Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN OPERASIONAL II

LAPORAN ANTRIAN KFC PEKANBARU JALAN ARIFIN


AHMAD

Dosen Pengampu:

St. Nova Meirizha, ST., MT

Disusun Oleh:

Amanda Eddesta (200103089)

Agung Wibowo (200103093)

Rahmad Farid Hakim (200103094)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas besar yang berjudul
“Antrian KFC Pekanbaru, Jalan Arifin Ahmad” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari tugas besar ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Penelitian Operasional II. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu St. Nova
Meirizha, ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah Penelitian Operasional II
yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan
tugas besar ini. Kami menyadari, tugas besar yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan tugas besar ini.

Pekanbaru, 25 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri makanan dan minuman saat ini semakin meningkat.
Hal ini dibuktikan dengan munculnya tren makanan cepat saji (fast food)
(Heryanti, 2009). Makanan cepat saji merupakan makanan yang tersedia dalam
waktu yang cepat dimana sebelumnya sudah dilakukan proses pengolahan tahap
awal sehingga saat ada pesanan hanya melanjutkan proses pengolahan lanjutan,
siap untuk dimakan, mudah dikemas, dan praktis (Hanum et al., 2014).
Keberadaan restoran cepat saji di Kota Pekanbaru tidak pernah sepi oleh
pengunjung, khususnya pada restoran yang terdapat di Jalan Arifin Ahmad,
Riau Kota Pekanbaru. Antusias masyarakat Pekanbaru terhadap kehadiran
makanan cepat saji tersebut sangatlah tinggi. Makanan cepat saji yang digemari
oleh masyarakat Pekanbaru adalah KFC yang terdapat di Jalan Arifin Ahmad.
Lokasi KFC yang strategis dan mudah ditemukan untuk dikunjungi tersebut
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang. Hal ini
membuat restoran KFC tidak pernah sepi oleh pengunjung.
Tingginya intensitas pengunjung yang datang bersamaan menimbulkan
antrian yang panjang pada bagian pelayanan untuk melakukan pemesanan.
(Wahyudi et al, 2012) menyatakan bahwa terjadinya antrian merupakan salah
satu contoh pelayanan yang kurang baik dikarenakan dapat membuat konsumen
menunggu untuk dilayani. Antrian yang terjadi di restoran KFC Arifin Ahmad
sangat ramai menyebabkan pelanggan tidak sabar terhadap lamanya waktu
untuk mengantri dan menunggu pesanan. Akibat dari antrian yang panjang,
maka pelanggan ada yang memutuskan untuk tidak jadi membeli dan beralih ke
restoran dengan pelayanannya lebih cepat walaupun harga makanan yang
ditawarkan relatif tinggi. (Herjanto, 2009) berpendapat bahwa dalam
kenyataannya banyak ditemukan pelanggan yang tidak jadi masuk ke dalam
antrian dikarenakan panjangnya antrian. Panjangnya antrian pemesanan juga
dapat disebabkan oleh sedikitnya jumlah fasilitas pelayanan yang disediakan.
(Melinda et al, 2018) juga menyatakan bahwa permasalahan antrian dapat
terjadi karena kecilnya kemampuan fasilitas untuk memberikan layanan
dibandingkan dengan permintaan layanan yang ada. Adanya perbaikan sistem
pelayanan merupakan upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan supaya
perusahaan memiliki daya saing tinggi terhadap para kompetitornya (Agyei et
al, 2015). Model antrian yang diterapkan pada KFC Pekanbaru menentukan
properti sistem antrian yang digunakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
analisis mengenai model antrian yang diterapkan supaya efektif dan
rekomendasi model antrian sehingga mampu meningkatkan kepuasan
pelanggan dan mengurangi waktu antrian (Ratnasari Et al., 2018).
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KFC (Kentucky Fried Chicken)


KFC (kependekan dari Kentucky Fried Chicken), adalah jaringan restoran cepat
saji Amerika yang berkantor pusat di Louisville, Kentucky yang berspesialisasi
dalam ayam goreng. Ini adalah jaringan restoran terbesar kedua di dunia (diukur
berdasarkan penjualan) setelah McDonald’s, dengan 22.621 lokasi secara global di
150 negara pada Desember 2019. Jaringan restoran ini adalah anak perusahaan dari
Yum! Brands, sebuah perusahaan restoran yang juga membawahi Pizza Hut, Taco
Bell dan WingStreet. KFC didirikan oleh Kolonel Harland Sanders (1890–1980),
seorang pengusaha yang mulai menjual ayam goreng dari restoran pinggir jalan di
Corbin, Kentucky, selama Depresi Hebat. Sanders mengidentifikasi potensi konsep
waralaba restoran, dan waralaba "Kentucky Fried Chicken" pertama dibuka di Utah
pada tahun 1952.
KFC mempopulerkan ayam di industri makanan cepat saji, mendiversifikasi
pasar dengan menantang dominasi yang mapan dari hamburger. Dengan menyebut
dirinya sebagai "Kolonel Sanders", Harland menjadi tokoh terkemuka sejarah
budaya Amerika, dan citranya tetap banyak digunakan dalam iklan KFC hingga hari
ini. Namun, ekspansi perusahaan yang cepat melebihi Sanders yang sudah tua, dan
dia menjualnya kepada sekelompok investor yang dipimpin oleh John Y. Brown Jr.
dan Jack C. Massey pada tahun 1964. Produk asli KFC adalah potongan ayam
goreng tekanan, dibumbui dengan resep Sanders dari 11 bumbu dan rempah-
rempah. Konstituen resep adalah rahasia dagang. Sebagian besar ayam goreng
disajikan dalam karton "ember", yang telah menjadi fitur rantai sejak pertama kali
diperkenalkan oleh franchisee Pete Harman pada tahun 1957. Sejak awal 1990-an,
KFC di telah memperluas menu untuk menawarkan produk ayam lainnya. seperti
sandwich dan bungkus daging ayam, serta salad dan makanan sampingan seperti
kentang goreng dan coleslaw, makanan penutup, dan minuman ringan; yang
terakhir sering dipasok oleh PepsiCo. KFC dikenal dengan slogan-slogannya "Itu
Finger Lickin 'Good!", "Tidak ada yang suka ayam seperti KFC", dan "So good".
Di Indonesia, KFC adalah rantai restoran barat terbesar, dengan 466 outlet pada
Desember 2013. Rantai telah tumbuh untuk memegang pangsa pasar diperkirakan
32 persen, dan item menu termasuk spageti, wrap dan bubur ayam. Pemilik
warabala adalah PT Fast Food Indonesia. Gerai pertama dibuka di Jakarta pada
tahun 1979. Salim Group, Konglomerat terbesar di Indonesia, menjadi pemegang
saham utama pada tahun 1990, yang memberi perusahaan dana untuk ekspansi
besar. Pemilik warabala-nya, PT Fastfood Indonesia, terdaftar secara publik di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 1993.

2.2 Pengertian Antrian

Antrian atau dalam bahasa inggris disebut queuing merupakan hal yang sering
kita jumpai. Menurut P. Siagian (1987) antrian merupakan suatu garis untuk
menunggu yang dibuat untuk konsumen yang membutuhkan layanan dari fasilitas
yang disediakan oleh penyedia jasa. Antrian terbentuk karena konsumen yang
datang melebihi tingkat pelayanan dari suatu fasilitas. Jika waktu antar kedatangan
telah diketahui, maka akan memungkingkan untuk membuat suatu jadwal
kemampuan fasilitas. Hal ini tentu saja akan memberikan keuntungan kepada
pelanggan, karena mereka dapat menggunakan waktu tunggunya untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka yang lain (P. Siagian, 1987).

2.3 Pengertian Teori Antrian

Antrian (waiting line) adalah satu atau lebih customers atau klien yang
menunggu dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan (Krajewski et Al.,
2010). Menurut Siagian, antrian adalah suatu garis tunggu dari pelanggan yang
memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan (Hamdani, 2016). Bisa
disimpulkan bahwa antrian adalah pola garis yang dibentuk oleh satu atau lebih
konsumen yang memerlukan barang atau jasa dari satu atau lebih fasilitas yang
disediakan oleh produsen. (Menurut Heizer et al, 2014), teori antrian (queuing
theory) adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang merupakan sebuah
bagian penting operasi dan juga alat-alat yang sangat berharga bagi manajer operasi
untuk menentukan strategi. Teori antrian memiliki tujuan untuk mendesain sistem
antrian yang dapat dibuat oleh organisasi untuk bekerja secara optimal berdasarkan
beberapa kriteria, salah satunya untuk memaksimumkan keuntungan dengan
meminimumkan biaya (Pasternack, 2002).

2.4 Karakteristik Antrian

Sumber karakteristik yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah


sistem pelayanan memiliki tiga komponen karakteristik dalam sistem antrian yaitu
sebagai berikut:

1. Karakteristik Kedatangan
Karakteristik kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki
karakteristik yaitu ukuran populasi, perilaku kedatangan, pola kedatangan
yang dijelaskan sebagai berikut:
 Ukuran Populasi
Ukuran populasi yaitu sumber konsumen atau sumber kedatangan dalam
sistem antrian. Ukuran populasi terdiri dari Populasi yang tidak terbatas
adalah jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu
hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial dan Populasi
yang terbatas adalah sebuah antrian ketika ada pengguna pelayanan yang
potensial dengan jumlah terbatas.
 Perilaku Kedatangan
Perilaku kedatangan adalah perilaku konsumen yang berbeda-beda dalam
memperoleh pelayanan. Perilaku kedatangan terdiri dari Pelanggan yang
sabar adalah mesin atau orang-orang yang menunggu dalam antrian hingga
dilayani dan tidak berpindah dalam garis antrian, Pelanggan yang menolak
tidak mau bergabung dalam antrian karena merasa terlalu lama waktu yang
dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan Pelanggan yang
membelot adalah pelanggan yang berada dalam antrian akan tetapi menjadi
tidak sabar dan meninggalkan antrian tanpa melengkapi transaksi mereka.
 Pola Kedatangan
Pola Kedatangan adalah menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan
dalam memasuki sistem. Pola kedatangan terdiri dari Constant arrival
distribution adalah pelanggan yang datang setiap periode tertentu sedangkan
Arrival pattern random adalah pelanggan yang datang secara acak.
2. Disiplin Antrian Disiplin antrian merupakan aturan antrian yang terdapat
pada peraturan pelanggan yang ada di dalam barisan untuk menerima
pelayanan yang terdiri dari:
 First Come First Serve (FCFS) yaitu disiplin antrian yang digunakan di
beberapa tempat dimana pelanggan yang datang pertama akan dilayani
terlebih dahulu. Contoh: bioskop, bank, dan lainlainya.
 Last Come First Serve (LCFS) yaitu disiplin antrian dimana pelanggan yang
terakhir datang mendapatkan pelayanan lebih dahulu. Contoh: sistem
antrian dalam elevator (lift) untuk lantai yang sama dan pembongkaran
barang dari truk.
 Shortest Operation Times (SOT) yaitu sistem pelayanan dimana pelanggan
yang membutuhkan waktu pelayanan tersingkat mendapatkan pelayanan
pertama. Contoh: Unit Gawat Darurat (UGD).
 Service in Random Order (SIRO) yaitu sistem pelayanan dimana pelanggan
mungkin akan dilayani secara acak (random), tidak peduli siapa yang lebih
dahulu tiba untuk dilayani. Contoh: Arisan, Pencabutan Hadiah Undian.
3. Fasilitas Pelayanan Komponen ketiga dari setiap sistem antrian adalah
karateristik pelayanan. Dua hal penting dalam karateristik pelayanan adalah
sebagai berikut:
Desain sistem pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah
saluran yang ada (sebagai contoh jumlah kasir) dan jumlah tahapan (sebagai
contoh jumlah pemberhentian yang harus dibuat). Desain sistem pelayanan
dapat digolongkan menjadi 4 yaitu: Single Channel Single Phase, Single
Channel Multi Phase, Multi Channel Single Phase, dan Multi Channel
Multi Phase.
 Single Channel – Single Phase
Single Channel-Single Phase berarti hanya ada satu jalur yang memasuki
system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti
hanya ada satu pelayanan.
 Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang
dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh :
pencucian mobil.

 Multi Channel – Single Phase


Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua
atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh
model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.

 Multi Channel – Multi Phase


Sistem Multi Channel – Multi Phase sebagai contoh, herregistrasi para
mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai
dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap
sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap
tahapnya (Subagyo, 2000).
DAFTAR PUSTAKA

[1] Agyei, Wallace., C.A Darko., & F. Odilon. (2015). Modeling and analysis of
queuing systems in banks: (A case study of Ghana Commercial Bank Ltd. Kumasi
Main Branch). International Journal of Scientific & Technology Research, 4(7),
160-163.

[2] Hamdani. 2016. Good Corporate Governance (Tinjauan Etika dalam Praktik
Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

[3] Hanum, T.S., Dewi, A.P., & Erwin. (2014). Hubungan antara pengetahuan dan
kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan status gizi pada remaja. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan, 9(1), 751-759.

[4] Heizer dan Render. 2014. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

[5] Herjanto, E. (2009). Sains Manajemen Analisis Kualitatif untuk Pengambilan


Keputusan. Jakarta: Grasindo.

[6] Heryanti Evi, (2009). Kebiasaan makanan cepat saji (fast food modern),
aktivitas fisik dan faktor lainnya dengan status gizi pada mahasiswa penghuni
asrama. UI. Depok.

[7] Krajewski et al. 2010. Operation Management: Processes and Supply Chains,
Ninth Edition, Pearson Prentice Hall Inc. USA.

[8] Melinda, I.D., Marpaung, S.T, & Liquiddanu, E. (2018). Analisis sistem antrian
restoran cepat saji McDonald’s dengan menggunakan simulasi Arena. Seminar dan
Konferensi Nasional IDEC, Surakarta, 7-8 Mei 2018.

[9] Ratnasari, S., Rahadian, N., & Liquidannu, E. (2018). Pemodelan dan simulasi
sistem antrian pelayanan konsumen gerai MCD Solo Grand Mall dengan Arena.
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, Surakarta, 7-8 Mei 2018.

[10] Siagian, P. 1987. Penelitian Operasional : Teori dan Praktek. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.

[11] Subagyo, Drs. Pangestu (2000). Manajemen Operasi. Edisi pertama.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
[12] Pasternack, Daniel & M. Rosenberg. 2002. The Impact of Stock Option
Incentives On Investment and Firm Value.

[13] Wahyudi, G.V., Sinulingga, S., & Firdaus, F. (2012). Perancangan sistem
simulasi antrian kendaraan bermotor pada stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU Besar) menggunakan metode distribusi eksponensial, Studi kasus SPBU
Sunset Road. Jurnal Elektronik Ilmu Komputer, 1(2), 104-183.

Anda mungkin juga menyukai