Anda di halaman 1dari 3

RESUME MANAJEMEN FARMASI

TEORI 9

Nama: Destira Fitriliani A


NIM: P17335120021
Kelas: 2A

Penjualan bebas merupakan penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya tanpa resep
dari dokter seperti obat OTC (Over the Counter). Prosedur penjualan bebas yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

1. Petugas membantu pasien dalam mencari barang di swalayan farmasi sesuai kebutuhan
dan mengiformasikan harga barang tersebut sesuai dengan harga yang tertera pada
computer.
2. Pembayaran dilakukan setelah petugas memasukkan nama dan jumlah barang yang
dientry dikomputer setelah disetujui pasien, serta membuat bukti penyerahan nota
penjualan bebas.
3. Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas diserahkan kepada pembeli. Bukti
penjualan obat bebas dikumpulkan dan diurutkan berdasarkan nomor dan dicatat di
laporan penjualan harian.

Istilah-istilah pada pelayanan kefarmasian:

- Resep: permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan hewan kepada apoteker dalam
bentuk kertas atau elektronik untuk menyediakan sediaan farmasi atau alat kesehatan
(Permenkes No.9 Th 2017 tentang apotek).
- Sediaan farmasi: obat, bahan obat, tradisional, dan komestika.
- Obat bebas: lingkaran hitam berdasarkan hijau, dan obat ini dapat dibeli dimana saja.
- Obat bebas terbatas: lingkaran hitam berdasarkan biru, dapat dibeli tanpa resep dokter
namun hanya terdapat di took obat, apotek, atau rumah sakit. Pada obat bebas terbatas
(OBT) harus tertera peringatan yang berupa tulisan dalama kotak berwarna hitam.
Berikut merupakan peringatan:
a. P1: Awas!Obat Keras!Baca Aturan Pakainya.
b. P2: Awas!Obat Keras!Hanya untuk Kumur. Jangan ditelan.
c. P3:Awas!Obat Keras!Hanya untuk bagian luar badan.
d. P4:Awas!Obat Keras!Hanya untuk dibakar.
e. P5:Awas!Obat Keras!Tidak boleh ditelan.
f. P6:Awas!Obat Keras!Obat Wasir. Tidak ditelan.

Penjualan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap pasien yang langsung datang ke
apotek untuk menebus obat yang dibutuhkan dan dibayar secara tunai. Resep kredit merupakan
resep ayng ditulis oleh dokter yang bertugas pada suatu instansi atau perusahaan untuk pasien
dari instansi yang telah mengadakan kerja sama dengan apotek yang sering disebut dengan
Ikatan Kerja Sama (IKS), pembayaran dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
perjanjian yang telah disepakati bersama.

Beban usaha merupakan beban-beban yang secara langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan aktivitas uusaha produk pokok perusahaan. Yang termasuk beban usaha
yaitu:

1. Harga pokok penjualan= HPP= COGS


2. Biaya penjualan= gaji pegawai, beban iklan= Fixed Cost
3. Biaya Administrasi= beban perlengkapan kantor, beban penyusutan Gedung, bebas
peralatan kantor.
4. Biaya luar usaha= beban yang timbul dari aktivitas diluar usaha pokok perusahaan,
misalnya penjualan aktivitas tetap dan beban bunga.

Berikut ini cara menentukan harga obat, yaitu:

1. HNA adalah harga netto apotek, harga bersih dari suatu produk. HNA bisa diartikan
sebagai harga awal suatu produk yang didapatkan saat pembeliaan dari distributor atau
yang lainnya, dari PBF atau pabriknya.
2. PPN 10% adlaah pajak pertambahan yang wajib dikeluarkan dan dibayarkan ke kantor
pajak, PPN dikenakan mulai dari proses transaksi dari produsen sampai ke konsumen.
3. Mark UP adalah persen keuntungan yang didapatkan dari menjual produk. Mark up dapat
disebut juga margin. Margin pada tiap apotek berbeda-beda, ada yang menetapkan laba
kotor 20% dan ada yang menetapkan laba kotor 25%.
4. HJA adalah harga yang diberikan oleh apotek ke pembeli dan tentunya telah
diperhitungkan.

Penentuan harga obat, sebagaimana dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti, biaya bahan
baku, biaya operasional, biaya marketing dan promosi, biaya distribusi, dan biaya lainnya. Dan
ada juga beberapa faktor lain, seperti:

1. Harga produk sejenis yang sudah ada dipasaran.


2. Tingkat kompetisi pasar.
3. Besarnya biaya produksi yang diperlukan.
4. Besarnya modal yang dikeluarkan.
5. Besarnya laba yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai