Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN FARMASI DAN AKUNTANSI

MENGKAJI DAN MENGHITUNG HARGA


OBAT

Dosen pengampu : Apt.Erniza Pratiwi M,Farm

KELOMPOK 2
DEVI SEPTIANI 1900007
JANATUL ULPA SINTA 1900018
NURMALAIKA AYUNI NPUTRI 1900032
RIZSARI NINGSIH 1900040
VAYLIA ANTASYA 1900046
YOLI YUNDRI 1900049
SUB POKOK:
1. PENETAPAN HARGA OBAT (RESEP DAN OTC)
2. PENJUALAN OBAT TUNAI
3. PENJUALAN OBAT DENGAN RESEP KREDIT
4. FAKTOR - FAKTOR PENENTU HARGA OBAT
5. KLASIFIKASI BEBAN USAHA
6. MENGALOKASIKAN BIAYA TAK LANGSUNG
7. FAKTOR FAKTOR NON BIAYA YANG
MEMPENGARUHI HARGA
8. METODE PERHITUNGAN HARGA OBAT (METODE
KENAIKAN HARGA, METODE BIAYA
PELAYANAN PROFESIONAL, METODE SKLA
GESER)
1. PENETAPAN HARGA OBAT
Harga jual diapotek umumnya berbeda antara
apotek satu dengan yang lain dalam hal mengambil
keuntungan. Tapi umumnya tetap berpedoman
pada Garha Enceran Tertinggi (HET) yaitu Harga
Netto Apotek + PPN 10% + keuntungan (maksimal
30%).
Harga Netto Apotek yaitu harga yang diperoleh
dari distributor obat/Pedagang Besar Farmasi.
PENETAPAN HARGA OBAT RESEP
1. Harga jual obat (tanpa diskon)
 HJA = (HNA + PPN 10%) + 30%
2. Harga jual obat (dengan diskon)
 Diskon  5% HJA = (HNA + PPN 10%) + 30% (diskon
diabaikan)
 Diskon 6%-10% HJA = (HNA + PPN 10%) + 25%
 Diskon 11%-15% HJA = (HNA + PPN 10%) + 20%
3. Tuslagh resep puyer dan kapsul
 Puyer/kapsul < 10 Rp. 3000,-
 Puyer/Kapsul 11-30 Rp. 5000,-
 Puyer/Kapsul >30 Rp. 7000,-
4. Tuslagh non racikan Rp. 1000,-
2. PENJUALAN OBAT TUNAI
Penjualan obat tunai meliputi:
a. Penjualan obat resep tunai
Penjualan obat dengan resep tunai dilakukan
terhadap pasien yang langsung datang ke apotek
untuk menebus obat yang dibutuhkan dan dibayar
secara tunai
Caranya:
 Kasir atau petugas lain pada bagian penerimaan
resep menerima resep dari pasien, lalu memeriksa
kelengkapan dan keabsahan resep tersebut.
 Asisten apoteker akan memeriksa ada atau
tidaknya obat dalam persediaan. Bila obat yang
dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan
pemberian harga dan memberitahukannya kepada
pasien. Setelah pasien setuju segera dilakukan
pembayaran atas obat pada bagian kasir.
 Alamat dan nomor telepon pasien dicatat. Bila
obat hanya diambil sebagian maka petugas
membuat salinan resep untuk pengambilan
sisanya. Bagi pasien yang memerlukan kuitansi
maka dapat pula dibuatkan kuitansi.
Resep diberi nomor urut resep, selanjutnya
nomor resep tersebut diserahkan ke pasien
untuk mengambil obat pada bagian penyerahan
obat
Resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau
penyiapan obat. Asisten Apoteker pada bagian
peracikan atau penyiapan obat akan meracik
atau menyiapkan obat sesuai dengan resep.
Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi
etiket dan dikemas.
Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan
kembali meliputi nomor resep, nama pasien,
kebenaran obat, jumlah dan etiketnya. Juga
dilakukan pemeriksaan salinan resep sesuai
resep aslinya serta kebenaran kuitansi
 Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor
resep lalu pasien diberi informasi tentang cara
pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan
pasien.
 Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut
dan tanggal resep dan disimpan sekurang-kurangnya
tiga tahun.
 Pada setiap tahapannya, petugas apotek wajib
membubuhkan paraf atas apa saja yang dikerjakan
pada resep tersebut, jika terjadi sesuatu dapat
dipertanggung jawabkan atas pekerjaan yang
dilakukan.
b) Penjualan bebas
Penjualan bebas yang dimaksud adalah penjualan
obat dan perbekalan farmasi lainya yang dapat dibeli
tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (over the
counter) baik obat bebas maupun bebas terbatas.
Pelayanan penjualan obat dan alat kesehatan yang
di jual bebas di counter swalayan farmasi termasuk
kosmetika, dilakukan terhadap pasien yang
memerlukan obat dan alat kesehatan tanpa resep dari
dokter. Pada pelayanan obat OTC  pembayarannya di
lakukan secara tunai.
Prosedur penjualan bebas yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
Petugas membantu pasien dalam mencari
barang di swalayan farmasi sesuai kebutuhan
dan menginformasikan harga barang tersebut
sesuai dengan harga yang tertera di KIS .
Pembayaran dilakukan setelah petugas
memasukkan nama dan jumlah barang yang
dientry dikomputer setelah disetujui pasien,
serta membuat bukti penyerahan nota penjualan
bebas.
 Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas
diserahkan kepada pembeli. Bukti penjualan obat
bebas dikumpulkan dan diurutkan berdasarkan
nomor dan dicatat di laporan penjualan harian.
 Pelayanan UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
Pasien datang dengan keluhan. Apoteker atau
Asisten Apoteker kemudian membantu pasien
memilih obat-obatan yang sesuai. Peran Apoteker
dalam UPDS ialah dapat memberi rekomendasi
dan informasi yang tepat sesuai keluhan pasien.
3. PENJUALAN OBAT DENGAN
RESEP KREDIT
Resep kredit adalah resep yang ditulis dokter
yang bertugas pada suatu ionstansi atau
perusaan untuk pasien dari instansi yang telah
mengadakan kerja sama dengan apotelk yang
sering disebut ikatan kerja sama (IKS)
Pembayaran dilakukan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian yang telah
disepakati bersama
Apotek berkerja sama dengan beberapa
instansi seperti asles,PT. Jamsostek, PLN
 Perbedaan utama pelayanan resep tunai dengan
pelayanan resep kredit ialah pada pelayanan resep
kredit, setelah diperiksa keabsahanya dan
kelengkapan resep tidaak dilakukan penetapan
harga tetapi langsung diberi no urut dan obat
disiapkan sementara pembayaran tidak dilakukan
pasien tetapi instansi yang bekerjasa dengan
apotek dalam jangka waktu yang ditetapkan secara
tertulis di IKS.
4. FAKTOR - FAKTOR PENENTU
HARGA OBAT
Biaya
Permintaan
Persaingan
Pengalaman
Persepsi pelanggan
lokasi usaha
Tujuan penetapan
Harga
5. KLASIFIKASI BEBAN USAHA
 Harga Pokok Penjualan
 Beban Penjualan : gaji pegawai, beban iklan
 Beban Administrasi :beban perlengkapan
kantor, beban penyusutan gedung, beban
peralatan kantor.
6. MENGALOKASIKAN BIAYA TAK
LANGSUNG
Biaya tidak langsung adalah biaya yang digunakan
secara tidak lansung demi kelancaran proses
produksi(pelayanan ).
Contoh:biaya alat tulis,biaya transportasi dan
administrasi
 Dalam metode ini,salah satu departemen jasa akan
dipilih untuk dialokasikan seluruh biayanya ke
departemen jasa yang lain dan ke departemen
operasi. Pemilihan departemen jasa yang pertama
kali dipilih untuk dialokasikan didasarkan pada yang
memberikan jasa lebih besar kedepartemen lainya.
7. FAKTOR FAKTOR NON BIAYA YANG
MEMPENGARUHI HARGA
 Permintaan terhadap barang atau jasa
bertambah, sedang jumlah barang atau jasa
terbatas.
 Pandangan masa depan dari produsen atau
konsumen.
 Produsen mengetahui selera konsumen.
 Penawaran terhadap barang atau jasa
bertambah, sedangkan daya beli konsumen tetap
atau berkurang.
8. METODE PERHITUNGAN HARGA OBAT
(METODE KENAIKAN HARGA, METODE BIAYA
PELAYANAN PROFESIONAL, METODE SKLA
GESER)
Ada tiga metode umum yang digunakan dalam perhitungan harga
obat :

A. Metode kenaikan harga


sistem markup/kenaikan secara otomatis menyesuaikan harga untuk
mencocokkan perubahan dalam biaya obat, bila harga obat meningkat,
pendapatan meningkat secara proporsional. Hal ini dapat melindungi
apotik dari penurunan presentase laba kotor pada masa-masa inflasi.
Cara ini ada kerugiannya yaitu dikesankan oleh
pasien/pelanggannya untuk obat-obat yang harganya mahal akan terasa
sekali kenaikannya, kemungkinan pasien akan membandingkan atau
membeli ditempat lain.
LANJUTAN
Setelah ditentukan faktor jualnya obat – obat
sesuai kelompoknya maka apabila ada kenaikan
harga obat dari pabriknya dapat segera
dikalkulasikan sesuai dengan persentase kenaikan
harga masing – masing obat tersebut ( harga obat
dan marjin laba meningkat secara proporsional)
B. Metode biaya pelayanan profesional
Nilai yang telah ditentukan yang ditambahkan
pada biaya obat untuk menentukan harga resep
obat. Kerugian sistem ini dapat menimbulkan
penurunan margin lab kotor selama masa inflasi.
Kerugian yang terkait adalah bahwa biaya
pelayanan profesional mengabaikan biaya
penyimpanan.
LANJUTAN
Biaya pelayanan professional adalah nilai yang
telah ditentukan yang ditambahkan pada biaya obat
untuk menentukan harga resep. Biaya pelayanan
profisional ditetapkan pada suatu tingkat yang
cukup untuk dimasukkan kedalam biaya
pelayanana obat apotek dan laba bersih.
C.  Metode skala geser
Mengatasi kedua kerugian tersebut dengan
presentase kenaikan yang tidak tetap/biaya
pelayanan profesional/untuk menghitung harga
resep obat.
Kerugian utama metode kenaikan harga adalah
dengan mensubsidi obat biaya rendah denga obat
biaya mahal, yang kemungkinan lebih mahal dari
pesaing. Selain itu metode ini mengabaikan biaya
yang lebih tinggi pada penjualan persediaan obat
berkaitan dengan obat yang lebih mahal.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT 

Anda mungkin juga menyukai