KELOMPOK 2 (D3-IVA):
ABDUL WAHAB (1700001)
FRANS TIMANTA GINTING (1700014)
HADIAN SIREGAR (1700015)
HAVIZ ARFANSYAH (1700018)
REZA FAHLEVI (1700031)
Penjualan bebas yang dimaksud adalah penjualan
obat dan perbekalan farmasi lainya yang dapat dibeli
tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (over the
counter) baik obat bebas maupun bebas terbatas.
Penetapan harga Pelayanan penjualan obat dan alat kesehatan yang di jual
obat bebas bebas dicounter swalayan farmasi termasuk
kosmetika, dilakukan terhadap pasien yang memerlukan
obat dan alat kesehatan tanpa resep dari dokter. Pada
pelayanan obat OTC pembayarannya di lakukan secara
tunai.
Alur penentuan harga obat
Harga pokok
produksi
Penjualan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap pasien yang langsung datang ke apotek untuk menebus obat
yang dibutuhkan dan dibayar secara tunai adalah sebagai berikut :
1) Kasir atau petugas lain pada bagian penerimaan resep menerima resep dari pasien, lalu memeriksa
kelengkapan dan keabsahan resep tersebut.
2) Asisten apoteker akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan. 3) Resep diberi nomor urut
resep, selanjutnya nomor resep tersebut diserahkan ke pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan obat.
4) Resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau penyiapan obat. Asisten Apoteker pada bagian peracikan atau
penyiapan obat akan meracik atau menyiapkan obat sesuai dengan resep.
5) Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
6) Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor resep, nama pasien, kebenaran obat,
jumlah dan etiketnya. Juga dilakukan pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya serta kebenaran kuitansi.
7) Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep lalu pasien diberi informasi tentang cara pemakaian
obat dan informasi lain yang diperlukan pasien.
8) Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep dan disimpan sekurang-kurangnya
tiga tahun.
Resep kredit adalah resep yang ditulis dokter yang
bertugas pada suatu instansi atau perusahaan untuk
pasien dari instansi yang telah mengadakan kerja sama
dengan apotek yang sering disebut Ikatan Kerja Sama
(IKS), pembayaran dilakukan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
bersama. Apotek bekerja sama dengan beberapa instalasi
seperti Askes, PT. Jamsostek,PLN.
Perbedaan utama antara pelayanan resep tunai dengan kredit ialah
pada pelayanan resep kredit, setelah resep diperiksa keabsahan dan
kelengkapan resep, tidak dilakukan penetapan harga tetapi langsung
diberi nomor urut dan obat disiapkan sementara pembayarannya tidak
dilakukan pasien tetapi dibayarkan oleh instansi yang bekerja sama
dengan apotek pada jangka waktu yang ditetapkan secara tertulis dalam
Ikatan Kerja Sama. Untuk pelayanan resep kredit, setiap transaksi akan
didata dan direkap untuk diklaim setiap bulannya kepada instalasi yang
bersangkutan. Pada pelayanan resep kredit, harga obat disepakati oleh
kedua belah pihak, yaitu dari apotek dan instansi yang memberikan
jaminan kesehatan. Selain itu, produk obat dan jumlah yang diberikan
ditentukan oleh instansi tersebut.
Penentuan harga obat, sebagaimana
“komoditas” yang lain, juga sangat
dipengaruhi beberapa hal, antara lain :
Biaya Bahan Baku (bahan baku/zat
aktif, bahan/zat tambahan dan bahan
pengemas)
Biaya Operasional (operational cost)
Biaya Marketing dan Promosi
Biaya Distribusi
Biaya Lain-lain (Umum, Penyusutan, Pajak,
dan lain-lain).
Adapun faktor lain penentu harga obat
yaitu:
1. Harga produk sejenis yang sudah ada
di pasaran
FAKTOR LAIN 2.Tingkat kompetisi pasar
PENENTUAN HARGA 3.Besarnya biaya promosi yang
OBAT diperlukan
4.Besarnya modal yang dikeluarkan
(apalagi kalau untuk membuat obat tadi
harus invest alat/mesin baru)
5.Besarnya laba/margin yang diinginkan.
Beban usaha adalah beban-beban yang
secara langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan aktivitas usaha pokok
perusahaan. Yang termasuk Beban Usaha :