Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

MAKALAH PANCASILA

Disusun Oleh :

NAMA : FERY RISDIANA


NIM : 11.01.2887
KELAS : 11-D3TI-02
KELOMPOK :B
DOSEN : IRTON, SE.,M.Si

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA


2011
PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

MAKALAH PANCASILA

Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila

Disusun Oleh :

NAMA : FERY RISDIANA


NIM : 11.01.2887
KELAS : 11-D3TI-02
KELOMPOK :B
DOSEN : IRTON, SE.,M.Si

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA


2011

i
ABSTRAK

Sebagai ideologi, Pancasila berperanan utama sebagai :


pandangan hidup bangsa,dasar Negara,tujuan nasional
(negara).Sebagai pandangan hidupbangsa, hakikat Pancasila
diwujudkan dalam
P-4 (yang saat ini dicabut oleh MPR hasil Sidang Istimewa
1998), yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Anggaran-Dasar
(AD) bagi masing-masing organisasi sosial-politik (seperti Ormas,
LSM, Parpol) dan Kode-Etik (KE) bagi masing-masing organisasi
profesi/keahlian (seperti IDI, PGRI, Ikahi) yang teknis-
operasionalnya berbentuk Anggaran-Rumah-Tangga (ART).
Sebagai dasar negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam
Batang Tubuh UUD 1945, yang lebih lanjut dilaksanakan dalam
bentuk Peraturan Perundang-undangan (Tap. MPR, UU, PP,
Keppres, Perda, dst.) yang teknisoperasionalnya berbentuk Surat-
Edaran (SE) berupa Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) atau Petunjuk
Teknis (Juknis).
Sebagai tujuan nasional bangsa, hakikat Pancasila
diwujudkan dalam Garis-garis Besar daripada Haluan Negara
(GBdHN) (seperti Propenas) yang lebih lanjut dilaksanakan dalam
bentuk Repetanas (seperti APBN) yang teknis operasionalnya
berupa Proyek (seperti DIP/DUK, DIK, DIKS).
Dengan demikian, hakikat pandangan hidup Pancasila
berbentuk pada norma moral bangsaIndonesia, hakikat dasar
negara Pancasila berbentuk pada norma hukum negaraIndonesia,
dan hakikat tujuan nasional/negara Pancasila berbentuk pada
norma politik (kebijakan) pembangunan nasionalIndonesia.

ii
Daftar Isi

Halaman Judul........................................................................................i
Abstrak...................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Pembatasan Masalah................................................................1

Bab II Pembahasan...............................................................................2

A. Pengertian Pancasila...............................................................2
1. Pengertian Secara Etimologis.............................................2
2. Pengertian Secara Historis..................................................3
3. Pengertian Secara Terminologis..........................................5
B. Landasan Pancasila.................................................................6
1. Landasan Historis................................................................6
2. Landasan Kultural...............................................................7
3. Landasan Yuridis.................................................................8
4. Landasan filosofis................................................................8
C. Tujuan Pancasila.....................................................................9
D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara.........................................9

Bab III Penutup...................................................................................12

A. Kesimpulan12
B. Saran......................................................................................12

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia dan jiwa seluruh


rakyat Indonesia yang membimbing bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang luhur dan memiliki kepribadian yang khas. Pancasila
berasal dari diri bangsa Indonesia itu sendiri sehingga Pancasila
tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, perlu
tindakan nyata dari rakyat Indonesia untuk menghayati dan
mengamalkan semua cita – cita mulia bangsa Indonesia yang sudah
tercantum dalam setiap sila Pancasila.

B. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan


dalam makalah ini, maka penulis akan membatasi pokok bahasan
yang akan dibahas, yaitu :

1. Landasan pendidikan Pancasila, serta tujuan pendidikan


Pancasila.
2. Pancasila sebagai ideologi negara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA
Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah
memiliki
pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar
negara,pandangan hidup bangsa, ideologi negara dan sebagai
kepribadian bangsabahkan dalam proses terjadinya, terdapat
berbagai macam terminologi yangharus kita deskripsikan secara
obyektif. Oleh karena itu untuk memahamiPancasila secara
kronologis baik menyangkut rumusannya maupunperistilahannya
maka pengertian Pancasila meliputi :
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut
Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila
memiliki duamacam arti secara leksikal, yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas, dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah
Pancasyila yang memilikiarti secara harfiah dasar yang memiliki
lima unsur.Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan
Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk
mencapai nirwana denganmelalui samadhi dan setiap golongan
mempunyai kewajiban moral yangberbeda. Ajaran moral tersebut
adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five
moral principle)yang harus ditaati, meliputi larangan membunuh,
mencuri, berzina, berdusta danlarangan minum-minuman keras.
Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan
India masukke Indonesia sehingga ajaran Pancasyiila masuk
kepustakaan Jawa terutamajaman Majapahit yaitu dalam buku syair
pujian Negara Kertagama karanganEmpu Prapanca disebutkan raja
menjalankan dengan setia ke lima pantangan(Pancasila). Setelah
Majapahit runtuh dan agama Islam tersebar, sisa-sisapengaruh
ajaran moral Budha (Pancasila) masih dikenal masyarakat Jawa
yaitulima larangan (mo limo/M5) : mateni (membunuh), maling
(mencuri), madon(berzina), mabok (minuman keras/candu), main
(berjudi).
2. Pengertian Pancasila Secara Historis
Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara
yang akanditerapkan. Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara
yaitu M. Yamin,Soepomo dan Ir.Soekarno yang mengusulkan nama
dasar negara Indonesiadisebut Pancasila.
Tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk
pembukaannyayang didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip
sebagai dasar negara.Walaupun dalam Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah/kata Pancasila,namun yang dimaksudkan dasar
negara Indonesia adalah disebut denganPancasila. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam
rangkapembentukan rumusan dasar negara yang secara spontan
diterima oleh pesertasidang BPUPKI secara bulat. Secara historis
proses perumusan Pancasilaadalah :
a. Mr. Muhammad Yamin
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin
berpidatomengusulkan lima asas dasar negara sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara
tertulismengenai rancangan UUD RI yang di dalamnya tercantum
rumusan lima asasdasar negara sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Mr. Soepomo
Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Soepomo
mengusulkan limadasar negara sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan bathin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
c. Ir. Soekarno
Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
mengusulkandasar negara yang disebut dengan nama Pancasila
secara lisan/tanpa tekssebagai berikut :
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Selanjutnya beliau mengusulkan kelima sila dapat diperas
menjadi TriSila yaitu Sosio Nasional (Nasionalisme dan
Internasionalisme), SosioDemokrasi (Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat), Ketuhanan yang MahaEsa. Adapun Tri Sila
masih diperas lagi menjadi Eka Sila yang intinya adalah“gotong
royong”.
d. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan sidang oleh 9 anggota
BPUPKI(Panitia Sembilan) yang menghasilkan “Piagam Jakarta” dan
didalamnya termuatPancasila dengan rumusan sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan sya,riat Islam
bagi pemeluk – pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adila dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18
Agustus 1945oleh PPKI tercantum rumusan Pancasila sebagai
berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam


Pembukaan UUD1945 inilah yang secara konstitusional sah dan
benar sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Namun dalam
sejarah ketatanegaraan Indonesia dalamupaya bangsa Indonesia
mempertahankan proklamasi dan eksistensinya,terdapat pula
rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut :

a. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (29 Desember – 17


Agustus
1950) :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
b. Dalam UUD Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
c. Dalam kalangan masyarakat luas
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
Dari berbagai macam rumusan Pancasila, yang sah dan benar
adalahrumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 sesuai denganKetetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000.

B. LANDASAN PANCASILA
1. LANDASAN HISTORIS
Bangsa Indonesia terbentuk karena melalui suatu proses
sejarahyang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai datangnya bangsa asing menjajah sa kita. Setelah
melalui proses sejarah yang cukup panjang dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia akhirnya menemukan jati dirinya, yang
didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa Indonesia
yang berbeda dengan bangsa lain. Kemudian para pendiri Negara
merumuskannya dalam suatu rumusan yang sederhana tapi
mendalam yang meliputi lima prinsip ( lima sila ) yang kemudian
diberinama Pancasila.
Jadi, secara historis bahwa nilai – nilai yang terkandung
dalam setiap sila pancasila sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelum
sirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sehingga asal nilai
– nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri, dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis
pancasila.
Atas dasar itulah maka generasi penerus bangsa terutama
kalangan intelektual kampus harus mengkaji, memahami dan
mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada
gilirannya akan memiliki kesadaran dan wawasan kebangsaan yang
kuat berdasarkan nilai – nilai yang dimilikinya sendiri. Materi inilah
yang berdasarkan kurikulum internasional disebut civic education,
yaitu mata kuliah yang membahas tentang nasional philosopy
bangsa Indonesia.
2. LANDASAN KULTURAL
Setiap bangsa didunia dalam hidup bermasyarakat memiliki
pandangan hidup, filsafat hidup, dan pegangan hidup yang berbeda
antara satu bangsa dengan bangsa lain. Negara komunisme dan
liberalisme melekatkan filsafat negaranya pada suatu konsep
ideology tertentu misalnya komunisme mendasarkan ideologinya
pada suatu konsep pemikiran Karl Marx.
Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya pada suatu asas cultural yang
sudah melekat dan dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai –
nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam nilai
pancasila bukanlah hanya suatu konseptual seseorang saja
melainkan suatu hsil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang
diangkat dari nilai kultural yang bangsa ini miliki, melalui preses
refleksi filosofis para pendiri Negara seperti Soekarno, M. Yamin, M.
Hatta, Soepomo serta para pendiri Negara lainnya.
3. LANDASAN YURIDIS
Landasan perkuliahan Pendidikan Pancasila diperguruan
tinggi tertuang dalam undang – undang no. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa system
pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Hal ini mengandung
makna bahwa secara material bahwa pancasila merupakan sumbar
hokum pendidikan nasional.
Meskipun secara eksplisit nama mata kuliah tidak disebutkan
dalam undang – undang Sisdiknas, namun mata kuliah pancasila
adlah mata kuliah yang mendidik warga Negara akan dasar filsafat
negaranya, nilai – nilai kebangsaan serta nilai kecintaan terhadap
tanah air yang dalam kurikulum internasional disebut sebagai civic
education, citizenship education.
Dalam Sk Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan
bahwa Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai – nilai dasar pancasila, nilai kebangsaan
dan cinta tanah air dalkam menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Jadi, berdasarkan ketentuan tersebut
maka materi pendidikan pancasila wajib diberikan diperguruan
tinggi.
4. LANDASAN FILOSOFIS
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan
Negara adalh sebagai bangsa yang berketuhanan dan
berkemanusiaan, hal ini berdasarkan fakta obyektif bahwa manusia
adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara
adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat
( merupakan unsur pokok Negara ), sehingga secara filosofis Negara
berpersatuan dan berkerakyaan. Konsekuansinya rakyat adalah
merupakan dasar antologis demokrasi, karena rakyat merupakan
asal mula kekuasaan Negara.
Atas dasar itulah maka pancasila merupakan dasar filsafat
Negara. Maka sudah menjadi keharusan bahwa pancasila
merupakan sumber nilai dalam melaksanakan kenegaraan, baik
dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hokum, social
budaya, maupun pertahanan dan keamanan.

C. TUJUAN PANCASILA
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta
didik yang berperilaku :
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung
jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara – cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan – perubahan dan perkembangan ilimu
pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai nilai sejarahdan nilai –
nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


Pengertian Ideologi, Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden
yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan,
gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan
demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah
pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat
dirumuskan sebagai komplek engetahuan dan nilai secara keseluruhan
menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang
dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa
yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah:
Aterm used for any group of ideas concerning various political and
aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam
masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi
suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan
oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-
definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha
pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian
sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara
sistematis radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan
rangkaian kalimat yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna
bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup
dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu negara
Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu
kemudian diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta
sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat.
Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke
empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa
atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu
rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum,
dasar moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan
masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.
Pancasila sebagai Dasar Negara, maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat
imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus
tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum
yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila
sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu
pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia
Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak
melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan
Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak
disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, dapat


disimpulkan bahwa Pendidikan Pancasila sangat penting diajarkan
kepada para pelajar agar para pelajar mengerti dan memiliki
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan
Pendidikan Pancasila bukan hanya sebuah materi dalam ilmu
pendidikan saja akan tetapi sebuah pembuktian tentang bagaimana
bangsa Indonesia terbentuk dan apa saja perangkat – perangkat
sebuah Negara.

B. SARAN
Dengan adanya penjelasan tentang Pendidikan Pancasila ini
diharapkan setiap warga Indonesia bias mengaplikasikan dan
mengamalkan semua yang tercantum dalam sila – sila pancasila
dalam kehidupan sehari – harinya. Bukan hanya mengerti tetapi
juga menghayati dan mengamalkannya. Bukan hanya rakyat saja
yang perlu mengaplikasikan setiap sila – sila pancasila, tetapi setiap
warga Negara Indonesia termasuk para anggota pemerintahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.freeskripsi.com/search/makalah-tentang-pendidikan
2. http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/2008/10/12/ideologi-
di-asia
3. Bakry, Noor Ms.1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta
: Liberty

4. Dipoyudo, Kirdi.1979. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta


: Centre for Strategic and International Studies
iii

Anda mungkin juga menyukai