Anda di halaman 1dari 54

STANDAR MATERI DAN METODE

PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA FORMAL


TINGKAT PAUD-TK

BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA


REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, SEPTEMBER 2020

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila | i


DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………... i
Daftar Isi ……………………………………………… ii
Sambutan Kepala Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila………………………………………………. iii
Kata Pengantar Deputi Bidang Pengkajian Materi.. vi

BAB I PENDAHULUAN………………………... 1
A. Latar Belakang………………………... 1
B. Dasar Hukum…………………………. 6
C. Definisi Pembinaan Ideologi 8
Pancasila……………………………….
D. Tujuan Pembinaan Ideologi 8
Pancasila……………………………….
E. Tujuan Pembinaan Ideologi
Pancasila dalam Pendidikan Formal.. 9

BAB II STANDAR KOMPETENSI……………... 12


A. Karakteristik Peserta Didik Sasaran
Pembinaan…………………………..... 13
B. Kompetensi PAUD-TK…………….... 28

BAB III STANDAR MATERI.……………………. 31

BAB IV STANDAR METODE...…………………. 38

BAB V PENUTUP………………………………... 41

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | ii


BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA
REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN KEPALA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara dan
ideologi negara; UUD NRI 1945 sebagai Konstitusi
Negara; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
sebagai bentuk negara; dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan negara, merupakan kesepakatan atau
konsensus nasional dalam mempertahankan persatuan
dan kesatuan bangsa dari keberagaman suku, agama, ras
dan antar golongan. Dalam perkembangannya,
konsensus nasional tersebut terdistorsi karena adanya
upaya individu dan kelompok yang mengembangkan

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila | iii


eksklusivisme yang kemudian berkembanglah sikap
intoleran dan akhirnya radikalisme.
Dalam hal ini, radikalisme dapat dikonsepsikan sebagai
pandangan dan orientasi ekstrem dan keras yang
melahirkan banyak masalah yang merugikan hajat hidup
rakyat. Semua pandangan yang bertentangan dengan
spirit keindonesiaan yang moderat seperti eksklusivisme,
intoleransi dan akhirnya radikalisme sangat merugikan
rakyat karena akan menimbulkan kutub-kutub dan
pengkotak-kotakan yang mempengaruhi pelayanan
publik. Sikap, semangat dan perilaku peserta didik harus
dijauhkan dari hal-hal seperti itu, karena peserta didik
merupakan harapan masa depan bangsa. Para pendiri
bangsa ini telah mengatakan bahwa pertahanan yang
paling ampuh adalah persatuan bangsa.
Itu sebab, perlu upaya serius yang tersusun secara
terstruktur, sistematis dan masif dalam
mensosialisasikan pengetahuan yang mendalam tentang
Pancasila, memberikan pemahaman yang tepat tentang
Pancasila, yang pada akhirnya tercermin dalam habitus
peserta didik, mulai dari tingkat pendidikan anak usia
dini (PAUD) hingga tingkat perguruan tinggi (PT).
Pancasila sebagai ideologi yang bersumber dari nilai-
nilai bangsa Indonesia, perlu dihadirkan dalam perilaku
peserta didik.

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | iv


Dengan demikian, habituasi perilaku peserta didik
berdasarkan Pancasila yang berkarakter keindonesiaan,
merupakan keniscayaan bagi kepentingan masa depan
bangsa, yang sejalan dengan cita-cita kemerdekaan
sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD NRI
1945. Dalam konteks inilah Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (BPIP), berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
7 Tahun 2018 Tentang Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (BPIP), hadir sebagai representasi negara untuk
menyusun Materi Pokok Pembinaan Ideologi Pancasila
bagi pendidikan formal.
Jakarta, September 2020
Kepala

K.H. Yudian Wahyudi

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila | v


KATA PENGANTAR
DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN DAN MATERI

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibentuk


berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
Tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2018 menyebut tiga alasan
utama dibentuknya BPIP. Pertama, bahwa Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara, sejak kelahirannya
pada tanggal 01 Juni 1945, sebagaimana ditetapkan
melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016
tentang Hari Lahir Pancasila, harus ditegakkan dan
diamalkan dalam berbagai sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; Kedua,
bahwa dalam rangka penegakan dan implementasi nilai-
nilai Pancasila perlu dilakukan pembinaan ideologi
Pancasila (PIP) melalui program yang disusun secara
terencana, sistematis, dan terpadu sehingga menjadi
panduan bagi seluruh penyelenggara negara, komponen
bangsa, dan warga negara Indonesia.
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun
2018, BPIP adalah lembaga yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Pada Pasal 3

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | vi


Perpres tersebut dinyatakan bahwa fungsi dan tugas
BPIP adalah: membantu Presiden dalam merumuskan
arah kebijakan PIP, melaksanakan koordinasi,
sinkronisasi dan pengendalian PIP secara menyeluruh
dan berkelanjutan, dan melaksanakan penyusunan
standarisasi pendidikan dan pelatihan serta memberikan
rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan
atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila
kepada lembaga tinggi negara, kementerian dan
lembaga, pemerintah daerah, organisasi politik dan
komponen masyarakat lainnya.
Selanjutnya di dalam Pasal 4 Perpres Nomor 7 Tahun
2018 dinyatakan: “Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BPIP
menyelenggarakan fungsi antara lain: (a) perumusan
arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila; (b)
penyusunan garis-garis besar haluan ideologi Pancasila
dan peta jalan pembinaan ideologi Pancasila dan (j)
penyusunan standarisasi pendidikan dan pelatihan
Pancasila serta menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan”.
Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 dan 4 Perpres Nomor 7
Tahun 2018 tersebut, BPIP kemudian menyusun
Standardisasi Materi dan Metode PIP bagi pendidikan
formal. Standarisasi materi dan metode tersebut disusun
untuk menjadi acuan dasar dalam melaksanakan PIP

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila | vii


bagi para peserta didik, tenaga kependidikan, dan
pendidik dalam berbagai tingkat pendidikan dari mulai
tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD-TK) sampai
dengan perguruan tinggi (PT).
Tujuan utama dari penyusunan standar materi dan
metode ini adalah terciptanya pembangunan karakter
bangsa (nation’s character building) yang berdasarkan
Pancasila. Dari usaha pembangunan karakter bangsa
berdasarkan Pancasila tersebut, diharapkan nilai-nilai
Pancasila dapat dijabarkan dalam pelaksanaan
pembangunan nasional untuk mewujudkan cita-cita
didirikannya Negara Republik Indonesia pada 17
Agustus 1945, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila, yang bersendi pokok
pada: keadilan, kerakyatan dan kesejahteraan dengan
mengedepankan semangat gotong-royong.
Standar materi dan metode ini disusun berdasarkan
semangat gotong-royong, melalui diskusi terpumpun
(focused group discussion) yang melibatkan kementerian
dan lembaga serta pakar. Dengan ini diharapkan bahwa
selain menjadi referensi dalam penyusunan berbagai
program PIP bagi peserta didik, tenaga kependidikan,
dan pendidik, Standar ini juga dapat dijadikan sebagai
rujukan bagi segenap kementerian dan lembaga dalam
melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | viii


pembinaan ideologi Pancasila dalam ruang lingkup
pendidikan formal.

Dalam jangka panjang, Standar Materi dan Metode PIP


Pendidikan Formal dari tingkat PAUD-TK sampai
dengan PT ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan untuk meningkatkan mutu keadaban bangsa dan
negara berdasarkan Pancasila, lewat pembinaan dan
pewujudan nilai-nilai Pancasila dalam sikap, cara
berpikir serta laku peserta didik, tenaga kependidikan,
dan pendidik. Pewujudan nilai tersebut diharapkan
dapat dilakukan melalui proses habituasi, yang
melibatkan dimensi keyakinan, pengetahuan dan
tindakan.

Jakarta, September 2020


Deputi Pengkajian dan Materi

Adji Samekto

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila | ix


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar, ideologi dan falsafah negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh
karena itu, setiap warga negara harus menghayati,
memahami, dan mengamalkan Pancasila dalam segala
bidang kehidupan. Salah satunya, yaitu pada bidang
Pendidikan Formal.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara harus
menjadi jiwa yang menginspirasi seluruh pengaturan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila baik sebagai dasar dan ideologi
negara sampai hari ini tetap kokoh menjadi landasan
dalam bernegara. Pancasila juga tercantum dalam
konstitusi negara, menunjukkan bahwa Pancasila
merupakan konsesus nasional dan dapat diterima oleh
semua kelompok masyarakat Indonesia.
Beberapa Isu Strategis terkait Pembinaan Ideologi
Pancasila pada Pendidikan Formal, yaitu kurangya
pemahaman Pancasila akibat intensitas pembelajaran
yang kurang, pembelajaran yang tidak menarik dan
tidak efektif, adanya distorsi sejarah, rendahnya
kedalaman literasi, pemahaman Pancasila tidak

Bab I Pendahuluan |1
dikembangkan secara ilmiah, kurang intensifnya ruang
kebudayaan, serta belum diarusutamakannya
keteladanan berpancasila.
Penanaman nilai-nilai ideologi Pancasila di abad ke-21
ini menghadapi tantangan teknologi informasi dan
komunikasi. Abad ke-21 dipandang sebagai abad dimana
informasi tersebar, teknologi berkembang, dan lahirnya
generasi milenial. Oleh karena itu pembinaan ideologi
Pancasila memiliki peran strategis untuk menghadapi era
kompetitif dalam memasuki era revolusi industri 4.0
(warga global). Di tengah ketatnya persaingan,
ketidakpastian, peluang, dan tantangan yang dihadapi
diperlukan proses pembelajaran yang dapat memperkuat
karakter anak-anak bangsa. Nilai-nilai Pancasila perlu
diberikan penguatan melalui pemahaman dan
pengamalan sikap perilaku, kemampuan, pembiasaan
dan pembudayaan secara maksimal agar dapat
mempertahankan, memantapkan dan mengokohkan
kualitas ideologi Pancasila dalam tata kehidupan bangsa
Indonesia.
Terdapat setidaknya 5 (lima) alasan yang menjadi latar
belakang pentingnya pembinaan ideologi Pancasila dan
peran Pancasila yang lebih besar, yaitu mewujudkan
masyarakat adil dan makmur ini sebagai berikut.
Pertama, alasan filosofis, yang menunjukkan bahwa
Pancasila bukanlah agama, tetapi adalah lima dasar tata

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 2


hidup dan penghidupan bangsa Indonesia, yang setelah
digali sedalam-dalamnya dari jiwa dan kehidupan
bangsa dirumuskan sebagai suatu kesatuan bulat.
Pancasila memuat nilai-nilai (values) yang bersumber
dari sinergi pengalaman batin dan pengalaman fakta
bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Atas dasar Pancasila, dilaksanakan persatuan
Indonesia dan didirikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kedua, alasan historis, yang menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia mempunyai sejarahnya sendiri yang terbentuk
secara dialektikal berbasis nilai-nilai yang telah dianut
bangsa ini. Dalam perjalanan hidup bangsa Indonesia,
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai
nilai-nilai khas yang tumbuh di Indonesia, terbukti telah
menjadikan bangsa Indonesia dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia bertahan hingga saat ini.
Ketiga, alasan antropologis, yang menunjukkan bahwa
Pancasila merefleksikan perkembangan pemikiran yang
didasarkan pada pengalaman faktual dan pengalaman
akal serta pengalaman religi bangsa Indonesia, yang
secara tertulis rumusannya dituangkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dari perspektif antropologis,
Pancasila merupakan nilai-nilai yang mengikat
masyarakat sebagai pandangan hidup. Urgensi Pancasila

Bab I Pendahuluan | 3
ke masa depan adalah untuk mengantisipasi gejolak
masa depan. Dalam hubungan inilah maka pemaknaan
nilai-nilai Pancasila dapat bersifat dinamis bukan statis,
tetapi tidak menyimpang dari kehendak pendiri bangsa.
Keempat, alasan yuridis, yang menunjukkan bahwa
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara dirumuskan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) dan
dijabarkan dalam pasal-pasalnya. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat
landasan idiil, yaitu Pancasila, dan landasan strukturil,
yaitu pemerintahan yang stabil menjadi landasan hukum
untuk menyelenggarakan negara dan menegakkan
wujud 3 (tiga) cita-cita Bangsa Indonesia, yakni: (1)
pembentukan satu Negara Republik Indonesia yang
berbentuk Negara Kesatuan dan Negara Kebangsaan
yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang
sampai Merauke dan dari Miangas sampai pulau Rote;
(2) pembentukan satu masyarakat adil dan makmur
material dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan (3) pembentukan satu
persahabatan yang baik antara Negara Republik
Indonesia dengan negara lain di dunia atas dasar saling
menghormati dan ikut menciptakan ketertiban dunia. Di
dalam Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-
Undangan dinyatakan bahwa Pancasila merupakan

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 4


sumber segala sumber hukum negara. Selanjutnya, pada
Pasal 3 undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-
undangan.
Kelima, alasan sosiologis, yang menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia pada masa lalu telah mengalami
penderitaan yang diakibatkan oleh imperialisme,
kolonialisme dan feodalisme beratus-ratus tahun
lamanya dalam bentuk penghisapan, penjajahan,
perbudakan, penindasan dan pengekangan yang
menimbulkan kebodohan dan kecurangan, kemiskinan
dan kenistaan, kelaparan dan kesengsaraan serta aneka
duka dan derita lahir-batin lainnya, yang hampir
melenyapkan kepribadian Indonesia. Bahkan, di awal
perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia,
pembangunan yang seharusnya dapat dilakukan dengan
cepat justru mengalami hambatan karena pengaruh-
pengaruh dominasi pemikiran dari negara lain yang
hendak diterapkan dalam bidang politik maupun
tatanan penyelenggaraan negara.
Kini, Indonesia berada di tengah-tengah perubahan
dunia yang begitu pesat, era revolusi industri industri 4.0
menyebabkan disrupsi teknologi yang mempengaruhi
berbagai bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Di tengah perubahan dunia, berbagai persoalan baru

Bab I Pendahuluan | 5
telah muncul di dalam kehidupan bangsa. Keadaan itu
tidak merubah amanat untuk menciptakan dan
mewujudkan tata kehidupan dan penghidupan yang
diliputi oleh Keadilan dan Kesejahteraan atau
Masyarakat Adil dan Makmur yang berdasarkan sifat-
sifat kepribadian bangsa Indonesia sebagaimana terlukis
dalam rumusan Pancasila yang dicantumkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).

B. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional adalah
Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Dalam rangka turut serta dalam
pelaksanaan pembangunan nasional, sebagai
implementasi Pancasila di bidang Pendidikan maka
pendidikan nasional dalam hal ini mengupayakan dua
hal. Pertama, pembentukan karakter manusia Pancasila.
Kedua, memberikan dukungan bagi perkembangan
zaman, masyarakat bangsa, dan negara Indonesia yang
terwujud pada ketahanan nasional untuk mewujudkan
cita-cita bangsa dan mewujudkan kemampuan bangsa

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 6


dalam menangkal setiap ajaran paham, dan ideologi
yang bertentangan dengan Pancasila.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, BPIP
mempunyai tugas membantu Presiden dalam
merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi
Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara
menyeluruh dan berkelanjutan, dan melaksanakan
penyusunan standarisasi pendidikan dan pelatihan,
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian
terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan
dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara,
kementerian/lembaga, pemerintah daerah, organisasi
sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
yang memuat mengenai tugas BPIP, Khususnya
Kedeputian Bidang Pengkajian dan Materi, maka tujuan
penyusunan naskah standardisasi materi dan metode PIP
ini adalah sebagai berikut:
1) mendeskripsikan materi-materi pokok yang harus
ada dalam pembinaan ideologi Pancasila bagi
Pendidikan Formal (PAUD, SD, SMP, SMA, PT);
2) menyediakan materi secara garis besar tentang
Pokok-Pokok Pikiran Pancasila yang harus diketahui

Bab I Pendahuluan | 7
pada Pendidikan Formal (PAUD, SD, SMP, SMA,
PT); dan
3) menjadi rujukan pengetahuan dalam memahami
makna dan implementasi nilai-nilai Pancasila bagi
Pendidikan Formal (PAUD, SD, SMP, SMA, PT).

C. Definisi Pembinaan Ideologi Pancasila


Pembinaan Ideologi Pancasila adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk melaksanakan, menanamkan dan
menjaga nilai-nilai Pancasila agar ditegakkan dan
diterapkan oleh seluruh penyelenggara negara dan
seluruh elemen masyarakat di segala bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pembinaan Ideologi Pancasila dilakukan untuk dapat
menegakkan dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila melalui program yang disusun secara
terencana, sistematis dan terpadu sehingga menjadi
panduan bagi seluruh penyelenggara negara, komponen
bangsa dan warga negara Indonesia.

D. Tujuan Pembinaan Ideologi Pancasila


Tujuan utama Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP)
adalah:

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 8


1) Terbentuknya jati diri dan karakter bangsa,sikap dan
perilaku patriotik, cinta tanah air, terciptanya sikap
saling hormat menghormati, toleransi dan
kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
2) Terwujudnya sistem pendidikan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengembangan riset dan
inovasi nasional sebagai landasan penyusunan
perencanaan pembangunan nasional di segala
bidang kehidupan yang berpedoman nilai-nilai
Pancasila;
3) Terwujudnya perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional disegala bidang kehidupan,
termasuk pusat dan daerah yang berpedoman pada
nilai-nilai Pancasila;
4) Terwujudnya sistem politik yang demokratis,
pembentukan hukum nasional, serta politik luar
negeri yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila;
5) Terwujudnya tujuan negara dalam mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila

E. Tujuan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam


Pendidikan Formal
Pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila mencerminkan jati diri
bangsa Indonesia, yang berlandaskan pada keyakinan

Bab I Pendahuluan | 9
bahwa manusia sejatinya diciptakan dalam kebersamaan
dengan sesamanya.
Sesuai dengan konsep Tri Pusat Pendidikan yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, PIP dalam
pendidikan formal dilakukan menyentuh semua unsur
warga sekolah dan masyarakat atau stakeholder terkait.
Dengan konsep ini meskipun sasaran pembinaan adalah
peserta didik, tetapi akan mempengaruhi seluruh pihak
yang berhubungan dengan mereka, sehingga mereka
menerima intervensi secara utuh.
PIP dalam pendidikan formal memberi peserta didik
kesempatan untuk menyelidiki sistem ekonomi, hukum,
dan politik yang berlandaskan Pancasila, serta
mengeksplorasi sifat kewarganegaraan, keragaman, dan
identitas dalam masyarakat. Penekanan berada pada
nilai religiusitas, keadilan, gotong-royong, musyawarah,
dan mengakui keberagaman sebagai kodrat bagi bangsa
Indonesia. Melalui pembinaan ini, peserta didik
mengeksplorasi bagaimana mereka sebagai warga negara
juga menjadi bagian dari masyarakat dunia, memahami
jati diri, memahami budaya, dan makna kearifan lokal di
dalam budaya serta memiliki pemahaman antarbudaya.
Melalui PIP, peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan inkuiri, nilai-nilai, dan disposisi yang
memungkinkan mereka untuk menjadi warga negara
yang aktif dan berpengetahuan: untuk mempertanyakan,

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 10


memahami, dan berkontribusi dalam masyarakat di
mana mereka tinggal. PIP memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai
keterampilan dan kemampuan umum, termasuk
apresiasi terhadap berbagai perspektif, empati,
kolaborasi, negosiasi, kesadaran diri, dan pemahaman
antar budaya.
Dalam konteks pendidikan formal, PIP bertujuan untuk
memperkuat apresiasi dan pemahaman peserta didik
tentang apa artinya menjadi warga negara Indonesia
yang memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Mengeksplorasi cara-cara di mana peserta didik dapat
secara aktif membentuk kehidupan mereka, menghargai
kepemilikan mereka dalam masyarakat yang beragam
dan dinamis, dan memberikan kontribusi positif secara
lokal, nasional, regional, serta global. Sebagai pembuat
keputusan yang reflektif, aktif dan terinformasi, peserta
didik akan ditempatkan dengan baik untuk
berkontribusi pada penciptaan Indonesia sebagai negara
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Bab I Pendahuluan | 11
BAB II
STANDAR KOMPETENSI

Standar Kompetensi adalah suatu ukuran kompetensi


yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu
proses dalam satuan pendidikan tertentu. Dalam konteks
standar ini, kompetensi dimaknai sebagai kemampuan
atau karakter yang dimiliki para lulusan setelah
mengikuti proses PIP pada tiap tingkat pendidikan
formal yang diikutinya. Berdasarkan Permendikbud No.
146 tahun 2014 pasal 4, kompetensi pada tingkat PAUD,
dirumuskan secara terpadu dalam empat dimensi , yaitu:
(1) Sikap Spiritual; (2) Sikap Sosial; (3) Pengetahuan (KI-
3); dan (4) Keterampilan. Adapun penjelasan terhadap
keempat dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Dimensi Sikap Spiritual dan Sosial:


Menerima ajaran agama yang dianutnya, memiliki
perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis,
percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja
sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, rendah hati dan
santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik,
dan teman

Bab II Standar Kompetensi | 12


Dimensi Pengetahuan:
Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik, lingkungan
sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat
bermain dan satuan PAUD dengan cara: mengamati
dengan indra (melihat, mendengar, menghidu, merasa,
meraba); menanya; mengumpulkan informasi; menalar,
dan mengomunikasikan melalui kegiatan bermain.

Dimensi Ketrampilan:
Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan,
dan dipikirkan melalui bahasa, musik, gerakan, dan
karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan
perilaku anak berakhlak mulia.

A. Karakteristik Peserta Didik Sasaran Pembinaan


Standar kompetensi ini disusun dengan
mempertimbangkan karakteristik para peserta didik pada
usia tingkat PAUD-TK. Sebagaimana dapat dilihat dalam
tabel dibawah, karakteristik sasaran peserta didik dalam
standar pembinaan ini memiliki rentang usia dan tingkat
pencapaian perkembangan sebagai berikut:

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan Bab II Standar Kompetensi | 13
Usia 4 - 5 tahun Usia 5 –6 tahun
I. Nilai Agama 1. Mengetahui agama 1. Mengenal agama
dan Moral yang dianutnya yang dianut
2. Meniru gerakan 2. Mengerjakan
beribadah dengan ibadah
urutan yang benar 3. Berperilaku jujur,
3. Mengucapkan doa penolong, sopan,
sebelum dan/atau hormat, sportif,
sesudah melakukan dsb
sesuatu 4. Menjaga
4. Mengenal perilaku kebersihan diri
baik/sopan dan dan lingkungan
buruk 5. Mengetahui hari
5. Membiasakan diri besar agama
berperilaku baik 6. Menghormati
6. Mengucapkan salam (toleransi) agama
dan membalas salam orang lain

II. Fisik-motorik 1. Menirukan gerakan 1. Melakukan


A. Motorik binatang, pohon gerakan tubuh
Kasar tertiup angin, secara
pesawat terbang, terkoordinasi
dsb. untuk melatih
2. Melakukan gerakan kelenturan,
menggantung keseimbangan,
(bergelayut) dan kelincahan
3. Melakukan gerakan 2. Melakukan
melompat, meloncat koordinasi
dan berlari secara gerakan mata-
terkoordinasi kaki- tangan-
4. Melempar sesuatu kepala dalam
secara terarah menirukan tarian
5. Menangkap sesuatu atau senam

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 14


secara tepat 3. Melakukan
6. Melakukan gerakan permainan fisik
antisipasi dengan aturan
7. Menendang sesuatu 4. Terampil
secara terarah menggunakan
8. Memanfaatkan alat tangan kanan dan
permainan di luar kiri
kelas 5. Melakukan
kegiatan
kebersihan diri

B. Motorik Halus 1. Membuat garis 1. Menggambar


vertikal, horizontal, sesuai gagasannya
lengkung kiri/kanan, 2. Meniru bentuk
miring kiri/kanan, 3. Melakukan
dan lingkaran eksplorasi dengan
2. Menjiplak bentuk berbagai media
3. Mengkoordinasikan dan kegiatan
mata dan tangan 4. Menggunakan alat
untuk melakukan tulis dan alat
gerakan yang rumit makan dengan
4. Melakukan gerakan benar
manipulatif untuk 5. Menggunting
menghasilkan suatu sesuai dengan
bentuk dengan pola
menggunakan 6. Menempel
berbagai media gambar dengan
5. Mengekspresikan tepat
diri dengan berkarya 7. Mengekspresikan
seni menggunakan diri melalui
berbagai media gerakan
6. Mengontrol gerakan menggambar
tangan yang secara rinci
meggunakan otot

Bab II Standar Kompetensi | 15


halus (menjumput,
mengelus, mencolek,
mengepal,
memelintir, memilin,
memeras)

C. Kesehatan 1. Berat badan sesuai 1. Berat badan sesuai


dan Perilaku tingkat usia tingkat usia
Keselamatan 2. Tinggi badan sesuai 2. Tinggi badan
tingkat usia sesuai standar
3. Berat badan sesuai usia
dengan standar 3. Berat badan sesuai
tinggi badan dengan standar
4. Lingkar kepala tinggi badan
sesuai tingkat usia 4. Lingkar kepala
5. Menggunakan toilet sesuai tingkat usia
(penggunaan air, 5. Menutup hidung
membersihkan diri) dan mulut (misal,
dengan bantuan ketika batuk dan
minimal bersin)
6. Memahami berbagai 6. Membersihkan,
alarm bahaya dan membereskan
(kebakaran, banjir, tempat bermain
gempa) 7. Mengetahui
7. Mengenal rambu lalu situasi yang
lintas yang ada di membahayakan
jalan diri
8. Memahami tata
cara menyebrang
9. Mengenal

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 16


kebiasaan buruk
bagi kesehatan
(rokok, minuman
keras)

III.Kognitif 1. Mengenal benda 1. Menunjukkan


A. Belajar dan berdasarkan fungsi aktivitas yang
Pemecahan (pisau untuk bersifat eksploratif
Masalah memotong, pensil dan menyelidik
untuk menulis) (seperti: apa yang
2. Menggunakan terjadi ketika air
benda-benda sebagai ditumpahkan)
permainan simbolik 2. Memecahkan
(kursi sebagai mobil) masalah
3. Mengenal konsep sederhana dalam
sederhana dalam kehidupan sehari-
kehidupan sehari- hari dengan cara
hari (gerimis, hujan, yang fleksibel dan
gelap, terang, diterima sosial
temaram, dsb) 3. Menerapkan
4. Mengetahui konsep pengetahuan atau
banyak dan sedikit pengalaman
5. Mengkreasikan dalam konteks
sesuatu sesuai yang baru
dengan idenya 4. Menunjukkan
sendiri yang terkait sikap kreatif
dengan berbagai dalam
pemecahan masalah menyelesaikan
6. Mengamati benda masalah (ide,
dan gejala dengan gagasan di luar
rasa ingin tahu kebiasaan)
7. Mengenal pola
kegiatan dan
menyadari

Bab II Standar Kompetensi | 17


pentingnya waktu
8. Memahami
posisi/kedudukan
dalam keluarga,
ruang, lingkungan
sosial

B. Berfikir Logis 1. Mengklasifikasikan 1. Mengenal


benda berdasarkan perbedaan
fungsi, bentuk atau berdasarkan
warna atau ukuran ukuran: “lebih
2. Mengenal gejala dari”; “kurang
sebab-akibat yang dari”; dan
terkait dengan “paling/ter”
dirinya 2. Menunjukkan
3. Mengklasifikasikan inisiatif dalam
benda ke dalam memilih tema
kelompok yang sama permainan
atau kelompok yang (seperti: “ayo kita
sejenis atau bermain pura-
kelompok yang pura seperti
berpasangan dengan burung”)
2 variasi 3. Menyusun
4. Mengenal pola perencanaan
(misal, AB-AB dan kegiatan yang
ABC-ABC) dan akan dilakukan
mengulanginya 4. Mengenal sebab-
5. Mengurutkan benda akibat tentang
berdasarkan 5 seriasi lingkungannya
ukuran atau warna (angin bertiup
menyebabkan
daun bergerak, air
dapat

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 18


menyebabkan
sesuatu menjadi
basah)
5. Mengklasifikasi
benda
berdasarkan
warna, bentuk,
dan ukuran (3
variasi)
6. Mengklasifikasi
benda yang lebih
banyak ke dalam
kelompok yang
sama atau
kelompok yang
sejenis, atau
kelompok
berpasangan yang
lebih dari 2 variasi
7. Mengenal pola
ABCD-ABCD
8. Mengurutkan
benda
berdasarkan
ukuran dari
paling kecil ke
paling besar atau
sebaliknya

IV. Bahasa 1. Menyimak perkataan 1. Mengerti


A. Memahami orang lain (bahasa beberapa perintah
Bahasa ibu atau bahasa secara bersamaan
lainnya) 2. Mengulang
2. Mengerti dua kalimat yang lebih

Bab II Standar Kompetensi | 19


perintah yang kompleks
diberikan bersamaan 3. Memahami aturan
3. Memahami cerita dalam suatu
yang dibacakan permainan
4. Mengenal 4. Senang dan
perbendaharaan kata menghargai
mengenai kata sifat bacaan
(nakal, pelit, baik
hati, berani, baik,
jelek, dsb)
5. Mendengar dan
membedakan bunyi-
bunyian dalam
Bahasa Indonesia
(contoh, bunyi dan
ucapan harus
sesama)

B. Mengungkap 1. Mengulang kalimat 1. Menjawab


kan Bahasa sederhana pertanyaan yang
2. Bertanya dengan lebih kompleks
kalimat yang benar 2. Menyebutkan
3. Menjawab kelompok gambar
pertanyaan sesuai yang memiliki
pertanyaan bunyi yang sama
4. Mengungkapkan 3. Berkomunikasi
perasaan dengan secara lisan,
kata sifat (baik, memiliki
senang, nakal, perbendaharaan
pelit, baik hati, kata, serta
berani, baik, jelek, mengenal simbol-
dsb) simbol untuk
5. Menyebutkan kata- persiapan
kata yang dikenal membaca, menulis

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 20


6. Mengutarakan dan berhitung
pendapat kepada 4. Menyusun
orang lain kalimat sederhana
7. Menyatakan alasan dalam struktur
terhadap sesuatu lengkap (pokok
yang diinginkan atau kalimat-predikat-
ketidaksetujuan keterangan)
8. Menceritakan 5. Memiliki lebih
kembali banyak kata-kata
cerita/dongeng yang untuk
pernah didengar mengekpresikan
9. Memperkaya ide pada orang
perbendaharaan kata lain
10. Berpartisipasi dalam 6. Melanjutkan
percakapan sebagian
cerita/dongeng
yang telah
diperdengarkan
7. Menunjukkkan
pemahaman
konsep-konsep
dalam buku cerita

C. Keaksaraan 1. Mengenal simbol- 1. Menyebutkan


simbol simbol-simbol
2. Mengenal suara– huruf yang
suara dikenal
hewan/benda yang 2. Mengenal suara
ada di sekitarnya huruf awal dari
3. Membuat coretan nama benda-
yang bermakna benda yang ada di
4. Meniru (menuliskan sekitarnya
dan mengucapkan) 3. Menyebutkan
huruf A-Z kelompok gambar

Bab II Standar Kompetensi | 21


yang memiliki
bunyi/huruf awal
yang sama.
4. Memahami
hubungan antara
bunyi dan bentuk
huruf
5. Membaca nama
sendiri
6. Menuliskan nama
sendiri
7. Memahami arti
kata dalam cerita

V. Sosial- 1. Menunjukkan sikap 1. Memperlihatkan


emosional mandiri dalam kemampuan diri
A. Kesadaran memilih kegiatan untuk
Diri 2. Mengendalikan menyesuaikan
perasaan dengan situasi
3. Menunjukkan rasa 2. Memperlihatkan
percaya diri kehati-hatian
4. Memahami kepada orang
peraturan dan yang belum
disiplin dikenal
5. Memiliki sikap gigih (menumbuhkan
(tidak mudah kepercayaan pada
menyerah) orang dewasa
6. Bangga terhadap yang tepat)
hasil karya sendiri 3. Mengenal
perasaan sendiri
dan mengelolanya
secara wajar
(mengendalikan
diri secara wajar)

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 22


B. Rasa 1. Menjaga diri sendiri 1. Tahu haknya
tanggung dari lingkungannya 2. Mentaati aturan
jawab untuk 2. Menghargai kelas (kegiatan,
diri sendiri keunggulan orang aturan)
dan orang lain 3. Mengatur diri
lain 3. Mau berbagi, sendiri
menolong, dan 4. Bertanggung
membantu teman jawab atas
perilakunya untuk
kebaikan diri
sendiri

C. Perilaku 1. Menunjukan 1. Bermain dengan


Prososial antusiasme dalam teman sebaya
melakukan 2. Mengetahui
permainan perasaan
kompetitif secara temannya dan
positif merespon secara
2. Menaati aturan yang wajar
berlaku dalam suatu 3. Berbagi dengan
permainan orang lain
3. Menghargai orang 4. Menghargai
lain hak/pendapat/ka
4. Menunjukkan rasa rya orang lain
empati 5. Menggunakan
cara yang
diterima secara
sosial dalam
menyelesaikan
masalah
(menggunakan
fikiran untuk
menyelesaikan
masalah)

Bab II Standar Kompetensi | 23


6. Bersikap
kooperatif dengan
teman
7. Menunjukkan
sikap toleran
8. Mengekspresikan
emosi yang sesuai
dengan kondisi
yang ada (senang-
sedih-antusias
dsb)
9. Mengenal tata
krama dan sopan
santun sesuai
dengan nilai
sosial budaya
setempat

VI. Seni 1. Senang 1. Anak


A. Anak mendengarkan bersenandung
mampu berbagai macam atau bernyanyi
menikmati musik atau lagu sambil
berbagai kesukaannya mengerjakan
alunan lagu 2. Memainkan alat sesuatu
atau suara musik/instrumen/ 2. Memainkan alat
benda yang dapat musik/benda
membentuk irama bersama teman
yang teratur

B. Tertarik 1. Memilih jenis lagu 1. Menyanyikan lagu


dengan yang disukai dengan sikap
kegiatan 2. Bernyanyi sendiri yang benar
seni 3. Menggunakan 2. Menggunakan

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 24


imajinasi untuk berbagai macam
mencerminkan alat musik
perasaan dalam tradisional
sebuah peran maupun alat
4. Membedakan peran musik lain untuk
fantasi dan menirukan suatu
kenyataan irama atau lagu
5. Menggunakan tertentu
dialog, perilaku, dan 3. Bermain drama
berbagai materi sederhana
dalam menceritakan 4. Menggambar
suatu cerita berbagai macam
6. Mengekspresikan bentuk yang
gerakan dengan beragam
irama yang 5. Melukis dengan
bervariasi berbagai cara dan
7. Menggambar objek objek
di sekitarnya 6. Membuat karya
8. Membentuk seperti bentuk
berdasarkan objek sesungguhnya
yang dilihatnya dengan berbagai
(misalnya dengan bahan (kertas,
plastisin, tanah liat) plastisin, balok,
9. Mendeskripsi dll)
sesuatu (seperti
binatang) dengan
ekspresif yang
berirama
10. Mengkombinasikan
berbagai warna
ketika menggambar
atau mewarnai

Bab II Standar Kompetensi | 25


Berdasarkan karakteristik tersebut, maka strategi PIP
yang dilakukan terhadap sasaran peserta didik pada usia
PAUD-TK, adalah sebagai berikut:
1) Keunikan dimiliki oleh anak sesuai dengan bawaan,
minat, kemampuan dan latar belakang budaya serta
kehidupan yang berbeda satu sama lain. Pembinaan
memberikan kesempatan mengenali keunikan yang
berpusat pada anak.
2) Masa Usia Emas Anak Usia Dini (Golden Age)
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa-
masa berikutnya. Pembinaan dengan memberikan
dasar pengetahuan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
3) Masa egosentris adalah masa dimana cara berpikir
anak tentang dunia berdasarkan pada sudut
pandang mereka sendiri dan sangat berbeda dengan
cara pandang orang dewasa. Pembinaan dengan
mendengarkan suara anak.
4) Anak Usia Dini memandang dan beranggapan
bahwa dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang
sangat menarik dan menakjubkan. Hal ini
mendorong rasa ingin tahu (curiosity) yang sangat

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 26


tinggi. Pembinaan dengan memberikan ruang untuk
bereksplorasi.
5) Anak memiliki dunia sendiri, berbeda dengan orang
di atas usianya. Mereka tertarik dengan hal-hal yang
bersifat imajinatif, khayalan dan berangan angan
sehingga mereka kaya dengan fantasi. Pembinaan
dengan menstimulasi ide dan kreatifitas.
6) Anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan
dalam jangka waktu yang lama. Pembinaan
dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang
bervariasi dan menyenangkan.
7) Anak akan meniru sikap, perilaku dan kata-kata
orang di sekitarnya. Pembinaan dilakukan melalui
keteladanan orang dewasa disekitar
8) Anak mengidolakan tokoh yang dianggap menarik
dan menjadi pusat perhatian. Pembinaan dengan
memperkenalkan dengan tokoh nasional dan heroik.
9) Masa eksplorasi pada anak usia dini adalah masa
penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak, terutama sumber alam
yang terdapat di tempat itu. Pembinaan dengan
memberikan akses kepada sumber belajar yang ada.
10) Anak sedang berada dalam periode sensitif atau
masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak

Bab II Standar Kompetensi | 27


terlambat perkembangannya. Pembinaannya melalui
stimulasi aspek perlembangan yang sesuai.
11) Anak berada pada masa bermain. Pembinaan dengan
memberikan permainan yang bermakna pra literasi,
pra numerasi dan karakter.

B. Kompetensi PAUD-TK
Dengan mempertimbangkan karakteristik, dan strategi
pembinaan diatas, Kompetensi PIP tingkat PAUD-TK
yang disusun dalam standar ini adalah sebagai berikut:

NO. ASPEK KOMPETENSI


1. Sikap Spiritual 1. Meyakini keberadaan
Tuhan Yang Maha Esa
melalui ciptaan-Nya
2. Sikap Sosial 1. Sopan
2. Jujur
3. Toleransi
4. Hidup Rukun/Damai
5. Menghargai keberagaman
6. Mandiri
7. Disiplin
8. Gotong-royong
9. Rela berkorban
10. Hidup Hemat/Tidak
Boros
11. Bekerja keras
12. Kritis

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 28


13. Empati
14. Menjaga kebersihan dan
lingkungan

3 Pengetahuan 1. Mengenal tokoh-tokoh


perumus Dasar Negara
Pancasila
2. Mengenalkan simbol sila-
sila Pancasila
3. Mengetahui sila-sila
Pancasila
4. Menghafal sila-sila
Pancasila
5. Mengenal lambang
Negara Indonesia
6. Mengenal Keberagaman
Budaya (Bhinneka
Tunggal Ika)
7. Mengenal sebagai warga
negara
8. Mengenal lagu nasional
9. Mengenal bendera
nasional
10. Mengenal bahasa nasional

Bab II Standar Kompetensi | 29


4. Keterampilan 1. Menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari
2. Membiasakan sikap
toleran
3. Membiasakan gotong-
royong dan bekerjasama
4. Menerapkan sikap sopan
santun
5. Menerapkan sikap Jujur
6. Menerapkan sikap
menghormati
7. Membiasakan sikap kritis
dan inovatif
8. Membiasakan sikap
disiplin
9. Membiasakan sikap
bekerja keras
10. Membiasakan sikap
kreatif dan mandiri
11. Membiasakan hidup
hemat dan tidak boros
12. Membiasakan sikap rela
berkorban
13. Membiasakan hidup
rukun

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 30


BAB III
STANDAR MATERI

Standar Materi PIP disusun berdasarkan Standar


Kompetensinya. Berikut ini disajikan standar materi
yang berisi kompetensi dan rincian ruang lingkup materi
PIP untuk tingkat pendidikan PAUD – TK.

RUANG LINGKUP
NO KOMPETENSI
MATERI
1 Meyakini 1. Mengenal berbagai
keberadaan Tuhan mahluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa YME
melalui ciptaan-Nya 2. Mengenal nilai agama
yang dianut
3. Mengerjakan ibadah
sesuai keyakinan
4. Mengetahui hari besar
agama-agama di
Indonesia
5. Menghormati
perbedaan agama dan
bersedia bergaul
dengan teman yang
berbeda agama.
2 Sopan Sopan dalam bergaul,
berinteraksi di rumah,

Bab III Standar Materi | 31


sekolah dan lingkungan

3 Jujur Jujur dalam perbuatan dan


perkataan di rumah,
sekolah dan lingkungan
4 Toleransi Toleran dalam bergaul di
rumah, sekolah dan
lingkungan
5 Hidup Rukun dalam bergaul
Rukun/Damai dengan sesama di
lingkungan rumah,
sekolah dan lingkungan
6 Menghargai Keberagaman sosial,
keberagaman budaya, dan ekonomi
masyarakat dalam konteks
Bhinneka Tunggal Ika
7 Mandiri Mandiri dalam
melaksanakan kegiatan
sehari-hari di rumah, di
sekolah
8 Disiplin Disiplin di rumah, di
sekolah dan lingkungan
9 Gotong-Royong Gotong-royong dalam
menjalankan kegiatan
bersama-sama baik di
rumah, di sekolah dan di

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 32


lingkungan masyarakat

10 Rela Berkorban Rela berkorban untuk


membantu orang lain yang
membutuhkan baik di
rumah, di sekolah dan di
lingkungan masyarakat
11 Hidup Menerapkan gaya hidup
Hemat/Tidak Boros sederhana, budaya
menabung
12 Bekerja Keras Pantang menyerah dan
berusaha
13 Kritis Peka terhadap lingkungan
rumah, sekolah dan
Keluarga; memberikan
kesempatan kepada anak
menyampaikan
pendapatnya
14 Empati Berempati terhadap orang
lain yang memiliki
kesulitan
15 Menjaga kebersihan Menjaga kebersihan diri
diri dan lingkungan dan lingkungan rumah,
sekolah dan lingkungan

Bab III Standar Materi | 33


tempat tinggal

16 Mengenal tokoh- Tokoh-tokoh pahlawan


tokoh perumus nasional dan sejarah
Pancasila perumus Dasar Negara
Pancasila
17 Mengenalkan Simbol-simbol sila
simbol sila-sila Pancasila dan lambang
Pancasila Bhinneka Tunggal Ika
18 Mengetahui sila-sila Deskripsi sila-sila
Pancasila Pancasila dengan cerita
19 Menghafal sila-sila Melafalkan Sila-Sila
Pancasila Pancasila
20 Mengenal lambang Mengenalkan Burung
Negara Indonesia Garuda Pancasila: Jumlah
bulu, sayap, dll
21 Mengenal Tarian, makanan, Bahasa
Keberagaman daerah, lagu daerah,
Budaya (Bhinneka permainan, baju daerah
Tunggal Ika)
22 Mengenal sebagai Aku Anak Indonesia, Aku
warga negara Bangga Indonesia
23 Mengenal lagu Menyanyikan lagu-lagu
nasional nasional dan daerah
24 Mengenal bendera Mengenalkan warna dan
nasional bentuk bendera nasional

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 34


25 Mengenal bahasa Mengenal Bahasa
nasional Indonesia sebagai Bahasa
Nasional
26 Menerapkan nilai- Percaya adanya Tuhan
nilai Pancasila Yang Maha Esa serta
dalam kehidupan menjalankan agama sesuai
sehari-hari dengan kepercayaan
masing-masing serta
toleransi terhadap agama
lain yang dianut
27 Membiasakan sikap Toleransi dalam
toleran kehidupan baik di rumah,
di sekolah serta
lingkungan dengan saling
menghargai dan
menghormati perbedaan
28 Membiasakan Gotong-royong dan
gotong-royong dan bekerjasama di rumah,
bekerjasama sekolah dan lingkungan
masayarakat
29 Menerapkan sikap Sopan santun dalam
sopan santun ucapan dan perbuatan
baik di rumah, sekolah dan
lingkungan masyarakat
30 Menerapkan sikap Jujur dalam ucapan dan
Jujur perbuatan baik di rumah,
sekolah dan di lingkungan

Bab III Standar Materi | 35


masyarakat

31 Menerapkan sikap Hormat menghormati


menghormati terhadap sesama baik di
rumah, sekolah maupun
lingkungan masyarakat
32 Membiasakan sikap Kritis terhadap keadaan
kritis dan Inovatif baik di rumah, sekolah
maupun di lingkungan
masyarakat serta
menyelesaikan berbagai
permaslahan secara cerdas
33 Membiasakan sikap Disiplin dalam
disiplin menjalankan peraturan
sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya baik di
sekolah, di rumah dan di
lingkungan masyarakat
34 Membiasakan sikap Bekerja keras dalam
bekerja keras berusaha dan pantang
menyerah untuk mencapai
hasil terbaik
35 Membiasakan sikap Kreatif dan mandiri dalam
kreatif dan mandiri menghasilkan karya dan
tidak tergantung orang
lain

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 36


36 Membiasakan Hidup Sederhana, hemat
hidup hemat dan dan tidak boros
tidak boros
37 Membiasakan sikap Rela berkorban untuk
rela berkorban membantu orang lain yang
membutuhkan baik di
rumah, sekolah dan
lingkungan masyarakat
38 Membiasakan sikap Hidup rukun saling
hidup rukun Menyayangi antar sesama
baik di rumah, sekolah dan
lingkungan masyarakat

Bab III Standar Materi | 37


BAB IV
STANDAR METODE

Standar Metode PIP adalah acuan metode dalam proses


pembelajaran, yang merupakan kriteria minimal
pelaksanaan proses pembelajaran untuk memperoleh
capaian pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip yang
dipergunakan dalam melaksanakan metode pembinaan
tersebut adalah sebagai berikut:
PRINSIP-PRINSIP PEMBINAAN
1. Mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya
2. Dilakukan secara intensif, merangkul dan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan
3. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
pembelajaran
4. Melaksanakan pembinaan sesuai konteks sosial
budaya masyarakat sekitarnya
5. Mengoptimalkan pencapaian kompetensi abad ke-21

6. Saling menghormati dan menghargai

7. Demokratis, berkeadilan, dan non diskriminasi


8. Menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, hak asasi
manusia, nilai kultural dan kemajemukan bangsa
9. Memberi keteladanan, membangun kemauan dan

Bab IV Standar Metode | 38


mengembangkan kreatifitas

Berdasarkan Prinsip-prinsip tersebut, standar metode


PIP bagi tingkat PAUD–TK disusun dalam ruang
lingkup yang mencakup lingkungan kelas, sekolah, dan
masyarakat. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
METODE
KELAS SEKOLAH MASYARAKAT
 Integrasi nilai-nilai  Melaksanakan  Memperkuat
Pancasila dalam upacara peran orang tua
KTSP termasuk bendera untuk
RPP  Membacakan keselarasan nilai-
 Proses buku atau nilai pancasila di
pembelajaran dogeng sekolah dan di
mengintegrasikan  Penghargaan rumah.
nilai-nilai terhadap  Melibatkan dan
Pancasila keberagaman memberdayakan
 Menciptakan yang potensi
lingkungan diekspresikan lingkungan
kegitan yang dalam kegiatan sebagai sumber
ramah, aman dan budaya, pentas belajar seperti
menyenang-kan seni, karya keberadaan dan
 Bermain peran, anak, perayaan, dukungan pegiat
diseminasi tradisi dan seni dan budaya,
pengalaman norma hari tokoh

Bab IV Standar Metode | 39


langsung dari besar nasional masyarakat,
guru; metode dan keagamaan alumni,
pembelajaran serta peraturan komunitas,
berbasis nyanyian sekolah organisasi
(lagu nasional,  Kepemimpinan masyarakat
lagu daerah, dan Kepala Satuan  Menyinergikan
lagu anak); cerita dijiwai oleh implementasi
(oleh guru, Peserta nilai-nilai pengembangan
didik, film kartun, Pancasila ideologi
film anak);  Keteladanan Pancasila dengan
permainan; belajar kepala satuan, berbagai
diluar kelas guru/pendidik program yang
(lingkungan kelas) dan tenaga ada dalam
 Proyek sederhana kependidikan lingkup
terkait nilai-nilai untuk akademisi, pegiat
Pancasila menerapkan pendidikan,
(mengambil nilai-nilai lembaga
proyek di satuan Pancasila swadaya
pendidikan,  Kebijakan masyarakat,
rumah) sekolah komunitas
ditujukan untuk kreatif, dan
memperkuat lembaga media
upaya massa.
pencapaian
pembinaan
ideologi
Pancasila

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 40


BAB V
PENUTUP

Dengan tersusunnya standar materi dan metode PIP


pada pendidikan formal tingkat PAUD-TK ini, para
penyelenggara program pembinaan seperti tenaga
kependidikan, narasumber, fasilitator, hingga komunitas
diharapkan memiliki acuan dalam melaksanakan
berbagai kegiatan terkait PIP sesuai standar yang
ditetapkan.
Disadari bahwa suatu ide pembaruan standar materi dan
metode tentang PIP untuk tingkat TK-PAUD yang
dilaksanakan hanya akan dapat diterima oleh seluruh
pemangku kepentingan pada tingkat pendidikan
tersebut bila pemikirannya secara luas disebarkan dan
disosialisasikan kepada mereka. Selain itu, yang tidak
kalah pentingnya adalah mereka dapat melihat secara
lugas, jelas, dan tegas keberhasilan dan
kebermanfaatannya dari konsep standar materi dan
metode PIP yang telah mereka gulirkan.
Untuk itu, salah satu yang perlu diperhatikan adalah
bahwa dalam hal ini standar materi dan metode PIP
pada tingkat PAUD-TK harus merupakan salah satu
sumber informasi yang berfungsi sebagai medium dan
mengkomunikasikan konsep PIP yang telah
dirancangnya.

Bab V Penutup | 41
Keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam upaya
mengimplementasikan konsep standar materi dan
metode PIP, sangat ditentukan oleh organisasi dan
manajemen yang didukung oleh kepemimpinan yang
kuat dan dengan keteladanan yang tinggi dari para
penyelenggara, fasilitator, pendidik, dan tenaga
kependidikan di tingkat pendidikan dasar dan
menengah yang menjadi subjek sasaran.
Sehubungan dengan itu, maka dalam kondisi perubahan
yang amat cepat serta kompleksitas masalah PIP yang
akan dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah, selain ke dua hal tersebut, maka
prinsip-prinsip manajemen modern seperti koordinasi,
kerja sama, networking, dan profesionalisme, serta adanya
kebijakan pemerintah daerah yang berpihak merupakan
faktor yang amat penting untuk diperhatikan.
Konsekuensi dari pemikiran di atas, maka pemangku
kepentingan pada tingkat PAUD-TK, baik di pusat
maupun di provinsi, harus memiliki rasa tanggung
jawab penuh atas terimplementasinya standar materi dan
metode pembinaan ideologi Pancasila guna mewujudkan
hasil yang sebaik-baiknya. Hal ini juga sekaligus
menunjukkan dukungan kepada kebijakan BPIP secara
keseluruhan.
Keberhasilan konsep standar materi dan metode PIP
memerlukan dukungan moril dan materil yang kuat.

Bab V Penutup | 42
Selain itu, diperlukan juga kerja sama dari berbagai
pihak yang mempunyai peranan stategis dalam
menunjang keberhasilan penyelenggaraan program
BPIP.
Standardisasi PIP ini merupakan rekomendasi sebagai
bagian dari upaya pendidikan dan pembentukan
karakter dan watak kewarganegaraan agar siap
menghadapi tantangan sebagai warga global dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
Demikian konsep standar materi dan metode PIP tingkat
PAUD-TK ini dapat tersusun atas dukungan dan
bantuan pemikiran dari berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terimakasih. Semoga standar materi dan metode
PIP ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan program peningkatan kapasitas
pendidik dan tenaga kependidikan pada tingkat PAUD-
TK sehingga dapat terselenggara dengan baik serta
tercapainya tujuan yang diharapkan.

Standar Materi dan Metode Pembinaan Ideologi Pancasila PAUD-TK | 43

Anda mungkin juga menyukai