MATEMATIKA
LIMIT
Bentuk Umum Fungsi Aljabar
Limit suatu fungsi terdiri dari f(x), batas x untuk dimasukkan ke dalam fungsi. Bentuk umum
dari limit fungsi aljabar ditunjukkan pada gambar 1.
Sumber: https://rumushitung.com
Limit fungsi aljabar terdiri dari jenis bagian yaitu nilai x mendekati satu titik dan nilai x
mendekati tak berhingga (∞). Cara penyelesaian nilai x mendekati berhingga adalah dengan
substitusi, pemfaktoran, dan dikalikan dengan sekawannya. Sedangkan untuk limit
fungsi aljabar di mana x mendekati tak berhingga penyelesainnya yaitu dengan dibagi
variabel pangkat tertinggi dan dikalikan sekawan akarnya. Hasil perhitungan dari limit
fungsi aljabar tidak boleh 0/0 karena nilainya tidak akan terdefinisi.
Tahapan pertama untuk menyelesaikan suatu limit di satu titik (nilai berhingga) adalah
substitusi langsung. Jika dari hasil substitusi langsung tidak diperoleh nilai dengan bentuk tak
tentu seperti di bawah ini, maka nilai tersebut adalah menunjukan nilai dari limit yang
bersangkutan.
Contoh soal:
2. Strategi Faktorisasi
Apabila hasil substitusi langsung diperoleh nilai bentuk tak tentu, maka kita harus
memfaktorkannya sehingga bentuknya menjadi bukan bentuk tak tentu, kemudian kita
lanjutkan menggunakan strategi substitusi langsung sehingga diperoleh hasilnya.
Contoh soal:
Strategi mengalikan dengan bentuk sekawan dilakukan pada limit berbentuk irasional. Hal
ini dilakukan jika sebelumnya kita menggunakan strategi substitusi langsung dan strategi
faktorisasi, hasil keduanya adalah bentuk tak tentu. Setelah perkalian itu disederhanakan,
maka kita menggunakan strategi substitusi langsung lagi, sehingga diperoleh hasilnya.
Contoh soal:
Apabila solusi limit bentuk irasional dengan menggunakan strategi substitusi langsung
menghasilkan bentuk tak tentu, maka langkah selanjutnya kita menggunakan strategi
mengalikan dengan bentuk sekawan, kemudian dilanjutkan dengan strategi membagi dengan
pangkat tertinggi. Jika nilai f(x) dan g(x) adalah fungsi-fungsi irasional, maka
Dalam penyelesaian limit fungsi aljabar untuk x di satu titik atau x mendekati tak hingga
terdapat cara mudah dan singkat dalam proses penyelesainnya, yaitu dengan solusi Quipper
atau SUPER. SUPER untuk proses penyelesaian limit fungsi aljabar adalah sebagai berikut:
Untuk limit di x mendekati tak berhingga yaitu:
Ada langkah SUPER juga untuk menyelesaikan persoalan limit fungsi aljabar yaitu
menggunakan konsep turunan atau sering dikenal dengan nama teorema L’Hopital. Teorema
L’Hopital adalah sebagai berikut:
Teorema L’hopital. Teorema L’hopital adalah penyelesaian suatu limit menggunakan konsep
diferensial/turunan. Apabila dalam penyelesaian diferensial yang pertama masih
menghasilkan bentuk tak tentu, maka dilanjutkan dengan turunan kedua dan seterusnya
sehingga menghasilkan nilai yang pasti.
Contoh soal: Tentukan nilai dari limit berikut menggunakan teorema L’Hopital:
Jawabannya yang diperoleh menggunakan teorema L’hopital sama dengan cara substitusi
langsung, namun perbedaanya adalah hasil yang diperoleh lebih cepat.
Dalam penyelesaian, bentuk limit yang mengandung akar seperti di bawah ini:
Penyelesaian bentuk limit akan menghasilkan suatu nilai yang tak tentu 0/0. Apabila terdapat
bentuk soal di atas, kita harus memodifikasinya menggunakan konsep aturan L’Hopital
sehingga hasil modifikasi fungsi akar tersebut bentuknya akan menjadi seperti di bawah ini:
Latihan Soal
Bagaimana quipperian sudah mulai tidak sabar untuk mengerjakan soal selanjutnya? Berikut
ini beberapa contoh soal dari Quipper Video.
Cara penyelesaian:
2. Limit fungsi aljabar menggunakan SUPER dan pangkat tertinggi
Cara penyelesaian:
3. Limit Aljabar menggunakan SUPER dan perkalian sekawan
Cara penyelesaian:
4. Penyelesaian limit fungsi aljabar menggunakan SUPER dan perkalian
sekawan
Cara penyelesaian:
Bagaimana Quipperian sudah mulai memahami konsep dan penyelesaian tentang limit fungsi
aljabar? Apabila kamu ingin memahami konsep pelajaran-pelajaran lainnya baik itu
kurikulum KTSP, 2013, atau K-13 Revisi, langsung saja bergabung bersama Quipper Video.
Di sana kamu bisa belajar bareng tutor kece lewat video, rangkuman, dan latihan soal. Yuk,
buruan gabung!
Kenapa harus didekati? karena pada suatu fungsi biasanya tak terdefinisi pada
suatu titik tertentu. Meskipun suatu fungsi seringkali tidak terdefinisi untuk
titik tertentu, Akan tetapi masih bisa dicari tahu berapa nilai yang didekati oleh
fungsi tersebut apabila titik tertentu makin didekati yaitu dengan limit.
limit
Rumus Limit
Keterangan :
Jika n adalah bilangan bulat positif, k konstanta, f dan g ialah fungsi yang
mempunyai limit di c, maka sifat-sifat yang berlaku yaitu:
Macam-Macam Metode Limit Aljabar
metode subitusi
metode pemfaktoran
metode membagi dengan pangkat tertinggi penyebut
metode mengalikan dengan faktor sekawan
1. Metode Subsitusi
Contoh
Contoh :
Dengan kaitanya pada bentuk limit kedua ada beberapa metode dalam
menentukan nilai limit fungsi aljabar yaitu metode membagi dengan pangkat
tertinggi penyebut dan metode mengalikan dengan faktor sekawan
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh soal :
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menentukan nilai suatu limit
adalah dengan mensubtitusikan x = c ke f(x), hingga dalam kasus ini
substitusikan
x=4 ke
Setelah disubstitusikan ternyata nilai limit tidak terdefinisi atau merupakan
bentuk tak tentu
Maka itu untuk menentukan nilai suatu limit wajib menggunakan metode lain.
Jika diperhatikan, pada f (x) ada bentuk akar yaitu
hingga metode perkalian dengan akar sekawaran bisa dilakukan pada kasus
seperti ini.
Bentuk
No TEOREMA
1
2
3
4
6
7
8
9
Ada tiga metode dalam mengerjakan limit fungsi aljabar, yaitu:
1. Metode substitusi
Metode paling mudah dengan menentukan hasil suatu limit fungsi adalah
dengan mensubstitusi langsung nilai kedalam fungsi f(x). Syarat metode ini
adalah jika hasil substitusi tidak membentuk nilai “tak tentu”. Contoh:
2. Metode pemfaktoran
Jika pada metode substitusi menghasilkan suatu nilai bentuk tak tentu seperti:
Metode ini digunakan jika pada metode substitusi langsung menghasilkan nilai
limit yang irasional. Fungsi dikalikan dengan akar sekawannya agar bentuk limit
tersebut tidak irasional, sehingga bisa dilakukan kembali substitusi langsung
nilai . Contoh:
Jika n = genap
3
Jika n = ganjil
4 k adalah konstanta
6
7
8
9
10
11
Ada dua metode dalam mengerjakan limit fungsi aljabar bentuk tak berhingga:
Metode ini digunakan pada limit fungsi bentuk . Metode ini dapat
dikerjakan dengan membagi pembilang f(x) dan penyebut g(x) dengan
variabel xn berpangkat tertinggi yang ada dalam fungsi f(x) dan g(x).
Setelahnya, baru dapat disubstitusi dengan . Contoh:
Ada tiga bentuk umum dalam limit fungsi trigonometri, yaitu bentuk :
1. Bentuk
Pada bentuk ini, limit dari fungsi trigonometri f(x) merupakan hasil dari
substitusi nilai c ke dalam x dari trigonometri. Contoh :
2. Bentuk
3. Bentuk
Pada bentuk ini, limit diperoleh dari perbandingan antara trigonometri dan
fungsi aljabar. Jika disubstitusikan langsung akan menghaslikan bilangan tak
tentu. Pada bentuk ini dikerjakan dengan konsep turunan. Bentuk rumus dasar
limit ini adalah:
Pembahasan 1 :
Pembahasan 2:
Pembahasan 3 :
PENERAPAN LIMIT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Bidang Fisika
Konsep limit digunakan dalam berbagai macam bidang dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh, produksi maksimum dari mesin suatu pabrik,
dapat dikatakan merupakan limit untuk pencapain hasil. Pada prakteknya,
pencapaian tersebut tidak tepat, tapi mendekati sedekat dekatnya. Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah sadar bahwa semua yang kita
lakukan itu berkaitan dengan matematika. Misalnya seperti proses jual-beli
dan lain sebagainya yang erat hubungannya dengan perhitungan. Demikian
dengan limit fungsi, secara tidak sadar digunakan dalam bidang kedokteran.
Seseorang yang menderita rabun jauh akan memakai kacamata lensa cekung
agar dapat melihat dengan normal. Oleh karena itu, ia meminta bantuan
seorang dokter. Mula-mula dokter tersebut memeriksa dan menguji jarak
pandang pasien untuk mengetahui seberapa parah penyakitnya. Setelah itu,
dokter tersebut harus menentukan jarak fokus lensa cekung kacamata dari
pasien tersebut. Ternyata, jarak fokus lensa cekung tersebut dapat diperoleh
dengan rumus dengan
4. Bidang Ekonomi
Limit fungsi sering digunakan oleh pemerintah dalam menentukkan
pajak yang harus dibayar oleh masyarakat. Dalam bidang ekonomi, limit fungsi
juga sering digunakan dalam menghitung biaya rata-rata dan bunga.
Diferensial / Turunan
Turunan fungsi aljabar merupakan fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya,
sebagai contoh fungsi f menjadi f’ yang memiliki nilai tidak beraturan.
Pada dasarnya konsep turunan sering sekali kita pakai dalam kehidupan sehari-
hari.
Fungsi dari turunan sendiri yang sering kita ketahui merupakan menghitung
garis singgung pada suatu kurva atau fungsi dan kecepatan.
Tak hanya itu saja, konsep turunan ini juga sering dipakai dalam mencari laju
pertumbuhan organisme (biologi), keuntungan marjinal (ekonomi), kepadatan
kawat (fisika) serta laju pemissahan (kimia).
Seluruh fungsi tersebut pada dasarnya mempunyai konsep yang sama yakni
konsep turunan. Untuk lebih jelasnya, yuk simak baik-baik ulasan di bawah ini:
Pengertian
Pengertian Turunan
Turunan dan juga integral merupakan 2 buah fungsi penting yang ada di dalam
kalkulus.
(in x)’
(sin x)’ = cos x
(cos x)’ = -sin x
(tan x) = sec2 x
y’ merupakan simbol untuk turunan pertama.
y” merupakan simbol untuk turunan kedua.
y”’ merupakan simbol untuk turunan ketiga.
Seperti yang telah kita sebutkan di atas, Turunan Fungsi atau yang disebut jua
sebagai diferensial merupakan suatu fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya.
Konsep turunan sebagai bagian utama dari materi kalkulus dipikirkan pada
waktu yang bersamaan oleh seorang Ilmuan Ahli matematika sekaligus Fisika
berkebangsaan inggris yang bernama Sir Isaac Newto (1642 – 1727). Serta oleh
seorang ahli matematika berbangsa Jerman yang bernama Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646 – 1716).
Serta pada bidang geografi dan juga sosiologi: yang dipakai untuk menghitung
laju pertumbuhan penduduk serta masih banyak lagi.
Turunan dasar
Turunan jumlah, selisih, hasil kali, serta hasil bagi dua fungsi
Rumus dasar dari turunan fungsi sangat penting untuk kalian ingat.
Sebab rumus ini akan kalian pakai untuk menyelesaikan persoalan dari turunan
fungsi aljabar.
Rumusan Fungsi f(x) turunan yang terbentuk dari perkalian fungsi u(x) dan v(x),
adalah sebagai berikut:
f'(x) = nu(n – 1) . u’
Berdasarkan definisi dari turunan, maka bisa kita dapatkan beberapa rumus
turunan trigonometri yaitu sebagai berikut: (dengan u dan v masing-masing
fungsi dari x), antara lain: y’ =
1. y = sin x→ y’ = cos x
2. y = cos x → y’ = -sin x
3. y = tan x → y’ = sec2 x
4. y = cot x → y’ = -csc2 x
5. y = sec x → y’
6. y = csc x → y’ = csc × cot x
7. y = sinn xy’ = n sinn-1 × cos x
8. y = cosn x → y’ = -n cosn-1 × sin x
9. y = sin u → y’ = u’ cos u
10. y = cos u → y’ = u’ sin u
11. y = tan u → y’ = ui sec2 u
12. y = cot u → y’ = -u’ csc2 u
13. y = sec u → y’ = u’ sec u tan u
14. y = csc u → y’ = u’ csc u cot u
15. y = sinn u → y’ = n.u’ sinn-1 cos u
16. y = cosn u → y’ = -n.u’ cosn-1 . sin u
Definisi Turunan
Notasi Turunan
Turunan pertama fungsi y = f(x) pada x bisa kita notasikan seperti berikut ini:
y’ = f’x ⇒ lagrange
⇒ leibniz
Dxy = Dx[f(x)]⇒ euler
Dari definisi di atas bisa kita turunkan beberapa rumus turunan seperti di
bawah ini:
1. f(x) = k ⇒ f ‘(x) = 0
2. f(x) = k x ⇒ f ‘(x) = k
3. f(x) = xn ⇒ f ‘(x) = nxn-1
4. f(x) = k u(x) ⇒ f ‘(x) = k u'(x)
5. f(x) = u(x) ± v(x) ⇒ f ‘(x) = u'(x) ± v'(x)
dengan k = konstan
1. f(x) = 5 ⇒ f ‘(x) = 0
2. f(x) = 2x ⇒ f ‘(x) = 2
3. f(x) = x2 ⇒ f ‘(x) = 2x2-1 = 2x
4. y = 2x4 ⇒ y’ = 2. 4x4-1 = 8x3
5. y = 2x4 + x2 − 2x ⇒ y’ = 8x3 + 2x − 2
Untuk mencari turunan dari fungsi yang memuat bentuk akar atau pecahan,
langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu merubah terlebih dahulu fungsi
tersebut ke dalam bentuk pangkat (eksponen).
Berikut terdapat beberapa sifat akar dan pangkat yang sering dipakai, atara
lain:
xm . xn = xm+n
xm/xn = xm-n
1/xn = x-n
√x = x1/2
n
√xm = xm/n
Contoh:
Soal 1.
Jawab:
f(x) = x√x = x. x1/2 = x3/2
f(x) = x3/2 →
Soal 2.
Jawab:
y’ = u’v + uv’
Soal 1.
Jawab:
Misalkan:
u = 2x + 3 ⇒ u’ = 2
v = x2 + 2 ⇒ v’ = 2x
f ‘(x) = u’ v + u v’
f ‘(x) = 2(x2 + 2) + (2x + 3) 2x
f ‘(x) = 2x2 + 4 + 4x2 + 6x
f ‘(x) = 6x2 + 6x + 4
Aturan Rantai
Apabila y = f(u), dengan u merupakan fungsi yang bisa diturunkan pada x, maka
turunan y terhadap x bisa dinyatakan dalam bentuk:
Dari konsep aturan rantai di atas, maka untuk y = un, akan didapatkan:
Secara umum bisa dinyatakan seperti berikut ini:
Apabila f(x) = [u(x)]n dengan u(x) merupakan fungsi yang bisa diturunkan pada
x, maka:
Contoh Soal.
Soal 1.
Jawab:
Misalnya:
u(x) = 2x + 1 ⇒ u'(x) = 2
n=4
f ‘(x) = n[u(x)]n-1 . u'(x)
f ‘(x) = 4(2x + 1)4-1 . 2
f ‘(x) = 8(2x + 1)3
Soal 2.
Soal 1.
Jawab:
Jawab:
Soal ini merupakan soal fungsi yang berbentuk y = aun yang dapat dibahas dan
diselesaikan dengan menggunakan rumus y’ = n . a . un-1. Maka:
Jawab:
Sehingga:
Soal 4.
Jawab:
Misalkan:
u = (x − 1)2 ⇒ u’ = 2x − 2
v = 2x + 3 ⇒ v’ = 2
Soal 5.
A. x – x²
B. x + x²
C. 2x – x-2 + 1
D. 2x – x2 – 1
E. 2x + x-2
Jawab:
f(x) = x2 – (1/x) + 1
= x2 – x-1 + 1
f'(x) = 2x -(-1)x-1-1
= 2x + x-2
Jawabannya: E
Definisi Turunan
Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan oleh
f′(x)=limh→0f(x+h)−f(x)h
dengan syarat limitnya ada.
Notasi Turunan
Turunan pertama fungsi y = f(x) terhadap x dapat dinotasikan sebagai :
⇒ Leibniz
Dxy = Dx[f(x)] ⇒ Euler
1. f(x) = k ⇒ f '(x) = 0
2. f(x) = k x ⇒ f '(x) = k
3. f(x) = xn ⇒ f '(x) = nxn-1
4. f(x) = k u(x) ⇒ f '(x) = k u'(x)
5. f(x) = u(x) ± v(x) ⇒ f '(x) = u'(x) ± v'(x)
dengan k = konstan
Untuk menentukan turunan dari fungsi yang memuat bentuk akar atau
pecahan, langkah awal yang harus dilakukan adalah merubah terlebih dahulu
fungsi tersebut ke dalam bentuk pangkat (eksponen).
Berikut beberapa sifat akar dan pangkat yang sering digunakan :
xm.xn=xm+n
xmxn=xm−n
1xn=x−n
√ x =x12
n√ xm =xmn
Contoh 1
Tentukan turunan dari f(x)=x√ x
Jawab :
f(x)=x√ x =x⋅x12=x32
f(x)=x32→f′(x)=32x32−1=32x12=32√ x
Contoh 2
Tentukan turunan dari f(x)=63√ x
Jawab :
f(x)=63√ x =6x−13
f(x)=6x−13→f′(x)=6(−13)x−13−1=−2x−43=−2x43=−2x⋅x13=−2x3√ x
Contoh 3
Turunan dari f(x) = (2x + 3)(x2 + 2) adalah
Jawab :
Misalkan :
u = 2x + 3 ⇒ u' = 2
v = x2 + 2 ⇒ v' = 2x
f '(x) = u' v + u v'
f '(x) = 2(x2 + 2) + (2x + 3) 2x
f '(x) = 2x2 + 4 + 4x2 + 6x
f '(x) = 6x2 + 6x + 4
Contoh 4
Tentukan turunan dari y=x23x+1
!
Jawab :
Misalkan :
u = x2 ⇒ u' = 2x
v = 3x + 1 ⇒ v' = 3
y' = u′v−uv′v2
y' = 2x(3x+1)−x2.3(3x+1)2
y' = 6x2+2x−3x2(3x+1)2
y' = 3x2+2x(3x+1)2
Aturan Rantai
Jika y = f(u), dengan u adalah fungsi yang dapat diturunkan terhadap x, maka
turunan y terhadap x dapat dinyatakan dalam bentuk : dydx=dydu×dudx
Dari konsep aturan rantai diatas, maka untuk y = un, akan diperoleh :
dydx=d(un)du×dudx
y′=nun−1.u′
Contoh 5
Tentukan turunan dari f(x) = (2x + 1)4
Jawab :
Misalkan :
u(x) = 2x + 1 ⇒ u'(x) = 2
n=4
f '(x) = n[u(x)]n-1 . u'(x)
f '(x) = 4(2x + 1)4-1 . 2
f '(x) = 8(2x + 1)3
Contoh 6
Tentukan turunan dari y = (x2 − 3x)7
Jawab :
y' = 7(x2 − 3x)7-1 . (2x − 3)
y' = (14x − 21) . (x2 − 3x)6
Latihan 1
Tentukan turunan dari y=2x3−x2+12x+4
Jawab :
y = 2x3 − x2 + 12x + 4
Latihan 2
Tentukan turunan dari f(x)=1x2−3x
Jawab :
f(x) = x-2 − 3x-1
Latihan 3
Jika f(x)=2x√ x , maka nilai dari f '(4) adalah ...
Jawab :
f(x) = 2x.x−12
f(x) = 2x12
f '(x) = 2.12x12−1
f '(x) = x−12
f '(x) = 1√ x
f '(4) = 1√ 4
f '(4) = 12
Latihan 4
Jika f(x)=(x2+x+1)4, nilai f '(0) adalah...
Jawab :
f '(x) = 4(x2 + x + 1)4-1 (2x + 1)
f '(x) = (8x + 4)(x2 + x + 1)3
Latihan 5
Jika f(x)=4√ (4x−3)3 , tentukan nilai dari f '(1)
Jawab :
f(x) = (4x − 3)34
Latihan 6
Turunan dari f(x)=(x−1)2(2x+3) adalah...
Jawab :
Misalkan :
u = (x − 1)2 ⇒ u' = 2x − 2
v = 2x + 3 ⇒ v' = 2
Latihan 7
Jika y=ax+bcx+d ; cx + d ≠ 0, maka turunan y terhadap x adalah ...
Jawab :
Misalkan :
u = ax + b ⇒ u' = a
v = cx + d ⇒ u' = c
y' = u′.v−u.v′v2
y' = a(cx+d)−(ax+b)c(cx+d)2
y' = acx+ad−acx−bc(cx+d)2
y' = ad−bc(cx+d)2
Latihan 8
Carilah f '(x) jika diketahui ddx[f(2x)]=x2
Jawab :
Misalkan :
u=2x⇒x=u2
⇒ddx[f(u)]=(u2)2
⇔ (u2)2 = f '(u) × 2
⇔ f '(u) = 12(u2)2
⇔ f '(u) = 18u2
⇒ f '(x) = 18x2
Jika dipunyai fungsi f(x) fungsi aljabar diperoleh dasar turunan sebagai berikut.
1. f(x) = x3 + x2
2. f(x) = 4x2 + 5x
3. f(x) = 3x5 + 4x3 – 7x2
4. f(x) = 2x4 + 8x3 – x2 – 9x + 1
5. f(x) = x7 + 2x5 – 6x4 – 9x2 + 11x
Jawaban :
Contoh 2
Tentukan turunan fungsi berikut.
1. F(x) = (x + 2)(2x3 – 5)
2. F(x) = (x2 + 5)(4x3 – 3x)
3. F(x) = (x + 2)/(3x – 4)
4. F(x) = (x2 + 1)/(x2 – 1)
Jawaban :
1. F(x) = (x + 2)(2x3 – 5)
Misalkan u = x + 2, maka u’ = 1
dan v = 2x3 – 5, maka v’ = 6x2
f’(x) = u’v + uv’
=1 . (2x3 – 5) + (x + 2) . 6x2
= 2x3 – 5 + 6x3 + 12x2
= 8x3 + 12x2 – 5
2. F(x) = (x2 + 5)(4x3 – 3x)
Misalkan u = x2 + 5, maka u’ = 2x
dan v = 4x3 – 3x, maka v’ = 12x2 – 3
f’(x) = u’v + uv’
= 2x . (4x3 – 3x) + (x2 + 5).(12x2 – 3)
= (8x4 – 6x2) + (12x4 – 3x2 – 15)
= 20x4 – 9x2 – 15
3. F(x) = (x + 2)/(3x – 4)
Misalkan u = x + 5, maka u’ = 1
dan v = 3x – 4, maka v’ = 3
4. F(x) = (x2 + 1)/(x2 – 1)
Misalkan u = x2 + 1, maka u’ = 2x
dan v = x2 – 1, maka v’ = 2x
Mari melanjutkan cara menurunkan fungsi aljabar dengan cara substitusi atau
menggunakan komposisi fungsi.
Contoh 3
Tentukan turunan fungsi berikut.
Secara umum integral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu integral tak tentu
dan integral tentu.
∫ f(x) dx = F(x) + C
dengan :
f(x) = integran/fungsi yang diintegralkan
F(X) = anti turunan dari f(x)
C = konstanta
Jawab :
⇒ 24+1x4+1 + C
⇒ 25x5 + C
2. ∫ x-6 dx = ...
Jawab :
⇒ 1−6+1
x-6+1 + C
⇒ −15
x-5 + C
Jawab :
⇒ 12(4+1)(2x − 1)4+1 + C
⇒ 110(2x − 1)5 + C
2. ∫ (x + 1)-7 dx = ...
Jawab :
⇒ 11(−7+1)(x + 1)-7+1 + C
⇒ −16(x + 1)-6 + C
Untuk f(x) = 1x, maka :
∫1xdx=ln|x|+C
1. xm.xn=xm+n
xmxn=xm−n
1xn=x−n
√ x =x12
x√ x =x32
n√ xm =xmn
6.
Contoh
1. ∫√ x dx=
Jawab :
⇒∫x12dx
=112+1x12+1+C
=23x32+C
=23x√ x +C
2. ∫1x2dx=
Jawab :
⇒∫x−2dx
=1−2+1x−2+1+C
=−x−1+C
=−1x+C
3. ∫x3√ x2 dx=
Jawab :
⇒∫x.x23dx
⇒∫x53dx
=153+1x53+1+C
=38x83+C
=383√ x8 +C atau
=38x23√ x2 +C
Sifat-Sifat Integral
Contoh
∫ 3x4 dx = 3 ∫ x4 dx
∫ 3x4 dx = 3 . 15x5+C
∫ 3x4 dx = 35x5+C
Contoh
∫ (4x2 + 3x − 2) dx = ...
⇒ ∫ 4x2 dx + ∫ 3x dx − ∫ 2 dx
= 43x3+32x2−2x+C
Contoh 1
Tentukan integral berikut !
a. ∫ (3x7 − π) dx = ...
Jawab :
= 37+1x7+1 − πx + C
= 38x8 − πx + C
c. ∫6x5−2x4+9x4dx=...
Jawab :
⇒∫(6x5x4−2x4x4+9x4)dx
⇒∫(6x−2+9x−4)dx
=61+1x1+1−2x+9−4+1x−4+1+C
=3x2−2x−3x−3+C
=3x2−2x−3x3+C
g. ∫13√ (3x+1)2 dx
Jawab :
⇒∫(3x+1)−23dx
=13(−23+1)(3x+1)−23+1+C
=(3x+1)13+C
=3√ 3x+1 +C
Contoh 2
Tentukan f(x) jika diketahui :
a. f '(x) = 2x + 2 ; f(0) = −1
Jawab :
f(x) = ∫ f '(x) dx
f(x) = ∫ (2x + 2) dx
f(x) = x2 + 2x + C
f(0) = −1
⇔ (0)2 + 2(0) + C = −1
⇔ C = −1
Jadi, f(x) = x2 + 2x − 1
Jawab :
f '(x) = ∫ f ''(x) dx
f '(x) = ∫ (12x − 2) dx
f '(x) = 6x2 − 2x + C
f '(1) = 4
⇔ 6(1)2 − 2(1) + C = 4
⇔ C=0
diperoleh : f '(x) = 6x2 − 2x
f(x) = ∫ f '(x) dx
f(x) = ∫ (6x2 − 2x) dx
f(x) = 2x3 − x2 + C
f(0) = 2
⇔ 2(0)3 − (0)2 + C = 2
⇔ C=2
Integral tak tentu atau yang dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai
Indefinite Integral maupun ada juga yang menyebutnya sebagai Antiderivatif
merupakan sebuah bentuk operasi pengintegralan pada suatu fungsi yang
menghasilkan suatu fungsi baru.
Fungsi ini belum mempunyai nilai pasti sampai cara pengintegralan yang
menghasilkan fungsi tidak tentu ini disebut sebagai integral tak tentu.
Selengkapnya mengenai integral tak tentu, simak pembahasan berikut ini.
Pengertian
Pengertian Integral
Integral adalah suatu bentuk pada operasi matematika yang menjadi kebalikan
atau biasa juga disebut sebagai invers dari operasi turunan. Serta limit dari
jumlah maupun suatu luas daerah tertentu.
Antara lain: integral sebagai invers atau kebalikan dari turunan atau yang biasa
juga disebut sebagai Integral Tak Tentu.
Serta yang kedua, integral sebagai limit dari jumlah maupun suatu luas daerah
tertentu yang disebut sebagai integral tentu.
Seperti yang telah disebutkan sebelumya, Integral tak tentu atau yang dalam
bahasa Inggris biasa disebut sebagai Indefinite Integral maupun ada juga yang
menyebutnya sebagai Antiderivatif merupakan sebuah bentuk operasi
pengintegralan pada suatu fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru.
Fungsi ini belum mempunyai nilai pasti sampai cara pengintegralan yang
menghasilkan fungsi tidak tentu ini disebut sebagai integral tak tentu.
Apabila f berwujud integral tak tentu dari sebuah fungsi F maka F’= f.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, integral tak tentu dalam matematika
merupakan invers/kebalikan dari turunan.
Turunan dari sebuah fungsi, apabila diintegralkan akan menghasilkan fungsi itu
sendiri.
Mari perthatikan baik-baik contoh dari beberapa turunan dalam fungsi aljabar
di bawah ini:
Seperti yang telah kita pelajari pada materi turunan, variabel dalam sebuah
fungsi akan mengalami penurunan pangkat.
Berdasarkan contoh di atas, maka dapat kita ketahui jika terdapat banyak
fungsi yang mempunyai hasil turunan yang sama yakni y I = 3x2.
Fungsi dari variabel x3 maupun fungsi dari variabel x3 yang dikurang atau
ditambah pada sebuah bilangan (contohnya: +8, +17, atau -6) mempunyai
turunan yang sama.
Apabila turunan itu kita integralkan, maka harusnya akan menjadi fungsi-fungsi
awal sebelum diturunkan.
Tetapi, dalam kasus yang tidak diketahui fungsi awal dari sebuah turunan,
maka hasil integral dari turunan tersebut bisa kita tulis menjadi:
f(x) = y = x3 + C
Dengan nilai C dapat berapa pun. Notasi C ini juga disebut sebagai konstanta
integral. Integral tak tentu dari sebuah fungsi dinotasikan seperti berikut:
Dalam notasi di atas dapat kita baca integral terhadap x”. notasi disebut
integran. Secara umum integral dari fungsi f(x) merupakan penjumlahan F(x)
dengan C atau:
Sebab integral dan juga turunan saling berkaitan, maka rumus integral bisa
didapatkan dari rumusan penurunan. Apabila turunan:
Maka rumus integral aljabar didapatkan:
Setelah membaca uraian di atas, taukah kalian cara membaca kalimat integral?
Integral di baca seperti ini:
yang di baca Integral Tak Tentu Dari Fungsi f(x) Terhadap Variabel X.
Mari perthatikan baik-baik contoh dari beberapa turunan dalam fungsi aljabar
di bawah ini:
Turunan dari fungsi aljabar y = x3 adalah yI = 3x2
Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 8 adalah yI = 3x2
Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 17 adalah yI = 3x2
Turunan dari fungsi aljabar y = x3 – 6 adalah yI = 3x2
Uraian mengenai contoh turunan dalam fungsi aljabar di atas silahkan liat lagi
pada sub sebelumnya yang ada di atas.
Soal 1.
Diketahui:
∫ 8x3 – 3x2 + x + 5 dx
Jawab:
Soal 2.
Diketahui:
∫ (2x + 1) (x – 5) dx
Jawab:
Soal 3.
Diketahui:
Berapakan integralnya?
Jawab:
Integral Trigonometri
Selain rumus dasar diatas, ada rumus lain yang bisa digunakan pada
pengoperasian integral trigonometri yaitu:
Sifat Integral
Apabila y = f(x), gradien garis singgung kurva pada sembarang titik pada kurva
adalah y’ = = f'(x).
Oleh karena itu, apabila gradien garis singgungnya telah diketahui sehingga
persamaan kurvanya dapat ditentukan dengan cara seperti berikut ini:
y = ∫ f ‘ (x) dx = f(x) + c
Jika salah satu titik yang melewati kurva telah diketahui, nilai c dapat juga
diketahui sehingga persamaan kurvanya dapat ditentukan.
Contoh 1
Jika kurva y = f(x) lewat titik (1, 6), maka tentukan persamaan kurva tersebut.
Jawab:
f ‘(x) = 2x + 3.
y = f(x) = ʃ (2x + 3) dx = x2 + 3x + c.
Kurva melalui titik (1, 6), berarti f(1) = 6 hingga dapat di tentukan nilai c, yakni
1 + 3 + c = 6 ↔ c = 2.
y = f(x) = x2 + 3x + 2.
Contoh 2
Gradien garis singgung kurva pada titik (x, y) ialah 2x – 7. Apabila kurva itu
melewati titik (4, –2), maka tentukanlah persamaan kurvanya.
Jawab:
f ‘(x) = = 2x – 7
y = f(x) = ʃ (2x – 7) dx = x2 – 7x + c.
Sebab kurva melewati titik (4, –2)
maka:
f(4) = –2 ↔ 42 – 7(4) + c = –2
–12 + c = –2
c = 10
y = x2 – 7x + 10.
Wahhh, ternyata banyak sekali ya sobat allmipa manfaat dari materi integral
yang belum kita ketahui. Walaupun sebenarnya kita tahu bahwa itu ada
disekitar kita. Dengan begitu kita menjadi lebih tahu manfaat sebenarnya dari
materi integral tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Namun jangan sampai
pengetahuan kalian berhenti sampai disitu saja, terus gali dan cari ilmu sampai
ke negeri Haiti, hehe. Semoga sukses sobat allmipa.