Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Etos Kerja ditinjau dari Tingkat Pendidikan dan Tingkat Usia

pada Pegawai Jamu Tradisional Madura

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Riqqa Robabatuzzakiyyah

190541100096

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

JURUSAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di indonesia banyak jenis minuman tradisional dari berbagai daerah
khususnya di daerah Madura, jamu Madura ini sangat terkenal dengan ciri khas
bahan baku yang mereka menggunakan bahan-bahan dari alam dengan
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam indonesia yang melimpah seperti
rempah-rempah. Di beberapa daerah Madura Jamu diolah oleh kalangan sendiri
atau juga memperkerjakan pergawai di home industry yang mereka miliki.
Pegawai yang bekerja pada home industry ini memiliki latar belakang yang
berbeda-beda pada tingkat pendidikannya rata-rata, (data) pendidikan di Madura
masi ditingkat yang rendah, hal ini berdasarkan data yang di publikasikan ole BPS
kabupaten bangkalan.......
Bukan hanya berbeda latar belakang pendidikan, banyak juga para
pegawai yang berbeda pada tingkat usia mereka mulai dari kalangan muda dan
juga lanjut usia, ada juga pegawai wanita di home industry jamu ini. Jadi para
wanita ini Madura bukan hanya berkerja di sawah, ladang tetapi juga bisa bekerja
dalam sektor industri, ini membuktikan bahwa wanita Madura ini pekerja keras
dan juga tidak pantang menyerah dalam suatu hal yang mereka jalani atau
kerjakan.
Dalam suatu tempat usaha sumber daya manusia memiliki tugas yang
sangat penting. Sumber daya manusia ini memiliki kontribusi untuk menentukan
sukses tidaknya suatu tempat usaha. Sutrisno (2009) mengatakan sumber daya
manusia merupakan seseorang yang bekerja dalam suatu perusahaan atau instansi
pemerintah yang bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya agar tujuan
perusahaan tercapai. Tidak adanya peranan manusia dalam suatu tempat usaha,
tidak mungkin tempat usaha dapat bergerak dan berjalan menuju yang diingikan.
Maka dari itu sumber daya manusia harus diseleksi atau dipilih dengan sebaik-
baiknya untuk dikembangkan kemampuan dan keterampilannya supaya hasil
kerjanya maksimal.
Kualitas SDM sebuah tempat usaha merupakan salah satu faktor utama
baik atau buruknya suatu usaha, Jika SDM rendah maka perkembangan usaha
dapat terhambat, dalam tempat usaha usia dan pendidikan juga berpengaruh dalam
etos kerja karena akan berdampak pada produksivitas yang akan membaik bila
para pegawai berkompeten dalam bidangnya

Hal ini bisa dihadapi dengan menyeleksi para karyawan yang akan masuk
kedalam bidang yang di butuhkan baik dari usia yang bisa (kondisi yang
seharusnya terjadi / das sollen)

Namun berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, para SDM ini
mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi etos kerja pada tempat usaha ini
sehingga bisa berdampak pada produktivitas jamu yang di produksi, seperti
pekerja yang berusia lanjut yang mengalami penurunan produktivitas dalam
mengerjakan suatu pekerjaan, pekerja yang belia memiliki sikap suka bermalas-
malasan, menyepelekan pekerjaan, tidak bertanggung jawab sehingga banyak
pekerjaan yang tertunda dan tertumpuk.(realita yang dihadapi / das sein)

Dalam membangun usahanya para produsen akan memilih pegawai –


pegawai yang berkompeten dan memiliki skill yang memadai dalam bidangnya
agar produksi pada usaha mereka akan berkembang lebih pesat dari sebelumnya.
Baik dari usia dan pendidikan sangatlah penting karena usia akan membuat
kinerja menurun dan pendidikan akan mendukung inovasi mengikuti zaman yang
tiap tahun akan berkembang agar tempat usaha tidak tertinggal dan kuno.
(masalah/gap/kesenjangan amtara das sollen dan das sein)

Untuk memproduksi produk yang terbaik untuk para konsumen


para produsen membutuhkan pegawai yang memiliki etos kerja yang tinggi agar
memberikan kualitas yang terbaik. Karena itu para pegawai di tempat usaha ini
memperkerjakan semua kalangan mulai dari yang tua, muda, tingkat pendidikan
yang rendah ataupun memiliki jenjang pendidikan yang tinggi sehingga bisa
berdampak pada usaha yang mereka jalankan.(mengaitkan masalah dengan
variabel yang tepat)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etos adalah
pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. etos kerja menurut
Anoraga (1992) adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau satu umat
terhadap kerja. Selanjutnya, menurut Sinamo (2003) dalam (Busro, 2017) etos
kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan
fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang integral. .
(menjelaskan variabel yang relevan (y) dengan masalah, ditunjang dengan
referensi yang bersumber dari buku, jurnal penelitian, website, dll)

Faktor internal adanya etos kerja menurut Priansa (2016) usia dan
pendidikan. Pendidikan yang terbaik dapat menginternalisasikan etos kerja dengan
tepat, sehingga individu akan memiliki etos kerja yang tinggi. Pendidikan erat
kaitannya dengan pembentukan karakter dan etos kerja dalam jangka panjang,
karena pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan. Melalui pendidikan
yang baik maka dalam diri pegawai akan terbentuk etos kerja yang tinggi .
(menautkan/menginteraksikan/menghubungkan variabel sebelumnya
dengan variabel lain yang tepat, dalam hal ini variabel sebelumnya adalah
risk taking behavior (y) dan variabel berikutnya adalah motivasi (x))

Usia dan pendidikan.....

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, agar penelitian ini jelas dan
terarah maka peryataan penelitian yang dapat dirumuskan dalam penelitian
ini adalah “”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalh diatas, supaya penelitian ini


lebih terarah, makan pertanyaan yang ditemui dalam penelitian ini adalah “
apakah ada perbedaan etos kerja dari tingkat pendidikan dan tingkat usia pada
pegawai jamu tradisional Madura”

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalh
untuk mengetahui perbedaan etos kerja pegawai jamu Madura ditinjau dari tingkat
pendidikan dan tingkat usia.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan pemaparan tujuan penelitian, adapun akan memberikan
manfaat yang bersifat teoritis dan bersifat praktis
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini mungkin diperlukan untuk mengembangkan
keilmuan dibidang psikologi yang terkait dengan etos kerja
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Subjek
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman subjek tentang
etos kerja mereka dan diharapkan juga bisa meningkatkan etos kerja mereka
dalam bekerja
b. Bagi Keluarga subjek
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terhadap keluarga
subjek agar bisa memberikan dukungan kepada pegawai jamu madura.
c. Bagi Masyarakat
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Etos Kerja

2.1.1 Defini Etos kerja

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Etos adalah pandangan hidup


yang khas dari suatu golongan sosial, Dari bahasa Yunani kata etos (ethos) yang
memberikan makna sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuati (Tasmara, 2002). Lalu, dari istilah inggris ethos memiliki arti watak atau
semangat fundamental suatu budaya, atau berbagai ungkapan yang menunjukkan
kepercayaan, kebiasaa, perilaku suatu kelompok masyarakat.

Etos mendefinisikan karakter dan sikap, kebiasa seorang individu atau


kelompok manusia. Etos juga merupakan watak, kesusilaan atau adat. Hal ini
berarti,etos merupakan tata nilai yang diyakini danmenjadi aturan hidup yang
lebih baik. Etos kerja diberikan kedalam nilai-niali yang telah dipercayai, hal ini
juga menjadi dasar dalam bekerja untuk memberikan hasil kehidupan yang lebih
baik lagi.
Etos kerja menurut Anogara (1992) adalah penglihatan dan sikap suatu
bangsa atau kelompok terhadap kerja. Sedangkan Sinamo (2003) dalam (Busro,
2017) etos kerja adalah seperangkat perilaku baik yang berlandaskan pada
fundamental yang disertai komitmen total di cara pandang kerja yang
berkesinambungan. Menurutnya, jika seseorang, kelompok, atau komunitas
menerapkan paradigma kerja, mempercayai dan juga berkomitmen pada
paradigman kerja, semua itu akan menciptakan sikap dan perilaku kerja yang
memiliki ciri tersendiri. Itulah yang akan mewujudkan etos kerja dan budaya.
Adapun Sinamo (2003) mengambil istilah etos karen menjumpai kata etos
tercantum istilah tidak untuk perilaku khas dari sebuah organisasi atau sebuah
kelompok itu saja tetapi juga termasuk motivasi yang menggerakan mereka,
karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode moral, kode etik, kode
perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, kepercayaan-kepercayaan, prinsip-prinsip
dan juga standar-standar. Selanjutnya, menurut Gaol (2012) respon yang istimewa
dari individu atau kelompok atau juga masyarakat akan kehidupan, respon atau
aksi yang timbul dari kepercayaan yang diperoleh dan respon itu menjadi
kebiasaan atau karakter pada diri individu atau kelompok atau masyarakat. Sama
juga dengan Priansa (2016) Etos kerja merupakan seperangkat sikap atau
pandangan yang melandasi yang di pegang oleh pegawai untuk memandang
perkerjaan sebagai ha yang positif untuk meningkatkan status kehidupan,
sehingga bisa berdampak pada perilaku kerjanya dalam organisasi tersebut.
Tasmara (2002) juga menegaskan bahwa etos kerja itu totalitas kepribadian, serta
model mengekspresikan, melihat, mempercayai, dan cara membagikan makna
adanya sesuatu yang akan memotivasi dirinya akan berbuat dan bekerja secara
terbaiknya,

Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau satu umat
terhadap kerja atau pekerjaan yang dapat diartikan sebagai suatu nilai kerja yang
positif. Etos kerja di ukur dengan menggunakan skala sikap yang disusun oleh penulis
yang mengacu pada teori Chernngton (1980)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian


kuantitatif, yang disebutkan oleh Sugiyono (2009: 14) dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang memiliki dasar pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi/sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
dasarnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetakan.

Menurut Emzir (2009:28), pendekatan kuantitatif adalah salah satu


pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma postpositive dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (contohnya pemikiran tentang sebab-akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik menggunakan
pengukuran dan observasi di lapangan dan juga pengujian teori), Menggunakan
strategi penelitian seperti eksperimen dan juga survey yang membutuhkan data
statistik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, makan dapat diambil kesimpulan


bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang bersifat sistematis,
terencana dengan matang, dan terstruktur. Menggunakan model-model matematis,
teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang ada.

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian survey yaitu penelitian yang


mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alamt
pengumpulan data yang pokok Masri (1989).

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Pengertian Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang


berbentuk apapun itu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari hingga
didapatkan informasi tentang hal itu, lalu dapat ditarik kesimpulan.

Sedangkan menurut Surtisno Hadi dalam Arikunto (2002) mendefinisikan


variabel sebagai gejala yang beragam, yang menggunakan objek penelitian
variabel terbagi menjadi dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Menurut Kerlinger (1973), variabel adalah sifat yang akan dipelajari.


Seperti contoh tingkat aspirasi status sosial, jenis kelamin, dan lain-lain. Di bagian
lain Karlinger mengemukakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat
yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel
adalah sesuatu yang bermacam-macam.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


variabel penelitian merupakan suatu atribut atau nilai dari individu, objek, atau
sesuatu yang bermacam-macam dan telah ditetapkan oleh peneliti lalu ditarik hasil
kesimpulan.

3.2.2 Macam-macam Variabel

Menurut Sugiyono (2014) macam-macam variabel dalam penelitian


dibedakan menjadi :

a. Variabel independent (x)


Variabel Independent biasanya disebut dengan variabel yang bebas.
Dikatakan variabel bebas karena variabel ini yang akan menjadi
penyebab atau mempengaruhi atau memberikan dampak kepada
variabel dependent (variabel terikat).

Dalam peneltian variabel (x) adalah Tingkat Usia dan Tingkat


Pendidikan pada Pegawai Jamu
b. Variabel dependent (y)
Variabel dependent biasanya disebut dengan variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yagn menjadi akibat, atau yang dipengaruhi
atau yang ditimbulkan dari adanya variabel independent (variabel
bebas)

Dalam peneltian ini, variabel (y) adalah Etos Kerja pada Pegawai Jamu
Madura.

3.2.3 Definisi Konseptual

3.2.4 Definisi Operasional

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi adalah daerah generalisasi yang terdapat objek atau subjek yang
memiliki mutu dan perilaku tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari lalu ditarik kesimpulannya Sugiyono (2014). Jadi populasi bukan hanya
tentang orang atau individu saja tetapi juga tentang obyek dan benda-benda
disekitar kita.

Menurut Kadir (2016) Populasi ialah suatu golongan memiliki sifat-sifat


yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga individu tersebut masuk ke dalam
kriteria yang dicari.

Kesimpulan dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan populasi ialah
keseluruhan dari subjek-subjek yang akan diteliti dan telah dipatenkan oleh
peneliti sehingga dapat disimpulkan.

Populasi dari penelitian ini adalah para pekerja di tempat home industry jamu
Madura yang berjumlah ?

Sampel adalah sebagian atau separuh dari populasi yang karakteristiknya


telah diamati agar sesuai dengan kriteria penelitian (Kadir, 2016). Sama halnya
dengan Djarwanto (1994: 43) sampel ialah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya akan diteliti. Jadi sampel ialah bagian atau separuh dari jumlah
dan memiliki karakteristik yang dimiliki populasi yang akan diteliti. Sampel yang
akan diambil oleh peneliti berjumlah ---- orang pekerja yang berasal dari Madura.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan data atau sampel dengan cara
mengambil sampel dengan memperhatikan setiap wilayah.

Anda mungkin juga menyukai