PELAFALAN,PENGGUNAAN HURUF,DAN
PEMISAHAN SUKU KATA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
3A D4 JASA KONSTRUKSI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari
kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam
menimbah ilmu utamanya dalam pelajaran bahasa Indonesia terkhusus pada pelafalan,
pemakaian huruf, dan pemisahan suku kata.
Penyusun menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat banyak kesalahan, untuk itu
dengan segala rendah hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan tugas ini agar dapat lebih baik.
Akhir kata kami ucapkan semoga tugas besar ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
dunia pendidikan pada umumnya dan Jurusan Teknik Sipil pada khususnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. C.Tujuan Penulisan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Pelafalan.......................................................................................................................
B. Penggunaan Huruf........................................................................................................
C. Pemisahan Suku Kata...................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam pemilihan kata
adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karena
akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang sangat sulit mengungkapkan maksud
atau segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya.Kita
pun juga menjumpai orang-orang yang boros sekali dalam memakai perbendaharaan
katanya, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti.Oleh karena itu agar tidak
terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa setiap kata
mengungkapkan sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat penyalur gagasan yang akan
disampaikan kepada orang lain. Jika kita sadar akan hal itu, berarti semakin banyak kata
yang kita kuasai, semakin banyak pula ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup
kita ungkapkan.
Tujuan manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca.Dalam berkomunikasi, kata-
kata disatu-padukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah
sintaksis yang ada dalam suatu bahasa.Dalam hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi
salah satu faktor penentu dalam komunikasi.
Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-
menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari.Pemilihan kata berhubungan erat
dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang.
Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan
menjadi lebih berbobot dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh
orang lain.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pelafalan yang sesuai dalam bahasa Indonesia?
2) Bagaimana menggunakan huruf – huruf dalam bahasa Indonesia secara tepat?
3) Bagaimana pemisahan suku kata yang tepat?
PEMBAHASAN
A. Pelafalan
Pelafalan adalah cara seseorang atau sekelompok orang di suatu masyarakat
dalam mengucapkan bunyi bahasa..Kaidah pelafalan bunyi bahasa Indonesia berbeda
dengan kaidah bunyi bahasa lain, terutama bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa
Belanda, dan bahasa Jerman. Ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia
cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai
dengan apa yang tertulis.Perhatikan contoh berikut
Teknik. Lafal yang salah: tehnik Lafal yang benar: teknik [t e k n i k]
Tegel. Lafal yang salah: tehel Lafal yang benar: tegel [t e g e l]
Energi. Lafal yang salah: enerhi, enersi, enerji Lafal yang benar: energi [e n e r g
i]
Masalah lain yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan kata
dengan huruf. Sebaiknya pemakai bahasa memperhatikan pelafalan yang benar seperti
yang sudah dibakukan dalam ejaan.
Perhatikan pelafalan berikut
Di dalam kaidah ejaan dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu
nama orang, badan hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya
disesuaikan dengan kaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain.
Pertimbangan yang dimaksud ialah pertimbangan adat, hukum, agama, atau
kesejahteraan, dengan kebebasan memilih apakah mengikuti Ejaan Republik (Soewandi)
atau Ejaan yang Disempurnakan. Jadi, pelafalan nama orang dapat saja diucapkan tidak
sesuai dengan yang tertulis, bergantung pada pemilik nama tersebut.
Demikian pula halnya dengan pelafalan unsur kimia, nama minuman, atau nama obat-
obatan, bergantung pada kebiasaan yang berlaku untuk nama tersebut. Jadi, pemakai
bahasa dapat saja melafalkan unsur tersebut tidak sesuai dengan yang tertulis. Hal
tersebut memerlukan kesepakatan lebih lanjut dari pakar yang bersangkutan. Contoh :
Bunyi /h/ yang terletak di antara dua vokal yang sama harus dilafalkan dengan jelas,
seperti pada kata mahal, pohon, luhur, leher, sihir. Bunyi /h/ yang terletak di antara dua
vokal yang berbeda dilafalkan dengan lemah atau hampir tidak kedengaran, seperti pada
kata tahun, lihat, pahit. Bunyi /h/ pada kata seperti itu umumnya dilafalkan dengan bunyi
luncur /w/ atau /y/, yaitu tawun, liyat, payit. Aturan ini tidak berlaku bagi kata-kata
pungut karena lafal kata pungut disesuaikan dengan lafal bahasa asalnya, seperti kata
mahir, lahir, kohir, kohesi.
B. Penggunaan Huruf
Contoh:
Quran tetap ditulis Quran (nama)
aquarium harus ditulis dengan akuarium
quadrat harus ditulis dengan kuadrat
taxi harus ditulis dengan taksi
complex harus ditulis dengan kompleks
Huruf /k/ selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk
melambangkan bunyi huruf hamzah (glotal). Ternyata masih ada pengguna bahasa yang
menggunakan tanda ‘ain’ /’/ untuk bunyi hamzah (glotal) tersebut.
Contoh:
ta’zim harus diganti dengan taksim
ma’ruf harus diganti dengan makruf
da’wah harus diganti dengan dakwah
ma’mur harus diganti dengan Makmur
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat
didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya
kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan.
Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata bedasarkan kepentingan lain,
misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk
memudahkan pengetikan. Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata
yang diatur dalam ejaan yang disempurnakan seperti berikut ini.
1. Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di
antara vokal tersebut.
Contoh:Main [ma-in], taat [ta-at]
A. Kesimpulan
Pelafalan adalah cara seseorang atau sekelompok orang di suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia
cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan
apa yang tertulis.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan 26 huruf didalam
abjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/ sampai dengan huruf /z/. Meskipun huruf-huruf
serapan sudah dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, harus kita ingat ketentuan pemakaian
huruf /q/ dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk nama istilah khusus.
Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris,
yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan. . Penulisan harus mengikuti kaidah-
kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam pedoman umum ejaan bahasan Indonesia.
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran
tentang pamakaian ejaan diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan
penggunaan ejaan dalam pembuatan suatu karya tulis.Dan semoga penjabaran ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://pelitaku.sabda.org/
penggunaan_dan_tata_tulis_ejaan_pelafalan_pemakaian_huruf_dan_pemisahan_suku_ka
ta
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25978/150701014.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.academia.edu/28679883/MAKALAH_EJAAN_BAHASA_INDONESIA