Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN KARYA PAPAN BICARA DALAM UPAYA MEMBENTUK

PENDIDIKAN KARAKTER DI SMAN 4 GOWA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan

tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun

aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan

bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi

masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat

persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU Nomor 5

Tahun 2014 Tentang ASN: Pertimbangan).

Tugas ASN sebagai pelayan publik meliputi banyak hal, dalam

berbagai ruang lingkup kehidupan. Seperti pelayanan administrasi negara,

bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap ruang

lingkup pelayanan tersebut memiliki unit pelaksana terpadu, mulai dari unit

terkecil hingga unit terbesar dalam lingkup nasional.

Guru sebagai ujung tombak fungsi pelaksanaan di bidang

pendidikan merupakan profesi yang sangat mulia sekaligus membutuhkan

aparat yang memiliki sifat Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA , guna mencapai

tujuan dan sasaran pokok sebagaimana tugas pokok dan fungsi guru yang
tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media

elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan

dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk

mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter. 

Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama

pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak

bangsa, pendidikan karakter inipun diharapkan mampu menjadi pondasi

utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Dalam UU No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal3,

menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Dengan demikian dianggap penting membuat kegiatan dalam

upaya mendukung agar tercapainya pendidikan karakter. Salah satu

kegiatan dalam tercapainya hal tersebut diantaranya membuat karya

papan bicara dengan tujuan mengepung siswa dengan informasi belajar,

hal tersebut inilah yang menjadi pertimbangan penulis untuk diterapkan di

SMAN 4 Gowa.
1.2 Tujuan Aktualisasi

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan internalisasi nilai-nilai dasar dasar profesi

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mencakup ANEKA (Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dalam

melaksanakan sasaran kerja, perintah atasan, maupun inovasi.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mempercepat tujuan pendidikan karakter tercapai

2. Melakukan kegiatan program pengajaran dengan papan bicara di

SMAN 4 Gowa.

3. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA di dalam kegiatan

aktualisasi berdasarkan tugas dan fungsi guru sebagai ASN.

4. Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik di bidang

pendidikan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.

1.3. Manfaat Aktualisasi

Aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

 Bagi diri sendiri

Menerapkan nilai dasar ASN dan menyelesaikan pembelajaran Diklat

Pelatihan Dasar dan ikut serta dalam meningkatkan pencapaian visi

dan misi SMA Negeri 4 Gowa.


 Bagi organisasi

Meningkatkan efektifitas dan pencapaian visi dan misi SMA Negeri 4

Gowa

 Bagi masyarakat

Meningkatkan kepercayaan masyarakat sekitar untuk menyekolahkan

anaknya di SMA Negeri 4 Gowa

1.4. Waktu dan pelaksanaan

Laporan aktualisasi ini membahas tentang penerapan papan

bicara dalam upaya membentuk pendidikan karakter di SMA Negeri 4

Gowa pada tanggal 1 Agustus 2019 hingga 1 September 2019 oleh

peserta diklat Latsar. Hal tersebut di dasari oleh teori pendidikan karakter

di dalam kelas yang belum dianggap cukup untuk membekali siswa.


BAB II

GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

2.1. Gambaran Umum SMAN 4 Gowa

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menegaskan bahwa, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif

agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

dan akhlak mulia. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dunia pendidikan

terus mengalami perubahan sejalan dengan arus perubahan sosial yang

terjadi. SMA Negeri 4 Gowa dituntut untuk terlibat secara aktif

membangun kesepahaman tujuan dengan seluruh pemangku

kepentingan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan

menerbitkan profil sekolah agar seluruh stakeholder memiliki


kesepahaman yang sama mewujudkan visi SMA Negeri 4 gowa yang

berkarakter, berprestasi dan mandiri.

2.2. Visi dan Misi SMAN 4 Gowa

VISI

Visi yang diemban oleh SMA Negeri 4 Gowa adalah “Berkarakter,

Berprestasi dan Mandiri. Indikator pencapaian visi ini sebagai berikut :

a. Berkarakter:

1). Sekolah sebagai pusat pengembangan karakter ditingkat

kabupaten Gowa.

2). Sekolah sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan

konseling ditingkat kabupaten.

3). Menginternalisasi lima budi utama yakni Jujur, Bertanggungjawab,

Disiplin, Sopan dan Percaya Diri.

b. Berprestasi :

1). Lulusan mampu bersaing melanjutkan pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi;

2). Memiliki kelompok ilmiah yang mampu menjadi finalis ditingkat

provinsi;

3). Memiliki kelompok seni yang mampu tampil pada kegiatan

ditingkat kabupaten;

4). Memiliki kelompok olahraga yang mampu berprestasi ditingkat

provinsi Sulawesi Selatan;


5). Menempatkan sekolah sebagai basis pengembangan

pembelajaran internet;

6). Proses pembelajaran dikelas berlangsung secara inovatif dan

bermakna.

c. Mandiri

Kemandirian adalah kemampuan melakukan kegiatan atau tugas-tugas

sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Indikator

kemandirian siswa sebagai berikut:

1). Mampu mengambil keputusan berdasar pengetahuan dan

pemikiraan sendiri

2). Mampu belajar dengan mengandalkan keahlian pribadi tanpa

membebani orang lain.

3). Mampu mencari dan memamfaatkan sumber-sumber belajar yang

tersedia;

4). Memiliki motivasi berprestasi yang tinggi;

5). Mampu mengelola kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler secara

mandiri.

MISI

Berdasarkan visi tersebut diatas, maka Misi SMA Negeri 4 Gowa

dijabarkan sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi kepada Tuhan

Yang Maha Esa;


b. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada lingkungan, seni

dan Budaya;

c. Menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan karakter secara

terencana dan berkesinambungan;

d. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aktif & kreatif untuk

menumbuhkan semangat berprestasi;

e. Mengembangkan profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu

pelajaran dikelas;

f. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat

untuk keunggulan belajar mandiri;

g. Melaksanakan tata tertib secara konsisten konsekuen;

h. Manajemen partisipatif dengan melibatkan semua stakeholder dalam

pengelolaan pendidikan.

NILAI ORGANISASI

Lima Nilai Utama yang dikembangkan sebagai pengejewantahan Karakter

Bawakaraeng adalah:

1. Jujur

2. Bertanggungjawab

3. Disiplin

4. Sopan

5. Percaya Diri.
2.3. Struktur, Tugas dan Fungsi

SMAN 4 Gowa memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Kepala sekolah : Zulkifli Saidah, S. Pd.,M. Si

Wakasek kurikulum : Luktfy Alam,S.Sos

Wakasek kesiswaan : Drs. Ahyar sahamony

Wakasek Humas : Drs. Muhammad Akbar M.Si

Wakasek sarpras : Abustam, s.pd

Kepala TU : Hj. Nuraeni, Se

Bendahara : Halawatiah,S.Sos,M. Si

Kepala Sekolah
KOMITE SEKOLAH Zulkifli Saidah, S.Pd.,M.Si

Tata Usaha
Bendahara
Hj. Nuraeni, SE
Halawatiah, S.Sos, M.Si

Wakasek Kurikulum Wakasek Sarpras Wakasek Kesiswaan


Wakasek Humas
Luktfy Alam, S. Sos Abustam, S. Pd Drs. Ahyar Sahamony
Drs. Muh. Akbar, M.Si

Koordinator Guru Kelas


MGMP Guru Mata Pelajaran Tenaga Lapangan
Guru Pembimbing

Posisi peserta latsar dalam struktur organisasi SMAN 4 Gowa sebagai

Guru Mata Pelajaran khususnya Mata Pelajaran Prakarya dan


Kewirausahaan. Guru dalam hal ini adalah pendidik dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik serta melakukan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat. Guru Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

dapat membuka peluang bagi sekolah untuk berinovasi dan berkreasi

dengan memperhatikan sumber daya guru dan potensi lingkungan di

sekitar sekolah dengan dukungan dari Kepala Sekolah.

2.5. Profil Peserta Diklat Latsar

Peserta adalah serorang CPNS Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan Golongan IIIa dengan Jabatan Fungsional Umum di unit kerja

SMAN 4 Gowa sebagai guru prakarya dan kewirausahaan

Tugas pokok peserta sebagai guru prakarya dan kewirausahaan

ahli pertama sesuai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah:

 Membuat administrasi dan perangkat pembelajaran sesuai jadwal yang

ditentukan.

 Memeriksa kehadiran siswa dan kebersihan ruang kelas dan sekitarnya

sebelum mengajar.

 Memberikan dan mengadakan evaluasi secara kontinyu serta remedial

bila diperlukan.

 Membimbing siswa belajar giat, berdisiplin dan mengamalkan akhalkul

karimah.
 Turut menciptakan suasana islam,kekeluargaan, dan kebersihan di

lingkungan sekolah.

 Berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya secara kontinyu.

 Disiplin dan tepat waktu melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan.

 Guru tidak boleh meninggalkan ruangan kelas sebelum siswa

keluar/pulang semua.

 Mewujudkan budaya 5S ( Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Santun )

Salah satu tugas rutin peserta sebagai Guru mata pelajaran di

SMAN 4 Gowa adalah memberikan bimbingan, mendidik, mengajar dan

mengevaluasi serta menilai peserta didiknya khususnya di kelas X dan XI

yang rutin di laksanakan dari hari Senin sampai dengan hari Jumat setiap

jam 07.30 sampai 15.00 WITA.

2.6. Nilai-nilai Dasar ASN

2.6.1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok

atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai publik tersebut meliputi:


a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi

konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan

sektor, kelompok dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat

diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Indikator Akuntabilitas

1. Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan kepentingan

publik dalam kehidupan bangsa dan penyelenggaraan

pemerintahan

2. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi

konflik kepentingan, antara kepentingan publik dan kepentingan

sektor, kelompok dan pribadi.

3. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis.

4. Memperlakukan masyarakat secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

5. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandal

sebagai penyelenggara pemerintah.


2.6.2. Nasionalisme

Nilai Nasionalisme yang harus dimiliki seorang ASN harus sesuai

dengan butir-butir dalam Pancasila, hal ini untuk mendasari tugas ASN

sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai perekat

dan pemersatu bangsa.

Indikator Nasionalisme

1. Dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang

terdapat pada Pancasila bagi ASN dalam menjalankan tugasnya

2. Memahami fungsi dan peran ASN sebagai pembuat dan pelaksana

kebijakan publik.

3. Memahami peran ASN sebagai pelayan publik.

4. Memahami fungsi ASN sebagai pemersatu bangsa.

 ASN Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana

kebijakan publik. Dengan kata lain, ASN adalah aparat pelaksana

(eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan

yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor

pemerintahan.

ASN juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana

kebijakan publik, antara-lain:


a. ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat

luas dalam mengimplementasikan kebijakan publik. Sebagaimana

dikemukakan sebelumnya, tanpa ada implementasi maka suatu

kebijakan publik hanya menjadi angan-angan belaka, sehingga

karena itu harus dioperasionalisasikan.

b. ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

kepentingan publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai

aparatur profesional yang kompeten, berorientasi pelayanan publik,

dan loyal kepada negara dan aturan perundang-undangan.

c. ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya, yaitu

yang memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan

kewibawaan dan kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral

dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara.

 ASN sebagai Pelayan Publik

American Society for Public Administration (Perhimpunan Amerika

untuk Administrasi Negara), menyebutkan prinsip-prinsip etika pelayanan

sebagai berikut :

a. Pelayanan terhadap publik harus diutamakan;

b. Rakyat adalah berdaulat, dan mereka yang bekerja di dalam

pelayanan publik secara mutlak bertanggung jawab kepadanya;

c. Hukum yang mengatur semua kegiatan pelayanan publik. Apabila

hukum atau peraturan yang ada bersifat jelas, maka kita harus

mencari cara terbaik untuk memberi pelayanan publik;


d. Manajemen yang efesien dan efektif merupakan dasar bagi

administrator publik. Penyalahgunaan, pemborosan, dan berbagai

aspek yang merugikan tidak dapat ditolerir;

e. Sistem merit dan kesempatan kerja yang sama harus didukung,

dimplementasikan dan dipromosikan ;

1) Mengorbankan kepentingan publik demi kepentingan pribadi tidak

dapat dibenarkan;

2) Keadilan, kejujuran, keberanian, kesamaan, kepandaian, dan

empathy merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan secara aktif

harus dipromosikan;

3) Kesadaran moral memegang peranan penting dalam memilih

alternatif keputusan;

4) Administrator publik tidak semata-mata berusaha menghindari

kesalahan, tetapi juga berusaha mengejar atau mencari kebenaran.

 ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan

janji ketika diangkat menjadi PNS. Dinyatakan bahwa PNS akan

senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,

negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat

PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada

kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.,peran tersebut dapat

diimplementasikan sebagai berikut :


a. Seperti telah dijelaskan didepan, bahwa posisi PNS sebagai

aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.

b. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS

juga harus menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa

menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian

dari sumber masalah (trouble maker).

2.6.3 Etika Publik

Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah

refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau buruk, benar

atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan

publik.

Indikator Etika Publik

1. Memahami kode etik dan perilaku pejabat publik.

2. Memahami bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya.

3. Menganalisis dan menilai ilustrasi aktualisasi nilai dasar etika publik

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-

Undang ASN, yakni sebagai berikut :

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia 1945

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.


e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

n. N.Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir.

2.6.4 Komitmen Mutu

Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan

kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan

keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan

salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil

kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding

dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain

sebagai pesaing (competitors).

Indikator Komitmen Mutu


1. Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi,

dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik

2. Menunjukkan sikap perilaku kerja yang kreatif dan inovatif yang

berorientasi pada mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan publik

Sasaran strategis institusi penyelenggara pemerintahan adalah kepuasan

masyarakat. Masyarakat yang merasa puas atas layanan aparatur

termotivasi untuk berpartisipasi aktif menyukseskan berbagai program

pemerintah. Partisipasi aktif masyarakat akan membuka peluang

terciptanya langkah kreatif dalam menghadapi perubahan yang mungkin

terjadi di tengah ketatnya persaingan yang semakin ketat, dengan

melahirkan karya-karya inovatif untuk menyongsong kemajuan masa

depan yang lebih baik.

Zeithmalh, dkk menyatakan bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam

menilai mutu pelayanan, yaitu :

1. Tangible (nyata/berwujud),

2. Reliability (kehandalan),

3. Responsiveness (Cepat tanggap),

4. Competence (kompetensi),

5. Access (kemudahan),

6. Courtesy (keramahan),

7. Communication (komunikasi),
8. Credibility (kepercayaan),

9. Security (keamanan),

10. Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan).

2.6.5 Anti Korupsi

Dalam UU No.31 Tahun 1999, peSetiap orang yang dengan

sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan

tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang

mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara.

Indikator Anti korupsi

1. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi

kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.

2. Menjelaskan cara –cara menghindari perilaku dan tindak pidana

korupsi.

3. Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah

terjadinya korupsi di lingkungannya , dan

4. Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri

pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.

KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai

dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai

berikut :

a. jujur,

b. peduli,
c. mandiri,

d. disiplin,

e. tanggung jawab,

f. kerja keras,

g. sederhana,

h. berani,

i. adil.

2.7 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI

2.7.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas

dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kedudukan atau status jabatan ASN dalam system birokrasi selama ini

dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.

Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi. Kedudukan dan status

jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna,

maka konsep yang di bangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut

ini beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat

tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat


pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki

nomor induk pegawai secara nasional.

b. Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja ( PPPK )

Pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja adalah warga

Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai

dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam

rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan

bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus

berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak dengan

jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja

baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang

berbasis pada kinerja.

Sistem merit merupakan pengelolaan manajemen ASN

berdasarkan objektivitas, yaitu kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan

juga keterampilan pegawai yang menjadi acuan dalam pengelolaan ASN

berdasar sistem merit menjadi fondasi untuk memiliki pegawai yang

kompeten dalam organisasi karena mereka memiliki kepercayaan

diterapkannya keadilan dalam organisasinya.

2.7.2 Whole of Government

Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di

lapangan maka Whole of Government (WoG) didefinisikan sebagai “suatu


model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk

mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena

berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas

sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan yang meliputi

kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan WoG tidak

dapat dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada akhirnya kembali

ke cara lama. Kekurangan-kekurangan WoG adalah memerlukan waktu

lama, relatif mahal (costly), tidak selalu cocok dengan wicked problems

yang akan ditangani, dan hasilnya sulit diukur. Kekurangan-kekurangan ini

pada akhirnya dapat menjadi dorongan untuk kembali ke cara lama.

Hambatan WoG terutama disebabkan oleh tujuan, prioritas dan

akuntabilitas yang tidak jelas, benturan agenda dan kepentingan sehingga

tidak dapat tercipta kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif

yang rendah. Pada sektor pelayanan publik, masalah akuntabilitas yang

tidak jelas atau minim ini menjadi faktor kunci timbulnya korupsi di sektor

publik. Pemerintah sebagai pelayan warga negara memiliki unsur-unsur

utama yang menunjang timbulnya korupsi yaitu: monopoli, diskresi dan

akuntabilitas yang tidak jelas.

2.7.3 Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam

bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi

tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di


daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa faktor atau

unsur yang mendukung jalannya kegiatan. Menurut A.S. Moenir, unsur-

unsur tersebut antara lain :

1. Sistem, Prosedur dan Metode

Dalam pelayanan publik perlu adanya sistem informasi , prosedur dan

metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.

2. Personil, terutama ditekankan pada perilaku aparatur

Dalam pelayanan publik aparatur pemerintah selaku personil pelayanan

harus profesional, disiplin dan terbuka terhadap kritik dari pelanggan atau

masyarakat.

3. Sarana dan prasarana

Dalam pelayanan publik diperlukan peralatan dan ruang kerja serta

fasilitas pelayanan publik. Misalnya ruang tunggu, tempat parker yang

memadai.

4. Masyarakat sebagai pelanggan

Dalam pelayanan publik masyarakat sebagai pelanggan sangatlah

heterogen baik tingkat pendidikan maupun perilakunya.

Dalam proses kegiatan pelayanan diatur juga mengenai prinsip

pelayanan sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan.


Adapun prinsip pelayanan publik menurut keputusan MENPAN No. 63/

KEP/ M. PAN/7/ 2003 antara lain :

1. Kesederhanaan prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik; unit

kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dan

sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; rincian biaya pelayanan

publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan

4. Akurasi produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa

aman dan kepastian hokum.

6. Tanggung jawab berupa pimpinan penyelenggara pelayanan publik

atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang

memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan

informatika.
8. Kemudahan akses tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopan dan keramahan berupa pemberi pelayanan

harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan

pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur lingkungan

yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung

pelayanan seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain- lain.

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Selama menjalankan tugas di SMAN 4 Gowa, kami menilai

terdapat beberapa isu yang memenuhi kriteria untuk kami ajukan, yaitu:

1. Penerapan karya papan berbicara dalam upaya membentuk

pendidikan karakter

2. Kurang maksimalnya pemanfaatan media dalam proses belajar

mengajar
3. Suasana kelas yang terlalu tegang saat proses pembelajaran

Tabel 3.1 Tabel penapisan isu dengan A-P-K-L

No Isu Aktual Problematik Khalayak Layak

Penerapan karya papan

berbicara dalam upaya


1. ✓ ✓ ✓ ✓
membentuk pendidikan

karakter

Kurang maksimalnya

2. pemanfaatan media dalam ✓ ✓ ✓ ✓

proses belajar mengajar

Suasana kelas yang

3. terlalu tegang saat proses ✓ ✓ ✓ ✓

pembelajaran

3.2 Isu yang diangkat (Core Issue)

Dari ketiga isu di atas kami lakukan penapisan untuk memilih isu prioritas

dengan menggunakan metode “USG” di mana isu yang memiliki total skor

paling tinggi akan kami pilih sebagai isu prioritas

No. Identifikasi Isu U S G Total


1. Penerapan karya papan berbicara dalam 5 4 4 13
upaya membentuk pendidikan karakter
2. Kurang maksimalnya pemanfaatan 5 3 4 12
media dalam proses belajar mengajar
3. Suasana kelas yang terlalu tegang saat 4 3 3 10
proses pembelajaran

Keterangan USG:

Urgency/Urgensi: Seberapa mendesak dikaitkan dengan waktu yang

tersedia.

Seriousness/Keseriusan: Apabila masalah tidak ditangani maka akan

timbul masalah lain yang lebih serius.

Growth/Perkembangan isu: Apabila masalah dibiarkan maka masalah

akan memburuk.

Skala Likert (1-5):

5 = sangat besar

4 = besar

3 = sedang

2 = kecil

1 = sangat kecil

Sebagai kesimpulan dari hasil penapisan isu di atas maka kami memilih

isu “Penerapan karya papan berbicara dalam upaya membentuk

pendidikan karakter” sebagai isu prioritas.

3.2 Sumber Isu


Beberapa tahun terakhir  pendidikan kita telah mengalami  beberapa

kali perubahan kurikulum. Kurikulum kita selama ini dinilai terlalu

kompleks yang membebani siswa karena terlalu terfokus pada

kecerdasan intelektual. Ini mengakibatkan tidak sedikit siswa yang tidak

mampu mengikuti beban belajar merasa tidak betah di sekolah dan

mengalihkan kegiatan mereka dengan hal-hal yang menyimpang. Untuk

merespon fenomena diatas maka reformasi pendidikan sangat  penting,

yaitu dengan membuat kurikulum pendidikan yang memiliki nilai budaya

dan karakter bangsa.

Menurut Sartono (2011), karakter yang dimaksud dalam pendidikan

adalah karakter bangsa Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila antara lain Beriman dan Bertakwa, Jujur dan Bersih, Santun

dan Cerdas, Bertanggung jawab dan Kerja Keras, Disiplin dan Kreatif,

Peduli dan Suka menolong. Maka dengan Pendidikan karakter diharapkan

agar pendidikan karakter terintegrasi dalam setiap mata pelajaran

sehingga dengan adanya pendidikan karakter diharapkan masa depan

Indonesia lebih baik. Sayangnya program pemerintah tentang tujuan

pendidikan karakter belum optimal, terlihat masih banyaknya keresahan

dan pemberitaan mengenai kekerasan dan tindakan negative lainnya di

kalangan anak sekolah.

3.3 Deskripsi Isu


Pendidikan karakter dan permasalahannya, hari-hari ini, banyak

pemberitaan mengenai kekerasan di kalangan anak sekolah, pornografi

yang pelakunya anak sekolah, daan berbagai berita bohong, fitnah,

tuduhan-tuduhan tidak mendasar .Semua itu tentu berkaitan dengan

karakter dan secara khusus yang melibatkan siswa-siswa sekolah

menengah.Dalam buku Pendidikan Karakter, Doni Kusama, seorang

pengamat pendidikan menyatakan ada tiga masalah mendasar dalam

pendidikan karakter. Pertama mengenai tanggung jawab guru didalam

sekolah. Kedua, pelatihan dan penyegaran keterampilan dan kemampuan

yang minim, Ketiga, jauh lebih mendesak, karena ketidakpahaman apa

yang maksud dan dimaui dengan pendidikan karakter tersebut. Peran

guru di dunia pendidikan Indonesia dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam

menemukan metode-metode pembelajaran dalam menghadapi generasi

milineal di zaman sekarang agar mempercepat tujuan dari pendidikan

karakter itu sendiri.


Tahapan Kontribusi Penguatan
Rancangan
N kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi mata
terhadap Visi terhadap Nilai-Nilai
o Kegiatan pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 Penyampaian 1. Menyampaika 1.Gagasan Akuntabilitas Dengan kegiatan Dengan
. surat tugas n rencana pengangkat pimpinan memberikan koordinasi pelaksanaan
aktualisasi aktualisasi an isu resposibillitas sehingga dengan atasan koordinasi dan
serta 2. Meminta 2.Saran dan bawahan bertanggung jawab melalui diskusi penjabaran
konsultasi persetuajuan masukan dalam pelaksanaan kegiatan didapatkan rancangan
langsung kepala dari kepala Komitmen Mutu, Dengan masukan dan aktualisasi kepada
dengan sekolah agar sekolah adanya persiapan yang matang kritik kepala sekolah
kepala proses 3.Persetujua akan memberikan strategi membangun dengan
sekolah aktualisasi n kegiatan efektif dan efisien dalam dengan menginternalisasik
berjalan dari kepala berkomunikasi dengan atasan menginternalisasi an niai tanggung
lancar. sekolah mengenai gagasan pemecahan kan nilai jawab,
isu sehingg telah tanggung musyawarah,
mengaktualisasikan nilai jawab, menghargai
komitmen mutu yaitu: Efektif musyawarah, pendapat, hormat
dan Efisien. menghargai dan sopan, nilai
WOG (Koordinasi), Berdiskusi pendapat, integritas,
dengan kepala sekolah hormat dan nasionalisme, dan
sehubungan dengan kegiatan sopan sehingga komitmen mutu
yang akan dilaksanakan. kegiatan inovasi organisasi dapat
melalui ditIngkatkan.
aktualisasi dapat
berjalan
Tahapan Kontribusi Penguatan
Rancangan
N kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi mata
terhadap Visi terhadap Nilai-Nilai
o Kegiatan pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
2 Membuat - Bertemu Mengetahui Akuntabilitas Rasa Penguatan nilai
. rencana dengan informasi Bertanggung jawab kebersamaan, sekolah yaitu nilai
pelaksanaan perwakilan pusat kejujuran dan kebangsaan, nilai
kegiatan siswa (pengurus kegiatan Etika Publik bertanggung kearifan lokal, nilai
ekskul) siswa Cermat, sopan dan jujur jawab managemen dan
mendukung misi nilai kompetitif
- konsultasi Anti Korupsi sekolah
dengan Kejujuran dan netralitas,
wakasek sapras dilaksanakan dengan tepat
waktu
3 Mensosialisas Pengumuman Terlaksanan Akuntabilitas Dengan kegiatan Penguatan nilai
. ikan tujuan rencana ya kegiatan Transparan sosialisasi sekolah yaitu nilai
dan manfaat kegiatan kepada sosialisasi Kejelasan target dengan siswa kebangsaan, nilai
karya papan peserta didik Nasionalis tentang teknik kaagamaan, nilai
bicara Materi Menghargai pendapat dasar bermain kearifan lokal, nilai
Melakukan sosialisasi Adil piano managemen dan
Survey lokasi Etika Publik menginternalisika nilai kompetitif
penempatan Bertanggung jawab n niai tanggung
karya papan Ramah dan sopan santun jawab,
bicara Komitmen mutu musyawarah,
Efektif dan efisien dan cerdas
sehingga
kegiatan dapat
Tahapan Kontribusi Penguatan
Rancangan
N kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi mata
terhadap Visi terhadap Nilai-Nilai
o Kegiatan pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
berjalan dengan
baik

4 Membuat Menyusun Mengetahui Akuntabilitas Rasa Penguatan nilai


. media rencana berupa informasi Transparan kebersamaan, sekolah yaitu nilai
pembelajaran referensi belajar yang Kejelasan target kejujuran, disiplin kebangsaan dan
tentang ide dan dibutuhkan Tanggung jawab dan bertanggung kompetitif
konsep siswa jawab
Etika Publik
Menyiapkan Ramah dan sopan santun
konsep beserta
alat dan bahan Komitmen mutu
Efektif dan efisien

5 Melaksanakan Menjelaskan Menambah Akuntabilitas Penguatan visi Penguatan nilai


. proses cara membuat Pengetahua bertanggungjawab dan dan misi sekolah sekolah yaitu nilai
pembelajaran karya papan n baru bagiintegritas kebangsaan, nilai
dengan media bicara siswa Etika Publik kearifan lokal,dan
papan bicara Tertib nilai kompetitif
Melibatkan Sopan dan Santun
siswa dalam Dokumentas Anti Korupsi
proses i Dilaksanakan dengan tepat
pembuatan waktu
Tahapan Kontribusi Penguatan
Rancangan
N kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi mata
terhadap Visi terhadap Nilai-Nilai
o Kegiatan pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
karya

6 apresiasi 1. Pemasanga Konstribusi Akuntabilitas Penguatan visi Penguatan nilai


. n karya Asn Bertanggungjawab dan sekolah sekolah yaitu nilai
2. Memberikan terhadap integritas kebangsaan, nilai
penjelasan pengemban kearifan lokal
tentang hasil gan sekolah Etika Publik
karya Tertib
Sopan dan Santun

Anti Korupsi
Dilaksanakan dengan tepat
waktu

Nasionalisme:
Nilai Pancasila

Komitmen Mutu
Efektif dan efisien

Anda mungkin juga menyukai