa yang telah
para mahasiswah sampaikan. Hal ini di harapkan agar setelah kegiatan ini dilaksanakan
siswa lebih memahai akan bencana gempa bumi dan tau apa yang harus dilakukan jika
terjadi gempa bumi.

3.2 Metode Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah sebagai berikut:


1. Metode observasi (pengamatan). Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematik yang ada di lingkungan SD
Selorejo II. Data yang diperlukan dalam metode pengamatan ini adalah mengamati secara
langsung di lokasi SD Selorejo II .
2. Metode interview (wawancara). Metode wawancara yaitu suatu metode pengmpulan daa
yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan narasumber (siswa – siswi,
guru SD Selorejo II). Dari wawancara ini kita dapat menetahi informasi bagaimana akan
manajemen bencana yang terdapat di SD Selorejo II bagaimana para guru memberikan
edukasi kepada para siswa jika akan terjadi bencana .
3. Metode kelompok. Metode kelompok ini dilakukan pada tingkat pendidikan formal,
contoh kegiatan yan telah dilaksankan yaitu :
 Ceramah (dengan menjelaskan pengetahuan mengenai bencana, hal apa saja yang harus
dilakukan pada saat ada bencana dan mengenali simbol-simbol seperti: jalur evakuasi dan
titik kumpul).
 Demontrasi , siswah kita secara langsung simulas jika terjadi ada bencana sehingga
siswa mudah memahami akan apa yang sudah kita sampaikan.

3.3 Uraian Teknis Pelaksanaan Kegiatan

3.3.1 Tempat dan Hari/ Tanggal Pelaksanaan

• Hari / tanggal pelaksana : Jum'at , 04 juni 2021


• Waktu : 08.00 – selesai
• Tempat : SD SELOREJO II

3.3.2 Peserta

Pada kegiatan Simulasi Tanggap Bencana Gempa Bumi Di SDN Selorejo II, diikuti
peserta sebanyak 25 siswa dari kelas 1 sampai kelas 5. Jumlah ini dapat dikatagorikan
sebagai berikut:

NO KELAS JUMLAH
1 Kelas I 7 siswa
2 Kelas II 4 siswa
3 Kelas III 6 siswa
4 Kelas IV 4 siswa
5 Kelas V 4 siswa
Jumlah Keseluruhan 25 siswa

3.3.3 Kegiatan Pra Bencana

Tahap Pra Bencana Gempa Bumi di SDN Selorejo II siswa diberikan simulasi
pengenalan tanggap darurut agar siswa memahami tindakan yang akan dilakukan jika
terjadi bencana yang bertujuan untuk melindungi diri sendiri dan meminimalisir korban
jiwa. Setelah siswa memahami simulasi yang dilakukan selanjutnya siswa di ajak untuk
mempraktikan tindakan pada saat terjadi bencana agar siswa lebih memahami.

Tindakan tanggap siaga bencana gempa bumi dilakukan dengan cara:

1. Jika terjadi gempa bumi jangan panik dan tetap bersifat tenang.
2. Siswa diharap untuk mengindari kaca, almari, tiang bendera.
3. Siswa diharap untuk berlindung dibawah meja serta berpegangan pada kaki – kaki meja
hingga gempa reda.
4. Jika gempa sudah reda, mencoba keluar dari ruangan dengan melindungi kepala dengan
cara menggunakan tangan atau menggunakan tas.
5. Jalan keluar dengan tenang dan tidak bergesah-gesah serta tidak boleh berdesakan.
6. Jika sudah keluar hindari bangunan dan menuju ke titik kumpul.

Tahapan menejemen bencana pada tahap Pra-bencana dikelompokan yang meliputi:

a). Kesiagaan

Pada tahap ini dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui simulasi yang
diberikan dengan tema tanggap darurat bertujuan untuk siswa memahami langkap
selanjutnya saat terjadi bencana dan bahaya bencana. Siswa diajak mempratekan tindakan
tanggap darurut saat tejadi bencana.

b). Peringatan Dini


Tahap peringatan dini kepada siswa tentang bencana yang akan terjadi sebelum
kejadian, dengan harapan supaya siswa mempersiapkan tindakan yang dilakukan pada saat
bencana terjadi dari sikap mental atau perlindungan diri saat terjadi bencana. Siswa diharap
mengerti tindakan yang akan dilakukan dan pada titik kumpul yang disediakan untuk
berlindung diri dari bencana.

A. Peta Bencana

 Pemberian Tanda
Pada map besar evaluasi kejadian serta penanggulangan bencana gempa bumi yang
di tinjau dari peta denah lokasi di SD Selorajo Lamongan diperlukan adanya pemberian
tanda tanda darurat seperti jalur evakuasi dan titik kumpul di sekitar wilayah sekolah
dengan penambahan pengetahuan maksud dan arti yang terpampang melalui edukasi verbal
terhadap para siswa serta para penghuni di dalam lingkum SD Selorajo Lamongan.
 Titik Kumpul

Bila terdengar bunyi sirine tanda bencana alam gempa di SD Selorejo Lamongan.
Sirine pertama siswa berlindung di bawah meja, saat terdengar bunyi sirine kedua siswa
dengan instruksi keluar dari kolong meja lalu berjalan ke luar dengan menunduk menuju
titik kumpul yang sudah diberi tanda X. Tak lama kemudian, semua siswa berhasil selamat
dan berkumpul di lokasi evakuasi sebagai tempat aman.

Titik kumpul sebagian besar merupakan lapangan olahraga, sebagian kecil berupa area
terbuka yang memungkinkan dilakukan kegiatan pengungsian seperti lapangan upacara
sekolah di SD Selorejo Lamongan.
 Jalur Evakuasi

Memberikan materi pengenalan terhadap rambu-rambu jalur evakuasi kepada siswa


SD Selorajo Lamongan. Dengan memasang poster dan rambu-rambu yang berfungsi
sebagai petunjuk arah jalur evakuasi apabila terjadi bencana tsunami. Sehingga siswa tidak
bingung ketika simulasi bencana, dan diharapkan siswa dapat mengetahui tentang arah dan
titik aman sebagai tempat berkumpul.

B. Organisasi
1. Struktur organisasi tanggap bencana SDN Selorejo II
Adanya pembentukan tim tanggap drurat di sekolah bertujuan untuk mepermudah
proses evakuasi dan mengatur jalannya proses penyelamatan pada saat terjadi bencana.
Adapun tim tanggap darurat pada SDN Selorejo 2 adalah sebagai berikut:

No PENGAMPU SEBAGAI

1 Kepala Sekolah SDN Selorejo Penasihat dan Pelindung


2

2 Wakil Kepala Sekolah SDN Penanggung jawab dan


Selorejo 2 pelaksana teknis

3 Tim Guru Administratif Pelaksana teknis 2

4 Ketua Kelas 3 Ketua tim 1

5 Ketua Kelas 6 Ketua tim 2


3.3.4 Matriks Penilaian Resiko

Rumus :

vulnerability
Risk = Hazard x
capacity

6
Risk = 4 x
3

Risk = 8

3.3.5 Mitigasi

 Skenario Simulasi

1) PERSIAPAN

Pada tahap persiapan siswa dan guru dibekali dengan langkah tanggap darurat yang
diberikan dalam bentuk sosialisasi 2 arah. Kemudian panitia melakukan observasi secara
langsung kepada perwakilan siswa dan guru untuk mengetahui seberapa paham akan
langkah dan tahap penyelamatan diri saat keadaan darurat. Adapun urutan kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :

WAKTU KEGIATAN KET PENANGGUNG


JAWAB

07:00-07:20 Persiapan panitia Panitia datang ke lokasi,


dan persiapan melakukan konfirmasi dan SIE HUMAS
tempat. mempersiapkan kegiatan.

07:20-07:30 Peserta (siswa dan Peserta melakukan absen dan


Guru memasuki bersiap mengikuti acara SIE ACARA
ruang sosialisasi)

07:30-07:45 Pembukaan Diisi sambutan sekaligus


pembukaan simbolik oleh SIE ACARA
perwakilan guru.

07:45-08:15 Inti Acara


1) Observasi awal, melakukan
pengamatan kepada
perwakilan guru/siswa
untuk mengetahui
mengetahui kondisi
kepahaman dari sasaaran.
SIE ACARA
2) Proses sosialisasi,
pemberian materi selama
15-20 menit oleh panitia
yang bertugas.
Kesiapsiagaan Bencana

Indeks tim 1 = ( 7 / 34 )* indeks KAP + ( 5 / 34 )* indeks EP + ( 6 / 34)*indeks WS + ( 16 /


34)*indeks RMC
= 0,20 *indeks KAP + 0,14 *indeks EP + 0,17 *indeks WS + 0,47*indeks RMC
= 0,20*7 + 0,14*5 +0,17 *6 + 0,47*16
= 1,4 + 0,7 + 1,02 + 7,52
= 10,64 ( belum siap )
Indeks tim 2 = ( 7 / 34 )* indeks KAP + ( 5 / 34 )* indeks EP + ( 6 / 34)*indeks WS + ( 16 /
34)*indeks RMC
= 0,20 *indeks KAP + 0,14 *indeks EP + 0,17 *indeks WS + 0,47*indeks RMC
= 0,20*7 + 0,14*5 +0,17 *6 + 0,47*16
= 1,4 + 0,7 + 1,02 + 7,52
= 10,64 ( belum siap )

2) SIMULASI

Simulasi merupakan kegiatan inti yang dimaksudkan untuk memberikan kepahaman


kepada sasaran mengenai cara/ tahapan pennyelamatan diri saat keadaan darurat terjadi.
Pada kegiatan simulasi diawali dengan peragaan demonstrasi oleh pemateri selama 10
menit yang kemudian dilanjutkan dengan simulasi yang diikuti oleh siswa dan guru
sebagai bentuk pelatihan dini tanggap bencana. Pada simulasi ini dibagi menjadi 2 tim
yakni tim 1 dan 2. Pembagian tim ini didasari oleh jarak kelas dengan titik kumpul. Tim 1
adalah guru, siswa kelas 1, 2 dan 3. Sedangkan tim 2 merupakan siswa kelas 4 dan 5.
Adapun teknis pelaksanaanya adalah sebagai berikut :

TIM 1 TIM 2
Terdiri atas guru, siswa kelas 1, 2 dan 3 Terdiri atas siswa kelas 4 dan 5

Titik kumpul tim1 berada pada titik Titik kumpul tim 2 berada pada titik kumpul 2
kumpul 1
Tim 1 melewati jalur evakuasi 1 Tim 2 melewati jalur evakuasi 2

Guru bertanggung jawab penuh untuk Siswa kelas 5 bertanggung jawab dan menjadi
pelaporan saat berada di titik kumpul 1. leader saat pelaporan di titik kumpul 2 yang
dibawahi dan diawasi oleh guru.

3) EVALUASI

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepahaman dari sasaran


sebelum dan setelah dilakukan simulasi, tujuannya adalah untuk mengukur keberhasilan
dari proses simulasi yang terjadi. Adapun indikator dan capaian pada simulasi tanggap
bencana adalah sebagai berikut:

a) Peserta (guru dan siswa) mengetahui jenis dan tanda bahaya bencana.
b) Peserta mengetahui kawasan dan daerah yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
saat terjadi bencana.
c) Peserta mengetahui makna dan arti dari rambu keselamatan.
d) Peserta mengetahui cara penyelamatan diri pada saat terjadi bencana.
e) Peserta mengtahui bahaya yang terjadi di dalam ruangan saat bencana terjadi.
f) Peserta mengetahui bahaya yang terjadi diluar ruangan saat bencana terjadi.
g) Peserta mengetahui cara melakukan pelaporan saat bencana
h) Peserta dapat mempraktikkan cara penyelamatan diri saat di dalam ruangan.
i) Peserta dapat menjelaskan maksud dari rambu keselamatan.
j) Peserta dapat menjelaskan maksud dari jalur evakuasi.
k) Peserta dapat menjelaskan maksud dari titik kumpul.
l) Peserta dapat mempraktikkan gerakan menyelamatkan diri di luar ruangan
m) Peserta dapat mempraktikkan cara melindungi kepala dengan tangan kosong.
n) Peserta dapat mempraktikkan cara melindungi kepala dengan alat yang ada di
sekitarnya.
o) Peserta dapat mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari asap apabila terjadi
kebakaran saat bencana.
p) Peserta dapat mempraktikkan cara pelaporan di titik kumpul

Setelah dilakukan pengamatan sebelum dan sesudah maka dapat diketahui kondisi
sasaran adalah sebagai berikut :

N INDIKATOR SEBELUM SESUDAH


O
1 Peserta (guru dan siswa) mengetahui X V
jenis dan tanda bahaya bencana.
2 Peserta mengetahui kawasan dan X V
daerah yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan saat terjadi
bencana
3 Peserta mengetahui makna dan arti X V
dari rambu keselamatan
4 Peserta mengetahui cara X V
penyelamatan diri pada saat terjadi
bencana
5 Peserta mengtahui bahaya yang V V
terjadi di dalam ruangan saat
bencana terjadi.
6 Peserta mengetahui bahaya yang X V
terjadi diluar ruangan saat bencana
terjadi.
7 Peserta mengetahui cara melakukan X V
pelaporan saat bencana
8 Peserta dapat mempraktikkan cara V V
penyelamatan diri saat di dalam
ruangan
9 Peserta dapat menjelaskan maksud V V
dari rambu keselamatan.
10 Peserta dapat menjelaskan maksud X V
dari jalur evakuasi.
11 Peserta dapat menjelaskan maksud X V
dari titik kumpul.
12 Peserta dapat mempraktikkan X V
gerakan menyelamatkan diri di luar
ruangan
13 Peserta dapat mempraktikkan cara X V
melindungi kepala dengan tangan
kosong.
14 Peserta dapat mempraktikkan cara X V
melindungi kepala dengan alat yang
ada di sekitarnya.
15 Peserta dapat mempraktikkan cara X V
menyelamatkan diri dari asap apabila
terjadi kebakaran saat bencana.
16 Peserta dapat mempraktikkan cara X V
pelaporan di titik kumpul
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan acuan indikator yang ditentukan,
dapat diketahui bahwasannya terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan dari
sasaran. Hal tersebut terlihat dari poin capaian yang menunjukkan adanya perubahan pada
kolom sesudah. Dalam hal ini sesudah (sesudah dilakukan sosialisasi) dengan tanda V yang
berarti peserta telah memahami dan dapat mempraktikkan indikator yang ada.

 Peringatan Dini

Peringatan dini merupakan sebuah upaya memberi peringatan dengan sesegera


mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinanan terjadinya suatu bencana. Peringatan
dini menjadi salah satu bagian dari upaya penanggulangan bencana dalam situasi yag
terdapat potensi bencana yang dilakukan utuk mengambil tindakan secara cepat dan tepat
dalam rangka untuk mengrangi risiko terkena bencana dan untuk mempersiapkan tindakan
tanggap darurat, kegiatan ini melibakan para masyarakat serta para pemangku kepentingan
terkait. Adapun komponen dalam peringatan dini yang efektif adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan risiko

Kajian terhadap risiko bencana

2. Pemantauan bahaya dan layanan peringatan


Pemantauan terhadap suatu potensi bahaya harus dilakukan secara berkala seperti
memantau gejala-gejala awal yang timbul. Adapun prinsip layanan peringatan dini pada
tingkat masyarakat sebagai berikut :
- Dilakukan secara tepat waktu agar dapat memperkecil dampak yang akan ditimbulkan
dari kejadian bencana
- Prediksi harus akurat
- Dapat dipertanggung jawabkan
3. Penyebaran dan komunikasi
Peringatan akan terjadinya suatu bencana harus mencakup seluruh masyarakat yang
terancam bahaya dari suatu bencana. Agar pesan peringatan terjadinya bencana lebih
kuat disarankan untuk menggunakan berbagai macam saluran komunikasi yang
diperlukan, hal ini untuk menghindari terjadinya kegagalan pada saluran tertentu yang
dapat berakibat pada penyampaian pesan peringatan tidak efektif.
4. Kemampuan respon
Masyarakat harus mampu memahami mengenai bahaya yang akan terjadi, dan
masyarakat harus mematuhi layanan peringatan. Tidak hanya itu masyarakat juga harus
mengetahui informasi dan cara bereaksi seperti melakukan perilaku perlindungan
diri,dan mengikuti jalur evakuasi.
 Penyelamatan

Pada saat situasi bencana gempa bumi yang terjadi secara tiba-tiba, seseorang
cenderung sulit untuk bergerak dan harus cepat dalam mengambil keputusan. Menyusun
rencana latihan kesiapsiagaan (aktivasi sirine dan evakuasi mandiri) sebelum terjadinya
bencana merupakan hal yang sangat penting dilakukan dilingkungan SD Salirejo II
Lamongan. Hal ini dengan menentuan jalur evakuasi yang aman untuk sampai pada titk
kumpul. Adapun orientasi yang dilakukan sebelum rencana latihan kesiapsiagaan adalah
sebagai berikut :

1. Perlunya diadakan sosialiasi kepada seluruh peserta dengan tujuan peserta mampu
memahami pentingnya diadakan pelatihan kesiapsiagaan.
2. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang risiko bencana diligkungan sekolah
sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan.
3. Menyampaikan tujuan dari pelatihan, waktu pelaksanaan, dan beberapa hal yang perlu
dipersiapkan.
4. Memberikan himbauan bahwa pentingnya keterlibatan aktif dan keseriusan semua pihak
dalam proses mengikuti pelatihan.
5. Menyampaikan tanda peringatan atau tanda buny yang akan digunakan pada saat proses
pelatihan yang meliputi tanda latihan dimulai, tada evakuasi, dan tanda latihan berakhir.

Berikut adalah pelatihan evakuasi gempa bumi dialam gedung diantaranya :

a) Petugas membunyikan tanda peringatan dini seperti sirine


b) Tetap tenang dan jangan panic segera berjongkok dan mengikuti petunjuk petugas
c) Hindari benda-benda yang dapat menimpa anda dan lindungi kepala menggunakan
kedua tangan atau dapat berlndung dibawah meja yang kokoh dengan tangan
memegang kaki meja
d) Hindari penggunaan escalator dan gunakan tangga darurat
e) Segera menuju titik kumpul dan hindari berdiri didekat tiang, benda, pohon, ataupun
bangunan yang berpotensi menimpa
 Perlindungan
Perlindungan yang dilakukan pada saat simulasi bencana di SDN Selorejo 2 adalah
dengan memberikan informasi kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan saat
terjadinya gempa. Hal yang harus dilakukan yaitu dengan merunduk dan melindungi
kepala dari ancaman terjadinya benda-benda yang berjatuhan seperti plafon atau juga bisa
bersembunyi di bawah meja setelah gempa mulai sedikit membaik kemudian berjalan
mengikuti jalur evakuasi yang menuju titik kumpul. Titik kumpul yang tepat sebagai
daerah aman yaitu dengan menghindari daerah sekitar tiang bendera, pepohonan , dan
bangunan sekitar seperti lapangan.
 Pelaporan
Proses pelaporan bencana dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Masyarakat yang merasakan adanya gempa / bencana dapat melapor ke petugas
penanganan bencana setempat
2. Kemudian petugas menerima laporan dan meneruskannya ke Camat dan Staf yang
bersangkutan untuk cek lokasi dan pengumpulan data
3. Mendata korban dan kerusakan yang terjadi akibat bencana gempa. Serta melakukan
pertolongan pertama pada korban dan tindakan tanggap darurat
4. Menghubungi Satgas bencana kecamatan/ kabupaten dan berkoordinasi dengan instansi
yang berkaitan
5. Memerintahkan untuk membuat laporan kejadian bencana secara tertulis kepada Bupati
6. Membuat laporan kejadian bancana secara tertulis kepada Bupati
7. Mencantumkan Paraf pada konsep surat laporan dan meneruskan kepada Camat
8. Menandatangani surat laporan tertulis untuk selanjutnya di kirim ke Bupati
9. Mengirimkan laporan kejadian bencana beserta data korban dan kerusakan melalui surat
atau telepon ke Bupati dan Dinas terkait untuk tindak lanjut
10. Arsip/Dokumen kejadian dan Penanganan Bencana

3.3.5 Pasca Bencana

 Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana (Goot et al., 2014). Kegiatan dari
rehabilitasi yang dapat diterapkan dalam pasca bencana di SD Selorajo Lamongan dapat
meliputi perbaikan traumatic para siswa apabila terjadi saat kondisi dimana gempa terjadi
Ketika sedang berada dalam kegiatan mengajar, perbaikan lingkungan daerah bencana di
wilayah SD Selorajo Lamongan meliputi rehabilitasi teknis, sosial, ekonomi, dan budaya
pada wilayahnya. Kegiatan rehabilitasi wajib dan diutamakan meliputi perbaikan secara
fisik seperti konstruksi dan prasarana maupun sarana umum yg terdapat pada lingkupnya.

 Evaluasi

Kondisi pasca bencana adalah keadaan suatu wilayah dalam proses pemulihan
setelah terjadinya bencana. Pada kondisi ini dipelajari langkah apa yang dilakukan oleh
berbagai pihak terkait dalam hal upaya untuk mengembalikan tatanan masyarakat seperti
semula sebelum terjadinya bencana. Beberapa hal yang dipelajari dalam kondisi pasca
bencana ini adalah kecepatan dan ketepatan terutama dalam hal

1. Penanganan korban (pengungsi)

2. Livelyhood recovery

3. Pembangunan infrastruktur

4. Konseling trauma

5. Tindakan-tindakan preventif ke depan

6. Organisasi kelembagaan

7. Stakeholders yg terlibat

Merujuk UU No 24 Tahun 2007, ada hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
upaya mencegah, atau mengurangi resiko timbulnya bencana, yaitu penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko menimbulkan bencana.

3.4 Hasil Observasi


3.4.1 Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan SDN II SELOREJO seperti Sekolah Dasar pada umumnya, yang
terdapat ruang kelas yang berjajar, adapun ruang kantor yang terpisah dengan jajaran ruang
kelas. Sekolah dasar ini memiliki lapangan yang luas, sehingga bisa mencakup untuk
tempat berkumpulnya semua siswa-siswi serta para guru jika kemungkinan terjadi bencana
gempa bumi, lokasi SDN II SELOREJO ini bertempatan di sekitar rumah warga yg
dikelilingi oleh persawahan dan juga hutan hijau, sehingga terlihat sangat asri.

3.4.2 Kondisi Siswa dan Guru Sebelum Simulasi Bencana Gempa Bumi

Sebelum dilaksanakannya simulasi gempa bumi kepada siswa-siswi SDN II


SELOREJO, siswa-siswi diberikan pengarahan supaya mereka tidak bingung saat
diberikan materi dan mempraktekkan simulasi gempa bumi, seperti kegiatan apa atau hal
apa yang harus dilakuan saat terjadi bencana gempa bumi, sehingga siswa-siswi bisa
memperagakan simulasi bencana gempa bumi dengan benar dan baik.

3.4.3 Kondisi Siswa dan Guru Saat Simulasi Bencana Gempa Bumi

Pada saat dilakukannya simulasi kepada siswa-siswi yang berada di SDN Selorejo 2,
mereka cukup bersikap baik yang ditandai dengan siswa-siswi yang berada disekolah
tersebut mau memperhatikan pemateri yang sedang memberi materi mengenai bagaimana
sikap yang perlu dilakukkan saat terjadi gempa, memberikan petujuk alur yang bisa
dilewati (jalur evakuasi), dan juga menunjukkan titik kumpul yang berada diseklah
tersebut.

3.4.4 Kondisi Siswa dan Guru Setelah Simulasi Bencana Gempa Bumi

Kondisi siswa-siswi dan guru SDN Selorejo 2 setelah diberikan simulasi mengenai
bencana gempa bumi, siswa SDN selorejo 2 sudah memahami apa saja yang perlu
dilakukan pada saat terjadi gempa, sudah memahami bagaimana alur jalur evakuasi yang
sudah disiapkan disekolah tersebut dan juga sudah mengetahui tempat titik kumpul yang
ada di SDN selorejo 2
BAB IV

REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Tabel Prioritas Upaya/ Tindakan

(Pencegahan/Mitigasi dan Kesiapsiagaan)

NO Program Target Pelaksana Akasi


Sumberdaya
1 Sosialisasi tentang Sosialiasi tentang Mahasiswa IIK Sumber dana
bagaimana kesiapsiagaan
wawasan kebencanaan bekerjasama untuk melakukan
dalam situasi bencana
gempa dengan kepala sosialiasi berasal
sekolah dan dari dana pribadi
komite setempat. mahasiswa
2 Menerangkan tentang
bagaimana situasi
bencana
3 Praktek simulasi tentang
situasi kebencanaan
4 Praktek tindakan dalam
situasi kebencanaan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa Sosialisasi dan Simulasi terhadap


Bencana Gempa Bumi dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Siswa SDN 2 SELOREJO
sangat bermanfaat bagi peserta karena dapat memberikan pengetahuan baik secara teori dan
praktek tentang bencana gempa bumi. kegiatan sosialisasi dan simulasi bencana gempa bumi
dapat diikuti dengan baik oleh seluruh peserta dengan antusias dan sangat interaktif sehingga
diharapkan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat meningkatkan
kesiapsiagaan terhadap bencana alam terutama gempa bumi di sekolah dasar sehingga
diharapkan mampu meminimalkan dampak negatif dari gempa bumi.

5.2 Saran

Kegiatan ini sebaiknya lebih sering dilakukan hendaknya dilakukan secara


berkesnimambungan sehingga semua elemen yang terdapat di lingkungan sekolah mampu
dan memiliki kapasitas dalam menyelamatkan diri, serta dapat melibatkan komunitas
sekolah yang lebih banyak.
\

DAFTAR PUSTAKA

Arisona, R. D., & Pd, M. (2013). Meningkatkan Kesiapsiagaan Siswa Sdn 2 Wates Ponorogo.

Buku pedoman latihan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran. 2017.
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Diskominfo Banda Aceh. (2018) Pengertian Gempa Bumi, Jenis, Penyebab, Akibat, dan Cara
Menghadapi Gempa Bumi.

Goot, B. H., Jaggers, J., Anagnost, M. R., & Collins, K. K. (2014). Multivalvular Replacement
and Ventricular Arrhythmias in a Female Child With Congenital Polyvalvular Disease.
World Journal for Pediatric and Congenital Heart Surgery, 5(3), 463–466.

Indonesia, K. K. (2007). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN


2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA. UU PENANGGULANGAN
BENCANA, 1.

Kunci, K. (2010). Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, 7(1).

Maharani, N., Kherismawati, ni putu eka, & Sari, ni luh pangestu widya. (2020). Sosialisasi dan
Simulasi Gempa Bumi di SMPN 3 Kuta Selatan Badung Bali. 09(01).

Pedoman system peringatan dini berbasis masyarakat. 2012. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.

Sungkowo, A. (2016). Studi Kerentanan Seismik dan Karakteristik Dinamik Tanah di Kota
Yogyakarta dari Data Mikrotremor. 18–51.

Anda mungkin juga menyukai